Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
-
Upload
nasiatul-salim -
Category
Healthcare
-
view
33 -
download
4
Transcript of Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
BAB 1
Lima Kemampuan Dasar Untuk Kualitas Profesional Dalam Pelayanan Lembaga
Kesehatan dan Publik di Abad ke-21
Cathy Balding
Qualityworks P/L dan La Trobe University
Australia
1. Pendahuluan
Kebutuhan masyarakat akan peningkatan kualitas dalam setiap bidang
semakin meningkat, dalam hal industri pelayanan kesehatan dan publik contohnya,
konsumen dan penyedia dana menuntut adanya pelayanan konsumen yang unggul
dan sempurna. Industri kesehatan, perawatan lansia dan pelayanan masyarakat
semacam ini cukup kesulitan menghadapi tantangan (tuntutan) tersebut mengingat
semakin bertambahnya jumlah konsumen , adanya teknologi yang menambah
kompelsitas yang bisa menyelesaikan satu masalah dan menciptakan masalah yang
lain dalam waktu bersamaan, dan staf yang dituntut untuk memberikan pelayanan
konsumen yang baik (unggul) dan efektif. Sistem kualitas layanan yang lama, yang
berfokus pada pemenuhan dan pengawasan tidak lagi sesuai untuk menciptakan
kepuasan pelayanan bagi konsumen, dan para manajer kualitas harus menambahkan
kemampuan dasar mereka untuk mendukung lembaga mereka dalam menghadapi
tantangan yang terus berkembang. Artikel ini menawarkan lima kemampuan dasar
yang bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas profesional dalam era millenium,
yang akan membangun serta meningkatkan sistem kualitas layanan yang lama. Lima
kemampuan dasar ini sangatlah penting bagi lembaga untuk bisa memenuhi
permintaan kualitas layanan dari konsumen. Kelima kualitas tersebut adalah:
1. Mendukung kualitas kepemimpinan yang kuat
2. Bekerja secara efektif dalam sistem yang kompleks
3. Mengembangkan peraturan yang seimbang dan proaktif yang berkenaan
dengan kualitas
4. Mengembangkan rancangan kualitas yang strategis
5. Menciptakan hasil yang lebih baik dan berdampak positif melalui perubahan
sistem yang berkelanjutan
2.1. Mendukung kualitas kepemimpinan yang kuat
Mengubah kesan konsumen terhadap kulitas layanan tidak bisa dicapai tanpa
kepemimpinan yang efektif. Seluruh pihak dalam lembaga, dari mulai dewan
pimpinan sampai dengan orang yang berhubungan langsung dengan konsumen
harus sangat jelas mengenai tanggung jawabnya masing-masing terhadap
peningkatan kualitas layanan serta menjalankan peran mereka dengan baik agar
peningkatan kualitas layanan bisa tercapai. Manajer kualitas harus bisa bekerjasama
dengan dewan pimpinan untuk merancang serta mengembangkan sistem yang
mendukung para staf untuk memenuhi tanggung jawab mereka. Sesi ini membahas
mengenai sistem kepemimpinan yang dibutuhkan untuk memampukan serta
memperkuat anggota lembaga untuk menjalankan perannya dalam menciptakan
layanan dengan kualitas yang tinggi setiap harinya.
2.1.1. Memahami dan melaksanakan pengelolaan kualitas
Kita tahu bahwa kepemimpinan adalah penting bagi terciptanya kualitas
layanan yang baik, akan tetapi kita tidak tahu seberapa penting hal tersebut dan kita
juga tidak tahu bagaimana kepemimpinan yang baik itu. Diperlukan banyak studi
hingga akhirnya kita menyadari bahwa pemeliharaan kualitas yang tinggi dalam
sebuah lingkungan yang kompleks membutuhkan lebih dari sekedar staf yang baik
yang bekerja dengan giat. Dari studi publik mengenai pelayanan yang buruk
diketahui bahwa kualitas layanan yang buruk bukanlah didapat dari pegawai yang
lalai melainkan dari sistem lembaga yang kurang memadai perihal: melibatkan
pendapat konsumen terhadap layanan mereka; dukungan terhadap staf untuk
mengadakan pelayanan yang berkualitas; memperjelas, mengukur, serta
meningkatkan tanggung jawab mereka. Lembaga juga tidak menunjukkan budaya
pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan dan keamanan konsumen. (Hindle dkk.
2006)
Tentu saja kualitas layanan yang baik tidak bisa dicapai tanpa staf yang baik
yang mau berupaya sebaik mungkin. Akan tetapi untuk menciptakan layanan yang
baik secara konsisten, staf pelayanan kesehatan juga membutuhkan kelembagaan
yang kuat yang mendukung mereka. Staf adalah sisi depan rumah dari lembaga –
berhadapan langsung dengan konsumen, dan para pimpinan adalah sisi belakang –
sistem yang mendukung staf serta memampukan mereka untuk memberikan kesan
yang baik kepada konsumen. Untuk membuat komponen dari pelayanan yang baik
tercapai bagi seluruh konsumen, setiap hari Anda perlu mengajukan pertanyaan
berikut ini:
Apa yang kita miliki saat ini yang bisa mendukung kualitas pelayanan yang
baik sebagaimana yang telah kita tentukan?
Apa yang perlu kita tingkatkan dan kita ubah untuk mencapai target kualitas
kita?
Proses atau dukungan dalam bentuk apa yang kita butuhkan yang belum kita
miliki saat ini?
Memberikan layanan yang aman serta berkualitas dan menjaganya dari
kelemahan lembaga yang bisa menyebabkan pelayanan yang buruk membutuhkan
komitmen serta tanggung jawab yang ditanamkan dalam struktur dan budaya
lembaga. Selain itu kita juga membutuhkan rancangan tujuan. Merancang tujuan dan
sasaran untuk mencapai kualitas layanan yang baik serta membuat strategi
pelaksanaannya adalah peran dari pemimpin lembaga. Komponen kunci
kepemimpinan bisa disusun dalam empat kerangka dasar:
Kepemimpinan strategis, perencanaan dan budaya
Partisipasi konsumen
Layanan yang efektif dan dapat dipercaya
Sistem kualitas dan resiko
2.1.2. Memperjelas tanggung jawab untuk menciptakan layanan yang aman dan
berkualitas
Ada banyak lembaga pelayanan kesehatan yang tidak memperhatikan perihal
tanggung jawab personal yang jelas dan spesifik yang mereka miliki untuk
memelihara kualitas layanan yang mereka berikan. Hal ini menyulitkan staf untuk
menjalankan tanggung jawab mereka dan lebih sulit lagi untuk menciptakan
konsistensi layanan yang aman dan berkualitas bagi konsumen mereka.
2.1.3. Mengembangkan komisi yang berkualitas dan dinamis
Pembentukkan komisi diperlukan dalam pencapaian rancangan kualitas,
khususnya dimana pelaksanaan membutuhkan kerjasama dari berbagai kelompok
pekerja. Ketika komisi berfokus pada aksi, mereka sangat membantu dalam
pelaksanaan target kualitas. Ketika komisi hanya sekedar menjadi penerima pesan,
staf akan kesulitan dalam memahami tujuan mereka – dan mungkin akan mencoba
menghindari mereka. Komisi harus mengambil peranan yang aktif dalam
pelaksanaan dan pengawasan sasaran kualitas pada tingkat layanan dan departemen
setempat (dimana mereka bertanggung jawab untuk mengarahkan sebuah
komponen sasaran/tujuan). Komisi yang memiliki tanggung jawab eksplisit untuk
mencapai sasaran kualitas harus menjadi pembuat keputusan yang proaktif dan
tidak menjadi penerima informasi yang pasif.
Agar bisa berfungsi dengan baik, komisi membutuhkan tujuan serta tanggung
jawab yang jelas sehingga mereka bisa membuat keputusan serta melaksanakan
tindakan. Tujuan yang jelas juga membantu penentuan agenda dan keaggotaan
komisi. Agenda komisi kualitas bisa disusun berdasarkan sasaran kualitas, tujuan
komisi, dan komponen komisi. Laporan akan membantu komisi untuk membuat
keputusan apabila ada perkembangan yang dihasilkan dari pelaksanaan fondasi
kepemimpinan atau pelaksanaan sasaran kualitas. Keanggotaan komisi selalu sulit
untuk ditetapkan dengan baik.
2.2. Bekerja dengan efektif dalam lingkungan yang kompleks
Lembaga yang menyediakan layanan publik adalah sebuah sistem yang
kompleks. Mereka memiliki input dan proses yang banyak serta terus menerus
mendapat tekanan dan pengaruh dari luar. Sangatlah penting bagi manajer kualitas
untuk memahami bagaimana sistem ini bekerja untuk mencapai kesuksesan. Sesi ini
menjelaskan apakah itu sistem yang kompleks, bagaimana sistem itu bekerja, dan
mengapa sistem ini penting bagi manajer kualitas .
2.2.1. Gambaran beberapa karakteristik kunci dari sistem kompleks
Sistem kompleks biasanya berjalan berdasarkan aturan khusus dan seringkali
berdasarkan aturan yang berlawanan dengan intuisi. Sistem kompleks tidak selalu
berjalan berdasarkan aturan lembaga, bahkan terkadang bisa juga berjalan
berlawanan dengan aturan lembaga. Sangatlah penting bagi manager kualitas untuk
memahami aturan ini serta dampaknya dalam membuat perubahan dan peningkatan
keamanan dan kualitas.
Semua sistem yang kompleks memiliki sasaran yang mungkin dapat
sesederhana mempertahankan situasi yang sudah ada. Bersiaplah untuk dikeluarkan
dari sistem jika Anda mencampurinya dalam mencapai sasaran. Sistem ini biasanya
menikmati status quo mereka dan berusaha keras untuk mempertahankannya.
Apabila Anda mengubah satu bagian dari sistem, maka dia akan bertahan karena
masih ada bagian lain dari sistem yang juga harus diubah. Semakin banyak bagian
dari sistem dan semakin banyak hubungan antar mereka, maka akan semakin sulit
sistem tersebut untuk diubah dan akan semakin mudah menciptakan chaos
(kekacauan). (Meadows, 2008) Jadi kapanpun Anda melakukan tindakan terhadap
sistem kompleks, akan selalu ada efek samping- bisa negatif bisa positif.
Sistem kompleks bekerja seperti bahan yang elastis. Ketika anda menarik satu
bagian darinya, dia hanya akan bertahan pada posisi yang anda tarik saat anda
memberikan gaya padanya. Ketika anda melepasnya, maka bagian tersebut akan
kembali ke posisi semula. Sebagai tambahan, sistem kompleks bisa stabil dan bisa
juga tidak stabil. Sistem kompleks yang stabil yang jarang terkena perubahan akan
semakin tahan terhadap perubahan seiring dengan berjalannya waktu. Sedangkan
pada sistem kompleks yang tidak stabil, tekanan untuk membuat perubahan bisa
membuat sistem meledak seperti balon. Hubungan antar bagian yang berbeda dari
sistem menentukan bagaimana sistem tersebut bekerja, sehingga proses perubahan
(sekecil apapun itu) akan mempengaruhi perilaku seluruh sistem. Ini adalah poin
yang sangat penting. Kunci untuk melakukan perubahan bukanlah dengan berfokus
pada bagaimana merubah suatu proses dalam satu bagian sistem melainkan dengan
melihat bagaimana perubahan itu berhubungan dengan proses lainnya dalam sistem
yang sama. Sistem kompleks bisa juga bersifat sangat mandiri dimana mereka bisa
menciptakan hierarki pengaruh dan kekuasaan mereka sendiri.
2.3. Mengembangkan peraturan yang seimbang dan proaktif yang berkenaan
dengan kualitas
Sudah umum diketahui bahwa pelayanan publik biasanya berlandaskan aturan
standar kerja. Akan tetapi sebagaimana yang kita ketahui dalam karakteristik sistem
kompleks, ada banyak pendekatan yang diperlukan untuk menciptakan layanan
kesehatan serta layanan publik yang berkualitas dan aman. Namun dilain sisi, adanya
aturan yang terlalu banyak juga bisa sama merusaknya dengan aturan yang sedikit.
Oleh karena itu dalam system kompleks perlu dibuat aturan yang seimbang.
Pembuatan keputusan yang berlandaskan peraturan seperti protokol atau
daftar pemeriksaan bisa sangat membantu; bisa digunakan untuk membantu pekerja
yang belum berpengalaman yang sedang mempelajari prosedur standar untuk situasi
yang beresiko tinggi; atau bisa juga digunakan oleh yang sudah ahli khususnya jika
mereka dalam situasi yang jarang mereka hadapi (Flin dkk. 2008). Meskipun
prosedur standar sudah dibuat, jangan lupa bahwa system kompleks juga memiliki
karakteristik “ketahanan terhadap atura”. Pembuatan prosedur standar tidak
menjadi jaminan bahwa prosedur tersebut akan diikuti oleh pekerja kecuali apabila
diberikan fungsi tekanan terhadapnya (fungsi yang bisa memaksa).
Layanan kesehatan adalah lembaga yang dinamis dengan tingkat
keanekaragaman faktor; tekanan produksi, otonomi profesional dan penemuan ilmu
pengetahuan baru yang tinggi. Tidak semua aspek tersebut bisa diperbaiki dan
distandarisasi sehingga ketika kita ingin mencoba mengurangi keanekaragaman
faktor, akan lebih baik bagi kita untuk berfokus pada faktor yang benar-benar
menimbulkan masalah yang nyata. Semua peraturan keamanan memiliki masa
kadaluarsa sebagaimana konteks disekitarnya akan juga berubah secara berkala.
Tantangan dalam membuat serta memelihara keamanan dalam konteks seperti ini
membutuhkan gabungan antara standarisasi, sikap proaktif, fleksibilitas, dan
pemikiran yang berorientasi pada solusi.
Terlalu bergantung pada keputusan yang berlandaskan peraturan juga memiliki
kekurangan. Hal tersebut akan menyebabkan penurunan keahlian. Ketika situasi
yang tidak diharapkan dan tidak biasa terjadi, pekerja belum tentu bisa membuat
sebuah keputusan yang tepat bagi kondisi tersebut. (Flin dkk. 2008) Keputusan yang
salah bisa juga terjadi ketika aturan atau protokol yang dipilih salah karena sudah
menjadi sifat alamiah manusia untuk lebih memilih aturan yang dikenalnya, entah
aturan itu sesuai atau tidak dengan situasi yang ditemukannya. Ketergantungan
terhadap prosedur standar atau aturan membuat orang menjadi pasif dan kurang
kritis dalam menghadapi situasi yang mungkin tidak selalu sesuai dengan standar
prosedur yang ada. Maka dari itu, perlu juga dimunculkan sifat proaktif pekerja
dalam pengembangan peraturan atau prosedur standar.
2.3.1. Bergerak diluar standarisasi demi menciptakan kualitas dan keamanan
Ketika membuat peraturan, tulislah secara spesifik dan sesuai dengan kondisi
yang ideal. Hindari tekanan untuk membuat aturan baru berdasarkan setiap
kesalahan yang terjadi karena akan membuat kita berakhir dengan campuran aturan
antara “yang sebaiknya diikuti” dan “yang harus diikuti”. Hal ini akan memperumit
aturan. Ketika seseorang melanggar aturan, coba tanyakan alasannya! Mungkin saja
untuk alas an yang baik dan bisa juga memberikan kita gagasan baru terkait dengan
apa yang terjadi serta apa yang dibutuhkan untuk memperbaikinya. Lakukan
observasi dan diskusi untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dan ketika
ingin membuat sebuah aturan baru, lakukan uji coba untuk memastikan apakah
aturan tersebut masuk akal dan memungkinkan untuk diikuti. Temukan alasan
mengapa sebuah aturan atau sistem harus diikuti.
Strategi lain dalam menciptakan kualitas dan keamanan dalam lembaga yang
kompleks adalah dengan meningkatkan ketahanan dari staf. Ketahanan yang
dimaksud adalah kemampuan, dalam sebuah lembaga yang kompleks dan beresiko
tinggi, untuk memahami bagaimana sebuah kegagalan bisa dicegah dan bagaimana
merancang sebuah kesuksesan. Ketahanan menggambarkan bagaimana seseorang
belajar dan beradaptasi untuk menciptakan keamanan dalam sebuah situasi yang
rumit. Kita tidak bisa menghindari adanya kesalahan sistem maupun kesalahan
manusia (error), akan tetapi kita bisa meningkatkan ketahanan lembaga terhadap
efek negatif yang timbul dari kesalahan tersebut.
2.4. Mengembangkan rancangan kualitas yang strategis
Staf dalam lembaga pelayanan kesehatan dan publik seringkali frustrasi karena
mereka tidak memahami alasan mengapa mereka harus mengumpulkan data,
mengembangkan proses atau sebuah melakukan pertemuan. Mereka tidak bisa
melihat bagaimana upaya mereka berdampak terhadap tujuan lembaga. Membuat
rancangan kualitas yang berlandaskan pada sasaran/tujuan organisasi akan
membantu para profesional, manajer, dan staf untuk memahami dengan jelas peran
mereka dalam mencapai sebuah kualitas yang akan mendorong mereka untuk
memenuhinya.
Ada tiga aspek kunci dalam sistem kualitas layanan kesehatan dan publik:
Pemeliharaan – meminimalisasi resiko, memelihara standar dan proses
layanan, mendeteksi masalah, dan mengawasi pemenuhan
Perbaikan – mengidentifikasi serta mengarahkan perbaikan operasional
dalam perencanaan proses untuk menyelesaikan masalah dan meningkatkan
kepuasan konsumen serta hasil
Transformasi – mengembangkan serta mengikuti pandangan strategis
mengenai layanan yang baik dan konsisten bagi konsumen (Balding, 2011)
Kebanyakan dari sistem kualitas telah melaksanakan aspek pemeliharaan dan
perbaikan, akan tetapi sangat sedikit yang menggunakan aspek transformasi dalam
pengembangan kualitas, struktur kepemimpinan, dan proses mereka.
Karakteristik dari sebuah proses perencanaan strategis yang sukses meliputi:
Penggunaan pernyataan visi yang menginspirasi dan memperluas lembaga
Pengembangan sasaran yang revolusioner untuk mencapai visi
Pendekatan horizontal dalam proses perencanaan dimana input dan
partisipan setara di dalam lembaga
Menggunakan pembelajaran, informasi, dan penghargaan untuk
meningkatkan pandangan strategis dari keseluruhan lembaga
Dorongan dan penanaman pemikiran strategis dan perubahan budaya pada
semua tingkatan dalam lembaga
Memiliki pembuatan keputusan strategis yang diterapkan pada semua
tingkatan lembaga sehingga mencapai arahan strategis menjadi tanggung
jawab dari semua orang di dalam lembaga.
Dengan demikian, sebuah pendekatan strategis untuk memelihara,
memperbaiki, dan mentransformasi sebuah layanan yang baik membutuhkan
pengetahuan mengenai dimana (dimana kita sekarang dan kemana kita ingin pergi?),
mengapa dan apa (mengapa kita melakukan ini dan apa yang ingin kita capai?) dan
bagaimana (bagaimana kita mencapainya?).
2.4.1. Pembuatan sasaran adalah kunci sukses
Salah satu kemampuan yang berharga dari manajer kualitas adalah
kemampuan membuat sasaran yang jelas dan terukur. Penelitian menunjukkan
bahwa tujuan/visi/sasaran harus disebarluaskan dalam lembaga jika sebuah
perubahan yang nyata ingin dibuat. Melibatkan pikiran dan hati orang lain untuk
sebuah tujuan membutuhkan kita untuk menggambarkan secara spesifik mengenai
apa yang mereka dapat dan hasil akhir seperti apa yang akan dicapai.
Melibatkan staf dalam membuat sasaran untuk membuat perubahan akan membuat
mereka tertarik untuk mencapainya dan memperjelas bagaimana partisipasi mereka
dalam mencapai sasaran tersebut.Sasaran untuk perubahan haruslah SMART:
Spesific (spesifik), measurable (terukur), achievable (bisa dicapai), realistic (sesuai
realita), dan time-bound (memiliki batas waktu). Sasaran tersebut kemudian
diterjemahkan ke dalam langkah-langkah yang nyata.
2.4.2. Pilih prioritas dengan hati-hati
Masalah yang biasa dihadapi dari pembuatan rancangan kualitas adalah
terlalu ambisius. Akan lebih baik jika kita menetapkan rancangan yang lebih sedikit
dan mencapainya dengan benar dan sebaik-baiknya. Itulah mengapa rancangan yang
baik itu biasanya memiliki sasaran jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
Membuat rancangan aksi kualitas tahunan, yang berlandaskan rancangan kualitas
strategis, adalah cara yang baik untuk menjaga rancangan kualitas strategis sesuai
dengan kondisi saat ini dan dinamis. Rancangan tahunan terdiri dari prioritas-
prioritas yang ingin dicapai.
Pemilihan prioritas untuk rancangan tahunan biasanya berdasarkan pada
aktivitas yang:
Memiliki dampak yang paling besar dalam menciptakan kepuasan layanan
bagi konsumen
Memaksimalkan keamanan
Meminimalisir dan menghilangkan hal-hal yang tidak seharusnya terjadi
Menyelesaikan permasalahan yang signifikan dan mengelola resiko kunci
Memenuhi peraturan, undang-undang, dan syarat akreditasi
Mencakup banyak tujuan rancangan kualitas, menggunakan prinsip 80-20
2.5. Menciptakan hasil yang lebih baik dan berdampak positif melalui perubahan
sistem yang berkelanjutan
Ketika kualitas layanan dan pemeliharan yang baik suah dicapai, hal tersebut
harus diperlihara dan ditanamkan secara berkelanjutan setiap harinya. Sistem
kompleks memiliki karakteristik tahan terhadap perubahan dan hanya akan berubah
selama gaya (tekanan) terhadap perubahan diberikan. Manajer kualitas seringkali
menganggap remeh kesulitan dalam mencapai sebuah perubahan yang
berkelanjutan dalam sistem kompleks seperti ini sehingga pada akhirnya mereka
harus memulai perubahan yang sama lagi dari awal (re-work). Untuk menciptakan
perubahan yang berkelanjutan, diperlukan perubahan serta perbaikan baik sistem
maupun para pekerjanya.
2.5.1. Memahami sistem terkini sebelum mengubahnya
Untuk bisa membuat sebuah perubahan yang baik dan berkelanjutan,
mencoba memahami kondisi/situasi serta karakteristik alamiah sistem terkini
merupakan salah satu kunci penting. Dengan memahami kondisi terkini dari sistem,
kita bisa menciptakan perubahan yang sesuai serta bisa menganalisa kesiapan
lembaga akan perubahan yang hendak kita buat. Beberapa faktor yang perlu kita
pahami sebelum membuat sebuah perubahan adalah sebagai berikut:
Pada tingkatan mana partisipan dari sistem akan menerima sebuah perubahan
sebagai keuntungan
Siapa dan apa yang mengarahkan/menyetir sistem saat ini
Tingkat kesesuaian antara sasaran dari sistem dengan sasaran perubahan
Waktu dan konteks perubahan. Apalagi yang berubah atau terjadi dalam sistem?
Persepsi terhadap kebutuhan akan adanya perubahan
Perilaku personal terhadap perubahan secara umum, dan pengalaman masa lalu
lembaga terhadap sebuah perubahan
Dasar sosial dan nilai yang penting untuk target perubahan serta yang bisa
menjaga status quo. Mana hal-hal yang tidak bisa dinegosiasikan?
Aspek dari kondisi terkini yang tidak sesuai dengan target perubahan. Bisakah
aspek tersebut dihilangkan atau diperbaiki sebagai bagian dari perubahan?
Mengarahkan dan menahan tekanan perubahan serta mengukur sejauh mana
kebutuhan untuk mengarahkan lebih besar dari kebutuhan untuk menahan. (NHS
2002, 2004)
Pemetaan proses, observasi langsung dan diskusi dengan berbagai elemen
dalam lembaga akan sangat membantu untuk menemukan karakteristik positif yang
ada pada sistem saat ini yang tentunya akan membantu proses perubahan dan
membuatnya lebih tertanam (bisa bertahan lama) pada sistem.
2.5.2. Kembangkan strategi untuk dampak dan perubahan
Untuk bisa membuat sebuah perubahan sukses dijalankan, kita bisa kita bisa
mengadopsi strategi penerapan dari oranglain yang sudah menjalankan perubahan
serupa. Tidak ada jaminan adopsi strategi tersebut akan berhasil, namun bisa
membantu kita untuk membuat langkah awal. Kita harus bisa menyesuaikan strategi
adopsi tersebut dengan kondisi internal lembaga kita.
Selain menyiapkan prosedur dan sistem yang baru, kita juga harus membekali
para pekerja agar bisa menerapkan perubahan karena proses bisa dengan mudah
berubah, akan tetapi perubahan cara kerja orang bergantung dengan psikologis. Kita
harus ingat bahwa ketika melayani konsumen, seluruh pekerja sudah merasa bahwa
mereka sudah melakukan yang terbaik. Maka dari itu, perlu bagi kita untuk
memberitahukan keuntungan jangka pendek dari perubahan yang ada agar pekerja
termotivasi untuk melakukan perubahan. Inilah yang disebut menciptakan dampak.
Dalam pelaksanaan perubahan, berikan kebebasan kepada pekerja untuk bisa
menyesuaikan kondisi dengan cara mereka sendiri dalam mencapai sasaran
perubahan. Akan tetapi, ada beberapa hal penting yang perlu kita lakukan dalam
mendampingi kebebasan mereka tersebut: berikan arahan (direction), pengetahuan
(knowledge), sumber daya (resources), dan dukungan (support) - model
pengembangan DKRS. (Balding, 2011)
Mempersiapkan sebuah perubahan berarti mempersiapkan para pelakunya,
memahami apa yang mereka ketahui dan tidak ketahui, bekerja bersama mereka,
mengawasi kinerja mereka, dan memberikan respon serta melakukan dialog berkala
dengan mereka. (Meadows, 2008)
2.5.3. Pengujian dan pelaksanaan perubahan
Membuat proyek pilot untuk perubahan dengan menggunakan siklus
(tahapan) Plan (rencanakan) Do (lakukan) Study (pelajari) Act (lakukan aksi)/PDSA
adalah pendekatan yang sangat berguna dalam sebuah sistem kompleks. PDSA
berguna untuk penyesuaian perubahan terhadap sistem kompleks dan akan
membantu kita untuk menguji gagasan perubahan dalam berbagai bentuk kondisi
(Reason, 2008). Proyek pilot akan bekerja dengan sangat baik dalam kondisi-kondisi
berikut ini:
Terbatas dalam sampel yang kecil dan dalam siklus yang singkat dengan
orang-orang yang memang ingin terlibat
Penggunaan solusi yang telah berhasil pada orang lain yang kemudian
diadaptasi dan disesuaikan dengan kondisi lokal
Perubahan yang paling mudah dengan dampak yang besar
Proses pembelajaran aksi dilakukan dengan sering untuk melihat
perkembangan dan pemimpin harus menanyakan: ‘bagaimana proses yang
telah dijalankan?’, ‘apa yang telah kita pelajari?’ ‘apa konsekuensi dan efek
samping yang diterima?’ dan ‘apa yang harus dilakukan secara berbeda pada
siklus selanjutnya?’
Partisipan tidak takut untuk memberhentikan pengujian perubahan yang
jelas-jelas tidak berjalan dengan baik/tidak berhasil. Ini adalah bagian dari
sitem kompleks (Haines, 1998; Reason, 2008)
2.5.4. Penguatan, penanaman dan penyebaran perubahan
Membuat sebuah perubahan diterima dengan mempertahankan sebuah
perubahan adalah dua hal yang berbeda. Sistem membutuhkan asupan yang konstan
akan energi untuk bertahan sampai sebuah perubahan berhasil menciptakan
energinya sendiri, perubahan membutuhkan Anda! Keberlanjutan adalah proses
bukan akhir (NHS, 2002)
Dalam sistem kompleks, keberlanjutan dan penyebaran perubahan adalah
proses dinamis yang membutuhkan fokus dan perhatian. Kita harus menetapkan
keberlanjutan; apa yang anda maksud dengan keberlanjutan? Apa yang Anda
inginkan untuk dipertahankan dan satu/tiga/enam bulan ke depan?. Orang-orang
harus tetap diingatkan mengenai sasaran dan visi.
Ketika Anda sudah mencapai perubahan yang diinginkan, tuliskan perubahan
tersebut dalam rincian pekerjaan, aturan dan prosedur, pembahasan konpetensi dan
kinerja. Masukkan pembahasan perubahan dalam agenda pertemuan setidaknya
sampai enam atau dua belas bulan ke depan.
3. Kesimpulan
Tuntutan terhadap kualitas layanan kesehatan dan publik terus meningkat.
Untuk mengatasi tantangan ini, para profesional harus mengembangkan perannya,
mengukur serta meningkatkan kemampuan dan tugasnya. Mereka harus memahami
tempat kerja mereka sebagai sebuah sistem kompleks dan harus bisa mendukung
lembaga mereka untuk menciptakan kualitas layanan yang baik. Untuk bisa
melakukan hal tersebut, mereka harus mendukung dan memimpin lembaga mereka
dalam mengembangkan kepemimpinan yang kuat, menciptakan keamanan melalui
sistem yang efektif dan pekerja yang memiliki ketahanan tinggi, serta untuk
mencapai perubahan berkesinambungan yang bisa memberikan dampak positif
terhadap kepuasan konsumen dan bisa meningkatkan hasil. Hal-hal tersebutlah
kemampuan baru yang dibutuhkan oleh seorang manajer kualitas di abad ke-21.