ling2 nddddddduuuuuttt
-
Upload
nita-juniar -
Category
Documents
-
view
93 -
download
1
Transcript of ling2 nddddddduuuuuttt
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti
didalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam penelitian, dilakukan pengukuran
terhadap variabel-variabel terikat dan variabel bebas untuk memecahkan masalah.
Dalam melakukan pengukuran diperlukan suatu ketelitian agar hasil yang diharapkan
dapat maksimal (Riyanto, 1996). Di setiap melakukan pengukuran, selalu saja terdapat
error pada hasil pengukuran tersebut, kita akan mendapatkan hasil yang tidak benar-
benar sama dari beberapa kali pengulangan. Hasi dari beberapa pengulangan akan
memberikan hasil yang mendekati angka sebenarnya. Hal tersebut dapat dikatakan
presisi.
Dalam praktikum kali ini, kami melakukan percobaan yang dilakukan untuk
menguji tingkat presisi dan akurasi pada suatu alat pengukuran. Diharapkan dari hasil
praktikum ini didapatkan perbandingan tingkat presisi dan akurasi dari alat.
Keandalan Pengukuran (Reliability of Measurement)
Beberapa istilah yang digunakan untuk menyatakan keandalan pengukuran
adalah presisi (precision) dan akurasi (accu acy). The precision of a measurement
describes the units you used to measure something. For example, you might
describe your height as 'about 6 feet'. That wouldn't be very precise. If however
you said that you were '74 inches tall', that would be more precise. The accuracy
of a measurement describes how close it is to the 'real' value. This real value need
not be very precise; it just needs to be the 'accepted correct value'.
(Anonim, tanpa tahun. http://www.worsleyschool.net/scie nce/files/precision
/andaccuracy.html).
Presisi adalah derajat kedekatan kesamaan pengukuran antara satu
dengan lainnya. Jika hasil pengukuran saling berdekatan (mengumpul) maka
dikatakan mempunyai presisi tinggi dan sebaliknya jika hasil pengukuran
menyebar maka dikatakan mempunyai presisi rendah. Presisi diindikasikan
dengan penyebaran distribusi probabilitas. Distribusi yang sempit mempunyai
presisi tinggi dan sebaliknya. Ukuran presisi yang sering digunakan adalah
standar deviasi ( σ). Presisi tinggi nilai standar deviasinya kecil dan
sebaliknya.
Presisi tinggi Presisi rendah
Akurasi adalah derajat kedekatan pengukuran terhadap nilai
sebenarnya. Akurasi mencakup tidak hanya kesalahan acak, tetapi juga bias
yang disebabkan oleh kesalahan sistematik yang tidak terkoreksi. Jika tidak
ada bias kesalahan sistematik maka standar deviasi dapat dipakai untuk
menyatakan akurasi.
Gambar Salah Sistematik
Derajat ketidakpastian ( uncertainty)
Derajat ketidakpastian adalah selang nilai ukuran yang didalamnya
diprediksi kesalahan pengukuran telah tereduksi ( bab 6. Konsep
Pengukuran.pdf)
Perhitungan standard error berbeda-beda tergantung pada
penduganya, misal untuk mean menggunakan standard error mean
(SE(mean)). Rumus SE(mean) adalah SE(mean) = Standar deviation/√(sample
size), ini menunjukkan bahwa nilai SE(mean) bergantung pada standard
deviation dan ukuran sample. Dari rumus tersebut dapat diketahui pula bahwa
nilai standard error akan turun apabila ukuran sample diperbanyak dan
variance atau standard deviation sample dikurangi. Oleh karena itu, standard
error dapat digunakan untuk menentukan dan mengontrol ukuran sample, hal
ini berbeda dengan standard deviation yang nilainya tidak dipengaruhi ukuran
sample.
Standard error dapat menunjukkan bagaimana tingkat fluktuasi dari
penduga atau statistic. Standard error juga dapat diintepretasikan seberapa
akurat penduga dalam menduga parameter (Rahmantya, 2009)
B. Masalah
1. Bagaimana tingkat presisi dan akurasi pada tiap-tiap orang yang melakukan
pengukuran ?
2. Dari 2 alat pengukuran yakni pipet bulk dan pipet tetes, manakah yang memilki
tingkat akurasi dan presisi yang lebih tinggi ?
3. Selain alat eksperimen, apakah ada faktor lain yang mempengaruhi presisi dan
akurasi dari suatu penelitian ?
C. Tujuan
a. Mengetahui tingkat akurasi dan presisi yang dimiliki seseorang
b. Mengetahui akurasi dan presisi dari alat pengukuran yaitu pipet tes, pipet bulk dan
penggaris
c. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi presisi dan akurasi dari suatu
pengamatan
BAB II
METODEOLOGI Alat dan Bahan
a. Alat :
Kasus 1 :
Alat yang digunakan dalam kasus 1 adalah pipet tetes, pipet bulk, gelas
kimia, timbangan analitik, cawan petri, alat tulis
Kasus 2 :
Alat yang digunakan penggaris dan ubin
b. Bahan :Air
Cara kerja : Kasus 1
1. Sediakan alat-alat yang diperlukan untukpercobaan pada kasus 1.
2. Gelas kimia diisi oleh air
3. Cawan petri diletakkan diatas timbangan analitik dan dikalibrasi
4. Dilakukan pengmbilan air dengan menggunakan pipet tetes dan teteskan 5
tetes air ke dalam cawan petri
5. Dihitung massa air dan dicatat hsilnya
6. Lakukan percobaan tersebut sebanyak 5 kali percobaan
7. Lakukan percobaan yang sama dengan menggunakan pipet bulk
8. Dilakukan perhitungan mean dan standar deviasi dari setiap individu dan
group.
Kasus 2
1. Di ukur panjang dan lebar dari setiap 50 ubin
2. Dihitung luas dari setiap ubin
3. Ditentukan mean dan standar deviasi dari 50 ubin tersebut
BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
KASUS 1 Hasil percobaan pengetesan dengan menggunakan pipet tetes
Rata-rata, standar deviasi, dan standar error per-orang
PERCOBAAN YUNA RINNI NITARata-rata 0,224 0,270 0,334
Standar Deviasi 0,026 0,019 0,025
Standar Error 0,012 0,008 0,011
Tabel 1. Hasil rata-rata, standar deviasi dan standar error dari pengukuran per-orang dengan menggunakan pipet tetes dalam praktikum presisi dan akurasi
Hasil pengukuran dengan menggunakan pipet tetes didapatkan rata-rata yang paling tertinggi adalah pada pengukuran yang dilakukan oleh nita yaitu 0,334 dan yang terendah terdapat pada pengukuran yang dilakukan oleh yuna yakni 0,224. Untuk standar deviasi tertinggi berada pada pengukuran yang dilakukan yuna yaitu 0,026 dan deviasi terendah berada pada pengukuran yang dilakukan oleh rinni yakni 0,019. Berati tingkat presisi tertinggi terdapat pada pengukuran yang dilakukan oleh rinni. Standar error yang tertinggi berada pada pengukuran yang dilakukan oleh yuna yakni 0,012 dan yang terendah terdapat pada pengukuran yang dilakukan oleh rinni yakni 0,008 berati tingkat akurasi tertinggi terdapat pada rinni.
Rata-rata, standar deviasi dan standar error per kelompok :
Rata-rata0,276
Standar Deviasi0,052
Standar Error0, 013
Tabel 2. Hasil rata-rata, standar deviasi dan standar error dari pengukuran per-kelompok dengan menggunakan pipet tetes dalam praktikum presisi dan akurasi
Hasil pengkuran perkelompok didapatkan rata-rata 0,276; untuk standar
deviasi didapatkan 0,052 dan untuk standar errornya adalah 0,013
Hasil percobaan dengan menggunakan pipet bulk’ Rata-rata, standar deviasi, dan standar error per-orang
PERCOBAAN RINNI YUNA NITARata-rata 0,364 0,364 0,342
Standar Deviasi 0,016 0,018 0,031Standar Error 0,007 0,008 0,013
Tabel 3. Hasil rata-rata, standar deviasi dan standar error dari pengukuran per-orang dengan menggunakan pipet tetes bulk praktikum presisi dan akurasi
Hasil pengukuran dengan menggunakan pipet bulk didapatkan rata-rata yang paling tertinggi adalah pada pengukuran yang dilakukan oleh rinni dan nita yaitu 0,364 dan yang terendah terdapat pada yuna yakni 0,342. Untuk standar deviasi tertinggi berada pada nita yaitu 0,031 dan deviasi terendah pada pengukuran yang dilakukan oleh rinni yaitu 0,016. Berati presisi tertinggi terletak pada pengukuran yang dilakukan oleh rinni. Standar error yang tertinggi berada pada pengukuran yang dilakukan oleh nita yakni 0,013 dan yang terendah terdapat pada pengukuran yang dilakukan oleh rinni yaitu 0,007.
Rata-rata dan Standar deviasi per kelompok :
Tabel 4. Hasil rata-rata, standar deviasi dan standar error dari pengukuran per-kelompok dengan menggunakan pipet tetes bulk praktikum presisi dan akurasi
Hasil pengkuran perkelompok didapatkan rata-rata 0,842; untuk standar deviasi didapatkan 0,024 dan untuk standar errornya adalah 0,006
KASUS 2 Tabel pengukuran panjang, lebar, luas, luas rata-rata dan standar
deviasi dari 50 ubin
Rata-rata 87569,08Standar Deviasi 497,93Standar Error 70,42
Tabel 5. Hasil rata-rata, standar deviasi dan standar error dari pengukuran 50 ubin dengan penggaris
Rata-rata0,842
Standar Deviasi0,024
Standar Error0,006
Dari hasil pengukuran 50 ubin didapatkan rata-rata 87569,08; standar deviasinya 497,93 dan standar error nya adalah 70,42
B. Pembahasan
Pada tabel 1 dapat dilihat tingkat presisi dan akurasi dari setiap
pengukuran yang dilakukan setiap individu . Dari tabel tersebut dapat dilihat
tingkat presisi tertinggi terletak pengukuran yang dilakukan oleh rinni. Hal ini
dapat dilihat dari standar deviasinya paling kecil yakni 0,019 dibandingkan
hasil standar deviasi dari pengukuran yang dilakukan oleh nita. Dan yang
memiliki tingkat presisi yang paling buruk adalah pengukuran yang dilakukan
oleh yuna, dengan standar deviasi paling tinggi yakni 0,026. Standar deviasi
merupakan suatu patokan yang menunjukkan tingkat presisinya seseorang.
Semakin kecil standar deviasinya, maka semakin tinggi pula tingkat
presisinya. Hal ini sesuai dengan dasar teori pada bab 6. Konsep
Pengukuran.pdf. Lalu untuk tingkat akurasi, dapat dilihat akurasi tertinggi
didapatkanoleh rinni dengan nilai standar error yang paling kecil yakni 0,008.
Standar error menunjukkan tingkat akurasi dari suatu pengukuran, semakin
kecil nilai standar error, semakin tinggi tingkat akursi suatu pengukuran. hal
ini sesuai dengan apa yang dikemukakan di dasar teori oleh Rahmatya,
Krisna. 2009.
Pada tabel 2 dapat dilihat tingkat presisi dan akurasi dari setiap
pengukuran yang dilakukan setiap individu dengan menggunakan pipet bulk .
Dari tabel tersebut dapat dilihat tingkat presisi tertinggi terletak pengukuran
yang dilakukan oleh rinni. Hal ini dapat dilihat dari standar deviasinya paling
kecil yakni 0,016 dibandingkan hasil standar deviasi dari pengukuran yang
dilakukan oleh yuna yakni 0,018 . Dan yang memiliki tingkat presisi yang
paling buruk adalah pengukuran yang dilakukan oleh nita, dengan standar
deviasi paling tinggi yakni 0,031. Lalu untuk tingkat akurasi, dapat dilihat
akurasi tertinggi didapatkan oleh rinni dengan nilai standar error yang paling
kecil yakni 0,007. Dan tingkat akuarsi terendah terdapat pada pengukuran
yang dilakukan oleh nita dengan nilai standar error tertinggi yakni 0,013.
Dari tabel 1 dan 3 dapat dilihat tingkat presisi dan akurasi tiap
individu. Ketidaktellitian dalam bekerja dapat menyebabkan human error
dalan pengukuran. Hal ini dapat diakibatkan dari tingkat kehandalan yang
dimiliki oleh setiap individu. Sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh
Prastawa, dkk.2008 “Manusia sebagai subjek dalam suatu sistem kerja
mempunyai keterbatasan yang menyebabkan terjadinya kesalahan (human
error). Dimana semakin tinggi keandalan manusia, maka semakin rendah
tingkat kesalahan yang dilakukannya”.
Lalu pada tabel 2 dan 4. Terdapat hasil pengukuran perkelompok. Dari
tabel 2 dan 4 dpat kita lihat tingkat presisi dan akurasi dari alat pengukuran
berupa pipet tetets dan pipet bulk. Ternyata, dari hasil yang didapatkan nilai
presisi yang tertinggi terdapat pada pengukuran yang dilakuakan dengan
menggunakan pipet bulk. Hal ini dapat dilihat pada hasil standar deviasi yang
didapat dari pengukuran dengan pipet bulk lebih rendah, yakni 0,024 daripada
standar deviasi pengukuran dengan menggunakan pipet tetes yakni 0,052.
Lalu untuk akurasi. Ternyata, dari hasil yang didapatkan nilai akuarsi yang
tertinggi terdapat pada pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan
pipet bulk. Hal ini dapat dilihat pada hasil standar error yang didapat dari
pengukuran dengan pipet bulk lebih rendah, yakni 0,006 daripada standar
error pengukuran dengan menggunakan pipet tetes yakni 0,013. Pipet bulb
merupakan pipet yang sudah dilengkapi dengan skala-skala yang biasanya
dibagi sampai dengan seper sepuluh bagian kapasitas maksimumnya. Dengan
adanya skala-skala ini, kita dapat mengukur cairan sampai dengan satuan
volume tertentu yang dikehendaki (Permandi, 2010)
Lalu pada tabel 5. Terdapat pengukuran 50 ubin yang menggunakan
penggaris biasa. Dari data pada tabel 5 dapat dilihat bahwa bahwa presisi dari
data tersebut sangat rendah. Didapat standar deviasi dari data tesebut
sangatlah besa yakni 497,93. Begitu juga dengan tingkat akurasinya yang
rendah, hal ini dapat dilihat dari nilai standar errornya yang besar yakni 70,42.
Hal ini karena dari alat ukur yang digunakan berasal dari 2 penggaris yang
ukuran dan ketelitiannya belum tentu sama. Juga kesalahan dari manusia yang
tidak teliti dalam melakukan pengukuran tersebut. Baik dalam posisi
memandang garis pada setiap pengukuran ubin. Seperti yang dikemukakan
Ghozi, 2009. ” Ketika mengukur dengan menggunakan mistar, posisi mata
hendaknya diperhatikan dan berada di tempat yang tepat, yaitu terletak pada
garis yang tegak lurus mistarJika sampai mata berada diluar garis tersebut,
panjang benda yang terbaca bisa menjadi salah. Bisa saja benda akan
terbaca lebih besar atau lebih kecil dari nilai yang sebenarnya. Akibat dari
hal ini adalah terjadinya kesalahan dalam pengukuran yang biasa disebut
kesalahan paralaks.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Presisi dan akurasi tertinggi saat pengukuran dengan pipit tetes
dan pipet bulb diperoleh oleh rinni dengan standar deviasi dan
standar error terendah dari nita dan yuna.
2. Presisi pipet bulb lebih tinggi daripada presisi pipet tetes
dengan standar deviasi 0,024
3. Akurasi pipet bulb lebih tinggi daripada presisi pipet tetes
dengan standar errornya 0,006
4. Penggaris memiliki tingkat presisi dan akurasi yang rendah
dengan standar deviasi 497,93 dan standar errornya 70,42dari
pengukuran 50 ubin
5. Tingakt presisi dan akursi data di pengaruhi dari ketelitian dan
keakuratan alat yang digunakan serta dari orang yang
melakukan pengukuran ( kehandalan dan posisi mata dalam
mengukur).
B. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, tanpa tahun. Precision and Accuracy
.http://www
.worsleyschool.net/science/files/precision/andaccuracy.html
(25 Oktober 2010)
Ghozi, 2009. Ketidakpastian Pengukuran. http://www.
geofacts.co.cc/2008/10/ketidakpastian-pengukuran.html (12
November 2010)
Permandi, Andi. 2010. Materi Pengenalan Alat.
http://andimpermadi.blogspot.com/2010/07/materi-i-
pengenalan-alat.html. (12 November 2010)
Prastawa, dkk.2008. Analisa Pengukuran Keandalan Manusia
(Human Reliability Assessment) pada Pilot Penerbangan
Komersial saat Fase Take-Off dan Landing.
http://eprints.undip.ac.id/7045/ (12 November 2010)
Rahmantya, Krisna. 2009. Statistic for All. http://statforall.
blogspot.com/2009/02/standard-error.html (25 Oktober
2010)
Riyanto, Yatim.1996. Penelitian Eksperimen. http://www.penalaran-
unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/160-penelitian-
eksperimen.html (diakses tanggal 20 Oktober 2010)
bab 6. Konsep Pengukuran.pdf (21 oktober 2010)
LAMPIRAN
Hasil percobaan pengukuran volume airdengan menggunakan pipet tetes
PERCOBAAN YUNA RINNI NITA1 0,2 0,29 0,292 0,22 0,25 0,343 0,24 0,25 0,354 0,2 0,28 0,355 0,26 0,28 0,34
Rata-rata 0,224 0,270 0,334Standar Deviasi 0,026 0,019 0,025
Standar Error 0,012 0,008 0,011
Hasil percobaan pengukuran volume airdengan menggunakan pipet bulb
PERCOBAAN RINNI YUNA NITA1 0,35 0,39 0,292 0,35 0,36 0,373 0,37 0,37 0,354 0,36 0,34 0,345 0,39 0,36 0,36
Rata-rata 0,364 0, 364 0,342Standar Deviasi 0,016 0,018 0,031Standar Error 0,007 0,008 0,013
Hasil pengukuran panjang dan lebar dari 50 ubin dengan menggunakan penggaris
Nopanjang
(mm)lebar (mm) luas (mm2)
1 297 297 88209 639,92 409497,60642 295 295 87025 -544,08 296023,04643 296 295 87320 -249,08 62040,84644 294 295 86730 -839,08 704055,24645 295 294 86730 -839,08 704055,24646 295 296 87320 -249,08 62040,84647 296 295 87320 -249,08 62040,84648 295 295 87025 -544,08 296023,04649 296 297 87912 342,92 117594,1264
10 295 295 87025 -544,08 296023,046411 297 297 88209 639,92 409497,606412 295 296 87320 -249,08 62040,846413 297 296 87912 342,92 117594,126414 296 297 87912 342,92 117594,126415 296 295 87320 -249,08 62040,846416 296 295 87320 -249,08 62040,846417 296 294 87024 -545,08 297112,206418 295 295 87025 -544,08 296023,046419 296 295 87320 -249,08 62040,846420 295 295 87025 -544,08 296023,046421 296 296 87616 46,92 2201,486422 296 296 87616 46,92 2201,486423 298 297 88506 936,92 877819,086424 295 295 87025 -544,08 296023,046425 297 296 87912 342,92 117594,126426 297 296 87912 342,92 117594,126427 297 298 88506 936,92 877819,086428 295 295 87025 -544,08 296023,046429 296 296 87616 46,92 2201,486430 295 294 86730 -839,08 704055,246431 296 296 87616 46,92 2201,486432 295 294 86730 -839,08 704055,246433 297 297 88209 639,92 409497,606434 296 297 87912 342,92 117594,1264
35 296 296 87616 46,92 2201,486436 296 296 87616 46,92 2201,486437 295 297 87615 45,92 2108,646438 297 297 88209 639,92 409497,606439 297 297 88209 639,92 409497,606440 298 295 87910 340,92 116226,446441 298 297 88506 936,92 877819,086442 298 296 88208 638,92 408218,766443 296 298 88208 638,92 408218,766444 295 297 87615 45,92 2108,646445 296 296 87616 46,92 2201,486446 296 296 87616 46,92 2201,486447 296 295 87320 -249,08 62040,846448 296 295 87320 -249,08 62040,846449 295 296 87320 -249,08 62040,846450 296 296 87616 46,92 2201,4864
Rata-rata 87569,08
Standar Deviasi 497,93
Standar Error 70,42