Ling Hijau Kinar p3b

7
Oleh : Kinaryossy Diva Ametishya Kelas PIIIB Sekolah Gracia

Transcript of Ling Hijau Kinar p3b

Oleh : Kinaryossy Diva Ametishya

Kelas PIIIB Sekolah Gracia Lingkungan yang Hijau

Halo!! Namaku Kinaryossy Diva Ametishya. Umurku 9 tahun dan sekarang duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar di Sekolah Gracia, jalan Taman Permata Raya A12 nomer 009 Lippokarawaci, kabupaten Tangerang, propinsi Banten. Aku tinggal di Taman Permata Parahyangan VI nomer 36 Lippo Karawaci. Sekarang aku akan menceritakan tentang tempat tinggalku yang hijau. Di Lippo Karawaci banyak sekali pohon. Kebanyakan pohonnya besar dan tinggi. Tumbuh di sepanjang jalan. Lahan kosong penuh pohon besar, rindang dan berusia tua. Juga terdapat tempat pembibitan pohon buah-buahan dan tanaman langka.

Penduduknya sadar akan penghijauan dan ikut menanam pohon serta mengganti dengan pohon yang baru jika ada pohon yang harus ditebang karena pembangunan.

Udara di Lippo Karawaci jauh dari polusi udara. Setiap hari ketika aku bangun pagi, aku menghirup udara yang bersih, sejuk, dan segar. Juga terhindar dari bau yang menyengat karena tidak ada sampah yang menumpuk serta pembuangan limbah rumah tangga di selokan berjalan lancar menuju pembuangan akhir. Oleh karena itu aku dan keluargaku betah tinggal di Lippo Karawaci.

Area tempat tinggalku juga tertata rapi dan bersih. Tidak ada sampah berserakan. Setiap hari petugas penyapu jalan menjalankan tugasnya dengan baik. Demikian juga dengan sampah rumah tangga yang setiap hari diangkut oleh kendaraan pengangkut sampah. Rumput liar dan daun pohon yang terlalu rimbun setiap bulan dipotong.

Pada musim hujan tidak ada warga yang khawatir akan banjir. Penghijauan membuat air hujan diserap oleh tanah dengan baik. Demikian juga dengan aliran air di selokan kecil maupun besar yang mengalir lancar tanpa hambatan, sehingga tidak ada luapan air.

Persediaan air bersih di alam sangat terbatas. Apalagi dengan bertambahnya jumlah penduduk bumi, yang juga terjadi di lingkunganku mengakibatkan sumber air menipis. Di Lippo Karawaci terdapat pengolahan air kotor menjadi air bersih. Cara yang terbaik dan bersikap bagi warga adalah bijak dan efisien dalam menggunakan komodoiti yang sangat berharga ini, karena air adalah sumber kehiduan kita. Limpahan air limbah Lippo Karawaci digunakan kembali untuk penyiraman lansekap atau taman di lingkungan dan pengisian ulang lapisan air tanah.

Pohon memberikan kita oksigen yang berharga untuk bernapas. Pohon juga mengurangi polusi yang semakin banyak di udara dengan cara menyerap karbon dioksida. Setiap hari pohon membutuhkan air setiap harinya. Dengan mengurangi akibat polusi dan mencegah banjir, adalah sangat indah jika kita menanam pohon untuk membantu alam. Walaupun kecil dan sederhana namun sangat berguna bagi lingkungan dan semua mahluk hidup di sekitar kita untuk mendapatkan hidup sehat dan kehidupan yang lebih baik.

Dalam sesi wawancara dengan bapak Arthur Felix Kalesaran dari Town Management Lippo Village, beliau menjelaskan mengenai program Lippo Village sehubungan dengan Penghijauan lingkungan dalam menghadapi pemanasan global, "Kepedulian 1 orang terhadap lingkungan akan mempengaruhi semua orang secara keseluruhan; demikian pula sebaliknya, ketidakpedulian sesearang akan berpengaruh terhadap semua orang. Kita bisa muiai dari 1 orang yang peduli, berkembang menjadi 10 orang, hingga 100 orang, bahkan 1000 orang"

la mengungkapkan bahwa dengan prinsip itu Lippo Village Group berinisitatif untuk menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan. "Sebenarnya jauh sebelum krisis tahun 2009, Lippo Village telah diarahkan untuk menjadi kota ramah lingkungan. Kita telah lama terus mengingatkan dan mengedukasi warga akan pentingnya sadar lingkungan," ucapnya. Salah satu bentuknya adalah pendaur-ulangan dalam bentuk pemisahan sampah organik dan non organik, dimana nantinya sampah organik akan didaur ulang menjadi pupuk dan lain sebagainya. Dalam hal ini Lippo Village terus mengedukasi warga agar tidak hanya terbiasa memisahkan sampahnya, namun juga lebih memperhatikan pemakaian listrik dan air. "Saat di rumah, perhatikan kapan lampu mulai dinyalakan dan dimatikan. Bila kita lihat lampu menyala tapi tidak ada orang lain yang memakainya, segeralah matikan. Ajaklah anak-anak untuk terlibat dalam hal ini. Demikian pula saat di kantor, bila hendak keluar ruangan, biasakan mematikan lampu dan AC. Air juga harus dijaga, jangan sampai ada pipa bocor dan air mengalir begitu saja," demikian himbaunya.

Disamping itu, beliau juga mengingatkan akan pentingnya rumah tinggal yang ramah lingkungan. "Rumah saya banyak kacanya, jadi kalau pagi lampu di dalam dan di luar dimatikan, cahaya tetap leluasa masuk ke dalam rumah. AC juga dimatlkan saat pagi dan pintu utama rumah biasanya dibuka sehingga udara pagi bisa masuk, tapi akses masuk hanya dikunci dengan pintu dari ukiran besi. Selain itu saya tanam banyak pepohonan di pagar agar bisa menyerap asap mobil," ujarnya serius. Untuk kedepannya, ia menekankan, "Kita harus terus mencari terobosan-terobosan baru menghadapi masalah lingkungan. Karena kita harus ingat, bahwa ini bukan untuk kelangsungan hidup kita, melainkan demi anak-anak dan cucu kita."

Dari pembahasan dan wawancara diatas, marilah kita mulai dari diri sendiri, mulai dari sekarang dan mulai dari hal yang kecil atau dikenal dengan 3M untuk menghijaukan lingkungan kita. Sumbangkan satu anak satu tanaman untuk bumi kita yang semakin tandus ini. Menyambut hari Lingkungan Hidup pada tanggal 5 Juni, tanam pohon disekitar kita untuk masa depan.sekarang dan seterusnya!