Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6132/1/BAB II.pdf · 2.2 ....

24
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/6132/1/BAB II.pdf · 2.2 ....

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

14

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Investasi

Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang

dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan

keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003). Menurut Abdul

Halim investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat

ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Ekonom

asal Amerika Paul R. Krugman dan Maurice Obstfeld mengatakan bahwa bagian

output yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan swasta guna menghasilkan

output di masa mendatang ini disebut sebagai investasi (Fahmi, 2013).

Investasi menurut Fahmi (2013) pada umumnya dikenal dalam dua

bentuk, yaitu:

1. Real Investment

Investasi nyata (real investment) secara umum melibatkan asset

berwujud seperti tanah, mesin-mesin, atau pabrik.

2. Financial Investment

Investasi keuangan (financial investment) melibatkan kontrak tertulis,

seperti saham biasa (common stock) dan obligasi (bond).

Sedangkan investasi menurut tipenya menurut Fahmi (2013) dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu:

Analisis Pengaruh GDP..., Stephanie Dewi Hendryko, FB UMN, 2016

15

1. Direct Investment

Direct investment (investasi langsung) adalah tipe investasi untuk

investor yang memiliki dana di mana investor dapat langsung

berinvestasi dengan membeli secara langsung suatu aktiva keuangan

dari suatu perusahaan yang dapat dilakukan baik melalui perantara

atau berbagai cara lainnya. Terdapat berbagai macam investasi

langsung yaitu tabungan, deposito, t-bill, deposito yang dapat

dinegosiasikan, fixed income securities, equity securities, opsi dan

future contract.

2. Indirect Investment

Indirect investment (investasi tidak langsung) adalah tipe investasi

untuk investor yang memiliki kelebihan dana dan dapat melakukan

keputusan investasi dengan tidak terlibat secara langsung atau

pembelian aktiva keuangan cukup hanya dengan memegang saham

dalam bentuk saham atau obligasi saja. Untuk investor pada indirect

investment umumnya cenderung tidak terlibat dalam pengambilan

keputusan penting pada suatu perusahaan.

Direct investment sering bersinggungan dengan keinginan untuk

mengundang masuknya investasi dari luar negeri (Foreign Direct Investment). Di

negara berkembang (develop countries) dan terbelakang (underdevelop countries)

kebijakan tentang foreign direct investment (FDI) akan lebih diutamakan. Hal ini

disebabkan FDI memiliki banyak keuntungan salah satunya yaitu alih tekonologi

dan alih konsep manajemen (Fahmi, 2013).

Analisis Pengaruh GDP..., Stephanie Dewi Hendryko, FB UMN, 2016

16

Dengan melihat pada pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa

investasi langsung terutama untuk foreign direct investment (FDI) memegang

peranan penting untuk develop countries dan underdevelop countries karena harus

berusaha keras untuk mengejar ketertinggalan dengan negara maju (developing

countries).

2.2 Gross Domestic Product (GDP)

GDP adalah nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam

suatu periode tertentu yang menjumlahkan semua hasil dari warga negara yang

bersangkutan ditambah warga negara asing yang bekerja di negara yang

bersangkutan. Dinyatakan bahwa pada umumnya di Indonesia hingga saat ini

PDB atau GDP > PNB (Produk Nasional Bruto), hal ini disebabkan karena pada

umumnya nilai barang dan khususnya jasa orang Indonesia yang bekerja di luar

negeri cenderung lebih murah dibandingkan nilai barang dan jasa orang luar

negeri (seperti AS, Eropa, Phillipina, dll) yang bekerja di Indonesia (Putong,

2003). GDP berbeda dengan Produk Nasional Bruto (PNB), hal ini dikarenakan

GDP menghitung jumlah seluruh faktor produksi warga yang berada pada negara

tersebut sedangkan pada PNB menghitung faktor produksi dari warga yang

bekerja di negara tersebut maupun di luar wilayah negara tersebut, walaupun

demikian GDP dan PNB sama-sama termasuk ke dalam pendapatan nasional.

Sukirno (2011) menyatakan bahwa untuk mengetahui informasi mengenai

perkembangan pertumbuhan ekonomi hanya dapat diperoleh ketika terdapat data

mengenai Produk Nasional Bruto (PNB), Produk Domestik Bruto (PDB) dan

komponen-komponen lain dari konsep produksi nasional atau pendapatan

Analisis Pengaruh GDP..., Stephanie Dewi Hendryko, FB UMN, 2016

17

nasional. Pada negara-negara berkembang konsep Produk Domestik Bruto (PDB)

merupakan konsep yang paling penting jika dibandingkan dengan konsep

pendapatan nasional lainnya. PDB dapat diartikan juga sebagai nilai barang-

barang dan jasa-jasa yang diproduksikan di dalam negara tersebut dalam satu

tahun tertentu. Pada negara-negara maju maupun negara-negara berkembang

barang dan jasa yang diproduksi tidak hanya berasal dari perusahaan milik

penduduk negara tersebut tetapi oleh penduduk negara lain juga di mana selalu

didapati produksi nasional diciptakan oleh faktor-faktor produksi yang berasal

dari luar negeri. Perusahaan multinasional yang beroperasi di berbagai negara

membantu menaikkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh negara-negara

tersebut serta menyediakan modal, teknologi dan tenaga ahli kepada negara di

mana perusahaan beroperasi. Operasi tersebut membantu menambah barang dan

jasa yang diproduksikan di dalam negara, menambah penggunaan tenaga kerja

dan pendapatan serta membantu menambah ekspor sehingga dapat dikatakan

operasi perusahaan multinasional tersebut merupakan bagian yang cukup penting

dalam kegiatan ekonomi suatu negara.

Mankiw (2006) menunjukkan pertumbuhan pada dua komponen utama

GDP, konsumsi dan investasi di mana ketika perekonomian berada dalam resesi,

pertumbuhan pada konsumsi riil dan belanja investasi menurun. Pada panel

belanja investasi jauh lebih bergejolak daripada panel belanja konsumsi.

Dinyatakan bahwa investasi jauh lebih bergejolak daripada konsumsi selama

siklus bisnis.

Analisis Pengaruh GDP..., Stephanie Dewi Hendryko, FB UMN, 2016

18

Penulis melihat fenomena bahwa terdapat keterkaitan antara GDP dengan

investasi dan memicu pada fenomena yang terjadi pada tahun 1998 di mana ketika

terjadi penurunan pada GDP, FDI di Indonesia juga ikut mengalami penurunan

sehingga GDP diambil menjadi salah satu variabel independen pada penelitian ini.

2.3 Suku Bunga

Suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman dalam

bentuk persentase pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap

tahun dibagi dengan jumlah pinjaman (Case & Fair, 2001).

Suku bunga dibedakan menjadi dua macam, Mankiw (2006) menyatakan

bahwa para ekonom membedakan antara tingkat bunga nominal dan tingkat bunga

riil di mana tingkat bunga nominal (nominal interest rate) adalah tingkat bunga

yang dibayar investor untuk meminjam uang sedangkan tingkat bunga riil (real

interest rate) adalah tingkat bunga nominal yang dikoreksi untuk menghilangkan

pengaruh inflasi. Jika tingkat bunga nominal adalah 8 persen dan tingkat inflasi

adalah 3 persen, maka tingkat bunga riil adalah 5 persen.

Terdapat teori yang berkembang mengenai suku bunga di dalam makro

ekonomi, diantaranya adalah teori Klasik dan teori Keynes. Menurut teori klasik

terdapat keterkaitan antara fleksibilitas tingkat bunga terhadap tabungan dan

investasi. Pada teori ini dinyatakan bahwa dalam perekonomian akan terjadi

keseimbangan antara permintaan agregat dengan penawaran agregat (titik

equilibrium) ketika suku bunga berada pada tingkat yang moderat, yaitu tingkat di

mana suku bunga dapat diterima oleh penabung dan investor. Di dalam teori

Analisis Pengaruh GDP..., Stephanie Dewi Hendryko, FB UMN, 2016

19

klasik mengenai suku bunga dinyatakan bahwa tingkat investasi berbanding

terbalik dengan tingkat suku bunga dan tingkat tabungan berbanding lurus dengan

tingkat suku bunga (Putong, 2003).

Teori Keynes mengenai fleksibilitas tingkat bunga terhadap tabungan dan

investasi bertentangan dengan teori yang dikemukakan oleh kaum klasik. Keynes

menyatakan bahwa yang menentukan besar kecilnya tingkat tabungan bukan

tingkat suku bunga saja, tetapi tingkat pendapatan juga menentukan tingkat

tabungan. Ketika pendapatan masyarakat meningkat, maka tabungan akan

meningkat, sebaliknya ketika pendapatan masyarakat menurun maka tabungan

akan menurun (Dengan syarat bahwa tingkat konsumsi masyarakat tetap atau

terjadi kenaikan pendapatan yang lebih besar daripada kenaikan konsumsi)

(Putong, 2003).

Sukirno (2011) menyatakan bahwa suku bunga menentukan jenis-jenis

investasi yang akan memberi keuntungan kepada para pengusaha dan dapat

dilaksanakan. Para pengusaha hanya akan melaksanakan keinginan untuk

menanam modal apabila tingkat pengembalian modal dari investasi yang

dilakukan lebih besar dari bunga. Oleh sebab itu dalam analisis makroekonomi,

analisis mengenai investasi lebih ditekankan kepada menunjukkan peranan suku

bunga dalam menentukan tingkat investasi dan akibat perubahan suku bunga

kepada investasi dan pendapatan nasional.

Analisis Pengaruh GDP..., Stephanie Dewi Hendryko, FB UMN, 2016

20

2.4 Inflasi

Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga barang secara terus menerus.

Akibat dari inflasi secara umum adalah menurunnya daya beli masyarakat

diakibatkan oleh tingkat pendapatan menurun secara riil.

Jenis-jenis inflasi terbagi menjadi tiga yaitu inflasi berdasarkan sifatnya,

inflasi berdasarkan penyebabnya, dan inflasi berdasarkan asalnya. Putong (2003)

menyatakan inflasi berdasarkan sifatnya terbagi menjadi empat golongan utama,

yaitu:

1. Inflasi rendah (creeping inflation), yaitu inflasi yang besarnya kurang

dari 10% per tahun.

2. Inflasi menengah (galloping inflation), yaitu inflasi yang besarnya

antara 10% - 30% per tahun.

3. Inflasi berat (high inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30% -

100% per tahun.

4. Inflasi sangat tinggi (hyperinflation), yaitu inflasi yang tak terkendali

di mana harga naik secara drastis melewati 100%.

Inflasi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Demand Pull Inflation, yaitu inflasi yang timbul karena adanya

permintaan keseluruhan yang tinggi di satu pihak di mana di pihak lain

kondisi produksi telah mencapai kesempatan kerja penuh (full

employment) (Putong, 2003). Akibatnya akan menarik (pull) kurva

permintaan agregat kea rah kanan, sehingga terjadi excess demand.

Analisis Pengaruh GDP..., Stephanie Dewi Hendryko, FB UMN, 2016

21

2. Cost Push Inflation, yaitu inflasi yang timbul karena turunnya

produksi yang disebabkan oleh biaya produksi (Putong, 2003).

Akibatnya adalah kurva aggregate supply bergeser ke arah kiri atas.

Inflasi berdasarkan asalnya dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Domestic Inflation, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri. Inflasi

ini timbul karena terjadinya defisit di dalam pembiayaan dan belanja

negara yang dilihat dari anggaran belanja suatu negara. Inflasi ini

biasanya disebabkan oleh kesalahan pengelolaan perekonomian di

dalam negeri.

2. Imported Inflation, yaitu inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi

ini disebabkan oleh terjadinya kenaikan harga-harga komoditi di luar

negeri dan negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu negara

mengalami inflasi yang tinggi. Hal ini berakibat terhadap naiknya

harga-harga barang di dalam negeri yang diimpor dari negara luar yang

mengalami inflasi yang tinggi sehingga harga jual mengalami

kenaikan. Inflasi ini dapat terjadi pada negara yang menganut open

economy system.

Putong (2003) menyatakan bahwa dampak dari inflasi adalah ketika harga

barang secara umum naik terus-menerus, maka masyarakat akan panik sehingga

perekonomian tidak berjalan normal karena di satu sisi ada masyarakat yang

kelebihan uang dan membeli barang dalam jumlah besar sementara yang

kekurangan uang tidak dapat membeli barang, akibatnya negara menjadi rentan

Analisis Pengaruh GDP..., Stephanie Dewi Hendryko, FB UMN, 2016

22

terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya. Akibat dari kepanikan

tersebut, maka masyakarat akan cenderung untuk menarik tabungan untuk

membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank yang mengalami rush di

mana akibatnya bank akan mengalami kekurangan dana dan mengakibatkan bank

mengalami kebangkrutan atau rendahnya dana investasi yang tersedia.

2.5 Domestic Investment (Penanaman Modal dalam Negeri)

Menurut Undang – Undang No. 6 tahun 1968 pasal 1 menyebutkan

definisi modal dalam negeri adalah bagian daripada kekayaan masyarakat

Indonesia, termasuk hak-hak dan benda-benda, baik yang dimiliki oleh Negara

maupun swasta nasional atau swasta asing yang berdomisili di Indonesia, yang

disisihkan/disediakan guna menjalankan sesuatu usaha sepanjang modal tersebut

tidak diatur oleh ketentuan-ketentuan pasal 2 Undang-Undang No. 1 tahun 1967

tentang Penanaman Modal Asing. Pihak swasta yang memiliki modal dalam

negeri tersebut dalam ayat 1 pasal ini dapat terdiri atas perorangan dan/atau badan

hukum yang didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia. Penanaman

Modal Dalam Negeri menurut Undang-Undang No.25 tahun 2007 adalah

“kegiatan untuk menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara

Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan

menggunakan modal dalam negeri.”

Dengan melihat pada pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

penanaman modal dalam negeri adalah suatu kegiatan penanaman modal yang

dilakukan oleh penanam modal dengan menggunakan modal yang dimilikinya

dalam negeri di wilayah negara Republik Indonesia.

Analisis Pengaruh GDP..., Stephanie Dewi Hendryko, FB UMN, 2016

23

Sondakh (2009) menyatakan saran bahwa pemerintah perlu

mensosialisakan kepada lembaga atau instansi dari pusat sampai daerah,

pengusaha, investor asing maupun investor dalam negeri, serta kepada masyarakat

luas, tentang program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi serta

mendorong penanaman modal asing bagi peningkatan daya saing perekonomian

nasional agar menyatukan pandangan tentang manfaat penanaman modal dalam

rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi pengangguran dan

kemiskinan.

Dengan melihat pada hal tersebut penulis pada penelitian ini menggunakan

domestic investment sebagai salah satu independent variable pada penelitian

karena domestic investment yang merupakan salah satu tipe penanaman modal

juga dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sehingga

akan membantu meningkatkan GDP yang pada akhirnya diharapkan akan

membantu meningkatkan foreign direct investment (FDI) di Indonesia.

2.6 Penanaman Modal Asing (PMA)

Sondakh (2009) menyatakan bahwa definisi Penanaman Modal Asing

(PMA) di dalam Undang-Undang No.25 Tahun 2007 dalam Bab I Ketentuan

Umum Pasal 1:

Angka 3. Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk

melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan

oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal

asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam

modal dalam negeri.

Analisis Pengaruh GDP..., Stephanie Dewi Hendryko, FB UMN, 2016

24

Angka 6. Penanam modal asing adalah perseorangan warga negara asing,

badan usaha, dan/atau pemerintah asing yang melakukan

penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia.

Angka 8. Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negaera asing,

perseorangan warga negara asing, dan/atau badan hukum

Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh

pihak asing.

Melalui definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Penanaman Modal Asing

(PMA) adalah kegiatan menanam modal dari luar negeri di wilayah Republik

Indonesia dengan menggunakan modal asing maupun berpatungan dengan

penanam modal dalam negeri. Berdasarkan bentuknya, Penanaman Modal Asing

(PMA) dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Investasi Langsung (Direct Investment), merupakan salah satu bentuk

investasi dari modal asing yang bersifat riil yang dapat digunakan

untuk melakukan operasi usaha. Di dalam Direct Investment investor

terlibat langsung di dalam manajemen perusahaan dan dapat

mengontrol modal yang ditanamnya. Foreign Direct Investment (FDI)

termasuk ke dalam kategori investasi langsung.

2. Investasi Tidak Langsung (Indirect Investment), merupakan bentuk

investasi dari modal asing yang biasanya berhubungan dengan aset

finansial jangka panjang seperti pasar modal dan pasar uang. Investor

pada investasi tidak langsung tidak dapat terlibat langsung dengan

Analisis Pengaruh GDP..., Stephanie Dewi Hendryko, FB UMN, 2016

25

manajemen perusahaan karena hanya melibatkan kegiatan transaksi

jual beli saham sehingga investasi tidak langsung mempunyai sifat

jangka pendek. Portfolio Investment termasuk ke dalam kategori

investasi tidak langsung.

Dalam OECD Benchmark Definition of Foreign Direct Investment

menjelaskan bahwa FDI lebih penting dalam menjamin kelangsungan

pembangunan dibandingkan dengan aliran bantuan atau modal portofolio, hal ini

disebabkan oleh ketika FDI masuk ke suatu negara akan diikuti dengan transfer

teknologi, know-how, management skill, risiko usaha relatif lebih kecil dan lebih

profitable (Sondakh, 2009)

Sondakh (2009) menyatakan bahwa FDI dapat menjadi inward FDI di

mana pihak asing yang mengambil alih kendali atas aset dan outward FDI di

mana para investor yang mengambil alih kendali atas aset asing. Negara tempat

investor berada disebut home country dan negara di mana investasi dibentuk

disebut sebagai host country. Outward FDI terdiri dari berbagai bentuk, di mana

home country dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Membeli aset yang ada di luar negeri.

b. Membuat investasi baru terhadap kekayaan, perusahaan dan

perlengkapan yang ada di luar negeri.

c. Berpartisipasi dalam suatu joint venture dengan mitra kerja local yang

ada di luar negeri.

Analisis Pengaruh GDP..., Stephanie Dewi Hendryko, FB UMN, 2016

26

Pada saat investor akan melakukan investasi asing di negara lain pasti

akan menghadapi risiko tambahan dibandingkan dengan investasi di dalam negeri

seperti country risk, perbedaan mata uang, sosial politik , dan sebagainya dan

Waluyo (2009) menekankan untuk mengatasi risiko tersebut investor memerlukan

transparansi informasi yang lebih cepat, tepat, jelas dan akurat dalam hal sumber

daya alam, sosial, GDP maupun Foreign Direct Investment in flows host country

yang dituju, juga transparansi sektor publik, kebijakan pemerintah host country

yang berkaitan dengan FDI, transparansi regulasi dalam hal peraturan perundang-

undangan yang berkaitan dengan FDI, kebijakan ekonomi, perbankan,

ketenagakerjaan, perizinan, pajak, kebijakan pemanfaatan tanah, kebijakan impor

dan ekspor, dan lain-lain hal yang berkaitan dengan FDI, termasuk dalam hal

implementasinya.

Alasan peneliti memilih untuk menggunakan Foreign Direct Investment

(FDI) sebagai variabel dependen pada penelitian karena adanya fenomena

derasnya upaya pemerintah untuk meningkatkan FDI di Indonesia dan dengan

melihat bahwa terdapat banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi FDI

sehingga peneliti memilih untuk meneliti pengaruh GDP, tingkat suku bunga,

tingkat inflasi, dan Domestic Investment terhadap Foreign Direct Investment

(FDI) di Indonesia dengan variabel independen berdasarkan pada jurnal utama

peneliti.

2.7 Pengaruh GDP terhadap Foreign Direct Investment

Studi yang dilakukan oleh Shahzad dan Zahid (2011) menyatakan bahwa

GDP berpengaruh positif secara signifikan terhadap Foreign Direct Investment

Analisis Pengaruh GDP..., Stephanie Dewi Hendryko, FB UMN, 2016

27

(FDI) di Pakistan, hal ini berarti GDP membantu meningkatkan FDI inflow di

Pakistan yang memicu peningkatan pertumbuhan ekonomi di Pakistan.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Sarwedi (2002) ditemukan bahwa

dalam jangka pendek variabel GDP menunjukkan pengaruh positif dan signifikan

terhadap investasi asing langsung (FDI) di Indonesia, sedangkan dalam jangka

panjang variabel GDP menunjukkan hubungan yang negatif.

Studi yang lain juga dilakukan oleh Tang, Yip dan Ozturk (2014) di

Malaysia di mana hasil studi menyatakan bahwa dalam jangka panjang GDP

berpengaruh secara positif terhadap inward FDI pada electrical and electronic

industry di Malaysia.

Gani (2014) melakukan studi mengenai pengaruh political risk, GDP,

GNP, kurs dan wage cost terhadap Foreign Direct Investment di Indonesia dan

berdasarkan hasil studi dari jurnal tersebut, variabel GDP dinyatakan memiliki

hubungan yang signifikan secara positif terhadap nilai FDI dan hal ini

menunjukkan bahwa minat investor asing akan bertambah jika GDP Indonesia

meningkat. Gani (2014) menyatakan bahwa hal ini sesuai dengan teori Kesit

Bambang (2003) yang menyatakan bahwa besarnya GDP suatu negara tiap tahun

merupakan salah satu indikator pengukuran ekonomi mengenai besarnya pasar

negara tujuan dan menarik investasi bagi warga asing.

Dapat dilihat bahwa telah terdapat banyak studi yang menggunakan GDP

sebagai acuan terhadap faktor yang mempengaruhi Foreign Direct Investment dan

memiliki hasil penelitian yang berbeda-beda oleh karena itu peneliti berdasarkan

Analisis Pengaruh GDP..., Stephanie Dewi Hendryko, FB UMN, 2016

28

jurnal utama tetap menggunakan GDP sebagai variabel independen dari penelitian

ini.

2.8 Pengaruh Suku Bunga terhadap Foreign Direct Investment

Shahzad dan Zahid (2011) menyatakan bahwa berdasarkan hasil studi

yang dilakukan di Pakistan menunjukkan bahwa tingkat suku bunga berdampak

negatif secara insignifikan terhadap Foreign Direct Investment (FDI) di Pakistan.

Hal ini berarti tingkat suku bunga berbanding terbalik dengan tingkat FDI di

Pakistan, di mana ketika tingkat suku bunga meningkat maka akan mengakibatkan

tingkat FDI yang masuk di Pakistan menurun.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Adiyudawansyah dan Santosa

(2013) menyatakan bahwa variabel suku bunga merupakan faktor resiko ekonomi

yang signifikan pengaruhnya dalam mengurangi arus masuk FDI. Hal ini berarti

bahwa suku bunga berpengaruh secara negatif terhadap FDI dan hasil studi

tersebut sesuai dengan hasil studi yang dilakukan oleh Shahzad dan Zahid.

Boateng, Hua, Nisar dan Wu (2015) melakukan studi mengenai pengaruh

faktor-faktor makroekonomi terhadap FDI inflows di Norway. Hasil studi tersebut

menemukan bahwa suku bunga (interest rate) secara negatif mempengaruhi FDI

inflows di Norway.

Suku bunga banyak digunakan sebagai variabel independen untuk

mengetahui pengaruh terhadap investasi, hal ini disebabkan teori makroekonomi

sering mencantumkan mengenai keterkaitan suku bunga dengan investasi. Oleh

Analisis Pengaruh GDP..., Stephanie Dewi Hendryko, FB UMN, 2016

29

karena itu suku bunga juga digunakan sebagai variabel independen pada

penelitian ini.

2.9 Pengaruh Inflasi terhadap Foreign Direct Investment

Studi yang dilakukan oleh Shahzad dan Zahid (2011) menunjukkan bahwa

inflasi berdampak positif secara signifikan terhadap Foreign Direct Investment di

Pakistan. Hal ini berarti ketika inflasi rendah maka akan berpengaruh terhadap

peningkatan Foreign Direct Investment di Pakistan.

Hussain dan Kimuli (2012) juga menyatakan hal yang sama di mana pada

hasil studi yang dilakukan, dinyatakan bahwa kestabilan lingkungan

makroekonomi yang ditandai dengan tingkat inflasi yang rendah dan stabil akan

mendorong Foreign Direct Investment inflow.

Studi lain juga dilakukan oleh Letarisky, Darminto dan Hidayat (2014) di

Indonesia di mana hasil studi membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat inflasi

akan mengakibatkan menurunnya jumlah Foreign Direct Investment yang masuk

ke Indonesia. Tingkat inflasi yang tinggi mempengaruhi tingkat produksi dalam

negeri, melemahkan produksi barang ekspor dan tingkat inflasi yang tinggi akan

menurunkan produksi karena harga menjadi tinggi dan permintaan akan barang

menurun sehingga produksi menurun.

Dengan melihat pada studi-studi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa

inflasi memiliki pengaruh terhadap masuknya FDI ke suatu negara (host country).

Oleh karena itu penelitian ini bermaksud untuk menggunakan inflasi sebagai

variabel independen dengan mengacu pada jurnal utama peneliti.

Analisis Pengaruh GDP..., Stephanie Dewi Hendryko, FB UMN, 2016

30

2.10 Pengaruh Domestic Investment terhadap Foreign Direct Investment

Shahzad dan Zahid (2011) melakukan studi di Pakistan di mana hasil studi

menunjukkan bahwa domestic investment berpengaruh positif secara signifikan

terhadap Foreign Direct Investment di Pakistan. Hal ini berarti ketika domestic

investment meningkat maka akan berpengaruh terhadap peningkatan Foreign

Direct Investment di Pakistan.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Chan, Hou, Li dan Mountain

(2013) menemukan bahwa baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang

pertumbuhan pada infrastruktur lokal serta investasi lokal secara tidak langsung

mempengaruhi FDI.

Terdapat sedikit penelitian yang menggunakan domestic investment

sebagai variabel yang dianggap berpengaruh terhadap Foreign Direct Investment.

Dengan mengacu pada jurnal utama yang dilakukan di Pakistan yang dilihat

memiliki pengaruh positif maka peneliti bermaksud untuk menguji pengaruh

domestic investment terhadap FDI di Indonesia.

2.11 Penelitian Terdahulu

Hasil dari beberapa penelitian terdahulu digunakan penulis sebagai

referensi untuk mengetahui adanya pengaruh variabel-variabel independen

terhadap tingkat Foreign Direct Investment (FDI) dan menjadi acuan untuk

menganalisis pengaruh variabel-variabel independen terhadap Foreign Direct

Investment (FDI) di Indonesia. Berikut diuraikan beberapa penelitian terdahulu

yang pernah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, yaitu:

Analisis Pengaruh GDP..., Stephanie Dewi Hendryko, FB UMN, 2016

31

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Naveed Shahzad

& Muhammad

Zahid (2011)

The Determinants of

Foreign Direct Investment

in Pakistan.

a. GDP, Domestic Investment, dan Inflasi masing-masing berpengaruh secara

positif terhadap Foreign Direct Investment.

b. Tingkat suku bunga dan tax rate masing-masing berpengaruh secara negatif

terhadap Foreign Direct Investment.

c. Interest rate dan tax rate tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Foreign

Direct Investment.

d. GDP, Domestic investment dan inflation rate memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap Foreign Direct Investment.

e. GDP, tingkat suku bunga, Domestic Investment, inflasi, dan tax rate secara

bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Foreign Direct

Analisis Pengaruh GDP..., Stephanie Dewi Hendryko, FB UMN, 2016

32

Investment.

2. M.W Luke

Chan, Keqiang

Hou, Xing Li &

Dean C.

Mountain (2013)

Foreign Direct Investment

and Its Determinants: A

Regional Panel Causality

Analysis

a. Pertumbuhan GDP yang tinggi akan mempengaruhi FDI secara terus menerus

tanpa adanya dampak langsung dari tingkat local investment yang tinggi.

b. FDI dan local investment secara statistik mempunyai tingkat substitusi yang kuat

antara satu sama lainnya di dalam mempengaruhi pertumbuhan GDP secara

positif.

c. Investasi pada infrastruktur lokal secara langsung menstimulasi pertumbuhan

GDP.

d. Pertumbuhan GDP menstimulasi FDI dan sebaliknya FDI menstimulasi GDP.

e. Pertumbuhan pada infrastruktur lokal dan local investment meningkatkan FDI

secara tidak langsung dan meningkatkan GDP secara langsung.

Analisis Pengaruh GDP..., Stephanie Dewi Hendryko, FB UMN, 2016

33

3. William Putra

Gani (2014)

Pengaruh Political Risk,

GDP, GNP, Kurs, Wage

Cost terhadap Foreign

Direct Investment di

Indonesia

a. Political Risk memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap FDI di

Indonesia.

b. GDP memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap FDI di Indonesia.

c. GNP memiliki hubungan signifikan yang secara negatif terhadap FDI di

Indonesia.

d. Kurs USD memiliki hubungan yang signfikan secara negatif terhadap FDI di

Indonesia.

e. Variabel upah memiliki hubungan yang signifikan secara positif terhadap FDI di

Indonesia.

f. Political Risk, GDP, GNP, Kurs USD dan wage cost secara bersama-sama

berpengaruh secara signifikan terhadap FDI di Indonesia.

Analisis Pengaruh GDP..., Stephanie Dewi Hendryko, FB UMN, 2016

34

2.12 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori tersebut, maka penelitian ini

memiliki hipotesis sebagai berikut:

HA1: Gross Domestic Product (GDP) berpengaruh terhadap tingkat

Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia tahun 2006-2014.

HA2: Tingkat Suku Bunga berpengaruh terhadap tingkat Foreign Direct

Investment (FDI) di Indonesia tahun 2006-2014.

HA3: Inflasi berpengaruh terhadap tingkat Foreign Direct Investment

(FDI) di Indonesia tahun 2006-2014.

HA4: Domestic Investment berpengaruh terhadap tingkat Foreign Direct

Investment (FDI) di Indonesia tahun 2006-2014.

HA5: Gross Domestic Product (GDP), Tingkat Suku Bunga, Inflasi, dan

Domestic Investment secara bersama-sama berpengaruh terhadap

tingkat Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia tahun 2006-

2014.

2.13 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual disusun untuk menggambarkan pengaruh antara

variabel independen dengan variabel dependen yang akan diuji pada penelitian

serta disusun untuk memudahkan dalam memahami hipotesis yang akan dibangun

dalam penelitian. Kerangka konseptual pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Analisis Pengaruh GDP..., Stephanie Dewi Hendryko, FB UMN, 2016

Analisis Pengaruh GDP..., Stephanie Dewi Hendryko, FB UMN, 2016

36

β= Koefisien Variabel Independen

e= error

X1= Gross Domestic Product (GDP) (Variabel Independen)

X2= Suku Bunga (Variabel Independen)

X3= Inflasi (Variabel Independen)

X4= Domestic Investment (Variabel Independen)

Analisis Pengaruh GDP..., Stephanie Dewi Hendryko, FB UMN, 2016