ling2 nddddddduuuuuttt

20
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti didalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam penelitian, dilakukan pengukuran terhadap variabel-variabel terikat dan variabel bebas untuk memecahkan masalah. Dalam melakukan pengukuran diperlukan suatu ketelitian agar hasil yang diharapkan dapat maksimal (Riyanto, 1996). Di setiap melakukan pengukuran, selalu saja terdapat error pada hasil pengukuran tersebut, kita akan mendapatkan hasil yang tidak benar-benar sama dari beberapa kali pengulangan. Hasi dari beberapa pengulangan akan memberikan hasil yang mendekati angka sebenarnya. Hal tersebut dapat dikatakan presisi. Dalam praktikum kali ini, kami melakukan percobaan yang dilakukan untuk menguji tingkat presisi dan akurasi pada suatu alat pengukuran. Diharapkan dari hasil praktikum ini didapatkan perbandingan tingkat presisi dan akurasi dari alat. Keandalan Pengukuran (Reliability of Measurement) Beberapa istilah yang digunakan untuk menyatakan keandalan pengukuran adalah presisi (precision) dan akurasi (accu acy). The precision of a measurement describes the units you used to measure something. For

Transcript of ling2 nddddddduuuuuttt

Page 1: ling2 nddddddduuuuuttt

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti

didalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam penelitian, dilakukan pengukuran

terhadap variabel-variabel terikat dan variabel bebas untuk memecahkan masalah.

Dalam melakukan pengukuran diperlukan suatu ketelitian agar hasil yang diharapkan

dapat maksimal (Riyanto, 1996). Di setiap melakukan pengukuran, selalu saja terdapat

error pada hasil pengukuran tersebut, kita akan mendapatkan hasil yang tidak benar-

benar sama dari beberapa kali pengulangan. Hasi dari beberapa pengulangan akan

memberikan hasil yang mendekati angka sebenarnya. Hal tersebut dapat dikatakan

presisi.

Dalam praktikum kali ini, kami melakukan percobaan yang dilakukan untuk

menguji tingkat presisi dan akurasi pada suatu alat pengukuran. Diharapkan dari hasil

praktikum ini didapatkan perbandingan tingkat presisi dan akurasi dari alat.

Keandalan Pengukuran (Reliability of Measurement)

Beberapa istilah yang digunakan untuk menyatakan keandalan pengukuran

adalah presisi (precision) dan akurasi (accu acy). The precision of a measurement

describes the units you used to measure something. For example, you might

describe your height as 'about 6 feet'. That wouldn't be very precise. If however

you said that you were '74 inches tall', that would be more precise. The accuracy

of a measurement describes how close it is to the 'real' value. This real value need

not be very precise; it just needs to be the 'accepted correct value'.

(Anonim, tanpa tahun. http://www.worsleyschool.net/scie nce/files/precision

/andaccuracy.html).

Presisi adalah derajat kedekatan kesamaan pengukuran antara satu

dengan lainnya. Jika hasil pengukuran saling berdekatan (mengumpul) maka

dikatakan mempunyai presisi tinggi dan sebaliknya jika hasil pengukuran

menyebar maka dikatakan mempunyai presisi rendah. Presisi diindikasikan

Page 2: ling2 nddddddduuuuuttt

dengan penyebaran distribusi probabilitas. Distribusi yang sempit mempunyai

presisi tinggi dan sebaliknya. Ukuran presisi yang sering digunakan adalah

standar deviasi ( σ). Presisi tinggi nilai standar deviasinya kecil dan

sebaliknya.

Presisi tinggi Presisi rendah

Akurasi adalah derajat kedekatan pengukuran terhadap nilai

sebenarnya. Akurasi mencakup tidak hanya kesalahan acak, tetapi juga bias

yang disebabkan oleh kesalahan sistematik yang tidak terkoreksi. Jika tidak

ada bias kesalahan sistematik maka standar deviasi dapat dipakai untuk

menyatakan akurasi.

Gambar Salah Sistematik

Derajat ketidakpastian ( uncertainty)

Derajat ketidakpastian adalah selang nilai ukuran yang didalamnya

diprediksi kesalahan pengukuran telah tereduksi ( bab 6. Konsep

Pengukuran.pdf)

Page 3: ling2 nddddddduuuuuttt

Perhitungan standard error berbeda-beda tergantung pada

penduganya, misal untuk mean menggunakan standard error mean

(SE(mean)). Rumus SE(mean) adalah SE(mean) = Standar deviation/√(sample

size), ini menunjukkan bahwa nilai SE(mean) bergantung pada standard

deviation dan ukuran sample. Dari rumus tersebut dapat diketahui pula bahwa

nilai standard error akan turun apabila ukuran sample diperbanyak dan

variance atau standard deviation sample dikurangi. Oleh karena itu, standard

error dapat digunakan untuk menentukan dan mengontrol ukuran sample, hal

ini berbeda dengan standard deviation yang nilainya tidak dipengaruhi ukuran

sample.

Standard error dapat menunjukkan bagaimana tingkat fluktuasi dari

penduga atau statistic. Standard error juga dapat diintepretasikan seberapa

akurat penduga dalam menduga parameter (Rahmantya, 2009)

B. Masalah

1. Bagaimana tingkat presisi dan akurasi pada tiap-tiap orang yang melakukan

pengukuran ?

2. Dari 2 alat pengukuran yakni pipet bulk dan pipet tetes, manakah yang memilki

tingkat akurasi dan presisi yang lebih tinggi ?

3. Selain alat eksperimen, apakah ada faktor lain yang mempengaruhi presisi dan

akurasi dari suatu penelitian ?

C. Tujuan

a. Mengetahui tingkat akurasi dan presisi yang dimiliki seseorang

b. Mengetahui akurasi dan presisi dari alat pengukuran yaitu pipet tes, pipet bulk dan

penggaris

c. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi presisi dan akurasi dari suatu

pengamatan

Page 4: ling2 nddddddduuuuuttt

BAB II

METODEOLOGI Alat dan Bahan

a. Alat :

Kasus 1 :

Alat yang digunakan dalam kasus 1 adalah pipet tetes, pipet bulk, gelas

kimia, timbangan analitik, cawan petri, alat tulis

Kasus 2 :

Alat yang digunakan penggaris dan ubin

b. Bahan :Air

Cara kerja : Kasus 1

1. Sediakan alat-alat yang diperlukan untukpercobaan pada kasus 1.

2. Gelas kimia diisi oleh air

3. Cawan petri diletakkan diatas timbangan analitik dan dikalibrasi

4. Dilakukan pengmbilan air dengan menggunakan pipet tetes dan teteskan 5

tetes air ke dalam cawan petri

5. Dihitung massa air dan dicatat hsilnya

6. Lakukan percobaan tersebut sebanyak 5 kali percobaan

7. Lakukan percobaan yang sama dengan menggunakan pipet bulk

8. Dilakukan perhitungan mean dan standar deviasi dari setiap individu dan

group.

Kasus 2

1. Di ukur panjang dan lebar dari setiap 50 ubin

2. Dihitung luas dari setiap ubin

3. Ditentukan mean dan standar deviasi dari 50 ubin tersebut

Page 5: ling2 nddddddduuuuuttt

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

KASUS 1 Hasil percobaan pengetesan dengan menggunakan pipet tetes

Rata-rata, standar deviasi, dan standar error per-orang

PERCOBAAN YUNA RINNI NITARata-rata 0,224 0,270 0,334

Standar Deviasi 0,026 0,019 0,025

Standar Error 0,012 0,008 0,011

Tabel 1. Hasil rata-rata, standar deviasi dan standar error dari pengukuran per-orang dengan menggunakan pipet tetes dalam praktikum presisi dan akurasi

Hasil pengukuran dengan menggunakan pipet tetes didapatkan rata-rata yang paling tertinggi adalah pada pengukuran yang dilakukan oleh nita yaitu 0,334 dan yang terendah terdapat pada pengukuran yang dilakukan oleh yuna yakni 0,224. Untuk standar deviasi tertinggi berada pada pengukuran yang dilakukan yuna yaitu 0,026 dan deviasi terendah berada pada pengukuran yang dilakukan oleh rinni yakni 0,019. Berati tingkat presisi tertinggi terdapat pada pengukuran yang dilakukan oleh rinni. Standar error yang tertinggi berada pada pengukuran yang dilakukan oleh yuna yakni 0,012 dan yang terendah terdapat pada pengukuran yang dilakukan oleh rinni yakni 0,008 berati tingkat akurasi tertinggi terdapat pada rinni.

Rata-rata, standar deviasi dan standar error per kelompok :

Rata-rata0,276

Standar Deviasi0,052

Standar Error0, 013

Tabel 2. Hasil rata-rata, standar deviasi dan standar error dari pengukuran per-kelompok dengan menggunakan pipet tetes dalam praktikum presisi dan akurasi

Hasil pengkuran perkelompok didapatkan rata-rata 0,276; untuk standar

deviasi didapatkan 0,052 dan untuk standar errornya adalah 0,013

Page 6: ling2 nddddddduuuuuttt

Hasil percobaan dengan menggunakan pipet bulk’ Rata-rata, standar deviasi, dan standar error per-orang

PERCOBAAN RINNI YUNA NITARata-rata 0,364 0,364 0,342

Standar Deviasi 0,016 0,018 0,031Standar Error 0,007 0,008 0,013

Tabel 3. Hasil rata-rata, standar deviasi dan standar error dari pengukuran per-orang dengan menggunakan pipet tetes bulk praktikum presisi dan akurasi

Hasil pengukuran dengan menggunakan pipet bulk didapatkan rata-rata yang paling tertinggi adalah pada pengukuran yang dilakukan oleh rinni dan nita yaitu 0,364 dan yang terendah terdapat pada yuna yakni 0,342. Untuk standar deviasi tertinggi berada pada nita yaitu 0,031 dan deviasi terendah pada pengukuran yang dilakukan oleh rinni yaitu 0,016. Berati presisi tertinggi terletak pada pengukuran yang dilakukan oleh rinni. Standar error yang tertinggi berada pada pengukuran yang dilakukan oleh nita yakni 0,013 dan yang terendah terdapat pada pengukuran yang dilakukan oleh rinni yaitu 0,007.

Rata-rata dan Standar deviasi per kelompok :

Tabel 4. Hasil rata-rata, standar deviasi dan standar error dari pengukuran per-kelompok dengan menggunakan pipet tetes bulk praktikum presisi dan akurasi

Hasil pengkuran perkelompok didapatkan rata-rata 0,842; untuk standar deviasi didapatkan 0,024 dan untuk standar errornya adalah 0,006

KASUS 2 Tabel pengukuran panjang, lebar, luas, luas rata-rata dan standar

deviasi dari 50 ubin

Rata-rata 87569,08Standar Deviasi 497,93Standar Error 70,42

Tabel 5. Hasil rata-rata, standar deviasi dan standar error dari pengukuran 50 ubin dengan penggaris

Rata-rata0,842

Standar Deviasi0,024

Standar Error0,006

Page 7: ling2 nddddddduuuuuttt

Dari hasil pengukuran 50 ubin didapatkan rata-rata 87569,08; standar deviasinya 497,93 dan standar error nya adalah 70,42

B. Pembahasan

Pada tabel 1 dapat dilihat tingkat presisi dan akurasi dari setiap

pengukuran yang dilakukan setiap individu . Dari tabel tersebut dapat dilihat

tingkat presisi tertinggi terletak pengukuran yang dilakukan oleh rinni. Hal ini

dapat dilihat dari standar deviasinya paling kecil yakni 0,019 dibandingkan

hasil standar deviasi dari pengukuran yang dilakukan oleh nita. Dan yang

memiliki tingkat presisi yang paling buruk adalah pengukuran yang dilakukan

oleh yuna, dengan standar deviasi paling tinggi yakni 0,026. Standar deviasi

merupakan suatu patokan yang menunjukkan tingkat presisinya seseorang.

Semakin kecil standar deviasinya, maka semakin tinggi pula tingkat

presisinya. Hal ini sesuai dengan dasar teori pada bab 6. Konsep

Pengukuran.pdf. Lalu untuk tingkat akurasi, dapat dilihat akurasi tertinggi

didapatkanoleh rinni dengan nilai standar error yang paling kecil yakni 0,008.

Standar error menunjukkan tingkat akurasi dari suatu pengukuran, semakin

kecil nilai standar error, semakin tinggi tingkat akursi suatu pengukuran. hal

ini sesuai dengan apa yang dikemukakan di dasar teori oleh Rahmatya,

Krisna. 2009.

Pada tabel 2 dapat dilihat tingkat presisi dan akurasi dari setiap

pengukuran yang dilakukan setiap individu dengan menggunakan pipet bulk .

Dari tabel tersebut dapat dilihat tingkat presisi tertinggi terletak pengukuran

yang dilakukan oleh rinni. Hal ini dapat dilihat dari standar deviasinya paling

kecil yakni 0,016 dibandingkan hasil standar deviasi dari pengukuran yang

dilakukan oleh yuna yakni 0,018 . Dan yang memiliki tingkat presisi yang

paling buruk adalah pengukuran yang dilakukan oleh nita, dengan standar

deviasi paling tinggi yakni 0,031. Lalu untuk tingkat akurasi, dapat dilihat

akurasi tertinggi didapatkan oleh rinni dengan nilai standar error yang paling

Page 8: ling2 nddddddduuuuuttt

kecil yakni 0,007. Dan tingkat akuarsi terendah terdapat pada pengukuran

yang dilakukan oleh nita dengan nilai standar error tertinggi yakni 0,013.

Dari tabel 1 dan 3 dapat dilihat tingkat presisi dan akurasi tiap

individu. Ketidaktellitian dalam bekerja dapat menyebabkan human error

dalan pengukuran. Hal ini dapat diakibatkan dari tingkat kehandalan yang

dimiliki oleh setiap individu. Sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh

Prastawa, dkk.2008 “Manusia sebagai subjek dalam suatu sistem kerja

mempunyai keterbatasan yang menyebabkan terjadinya kesalahan (human

error). Dimana semakin tinggi keandalan manusia, maka semakin rendah

tingkat kesalahan yang dilakukannya”.

Lalu pada tabel 2 dan 4. Terdapat hasil pengukuran perkelompok. Dari

tabel 2 dan 4 dpat kita lihat tingkat presisi dan akurasi dari alat pengukuran

berupa pipet tetets dan pipet bulk. Ternyata, dari hasil yang didapatkan nilai

presisi yang tertinggi terdapat pada pengukuran yang dilakuakan dengan

menggunakan pipet bulk. Hal ini dapat dilihat pada hasil standar deviasi yang

didapat dari pengukuran dengan pipet bulk lebih rendah, yakni 0,024 daripada

standar deviasi pengukuran dengan menggunakan pipet tetes yakni 0,052.

Lalu untuk akurasi. Ternyata, dari hasil yang didapatkan nilai akuarsi yang

tertinggi terdapat pada pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan

pipet bulk. Hal ini dapat dilihat pada hasil standar error yang didapat dari

pengukuran dengan pipet bulk lebih rendah, yakni 0,006 daripada standar

error pengukuran dengan menggunakan pipet tetes yakni 0,013. Pipet bulb

merupakan pipet yang sudah dilengkapi dengan skala-skala yang biasanya

dibagi sampai dengan seper sepuluh bagian kapasitas maksimumnya. Dengan

adanya skala-skala ini, kita dapat mengukur cairan sampai dengan satuan

volume tertentu yang dikehendaki (Permandi, 2010)

Lalu pada tabel 5. Terdapat pengukuran 50 ubin yang menggunakan

penggaris biasa. Dari data pada tabel 5 dapat dilihat bahwa bahwa presisi dari

data tersebut sangat rendah. Didapat standar deviasi dari data tesebut

sangatlah besa yakni 497,93. Begitu juga dengan tingkat akurasinya yang

Page 9: ling2 nddddddduuuuuttt

rendah, hal ini dapat dilihat dari nilai standar errornya yang besar yakni 70,42.

Hal ini karena dari alat ukur yang digunakan berasal dari 2 penggaris yang

ukuran dan ketelitiannya belum tentu sama. Juga kesalahan dari manusia yang

tidak teliti dalam melakukan pengukuran tersebut. Baik dalam posisi

memandang garis pada setiap pengukuran ubin. Seperti yang dikemukakan

Ghozi, 2009. ” Ketika mengukur dengan menggunakan mistar, posisi mata

hendaknya diperhatikan dan berada di tempat yang tepat, yaitu terletak pada

garis yang tegak lurus mistarJika sampai mata berada diluar garis tersebut,

panjang benda yang terbaca bisa menjadi salah. Bisa saja benda akan

terbaca lebih besar atau lebih kecil dari nilai yang sebenarnya. Akibat dari

hal ini adalah terjadinya kesalahan dalam pengukuran yang biasa disebut

kesalahan paralaks.

BAB IV

Page 10: ling2 nddddddduuuuuttt

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Presisi dan akurasi tertinggi saat pengukuran dengan pipit tetes

dan pipet bulb diperoleh oleh rinni dengan standar deviasi dan

standar error terendah dari nita dan yuna.

2. Presisi pipet bulb lebih tinggi daripada presisi pipet tetes

dengan standar deviasi 0,024

3. Akurasi pipet bulb lebih tinggi daripada presisi pipet tetes

dengan standar errornya 0,006

4. Penggaris memiliki tingkat presisi dan akurasi yang rendah

dengan standar deviasi 497,93 dan standar errornya 70,42dari

pengukuran 50 ubin

5. Tingakt presisi dan akursi data di pengaruhi dari ketelitian dan

keakuratan alat yang digunakan serta dari orang yang

melakukan pengukuran ( kehandalan dan posisi mata dalam

mengukur).

B. DAFTAR PUSTAKA

Anonim, tanpa tahun. Precision and Accuracy

.http://www

.worsleyschool.net/science/files/precision/andaccuracy.html

(25 Oktober 2010)

Ghozi, 2009. Ketidakpastian Pengukuran. http://www.

geofacts.co.cc/2008/10/ketidakpastian-pengukuran.html (12

November 2010)

Permandi, Andi. 2010. Materi Pengenalan Alat.

http://andimpermadi.blogspot.com/2010/07/materi-i-

pengenalan-alat.html. (12 November 2010)

Page 11: ling2 nddddddduuuuuttt

Prastawa, dkk.2008. Analisa Pengukuran Keandalan Manusia

(Human Reliability Assessment) pada Pilot Penerbangan

Komersial saat Fase Take-Off dan Landing.

http://eprints.undip.ac.id/7045/ (12 November 2010)

Rahmantya, Krisna. 2009. Statistic for All. http://statforall.

blogspot.com/2009/02/standard-error.html (25 Oktober

2010)

Riyanto, Yatim.1996. Penelitian Eksperimen. http://www.penalaran-

unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/160-penelitian-

eksperimen.html (diakses tanggal 20 Oktober 2010)

bab 6. Konsep Pengukuran.pdf (21 oktober 2010)

LAMPIRAN

Hasil percobaan pengukuran volume airdengan menggunakan pipet tetes

PERCOBAAN YUNA RINNI NITA1 0,2 0,29 0,292 0,22 0,25 0,343 0,24 0,25 0,354 0,2 0,28 0,355 0,26 0,28 0,34

Rata-rata 0,224 0,270 0,334Standar Deviasi 0,026 0,019 0,025

Standar Error 0,012 0,008 0,011

Hasil percobaan pengukuran volume airdengan menggunakan pipet bulb

PERCOBAAN RINNI YUNA NITA1 0,35 0,39 0,292 0,35 0,36 0,373 0,37 0,37 0,354 0,36 0,34 0,345 0,39 0,36 0,36

Page 12: ling2 nddddddduuuuuttt

Rata-rata 0,364 0, 364 0,342Standar Deviasi 0,016 0,018 0,031Standar Error 0,007 0,008 0,013

Hasil pengukuran panjang dan lebar dari 50 ubin dengan menggunakan penggaris

Nopanjang

(mm)lebar (mm) luas (mm2)

1 297 297 88209 639,92 409497,60642 295 295 87025 -544,08 296023,04643 296 295 87320 -249,08 62040,84644 294 295 86730 -839,08 704055,24645 295 294 86730 -839,08 704055,24646 295 296 87320 -249,08 62040,84647 296 295 87320 -249,08 62040,84648 295 295 87025 -544,08 296023,04649 296 297 87912 342,92 117594,1264

10 295 295 87025 -544,08 296023,046411 297 297 88209 639,92 409497,606412 295 296 87320 -249,08 62040,846413 297 296 87912 342,92 117594,126414 296 297 87912 342,92 117594,126415 296 295 87320 -249,08 62040,846416 296 295 87320 -249,08 62040,846417 296 294 87024 -545,08 297112,206418 295 295 87025 -544,08 296023,046419 296 295 87320 -249,08 62040,846420 295 295 87025 -544,08 296023,046421 296 296 87616 46,92 2201,486422 296 296 87616 46,92 2201,486423 298 297 88506 936,92 877819,086424 295 295 87025 -544,08 296023,046425 297 296 87912 342,92 117594,126426 297 296 87912 342,92 117594,126427 297 298 88506 936,92 877819,086428 295 295 87025 -544,08 296023,046429 296 296 87616 46,92 2201,486430 295 294 86730 -839,08 704055,246431 296 296 87616 46,92 2201,486432 295 294 86730 -839,08 704055,246433 297 297 88209 639,92 409497,606434 296 297 87912 342,92 117594,1264

Page 13: ling2 nddddddduuuuuttt

35 296 296 87616 46,92 2201,486436 296 296 87616 46,92 2201,486437 295 297 87615 45,92 2108,646438 297 297 88209 639,92 409497,606439 297 297 88209 639,92 409497,606440 298 295 87910 340,92 116226,446441 298 297 88506 936,92 877819,086442 298 296 88208 638,92 408218,766443 296 298 88208 638,92 408218,766444 295 297 87615 45,92 2108,646445 296 296 87616 46,92 2201,486446 296 296 87616 46,92 2201,486447 296 295 87320 -249,08 62040,846448 296 295 87320 -249,08 62040,846449 295 296 87320 -249,08 62040,846450 296 296 87616 46,92 2201,4864

Rata-rata 87569,08

Standar Deviasi 497,93

Standar Error 70,42