LINGKUNGAN HIDUP
Click here to load reader
-
Upload
yoga-abrian -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
Transcript of LINGKUNGAN HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP
Arti Lingkungan Hidup
Manusia bersama tumbuhan, hewan dan jasad renik menempati suatu
ruang tertentu. Kecuali mahluk hidup, dalam ruang itu terdapat juga benda tak
hidup, seperti misalnya udara yang terdiri atas bermacam gas, air dalam
bentuk uap, cair dan padat, tanah dan batu. Ruang yang ditempati suatu
mahluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup di dalamnya
disebut lingkungan hidup mahluk tersebut.
Ruang lingkup peninjauan tentang lingkungan hidup dapet sempit,
misalnya sebuah rumah dengan pekarangannya, atau luas, misalnya Pulau
Irian. Lapisan bumi dan udara yang ada mahluknya, dapat juga dianggap
sebagai suatu lingkungan hidup yang besar, yaitu biosfer. Bahkan tata surya
kita atau malahan seluruh alam semesta dapat menjadi obyek tinjauan.
Sifat lingkungan hidup ditentukan oleh bermacam-macam faktor.
Pertama, oleh jenis dan jumlah masing-masing jenis unsur lingkungan hidup
tersebut. Dengan mudah dapat kita lihat, suatu lingkungan hidup dengan 10
orang manusia, seekor anjing, tiga ekor burung perkutut, sebatang pohon
kelapa dan sebuah bukit batu akan berbeda sifatnya dari lingkungan hidup
yang sama besarnya tetapi hanya ada seorang manusia, 10 ekor anjing,
tertutup rimbun oleh pohon bambu dan rata tidak berbukit batu. Dalam
golongan jenis unsur lingkungan hidup termasuk pula zat kimia.
Kedua, hubungan atau interaksi antara unsur dalam lingkungan hidup
itu. Misalnya, dalam suatu ruangan terdapat delapan buah kursi, empat buah
meja dan empat buah pot dengan tanaman kuping gajah. Dalam ruangan itu
delapan kursi diletakkan sepanjang satu dinding, dengan sebuah meja di muka
setiap dua kursi dan sebuah pot diatas masing-masing meja. Sifat ruangan
berbeda jika dua kursi dengan sebuah meja diletakkan di tengah masing-
masing dinding dan sebuah pot di masing-masing sudut. Hal yang serupa
berlaku juga untuk hubungan atau interaksi sosial dalam hal unsur-unsur itu
terdiri atas benda hidup yang mobil, yaitu manusia dan hewan. Dengan
demikian lingkungan hidup tidak saja menyangkut komponen biofisik,
melainkan juga hubungan sosial budaya manusia.
Ketiga, kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup. Misalnya, suatu
kota yang penduduknya aktif dan bekerja keras merupakan lingkungan hidup
yang berbeda dari sebuah kota yang serupa, tetapi penduduknya santai dan
malas. Demikian pula suatu daerah dengan lahan yang landau subur
merupakan lingkungan yang berbeda dari daerah lahan yang berlereng dan
tererosi.
Keempat, faktor non-materiil suhu, cahaya dan kebisingan. Kita dapat
dengan mudah merasakan ini. Suatu lingkungan yang panas, silau dan bising
sangatlah berbeda dengan lingkungan yang sejuk, cahaya yang cukup, tapi
tidak silau dan tenang.
Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya. Ia mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Ia membentuk dan terbentuk oleh
lingkungan hidupnya. Manusia hidup dari unsur-unsur lingkungan hidupnya:
udara untuk pernafasannya, air untuk minum, keperluan rumah tangga dan
kebutuhan lain, tumbuhan dan hewan untuk makanan, tenaga dan
kesenangan, serta lahan untuk tempat tinggal dan produksi pertanian. Oksigen
yang kita hirup dari udara dalan pernafasan kita, sebagian besar berasal dari
tumbuhan dalam proses fotosintesis dan sebaliknya gas karbondioksida yang
kita hasilkan dalam pernafasan digunakan oleh tumbuhan untuk proses
fotosintesis. Jelaslah manusia adalah bagian integral lingkungan hidupnya. Ia
tak dapat terpisahkan daripadanya. Manusia tanpa lingkungan hidupnya
adalah suatu abstraksi belaka.
Mutu Lingkungan Hidup
Pengertian tentang mutu lingkungan sangtlah penting, karena ia
merupakan dasar dan pedoman untuk mencapai tujuan pengelolaan
lingkungan. Mutu lingkungan hanyalah dikaitkan dengan msalah lingkungan,
misalnya pencemaran lingkungan, erosi dan banjir. Dengan lain perkataan
mutu lingkungan itu diuraikan secara negative, yaitu apa yang tidak kita
kehendaki, seperti misalnya air tercemar. Agar kita dapat mengelola
lingkungan dengan baik, kita tidak saja perlu mengetahui apa yang tidak kita
kehendaki, melainkan juga apa yang kita kehendaki. Dengan demikian kita
dapat mengetahui ke arah mana lingkungan itu ingin kita kembangkan untuk
mendapatkan mutu yang kita kehendaki. Tidaklah mudah untuk menentukan
apa yang dimaksud dengan mutu lingkungan, oleh karena persepsi orang
terhadap mutu lingkungan berbeda-beda. Dengan singkat dapatlah dikatakan
mutu lingkungan yang baik membuat orang kerasan hidup dalam lingkungan
tersebut.
Dalam hidupnya orang selalu berusaha untuk pertama-tama memenuhi
kebutuhan dasarnya, apapun yang diartikannya pada keadaan dan waktu itu.
Mutu hidupnya sangatlah tergantung pada pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Makin baik kebutuhan dasar itu dipenuhi, makin baik pula mutu hidupnya.
Mutu hidupnya itu sering dapat dipertinggi lagi, apabila kebutuhan hidup
yang tidak esensial dapat pula dipenuhi. Akan tetapi apabila kebutuhan dasar
tidak dapat dipenuhi, pemenuhan kebutuhan yang tidak esensial tidaklah
banyak artinya.
Berdasarkan uraian di atas mutu lingkungan dapatlah diartikan sebagai
kondisi lingkungan dalam hubungannya dengan mutu hidup. Makin tinggi
derajat mutu hidup dalam lingkungan tertentu, makin tinggi pula derajat mutu
lingkungan tersebut dan sebaliknya. Karena mutu hidup tergantung dari
derajat pemenuhan kebutuhan dsar, mutu lingkungan dapatlah diartikan
sebagai derajat pemenuhan kebutuhan dasar dalam kondisi lingkungan
tersebut. Makin tinggi derajat pemenuhan kebutuhan dasar itu, makin tinggi
pula mutu lingkungan dan sebaliknya.
Lingkungan Hidup Sebagai Sumberdaya
Dengan mengaitkan mutu lingkungan dengan derajat pemenuhan
kebutuhan dasar, berarti lingkungan itu merupakan sumberdaya. Dari
lingkungan itu kita mendapatkan unsur-unsur yang kita perlukan untuk
produksi dan konsumsi. Sebagian sumberdaya itu dimiliki oleh perorangan
dan badan tertentu, misalnya lahan dan sepetak hutan. Sebagian lagi
sumberdaya itu merupakan milik umum, misalnya udara, sungai, pantai, laut,
dan ikan laut.
Sumberdaya milik umum mempunyai sifat-sifat yang berbeda dari
modal yang biasa kita kenal dalam perusahaan yang dimiliki secara pribadi
atau badan tertentu. Karena milik umum, orang dapat menggunakannya tanpa
pungutan ringan. Misalnya orang dapat menghirup udara untuk pernafasan.
Kita dapat juga menggunakan sungan dan laut untuk pelayaran dan
menangkap ikan di sungai dan laut.
Apabila ikan di laut dieksploatasi, laut itu mempunyai daya regenerasi.
Demikian pula apabila limbah dibuang ke sungai atau laut, sungai dan laut
mempunyai daya untuk mengasimilasi limbah itu dan membuatnya menjadi
tidak mengganggu dan beracun. Sumberdaya demikian itu disebut
sumberdaya terperbaharui.
Akan tetapi sumberdaya mempunyai daya regenerasi dan asimilasi yang
terbatas. Selama eksploatasi atau permintaan pelayanan ada di bawah batas
daya regenerasi atau asimilasi, sumberdaya terperbarui itu dapat digunakan
secara lestari. Akan tetapi apabila batas itu dilampaui, sumberdaya itu sebagai
factor produksi dan konsumsi atau sarana pelayanan akan mengalami
gangguan.
Sumberdaya lingkungan milik umum sering dapat digunakan untuk
bermacam peruntukan secara simultan, tanpa suatu peruntukan mengurangi
manfaat yang dapat diambil dari peruntukan lain sumberdaya yang sama itu.
Misalnya, air sungai dapat digunakan sekaligus untuk melakukan proses
produksi dalam pabrik, mengangkut limbah, pelayaran sungai, produksi ikan
dan keperluan rumah tangga. Jadi peruntukan itu bersifat non-eksklusif. Akan
tetapi apabila pemanfaatan untuk suatu peruntukan melampaui batas daya
regenerasi atau asimilasi sumberdaya, peruntukan itu sendiri atau yang lain
akan menderita. Misalnya, pembuangan limbah yang melampaui batas daya
asimilasi sungai, akan mengganggu atau bahkan merusak sama sekali
peruntukan air untuk proses produksi pabrik, produksi ikan dan keperluan
rumah tangga.
Karena pemanfaatan sumberdaya milik umum dapat dilakukan tanpa
atau hanya dengan pungutan bayaran yang ringan saja, unit produksi maupun
unit konsumsi cenderung memaksimumkan pemanfaatannya, sehingga mudah
terjadi pemanfaatan yang tidak rasional. Misalnya, orang menangkap ikan
dengan racun hama atau bahan peledak dengan maksud untuk mendapatkan
hasil yang besar dengan mudah dalam waktu yang singkat. Pembuangan
limbah ke udara dan perairan juga terus bertambah. Di banyak tempat telah
Nampak gejala-gejala bahwa daya udara dan air untuk mengasimilasi limbah
itu telah dilampaui dan menghadapkan kita pada masalah pencemaran.
Dengan adanya pencemaran itu peruntukan udara untuk pernapasan dan
peruntukan air untuk rumah tangga telah terganggu.
Untuk menghindari penggunaan yang tidak rasional itu diperlukan
campur-tangan Pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya itu. Dasar hukum
ini terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945, pasal 33, ayat 3, yang
mewajibkan agar bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Walaupun udara tidak disebutkan secarra eksplisit dalam ayat ini,
udara haruslah kita anggap tercakup di dalamnya. Pemanfaatan sumberdaya
lingkungan milik umum secara rasional dam pemeliharaan keutuhan
sumberdaya itu agar dapat dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat harus didorong. Untuk ini perlu dikembangkan system pajak dan
pungutan lain, serta system insentif dan disinsentif. Misalnya, suatu
perusahaan yang mengolah limbahnya menjadi industry sampingan mendapat
keringanan pajak. Dengan demikian industry tersebut akan mendapat insentif
untuk melakukan penelitian untuk mengolah limbahnya menjadi produk lain
yang dapat dijual dengan keuntungan. Dengan ini industry itu akan
mendapatkan keuntungan ganda, yaitu dari hasil sampingannya itu dan dari
keringanan pajak. Masyarakat mendapat keuntungan, karena air dan udara
yang dipakai oleh industry untuk penampungan bahan limbah dapat
terpelihara kebersihannya. Masyarakat mendapat juga barang yang ia
perlukan dengan harga yang boleh jadi murah, karena merupakan produk
sampingan saja.
Kebutuhan Dasar
Kebutuhan dasar dapat dibagi secara hirarkis berturut-turut dari atas ke
bawah dalam tiga golongan, yaitu i) kebutuhan dasar untuk kelangsungan
hidup hayati, ii) kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup manusiawi dan
iii) kebutuhan dasar untuk memilih.
.1. Kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup hayati
Mahluk hidup selalu berusaha untuk menjaga kelangsungan
hidupnya, tidak saja secara individu, melainkan juga sebagai jenis.
Kelangsungan hidup sebagai jenis bahkan mempunyai bobot yang lebih
tinggi dari kelangsungan hidup individual, sehingga kita jumpai kelakuan
altruism, yaitu pengorbanan diri untuk mempertahankan kelangsungan
hidup jenis.
Untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup secar hayati,
manusia haruslah mendpatkan air, udara dan pangan dalam kuantitas dan
mutu tertentu. Kebutuhan dasar ini bersifat mutlak kecuali itu ia harus
terlindung dari serangan organisme yang berbahaya, yaitu hewan buas,
pathogen, parasite dan vector penyakit. Juga harus dapat mempunyai
keturunan untuk menjaga kelangsungan hidup jenisnya.
Tubuh manusia sebagian besar terdiri atas air. Air juga merupakan
alat untuk membuang sisa reaksi kimia dari tubuh, yaitu sebagai air seni.
Air berperan penting dalam menjaga suhu tubuh. Kekurangan air, tubuh
mengalami dehidrasi, metabolisme menjadi kacau dan suhu tubuh tidak
dapat diatur. Kekurangan air yang parah akan menyebabkan kematian.
Udara mengandung oksigen yang diperlukan manusia untuk
pernafasan. Tanpa oksigen orang tidak dapat hidup. Maslah yang
semakin serius ialah tercampurnya udara dengan gas dan partikel padat
yang berasal dari pembakaran mesin. Gas dan partikel padat itu ada yang
bersifat racun, sehingga mengganggu kesehatan.
Pangan adalah kebutuhan dasar lain yang bersifat mutlak. Pangan
berfungsi sebagai penyusun tubuh, sumber energy dan pengatur
metabolisme. Karena itu disamping kuantitas pangan, mutu pun penting.
Mutu dotentukan oleh susunan berbagai unsur dalam bahan makanan,
seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin.
Mempunyai keturunan merupakan hal yang sangat esensial untuk
menjaga kelangsungan jenis. Karena itu mempunyai keturunan
merupakan kebutuhan dasar yang sangat hakiki. Namun, seperti halnya
kebutuhan yang lain, kebutuhan ini pun harus diatur.
Dalam lingkungan yang bermutu baik, haruslah terdapat pelayanan
yang efektif agar kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup secara
hayati dapat terpenuhi dengan baik secara merata. Pelayanan itu terdiri
atas, anatara lain, usaha menjaga keselamatan jiwa, termasuk dari
ancaman perang dan perlindungan terhadap kejahatan, pelayanan air
minum yang bersih, kesehatan dan sanitasi, serta jaminan sosial kepada
yang memerlukan untuk dapat mendapatkan kebutuhan dasar tersebut.
.2. Kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup yang manusiawi
Berbeda dengan mahluk hidup yang lain, manusia tidak cukup
sekedar hidup secara hayati, melainkan karena kebudayaanya ia harus
hidup secara manusiawi. Misalnya, pangan tidak cukup sekedar
memenuhi kebutuhan tubuh, melainkan harus disajikan dalam rasa,
warna dan bentuk yang menarik. Sebenarnya manusia dapat hidup
dengan tumbuhan dan daging yang mentah, tetapi itu tidaklah manusiawi.
Di dalam kondisi iklim di Indonesia, manusia juga dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya tanpa pakaian dan rumah,
tetapi itupun tidak manusiawi. Jadi jelaslah sifat hidup yang manusiawi
itu merupakan juga unsur penting dalam mutu lingkungan.
Kebutuhan dasar untuk hidup secara manusiawi sebagian bersifat
materiil, sebagian lagi bersifat non-materiil. Sangat awal dalam
perkembangan kebudayaannya, manusia mengembangkan pranata yang
mengatur kehidupan sosial kelompok manusia.Pada hewan sebenarnya
ada juga pranata demikian itu. Tetapi pada manusia pengaturan itu
berkembang jauh lebih maju dan lebih tinggi, karena masyarakat manusia
yang lebih kompleks dari masyarakat hewan dan karena kemampuan otak
manusia yang lebih besar dari kemampuan otak hewan. Apabila di dalam
alam hukum rimba berdiri di atas kekuatan, yaitu yang kuatlah yang
menang, di dalam masyarakat manusia yang beradab hukum berdiri di
atas keadilan. Oleh karena itu perlindungan hukum yang adil merupakan
kebutuhan dasar yang membuat manusia dapat hidup secara manusiawi.
Kebutuhan dasar berikutnya ialah pendidikan. Pendidikan tidak
saja mengajarkan cara-cara untuk mendapatkan kebutuhan dasar hayati,
suatu hal yang diajarkan juga oleh induk hewan kepada anaknya,
melainkan juga tentang agama, filsafat, ilmu, seni dan budaya. Karena itu
ciri khas dalam pendidikan yang membedakan manusia dari hewan,
bukanlan pendidikan teknologi, melainkan justru pendidikan untuk
beragam, berfilsafat, berilmu, berseni dan berbudaya.
Kebutuhan dasar yang membuat kehidupan manusia menjadi
manusiawi adalah juga pakaian, rumah dan energi. Dan sebagai
kebutuhan dasar terakhir ialah lapangan pekerjaan. Dalam dunia hewan
yang hidup berkelompok terdapt juga pembagian pekerjaan, sehingga
masing-masing anggota kelompok itu mempunyai lapangan pekerjaan
tertentu. Akan tetapi dalam dunia hewan, lapangan pekerjaan itu
hanyalah semata-mata merupakan sumber kehidupan untuk mendapatkan
sebagian dari hasil pekerjaan bersama yang dapat melangsungkan
kehidupan hayatinya. Pada manusia lapangan pekerjaan mempunyai arti
yang lebih dari itu, yaitu merupakan unsur martabat manusia. Misalnya,
orang yang hidup dari pemberian, yaitu mendaptkan kebutuhan hidupnya
bukan dari hasil pekerjaannya, dianggap dan merasa martabat dirinya
rendah.
.3. Kebutuhan dasar untuk memilih
Kemampuan memilih merupakan sifat hakiki mahluk untuk dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya, baik pada tumbuhan, hewan
maupun manusia. Pada manusia kemampuan memilih berkembang
melampaui tujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup hayatinya,
yaitu merupakan juga ekspresi kebudayaannya.
Kesempatan memilih itu meliputi pula keputusan menentukan
nasib dirinya, keluarganya, dan masyarakatnya. Ia dapat memilih apakah
menjadi seorang ahli teknik mobil ataukah akan menjadi seorang
administrator dalam sebuah kantor. Kesempatan memilih dipengaruhi
oleh berbagai macam faktor-faktor, antara lain undang-undang dan
peraturan pemerintah yang lain serta faktor sosial-budaya dan ekonomi.
Orang yang berpendapatan tinggi, misalnya, mempunyai kebebasan
memilih pakaian, makanan dan rumah yang lebih besar dari orang yang
berpendapatan rendah. Orang yang sedang menjalani hukuman dalam
penjara, kesempatan memilihnya sangat terbatas. Ia tidak dapat pergi
kemana ia kehendaki; jadwal dan jenis kegiatan serta menu makanan
telah ditentukan. Karena itu, walaupun dari segi pangan ia serba
kecukupan, tetapi mutu hidupnya rendah. Contoh yang terakhir ini
menunjukkan dengan jelas betapa pentingnya kesempatan memilih dalam
menentukan mutu hidup manusia.
Manfaat dan Risiko Lingkungan
Faktor lingkungan sebagian membantu dan sebagian lagi merintangi
kita untuk mendapatkan kebutuhan dasar kita. Faktor yang membantu untuk
mendapatkan kebutuhan dasar itu merupakan manfaat lingkungan dan yang
merintangi merupakan risiko lingkungan. Manfaat dan risiko lingkungan itu
berupa faktor hayati dan fisik kimia serta dapat bersifat alamiah atau buatan
manusia. Penyebaran manfaat dan risiko lingkungan tidak saja terjadi
alamiah, melainkan juga dapat melalui faktor teknologi dan soaial budaya
lain, baik secara disengaja maupun secara tidak sengaja.
Antara manfaat dan risiko lingkungan terdapat hubungan yang erat.
Suatu faktor dapat merupakan manfaat dan risiko sekaligus. Misalnya, hujan
merupakan sumber air yang utama. Dengan adanya hujan, danau dan sungai
menjadi berair dan lapisan tanah penyimpanan air terisi oleh air. Tetapi hujan
juga merupakan kekuatan yang menyebabkan erosi tanah dan dapat
mengakibatkan banjir.
Keterikatan antara manfaat dan risiko lingkungan Nampak selalu dari
hal bahwa mengambil manfaat lingkungan selalu akan menimbulkan risiko
lingkungan. Misalnya, menggunakan oksigen dalam udara untuk pembakaran
bensin dalam mesin akan menimbulkan risiko pencemaran udara. Apabila
risiko yang diakibatkan oleh pemanfaatan itu diperkecil, manfaat yang dapat
diambil umumnya juga akan berkurang.
Mutu lingkungan juga dapat dinaikkan dengan mengurangi risiko
lingkungan. Usaha pengurangan risiko lingkungan akan memperbesar risiko
lain yang telah ada atau menimbulakn risiko baru. Misalnya, memberantas
hama dengan racun hama merupakan usahan untuk mengurangi risiko
lingkungan. Akan tetapi racun hama menimbulkan risiko pencemaran
lingkungan, terbunuhnya organisme yang berguna, antara lain, lebah madu
dan organisme yang memakan hama, dan berjangkitnya hama baru.
Uraian di atas menunjukkan betapa peliknya pengelolaan lingkungan
untuk mendapatkan manfaat lingkungan yang sebesar-besarnya dan riiko
lingkungan yang sekecil-kecilnya.memanglah di dunia yang fana ini taka da
hal yang gratis. Segala sesuatu ada biayanya. Tetapi ini tidak berarti bahwa
kita lalu tidak berani berbuat apa-apa. Sebab tidak berbuat apa-apa pun
menimbulkan risiko lingkungan, anatara lain tinja dan air senin yang kita
produksi membawa risiko pencemaran. Risiko tidak dapat kita tiadakan. Kita
harus belajar hidup dengan risiko. Karena itu, bukannya kita tidak berbuat
apa-apa, melainkan sebaliknyalah yang harus kita lakukan, yaitu berusaha dan
berbuat, walaupun ada risikonya, asalkan risiko itu kita perhitungkan dan kita
usahakan menjadi sekecil-kecilnya. Risiko itu kita kelola.
Daftar 1.1. Gambar umum sebagian manfaat dan risiko lingkungan di
Indonesia
Sumber manfaat dan
risiko lingkungan
Manfaat yang dapai
didapatRisiko yang dihadapi
Iklim:
Suhu dan kelembaban
tinggi sepanjang tahun;
curah hujan tinggi di
sebagian besar tempat;
angin lemah; penyinaran
matahari tinggi.
Baik untuk pertumbuhan
banyak tumbuhan dan
hewan sepanjang tahun;
tidak perlu investasi
besar untuk rumah dan
pakaian khusus;
persediaan air cukup
disebagian besar tempat.
Pertumbuhan yang cepat
hama, vector penyakit
dan pathogen; risiko
kejang panas, banjir dan
erosi; pendangkalan
danau, sungai, waduk
dan saluran irigasi.
Gunung berapi Penyuburan tanah;
sumberdaya energy;
pemandangna yang
indah; air panas;
pembentukan hujan dan
penyimpanan air.
Letusan yang merusak
dan kematian ternak dan
manusia; banjir lahar
hujan.
Gempa bumi Sumberdaya energy? Merusak dan
menyebabkan kematian
ternak dan manusia
Flora dan fauna Sumberdaya hayati dan
gen yang kaya;
pemandangan yang
mengasyikkan dan
menarik; obyek ilmu
pengetahuan yang kaya.
Banyak hama, vector
penyakit dan pathogen.
Penduduk Sumberdaya manusia Penyusutan sumberdaya;
pencemaran oleh limbah
domestic.
Pembangunan Antara lain perbaikan
sanitasi, berkurangnya
vector penyakit dan
bertambahnya air
pengairan
Penyusutan sumberdaya;
pencemaran oleh indsutri
dan transport.