Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2863/4/BAB III.pdf ·...
Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2863/4/BAB III.pdf ·...
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
30
BAB III
METODOLOGI
3.1. Gambaran Umum
Film Semasa adalah proyek tugas akhir Peminatan Sinematografi jurusan Desain
komunikasi Visual dan merupakan syarat kelulusan untuk meraih gelar S1 di
Universitas Multimedia Nusantara. Pada proyek tugas akhir ini penulis selaku
sinematografer menjadikan tugas akhir ini sebagai portofolio penulis beserta
penelitian penulis.
Film pendek Semasa ini disutradarai oleh Ervan Aditya dan diproduseri
oleh Jessy Sylviani. Dalam penulisan laporan tugas akhir ini penulis
menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.
3.1.1. Sinopsis
Mei (28) sedang berkeliling sekitar Petak Sembilan untuk mencari kue sienthou di
mana kue tersebut merupakan tradisi untuk merayakan ulang tahun ayahnya.
Namun, kue sienthou tidak dapat dibeli secara langsung atau dadakan, pembeli
harus memesannya terlebih dahulu karena peminat kue sienthou tidak terlalu
banyak. Di saat langit mulai menjelang gelap Mei menemukan toko kue yang
menjual kue sienthou namun sayang sekali sang pemilik toko sedang menutup
tokonya. Mei pun bergegas bertanya kepada sang pemilik toko untuk membeli kue
Sienthou. Sang pemilik toko tidak dapat melayani permintaan Mei tetapi ia dapat
memberikan informasi bahwa terdapat toko kue yang masih buka di sekitarnya,
Mei pun berjalan menuju toko kue itu.
Penggambaran keintiman pada..., Fariz Syukri Syuhada, FSD UMN, 2017
31
Waktu terus berjalan hingga langit pun gelap. Ketika Mei berhenti di
depan sebuah toko kue 'homebound' bakery, pencahayaan toko itu sudah minim.
Mei memasuki toko tersebut, dan disitu ia bertemu dengan Bayu (29), seorang
yang pernah memiliki hubungan yang sangat dekat dengan dirinya tetapi
menghilang dari hidupnya. Hari sudah semakin larut, Mei harus segera
mendapatkan pengganti kue Sienthou untuk ayahnya.
Di saat Mei memutuskan untuk pergi, Bayu menawarkan untuk membantu
membuat kue tersebut. Mereka berdua masuk ke dapur dan mulai mengolah
adonan itu. Selama proses pembuatan kue itu kecanggungan terjadi di antara
mereka. Di saat mereka sedang menunggu adonan Mei menanyakan kepada Bayu
di mana dirinya selama ini dan mengapa menghilang. Bayu mencoba
menjelaskan, tetapi hanya membuat suasana itu menjadi lebih kaku. Bel kukusan
berbunyi menandakan kue sudah jadi. Setelah mereka memasukan kue sienthou
satu persatu kedalam kotak, Bayu mengantar mei kedalam taksi meninggalkan
toko kue itu dan sekali lagi mereka harus berpisah.
3.1.2. Posisi Penulis
Dalam film pendek Semasa penulis memiliki peran sebagai sinematografer yang
memiliki tanggung jawab di divisi kamera dan lighting, yang memiliki empat
orang kru, yaitu Alver Firmaz Susantio sebagai asisten penata kamera, Bobby
Adrian sebagai asisten penata kamera ketika Alver Firmaz Susantio berhalangan
hadir, Winggus Taslim sebagai gaffer, dan Emilianus Alberto sebagai asisten
gaffer.
Penggambaran keintiman pada..., Fariz Syukri Syuhada, FSD UMN, 2017
32
Sebagai seorang sinematografer, penulis memiliki tanggung jawab besar
terhadap konsep visual film pendek Semasa dan merencanakannya bersama
dengan sutradara, yaitu Ervan Aditya. Pada saat pra-produksi, penulis menonton
beberapa refrensi film bersama dengan kru inti, kemudian penulis
mengaplikasikannya ke dalam gambaran kasar yang nantinya menjadi storyboard.
Dalam merancang storyboard, penulis juga harus berdiskusi dengan production
designer, setelah itu penulis dapat membuat shotlist dan floor plan. Setelah
perancangan visual sudah dibuat, penulis dan kru inti melakukan scouting lokasi,
setelah itu penulis dapat menentukan peralatan apa saja yang dibutuhkan ketika
produksi dan mencari kru untuk divisi kamera dan lighting.
3.1.3. Peralatan
Pada tahap pra-produksi penulis menentukan peralatan sesuai kebutuhan shot
yang telah dirancang dan didiskusikan dengan sutradara. Penulis harus berdiskusi
dengan producer dalam menentukan peralatan, agar biaya produksi tidak over
budget.
Pada tahap pra-produksi penulis menentukan peralatan sesuai kebutuhan
shot yang telah dirancang dan didiskusikan dengan sutradara. Penulis harus
berdiskusi dengan producer dalam menentukan peralatan, agar biaya produksi
tidak over budget.
Penulis memilih kamera Sony A7s mkII karena kamera tersebut memiliki
sensor full frame 35mm dengan ukuran tiap pixel 8.40 microns di mana ukuran
tersebut merupakan ukuran pixel paling besar di kelasnya hingga saat ini,
Penggambaran keintiman pada..., Fariz Syukri Syuhada, FSD UMN, 2017
33
sehingga mampu menangkap lebih banyak cahaya. Dalam kondisi set yang minim
akan cahaya, noise yang dihasilkan oleh kamera Sony A7s mkII akan sangat
minim, hal ini juga dapat meringankan tugas editor pada saat post-production.
Sony A7s mkII juga memiliki fitur 5-Axis Steadyshot inside image stabilization
fitur yang dapat mereduksi guncangan pada sensor kameran sehingga gambar
yang dihasilkan oleh kamera tidak mudah bergetar, fitur ini sangat cocok dengan
penggunaan teknik handheld camera, panning dan tilt di mana pada film pendek
Semasa penulis banyak melakukan teknik tersebut, dengan adanya 5-Axis
Steadyshot inside image stabilization dapat menghindari guncangan pada gambar
di mana masalah tersebut sangat sulit diatasi pada saat post-production.
Penulis memilih kamera Sony A7s mkII karena kamera tersebut memiliki
sensor full frame 35mm dengan ukuran tiap pixel 8.40 microns di mana ukuran
tersebut merupakan ukuran pixel paling besar di kelasnya hingga saat ini,
sehingga mampu menangkap lebih banyak cahaya. Dalam kondisi set yang minim
akan cahaya, noise yang dihasilkan oleh kamera Sony A7s mkII akan sangat
minim, hal ini juga dapat meringankan tugas editor pada saat post-production.
Sony A7s mkII juga memiliki fitur 5-Axis Steadyshot inside image stabilization
fitur yang dapat mereduksi guncangan pada sensor kamera sehingga gambar yang
dihasilkan oleh kamera tidak mudah bergetar dan stabil. Fitur image stabilization
sangat cocok dengan penggunaan teknik handheld camera, panning dan tilt di
mana pada film pendek Semasa penulis banyak melakukan teknik tersebut,
dengan adanya 5-Axis Steadyshot inside image stabilization dapat menghindari
Penggambaran keintiman pada..., Fariz Syukri Syuhada, FSD UMN, 2017
34
guncangan pada gambar di mana masalah tersebut sangat sulit diatasi pada saat
post-production.
Lighting yang akan penulis pakai adalah LED Aputure Amaran HR672C,
lampu ini memiliki 672 LED di dalamnya yang dapat diatur intensitas cahayanya
dan temperatur warnanya dimulai dari 3200K hingga 5500K. Penulis memilih
lampu LED karena efisiensi daya listrik yang digunakan. Jika menggunakan kabel
daya listrik yang dikonsumsi sebesar 45W. Dengan kecilnya daya listrik yang
digunakan pada lampu ini penulis dapat mengatasi masalah di mana pemilik
lokasi shooting tidak mengizinkan team penulis untuk menggunakan listrik lebih
dari 100W. Lampu ini juga dapat digunakan tanpa kabel yaitu dengan
menggunakan dua baterai Sony (F/FM/QM) yang mampu menghidupkan lampu
selama satu jam. Bentuk lampu ini juga tidak besar (238mm x 190mm x 32mm)
sehingga sangat mudah untuk diletakan di ruangan yang sempit seperti lokasi
shooting yang akan dipakai oleh penulis. Lampu ini juga tidak panas jika dipakai
berjam-jam sehingga sangat aman untuk gaffer memindahkan lampu tersebut.
Penulis menggunakan alat bantu untuk mengontrol pencahayaan dengan
reflektor, filter CTB (Color Temperature Blue) dan CTO (Color Temperature
Orange), dan linen hitam.
Penggambaran keintiman pada..., Fariz Syukri Syuhada, FSD UMN, 2017
35
Tabel 3.1. Daftar Perlengkapan Kamera
No Nama Alat Jumlah
1 Sony A7s Mk II 2
2 Sony Battery 6
3 SD Sandisk Extreme Card 64 GB 2
4 Metabones Lens Adapter EF mount to E mount 2
5 Canon Lens 70-200mm f/2.8 L IS 1
6 Canon Lens 50mm f/1.2 L 2
7 Tamron 24-70mm f.2.8 VC 1
8 Libec Tripod TH-650 DV 1
9 Libec Tripod LS-38 HDV 1
10 ND Variable 77mm 1
11 Feiyu MG Lite Mirrorless 1
12 Ifootage Shark Slider 1
13 Kabel roll 5
Penggambaran keintiman pada..., Fariz Syukri Syuhada, FSD UMN, 2017
36
Tabel 3.2. Daftar Perlengkapan Lighting
NO Nama Alat Jumlah
1 Aputure Amaran HR672C 4
2 Krisbow LED T5 Batten light 2700K 3
3 C – Stand + Sandbag 3
4 Aligator Clamp 4
5 Kain hitam 1
6 Light Stand 6
7 CTO 2
8 CTB 2
9 CTW 1
10 Linen Hitam 3
11 Reflector / Diffuser 4
3.2. Tahapan Kerja
Penulis sebagai sinematografer memiliki tanggung jawab besar dan peran yang
penting dalam merancang elemen visual pada film pendek Semasa, yang tentu
saja sudah didiskusikan terlebih dahulu bersama sutradara, agar visi yang ingin
disampaikan oleh sutradara tetap sampai kepada penonton. Proses tersebut
dilakukan saat pra-produksi. Penulis dan kru inti membaca skrip terlebih dahulu,
kemudian penulis dan sutradara berdiskusi untuk menentukan konsep visualnya,
Penggambaran keintiman pada..., Fariz Syukri Syuhada, FSD UMN, 2017
37
kemudian direalisasikan ditahap produksi. Berikut adalah tahap pengerjaan
penulis pada saat pra-produksi dan produksi.
3.2.1. Pra-Produksi
Dalam tahap pra-produksi, penulis membaca dan memahami skrip terlebih
dahulu, kemudian penulis berdiskusi dengan sutradara untuk menentukan konsep
visualnya. Penulis juga harus berdiskusi dengan production designer dalam
merancang sebuah visual, untuk memastikan agar set yang nantinya akan
dirancang oleh production designer terlihat dalam shot.
Berikut adalah tahapan kerja penulis yang lebih terperinci dalam tahap
pra-produksi:
1. Penulis menerima skrip dari penulis naskah, kemudian penulis
melakukan reading bersama semua kru inti sambil memahami
naskah tersebut. Setelah itu naskah didiskusikan bersama-sama
agar seluruh kru memiliki visi yang sama denga sutradara. Setelah
semua kru paham visi dari sutradara, penulis melakukan diskusi
khusus bersama sutradara untuk membahas konsep visual yang
ingin dicapai, proses yang penulis lakukan adalah, mencari refrensi
film bersama sutradara, kemudian mendiskusikannya untuk
mentukan mood dan look filmnya.
2. Setelah proses mencari refrensi, Penulis mulai merancang shotlist
bersama dengan sutradara dan production designer, penulis
menyusun shotlist yang didiskusikan bersama dengan sutradara dan
Penggambaran keintiman pada..., Fariz Syukri Syuhada, FSD UMN, 2017
38
production designer. Setelah itu penulis memberi tahu kepada
produser, kira-kira perlatan kamera dan lighting apa saja yang akan
dibutuhkan ketika produksi.
3. Setelah penulis melakukan perancangan shotlist yang sudah
didiskusikan bersama sutradara dan production designer, penulis
dan kru inti melakukan scouting lokasi di beberapa daerah Jakarta
yaitu, petak sembilan, stasiun kota dan Pos Indonesia Fatahillah.
Selama melakukan scouting lokasi, penulis membawa kamera Sony
A7s milik editor dengan lensa samyang 24-70mm f/2.8 untuk
mencocokan framing dengan shotlist yang sudah didiskusikan
bersama sutradara dan production designer
.
4. Setelah penulis dan kru inti melakukan scouting, ternyata biaya
sewa lokasi-lokasi tersebut terlalu mahal sehingga produser harus
mencari alternatif lain. produser mengganti lokasi Stasiun Jakarta
dan Pos Indonesia yang terletak di Kota Tua Fatahillah dengan
Jalan raya yang terletak di Wisma Gading Permai, Homebound
Coffee Shop yang terletak di Kelapa Gading dan Dapur kue milik
salah satu kerabat kru yang terletak di Cibodas Tangerang.
Pergantian lokasi ini mempengaruhi penulis sehingga penulis harus
merancang ulang atau merevisi kembali shotlist dengan sutradara
dan production designer.
Penggambaran keintiman pada..., Fariz Syukri Syuhada, FSD UMN, 2017
39
5. Penulis dan kru inti melakukan scouting yang kedua dengan
mendatangi Homebound Coffe Shop yang terletak di Kelapa
Gading dan jalan raya di Wisma Gading Permai, kemudian di lain
hari penulis dan kru inti melakukan scouting ketiga dengan
mendatangi lokasi Dapur yang terletak di Cibodas, Tangerang .
Penulis membawa peralatan kamera Sony A7s, Metabones lens
adapter, lensa canon 24-105mm f/4 L series, lensa Canon 50mm
f/1.2 L series dan Tripod Libec TH-650 DV. Penulis mengamati
terlebih dahulu blocking talent yang diatur oleh sutadara kemudian
penulis mencoba untuk mencocokan framing dengan shotlist yang
sudah dirancang sebelumnya oleh penulis. Penulis juga melihat
kondisi ligting pada saat di lokasi, penulis melihat beberapa warna
cahaya bohlam yang terdapat di lokasi tidak terlalu sesuai dengan
mood yang ingin penulis rancang. Setelah itu penulis berdiskusi
dengan sutradara untuk merancang ulang beberapa shot yang sudah
direncanakan pada saat menentukan shotlist.
6. Setelah seluruh kru setuju dengan lokasi yang sudah dipilih ketika
scouting, penulis dan kru inti melakukan recce di lokasi-lokasi
tersebut. Penulis membawa kamera Sony A7s, Metabones lens
adapter, lensa canon 24-105mm f/4 L series, lensa Canon 50mm
f/1.2 L series dan Tripod Libec TH-650 DV. Penulis bersama
dengan sutrada dan production designer melakukan framing pada
setiap scene sesuai dengan shotlist dan blocking aktor dan aktris
Penggambaran keintiman pada..., Fariz Syukri Syuhada, FSD UMN, 2017
40
yang sudah direncanakan bersama sutradara. Penulis mengambil
beberapa video dan foto untuk melihat kondisi lighting yang
terekam oleh kamera, agar penulis dapat menentukan peletakan
lighting pada setiap scene ketika produksi.
7. Setelah penulis dan sutradara setuju dengan segala perencanaan
shot pada saat recce. Penulis dapat memulai membuat floorplan.
Penulis dapat menggunakan hasil rekaman dan foto pada saat recce
untuk dijadikan storyboard, yang nantinya akan penulis gunakan
untuk menjelaskan kepada kru di divisi lighting, dan kamera agar
tidak terjadi miskomunikasi ketika produksi.
8. Setelah penulis berdiskusi dengan divisi kamera dan lighting,
penulis sudah tahu peralatan apa saja yang akan digunakan ketika
produksi. Penulis harus berdiskusi dengan produser dalam
menentukan peralatan, agar produser dapat mengestimasikan biaya
yang akan dikeluarkan ketika produksi. Setelah itu penulis harus
berdiskusi dengan asisten sutradara untuk menentukan scene dan
shot mana saja yang akan diambil terlebih dahulu ketika produksi,
agar penulis dapat mengestimasikan waktu peletakan kamera dan
lighting ketika produksi.
Penggambaran keintiman pada..., Fariz Syukri Syuhada, FSD UMN, 2017
41
3.2.2. Perencanaan Shot
Setelah penulis membaca skrip dan memahaminya, penulis menemukan satu
adegan yang menurut penulis, adegan tersebut adalah adegan paling klimaks dari
keseluruhan film, di mana Mei dan Bayu yang sebelumnya terlihat kaku satu sama
lain, kemudian mereka berdua saling berdansa di dapur dan terjadi kedekatan
diantara mereka. Sehingga penulis ingin menggambarkan adegan tersebut dengan
memberikan kesan keintiman.
3.2.2.1. Scene 11 Mei dan Bayu sedang berdansa
Gambar 3.1. Storyboard Scene 11 Shot 8
(Dokumentasi penulis, 2016)
Penggambaran keintiman pada..., Fariz Syukri Syuhada, FSD UMN, 2017
42
Gambar 3.2. Naskah Scene 11 Shot 8
(Dokumentasi penulis, 2016)
Gambar 3.3. Floor Plan Scene 11 Shot 8
(Dokumentasi penulis, 2016)
Penggambaran keintiman pada..., Fariz Syukri Syuhada, FSD UMN, 2017
43
3.2.3. Produksi
Pada tahap ini semua perancangan visual direalisasikan atau proses shooting
sudah mulai dilakukan. Berikut adalah tahapan kerja penulis yang lebih terperinci
dalam tahap produksi.
1. Proses produksi atau shooting berlangsung selama 5 hari di tanggal
6,7,14,20 & 26 Agustus 2016. Hari pertama shooting dilakukan
pagi pukul 07:00-12:00 WIB di pinggir jalan Wisma Gading
Permai di mana adegan Mei sedang berdada di dalam taksi dan
membantu seorang nenek-nenek menyebrangi jalan. Proses
pengambilan gambar semuanya direkam dengan kamera Sony A7s
MkII dengan resolusi 4K dan aspect ratio 16:9. Setelah itu di hari
yang sama penulis dan kru inti pindah lokasi menuju Homebound
coffe shop yang terletak di Kelapang gading tidak jauh dari Wisma
Gading Permai, pengambilan gambar di mulai sekitar pukul 17:00
– 22:00WIB. keesokan harinya di tanggal 7 Agustus 2016 proses
shooting masih di lokasi yang sama di Homebound Coffee Shop
yang dimulai sekitar pukul 17:00-22:00 WIB. Penulis
menggunakan 2 kamera Sony A7s MkII dengan lensa Canon
50mm f/1.2 L, untuk adegan di mana Mei dan Bayu sedang saling
beradu argumen, adegan ini memerlukan waktu yang cukup lama
untuk shooting, maka karena itu penulis menggunakan 2 kamera
yang dioperatori oleh penulis sendiri dan asisten kamera, agar
Penggambaran keintiman pada..., Fariz Syukri Syuhada, FSD UMN, 2017
44
meminimalisir waktu produksi dan meminimalisir terjadinya
kesalahan pada continuity.
Pada tanggal 14 dan 17 Agustus 2016 penulis dan kru inti
melakukan shooting di Cibodas Tanggerang untuk adegan dapur.
Dan pada tanggal 26 Agustus 2016. Penulis dan kru mengambil
retake adegan di Homebound karena terjadi kesalahan pada lighting
yang terlalu gelap sehingga mengakibatkan noise pada subyek.
2. Pada saat shooting di Homebound waktu yang diberikan untuk
shooting sangat lah sedikit, dan lokasinya sangat sempit. Penulis
tidak bisa meletakan kamera dan lighting sebelum set art nya
selesai sementara itu properti art yang harus ditata sangatlah
banyak, sehingga ketika set art sudah selesai penulis harus bekerja
ekstra lebih cepat dalam mengatur kamera dan lighting.
3.3. Metodologi
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis melakukan metode penelitian secara
kualitatif. Penulis menggunakan pendekatan secara naratif untuk menjelaskan
kembali apa saja yang sudah dikerjakan penulis dari tahap pra-produksi hingga
produksi. Kemudian penulis menggunakan studi literatur dengan mencari dan
membaca buku-buku untuk menemukan teori yang dapat mendukung
penggambaran keintiman dalam film pendek Semasa. Menurut Raco (2010)
secara umum metode penelitian didefinisikan sebagai suatu kegiatan ilmiah yang
Penggambaran keintiman pada..., Fariz Syukri Syuhada, FSD UMN, 2017
45
terencana, terstruktur, sistematis, dan memiliki tujuan tertentu baik praktis
maupun teoritis (hlm.5). Menurut Creswell (dikutip dalam Raco, 2010) metode
penelitian kualitatif dideskripsikan sebagai suatu pendekatan untuk
mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral (hlm.7).
3.4. Acuan
Pada film pendek Semasa penulis mengambil beberapa acuan untuk
menggambarkan visual keintiman dalam film pendek Semasa, yaitu film panjang
The Notebook karya Nick Casavetes dan Revolutionary Road karya Sam Mendes.
Kedua film tersebut bergenre romance. Penulis memilih kedua film tersebut
karena penulis melihat adanya kemiripan adegan pada skrip film pendek Semasa
yaitu di mana Mei dan Bayu sedang berdansa di dapur.
Berdasarkan film The notebook dan Revolutionary road penulis tertarik
dengan penerapan teknik low-key lighting yang menambah kesan dramatis
kemudian penggunaan two shot close up dan two shot medium close up
memberikan kesan yang lebih intim sehingga itu membantu penonton untuk
merasakan keintim yang ingin digambarkan oleh sutradara. Hal ini yang ingin
penulis sampaikan kepada penonton ketika adegan Mei dan Bayu sedang berdansa
di dapur.
Penggambaran keintiman pada..., Fariz Syukri Syuhada, FSD UMN, 2017
46
Gambar 3.4. Screen Shot The Notebook
(Screen Captured Film The Notebook, 2016)
Gambar 3.5. Screen Shot Revolutionary Road
(Screen Captured Film Revolutionary Road, 2016)
Penggambaran keintiman pada..., Fariz Syukri Syuhada, FSD UMN, 2017