Light Dependent Resistor (LDR) Sebgai Alarm Anti Maling

29
MAKALAH “Light Dependent Resistor (LDR) Sebagai Alarm Anti Maling” Disusun untuk melengkapi Tugas Rangkaian Elektronika kelas A Jurusan Teknik Elektro - Fakultas Teknik Elektro – UNESA Disusun oleh : Nama : Dimas Yoga Apriawan NIM : 135874013 Kelas : TE 13 A Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Elektro Universtas Negeri Surabaya

description

fsgrdhfg

Transcript of Light Dependent Resistor (LDR) Sebgai Alarm Anti Maling

Page 1: Light Dependent Resistor (LDR) Sebgai Alarm Anti Maling

MAKALAH

“Light Dependent Resistor (LDR) Sebagai Alarm Anti Maling”

Disusun untuk melengkapi Tugas Rangkaian Elektronika kelas A

Jurusan Teknik Elektro - Fakultas Teknik Elektro – UNESA

Disusun oleh :Nama : Dimas Yoga ApriawanNIM : 135874013Kelas : TE 13 A

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Elektro

Universtas Negeri Surabaya

Tahun Ajaran 2013/2014

Page 2: Light Dependent Resistor (LDR) Sebgai Alarm Anti Maling

ABSTRAK

Light Dependent Resistor atau yang biasa disebut LDR adalah jenis resistor

yang nilainya berubah seiring intensitas cahaya yang diterima oleh komponen

tersebut. Biasa digunakan sebagai detektor cahaya atau pengukur besaran konversi

cahaya. Light Dependent Resistor, terdiri dari sebuah cakram semikonduktor yang

mempunyai dua buah elektroda pada permukaannya. Pada saat gelap atau cahaya

redup, bahan dari cakram tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah

yang relatif kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan

elektrik. Artinya pada saat cahaya redup LDR menjadi konduktor yang buruk, atau

bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau cahaya

redup.

Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron yang lepas dari atom

bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan ada lebih banyak elektron untuk

mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya terang LDR menjadi

konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang kecil pada

saat cahaya terang.

i

Page 3: Light Dependent Resistor (LDR) Sebgai Alarm Anti Maling

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta

hidayahnya kepada kita semua, dan taklupa sholawat serta salam tetap tercurah

limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, terimakasih atas segala

partisipasi dari bapak/ibu dosen dan teman menyelesaikan makalah yang berjudul

“Light Dependent Resistor (LDR) Sebagai Alarm Anti Maling”,semoga dengan

adanya makalah ini dapat membantu dalam pengembangan pengetahuan pembaca

akan berbagai informasi yang terkait.

Hormat Kami,

Penyusun

ii

Page 4: Light Dependent Resistor (LDR) Sebgai Alarm Anti Maling

DAFTAR ISIABSTRAK..................................................................................................................... iKATA PENGANTAR.................................................................................................... iiDAFTAR ISI................................................................................................................ iiiBAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................11.2 Rumusan Masalah.............................................................................................11.3 Tujuan................................................................................................................1

BAB II DASAR TEORI.................................................................................................22.1

A. Light Dependent Resistor (LDR)..................................................................2B. Silicon Control Rectifier (SCR).....................................................................5C. Transistor.....................................................................................................8D. Resistor......................................................................................................12E. Kapasitor Elektrolit.....................................................................................14F. Buzzer........................................................................................................15

2.2 Alat dan Bahan yang Digunakan......................................................................162.3 Gambar Rangkaian Alarm...............................................................................162.4 Cara Kerja Rangkaian (Pembahasan).............................................................16

BAB III PENUTUP.....................................................................................................183.1 Kesimpulan.....................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 5: Light Dependent Resistor (LDR) Sebgai Alarm Anti Maling

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kejahatan semakin meraja lela saja pada akhir-akhir ini. Nilai rupiah kian lama kian

menurun. Ini menyebabkan pada kehidupan yang semakin sulit saja. Persaingan dalam

mencari pekerjaan pun begitu ketat. Alhasil banyak pengangguran pun meluas bak

jamur di musim penghujan. Aksi pencurian yang terjadi pun juga semakin tinggi. Mari

kita atasi masalah tersebut dengan membuat “alarm pencuri”. Dari namanya saja terlihat

bahwa alarm tersebut dikhususkan untuk mendeteksi pencuri.

1.2 Rumusan MasalahPada makalah ini berikut akan mengambil masalah mengenai :

1. Apa itu rangakaian LDR Anti maling?

2. Bagaimana prinsip kerja dari Rangkaian LDR anti maling?

3. Bagaimanana pengaplikasiannya dari Rangkaian LDR anti maling?

1.3TujuanSesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penyusunan makalah

ini adalah :

1.  Menguji prinsip kerja LDR terhadap perubahan intensitas cahaya.

2.  Mengetahui prinsip kerja dari Rangkaian LDR anti maling.

3.  Membuat rangkaian anti maling serta pengaplikasiannya.

1

Page 6: Light Dependent Resistor (LDR) Sebgai Alarm Anti Maling

BAB II

2.1. Dasar Teori

A.  Light Dependent Resistor (LDR)

LDR atau light Dependent Resistor adalah salah satu jenis resistor yang

nilai hambatannya dipengaruhi oleh cahaya yang diterima olehnya. Besarnya

nilai hambatan pada LDR tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima

oleh LDR itu sendiri..

Tampilan fisik dan simbol LDR dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini :

Gambar 1. Tampilan Fisik dan Simbol LDR

Biasanya LDR (atau lebih dikenal dengan fotoresistor) dibuat berdasarkan

kenyataan bahwa film kadmium sulfida mempunyai tahanan yang besar kalau

tidak terkena cahaya dan tahanannya akan menurun kalau permukaan film itu

terkena sinar.

Resistor peka cahaya atau fotoresistor adalah komponen elektronik yang

resistansinya akan menurun jika ada penambahan intensitas cahaya yang

mengenainya. Fotoresistor dapat merujuk pula pada light dependent resistor

(LDR), atau fotokonduktor.

Fotoresistor dibuat dari semikonduktor beresistansi tinggi. Jika cahaya

yang mengenainya memiliki frekuensi yang cukup tinggi, foton yang diserap

oleh semikonduktor akan menyebabkan elektron memiliki energi yang cukup

2

Page 7: Light Dependent Resistor (LDR) Sebgai Alarm Anti Maling

untuk meloncat ke pita konduksi. Elektron bebas yang dihasilkan (dan

pasangan lubangnya) akan mengalirkan listrik, sehingga menurunkan

resistansinya.

Besarnya tahanan LDR / fotoresistor dalam kegelapan mencapai jutaan

ohm dan turun sampai beberapa ratus ohm dalam keadaan terang. LDR dapat

digunakan dalam suatu jaringan kerja (network) pembagi potensial yang

menyebabkan terjadinya perubahan tegangan kalau sinar yang datang

berubah.

LDR digunakan untuk mendeteksi intensitas cahaya, yang mana intensitas

cahaya sendiri dinyatakan dalam dua satuan fisika, yaitu lumens per meter

persegi dan Watt per meter persegi. Kedua satuan itu agak berbeda. yang satu

berdasarkan pada kepekaan mata manusia, yang satu lagi berdasarkan energi

listrik yang dialirkan ke sumber cahaya.

Karakteristik LDRLDR adalah suatu bentuk komponen yang mempunyai perubahan resistansi

yang besarnya tergantung pada cahaya. Karakteristik LDR terdiri dari dua

macam yaitu Laju Recovery dan Respon Spektral:

1.    Laju Recovery Bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan cahaya

tertentu ke dalam suatu ruangan yang gelap, maka bisa kita amati bahwa nilai

resistansi dari LDR tidak akan segera berubah resistansinya pada keadaan

ruangan gelap tersebut. Namun LDR tersebut hanya akan bisa mencapai harga

di kegelapan setelah mengalami selang waktu tertentu. Laju recovery

merupakan suatu ukuran praktis dan suatu kenaikan nilai resistansi dalam

waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K/detik, untuk LDR tipe arus harganya

lebih besar dari 200K/detik (selama 20 menit pertama mulai dari level cahaya

100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah sebaliknya, yaitu

pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan waktu kurang dari

10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai dengan level cahaya 400 lux.

3

Page 8: Light Dependent Resistor (LDR) Sebgai Alarm Anti Maling

2.    Respon Spektral LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang

gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa

digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, aluminium, baja,

emas dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga merupakan penghantar

yang paling banyak, digunakan karena mempunyai daya hantar yang baik

(TEDC,1998)

3. Cara Sensor Cahaya LDR Bekerja

Resistansi LDR akan berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya

yang mengenainya atau yang ada disekitarnya. Dalam keadaan gelap

resistansi LDR sekitar 10MΩ dan dalam keadaan terang sebesar 1KΩ atau

kurang. LDR terbuat dari bahan semikonduktor seperti kadmium sulfida.

Dengan bahan ini energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak

muatan yang dilepas atau arus listrik meningkat. Artinya resistansi bahan telah

mengalami penurunan.

4. Prinsip Kerja LDRPada sisi bagian atas LDR terdapat suatu garis / jalur melengkung yang

menyerupai bentuk kurva. Jalur tersebut terbuat dari bahan cadmium sulphida

yang sangat sensitiv terhadap pengaruh dari cahaya. Jalur cadmium sulfida

yang terdapat pada LDR dapat dilihat pada gambar 2.

4

Page 9: Light Dependent Resistor (LDR) Sebgai Alarm Anti Maling

Gambar 2. Jalur Cadmium

Pada gambar jalur cadmium sulfida dibuat melengkung menyerupai kurva

agar jalur tersebut dapat dibuat panjang dalam ruang (area) yang sempit.

Cadmium sulfida (CdS) merupakan bahan semi-konduktor yang memiliki gap

energi antara elektron konduksi dan elektron valensi.

Ketika cahaya mengenai cadmium sulfida, maka energi proton dari

cahaya akan diserap sehingga terjadi perpindahan dari band valensi ke band

konduksi. Akibat perpindahan elektron tersebut mengakibatkan hambatan dari

cadmium sulfida berkurang dengan hubungan kebalikan dari intensitas cahaya

yang mengenai LDR.

B. Resistor

Resistor adalah suatu komponen elektronika yang dapat membatasi aliran arus

listrik. Hampir semua proyek elektronika menggunakan komponen yang satu

ini. Resistor atau tahanan mungkin lebih banyak digunakan dari pada

komponen-komponen lain. Resistor bekerja berdasarkan sifat resistansi suatu

bahan yang dapat menghantarkan listrik

5

Page 10: Light Dependent Resistor (LDR) Sebgai Alarm Anti Maling

Gambar 3. Resistor

C. Transistor

Transistor adalah komponen elektronika yang mempunyai tiga buah

terminal. Terminal itu disebut emitor, basis, dan kolektor. Transistor seakan-

akan dibentuk dari penggabungan dua buah dioda. Dioda satu dengan yang

lain saling digabungkan dengan cara menyambungkan salah satu sisi dioda

yang senama. Dengan cara penggabungan seperti dapat diperoleh dua buah

dioda sehingga menghasilkan NPN.

Bahan yang digunakan untuk menghasilkan bahan N dan bahan P

adalah silikon dan germanium. Oleh karena itu, dikatakan :

1. Transistor germanium PNP

2.Transistor silikon NPN

3.Transistor silikon PNP

4.Transistor germanium NPN

Semua komponen di dalam rangkaian transistor dengan simbol. Anak

panah terdapat di dalam simbol menunjukkan arah yang melalui transistor.

6

Page 11: Light Dependent Resistor (LDR) Sebgai Alarm Anti Maling

Gambar 4. Simbol Transistor NPN dan PNP

Keterangan :

C = kolektor

E = emitter

B = basis

Didalam pemakaiannya, transistor dipakai sebagai komponen saklar

(switching) dengan memanfaatkan daerah penjenuhan (saturasi) dan daerah

penyumbatan (cut off) yang ada pada karakteristik transistor.

Pada daerah penjenuhan nilai resistansi persambungan kolektor

emitter secara ideal sama dengan nol atau kolektor dan emitter terhubung

langsung (short). Keadaan ini menyebabkan tegangan kolektor emiter (VCE) = 0

Volt pada keadaan ideal, tetapi kenyataannya VCE bernilai 0 sampai 0,3 Volt.

Dengan menganalogikan transistor sebagai saklar, transistor tersebut dalam

keadaan on seperti gambar di bawah 4.

Gambar 5 Transistor sebagai saklar ON

Pada daerah penyumbatan, nilai resistansi persambungan kolektor

emitter secara ideal sama dengan tak terhitung atau terminal kolektor dan

emitter terbuka (open). Keadaan ini menyebabkan tegangan (VCB) sama

7

Page 12: Light Dependent Resistor (LDR) Sebgai Alarm Anti Maling

dengan tegangan seumber (VCC). Tetapi pada kenyataannya VCC pada saat ini

kurang dari VCC karena terdapat arus bocor dari kolektor ke emitter. Dengan

menganalogikan transistor sebagai saklar, transistor tersebut dalam keadaan

off seperti gambar di bawah ini.

Gambar 6. Transistor sebagai saklar Off

Karakteristik Ic dengan VceGambar di bawah memperlihatkan karakteristik keluaran yang

menghubungkan arus Ic dengan tegangan Vce untuk harga arus Ib tertentu.

Kurva ini menyajikan hubungan antara arus masukan di satu sisi dan arus serta

tegangan keluaran di sisi yang lain. Parameter yang sangat penting bagi

transistor adalah penguat arus DC, yang dikenal sebagai penguat arus statis

hfe. Ini adalah penguatan transistor pada keadaan stasioner, yaitu tanpa sinyal

masukan. Tidak mempunyai satuan (karena suatu perbandingan).

Gambar 7. Karakteristik Ic terhadap Vce

8

Page 13: Light Dependent Resistor (LDR) Sebgai Alarm Anti Maling

Karakteristik arus kolektor terhadap Vce pada transistor 2. Transistor

NPN Kolektor dan emitter merupakan bahan semikonduktor jenis n dan lapisan

diantaranya merupakan semikonduktor jenis p. Transistor bekerja dalam satu

arah, yaitu dari kolektor menuju emitter, karena kedua terminal tersebut terbuat

dari bahan yang sama.

Pada dasarnya transistor dapat dianggap sebagai suatu piranti yang

beroperasi karena adanya arus. Kalau alat mengalir ke dalam basis dan

melewati sambungan basis emitter, suatu suplai positif pada kolektor akan

menyebabkan arus mengalir antara kolektor dan emitter. Dua hal yang harus

diperhatikan pada arus kolektor ini adalah :

a. Untuk arus basis nol, arus kolektor turun sampai pada tingkat arus

kebocoran, yaitu kurang dari 1 mikro Ampere dalam kondisi normal (untuk

transistor dengan bahan dasar silicon).

b. Untuk arus basis tertentu, arus kolektor yang mengalir akan jauh lebih besar

daripada arus basis itu. Arus kolektor tersebut dicapai dengan: Ic = hfe x Ib. 3.

Transistor sebagai saklar cara yang termudah untuk menggunakan

sebuah transistor adalah sebagai sebuah saklar, artinya bahwa kita

mengoperasikan transistor pada salah satu dari saturasi atau titik sumbat, tetapi

tidak di tempat-tempat sepanjang garis beban.

Jika sebuah transistor berada dalam keadaan saturasi, transistor

tersebut seperti sebuah saklar yang tertutup dari kolektor ke emitter.

Jika transistor tersumbat (cut off), transistor seperti sebuah saklar

yang terbuka.

9

Page 14: Light Dependent Resistor (LDR) Sebgai Alarm Anti Maling

Gambar 8 Transistor Sebagai Saklar dan rangkaian switching transistor.

Penjumlahan tegangan sekitar loop input memberikan:

Jika arus basis lebih besar atau sama dengan Ib (sat), titik kerja Q

berada pada ujung atas garis beban (gambar 8. (kanan)). Dalam hal ini

transistor bekerja pada ujung bawah dari garis beban, dan transistor terlihat

seperti sebuah switch yang terbuka.

Cara mengetahui transistor jenis PNP atau NPN

Anda harus menggunakan ohm meter atau multitester ( Avometer ).

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menentukan transistor jenis

PNP atau jenis NPN adalah sebagai berikut :

  Pastikan bahwa anda ingin menentukan jenis PNP atau NPN.

  Saklar multitester pada posisi R x 100 ohm.

  Hubungkan pencolok hitam (-) pada kaki emitor.

  Hubungkan pencolok merah (+) pada kaki basis.

  Catat berapa jarum skala bergerak dan berhenti.

10

Page 15: Light Dependent Resistor (LDR) Sebgai Alarm Anti Maling

  Kemudian pencolok hitam pada kaki kolektor.

  Lihat jarum skala pasti bergerak dan berhenti pada angka tertentu.

  Jika pengukuran pengukuran pertama jarum lebih kecil dari

pengukuran yang kedua berarti Transistor jenisPNP

  Jika jarum lebih skala lebih besar daripada pengukuran kedua

berarti jenis NPN.

D.  ResistorSebuah resistor sering disebut werstan, tahanan atau penghambat, adalah

suatu komponen elektronik yang dapat menghambat gerak lajunya arus listrik.

Resistor disingkat dengan huruf "R" (huruf R besar). Satuan resistor adalah

Ohm, yang menemukan adalah George Ohm (1787-1854), seorang ahli Fisika

bangsa Jerman.

Gambar 9 Gambar  fisik macam-macam resistor

Kemampuan resistor untuk menghambat disebut juga resistensi atau

hambatan listrik. Besarnya diekspresikan dalam satuan Ohm. Suatu resistor

dikatakan memiliki hambatan 1 Ohm apabila resistor tersebut menjembatani

beda tegangan sebesar 1 Volt dan arus listrik yang timbul akibat tegangan

tersebut adalah sebesar 1 ampere, atau sama dengan sebanyak 6.241506 ×

1018 elektron 1per detik mengalir menghadap arah yang berlawanan dari arus.

Hubungan antara hambatan, tegangan, dan arus, dapat disimpulkan

melalui hukum berikut ini, yang terkenal sebagai hukum Ohm:

V = I . R

11

Page 16: Light Dependent Resistor (LDR) Sebgai Alarm Anti Maling

Dimana V adalah beda potensial antara kedua ujung benda penghambat, I

adalah besar arus yang melalui benda penghambat, dan R adalah besarnya

hambatan benda penghambat tersebut.

Gelang Warna pada Resistor

Pada Resistor biasanya memiliki 4 gelang warna, gelang pertama dan

kedua menunjukkan angka, gelang ketiga adalah faktor kelipatan, sedangkan

gelang ke empat menunjukkan toleransi hambatan.

Pertengahan tahun 2006, perkembangan pada komponen Resistor terjadi

pada jumlah gelang warna. Dengan komposisi: Gelang Pertama (Angka

Pertama), Gelang Kedua (Angka Kedua), Gelang Ketiga (Angka Ketiga),

Gelang Keempat (Multiplier) dan Gelang Kelima (Toleransi).

Berikut Gelang warna dimulai dari warna Hitam, Coklat, Merah, Jingga,

Kuning, Hijau, Biru, Ungu (violet), Abu-abu dan Putih Sedangkan untuk gelang

toleransi hambatan adalah: Coklat 1%, Merah 2%, Hijau 0,5%, Biru 0,25%,

Ungu 0,1%, Emas 5% dan Perak 0%. Kebanyakan gelang toleransi yang

dipakai oleh umum adalah warna Emas, Perak dan Coklat.

Sifat-sifat resistor, antara lain sebagai berikut :

           Jika pada ujung-ujungnya dipasang tegangan, akan mengalirkan arus

sebesar I=V/R

Dapat mengalirkan arus searah maupun bolak-balik

Dapat mengalirkan arus bolak-balik berfrekuensi tinggi maupun rendah.

Jika dua buah resistor R1 dan R2 disusun secara seri, maka nilai resistansi

penggantinya adalah R1+R2 dan jika disusun secara paralel nilai resistansi

penggantinya adalah R1.R2/(R1+R2).

Gambar 10 Rangkaian a.seri b.paraller

E. Kapasitor Elektrolit

12

Page 17: Light Dependent Resistor (LDR) Sebgai Alarm Anti Maling

Kapasitor elektrolit adalah sebuah kapasitor yang memiliki polaritas.

Sehingga untuk pemasangan komponen pada rangkaian harus memperhatikan

polaritas pada kaki-kakinya, antara kutub positif dan kutub negatif.Jika terjadi

kesalahan pemasangan pada rangkaian maka dapat menyebabkan kerusakan

pada komponen lainnya yang terdapat didalam rangkaian tersebut. Salah satu

comtoh kapasitor elektrolit adalah ELCO (Electrilyte Condensator).

Gambar 11. Simbol Kapasitor

Pada umumnya nilai kapasitansi dari kapasitor tetap dapat dilihat dari label

permukaannya. Hanya saja ada perbedaan dalam pembacaan nilai dari

masing-masing jenis kapasitor. Pada kapasitor elektrolit, untuk mengetahui nilai

kapasitansinya cukup dengan membaca langsung label yang sudah tersedia

dan umumnya disusun dalam satuan mikro Farad (μF) dan dilengkapi dengan

batas tegangan kerjanya.

Ada dua cara untuk membaca nilai kapasitansi yang terdapat pada badan

kapasitor non-elektrolit.Untuk kapasitor non-elektrolit yang pada badannya

tertera tiga angka,cara membacanya sebagai berikut. Angka pertama dan

kedua adalah variabel nilai, sedangkan angka ketiga adalah faktor kali. Adapun

satuan yang digunakan adalah pico Farad (pF).

13

Page 18: Light Dependent Resistor (LDR) Sebgai Alarm Anti Maling

F. Buzzer

Gambar 12 Simbol Buzzer

Gambar 13 Buzzer

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk

mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja

buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari

kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut

dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke

dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya,

karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan

akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara

bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai

indikator bahwa

14

Page 19: Light Dependent Resistor (LDR) Sebgai Alarm Anti Maling

2.2 Alat dan Bahan yang Digunakan

Daftar komponen yang digunakan Resistor : 5 = 1 K 2 R3 = 47k Kapasitor : C = 220µF / 12 VDC Transistor : TR = BC547 LDR : Type ORP 12 BUZZER : 6 - 9 VDC SAKLAR : S = Saklar SPDT BATERAI : 9 VDC

2.3 Gambar Rangkaian Alarm

2.4 Cara Kerja Rangkaian (Pembahasan)

Rangkaian alarm ini sangat cocok dipakai untuk mengusir tamu tak diundang atau pencuri. Sebagai komponen utama adalah sebuah sensor yaitu berupa komponen LDR (Light Different Resistance) yang dipasang pada tempat tersembunyi namun mendapat cahaya lampu penerangan yang ada.

Rangkaian alarm ini akan berbunyi apabila ada cahaya yang menyinari LDR terpotong/terhalang oleh orang atau sebuah gerakan yang lewat sensor tersebut.Telah kita ketahui bahwa komponen-komponen elektronika yang dibutuhkan untuk merangkai alarm diatas mempunyai cara kerja sendiri-sendiri yaitu:

1. Resistor berfungsi sebagai tahanan listrik yang mempunyai besar tahanan sesuai dengan warna-warna yang ditunjukkan pada transistor.

15

Page 20: Light Dependent Resistor (LDR) Sebgai Alarm Anti Maling

2. Kapasitor berfungsi untuk menyimpan muatan listrik. Kapasitor yang digunakan dalam rangkaian alarm ini adalah kapasitor elektrolisis jenis elektrolisis aluminium. Kapasitor jenis ini memiliki terminal positif dan terminal negatif. Kedua terminal ini harus disambungkan dengan polaritas yang benar.

3. Transistor berfungsi untuk mengalirkan arus melalui terminal emitor dengan polaritas paling negatif, terminal kolektor beberapa volt lebih positif dibandingkan terminal emitor lainnya dan terminal basis lebih positif 0,7 V daripada terminal emitor lainnya.

4. SCR fungsinya hampir sama dengan Transistor yaitu untuk mengalirkan arus melalui terminal emitor dengan polaritas paling negatif, terminal kolektor beberapa volt lebih positif dibandingkan terminal emitor lainnya dan terminal basis lebih positif 0,7 V daripada terminal emitor lainnya.

5. LDR (Light Dependent Resistor) yang terdiri dari sebuah piringan bahan semikonduktor dengan dua buah elektroda pada permukaannya. Di bawah cahaya yang cukup terang, banyak elektron yang melepaskan diri dari atom-atom bahan semikonduktor sehingga nilai tahanan listrik bahan rendah. Dan sebaliknya apabila dalam gelap atau dibawah cahaya yang redup, bahan piringan hanya mengandung elektron bebas dalam jumlah yang relatif sangat kecil sehingga nilai tahanan bahan sangat tinggi sehingga alarm dapat bekerja.

6. Buzzer (speaker) berfungsi sebagai penghasil suara alarm.7. saklar SPDT (Single-Pole, Double-Throw) berfungsi untuk menyambung

dan memutuskan arus listrik yang mengalir pada alarm.8. Baterai berfungsi sebagai sumber daya pada alarm.

Apabila saklar pertama dihidupkan, maka alarm yang bekerja adalah alarm yang pertama yaitu yang diletakkan pada pintu rumah. Sehingga apabila ada seorang maling yang masuk kedalam rumah melalui pintu, maka cahaya yang menyinari sensor (LDR) akan terpotong dan alarm akan berbunyi.

Jika saklar kedua dihidupkan, maka alarm yang bekerja adalah alarm yang kedua yang diletakkan pada ruangan atau bagian dalam rumah. Dimana cara kerja rangakaian alarm yang kedua, apabila ada orang yang bergerak didalam ruangan tersebut, maka akan mengakibatkan cahaya yang menyinari sensor (LDR) akan terhalang dan alarm akan berbunyi.

Sedangkan apabila kedua saklar dihidupkan, maka alarm yang bekerja adalah kedua-duanya, sehingga apabila ada seorang pencuri yang masuk melalui pintu maupun terdapat gerakan didalam ruangan rumah maka alarm akan berbunyi, dan sebaliknya apabila kedua saklar alarm dimatikan maka tidak ada alarm yang bekerja.

16

Page 21: Light Dependent Resistor (LDR) Sebgai Alarm Anti Maling

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanKesimpulan dari penyusunan makalah ini antara lain :

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa rangkaian alarm anti

maling tersebut dapat berbunyi ketika sensor (LDR) dalam keadaan gelap atau

tidak mendapat cahaya lampu, karena jika sensor (LDR) dalam keadaan gelap

mempunyai tahanan yang lebih tinggi daripada sensor (LDR) dalam keadaan

yang tersinari cahaya, sehingga alarm dapat bekerja atau berbunyi.

17

Page 22: Light Dependent Resistor (LDR) Sebgai Alarm Anti Maling

DAFTAR PUSTAKA

http://de-kill.blogspot.com/2008/03/perancangan-alarm-anti-maling.html Diakses

pada 18 mei 2014