Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6543/7/BAB III.pdf · Lisensi...
Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6543/7/BAB III.pdf · Lisensi...
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
21
BAB III
METODOLOGI
3.1. Gambaran Umum
Dalam proyek tugas akhir ini, penulis membuat animasi 2D pendek berjudul
“GHECEH”. Animasi pendek ini memperkenalkan Kota Bandar Lampung. Dalam
pengumpulan data-data penulis menggunakan metode observasi lapangan, studi
eksisting, dan studi literatur.
3.1.1. Sinopsis
Animasi ini menceritakan tentang sebuah koin yang tidak sengaja terjatuh dari
saku seseorang pemuda. Koin yang terjatuh tersebut menggelinding masuk
menuju Kota Bandar Lampung. Segala hal yang terjadi di sekitar koin membuat
koin terus bergelinding ketika koin tersebut hampir berhenti berputar.
Koin tersebut terus bergelinding melewati icon Kota Lampung dan
berhenti di depan salah satu icon Lampung yang bernama bundaran gajah. Ketika
koin terjatuh, seekor burung dara mengambil koin tersebut dan membawanya
mengelilingi Kota Bandar Lampung.
Keindahan Kota Bandar Lampung dan kejadian-kejadian yang
menyebabkan koin terus bergelinding tanpa arah ini berakhir ketika seekor burung
menjatuhkan koin tersebut ke laut.
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
22
3.1.2 Posisi Penulis
Posisi penulis pada laporan ini adalah sebagai peneliti dalam proses perancangan
environment dalam proyek tugas akhir ini. Sebagai perancang environment
penulis harus merancang background dan aset dalam animasi dengan memberikan
informasi tentang Kota Bandar Lampung di dalamnya. Penulis juga merancang
pewarnaan dalam environment berdasarkan teori-teori yang mendukung untuk
menghasilkan suasana yang ingin disampaikan penulis.
3.2. Tahapan Kerja
Perancangan environment dilakukan dengan melakukan beberapa proses penting
untuk sampai menuju desain final dari environment itu sendiri. Tahapan tahapan
yang harus dilalui pertama-tama yaitu brainstorming untuk mendapatkan konsep
cerita. Dengan mengamati masalah yang terjadi di sekitar memunculkan beberapa
cerita, sehingga penulis memutuskan untuk memilih salah satu konsep cerita yang
berhubungan dengan kota asal penulis yaitu Bandar Lampung. Setelah melewati
tahapan konsep cerita penulis lalu melakukan riset berhubungan dengan animasi
yang ingin dibuat.
Riset dilakukan dengan mendatangi Kota Lampung dan mencari data
tentang icon, kebudayaan Kota Bandar Lampung dan sejarah icon itu dibentuk.
Penulis juga mempelajari beberapa aksara Lampung untuk mendukung rancangan
environment yang ingin dibuat. Selanjutnya, penulis merancang environment dan
storyboard sesuai dengan data yang sudah diperoleh oleh penulis. Rancangan
environment dimulai dari perancangan alur yang akan dilewati oleh koin lalu
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
23
dilanjutkan dari sketsa awal dari environment icon Kota Lampung yang akan
dilewati oleh koin. Perancangan environment ini berdasarkan data dan teori yang
mendukung topik pembahasan penulis. Bersamaan dengan perancangan
environment penulis juga melakukan proses pembuatan animatic berdasarkan
storyboard yang sudah dibuat oleh penulis. Setelah perancangan environment,
penulis melanjutkan ke tahap terakhir yaitu pewarnaan. Setelah tahap warna
berakhir makan menghasilkan desain akhir yang akan digunakan dalam animasi
yang ingin dibuat penulis. Berikut adalah skematika yang dirancang oleh penulis:
Gambar 3.1. Skematika Perancangan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
24
3.3. Acuan
Tabel 3.1. Tabel Keterhubungan Data
Icon Aset waktu Studi Eksisting warna mood
Gapura
Selamat
Datang
-Lantai pejalan
kaki
-poster di tiang
-spanduk
-Gapura Selamat
Datang
Pagi hari -Visit Warm Winter Canada
-Taisei Kensetsu: Vietnam
Noi Bai Kuukou
-Travel AMAZING Sumatra
-kuning
-hijau
-asri
-segar
Tugu
Adipura
-Tugu Adipura
-spanduk
-aksara lampung
Siang hari -Visit Warm Winter Canada
-Sri Lanka High Way
-Wonderful Indonesia
-biru
-coklat
-megah
-semangat
-keinginan
Menara
Siger
-Menara Siger
-Kapal
Sore hari -Sri Lanka High Way
-Wonderful Indonesia
-orange
-coklat
-Damai
-sejuk
Penulis merancang environment pada tiga bangunan icon Lampung. Seperti
bundaran gajah, portal masuk Bandar Lampung dan bangunan siger. Penulis
memilih ketiga icon tersebut dikarenakan icon tersebut merupakan icon yang
cukup terkenal dan bersejarah di kota Bandar Lampung. Penulis juga
memasukkan unsur budaya Lampung dan kebersihan Kota Lampung ke dalam
Animasi. Unsur unsur yang dimasukkan penulis kedalam Animasi adalah aksara
dan kain tapis Provinsi Lampung. Dalam Perancangan ini penulis mencari data
dari observasi lapangan, observasi visual, dan Studi Eksisting.
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
25
3.3.1. Observasi Lapangan
3.3.1.1. Observasi Bangunan Portal Masuk Bandar Lampung.
Animasi berlatar belakang di sebuah kota di negara Indonesia yaitu Kota
Bandar Lampung. animasi diawali di depan portal masuk Bandar
Lampung yang merupakan salah satu Icon Kota Bandar Lampung yang
dibangun pada tahun 2015. Bangun ini berbentuk portal megah dan unik
yang terdapat tulisan aksara Lampung di bangunan tersebut.
Dari observasi lapangan yang dilakukan oleh penulis, penulis
dapat melihat dengan jelas ukiran dan aksara Lampung yang terukir di
bangunan tersebut yang bertuliskan “Selamat datang di Kota Bandar
Lampung”, tetapi dibalik bangunan terdapat tulisan yang bertulis
“selamat jalan dari Kota Bandar Lampung”. Bagian samping dari aksara
tersebut terdapat lambang daerah Lampung. Di bagian atas tulisan aksara
bandar lampung terdapat tulisan Arab yang bertuliskan kalimat Tauhid.
Disebelah gedung portal Bandar Lampung Terdapat tulisan besar
Bandar Lampung yang terpampang megah di sebelah bangunan portal
masuk Bandar Lampung. bagian tiap sisi kanan dan kiri tulisan terdapat
3 payung bertumpuk berwarna putih, oranye, dan merah yang diartikan
sebagai tempat berteduhnya masyarakat di Kota Bandar Lampung.
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
26
Gambar 3.2. Portal Masuk Bandar Lampung
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Di depan bangunan portal terdapat sebuah patung Raden Intan
yang berdiri megah di tengah jalan. Patung pahlawan Lampung ini
dibuat dengan sangat baik. Patung ini berbentuk seorang pahlawan
Raden Intan mengenakan pakaian putih dan berdiri di atas batu, Di
bagian tengah batu terdapat cerita singkat tentang raden intan. Dari
observasi yang saya lakukan saya melihat bangunan yang terjaga bersih,
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
27
tetapi pohon pohon di bagian lingkungan bangunan beberapa layu dan
mati.
3.3.1.2. Observasi Bangunan Bundaran Gajah
Bundaran Gajah atau bisa disebut dengan tugu adipuran merupakan
salah satu icon yang sangat digemari oleh penduduk Lampung.
Bundaran gajah ini terdapat di pusat Kota Lampung. Berdasarkan
observasi yang saya lakukan, tugi ini memiliki beberapa cirikhas yang
berbeda dari bangunan lainnya. Tugu ini berbentuk seperti menari kecil
yang terbuat dari batu.
Bagian atas tugu terdapat salah satu simbol khas dari Kota
Bandar Lampung, yaitu tiga payung yang bertumpuk. Tiga payung yang
bertumpuk ini memiliki kesamaan warna seperti tiga payung yang
bertumpuk pada bangunan portal masuk lampung. Pada bagian bawah
tugu ini terdapat hewan khas lampung, yaitu gajah.
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
28
Gambar 3.3. Bundaran Gajah (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Terdapat tiga patung gajah di sekitar tugu adipura. Patung gajah
tersebut mengarah ke arah yang berlawanan. Menurut observasi penulis,
dari ketiga patung gajah yang menginjak bola tersebut terdapat salah
satu patung gajah yang tidak menyentuh bola. Di sekitar patung gajah
terdapat kolam dimana saat malam hari akan mengeluarkan air mancur
yang berwarna warni.
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
29
3.3.1.3. Observasi Bangunan Siger
Bangunan ini berada di bagian atas bukit dekat dengan pelabuhan.
Bangunan berbentuk siber ini menjadi ciri khas Provinsi Lampung
dikarenakan pendatang yang ingin mengunjungi Lampung dengan
menggunakan laju kapan akan melihat bangunan Siger beras sebelum
masuk ke Kota Bandar Lampung.
Lingkungan di sekitar bangunan tersebut dipenuhi oleh pepohonan
dan jauh dari perkotaan. Bangunan ini berwarna kuning emas dan merah.
3.1.1 Observasi Visual
Sebelum mencari Referensi warna, penulis mencari style visual dari animasi yang
telah ada agar memperindah dan dapat diterima semua kalangan sesuai dengan
tujuan penulis. Dikarenakan animasi ini bertujuan untuk memperkenalkan Kota
Bandar Lampung sehingga penulis menargetkan kepada semua kalangan terutama
kalangan anak remaja hingga dewasa. Sehingga penulis mencari beberapa
referensi animasi yang diminati oleh kalengan remaja hingga dewasa.
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
30
Gambar 3.4. Animasi yang Menjadi Referensi Penulis.
(Sumber: https://www.shoutfactory.com/s3_images/images/20325eee-ff2d-e811-a981-
0edcbcd33718/GFTCSCEBR.Cover.72dpi.jpg)
Dari animasi yang penulis pilih memiliki ciri khas yaitu memiliki lineart
yang tebal pada bagian tokoh. Pada bagian environment memiliki lineart yang
tebal tetapi warna lineart menyesuaikan dengan warna objek. Penulis berusaha
mengikuti style dari animasi di atas yaitu Gravity Falls. Penulis memilih animasi
ini dikarenakan animasi ini lebih diminati oleh kalangan anak remaja hingga
dewasa dan style environtment pada animasi ini lebih details sehingga informasi
yang disampaikan lebih mudah di tangkap oleh penonton.
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
31
Gambar 3.5. Environment pada Animasi Gravity Falls.
(Sumber:https://i.pinimg.com/orig inals/fe/0c/1e/fe0c1e1f6a299d64800da266f022d62b.jpg )
Dapat dilihat penggambaran environment yang tidak details tetapi tidak
begitu terlihat rumit sehingga dapat diminati oleh kalangan remaja. Pemakaian
brush kasar pada pewarnaan dan lineart menghasilkan texture yang menjadi
cirikhas animasi ini.
3.3.3. Studi Eksisting (Referensi)
Studi eksisting ini digunakan untuk menentukan pemakaian warna yang sesuai
untuk menimbulkan kesan indah. Ketiga scene yang menjadi pembahasan penulis
memiliki latar waktu yang berbeda-beda. Sehingga penulis mencari beberapa
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
32
referensi animasi dan membaginya menjadi pagi, siang, dan sore. Environment
digambarkan menyerupai bentuk aslinya hanya saja diperindah dengan kebersihan
dan ukiran-ukiran aksara Lampung. Untuk menyampaikan kesan semangat atau
ketenangan, penulis menggunakan warna-warna mendekati merah, kuning, dan
orange pada Environment yang dibuat. Penulis membagi Studi Referensi ini
menjadi dua bagian, yaitu referensi film animasi dan referensi film live action.
3.3.2.1. Referensi Style Berdasarkan Waktu
Dalam mencari referensi film animasi penulis dapat melihat beberapa
warna environment yang tidak atau sulit didapatkan dengan kamera.
Warna dalam animasi yang menjadi referensi penulis dapat
menyampaikan mood yang diinginkan oleh animatornya tersebut.
Penulis juga membagi studi referensi animasi menjadi tiga macam sesuai
dengan latar waktunya.
Animasi diawali dengan latar waktu pada pagi hari sehingga
penulis mencari referensi-referensi animasi yang terjadi pada waktu pagi
hari. Penulis menggunakan referensi animasi pendek berjudul “Visit Warm
Winter Canada” yang dibuat tahun 2017 oleh studio animasi yang bernama
CoMix Wave. Penulis memilih animasi ini untuk menjadi referensi
dikarenakan animasi pendek ini. Animasi ini berceritakan tentang dua
remaja sedang berjalan jalan di Kanada. Dari animasi ini mereka buat
mereka menggunakan warna putih orange untuk memperlihatkan kesan
semangat, keindahan dan kebersihan. Warna-warna yang digunakan
hampir semua menggunakan warna tua.
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
33
Gambar 3.6. Setting Eksterior Kota Kanada yang Menunjukkan Suasana Pagi
Hari pada Animasi “Visit Warm Winter Canada” (Sumber: Visit Warm Winter Canada, 2017)
Cahaya pada adegan pagi ini menggunakan warna orange tua,
Objek juga memiliki bayangan yang cukup kontras untuk menunjukkan
bahwa cahaya tidak terlalu terang dikarenakan pagi hari. Dapat dilihat
cahaya yang digunakan adalah high-key lighting, hal ini dilakukan untuk
memperlihatkan mood yang tenang dan hangat yang didukung dengan
warna orange. Perspektif sangat terlihat jelas pada adegan ini, Objek
Gunung terlihat jauh dari kamera dikarenakan objek gunung
menggunakan warna yang mengikuti warna langit. Warna langit juga
menggunakan warna biru tua dan awannya berwarna putih. Di bagian
sisi objek terdapat cahaya orange untuk memperindah dan
memperlihatkan kesan pagi. Penulis juga menggunakan Referensi
animasi pendek berjudul “Taisei Kensetsu: Vietnam Noi Bai Kuukou”
yang dibuat oleh studio yang sama untuk mempromosikan perusahaan
bangunan yang bernama Taisei pada tahun 2014. Penulis memilih
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
34
animasi ini dikarenakan animasi ini mempromosikan tempat berdasarkan
gambaran aslinya.
Gambar 3.7. Setting Interior Rumah Tokoh yang Menunjukkan Suasana Pagi Hari dalam Animasi Berjudul “Taisei Kensetsu: Vietnam Noi Bai Kuukou”
(Sumber: Taisei Kensetsu: Vietnam Noi Bai Kuukou, 2014)
Berbeda dengan sebelumnya, dalem adegan ini terdapat banyak
objek makan terlihat jelas kontras bayangan yang timbul akibat arah
cahaya berlawanan dengan objek. Warna bayangan terlihat lebih kontras
dari animasi sebelumnya dikarenakan adegan diambil di dalam ruangan
yang ditutup oleh beberapa jendela hingga cahaya yang masuk tidak
begitu banyak dari pada adegan Esterior. Adegan ini juga menggunakan
warna yang mengarah ke orange dan putih.
Dari referensi di atas penulis menangkap bahwa pewarnaan yang
cocok digunakan pada pagi hari adalah warna kuning dan oranye tua.
Dan bayangan yang dihasilkan cukup gelap. Terdapat cahaya putih dia
bagian lantai atau atas objek. Warna ini juga dapat mendukung penulis
untuk menunjukkan kesan damai, dan bersemangat.
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
35
Untuk latar waktu di bundaran gajah yaitu pada siang hari, penulis
mencari beberapa referensi animasi yang belar tempat siang hari. Penulis
menggunakan referensi animasi yang sama yaitu “Visit Warm Winter
Canada”. Pada animasi tersebut terdapat adegan yang terjadi pada siang
hari.
Gambar 3.8. Setting Eksterior Kota Kanada yang Menunjukkan Suasana Siang
Hari Pada Animasi “Visit Warm Winter Canada” (Sumber: Visit Warm Winter Canada, 2017)
Warna yang digunakan pada siang hari, hampir serupa dengan
warna yang digunakan pada pagi hari. Hal yang membedakan adalah
warna orange lebih tidak terlihat di sini, melainkan warna biru muda.
Warna biru pada adegan ini untuk memperlihatkan kesan tenang dan
damai. Awan terlihat kontras dengan langit. Dapa dilihat, warna orange
tua masih terlihat samar di bagian sisi objek. Warna bangunan yang ada
di bagian kanan menggunakan warna yang menyerupai warna langit
sehingga terlihat kedalaman berdasarkan teori perspektif. Bayangan ada
objek tidak begitu kontras dapat disimpulkan bahwa adegan ini
menggunakan high-key lighting sehingga moodnya tersampaikan.
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
36
Penulis juga mencari referensi animasi pendek lainnya dan penulis
menemukan animasi yang berjudul “Sri Lanka High Way” yang dibuat
oleh studio animasi yang sama yaitu CoMix Wave. Animasi yang dibuat
tahun 2013 ini dibuat untuk mempromosikan perusahaan bangunan yang
bernama Taisei. Dalam animasinya terdapat adegan yang berlangsung
pada siang hari.
Gambar 3.9. Setting Eksterior yang Menunjukkan Suasana Siang Hari
pada Animasi “Sri Lanka High Way”
(Sumber: Sri Lanka High Way, 2013)
Dalam adegan ini dapat dilihat dengan jelas latar waktu yang
terjadi pada siang hari. Warna yang digunakan hampir serupa dengan
warna yang digunakan oleh animasi sebelumnya yang penulis gunakan
menjadi referensi. Langitnya menggunakan warna biru muda. Terlihat
sedikit warna orange dalam adegan ini.
Dari referensi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa warna
yang digunakan untuk adegan siang hari adalah warna langit yang biru,
awan yang kontras, dan dapat dilihat warna bayangan yang tidak begitu
terlihat dari sebelumnya.
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
37
Pada latar waktu sore hari, penulis mencari beberapa referensi yang
berlatar waktu sore hari. Sehingga penulis memutuskan untuk
menggunakan referensi animasi “Sri Lanka High Way”. Pada animasi
pendek ini terdapat adegan yang terjadi pada sore hari.
Gambar 3.10. Setting Eksterior yang Menunjukkan Suasana Sore Menuju
Malam Hari Pada Animasi “Sri Lanka High Way” (Sumber: Sri Lanka High Way, 2013)
Dalam adegan ini terlihat dengan jelas suasana tenang, hangat dan
dramatis. Kesan hangat dan tenang dapat tersampaikan dikarenakan
warna dan orange yang dominan. Cahaya yang digunakan adalah low-
key lighting hal ini memberikan kesan yang dramatis dikarenakan
kontras bayangan yang sangat kuat. Penempatan elemen pada
environment yang baik dapat terlihat pada adegan ini. Penonton diajak
untuk fokus ke karakter yang berada di foreground, animator merancang
objek pada bagian background tidak terlalu banyak. Objek-objek yang
ada di aniamasi ini terlihat gelap dikarenakan arah cahaya berlawanan
dengan objek. Warna langit dominan dengan warna orange.
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
38
Gambar 3.11. Setting Eksterior yang Menunjukkan Suasana Sore Menuju
Malam Hari pada Animasi “Sri Lanka High Way” (Sumber: Sri Lanka High Way, 2013)
Dalam adegan ini terlihat perasaan tenang, bersemangat
dikarenakan warna orange tua yang dominan. Berbeda dari sebelumnya,
warna objek disekitar tidak berwarna gelap dikarenakan cahaya matahari
berasal dari arah kiri objek. Dalam adegan sore hari dari aniamasi ini
terlihat bahwa warna warna yang digunakan adalah wara orange dan
bayangan cahaya yang cukup kontras. Sama halnya dengan pagi hari
hanya saja warna orange lebih dominan pada adegan sore hari.
3.3.2.2 Referensi Latar Waktu di Indonesia
Seperti yang dapat dilihat di atas bahwa studi eksisting pada
animasi penulis memilih animasi luar Indonesia yaitu negara jepang, hal
itu dapat menyebabkan pewarnaan langit yang penulis gunakan akan
berbeda dengan yang ada di Indonesia. Untuk mengatasi masalah
tersebut penulis mencari beberapa film live action dalam negri untuk
menjadi patokan agar warna yang penulis gunakan untuk menunjukkan
latar waktu dapat serupa dengan latar waktu yang ada di Indonesia.
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
39
Dalam pencarian referensi film live action penulis mendapatkan
beberapa perbedaan yang cukup terlihat jelas pada film animasi dengan
live action. Film live action dapat menunjukkan warna apa adanya,
lebih terlihat masuk akan dibandingkan animasi yang menggunakan
warna yang terlalu dramatis. Film live action juga dapat menunjukkan
mood kepada penonton, tetapi tidak begitu terlihat jelas jika
dibandingkan dengan film animasi. Dalam pencarian referensi live
action ini penulis juga membagi menjadi 3 bagian berdasarkan latar
waktu.
Penulis menggunakan film “Travel to AMAZING Sumatra”
sebagai referensi pagi hari dalam animasi penulis. Film yang dibuat
tahun 2016 ini memiliki latar waktu pagi hari yang menurut penulis
cocok menjadi referensi penulis.
Gambar 3.12. Setting Eksterior yang Menunjukkan Suasana Pagi Hari pada
Film “Travel to AMAZING Sumatra” (Sumber: Travel to AMAZING Sumatra, 2016)
Berbeda dengan Animasi, pewarnaan cahaya dalam film ini lebih
menggunakan warna putih daripada warna orange. Tanpa menggunakan
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
40
warna orange film ini dapat menunjukkan kesan pagi dalam adegan ini.
Walaupun tidak begitu terlihat perbedaan antara pagi dan siang dalam
film live action. Bayangan tidak terlalu terlihat pada adegan ini. Warna
yang dihasilkan lebih menuju warna tua. Cahaya hanya terlihat di
bagian kiri atas hal ini merupakan ciri khas dalam film ini.
Penulis menggunakan film “Wonderful Indonesia” menjadi
referensi untuk latar waktu siang hari. Film pendek memperlihatkan
indahnya negara Indonesia yang dibuat pada tahun 2016. Film ini
dibuat oleh DiplomatTV. Dalam film ini terdapat adegan yang belatar
waktu pada siang hari yang terlihat dengan jelas kesan siangnya.
Gambar 3.13. Setting Eksterior yang Menunjukkan Suasana Siang Hari pada
Film “Wonderful Indonesia” (Sumber: Wonderful Indonesia, 2016)
Dari adegan ini terlihat jelas kesan siang dikarenakan bayangan
yang berada tepat di bawah objek dan memiliki bayangan yang cukup
kontras. Jika diperhatikan baik-baik, warna kuning menjadi warna
pokok dalam adegan ini. Warna kuning juga dapat diartikan dengan
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
41
panas, sehingga dengan melihat adegan ini penonton dapat merasakan
panas sinar matahari dalam film ini. Tidak ada titik cahaya seperti film
sebelumnya. Jika dibandingkan dengan warna yang ada dalam film
animasi tidak begitu terlihat berbeda tetapi warna dalam animasi lebih
dapat menyampaikan mood dengan menaruh cahaya kuning di sisi
objek.
Untuk adegan sore hari penulis menggunakan film yang sama pada
referensi pagi hari yaitu “Wonderful Indonesia”. Dalam film ini
terdapat adegan yang menunjukkan latar belakang sore dan memberikan
kesan hangat.
Gambar 3.14. Setting Esterior yang Menunjukkan Suasana Sore Hari pada
Film “Wonderful Indonesia” (Sumber: Wonderful Indonesia, 2016)
Warna yang digunakan dalam adegan ini adalah warna yang
berlawanan dengan pagi hari yaitu warna yang cukup gelap dan orange.
Langit terlihat mulai berubah menjadi orange, dan bayangan yang
dihasilkan cukup kontras dan tidak terlalu panjang. Bayangan yang
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
42
dihasilkan hampir menyerupai bayangan yang dihasilkan pada siang
hari. Yang membedakan warna pagi hari dan sore hari dalam film ini
adalah warna terang dan gelapnya walaupun kedua latar waktu ini
menggunakan warna dominan orange.
Dari semua referensi film baik itu live action maupun animasi,
mereka semua memiliki kesamaan tetapi terdapat perbedaan yang
cukup jelas. Kedua film ini dapat menyampaikan mood yang
diinginkan, dan dapat menunjukkan latar waktu dengan jelas. Perbedaan
dari kedua film ini adalah pada penggunaan warna yang cukup kontras
atau berani pada animasi sedangkan untuk live action lebih
menggunakan warna aslinya dengan menambahkan sedikit filter. Dari
pencarian referensi ini penulis menjadi mengerti perbedaan kedua film
ini. Dikarenakan penulis ingin menyampaikan mood dengan lebih jelas
sehingga penulis menggunakan referensi animasi yang berdasarkan
dengan refrensi live action agar dapat menyampaikan mood dengan
baik tanpa memberikan informasi yang melenceng.
3.4. Proses Perancangan
Perancangan environment untuk film 2D animasi berjudul “Gheceh”
diawali dengan pengumpulan data menggunakan metode observasi lapangan dan
studi literatur. Dari beberapa data yang dikumpulkan penulis membuat sketsa
awal pada environment yang menjadi topik pembahasan penulis. Setelah sketsa
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
43
selesai dibuat, tahap selanjutnya yang dilakukan penulis adalah memilih warna
sesuai dengan teori-teori studi literatur.
Untuk menentukan Enviroment apa saja yang ingin dirancang penulis
membuat denah perjalanan koin terlebih dahulu agar mempermudah penulis
dalam menentukan icon penting yang akan dilewati oleh koin.
Gambar 3.15. Jalur yang Dilalui Koin
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Seperti yang dapat dilihat di atas, denah jalur yang dilewati koin dibuat
berdasarkan peta aslinya. Pada gambar di atas terlihat bahwa awal mula
perjalanan koin diawali dari Gapura selamat datang yang merupakan portal masuk
Kota Bandar Lampung. penulis juga memilih tempat tempat yang menjadi icon
Kota Bandar Lampung yaitu tugu adipura dan Menara siger. Garis warna kuning
adalah jalur yang akan dilewati koin, garis putih adalah jalan-jalan yang ada di
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
44
Kota Bandar Lampung. Denah ini juga berguna untuk menentukan arah cahaya
matahari dari terbit hingga terbenam.
3.4.1. Sketsa Awal
3.4.1.1 Gapura Selamat Datang Kota Bandar Lampung
Hal pertama yang penulis lakukan adalah membuat denah portal masuk
Kota Banda Lampung terlebih dahulu. Penulis meletakan Objek Raden
Intan dekat pada bangunan portal masuk agar kedua objek ini dapat
diambil bersamaan pada adegan satu.
Gambar 3.16. Sketsa Skema Portal Masuk Kota Bandar Lampung
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Dalam adegan ini terdiri dari tiga shot, sesuai dengan yang
tercantum di gambar. Pada adegan satu, kamera menghadap portal
masuk, dan pada adegan ini portal masuk dan sekitarnya terlihat jelas.
Pada adegan ini penulis tidak terlalu menaruh banyak objek pada area
background agar penonton dapat lebih fokus pada area middleground.
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
45
Penulis mencoba untuk membuat sketsa berdasarkan foto yang penulis
dapat.
Gambar 3.17. Foto Gapura Selamat Datang
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Berdasarkan foto di atas penulis mencoba membuat sketsa untuk
dijadikan landasan awal agar dapat mempermudah penulis dalam
merancang environment pada scene awal. Hasil yang di dapat dari hasil
sketsa adalah sabagai berikut.
Gambar 3.18. Sketsa Awal Berdasarkan Foto
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
46
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa terlalu banyak tempat yang
kosong pada bagian kanan foreground, Sebaliknya pada bagian
background bagian kiri terlalu banyak objek yang akan
membingungkan penonton. Parung Raden Intan II juga terlihat sangat
kecil. Pada tulisan Bandar Lampung juga tidak begitu terlihat
dikarenakan tertutup oleh patung raden intan.
Gambar 3.19. Sketsa Tampak Shot Satu
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Sehingga penulis merancang kembali pada shot ini seperti gambar
di atas. Untuk mengisi arena middleground, penulis menaruh objek
objek yang cukup berperan penting seperti patung Raden Intan, tulisan
“Bandar Lampung”, dan bangunan portal masuk. Pada area foreground,
penulis menggunakan objek angkot, dikarenakan angkot adalah objek
yang cukup penting dalam adegan ini. Pada bagian spaduk penulis
mengurangi sepanduk agar tidak terlalu banyak objek pada bagian
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
47
background untuk membantu mata penonton fokus ke objek yang
diinginkan penulis yaitu bangunan gapura selamat datang.
Gambar 3.20. Foto untuk Shot Dua
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Pada shot dua penulis juga mengambil foto yang mendekati
dengan shot yang penulis inginkan. Penulis melakukan tahapan yang
sama pada shot dua ini yaitu menggambar sketsa berdasarkan foto yang
di ambil sehingga menghasilkan sketsa seperti di bawah.
Gambar 3.21. Sketsa Awal Tampak Shot Dua
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
48
Dari sketsa yang didapat berdasarkan foto yang diambil oleh
penulis, dapat dilihat pada shot ini terlalu banyak objek yang terlihat
pada bagian background yang dimana objek koin tidak begitu terlihat
pada adegan ini. Penulis tidak menggunakan gambar 3.19 dikarenakan
koin dalam adegan ini tidak begitu terlihat jelas dan terlalu banyak
objek yang diperlihatkan pada background sehingga penonton kesulitan
untuk menerima informasi yang diberikan.
Gambar 3.22. Sketsa Tampak Shot Dua
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Untuk mengarahkan mata penonton untuk fokus ke objek koin
sehingga penulis membuat ulang sketsa shot dua. Pada background
terlihat motif sasab pada lantai pejalan kaki. Pada bagian
middleground, penulis menaruh objek koin yang berada di atas lantai
pejalan kaki. Pada bagian foreground penulis meletakkan objek-objek
seperti rumput dan tiang untuk memperlihatkan kepada penonton
kedalaman pada shot ini.
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
49
Pada perancangan portal masuk penulis juga mengubah aset-aset
seperti sepanduk, lantai pejalan kaki, dan poster-poster di tiang. Pada
sepanduk penulis merubah isi sepanduk dan menambahkan siger pada
sepanduk. Untuk di sekitar sepanduk penulis juga menambahkan
pepohonan agar terkesan kota yang asri. Hal ini agar dapat menarik
penonton untuk mengunjungi tempat yang masih terjaga alamnya.
Gambar 3.23 Desain Awal Lantai dan Poster di Tiang
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Dari gambar di atas dapat dilihat pada bagian kiri atas adalah
desain pada bagian lantai pejalan kaki yang terlihat pada shot dua,
penulis menaruh beberapa ukiran khas Lampung untuk memunculkan
kesan Lampung. Pada bagian tiang-tiang penulis juga menaruh
beberapa iklan mall atau tempat makan yang hanya ada di Lampung.
Untuk bangunan portal masuk penulis menambah bagian bawah
bangunan dengan ukiran Lampung.
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
50
Motif yang saya gunakan pada desain lantai adalah motif sasab.
Motif sasab ini adalah motif yang ada hampir di setiap kain tapis
Lampung dan menjadi cirikhas Lampung, sehingga sangat cocok
dipakai pada objek objek yang mudah terlihat agar penonton dapat
merasakan budaya Lampung.
Gambar 3.24 Desain Lantai Dengan Motif Sasab
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Dalam scene ini juga terdapat beberapa spanduk di bagian
background. Sehingga penulis merancang urang sepanduk agar terlihat
unsur Lampung di dalamnya. Penulis meletakan siger di bagian atas
spanduk dan di sekitar sepanduk penulis menaruh ukiran sasab.
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
51
Gambar 3.25 Desain Spanduk Dengan Motif Sasab
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
3.4.1.3 Bundaran gajah
Gambar 3.26. Sketsa Skema Bundaran Gajah
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Diawali dengan melakukan perancangan denah pada bundaran gajah
berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan oleh penulis. Bundaran
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
52
gajah merupakan icon yang paling terkenal di Kota Bandar Lampung
dikarenakan icon ini berada di tengah-tengah pertigaan Kota Bandar
Lampung. Sebelum itu, penulis mencari beberapa referensi Tugu
Adipura dari internet sehingga penulis memilih satu gambar yang
mendekati shot satu yang diinginkan penulis.
Gambar 3.27. Foto Bundara Gajah
(https://suarakota.or.id/wp-content/uploads/2018/03/Tugu-Adipura-Bandar-Lampung-
300x201.jpg)
Berdasarkan gambar diatas, penulis melakukan beberapa sketsa
kasar untuk mempermudah penulis merancang atau memasukkan unsur
unsur kebudayaan Lampung kedalam environment Tugu Adipura.
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
53
Gambar 3.28. Sketsa Awal Shot Satu pada Bundaran Gajah
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Sketsa awal seperti gambar di atas adalah sketsa berdasarkan
referensi foto dan penulis tidak merancang posisi atau unsur
kebudayaan kepada sketsa pertama. Penulis tidak menggunakan sketsa
ini karena terlihat monoton dan koin tidak terlihat jelas. Sehingga
penulis merancang ulang angel yang cocok untuk shot ini. Penulis pun
menggunakan pengambilan shot yang mengarah keatas, sehingga
bangunan bundaran gajah terlihat megah dan tinggi. Penulis juga
memasukkan unsur kebudayaan kedalam sketsa kedua ini.
Gambar 3.29. Sketsa Shot Satu pada Bundaran Gajah
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
54
Penulis menambahkan aksara Lampung di bagian bawah
bundaran gajah, hal ini dilakukan untuk menambah unsur Lampung di
dalamnya. Penulis berusaha sebisa mungkin untuk tidak terlalu banyak
menambah atau mengubah desain bangunan bundaran gajah itu sendiri
agar penonton dapat melihat keindahan bundaran gajah serupa dengan
aslinya yang didukung oleh perubahan desain pada bagian sekitar
bundaran gajah.
Desain yang dibuat oleh penulis adalah desain aset aset dan
bangunan yang berada pada Tugu Adipura antara lain adalah bangunan
Tugu Adipura itu sendiri dan spanduk.
Gambar 3.30. Sketsa Awal Bundaran Gajah
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
55
Berdasarkan observasi bangunan tersebut memiliki tiga payung
yang berjejeran dan di bagian sekitar tugu terdapat empat patung gajah.
Di sekitar gajah terdapat kolam. Di sisi kolam terdapat pola. Bangunan
bundaran gajah ini dikelilingi sepanduk dan beberapa ruko. Pada bagian
bangunan penulis menambahkan aksara Lampung yang terlihat di shot
awal pada scene ini.
Gambar 3.31. Sketsa Sepanduk di Sekitar Bundaran Gajah
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Dikarenakan di sekitar bundaran gajah dipenuhi sepanduk dan
bangun ruko yang membuat terlihat menjadi tempat yang monoton.
Sehingga penulis merancang ulang penempatan bundaran gajah,
menghilangkan beberapa objek dan menggantikannya dengan
pepohonan untuk memperlihatkan kesan asri. Penulis mengurangi
beberapa objek tetapi tidak menghilangkan unsur cirikhas dari bundaran
gajah itu sendiri. Di bagian spanduk penulis menambahkan aksesoris
seperti siger dan penulis juga merubah isi dari sepanduk tersebut.
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
56
Berdasarkan data observasi penulis melihat tumbuhan di sekitar
bundaran gajah berwarna kuning dikarenakan hampir layu, untuk
menimbulkan kesan asri makan penulis mengubah tumbuhan tersebut
menjadi warna hijau dan terlihat segar.
3.4.1.4 Menara Siger
Pada saat proses perancangan sketsa menara siger penulis
menambahkan beberapa kapan yang sedang belayar di laut. Pada
adegan ini kamera diambil dari pulau yang berhadapan dengan pulau
Bandar Lampung, sehingga memperlihatkan pulau Lampung dari
kejauhan.
Gambar 3.32. Denah Menara Siger
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Penulis merancang denah terlebih dahulu untuk mempermudahkan
penulis untuk menentukan shot awal pada scene ini. Pada bagian
menara siger ini tidak terlalu banyak objek lain selain pohon. penulis
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
57
meletakan pulau yang berada di depan pulau Lampung agar
mendapatkan sudut pandang yang sesuai.
Gambar 3.33. Foto Menara Siger
(https://2.bp.blogspot.com/-
QhDJUnlw2vI/V3LgKTWMkVI/AAAAAAAAFLU/xpFO4Zp5kkQVCmOF-
49l4SQgZJigDIh lgCK4B/s320/menara -siger-lampung-dari-kapal-ferry-780404.jpg)
Penulis mencari beberapa referensi dari internet. Setelah mencari
foto yang sesuai penulis membuat sketsa yang sesuai dengan referensi
yang ada.
Gambar 3.34. Sketsa Shot pada Scene Menara Siger
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
58
Sketsa dibuat sesuai referensi yang didapat. Dari sketsa yang
dibuat, penulis sudah tertarik dengan sketsa tersebut dan merancang
atau menepati beberapa asat yang sebelumnya tidak ada di referensi
aslinya untuk menambah unsur kebudayaan Lampung didalam sehingga
penulis menambahkan tulisan “Lampung”.
Gambar 3.35. Sketsa akhir Shot pada Scene Menara Siger
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
59
3.4.1.5 Arah Matahari
Sebelum menuju tahap pewarnaan, penulis terlebih menentukan arah
cahaya berdasarkan arah matahari. Hal ini dilakukan untuk menambah
kesan nyata pada animasi yang penulis buat. Berdasarkan teori,
matahari terbit dari timur dan terbenam di barat sehingga penulis
membuat denah arah matahari seperti gambar di bawah.
Gambar 3.36. Denah Arah Matahari
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Berdasarkan denah di atas, dapat dilihat bahwa pada pagi hari
matahari berada di ujung bagian kanan dari denah. Pada sore hari
matahari berada pada bagian kiri denah. Untuk memperjelas arah
cahaya penulis membuat sketsa matahari di tiap scene.
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
60
Gambar 3.37. Denah Arah Matahari pada Scene Gapura Selamat
Datang (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Pada scene ini, cahaya matahari berada pada bagian kanan dan
cahaya tidak begitu terang sehingga bayangan yang dihasilkan tidak
begitu kontras. Posisi matahari berada dikanan sehingga bayangan
dihasilkan berbentuk cukup panjang menjauhi arah cahaya.
Gambar 3.38. Denah Arah Matahari pada Scene Tugu Adipura
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
61
Pada scene ini, waktu menunjukkan pada siang hari dan cahaya
matahari berada tepat di atas. Bayangan yang timbul pada scene ini
cukup kontras dikarenakan cahaya matahari yang berada di atas cukup
kuat.
Gambar 3.39. Denah Arah Matahari pada Scene Menara Siger
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Pada scene ini terjadi pada pukul lima sore yang dimana cahaya
berada di bagian kiri dan cahaya yang dihasilkan tidak begitu terang
dikarenakan matahari akan terbenam. Pada scene ini penulis mengubah
arah cahaya menjadi ke arah kiri untuk memperlihatkan menara siger
dan memperindah. Khusus pada scene ini penulis tidak mengikuti arah
matahari yang sebenarnya untuk memperindah scene ini.
3.4.2. Eksplorasi Warna
Dalam tahapan ini penulis merancang warna yang dapat menyampaikan mood
yang sesuai. Penulis menggunakan warna-warna yang mendekati dari warna objek
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
62
aslinya. Penulis juga menggunakan warna berdasarkan latar waktu pada setiap
scene.
3.4.2.1. Gapura Selamat Datang
Pada scene ini penulis awalnya menggunakan warna-warna yang
berdasarkan warna aslinya. Dimana warna-warna yang timbul terlihat
tidak harmoni. Dapat dilihat seperti gambar di bawah.
Gambar 3.40 Foto Gapura Selamat Datang
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.41 Warna Awal Pada Gapura Selamat Datang
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
63
Sehingga penulis menambahkan dan mengubah beberapa warna
sesuai dengan teori yang sudah dipelajari dan referensi. Penulis
menggunakan warna kuning dan orange yang dapat menunjukkan latar
waktu pagi hari, dapat juga menimbulkan kesan percaya diri dan
semangat. Penulis juga menambahkan bayangan dan cahaya High-key -
untuk memperlihatkan kesan semangat. Berdasarkan beberapa referensi,
pada pagi hari memiliki bayangan yang tidak begitu kontras dan
memanjang berlawanan dengan arah cahaya. Warna yang dominan
untuk memberikan kesan pagi adalah warna kuning. Penulis
menambahkan sedikit warna orange untuk menyampaikan kesan
semangat sesuai dengan teori yang penulis pelajari.
Penulis juga mengubah warna berdasarkan Studi Eksisting pada
film Animasi “Visit Warm Winter Canada” dan “Taisei Kensetsu:
Vietnam Noi Bai Kuukou” seperti gambar di bawah.
Gambar 3.42 Studi Eksisting pada Warna Pagi Hari
(Sumber: Visit Warm Winter Canada, 2017)
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
64
Pada gambar di atas dapat dilihat pemakaian warna kuning lebih
dominan dengan bayangan yang cukup kontras sehingga penulis
menggunakan referensi di atas dan menghasilkan pewarnaan seperti
gambar di bawah.
Gambar 3.43 Warna Berdasarkan Studi Eksisting Pada Gapura
Selamat Datang (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gambar 3.44 Palet Warna pada Gapura Selamat Datang
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Seperti yang dapat dilihat dari Palet warna yang dihasilkan
dominan dengan warna kuning dan hijau. Berdasarkan teori warna
dapat dilihat dari warna tersebut mencerminkan unsur asri, seimbang
dan bertenaga.
Dalam scene ini juga terdapat banyak tumbuhan yang berwarna
hijau untuk menyampaikan kesan segar dan asri. Proses perancangan ini
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
65
diawali dengan menggambar lineart terlebih dahulu dan melakukan
pewarnaan dasar. Setelah melakukan pewarnaan dasar sesuai dengan
foto aslinya, penulis menentukan arah cahaya sesuai dengan peta yang
sudah dibuat penulis. Setelah penentuan cahaya, penulis mewarnai
objek-objek yang terkena cahaya dengan menggunakan warna kuning
dengan saturasi yang kecil. Setelah melakukan pencahayaan penulis
menambahkan bayangan untuk menunjukkan kesan kedalaman.
Bayangan yang dihasilkan tidak begitu kontras.
3.4.2.2. Tugu Adipura
Gambar 3.45 Foto Tugu Adipura
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Pada scene ini penulis menggunakan warna berdasarkan referensi foto
yang didapat. Warna yang diambil dari foto menghasilkan warna yang
monoton dan warna terlalu ramai seperti gambar di bawah.
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
66
Gambar 3.46 Warna diambil Berdasakan Warna Refrensi
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Scene ini terjadi pada siang hari dimana penulis menggunakan
tahapan-tahapan yang serupa dengan membuat Gapura selamat datang.
Peroses pertama penulis menggunakan warna warna dasar pada foto
dan menentukan arah cahaya. Berdasarkan referensi yang penulis dapat
bahwa warna cahaya pada siang hari identik dengan warna kuning yang
tidak begitu terlihat dan warna langit yang terlihat biru tua.
Pewarnaan pada siang hari dan pagi hari tidak begitu terlihat
berbeda, perbedaannya hanya terlihat pada bayangan yang dihasilkan.
Pada siang hari bayangan yang dihasilkan cukup kuat tetapi bayangan
berada tepat di bawah objek sehingga tidak begitu terlihat pada adegan
di luar ruangan terbuka. Objek-objek yang terdapat pada scene siang
hari ini tidak begitu terlihat bayangannya.
Penulis merancang warna juga berdasarkan pada Studi Eksisting
pada siang hari, untuk scene siang hari penulis memilih beberapa
referensi pada film “Visit Warm Winter Canada”
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
67
Gambar 3.47 Refrensi Warna Studi Eksisting pada Siang Hari
(Sumber: Visit Warm Winter Canada, 2017)
Dari referensi di atas terlihat warna biru yang pekat dan bayangan
yang tidak begitu terlihat jelas. Berdasarkan referensi diatas penulis
menggunakan warna langit biru dengan warna awan terlihat jelas.
Penulis menggunakan warna kuning pada bagian atas objek untuk
menunjukkan kesan megah dan pada bagian close up penulis
menggunakan warna orange pada bagian bawah Tugu Adipura untuk
menimbulkan kesan semangat dan keinginan. Di bagian sekitar Tugu
juga terdapat beberapa tumbuhan untuk memperlihatkan kesan asri.
Warna coklat pada bangunan Tugu Adipura dikarenakan warna coklat
adalah warna ciri khas dari batik Lampung.
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
68
Gambar 3.48 Warna Final Tugu Adipura
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Penulis membuat color palet berdasarkan warna final dan
menghasilkan warna biru yang tenang, dan hangat. Dapat dilihat pada
bagian bawah.
Gambar 3.49 Palet Warna pada Tugu Adipura
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
3.4.2.3. Menara Siger
Pada scene ini warna yang digunakan adalah warna orange yang cukup
dominan. Dikarenakan warna orange dapat memperlihatkan kesan
waktu sore hari. Pada adegan ini penulis menggunakan cahaya low-key
dikarenakan cahaya yang masuk sedikit. Kesan kehangatan juga terlihat
pada adegan ini dikarenakan warna orange yang dominan. Tahap awal
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
69
yang penulis lakukan adalah menggunakan warna orange yang dominan
pada langit sehingga menghasilkan gambar seperti di bawah.
Gambar 3.50 Palet Warna Scene Menara Siger
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Dikarenakan warna langit yang terlalu orange dan warna gunung
yang terlalu orange menyebabkan kesan kotor dan tertinggal. Sehingga
penulis merancang ulang pewarnaan berdasarkan studi Eksisting pada
film
Gambar 3.51 Studi Eksisting Sore Hari
(Sumber: Sri Lanka High Way, 2013)
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018
70
Dari studi eksisting penulis melihat penggunaan warna orange
yang dominan tetapi tidak dominan yang menimbulkan kesan kuat,
hangat, dan percaya diri. Pada langit masih terdapat warna biru
sehingga penulis mencoba mengimplementasikan ke animasi penulis
menghasilkan gambar seperti di bawah.
Gambar 3.52 Warna Final Menara Siger
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Dari pewarnaan akhir terlihat kesan tenang, keindahan dan harapan
dikarenakan warna orange yang muncul pada bagian kanan dan warna
hijau yang menimbulkan kesan damai dan sejuk.
Gambar 3.53 Palet Warna Scene Menara Siger
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Perancangan Environment Untuk..., Hendra Chaiyadi, FSD UMN, 2018