LINGKUNGAN HIDUP Kedaulatan Rakyat dan SKH Tribun Jogja ... · Genteng Membengkak (12 Juni 2012),...
Transcript of LINGKUNGAN HIDUP Kedaulatan Rakyat dan SKH Tribun Jogja ... · Genteng Membengkak (12 Juni 2012),...
1
AGENDA PERS LOKAL DALAM PEMBERITAAN ISU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
(Studi Analisis Isi Kuantitatif Berita Kerusakan Lingkungan Hidup pada SKH Kedaulatan Rakyat dan SKH Tribun Jogja
Periode 22 Mei – 19 Juni 2012)
Anathasius Warih Dwi Utomo/ Dr. Lukas S. Ispandriarno, MA
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jl. Babarsari No.6 Yogyakarta 55281
ABSTRAK
Isu kerusakan lingkungan kian banyak diakomodasi oleh institusi pers, namun tak berpihak pada lingkungan hidup. Seperti fokus berita yang tidak berkesinambungan terhadap lingkungan hidup, tetapi masalah ekonomi. Atau pemberitaan mengenai faktor alam sebagai penyebab kerusakan tanpa menyertakan penyebab lain karena kurangnya pemahaman wartawan konsep ekologi lingkungan. Pers memiliki kemampuan untuk membentuk opini publik melalui agenda berita dan akan mempengaruhi cara berpikir publik terhadap masalah lingkungan.
Penelitian ini menggunakan Kedaulatan Rakyat dan Tribun Jogja untuk melihat pemberitaaan isu kerusakan lingkungan dalam rentang waktu 22 Mei–19 Juni 2012. Sebanyak 69 berita pada Kedaulatan Rakyat dan 23 berita pada Tribun Jogja digunakan sebagai sampel dalam penelitian analisis isi ini.
Kedaulatan Rakyat membentuk agenda media melalui jumlah pemberitaan isu lingkungan dan penempatan berita di rubrik kedaerahan. Tribun Jogja melalui panjang berita dan penempatan berita. Keduanya memilih tema pemberitaan yakni pertanian dan air pada substansi masalah lingkungan yang rutin terjadi setiap tahun.
Keduanya menjadikan pemerintah dan warga sebagai narasumber dominan. Pada interpretasi masalah, Kedaulatan Rakyat memberitakan karena alam, berakibat ekologi dengan solusi represif. Tribun Jogja penyebab faktor manusia, berakibat ekologi dengan solusi preventif. Nilai relevansi berita kedua media ditentukan oleh kebaruan dan kedekatan.
Kata Kunci: Agenda Media, Analisis Isi, Jurnalisme Lingkungan, Pers Lokal
2
1. Latar Belakang
Isu kerusakan lingkungan hidup, pemanasan global, perubahan iklim merupakan
beberapa isu yang diangkat oleh media masa menjadi produk berita. Berita jurnalisme
lingkungan yang dimuat oleh media massa akan lebih berarti jika memperkenalkan
jurnalisme lingkungan hidup yang berpihak kepada kesinambungan lingkungan hidup
(Abrar, 1993:9). Pada prakteknya, banyak media massa yang memperkenalkan
jurnalisme lingkungan tak berpihak kepada lingkungan hidup itu sendiri.
Berita Kedaulatan Rakyat berjudul Tanah Liat Sulit Didapatkan, Modal Usaha
Genteng Membengkak (12 Juni 2012), menggunakan bahan baku berita lingkungan
hidup yang dikelola oleh manusia, namun keberpihakan terhadap lingkungan hidup
masih kurang. Dalam lead wartawan menulis,
Industri genteng di Kebumen yang dikenal memiliki produk genteng soka sampai kini telah berjalan puluhan tahun. Karena itu, eksploitasi tanah liat secara terus menerus mengakibatkan persediaan tanah liat kini semakin menipis. Para pengusaha genteng pun kini kesulitan mendapatkan lahan untuk digali tanah liatnya.
Pada pemberitaan lain, peneliti mengamati bahwa faktor alam dianggap sebagai
musabab utama dalam kerusakan lingkungan. Kurangnya pemahaman wartawan
terhadap penguasaan bidang keilmuan lain menyebabkan faktor alam sebagai alasan
yang paling logis dalam berita kerusakan lingkungan hidup.
Salomone setidaknya mencatat terdapat tiga kesalahan, yakni tiadanya informasi
yang relevan dengan latar belakang pemberitaan, judul berita yang sering
menyesatkan dan tiadanya keinginan lebih dalam risiko pemberitaan (Abrar,
1993:60).
Padahal, institusi pers memiliki kekuatan besar dalam mempengaruhi cara
berpikir masyarakat. Mc Combs dan Shaw menyebutkan bahwa media massa
memiliki kemampuan untuk mentransfer isu saliansi pada agenda berita yang mereka
3
buat kepada agenda publik (Griffin, 2003:390). Agenda media inilah yang kemudian
berperan besar dalam pemberitaan seperti kasus kerusakan lingkungan. Cara berpikir
masyarakat dan agenda publik akan tercipta melalui seberapa intens pers
menyampaikan isu-isu kerusakan lingkungan hidup.
Pada agenda media, akan nampak bagaimana pers menonjolkan beberapa isu
sebagai pemberitaan utama mereka. Isu-isu yang ditonjolkan inilah yang mendapat
perhatian dari publik sehingga terdapat isu yang mendapat prioritas sedangkan isu lain
menjadi tenggelam.
Melalui sudut pandang jurnalisme lingkungan, peneliti ingin melihat bagaimana
kecenderungan agenda media dalam surat kabar harian lokal tersebut saat
memberitakan isu-isu kerusakan lingkungan.
2. Tujuan
Mengetahui kecenderungan agenda media dalam pemberitaan isu kerusakan
lingkungan pada harian SKH Kedaulatan Rakyat dan SKH Tribun Jogja.
3. Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini menggunakan data primer dari pemberitaan yang muncul pada
Tribun Jogja dan Kedaulatan Rakyat periode 22 Mei–19 Juni 2012. Terdapat 69 berita
pada Kedaulatan Rakyat dan 23 berita pada Tribun Jogja. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan, maka pemaparan hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut.
Grafik 1
Temuan Penelitian
Pada agenda yang disusun oleh
pertama kali perlu dibuat yakni jumlah dan tingkat menonjolnya berita (Tamburaka,
2012:69). Jumlah dan menonjolnya berita dalam unit analisis ini dapat dilihat melalui
kuantitas berita pada masing
redaksi.
Kedaulatan Rakyat
Kedaulatan Rakyat memberitakan sebanyak 69 berita.
berita. Kedaulatan Rakyat dan Tribun Jogja pada unit ana
pertanian dan air sebagai agenda pemberitaan redaksi.
Temuan Penelitian
Untuk unit analisis ini, Kedaulatan Rakyat dan
memiliki fokus pemberitaan mengenai substansi l
memberitakan isu kerusakan lingkungan pada liputan yang sesekali
05
1015202530
13%25%
8.69% 26%
Jum
lah
Be
rita
Kedaulatan Rakyat (N = 69)
0
20
40
60
Substansi Lingkungan
62%
56.52%
Jum
lah
Be
rita
Kedaulatan Rakyat (N = 69)
4
Temuan Penelitian Unit Analisis Tema Pemberitaan
Pada agenda yang disusun oleh redaksi surat kabar, dimensi pertama yang
pertama kali perlu dibuat yakni jumlah dan tingkat menonjolnya berita (Tamburaka,
2012:69). Jumlah dan menonjolnya berita dalam unit analisis ini dapat dilihat melalui
kuantitas berita pada masing-masing surat kabar dan tema apa yang ditonjolkan oleh
Kedaulatan Rakyat intens dalam memberitakan isu kerusakan lingkungan.
memberitakan sebanyak 69 berita. Tribun Jogja
Kedaulatan Rakyat dan Tribun Jogja pada unit analisis ini menonjolkan tema
pertanian dan air sebagai agenda pemberitaan redaksi.
Grafik 2 Temuan Penelitian Unit Analisis Fokus Pemberitaan
Untuk unit analisis ini, Kedaulatan Rakyat dan Tribun Jogja lebih dominan
memiliki fokus pemberitaan mengenai substansi lingkungan. Surat kabar masih
memberitakan isu kerusakan lingkungan pada liputan yang sesekali
6% 6% 6%
44%
26% 4.34% 8.69%13%
39.1%
Kedaulatan Rakyat (N = 69) Tribun Jogja (N = 23)
Substansi Lingkungan Pengelolaan & Kebijakan Lingkungan
Tanggung Jawab Lingkungan
22% 16%56.52% 30.43% 13%
Kedaulatan Rakyat (N = 69) Tribun Jogja (N = 23)
redaksi surat kabar, dimensi pertama yang
pertama kali perlu dibuat yakni jumlah dan tingkat menonjolnya berita (Tamburaka,
2012:69). Jumlah dan menonjolnya berita dalam unit analisis ini dapat dilihat melalui
ar dan tema apa yang ditonjolkan oleh
intens dalam memberitakan isu kerusakan lingkungan.
Tribun Jogja sebanyak 23
menonjolkan tema
Tribun Jogja lebih dominan
urat kabar masih
memberitakan isu kerusakan lingkungan pada liputan yang sesekali saja, pada
2%
39.1%
Tanggung Jawab Lingkungan
13%
umumnya terarah masalah lingkungan hidup yang timbul dan yang diperkirakan akan
pantas menjadi berita (Atmakusumah, 1996:62). Pemilihan
pada bulan Mei, awal musim kemarau
tersebut berupa kekeringan air dan
Asumsi awal penentuan agenda sendiri karena konsentrasi media massa hanya
pada beberapa masalah masyarakat untuk ditaya
penting daripada isu-isu lain (Tamburaka, 2012:23). Sehingga opini yang ingin
dibangun oleh kedua media yakni menganggap isu air dan pertanian sebagai isu yang
lebih penting untuk diberitakan pada awal musim kemarau tersebu
Temuan Penelitian
Untuk menganalisis suatu peristiwa dianggap sebagai peristiwa penting atau tidak
ditentukan pula berdasarkan panjang dan pendeknya suatu berita yang ditulis
(Eriyanto, 2011:28). Tribun Jogja memberitakan isu kerusakan lingkungan
pemberitaan yang panjang hingga mencapai indikator ‘sangat panjang’ sebesar 13%.
Kedaulatan Rakyat dalam pemberitaan kerusakan lingkungan
panjang, itupun merupakan frekuensi minimum (18.8%) dari antara indikator yang
telah ditetapkan. Tribun menonjolkan be
berita, sedangkan Kedaulatan R
0
20
40
Pendek (1-4 Paragraf)
23.1%26%
Jum
lah
Be
rit
a
Kedaulatan Rakyat (N = 69)
5
masalah lingkungan hidup yang timbul dan yang diperkirakan akan
pantas menjadi berita (Atmakusumah, 1996:62). Pemilihan timeframe
bulan Mei, awal musim kemarau 2012, sehingga pemberitaan pada bulan
tersebut berupa kekeringan air dan masalah pertanian.
Asumsi awal penentuan agenda sendiri karena konsentrasi media massa hanya
pada beberapa masalah masyarakat untuk ditayangkan sebagai isu-isu yang lebih
isu lain (Tamburaka, 2012:23). Sehingga opini yang ingin
dibangun oleh kedua media yakni menganggap isu air dan pertanian sebagai isu yang
lebih penting untuk diberitakan pada awal musim kemarau tersebut daripada isu lain.
Grafik 3 Temuan Penelitian Unit Analisis Panjang Berita
Untuk menganalisis suatu peristiwa dianggap sebagai peristiwa penting atau tidak
ditentukan pula berdasarkan panjang dan pendeknya suatu berita yang ditulis
(Eriyanto, 2011:28). Tribun Jogja memberitakan isu kerusakan lingkungan
njang hingga mencapai indikator ‘sangat panjang’ sebesar 13%.
dalam pemberitaan kerusakan lingkungan mencapai indikator
panjang, itupun merupakan frekuensi minimum (18.8%) dari antara indikator yang
telah ditetapkan. Tribun menonjolkan berita kerusakan lingkungan dari aspek panjang
berita, sedangkan Kedaulatan Rakyat lebih pada jumlah berita.
Sedang (5-7 paragraf)
Panjang (8-10 paragraf)
Sangat Panjang (11-13 paragraf)
57.9%
18.8%0
39.1%21.7% 13%
Kedaulatan Rakyat (N = 69) Tribun Jogja (N = 23)
masalah lingkungan hidup yang timbul dan yang diperkirakan akan
penelitian ini
2012, sehingga pemberitaan pada bulan
Asumsi awal penentuan agenda sendiri karena konsentrasi media massa hanya
isu yang lebih
isu lain (Tamburaka, 2012:23). Sehingga opini yang ingin
dibangun oleh kedua media yakni menganggap isu air dan pertanian sebagai isu yang
t daripada isu lain.
Untuk menganalisis suatu peristiwa dianggap sebagai peristiwa penting atau tidak
ditentukan pula berdasarkan panjang dan pendeknya suatu berita yang ditulis
(Eriyanto, 2011:28). Tribun Jogja memberitakan isu kerusakan lingkungan melalui
njang hingga mencapai indikator ‘sangat panjang’ sebesar 13%.
mencapai indikator
panjang, itupun merupakan frekuensi minimum (18.8%) dari antara indikator yang
rita kerusakan lingkungan dari aspek panjang
Sangat Panjang 13 paragraf)
13%
Temuan Penelitian
Penempatan berita lingkungan, kedua surat kabar dominan menempatkan berita
pada rubrik kedaerahan, Kedaulatan Rakyat sebesar 94,2% dan Tribun Jogja 87%.
Keduanya tak ada satupun yang menempatkan berita lingkungan pada halaman
headline. Rubrikasi haruslah dipahami sebagai bagian dari bagaimana fakta
diklasifikasikan dalam kategori tertentu (
isu lingkungan pada rubrik daerah menandakan bahwa penonjolan
ditujukan dengan cara memberitakan
kedekatan dengan pembaca di daerah tersebut. Sehingga dapa
opini publik yang ingin dibangun oleh kedua surat kabar bahwa disekitar pembaca
lokal terdapat peristiwa-peristiwa kerusakan lingkungan yang penting untuk diketahui.
Temuan Penelitian
010203040506070 94.2%
87%
Kedaulatan Rakyat (N = 69)
0102030405060
Pemerintah Penegak Hukum
81.1%
7.2%60.9%
17.4%
Kedaulatan Rakyat (N =69)
6
Grafik 4 Temuan Penelitian Unit Analisis Penempatan Berita
enempatan berita lingkungan, kedua surat kabar dominan menempatkan berita
kedaerahan, Kedaulatan Rakyat sebesar 94,2% dan Tribun Jogja 87%.
Keduanya tak ada satupun yang menempatkan berita lingkungan pada halaman
Rubrikasi haruslah dipahami sebagai bagian dari bagaimana fakta
diklasifikasikan dalam kategori tertentu (Eriyanto, 2011:192). Penempatan dominan
isu lingkungan pada rubrik daerah menandakan bahwa penonjolan fakta peristiwa
ditujukan dengan cara memberitakan dan mengklasifikasikan isu-isu yang
ngan pembaca di daerah tersebut. Sehingga dapat diasumsikan bahwa
opini publik yang ingin dibangun oleh kedua surat kabar bahwa disekitar pembaca
peristiwa kerusakan lingkungan yang penting untuk diketahui.
Grafik 5
Temuan Penelitian Unit Analisis Sumber Berita
1.4% 1.4% 1.4% 1.4%13%
Kedaulatan Rakyat (N = 69) Tribun Jogja (N = 23)
Penegak LSM Ahli Warga Pihak Swasta
7.2% 1.4%
43.4%
8.6%17.4% 13% 8.7%
43.4%
Kedaulatan Rakyat (N =69) Tribun Jogja (N = 23)
enempatan berita lingkungan, kedua surat kabar dominan menempatkan berita
kedaerahan, Kedaulatan Rakyat sebesar 94,2% dan Tribun Jogja 87%.
Keduanya tak ada satupun yang menempatkan berita lingkungan pada halaman
Rubrikasi haruslah dipahami sebagai bagian dari bagaimana fakta
Penempatan dominan
fakta peristiwa
isu yang memiliki
t diasumsikan bahwa
opini publik yang ingin dibangun oleh kedua surat kabar bahwa disekitar pembaca
peristiwa kerusakan lingkungan yang penting untuk diketahui.
1.4%
Pihak Swasta
8.6% 8.7%
Kedaulatan Rakyat maupun Tribun Jogja lebih terkonsentrasi pada sumber
pemerintah dan warga. Pemerintah memiliki nilai dominan daripada sumber lain,
Kedaulatan Rakyat mencapai 81.1% dan Tribun Jogja mencapai 60.9%.
pada berita lingkungan di Kedaulatan Raky
berhak untuk berbicara, menanggapi suatu kerusakan lingkungan dan memberikan
jawaban atas tindakan yang seharusnya dilakukan. Sedangkan pada Tribun Jogja,
masih terdapat kritik pada pemerintah terkait kebijakan tentang
Pada jurnalisme lingkungan, perlu agar wartawan menekankan pemahaman pada
konsep biosfer menjadi landasan dalam menggolongkan fakta dan unsur lingkungan
hidup (Atmakusumah, 1996:66). Sehingga perlu juga menghadirkan ahli/LSM guna
memberikan pemahaman dari sisi ekologi dan konsep biosfer.
maupun LSM, wartawan dalam pemberitaan lingkungan
efek realitas tersebut di tengah
media untuk mengurangi
untuk ahli/LSM yakni dengan menggunakan sumber pemerintah sesuai dengan dinas
yang bertugas pada bidang ekologi yang bersangkutan.
Temuan Penelitian
Berita lingkungan hidup menuntut adanya identifikasi yang menjadi penyebab
munculnya masalah lingkungan hidup, hal ini penting untuk mengetahui letak
05
101520253035
Internal Pemerintah
46.4%
2.9%34.78% 13%
Kedaulatan Rakyat (N = 69)
7
Rakyat maupun Tribun Jogja lebih terkonsentrasi pada sumber
pemerintah dan warga. Pemerintah memiliki nilai dominan daripada sumber lain,
Kedaulatan Rakyat mencapai 81.1% dan Tribun Jogja mencapai 60.9%.
pada berita lingkungan di Kedaulatan Rakyat lebih berposisi sebagai pihak yang
berhak untuk berbicara, menanggapi suatu kerusakan lingkungan dan memberikan
jawaban atas tindakan yang seharusnya dilakukan. Sedangkan pada Tribun Jogja,
masih terdapat kritik pada pemerintah terkait kebijakan tentang lingkungan.
jurnalisme lingkungan, perlu agar wartawan menekankan pemahaman pada
konsep biosfer menjadi landasan dalam menggolongkan fakta dan unsur lingkungan
hidup (Atmakusumah, 1996:66). Sehingga perlu juga menghadirkan ahli/LSM guna
mahaman dari sisi ekologi dan konsep biosfer. Tanpa sumber ahli
maupun LSM, wartawan dalam pemberitaan lingkungan sering terlambat menyadari
efek realitas tersebut di tengah-tengah sistem sosial (Abrar, 1993:14).
media untuk mengurangi kekurangan pemahaman konsep ekologi yang ditiadakan
untuk ahli/LSM yakni dengan menggunakan sumber pemerintah sesuai dengan dinas
yang bertugas pada bidang ekologi yang bersangkutan.
Grafik 6
Temuan Penelitian Unit Analisis Penyebab Kerusakan
hidup menuntut adanya identifikasi yang menjadi penyebab
munculnya masalah lingkungan hidup, hal ini penting untuk mengetahui letak
Pemerintah Warga Pihak Swasta Campuran
11.6%
30.4%
8.7%13%
34.8%8.7% 4.34%
Kedaulatan Rakyat (N = 69) Tribun Jogja (N = 23)
Rakyat maupun Tribun Jogja lebih terkonsentrasi pada sumber
pemerintah dan warga. Pemerintah memiliki nilai dominan daripada sumber lain,
Kedaulatan Rakyat mencapai 81.1% dan Tribun Jogja mencapai 60.9%. Pemerintah
at lebih berposisi sebagai pihak yang
berhak untuk berbicara, menanggapi suatu kerusakan lingkungan dan memberikan
jawaban atas tindakan yang seharusnya dilakukan. Sedangkan pada Tribun Jogja,
lingkungan.
jurnalisme lingkungan, perlu agar wartawan menekankan pemahaman pada
konsep biosfer menjadi landasan dalam menggolongkan fakta dan unsur lingkungan
hidup (Atmakusumah, 1996:66). Sehingga perlu juga menghadirkan ahli/LSM guna
Tanpa sumber ahli
sering terlambat menyadari
tengah sistem sosial (Abrar, 1993:14). Strategi dua
gan pemahaman konsep ekologi yang ditiadakan
untuk ahli/LSM yakni dengan menggunakan sumber pemerintah sesuai dengan dinas
hidup menuntut adanya identifikasi yang menjadi penyebab
munculnya masalah lingkungan hidup, hal ini penting untuk mengetahui letak
Tanpa Penyebab
0 4.34%
pertanggungjawaban dan cara penanganan masalah (Atmakusumah, 1996:64)
kedua media, Kedaulatan Rakyat dan Tribun Jogja
penyebab dari suatu kerusakan lingkungan, hanya satu berita pada
ditemukan. Kedaulatan Rakyat
kerusakan lingkungan. Tribun Jogja
manusia dalam mengelola lingkungan hidup.
Tribun Jogja juga kritis dalam memandang penyebab kerusakan karena kesalahan
pemerintah, seperti lambatnya pemerintah dalam menetapkan regulasi pertambangan
hingga lemahnya pengawasan terhadap sejumla
dengan misi Tribun Jogja yang ingin
mendorong terciptanya demokratisasi di DIY dan Jateng
cara mengkritik ditujukan melalui
memberikan gambaran bagaimana gaya kritik selalu disertai dengan tatakrama yang
santun. Hal ini nampak pada pemberitaan kerusakan lingkungan masih kurang tegas
dalam menulis pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam pengawasan
kerusakan lingkungan.
Temuan Penelitian
Pada peliputan berita
permasalahan lingkungan dalam konteks yang luas (Atmakusumah, 1996:63).
0
20
40
60
Ekologis
84%
87%
Jum
lah
Be
rit
a
Kedaulatan Rakyat (N = 69)
8
pertanggungjawaban dan cara penanganan masalah (Atmakusumah, 1996:64)
kedua media, Kedaulatan Rakyat dan Tribun Jogja hampir semua berita menyertakan
penyebab dari suatu kerusakan lingkungan, hanya satu berita pada Tribun yang tak
ditemukan. Kedaulatan Rakyat menekankan pada faktor internal sebagai penyebab
Tribun Jogja menekankan pada faktor ekstern
manusia dalam mengelola lingkungan hidup.
kritis dalam memandang penyebab kerusakan karena kesalahan
pemerintah, seperti lambatnya pemerintah dalam menetapkan regulasi pertambangan
hingga lemahnya pengawasan terhadap sejumlah perusakan lingkungan. Hal ini sesuai
dengan misi Tribun Jogja yang ingin ‘mendampingi dan mengkritik pemerintah untuk
mendorong terciptanya demokratisasi di DIY dan Jateng’. Pada Kedaulatan Rakyat
cara mengkritik ditujukan melalui falsafah ‘ngono yo ngono ning ojo ngono’,
memberikan gambaran bagaimana gaya kritik selalu disertai dengan tatakrama yang
Hal ini nampak pada pemberitaan kerusakan lingkungan masih kurang tegas
dalam menulis pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam pengawasan
Grafik 7
Temuan Penelitian Unit Analisis Dampak Kerusakan
Pada peliputan berita lingkungan, wartawan dituntut untuk harus melihat
permasalahan lingkungan dalam konteks yang luas (Atmakusumah, 1996:63).
Ekonomis Sosial Tanpa Dampak
49.2%
20.2%1.4%17.4% 17.4% 8.7%
Kedaulatan Rakyat (N = 69) Tribun Jogja (N = 23)
pertanggungjawaban dan cara penanganan masalah (Atmakusumah, 1996:64). Pada
hampir semua berita menyertakan
Tribun yang tak
menekankan pada faktor internal sebagai penyebab
ada faktor eksternal, aktivitas
kritis dalam memandang penyebab kerusakan karena kesalahan
pemerintah, seperti lambatnya pemerintah dalam menetapkan regulasi pertambangan
h perusakan lingkungan. Hal ini sesuai
mendampingi dan mengkritik pemerintah untuk
Pada Kedaulatan Rakyat
o ning ojo ngono’, yang
memberikan gambaran bagaimana gaya kritik selalu disertai dengan tatakrama yang
Hal ini nampak pada pemberitaan kerusakan lingkungan masih kurang tegas
dalam menulis pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam pengawasan
lingkungan, wartawan dituntut untuk harus melihat
permasalahan lingkungan dalam konteks yang luas (Atmakusumah, 1996:63). Kedua
Tanpa Dampak
8.7%
surat kabar menonjolkan berita berdampak ekologis sebagai sudut pandang utama.
Meskipun narasumber ahli / LSM tak begitu banyak,
hilang karena menggunakan narasumber pemerintah yang menangani bidang tersebut.
Seperti bidang kesehatan lingkungan, narasumber pemerintah untuk menggantikan
sumber ahli adalah pegawai puskesmas.
Temuan Penelitian
Pada pemberitaan muatan
Tribun Jogja masih dominan memandang pada satu sisi dampak. Kedaulatan Rakyat
memberitakan dengan 1 sisi sebesar 50.7%, sedangkan Tribun Jogja
Padahal jika melihat konsep jurnalisme lingkungan, Andre Nikiforuk mengungkapkan
bahwa berita tidak hanya menyajikan efek sebuah realitas lingkungan hidup terhadap
alam, tetapi kaitannya dengan aspek politik, sosial dan ekonomi (Abrar, 1993
Temuan Penelitian
Kedaulatan Rakyat
represif berupa rehabilitasi (42%). Pemberitaan jenis ini seperti
0
10
20
30
40
Tanpa Dampak
1.4% 8.7%
Jum
lah
Ber
ita
Kedaulatan Rakyat (N = 69)
0
10
20
30
Preventif
34.7%
52.1%
Jum
lah
Be
rita
Kedaulatan Rakyat (N = 69)
9
surat kabar menonjolkan berita berdampak ekologis sebagai sudut pandang utama.
Meskipun narasumber ahli / LSM tak begitu banyak, namun unsur keekologisan tak
hilang karena menggunakan narasumber pemerintah yang menangani bidang tersebut.
Seperti bidang kesehatan lingkungan, narasumber pemerintah untuk menggantikan
sumber ahli adalah pegawai puskesmas.
Grafik 8
Temuan Penelitian Unit Analisis Muatan Dampak Kerusakan
muatan dampak lingkungan, baik Kedaulatan Rakyat maupun
Tribun Jogja masih dominan memandang pada satu sisi dampak. Kedaulatan Rakyat
memberitakan dengan 1 sisi sebesar 50.7%, sedangkan Tribun Jogja sebesar 65.2%.
Padahal jika melihat konsep jurnalisme lingkungan, Andre Nikiforuk mengungkapkan
bahwa berita tidak hanya menyajikan efek sebuah realitas lingkungan hidup terhadap
alam, tetapi kaitannya dengan aspek politik, sosial dan ekonomi (Abrar, 1993
Grafik 9 Temuan Penelitian Unit Analisis Solusi Kerusakan Lingkungan
Kedaulatan Rakyat memberitakan isu kerusakan lingkungan melalui
represif berupa rehabilitasi (42%). Pemberitaan jenis ini seperti pemberian hukuman
1 Dampak 2 Dampak 3 Dampak
50.7%42%
5.7%
65.2%
21.7%4.3%
Kedaulatan Rakyat (N = 69) Tribun Jogja (N = 23)
Represif Tanpa Solusi
42%28.9%
52.1%26% 30.4%
Kedaulatan Rakyat (N = 69) Tribun Jogja (N = 23)
surat kabar menonjolkan berita berdampak ekologis sebagai sudut pandang utama.
namun unsur keekologisan tak
hilang karena menggunakan narasumber pemerintah yang menangani bidang tersebut.
Seperti bidang kesehatan lingkungan, narasumber pemerintah untuk menggantikan
dampak lingkungan, baik Kedaulatan Rakyat maupun
Tribun Jogja masih dominan memandang pada satu sisi dampak. Kedaulatan Rakyat
sebesar 65.2%.
Padahal jika melihat konsep jurnalisme lingkungan, Andre Nikiforuk mengungkapkan
bahwa berita tidak hanya menyajikan efek sebuah realitas lingkungan hidup terhadap
alam, tetapi kaitannya dengan aspek politik, sosial dan ekonomi (Abrar, 1993:134).
memberitakan isu kerusakan lingkungan melalui solusi
pemberian hukuman
3 Dampak
4.3%
Tanpa Solusi
pada penyebab kerusakan lingkungan.
kerusakan lingkungan dengan preventif seperti
hukum, pembentukan peraturan hingga kampanye lingkungan.
Kedaulatan Rakyat yang menyelesaiakan masalah deng
dengan aktivitas pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia bahwa penanganan
masalah masih bersifat represif/ kuratif (Atmakusumah, 190:1993).
Temuan Penelitian
Kedaulatan Rakyat maupun
nilai yang penting untuk diberitakan kepada masyarakat. Hal ini nampak pada nilai
berita signifikan yang dominan. Kedaulatan Rakyat sebesar 98.5%, sedangkan Tribun
Jogja sebesar 91.3%.
Selain itu nampak pula
unsur penting dalam pemberitaan. Nilai kedekatan berarti bahan peristiwa kerusakan
lingkungan yang diperoleh berasal dari lingkungan sekitar.
berita kedekatan dominan ini menun
membawa semangat pers lokal, karena salah satu ciri pers lokal ialah 80% isinya
didominasi oleh berita, laporan, tulisan dan sajian gambar bernuansa lokal (Sumardiria,
2006:42).
Ekses dari nilai kedekatan ini yakni proses peliputan berita menjadi lebih cepat,
sehingga berita yang dipublikasikan merupakan berita yang aktual. Hasilnya nampak
0
50
100
Penting Besar
98.5%
59.4%
91.3%Jum
lah
Be
rita
Kedaulatan Rakyat (N = 69)
10
akan lingkungan. Tribun Jogja memberitakan penyelesaian kasus
kerusakan lingkungan dengan preventif seperti pencegahan dengan pengawasan
hukum, pembentukan peraturan hingga kampanye lingkungan.
yang menyelesaiakan masalah dengan langkah represif
dengan aktivitas pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia bahwa penanganan
masalah masih bersifat represif/ kuratif (Atmakusumah, 190:1993).
Grafik 10 Temuan Penelitian Unit Analisis Relevansi Berita
Kedaulatan Rakyat maupun Tribun Jogja, menganggap isu lingkungan sebagai
nilai yang penting untuk diberitakan kepada masyarakat. Hal ini nampak pada nilai
ignifikan yang dominan. Kedaulatan Rakyat sebesar 98.5%, sedangkan Tribun
Selain itu nampak pula bahwa kedua media menonjolkan nilai kedekatan sebagai
unsur penting dalam pemberitaan. Nilai kedekatan berarti bahan peristiwa kerusakan
lingkungan yang diperoleh berasal dari lingkungan sekitar. Pemberitaan dengan nilai
berita kedekatan dominan ini menunjukkan bahwa keduanya sungguh
membawa semangat pers lokal, karena salah satu ciri pers lokal ialah 80% isinya
didominasi oleh berita, laporan, tulisan dan sajian gambar bernuansa lokal (Sumardiria,
Ekses dari nilai kedekatan ini yakni proses peliputan berita menjadi lebih cepat,
sehingga berita yang dipublikasikan merupakan berita yang aktual. Hasilnya nampak
Besar Kebaruan Kedekatan Ketenaran Manusiawi
59.4%
100% 100%
33.3% 39.1%56.5% 86.9% 86.9%
69.6%
Kedaulatan Rakyat (N = 69) Tribun Jogja (N = 23)
memberitakan penyelesaian kasus
pencegahan dengan pengawasan
Pemberitaan
an langkah represif sejalan
dengan aktivitas pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia bahwa penanganan
Tribun Jogja, menganggap isu lingkungan sebagai
nilai yang penting untuk diberitakan kepada masyarakat. Hal ini nampak pada nilai
ignifikan yang dominan. Kedaulatan Rakyat sebesar 98.5%, sedangkan Tribun
kedekatan sebagai
unsur penting dalam pemberitaan. Nilai kedekatan berarti bahan peristiwa kerusakan
Pemberitaan dengan nilai
jukkan bahwa keduanya sungguh-sungguh
membawa semangat pers lokal, karena salah satu ciri pers lokal ialah 80% isinya
didominasi oleh berita, laporan, tulisan dan sajian gambar bernuansa lokal (Sumardiria,
Ekses dari nilai kedekatan ini yakni proses peliputan berita menjadi lebih cepat,
sehingga berita yang dipublikasikan merupakan berita yang aktual. Hasilnya nampak
Manusiawi
39.1%
69.6%
dalam penelitian ini bahwa 100% berita Kedaulatan Rakyat memiliki nilai berita baru,
sedangkan Tribun Jogja mencapai 86.9%.
Temuan Penelitian
Pada konteks mencerdaskan masyarakat, wartawan juga dituntut untuk berusaha
mengkaitkan keterpautan isu lingkungan dengan kehidupan sehari
1996:63). Melihat konteks relevansi tersebut, pada analisis muatan nilai berita, kedua
media telah memiliki tingkat relevansi dengan kehidupan sehari
berita pada satu judul artikel, Kedaulatan Rakyat dominan pada 4 nilai berita,
sedangkan Tribun Jogja pada 5 nilai berita.
4. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan
agenda media pada pemberitaan
pemberitaan dan penempatan berita.
sebagai agenda melalui panjang berita dan penempatan berita. Meskipun sisi tema
pemberitaan kedua media yang diangkat sama yakni mengenai masalah pertanian dan
air. Dari isu-isu tadi, diketahui bahwa fokus pe
substansi permasalahan kerusakan lingkungan hidup
Pada aspek penempatan berita, kedua surat kabar cenderung menempatkan berita
kerusakan dalam rubrik kedaerahan. Keduanya memandang suatu per
0
10
20
30
40
1 Nilai Berita
2 Nilai Berita
0 00
Jum
lah
Ber
ita
Kedaulatan Rakyat (N = 69)
11
dalam penelitian ini bahwa 100% berita Kedaulatan Rakyat memiliki nilai berita baru,
an Tribun Jogja mencapai 86.9%.
Grafik 11 Temuan Penelitian Unit Analisis Muatan Nilai Berita
Pada konteks mencerdaskan masyarakat, wartawan juga dituntut untuk berusaha
mengkaitkan keterpautan isu lingkungan dengan kehidupan sehari-hari (Atmakusumah,
96:63). Melihat konteks relevansi tersebut, pada analisis muatan nilai berita, kedua
media telah memiliki tingkat relevansi dengan kehidupan sehari-hari. Pada jumlah nilai
berita pada satu judul artikel, Kedaulatan Rakyat dominan pada 4 nilai berita,
gkan Tribun Jogja pada 5 nilai berita.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kedaulatan Rakyat cenderung
pemberitaan isu kerusakan lingkungan melalui kuantitas
an penempatan berita. Tribun Jogja cenderung mengangkat isu kerusakan
sebagai agenda melalui panjang berita dan penempatan berita. Meskipun sisi tema
pemberitaan kedua media yang diangkat sama yakni mengenai masalah pertanian dan
isu tadi, diketahui bahwa fokus pemberitaan kedua surat kabar pada
substansi permasalahan kerusakan lingkungan hidup yang rutin terjadi setiap tahun.
Pada aspek penempatan berita, kedua surat kabar cenderung menempatkan berita
kerusakan dalam rubrik kedaerahan. Keduanya memandang suatu peristiwa kerusakan
2 Nilai Berita
3 Nilai Berita
4 Nilai Berita
5 Nilai Berita
18.8%
44.9%
23.1%13%
4.3% 17.4% 21.7% 34.8%
Kedaulatan Rakyat (N = 69) Tribun Jogja (N = 23)
dalam penelitian ini bahwa 100% berita Kedaulatan Rakyat memiliki nilai berita baru,
Pada konteks mencerdaskan masyarakat, wartawan juga dituntut untuk berusaha
hari (Atmakusumah,
96:63). Melihat konteks relevansi tersebut, pada analisis muatan nilai berita, kedua
hari. Pada jumlah nilai
berita pada satu judul artikel, Kedaulatan Rakyat dominan pada 4 nilai berita,
Kedaulatan Rakyat cenderung membentuk
isu kerusakan lingkungan melalui kuantitas
Tribun Jogja cenderung mengangkat isu kerusakan
sebagai agenda melalui panjang berita dan penempatan berita. Meskipun sisi tema
pemberitaan kedua media yang diangkat sama yakni mengenai masalah pertanian dan
mberitaan kedua surat kabar pada
yang rutin terjadi setiap tahun.
Pada aspek penempatan berita, kedua surat kabar cenderung menempatkan berita
istiwa kerusakan
6 Nilai Berita
13%21.7%
12
lingkungan sebagai peristiwa yang terjadi di daerah sekitar pembaca sehingga
memunculkan unsur kedekatan. Temuan ini menunjukan lokalitas kedua surat kabar
sebagai pers lokal.
Hasil penelitian pada ruang lingkup permasalahan, Kedaulatan Rakyat dan Tribun
Jogja cenderung membentuk agenda isu kerusakan lingkungan dengan memberikan
ruang bagi pemerintah dan warga sebagai sumber berita. Pada interpretasi masalah,
Kedaulatan Rakyat cenderung memberitakan faktor alam sebagai penyebab, berakibat
ekologi dengan solusi represif. Tribun Jogja memberitakan penyebab yakni faktor
manusia, berakibat ekologi dengan solusi preventif.
Kedua media juga memandang isu lingkungan sebagai berita yang penting untuk
diberitakan. Nilai relevansi berita kedua media ditentukan oleh kebaruan dan
kedekatan. Nilai berita penting menunjukan bahwa isu lingkungan sebagai peristiwa
yang layak untuk diberitakan. Sedangkan nilai berita kedekatan karena faktor pers lokal
kedua surat kabar yang berimplikasi pula pada berita-berita yang dimuat masih aktual.
5. Daftar Pustaka
Abrar, Ana Nadhya. 1993. Mengenal Jurnalisme Lingkungan Hidup.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Atmakusumah, dkk. 1996. Mengangkat Masalah Lingkungan Ke Media
Massa. Yayasan Obor: Jakarta.
Eriyanto. 2002. Analisis Framing. Yogyakarta: LkiS
Griffin, Em. 2003. A First Look at Communication Theory (edisi 5).
Boston: McGraw-Hill.
Sumadiria, AS Haris. 2006. Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan
Feature. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Tamburaka, Apriadi. 2012. Agenda Setting Media Massa. Bandung:
Rajawali Press.