Limbah Cair

6
Limbah merupakan sisa dari suatu proses produksi industri maupun domestikyang berdampak negatif bagi kehidupan masyakat jika tidak dikelola dengan baik. Jenis-jenis limbah berdasarkan bentuk yaitu limbah padat, limbah gas, dan limbah cair. Limbah cair merupakan limbah yang berwujud cairan berupa air beserta bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut d alam air. Berikut adalah klasifikasi limbah cair: 1. Limbah cair domestik (domestic waste water), yaitu limbah cair hasil buangan dari perumahan (rumah tangga), perkantoran, bangunan perdagangan, dan sarana sejenis. Contoh : air deterjen sisa cucian. 2. Limbah cair industri (industrial waste water), yaitu limbah cair hasil buangan industri. Contoh : air sisa cucian daging, buah, dan sayur dari industri pengolahan makanan, cairan sisa pewarna tekstil dari industri tekstil. 3. Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari permukaan. Contoh : luapan air buangan talang atap, pendingin ruangan, pertanian atau perkebunan. Nitrogen dalam air limbah pada umumnya terdapat dalam bentuk organik dan oleh bakteri berubah menjadi amonia. Nitrit menunjukkan jumlah zat nitrogen yang teroksidasi. Nitrit merupakanhasil reaksi dan menjadi amoniak atau dioksidasi menjadi nitrit. Kehadiran nitrogen ini sering sekali dijumpai

description

TPL

Transcript of Limbah Cair

Limbah merupakan sisa dari suatu proses produksi industri maupun domestikyang berdampak negatif bagi kehidupan masyakat jika tidak dikelola dengan baik. Jenis-jenis limbah berdasarkan bentuk yaitu limbah padat, limbah gas, dan limbah cair. Limbah cair merupakan limbah yang berwujud cairan berupa air beserta bahan-bahanbuangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air.Berikut adalah klasifikasi limbah cair:1. Limbah cair domestik (domestic waste water), yaitu limbah cair hasil buangan dari perumahan (rumah tangga), perkantoran, bangunan perdagangan, dan sarana sejenis. Contoh : air deterjen sisa cucian.2. Limbah cair industri (industrial waste water), yaitu limbah cair hasil buangan industri. Contoh : air sisa cucian daging, buah, dan sayur dari industri pengolahan makanan, cairan sisa pewarna tekstil dari industri tekstil.3. Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari permukaan. Contoh : luapan air buangan talang atap, pendingin ruangan, pertanian atau perkebunan.

Nitrogen dalam air limbah pada umumnya terdapat dalam bentuk organik dan oleh bakteri berubah menjadi amonia. Nitrit menunjukkan jumlah zat nitrogen yang teroksidasi. Nitrit merupakanhasil reaksi dan menjadi amoniak atau dioksidasi menjadi nitrit. Kehadiran nitrogen ini sering sekali dijumpai sebagai nitrogen nitrit. Nitrogen yang berada di air, dapat bersumber dari urine, sisa makanan, zat kimia dan lainnyaAdanya amoniak dalam effluent air limbah dapat menjadi indikasi adanya pencemaran senyawa organik yang mengandung nitrogen dalam buangan limbah cair yang berarti terjadi gangguan proses dalam pengolahan air limbah. kadar amoniak dapat diturunkan melalui pengolahan limbah secara kimiawi yaitu dengan oksidasi menggunakan kaporit. Amoniak bereaksi dengan kaporit dan membentuk monokloramin, dikloramin atau trikloramin.Sifat dari amonia jika terlepas bebas di lingkungan secara berlebihan (diatas ambang batas) dapat menimbulkan hal-hal antara lain: korosi, bersifat racun, menyerap oksigen didalam air, terjadinya eutrofikasi dan lain-lain

Kandungan Amoniak dalam air yang terdapat dalam limbah industry sangat berbahaya bagi kehidupan terutama bila amoniak berada dalam wujud amoniak bebas karena bersifat sebagai toksik (racun). Sedangkan amoniak dalam bentuk senyawa maupun ion sudah sangat berkurang toksisitasnya. DataLD50untukRainbow trout, Donaldson troutadalah1000 g/L, nilai ambang batas gas NH3di udara menurutNIOSH(Nasional Institute for Occupational Safety and Health)adalah25 ppm, sedangkan nilai ambang batas amoniak cair menurut Mentri Negara Lingkungan Hidup Nomor03/MENLH/1991adalah50 ppm. Limbah cair yang mengandung Amoniak pada konsentrasi tinggi, terutama dalam bentuk amoniak bebas sangat berbahaya bagi biota air.Bila diamati lebih jauh, timbulnya bau amoniak yang menyengat diudara adalah juga karena adanya amoniak bebas yang terlepas ke udara. Jadi yang sangat membahayakan adalah adanya amoniak bebas di udara yang dapat menyebabkan iritasi pada mata, rongga hidung, tenggorokan dan saluran nafas bagian atas. Dampak amoniak yang membahayakan terhadap biaota air adalah kerusakan pada insang pada ikan. Bila amoniak berada di dalam air maka akan terjadi kesetimbangan antara ion NH4dengan amoniak bebasnya (NH3). Se makin tinggi ion NH4(yaitu pada pH yang rendah) maka NH3bebasnya akan semakin sedikit.oleh sebab itu harus dijaga agar amoniak dalam air dapat berupa ion atau senyawa lain dengan jalan mereaksikannya dengan unsure lain melalui pengolahan limbah cair amoniak diChemical pondagar dapat mengurangi kadar amoniak bebas larut dalam limbah sehingga dapat mengurangi tingkat toksisitasnya.Istilah amoniak ditujukan untuk 2 species kimia, yaituNH3(bentuk tidak terionisasi) dan NH4+(bentuk terionisasi). Di dalam air, kedua spesies ini berada dalam kesetimbangan:Amoniak (NH3) merupakan gas tak berwarna yang berbau sangat menyengat.senyawa ini mudah dicairkan dan kelarutkan dalam air sangat tinggi, satu bagian volume air akan melarutkan 1,30 bagian volume NH3sifat fisik dari amoniak disajikan dalam table berikut :

Amoniak murni pada suhu kamar dan tekanan 1 atm berbentuk uap, pada temperature -33 C berbentuk cairan. Gas amoniak merupakan gas yang toksis dengan nilai ambang batas di udara untuk 8 jam kerja adalah 35 ppm. Amoniak merupakan gas yang higroskopis, mudah menyerap air dan mempunyai kelarutan terhadap air pada semua komposisi. Di dalam air sebagian amoniak akan terionisasi menjadi NH4+dan sebagian lagi masih berupa NH3bebas yang berada dalam kesetimbangan, dengan ionnya yaitu NH4+dan OH:

Adanya ion OH menjadikan pH larutan menjadi basa dan ini tergantung dari basarnya OH dimana semakin pekat ammonia dalam air semakin tinggi OH juga semakin tinggi pula NH3bebasnya. Pada konsentrasinya NH3= 90 ppm, pH sudah mencapai 9.NH3merupakan species yang beracun (toksik) denganLD50adalah1 g/L. sebagai gas, amoniak dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan (Bronchitis & Asma), iritasi mata dan kulit, dapat menyebabkan mata dan hidung berair, batuk, sesak nafas dan bahkan kematian. Sebagai larutan pekat, amoniak dapat menyebabkan kulit dan mata terbakar.

Amonia (NH3) pada suatu perairan berasal dari urin dan feses yang dihasilkan oleh ikan. Kandungan amonia ada dalam jumlah yang relatif kecil jika dalam perairan kandungan oksigen terlarut tinggi. Sehingga kandungan amonia dalam perairan bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman. Pada dasar perairan kemungkinan terdapat amonia dalam jumlah yang lebih banyak dibanding perairan di bagian atasnya karena oksigen terlarut pada bagian dasar relatif lebih kecil (Welch, 1952 dalam Setiawan, 2006). Menurut Jenie dan Rahayu (1993) dalam Marlina (2004), konsentrasi amonia yang tinggi pada permukaan air akan menyebabkan kematian ikan yang terdapat pada perairan tersebut. Toksisitas amonia dipengaruhi oleh pH yang ditunjukkan dengan kondisi pH rendah akan bersifat racun jika jumlah amonia banyak, sedangkan dengan kondisi pH tinggi hanya dengan jumlah amonia yang sedikit akan bersifat racun juga. Selain itu, pada saat kandungan oksigen terlarut tinggi, amonia yang ada dalam jumlah yang relatif kecil sehingga amonia bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman (Welch, 1952 dalam Setiawan, 2006). Kadar amonia pada perairan alami biasanya kurang dari 0,1 mg/liter. Kadar amonia bebas yang tidak terionisasi pada perairan tawar sebaiknya tidak lebih dari 0,2 mg/liter. Jika kadar amonia bebas lebih dari 0,2 mg/liter, perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan. Kadar amonia yang tinggi dapat merupakan indikasi adanya pencemaran bahan organik yang berasal dari limbah domestik, industri, dan limpasan pupuk pertanian. Kadar amonia yang tinggi juga dapat ditemukan pada dasar danau yang mengalami kondisi tanpa oksigen atau anoxic (Effendi, 2003). Menurut Boyd (1990), amonia dapat meningkatkan kebutuhan oksigen pada insang dan jaringan tubuh yang mengalami kerusakan, dan menurunkan kemampuan darah dalam membawa oksigen. Dalam kondisi kronik, peningkatan amonia dapat menyebabkan timbulnya penyakit dan penurunan pertumbuhan. Pescod (1973) menyarankan agar kandungan amonia dalam suatu perairan tidak lebih dari 1 mg/l, yaitu agar kehidupan ikan menjadi normal.Limbah cair rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemaran air yang sangat potensial. Pengolahan limbah amoniak (NH) perlu dilakukan dengan baik agar tidak mencemari lingkungan. Penghilangan NH3salah satunya dengan asam hipoklorit (HOCl-3) atau kaporit, sehingga menjadi kloramin yang tidak berbahaya atau sampai menjadi NH yang biasanya tergantung pada pH.