Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2587/3/BAB II.pdfMayoritas...
Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2587/3/BAB II.pdfMayoritas...
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
!
!"!
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Psikologi Anak
Untuk memahami dan mempelajari pikiran serta perilaku mereka, perlu dikaji
perkembangan anak-anak (Cullen, 2011). Menurut Hurlock (1980), terdapat
sepuluh tahap dalam rentang kehidupan:
1. Periode pranatal (masa konsepsi - kelahiran)
2. Bayi (kelahiran - akhir minggu ke-2)
3. Masa bayi (akhir minggu ke-2 - akhir tahun ke-2)
4. Awal masa kanak-kanak (2 - 6 tahun)
5. Akhir masa kanak-kanak (6 - 10 atau 12 tahun)
6. Masa puber (10 atau 12 - 13 atau 14 tahun)
7. Masa remaja (13 atau 14 - 18 tahun)
8. Awal masa dewasa (18 - 40 tahun)
9. Usia pertengahan (40 - 60 tahun)
10. Masa tua (60 tahun – meninggal)
Mayoritas masyarakat memulai pendidikan formal pada usia 6 atau 7
tahun. Berdasarkan peninjauan Piaget terhadap pencapaian intelektual anak, usia
tersebut merupakan masa di mana anak menjauh dari ilusi persepsi dan
memperoleh fungsi kognitif yang memungkinkan mereka untuk memahami
Perancangan Buku..., Marcella Viona Legoh, FSD UMN, 2014
!
! "#!
aritmatika, berpikir tentang bahasa dan sifat-sifatnya, mengklasifikasikan
binatang, manusia, obyek, peristiwa, dan memahami hubungan antara huruf besar
dan kecil, tulisan dan huruf cetak, serta kata-kata dan kalimat (Shaffer & Kipp,
2010).
Hurlock (1980) menyatakan bahwa akhir masa kanak-kanak merupakan
periode yang dikenal sebagai masa sekolah. Pada masa ini, terdapat peningkatan
pesat dalam pengertian dan ketepatan konsep karena meningkatnya intelegensi
dan kesempatan belajar. Menurut para pendidik, pada akhir masa kanak-kanak,
anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang
dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa.
Para pendidik melabelkan masa ini sebagai periode kritis dalam dorongan
berprestasi, di mana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak
sukses, atau sangat sukses, yang cenderung menetap sampai dewasa.
Pengembangan minat juga sangat mempengaruhi perilaku masa kanak-
kanak hingga periode sesudahnya. Ada atau tidaknya minat anak terhadap
berbagai pekerjaan dipengaruhi oleh pandangan mereka terhadap pekerjaan-
pekerjaan tersebut. Hal ini merupakan kesimpulan dari penelitian Nuckols dan
Banducci. Penelitian ini berkaitan dengan pengetahuan dan pandangan anak
tentang bermacam-macam pekerjaan berdasarkan pengetahuan mereka.
Hurlock melanjutkan bahwa terdapat empat hal yang dikemukakan tentang
bagaimana minat yang dibentuk pada masa kanak-kanak kedua dapat
mempengaruhi anak. Pertama, minat mempengaruhi bentuk dan intensitas cita-
Perancangan Buku..., Marcella Viona Legoh, FSD UMN, 2014
!
! ""!
cita. Kedua, minat berfungsi sebagai tenaga pendorong yang kuat. Ketiga, jenis
dan intensitas minat selalu mempengaruhi prestasi. Keempat, minat yang
terbentuk saat masa kanak-kanak dan menimbulkan kepuasan sering menjadi
minat seumur hidup.
Pekerjaan masa depan merupakan salah satu minat yang umum pada masa
kanak-kanak kedua. Pekerjaan-pekerjaan yang dianggap sangat mempesonakan,
mengasyikkan, bergengsi, melibatkan kegiatan-kegiatan, atau seragam, yang bagi
anak terasa penting merupakan kisaran awal minat mereka terhadap pekerjaan
masa depan. Namun, anak masih belum mempertimbangkan kemampuan untuk
melakukan pekerjaan tersebut. Mereka memilih pekerjaan berdasarkan pada apa
yang dianggap penting saat itu. Sebagai contoh, karakter Sally Brown dalam buku
komik “Peanuts” memutuskan untuk menjadi perawat saat sudah dewasa dengan
alasan karena ia menyukai sepatu putih.
2.2. Ilustrasi
Kusmiati R. (1999) menjelaskan bahwa ilustrasi merupakan gambaran pesan yang
berfungsi untuk membantu menyampaikan informasi dengan tepat, cepat, dan
tegas, sehingga pesan menjadi lebih berkesan karena pembaca dapat mengingat
gambar lebih mudah dibanding kata-kata. Ilustrasi merupakan penarik perhatian
yang paling efektif, dan akan lebih efektif lagi jika ilustrasi yang dibuat mampu
menyampaikan pesan yang ingin disampaikan.
Perancangan Buku..., Marcella Viona Legoh, FSD UMN, 2014
!
! "#!
Ilustrasi dapat diciptakan menggunakan berbagai medium, bisa dari hasil
kombinasi gambar, lukisan, karya grafis, kolase, fotografi; berbentuk dua maupun
tiga dimensi, analog maupun digital atau gabungan keduanya. Berdampingan
dengan bahasa, gambar telah memainkan peran penting dalam berkomunikasi
antar manusia. Sebelum adanya perkembangan tulisan, gambar merupakan satu-
satunya cara untuk merekam cerita dan kisah. Ilustrasi muncul untuk membantu
kita memahami dunia kita, memungkinkan kita untuk merekam, menjelaskan, dan
mengomunikasikan seluk beluk kehidupan (Zeegen, 2009). Dalam bidang
editorial dan penerbitan, ilustrasi dapat digunakan antara lain pada:
• Koran
Editorial sering dianggap sebagai titik awal untuk karir di bidang ilustrasi.
Bisa dikatakan bahwa koran adalah arena yang paling terlihat, di mana
ilustrator mengubah konsep menjadi karya, mencetak, dan tampil pada
kios koran dalam waktu 24 jam. Ilustrasi pada koran bertujuan untuk
tampil berdampingan dengan cerita atau berita dan memberikan kontras di
antara gambar fotografi yang mendominasi koran masa kini. Fotografi
lebih terlihat faktual, namun ilustrasi menawarkan opini dan sudut
pandang untuk mendukung apa yang ingin dikemukakan oleh koran
tersebut maupun jurnalisnya.
• Majalah
Majalah tahan lebih lama dibandingkan koran yang keesokan harinya
sudah dibuang. Begitu banyak majalah yang diproduksi saat ini lebih dari
masa-masa sebelumnya, yang bahasannya pun semakin bervariasi.
Perancangan Buku..., Marcella Viona Legoh, FSD UMN, 2014
!
! "#!
Ilustrator pada majalah menginterpretasikan secara visual apa yang sedang
dibahas pada majalah, mulai dari horoskop, resep, peta ilustrasi, hingga
teori ilmiah, gagasan filosofis, dan ideologi politik.
• Sampul buku
Terdapat tiga faktor saat seseorang akan membeli suatu buku, yaitu
kalimat pembuka buku, kutipan ulasan dari pihak-pihak terpilih, dan kesan
yang diberikan oleh sampul buku. Rancangan sampul buku berperan untuk
menghidupkan isi buku, menyampaikan pokok bahasan dan gaya dalam
bentuk visual, dan menciptakan karakter yang dapat dikenal oleh
pembacanya.
• Buku anak
Buku anak yang ada pada toko-toko buku memiliki gaya dan topik
bahasan yang sangat luas, dan genre untuk segala rentang usia, mulai dari
buku interaktif pembelajaran awal berisi bentuk dan warna dengan teks
sederhana, hingga buku bergambar dan pop-up. Pengembangan teks dan
gambar untuk karakter dan jalan cerita biasanya merupakan proses inklusif
dan kolaboratif antara ilustrator dan penulisnya.
2.2.1. Ilustrator
Menurut Zeegen (2009), seorang ilustrator tidak hanya bertugas untuk
menyampaikan, membujuk, memberitahu, mendidik, dan menghibur, tetapi juga
mencapainya dengan kejelasan, visi, gaya, dan biasanya dari sudut pandang
pribadi. Ilustrator yang berhasil adalah mereka yang mengombinasikan
keterampilan teknik dengan imajinasi dan semangat intelektualnya. Ilustrator
Perancangan Buku..., Marcella Viona Legoh, FSD UMN, 2014
!
! "#!
masa kini harus memiliki motivasi diri, ambisius, fleksibel, dan menjadi seorang
visual komunikator yang inovatif.
Dengan perkembangan ranah media masa kini, banyak ilustrator yang
memilih suatu perantara atau media ekspresi mereka. Menggambar, salah satu
aspek penting dari ilustrasi, telah menjadi hanya salah satu komponen dari
keterampilan ilustrator yang juga menggunakan fotografi digital, kolase, huruf
lukis-tangan, stensil, pattern, dan ornamen. Fleksibilitas metode kerja, gaya, dan
pendekatan yang telah melekat ini membuat ilustrator tak dapat diklasifikasikan
secara formal.
2.2.2. Sejarah Ilustrasi
Dapat dikatakan bahwa lukisan goa Eropa dan seni batu Aborigin Australia
berumur 40.000 hingga 60.000 tahun, hieroglyphs Mesir sejak 3.000 SM, lukisan
mural Pompeii dari abad pertama masehi, illuminated manuscript abad ke-14,
lukisan fresko Italia, dan golden age selama abad ke-15, dianggap sebagai bagian
dari sejarah ilustrasi (Zeegen, 2009). Sebelum adanya seni moderen, seniman
menciptakan lukisan dengan tujuan untuk bercerita atau mengomunikasikan suatu
pesan. Selama hampir tujuh abad, seniman bertugas untuk menciptakan gambar
yang menjelaskan teks-teks religius, legenda, mitos, serta peristiwa bersejarah,
baik lokal maupun nasional. Seniman bekerja berdasarkan format yang spesifik
dan konteks yang sudah digariskan, menciptakan berbagai gambar untuk
mendampingi bentuk huruf dan teks. Hal ini tidak berbeda jauh dari peran
ilustrator saat ini.
Perancangan Buku..., Marcella Viona Legoh, FSD UMN, 2014
!
! "#!
Pergerakan terbesar bagi seniman saat itu bersangkutan dengan perubahan
pada orang-orang yang menugaskan mereka. Dengan lahirnya industri penerbitan
pada abad ke-19, para penerbit menggantikan para penyokong tradisional seni,
yaitu gereja sebagai pemberi tugas bagi seniman. Publikasi menjadi sebuah ajang
berpengaruh untuk menampilkan karya mereka, dan ilustrasi, sebuah produk dari
revolusi industri, menjadi area perhatian utama bagi seniman.
Era keemasan dari ilustrasi muncul. Pada akhir abad ke-19, publikasi dan
ilustrasi yang terdapat di dalamnya menjadi sumber hiburan utama bagi
masyarakat pada umumnya, dan berlanjut hingga satu dekade pertama dari abad
ke-20. Ilustrator menjadi komentator budaya dan memberikan dampak besar pada
pemahaman publik terhadap peristiwa nasional dan internasional.
Penyebaran koran dan majalah juga diiringi dengan peningkatan iklan
cetak, dan ini memerlukan keahlian dari ilustrator. Dari majalah dan koran, hingga
poster ilustrasi pertama, dan dari ilustrasi buku dan sampul, hingga sampul
piringan hitam, ilustrasi telah menjadi jantung dari gambar grafis. Gambar
ilustrasi menangkap imajinasi, menghubungkan momen dalam sejarah personal
pengamatnya dengan masa kini. Ilustrasi telah mengambil bagian dalam
mendefinisikan secara visual setiap dekade sejak permulaannya. Sejarahnya telah
melahirkan gambar-gambar ikonik, menghidupkan momen, peristiwa, musik, dan
literatur. Menurut The National Museum of American Illustration (dalam Zeegen,
2009), ilustrasi merupakan bentuk seni yang penting dan abadi.
Perancangan Buku..., Marcella Viona Legoh, FSD UMN, 2014
!
! "#!
2.3. Buku
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku adalah lembar kertas yang berjilid,
berisi tulisan atau kosong; kitab.
Menurut Rustan (2009), buku berfungsi untuk “menyampaikan informasi,
berupa cerita, pengetahuan, laporan, dan lain-lain.” Informasi yang banyak dapat
ditampung oleh buku dengan jumlah halaman tertentu. Buku sudah sangat umum
digunakan sebagai media informasi dan terdiri dari berbagai jenis, mulai dari
buku cerita, komik, novel, kamus, ensiklopedi, majalah, profil perusahaan,
katalog produk, dan sebagainya. Dalam mendesain buku, hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain adalah “desain cover, desain navigasi, kejelasan
informasi, kenyamanan membaca, pembedaan yang jelas antar bagian/bab, dan
lain-lain.”
2.3.1. Buku Anak
Sejarah ilustrasi dan sejarah buku saling berhubungan. Selama 400 tahun sebelum
adanya fotografi, ilustrasi menjadi satu-satunya bentuk yang dapat digunakan
sebagai gambar cetak. Kebanyakan orang diperkenalkan pada ilustrasi melalui
buku anak. Masyarakat tetap dapat mengingat cerita-cerita, karakter, dan ilustrasi
adegan dalam buku favorit mereka yang telah dibaca bertahun-tahun sebelumnya.
Ilustrasi merupakan bagian kreatif besar dari dari buku anak dan memegang
peranan unik dalam merepresentasikan secara visual karakter yang paling dicintai
dan diingat dari masa kecil kita (Zeegen, 2009).
Perancangan Buku..., Marcella Viona Legoh, FSD UMN, 2014
!
! "#!
2.3.1.1. Genre Buku Anak
Secara umum, ilustrasi dalam buku cerita (bergambar) anak berperan penting
dalam keseluruhan alur cerita (Putri, 2003). Sebelum memilih atau menciptakan
buku untuk anak, perlu dipahami terlebih dahulu genre-genre buku cerita anak,
sehingga nantinya buku tersebut dapat memberikan dampak positif bagi minat
baca anak. Genre buku cerita bergambar dapat dibagi menjadi:
• Baby books (bayi dan batita)
Materi genre buku ini mayoritas berisi pantun dan nyanyian sederhana,
permainan menggunakan jari, atau ilustrasi cerita tanpa kata-kata yang
mengajak orang tua dan anak untuk berimajinasi. Untuk batita (bawah tiga
tahun), buku biasanya terdiri dari 300 kata atau kurang, berbentuk board
books (buku dengan kertas yang sangat tebal), pop-ups (buku dengan
halaman berbentuk tiga dimensi), lift-the-flaps atau buku-buku khusus
(misalnya buku yang dapat bersuara, berformat unik, atau bertekstur
tertentu). Buku umumnya berisi cerita sederhana seperti keseharian anak,
atau edukasi tentang pengenalan warna, angka, bentuk, dan sebagainya.
• Picture books (4-8 tahun)
Genre buku ini naskahnya rata-rata 1000 kata, dan bisa mencapai 1500
kata dengan plot sederhana dan karakter utama yang menjadi pusat
perhatian dan menyentuh emosi dan pola pikir anak. Cerita disampaikan
dengan ilustrasi dan teks yang memainkan peran yang sama besar. Topik
yang dibicarakan dan gaya penulisannya sudah luas dan beragam.
• Early picture books (4-8 tahun)
Perancangan Buku..., Marcella Viona Legoh, FSD UMN, 2014
!
! "#!
Hampir sama seperti picture books yang memiliki cerita sederhana berisi
sekitar 1000 kata, namun genre buku ini lebih ditujukan untuk batas akhir
usia 4 hingga 8 tahun. Banyak buku early picture books yang dicetak
ulang menggunakan format board book untuk memperluas jangkauan
pembacanya.
• Easy readers (6-8 tahun)
Pada usia 6-8 tahun, anak biasanya baru mulai membaca sendiri. Setiap
halamannya masih berisi ilustrasi berwarna, tetapi dengan format trim per
halaman yang lebih kecil dan cerita dibagi menjadi bab-bab pendek.
Teksnya terdiri dari 200 hingga 1500 kata menggunakan kalimat-kalimat
sederhana, biasanya 2-5 kalimat per halaman. Penyampaian cerita dalam
bentuk aksi dan percakapan interaktif.
• Transition books (6-9 tahun)
Genre buku ini merupakan jembatan penghubung antara easy readers dan
chapter books. Gaya penulisan pada transition books sama seperti easy
readers, namun naskahnya lebih panjang, ukuran trim per halaman lebih
kecil, dan dilengkapi dengan ilustrasi hitam-putih pada beberapa halaman.
• Chapter books (7-10 tahun)
Kalimat-kalimat pada genre buku ini mulai sedikit kompleks dengan
paragraf-paragraf pendek berisi 2-4 kalimat. Ceritanya lebih padat
dibandingkan dengan genre transition books, namun tetap menggunakan
banyak aksi petualangan.
• Middle grade (8-12 tahun)
Perancangan Buku..., Marcella Viona Legoh, FSD UMN, 2014
!
! "#!
Naskah genre buku ini lebih panjang, cerita mulai kompleks dengan
menampilkan banyak karakter tambahan, dan tema-tema yang cukup
modern. Cerita yang dibahas beragam, baik fiksi seperti petualangan
fantasi maupun non-fiksi seperti biografi atau iptek. Anak pada usia ini
mulai tertarik dan mengidolakan karakter dalam cerita, sehingga beberapa
buku seri petualangan dapat berhasil membuat hingga 20 atau lebih buku
menggunakan tokoh yang sama.
• Young adult (12 tahun ke atas)
Plot cerita dalam genre buku ini bisa sangat kompleks dengan banyak
karakter utama, walaupun tetap memfokuskan pada satu karakter. Tema
yang diangkat biasanya yang berhubungan dengan kehidupan remaja saat
ini.
2.3.1.2. Tahap Minat Baca Anak
Menurut Charlotte Buhler (dalam Muktiono, 2003), perkembangan kesastraan
anak dapat digolongkan menjadi lima fase usia:
• Usia fantasi (2-4 tahun)
• Usia dongeng (4-8 tahun)
• Usia petualangan (8-11 atau 12 tahun)
• Usia kepahlawanan (12-15 tahun)
• Usia liris dan romantis (15-20 tahun)
Akbar-Hawadi (2001) mengemukakan bahwa buku memberikan wadah
bagi anak untuk mempelajari banyak tentang perkembangan diri mereka dan
Perancangan Buku..., Marcella Viona Legoh, FSD UMN, 2014
!
! "#!
merupakan sumber identifikasi bagi anak. Melalui buku, anak memperoleh nilai-
nilai yang belum diajarkan oleh orang tua. Akbar-Hawadi juga menuliskan tahap-
tahap dalam perkembangan minat baca pada anak yang diuraikan oleh Yaumil
Achir, yaitu:
• Usia 1-3 tahun
Buku yang digunakan pada usia ini sebaiknya terbuat dari plastik atau
bahan kain yang kuat, tidak mudah rusak, dan dapat dicuci, karena anak
cenderung merobek kertas. Untuk isi bacaan, disarankan setiap
halamannya hanya mengandung satu macam benda dan namanya dengan
format besar dan warna yang cerah.
• Usia 3-5 tahun
Isi bacaan pada buku sudah bisa terdiri dari gagasan beberapa kata
(kalimat), tetap dengan ilustrasi gambar yang menarik, warna ceria, dan
format besar. Kosa kata anak diperbanyak melalui buku tersebut. Ukuran
buku dianjurkan kurang lebih 21,0 x 29,7 cm.
• Usia 5-7 tahun
Pada usia ini, fokus perkembangan berada pada dunia akademis dan
intelektual. Hal yang menonjol pada periode ini adalah “banyaknya kata-
kata, gagasan-gagasan, konsep-konsep yang merupakan representasi dari
hal-hal yang telah dialami dan disimpan secara mental, baik melalui
pengalaman atau yang diterima secara tidak langsung.” Isi bacaan bisa
dalam bentuk cerita yang matang dengan ukuran buku 17,6 x 25,0 cm.
• Usia 7-9 tahun
Perancangan Buku..., Marcella Viona Legoh, FSD UMN, 2014
!
! "#!
Anak sedang menggemari cerita-cerita yang merangsang imajinasi dan
yang berkesan action. Buku yang cocok pada usia ini adalah yang selaras
dengan bagaimana sekolah melihat sesuatu itu penting, sehingga isi buku
bisa berupa sesuatu yang membantu pelajaran di sekolah. Format buku
17,6 x 25,0 cm dengan huruf tidak terlalu kecil dan jarak antar huruf tidak
terlalu dekat.
2.4. Elemen dan Prinsip Desain
Kusmiati R. (1999) mengemukakan bahwa “desain komunikasi visual tidak akan
ada artinya bila hanya mementingkan unsur fungsi semata tanpa memperhatikan
unsur-unsur keindahan yang menjadikan desain menjadi lebih menarik dan
berkesan.” Seorang desainer perlu memahami pentingnya elemen dan prinsip
desain untuk menentukan keindahan dari suatu desain, sehingga dapat
menghasilkan karya yang memenuhi persyaratan estetika.
Keindahan desain komunikasi visual mengandung unsur-unsur estetika
yang antara lain terdiri dari garis, bentuk, warna, ruang, tekstur, keseimbangan,
keserasian, proporsi, skala, dan irama. Sifat-sifat tiap elemen desain tersebut perlu
dipelajari sehingga dapat memudahkan pemahaman dan pengaplikasiannya, dan
banyak kaitannya saat menyusun layout.
2.4.1. Garis
Perancangan Buku..., Marcella Viona Legoh, FSD UMN, 2014
!
! ""!
Garis secara umum terdiri dari unsur-unsur titik yang juga dapat mendukung
keindahan. Bentuk garis bisa bersifat lurus, lengkung, dan bersudut; mempunyai
arah seperti horizontal, vertikal, dan diagonal; mempunyai dimensi seperti tebal,
tipis, panjang, dan pendek. Garis bisa berbeda dalam tekanan, ketebalan, maupun
letak, yang masing-masing memiliki bentuk dan karakter sendiri-sendiri. Garis
dalam desain komunikasi visual dapat berfungsi sebagai pemberi aksen,
pembatas, dan kolom (Kusmiati R., 1999).
2.4.2. Bentuk
Bentuk adalah suatu tubuh yang tersusun dari garis-garis. Susunan garis-garis
tersebut dapat menjelaskan suatu bentuk, misalnya susunan garis vertikal dan
horizontal yang sama panjang dapat membentuk bujur sangkar. Bentuk-bentuk
tersebut merupakan bagian dari dasar yang digunakan untuk mendesain, dan
kombinasi antara bentuk yang satu dengan bentuk lainnya dapat menciptakan
suatu karya desain (Kusmiati R., 1999).
2.4.3. Warna
Menurut Morioka dan Stone (2006), warna melampaui sekadar fenomena visual,
yang digunakan hanya sebagai renungan dekoratif. Warna merupakan bahasa
emosional yang unik dan alat simbolik bagi para desainer, sehingga patut
dimanfaatkan hingga tingkat tertinggi.
Untuk menciptakan kombinasi warna yang harmonis, perlu suatu prinsip
panduan yang dapat membantu para desainer untuk memahami interaksi warna,
memilih dan mengombinasikan warna, serta membangun palet yang menarik dan
Perancangan Buku..., Marcella Viona Legoh, FSD UMN, 2014
!
! "#!
efektif. Salah satu alat terbaik untuk memvisualisasikan hubungan antar warna
adalah lingkaran warna. Lingkaran warna ini awalnya dikembangkan oleh Sir
Isaac Newton. Dalam lingkaran warna, terdapat warna primer, warna sekunder,
dan warna tersier.
Gambar 2.1. Lingkaran Warna
(Morioka dan Stone, 2006)
• Warna Primer
Warna yang termasuk dalam warna primer adalah biru, merah, dan kuning.
• Warna Sekunder
Warna yang terbuat dari pencampuran dua warna primer, yaitu ungu (biru
dan merah), oranye (merah dan kuning), dan hijau (biru dan kuning).
• Warna Tersier
Warna yang terbuat dari pencampuran warna primer dengan warna
sekunder yang bersebelahan. Hasilnya menjadi merah oranye, oranye
kuning, kuning hijau, hijau biru, biru ungu, dan ungu merah.
Perancangan Buku..., Marcella Viona Legoh, FSD UMN, 2014
!
! "#!
Mata dan otak manusia mengalami warna secara fisik, mental, dan
emosional sehingga warna-warna tersebut memiliki arti. Arti warna-warna
tersebut dapat digunakan sebagai panduan sebelum memulai suatu proyek desain.
Berikut arti dari warna-warna tersebut:
• Merah
Warna ini menimbulkan kesan gairah, cinta, energi, entusiasme,
kegembiraan, panas, kekuatan. Merah merupakan warna yang secara
visual paling dominan, menunjukkan kecepatan dan aksi, menstimulasi
detak jantung, nafas, dan napsu makan.
• Kuning
Warna ini menimbulkan kesan kecerdasan, kebijaksanaan, optimisme,
cahaya, keriangan, idealisme. Warna ini diasosiasikan dengan sinar
matahari, merupakan warna yang pertama kali diperhatikan oleh mata
manusia, lebih terang dari warna putih, mempercepat proses metabolisme,
dan warna kuning pucat dapat meningkatkan konsentrasi.
• Biru
Warna ini menimbulkan kesan pengetahuan, kesejukan, kedamaian,
maskulin, perenungan, loyalitas, keadilan, kecerdasan. Warna ini membuat
pengamatnya merasa tenang dan relaks, namun menghambat rasa lapar
karena makanan berwarna biru jarang ada di alam. Dikatakan bahwa orang
lebih produktif di dalam ruangan berwarna biru.
• Hijau
Perancangan Buku..., Marcella Viona Legoh, FSD UMN, 2014
!
! "#!
Warna ini menimbulkan kesan kesuburan, uang, pertumbuhan,
kesembuhan, kesuksesan, alam, keserasian, kejujuran, kemudaan. Hijau
merupakan warna yang mudah disukai oleh mata, menenangkan dan
menyegarkan. Warna ini juga memiliki arti “go” atau “jalan”.
• Ungu
Warna ini menimbulkan kesan kemewahan, kebijaksanaan, imajinasi,
inspirasi, peringkat, kekayaan, kaum bangsawan, mistis, spiritual. Warna
ungu memiliki kualitas feminin dan romantis. Dikatakan bahwa warna ini
meningkatkan daya imajinasi sehingga banyak digunakan untuk
mendekorasi kamar anak.
• Oranye
Warna ini menimbulkan kesan kreativitas, kekuatan, energi, keunikan,
semangat, stimulasi, keramahan, kesehatan, imajinasi, aktivitas. Warna ini
merupakan perangsang napsu makan. Warna oranye dalam ruangan
memperlihatkan keramahan dan kesenangan, membuat orang yang berada
di dalamnya berpikir dan berbicara. Pemburu dan pekerja jalan raya sering
mengenakan warna ini karena dapat meningkatkan visibilitas.
• Hitam
Warna ini menimbulkan kesan kekuasaan, kewenangan, bobot,
kecanggihan, elegan, formalitas, keseriusan, kehormatan, kesunyian,
misteri, gaya. Hitam membuat warna lain terlihat lebih cerah. Dalam terapi
warna, hitam seharusnya mendorong kepercayaan diri dan kekuatan.
• Putih
Perancangan Buku..., Marcella Viona Legoh, FSD UMN, 2014
!
! "#!
Warna ini menimbulkan kesan kesempurnaan, pernikahan, kebersihan,
kebajikan, kemurnian, keringanan, kelembutan, kesucian, kesederhanaan,
kebenaran. Putih adalah warna yang memiliki keseimbangan sempurna.
Warna ini diasosiasikan dengan para malaikat dan dewa.
• Abu-abu
Warna ini menimbulkan kesan keseimbangan, keamanan, keandalan,
kesantunan, klasisisme, kematangan, kecerdasan, kebijaksanaan. Abu-abu
diasosiasikan dengan kenetralan, keseimbangan antara hitam dan putih.
Warna ini jarang menimbulkan emosi yang kuat.
2.4.4. Ruang
Melalui apa yang kita lihat, persepsi mengenai kedalaman seperti jauh dan dekat,
tinggi dan rendah, menghasilkan ruang (Kusmiati R., 1999). Ruang yang tidak
terlihat bisa menjadi nyata dengan adanya benda-benda dan permukaan yang
membatasi dan menegaskannya. Misalnya, sebuah patung dalam ruang diberi
bantuan cahaya sehingga menonjolkan bentuk tiga dimensinya melalui bayangan-
bayangan yang dihasilkan. “Hubungan antar ruang merupakan bagian dari
perencaaan desain, apakah itu berupa jarak antar huruf atau huruf dengan gambar
yang terletak pada sebidang kertas. Ruang sebagai latar belakang dari suatu objek
juga perlu diolah, umpamanya dengan memberi warna, tekstur, dan lain-lain.”
2.4.5. Tekstur
Kusmiati melanjutkan bahwa tekstur meliputi semua jenis permukaan bahan atau
benda, dengan sifat dan kualitas fisik seperti kasar atau mengkilap, yang dapat
Perancangan Buku..., Marcella Viona Legoh, FSD UMN, 2014
!
! "#!
digunakan untuk suatu desain secara kontras, serasi, atau pengulangan. Tekstur
tidak hanya berkaitan dengan indra peraba, namun juga indra penglihatan,
sehingga cahaya dan bayangan atau ilusi optis dapat memperjelas tekstur.
2.4.6. Keseimbangan
Prinsip keseimbangan merupakan prinsip utama yang menghasilkan kesan
keteraturan. Terdapat satu titik atau sumbu khayal yang berguna untuk
menentukan susunan letak objek atau massa sehingga sesuai dengan prinsip
keseimbangan. Keseimbangan simetris terkesan resmi atau formal, sedangkan
keseimbangan asimetris tampak lebih dinamis (Kusmiati R., 1999).
2.4.7. Keserasian
“Keserasian adalah suatu usaha menyusun berbagai macam bentuk, bangun,
warna, tekstur, dan elemen-elemen lain yang disusun secara seimbang dalam
suatu susunan komposisi yang utuh agar nikmat untuk dipandang.” (Kusmiati R.,
1999). Prinsip ini dapat dilakukan dengan mengombinasikan elemen dengan sifat
yang sama, misalnya skala dan bentuk yang sama, atau penggunaan warna yang
sama. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan kesamaan arah. Misalnya, garis
horizontal, vertikal, diagonal, maupun lengkung. Namun, keserasian untuk
menghasilkan kesatuan penampilan tersebut juga memerlukan variasi sehingga
tidak berkesan monoton dan membosankan.
Perancangan Buku..., Marcella Viona Legoh, FSD UMN, 2014
!
! "#!
2.4.8. Proporsi
Proporsi adalah perbandingan antara satu bagian dari suatu objek atau komposisi
terhadap bagian lain atau keseluruhan objek atau komposisi. Unsur proporsi
sering dikaitkan dengan ukuran objek lain dan tidak berdiri sendiri. Sebagai
contoh, ukuran huruf yang serasi untuk brosur, atau tampak tidak sesuai atau
kurang proporsional untuk poster (Kusmiati R., 1999).
2.4.9. Skala
“Skala adalah ukuran relatif dari suatu objek, jika dibandingkan terhadap objek
atau elemen lain yang telah diketahui ukurannya.” (Kusmiati R., 1999). Misalnya,
ukuran badan manusia yang digunakan sebagai skala, sehingga ukuran tersebut
dapat digunakan untuk memperkirakan objek ruang dengan ukuran dari bagian
badan manusia.
2.4.10. Irama
Pengulangan-pengulangan secara teratur dan diberi tekanan atau aksen
menghasilkan dasar dan ciri khas dari suatu irama (Kusmiati R., 1999). Irama
berfungsi untuk menciptakan suatu kesan gerak yang mengarahkan perhatian dari
satu ke tempat ke tempat lainnya. Komposisi irama yang paling sederhana adalah
pengulangan objek yang yang sama, sedangkan yang lebih kompleks dibuat
dengan perubahan jarak, aksen, dan mengurangi atau menambah ukuran elemen-
elemen secara bertahap. Gradasi juga merupakan jenis irama yang penting di
mana ukuran, warna, atau nilai dari elemen-elemen desain diubah secara bertahap
bersamaan dengan pengulangan yang terjadi.
Perancangan Buku..., Marcella Viona Legoh, FSD UMN, 2014
!
! "#!
2.5. Teori Tata Letak (Layout)
Menurut Ambrose dan Harris (2005), layout merupakan suatu susunan elemen-
elemen desain yang berkaitan dengan ruang yang elemen-emelen tersebut tempati
dan sesuai dengan keseluruhan skema estetika. Layout dapat juga disebut sebagai
pengelolaan bentuk dan ruang. Tujuan utama dari layout adalah untuk
menampilkan elemen-elemen visual dan teks yang ingin dikomunikasikan dengan
suatu cara yang membuat para pembacanya dapat menerima pesan yang ingin
disampaikan dengan usaha seminimal mungkin.
Dengan layout yang baik, pembaca dapat menerima informasi yang
kompeks secara terarah, baik pada media cetak maupun elektronik. Layout
mengacu pada pertimbangan kegunaaan dan estetika, misalnya di mana dan
bagaimana suatu konten akan dilihat. Tidak ada aturan utama untuk menciptakan
layout, dengan pengecualian bahwa konten harus diutamakan.
2.6. Tipografi
Istilah tipografi berkaitan erat dengan setting huruf dan pencetakannya. Namun,
makna tipografi secara tradisional tersebut semakin meluas karena dipengaruhi
oleh pesatnya perkembangan teknologi digital. Kini, segala disiplin yang
berkaitan dengan huruf merupakan makna dari tipografi (Rustan, 2011).
Landa, Gonnella, dan Brower (2007) menjelaskan bahwa terdapat dua
klasifikasi utama dari typeface, yaitu display type dan text type. Display type
Perancangan Buku..., Marcella Viona Legoh, FSD UMN, 2014
!
! "#!
paling sering digunakan sebagai heading dan berfungsi untuk menarik perhatian,
sedangkan text type atau yang biasa disebut body copy digunakan pada badan teks
dan berfungsi untuk dibaca dengan seksama. Klasifikasi lainnya dari typeface
adalah serif, sans serif, dan script.
• Serif
Jenis huruf serif berasal dari masa Romawi, saat kata-kata diukir pada
batu. Alat yang pada masa itu digunakan untuk mengukir huruf
menciptakan suatu bentuk pada ujung-ujungnya yang kemudian dikenal
sebagai serif. Tipe huruf serif sering digunakan untuk memberikan kesan
elegan dan canggih.
• Sans serif
Jenis huruf sans serif pertama kali muncul pada pertengahan abad ke-19,
dan diciptakan dengan memotong serif pada typeface yang sudah ada.
Jenis huruf ini awalnya dikenal sebagai “grotesque”, yang merupakan
reaksi dari para pembacanya yang sudah terbiasa dengan typeface klasik.
Pada awal abad ke-20, sans serif disempurnakan menjadi lebih ramping
dan efisien yang kemudian dikenal sebagai modern. Jenis huruf sans serif
memberikan kesan geometris dan kerapian.
• Script
Jenis huruf script awalnya dirancang untuk mengikuti gaya tulis tangan.
Saat jenis huruf ini pertama kali dirancang, keahlian menulis indah
merupakan norma, dan mereka mencerminkan keindahan bentuk yang ada
Perancangan Buku..., Marcella Viona Legoh, FSD UMN, 2014
!
! "#!
pada saat itu. Typeface script biasanya digunakan untuk menampilkan
kesan elegan, misalnya untuk undangan pernikahan.
Perancangan Buku..., Marcella Viona Legoh, FSD UMN, 2014