Lilik Harsanti, Tarmizi, Ita Dwimahyani dan Mugiono

5
Risalah Seminar llmiah Aplikasi lsofop dan Radiasi, 2006 PENGAMATAN SIFAT AGRONOMI DAN MUTU SERAT GALUR MUTAN HARAPAN KAPAS KJ 1 DAN KJ 2 DI NTB Lilik Harsanti, Tarmizi, Ita Dwimahyani dan Mugiono Pusat Aplikasi Teknik Isotop dan Radiasi - BATAN ABATRAK PENGAMATAN SIFAT AGRONOMIS GALUR MUTAN HARAPAN KAPAS KJ 1 DAN KJ 2 DI NTB. Galur mutan KJ 1 dan KJ 2 yang berasal dari kultur jaringan embrio aksis kapas varietas NIAB-999 yang diradiasi dengan sinar gamma 60 Co. dengan dosis 20 gray digunakan dalam percobaan ini . Percobaan dilakukan di NTB menggunakan rancangan Acak Kelompok dengan ulangan 4 kalLKedua galur ditanam pada plot yang berukuran 8x7 M2 dengan jarak tanam 10 x 100 cm2dan menggunakan varietas Kanesia 8 dan Kanesia 9 sebagai pembanding. Parameter yang diamati adalah umur tanaman, tinggi tanaman, jumlah cabang generatif, jumlah buah pohon, berat 100 buah, panjang serat, kekuatan serat, kehalusan dan kerataan serat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman galur mutan KJ 1 dan KJ 2 lebih genjah dan lebih pendek dibandingkan dengan Kanesia 8 dan Kanesia 9. Prosentase serat kapas KJ 1 dan KJ 2 lebih tinggi dibandingkan dengan Kanesia 8 dan Kanesia 9. Produksi kapas galur KJ 2 dan kanesia 8 lebih tinggi dibandingkan dengan KJ 1 dan Kanesia 9. ABSTRACT OBSERVATION OF AGRONOMIC CHARACTERS OF COTTON PROMISING MUTANT LINES KJ 1 AND KJ 2 AT NTB. Mutant lines of KJ 1 and KJ 2 derived of embryo axis in-vitro cultured of NIAB 999 cotton variety which was irradiated by gamma rays of 60 Co with doses of 20 Gy were used in this experiment. The experiment was conduced at NTB designed by randomized Block design with four replications. Both mutant lines were planted in the plot with a size of 8 x 7 M2 and 10 x 100 cm2 spacing, and Kanesia 8 and Kanesia 9 were used as control varieties in the experiment. The parameters observed were days of maturity, plant height, number of generative branches, number of fruit/plant, weight of 100 fruits, length of fiber, fiber strength, smooth and uniformity. As the result of the selection, KJ 1 and KJ 2 showed early maturity compared to Kanesia 8 and Kanesia 9. Percentage of cotton fiber KJ 1 and KJ 2 were higher compared to Kanesia 8 and Kanesia 9. Cotton production obtained by mutant lines KJ 2 and Kanesia 8 were higher compared to KJ 1 and Kanesia 9. Kata kunci: Mutan, genjah, generasi, kapas (Mutant, Early, Generation, cotton} PENDAHULUAN Di Indonesia, sentra penanaman kapas menyebar di lima propinsi yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Pada umumnya kapas ban yak ditanam di daerah kering dengan jumlah hari hujan relatif sedikit dan tidak menentu (1). Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah kering dengan luas wilayah 2155.150 Ha, terdiri atas lahan sawah seluas 200.957 Ha (9.33%) dan lahan kering seluas 1.809.463 (84.19 %). dengan curah hujan rata-rata dari bulan April - Mei adalah 100 mml bulan dan pada bulan Juni curah hujan terendah mendekati 0 mm (2). Di daerah tersebut tanaman kapas sering mengalami gagal panen karena air yang tersedia dalam tanah tidak mencukupi untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu petani kesulitan untuk menentukan waktu tanam yang tepat, karena hujan turun tidak menentu. Hal ini akan mengakibatkan pertumbuhan dan produksi kapas tidak optimal (3). Melihat hal di atas, cara yang paling efektif untuk mengatasi masalah terse but adalah dengan menanam kapas yang toleran terhadap kondisi lingkungan. Menurut Hasnam dkk (4) usaha untuk menghindari kegagalan panen kapas pada daerah yang hari hujannya relatif pendek adalah dengan menanam varietas kapas yang berumur genjah. Lebih lanjut dijelaskan oleh Marjono dkk (5) bahwa kapas genjah dapat terhindar dari kekeringan karena sebelum terjadi kekeringan buah kapas telah masak (siap dipanen). Namun demikian produktivitas varietas kapas berumur yang genjah masih belum optimal sehingga dirasa perlu ditingkatkan . Kebutuhan serat kapas sebagai bahan baku industri tekstil di Indonesia 99% dipenuhi dari impor. Pada tahun 2000 impor serat sebesar 565 ribu ton pada tahun 2001 meningkat menjadi 762 ribu ton atau senilai $US.729.9 juta pada tahun 2000 dan $US. 1.066 juta pada tahun 2002 (6). Usaha untuk meningkatkan produksi kapas rakyat dilakukan melalui program Intensifikasi Kapas Rakyat (IKR) sejak tahun 1978/1979 pada Pelita III meskipun belum mampu meningkatkan produksi kapas secara maksimum. Rata - rata produksi kapas dalam program Intensifikasi Kapas Rakyat (IKR! di tingkat petani sangat rendah yaitu 0,48-0,52 ton/ha (7). dan produksi dalam negeri hanya berkisar 1.600 - 2.500 ribu ton atau kurang dari 0,5 % kebutuhan nasional (6). Rendahnya produktivitas ini diakibatkan 101

Transcript of Lilik Harsanti, Tarmizi, Ita Dwimahyani dan Mugiono

Risalah Seminar llmiah Aplikasi lsofop dan Radiasi, 2006

PENGAMATAN SIFAT AGRONOMI DAN MUTU SERATGALUR MUTAN HARAPAN KAPAS KJ 1 DAN KJ 2 DI NTB

Lilik Harsanti, Tarmizi, Ita Dwimahyani dan MugionoPusat Aplikasi Teknik Isotop dan Radiasi - BATAN

ABATRAK

PENGAMATAN SIFAT AGRONOMIS GALUR MUTAN HARAPAN KAPAS KJ 1 DAN KJ 2 DINTB. Galur mutan KJ 1 dan KJ 2 yang berasal dari kultur jaringan embrio aksis kapas varietas NIAB-999yang diradiasi dengan sinar gamma 60 Co. dengan dosis 20 gray digunakan dalam percobaan ini . Percobaandilakukan di NTB menggunakan rancangan Acak Kelompok dengan ulangan 4 kalLKedua galur ditanam padaplot yang berukuran 8 x 7 M2 dengan jarak tanam 10 x 100 cm2dan menggunakan varietas Kanesia 8 danKanesia 9 sebagai pembanding. Parameter yang diamati adalah umur tanaman, tinggi tanaman, jumlah cabanggeneratif, jumlah buah pohon, berat 100 buah, panjang serat, kekuatan serat, kehalusan dan kerataan serat.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman galur mutan KJ 1 dan KJ 2 lebih genjah dan lebih pendekdibandingkan dengan Kanesia 8 dan Kanesia 9. Prosentase serat kapas KJ 1 dan KJ 2 lebih tinggi dibandingkandengan Kanesia 8 dan Kanesia 9. Produksi kapas galur KJ 2 dan kanesia 8 lebih tinggi dibandingkan denganKJ 1 dan Kanesia 9.

ABSTRACT

OBSERVATION OF AGRONOMIC CHARACTERS OF COTTON PROMISING MUTANTLINES KJ 1 AND KJ 2 AT NTB. Mutant lines of KJ 1 and KJ 2 derived of embryo axis in-vitro cultured ofNIAB 999 cotton variety which was irradiated by gamma rays of 60 Co with doses of 20 Gy were used in thisexperiment. The experiment was conduced at NTB designed by randomized Block design with fourreplications. Both mutant lines were planted in the plot with a size of 8 x 7 M2 and 10 x 100 cm2 spacing, andKanesia 8 and Kanesia 9 were used as control varieties in the experiment. The parameters observed were daysof maturity, plant height, number of generative branches, number of fruit/plant, weight of 100 fruits, lengthof fiber, fiber strength, smooth and uniformity. As the result of the selection, KJ 1 and KJ 2 showed earlymaturity compared to Kanesia 8 and Kanesia 9. Percentage of cotton fiber KJ 1 and KJ 2 were highercompared to Kanesia 8 and Kanesia 9. Cotton production obtained by mutant lines KJ 2 and Kanesia 8 werehigher compared to KJ 1 and Kanesia 9.

Kata kunci: Mutan, genjah, generasi, kapas (Mutant, Early, Generation, cotton}

PENDAHULUAN

Di Indonesia, sentra penanaman kapasmenyebar di lima propinsi yaitu Jawa Tengah,Jawa Timur, NTB, Sulawesi Selatan dan SulawesiTenggara. Pada umumnya kapas ban yak ditanamdi daerah kering dengan jumlah hari hujan relatifsedikit dan tidak menentu (1). Nusa TenggaraBarat (NTB) merupakan daerah kering denganluas wilayah 2155.150 Ha, terdiri atas lahansawah seluas 200.957 Ha (9.33%) dan lahankering seluas 1.809.463 (84.19 %). dengan curahhujan rata-rata dari bulan April - Mei adalah 100mml bulan dan pada bulan Juni curah hujanterendah mendekati 0 mm (2). Di daerah tersebuttanaman kapas sering mengalami gagal panenkarena air yang tersedia dalam tanah tidakmencukupi untuk pertumbuhan danperkembangan tanaman. Selain itu petanikesulitan untuk menentukan waktu tanam yangtepat, karena hujan turun tidak menentu. Hal iniakan mengakibatkan pertumbuhan dan produksikapas tidak optimal (3). Melihat hal di atas, carayang paling efektif untuk mengatasi masalahterse but adalah dengan menanam kapas yangtoleran terhadap kondisi lingkungan. MenurutHasnam dkk (4) usaha untuk menghindari

kegagalan panen kapas pada daerah yang harihujannya relatif pendek adalah dengan menanamvarietas kapas yang berumur genjah. Lebih lanjutdijelaskan oleh Marjono dkk (5) bahwa kapasgenjah dapat terhindar dari kekeringan karenasebelum terjadi kekeringan buah kapas telahmasak (siap dipanen). Namun demikianproduktivitas varietas kapas berumur yanggenjah masih belum optimal sehingga dirasaperlu ditingkatkan .

Kebutuhan serat kapas sebagai bahan bakuindustri tekstil di Indonesia 99% dipenuhi dariimpor. Pada tahun 2000 impor serat sebesar 565ribu ton pada tahun 2001 meningkat menjadi 762ribu ton atau senilai $US.729.9 juta pada tahun2000 dan $US. 1.066 juta pada tahun 2002 (6).Usaha untuk meningkatkan produksi kapasrakyat dilakukan melalui program IntensifikasiKapas Rakyat (IKR) sejak tahun 1978/1979 padaPelita III meskipun belum mampu meningkatkanproduksi kapas secara maksimum. Rata - rataproduksi kapas dalam program IntensifikasiKapas Rakyat (IKR! di tingkat petani sangatrendah yaitu 0,48-0,52 ton/ha (7). dan produksidalam negeri hanya berkisar 1.600 - 2.500 ributon atau kurang dari 0,5 % kebutuhan nasional(6). Rendahnya produktivitas ini diakibatkan

101

Risalan Seminar Ilmian Aplikasi Is%p dan Radiasi, 2006

adanya serangan hama, kekeringan dan faktorbiotik lainnya (1). Peningkatan produktivitaskapas dapat ditempuh dengan perbaikan teknikbudi daya dan penggunaan varietas unggul.

Perbaikan varietas kapas diarahkan padapembentukkan varietas dengan bent uk kanopikompak, umur genjah, tahan hama dan penyakit,serta kualitas serat yang baik (7). Bentuk kanopiyang kompak (eabang generatif pendekl akanmemudahkan pengendalian hama (5).

Sehubungan dengan hal itu, dalam upayamendapatkan varietas kapas unggul, Pus lit bangTeknologi Isotop dan Radiasi-BATAN telahmelakukan perbaikan varietas. Penggunaanteknik mutasi pada pemuliaan tanaman kapastelah dilakukan dengan radiasi pad a kulturjaringan. Radiasi embrio aksis dari benih kapasvarietas NIAB 999 telah dihasilkan galur harapanKJ 1 dan KJ 2 dengan umur panen 105-110 hari.Penggunaan varietas unggul bermutu baik, dalamhal ini mutu serat yang baik merupakan salahsatu kriteria untuk menjadikan kapas sebagaikomoditas unggulan (5). Tujuan dari penelitianini adalah mengamati sifat agronomi dan mutuserat galur mutan kapas KJ 1 dan KJ 2 yangditanam di NTB.

BAHAN DAN METODA

Materi penelitian yang digunakan adalah 2galur mutan : KJ 1, KJ 2 dan 2 varietaspembanding yaitu Kanesia 8 dan Kanesia 9.Galur mutan KJ 1 dan KJ 2 berasal dari hasilembrio aksis kultur jaringan kapas varietas NIAB999 yang diiradiasi dengan sinar gamma 20 Graydari 6OCOpada penelitian tahun 1999. Penelitiandilakukan di Keeamatan Bayan, Lombok Barat diNTB dari bulan Juni 2005 sampai bulan Oktober2005.

Pemupukan dilakukan 2 kali yaitu padaumur 7 hari setelah tanam dengan menggunakan50 kg ZA + 100 kg SP36 + 75 kg KCl./ha, danpada umur 42 hari setelah tanam denganmenggunakan 100 kg urea Iha.Parameter yang diamati adalah sebagai berikut:a. Tinggi tanaman dan jumlah eabang generatif

pada umur 127 hari setelah tanamb. Jumlah buah/pohon, be rat 100 buah, berat

kapas berbiji/hae. Panjang serat, kekuatan serat, kehalusan, dan

kerataan serat yang dilakukan di BalaiPenelitian dan Pengembangan Industri TekstilBandung.

Pereobaan dilakukan dengan Raneangan AeakKelompok dengan ukuran plot 8 x 7 M2 danjumlah ulangan 5 kali. Jarak tanam yangdigunakan 10 x 100 em atau dengan jumlahpopulasi tanaman 100.000 tanaman/ha. Analisis

102

dilakukan dengan ANOV A menggunakanprogram SAS.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penampilan galur mutan harapan kapas KJ1 dan KJ 2 pada uji daya hasil yang dilakukan diBayan, NTB dapat di lihat pada Gambar 1 danGambar 2. Tinggi tanaman galur mutan harapanKJ 1, varietas kontrol Kanesia 8 dan Kanesia 9dengan galur mutan harapan KJ 2 berbeda nyata(Tabel 1). Jumlah eabang generatif galur KJ 1 danKJ 2 tidak berbeda nyata dengan varietas kontrolKanesia 9, tetapi Kanesia 8 hasilnya relatif Ieenderung lebih baik, dan menurut Hasnamdkk (4) eabang generatif sangat berpengaruhterhadap pertumbuhan tanaman kapas danpengendalian hama, umur genjah dan produksitinggi. Jumlah buah galur mutan harapan KJ1berbeda nyata dengan Kanesia 8 dan 9, sedangKJ 2 tidak berbeda nyata dengan varietas kontrolKanesia 8 dan 9. Demikian juga, berat buah 100butir dan produksi galur mutan KJ 1 dan KJ 2dengan varietas kontrol Kanesia 8 dan Kanesia 9tidak berbeda nyata . Galur mutan kapas KJ 1dan KJ 2 berumur genjah yaitu 110 hari, sedang2 varietas kontrolnya berumur120 hari.(Tabel 1)dan menurut Marjono et.al (51 dikatakan bahwakapas yang berumur genjah dapat lolos darikekeringan karena sebelum terjadi kekeringan,buah kapas telah masak lebih dahulu dan didugagalur mutan KJ 2 mempunyai produksi tinggikarena umurnya yang genjah sehingga terhindardari kekeringan selain itu batang dari tanaman KJ2 lebih kokohl batang lebih besar dibandingkanKJ 1, jarak tanam tidak terlalu rapat (100 x 25em) lain halnya dengan KJ 1 harus ditanam rapat1100xlO em) karena pembungaan dan biji sedikitsekali yang bakal menjadi buah kapas. Jaraktanam tersebut sudah merupakan ketentuanuntuk uji multilokasi untuk pelepasan varietas100x 25 em dari Direktorat Perkebunan

Departeman Pertanian. Pada uji daya hasil diCitayam tahun 2002 galur mutan harapan KJ 1dan KJ 2 menunjukkan umur genjah yaitu 110181·

Hasil pengamatan persentase serat galurharapan KJ 1 dan KJ 2 dan dua varietaspembanding yang diuji di Bayan dapat dilihatpada Tabel 2. Persentase serat KJ 1 dan KJ 2nyata lebih tinggi dari pada Kanesia 8 danKanesia 9. Persentase serat kapas sangat pentinguntuk meningkatkan mutu kapas di Indonesia.Produksi ditingkat petani masih dibawah 0,5ton kapas berbiji/ha. (61. Oleh karena itu mutukapas di Indonesia sangat rendah. Namun, hasilpengujian mutu serat yang dilakukan di BalaiPenelitian dan Pengembangan Industri Tekstil,Bandung disajikan pada Tabel3. dan tabel

terse but tampak panjang serat KJ 1 dan KJ 2lebih pendek dibandingkan dengan Kanesia 8 danKanesia 9. Kekuatan serat (g/tex) galur KJ 1 yaitu27.1 dan KJ 2 yaitu 27,4 lebih rendah jikadibandingkan dengan Kanesia 8 dan Kanesia 9.Kemuluran serat galur KJ 1 6,6 % at au lebihrendah jika dibandingkan dengan KJ 2 danKanesia 8 tetapi hampir sarna jika dibandingkandengan Kanesia 9. Kedewasaan serat untuk KJ 1yaitu 89 % dan KJ 2 89 % lebih rendah jikadibandingkan dengan Kanesia 9 yaitu 90 0/0.

Mikroner menentukan mutu serat

khususnya dalam hal kehalusan untuk industritektil. Mikroner KJ 1 dan KJ 2 masing-masing 4,9tampaknya tidak berbeda nyata jikadibandingkan dengan Kanesia 9 yaitu 4,9. Tetapilebih tinggi jika dibandingkan dengan kanesia 8.Untuk keseragaman serat (0/01 galur mutan KJ 1(81,9 0/01 dan KJ 2 (84,0 0/01 lebih rendah jikadibandingkan dengan Kanesia 8 (87,3 0/0),

Peningkatan mutu serat sangat penting untukmenentukan daya pintal dan mutu benang yangdihasilkan (1).

KESIMPULAN

Dari hasH penelitian disimpulkan sebagaiberikut:

1. Galur mutan harapan KJ 1 dan KJ 2 berumurpanen 110 hari, lebih genjah dibandingkandengan varietas kontrol Kanesia 8 danKanesia 9.

2. Persentase serat kapas untuk penanaman diNTB bahwa KJ 1 dan KJ 2 lebih tinggidibandingkan dengan nasional Kanesia 8 danKanesia 9.

3. Produksi kapas galur mutan KJ 2 danKanesia 8 cenderung lebih tinggidibandingkan dengan KJ 1 dan Kanesia 9namun secara statistik tidak berbeda nyata.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepadaDepartemen Pertanian, yang telah melakukan ujimulti lokasi dan Balai Penelitian PengembanganIndustri TekstH yang telah melakukan analisisMutu Serat.

Risalah Semif!8£ Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radias}; 2006

DAFTAR PUSTAKA

1. SASTROSUPADI,A. DAN M.JUNAIDI 1978.Pengaruh waktu dan jarak tanamterhadapproduksi dan kualitas seratkapas. Pember. LPTI 31:31-75 .h.5

2. Badan Pusat Statistik 2001. Statistik

Perdagangan Luar Negeri. Indonesiaimpor Katalog BPS; 8107 vol II. Tahun2001 h.991.

3. SUDARMADJI dan HADI S. 2004.Heteriosis Beberapa Genotipe KapasGossypium hisutum L.) HasHPersilangan kapas Berumur Genjah.Prosiding Lokakarya PerhimpunanPemuliaan Indonesia VII. Peripi­Balitkabi Malang h. 509-513.

4. HASNAM, SIWI S., EMY S., DAN I G.A.AINDRA YANI.1993. Seleksi KetahananKapas Terhadap Hama dan KetahananPenyakit. Seminar HasH BalittasMalang. Tidak dipublikasikan.

5. MARJONO, R. HASNAM dan EMY S. 1992Uji Kegenjahan Beberapa GenotipikKapas. Zuriat. Vol. Januari-Junih.37-43.

6. Direktorat Jendral Perkebunan. 1992Pengarah Direktorat JendralPerkebunan Pada Pertemuan Teknis

Intensifikasi Rakyat Surabaya, 17september 1999. H.

7. Balittas. 2000. Peluang Penggunaan VarietasGenjah di Daerah Bermusim HujanPendek. Laporan bulan Febuari 2000.h.lO.

8. DAMERIA H., LILIK H, HAMDANI DAN

SISWOYO 2004. Laporan Teknis UjiDaya HasH Beberapa Galur MutanKapas Hasil Iradiasi. Tidakdipublikasikan Jakarta h.3.

103

Risalan Seminar IImian Aplikasi Isolop dan Radiasi, 2006

Tabel 1. Data Sifat agronomi mutan kapas KJ 1 dan KJ 2 pada uji daya hasil di Bayan, NTBdengan pada musim tanam MK 2005.

No. Galur I Tinggi TanamanCabangJumlahBera!100Produksi Umur panen.varie!as

Genera!ifBuahbuah (gram Ikg/ha(hari!

1.

KJl 124,82b 14,30b13,04b592,00a3499,33a110

2.KJ2 116,20b 14,34b15,00b612,00a3740,00a110

2.

Kanesia 8152,92a 16,82a15,60a610,00a3739,33a120

3.

Kanesia 9151,92a 16,14a15,66a624,00a3640,00a120

BNT 5 %

10,0210,7102,27980,66429,553BNT 1 %

14,0490,9953,195113,093602,241KK

8,6023,95513,18511,36310,091

Tabel 2. Mutu serat galur mutan kapas yang ditanam di Bayan pada tahun 2005.

Galurl PanjangKekua!anMulurKedewasaaMikronerKeseragamanPersen!ase Sera!

varie!assera! (in.)sera!(%!n sera! (%1 (%!

(glTex)

KJl

0,94727,16,6894,981,945,09

KJ2

0,94827,47,1894,984,045,22K8

1,05028,97,3884,587,340,34K9

1,07030,16,2904,984,941,71

GALUR MUTAN HARAPAN KAPAS BATAN DI NTB

104

Gambar 1. Galur mu!an harapan kapas KJ 1 BATAN Gambar 2. Galur mu!an harapan kapas KJ 2 BATAN

Risalah Sem:;'18T Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi, 2006

DISKUSI

SIHONO

Di dalam penelitian ini disamping hasilproduksi tinggi tentunya mempunyai mutu seratyang bagus. Apa ciri-ciri mutu serat yang baikuntuk tanaman kapas ?

TARMIZI

Ciri-ciri mutu serat yang baik untuktanaman kapas yaitu mempunyai karakteristikyang diharapkan industri textil nasional :1. Kekuatan serat : 27.13 - 29,509 g/tex

2. Panjang serat : 26,92 - 29,34 mm3. Kehalusan serat : 3,5 - 4,5 mic4. Keseragaman serat : 83,3 - 84,6 %5. Elastisitas

Mutu serat kapas KJl dan KJ2 diuji di BalaiPenelitian dan Pengembangan Industri TekstilBandung

IDAWATI

Kuantitas hasil kapas KJl dan KJ2 tetapikualitasnya tidak sebaik hasil dari varietaspembanding. Karena kualitas serat sangatberpengaruh dalam proses pemintalan, apakahkualitas serta yang dihasilkan dari Kj1 dan Kj2memenuhi persyaratan ?

TARMIZI

Ya. Dijelaskan pada tabel 2 prosentaseserat pada Kj1 terlihat sangat nyata. Jikadibandingkan dengan kontrol nasional yaitukanesia 8 dan kanesia 9.

105