Lingkungan

81
PERUM PERHUTANI KPH KENDAL Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 1 KPH KENDAL JULI 2013 LAPORAN IMPLEMENTASI PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN SEMESTER I TAHUN 2013

Transcript of Lingkungan

Page 1: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 1

KPH KENDAL JULI 2013

LAPORAN IMPLEMENTASI PENGELOLAAN DAN

PEMANTAUAN LINGKUNGAN SEMESTER I TAHUN 2013

Page 2: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat ratmat dan karunia-Nya, Perum Perhutani KPH Kendal berhasil menyusun Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013. Penyusunan laporan ini merupakan wujud komitmen KPH Kendal untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya hutan yang berwawasan lingkungan sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL), sebagaimana dalam Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) Pengelolaan Sumberdaya Hutan KPH Kendal yang telah disahkan oleh Gubernur Jawa Tengah No. 660.1/3/2010 tanggal 29 April 2010. Semoga dokumen ini dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, pemerintah, dan masyarakat. Selanjutnya kami menyampaikan terima kasih atas dukungan dari semua pihak atas terlaksananya kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup di wilayah KPH Kendal.

Kendal, Juli 2013 Administratur/KKPH Kendal

Ir. S u n a r t o PHT 19661118199303100

Page 3: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 3

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR………………………………………………………............................. i DAFTAR ISI…………………………………………………………………........................... ii DAFTAR TABEL………………………………………………………………........................ iii DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………....................... iv DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………………………. v I. PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1 A Identitas Perusahaan……………………………………………………………. 1 B Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan………………………………...................... 1 C Deskripsi Kegiatan………………………………............................................ 2

D Perkembangan Lingkungan Sekitar……………………................................ 3

E Daftar Istilah................................................................................................. 4

II. PELAKSANAAN DAN EVALUASI …………………………………………………….. 14 A Pelaksanaan …………………………………………………………………... 14

B Evaluasi……………………………………………………............................... 63 III. KESEIMPULAN DAN REKOMENDASI ………………………………………........... 71 A Kesimpulan ……………………………………………………………………… 71

B Rekomendasi …………………………………………………………………... 71 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………….. 72 LAMPIRAN ………………………………………………………………………............ 73

Page 4: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 4

DAFTAR TABEL

Halaman 1 Jenis dan Jumlah Tanaman Tumpangsari ………………………………………………… 15 2 Lokasi SPL Erosi ……………………………………….……………………………………… 30 3 Hasil Pemantauan SPL Erosi Semester I Tahun 2013 …………………………………… 32 4 Lokasi SPL Hidrologi ,…………………………………………………………………………. 34 5 Hasil Pemantauan Komponen Fisik Air Semester I Tahun 2013 ……………………….. 36 6 Lokasi SPL Curah Hujan …………………………………………………………………… 39 7 Hasil Pemantauan Curah Hujan Semester I Tahun 2013 ………………………………… 41 8 Rekapitulasi Pemantauan Penggunaan Bahan Kimia Semester I Tahun 2013 ……….. 43 9 Jenis Satwa Liar Hasil Pemantauan Semester I Tahun 2013 ……………………………. 48 10 Hasil Monitoring Aktivitas Perikanan Semester I Tahun 2013 …………………………... 52 11 Lokasi Situs Budaya ………………………………………….……………………………..... 58 12 Rekapitulasi Sarpra APD Keamanan …………………………..………………………….. 59 13 Pos Keamanan KPH Kendal ………………………………………………………………… 60 14 Hasil Indeks Erosi Tahun 2009 – Semester I Tahun 2013 ………………………………. 63 15 Prioritas Penanganan SPL …………………………………………………………………… 65 16 Matriks Evaluasi Pemantauan Sosial Semester I Tahun 2013 …………………………... 67

Page 5: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 5

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Lokasi KPH Kendal …………………………………………………………………………. 2 2 Pembagian Kawasan Hutan KPH Kendal ……………………………………………….. 14 3 Kegiatan Pemupukan dan Pendangiran ………………………………………......…..... 17 4 Kegiatan Perbaikan Alur BY ………………………………………………………………. 17 5 Papan Informasi Jenis Satwa……………….……………………………………………... 21 6 Kegiatan Sosialisasi PHBM dan Pembinaan LMDH ……………………. ……………... 27 7 SPL Erosi ……………………………………………………………………………………. 33 8 SPL Hidrologi ……………………………………………………………………………….. 35 9 Grafik Hasil Pemantauan KRS Semester I Tahun 2013………………………………. 37 10 Grafik Sedimentasi Maksimal Semester I Tahun 2013 ………………………………… 38 11 Grafik TSS Maksimal Semester I Tahun 2013 ………………………………………….. 38 12 SPL Curah Hujan …………………………………………………………………………… 39 13 Sosialisasi dan TPA, TPS B3 ……………………………………………………………… 42 14 Kegiatan Perikanan ………………………………………………………………………… 52 15 Wana Wisata KPH Kendal ………………………………………………………………… 53 16 Pelatihan …………………………………………………………………………………….. 55 17 Grafik Nilia KRS Tahun 2007 – Semester I Tahun 2013 ………………………………. 64 18 Grafik Nilai Laju Sedimentasi Tahun 2007 – Semester I Tahun 2013 ………………... 64 19 Grafik Nilai Padatan Tersuspensi Tahun 2007 – Semester I Tahun 2013 …………… 65

Page 6: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 6

Page 7: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 7

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Nilai KRS Semester I Tahun 2013 ……………………….………………………………. 74 2 Nilai Padatan Terlarut Semester I Tahun 2013 ……………………….………………. 75 3 Nilai Laju Sedimentasi Semester I Tahun 2013 ……………………….………………. 76

Page 8: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 8

BAB I PENDAHULUAN

A. IDENTITAS PERUSAHAAN

Nama Perusahaan Kesatuan Pemangkuan Hutan Kendal Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

Jenis Badan Hukum BUMN

Alamat Perusahaan Jalan Soekarno Hatta No.322 Kendal Jawa Tengah 51313

No. Telpon dan Fax (0294) 381350 / (0294) 381726

Alamat e-mail [email protected]

Bidang usaha Pengelolaan Hutan Tanaman Jati

SK DPPL

Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 660.1/3/2010 tanggal 29 April 2010 tentang Persetujuan Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL) Kegiatan Pengelolaan Hutan Perum Perhutani kPH Kendal, di Kab. Kendal, Kab. Batang dan Kota Semarang, Propinsi Jawa Tengah

Penanggung Jawab Nama Jabatan

Ir. Sunarto

Administratur KPH Kendal

Izin yang terkait DPPL -

B. LOKASI USAHA DAN ATAU KEGIATAN

Alamat lengkap

Jalan dan Nomor

Kecamatan

Kabupaten/Kota

Propinsi

Jl. Soekarno Hatta No. 322 Kauman Kendal Jawa Tengah

Koordinat lokasi

06 o 51’ 22” LS sampai dengan 07o 07’ 17” LS 109o 43’ 28” BT sampai dengan 110o 24’ 35” BT

Page 9: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 9

Gambar 1. Lokasi KPH Kendal

C. DESKRIPSI KEGIATAN

Luas lahan kegiatan 20.300,9 Ha

Jenis kegiatan Pengelolaan Hutan Tanaman Jati

Kapasitas Produksi kayu 18.500 m3/tahun

Penghargaan 1. Sertifikat FSC tentang Pengelolaan Hutan Lestari dengan kode : SA-FM/COC-002952 , tanggal 9 September 2011

2. Sertifikat Legal Kayu dari PT. Equality Indonesia, tanggal .. Juni 2013

Tahap kegiatan

Pengelolaan hutan meliputi kegiatan : 1. Kelola Produksi

Meliputi kegiatan perencanaan, persiapan tanaman, persemaian, pelaksanaan tanaman, pemeliharaan tanaman, teresan, pembuatan dan pemeliharaan sarana jalan, pemungutan hasil hutan, pengangkutan hasil hutan, pemasaran hasil hutan

KPH KENDAL

Page 10: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 10

2. Kelola Lingkungan Meliputi kegiatan aspek fisik-kimia dan aspek biologi. Kegiatan aspek fisik-kimia meliputi pengelolaan dan pemantauan : a. hidrologi b. erosi c. kesuburan tanah d. curah hujan Sedangkan aspek biologi meliputi pengelolaan dan pemantauan : a. satwa b. vegetasi c. kegiatan perikanan

3. Kelola Sosial a. hubungan antara pekerja dengan unit managemen

yaitu kegiatan yang meliputi jaminan sosial tenaga kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, peningkatan kapasitas

b. hubungan antara masyarakat dengan unit managemen yaitu meliputi kegiatan PHBM, PKBL, pengembangan hutan rakyat, bantuan sosial, peningkatan kapasitas masyarakat, penyelesaian konflik, perlindungan dan keamanan hutan, kerjasama pengelolaan hutan rakyat dan aktifitas eksternal dalam kawasan

c. persepsi masyarakat terhadap unit managemen, budaya, konflik pendidikan dan kesehatan masyarakat serta fasilitas sanitasi

D. PERKEMBANGAN LINGKUNGAN SEKITAR

Galian C tidak ada kegiatan galian C pada kawasan hutan KPH Kendal

Tempat Pembuangan Sampah Akhir

Kawasan diluar pengelolaan hutan KPH Kendal, terletak di sebelah petak 30 RPH Mugas BKPH Mangkang, dikelola oleh Pemkab. Kendal. Dampak yang ditimbulkan, aliran air yang sebelumya jernih dan dimanfaatkan masyarakat untuk MCK berubah warna menjadi kuning, sehingga masyarakat tidak dapat memanfaatkannya lagi.

Page 11: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 11

E. DAFTAR ISTILAH 1. Appendix I adalah jenis dan jumlah dialam sudah sangat sedikit dan dikawatirkan akan punah

(perdagangannya tidak boleh sama sekali). 2. Appendix II adalah jenis yang pada saat ini tidak termasuk terancam punah, tetapi memiliki

kemungkinan untuk terancam punah, jika perdagangannya tidak diatur. 3. Appendix III adalah Jenis ini tidak berbeda jauh dengan Appendix II, bedanya jenis ini

diberlakukan khusus oleh suatu negara tertentu. 4. Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat pelindung diri yang digunakan oleh pekerja di lapangan

guna menghindari/meminimalkan dampak kecelakaan kerja. 5. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar

dan penting suatu usaha/kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha/kegiatan.

6. Areal Produksi Benih (APB) adalah petak-petak tertentu dalam kawasan hutan yang memiliki tegakan yang berkualitas, sehingga diperuntukan untuk pengunduhan benih/sumber benih.

7. Budaya adalah istilah yang mengacu kepada suatu hasil bersama dari kelompok manusia atau komunitas lokal, termasuk nilai-nilai, ide-ide, kepercayaan, perilaku, acara atau ritual, bahasa, pengetahuan dan obyek material.

8. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya , baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makluk hidup lainnya.

9. Banjarharian adalah sistem pembutan tanaman hutan yang dikerjakan dengan upah harian atau borongan. Tanpa penanaman tanaman pertanian pada lahan yang sama

10. Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) adalah wilayah kerja administrasi perum perhutani. BKPH tingkatannya 1 level lebih tinggi dari RPH

11. Bagian Hutan (BH) adalah daerah hutan dalam satuan kelola yang diperuntukan untuk pengusahaan hutan sesuai dengan tujuan perusahaan.

12. CITES : Convention on International Trades of Endangered Species ; konvensiuntuk perdagangan internasional spesies langka.

13. Condition adalah ukuran terintegrasi mengenai komposisi, struktur, dan interaksi biotik yang mencirikan keberadaan target.

14. Clonal Seed Orchad (CSO) adalah merupakan kebun benih yg dibangun melalui pembiakan vegetatif pohon-pohon terseleksi.

15. Debit aliran adalah banyaknya volume air yang melewati suatu penampang aliran per satuan waktu (m3/detik).

Page 12: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 12

16. Derajat Keberadaan/Co occurance Index (PCS=percentage of co-occurring species/PCS) merupakan ukuran rata-rata kekayaan spesies pada suatu lokasi yang memiliki spesies tertentu.

17. Derajat Kelangkaan adalah ukuran sebaran spesies pada suatu lokasi yang memiliki spesies interes (ditemukan atau tidak ditemukannya spesies pada lokasi).

18. Derajat Sensitifitas (Disturbance Sensitivity Index / DSI) adalah ukuran kepekaan spesies terhadap gangguan manusia.

19. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah atau cekungan air yang dibatasi punggung bukit yang berfungsi menerima dan menampung air hujan melalui sungui utama menuju pantai/laut.

20. Erosi tanah adalah peristiwa terpindahkannya sebagian massa tanah oleh suatu faktor penyebab erosi dari suatu tempat ke tempat yang lain.

21. Erosi percikan adalah lepasnya partikel-partikel tanah akibat tetesan air hujan yang memukul permukaan tanah.

22. Erosi permukaan tanah adalah terbawanya butir-butir tanah yang terdapat dipermukaan tanah akibat aliran air pada permukaan tanah.

23. Erosi alur adalah kelanjutan dari erosi aliran permukaan yang terkonsentrasi pada suatu tempat sehingga membentuk alur-alur.

24. Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara organisme (makhluk hidup) atau unsur biotik dengan lingkungannya atau unsur abiotik.

25. Endemik Bird Area (EBA) adalah kawasan yang secara geografis merupakan tempat tinggal bagi sedikitnya dua species burung endemic dimana wilayah jelajahnya terbatas pada kawasan relatif kecil.(menurut BirdLife International).

26. Forest Stewardship Council (FSC) adalah lembaga yang bertugas melakukan proses penilaian sertifikasi sesuai standart yang berlaku kepada unit manajemen untuk memperoleh sertifikasi ekolabel.

27. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.

28. Habitat adalah suatu kawasan yang terdiri dari berbagai komponen, baik fisik maupun biotik, yang merupakan satu kesatuan dan dipergunakan sebagai tempat hidup serta berkembangbiaknya satwaliar (Alikodra,1990).

29. Hutan Bernilai Konservasi Tinggi (HBKT) adalah suatu areal hutan yang memiliki satu atau lebih NKT (Konsorsium Revisi HCV Toolkit Indonesia,2008).

30. Hutan Alam Sekunder (HAS) adalah lapangan-lapangan berupa hutan alam atau hutan alam sekunder hasil restorasi/akan direstorasi.

Page 13: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 13

31. Hutan Lindung Terbatas (HLT) adalah kawasan hutan yang diperuntukan untuk perlindungan terbatas.

32. Hasil Hutan Non Kayu (HHNK) adalah hasil yang diperoleh dari hutan selain kayu. 33. IUCN : International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources. 34. Hijauan Makanan Ternak adalah semua bahan makanan yang berasal dari tanaman dalam

bentuk daun–daunan (segar / kering). 35. Indek Erosi (IE) adalah rasio antara laju erisi aktual terhadap laju erosi yang

terjadi/diperbolehkan. 36. Important Bird Area (IBA) adalah kawasan dimana terdapat species kunci burung yang

keberadaanya rentan terhadap kepunahan global atau dimana populasinya tidak dapat tergantikan.

37. Jasa Lingkungan adalah jasa-jasa biofisik yang dihasilkan oleh suatu ekosistem secara langsung maupun tidak langsung yang mendukung kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia.

38. Jati Plus Perhutani (JPP) adalah jati unggul produk Perhutani yang diperoleh melaluai program pemuliaan pohon dengan pembiakan vegetatif (kultur jaringan dan stek) dan generatif (benih KBK)

39. Keanekaragaman hayati atau biological diversity (biodiversity) merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan keanekaragaman sumberdaya alam hayati, yang mencakup jenis-jenis flora dan fauna dalam suatu ekosistem.

40. KRS (Kofisien Rejim Sungai) merupakan perbandingan antara nilai debit aliran terbesar dan nilai debit aliran terkecil.

41. Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) merupakan kawasan perlindungan terutama untuk perlindungan tata air terdiri dari Sempadan Sungai, Mata Air dan Sempadan Jurang.

42. Kawasan Perlindungan Khusus (KPKh) merupakan kawasan perlindungan untuk tujuan perlindungan khusus. KPKh meliputi : Situs Budaya, Kuburan, Pohon Plus, Hutan Koleksi, Kawasan Pelindungan Plasma Nuftah (KPPN) serta Hutan Alam Sekunder (HAS).

43. Keanekaragaman jenis (species diversity) adalah jumlah seluruh jenis satwaliar yang dapat ditemukan pada suatu kondisi habitat tertentu.

44. Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT) adalah suatu areal yang memiliki satu atau lebih NKT .

45. Kebutuhan Dasar (Pokok) adalah jenis barang atau jasa yang dibutuhkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang bersifat pokok, termasuk pangan, air, sandang, bahan untuk rumah dan peralatan, kayu bakar, obat-obatan, pendidikan dan pakan hewan.

Page 14: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 14

46. Komunitas Lokal adalah istilah yang mengacu kepada sekumpulan orang yang hidup di dalam atau di sekitar kawasan hutan atau ekosistem alam lain yang memiliki jaringan komunikasi, memiliki kepentingan bersama dengan hutan atau ekosistem alam lain dan memiliki simbol lokal tertentu berkaitan dengan kawasan tersebut.

47. Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah (KPPN) adalah areal-areal yang berfungsi untuk perlindungan keanekaragaman hayati (biodiversity) flora dan fauna.

48. Kelas Umur (KU) adalah kawasan yang ditumbuhi dengan hutan jati produktif yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu.

49. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah kegiatan yang menerapkan dan memelihara kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja.

50. Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) adalah salah satu unit usaha pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, dengan daya dukung potensi sumber daya hutan, kinerja pengusahaan, dinamika lingkungan dan faktor-faktor lain.

51. Landscape Context adalah ukuran terintegrasi dua faktor yaitu regim dan proses-proses lingkungan yang dominan terhadap perkembangan dan pemeliharaan keberadaan target; dan koneksitas.

52. Lapangan dengan Tujuan Istimewa (LDTI ), kedalam golongan ini adalah alur, jalan rel, dan jalan mobil, pekarangan,, tempat penimbunan kayu, kuburan dst.

53. Lapangan Tebangan Jangka Lampau (LTJL) adalah lapangan bekas tebangan yang baru ditanami dalam tahun berikutnya.

54. Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) adalah lembaga masyarakat desa yang berkepentingan dalam kerjasama pengelolaan sumberdaya hutan bersama masyarakat, yang anggotanya berasal dari unsur lembaga desa dan atau unsur masyarakat yang ada di desa tersebut yang mempunyai kepedulian terhadap sumber daya hutan.

55. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makluk hidup lainya.

56. Lacak Balak (Chain of Custody/CoC) adalah proses pembuktian bahwa bahan baku kayu bundar yang digunakan oleh suatu industri/pengguna, berasal dari hutan yang dikelola secara lestari, melalui dokumen-dokuumen dab kententuan-ketentuan yang dimiliki, mulai dari TPK sampai hutan untuk proses SFM, dan dari produk akhir sampai TPK untuk proses COC di industri.

Page 15: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 15

57. Masyarakat Desa Hutan (MDH) adalah kelompok orang yang bertempat tinggal di desa hutan dan melakukan kegiatan yang berinteraksi dengan sumber daya hutan untuk mendukung kehidupannya.

58. Miskin Riap (MR) adalah semua hutan jati yang berdasarkan keadaannya tidak memuaskan, yaitu tidak ada harapan mempunyai riap yang cukup.

59. Masak Tebang (MT) adalah tegakan-tegakan yang berumur 120 tahun atau lebih dan baik. 60. Natural Forest adalah kawasan hutan dengan kodisi ekosistem belum mengalami gangguan. 61. Nilai Konservasi Tinggi (NKT) / Hight Consrevatuin Value (HCV) adalah sesuatu yang

bernilai konservasi tinggi pada tingkat lokal, regional atau global yang meliputi nilai-nilai ekologi, jasa lingkungan, sosial dan budaya.

62. NKT 1 adalah kawasan yang mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang penting. 63. NKT 1.1 adalah kawasan yang mempunyai atau memberikan fungsi pendukung

keanekaragaman hayati bagi kawasan lindung dan / atau konservasi. 64. NKT 1.2 adalah spesies hampir punah. 65. NKT 1.3 adalah kawasan yang merupakan habitat bagi populasi spesies yang terancam,

penyebaran terbatas atau dilindungi yang mampu bertahan hidup. 66. NKT 1.4 adalah kawasan yang merupakan habitat bagi spesies atau sekumpulan spesies yang

digunakan secara temporer. 67. NKT 2 adalah kawasan bentang alam yang penting bagi dinamika ekologi secara alami. 68. NKT 2.1 adalah kawasan bentang alam luas yang memiliki kapasitas untuk menjaga proses

dan dinamika ekologi. 69. NKT 2.2 adalah kawasan alam yang berisi dua atau lebih ekosistem dengan garis batas yang

tidak terputus (bersesinambungan). 70. NKT 2.3 adalah kawasan yang mengandung populasi dari perwakilan spesies alami. 71. NKT 3 adalah kawasan yang mempunyai ekosistem langka atau terancam punah. 72. NKT 4 adalah kawasan yang menyediakan jasa-jasa lingkungan alami. 73. NKT 4.1 adalah kawasan atau ekosistem yang penting sebagai penyedia air dan pengendalian

banjir bagi masyarakat hilir. 74. NKT 4.2 adalah kawasan yang penting bagi pengendalian erosi dan sedimentasi. 75. NKT 4.3 adalah kawasan yang berfungsi sebagai sekat bakar alam untuk mencegah

meluasnya kebakaran hutan dan lahan. 76. NKT 5 adalah kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk pemenuhan kebutuhan dasar

masyarakat lokal. 77. NKT 6 adalah kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk identitas budaya tradisional

komunitas lokal.

Page 16: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 16

78. Pemantauan Biodiversity adalah kegiatan pengumpulan dan analisis hasil pengamatan atau pengukuran yang dilakukan berulang-ulang untuk mengevaluasi perubahan kondisi dan kemajuan pencapaian tujuan pengelolaan.

79. Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) adalah suatu sistem pengelolaaan sumber daya hutan yang dilakukan bersama oleh Perum Perhutani dengan masyarakat desa hutan atau perhutani dengan masyarakat desa hutan dengan pihak yang berkepentingan(stakeholder) dengan jiwa berbagi, sehingga kepentingan bersama untuk mencapai keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan dapat diwujudkan secara optimal dan proposional.

80. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) adalah bentuk program diperuntukkan bagi masyarakat dalam pinjaman modal kerja / modal usaha dan pemberian pelatihan-pelatihan yang menunjang peningkatan usaha.

81. Participatory Conservasion Planning (PCP) adalah Perencanaan Konservasi Parsitisipatif terhadap situs dalam bentuk konsultasi Publik. Kegitannya berupa Identifikasi, inventarisasi dan penyusunan strategi serta rencana pengelolaan secara partisipasi dengan melibatkan masyarakat pengguna dan yang bermukim disekitar situs.

82. Petak Ukur Permanen (PUP) adalah pengukuran pertumbuhan tegakan dengan membuaat petak Ukur permanen.

83. Petak Coba penjarangan (PCP) adalah petak berbentuk lingkaran yang dengan jari – jari 17,8 meter atau seluas 0,1 ha yang terletak dalam setiap blok dengan luasan 4 Ha dan mewakili kondisi tegakan sekitarnya.

84. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) adalah suatu panitia yang dibentuk untuk memberi saran tentang keselamatan dan kesehatan kerja.

85. Pemanfaatan Lahan di Bawah Tegakan (PLDT) adalah suatu bentuk kegiatan mengolah lahan untuk lahan pertanian dan atau pemanfaatan lahan untuk kegiatan usaha yang mendapatkan hasil, kegiatan tersebuat dilakukan sekelompok masyarakat pada sutau wilayah kawasan hutan.

86. Pesanggem adalah orang perorangan yang memenuhi kriteria tertentu yang telah menandatangani perjanjian kontrak kerja tanaman.

87. Penjarangan adalah Tindakan pemeliharaan hutan untuk mendapatkan suatu tegakan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dengan memelihara pohon terbaik dalam tegakan hutan dengan memberikan tempat dan ruang tumbuh bagi tegakan tinggal.

88. Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) adalah suatu proses pengelolaan Htan yang menjamin keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi ekonomi, sosial dan lingkungan secara seimbang.

Page 17: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 17

89. Pohon plus adalah individu pohon yang memiliki fenotife (penampakan fisik) terbaik dalam suatu tegakan hutan disbanding dengan pohon-pohon disekitarnya dan telah memenuhi criteria penilaian pohon plus.

90. Preemtif adalah suatu kegiatan pengamanan hutan dengan cara penyuluhan kepada masyrakat untuk tidak melakukan tindak pidana hutan.

91. Preventif adalah suatu kegiatan pengamanan hutan dengan cara patroli secara rutin untuk mencegah secara dini sebelum pohon roboh.

92. RTE adalah spesies yang masuk ke dalam kategori jarang, terancam dan hampir punah menurut IUCN.

93. Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan (RPKH) adalah rencana jangka panjang pengelolaan hutan agar kelestarian hutan dapat dipertahankan, merupakan sub sistem perencanaan sumberdaya hutan. Jangka berlaku 10 tahun untuk daur panjang, dan 5 tahun untuk daur pendek.

94. Rencana Teknik Tahunan (RTT) adalah Rencana Tehnik Tahunan yang meliputi rencana kegiatan persemaian, tanamam, pemeliharaan dan tebangan.

95. Resort Pemangkuan Hutan (RPH) adalah wilayah kerja administrasi perum perhutani di bawah BKPH.

96. Reboisasi adalah kegiatan penanaman tanaman jati atau rimba pada kawasan produksi di lokasi bekas tebangan.

97. Rehabilitasi adalah upaya memperbaiki dan memulihkan kondisi hutan dan lahan melalui penanaman tanaman jati atau rimba di lokasi tanah kosong.

98. Represif adalah suatu kegiatan pengamanan hutan dengan cara penangkapan atau penggeledahan.

99. RITH (Reduce Impact Timber Harvesting) adalah serangkaian kegiatan pemanenan kayu mulai dari perencanaan, pembukaan wilayah hutan, operasi penebangan, penyaradan, pengangkutan, dan rencana pengaturan tegakan tinggal (sesuai etat yang telah ditentukan di RPKH) untuk meminimalkan kerusakan yang ditimbulkan (termasuk dampak negatif lingkungan)

100. Semi Natural Forest adalah kawasan hutan dengan kondisi ekosistem sudah mengalami gangguan dan perlu kegiatan restorasi untuk pemulihan habitat

101. Sedimentasi adalah proses pengendapan material–material sedimen yang terbawa oleh muatan air.

102. Satwaliar adalah binatang yang hidup dalam ekosistem alam. 103. Species indikator adalah jenis satwa yang peka terhadap perubahan yang terjadii disekitarnya

sehingga menyebabkan perubahan baik perilaku maupun pergerakannya.

Page 18: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 18

104. Spesies interes adalah spesies yang memiliki peranan ekosistem tertinggi, sehingga dengan melindungi spesise interest diharapkan spesies lain otomatis akan ikut terlindungi, ditentukan berdasarkan pertimbangan Derajat Keberadaan, Derajat Kelangkaan dan Derajat Sensitifitas.

105. Site Consevation Planning (SCP) adalah suatu metode untuk membangun strategi dalam pengelolaan kawasan konservasi dalam hal ini NKT dengan menggunakan komponen 5-S yaitu System, Stress, Source of Stress, Strategy dan Success.

106. System adalah merupakan spesies, komunitas, dan ekosistem, serta proses-proses alam yang memelihara dan melestarikan mereka, yang merupakan perwujudan dari keseluruhan keanekaragaman hayati tapak setempat. System ini dikenal sebagai “Target Konservasi”, dan menjadikannya sebagai fokus dalam membuat rencana konservasi.

107. Stress adalah kerusakan atau degradasi pada system yang menyebabkan berkurangnya kemampuan system untuk bertahan dan berkembang. Kerusakan bisa terjadi langsung pada target atau proses ekologi penting bagi target untuk melangsungkan kehidupannya.

108. Source of Stress adalah suatu kegiatan yang menyebabkan terjadinya perubahan pada kondisi system yang bisa berupa ketidak sesuaian penggunaan lahan, air dan sumber daya alam lainnya, atau suatu kegiatan yang menyebabkan terjadinya tekanan. Soure of stress ini bisa berupa aktivitas yang sedang berjalan atau active dan juga bisa berupa aktivitas yang sudah berlalu atau histories tetapi masih menimbulkan dampak pada target.

109. Strategy adalah langkah-langkah atau upaya pendekatan yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi system akibat tekanan, dan mengendalikan sumber tekanan atau ancaman kritis yang mana sedapat mungkin menyenangkan/menguntungkan para pihak.

110. Success adalah menetapkan ukuran keberhasilan bagi setiap langkah perbaikan kondisi system akibat tekanan dan ukuran keberhasilan bagi setiap langkah pengurangan atau pengendalian sumber tekanan.

111. System Viability (kelangsungan hidup sistem) adalah kelangsungan hidup system atau target konservasi dilihat dari hasil penilaian terhadap Size, Condition, dan Landscape Context dari masing-masing system.

112. Size adalah ukuran luasan atau kelimpahan keberadaan target konservasi. 113. Studi Dampak Sosial (SDS) adalah suatu pengaruh terhadap masyarakat yang berhubungan

dengan nilai-nilai sosial, ekonomi dan lingkungan dari pengelolaaan hutan. 114. Stump adalah cabutan yang diotong batang dan akarnya dengan tehnik tertentu. 115. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari system

manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan

Page 19: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 19

dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

116. Sarad adalah kegiatan berupa menarik potongan kayu yang berupa sortimen khusus untuk A.III dengan menggunakan DK.301 ke tempat pengumpulan (TP) yang telah ditentukan.

117. Sharing produksi adalah pembagian peran antara perusahaan dengan masyarakat desa hutan atau perusahaan dan masyarakat desa hutan dengan pihak yang berkepentingan dalam pemanfaatan hasil hutan.

118. Standart Operasional Prosedur (SOP) adalah acuan stadar dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.

119. Stasiun Pemantauan Lingkungan (SPL) adalah lokasi yang ditetapkan untuk pemantauan lingkungan.

120. Tanah Kosong (TK) adalah lapangan yanga gundul atau yang hampir gundul (padang rumput, hutan belukar dst) yang dapat dianggap akan memberi permudaan hutan yang berhasil baik kemudian hari setelah ditanami dengan jati.

121. Tanaman Jati Bertumbuhan Kurang (TJBK) adalah tanaman jati yang bagian besar gagal dan tumbuhnya buruk.

122. Tanaman Jenis Kayu Lain (TJKL) adalah semua jenis kayu selainnya yang dapat dianggap produktif, ditanam dengan maksut pada waktunya dipungut hasilnya baik berupa kayu maupun hasil hutan lainnya.

123. Tanaman Kayu Lain (TKL) adalah tanaman yang dibuat pada tempet-tempat dimana jati dapat tumbuh dan yang tidak akan dipertahankan.

124. Tak Baik untuk Produksi (TBP) adalah kawasan hutan yang tak baik untuk produksi. 125. Tumpangsari adalah sistem pembuatan tanaman hutan yang dikerjakan bersama-sama

dengan tanaman pertanian. 126. Teresan adalah kegiatan mematikan pohon (jati) dengan jalan memutus jalan makanan ,

dilaksanakan 2 tahun sebelum kegiatan penebangan. 127. Total Dissolve Solid (TDS) adalah ukuran zat terlarut (baik itu zat organik maupun anorganik,

misal garam, dll) yang terdapat pada suatu larutan. 128. Total Suspension Solid (TSS) adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut

dan tidak dapat menyebabkan kekeruhan air. 129. Tempat Penimbunan Kayu (TPK) adalah suatu tempat tertentu yang diperuntukan untuk

penimbunan kayu 130. Tempat Pengumpulan Kayu (TPn) adalah suatu tempat tertentu yang diperuntukan untuk

pengumpulan kayu sementara.

Page 20: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 20

131. Unit contoh adalah unit bagian dari populasi dimana pengamatan, pengukuran dan atau pencacahan dilakukan secara aktual terhadap ciri-ciri atau karakteristik obyek.

132. YTRP (Yayasan Tunas Rimba Perhutani) adalah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan formal tingkat Taman Kanak-Kanak (TK). Yayasan ini bersifat sosial, yang masuk dalam kepengurusan utama adalah para istri karyawan Perum Perhutani

Page 21: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 21

BAB II PELAKSANAAN DAN EVALUASI

A. PELAKSANAAN

Berdasarkan Evaluasi Potensi SDH Tahun 2012, pembagian kawasan hutan di wilayah KPH Kendal berdasarkan tujuan pengelolaannya terdiri dari : 1. Kawasan Produksi (16.458,88 Ha = 81 %) 2. Kawasan Lindung (2.781,10 Ha = 14 %) 3. Kawasan Untuk Penggunaan Lain (1.060,60 Ha = 5 %) Garis besar pembagian kawasan hutan di wilayah hutan KPH Kendal adalah sebagaimana bagan berikut:

Gambar 2. Pembagian Kawasan Hutan KPH Kendal

AREAL KPH KENDA L 20.30 0,5 8 Ha

K AW ASA N P RODUK SI 1 6.458 ,8 8 Ha

KAW ASA N LINDUNG 2.7 81 ,10 Ha

KAW AS AN UTK PE NG GUNA AN LA IN 1. 060 ,6 Ha

UTK. KEL AS PERUSAHAAN 1 5.9 70 ,38 Ha

B KN UTK. K EL AS P ERUSAHAA N 4 88 ,50 Ha

P RO DUKTIF 1 4.7 54 ,08 Ha

TDK P RODUK TIF 2 16,30 Ha

K U 1 - 8 14 .6 08,68 Ha

M R 14 5, 4 Ha

LTJL 10 6, 20 Ha

TBK 99 2, 2 Ha

T K 11 7,9 Ha

TKL R 26 ,5 0 Ha

TJK L 3 28 Ha

TKTB KP 21 ,1 Ha

K P S 1.532 ,2 Ha

HA S 1.1 02 ,9 Ha

S S 1 .4 47,8 Ha

SM A 32,5 Ha

SP 5 1,9 Ha

SITUS 1,5 Ha

KUBURAN 1 0,3 Ha

M ATA AIR 6 ,1 Ha

KPPN 7 0,6 Ha

JATI ALA M 1,7 Ha

PERSE MA IAN 1 ,6 Ha

LITBA NG 8, 0 Ha

CURAM 4 05, 2 Ha

W W 23 ,0 Ha

HTkh 3 78 ,2 Ha

K Tn 9 0,8 Ha

ALUR 2 82 ,4 Ha

PEK ARANGAN D INAS 6 ,2 Ha

J ALA N 4 4,9 Ha

S UTT 2 21,1 Ha

IRI GAS I 1 ,1 Ha

Gambar Pem bagian Kawasan Hu tan KPH Kenda l

TJKL R 35 ,7 0 Ha

TK L 77, 20 Ha

S HOW W INDOW 36 6,9 Ha

TB P 59,6 Ha

KPK h 86,4 Ha

LDTI 56 8,6 Ha

P RO DUKTIF 4 05 ,20 Ha

TDK P RODUK TIF 8 3,3 0 Ha

SUBA H 3 72 ,7 Ha

KAL IW UNG U 254 ,4 Ha

CURAM 68,5 Ha

TPK 6, 1 Ha

BUPER 6,8 Ha

Page 22: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 22

1. Realisasi Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan (RKL) Pelaksanaan pengelolaan lingkungan adalah bentuk implementasi dari Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) yaitu langkah atau usaha yang dilakukan untuk mengelola dampak negatif dan mengembangkan dampak positif yang telah diperkirakan akibat suatu kegiatan pengelolaan hutan. Adapun pengelolaan lingkungan yang telah kami laksanakan pada Semester I Tahun 2013 adalah sebagai berikut : a. Pengelolaan Komponen Lingkungan Fisik Kimia

1. Tanah Jenis Dampak

- Perubahan sifat fisik tanah - Peningkatan laju erosi - Perubahan tingkat kesuburan tanah

Sumber Dampak - Kegiatan tanaman - Pemeliharaan - Teresan - Pemanenan hasil hutan - Pemeliharaan jalan

Kegiatan Pengelolaan Untuk menanggulangi perubahan fisik tanah dan peningkatan laju erosi kegiatan yang telah dilakukan pada Semester I tahun 2013 antara lain:

1. Pembuatan teras gulud pada lokasi tumpangsari seluas 241,2 Ha 2. Penanaman tanaman konservasi tanah dan air sebagai tanaman tepi, sela,

dan pengisi pada lokasi tanaman seluas 241,2 Ha. Adapun jenis tanaman dan jumlahnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Jenis dan Jumlah Tanaman

No Tanaman Jenis Tanaman Jumlah Satuan1 Pengisi Salam 46,451 plc

Kluwih 6,613 plc2 Sela Kemlanding 6,417 kg3 Pagar Secang 1,284.05 kg4 Tepi Mahoni 19,296 plc

Kluwih 19,296 plcSalam 12,770 plc

5 Pokok Jati 214,265 plc

Page 23: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 23

3. Rehabilitasi lahan kosong pada lokasi tanaman TK dan TJBK seluas 135 Ha 4. Pengkayaan pada kawasan HAS dan KPS dengan jenis rimba campur seluas

360,8 ha 5. Babat tumbuhan bawah dengan sistem jalur pada lokasi tanaman dan

pemeliharaan 6. Dangir dengan sistem piringan 7. Penerapan reduce impact timber harvesting (RITH) pada lokasi

pemanenan/tebangan antara lain dengan kegiatan :

Tidak menggunakan alat berat dilokasi agak curam pada waktu sarad

Tidak mensarad lewat badan sungai (angkutan tebangan tidak lewat jalan sungai namun dibuatkan jembatan sementara)

Mengembalikan dan meratakan tanah bekas jalan sarad dan angkutan karena terjadi pemadatan

Membuat sudetan dan mengarahkan aliran air ke lokasi yang masih bervegetasi

Membuat guludan untuk menghindari erosi permukaan pada tebangan A dan B

Bila terjadi tumpukan B3/bahan bakar/olie agar tumpahan dan tanah yang terkena tumpahan diambil lalu dikumpulkan di tempat penampungan (TPS) RPH setempat atau BKPH dan diangkut ke TPA KPH

Lokasi bekas tebangan lokasi curam agar dibuat penahan erosi dari trucuk bambu

8. Pemasangan leaflet larangan penggunaan Pestisida (B3) dilarang yang tersebar di semua BKPH

9. Penyuluhan/sosialisasi mengenai kawasan perlindungan pada setiap BKPH 10. Patroli rutin diseluruh kawasan Perum Perhutani KPH Kendal 11. Perbaikan alur BY (perbaikan selokan/saluran dan urug badan jalan) di RPH

Palir BKPH Mangkang. Untuk menanggulangi dampak perubahan tingkat kesuburan tanah telah dilakukan kegiatan seperti :

1. Pemberian pupuk dasar pada lokasi tanaman seluas 241,2 Ha 2. Penanaman jenis tanaman pertanian pada lokasi tanaman dan tumpangsari

seluas 241,2 Ha

Page 24: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 24

3. Pemupukan tanaman umur 1-5 tahun dengan pupuk urea pada lokasi pemeliharaan Gambar 3. Kegiatan Pemupukan dan Pendangiran

Tolak Ukur Dampak - Berdasarkan Peraturan Dirjen RLPS no.4 tahun 2009 (jenis dampak laju erosi)

- pH tanah, kadar kimia tanah (jenis dampak kesuburan tanah) Lokasi dan Waktu Pengelolaan

- Sesuai dengan RTT Persiapan Tanaman tahun 2013

- Sesuai dengan RTT Pengkayaan tahun 2013

- Sesuai dengan RTT Pemeliharaan tahun 2013

- Sesuai dengan RTT Tanaman tahun 2013

Gambar 4. Perbaikan alur BY (perbaikan selokan/saluran dan urug badan jalan)

Page 25: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 25

2. Air 2.1. Fisik Air Jenis Dampak

Peningkatan padatan tersuspensi (TSS), laju sedimentasi dan fluktuasi debit air (KRS) Sumber Dampak

- Kegiatan tanaman - Pemeliharaan - Pemanenan hasil hutan - Pembersihan jalan

Kegiatan Pengelolaan Untuk menanggulangi dampak peningkatan padatan tersuspensi, laju sedimentasi dan fluktuasi debit air (KRS) kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan kegiatan pengelolaan komponen lingkungan fisik tanah.

Tolok Ukur Dampak Berdasarkan Peraturan Dirjen RLPS No. P.04/V-Set/2009 tgl. 5 Maret 2009 tentang Pedoman Monitoring dan Evaluasi DAS

Lokasi dan Waktu Pengelolaan

- Sesuai dengan RTT Persiapan Tanaman tahun 2013 - Sesuai dengan RTT Teresan tahun 2013

- Sesuai dengan RTT Tebangan tahun 2013 2.2. Kimia Air Jenis Dampak

Penurunan kualitas kimia air Sumber Dampak

- Pelaksanaan tanaman - Pemeliharaan

- Pemanenan hasil hutan

- Persemaian

- Penggunaan B3 dalam kegiatan perikanan Kegiatan Pengelolaan :

1. Penyuluhan/sosialisasi larangan penggunaan bahan berbahaya dan beracun (B3) di lokasi persemaian dan tumpangsari dan larangan penggunaan B3 dalam kegiatan perikanan

Page 26: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 26

2. Penyediaan TPS limbah bahan kimia pada setiap rumah dinas KRPH (29 lokasi)

3. Pengendalian limbah kimia (oli bekas) dalam penggunaan alat/mesin pemanenan.

Tolok Ukur Dampak

- Baku mutu kualitas air

- PP No. 82 Tahun 2001 tgl. 14 Desember 2001 tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian Pencemaran Air

Lokasi & waktu Pengelolaan

- Sesuai dengan RTT Persiapan Tanaman tahun 2013

- Lokasi Persemaian

- Sesuai dengan RTT Tebangan tahun 2013 3. Keberadaan KBKT (NKT 4.1a Mata Air dan NKT 4.1b DAS) Jenis Dampak

- Perubahan viabilitas target konservasi

- Perubahan status ancaman terhadap target konservasi. Sumber Dampak :

- Pemanenan hasil hutan

- Pelaksanaan tanaman

- Pengelolaan KBKT Kegiatan Pengelolaan

- Penguatan kelembagaan LMDH melalui pembinaan LMDH

- Pengamanan rutin di KBKT melalui kegiatan patroli

- Pengkayaan dengan jenis rimba lokal pada KPS (sempadan sungai, sempadan mata air) dan mata air belum dilaksanakan pada semester I/2013

Tolok Ukur Dampak

- Baku mutu kualitas air

- PP No. 82 Tahun 2001 tgl. 14 Desember 2001 tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian Pencemaran Air

- Peraturan Dirjen RLPS No. P.04/V-Set/2009 tgl. 5 Maret 2009 tentang Pedoman Monitoring dan Evaluasi DAS

Lokasi dan Waktu Pengelolaan - Sesuai RTT Pengkayaan tahun 2013

Page 27: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 27

b. Pengelolaan Komponen Lingkungan Biologi 1. Vegetasi Jenis Dampak

Perubahan struktur dan keanekaragaman vegetasi Sumber Dampak

- Pelaksanaan tanaman - Pemeliharaan - Pemanenan hasil hutan - Perlindungan dan pengamanan hutan

Kegiatan Pengelolaan 1. Patroli 2. Penyuluhan pada seluruh kawasan hutan 3. Penanganan penggarapan pada kawasan perlindungan. 4. Pemeliharaan tanaman di kawasan produksi dan perlindungan 5. Pemeliharaan dan pemeriksaan tanda / pal batas (batas luar dan batas dalam) di

kawasan produksi dan kawasan perlindungan dengan melibatkan masyarakat dan aparat desa terkait.

6. Pengkayaan tanaman pada kawasan perlindungan dengan tanaman jenis-jenis pakan satwa serta tanaman konservasi mata air dan penguat lereng alami seperti Kepuh, Trengguli, Salam, Beringin,Johar dan Duwet.

Tolok Ukur Dampak Indeks Shannon (Indeks Keanekaragaman)

Lokasi dan Waktu Pengelolaan - Sesuai RTT Tebangan tahun 2013 - Sesuai RTT Pengkayaan tahun 2013 - Sesuai RTT Tanaman tahun 2013

2. Satwa Jenis Dampak

- Perubahan keanekaragaman jenis satwa - Perubahan kualitas habitat dan sumber pakan

Sumber Dampak - Pelaksanaan tanaman - Pemeliharaan - Pemanenan hasil hutan - Perlindungan dan pengamanan hutan

Page 28: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 28

Kegiatan Pengelolaan 1. Mempertahankan tempat-tempat bersarang, berlindung dan jenis-jenis sumber

pakan satwa RTE dan spesies interest (pengkayaan dan pemeliharaan tegakan tinggal)

2. Patroli rutin 3. Pengendalian kebakaran hutan pada seluruh kawasan hutan 4. Penerapan reduced impact timber harvesting (RITH) pada lokasi

pemanenan/tebangan seluas 816 ha dengan melakukan kegiatan pra dan pasca tebangan terkait dengan batas lokasi tebangan apakah terdapat habitat satwa yang dilindungi antara lain :

tidak menebang dikawasan lindung

tidak menebang pada kawasan yang teridentifikasi jenis – jenis yang dilindungi (misal sarang burung elang) atau satwa yang dilindungi.

tidak menebang jenis rimba lokal sebagai sumber pakan satwa seperti pilang/tegakan tinggal

Gambar 5. Plang Informasi Tentang Satwa Tolok Ukur Dampak

Indeks Shannon (Indeks Keanekaragaman) Lokasi dan Waktu Pengelolaan

- Sesuai RTT tanaman tahun 2013 - Sesuai RTT Tebangan tahun 2013

3. Biota Air / Perikanan Jenis Dampak

Perubahan status ancaman kegiatan perikanan terhadap fungsi perikanan

Page 29: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 29

Sumber Dampak - Pelaksanaan tanaman(Tumpangsari) - Pemeliharaan

Kegiatan Pengelolaan - Penanganan penggarapan pada lokasi KPS - Patroli rutin - Penyuluhan

Tolok Ukur Dampak Keanekaragaman biota perairan

Lokasi dan Waktu Pengelolaan - Sesuai RTT tanaman tahun 2013 - Lokasi Perikanan

4. Keberadaan KBKT (NKT 1.1 CA Pagerwunung, CA Ulolanang, HAS Subah, HAS

Kaliwungu NKT 2.3 Spesies Interest, NKT 3. Ekosistem RTE, ) Jenis Dampak

- Perubahan status ancaman terhadap target konservasi - Perubahan viabilitas target konservasi

Sumber Dampak - Pelaksanaan tanaman - Perlindungan dan pengamanan hutan

Kegiatan Pengelolaan 1. Pengamanan rutin di zona konservasi CA dan HAS dan habitat spesies

interest melalui kegiatan patroli 2. Sosialisasi larangan melakukan gangguan keamanan yang mengakibatkan

kerusakan terhadap zona konservasi CA ,HAS dan habitat spesies interest 3. Pemantauan rutin tingkat bahaya kebakaran pada kawasan konservasi habitat

spesies interest, Tolok Ukur Dampak

- Nilai viabilitas target

- Status ancaman dan sumber dampak menurun Lokasi dan Waktu Pengelolaan

Sesuai RTT tanaman (pengkayaan) tahun 2013

Page 30: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 30

c. Pengelolaan Komponen Lingkungan Sosial 1. Pengelolaan dan Pengembangan Hasil Hutan Non Kayu (Wana Wisata) Jenis Dampak

- Fasilitas Umum - Fasilitas Lingkungan - Kualitas Air - Peningkatan Erosi dan Laju Sedimentasi di Sungai - Perubahan Keanekaragaman Vegetasi - Perubahan Keanekaragaman Satwa - Peningkatan Pendapatan Masyarakat - Presepsi Masyarakat Terhadap Pengelolaan - Kasus Sengketa

Sumber Dampak - Jalan menuju obyek wana wisata - Sampah - Sarana MCK - Keamanan Kayu - Kebakaran Hutan - Pembuangan kotoran oleh pengunjung - Pemanfaatan lahan di obyek wana wisata oleh masyarakat - Penanaman dan Pemanenan - Gangguan dari luar - Pemberian akses pemanfaatan untuk usaha - Penyerapan tenaga kerja untuk kegiatan Pengelolaan SDH - Konflik terhadap status kepemilikan tanah milik Negara

Kegiatan Pengelolaan - Perbaikan jalan masuk menuju Obyek Wana Wisata - Perbaikan sarana, Tempat sampah dan Rambu peringatan larangan membuang

sampah sembarangan - Pembuatan sarana MCK - Perbaikan pos jaga di pintu masuk - Pembinaan dan Penyuluhan bidang hukum dan keamanan hutan kepada

Masyarakat Sekitar Hutan - Pelatihan dan Pendampingan usaha produktif bagi Masyarakat Sekitar Hutan

Page 31: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 31

- Patroli / Pengawasan Hutan - Penangkapan terhadap pelaku penebangan liar / pencurian - Sosialisasi bahaya dan dampak kebakaran - Penyediaan alat-alat dan pelatihan pemadam kebakaran - Pengawasan rutin untuk pemadaman api jika ditemukan - Penangkapan pelaku pembakaran hutan - Larangan mengotori badan air - Penanaman tanaman, konservasi tanah dan air - Tidak dilakukan kegiatan tebangan terhadap jenis rimba - Rehabilitasi lahan kosong - Restorasi dengan spesies flora lokal - Pengkayaan dengan jenis-jenis spesies flora lokal / vegetasi asli setempat - Mempertahankan tempat-tempat bersarang dan berlindung satwa - Mempertahankan dan meningkatkan jenis-jenis sumber pakan satwa - Pembuatan papan larangan berburu - Memberikan akses kepada masyarakat untuk melakukan tumpangsari dan

pemanfaatan kawasan untuk usaha - Memotifasi pembangunan fasilitas perekonomian - Pembukaan lapangan kerja disetiap kegiatan pengelolaan - Membuka peluang usaha dilokasi pemanfaatan obyek wana wisata - Menerapkan prinsip keseimbangan antara kelola produksi, lingkungan dan social - Identifikasi masalah tenurial berdasarkan stratifikasi tenurial - Relokasi penggarapan lahan di kawasan perlindungan

Tolok Ukur Dampak - Kerusakan jalan menuju obyek wana wisata - Tingkat kecelakaan / kenyamanan pemakai jalan - Sampah dari pengunjung tidak terkendali - Sarana MCK kurang memadai / layak - Rusaknya pos jaga untuk berteduh penjaga tiket - Tidak adanya pencurian / penjarahan - Frekuensi kebakaran - Pendapatan masyarakat meningkat - Kesempatan kerja meningkat - Presepsi masyarakat baik

Page 32: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 32

- Jumlah sengketa / konflik menurun Lokasi dan Waktu Pengelolaan

Lokasi - Gerbang masuk obyek wana wisata - Di area hutan obyek wana wisata - Badan air obyek wana wisata - Sungai obyek wana wisata Waktu Pengelolaan Frekuensi pengelolaan setiap tahun sekali, semester II/2013

2. Keberadaan KBKT (NKT 3, NKT 5 Tumpangsari, Hijauan Makanan Ternak, Kayu Bakar) dan NKT 6 (Situs Budaya) Jenis Dampak

Meningkatnya status ancaman target konservasi Sumber Dampak

- Pelaksanaan tanaman - Pemanenan hasil hutan

Kegiatan Pengelolaan 1. Konsistensi dan keberlanjutan kebijakan pembuatan tanaman kehutanan dengan

sistem tumpangsari dan PLDT di 6 BKPH, 2. Kebijakan akses pemanfaatan hasil hutan non kayu hijauan makanan ternak dan

kayu bakar yang dituangkan dalam implementasi PHBM 3. Collaborative management dengan lembaga desa, tokoh agama, tokoh masyarakat

dan LSM dalam meningkatkan partisipasi masyarakat pada program PHBM melalui forum komunikasi PHBM tingkat kecamatan dan kabupaten

Tolok Ukur Dampak Status ancaman dan sumber dampak menurun

Lokasi dan Waktu Pengelolaan - RTT Tanaman tahun 2013 - RTT tebangan tahun 2013

3. Ketenagakerjaan Jenis Dampak

- Penyediaan lapangan kerja - Peningkatan kapasitas SDM - Terjaminnya kesehatan dan keselamatan kerja

Page 33: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 33

Sumber Dampak - Pemberian kesempatan kerja - Pelatihan / job training

Kegiatan Pengelolaan 1. Memberikan kesempatan kepada orang masyarakat desa hutan untuk terlibat pada

kegiatan pengelolaan hutan (kegiatan persemaian, kegiatan tanaman, kegiatan pemeliharaan dan kegiatan tebangan)

2. Pelatihan/job training untuk mandor dan pekerja 3. Jamsostek kepada pekerja 4. Penerapan penggunaan APD pada kegiatan tebangan 5. Inspeksi K3 dan investigasi kecelakaan kerja

Tolok Ukur Dampak - Keterlibatan tenaga kerja di setiap bidang kegiatan pengelolaan hutan meningkat - Jumlah peserta dan bidang pelatihan

Lokasi dan Waktu Pengelolaan - RTT Tanaman tahun 2013 - RTT Pemeliharaan tahun 2013 - RTT tebangan tahun 2013

4. Perekonomian Jenis Dampak

Peningkatan pendapatan MDH Sumber Dampak

- Pemberian akses terhadap SDH (Tumpangsari, PLDT,HHNK) - Tebangan - Penyerapan tenaga kerja - Pemberian bantuan

Kegiatan Pengelolaan 1. Memberikan akses kepada masyarakat untuk melakukan tumpangsari, PLDT dan

pemanfaatan hasil hutan non kayu dan mata air dalam kawasan hutan yang tertuang dalam perjanjian PHBM dengan 82 LMDH,

2. Pemberian bantuan bibit 3. Melakukan pembinaan LMDH untuk memotivasi pembangunan fasilitas

perekonomian desa, pengembangan, pendampingan dan pembinaan usaha produktif dan koperasi LMDH,

Page 34: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 34

4. Pemberian akses kepada masyarakat untuk terlibat menjadi tenaga kerja. 5. Pelatihan bagi masyarakat

Tolok Ukur Dampak - Efektifitas penggunaan dana sharing - Pendapatan masyarakat meningkat - Pemberian bantuan meningkat - Kesempatan kerja meningkat

Lokasi dan Waktu Pengelolaan - RTT Tanaman tahun 2013 - RTT Pemeliharaan tahun 2013 - RTT tebangan tahun 2013

5. Kelembagaan Jenis Dampak

Peningkatan pola hubungan antara Perhutani dengan MDH Sumber Dampak

Implementasi PHBM Kegiatan Pengelolaan

- Sosialisasi PHBM, - Komunikasi dan pembinaan LMDH

Gambar 6. Kegiatan Sosialisasi dan Pembinaan LMDH Tolok Ukur Dampak

- Kemandirian LMDH - Anggota LMDH meningkat - Perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga meningkat

Lokasi dan Waktu Pengelolaan 82 LMDH

Page 35: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 35

6. Pendidikan Jenis Dampak

Peningkatan kapasitas SDM masyarakat Sumber Dampak

Fasilitas pelatihan/pendidikan Kegiatan Pengelolaan

- Memberikan beasiswa siswa - Menberikan bantuan alat tulis

Tolok Ukur Dampak - Tingkat pendidikan masyarakat meningkat - Menurunnya tingkat buta aksara

Lokasi dan Waktu Pengelolaan 82 LMDH Dilaksanakan semester II/2013

7. Konflik (Kerawanan Hutan) Jenis Dampak

- Kasus sengketa tenurial - Kehilangan pohon - Kebakaran hutan - Penggembalaan liar - Perburuan

Sumber Dampak - Konflik terhadap status kepemilikan tanah milik negara - Gangguan keamanan

Kegiatan Pengelolaan 1. Sosialisasi PHBM, kebijakan PLDT dengan pola PHBM

Pembinaan dan penyuluhan bidang hukum dan keamanan hutan kepada masyarakat sekitar

Pendekatan terhadap aparat desa untuk mendorong agar lebih aktif dalam melakukan pembinaan kepada masyarakat,

Mendorong LMDH agar lebih aktif membina masyarakat untuk tidak melakukan kejahatan hutan,

Page 36: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 36

Pengawasan melekat terhadap kesiapsiagaan petugas lapangan baik polter maupun KRPH dengan melakukan sidak pada pos-pos pengamanan hutan,

2. Meningkatkan intensitas patroli (petak rawan)

Sosialisasi bahaya dan dampak kebakaran hutan,larangan penggembalaan dan perburuan liar

Pembentukan SATDAMKARHUT,

Penyediaan alat-alat pemadam kebakaran di setiap BKPH

Patroli rutin di seluruh kawasan hutan 3. Pemeriksaan dan pemeliharaan tanda / pal batas kawasan hutan partisipatif (batas

luar dan batas dalam) dengan melibatkan masyarakat dan aparat desa terkait. Tolok Ukur Dampak

- Jumlah sengeketa/konflik menurun - Mekanisme penyelesaian konflik standar - Intensitas kekritisan (strata) menurun - Menurunnya tingkat pencurian - Penurunan tingkat kebakaran dan penggembalaan liar

Lokasi dan Waktu Pengelolaan Seluruh wilayah kawasan hutan

8. Kesehatan Masyarakat Jenis Dampak

- Pelayanan kesehatan masyarakat - Menurunnya ketersediaan air bersih

Sumber Dampak - Aktivitas pengunjung pada kawasan mata air dan situs - Kegiatan pelaksanaan tanaman - Kegiatan Pemeliharaan

Kegiatan Pengelolaan 1. Penyediaan tempat sampah sesuai jenis sampah 2. Penyuluhan/sosialisasi pengelolaan sampah dan larangan penggunaan bahan

kimia/B3 yang dilarang 3. Penyediaan TPS limbah bahan kimia di setiap RPH (29 lokasi)

Tolok Ukur Dampak - Sampah terkelola dengan baik

Page 37: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 37

- Menurunnya penggunaan B3 yang dilarang Lokasi dan Waktu Pengelolaan

- Sesuai RTT Tanaman tahun 2013 - Sesuai RTT Tanaman tahun 2013

9. Persepsi Jenis Dampak

Persepsi masyarakat terhadap pengelolaan Sumber Dampak

- Penataan hutan - Persiapan tanaman - Persemaian - Pelaksanaan tanaman - Perlindungan dan pengamanan hutan - Teresan - Pemanenan hasil hutan - Pemasaran hasil hutan - Penanganan tenaga kerja - Kemitraan dan pemberdayaan masyarakat

Kegiatan Pengelolaan 1. Menerapkan prinsip keseimbangan antara kelola produksi, lingkungan dan sosial, 2. Mempertahankan fungsi kawasan perlindungan 3. Membuka akses masyarakat terhadap pemanfaatan lahan dan SDH. 4. Melibatkan masyarakat dalam kegiatan penataan hutan

Tolok Ukur Dampak Persepsi masyarakat baik

Lokasi dan Waktu Pengelolaan - Seluruh kawasan pengelolaan hutan KPH - Sesuai dengan RTT persiapan tanaman tahun 2013 - Sesuai dengan RTT persemaian tahun 2013 - Sesuai dengan RTT pelaksanaan tanaman tahun 2013 - Sesuai dengan RTT teresan tahun 2013 - Sesuai dengan RTT tebangan tahun 2013

Page 38: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 38

2. Realisasi Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan (RPL) a. Pemantauan LIngkungan Fisik Kimia

1. Tanah 1.1. Peningkatan Laju Erosi Tanah

Waktu dan Lokasi Pemantauan Waktu Pemantauan : Bulan Januari – Juni 2013, satu bulan sekali Lokasi Pemantauan : Lokasi SPL Erosi

Tabel 2. Lokasi SPL Erosi

BKPH RPH PETAK KETERANGAN1 Kalibodri Mangangan 75 a DIBAWAH TEGAKAN (Tanaman Tahun 2005)2 Plelen Banyuputih 74 e DIBAWAH TEGAKAN (Tanaman Tahun 1974)3 Sojomerto Besokor 7 DIBAWAH TEGAKAN (KU VII)4 Subah Pucungkerep 13 DIBAWAH TEGAKAN (KU V)5 Plelen Karangjati 87 c DIBAWAH TEGAKAN (Tanaman th 2008 /KU I)6 Mangkang Mugas 30 a DIBAWAH TEGAKAN (KU V)7 Sojomerto Besokor 9 DIBAWAH TEGAKAN (KPPN/KBKT)

No SPL

LOKASI

Alat dan Bahan Bak Erosi, Timbangan, Gelas Ukur, Ember, Botol Aqua, Kertas saring, Oven, penggaris, tallysheet Metode Pemantauan Metode Bak sesuai SOP No. KND/SOP/Ling-23 tentang Pemantauan Erosi

Penampang Bak Erosi

Tentukan waktu pengukuran laju erosi yaitu setiap setelah satu hari kejadian hujan (bila hari hujan berturut-turut bisa diambil setelah hari terakhir hujan berhenti/kondisi darurat)

A

B Pararlon

2 m 22 m

20 cm

40 cm

25 cm 50 cm

C

Page 39: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 39

Catat tinggi muka air (mm) pada bak penampung erosi (bak B) jika ada. Timbang semua tanah yang tertampung pada bak penampung erosi jika kondisi

tanah tidak berair, catat beratnya dalam satuan Kg. Apabila dalam bak B tanahnya tercampur air, maka aduk air dan tanah yang ada

sampai merata, ambil contoh larutan sebanyak 600 ml. Ukur air yang tertampung pada drum/bak C sebagai limpasan permukaan (liter). Ukur endapan pada bak C sebagai sedimen dengan cara mengambil sampel

endapan tersebut (± 600 ml). Catat semua hasil pengamatan sesuai blangko. Sampel tanah dan sample endapan dibawa ke KPH untuk dianalisis. Hasil Pemantauan Pengamatan dan pemantauan terhadap aspek lahan dilihat dari laju erosi. Perubahan tata guna lahan dan praktek pengelolaan DAS akan mempengaruhi terjadinya erosi, sedimentasi, dan pada gilirannya akan mempengaruhi kualitas air. Faktor penyebab erosi adalah iklim (terutama intensitas hujan), topografi, karakteristik tanah, vegetasi penutup tanah dan tata guna lahan, sehingga SPL erosi yang ada di KPH Kendal ditetapkan mewakili faktor penyebab erosi tersebut. Hasil pemantauan erosi semester I tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 2. Berdasarkan pemantauan bulan Januari s/d Juni 2013 menunjukkan bahwa ke-7 SPL masih dibawah baku mutu (IE<1).

Tabel 3. Hasil Pemantauan Erosi Semester I – 2013

Erosi Aktual (A)Erosi Yg

diprebolehkan (T) Indek Eerosi(ton/Ha/Thn) (ton/Ha/Thn) (IE)

1 2 3 4 5 6 7 81 Kalibodri Magangan 75 a 0.014 27.300 0.001 Baik2 Plelen Banyuputih 74 b 0.027 27.300 0.001 Baik3 Sojomerto Besokor 7 0.000 27.300 0.000 Baik4 Subah Pucungkerep 13 0.353 27.300 0.009 Baik5 Plelen Karangjati 87 0.001 27.300 0.000 Baik6 Mangkang Mugas 30 0.000 27.300 0.000 Baik7 Sojomerto Besokor 9 0.000 27.300 0.000 Baik

No. SPL

LOKASI PENGAMATAN

KriteriaBKPH RPH PETAK

Page 40: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 40

Gambar 7. SPL Erosi

1.2. Kualitas KPS (Kawasan Perlindungan Setempat)

Waktu dan Lokasi Pemantauan Waktu Pemantauan : Semester II-2013 Lokasi Pemantauan : Lokasi KPS di Seluruh KPH Kendal (terlampir) Alat dan Bahan Tally sheet, meteran Metode Pemantauan Sesuai SOP No. KND/SOP/Ling-22 tentang Pengelolaan KPS, meliputi :

Penanaman (rehabilitasi dan pengkayaan)

Pemeliharaan (sulaman, penyiangan, dangir, babat jalur tanaman pokok, pemupukan pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit)

Pemeliharaan permudaan alami (inventarisasi, dangir piringan, pemasangan acir, pembuatan bronjong bambu)

Penanganan penggarapan di lokasi KPS

Perlindungan dari kegiatan pemanenan kayu/penebangan

Pemasangan papan peringatan dan papan larangan

Pemeliharaan pal batas, papan lokasi, dll

Penyuluhan dan sosialisasi serta patroli rutin.

Monitoring dan evaluasi (periodik). Hasil Pemantauan Monitoring KPS Tahun 2013 belum dilaksanakan pada Semester I/2013

Page 41: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 41

1.3. Perubahan Tingkat Kesuburan Tanah Waktu dan Lokasi Pemantauan Waktu Pemantauan : Semester II-2013 Lokasi Pemantauan : Demplot Kesuburan Tanah Alat dan Bahan Cetok, Plastik, Kertas Label Metode Pemantauan Analisa laboratorium dan dilakukan 1 tahun sekali. Hasil Pemantauan Uji tanah tahun 2013 dilaksanakan pada Semester II/203

2. Air 2.1. Peningkatan Fluktuasi Debit, Laju Sedimentasi dan Padatan Tersuspensi

Waktu dan Lokasi Pemantauan Waktu Pemantauan : Bulan Januari – Juni 2013, satu bulan sekali Lokasi Pemantauan : SPL Hidrologi

Tabel 4. Lokasi SPL Hidrologi

Petak BKPH RPH1 2 3 4 5 61 Besole/Mangkang Barat outlet 36 Mangkang Mangkang2 Blorong/Balong outlet 2 Mangkang Kedung Pucung3 Blukar/(Damar / Blukar) outlet 35 Sojomerto Sojomerto Barat4 Prigi/Urang outlet 8 Subah Pucung Kerep5 Besole/Balong inlet 44 Mangkang Mangkang6 Glagah/Blorong inlet 67 Boja Trayu7 Blukar/(Damar / Blukar) inlet 32 Sojomerto Sojomerto Barat8 Prigi/Urang inlet 62 Subah Jatisari Selatan9 Bodri/Bodri inlet 67 Kalibodri Gemuhsingkalan

10 Bodri/Bodri outlet 78 Kalibodri Magangan11 Kuto/Lampir Kuto outlet 2 Sojomerto Besokor12 Petung/Lampir kuto inlet 98 Plelen Plelen13 Lampir/Lampir kuto inlet 88 Plelen Karang jati

NO SPL Nama Sungai/DAS Ket. Lokasi

Alat dan Bahan Meteran, bola pingpong, botol aqua, stop watch, pH meter, kertas saring, oven listrik

Page 42: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 42

Gambar 8. SPL Hidrologi Metode Pemantauan Sesuai SOP No. KND/SOP/Ling-24 tentang Pengukuran Debit dan Kualitas Air

a. Pengukuran Debit Aliran Sungai

Tarik tali dari titik TMA (tinggi muka air) sebagai awal start sepanjang 10m (sebagai jarak pengukuran debit)

Lepas bola pelampung dari titik awal start sampai batas akhir bentangan sepanjang 10m tsb.

Hidupkan stopwatch pada saat pelampung tepat mulai dilepaskan dari start awal dan matikan stopwatch pada saat pelampung tepat pada bentangan akhir/garis akhir.

Catat waktu yang ditentukan oleh stopwatch (waktu tempuh pelampung dari start sampai akhir)

Pengukuran dilakukan sebanyak 3x ulangan. Waktu (sebagai hasil akhir) merupakan rata-rata dari waktu 3x

ulangan tersebut. T = T1 + T2 + T3 3

Rumus penghitungan debit aliran sungai Q = V x A

Q = Debit aliran (m³/detik) A = Luas penampang sungai (m²)

V = Kecepatan aliran sungai (m/detik b. Pengukuran Sedimentasi / Padatan Terlarut

Mengambil contoh air dengan botol sampel sebanyak (600ml)

Pengambilan sampel air di tempat yang mengalir ( 1/3 bagian kiri, tengah dan 1/3 bagian kanan sungai pada kedalaman 0,2 dan 0,8)

Page 43: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 43

Keringkan kertas saring di dalam oven dengan suhu 102° ± selama 2 jam (dilakukan oleh KPH)

Kemudian keluarkan kertas saring tersebut dan dinginkan dengan derikator / gelas ukur tertutup (dilakukan oleh KPH)

Timbang kertas saring tersebut dan tetapkan sebagai berat awal (mg). (dilakukan oleh KPH)

Aduk sampel air yang berada di botol sample, lalu saring dengan kertas saring yang telah di oven dan catat volume airnya dengan gelas ukur (liter).

Keringkan kertas saring yang berisi sedimen tersebut dengan oven pada suhu 102° ± selama 2 jam (dilakukan oleh KPH)

Setelah di oven, timbang kertas saring tersebut dan tetapkan sebagai berat akhir (mg). (dilakukan oleh KPH)

Catat semua hasil pengukuran sesuai blangko. Hasil Pemantauan Pemantauan fisik air meliputi peningkatan fluktuasi debit, padatan tersuspensi dan laju sedimentasi bertujuan untuk mengetahui data kualitas, kuantitas dan fungsi tata air serta mengetahui daya tampung beban pencemaran air. Tabel 5. Hasil Pemantauan Komponen Fisik Air Semester I Tahun 2013

Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 Besole Inlet Mangkang Mangkang 36 28.556 Baik 333.333 Sedang 1.207 Baik2 Blrorong, Blorong Outlet Mangkang Kedungpucung 2 7.693 Baik 216.667 Sedang 0.365 Baik3 Dam Jumbleng, Blukar Outlet Sojomerto Sojomerto Tmr 27 11.168 Baik 200.000 Sedang 1.088 Baik4 Prigi, Outlet Subah Jatisari Utara 53 11.568 Baik 150.000 Sedang 3.108 Sedang5 Besole, Inlet Mangkang Palir 44 12.929 Baik 166.667 Sedang 0.024 Baik6 Glagah, Blorong Inlet Boja Trayu 67 54.196 Sedang 316.667 Sedang 3.746 Sedang7 Blukar Inlet Sojomerto Sojomerto Slt 32 15.951 Baik 366.667 Sedang 3.455 Sedang8 Prigi Inlet Subah Jatisari Slt 62 51.565 Sedang 200.000 Sedang 0.799 Baik9 Bodri, Bodri Inlet Kalibodri Gemuh Skl 67 7.900 Baik 150.000 Sedang 4.972 Sedang10 Bodri, Bodri Outlet Kalibodri Magangan 78 29.335 Baik 300.000 Sedang 0.844 Baik11 Kalikutho Outlet Sojomerto Besokor 2 20.200 Baik 283.333 Sedang 2.193 Sedang12 K. Petung inlet Plelen Plelen 79 5.496 Baik 133.333 Sedang 3.952 Sedang13 K. Lampir Kutho Inlet Plelen Karangjati 88 7.801 Baik 133.333 Sedang 4.854 Sedang

Laju Sedimentasi

(mg/ltr) (mm/th)

No. SPL

NAMA SUNGAI/DAS & MATA AIR

LOKASI PENGAMATAN

(Inlet/Outlet) BKPH RPH PETAK

KRSTotal Padatan

Tersuspensi/TSS

Page 44: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 44

Pengukuran debit sungai dilakukan untuk mengetahui perilaku debit sebagai respon adanya perubahan karakteristik biogeofisik yang berlangsung dalam suatu DAS (oleh adanya kegiatan pengelolaan DAS) dan/atau adanya perubahan iklim lokal (fluktuasi musiman atau tahunan).

Gambar 9. Grafik Hasil Pemantauan KRS Semester I Tahun 2013

Berdasarkan Pemantauan debit (KRS : Koefisien Rejim Sungai) Semester I tahun 2013 menunjukan bahwa skor tertinggi terdapat pada SPL 06 Sungai Glagah, sedangkan nilai terendah terdapat pada SPL 12 Sungai Petung. Berdasarkan hasil pemantauan dari 13 SPL yang dipantau semua SPL masih berada di bawah baku mutu yang ditetapkan (KRS<50) (Peraturan Dirjen RLPS N0 4 tahun 2009 tentang Pedoman Monitoring dan Evaluasi DAS). Sedimen merupakan hasil proses erosi yang umumnya mengendap di bagian bawah. Laju sedimentasi di suatu sungai menunjukan hasil erosi bersih dari seluruh kawasan hutan yang berada pada daerah tangkapan air sungai tersebut. Dari gambar 4 dapat dilihat besarnya laju sedimentasi dari 13 SPL 6 SPL masih dalam kategori baik dengan laju sedimentasinya kurang dari 2 mm/th dan 7 SPL masuk kategori sedang (2-5 mm/th)

Page 45: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 45

Gambar 10.. Grafik Sedimentasi Maksimal Semester I Tahun 2013 Pengukuran Padatan Tersuspensi menunjukkan besarnya partikel-partikel kecil yang terlarut dalam aliran dan ditentukan berat atau konsentrasinya setelah dilakukan proses tertentu.

Gambar 11. Grafik TSS Maksimal Semester I Tahun 2013 Sementara dari hasil Pemantauan Padatan Tersuspensi (TSS) menunjukan bahwa dari 13 SPL yang di pantau semua SPL masuk kategori sedang .Tingginya TSS ini dikarenakan banyaknya bahan partikel yang tidak terlarut seperti pasir, lumpur, tanah dan bahan organik lain akibat

Page 46: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 46

adanya kegiatan penggelolaan hutan maupun penggarapan lahan baik di dalam kawasan dan di luar kawasan hutan.

2.2. Intensitas Hujan Waktu dan Lokasi Pemantauan Waktu Pemantauan : Bulan Januari – Juni 2013, satu bulan sekali Lokasi Pemantauan : SPL Curah Hujan Tabel 6. Lokasi SPL Curah Hujan

No SPL BKPH RPH Lokasi01 Kantor KPH Kantor KPH02 Subah Subah RD RPH Subah03 Subah Pucungkerep Petak 1504 Subah Pucungkerep Petak 1, 6 dan 705 Plelen RD Asper Plelen06 Plelen Banyuputih RD RPH Banyuputih07 Plelen Karangjati RD RPH Karangjati08 Sojomerto Sojomerto Selatan Klantung09 Sojomerto Sojomerto Selatan RD RPH Sojomerto Selatan10 Kalibodri Tanjung RD RPH Tanjung11 Boja Ngareanak RD RPH Ngareanak12 Boja Darupono Persemaian Sekepyar13 Boja Trayu RD RPH Trayu14 Boja Kedungpane RD RPH Kedungpane15 Mangkang Palir RD RPH Palir16 Kalibodri Pongangan RD RPH Pongangan17 Kalibodri Gemuhsingkalan RD RPH Gemuhsingkalan18 Sojomerto Besokor Petak 4 F

Gambar 12. SPL Curah Hujan

Page 47: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 47

Alat dan Bahan Ombrometer, Gelas Ukur, Tallysheet Metode Pemantauan

Sesuai SOP No. KND/SOP/Ling-67 tentang Pengukuran Curah Hujan

Catat hari dan tanggal serta waktu terjadinya hujan Tentukan lama hujan (menit dan jam) Buka kran dan tampung airnya dengan menggunakan gelas ukur Catat berapa volume air yang tertampung dalam satuan ml. (sesuai blangko) Lakukan pengukuran setiap hari setelah hujan turun , biasanya dilakukan

pada jam 7 pagi hariberikutnya. Kirim laporan setiap bulan ke KPH sesuai blangko

Hasil Pemantauan Berdasarkan hasil monitoring/pemantauan curah di 18 lokasi SPL didapatkan bahwa kejadian hujan Semester I tahun 2013 tergolong sangat tinggi. Untuk hasil pemantauan curah hujan selengkapnya tersaji pada Tabel 7.

120

45 45

Gambar. Sketsa Ombrometer dan Tata Letaknya

Page 48: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 48

Tabel 7. Hasil Pemantauan Curah Hujan Semester ITahun 2013

Januari Februari Maret April Mei Juni1 Kantor KPH 117.00 96.00 20.00 66.00 40.00 62.00 401.002 BKPH Subah 1000.00 380.00 150.00 190.00 80.00 140.00 1940.003 BKPH Subah 98.10 14.50 20.50 18.00 90.00 19.00 260.104 BKPH Subah 464.50 345.00 438.50 234.50 108.00 164.00 1754.505 BKPH Plelen 642.00 630.00 225.00 285.00 270.00 270.00 2322.006 BKPH Plelen 932.00 580.00 118.00 80.00 116.00 86.00 1912.007 BKPH Plelen 473.00 409.50 217.00 262.00 78.00 315.00 1754.508 BKPH Sojomerto 384.00 349.00 216.50 392.00 105.00 206.00 1652.509 BKPH Sojomerto 381.00 287.00 173.00 439.00 84.00 213.00 1577.0010 BKPH Kalibodri 674.50 653.00 183.00 242.00 81.50 140.00 1974.0011 BKPH Boja 9370.00 4250.00 619.00 355.00 192.00 375.00 15161.0012 BKPH Boja 785.50 375.50 340.00 379.50 67.00 224.00 2171.5013 BKPH Boja 510.00 300.00 177.00 460.00 53.00 260.00 1760.0014 BKPH Boja 302.00 137.00 104.00 265.50 71.00 134.00 1013.5015 BKPH Mangkang 480.50 66.00 89.00 142.00 54.00 161.00 992.5016 BKPH Kalibodri 690.00 900.00 225.00 325.10 135.00 275.00 2550.1017 BKPH Kalibodri 456.00 669.00 254.00 619.00 251.00 215.00 2464.0018 BKPH Sojomerto 302.00 228.00 63.00 530.00 70.00 153.00 1346.00

2389.23

Jumlah TotalCurah Hujan/Bulan (MM)LokasiNo SPL

RATA - RATA 2.3. Penurunan Kualitas Kimia Air

Waktu dan Lokasi Pemantauan Waktu Pemantauan : Semester II - 2013 Alat dan Bahan _ Metode Pemantauan _ Hasil Pemantaun _

2.4. Penggunaan B3 Waktu dan Lokasi Pemantauan Waktu Pemantauan : Januari – Juni 2013, satu bulan sekali Lokasi Pemantauan : Seluruh Kawasan Pengelolaan Hutan Alat dan Bahan Tally sheet

Page 49: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 49

Gambar 13. Sosialisasi dan TPA, TPS B3 Metode Pemantauan Sesuai SOP No. KND/SOP/Ling-43 tentang Pengelolaan B3, yaitu :

Catat jenis B3 yang ditemukan di lapangan sesuai dengan blangko yang tersedia

Ambil wadah B3 yang ditemukan di lapangan dan simpan di Tempat Penampungan Sementara (TPS) di masing –masing RPH.

Sosialisasi tentang penggunaan B3 dilarang dan yang boleh digunakan kepada pesanggem setiap monitoring ke lapangan.

Kirim laporan dan wadah B3 setiap bulan ke kantor KPH Hasil Pemantaun Pemantauan penggunaan B3/bahan kimia dilakukan di wilayah KPH Kendal meliputi areal persemaian dan lokasi tanaman, pemantauan ini dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis bahan kimia apa saja yang boleh digunakan maupun yang dilarang berdasarkan Undang-undang dan Prinsip FSC. Berdasarkan pemantauan selama Semester I - 2013 didapatkan hasil sebagai berikut, seperti yang tercantum pada tabel 8

Page 50: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 50

Tabel 8. Rekapitulasi Pemantauan Penggunaan Bahan Kimia Semester I – 2013 INFORMASI KIMIA :

a. BAHAN AKTIFb. RUMUS KIMIAc. BERAT MOLEKUL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 13 16 17 18I. JENIS B3 YANG DILARANG DIGUNAKAN

II. JENIS B3 YANG BOLEH DIGUNAKAN1 Herbisida Rhoundup Isopropilamina

Glyphosate 480 g/lCair Plelen Plelen 102 h pesanggem 0,2 lt 0,1 2x 0,4 lt 20 gr membasmi alang

alangalang2

Kalibodri Tanjung 57 penggarap 1 btl 1 1 btl meningkatkan produksi

tumb. Bawah

memberi arahan agar tidak menggunakan b3 terus menerus

73c KTH btl 4 2 btl rumput rumput72 a KTH btl 3 1,5 btl rumput rumput

Kalibodri Tanjung 72a KTH 4 btl 14 4 4 btl membasmi gulma rumput55a KTH 2 btl 5 2 2 btl membasmi gulma rumput

Mangkang Mangkang 38 Solikin 1 btl 0,25 1x 1 btl gulma rumput30a Likin 2 btl 0,25 1x 2 btl rumput rumput32 Rokomen 2 btl 0,25 2 btl mematikan rumput gulma36 1 btl 0,20 2 btl mematikan rumput gulma

2 Herbisida Tuntas 300/100 AS

IPA Glifosat 300 g/l + 2,4 D dimetilamina 100 g/l

Cair Plelen Plelen 102 h pesanggem 0,5 lt 0,2 2x 1 lt 40 gr membasmi alang alang

alang2

Kalibodri Tanjung 57 Penggarap 1 btl 1 1 btl meningkatkan produksi

rumput diberikan saran agar tidak menggunakan B3 secara terus menerus

3 Pupuk Urea NPK Butiran Subah Jatsari Utr Perhutani 1.716 kg 19.5 1.716 kg pemupukanPucungkerep 18d Perhutani 100 0.5 1 100 pemupukan keb.pangkas

4 Pupuk SP36 NPK Butiran Pucungkerep 18d Perhutani 100 0.5 1 100 pemupukan keb.pangkas5 Pupuk Urea Tablet NPK Tablet Subah Jatsari Slt 49g Perhutani 112.1 1.3 112.1 tan.pemb

62a Perhutani 174.3 2 174.3 tan.rutin64a Perhutani 940 10.9 940 tan.rutin65b Perhutani 139.4 1.6 139.4 tan.pemb

Subah 25c 77.6 0.9 77.6 pemupukan jati SP pemupukan th ke IIIKalibodri Magangan 79

Pongangan 98c 3.5 30.8 pemupukan jati th. 201198e 100 3.5 6.843

PENGGUNA

CARA PENGGUNAAN

11 14

NOJENIS B3 YANG

DIGUNAKANMERK DAGANG WUJUD

NO REGISTRA

SI CAS

LOKASI

BKPH RPH PETAK

15

N I H I L

Berat Limbah (gr/kg)

TUJUAN PENGGUNAAN

TARGET TANAMAN

KETERANGANΣ Bahan Digunakan

(gr/kg/lt/btl)

Luas Penggunaan

(HA)

Intensitas Dalam 1 Bulan

Total Penggunaan (gr/kg/lt/btl)

Dari hasil pemantauan selama Semester I - 2013 teridentifikasi 3 jenis bahan kimia yang digunakan di wilayah KPH Kendal semua jenis bahan kimia tersebut masuk kategori boleh digunakan.

3. Keberadaan KBKT (NKT 4.1a Mata Air dan NKT 4.1b Daerah Aliran Sungai) Waktu dan Lokasi Pemantauan Semester II - 2013 Alat dan Bahan _ Metode Pemantauan _ Hasil Pemantauan Monitoring dan Evaluasi KBKT Tahun 2013 belum dilaksanakan pada Semester I-2013

b. Pemantauan Lingkungan Biologi

1. Vegetasi Pemantauan lingkungan meliputi pemantauan terhadap perubahan struktur dan keanekaragaman vegetasi Waktu dan Lokasi Pemantauan Waktu Pemantauan : Juli 2013 Lokasi Pemantauan : 62 transek biodiversity

Page 51: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 51

Alat dan Bahan Tambang, phiband, hagameter, tallysheet Metode Pemantauan Sesuai SOP No. KND/SOP/Ling-53 tentang Monitoring dan Evaluasi Biodiversity

a. Kawasan Lindung

Metode pengamatan yang digunakan adalah metode garis berpetak : Petak berukuran 2 x 2 m² : semai (A) (25 plot) Petak berukuran 5 x 5 m² : pancang (B) (25 plot) Petak berukuran 10 x 10 m² : tiang (C) (25 plot) Petak berukuran 20 x 20 m² : pohon (D) (25 plot)

Untuk tumbuhan bawah Petak ukuran 1 x 1 m² sepanjang 100m (ada 11 petak)

Catat jenis tumbuhan bawah, semai, pancang, tiang dan pohon di setiap petak pemantauan sesuai blangko pemantauan.

Arah lintasan A

C

D

B

A B

C

D

500 m 20 m

10 m

10 m

Garistengah lintasan

pengamatan

100 m 10 m 10 m

1 m

1 m

Page 52: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 52

Keterangan : Tumbuhan bawah : tumbuhan tidak berkayu yang pada saat dewasa

tingginya < 4m Semai : anakan pohon yang mempunyai tinggi < 1,5m Pancang : anakan pohon dengan ketinggian > 1,5 m dan diameter < 10 cm Tiang : tanaman berkayu dengan tinggi > 1,5 m dan diameter 10-19 cm Pohon : tanaman berkayu dengan > 1,5 m dan diameter ≥ 20 cm

b. Kawasan Produksi

Metode yang diganalan dalam pengambilan data semai, pancang, tiang dan pohon adalah metode lingkaran (R= 17,8 m) panjang transek 500m (6 plot)

Untuk tumbuhan bawah = di lokasi kawasan lindung (petak ukuran 1 x 1 m)

Blangko pemantauan vegetasi kawasan produksi sama seperti blangko pada kawasan lindung.

Hasil Pemantauan Survey Biodiversity Tahun 2013 dilaksanakan pada Semester II Tahun 2013

2. Satwa Pemantauan lingkungan meliputi pemantauan terhadap kelimpahan dan keanekaragaman jenis satwa Waktu dan Lokasi Pemantauan Waktu Pemantauan : satu bulan sekali untuk pemantauan persebaran dan jumlah jenis satwa sedangkan untuk pemantauan keanekaragaman dan populasi satwa pada Semester II/2013. Lokasi Pemantauan : Seluruh kawasan hutan dan 62 transek biodiversity Alat dan Bahan Binokuler, tallysheet, meteran, kompas

r =17.8 r

r r

20m

100m mm

Page 53: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 53

Metode Pemantauan Pengamatan langsung, informasi dari masyarakat dan monev biodiversity (Sesuai SOP No. KND/SOP/Ling-53 tentang Survey Biodiversity dan SOP No Knd/SOP/Lingk-19 tentang Pemantauan Satwa)

a. Mamalia

Gambar. Desain transek garis pengamatan mamalia besar; d = jarak, tegak lurus antar posisi satwa dengan lintasan pengamatan (d=r.Sinθ), r=jarak antaratwa liar dengan pengamat, θ=sudut antar posisi atwa dengan lintasan pengamatan, O=posisi pengamat dan S=posisi satwa.

Pengamatan satwa jenis mamalia dilakukan dengan metode transek garis (line transek) sepanjang 500m.

Dilakukan tiga kali setiap hari ,yakni : Pagi hari (sekitar pukul 05:30 – 09:00) Sore hari (sekitar pukul 14:30 – 18:00) Malam hari (sekitar 19:00 – 23:00)

Pengamat berjalan perlahan mengikuti arah dan letak garis transek, sekaligus mencatat semua jenis satwa yang dijumpai baik langsung maupun tidak (suara/jejak).

Data jenis-jenis satwa beserta ciri-ciri populasinya yang boleh dicatat hanyalah satwa yang terletak di depan posisi pengamat.

Pengamatan dilakukan 2x ulangan setiap jalurnya

S

O

S

S

d r

500m

Arah transek

Page 54: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 54

b. Aves (burung)

Metode pemantauan aves (burung) yang digunakan adalah kombinasi transek garis dengan variable circular plot (VCP). Jarak antar titik pusat plot yang satu dengan lainnya adalah 100m sedangkan panjang setiap transek adalah 500m (6 plot)

Pengamatan burung dilakukan 2 kali setiap hari yaitu : Pagi hari (pukul 05:30 – 09:00) Sore hari (pukul 15:00 – 18:00)

Pengamatan dilakukan pada seluruh luas lingkaran pengamatan dalam interval 5 menit selama 15 menit. Pengamat berjalan menuju plot pengamatan 5 menit ke-1 (istirahat) 5 menit ke-2 (pengamatan I) 5 menit ke-3 (pengamatan II) 5 menit ke-4 (pengamatan III)

Pengamatan dilakukan 2x ulangan setiap jalurnya.

Catat hasil pengamatan aves (burung) yang dijumpai di plot pengamatan sesuai blangko.

c. Herpetofauna (Reptil dan Amphibi)

Pengamatan jenis reptil dan amphibi dilakukan dengan menggunakan metode penghitungan secara visual (Visual Encounter Survey = VES).

Transek pengamatan sepanjang 500m lebar 20m.

Dilakukan pada malam hari (pukul 19:00 – 23:00)

Pengamatan dilakukan 2x ulangan setiap jalurnya.

Untuk jenis katak yang ditemukan, masukkkan dalam kantong plastik untuk dilakukan identifikasi jenis berdasar buku panduan.

Catat reptil/amphibi yang ditemui disepanjang transek /jalur pengamatan sesuai blangko.

r

100 m 500 m

Page 55: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 55

Hasil Pemantauan - Untuk pemantauan satwa selama semester I tahun 2013 ditemukan 50 jenis Aves,

22 jenis Mamalia dan 22 jenis Herpetofauna. Hal ini menunjukkan ada peningkatan keanekaragamn jenis untuk aves dan herpetofauna. Adapun jenis – jenisnya dapat dilihat pada tabel 9.

- Untuk pemantauan keanekaragaman dan populasi satwa dilaksanakan pada Semester II Tahun 2013

Tabel 9. Jenis Satwa Liar Hasil Pemantauan Semester I Tahun 2013

KELOMPOK NAMA LATIN STATUS KONSERVASI1 3 4

Aves1

Alap-Alap Falco moluccensis IUCN LC, Cites Appendix II, PP No.7 Th.1999

2 Ayam Hutan Hijau Gallus varius IUCN LC, PP No.7 Th.19993 Ayam Hutan Merah Gallus gallus IUCN LC, PP No.7 Th.2000

4Bangau Tong-tong Leptoptilos javanica IUCN Rentan (Vu), Cites Appendix II,

PP No.7 Th.19995 Bentet Kelabu / Plentet/CendetLanius schach IUCN LC

6Betet Psittacula alexandri IUCN LC, Cites Appendix II, PP No.7

Th.19997 Bondol Jawa / Emprit Lonchura leucogastroides IUCN LC8 Bubut Alang-Alang Centropus bengalensis IUCN LC

9Burung Hantu/Kukuk belukStrix leptogrammica IUCN Rentan (Vu), Cites Appendix II,

PP No.7 Th.199910 Caladi Ulam Dendrocopos macei IUCN LC11 Cekakak Jawa / Tengkek butoHalcyon cyanoventris IUCN LC, PP No.7 Th.199912 Cekakak Sungai Halcyon chloris IUCN LC, PP No.7 Th.1999

13Celepuk Kalung Otus lempiji IUCN Rentan (Vu), Cites Appendix II,

PP No.7 Th.1999

NAMA JENIS SATWA2

Page 56: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 56

KELOMPOK NAMA LATIN STATUS KONSERVASI1 3 4

14 Ciblek Prinia familiaris IUCN LC

15 Cinenen Kelabu Orthotomus ruficeps IUCN LC

16 Dederuk Jawa/Puter Streptopelia bitorquata IUCN LC

17Elang Hitam Ictinaetus malayensis IUCN LC, Cites Appendix II, PP No.7 Th.1999

18Elang Ular Bido Spilornis cheela IUCN LC, Cites Appendix II, PP No.7 Th.1999

19 Gagak Hitam Corvus macrorhynchos IUCN LC

20 Gagak Hutan Corvus enca IUCN LC

21 Gelatik Batu Kelabu Parus major IUCN LC

22 Gemak loreng Turnix suscitator IUCN LC

23 Jalak hitam Acridotheres javanicus IUCN DD

24 Kadalan Birah Phaenicophaeus curvirostrisIUCN LC

25 Kepodang Oriolus chinensis IUCN LC, PP No.7 Th.1999

26 Kuntul Bulbulcus ibis IUCN LC, PP No.7 Th.1999

27 Kutilang / Cucak Kutilang Pycnonotus aurigaster IUCN LC

28 Kutilang Emas / Cucak gunungPycnonotus bimaculatusIUCN LC

29 Madu gunung Aethopyga eximia IUCN LC, PP No.7 Th.1999

30 Madu Pengantin / Colibri Nectarinia sperata IUCN LC, PP No.7 Th.1999

31Merak Pavo muticus IUCN EN, CITES: Apendiks II, PP No.7 /1999

32 Merbah Cerucuk / Trocok Pycnonotus goiavier IUCN LC

33 Merpati / Doro

34Pancawarna / Punglor Pitta guajana IUCN LC, Cites Appendix II, PP No.7 Th.1999

35 Pelatuk Dinopium javanens PP No.7 /1999

36 Pelatuk bawang Picus puniceus IUCN LC, PP No.7 Th.1999

37 Perkutut Geopelia striata IUCN LC

38 Pijantung Arachnothera longirostraIUCN LC, PP No.7 Th.1999

39 Pipit Benggala Amandava amandava IUCN LC

40 Prenjak Prinia polychroa IUCN LC

41 Punai Hijau Kecil Treron olax IUCN LC

42 Punai/ Johan/ Katik Treron griseicauda IUCN LC

43 Puyuh Batu Coturnix chinensis IUCN LC

44 Raja Udang Alcedo meninting IUCN LC, PP No.7 Th.1999

45 Rajawali Haliastus indus CITES: Apendiks II, PP No.7 /1999

NAMA JENIS SATWA2

Page 57: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 57

KELOMPOK NAMA LATIN STATUS KONSERVASI1 3 4

46 Sikatan Muscicapa ferruginea IUCN LC, PP No.7 Th.1999

47 Srigunting Dicrurus remifer IUCN LC

48 Sulingan

49 Tekukur Biasa Streptopelia chinensis IUCN LC

50 Tikusan Poliolimnas IUCN LC

50

MAMALIA1 Anjing Liar / Hutan/ Ajag Cuon alpinus IUCN Genting (EN), Cites Appendix II, PP

No.7 Th.19992 Babi hutan Sus barbatus IUCN Rentan (Vulnerable,Vu)

3 Bajing Gunung Dremomys everetti IUCN LC

4 Bajing Tanah Lariscus insignis IUCN LC, PP No.7 Th.1999

5 Garangan Ekor Panjang Herpestes semitorquatusIUCN DD

6 Garangan Ekor Pendek Herpestes brachyurus IUCN DD

7Jelarang Ratufa bicolor IUCN LC, CITES: Apendiks II, PP No.7/1999

8 Kelelawar Emballonura monticola IUCN LC

9 Kijang Muntiacus muntjac IUCN LC, PP No.7 Th.1999

10Kucing Hutan/Blacan Felis bengalensis IUCN LC, Cites Appendix I, PP No.7 Th.1999

11Landak Raya Hystrix brachyura IUCN LC, Cites Appendix III, PP No.7

Th.199912 Lingsang Priondon lingsang Tidak dilindungi

13Lutung Kelabu Trachypithecus auratus PP No.7 /1999, CITES: Apendiks II, IUCN EN

14Monyet Ekor panjang Macaca fascicularis IUCN LC, Cites Appendix II, PP No.7 Th.1999

15 Musang Mydaus javanensis PP No.7 /1999, IUCN LR

16 Musang Gunung Diplogale hosei IUCN LC, PP No.7 Th.1999

17 Musang Luwak Paradoxurus hermaphroditesPP No.7 /1999

18Rusa Cervus timorensis PP No.7 /1999, CITES: Apendiks II, IUCN

Kritis (CR)

19Trenggiling Manis javanica PP No.7 Th.1999, Cites Appendix II, IUCN

Genting (EN)20 Tupai Gunung Tupaia montana IUCN LC

21Tupai Jegidik/Tupai Kecil Tupaia minor IUCN LC, Cites Appendix II, PP No.7 Th.1999

22Tupai Tanah Tupaia tana IUCN LC, Cites Appendix II, PP No.7 Th.1999

22

NAMA JENIS SATWA2

Jumlah Mamalia

Jumlah Aves

Page 58: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 58

KELOMPOK NAMA LATIN STATUS KONSERVASI1 3 4

HERPETOFAUNA 1

Biawak/Mencawak Varanos salvator IUCN LC, CITES: Apendiks II

2 Bancet Limnonectes microdiscusIUCN VU, PP No.7 Th.1999

3 Katak Air / Kolam Rana hosii IUCN LC

4Katak Hijau Rhacophorus reinwardtiiIUCN Hampir Terancam (NT), PP No.7

Th.1999 5 Klarap /Cicak Terbang Draco volans PP No.7 Th.1999

6 Tokek Gekko gecko IUCN LC

7 Ular

8 Ular Ari" Angon

9 Ular Dedor

10 Ular Dudak

11 Ular Gadung Ahaetulla prasina IUCN LC

12 Ular Hijau Dryophis prasinus IUCN LC, Cites Appendix II

13 Ular Kayu

14 Ular Piton Phython raticulatus CITES: Apendiks II, PP No.7 /1999

15 Ular Sanca / Phyton Python reticulatus Cites Appendix II, PP No.7 Th.1999

16 Ular sawah Tidak dilindungi

17 Ular Sawo Lycodon aulicus CITES: Apendiks II

18Ular Sendok Jawa / Cobra Naja sputatrix IUCN Rentan (Vu), Cites Appendix II, PP

No.7 Th.1999

19Ular Sowo Macan Phyton molurus IUCN Rentan (Vu), Cites Appendix II, PP

No.7 Th.1999 20 Ular Tanah Calloselasma rhodostoma21 Ular Tikus /Koros/Jali Ptyas korros -

22 Ular Welang Bungarus fasciatus IUCN LC, PP No.7 Th.1999

22

NAMA JENIS SATWA2

Jumlah Herpo

3. Fungsi Perikanan Pemantauan lingkungan terhadap fungsi perikanan dilakukan untuk mengetahui perubahan struktur ancaman kegiatan perikanan terhadap fungsi perikanan. Waktu dan Lokasi Pemantauan Waktu Pemantauan : Bulan Januari – Juni 2013, satu bulan sekali untuk pemantauan kegiatan perikanan Lokasi Pemantauan : pada lokasi perikanan Alat dan Bahan Tallysheet, alat tulis Metode Pemantauan Pemantauan langsung di lokasi perikanan dan wawancara dengan pencari ikan.

Page 59: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 59

Gambar 14. Kegiatan Perikanan Hasil Pemantauan Berdasarkan hasil monitoring pada lokasi perikanan Semester I tahun 2013 masih ditemukan penggunaan bahan strum dalam kegiatan perikanan selain menggunakan jala maupun pancing.

Tabel 10. Hasil Monitoring Aktifitas Perikanan Semester 1/2013

1 Subah 23 Kali Gebang unjar, lele,tawes, udang, pancing, jala - pencari ikan agar menjaga4,6 Kali Kitiran wader ekosistem air/sungai21 Kali Alang dengan baik18 Kali Lengser - sosialisasi kepada para34 Kali Aji pencari ikan agar tidak me-

41,41 Prigi makai setrum dan obat2an

2 Plelen 66d,66c Kali Banyuputih wader pancing, jala, setrum - memberi arahan agar pada bulan Februari dan Maret di Kali Kutho98b, 97c,87e Kali Khuto tidak menggunakan racun/B3, dan Kali Lampir tidak ada aktivitas perikanan 88c, 95c, 95b Kali Lampir maupun setrum dan agar meng- karena ada peningkatan permukaan air

81f, 82a Kali Belo gunakan alat yang ramah keadaan sungai sedang banjirlingkungan

3 Sojomerto 33,34,35 Sungai Blukar udang, wader, lontos, jala, pancing - melaksanakan sosialisasi masyarakat sekitar sungai blukar sadar29 Sungai Tempuk lele, kotes kepada masyarakat pen- tidak menggunakan B3 dalam mencari

cari ikan dilarang menggu- ikannakan B3 seperti desis,lanet, matador, strum

4 Kalibodri 78,79 Kali Bodri nila , boso, wader, khutuk jala, pancing - memberikan penyuluhan sungai Kalibodri sering banjir maka jarang90 Kali Blorong udang, gabus, lele pada orang yg sedang mela- ada kegiatan mencari ikan75 Kali Penggung kukan aktifitas mencari ikan

pada sungai tersebutmana yang benar dan manayang tidak benar dalam mencari ikan di sungai

5 Boja 20, 24, 19 Sungai Selangen lele, gabus, wader pancing, setrum - sosialisasi pada semester I sering tidak ada aktifitas karena15,14, 56, 55, 57 Sungai Blorong - memberi peringatan dan sungai banjir dan keruh

22 Sungai Glagah menyuruh pulang - patroli

6 Mangkang 34,36,37 Kali Besole wader, kotes setrum accu - melarang menggunakan accu berjanji tidak akan menggunakan setrum lagi37, 36 Dawung jaring, pancing didalam kawasan hutan pada semester I sering tidak ada aktifitas karena15, 45 Kali Blorong - menghimbau agar tidak sering hujan dan sungai banjir

menggunakan B3

Tindakan Yang Dilakukan KETERANGANBKPH PETAK

NoLOKASI NAMA

SUNGAI/WADUK/MATA AIR

JENIS IKAN JENIS GANGGUAN

4. Keberadaan KBKT NKT 1. CA Pagerwunung, CA Ulolanang, HAS Subah, HAS Kaliwungu dan NKT 2.3. Spesies Interest, NKT 3 Ekosistem RTE) Waktu dan Lokasi Pemantauan Semester II Tahun 2013 Alat dan Bahan _

Page 60: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 60

Metode Pemantauan _ Hasil Pemantauan Monitoring dan Evaluasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT) Tahun 2013 dilaksanakan pada Semester II-2013

c. Pemantauan Lingkungan Sosial

1. Wana Wisata Waktu dan Lokasi Pemantauan Waktu Pemantauan : satu tahun sekali Lokasi Pemantauan : Buper adinuso, Curug sewu dan Goa Kiskendo

Gambar 15. Wana Wisata KPH Kendal Alat dan Bahan Alat Tulis, Komputer, Data Monografi Desa, Quesioner dan Karcis Tanda Masuk ( KTM ) dari pengunjung Metode Pemantauan Wawancara dan Analisa data Kuantitatif Hasil Pemantauan

- Jalan menuju obyek wana wisata aman dan nyaman untuk pemakai jalan / pengunjung

- Sampah-sampah pengunjung bisa terkumpulkan dengan baik - Kebutuhan sarana MCK terpenuhi - Tersedianya pos jaga di pintu masuk obyek wana wisata - Kondisi kayuhutan tetap terjaga keutuhannya dan kelestariannya - Tidak adanya kejadian kebakaran di lokasi obyek wana wisata - Kualitas air bersih sesuai dengan peruntukannya - Tidak ada / kecilnya tingkat erosi dan sedimentasi - Kekayaan jenis vegetasi bisa dipertahankan dan tidak ada yang punah

Page 61: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 61

- Kekayaan jenis satwa bisa dipertahankan dan tidak ada yang punah - Tersedianya sumber mata pencaharian bagi masyarakat sekitar hutan - Peningkatan pendapatan masyarakat sekitar hutan - Tidak adanya dampak negatif dari pengelolaan hutan menurut persepsi masyarakat - Tidak adanya konflik

2. Keberadaan KBKT (NKT 5 dan NKT 6)

Waktu dan Lokasi Pemantauan Semester II Tahun 2013 Alat dan Bahan _ Metode Pemantauan _ Hasil Pemantauan Monitoring dan Evaluasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT) Tahun 2013 dilaksanakan pada Semester II-2013

3. Ketenagakerjaan Pemantauan indikator ketenagakerjaan dilakukan untuk mengetahui peningkatan kesempatan kerja terhadap adanya kegiatan pengelolaan hutan serta terjaminnya kesehatan dan keselamatan kerja Peningkatan Kesempatan Kerja

Waktu dan Lokasi Pemantauan Waktu Pemantauan : satu tahun sekali Lokasi Pemantauan : 82 desa hutan dan pada setiap bidang kegiatan pengelolaan hutan Alat dan Bahan Kuesioner, alat tulis, data monografi desa Metode Pemantauan Wawancara dan analisa data kuantitatif Hasil Pemantauan Pemantauan terhadap peningkatan kesempatan kerja meliputi pemberian kesempatan kerja, dan pelatihan / job training.

Page 62: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 62

a. Karyawan Pelatihan K3 pada bulan Maret 2013 yang diikuti oleh mandor tebang serta Pendidikan dan Latihan (Diklat) Kursus Penjenjangan (KP) 1 dan KP 2 yang diikuti oleh karyawan dan pejabat KRPH, Pelatihan Lingkungan Bidang Fisik Kimia dan Perikanan yang diikuiti oleh fasilitator lingkungan pada tanggal 5 –6 Maret 2013.

b. Masyarakat Studi banding Budidaya Ikan Lele Dumbo pada bulan April 2013 di Pemalang yang diikuti oleh LMDH

c. Pemantauan terhadap sumber dampak pemberian kesempatan kerja kepada MDH dilakukan untuk mengetahui keterlibatan MDH dalam pengelolaan hutan, keterlibatan peran wanita dalam pengelolaan hutan dan mengetahui besarnya upah yang diterima pekerja hutan..

d. Pada tahun Semester I 2013 terjadi penyerapan tenaga kerja akibat kegiatan penebangan hutan 74 orang.

Gambar 16. Pelatihan

Terjaminnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja Waktu dan Lokasi Pemantauan Waktu Pemantauan : Bulan Januari – Juni 2013 Lokasi Pemantauan : Seluruh lokasi kegiatan pengelolaan hutan Alat dan Bahan Kuesioner, data SDM Metode Pemantauan Wawancara dan analisa data kuantitatif, sesuai SOP no. KND/SOP/Sos-64 tentang Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, SOP no. KND/SOP/K3-34 tentang Pelaporan dan Investigasi Kecelakaan Kerja

Page 63: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 63

Hasil Pemantauan a. Pekerja di KPH Kendal mendapat jaminan kesehatan dan keselamatan dari

perusahaan berupa keikutsertaan dalam jamsostek, melakukan investigasi apabila terjadi kecelakaan kerja dan inspeksi terhadap kepatuhan penggunaan APD pada setiap kegiatan pengelolaan. Semester I/2013 pekerja yang terdaftar sebagai peserta Jamsostek sebanyak 272 orang,

b. Pada Semester I/2013 tidak dilakukan investigasi K3 karena tidak terjadi kecelakaan kerja dalam kegiatan pengelolaan hutan KPH Kendal.

c. Untuk inspeksi K3 semester I/2013 dilaksanakan di kegiatan yang beresiko tinggi (kegiatan tebangan). Sesuai hasil inspeksi K3 semester I/2013 terkait dengan penggunaan APD dalam kegiatan tebangan diketahui hampir sebagian besar pekerja patuh terhadap aturan penggunaan APD dalam kegiatannya namun masih ada beberapa yang belum mau menggunakan APD dengan alasan tidak terbiasa.

4. Perekonomian Desa Pemantauan perekonomian desa dilakukan untuk mengetahui peningkatan pendapatan masyarakat desa hutan akibat adanya kegiatan pengelolaan hutan. Waktu dan Lokasi Pemantauan Waktu Pemantauan : Januari – Juni 2013 Lokasi Pemantauan : 82 desa Alat dan Bahan Kuesioner, data PHBM, data monografi desa Metode Pemantauan Wawancara dan analisa data kuantitatif Hasil Pemantauan

a. Peningkatan perekonomian desa dapat meningkat sejalan dengan meningkatnya pendapatan masyarakat. Peningkatan perekonomian desa akibat kegiatan pengelolaan hutan antara lain melalui peningkatan kapasitas LMDH, pemberian sharing produksi, pemberian akses SDH seperti tumpangsari, PLDT, pemanfaatan hasil hutan non kayu, pemanfaatan air bersih, bantuan PKBL maupun penyerapan tenaga kerja dalam pengelolaan SDH.

b. KPH Kendal KPH Kendal telah melakukan pembinaan usaha produktif dan koperasi LMDH dalam rangka peningkatan kapasitas LMDH, memberikan akses kegiatan tumpangsari, PLDT, pemanfaatan hasil hutan non kayu, pemanfaatan air bersih Sedangkan dalam penyerapan tenaga kerja lokal untuk pengelolaan SDH kegiatan yang dilakukan antara

Page 64: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 64

lain persemaian, pemeliharaan maupun tebangan sehingga masyarakat mendapatkan penghasilan dalam rangka meningkatkan perekonomiannya

5. Kelembagaan

Pemantauan kelembagaan dilakukan untuk mengetahui peningkatan pola hubungan antara pengelola hutan dengan masyarakat desa hutan. Waktu dan Lokasi Pemantauan Waktu Pemantauan : Januari – Juni 2013 Lokasi Pemantauan : 82 desa Alat dan Bahan Kuesioner, data monografi desa, data PHBM Metode Pemantauan Wawancara dan analisa data kuantitatif Hasil Pemantauan Sampai dengan Semester I/2013 di KPH Kendal telah terbentuk 82 LMDH yang semuanya mempunyai akta notaris dan renstra LMDH, dan hampir semua masyarakat desa hutan yang cukup umur ikut terlibat menjadi anggota LMDH. Jumlah keanggotaan 17.425 orang

6. Budaya Pemantauan komponen budaya terkait dengan keberadaan KBKT (NKT 6.1. Situs Budaya). Pemantauan dilakukan untuk mengetahui perubahan viabilitas dan status ancaman terhadap target konservasi Waktu dan Lokasi Pemantauan Waktu Pemantauan : Satu tahun sekali Lokasi Pemantauan : 14 Situs Budaya

Page 65: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 65

Tabel 11. Lokasi Situs Budaya

BKPH RPH Petak1 Gua Kukulan Sojomerto Sojomerto Timur 39 d2 Gua Kiskendo Boja Trayu 67 h3 Makam Mbah Demang Plelen Plelen 105 c4 Petilasan Tulang Bawang Boja Darupono 15 c

5Makam Kethik TunggulPrabowo Sumekto

Mangkang Mangkang 34 d

6 Makam Kyai Merto Subah Jatisari Selatan 46 f7 Makam Kyai Gering Plelen Karangjati 87 d8 Makam Kyai Gluput Plelen Karangjati 88 d9 Makam Kyai Santri Sojomerto Sojomerto Selatan 49 a10 Makam Ki Tirto Maruto Plelen Plelen 10211 Sendang Biyung Sami Boja Ngareanak 71 u12 Sendang Sikenyes Boja Ngareanak 71 e13 Batu Mushola Boja Ngareanak 71 u14 Curug Lingseng Boja Ngareanak 71 u

No Nama SitusLokasi

Alat dan Bahan Kuesioner, data monografi desa, data PHBM Metode Pemantauan Wawancara dan analisa data kuantitatif Hasil Pemantauan Keberadaan situs budaya masih tetap dimanfaatkan masyarakat untuk melakukan ritual budaya serta telah dilakukan kegiatan kesepakatan bersama dalam pengamanan situs dan pembentukan pengurus situs.

7. Pendidikan Pemantauan pendidikan dilakukan untuk mengetahui peningkatan kapasitas SDM masyarakat Waktu dan Lokasi Pemantauan Waktu Pemantauan : Januari – Juni 2013 Lokasi Pemantauan : 82 desa Alat dan Bahan Kuesioner, data monografi desa, data PHBM Metode Pemantauan Wawancara dan analisa data kuantitatif Hasil Pemantauan Kegiatan di bidang pendidikan belum ada kegiatan di Semester I/2013

Page 66: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 66

8. Kerawanan Hutan Pemantauan kerawanan hutan dilakukan untuk mengetahui peningkatan kasus sengketa tenurial, kehilangan pohon, kebakaran hutan, penggembalaan liar dan perburuan Waktu dan Lokasi Pemantauan Waktu Pemantauan : Januari – Juni 2013, satu bulan sekali Lokasi Pemantauan : Seluruh Kawasan Pengelolaan Hutan Alat dan Bahan Alat tulis Metode Pemantauan Wawancara, patroli, sesuai SOP No. KND/SOP/Sos-32 tentang Monitoring Pencurian Kayu, No. KND/SOP/SOS-50 tentang Perlindungan, Perburuan dan Perdagangan Satwa Liar, No. Knd/SOP/SOS-48 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan, No. Knd/SOP/SOS – 49 tentang Penggembalaan, No. KND/SOP/SOS – 05 tentang Tenurial. Hasil Pemantauan

a. Berdasarkan hasil pemantauan tenurial semester I/2013 di KPH Kendal terjadi 1 (satu) kasus di petak 67 RPH Trayu BKPH Boja dengan kasus tukar menukar penggunaan kawasan hutan untuk kawasan pertanian yang disebabkan proses tukar menukar yang tidak tuntas.

b. Pada semester I/2013 terjadi gangguan keamanan lain seperti pencurian pohon sebanyak 82 pohon sedangkan penggembalaan liar dan kebakaran tidak terjadi

c. Sedangkan alat pelindung diri (APD) yang dimiliki oleh KPH Kendal sebagaimana tercantum pada tabel 12. APD tersebut tersebar di pos – pos keamanan yang ada di setiap BKPH, sebagaimana tabel 12.

Tabel 12. Rekapitulasi Sarpra APD Keamanan

No Jenis APD Kam Jumlah1 Pentungan 152 Gepyok (alat padam) 153 Garpu (alat padam) 34 Borgol 13

Page 67: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 67

Tabel 13. Pos Keamanan KPH Kendal

No BKPH/RPH/POS Lokasi Pos/Petak

1 BKPH Mangkang

a. Mangkang (Pos Koptu) 38

b. Mugas (Pos Mahoni) 28

c. Palir (Pos 1.3) 45

2 BKPH Boja

a. Kedungpani (Pos 65) 65

b. Ngareanak (Pos 82) 83

c. Trayu (Pos 59) 59

d. Darupono (Pos 26) 21

3 BKPH Kalibodri

a. Gemuhsingkalan (Pos 35) 65

b. Pongangan (Pos 34) 94

c. Magangan (Pos Tenda) 87

d. Tanjung (Pos 32) 77

4 BKPH Sojomerto

a. Sojomerto Timur (Pos 17) 39

b. Sojomerto Selatan (Pos 18) 46a

c. Sojomerto Barat (Pos 19) 20

d. Besokor (Pos 20) 7

9. Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi Lingkungan Pemantauan kesehatan masyarakat dan sanitasi lingkungan meliputi peningkatan jumlah sampah, kesehatan masyarakat serta pemantauan sarana dan prasarana kesehatan bagi masyarakat Peningkatan Jumlah Sampah

Waktu dan Lokasi Pemantauan Waktu Pemantauan : Bulan Januari – Juni 2013 Lokasi Pemantauan : Seluruh Kawasan Pengelolaan Hutan Alat dan Bahan Tally sheet, timbangan Metode Pemantauan Sesuai SOP No. KND/SOP/Ling-74 tentang Pengelolaan Sampah Hasil Pemantauan a. Pemantauan dilakukan terhadap parameter jumlah sampah baik yang diketemukan

di kantor KPH maupun di kawasan hutan. Dampak peningkatan jumlah sampah timbul dari kegiatan pengelolaan hutan (persemaian, tanaman, tebangan) maupun dari aktivitas perkantoran dan rumah dinas.

Page 68: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 68

b. Dalam rangka pengelolaan sampah di lingkungan kantor KPH Kendal telah dilakukan kerjasama pengelolaan sampah dengan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kab. Kendal pada tahun 2011. Masa berlaku perjanjian selama 2 (dua) tahun dan akan berakhir pada tahun 2013.

Kesehatan Masyarakat Waktu dan Lokasi Pemantauan Waktu Pemantauan : Bulan Januari – Juni 2013 Lokasi Pemantauan : Seluruh Kawasan Pengelolaan Hutan Alat dan Bahan Tally sheet, timbangan Metode Pemantauan Wawancara dan analisa data kuantitatif Hasil Pemantauan a. Aspek kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator kesejahteraan

masyarakat yang terjamin. Warga yang sehat senantilasa akan bekerja dengan tenang. Tersedianya sarana dan kesehatan sangat menunjang kondisi kesehatan masyarakat. Masyarakat yang sehat dan bersih akan berdampak pada kesejahteraan diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar.

b. Pada semester I/2013 belum ada kegiatan terkait dengan kesehatan masyarakat

Sarana dan Prasarana Kesehatan Waktu dan Lokasi Pemantauan Waktu Pemantauan : Bulan Januari – Juni 2013 Lokasi Pemantauan : 82 desa hutan Alat dan Bahan Kuisioner, alat tulis Metode Pemantauan Wawancara dan analisa data kuantitatif Hasil Pemantauan a. Kegiatan sanitasi lingkungan terkait dengan keberadaan sumber air bersih bagi

masyarakat sekitarnya berupa sumur, mata air, kaptering air, sumur bor, sungai yang dalam pengelolaan sumberdaya hutan bekerjasama dengan LMDH. Hal ini untuk menjamin ketersediaan air bersih bagi warga masyarakat sehingga berpengaruh pada kesehatan masyarakat.

Page 69: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 69

b. Pada semester I/2013 belum ada kegiatan terkait dengan sarana dan prasarana kesehatan

10. Persepsi Pengelolaan Pemantauan dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap kegiatan pengelolaan hutan. Waktu dan Lokasi Pemantauan Waktu Pemantauan : Bulan Januari – Juni 2013 Lokasi Pemantauan :82 desa hutan Alat dan Bahan Kuesioner, data PHBM Metode Pemantauan Wawancara Hasil Pemantauan Berdasarkan hasil pemantauan terhadap persepsi masyarakat pada semester I/2013, sebagian besar masyarakat menyatakan mendukung kegiatan pengelolaan hutan yang dilakukan Perum Perhutani KPH Kendal. Bentuk dukungan masyarakat telah diwujudkan dengan adanya perjanjian kerjasama pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM) antara Perhutani dengan 82 LMDH.

Page 70: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 70

B. EVALUASI 1. Komponen Lingkungan Fisik Kimia

a. Erosi Tanah

Pemantauan erosi tanah yang dipantau pada tahun 2009 hingga Semester I/2013 menunjukan indeks erosi (IE) di KPH Kendal masih di bawah baku mutu.

Tabel 10. Hasil Indeks Erosi Tahun 2009 – Semester I/2013

BKPH Ket*) 2009 2010 2011 2012 Sem I 2013

SPL 1 Kalibodri KU V 0.178 0.0231 0.0002 0.0000 0.0005SPL 2 Plelen TJBK 0.032 0.0003 0.0023 0.0000 0.0010SPL 3 Subah KU V 0.0021 0.0519 0.0000 0.0000SPL 4 Plelen KU V 0.0000 0.0010 0.0000 0.0093SPL 5 Sojomerto KU V 0.0002 0.0034 0.0000 0.0000SPL 6 Mangkang KU V 0.0473 0.0034 0.0000 0.0000SPL 7 Sojomerto KPPN 0.0000 0.0011 0.0000 0.0000

Hasil PemantauanLokasiNo SPL

*) kelas hutan awal penentuan lokasi SPL Dari data Indeks erosi dari tahun 2009 sampai semester I/2013 semua SPL masuk kategori baik (di bawah baku mutu) dan bisa dikatakan tidak terjadi erosi

b. Debit Sungai (KRS)

Dari hasil pemantauan dapat dilihat bahwa dari tahun 2009 – Semester I/2013 ada beberapa SPL menunjukkan penurunan dan beberapa mengalami peningkatan. SPL yang mengalami peningkatan nilai KRS sebagian besar berupa SPL inlet, dimana lokasi tersebut berasal dari luar kawasan (berupa lahan pertanian dan pemukiman) dan juga disebabkan karena tingkat curah hujan yang sangat tinggi. Sedangkan di beberapa SPL yang mengalami penurunan nilai KRS merupakan SPL outlet. disebabkan oleh beberapa faktor antara lain pengelolaan hutan yang berkelanjutan/lestari seperti kegiatan pengkayaan di kawasan perlindungan sempadan sungai dan tidak melakukan tebangan di kawasan perlindungan.

Page 71: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 71

Gambar 17 . Grafik Nilai KRS Tahun 2009 – Semester I/2013

c. Sedimentasi

Hasil pemantauan laju sedimentasi mulai tahun 2009 – Semester I Tahun 2013 juga menujukkan penurunan, meskipun pada Semester I tahun 2013 masih ada SPL dengan nilai kategori sedang yaitu SPL 8. Seperti halnya dengan penurunan nilai KRS, penurunan nilai laju sedimentasi ini dipengaruhi oleh pengelolaan hutan yang semakin baik, kesadaran masyarakat akan pentingnya hutan yang semakin meningkat dan peran serta dari stakeholder lain.

Gambar 18. Grafik Nilai Laju Sedimentasi Tahun 2009 – Semester I/ 2013

Page 72: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 72

d. Padatan Tersuspensi Seperti halnya dengan nilia KRS dan laju sedimentasi, pemantauan tingkat padatan tersuspensi juga mengalami penurunan jika dibandingkan tahun–tahun sebelumnya meskipun nilai padatan tersuspensi pada tahun Semester I/ 2013 masih masuk kategori sedang (50-400 mg/lt)

Gambar 19. Grafik Nilai Padatan Tersuspensi Tahun 2009 – Semester I/2013

Prioritas Penanganan Penetapan prioritas penanganan SPL tersebut didasarkan : 1. Hasil pemantauan tahunan (Koefisien Rejim Sungai/KRS, Sedimentasi, dan padatan

tersuspensi/TSS) 2. Kecenderungan di masa akan datang (membaik/memburuk) 3. Kestabilan nilai parameter pemantauan (stabil/tidak stabil) 4. Stándar baku mutu (di bawah/diatas baku mutu) Tabel 15. Prioritas Penanganan SPL

SPL 1 Besole/Mangkang Barat 2 2 1 1 H 1 1 1 1 L 1 1 2 1 L MSPL 2 Blorong/Balong 1 1 1 1 L 1 1 1 1 L 1 1 2 1 L LSPL 3 Blukar/(Damar / Blukar) 1 1 1 1 L 1 2 1 1 L 1 1 2 1 L LSPL 4 Prigi/Urang 1 2 1 1 L 1 2 1 1 L 1 1 2 1 L LSPL 5 Besole/Balong 2 2 1 1 H 1 2 1 1 L 1 1 2 1 L MSPL 6 Glagah/Blorong 2 2 1 1 H 1 2 1 1 L 1 1 2 1 L MSPL 7 Blukar/(Damar / Blukar) 1 1 1 1 L 1 2 1 1 L 2 2 2 1 H MSPL 8 Prigi/Urang 2 2 1 1 H 1 2 1 1 L 1 1 2 1 L MSPL 9 Bodri/Bodri 2 2 1 1 H 2 2 2 1 H 1 1 2 1 L H

SPL 10 Bodri/Bodri 2 2 1 1 H 1 1 1 1 L 1 1 2 1 L MSPL 11 Kuto/Lampir Kuto 1 1 1 1 L 1 2 2 1 M 1 1 2 1 L LSPL 12 Petung/Lampir kuto 1 1 1 1 L 2 2 2 1 H 1 1 2 1 L MSPL 13 Lampir/Lampir kuto 2 2 1 1 H 2 2 2 1 H 1 1 2 1 L H

Status

TSS

BM KRT Status

Sedimentasi

KCNSPL Nama Sungai/DASKRS

KST BM KRT PrioritasKCN KST BM KST KCNKRT Status

Page 73: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 73

Keterangan : - KRS : Koefisien Rejim Sungai - TSS : Tingkat padatan Tersuspensi - KCN : Kecenderungan - KST : Kestabilan - KRT : Tingkat Kekritisan - BM : Baku mutu - H : High (tinggi) - M : Moderate (Sedang) - L : Low (rendah) - 1 : kecenderungan membaik - 2 : kecenderungan memburuk Dari hasil pemantauan menunjukkan bahwa dari 13 SPL, 2 SPL masuk prioritas High (H), 6 SPL prioritas Medium (M) dan 4 SPL prioritas Low (L). Artinya ada 2 SPL yang perlu penanganan utama yaitu SPL 9 (sungai bodri) BKPH Kalibodri dan SPL13 (sungai Lampir kuto) BKPH Plelen.

2. Komponen Lingkungan Biologi

a. Vegetasi Nilai kelimpahan dan keanekaragaman jenis vegetasi berdasarkan survey biodiversity sedangkan semester I/2013 belum dilaksanakan survey biodiversity.

b. Satwa Nilai kelimpahan jenis satwa dan nilai keanekaragaman jenis satwa berdasarkan survey biodiversity sedangkan semester I/2013 belum dilaksanakan survey biodiversity.

Page 74: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 74

3. Komponen Lingkungan Sosial Tabel 16. Matrik Evaluasi Pemantauan Lingkungan Sosial Semester I/2013

2009 2010 2011 2012 Sem I 2013 Menurun Meningkata. Perekonomian

Pendapatan masyarakat Rp. 8,880,000 9,200,000 9,480,000 10,800,000 6,060,000 Efektifitas penggunaan dana

sharingLMDH 62 64 42 40 -

PKBL Mitra binaan 320 335 352 367 367Kemandirian usaha produktif

Unit 5 7 7 9 9b. Kelembagaan

Keanggotaan LMDH Orang 10,625 11,158 13,940 14,360 17,425 Kategori LMDH : mandiri LMDH 2 2 2 2 2

Perjanjian pihak III PKS 80 80 82 82 82c. Ketenagakerjaan

Serapan tenaga kerja lokal Orang

Keseimbangan jender %Upah Rp.

Jmh peserta pelatihan OrangJmh jenis pelatihan kali

Jmh peserta jamsostek OrangInvestigasi K3 Kali

Penggunaan APD kalic. Persepsi

Persepsi % 55 60 60 70 75d. Budaya

Perubahan budaya % 70 70 80 85 85e. Pendidikan

Tingkat pendidikan MDH % 70 75 80 85 85Pemberian beasiswa Orang - 3 4 2 -

Jumlah buta aksara Orang - - - - -f. Konflik

Kasus sengketa kasus 1 1 1 1 1Mekanisme penyelesaian

konflikkasus sos/penertiba

nsos/penertiba

nsosialisasi pemetaan pemetaan

Strata konflik Ha B/1,3 B/1,3 B/6,6 B/6,6 B/6,6Pencurian pohon Pohon 399 462 509 297 82Kebakaran hutan Ha 23 - 159,05 140,95 -Penggembalaan Ha - - - - -

g. KesmasPenyakit menular kasus 3 2 - - -

Kesehatan ibu dan anak Desa - 1 3 2 -Air bersih di musim kemarau Desa - 9 3 - -

Jumlah sarana sanitasi lingkungan

Unit

Parameter Lingkungan yang dipantau

Satuan Hasil Pemantauan Kecenderungan

Dari hasil evaluasi pemantauan lingkungan sosial semester I/2013 didapatkan hasil sebagai berikut : a. Perekonomian Pendapatan Masyarakat

Kegiatan pengelolaan hutan secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan kontribusi bagi pendapatan rumah tangga masyarakat desa hutan. Pendapatan masyarakat hutan yang didapatkan dari hasil kegiatan pengelolaan hutan dari tahun 2009 hingga

Page 75: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 75

semester I/2013 meningkat. Hal ini terkait dengan meningkatnya harga hasil bumi sehingga pendapatan yang diterima masyarakat cenderung meningkat pula

Efektifitas Penggunaan Dana Sharing Pembagian sharing dilakukan setelah kegiatan produksi selesai dilaksanakan. Sehingga dapat dilihat pada saat ada kegiatan pengelolaan hutan, pendapatan rumah tangga masyarakat desa hutan cenderung meningkat

PKBL Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) merupakan kegiatan penyaluran kredit lunak bagi mitra binaan Perum Perhutani, diharapkan dengan penyaluran PKBL kegiatan usaha produktif mitra binaan dapat meningkatkan perekonomian. Penyaluran dari tahun 2009 hingga Semester I/2013 cenderung meningkat.

Kemandirian Usaha Produktif Dari tahun 2009 hingga semester I/2013 kemandirian usaha produktif meningkat, hal ini disebabkan Perhutani memnerikan peluang usaja untuk melakukan kegiatan bersama dalam pengelolaan kawasan hutan

b. Kelembagaan Keanggotaan LMDH

Keanggotaan LMDH dari tahun 2009 hingga semester I/2013 cenderung meningkat hal ini disebabkan daya tarik terhadap penerimaan sharing sehingga menarik minat menjadi anggota LMDH

Kategori LMDH Tetap

Perjanjian Pihak III Tetap

c. Ketenagakerjaan Serpan Tenaga Kerja Lokal

Dalam pelaksanaannya, kegiatan pengelolaan hutan membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit. Tenaga kerja dari masyarakat lokal/setempat sangat membantu lancarnya kegiatan pengelolaan hutan. Kesempatan masyarakat untuk terlibat pada kegiatan pengelolaan hutan memberikan peluang kerja dan berusaha.

Keseimbangan Gender Kesempatan dalam kegiatan pengelolaan hutan tidak hanya dilakukan oleh pekerja laki – laki, namun para wanitapun ikut berpartisipasi

Page 76: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 76

Upah Upah yang diterima pekerja berdasarkan Upah Minimal Regional, sehingga setiap tahun mengalami kenaikan.

Jumlah Peserta Pelatihan Peserta pelatihan semakin beragam dari berbagai unsur di dalam Perhutani sendiri maupun masyarakat

Jumlah Jenis Pelatihan Jenis pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan, yang telah dilaksanakan pada Semester I/2013 antara lain Pelatihan Lingkungan Bidang Fisik, Kimia dan Perikanan pada tanggal 9 Mei 2013, Pelatihan K3 bagi mandor tebang tgl. 4 Maret 2013, serta Diklat – Dilkat Kursus Penjenjangan (KP) 1 dan 2 bagi karyawan Perhutani

Jumlah Peserta Jamsostek Jumlah peserta Jamsostek dari tahun ke tahun mengalami penurunan karena meninggal dunia maupun pensiun

Investigasi K3 Investigasi tidak dilakukan karena tidak terjadi kecelakaan K3

Penggunaan APD Penggunaan APD dilakukan didalam aktifitas pengelolaan hutan, antara lain kegiatan penebangan, walaupun masih perlu sosialisasi tentang manfaat penggunaan APD bagi keselamatan kerja.

d. Persepsi

Masyarakat desa hutan mempunyai persepsi terhadap perusahaan (KPH Kendal) yang semakin meningkat. Hal itu dibuktikan dengan jumlah kelompok Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang menandatangani perjanjian kerjasama dengan Perum Perhutani KPH Kendal semakin bertambah dari waktu ke waktu.

e. Budaya

Perubahan budaya dalam masyarakat semakin meningkat hal ini dikarenakan tingkat pendidikan masyarakat semakin meningkat

f. Pendidikan

Kegiatan bidang pendidikan pada semester I/2013 belum ada kegiatan.

Page 77: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 77

g. Konflik Konflik yang terjadi diselesaikan dengan sosialisasi yang melibatkan multipihak, penertiban maupun pemetaan/mapping. Kasus keamanan pada semester I/2013 terjadi pencurian pohon sebanyak 82 pohon, sedangkan kebakaran hutan tidak terjadi.

h. Kesehatan Masyarakat

Kegiatan dalam bidang kesehatan masyarakat belum dilaksanakan pada semester I/2013 Dari data di atas menunjukkan bahwa : Tingkat kecenderungan

a. Hasil pemantauan kualitas fisik air dari tahun 2009 s/d Semester Itahun 2013 sebagian besar cenderung menurun baik untuk nilai KRS, sedimentasi, padatan tersuspensi, erosi dan penggunaan bahan kimia

b. Hasil pemantauan kelola sosial baik terkait penyerapan tenaga kerja lokal, pendapatan masyarakat dari hutan mengalami peningkatan dan persepsi masyarakat terhadap Perhutani pun semakin baik dengan tingkat pencurian pada tahun menurun

Tingkat kekritisan Dari hasil pemantauan ada beberapa parameter yang masih berada di atas baku mutu seperti padatan tersuspensi yang hampir semua SPL tergolong sedang demikian pula laju sedimentasi

Tingkat ketaatan Rencana kegiatan yang telah disusun dalam tahun 2013 ada kegiatan yang belum dapat dilaksanakan karena keterbatasan anggaran.

Page 78: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 78

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan 1. Dari hasil pemantauan di atas menunjukkan bahwa Rencana Kelola dan Rencana

Pemantauan lingkungan yang telah dibuat pada tahun 2013 hingga Semester I/2013 dapat menurunkan hasil pemantauan lingkungan (fisik-biologi)

2. Rencana Kelola dan Rencana Pemantauan Lingkungan Semester I tahun 2013 belum dapat dilaksanakan 100% sesuai tata waktu.

B. Rekomendasi 1. Meningkatkan patroli di petak-petak rawan dan menjalin koordinasi dengan pihak instansi

terkait ( muspida, muspika dan masyarakat desa hutan). 2. Pelaksanaan pengkayaan, larangan penggarapan lahan di sempadan sungai di daerah

tangkapan air pada SPL dengan nilai KRS/Sedimentasi/Padatan tersuspensi yang masih di atas baku mutu sesuai tata waktu (detil petak sesuai lampiran 2)

3. Perlu dilakukan pemantauan secara kontinyu. 4. Perlu ditingkatkan sosialisasi terhadap pesanggem tentang bahaya penggunaan B3 dan

diarahkan untuk menggunakan jenis-jenis B3 yang boleh digunakan di kawasan hutan berdasarkan undang-undang maupun prinsip FSC dan penggunaan pestisida organik.

5. Melakukan Focus Group Discusion (FGD) terhadap masyarakat desa hutan (kelompok tani) untuk mengidentifikasi teknik penggunaan pestisida kimia (perorangan/kelompok)

6. Melaksanakan pelatihan Sistem Manajemen Pengendalian Hama dan Penyakit tanaman kepada masyarakat desa hutan

Page 79: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 79

DAFTAR PUSTAKA Asdak,Chay, 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gajahmada University Press.

Yogyakarta KPH Kendal, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, 2010. DPPL Kegiatan Pengelolaan Hutan Perum

Perhutani KPH Kendal KPH Kendal, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, 2013. Rencana Operasional Kegiatan Pengelolaan dan

Pemantauan Lingkungan Tahun 2013. KPH Kendal, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, 2012. Laporan Tahunan Implementasi Rencana Kelola

dan Rencana Pemantauan Lingkungan Tahun 2012 KPH Kendal, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, 2012. Laporan Semester I Implementasi Rencana Kelola

dan Rencana Pemantauan Lingkungan Tahun 2012. KPH Kendal, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, 2013. Laporan Bulanan Pemantauan Fisik Lingkungan

Tahun 2013. KPH Kendal, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, 2013. Laporan Bulanan Pemantauan Bahan Berbahaya

dan Beracun (B3) Tahun 2013. KPH Kendal, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, 2013. Laporan Bulanan Pemantauan Satwa Tahun 2013 KPH Kendal, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, 2013. Laporan Bulanan Pemantauan Aktifitas Perikanan

Tahun 2013

Page 80: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 80

Page 81: Lingkungan

PERUM PERHUTANI KPH KENDAL

Laporan Implementasi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I Tahun 2013 81