Line Alba Cheek Biting
-
Upload
dhanty-widyanisita -
Category
Documents
-
view
2.333 -
download
193
description
Transcript of Line Alba Cheek Biting
LINEA ALBA (pada rongga mulut)
A. Definisi
Linea alba merupakan alur horizontal pada mukosa setinggi bidang oklusal, meluas dari lip commissure sampai gigi posterior, biasanya berhubungan dengan tekanan, iritasi friksional, atau sucking trauma.
Berupa garis putih yang lateral akibat dari hyperkeratosis trauma jaringan dari hasil gesekan gigi yang berdekatan dan sesuai dengan konfigurasi gigi di daerah ini. gesekakn gigi-gigi ini dapat menyebakan perubahan-perubahan epitel yang menebal dan terdiri dari jaringan hiperkeratotik.
Terjadi pada individu yang memiliki susunan gigi yang posisinya tidak normal, patah, berjejal, atau keluar dari lengkung rahang ke arah pipi sehingga menyebabkan pipi bagian dalam sering bergesekan dengan gigi atau tidak sengaja tergigit maka lama kelamaan dapat timbul garis putih. Garis tersebut akibat friksi (gesekan) dengan gigi yang sesungguhnya hanya merupakan pembentukan jaringan keratin yang berlebihan. (disebut cheek biting)
B. Etiologi
variasi dalam diet (pola makan) dan kebersihan mulut
frekuensi kontak gesekan dengan makanan dan gigi
efek dari merokok, tekstur makanan dan penyebab iritasi lainnya
iritasi---> penebalan epitel (hiperkeratotik)---> respon gesekan pada gigi
C. Gambaran klinis
asimptomatik
umumnya bilateral
lebih sering pada individu dengan reduced overjet pada gigi posterior
terbatas pada rahang yang bergigi
tidak dapat dihapus
D. Penanganan
tidak perlu perawatan
penyebabnya dihilangkan
E. Pemeriksaan penunjang
Test diagnostic, berdasarkan gambaran klinis
Biopsi, sangat jarang dilakukan, kecuali memiliki gambaran aptikal atau diagnosisnya tidak pasti
F. Gambar
Linea Alba
Linea alba adalah suatu perubahan yang sering terjadi pada mukosa bukal yang berhubungan dengan adanya penekanan, iritasi friksional akibat gesekan, atau trauma pada bagian muka gigi karena kebiasaan menghisap (sucking trauma). Sesuai dengan namanya, perubahan yang terjadi terdiri atas garis putih yang (biasanya) bilateral. Linea alba terletak pada mukosa bukal setinggi dengan bidang oklusi gigi yang di dekatnya. Garis yang terbentuk lebih terlihat jelas pada mukosa bukal yang berbatasan dengan gigi posterior. Tidak ada terapi yang dibutuhkan dan tidak terdapat komplikasi dari kejadian ini.
Morsicatio Buccarum
Morsicatio berasal dari bahasa latin yang berarti gigitan. Kebiasaan
menggigit-gigit kronis bias mengakibatkan terbentuknya lesi yang paling
sering terletak di mukosa bukal dan dapat ditemukan juga pada mukosa
labial dan batas lateral lidah. Prevalensi morsicatio buccarum lebih tinggi
pada orang-orang yang mengalami stress atau dengan masalah
psikologis.
Lesi morsicatio buccarum biasanya ditemukan bilateral pada mukosa
bukal disertai lesi pada bibir dan lidah, atau bisa juga ditemukan hanya
pada bibir atau libal, dah. Lesi yang terbentuk tebal, seperti area parut
berwarna putih (tidak rata) yang biasa disertai dengan eritema, erosi,
aatau ulserasi fokal traumatik. Mukosa yang mengalami perubahan
biasanya terletak di tengah anterior mukosa bukal di sepanjang bidang
oklusi. Lesi yang besar bisa terbentuk melebar ke arah atas atau bawah
bidang oklusi pada pasien yang memiliki kebiasaan menekan pipi ke arah
antara gigi dengan menggunakan jari.
Secara klinis, penampilan morsicatio buccarum cukup untuk menegakkan
diagnosis, sehingga biopsi jarang dilakukan. Hasil biopsi pada kasus ini
menunjukkan hiperkeratosis yang luas serta dapat ditemukan juga sel
bervakuola pada lapisan mukosa. Tidak dibutuhkan penatalaksanaan
khusus untuk lesi ini, juga tidak terdapat komplikasi dari perubahan
mukosa yang terjadi.
6. Cheek Biting Definisi: Cheek biting adalah kebiasaan menggigit bagian dalam pipi secara spontan. Pasien yang menderita cheek biting biasanya tidak dapat mengendalikan diri setiap kali mulai menggigit pipi. Kebanyakan penderita tidak menyadari bahwa kebiasaan ini dapat meyebabkan kerusakan serius pada mukosa pipi bagian dalam sampai terjadi perlukaan yang menimbulkan nyeri yang sangat mengganggu (Khan, 2010). Dalam sebuah survei yang melibatkan 23.616 orang dewasa kulit putih Amerika dari Minnesota, jumlah kasus keratosis akibat cheek biting adalah 1,2 kasus per 1000 individu. (Flaitz,2009). Etiologi: Beberapa penyebab cheek biting menurut Anonim (2011), yaitu: (a) gigi yang tajam atau runcing, (b) erupsi gigi bungsu, (c) iatrogenic, dan (d) penyebab lain seperti stress (kecemasan), efek samping dari teeth grinding, kelainan TMJ, kelainan penutupan rahang, dan disfungsi otot.
F. Cheek Biting MekanismeGigi yang tajam dan erupsi gigi bungsu sering menjadi salah satu penyebab utama cheek biting. Ketika gigi erupsi, jika tidak tersedia cukup ruang pada lengkung gigi maka gigi yang erupsi akan berada pada posisi abnormal (erupsi dalam posisi buccal). Hal ini menyebabkan mukosa pipi dapat tergigit dan menimbulkan rasa sakit. Penyebab lain seperti stress (kecemasan), efek samping dari teeth grinding, kelainan TMJ, kelainan penutupan rahang, disfungsi otot, dan lain-lain. Berdasarkan hal tersebut, kami menyimpulkan bahwa cheek biting bukan kebiasaan oral yang menyebabkan kelainan ortodontik melainkan kelainan ortodontik/anatomi gigi yang menyebabkan ketidaksengajaan mengigit pipi dan menyebabkannya trauma dan tidak mengakibatkan kelainan ortodontik.