Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2408/4/BAB III.pdf · Team...

16
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/2408/4/BAB III.pdf · Team...

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

15

BAB III

METODOLOGI

3.1. Gambaran Umum

Penulis membuat film pendek untuk menjadi bahan penulisan laporan tugas akhir

yang menjadi syarat dari kelulusan S1 Desain Komunikasi Visual peminatan

sinematografi dan juga sebagai portofolio bagi penulis. Film yang penulis buat

berjudul IT IS WHAT IT IS.

IT IS WHAT IT IS adalah sebuah film dengan genre suspense dan

mengambil konsep urban legend yang berdurasi kurang lebih 10 menit. Film ini

bercerita mengenai sekelompok anak muda yang melakukan kekeliruan sampai

terjebak dalam dimensi koma. Akhirnya beberapa anak muda tersebut merasa

kehilangan arah, ragu dan menyadari bahwa arwah dan tubuh tidak selalu

menyatu. Film IT IS WHAT IT IS disutradarai oleh Meidinda Tiara Syahputri dan

diproduseri oleh penulis. Semua departemen memiliki ketuanya masing-masing

yang terdiri dari camera departement, art department sampai post production

department. Di sini penulis akan membahas mengenai penggunaan pergerakan

kamera dengan teknik yaitu, floating, dolly dan point of view. untuk membangun

ketegangan dalam film pendek IT IS WHAT IT IS.

Penggunaan Camera..., Peggy Misnan, FSD UMN, 2014

16

3.2. Sinopsis film it is what it is

IT IS WHAT IT IS adalah sebuah film pendek yang mengambil tema suspense dan

mengangkat topik mengenai legenda perkotaan yang ada sejak dulu tetapi tidak

pernah dianggap oleh masyarakat. Film ini bercerita mengenai sekelompok anak

muda yaitu Affan(20), Obbie(19), Alea(20), Nikki(20), Vegga(20), Kean(20) yang

sedang pesta di sebuah apartemen, mabuk-mabukan dan sampai melakukan

kekeliruan saat mabuk-mabukan dan bermain kartu dengan hukuman setiap orang

yang kalah akan terkena coretan pada wajahnya.

Pada akhirnya beberapa dari mereka justru merasa kehilangan arah, dan

terus mencari siapa diri mereka dan apa yang sedang dialami pada saat itu.

Dimensi koma ini membawa mereka mencari hal-hal yang mereka sendiri tidak

pahami. Hingga sampai pada titik dimana mereka harus melihat diri mereka

sendiri dan sebagian dari anak muda ini menyadari bahwa tubuh hanyalah sebuah

tempat persinggahan arwah agar dapat beraktifitas seperti manusia. Bahwa arwah

dan tubuh tidak selalu menyatu karena adanya rasa yang tidak nyaman. Semua hal

remeh yang terkadang dianggap mudah bukan berarti tidak dapat berakibat buruk.

3.3. Posisi Penulis

Penulis selaku director of photography merupakan ketua atau kepala dari

departemen kamera. Awal dari pra-produksi penulis mencari dan menentukan

siapa yang akan penulis ajak untuk bekerja sama dalam departemen kamera.

Setelah itu penulis pun mulai menentukan alat apa saja yang akan digunakan

Penggunaan Camera..., Peggy Misnan, FSD UMN, 2014

17

dalam proses shooting nanti. Penulis juga mulai mencari riset dan melakukan

recce saat pra-produksi berlangsung.

Kemudian penulis mendapatkan anggota yaitu Iman kurniawan dan Derian

Chris sebagai asisten kamera. Penulis juga berperan dalam tata cahaya selama

produksi di bantu oleh Derian Chris dan Thomas Vandhi. Penulis mengurus

secara keseluruhan persiapan dari konsep visual film pendek IT IS WHAT IT IS.

Penulis pun menjadi 1st camera person dalam film IT IS WHAT IT IS selama

produksi berlangsung. Pekerjaan penulis dalam film ini tercakup juga dengan

membuat shot list, mood board selain memilih alat-alat yang digunakan selama

produksi dan bekerja selama produksi berlangsung.

3.4. Peralatan

Pada tahap pra-produksi penulis selaku kepala departemen kamera mencari dan

menentukan sendiri peralatan shooting. Penulis mencari peralatan yang tidak

terlalu rumit tetapi bisa digunakan dengan maksimal pada saat proses produksi

berlangsung. Penulis hanya berdiskusi dengan asisten kamera mengenai peralatan

yang akan digunakan. Penulis pun mengusahakan tidak perlu terlalu banyak

peralatan yang disewa agar tidak terlalu mengeluarkan banyak dana. Semua

adegan di ambil menggunakan kamera DSLR Canon 5D Mark II.

Kemudian bagian close-up dan extreme close-up penulis ambil

menggunakan lensa Canon EF 35mm dan 50mm. shots medium sampai long shot

penulis ambil menggunakan lensa Canon EF 24-105mm. Sebagian dari adegan

yang akan diambil pun memerlukan peralatan khusus seperti steadicam, dolly

Penggunaan Camera..., Peggy Misnan, FSD UMN, 2014

18

track, glidecam dan juga kinoflo. Karena jadwal shooting kebanyakan pada malam

hari. Rincian peralatan yang sudah dipastikan dan digunakan dalam proses

shooting film pendek IT IS WHAT IT IS adalah sebagai berikut:

3.4.1. Kamera Canon

Untuk mengambil keseluruhan gambar dalam film IT IS WHAT IT IS, penulis

menggunakan kamera DSLR Canon 5D Mark II. Salah satu alasannya adalah

dikarenakan kamera ini memiliki sensor full frame yang membuat hasil gambar

yang diambil menjadi lebih luas.

Gambar 3.1 Canon 5D Mark II

Penggunaan Camera..., Peggy Misnan, FSD UMN, 2014

19

3.4.2. Lensa Canon

Lensa sangat berhubungan dengan pergerakan kamera. Pembuat film harus

mengetahui terlebih dahulu pergerakan seperti apa yang ingin diambil. Kemudian

baru bisa memilih. Contohnya, bila ingin mengambil shot kamera bergerak bebas,

gunakanlah lensa yang memiliki sensor image stabillizer. lensa fix seperti 35mm

atau 50mm akan lebih sensitif dibanding dengan lensa yang memiliki ukuran 24-

105mm. Penulis memilih lensa Canon EF 24-105mm karena lensa ini memiliki

putaran fokus yang sangat stabil sehingga lebih mudah untuk dipelajari. Agar

tidak memakan waktu terlalu banyak pada saat produksi hanya untuk mengatur

fokus gambar yang ingin diambil. Juga dikarenakan lensa ini memiliki ketajaman

yang cukup baik untuk sebuah lensa jauh.

Gambar 3.2 Lensa Canon EF 24-105mm

Penggunaan Camera..., Peggy Misnan, FSD UMN, 2014

20

Kemudian penulis memilih lensa berikutnya adalah lensa canon EF 35mm

dan 50mm untuk mengambil shots close up dan extreme close up agar terlihat jauh

lebih tajam.

Gambar 3.3 Lensa Canon EF 35mm dan 50mm

Penggunaan Camera..., Peggy Misnan, FSD UMN, 2014

21

3.4.3. Steadicam

Rig dan glidecam adalah dua jenis peralatan khusus yang dipilih oleh penulis

untuk membantu penulis dalam proses shooting. Saat mengambil adegan floating

dan point of view. Agar kamera dan gambar bergerak tetapi hasilnya tetap halus

dan stabil.

Gambar 3.4 DSLR Kamera rig Shoulder Mount

Gambar 3.5 Glidecam merk Flycam DSLR

Penggunaan Camera..., Peggy Misnan, FSD UMN, 2014

22

3.4.4. Dolly

Penulis pun memilih dolly track custom menjadi peralatan khusus yang ketiga.

Alat ini membantu penulis mengambil dolly zoom. Dikarenakan dolly custom

cukup mudah digunakan namun tetap menghasilkan gambar yang stabil.

Gambar 3.6 Dolly Tracks

Penggunaan Camera..., Peggy Misnan, FSD UMN, 2014

23

3.4.5. Tripod

Tripod manfrotto yang telah di custom adalah pilihan penulis untuk mengambil

beberapa shot yang diam dan stabil. Karena kekokohan dari kaki-kaki dan kepala

tripod tersebut yang membuat gerakan kecilpun sangat jarang terjadi. Untuk

mengambil shot karakter utama menjadi dua pun penulis menggunakan tripod

tersebut.

Gambar 3.7 Tripod Manfrotto Custom

Penggunaan Camera..., Peggy Misnan, FSD UMN, 2014

24

3.4.6. Lighting

Gambar 3.8 LED Black Gobox PB820 External Flash

Gambar 3.9 Monon Lighting (Florence)

Penggunaan Camera..., Peggy Misnan, FSD UMN, 2014

25

3.5. Tahapan Kerja

Penulis bekerja selama tahap pra-produksi berlangsung sampai dengan selesainya

produksi. Sebagai seorang director of photography dalam film pendek IT IS

WHAT IT IS penulis memiliki tanggung jawab yang besar untuk menemukan

konsep visual dari naskah yang diberikan sutradara. Sampai bagaimana naskah

tersebut bisa divisualisasikan menjadi sebuah film pendek. Berikut ini ialah

pekerjaan yang dilakukan oleh penulis selama berlangsungnya proses pra-

produksi hingga produksi sampai selesai.

3.5.1 Pra-Produksi

Pra-produksi merupakan sebuah tahap awal yang berisi perencanaan produksi,

mood dan konsep visual seperti apa yang ingin kita ciptakan pada saat produksi

nanti. Dalam film IT IS WHAT IT IS, penulis memiliki posisi sebagai director of

photography yang adalah seorang kepala dari departemen kamera dan tata cahaya.

Proses yang dilakukan oleh penulis selama pra-produksi adalah sebagai berikut :

1. Setelah sinopsis, mulailah penulis mencari referensi konsep visual.

2. sutradara telah menyelesaikan naskah dan penulis mulai membuat mood board

dan memperdalam konsep visual.

3. Kemudian penulis mulai berdiskusi dengan sutradara mengenai pembuatan

shot-list. Untuk memberi gambaran jelas bagaimana filmnya nanti.

4. Lokasi telah ditemukan dan sudah melewati perijinan. Maka penulis bersama

dengan sutradara membahas kemungkinan buruk dan baik yang akan terjadi saat

shooting.

Penggunaan Camera..., Peggy Misnan, FSD UMN, 2014

26

5. Setelah itu penulis pun mendata semua peralatan yang akan digunakan selama

proses shooting.

6. Setelah naskah, mood board, shot list dan peralatan sudah siap semua. Tinggal

menunggu departemen lainnya menyelesaikan tugas-tugasnya dan siap untuk

segala proses berikutnya.

3.5.2. Produksi

Produksi adalah tahapan dimana proses shooting berlangsung. Bagi penulis yang

memegang posisi kepala departemen kamera tahap inilah yang menentukan

apakah persiapan yang dilakukan oleh penulis pada saat pra produksi sudah

dipersiapkan dengan baik. Proses yang dilakukan oleh penulis selama shooting

antara lain adalah sebagai berikut:

1. Untuk seluruh adegan di apartemen peralatan utama yang digunakan oleh

penulis untuk mengambil gambar adalah kamera Canon 5D Mark II.

2. Setelah itu untuk semua adegan di dalam ruang apartemen membutuhkan

pergerakan kamera yang menggunakan steadycam rig, glidecam sebagai alat

bantu.

3. Dikarenakan lokasi hanya disebuah ruang apartemen maka penulis harus benar-

benar memaksimalkan shot yang akan diambil dengan sebaik mungkin dalam satu

ruang apartemen dengan konsep visual yang ada.

4. penulis menemukan masalah mengenai pemindahan data yang cukup besar dan

berbahaya bisa sampai diabaikan begitu saja

Penggunaan Camera..., Peggy Misnan, FSD UMN, 2014

27

3.6. Acuan

Untuk film IT IS WHAT IT IS, sutradara menginginkan filmnya adalah sesuatu

yang lain dari yang biasanya ada dan acuannya adalah dari apa yang dia sukai

pada waktu itu, tetapi bagaimanapun penulis membutuhkan referensi untuk

menggambarkan apa yang diinginkan oleh sutradara agar hal yang sutradara

inginkan bisa dibayangkan. Maka penulis mendapatkan banyak ide dan referensi

dari film yang disutradarai oleh Gaspar Noe yang berjudul Enter the Void dan

juga video clip Drunk dari Ed Sheeran. Sebagian besar film adegannya bertepatan

di sebuah kamar semacam rumah susun yang berada di perkotaan dan secara

visual semua ruang yang ada di film tersebut terlihat berantakan dan benar-benar

menggambarkan bangunan perkotaan. Video clip Drunk pun memiliki konsep

anak muda perkotaan yang sedang berpesta. Sebagian besar video tersebut

bertempatan di sebuah club dan juga sebuah kamar apartemen.

Saat melihat lokasi apartemen yang didapatkan untuk lokasi shooting film

ini penulis selaku kepala departemen kamera setuju dengan lokasi tersebut karena

ruang demi ruangan kamar apartemen, kamar tidur hingga balkon yang mengarah

ke tengah kota dengan gedung-gedung tinggi bercahaya menambah warna dan

kehidupan pada saat direkam.

Gambar 3.10 Referensi apartemen yang memiliki konsep perkotaan

(Screenshot Film Enter the Void)

Penggunaan Camera..., Peggy Misnan, FSD UMN, 2014

28

Gambar 3.11 Video Clip Ed Sheeran yang Berjudul Drunk

(Screenshot dari video clip Drunk)

Gambar 3.12 hasil jadi dalam film pendek IT IS WHAT IT IS

(Screenshot film IT IS WHAT IT IS)

3.7. Temuan

Berhubungan dengan batasan masalah yang penulis bahas dalam temuan dilokasi

pada saat produksi, penulis menemukan kesulitan baru dan juga pengetahuan baru

yang akan dirincikan yaitu :

1. Pada adegan floating di lorong apartemen kamera penulis putar dengan

bebas seakan akan melayang. Hal ini cukup menyulitkan tetapi ketika dicoba dan

dicari solusinya penulis menemukan cara lebih mudah yaitu dengan melepas tali

kamera DSLR dan gunakan lensa yang memiliki image stabilizer.

Penggunaan Camera..., Peggy Misnan, FSD UMN, 2014

29

2. Kemudian karena lokasi hanya disebuah ruang apartemen maka sering

sekali terjadi masalah mengenai kebocoran lampu. Tetapi pada saat produksi

penulis dan rekan asisten kamera menemukan solusi yang baik untuk masalah

lampu. Yaitu, asisten kamera memegang lampu dari bawah kamera dan satu

lampu lagi diarahkan dari belakang agar tidak terlalu keras hasilnya dan juga tidak

bocor kedalam gambar.

3. Dikarenakan waktu shooting yang secara garis besar terbilang malam hari

maka tata cahaya juga tidak bisa sembarangan.

Penggunaan Camera..., Peggy Misnan, FSD UMN, 2014