lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32639/1/1102414027.pdf · v MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO “Barang...

352
i i IMPLEMENTASI KURIKULUM PADA PROGRAM UNGGULAN TAHFIDZ, SAINS DAN BAHASA DI SD DAARUL QURAN SEMARANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Ana Marliana NIM 1102414027 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2018

Transcript of lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/32639/1/1102414027.pdf · v MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO “Barang...

i

i

IMPLEMENTASI KURIKULUM PADA PROGRAM

UNGGULAN TAHFIDZ, SAINS DAN BAHASA

DI SD DAARUL QUR’AN SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Ana Marliana

NIM 1102414027

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2018

Aizah
Rectangle
Aizah
Rectangle

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

iii

PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

iv

PERNYATAAN KEASLIAN

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Barang siapa menginginkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat maka

haruslah memiliki banyak ilmu”(HR.Ibnu Asakir). “Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa

bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis dan pada kematianmu

semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum”

(Mahatma Gandhi). “Bekerjalah bagaikan tak butuh uang. Mencintailah bagaikan tak pernah

tersakiti. Menarilah bagaikan tak seorang pun sedang menonton” (Mark

Twain).

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Bapak Komarudin yang telah

memberikan suri tauladan

Ibu Marwati yang telah membimbing

dan memberikan doa restu

Adek Niam Zulfikar Ardian dan

keluarga besar yang selalu mendukung

dan memberi semangat

Sahabat-sahabat yang selalu menasehati

dan selalu ada dalam suka maupun duka

Keluarga Rombel 1 jurusan Kurikulum

dan Teknologi Pendidikan yang sedang

berjuang dengan impian kita masing-

masing

Almamaterku, Universitas Negeri

Semarang

vi

ABSTRAK

Marliana, Ana. 2018. “Implementasi Kurikulum pada Program Unggulan

Tahfidz, Sains dan Bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang. Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang”. Skripsi. Jurusan Kurikulum

dan Teknologi Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang. Pembimbing Drs.Suripto, M.Si.

Kata Kunci: bahasa, implementasi, kurikulum, program unggulan, sains, tahfidz.

Indonesia telah mengalami perubahan kurikulum dari masa ke masa.

Berdasarkan pada Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014, kurikulum yang saat

ini berlaku di Indonesia adalah kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013. Sekolah

Dasar Daarul Qur’an Semarang merupakan salah satu sekolah dasar yang ada di

Kota Semarang yang memiliki program unggulan yang membedakan dengan

sekolah lainnya. Program unggulan yang dimiliki SD Daarul Qur’an Semarang

meliputi program unggulan tahfidz, program unggulan sains dan program

unggulan bahasa. Kurikulum yang diterapkan di SD Daarul Qur’an Semarang

yakni untuk kelas 3 dan 6 menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) serta kelas 1,2,4 dan 5 menggunakan Kurikulum 2013 (K13). Fokus

dalam penelitian ini, yakni (1) petunjuk pelaksanaan implementasi kurikulum di

SD Daarul Qur’an Semarang, (2) implementasi kurikulum pada program unggulan

tahfidz, sains dan bahasa yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi,

serta (3) faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi kurikulum pada

program unggulan tahfidz, sains dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang. Jenis

penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif. Informan

dalam penelitian ini yakni kepala sekolah, waka kurikulum, koordinator program

unggulan serta guru pengampu program unggulan dan responden dalam penelitian

ini yaitu siswa-siswi SD Daarul Qur’an Semarang. Teknik pengambilan data yang

digunakan yakni metode observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan teknik

keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa: (1) petunjuk pelaksanaan implementasi kurikulum di SD

Daarul Qur’an Semarang tertulis dalam Buku Kurikulum SD Daarul Qur’an

Semarang dijadikan pedoman oleh seluruh warga sekolah, (2) proses perencanaan

program unggulan tahfidz sains dan bahasa didasarkan pada visi dan misi yang

dimiliki oleh SD Daarul Qur’an Semarang, dalam pelaksanaannya didukung oleh

kegiatan pembelajaran, ekstrakurikuler serta pembiasaan Daqu Methode yang

hanya ada di SD Daarul Qur’an Semarang, pelaksanaan evaluasi program

unggulan yakni setiap koordinator program unggulan bertanggung jawab

melaksanakan evaluasi secara berkala guna mengetahui pelaksanaan program

unggulan di lapangan (3) setiap program unggulan masing-masing memiliki

faktor penghambat dan faktor pendukung yang beragam. Saran yang diajukan

untuk penelitian ini yakni pihak sekolah hendaknya meningkatkan pengadaan

peralatan di lab sains dan bahasa, media pembelajaran, pelatihan keterampilan

bahasa inggris serta pembuatan media pembelajaran bagi guru serta peningkatan

peran orangtua dalam mendampingi siswa belajar di lingkungan keluarga.

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrobil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan ribuan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Kurikulum pada

Program Unggulan Tahfidz, Sains dan Bahasa” dengan baik.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat guna meraih gelar

Sarjana Pendidikan dari Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaikan skripsi ini tentunya tidak terlepas

dari bantuan, dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan kemudahan dan kelancaran

kepada hamba-Nya dalam penyusunan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian di

SD Daarul Qur’an Semarang.

3. Drs. Sugeng Purwanto, M. Pd, Ketua Jurusan Kurikulum dan

Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang selalu

memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi.

4. Drs.Suripto, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sabar

dalam membimbing, mengarahkan, menasehati dan memberikan

semangat serta pelajaran berharga bagi penulis.

viii

5. Seluruh dosen dan staf karyawan di lingkungan Universitas Negeri

Semarang terkhusus Jurusan Teknologi Pendidikan yang telah

berkenan mendidik, memberi banyak ilmu, pengalaman, dan inspirasi

selama penulis belajar di kampus ini.

6. Bapak Fathurrohman, S.Pd. I selaku kepala sekolah SD Daarul Qur’an

Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.

7. Miss. Ririn Wijayanti selaku waka bidang kurikulum, Mr. Zaenal

Musta’in selaku koordinator bidang tahfidz & tahsin, Mr. Muhammad

Zuhri selaku koordinator lab & sains, Miss. Novia Irmawati selaku

koordinator bahasa & budaya, Miss. Dzawis dan Miss Naila selaku

guru tahsin tahfidz, Mr.Sutopo dan Miss. Sri Wardani selaku guru

sains, serta Miss. Dewi Puspitasari dan Mr. Manar selaku guru bahasa

inggris dan siswa siswi SD Daarul Qur’an yang telah berbaik hati

memberikan informasi dan bantuan kepada penulis dalam pelaksanaan

penelitian ini.

8. Kedua Orang tua (Bapak Komarudin dan Ibu Marwati) yang tiada

henti mendoakan agar selalu berhasil, mendidik agar penulis menjadi

pribadi yang bertanggungjawab, bermanfaat untuk sekitar, lebih peka

terhadap permasalahan serta dapat terus semangat dalam mengejar

semua cita-cita. Adekku tercinta (Niam Zulfikar Ardian) nenek (Mbah

Putri Sardiyem) dan kakek (Mbah Kakung Sarno Suparto) serta

keluarga besar yang telah memberikan dukungan moril materiil dan

semangat kepada penulis.

ix

9. Sahabat-sahabatku tersayang Lina, Dea, Dian, Aizah, Indah, Novia,

Niken, Joko, Ilham dan sahabat lainnya yang tidak bisa penulis

sebutkan semuanya yang selalu memberikan semangat dan luangan

waktu kepada penulis.

10. Teman-teman seperjuangan rombel 1 KTP angkatan 2014 yang selalu

memberikan semangat, kasih sayang kekeluargaan keceriaan selama

masa perkuliahaan.

11. Keluarga besar “KMK UNNES” yang sudah menjadi keluarga kedua

selama penulis berkuliah di Universitas Negeri Semarang.

12. Teman-teman KKN Girirejo Kab. Magelang, PPL SMP Kebon Dalem

Semarang, Keluarga kos wisma kinanthi 4 yang telah menjadi keluarga

dan teman berjuang bersama.

13. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penelitian

serta penyusunan skripsi yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Karena

itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga

laporan ini dapat bermanfaat.

Semarang, 23 Mei 2018

Penulis

Ana Marliana

x

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii

PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 8

1.3 Cakupan Masalah ..................................................................................... 9

1.4 Rumusan Masalah .................................................................................. 10

1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................... 10

1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................. 11

1.6.1 Manfaat Teoritis .............................................................................. 11

1.6.2 Manfaat Praktis ............................................................................... 11

1.7 Penegasan Istilah .................................................................................... 12

1.8 Sistematika Penulisan Skripsi ................................................................ 16

BAB II KERANGKA TEORITIK DAN KERANGKA BERPIKIR .............. 18

2.1 Konsep Implementasi Kurikulum .......................................................... 18

2.1.1 Hakikat Kurikulum.......................................................................... 18

2.1.2 Pengertian Implementasi Kurikulum .............................................. 21

2.1.3 Pengembangan KTSP dan Kurikulum 2013 ................................... 23

2.1.4 Struktur Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 ............................ 26

2.1.5 Beban Belajar KTSP dan Kurikulum 2013 ..................................... 32

2.1.6 Standar Kompensi Lulusan KTSP dan Kurikulum 2013 ................ 35

2.1.7 Standar Proses KTSP dan Kurikulum 2013 .................................... 38

xi

2.1.8 Standar Penilaian KTSP dan Kurikulum 2013................................ 48

2.2 Tinjauan Tentang Program Unggulan .................................................... 53

2.2.1 Pengertian Program Unggulan ........................................................ 53

2.2.2 Tujuan Program Unggulan .............................................................. 55

2.2.3 Program Unggulan Tahfidz ............................................................. 57

2.2.4 Program Unggulan Sains ................................................................ 65

2.2.5 Program Unggulan Bahasa .............................................................. 72

2.3 Penelitian yang Relevan ......................................................................... 81

2.4 Kerangka Berpikir .................................................................................. 84

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 87

3.1 Desain Penelitian ................................................................................... 87

3.2 Lokasi Penelitian .................................................................................... 88

3.3 Fokus Penelitian ..................................................................................... 88

3.4 Sumber Data Penelitian .......................................................................... 89

3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 90

3.6 Keabsahan Data ...................................................................................... 93

3.7 Metode Analisis Data ............................................................................. 93

BAB IV SETING (LATAR) PENELITIAN ..................................................... 97

4.1 Seting (Latar) Penelitian ......................................................................... 97

4.1.1 Sejarah SD Daarul Qur’an Semarang ............................................. 97

4.1.2 Letak Geografis SD Daarul Qur’an Semarang................................ 99

4.1.3 Visi dan Misi SD Daarul Qur’an Semarang .................................. 100

4.1.4 Keadaan Guru/Pegawai SD Daarul Qur’an Semarang.................. 102

4.1.5 Keadaan Peserta Didik SD Daarul Qur’an Semarang ................... 102

4.1.6 Keadaan Sarana dan Prasarana SD Daarul Qur’an Semarang ...... 104

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 105

5.1 Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................... 105

5.1.1 Petunjuk Pelaksanaan Implementasi Kurikulum di SD Daarul

Qur’an Semarang ......................................................................................... 105

5.1.2 Implementasi Kurikulum pada Progam Unggulan Tahfidz Sains dan

Bahasa ....................................................................................................... 147

5.1.3 Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kurikulum pada

Program Unggulan Tahfidz Sains dan Bahasa ............................................ 179

xii

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 186

5.2.1 Analisis Petunjuk Pelaksanaan Implementasi Kurikulum di SD

Daarul Qur’an Semarang ............................................................................. 186

5.2.2 Analisis Implementasi Kurikulum pada Program Unggulan Tahfidz

Sains dan Bahasa ......................................................................................... 189

5.2.3 Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi

Kurikulum pada Program Unggulan Tahfidz Sains dan Bahasa ................. 210

BAB VI PENUTUP ........................................................................................... 214

6.1 Simpulan ............................................................................................... 214

6.2 Saran ..................................................................................................... 216

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 217

LAMPIRAN ........................................................................................................ 224

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Daftar Mata Pelajaran di SD Daarul Qur’an Semarang ......................... 7

Tabel 2. 1 Struktur Kurikulum KTSP SD/MI ....................................................... 29

Tabel 2. 2 Struktur Kurikulum SD/MI .................................................................. 31

Tabel 2. 3 Beban Belajar kegiatan tatap muka untuk jenjang SD/MI/SDLB ....... 33

Tabel 4. 1 Data Guru/pegawai SD Daarul Qur’an Semarang Tahun 2018 ......... 102

Tabel 4. 2 Data Siswa SD Daarul Qur’an Semarang Tahun 2017/2018 ............. 103

Tabel 4. 3 Data Ruang SD Daarul Qur’an Semarang ......................................... 104

Tabel 5. 1 Tim Penyusun Kurikulum SD Daarul Qur’an Semarang................... 106

Tabel 5. 2 Struktur Kurikulum SD Daarul Qur’an Semarang ............................. 117

Tabel 5. 3 Cakupan kelompok mata pelajaran SD Daarul Qur’an Semarang ..... 118

Tabel 5. 4 KI KD SD Daarul Qur’an Semarang ................................................. 121

Tabel 5. 5 Beban Belajar SD Daarul Qur’an Semarang...................................... 134

Tabel 5. 6 Ketuntasan Belajar SD Daarul Qur’an Semarang .............................. 135

Tabel 5. 7 Kaldik SD Daarul Qur’an Semarang Tahun 2017/2018 .................... 145

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Alur Kerangka Berpikir .................................................................... 86

Gambar 3. 1 Komponen dan Analisis data (Interactive Model) ........................... 94

Gambar 5. 1 Fasilitas Sekolah ............................................................................. 151

Gambar 5. 2 Buku Kaidah Daqu ......................................................................... 156

Gambar 5. 3 Proses Pembelajaran Tahsin tahfidz ............................................... 157

Gambar 5. 4 Penghargaan Tahfidz Awards ........................................................ 160

Gambar 5. 5 Kegiatan bersama volunteer ........................................................... 175

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Pedoman Observasi ................................................................ 225

Lampiran 2 Pedoman Wawancara ...................................................................... 228

Lampiran 3 Pedoman Dokumentasi .................................................................... 236

Lampiran 4 Transkip Hasil Wawancara .............................................................. 237

Lampiran 5 Kurikulum SD Daarul Qur’an Semarang ........................................ 284

Lampiran 6 Contoh RPP Silabus Program Unggulan ......................................... 311

Lampiran 7 Struktur Kurikulum Tahun Pelajaran 2017/2018 ............................ 319

Lampiran 8 Contoh Jadwal Pelajaran Tahun Pelajaran 2017/2018 .................... 320

Lampiran 9 Prestasi Sekolah SD Daarul Qur’an Semarang................................ 323

Lampiran 10 Jadwal Penelitian dan Catatan Harian Observasi Partisipasif ....... 328

Lampiran 11 Dokumentasi Kegiatan .................................................................. 334

Lampiran 12 Surat Izin Penelitian....................................................................... 336

Lampiran 13 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................. 337

1

1

BAB I

PANDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Zaman akan terus berubah dan berkembang, demikian halnya dengan

pendidikan karena pendidikan menyesuaikan keadaan zaman, serta berbagai

persoalan yang dihadapi. Perubahan dan pergantian kurikulum di Indonesia

tidak terlepas dari persoalan perubahan zaman yang semakin hari mengalami

banyak tantangan. Pada hakikatnya, penyelenggaraan pendidikan adalah solusi

terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi oleh bangsa dan negara. Melalui

pendidikan bangsa dan negara akan mengalami kemajuan. Oleh karena itu,

pendidikan perlu diselenggarakan secara optimal agar menghasilkan lulusan-

lulusan berkualitas yang memiliki sikap, keterampilan, dan pengetahuan sesuai

standar nasional yang sudah ditetapkan.

Menurut Mida Latifatul (2013:109) Pendidikan merupakan ujung tombak

kemajuan sebuah bangsa. Bangsa akan menjadi maju apabila memiliki sumber

daya manusia yang berkualitas atau bermutu tinggi. Adapun mutu bangsa di

kemudian hari tergantung pada pendidikan yang dikecap oleh anak-anak

sekarang, terutama melalui pendidikan formal yang diterima di sekolah.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003

dijelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

Aizah
Rectangle

2

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Selanjutnya pengertian pendidikan nasional adalah pendidikan yang

berlandaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia

tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional

Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

Pengertian kurikulum juga dijelaskan di dalam UU No.20 Tahun 2003,

kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi dan bahasan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Kurikulum memiliki kedudukan penting di dalam Sisdiknas,

kurikulum digunakan sebagai alat untuk mencapai visi, misi dan tujuan

pendidikan nasional.

Sistem pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem

pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk

memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia

yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman

yang selalu berubah. Misi pendidikan nasional meliputi: (a) mengupayakan

perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu

bagi seluruh rakyat Indonesia; (b) membantu dan memfasilitasi pengembangan

potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam

3

rangka mewujudkan masyarakat belajar; (c) meningkatkan kesiapan masukan

dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan

kepribadian yang bermoral; (d) meningkatkan keprofesionalan dan

akuntabilitas lembaga pendidikan sebfagai pusat pembudayaan ilmu

pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar

nasional dan global; dan (e) memberdayakan peran serta masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bab II tentang Dasar, Fungsi dan Tujuan Pasal 3 menjelaskan bahwa

pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis dan bertanggung jawab.

Untuk mencapai visi, misi dan tujuan pendidikan nasional harus ada alat

yang disebut dengan kurikulum. Dengan demikian kurikulum merupakan salah

satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman

dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum sebagai alat dapat diwujudkan

dalam bentuk program, yaitu kegiatan dan pengalaman belajar yang harus

dilaksanakan oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Program

tersebut harus dirancang secara sistemis, logis, terencana dan sesuai dengan

4

kebutuhan, sehingga dapat dijadikan acuan bagi guru dan peserta didik dalam

melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Kedudukan ini

sekaligus menunjukkan peran strategis kurikulum dalam pendidikan baik

pendidikan formal, pendidikan nonformal maupun pendidikan informal, pada

setiap jenis dan jenjang pendidikan (Zainal Arifin, 2014:14). Menurut Mida

Latifatul (2013:110) dalam proses pendidikan kurikulum memainkan peran

yang sangat penting dalam mewujudkan generasi yang handal, kreatif, inovatif

dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Oleh karena itu kurikulum harus

selalu disusun dan disempurnakan dengan perkembangan zaman.

Indonesia telah mengalami perubahan kurikulum dari masa ke masa.

Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional

telah mengalami perubahan yaitu mulai dari Kurikulum 1947, Kurikulum 1952

(Rencana Pelajaran Terurai), Kurikulum 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum

1975 (Kurikulum Berbasis Pencapaian Tujuan), Kurikulum 1984 (Cara Belajar

Peserta didik Aktif), Kurikulum 1994, Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis

Kompetensi), Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), dan

sampai sekarang masih menggunakan Kurikulum 2013 (Indra, 2016).

Perkembangan kurikulum ini selalu dilakukan untuk menyempurnakan

kurikulum sebelum-sebelumnya.

Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum

tahun 2006 dan Kurikulum tahun 2013 menjelaskan bahwa satuan pendidikan

dasar dan pendidikan menengah yang melaksanakan Kurikulum 2013 sejak

5

semester pertama tahun pelajaran 2014/2015 kembali melaksanakan

Kurikulum Tahun 2006 mulai semester kedua tahun pelajaran 2014/2015

sampai ada ketetapan dari Kementerian untuk melaksanakan Kurikulum 2013

(Pasal 1). Sementara bagi sekolah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013

selama tiga semester tetap menggunakan Kurikulum 2013 (Pasal 2 ayat 1).

Atas dasar peraturan tersebut, kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini

yakni Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013.

Beberapa sekolah di Indonesia telah mengadopsi kurikulum internasional

untuk diterapkan dan dikombinasikan dengan kurikulum nasional. Salah satu

kurikulum yang diadopsi yaitu kurikulum dari negara maju seperti Kurikulum

Singapura. Selama beberapa tahun terakhir, Singapura teridentifikasi sebagai

salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Ismunandar

(2014:9) menjelaskan prestasi siswa-siswi sekolah Singapura menempati

peringkat atas pada berbagai kategori penilaian, termasuk matematika, sains,

dan bahasa.

Sekolah Dasar Daarul Qur’an Semarang merupakan salah satu sekolah

dasar yang ada di Kota Semarang yang memiliki visi melahirkan generasi

pemimpin bangsa dan dunia yang saleh dan berkarakter qur’ani serta berjiwa

enterpreneur dalam membangun paradaban islam di masa depan.

6

Atas dasar visi tersebut SD Daarul Qur’an memiliki program unggulan

yang membedakan dengan sekolah lainnya. Selanjutnya, Siti Qoyyimah dalam

Penelitiannya (2013:21) menjelaskan

Program unggulan merupakan program yang dikembangkan untuk

mencapai keunggulan dalam keluaran pendidikannya. Keunggulan

dalam keluaran yang dimaksud meliputi kualitas dasar (daya pikir,

daya kalbu, dan daya fisik) dan penguasaan ilmu pengetahuan, baik

yang lunak (ekonomi, politik, sosiologi dan sebagainya) termasuk

penerapannya yaitu teknologi (konstruksi, manufaktur, komunikasi

dan sebagainya).

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, program

unggulan yang dimiliki SD Daarul Qur’an Semarang meliputi program

unggulan tahfidz, program unggulan sains dan program unggulan bahasa.

Program unggulan tahfidz yaitu program unggulan yang beriorientasi pada

hafalan Al Qur’an, program ini memiliki target lulusan SD Daarul Qur’an

Semarang dapat menghafal Al Qur’an sebanyak 8 juz. Untuk menunjang

program unggulan tahfidz, SD Daarul Qur’an menggunakan metode tahsin

“Kaidah Daqu” yang disusun oleh Dewan Tahfidz Yayasan Daarul Qur’an.

Selain itu SD Daarul Qur’an menerapkan program tahfidz camp dan tahsin

intensif dalam mendampingi siswa dalam pembelajaran tahfidz. Selanjutnya,

program unggulan sains yaitu program unggulan yang memiliki tujuan

menambah sikap rasa ingin tahu pada siswa serta kemampuan berpikir kritis

dalam menyelesaikan masalah sehari-hari. Mengenai program unggulan

bahasa, program unggulan ini berorientasi pada kemampuan siswa dalam

menguasai bahasa asing, yaitu bahasa inggris. SD Daarul Qur’an menggunakan

buku ajar dari kurikulum Cambridge yang berporos pada Kurikulum Singapura

7

pada mata pelajaran math, science dan english. Selain itu, SD Daarul Qur’an

juga menerapkan kurikulum dari Dinas Pendidikan. Kurikulum yang

diterapkan di SD Daarul Qur’an Semarang yakni untuk kelas 3 dan 6

menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta kelas 1,2,4

dan 5 menggunakan Kurikulum 2013 (K13). Daftar mata pelajaran di SD

Daarul Qur’an Semarang dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut.

Tabel 1. 1 Daftar Mata Pelajaran di SD Daarul Qur’an Semarang

No Subjek Kurikulum Buku

Teks

Bahasa

1 Tahfidz DaQu

School

Arab Arab

2 Arab DaQu

School

Arab Arab

3 English Singapura English English

4 Science Singapura English English

5 Math Singapura English English

6 Pengetahu

an Sosial

Diknas Indonesia Indonesia

7 Bahasa

Indonesia

Diknas Indonesia Indonesia

8 Agama Diknas Indonesia Indonesia

9 Seni/

Musik

Diknas Indonesia Indonesia

10 Olahraga Diknas Indonesia Indonesia

11 Komputer Diknas Indonesia Indonesia

Sumber data: Buku Pegangan Wali Murid Daqu School 2017-2018

8

Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang

kurikulum, implementasi kurikulum di SD Daarul Qur’an Semarang masih

mengalami beberapa kendala. Secara keseluruhan kendala yang dihadapi dalam

implementasi kurikulum di SD Daarul Qur’an Semarang yakni penyesuaian

perubahan kurikulum, sehingga guru harus bisa mengikuti perkembangan dan

perubahan tersebut. Pada implementasi program unggulan yang masih menjadi

kendala yakni pada program unggulan bahasa, karena setiap anak memiliki

kemampuan yang berbeda-beda dalam memahaminya. Dari segi fasilitas

pembelajaran seperti “teacher book” harganya terbilang mahal, sehingga guru

harus pandai mencari referensi lain dan membuat alat peraga secara mandiri.

Untuk menjawab dan mengetahui lebih lanjut mengenai implementasi

kurikulum pada program unggulan tahfidz, sains dan bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang serta mengetahui apa saja faktor-faktor yang

mempengaruhinya, maka perlu adanya penelitian lebih lanjut. Oleh karena itu,

peneliti menentukan judul penelitian “Implementasi Kurikulum pada

Program Unggulan Tahfidz, Sains dan Bahasa di SD Daarul Qur’an

Semarang”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat diidentifikasikan

permasalahan sebagai berikut.

1.2.1 Perkembangan dan perubahan kebijakan kurikulum dari

Pemerintah.

9

1.2.2 Penerapan kurikulum dari Dinas Pendidikan, yakni kelas 3 dan 6

menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan

kelas 1, 2 4 dan 5 menggunakan Kurikulum 2013 (K13).

1.2.3 Dalam implementasi kurikulum dibutuhkan petunjuk pelaksanaan

yang jelas.

1.2.4 Adanya 3 program unggulan yang dijalankan secara bersamaan

yaitu tahfidz, sains dan bahasa.

1.2.5 Kendala implementasi kurikulum di SD Daarul Qur’an Semarang.

1.2.6 Evaluasi implementasi kurikulum di SD Daarul Qur’an Semarang.

1.3 Cakupan Masalah

Cakupan masalah perlu disertakan agar peneliti dapat terarah dan tidak

menyimpang, oleh karena itu konteks permasalahan terdiri dari.

1.3.1 Petunjuk pelaksanaan implementasi kurikulum di SD Daarul

Qur’an Semarang.

1.3.2 Implementasi program unggulan tahfidz, sains dan bahasa yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

1.3.3 Faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi kurikulum

pada program unggulan tahfidz, sains dan bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang.

10

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan cakupan masalah

yang ada, maka dapat dirumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1.4.1 Bagaimana petunjuk pelaksanaan implementasi kurikulum di SD

Daarul Qur’an Semarang?

1.4.2 Bagaimana implementasi kurikulum pada program unggulan

tahfidz, sains dan bahasa yang meliputi perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi di SD Daarul Qur’an Semarang?

1.4.3 Apakah faktor pendukung dan faktor penghambat dalam

implementasi kurikulum pada program unggulan tahfidz, sains dan

bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1.5.1 Untuk mengetahui petunjuk pelaksanaan implementasi kurikulum

di SD Daarul Qur’an Semarang.

1.5.2 Untuk mengetahui implementasi kurikulum pada program

unggulan tahfidz, sains dan bahasa meliputi perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi di SD Daarul Qur’an Semarang.

1.5.3 Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam

implementasi kurikulum pada program unggulan tahfidz, sains dan

bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang.

11

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitan ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik dalam segi

manfaat teoritis maupun manfaat praktis adalah sebagai berikut.

1.6.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan kajian

pendidikan mengenai implementasi kurikulum pada sekolah dasar yang

memiliki program unggulan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi.

Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran bagi

sekolah dalam rangka pengoptimalan implementasi kurikulum.

1.6.2 Manfaat Praktis

1.6.2.1 Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan evaluasi implementasi

kurikulum sehingga dapat menjadi bahan masukan yang membangun

guna mengoptimalkan implementasi kurikulum dan meningkatkan

kualitas sekolah.

1.6.2.2 Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk

meningkatkan profesionalitas diri, sehingga mampu mengembangkan

dan mengimplementasikan kurikukum yang ada di SD Daarul Qur’an

Semarang serta meningkatkan motivasi guru, khususnya guru

pengampu mata pelajaran program unggulan tahfidz, sains dan bahasa

dalam menyelenggarakan proses belajar belajar yang lebih inovatif.

12

1.6.2.3 Bagi Penulis

Memperoleh wawasan dan pemahaman baru mengenai implementasi

kurikulum di sekolah dasar. Diharapkan penulis sebagai calon

pengembang kurikulum dapat mengembangkan serta mengoptimalkan

implementasi kurikulum di Indonesia.

1.7 Penegasan Istilah

Untuk menghindari terjadi kesalahan pengertian dan penafsiran judul dalam

skripsi ini, penulis merasa perlu membuat batasan yang mempelajari dan

mempertegas istilah yang digunakan tersebut, yaitu:

1.7.1 Implementasi

Implementasi adalah proses peletakan dan realisasi suatu ide, konsep,

kebijakan, inovasi yang tertulis ke dalam praktik kenyataan sehingga dapat

memberikan dampak. Dalam konteks ini implementasi berkaitan dengan

implementasi kurikulum, diharapkan adanya implementasi memberikan dampak

berupa perubahan, pengetahuan, keterampilan, nilai maupun sikap pada peserta

didik.

1.7.2 Kurikulum

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional pengertian kurikulum

dapat dilihat dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 (SISDIKNAS) pasal 1

ayat (9) ialah “Seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Konsep kurikulum

menurut (Mida, 2013:16 ) meliputi: 1)Kurikulum sebagai subtansi yang

13

dipandang sebagai rencana pembelajaran bagi siswa atau seperangkat tujuan yang

ingin dicapai, 2) Kurikulum sebagai sistem, merupakan bagian dari sistem

persekolahan, pendidikan, dan bahkan masyarakat, 3) Kurikulum sebagai bidang

studi, merupakan kajian para ahli kurikulum yang bertujuan untuk

mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum.

1.7.3 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan

penyempurnaan dari kurikulum edisi 2004 atau lebih dikenal dengan kurikulum

berbasis kompetensi (KBK). Dalam pasal 1 ayat (15) Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan bahwa

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang

disusun oleh dan didasarkan di masing-masing satuan pendidikan.

1.7.4 Kurikulum 2013 (K13)

Menurut Fadlilah (2014:16) Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum

yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft

skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan dan pengetahuan. Dalam

konteks ini, Kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan nilai-nilai yang

tercermin pada sikap dapat berbanding lurus dengan keterampilan yang diperoleh

peserta didik melalui pengetahuan di bangku sekolah.

1.7.5 Program Unggulan

Pengertian program menurut Arikunto (Angga Swasdita, 2015:12)

program adalah sederetan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Selanjutnya, Siti Qoyyimah (2013:21) menjelaskan Program unggulan

14

adalah program yang dikembangakan untuk mencapai keunggulan dalam keluaran

pendidikannya. Keunggulan dalam keluaran yang dimaksud meliputi kualitas

dasar (daya pikir, daya kalbu, dan daya fisik) dan penguasaan ilmu pengetahuan,

baik yang lunak (ekonomi, politik, sosiologi dan sebagainya) termasuk

penerapannya yaitu teknologi (konstruksi, manufaktur, komunikasi dan

sebagainya).

1.7.6 Tahfidz

Menurut Zaki Zamzani (2009:20) Tahfidz berasal dari lafadz hafadha,

yahfadhu, hifdhan yang berarti “memelihara, menjaga dan menghafalkan”. Arti

menghafal dalam kenyataanya yaitu membaca berulang-ulang sehingga hafal dari

satu ayat ke ayat berikutnya, dari satu surat ke surat berikutnya dan begitu

seterusnya. Sedangkan menurut Abdul Aziz Abdul Rauf (2004) definisi

menghafal adalah “proses mengulang sesuatu baik dengan membaca atau

mendengar.” Pekerjaan apapun jika sering diulang, pasti menjadi hafal.

Menghafal merupakan aktivitas seseorang untuk menyimpan informasi di dalam

memori.

1.7.7 Sains

Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar Program

Pendidikan (GBPP) kelas IV Sekolah Dasar dinyatakan: Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) atau sains merupakan hasil kegiatan manusia yang berupa pengetahuan

serta gagasan dan konsep-konsep yang terorganisasi tentang alam yang ada

disekitar, dimana hal ini dapat diperoleh dari pengalaman melalui dan serangkaian

proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian

15

gagasan-gagasan. Hal ini sejalan diungkapkan Patta Bundu (2006: 10)

menyatakan bahwa IPA adalah proses kegiatan yang dilakukan para saintis dalam

memperoleh pengetahuan dan sikap terhadap proses kegiatan tersebut. Dalam hal

ini, IPA sejatinya merupakan proses penemuan pengetahuan dan sikap ilmiah

sehingga bukan hanya kumpulan pengetahuan yang merupakan produk dari

kegiatan ilmiah.

1.7.8 Bahasa

Menurut Santrock dalam (Inayatul, 2013:10) Bahasa adalah suatu bentuk

komunikasi secara lisan, tertulis, maupun isyarat yang didasarkan pada sebuah

sistem simbol. Terjadinya suatu bahasa dalam masyarakat dikarenakan terdapat

sistem simbol yang di sepakati oleh anggota masyarakat dalam suatu daerah yang

digunakan secara turun menurun dan telah menjadi kebiasaan dari suatu daerah,

maka terbentuklah suatu bahasa. Jeans Aitchison (2008 : 21) “Language is

patterned system of arbitrary sound signals, characterized by structure

dependence, creativity, displacement, duality, and cultural transmission”, bahasa

adalah sistem yang terbentuk dari isyarat suara yang telah disepakati, yang

ditandai dengan struktur yang saling tergantung, kreatifitas, penempatan, dualitas

dan penyebaran budaya. Suwarna (2002: 4) bahasa merupakan alat utama untuk

berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara individu maupun kolektif

sosial.

1.7.9 SD Daarul Qur’an Semarang

SD Daarul Qur’an yakni sekolah yang dijadikan sebagai tempat

dilaksanakannya penelitian yang berada di Jalan Pahlawan No.153 (Gergaji

16

Palem) Kelurahan Mugasasri Kec.Semarang Selatan, Kota Semarang, Jawa

Tengah. Sekolah ini memiliki tiga program unggulan, yakni program unggulan

tahfidz, sains dan bahasa.

1.8 Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi dalam penelitian ini disusun sebagai berikut.

A. Bagian Pendahuluan/Muka

Bagian ini memuat halaman judul, persetujuan pembimbing, halaman

pengesahan, pernyataan keaslian, motto dan persembahan, kata pengantar,

abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

B. Bagian Isi

Bab I : pendahuluan yang berisi latar belakang, identifikasi masalah,

cakupan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, penegasan

istilah, dan sistematika penelitian.

Bab II : kerangka teoritik yang berisi landasan teori, yaitu teori-teori yang

mendukung penelitian, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir.

Bab III : metode penelitian yang berisi tentang desain penelitian, fokus

penelitian, data dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan data,

teknik keabsahan data, dan teknik analisis data.

Bab IV : seting (latar penelitian) berisi sejarah, letak geografis, visi misi,

keadaan guru, keadaan peserta didik dan keadaan sarana prasarana.

Bab V : hasil penelitian dan pembahasan yang berisi tentang hasil

penelitian dan pembahasan.

Bab VI: penutup berisi simpulan dan saran.

17

C. Bagian Akhir

Bagian ini memuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

18

18

BAB II

KERANGKA TEORITIK DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 Konsep Implementasi Kurikulum

2.1.1 Hakikat Kurikulum

Secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani,

yaitu curir yang artinya “pelari” dan curure yang berarti “tempat berpacu”. Dalam

bahasa Perancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti (to run).

Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis

start sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali atau penghargaan.

Jarak yang harus ditempuh tersebut kemudian diubah menjadi program sekolah

dan semua orang terlibat di dalamnya. Kurikulum merupakan salah satu alat untuk

mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan

pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan (Zainal Arifin, 2014: 1).

Pengertian kurikulum dikemukakan oleh Shao-Wen Su (2012:154) dalam

jurnalnya, yang menyatakan bahwa “Curriculum can be seen as a means of

achieving specific educational goals and objectives. In this sense, a curriculum

can be regarded as a checklist of desired outcomes. In the curriculum

development process, generally speaking, the objectives are clear and specific in

behavioral and observable term.” yang berarti bahwa Kurikulum dapat dilihat

sebagai cara untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam hal ini, kurikulum

Aizah
Rectangle

19

dapat dianggap sebagai daftar dari hasil yang diinginkan. Dalam proses

pengembangan kurikulum, secara umum, tujuan yang jelas dan spesifik dalam hal

perilaku dan bisa diamati.

M.Fadlilah (2014:13) mengemukanan pendapatnya sebegai berikut.

Kurikulum merupakan wadah yang akan menentukan arah pendidikan.

Berhasil tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung dengan kurikulum

yang digunakan. Kurikulum adalah ujung tombak bagi terlaksananya

kegiatan pendidikan. Tanpa adanya kurikulum mustahil pendidikan dapat

berjalan baik, efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional pengertian kurikulum

dapat dilihat dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 (SISDIKNAS) pasal 1

ayat (9) ialah “Seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

Mida (2013:16) menjelaskan konsep kurikulum meliputi.

Pertama, kurikulum sebagai subtansi yang dipandang sebagai rencana

pembelajaran bagi siswa atau seperangkat tujuan yang ingin dicapai.

Kedua, kurikulum sebagai sistem, merupakan bagian dari sistem

persekolahan, pendidikan, dan bahkan masyarakat. Ketiga, kurikulum

sebagai bidang studi, merupakan kajian para ahli kurikulum yang

bertujuan untuk mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem

kurikulum.

Loloek Endah & Sofan Amri (2013), menggolongan kurikulum sebagai

berikut. (a) Kurikulum dapat dilihat sebagai produk, yakni sebagai hasil karya

para pengembangan kurikulum, biasanya dalam suatu panitia; (b) Kurikulum

dapat dipandang sebagai program yakni alat yang dipakai sekolah untuk mencapai

tujuannya; (c) Kurikulum dapat dipandang sebagai hal-hal yang diharapkan akan

dipelajari siswa, yakni pengetahuan, sikap dan keterampilan.

20

Menurut Muh Yamin (2009: 31) kurikulum harus mencakup segala hal, baik

yang berhubungan langsung dengan kebutuhan anak didik di sekolah maupun

tidak. Hal ini membutuhkan cakupan holistik dan komprehensif. Dalam menyusun

dan membuat kurikulum harus didasarkan pada kebutuhan konkret anak didik,

baik jangka pendek, menengah dan panjang. Kurikulum memberikan pengaruh

besar terhadap dinamika pendidikan dan perkembangan kedewasaan anak

kedepannya. Ketelitian dalam penyusunan kurikulum harus diupayakan

perwujudan nyatanya supaya menghasilkan output pendidikan yang berkualitas.

Kurikulum senyatanya harus dibuat oleh kelompok dalam disiplin terkait.

Penulis menyimpulkan pengertian kurikulum adalah alat dan pedoman untuk

mencapai tujuan pendidikan yang menentukan arah pendidikan sekaligus ujung

tombak terlaksananya pendidikan, diwujudkan dalam program intrakulikuler,

ekstrakurikuler dan kokurikuler pada pelaksanaanya melibatkan seluruh

komponen sekolah. Dalam konsep dan pengertian kurikulum dapat dipandang dari

berbagai dimensi dan aspek diantaranya kurikulum sebagai subtansi, kurikulum

sebagai sistem, kurikulum sebagai bidang studi, kurikulum dapat dilihat sebagai

produk, kurikulum dapat dipandang sebagai program serta hal-hal yang

diharapkan akan dipelajari siswa. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional,

kurikulum dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik baik dalam

jangka pendek, menengah maupun jangka panjang serta kurikulum senyatanya

disusun oleh pihak-pihak yang berkompeten dalam pengembangan dan

perancangan kurikulum.

21

2.1.2 Pengertian Implementasi Kurikulum

Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to implement. Dalam Kamus Besar

Meriam-Webstre (2008), to implement (mengimplementasikan) berarti to provide

for carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu) dan to give

practical effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu). Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia, implementasi adalah penerapan. Menurut

Hanifah Harsono (2002:67) mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi

atau pelaksanaan sebagai berikut. Implementasi adalah suatu proses untuk

melaksanakan kebijakan menjadi tindakan kebijakan dari politik ke dalam

administrasi. Pengembangan kebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu

program. Selajutnya, menurut Guntur Setiawan (2004:39) Implementasi adalah

perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan

tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang

efektif.

Menurut Nurdin Usman (2002:70) mengemukakan pendapatnya mengenai

implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut Implementasi adalah bermuara

pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi

bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai

tujuan kegiatan. Monica (2014:15) tahapan penting dalam siklus kebijakan

pendidikan adalah implementasi kurikulum. Implementasi merupakan tahap suatu

kebijakan dilaksanakan secara masksimal dan dapat mencapai tujuan kebijakan itu

sendiri. Implementasi juga dimaknai dengan penerapan suatu kebijakan yang telah

diputuskan sesuai ketentuan berlaku dan ditetapkan sebelumnya. Implementasi

22

terdiri dari cara-cara atau saran-saran tertentu yang dirancang atau didesain secara

khusus serta diarahkan menuju tercapainya tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran

yang dikehendaki.

Rozali (2008;27) menyatakan implementasi kurikulum merupakan suatu

proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis

sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan,

keterampilan, maupun nilai dan sikap. Terdapat tiga peranan implementasi

kurikulum yang sangat penting (Teguh & Yusuf, 2010) yakni peranan konservatif,

peranan kritis atau evaluative dan peranan kratif. Peranan konservatif kurikulum

adalah mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial pada generasi muda.

Selain itu, kurikulum turut berperan aktif dalam kontrol sosial dan memberi

penekanan pada unsur berpikir kritis. Peranan kreatif, yakni kurikulum berperan

dalam melakukan berbagai kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam artian

menciptakan dan menyusun suatu hal yang baru sesuai dengan kebutuhan

masyarakat di masa sekarang dan masa mendatang.

Rino (2010:30) mengemukakan pendapat mengenai implementasi

kurikulum sebagai berikut.

Pertama, implementasi sebagai aktualisasi rencana atau konsep kurikulum,

kedua implementasi kurikulum sebagai proses pembelajaran, ketiga

implementasi kurikulum sebagai realisasi ide, nilai dan konsep kurikulum,

keempat implementasi kurikulum sebagai proses perubahan perilaku

peserta didik. Dari empat konsep utama tentang implementasi kurikulum

ini pada hakikatnya dapat dipahami bahwa implementasi kurikulum akan

terlihat secara jelas dan nyata dalam proses belajar mengajar itu sendiri

sehingga secara langsung dapat juga dikatakan proses belajar mengajar

yang sedang dijalankan itulah sebagai implementasi kurikulum.

23

Disimpulkan bahwa pengertian implementasi kurikulum adalah proses

peletakan dan realisasi suatu ide, konsep, kebijakan, inovasi yang tertulis dalam

kurikulum ke dalam praktik kenyataan sehingga dapat memberikan dampak

berupa perubahan, pengetahuan, keterampilan, nilai maupun sikap pada peserta

didik.

2.1.3 Pengembangan KTSP dan Kurikulum 2013

A. Pengembangan KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurnaan dari

kurikulum edisi 2004 atau lebih dikenal dengan kurikulum berbasis kompetensi

(KBK). Dalam pasal 1 ayat (15) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan bahwa Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan

didasarkan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan

pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat

satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus rencana pelaksanaan

pembelajaran.

KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-Undang No.20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 ayat 1 dan 2 sebagai berikut.

1. Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan

untuk mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional.

2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan

dengan prinsip divertifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi

daerah, dan peserta didik.

24

Dalam KTSP menurut Mulyasa (2010:21), pengembangan kurikulum

dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta Komite Sekolah dan Dewan

Pendidikan. Badan ini merupakan lembaga yang ditetapkan berdasarkan

musyawarah dari pejabat daerah setempat, komisi pendidikan dan dewan

perwakilan rakyat daerah (DPRD), pejabat pendidikan daerah kepala sekolah,

tenaga kependidikan, perwakilan orang tua peserta didik, dan tokoh masyarakat.

Lembaga inilah yang menetapkan segala kebijakan sekolah berdasarkan

ketentuan-ketentuan tentang pendidikan yang berlaku. Selanjutnya, komite

sekolah perlu merumuskan dan menetapkan visi, misi dan tujuan sekolah dengan

berbagai implikasinya terhadap program-program kegiatan operasional untuk

mencapai tujuan sekolah.

Mulyasa (2010:24) menjelaskan Kurikulum KTSP dilandasi oleh undang-

undang dan peraturan pemerintah sebagai berikut. (1) Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; (2) Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; (3) Permendiknas

Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi; (4) Permendiknas Nomor 23 Tahun

2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan; (5) Permendiknas Nomor 24 tentang

Pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan 23.

B. Pengembangan Kurikulum 2013

Menurut Fadlilah (2014:16) Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang

dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills

dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan dan pengetahuan. Dalam konteks

ini, Kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan nilai-nilai yang tercermin

25

pada sikap dapat berbanding lurus dengan keterampilan yang diperoleh peserta

didik melalui pengetahuan di bangku sekolah.

Menurut Hidayat (2013: 29) Kurikulum 2013 bertujuan meningkatkan

mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti

dan akhlak mulia peserta didik yang utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan

standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Dalam

implementasinya peserta didik tidak lagi menjadi objek dari pendidikan, tetapi

menjadi subjek dengan ikut mengembangkan tema dan materi. Peserta didik

dilibatkan secara aktif, karena mereka adalah pusat dari kegaiatan pembelajaran

serta pembentukan kompetensi dan karakter. Secara konseptual draft Kurikulum

2013 dicita-citakan untuk mampu melahirkan generasi masa depan yang cerdas

komprehensif yakni tidak hanya cerdas intelektualnya, tetapi juga cerdas emosi,

sosial dan spritualnya.

Dijelaskan oleh Mubasiroh (2017:35) dalam pelaksanaannya, Kurikulum

2013 mengalami pengembangan yang dilandasi oleh peraturan menteri.

Pengembangan ini dilakukan untuk menyempurnakan dokumen Kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 dikembangkan pada tahun 2013 dan mengalami revisi selama

dua kali yang dilandasi dengan pembaruan Permendikbud tentang Kurikulum

2013 pada tahun 2014 dan 2016. Kurikulum 2013 dilandasi oleh undang-undang

dan peraturan pemerintah sebagai berikut. (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; (2) Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; (3) Permendikbud Nomor 54

Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan; (4) Permendikbud Nomor 64

26

Tahun 2013 tentang Standar Isi; (5) Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang

Standar Proses; (6) Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar

Penilaian Pendidikan; (7) Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka

Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs; (8) Permendikbud Nomor 81A Tahun

2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013; (9) Permendikbud Nomor 61 Tahun

2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; (10) Permendikbud Nomor

103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah;

(11) Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh

Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Menengah; (12) Permendikbud Nomor 105

Tahun 2014 tentang Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada

Pendidikan Dasar dan Menengah; (13) Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016

tentang Standar Kompetensi Lulusan; (14) Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016

tentang Standar Isi; (15) Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar

Proses; (16) Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian; (17)

Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi

Dasar.

2.1.4 Struktur Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013

Fadlilah (2014:40) struktur kurikulum adalah pengorganisasian Kompetensi Inti,

Kompetensi Dasar, muatan Pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar pada

setiap satuan pendidikan dan program pendidikan. Mulyasa (2010: 50)

menyatakan bahwa struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata

pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

Pengertian diatas dapat dimaknai bahwa sebuah Struktur Kurikulum harus

27

berisikan sebuah komponen atau susunan mata pelajaran yang di dalamnya

memuat beban belajar per minggu yang harus ditempuh oleh peserta didik.

A. Struktur Kurikulum KTSP SD/MI

Berdasarkan salinan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi,

Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam

satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas

VI. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan

dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan

pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk

mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan

potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat

dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal

ditentukan oleh satuan pendidikan. Pengembangan diri bukan merupakan

mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan

mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap

peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri

difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga

kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan

konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan

sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

28

b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPA

Terpadu” dan “IPS Terpadu”.

c. Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan

tematik, sedangkan pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui

pendekatan mata pelajaran.

d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana

tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan

menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara

keseluruhan.

e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.

f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38

minggu.

29

Adapun struktur kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada jenjang SD/MI dapat

dilihat pada tabel 2.1 berikut.

Tabel 2. 1 Struktur Kurikulum KTSP SD/MI

Komponen Kelas dan Alokasi Waktu

I II III IV, V, dan

VI

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 3

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2

3. Bahasa Indonesia 5

4. Matematika 5

5. Ilmu Pengetahuan Alam 4

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3

7. Seni Budaya dan Keterampilan 4

8. Pendidikan Jasmani, Olahraga

4

dan Kesehatan

B. Muatan Lokal 2

C. Pengembangan Diri 2*)

Jumlah 26 27 28 32

*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

B. Struktur Kurikulum 2013 SD/MI

Fadlilah (2014:41) menjelaskan struktur Kurikulum 2013 untuk tingkat

pendidikan dasar SD/MI terdiri dari 8 mata pelajaran yang terbagi menjadi 2

30

kelompok, yaitu kelompok A dan kelompok B. Kelompok mata pelajaran A

adalah kelompok mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih

kepada aspek kognitif dan aspek afektif. Mata pelajaran kelompok ini meliputi:

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,

Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan

Sosial. Sementara kelompok B yakni kelompok mata pelajaran yang lebih

menekankan pada aspek afektif dan psikomotor, Mata pelajaran dalam kelompok

ini meliputi: Seni Budaya dan Prakarya, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan, serta Muatan Lokal masing-masing daerah.

Adapun untuk beban belajar tingkat SD/MI dinyatakan dalam jam belajar

setiap minggu untuk masa belajar selama satu semester. Dalam hal ini setiap

tingkat memiliki beban belajar yang berbeda-beda. Selain itu, antara mata

pelajaran yang satu dengan yang lain juga memiliki jam pembelajaran yang

berbeda. Perbedaan ini didasarkan pada luasnya cakupan materi dan tingkat

perkembangan peserta didik.

31

Beban belajar di SD/MI kelas I,II dan III masing-masing 20, 32, 34 jam setiap

minggu. Sementara untuk kelas IV, V dan VI masing-masing 36 jam setiap

minggu. Untuk satu jam pembelajaran pada tingkat SD/MI adalah 35 menit.

Untuk lebih jelasnya berikut tabel 2.2 tentang Struktur Kurikulum tingkat SD/MI.

Tabel 2. 2 Struktur Kurikulum SD/MI

Mata Pelajaran Alokasi Waktu Belajar

PerMinggu

Kelompok A I II III IV V VI

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 6 6 4 4 4

Bahasa Indonesia 8 8 10 7 7 7

Matematika 5 6 6 6 6 6

Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3

Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3

Kelompok B

Seni Budaya dan Prakarya (termasuk

muatan lokal)*

4 4 4 6 6 6

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan

Kesehatan (termasuk muatan lokal)*

4 4 4 3 3 3

32

2.1.5 Beban Belajar KTSP dan Kurikulum 2013

Mulyasa (2010: 83) mengemukakan bahwa beban belajar untuk pendidikan dasar

dan menengah menggunakan jam pembelajaran setiap minggu setiap semester

dengan sistem tatap muka, penugasan terstruktur, sesuai kebutuhan dan

karakteristik masing-masing. Sistem paket adalah sistem yang diwajibkan

mengikuti seluruh program yang telah ditetapkan berdasarkan struktur kurikulum

yang berlaku pada satuan pendidikan.

Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan

oleh peserta didik untuk mengikuti pogram pembelajaran melalui sistem tatap

muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu

dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan

tingkat perkembangan peserta didik. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan

pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan guru. Pada

tingkat SD/MI beban belajar berlangsung selama 35 menit.

33

A. Beban Belajar KTSP SD/MI/SDLB

Tabel 2. 3 Beban Belajar kegiatan tatap muka untuk jenjang SD/MI/SDLB

Satuan

Pendidikan

Kelas Satu

jam

pemb

tatap

muka

(menit)

Jumlah

jam

pemb.

per

minggu

Minggu

Efektif

per

tahun

ajaran

Waktu

pembelaja

ran per

tahun

Jumlah

jam per

tahun

(@60

menit)

SD/MI/

SDLB

I s.d III 35 29-32 34-38 986-1216

jam

pembelajar

an (34510-

42560

menit)

575-709

IV s.d

VI

35 34 34-38 1156-1292

jam

pembelajar

an (40460-

45220

menit)

675-754

34

B. Beban Belajar Kurikulum 2013 SD/MI/SDLB

Berdasarkan Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan

Struktur Kurikulum SD/MI, Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang

harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester dan satu tahun

pembelajaran.

1. Beban belajar di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dinyataan dalam jam

pembelajaran per minggu.

a. Beban belajar satu minggu kelas I adalah 30 jam pembelajaran.

b. Beban belajar satu minggu kelas II adalah 32 jam pembelajaran.

c. Beban belajar satu minggu kelas III adalah 34 jam pembelajaran.

d. Beban belajar satu minggu kelas IV,V dan VI adalah 36 jam

pembelajaran.

Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 35 menit.

2. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV dan V dalam satu semester paling sedikit

18 minggu dan paling banyak 20 minggu.

3. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan

paling banyak 20 minggu.

4. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan

paling banyak 16 minggu.

5. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling

banyak 40 minggu.

35

2.1.6 Standar Kompensi Lulusan KTSP dan Kurikulum 2013

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (SNP), dikemukakan bahwa “Standar kompetensi

lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan

dan keterampilan”. Mulyasa (2010:80) menjelaskan Standar kompetensi lulusan

pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri

dan pendidikan lebih lanjut. SKL pendidikan dasar dan menengah serta

pendidikan nonformal dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan

Mentri.

Menurut PP No.32 Tahun 2013 bahwa Standar Kompetensi Lulusan

adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan luluan yang mencakup sikap,

pengetahuan dan keterampilan. SKL diwujudkan dan dijabarkan melalui berbagai

kompetensi untuk setiap mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Hal ini

juga disebutkan dalam Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar

Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.

36

A. Standar Kompetensi Lulusan KTSP SD/MI

Standar Kompetensi Lulusan KTSP pada jenjang SD/MI/SDLB*/Paket A

dijelaskan sebagai berikut.

1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap

perkembangan anak.

2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.

3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.

4. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras dan golongan sosial

ekonomi di lingkungan sekitarnya.

5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis,

dan kreatif.

6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis dan kreatif dengan

bimbingan guru/pendidik.

7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya.

8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam

kehidupan sehari-hari.

9. Menunjukkan kemampuan menggali gejala alam dan sosial di lingkungan

sekitar.

10. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara dan

tanah air Indonesia.

11. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya

lokal.

37

12. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan

memanfaatkan waktu luang.

B. Standar Kompetensi Lulusan Kurikulum 2013 SD/MI

Dalam Kurikulum 2013, SKL diterjemahkan ke dalam Kompetensi Inti dan

Kompetensi Dasar. Dalam konteks ini, SKL untuk masing-masing jenjang dibagi

menjadi tiga bagian, yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan.

1. Dimensi sikap

Untuk tingkat SD/MI, SKL menyangkut kemampuan sikap adalah memiliki

perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri,

dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dalam lingkungan sosial

dan alam di sekitar rumah, sekolah dan tempat bermain.

2. Dimensi Keterampilan

Untuk tingkat SD/MI, SKL yang menyangkut kemampuan keterampilan adalah

memiliki kemampuan berpikir dan tindak yang efektif, serta kreatif dalam ranah

abstrak dan konkret sesuai yang ditugaskan kepadanya.

3. Dimensi pengetahuan

Pada tingkat SD/MI, SKL yang berhubungan dengan kemampuan pengetahuan

adalah memiliki pengetahuan faktual dan konseptual dalam ilmu pengetahuan,

teknologi, seni dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah,

sekolah dan tempat bermain.

38

2.1.7 Standar Proses KTSP dan Kurikulum 2013

Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan

pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar

kompetensi lulusan. Standar proses, baik yang berkaitan dengan perencanaan,

pelaksanaan, penilaian dan pengawasan pembelajaran dikembangkan oleh BSNP,

dan ditetapkan dalam Peraturan Menteri (Mulyasa, 2009:25).

A. Perencanaan Pembelajaran KTSP dan Kurikulum 2013

Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan RPP yang

mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan

rencana pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat

penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran (Permendikbud Nomor 22

Tahun 2016).

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP ) yang memuat identitas mata pelajaran, standar

kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi,

tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar (Permendiknas Nomor

41 Tahun 2007).

B. Silabus

Menurut Mulyasa (2010:190) Silabus merupakan rencana pembelajaran pada

suatu mata pelajaran tertentu dengan tema tertentu. Dalam KTSP silabus

merupakan bagian dari kurikulum tingkat satuan pendidikan, yang dikembangkan

39

dari standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, dan indikator kompetensi untuk penilaian hasil belajar.

Pada hakikatnya pengembangan silabus KTSP harus mampu menjawab

pertanyaan sebagai berikut. 1) kompetensi apakah yang harus dimiliki oleh peserta

didik?; 2) bagaimana cara membentuk kompetensi tersebut?; 3) bagaimana

mengetahui bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi itu?.

Dalam Kurikulum 2013, silabus sudah disipakan oleh Pemerintah, baik

untuk kurikulum nasional maupun untuk kurikulum wilayah, sehingga guru

tinggal mengembangkan rencana pembelajaran, yang tidak terlalu rumit (Mulyasa,

2014: 181). Silabus Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan SKL dan Standar

Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran

pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan dalam pengembangan RPP

(Permendibud No 22 Tahun 2016).

Endah (2013: 150) pengembangan silabus dapat dilaksanakan oleh guru

secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah,

kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru

(PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus disusun di bawah supervisi

dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.

C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan

prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang telah

ditetapkan dalam Standar isi dan dijabarkan dalam Silabus. RPP merupakan

40

komponen penting dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), yang

pengembangannya harus dilakukan secara professional. Tugas utama bagi guru

terkait dengan pengembangan RPP berbasis KTSP adalah menjabarkan silabus ke

dalam RPP yang lebih operasional dan rinci, serta siap dijadikan pedoman atau

skenario dalam pembelajaran.

Dalam pengembangan RPP, guru diberi kebebasan untuk mengubah,

memodifikasi, dan menyesuaikan silabus dengan kondisi sekolah dan daerah, serta

dengan karakteristik peserta didik (Mulyasa, 2010:212). RPP disusun untuk setiap

Kompetensi Dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu pertemuan atau lebih.

Guru merancang penggalan RPP yang disesuaikan dengan jadwal di satuan

Pendidikan (Endah, 2013: 150). Komponen RPP adalah: 1. Identitas mata

pelajaran, 2. Standar Kompetensi *), 3. Kompetensi Dasar, 4. Indikator, 5. Tujuan

Pembelajaran, 6. Materi Standar/Materi Ajar *), 7. Alokasi Waktu *), 8. Metode

Pembelajaran, 9. Kegiatan Pembelajaran, 10. Penilaian, 11. Sumber Belajar.

Keterangan *) hanya diterapkan pada Kurikulum 2013

D. Proses Pembelajaran KTSP dan Kurikulum 2013

Menurut Mulyasa (2010:246) pembelajaran berbasis KTSP dapat didefinisikan

sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan KTSP dalam suatu

aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi

tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Pembelajaran berbasis KTSP

adalah hasil terjemahan guru terhadap KTSP tertulis. Pembelajaran berbasisi

KTSP sedikitnya dipengaruhi oleh tiga faktor: a) Karakteristik KTSP; yang

41

mencakup ruang lingkup KTSP dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan; b)

Strategi pembelajaran: yaitu strategi yang digunakan dalam pembelajaran, seperti

diskusi, pengamatan dan tanya jawab, serta kegiatan lain yang dapat mendorong

pembentukan kompetensi peserta didik; c) Karakteristik pengguna kurikulum,

yang meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap guru terhadap KTSP,

serta kemampuannya untuk merealisasikan kurikulum dalam pembelajaran.

Menurut Permendikbud No 22 Tahun 2016 Pelaksanaan pembelajaran merupakan

Implementasi dari RPP yang mencakup kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

1. Proses Pembelajaran KTSP

Pelaksanaan pembelajaran menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007

merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

1. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan guru: a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan

fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; b) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;c)

Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;d)

Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

2. Kegiatan Inti.

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai

KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

42

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian seauai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan

metode yang disesuaikan dengan katakteristik peserta didik dan mata pelajaran,

yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi guru: 1) Melibatkan peserta didik mencari

informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari

dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka

sumber; 2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media

pembelajaran, dan sumber belajar lain; 3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antar

peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber

belajar lainnya; 4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran; dan 5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di

laboratorium, studio, atau lapangan.

b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru: 1) Membiasakan peserta didik membaca

dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna; 2)

Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk

memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; 3) Memberi

kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak

tanpa rasa takut; 4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif

dan kolaboratif; 5) Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk

43

meningkatkan prestasi belajar; 6) Memfasilitasi peserta didik untuk membuat

laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual

maupun kelompok; 7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja

individual maupun kelompok; 8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran,

turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan.; 9) Memfasilitasi peserta didik

melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta

didik.

c. Konfirmasi

Dalam konfirmasi guru: 1) Memberikan umpan balik positif dan

penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap

keberhasilan peserta didik, 2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi

dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, 3) Memfasilitasi peserta

didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah

dilakukan, 4) Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang

bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:

Kompetensi dasar yang ingin dicapai memiliki fungsi sebagai berikut. a)

Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta

didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan

benar; b) Membantu menyelesaikan masalah c) Memberikan acuan agar peserta

didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi d) Memberi informasi untuk

bereksplorasi lebih jauh; e) Memberi motivasi kepada peserta didik yang kurang

atau belum berpartisipasi aktif.

44

3. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup guru: a. Bersama-sama dengan peserta didik

dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; b. Melakukan penilaian

dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan

terprogram; c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi,

program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas

individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; e.

Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

2. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013

Pelaksanaan pembelajaran menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang

Standar Proses merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan

pendahuluan, inti, dan penutup.

1. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib: a. Menyiapkan peserta didik

secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; b. Memberi motivasi

belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar

dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal,

nasional, dan internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang

peserta didik; c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan

pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. d. Menjelaskan

45

tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai, dan; e.

Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,

media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik

peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik

terpadu dan/atau saintifik dan /atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau

pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan maslah (project

based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang

pendidikan.

a. Sikap

Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih

adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,

hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan

kompetensi yang mendorong peserta didik untuk melakukan aktivitas tersebut.

b. Pengetahuan

Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami,

menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteristik

aktivitas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan

dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat

pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk

menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry

46

learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan

kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan yang menghasilkan

karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

c. Keterampilan

Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba,

menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub topik) mata

pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong peserta didik untuk

melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan

keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus

belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dan

pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project

based learning).

3. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara

individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:

a. Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk

selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung

dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;

b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

c. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas

individual maupun kelompok; dan

47

d. Menginformasikan rencana kegaiatan pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya.

E. Penilaian Hasil Pembelajaran KTSP dan Kurikulum 2013

1. Penilaian Hasil Pembelajaran KTSP

Berdasarkan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 dikatakan bahwa: Penilaian

dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat

pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan

laporan kemjuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian

dilakukan secara konsisten, sistematis, dan terprogram dengan menggunakan tes

dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran

sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyekdan/atau produk, portofolio, dan

penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian

Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran (Sisdiknas).

2. Penilaian Hasil Pembelajaran Kurikulum 2013

Berdasarkan Permendikbud nomor 22 Tahun 2016 dituliskan bahwa Penilaian

proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic

assessment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara

utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan

kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik yang mampu menghasilkan

dampak instruksional (instructional effect) pada aspek pengetahuan dan dampak

pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap.

48

Hasil penilaian otentik digunakan untuk merencanakan program perbaikan

pembelajaran, pengayaan, atau pelayanan konseling. Selain itu, juga digunakan

untuk bahan memperbaiki proses pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran

dilakukan saat pembelajaran dengan menggunakan alat: lembar pengamatan,

angket sebaya, rekaman, catatan anekdot, dan refleksi. Evaluasi hasil

pembelajaran dilakukan saat proses dan di akhir satuan pelajaran dengan

menggunakan metode dan alat: tes lisan/perbuatan, dan tes tertulis. Hasil evaluasi

akhir diperoleh dari gabungan evaluasi proses dan evaluasi hasil pembelajaran.

2.1.8 Standar Penilaian KTSP dan Kurikulum 2013

Permendiknas Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian mengemukakan

bahwa Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang

berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar

peserta didik. Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian

pasal 1 ayat (1) mengemukakan bahwa: Standar penilaian pendidikan merupakan

kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan

instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar

dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan

menengah.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 23 Tahun 2016 juga

disebutkan berbagai pengertian dalam standar penilaian sebagai berikut.

1. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

49

2. Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar

3. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian

Kompetensi Peseerta Didik secara berkelanjutan dalam proses Pembelajaran

untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar Peserta Didik.

4. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur

pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau

peyelesaian dari suatu satuan pendidikan.

5. Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria

ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada

standar kompetensi kelulusan, dengan mempertimbangkan karakteristik peserta

didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan.

Penilaian pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdiri

atas: 1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik; 2) Penilaian hasil belajar oleh satuan

pendidikan; dan 3)Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

A. Mekanisme dan Standar Penilaian KTSP

Mekanisme dan prosedur penilaian berdasarkan Permendiknas Nomor 20 Tahun

2007 adalah sebagai berikut. 1) Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan

pemerintah; 2) Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat

penyusunan silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP); 3) Ulangan tengah semester, ulangan akhir

50

semester, dan ulangan kenaikan kelas dilakukan oleh pendidik di bawah

koordinasi satuan pendidikan; 4) Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata

pelajaran dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahaun dan teknologi yang

tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif dan/atau aspek psikomotorik untuk

kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui ujian

sekolah/madrasah untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan

merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan;

5) Penilaian akhir ujian belajar oleh satuan pendidikan untuk mata

pelajaran kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran

pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ditentukan melalui rapat dewan

pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik; 6) Penilaian akhir hasil

belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan

kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadaian dilakukan oleh

satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh

pendidik dengan mempertimbangkan hasil ujian sekolah/madrasah; 7) Kegiatan

ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah: (a) menyusun kisi-

kisi ujian. (b) mengembangkan instrumen, (c) melaksanakan ujian, (d) mengolah

dan menentukan kelulusan peserta didik dan ujian sekolah/madrasah, dan (e)

melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian; 8) Penilaian akhlak mulia yang

merupakan aspek afektif dari kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,

sebagai perwujudan sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

YME, dilakukan oleh guru agama dengan memanfaatkan informasi dari pendidik

51

mata pelajaran lain dan sumber lain; 9) Penilaian kepribadian yang merupakan

perwujudan kesadaran dan tanggungjawab sebagai warga masyarakat dan

warganegara yang baik sesuai dengan norma dan nilai-nilai luhur yang berlaku

dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, adalah bagian dari penilaian

kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian oleh guru pendidikan

kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi dari pendidikan mata pelajaran

lain dan sumber lain yang relevan; 10) Penilaian mata pelajaran muatan lokal

mengikuti penilaian kelompok mata pelajaran yang relevan; 11) Keikutsertaan

dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat keterangan yang

ditandatangani oleh Pembina kegiatan dan kepala sekolah/madrasah; 12) Hasil

ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan

harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti

pembelajaran remedi; 13) Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan

disampaikan dalam bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran,

disertai dengan deskripsi kemajuan belajar; 14) Kegiatan penilaian oleh

pemerintah dilakukan melalui UN dengan langkah-langkah yang diatur dalam

Prosedur Operasi Standar (POS) UN; 15) UN diselenggarakan oleh Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP) bekerja sama dengan instansi terkait; 16) Hasil UN

disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah satu syarat kelulusan

peserta didik dari satuan pendidikan dan salah satu pertimbangan dalam seleksi

masuk ke jenjang pendidikan berikutnya; 17) Hasil analisis data UN disampaikan

kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk pemetaan mutu program dan/atau

52

satuan pendidikan serta pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan

pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

B. Mekanisme dan Standar Penilaian Kurikulum 2013

Penilaian hasil belajar menurut Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang

Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah adalah sebagai berikut.

1. Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah

meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.

2. Penilaian sikap merupakan kegaiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk

memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik.

3. Penilaian pengetahuan merupakan kegiatan yang digunakan untuk

mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik

4. Penilaian keterampilan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

mengukur kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam

tindakan tugas tertentu.

5. Penilaian pengetahuan dan keterampilan dilakukan oleh pendidik, satuan

pendidikan, dan/atau Pemerintah.

6. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam bentuk ulangan,

pengamatan , penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan.

7. Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk: a. Mengukur dan

mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik; b. Memperbaiki proses

pembelajaran; dan c. Menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian,

tengah semester, akhir tahun, dan/atau kenaikan kelas

53

8. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dalam bentuk

ujian sekolah/madrasah

9. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan digunakan untuk penentuan

kelulusan dari sataun pendidikan.

10. Satuan pendidikan menggunakan hasil penilaian oleh satuan pendidikan

dan hasil penilaian pendidik untuk melakukan perbaikan dan/atau

penjaminan mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

11. Dalam rangka perbaikan dan/atau penjaminan mutu pendidikan satuan

pendidikan menetapkan kriteria ketuntasan minimal serta kriteria dan/atau

kenaikan kelas peserta didik.

12. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalan bentuk Ujian

Nasional dan/atau bentuk lain yang diperlukan.

13. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dalam bentuk Ujian Nasional

digunakan sebagai dasar untuk: a. Pemetaan mutu program dan/atau satuan

pendidikan; b. Pertimbangan seleksi masuk ke jenjang pendidikan

berikutnya; dan c. Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan

pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

2.2 Tinjauan Tentang Program Unggulan

2.2.1 Pengertian Program Unggulan

Pengertian program menurut Arikunto (Angga Swasdita, 2015:12) program

adalah sederetan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Arikunto (2014:9) menambahkan bahwa suatu program adalah sebuah sistem,

maka dapat dikatakan bahwa didalam program terdapat beragam komponen yang

54

saling berkaitan dan bekerja yang satu dengan yang lainnya untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan. Komponen program ini adalah bagian-bagian atau

unsur-unsur yang membangun sebuah dari program. Selain pembangun sebuah

program, komponen ini merupakan faktor penentu keberhasilan program.

Kemudian Arikunto (2014:4) menambahkan bahwa program merupakan suatu

sistem, dimana rangkaian kegiatan dilaksanakan tidak hanya satu kali namun

berkesinambungan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa program merupakan

sederetan kegiatan yang dilaksanakan lebih dari satu kali namun

berkesinambungan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Menurut Charles O. Jones (Siti Erna Latifi Suryana, 2009: 28) ada tiga

pilar aktivitas dalam mengoperasikan program yaitu :

1. Pengorganisasian

Struktur oganisasi yang jelas diperlukan dalam mengoperasikan program sehingga

tenaga pelaksana dapat terbentuk dari sumber daya manusia yang kompeten dan

berkualitas.

2. Interpretasi

Para pelaksana harus mampu menjalankan program sesuai dengan petunjuk teknis

dan petunjuk pelaksana agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

3. Penerapan atau Aplikasi

Perlu adanya pembuatan prosedur kerja yang jelas agar program kerja dapat

berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan sehingga tidak berbenturan dengan

program lainnya.

55

Berdasarkan pada beberapa definisi yang sudah dijelaskan, penulis

menyimpulkan bahwa program merupakan suatu cara yang digunakan untuk

mencapai suatu tujuan, program dapat berbentuk kegiatan yang sudah terorganisir.

Didalam program terdapat beberapa komponen yang meliputi tujuan yang hendak

dicapai, kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan, prosedur pelaksanaan,

perkiraan anggaran dan strategi pelaksanaan.

Selanjutnya, Siti Qoyyimah (2013:21) menjelaskan pengertian program

unggulan adalah sebagai berikut.

Program unggulan adalah program yang dikembangakan untuk mencapai

keunggulan dalam keluaran pendidikannya. Keunggulan dalam keluaran

yang dimaksud meliputi kualitas dasar (daya pikir, daya kalbu, dan daya

fisik) dan penguasaan ilmu pengetahuan, baik yang lunak (ekonomi,

politik, sosiologi dan sebagainya) termasuk penerapannya yaitu teknologi

(konstruksi, manufaktur, komunikasi dan sebagainya).

Program unggulan digunakan untuk mencirikan sesuatu agar mempunyai

nilai lebih seperti pada istilah “bibit unggul”, “nilai unggul”. Dalam dunia

pendidikan program unggulan pada suatu sekolah merupakan program khas yang

diunggulkan oleh suatu sekolah yang membedakan antara sekolah satu dengan

sekolah lainnya. Program unggulan yang dimiliki suatu sekolah, didasarkan pada

tujuan yang hendak dicapai oleh sekolah tersebut. Dalam mewujudkan suatu

program unggulan tersebut dibutuhkan strategi, prosedur dan kegiatan-kegiatan

yang sesuai dengan tujuan sekolah.

2.2.2 Tujuan Program Unggulan

Tujuan pendirian sekolah SD Daarul Qur’an Semarang meliputi 1) Memberikan

bekal kepada peserta didik kemampuan “Baca, Tulis dan Hitung”, pengetahuan,

dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi peserta didik. 2) Memberikan bekal

56

pengetahuan dasar tentang pengetahuan agama Islam dan pengalamannya sesuai

dengan tingkat perkembangan anak untuk mengikuti jenjang pendidikan yang

lebih tinggi. 3) Mewujudkan sumber pendidikan, dan pengajaran islam yang

seluas-luasnya demi lil’ail kalimatillah. 4) Menyiapkan generasi Qur’ani yang

Rabbani, generasi yang cakap dan luas serta tinggi kepemahamannya tentang

IPTEK, rajin beramal, dan berbakti kepada masyarakat berdasarkan taqwa, untuk

menjadi anggota masyarakat yang berilmu, beramal dan bertaqwa sebagai sumber

daya baldatun toyyibatun warabbun ghofur.

5) Mengoptimalkan potensi pikir dengan meningkatkan pengetahuan siswa

agar dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi (dalam dan luar negeri) dan

mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,

dan kesenian, serta meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat

dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan

alam sekitarnya. 6) Membekali peserta didik dengan kecakapan hidup.

Mengembangkan pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan prinsip pendidikan

dalam arti luas, dengan mengoptimalkan pemanfaatan, sumber daya lingkungan.

7) Mempersiapkan peserta didik menjadi generasi mandiri, pencipta lapangan

kerja, dengan bekal keterampilan, dan keahlian sesuai dengan minat dan bakat

serta mengembangkan sikap professional.

Mengacu pada tujuan pendirian sekolah, SD Daarul Qur’an membagi

beberapa tujuan yang dijabarkan kedalam program unggulan. Program unggulan

tahfidz bertujuan 1) Mengajarkan peserta didik agar mampu membaca Al Qur’an

57

secara baik sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam tajwid, 2) Mencetak

generasi qurani yang hafal dan paham Al Qur’an sesuai dengan kemampuannya.

Program Unggulan Sains bertujuan 1) Menunjang kemampuan bahasa

inggris siswa dalam mengenali ciptaan Allah dan lingkungannya, 2)

Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang

bermanfaat dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, 3) Mengembangkan rasa

ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling

mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat, 4)

Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan serta meningkatkan kesadaran

untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan

alam. Selanjtnya, Program Unggulan Bahasa memiliki tujuan 1) Mengenalkan

bahasa inggris sebagai bahasa internasional, 2) Membekali peserta didik untuk

menghadapi tuntutan dalam rangka menyongsong era globalisasi.

2.2.3 Program Unggulan Tahfidz

A. Pengertian Tahfidz Qur’an

Menurut Zaki Zamzani (2009:20) Tahfidz berasal dari lafadz hafadha, yahfadhu,

hifdhan yang berarti “memelihara, menjaga dan menghafalkan”. Arti menghafal

dalam kenyataanya yaitu membaca berulang-ulang sehingga hafal dari satu ayat

ke ayat berikutnya, dari satu surat ke surat berikutnya dan begitu seterusnya.

Sedangkan menurut Abdul Aziz Abdul Rauf (2004) definisi menghafal adalah

“proses mengulang sesuatu baik dengan membaca atau mendengar.” Pekerjaan

58

apapun jika sering diulang, pasti menjadi hafal. Menghafal merupakan aktivitas

seseorang untuk menyimpan informasi di dalam memori.

Aktivitas dalam menghafal membutuhkan beberapa peran indra manusia,

seperti penglihatan, pendengaran serta pengucapan. Seseorang dapat menghafal

apabila ada sejumlah materi yang terekam melalui aktivitas membaca atau

mendengarkan. Sedangkan lisan mempunyai peran untuk mengetahui

keberhasilan terhadap penguasan kemampuan menghafal yang dapat dilakukan

dengan pengucapan materi yang telah dihafal. Setelah mengetahui pengertian

menghafal, penulis akan menjelaskan pengertian Al Qur’an menurut (Syeikh

Muhammad Abu Syahbhah, 2002:40) secara etimologi Al Qur’an berasal dari kata

“qara’a” yang berarti membaca. Sedang Al Qur’an sendiri adalah bentuk masdar

yang berarti bacaan.

Qara’a juga berarti mengumpulkan atau menghimpun. Sesuai namanya, Al

Qur’an juga berarti himpunan huruf-huruf dan kata-kata dalam satu ucapan yang

rapi. Secara istilah Al Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad melalui perantara malaikat Jibril, dan dinukilkan kepada kita dengan

jalan tawatur yang membacanya dinilai sebagai ibadah. Diawali dengan surat Al-

Fatihah dan diakhiri surat An-Naas.

Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa tahfidz Al

Qur’an merupakan usaha seseorang untuk menghafal kitab suci Al Qur’an yang

terdiri dari 30 juz dan 114 surah. Kegiatan menghafal biasanya diawali dengan

membaca maupun mendengarkan lantuan ayat-ayat secara berulang-berulang

59

terlebih dahulu, kemudian mengucapkannya kembali. Sehingga akan teringat apa

yang sudah dibaca, didengar maupun yang diucapkan.

B. Pendekatan dalam Tahfidzul Al Qur’an

Menurut Nurhalimah (2012:24) terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan

untuk mempermudah dalam melaksanakan Tahfidzul Al Qur’an yaitu Pendekatan

Operasional, Pendekatan Intuitif dan Pendekatan Psikologis.

a. Pendekatan Operasional

Pendekatan ini adalah dengan menggunakan tindakan, yang biasanya digunakan

oleh pengurus dalam lembaga.

Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan melalui pendekatan ini.

1) Menanamkan nilai Al Qur’an pada peserta didik, sehingga dapat memberikan

pemahaman mengenai nilai Al Qur’an secara mendalam.

2) Memberikan wawasan mengenai keutamaan dari Al Qur’an baik dibaca,

dipelajari maupun dihafalkan.

3) Kondisi Lingkungan harus diciptakan sesuai dengan nuansa Ke –Al Qur’anan

4) Menciptakan suatu lembaga yang dapat menjaring masyarakat untuk ingin

menghafalkan Al Qur’an.

5) Mengadakan haflah mudarasatil Qur’an, atau dengan mengadakan musabaqah-

musabaqah hafalan Al Qur’an.

60

6) Melakukan studi banding dengan lembaga lain dengan tujuan dapat

memberikan masukan yang baru.

b.Pendekatan Intuitif

Pendekatan intuitif merupakan pendekatan dari batin atau yang biasa disebut

dengan penjernihan batin, pendekatan ini biasanya dilakukan oleh wali peserta

didik.Terdapat sedikitnya tiga cara yang dapat dilakukan dalam pendekatan ini.

Yang pertama adalah dengan sholat malam, yang memiliki banyak manfaat karena

waktu yang digunakan sholat malam adalah tengah malam hingga waktu subuh

tiba. Sehingga pada waktu tersebut dapat khusyu’ dan tenang terlebih untuk

menghafalkan Al Qur’an.

Yang kedua adalah dengan puasa, kegitan ini adalah dengan menahan

hawa nafsu selama waktu subuh hingga magrib. Hal ini sangat bermanfaat bagi

penghafal Al Qur’an karena dapat mengontrol dari perbuatan yang menjerumus

kepada maksiat dan juga untuk melatih kesabaran. Kemudian yang terakhir yaitu

memperbanyak Zikir dan Doa, merupakan suatu kegiatan untuk memohon kepada

Allah agar dapat menganugrahkan nikmah hafal Al Qur’an, dan juga cari ini dapat

mendekatkan diri dengan Sang Pencipta.

c. Pendekatan psikologis

Pendekatan yang terakhir adalah dengan pendekatan psikologi yaitu pendekatan

yang mengikuti dan memahami perkembangan dari psikologis anak yang biasa

dilakukan oleh pengurus lembaga. Terdapat beberapa upaya yang dapat

dilaksanakan yaitu : 1) Dengan memahami karakter siswa yang berbeda-beda,

61

diharapkan dapat mengajarkan rasa cinta Al Qur’an lebih mudah. 2) Membiarkan

siswa memiliki waktu bermain, namun waktu bermain dan hafalan harus

seimbang.

3) Dalam mengajarkan hafalan Al Qur’an suasana belajar harus dibuat yang lebih

menarik dan menyenangkan sehingga siswa dapat mengingat lebih lama. 4)

Apresiasi perlu diberikan kepada siswa atau usahanya dalam menghafal Al

Qur’an. 5) Sebagai pendidikan haruslah menjadi contoh kepada peserta didiknya.

C. Metode Tahfidzul Al Qur’an

Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam menghafal Al Qur’an,

sedikitnya 6 metode yang dapat menjadi pedoman dalam kegiatan menghafal Al

Qur’an (Azim, 2016:41) :

a. Metode Wahdah, metode ini merupakan cara menghafal ayat dalam Al Qur’an

satu per satu butir ayat yang akan dihafalkan sebanyak sepuluh hingga dua puluh

kali, sehingga hafalan akan lebih mudah diingat.

b. Metode Kitabah, metode ini merupakan cara menghafal ayat dalam Al Qur’an

yang dengan cara menulis terlebih dahulu ayat yang akan dihafalkan didalam

kertas kemudian dibaca sampai lancar

c. Metode Sima’i, metode ini merupakaan cara menghafal dengan mendengarkan

ayat yang akan dihafalkan secara berulang-ulang dari guru langsung maupun dari

kaset. Metode ini cukup efektif bagi penyandang tuna netra dan siswa yan masih

belum lancar membaca Al Qur’an.

62

d. Metode jama’, metode ini merupakan cara menghafal dengan membaca ayat

yang akan dihafalkan secara bersama-sama dengan dipimpin oleh instruktur.

Instruktur membacakan ayat yang akan dihafal kemudian ditirukan oleh peserta.

e. Metode Talqin, metode ini merupakan cara menghafal dengan membacakan

satu persatu ayat yang akan dihafalkan oleh guru yang kemudian ditirukan oleh

siswa secara berulang-ulang.

f. Metode Mandiri, metode ini merupakan cara menghafal dengan membaca ayat

yang akan dihafal oleh siswa yang terlebih dahulu dikoreksi oleh guru kemudian

setiap siswa menghafal sendiri ayat yang telah ditentukan dan diakhiri dengan

menyetorkan hafalan tersebut kepada guru.

Menurut Sa’dulloh (dalam Umar 2017) macam-macam metode menghafal

adalah sebagai berikut :

a. Bi al-Nadzar, yaitu membaca dengan cermat ayat-ayat Al Qur’an yang akan

dihafal dengan melihat mushaf secara berulang-ulang.

b. Tahfidz, yaitu menghafal sedikit demi sedikit Al Qur’an yang telah dibaca

secara berulang-ulang tersebut.

c. Talaqqi, yaitu menyetorkan atau mendengarkan hafalan yang baru dihafal

kepada seorang guru.

d. Takrir, yaitu mengulang hafalan atau menyima’kan hafalan yang pernah

dihafalkan/sudah disima’kan kepada guru.

63

e. Tasmi’, yaitu mendengarkan hafalan kepada orang lain baik kepada

perseorangan maupun kepada jamaah

Selain metode yang disebutkan diatas, terdapat metode modern yang dapat

digunakan untuk menghafal Al Qur’an yaitu metode drill yaitu cara mengajar

siswa dengan mengulang-ulang pelajaran sehingga siswa akan lebih mudah untuk

mengingatnya (Sriyono, 2012:42). Metode ini cukup efektif dalam meningkatkan

hafalan karena dengan menekankan latihan yang terus menurus dan diulang-

ulang, seperti dalam (Sriyono, 2012) melalui penelitianya bahwa metode drill

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Penulis menyimpulkan, metode yang dijabarkan memiliki persamaan satu

sama lain. Pada penerapannya metode diatas melibatkan semua panca indra baik

itu indra penglihat, pendengar, pengucap,maupun penggerak. Penggunaan metode

ini akan lebih efektif apabila sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh peserta

didik.

D. Strategi Pembelajaran Tahfidz

Menurut Nurul Hidayah (2016:9) beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh

lembaga pendidikan dalam mengelola program tahfidz Al Qur’an yakni

a. Memperbaiki dan menyempurnakan manajemen tahfidz Al Qur’an dengan

melakukan strategi sebagai berikut. sekolah harus menentukan waktu yang tepat

untuk menghafal Al Qur’an, memilih tempat dan lingkungan yang baik,

menentukan materi yang dihafal.

64

b. Mengaktifkan dan memperkuat para instruktur tahfidz dalam membimbing dan

memotivasi siswa penghafal Al Qur’an, hal ini dapat dilakukan dengan cara:

meningkatkan volume dan intensitas keterlibatan guru tahfidz secara langsung

dalam membimbing siswa penghafal yang dilakukan secara konsisten,

meningkatkan kemampuan guru dalam membimbing dan memotivasi siswa,

melakukan perekuitmen guru tahfidz lebih banyak melalui seleksi yang

berstandar.

c. Menyempurnakan mekanisme dan metode yang diterapkan oleh guru tahfidz.

Salah satu faktor yang mendukung seseorang lebih mudah dan lebih cepat dalam

menghafal Al Qur’an adalah penggunaan metode yang tepat dan bervariasi.

d. Memperkuat dukungan orang tua. Peran orang tua berpengaruh besar bagi

kesuksesan siswa dalam menghafal Al Qur’an, siswa membutuhkan motivasi dan

bimbingan langsung dari orang tua, penciptaan lingkungan yang kondusif sangat

mendukung siswa dalam menghafal Al Qur’an.

e. Memperkuat kontrol dan motivasi atasan. Kontrol dan motivasi yang diberikan

menciptakan angin segar bagi para guru dan siswanya dalam menjalankan tugas-

tugasnya. Sesekali penting juga kepala sekolah/madrasah dalam memotivasi

dengan memberikan reward bagi guru dan siswa yang berprestasi.

65

2.2.4 Program Unggulan Sains

A. Pengertian Sains

Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar Program

Pendidikan (GBPP) kelas IV Sekolah Dasar dinyatakan: Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) atau sains merupakan hasil kegiatan manusia yang berupa pengetahuan

serta gagasan dan konsep-konsep yang terorganisasi tentang alam yang ada

disekitar, dimana hal ini dapat diperoleh dari pengalaman melalui dan serangkaian

proses kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian

gagasan-gagasan.

Erikanto C (2018:106) dalam jurnalnya menjelaskan “Science or Natural

Science (IPA) is a complex science and it is closely related to everyday life.

Science is a field of study that not only applies formulas, concepts, or principles in

solving a problem, but also scientific activities in the learning process This

scientific activity aims to discover the natural phenomena associated with science

in a systematic way (Science atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang

kompleks dan berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Sains adalah bidang

studi yang tidak hanya berlaku rumus, konsep, atau prinsip-prinsip dalam

memecahkan masalah, tetapi juga kegiatan ilmiah dalam proses pembelajaran

kegiatan ilmiah ini bertujuan untuk menemukan fenomena alam yang terkait

dengan ilmu pengetahuan dengan cara yang sistematis).

Hal ini sejalan diungkapkan Patta Bundu (2006: 10) menyatakan bahwa IPA

adalah proses kegiatan yang dilakukan para saintis dalam memperoleh

66

pengetahuan dan sikap terhadap proses kegiatan tersebut. Dalam hal ini, IPA

sejatinya merupakan proses penemuan pengetahuan dan sikap ilmiah sehingga

bukan hanya kumpulan pengetahuan yang merupakan produk dari kegiatan

ilmiah.

Nina Rahayu (2014:12) menarik kesimpulan mengenai pengertian ilmu

pengetahuan alama adalah sebagai berikut.

Ilmu Pengetahuan Alam adalah kumpulan pengetahuan yang berupa

teori-teori mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam raya dan

telah diuji kebenarannya, melalui proses metode ilmiah dari pengamatan,

studi, dan pengalaman disertai sikap ilmiah di dalamnya. Dapat

dijabarkan, IPA secara garis besarnya memiliki tiga komponen yaitu: a.

IPA sebagai produk, merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan

analitik yang dilakukan para ilmuan dalam bentuk fakta-fakta, konsep-

konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang dapat menjelaskan dan

memahami alam serta berbagai fenomena di dalamnya. b. IPA sebagai

proses, merupakan sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena

alam sebagai proses Sains dalam mendapatkan pengetahuan Sains

tersebut, meliputi kemampuan observasi, klasifikasi, kuantifikasi,

inferensi, komunikasi dan proses sains lainnya. c. IPA sebagai sikap

ilmiah, merupakan sikap ilmiah yang biasa ditunjukkan dalam mencari

dan mengembangkan pengetahuan dari objektif terhadap fakta hati-hati,

kritis dan sebagainya. Hal ini memberi penekanan bahwa Ilmu

Pengetahuan Alam bukan hanya kumpulan pengetahuan fakta untuk

dihafal, tetapi ada proses aktif penemuan menggunakan pikiran dan sikap

dalam mempelajarinya.

Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa Ilmu

Pengetahuan Alam atau Sains merupakan ilmu yang mempelajari tentang

peristiwa alam, yang didalamnya terdapat serangkaian proses kegiatan ilmiah

diwujudkan dalam sikap ilmiah, sehingga dapat menghasilkan produk baik berupa

fakta, konsep, prinsip dan teori guna menjelaskan dan memahami berbagai

fenomena alam.

67

B. Model- Model Pembelajaran Sains

Dijelakan oleh Anatri Desstya (2014:198), beberapa model pembelajaran IPA

yang dapat diterapkan sesuai dengan konsep sains, antara lain

a. Model Belajar Konstruktivis. Model belajar konstruktivis menekankan

pada pengetahuan awal siswa sebagai tolok ukur dalam belajar. Prinsip

yang paling esensial dari model ini adalah siswa memperoleh banyak

pengetahuan di luar sekolah, bukan di bangku sekolah. Menurut Piaget,

masuknya pengetahuan ke struktur kognitif siswa melalui dua cara yaitu

asimilasi dan akomodasi. Tahap-tahap pembelajaran konstruktivisme

yakni: 1) tahap pengetahuan awal, 2) tahap eksplorasi, 3) tahap diskusi dan

penjelasan konsep, dan 4) tahap pengembangan dan aplikasi konsep.

b. Model Inquiri. Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan

pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan

analitis untuk mencari dan menemukan sendiri suatu masalah yang

dipertanyakan (Wina Sanjaya, 2006:1994).

Model ini menjadikan siswa sebagai subjek belajar. Tahap

pembelajarannya, antara lain: perumusan masalah, pengumpulan data,

penyusunan hipotesis, melakukan eksperimen, mencatat hasil percobaan,

penarikan kesimpulan, dan mengkomunikasikan.

c. Pendekatan Keterampilan Proses Sains. Pendekatan keterampilan proses

sains merupakan keterampilan intelektual yang digunakan untuk meneliti

fenomena alam. Aspek keterampilan proses sains yang disyaratkan untuk

siswa SD adalah keterampilan mengamati, melakukan percobaan,

68

mengelompokkan, menafsirkan hasil percobaan, meramalkan,

menerapkan, mengomunikasikan, dan mengajukan pertanyaan.

d. STM (Sains Teknologi Masyarakat). STM merupakan model pembelajaran

IPA/ teknologi dalam konteks pengalaman manusia. Salah satu tujuan

model STM adalah mengantisipasi kemajuan sains dan teknologi beserta

dampaknya serta memasyarakatkan sains dan teknologi. Segi positif dari

pendekatan STS ini dapat digunakan untuk mengantisipasi hasil

pendidikan IPA di sekolah dari berbagai kejadian atau gejala dalam

kehidupan masyarakat sehari-hari. Empat tahapan pembelajaran STM,

yakni 1) invitasi, 2) eksplorasi, 3) penjelasan dan solusi, dan 4) tahap

pengambilan tindakan.

e. Terpadu. Berdasarkan sifat keterpaduannya, pembelajaran terpadu

dibedakan menjadi tiga, yakni model dalam satu disiplin ilmu, antar

bidang, dan lintas siswa. Salah satu bagiannya adalah pendekatan

pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan

pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Pengalaman belajar yang

menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual, baik di dalam maupun antar

mata pelajaran akan memberi peluang bagi terjadinya pembelajaran efektif

dan bermakna.

f. Interaktif. Model interaktif menitikberatkan pada pertanyaan siswa, siswa

diberi kesempatan untuk mencari tahu objek yang akan dipelajari,

kemudian melakukan penyelidikan tentang pertanyaan mereka sendiri

sehingga dapat menemukan jawaban atas pertanyaannya. Tahap

69

pembelajarannya: 1) persiapan, 2) pengetahuan awal, 3) eksplorasi, 4)

pertanyaan siswa, 5) penyelidikan, 6) pengetahuan akhir, dan 7) tahap

refleksi.

g. Siklus Belajar (Learning Cycle). Model siklus belajar berorientasi pada

peristiwa alami, saling berhubungan, atau prinsip-prinsip yang melibatkan

beberapa konsep. Model ini juga memberikan pengalaman nyata pada

siswa dengan tujuan untuk mengembangkan pemahaman konseptual. Tiga

tahap pembelajarannya adalah: 1) eksplorasi, 2) pengenalan konsep, dan 3)

penerapan konsep.

h. CLIS (Children Learning in Science). Model belajar CLIS menekankan

pada pengalaman belajar, mulai dari proses mengamati sampai melakukan

sendiri. Tahap pembelajarannya, yaitu 1) orientasi, 2) pemunculan

gagasan, 3) penyusunan ulang gagasan, 4) penerapan gagasan, dan 5)

pemantapan gagasan.

C. Strategi Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar

Menurut Anatri Desstya (2014:197) Strategi pembelajaran sains di Sekolah Dasar

dapat diupayakan dengan mengoptimalkan tugas dan peran guru dalam

pembelajaran sains. Berdasarkan teori perkembangan Piaget, anak usia SD berada

pada tahap operasional konkret (usia 7–12 tahun). Sains jika diterapkan di sekolah

dasar mengacu pada hakikatnya yaitu sains sebagai produk ilmiah, sikap ilmiah,

dan proses ilmiah.

Sesuai dengan teori perkembangan Piaget tersebut yang dihubungkan

dengan karakteristik siswa SD dan hakikat sains, guru memiliki tugas penting

70

dalam pencapaian dan keefektifan pembelajaran. Tugas tersebut antara lain: a)

Memahami materi sains sebelum melakukan transfer ilmu kepada siswa

kompetensi paedagogik harus dimiliki oleh seorang guru karena pengetahuan

inilah yang akan ditanamkan pada kognitif siswa. b) Memahami tingkat

perkembangan siswa SD Guru harus memahami bahwa siswa SD berada pada

tahap perkembangan operasional konkret. Hal ini bisa menginspirasi dalam

pemilihan bahan pembelajaran/media yang akan dibawa, penentuan strategi,

pendekatan, dan metode pembelajaran yang digunakan dalam upaya mewujudkan

proses pembelajaran yang optimal. c) Melakukan penilaian secara autentik dari

serangkaian proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Adapaun startegi pembelajaran sains yang dapat diterapkan yakni

pembelajaran yang dilakukan di laboraturium yakni implementasi kegiatan praktik

dari ilmu pengetahuan alam yang dipelajari. Menurut Avi (2004:35) dalam

jurnalnya dijelaskan “The science laboratory is central in our attempt to vary the

learning environment in which students develop their understanding of scientific

concepts, science inquiry skills, and perceptions of science. The science

laboratory, a unique learning environment, is a setting in which students can

work cooperatively in small groups to investigate scientific phenomena

(Laboratorium sains adalah pusat dalam upaya kami untuk memvariasikan

lingkungan belajar di mana siswa mengembangkan pemahaman mereka tentang

konsep ilmiah, keterampilan inkuiri ilmu pengetahuan, dan perbagian pelajaran

sains. Laboratorium sains dan lingkungan belajar yang unik adalah pengaturan

71

dimana siswa dapat bekerja secara kooperatif dalam kelompok kecil untuk

menyelidiki fenomena ilmiah).

Menurut Vinya A. Tiarani (2009:2) dalam penelitiannya dijelaskan,

strategi pembelajaran IPA meliputi:

a. Hands-on and minds-on approaches

Belajar efektif dengan melakukan ”aktivitas” (learning by doing). Meskipun

demikian, esensi ”aktivitas” dalam pembelajaran IPA adalah ”aktivitas belajar”

(Fleer, 2007). Dalam praktiknya tidak jarang bahwa ”aktivitas” (hands-on

science) itu sendiri tidak disertai dengan belajar (Bodrova and Leong, 2007).

Dalam artikelnya, Osborne (1997) bertanya secara provokatif: ”Is doing science

the best way to learn science?” Oleh karena itu, guru perlu memberikan

kesempatan bagi siswa untuk menginterpretasi konsep (minds-on approach)

(Keogh and Naylor, 1996).

b. Menempatkan siswa pada pusat proses pembelajaran

Metode mengajar tradisional dengan pendekatan ekspositori sebaiknya mulai

dikurangi. Guru yang hanya mentransmisi pengetahuan kurang menstimulasi

siswa untuk belajar secara aktif. Hal ini bukan berarti bahwa metode ceramah

tidak baik, atau siswa tidak mengalami proses belajar. Variasi proses

pembelajaran lebih memicu siswa untuk aktif belajar (Rodriguez, 2001).

Menempatkan siswa pada pusat poses pembelajaran berarti memberikan

kesempatan bagi siswa untuk mengonstruksi hal yang dipelajarinya berdasarkan

72

pengetahuan yang diketahuinya dan menginterpretasi konsep, bukan memberikan

informasi melalui buku teks (Dickinson, 1997).

c. Identifikasi pengetahuan awal dan kesalahpahaman siswa.

Hal ini sama sekali tidak mudah karena beberapa faktor menyebabkan siswa SD

tidak dapat mengartikulasi dengan baik apa yang diketahuinya. Meskipun

demikian, berangkat dari apa yang siswa ketahui bermanfaat untuk menentukan

rencana pembelajaran yang efektif (Harlen, 1996).

2.2.5 Program Unggulan Bahasa

A. Pengertian Bahasa

Menurut Santrock dalam (Inayatul, 2013:10) Bahasa adalah suatu bentuk

komunikasi secara lisan, tertulis, maupun isyarat yang didasarkan pada sebuah

sistem simbol. Terjadinya suatu bahasa dalam masyarakat dikarenakan terdapat

sistem simbol yang di sepakati oleh anggota masyarakat dalam suatu daerah yang

digunakan secara turun menurun dan telah menjadi kebiasaan dari suatu daerah,

maka terbentuklah suatu bahasa. Hal ini yang menyebabkan setiap daerah, setiap

bangsa, dan setiap negara memiliki bahasa masing-masing. Rangkaian dari

simbol-simbol bahasa membentuk suatu kata, dari kata membentuk suatu kalimat

yang mengandung suatu makna tertentu. Kumpulan dari kalimat membentuk suatu

paragraf yang mempunyai makna secara berkesinambugan.

Jeans Aitchison (2008 : 21) “Language is patterned system of arbitrary

sound signals, characterized by structure dependence, creativity, displacement,

duality, and cultural transmission”, bahasa adalah sistem yang terbentuk dari

73

isyarat suara yang telah disepakati, yang ditandai dengan struktur yang saling

tergantung, kreatifitas, penempatan, dualitas dan penyebaran budaya. Suwarna

(2002: 4) bahasa merupakan alat utama untuk berkomunikasi dalam kehidupan

manusia, baik secara individu maupun kolektif sosial.

Menurut Hidayat dalam Richard (2013:63) Bahasa Inggris adalah sebuah

bahasa yang berasal dari Inggris. Bahasa ini menjadi bahasa utama di daerah

Britania Raya (Irlandia, Wales, serta Inggris), Amerika Serikat dan banyak negara

yang menggunakannya. Fahrawati (2013:2) Keputusan pemerintah menetapkan

bahasa Inggris sebagai salah satu mata pelajaran di berbagai jenjang pendidikan

sangat beralasan demi mempersiapkan generasi Indonesia untuk bersaing secara

global.

Penulis menyimpulkan bahasa merupakan alat utama yang digunakan

manusia dalam berkomunikasi baik secara individu maupun secara kolektif.

Bahasa digunakan untuk menyampaikan maksud kepada orang lain sekaligus

berfungsi sebagai alat komunikasi sosial. Dengan berbahasa, manusia dapat

berinteraski dengan siapapun termasuk semua orang diseluruh belahan dunia.

B. Model Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar

Hartin (2017:3) ada beberapa model yang dapat diterapkan oleh guru dalam

Pembelajaran Bahasa Inggris, adalah sebagai berikut.

1. Running Dictation

Running Dictation adalah strategi yang digunakan dalam pembelajaran bahasa

inggris dengan mengintegrasikan empat kemampuan berbahasa sekaligus, dan

74

menggunakan gerakan tubuh. Strategi ini mendorong kerja sama tim / pasangan,

pemecahan masalah dan strategi menghafal. Strategi ini meningkatkan

kemampuan siswa untuk belajar dengan kelompok bukan individual.

Manfaat dari strategi running dictation adalah sebagai berikut. 1. Saling

ketergantungan positif. 2. Hal ini dapat menjadi pelajaran yang sangat memotivasi

dan menyenangkan bagi siswa. 3. Running dictation juga dapat digunakan untuk

memperkenalkan keterampilan menyimpulkan dari konteks. 4. Running dictation

membuat pembelajaran bahasa inggris lebih menyenangkan dan menarik. 5.

Partisipasi yang sama. Setiap siswa dalam kelompok memiliki kesempatan yang

sama untuk berbagi

2. Media Gambar

Menurut Hernawan media gambar cukup praktis, simpel, dan mudah digunakan

dalam pembelajaran karena tidak harus memakai proyeksi untuk penggunaannya,

hanya dengan gambar di kertas cukup membuat siswa terstimulus dan termotivasi

untuk megikuti pembelajaran di dalam kelas. Dengan begitu pembelajaran akan

jauh lebih menarik dan menyenangkan terhadap peserta didik, karena peserta

didik terstimulus untuk mengikuti pembelajaran.

3. Total Physical Response (TPR)

Merupakan suatu metode pembelajaran bahasa yang disusun pada koordinasi

perintah (command), ucapan (speech), gerak (action), dan berusaha untuk

mengajarkan bahasa melalui aktivitas fisik (motor) Physical Response (TPR).

75

Tujuan dalam pembelajaran metode TPR adalah mengajarkan kemahiran

berbicara pada tahap awal, menggunakan pemahaman sebagai jalan atau cara

untuk berbicara, menggunakan drill (latihan) berdasarkan tindakan dalam bentuk

perintah. Metode TPR ini sangat mudah dan ringan dalam segi penggunaan

bahasa dan juga mengandung unsur gerakan permainan sehingga dapat

menghilangkan stress pada peserta didik karena masalah-masalah yang dihadapi

dalam pelajarannya terutama pada saat mempelajari bahasa asing, dan juga dapat

menciptakan suasana hati yang positif pada peserta didik yang dapat memfasilitasi

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam

pelajaran tersebut.

4. Pembelajaran Berbasis Multimedia

Multimedia adalah kombinasi dari penggunaan beberapa media seperti film, slide,

musik, penerangan dengan text, image, khususnya untuk tujuan pendidikan, dan

hiburan. Unsur-unsur seperti teks, audio (narasi, dialog, sound effect), musik, film,

video, fotografi, animasi dan grafik merupakan media pendukung yang tergantung

dan terintegrasi menjadi satu kesatuan karya multimedia. Teks merupakan salah

satu elemen terpenting dalam multimedia, karena elemen ini menjadi dasar dalam

penyampaian informasi, teks merupakan jenis data yang paling sederhana dan

memerlukan tempat penyimpanan yang paling kecil.

Dengan penggunaan teks penyampaian informasi akan lebih mudah

dimengerti oleh pamakai. Adapun gambar dapat berupa hasil dari foto, gambar

yang telah diedit dan scanning. Berdasarkan cara pembuatannya, format file

76

gambar dapat dibagi menjadi dua, yaitu bitmap dan vector. Sedangkan suara yang

dihasilkan dalam multimedia berisikan informasi suara yang kompleks. Suara

terdiri dari berbagai format file, antara lain WAV (Waveform) dan MIDI (Music

Instrument Digital Interface). Animasi merupakan gambar yang bergerak dan

dihasilkan dari pemasangan frame-frame gambar secara tepat yang untuk

menghasilkan efek pergerakan, sehingga tampil seperti hidup.

C. Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar

Dijelaskan oleh Idham Syahputra (2014:142) strategi pembelajaran bahasa

inggris di sekolah dasar adalah sebagai berikut.

a. Keterampilan Mendengarkan

Dalam pembelajaran bahasa terdapat beberapa model strategi pembelajaran yang

mengacu pada keterampilan mendengarkan. Akan tetapi, dalam pelaksanaan

strategi pembelajaran mendengarkan yang disarankan oleh Rost (1991) berikut

tidak tertutup kemungkinan melibatkan kegiatan-kegiatan dalam ruang lingkup

keterampilan berbicara dan menulis seperti. 1) Demonstrasi 2) Cerita Pribadi 3)

Wawancara 4) Bertelepon . 5) Bagan Cerita (Story Maps) 6) Survei Kelompok 7)

Pidato Singkat.

b. Keterampilan Membaca

Dalam kegiatan membaca, selain mendapatkan informasi faktual dan inferensial

yang ingin diperoleh butir lain yang tidak kalah pentingnya adalah merangkum

atau meringkas wacana yang dibaca. Hal itu dapat ditempuh melalui pemetaan

pikiran.

77

Ada tujuh langkah strategi dalam pemetaan pikiran yang dikemukakan oleh

Hernowo (2003:23-25), yaitu sebagai berikut. 1. Pusat masalah atau ide utama

yang akan dipetakan diletakkan di tengah halaman. 2. Ide utama terdiri atas

gagasan-gagasan dinyatakan dengan menggunakan kata-kata kunci. 3. Gagasan-

gagasan berupa kata-kata kunci itu dihubungkan ke ide utama yang berada di

tengah dengan garisgaris. 4. Apabila gagasan-gagasan tersebut memiliki sub-sub

gagasan diletakkan berdekatan dengan gagasan yang berkaitan dengan

menggunakan spidol atau pensil berwarna yang sama untuk menunjukkan

hubungan. 5. Setiap gagasan dikembangkan secara teratur.

c. Keterampilan Berbicara

Dalam pembelajaran keterampilan berbicara banyak alternatif yang dapat

dipergunakan seperti penggunaan media gambar. Cara lain dapat pula

dipergunakan, seperti pemberian skema. Skema dimaksudkan adalah pokok-

pokok yang akan dibicarakan itu diskemakan atau dipetakan, seperti yang

diterangkan dalam prinsip penggunaan pemetaan konsep dalam pembelajaran

membaca.

Cara lain yang dapat dipergunakan guru adalah dengan menggunakan

sebuah strategi yang disebut dengan “lihat dan katakan” (Bailey dan Savage,

1994: 124-125). Langkah-langkah strategi lihat dan ucap yang dapat dilakukan

melalui cara sebagai berikut. 1. Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang

terdiri atas 3-4 orang. 2. Guru membagikan cerita singkat yang dapat dibaca

dalam waktu paling lama 5 menit. 3. Siswa mengutarakan cerita di dalam

78

kelompok secara bergantian. Semua siswa harus mendapat giliran berbicara dan

lainnya menyimak cerita temannya. Masing-masing siswa mendapat giliran

berbicara sebanyak 2 kali. 4. Wakil dari masing-masing kelompok mengutarakan

cerita di depan kelas. 5. Guru dan siswa mendiskusikan cerita yang didengar dan

mendiskusikan bahasa yang digunakan dalam menyampaikan cerita.

d. Keterampilan Menulis

Berikut adalah sejumlah strategi alternatif yang ditawarkan Hudge (1992). White

dan V.Arudt (1994) dan Byme (1998) yang dapat digunakan oleh guru untuk

meningkatkan keterampilan menulis pada siswa: 1) Mengisi gelombang-

gelombang ujaran 2) Membuat salinan jalinan 3) Membuat daftar 4) Menyusun

informasi 5) Menulis cacatan 6) Menulis laporan buku 7) Menulis pesan 8) Pesan

dikartu ultah 9) Kerja proyek 10) Menulis kreatif 11) Write from start 12) Menulis

laporan suatu peristiwa, dll. Akhirnya guru dan peserta didik akan menyimpulkan

hasil kegiatan serta overview untuk memberikan justifikasi hasil kegiatan yang

telah dilakukan.

Penggunaan buku pelajaran yang bergambar dapat meningkatkan minat

siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini merupakan salah satu strategi guru

dalam meningkatkan minat siswa, menurut Al Tyb (2014:92) dalam jurnalnya

dijelaskan “Picture books evokes images of brightly colored, beautifully

illustrated books that beg to be read. No matter what our age, most of us still

enjoy reading them because of their vibrant pictures, rich and evocative

language, and poignant and meaningful themes. Picture books speak to us in the

79

same way photographs do. They touch our emotions, delight our senses, appeal to

our whimsy, and bring back memories of our childhood. Picture books invite us to

curl up and read them. Therefore, these features could help readers remember

and retain information. (Buku gambar membangkitkan gambar berwarna, buku

tersebut diilustrasikan cerah yang menarik untuk dibaca. Tidak peduli berapa usia

kita, kebanyakan dari kita masih menikmati membaca mereka karena gambar

menarik dan menggungah, bahasa yang kaya dan tema yang bermakna. Buku

gambar berbicara kepada kita dengan cara yang sama dengan gambar tersebut

lakukan. Mereka menyentuh emosi kita, menyenangkan indra kita, menarik

imajinasi kita, dan membawa kembali kenangan masa kecil kita. Buku gambar

mengundang kita untuk meringkuk dan membacanya. Oleh karena itu, fitur ini

bisa membantu pembaca mengingat dan menyimpan informasi)

Dijelaskan kembali oleh Al Tyb (2014:93) “the following criteria were

considered: picture books that are to be used to explicitly teach comprehension

strategies should fulfill the following: (1) meet the needs of the learners, (2) meet

the learners’ teaching objectives, (3) meet the learners’ cultural needs, (4)

comprehensible, (5) easy-to-read, (6) well-illustrated, (7) interesting, (8) short

and not time consuming, and (9) authentic; relevant to the learners’ world and

real life (Buku gambar yang akan digunakan untuk secara eksplisit mengajarkan

strategi pemahaman harus memenuhi berikut. (1) memenuhi kebutuhan peserta

didik, (2) memenuhi tujuan pengajaran, (3) memenuhi peserta didik peserta didik

kebutuhan budaya, (4) dipahami, (5) mudah dibaca, (6) baik diilustrasikan, (7)

menarik, (8 ) pendek dan tidak.memakan, dan waktu (9) otentik; relevan dengan

80

dunia dan kehidupan nyata peserta didik). Dalam hal ini penggunaan buku

pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik siswa dan sesuai dengan

kebutuhan di lapangan.

81

2.3 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

1. Penelitian dalam bentuk skripsi oleh Erlinawati mahasiswi jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang yang berjudul “Implementasi Kurikulum

2013 Mata Pelajaran IPS Kelas VII di SMP N 6 Magelang” tahun 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses implementasi Kurikulum

2013 mata pelajaran IPS kelas VII di SMP N 6 Magelang dilihat dari

proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi hasil belajar siswa, dan kendala

yang dihadapi guru dalam implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran

IPS kelas VII di SMP N 6 Magelang. Jenis penelitian ini menggunakan

metode penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data yang digunakan

adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi, selanjutnya data dianalisis

meliputi tiga prosedur yaitu: (1) reduksi, (2) penyajian data; (3) penarikan

kesimpulan dan verifikasi.

Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan yaitu sama sama

meneliti tentang proses implementasi kurikulum yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta menggunakan metode

deskriptif/dengan pendekatan kualitatif.

2. Penelitian dalam bentuk skripsi oleh Eka Rahmawati Mahasiswi Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang

berjudul “Implementasi Kurikulum dalam Pembelajaran Bahasa Arab di

Kelas X MAN Godean Tahun Pelajaran 2014/2015”. Penelitian ini

82

bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kurikulum 2013 dalam

pembelajaran bahasa Arab serta untuk mengetahui faktor penghambat dan

pendukungnya di MAN Godean Sleman Yogyakarta. Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif dan mengambil objek MAN Godean

Sleman Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi,

wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian adalah wakil kepala

urusan kurikulum, guru pendidikaan bahasa arab dan siswa kelas X.

Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif.

Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu

sama-sama penelitian kualiatatif dengan metode deskriptif kualitatif,

memiliki tujuan mendeskripsikan implementasi kurikulum dan

menganalisis faktor pendukung dan faktor penghambatnya. Subjek

penelitian yang digunakan yakni wakil kepala sekolah bidang kurikulum,

guru pengampu mata pelajaran terkait dan siswa.

3. Penelitian dalam bentuk Skripsi oleh Denok Lelyana Cahyani Mahasiswi

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim yang berjudul

“Implementasi Kurikulum Berbasis Akidah Islam pada Homeschooling

Group (HSG) Sekolah Dasar Khoiru Ummah 20 Malang”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui Implementasi Kurikulum Berbasis Akidah

Islam yang ada pada Homeschooling Group (HSG) Sekolah Dasar Khoiru

Ummah 20 Malang. Untuk mengetahui permasalahan tersebut, digunakan

pendekatan kualitatif dengan jenis Deskriptif. Pengumpulan data

83

dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Untuk

menganalisi data, penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yaitu

mengolah data dan mendeskripsikan keadaan sesuai dengan hasil

observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep kurikulum Berbasis Akidah

Islam yaitu adanya pengintegrasian seetiap mata pelajaran dengan Akidah

Islam. Tujuan akan kurikulum berbasis Akidah Islam tidak hanya

menekankan pada keagamaan saja melainkan ilmu umum juga diharapkan

dapat dikuasai siswa dengan tidak mengesampingkan nilai-nilai keislaman.

Sedangkan pada implementasi kurikulum pada Homeschooling Group

(HSG) Sekolah Dasar Khoiru Ummah 20 Malang meliputi kegiatan

persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Pada tahap persiapan meliputi desain

kurikulum, penyusunan program dan strategi dalam pelaksanaan.

Sedangkan dalam pelaksanaannya yaitu ada dua kegiatan yakni

pelaksanaan tingkat sekolah dan pelaksanaan tingkat kelas. Untuk

evaluasinya dilakukan secara makro yang meliputi keseluruhan kurikulum

dan secara mikro yang meliputi kegiatan pembelajaran.

Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu

sama-sama penelitian kualiatatif dengan metode deskriptif kualitatif,

memiliki tujuan mendeskripsikan implementasi kurikulum yang meliputi

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pengumpulan data yang dilakukan

sama yakni melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.

84

2.4 Kerangka Berpikir

Dalam penulisan ini kerangka berpikir bertujuan sebagai arahan dalam

pelaksanaan penelitian terutama memahami alur pemikiran, sehingga dalam

proses analisis akan lebih sistematis serta sesuai dengan tujuan penelitian.

Sekolah Dasar Daarul Qur’an Semarang merupakan sekolah yang berada

di bawah naungan Yayasan Daarul Qur’an yang bertempat di Kota Semarang. SD

Daarul Qur’an Semarang memiliki 3 program unggulan yaitu tahfidz, sains dan

bahasa. Program unggulan tahfidz yaitu program unggulan yang beriorientasi

pada hafalan Al Qur’an, program ini memiliki target lulusan SD Daarul Qur’an

Semarang dapat menghafal Al Qur’an sebanyak 8 juz.

Untuk menunjang program unggulan tahfidz, SD Daarul Qur’an

menggunakan metode tahsin “Kaidah Daqu” yang disusun oleh Dewan Tahfidz

Yayasan Daarul Qur’an. Selain itu SD Daarul Qur’an menerapkan program

tahfidz camp dan tahsin intensif dalam mendampingi siswa dalam pembelajaran

tahfidz. Selanjutnya, program unggulan sains yaitu program unggulan yang

memiliki tujuan menambah sikap rasa ingin tahu pada siswa serta kemampuan

berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah sehari-hari.

Mengenai program unggulan bahasa, program unggulan ini berorientasi

pada kemampuan siswa dalam menguasai bahasa asing, yaitu bahasa inggris. SD

Daarul Qur’an menggunakan buku ajar dari kurikulum Singapura pada mata

pelajaran math, science dan english. Selain itu, SD Daarul Qur’an juga

menerapkan kurikulum dari Dinas Pendidikan. Kurikulum yang diterapkan di SD

85

Daarul Qur’an Semarang yakni untuk kelas 3 dan 6 menggunakan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta kelas 1,2,4 dan 5 menggunakan

Kurikulum 2013 (K13). Adanya, implementasi kurikulum di SD Daarul Qur’an

Semarang diharapkan dapat melahirkan generasi pemimpin bangsa dan dunia

yang saleh dan berkarakter Qur’ani serta berjiwa enterpreneur dalam membangun

peradaban islam di masa depan.

Implementasi kurikulum di SD Daarul Qur’an Semarang masih mengalami

beberapa kendala. Secara keseluruhan kendala yang dihadapi dalam implementasi

kurikulum di SD Daarul Qur’an Semarang yakni penyesuaian perubahan

kurikulum, sehingga guru harus bisa mengikuti perkembangan dan perubahan

tersebut. Pada implementasi program unggulan yang masih menjadi kendala yakni

pada program unggulan bahasa, karena setiap anak memiliki kemampuan yang

berbeda-beda dalam memahaminya. Dari segi fasilitas pembelajaran seperti

“teacher book” harganya terbilang mahal, sehingga guru harus pandai mencari

referensi lain dan membuat alat peraga secara mandiri. Senada dengan uraian

kerangka berpikir yang telah dijelaskan diatas, Mulyasa (2010:179)

mengemukakan pendapatnya mengenai faktor yang mempengaruhi implementasi

kurikulum, yakni sebagai berikut.

a. Karakteristik kurikulum, yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu

kurikulum dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan.

b. Strategi implementasi, yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi,

seperti profesi, seminar, penataran, loka karya, penyediaan buku kurikulum,

86

dan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di

lapangan.

c. Karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan,

nilai, dan sikap guru terhadap kurikulum, serta kemampuannya untuk

merealisasikan kurikulum dalam pembelajaran.

Dengan demikian, implementasi kurikulum pada satuan pendidikan dapat

berjalan optimal apabila diketahui faktor-faktor yang menjadi pendukung dan

penghambat implementasi kurikulum pada satuan pendidikan tersebut.

Berdasarkan uraian kerangka berpikir secara singkat, maka dapat dilihat pada

gambar alur dibawah ini. Kerangka berpikir pada penelitian ini akan dijelaskan

pada gambar 2.4 sebagai berikut.

SD DAARUL QURAN SEMARANG

PROGRAM UNGGULAN TAHFIDZ, SAINS DAN BAHASA

Petunjuk pelaksanaan

implementasi

kurikulum

IMPLEMENTASI KURIKULUM

Implementasi kurikulum

pada program unggulan

yang meliputi

perencanaan,

pelaksanaan dan

evaluasi

Faktor pendukung dan

faktor penghambat

implementasi

kurikulum pada

program unggulan

Melahirkan generasi pemimpin bangsa dan dunia yang saleh dan berkarakter

Qur’ani serta berjiwa Enterpreneur dalam membangun peradaban islam di masa

depan

Gambar 2. 1 Alur Kerangka Berpikir

87

87

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis

deskriptif. Menurut Suryana (2010:17) metode deskriptif yaitu metode

yang digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu

fenomena. Metode ini dimulai dengan mengumpulkan data, menganalisis

data dan menginterprestasikannya.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsi secara sistemis,

faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi daerah

tertentu. Metode pendekatan yang digunakan yaitu metode kualitatif.

Sugiyono (2012:15) menjelaskan pendekatan penelitian kualitatif

digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam dan menekankan pada

data yang mengandung makna. Alasan menggunakan pendekatan

penelitian ini yaitu agar bisa memahami situasi mendalam mengenai

implementasi kurikulum di SD Daarul Qur’an Semarang dilihat dari

proses pengembangan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta faktor-

faktor pendukung dan penghambat.

Aizah
Rectangle

88

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi yang akan dijadikan penelitian ini adalah SD Daarul Qur’an

Semarang yang beralamat di Jalan Pahlawan No. 153, Gg. Gergaji Pelem,

Mugahsari, Semarang Selatan, Kota Semarang, Jawa Tengah. Alasan

peneliti memilih lokasi ini yakni SD Daarul Qur’an Semarang merupakan

salah satu sekolah dasar yang ada di Kota Semarang yang memiliki

program unggulan tahfidz, sains dan bahasa. Hal ini membuat peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian agar mendapatkan infornasi yang valid

dan mendalam.

3.3 Fokus Penelitian

Menurut Moleong (2010), masalah dalam penelitian bertumpu pada suatu

fokus. Sugiyono (2012: 285-286) menjelaskan agar masalah yang akan

diteliti tidak meluas, maka setiap penelitian ada batasannya. Dalam

penelitian kuantitatif batasan itu disebut dengan batasan masalah,

sedangkan dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus penelitian.

Merujuk pada pengertian fokus penelitian maka fokus penelitian

dalam penelitian ini mencakup 3 hal yaitu

1. Bentuk petunjuk pelaksanaan implementasi kurikulum di SD Daarul

Qur’an Semarang.

2. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program unggulan tahfidz, sains

dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang.

89

3. Faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi kurikulum

pada program unggulan tahfidz, sains dan bahasa di SD Daarul Qur’an

Semarang.

3.4 Data dan Sumber Data Penelitian

Data penelitian dalam penelitian ini dasarnya diperoleh dari data

informasi yang didapatkan selama penelitian berlangsung. Data meliputi

berbagai macam hal yang dicatat atau direkam oleh peneliti, baik melalui

catatan lapangan atau transkrip wawancara. Data tersebut berhubungan

dengan implementasi kurikulum pada program unggulan tahfidz sains dan

bahasa yakni petunjuk pelaksanaan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi

serta faktor pendukung dan penghambat yang berkaitan dengan

implementasi kurikulum pada program unggulan di SD Daarul Qur’an

Semarang.

Sedangkan untuk sumber data pengumpulanya menggunakan sumber

data primer. Sumber data primer adalah sumber yang berlangsung

memberikan data kepada pengumpul data. Menurut Lofland dan Lofland

(dalam Moleong 2012: 157) sumber data utama penelitian kualitatif ialah

kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen.

Informan dalam penelitian ini yakni kepala sekolah, waka kurikulum,

koordinator pada program unggulan tahfidz sains dan bahasa, guru

pengampu program unggulan tahfidz sains dan bahasa serta responden

dalam penelitian ini yakni siswa-siswi SD Daarul Qur’an Semarang.

90

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, kerena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan (Sugiyono,

2012: 308). Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,

berbagai sumber dan berbagai cara. Pada penelitian ini teknik

pengumpulan data yang digunakan meliputi:

a. Observasi

Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2012: 203) mengemukakan bahwa,

observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan lingkungan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model observasi non

partisipan dalam arti peneliti tidak berperan secara langsung di dalam

proses pembelajaran, tetapi hanya mengamati. Hal yang di observasi

meliputi keberlangsungan proses pembelajaran yang ada di SD Daarul

Qur’an Semarang baik dari kegiatan awal, inti dan kegiatan akhir, hingga

budaya sekolah dalam menunjang program unggulan tahfidz, sains dan

bahasa serta keadaan lingkungan sekitar SD Daarul Qur’an Semarang.

Peneliti membuat pedoman observasi untuk mencari data mengenai

pelaksanaan program unggulan dimulai dari kegiatan selama berlangsung

proses pembelajaran hingga evaluasinya, baik kegiatan di dalam maupun

91

kegiatan di luar kegiatan pembelajaran, serta kegiatan di dalam kelas,

maupun di luar kelas. Pedoman observasi yang dibuat berisi tentang

pokok-pokok rincian hal yang selanjutnya akan diteliti. Selain

mempermudah peneliti dalam melakukan pengamatan, pedoman

observasi ini mampu memberikan konteks dalam keseluruhan situasi

sosial, sehingga diperoleh pendangan yang lebih menyeluruh.

b. Wawancara

Menurut Sugiyono (2012:194) wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan

jumlah respondennya sedikit/kecil. Wawancara digunakan untuk

menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini

tidak bisa ditemukan melalui observasi. Dalam penelitian kualitatif, sering

menggabungkan teknik observasi partisipasif dengan wawancara

mendalam. Selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan

interview kepada orang-orang yang ada di dalamnya.

Teknik wawancara yang dipilih peneliti dalam penelitian ini yakni

bentuk wawancara secara mendalam dengan teknik wawancara semi

terstruktur. Teknik wawancara ini tergolong dalam kategori in-depth

interview, yang di dalam proses pelaksanaanya lebih bebas dibandingkan

dengan wawancara secara terstruktur. Teknik ini berfungsi sebagai proses

penemuan masalah secara lebih terbuka, selanjutnya pihak yang diajak

92

wawancara diminta berpendapat melalui ide-idenya, sehingga peneliti

harus mendengarkan secara teliti serta mencatat berbagai informasi yang

dikemukakan.

Wawancara ini ditujukan kepada kepala sekolah, waka kurikulum,

koordinator program unggulan tahfdz, sains dan bahasa, guru pengampu

program unggulan, serta siswa siswi SD Daarul Qur’an Semarang.

Kegiatan wawancara dilakukan guna mencari informasi mengenai

optimalisasi sekolah dalam implementasi kurikulum pada program

unggulan tahfidz, sains dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang. Dalam

penelitian ini, peneliti membuat pedoman wawancara yang berisi butir-

butir pertanyaan yang akan diajukan kepada informan dimana butir-butir

tersebut mencakup pertanyaan mengenai implementasi kurikulum pada

program unggulan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi

program unggulan, serta faktor pendukung dan faktor penghambat

implementasi. Adanya pedoman wawancara ini diharapkan mampu

mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang informan dalam

menginterpretasi terkait pelaksanaan program unggulan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang (Sugiyonno, 2012: 329). Metode dokumentasi digunakan

peneliti untuk memperoleh data terkait petunjuk pelaksanaan implementasi

kurikulum, pelaksanaan program unggulan, dan kegiatan lain yang relevan

93

yang dilaksanakan di SD Daarul Qur’an Semarang. Metode dokumentasi

digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari penggunaan

metode observasi dan wawancara, agar hasil penelitian lebih kredibel dan

dapat dipercaya serta untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya

dari proses belajar mengajar.

3.6 Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep

kesahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas). Kriteria keabsahan data

diterapkan dalam rangka membuktikan temuan hasil lapangan dengan

yang diteliti. Teknik keabsahan data yang digunakan pada penelitian ini

adalah teknik triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai

cara dan berbagai waktu (Sugiyono, 2012:273). Triangulasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik yang meliputi

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Triangulasi yang kedua adalah

triangulasi sumber. Pengecekan data dilakukan dengan melakukan

observasi maupun wawancara pada beberapa sumber yang dirasa memiliki

keterkaitan dengan objek penelitian.

3.7 Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke

94

dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih

mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono,

2012 : 335)

Dalam penelitian ini peneliti melakukan kegiatan analisis data

model Miles dan Hubermen. Pada saat peneliti mengumpulkan data,

peneliti melakukan pengumpulan data secara berlangsung dan setelah

pengumpulan data selesai dalam periode tertentu. Kegiatan analisis data

ini akan dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus

sampai tuntas, sehingga datanya yang diperoleh dirasa lengkap dan data

jenuh artinya tidak ditemukan lagi data yang berbeda dari data

sebelumnya. Aktivitas dalam analisis data, yakni data reduction (reduksi

data), data display (penyajian data), dan conclusions drawing/verification

(penarikan kesimpulan dan verifikasi). Model interaktif dalam analisis data

ditunjukkan pada gambar 3.1 sebagai berikut .

Gambar 3. 1 Komponen dan Analisis data (Interactive Model)

(Sugiyono, 2012: 338)

95

Berikut merupakan penjelasan dari analisis data yang digunakan adalah:

a. Pengumpulan Data

Sebelum melakukan reduksi data, terlebih dahulu peneliti melakukan

pengumpulan data. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan pada

natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer dan sekunder,

observasi, wawancara, dan dokumentasi.

b. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan

kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Dalam

mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang ingin

dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan

(Sugiyono, 2012: 339).

Setelah melakukan pengumpulan data, kemudian peneliti melakukan

antisipatory atau antisipasi barulah bisa melakukan reduksi data dalam

penelitian ini peneliti akan memfokuskan pada perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran yang dilakukan

oleh guru pengampu program unggulan tahfidz, sains dan bahasa.

Mereduksi data berarti merangkum, dalam penelitian ini data yang

sudah terkumpul akan dirangkum dan dipilih hal-hal yang pokok,

maksudnya sebelum data akan dianalisis, data yang sudah di kumpulkan

akan dirangkum, diringkas dan diambil data yang sekiranya berfokus pada

hal-hal penting yang sesuai dengan tema yang peneliti teliti. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

96

jelas dan mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencari data bila diperlukan.

c. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data

atau menyajikan data. Melalui penyajian data tersebut, maka

terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin

mudah dipahami. Dalam penelitian ini, peneliti akan penyajian data dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, draf dan

sejenisnya. Peneliti melakukan display data dengan tujuan untuk

memudahkan dalam memahami apa yang terjadi dan merencanakan

kegiatan selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

d. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah terakhir yang dilakukan peneliti adalah penarikan kesimpulan dan

verifikasi. Kesimpulan dalam peneliti ini menemukan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap

sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kasual atau

interaktif, hipotesis atau teori.

97

BAB IV

SETING (LATAR) PENELITIAN

4.1 Seting (Latar) Penelitian

4.1.1 Sejarah SD Daarul Qur’an Semarang

SD Daarul Qur’an Semarang berdiri pada tahun 2008 satu tahun setelah berdirinya

TK Daarul Qur’an Kids. SD Daarul Qur’an Semarang didirikan oleh Ustad Yusuf

Mansur, beliau sekaligus merupakan tokoh sentral yang mencetuskan ide

pendirian sekolah yang berbasis agama. Kota Semarang merupakan kota yang

dipilih sebagai cikal bakal beridirnya DaQu yang ada di Ketapang dan Kalibata.

Pada awalnya DaQu hanya memiliki 4 guru 1 muslim (Lukman Wahid) dan 4

(Sundari, Dewi, Septi, Muslimah). Pada awal beridirinya SD Daarul Qur’an

belum by design dalam artian bagian dari pengembangan belum direncanakan

secara matang dalam Grand Designed Pengembangan Yayasan Daarul Qur'an.

Namun demikian karena berbagai macam hal pendiriannya dapat berjalan

meskipun belum dipersiapan secara maksimal. Baru kesiapan konsep dan

kurikulum yang sudah ada cukup lama dan baik. SDM sudah ada menjelang

proses penerimaan siswa baru. Sementara sarana prasarana hanya memanfaatkan

rumah bambu 8 x 4 meter bekas Sentra TK.

Untuk awal pendidikan DaQu menempati 1 ruang bekas Sentra TK

dengan jumlah siswa 8 anak. SDM 1 Kepala Sekolah merangkap guru Bahasa

Inggris, Penjasorkes, dan Seni Budaya dan Keterampilan, 1 guru Matematika dan

98

IPA, 1 guru Bahasa dan Sosial, dan 1 guru PAI, dibantu 1 administrasi yang

membach-up KB dan TK I. Tentunya konsep dan kurikulum belum teraplikasikan

secara baik. Pada tahun kedua jumlah siswa baru menurun hanya dapat 6 siswa.

Karena ruang yang dipakai untuk ruang kelas dan kantor bersama tidak cukup

maka kami meminta 1 sentra lagi dari TK 2 Ruang kelas tersebut digunakan ruang

kelas untuk. Sementara untuk perkantoran gabung ruang kelas DaQu, walaupun

kondisinya tidak representatif.

Tahun ketiga perkembangan DaQu School Semarang semakin baik.

Adapun Perkembangan yang telah dicapai adalah sebagai berikut. Pertama,

peserta didik yang semakin banyak. Tertampung dalam 5 kelas. 1 kelas III, 2 kelas

II, dan 2 kelas I. Kedua, peserta didik mulai dapat berprestasi dalam berbagai

perlombaan. Ketiga, adanya respon baik Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan

Semarang Selatan. Mulai menjaga kualitas pembelajaran dan peningkatan

kompetensi guru. Keempat, sarana prasarana yang semakin lengkap, walaupun

masih sederhanan meamnfaatkan barang-barang bekas, menjadi tempat bermain

dan bermain aman yang mengasyikan. Kelima, pengembangan pembelajaran

dengan pendekatan tematik dan sistem moving class.

Pada tahun keempat dan tahun-tahun berikutnya, DaQu School mengalami

perkembangan yang pelan tapi pasti. Meskipun kondisi sarana prasarananya masih

sangat sederhana. Baik dari segi prestasi, pengembangan pembelajaran menjadi

Tematik, kualitas guru dan lain-lain. Di tahun ke tujuh setelah meluluskan 2

angkatan , Akreditasi pertama terlaksana dengan nilai A. DaQu School Semarang

menjadi salah satu SD swasta yang diperhitungkan di Semarang Selatan. Adapun

99

hal-hal penting, selama kepemimpinan ABDUL WAHID BASYIR, S.HI: Jumlah

kelas menjadi 12 kelas (Kelas 1 pararel 3). Prestasi akademik stabil. Respon

masyarakat tetap baik, sehingga calon siswa baru sudah ada yang indent. Sudah

maksimal dalam berkomunikasi dan membangun kemitraan dengan Cabang Dinas

Pendidikan. Program tahunan sekolah dapat direalisasikan dengan baik. Beberapa

guru dapat berprestasi di tingkat UPTD.

Prestasi siswa dan guru, dalam berbagai macam lomba. Di tingkat UPTD,

Kota Semarang, DaQu Pusat. Semakin lengkapnya sarana prasarana. Walaupun

secara keseluruhan masih sangat sederhana. Respon Positif masyarakat, untuk

menyekolahkan putra-putrinya di DaQu School Semarang. Dibandingkan dengan

banyaknya penurunan di sekolah yang lain. Penambahan jumlah kelas. Kelas I dan

II pararel 3. Baiknya hubungan kemitraan dengan UPTD Pendidikan Kec.

Semarang Selatan. Baiknya hubungan kemitraan dengan berbagai pihak. Realisasi

progarm dan kegiatan tahunan berjalan dengan baik. 5 Tahun Kedua sesuai

dengan Grand Designed Biro Fullday DaQu School adalah tahap ekspansif. Pada

tahap ekspansif yang menjadi fokus adalah mendistribusikan semua kebaikan

yang telah dilakukan dan dicapai kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Baik

mencakup konsep, kurikulum beserta aplikasinya, pengembangan SDM,

managerial, pengelolaan keuangan, dan lain-lain.

4.1.2 Letak Geografis SD Daarul Qur’an Semarang

SD Daarul Qur’an Semarang berlokasi di Jalan Pahlawan Gang Gergaji Palem

Raya nomor 153, Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan, Kota

100

Semarang dengan luas pekarangan sekolah 1200 m². Batas-batas wilayah SD

Daarul Qur’an Semarang berdasarkan letak geografisnya yakni, sebelah utara

berbatasan dengan Perum Bulog Jawa Tengah serta Dinas Kominfo dan

Informatika Jawa Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Perum Perhutani Jawa

Tengah dan sebelah timur berbatasan dengan Perumahan warga.

4.1.3 Visi dan Misi SD Daarul Qur’an Semarang

Visi dari SD Daarul Qur’an Semarang adalah “Melahirkan Generasi Pemimpin

Bangsa dan Dunia yang Saleh dan berkarakter Qur’ani serta berjiwa Enterpreneur

dalam membangun peradaban islam di masa depan”.

Misi SD Daarul Qur’an Semarang

Untuk mencapai visi tersebut, SD Daarul Qur’an Semarang mengembangkan misi

sebagai berikut.

Mewujudkan lembaga pendidikan berbasis Al-Qur’an dan Al-Hadist yang

unggul, kompetitif, global dan rahmatan lil alamin.

Mencetak generasi Qur’ani yang hafal dan paham Al-Qur’an 30 juz yang

mandiri, tangguh, berjiwa pemimpin, cerdas, peka, visioner dan berwawasan

luas serta menjadikan Daqu Methode (Iqomatul Wajib wa ihyaussunnah)

sebagai pakaian sehari-hari.

Mencetak generasi entrepreneur yang gemar bersedekah.

Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan maka tujuan pendidikan SD

Daarul Qur’an Semarang adalah:

101

Memberikan bekal kepada peserta didik kemampuan dasar “Baca, Tulis

dan Hitung”, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi

peserta didik.

Memberikan bekal pengetahuan dasar tentang pengetahuan agama Islam

dan pengamalannya sesuai dengan tingkat perkembangan anak untuk

mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Mewujudkan sumber pendidikan, dan pengajaran islam yang seluas-

luasnya demi li I’lai kalimatillah

Menyiapkan generasi Qur’ani yang Robbani, generasi yang cakap dan luas

serta tinggi kepahamannya tentang IPTEK, rajin beramal, dan berbakti

kepada masyarakat berdasarkan taqwa, untuk menjadi anggota masyarakat

yang berilmu, beramal dan bertaqwa sebagai sumber daya baldatun

toyyibatun warabbun ghofuur.

Mengoptimalkan potensi pikir dengan meningkatkan pengetahuan siswa

agar dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi (dalam

dan luar negeri) dan mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan

ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian, serta meningkatkan

kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan

hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam

sekitarnya.

Membekali peserta didik dengan kecakapan hidup. Mengembangkan

pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan prinsip pendidikan dalam arti

luas, dengan mengoptimalkan pemanfaatan, sumber daya lingkungan.

102

Mempersiapkan peserta didik menjadi generasi mandiri, pencipta lapangan

kerja, dengan bekal keterampilan, dan keahlian sesuai dengan minat dan

bakat serta mengembangkan sikap profesional.

4.1.4 Keadaan Guru/Pegawai SD Daarul Qur’an Semarang

SD Daarul Qur’an Semarang dikepalai oleh Bapak Fathurrohman, S.Pd.I dari

seluruh tenaga pengajar di SD Daarul Qur’an Semarang ada 28 guru yang menjadi

tim pengambang kurikulum. Keadaan guru dan pegawai yang dimiliki SD Daarul

Qur’an Semarang jika dijelaskan dengan tabel 4.1 adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1 Data Guru/pegawai SD Daarul Qur’an Semarang Tahun 2018

Staf Pendidik/Kependidikan Jumlah

Guru 24 orang

Administrasi 5 orang

Penjaga Sekolah 2 orang

Tata Graha 3 orang

Driver Sekolah 1 orang

4.1.5 Keadaan Peserta Didik SD Daarul Qur’an Semarang

Jumlah keseluruhan peserta didik SD Daarul Qur’an Semarang untuk ajaran

2017/2018 dari kelas I-VI adalah 203 siswa dengan rincian laki-laki berjumlah

122 orang, perempuan berjumlah 81 orang. Terdiri dari kelas I sebanyak 51 siswa,

kelas II sebanyak 39 siswa, kelas III sebanyak 39 siswa, kelas IV sebanyak 30

siswa, kelas V sebanyak 20 siswa, kelas VI sebanyak 24 siswa. Keadaan peserta

103

didik di SD Daarul Qur’an Semarang jika dijelaskan dalam tabel 4.2 adalah

sebagai berikut.

Tabel 4.2 Data Siswa SD Daarul Qur’an Semarang Tahun Ajaran 2017/2018

Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 A (Al-Yasin) 10 7 17

I B (Ar-Rahman) 8 8 16

I C (Al-Waqi’ah) 9 9 18

II A (Al-Mulk) 6 6 12

II B (An-Nahl) 6 6 12

II C (Al-Qalam) 9 6 15

III A (Ad-Duha) 9 4 13

III B (An-Nabiya) 8 5 13

III C (As-Saf) 9 4 13

IV A (An-Nasr) 11 3 14

IV B (Al-Kahfi) 11 5 16

V (Al-Furqon) 13 7 20

VI A (Al-A’raf) 7 5 12

VI B (An-Nur) 6 6 12

TOTAL 122 81 203

104

4.1.6 Keadaan Sarana dan Prasarana SD Daarul Qur’an Semarang

Keadaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SD Daarul Qur’an Semarang

antara lain: 14 ruang kelas, 2 ruang guru, 2 ruang perkantoran, 1 perpustakaan

sekolah, 1 ruang UKS, 1 ruang koperasi sekolah, 1 ruang lab.komputer, 1 ruang

lab.IPA dan 12 ruang kamar mandi sekolah. Keadaan sarana dan prasarana di SD

Daarul Qur’an Semarang jika dijelaskan dalam tabel 4.3 adalah sebagai berikut.

Tabel 4.3 Data Ruang SD Daarul Qur’an Semarang

Jenis Ruang Jumlah Jenis Ruang Jumlah

1. Unit sekolah 1 Unit 6. Ruang UKS 1 ruang

2. Ruang

Kelas/Belajar

14 ruang 7.Ruang

Koperasi Sekolah

1 ruang

3. Ruang

Guru/Pegawai

2 ruang 8.Ruang

Lab.Komputer

1 ruang

4. Ruang

Perkantoran

2 ruang 9. Lab. IPA 1 ruang

5. Perpustakaan

Sekolah

1 ruang 10. WC Sekolah 12 ruang

105

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Hasil Penelitian

5.1.1 Petunjuk Pelaksanaan Implementasi Kurikulum di SD Daarul

Qur’an Semarang

Petunujuk pelaksanaan memiliki peran penting dalam implementasi kurikulum

pada satuan pendidikan. Petunjuk pelaksanaan implementasi kurikulum dijadikan

pedoman oleh semua warga sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum,

karena di dalamnya memberikan informasi mengenai konsep dasar kurikulum

yang diterapkan, berbagai komponen isi kurikulum serta teknis implementasi di

lapangan. Kurikulum yang diterapkan di SD Daarul Qur’an Semarang yakni

KTSP untuk kelas 3 dan 6 serta Kurikulum 2013 untuk kelas 1,2 4 dan 5.

Berdasarkan metode dokumentasi yang telah dilakukan peneliti, petunjuk

pelaksanaan implementasi kurikulum di SD Daarul Qur’an Semarang tertulis

dalam Buku Kurikulum SD Daarul Qur’an Semarang. Buku tersebut disusun oleh

Tim Penyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD Daarul Qur’an

Semarang yang akan dijelaskan pada tabel 5.1 sebagai berikut.

106

Tabel 5.1Tim Penyusun Kurikulum SD Daarul Qur’an Semarang

KETUA

NAMA JABATAN

Fathurrohman, S.Pd.I Kepala Sekolah

ANGGOTA 1. Ririn

Wijayanti,

S.Pt., M.Si

Waka I Bid Kurikulum / Guru Mapel IPA

2. Sutopo, S.Pd Waka II Bid Kesiswaan /

Guru Mapel B. Inggris

3. Zaenal

Musta’in, Al

Hafidz

Korbid. Tahfidz & Tahsin

4. Nur Wahyu

Hidayat, A.Md

Korbid. Sarana & Prasarana /

Guru Mapel PAI &

PKn/ Walas Kelas VI

5. Dewi

Puspitasari, S.S

Korbid. Kerumahtanggan/Guru B

Inggris/

Walas Kelas IV

6. Lailatul

Mardliyah

Guru Tahsin tahfidz / Walas Kelas III

7. Nurul Fuad Guru Arabic / Walas kelas III

8. Wiwik Sumanti Walas Kelas VI

9. Muhammad

Zuhri, S.Pd

Koordinator Laboratorium /Walas Kelas V

10. M. Yudi Guru Penjasorkes / Walas Kelas III

107

Sapyiudin,

S.Pd

11. Sri Wardani,

S.Pd

Walas Kelas II

12. Riyadus

Sholikhin

Walas Kelas II

13. Dzawis

Saadah, Al

Hafidzoh

Guru TahsinTahfidz

14. Nur Wahidah,

S.Pd

Walas kelas IV

15. Ahmad Najib,

S.Pd.I

Guru B. Arab & PAI

16. Nailatul Yusro Guru Matematika / Walas kelas II

17. Ulfa Muth

Mainah

Guru B. Arab / Walas kelas I

18. Riris

Sulistyowati

Guru B. Jawa / Walas kelas I

19. Novia Irmawati Kor.bid Bahasa dan Budaya/

Guru Science dan B. Inggris

20. Manar

Abdurra’uf

Fatin, S.Pd.

Guru Math & B. Inggris

21. Sabrina

Prakasiwi, S.Pd

Walas kelas 1

22. Moh. Wahib Guru Tahsin Tahfizh

108

23. Noor Laili

Nafisah, S.Pd.I

Guru Tahsin Tahfidz

24. Esa Dewi

Amalasari

Korbid. Keuangan

25. Tri Widayanti Customer Cervice

26. Nunuk

Paramida

Bagian Umum

27. Annisah

Sholihuddin

Administrasi

28. Nisa

Mustikayani

PJ Perpustakaan

Buku pedoman kurikulum terdiri dari 4 bagian yakni pendahuluan, tujuan,

struktur dan muatan kurikulum serta kalender pendidikan. Pada bab 1 pendahuluan

terdiri atas latar belakang kurikulum SD Daarul Qur’an, tujuan pengembangan

kurikulum SD Daarul Qur’an dan prinsip pengembangan kurikulum SD Daarul Qur’an.

Penjelasan mengenai isi bab 1 adalah sebagai berikut.

a. Latar Belakang Kurikulum SD Daarul Qur’an

Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasi ke desentralisasi

mendorong terjadinya perubahan dan pembaharuan pada beberapa aspek pendidikan,

termasuk kurikulum. Dalam kaitan ini kurikulum sekolah dasar pun menjadi perhatian

dan pemikiran-pemikiran baru, sehingga mengalami perubahan-perubahan kebijakan.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

109

kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-

Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 26 ayat (2)

ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan

dengan prinsip diversivikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan

peserta didik. Atas dasar pemikiran itu maka dikembangkanlah apa yang dinamakan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum SD Daarul Qur’an).

Kurikulum SD Daarul Qur’an adalah kurikulum operasional yang disusun oleh

dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 bahwa Kurikulum

Satuan Pendidikan pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada

standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada paduan dari BSNP. Di dalam

dokumen Kurikulum SD Daarul Qur’an ini, dibahas sebagaimana dimaksud oleh

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yang secara keseluruhan mencakup :

1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam

penyusunan Kurikulum SD Daarul Qur’an.

2. Beban belajar bagi peserta didik SD Daarul Qur’an.

3. Kalender pendidikan sebagai acuan pelaksanaan program

4. Standar Isi dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.

b. Tujuan Pengembangan Kurikulum SD Daarul Qur’an

Tujuan Pengembangan Kurikulum SD Daarul Qur’an yang mengacu pada standar

nasional pendidikan dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan

nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas : standar isi, standar proses, standar

110

kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana

prasarana, standar pengolahan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan.

Dua dari delapan standar nasional pendidikan tersebut yaitu standar isi dan standar

kompetensi lulusan. Kurikulum SD Daarul Qur’an disusun agar dapat memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk:

1. Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Belajar untuk memahami dan menghayati

3. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif

4. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain

5. Belajar membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif,

kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermanfaat.

Tujuan pengembangan Kurikulum SD Daarul Qur’an adalah untuk membuat

langkah-langkah strategis tentang pelaksanaan kurikulum yang diterapkan dalam

kegiatan belajar mengajar sehingga tercapai visi SD Daarul Qur’an yaitu “Mendidik

Generasi Insan Robbani, yang berjiwa Qur’ani, berwawasan internasional dan berdaya

saing Global.” Pengembangan Kurikulum SD Daarul Qur’an ini sudah melalui tahap

evaluasi dari pelaksanaan Kurikulum SD Daarul Qur’an tahun ajaran 2015/2016.

c. Prinsip Pengembangan Kurikulum SD Daarul Qur’an

Kurikulum SD Daarul Qur’an dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap

kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan

atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi

untuk pendidikan menengah. Pengembangan Kurikulum SD Daarul Qur’an mengacu

pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun

111

oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan

Kurikulum SD Daarul Qur’an untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi

oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan

penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP. Kurikulum SD Daarul Qur’an

dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta

didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik

memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan

tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,

perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan

lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada

peserta didik.

2. Beragam dan terpadu.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik

peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai

dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat,

status sosial ekonomi, dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen

muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu,

112

serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat

antarsubstansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat

dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk

mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku

kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan

kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia

usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,

keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan

keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan.

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang

kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara

berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat.

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan

pemberdayaan peserta didik agar mampu dan mau belajar yang berlangsung

113

sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur

pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan

tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia

seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional

dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus

saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika

dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pada bab 2 dalam dokumen kurikulum dijelaskan tentang tujuan yang

berisi visi, misi sekolah dan tujuan pendirian sekolah. Penjelasan mengenai

bab2 adalah sebagai berikut.

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar meletakkan dasar

kecerdasan pengetajuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk

hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Untuk mencapai tujuan

pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dituntut peran guru dalam proses

pembelajaran agar siswa memiliki keseimbangan antara kognitif, afektif dan

psikomotorik.

a. Visi

Melahirkan Generasi Pemimpin Bangsa dan Dunia yang Saleh dan

Berkarakter Qur’ani serta Berjiwa Entrepreneur dalam Membangun

Peradaban Islam Masa Depan

114

b. Misi

1. Mewujudkan lembaga pendidikan berbasis Al Qur’an dan Al-Hadist

yang unggul, kompetitif, global dan rahmatan lil alamin.

2. Mencetak generasi Qur’ani yang hafal dan paham Al Qur’an 30 juz

yang mandiri, tangguh, berjiwa pemimpin, cerdas, peka, visioner dan

berwawasan luas serta menjadikan Daqu Method (Iqomatul Wajib wa

ihyaussunnah) sebagai pakaian sehari-hari.

3. Mencetak generasi entrepreneur yang gemar bersedekah

c. Tujuan Pendirian Sekolah

1. Memberikan bekal kepada peserta didik kemampuan dasar “Baca,

Tulis dan Hitung”, pengetahuan dan keterampilan dasar yang

bermanfaat bagi peserta didik.

2. Memberikan bekal pengetahuan dasar tentang pengetahuan agama

Islam dan pengamalannya sesuai dengan tingkat perkembangan

anak untuk mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

3. Mewujudkan sumber pendidikan, dan pengajaran islam yang

seluas-luasnya demi li I’lai kalimatillah

4. Menyiapkan generasi Qur’ani yang Robbani, generasi yang cakap

dan luas serta tinggi kepahamannya tentang IPTEK, rajin beramal,

dan berbakti kepada masyarakat berdasarkan taqwa, untuk menjadi

anggota masyarakat yang berilmu, beramal dan bertaqwa sebagai

sumber daya baldatun toyyibatun warabbun ghofuur.

115

5. Mengoptimalkan potensi pikir dengan meningkatkan pengetahuan

siswa agar dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih

tinggi (dalam dan luar negeri) dan mengembangkan diri sejalan

dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian,

serta meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat

dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan

sosial, budaya dan alam sekitarnya.

6. Membekali peserta didik dengan kecakapan hidup.

Mengembangkan pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan

prinsip pendidikan dalam arti luas, dengan mengoptimalkan

pemanfaatan, sumber daya lingkungan.

7. Mempersiapkan peserta didik menjadi generasi mandiri, pencipta

lapangan kerja, dengan bekal keterampilan, dan keahlian sesuai

dengan minat dan bakat serta mengembangkan sikap profesional.

Pada bab 3 dokumen kurikulum berisi Struktur, Muatan Kurikulum

dan Standar Kompetensi Lulusan pada Struktur Kurikulum mencakup

Kelompok Mata Pelajaran, Cakupan Mata Pelajaran serta Kompetensi

Inti dan Kompetensi Dasar. Muatan Kurikulum berisi muatan tiap-tiap

mata pelajaran yang terbagi dalam muatan nasional, muatan lokal,

pengembangan diri, pengaturan beban belajar, ketuntasan belajar,

kenaikan kelas, kelulusan, pendidikan berbasis keunggulan lokal dan

global, Daqu Methode, serta mutasi. Penjelasan mengenai bab 3 adalah

sebagai berikut.

116

a. Struktur kurikulum

1. Kelompok mata pelajaran

Struktur kurikulum SD Daarul Qur’an memuat kelompok mata

pelajaran sebagai berikut :

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia (Daqu

Methode)

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

Kelompok mata pelajaran matematika dan ilmu pengetahuan

Kelompok mata pelajaran bahasa

Kelompok mata pelajaran estetika

Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan

Kelompok mata pelajaran pengembangan diri

Masing-masing kelompok mata pelajaran tersebut diimplementasikan

dalam kegiatan pembelajaran pada setiap mata pelajaran secara

menyeluruh dengan menggunakan Kurikulum 13 untuk kelas 1, 2, 4

dan 5 serta KTSP untuk kelas 3 dan 6. Cakupan dari masing-masing

kelompok itu dapat diwujudkan melalui mata pelajaran yang relevan.

Struktur kurikulum yang digunakan oleh SD Daarul Qur’an akan

dijelaskan pada tabel 5.2 sebagai berikut.

117

Tabel 5.2 Struktur Kurikulum SD Daarul Qur’an Semarang

NO

KOMPONEN

KELAS DAN ALOKASI

WAKTU

1 2 3 4 5 6

A. MUATAN NASIONAL

1 PAI 3 3 3 3 3 3

2 Pendidikan kewarganegaraan 2 2

3 Bahasa Indonesia 4 4

4 Matematika 4 6

5 Ilmu Pengetahuan Alam 4 6

6 Ilmu Pengetahuan Sosial 2 2

7 Seni Budaya dan Keterampilan 2 2

8 Pend. Jasmani, OR dan Kesehatan 2 2 2 2 2 2

9 Tematik 14 14 16 16

B. MUATAN LOKAL

1 Bahasa Arab 2 2 2 2 2

2 Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2

3 KPDL - - - 2 2 2

4 Komputer 1 1 1 1 1 1

5 Bahasa Inggris 3 3 3 3 3 3

C. PENGEMBANGAN DIRI

a. Tahsin 7 2 2 2 2 2

b. Tahfidz 2 7 7 7 7 7

c. Pramuka - 2 2 2 2 -

JUMLAH 37 41 41 46 46 46

118

2. Cakupan kelompok mata pelajaran

Tabel 5.3 Cakupan kelompok mata pelajaran SD Daarul Qur’an Semarang

N

o

KELOMPOK

MATA

PELAJARAN

CAKUPAN

1 Agama dan Akhlak

Mulia/

(Daqu Method)

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak

mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta

didik menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

berakhlak mulia serta mampu mengaplikasikan

nilai-nilai keimanan dan ketaqwaannya dalam

kehidupan sehari-hari sesuai dengan kadar

kefahaman dan kemampuannya.

Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau

moral sebagai perwujudan dan pendidikan

agama.

2 Kewarganegaraan dan

Kepribadian

Kelompok kewarganegaraan dan kepribadian

dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan

wawasan peserta didik akan status, hak, dan

kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara serta peningkatan

kualitas dirinya sebagai manusia.

Kesadaran akan wawasan kebangsaan, jiwa dan

patriotisme bela negara, pengharapan terhadap

hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa,

pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender,

demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada

hukum, ketaatan membayar pajak dan sikap serta

perilaku anti KKN.

119

3 Matematika dan Ilmu

Pengetahuan

Kelompok mata pelajaran matematika dan ilmu

pengetahuan dimaksudkan untuk memberikan

dasar bagi penguasaan logik dan ilmu

pengetahuan serta membudayakan berpikir

ilmiah secara ilmiah secara kritis, kreatif dan

mandiri untuk menumbuhkan sikap ilmiah yang

merupakan dasar bagi penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

4 Bahasa Kelompok mata pelajaran bahasa di maksudkan

untuk memberikan bekal ilmu alat kepada

peserta didik, sehingga harapannya dapat

digunakan untuk mempelajari ilmu pengetahuan

dan teknologi, keyakinan beragamanya,

berkomunikasi dengan masyarakat luas di era

globalisasi dan mengekspresikan

pengalamannya.

5 Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan

untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan

mengekspresikan dan mengapresiasikan

keindahan. Sehingga diharapkan mampu

menikmati dan mensyukuri hidup dalam

kehidupan bermasyarakat sehingga mampu

menciptakan kehidupan yang harmonis.

6 Jasmani, Olah Raga

dan Kesehatan

Kelompok mata pelajaran, olah raga dan

kesehatan dimaksudkan unutk mengembangkan

dan meningkatkan potensi fisik serta

membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja

sama dan hidup sehat

120

7 Pengembangan Diri Kelompok mata pelajaran Pengembangan Diri

dimaksudkan untuk meningkatkan potensi dan

bakat-bakat khusus dalam bidang teknologi,

kepramukaan, olah raga, seni, dan keterampilan

yang bermanfaat dalam menghadapi tantangan

kehidupan secara mandiri

3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL

dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah

menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang

pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang

dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan

(afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik

untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti

harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard

skills dan soft skills.

Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi

(organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi,

Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan

organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi

Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau

jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi

prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan

antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah

121

keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan

konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu

pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling

memperkuat.

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling

terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1),

sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan

penerapan pengetahuan (kompetensi 4). Keempat kelompok itu menjadi

acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap

peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan

dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung

(indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang

pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan

(kompetensi Inti kelompok 4). Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di

SD Daarul Qur’an Semarang dijelaskan pada tabel 5.4 sebagai berikut.

Tabel 5. 4 KI KD SD Daarul Qur’an Semarang

KOMPETENSI INTI

KELAS I DAN KELAS II

KOMPETENSI INTI

KELAS III

1. Menerima dan menjalankan

ajaran agama yang dianutnya

1. Menerima dan menjalankan

ajaran agama yang dianutnya

2. Memiliki perilaku jujur,

disiplin,tanggung jawab, santun,

peduli, dan percaya diri dalam

berinteraksi dengan keluarga,

teman, dan guru

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, santun, peduli,

dan percaya diri dalam berinteraksi

dengan keluarga, teman,

tetangga,dan guru.

122

3. Memahami pengetahuan faktual

dengan cara mengamati

[mendengar, melihat, membaca]

dan menanya berdasarkan rasa

ingin tahu tentang dirinya, makhluk

ciptaan Tuhan dan kegiatannya,

dan benda-benda yang dijumpainya

di rumah dan di sekolah

3. Memahami pengetahuan faktual

dengan cara mengamati

[mendengar, melihat, membaca]

dan menanya berdasarkan rasa

ingin tahu tentang dirinya,

makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda-benda

yang dijumpainya di rumah,

sekolah, dan tempat bermain

4. Menyajikan pengetahuan faktual

dalam bahasa yang jelas dan logis,

dalam karya yang estetis, dalam

gerakan yang mencerminkan anak

sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak

beriman dan berakhlak mulia.

4. Menyajikan pengetahuan faktual

dalam bahasa yang jelas, logis, dan

sistematis, dalam karya yang

estetis

dalam gerakan yang mencerminkan

anak sehat, dan dalam tindakan

yang mencerminkan perilaku anak

beriman dan berakhlak mulia.

KOMPETENSI INTI

KELAS IV

KOMPETENSI INTI

KELAS V DAN VI

1. Menerima, menghargai, dan

menjalankan ajaran agama yang

dianutnya.

1. Menerima, menghargai, dan

menjalankan ajaran agama yang

dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, santun, peduli,

dan percaya diri dalam berinteraksi

dengan keluarga, teman, tetangga,

dan guru.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, santun, peduli,

percaya diri, dan cinta tanah air

dalam berinteraksi dengan

keluarga, teman, tetangga, dan

guru.

3. Memahami pengetahuan faktual

dengan cara mengamati

3. Memahami pengetahuan faktual

dan konseptual dengan cara

123

[mendengar, melihat, membaca]

dan menanya berdasarkan rasa

ingin tahu tentang dirinya, makhluk

ciptaan Tuhan dan kegiatannya,

dan benda-benda yang dijumpainya

di rumah, sekolah, dan tempat

bermain.

mengamati dan mencoba

[mendengar, melihat, membaca]

serta menanya berdasarkan rasa

ingin tahu secara kritis tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan

dan kegiatannya, dan benda-benda

yang dijumpainya di rumah,

sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual

dalam bahasa yang jelas, logis, dan

sistematis, dalam karya yang estetis

dalam gerakan yang mencerminkan

anak sehat, dan dalam tindakan

yang mencerminkan perilaku anak

beriman dan berakhlak mulia.

4. Menyajikan pengetahuan faktual

dan konseptual dalam bahasa yang

jelas, logis, dan sistematis, dalam

karya yang estetis dalam gerakan

yang mencerminkan anak sehat,

dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak

beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran

untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi

Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan,

dan keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus

dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan

memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri

dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten

untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu

diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya

pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat

dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin

124

ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi

rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme. Karena filosofi yang

dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian

landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran

Kompetensi Dasar Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 7 untuk

kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah

filosofi esensialisme dan perenialisme.

b. Muatan kurikulum

1. Muatan nasional

a. Pendidikan Agama Islam

Mata pelajaran Agama Islam di sekolah bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan,

serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga

menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan

ketakwaannya kepada Allah SWT.

2. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak

mulia, yaitu manusia yang berpengetahuan rajin beribadah, cerdas,

produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga

keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan

budaya agama dalam komunitas sekolah.

125

3. Menumbuhkan pribadi yang bersemangat mengaplikasikan

keyakinan dan kesadaran agamanya atas dasar kefahaman, sehingga

melahirkan pribadi yang konsisten (istiqomah) dalam menegakkan

kebaikan dan meninggalkan kemungkaran.

4. Melahirkan pribadi yang cinta kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-

orang mukmin, melalui penanaman aqidah secara benar,

menumbuhkan harapan (roja’) akan perjumpaan dengan Allah,

membiasakan untuk menyebut nama Allah dengan istighfar, tasbih,

tahlil dan takbir.

5. Melahirkan pribadi yang cinta kepada Al Qur’an dan Sunnah Rasul,

melalui penumbuhan gemar membaca Al Qur’an dan Sunnah Rasul

serta menghafal dan mengaplikasikan dalam kehidupannya.

b. Pendidikan Kewarganegaraan

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah bertujuan

agara peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan.

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab dan bertindak

secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara serta anti korupsi.

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat

hidup bersama dengan bangsa – bangsa lain.

126

4. Berinteraksi dengan bangsa – bangsa lain dalam percaturan dunia

secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi.

c. Bahasa Indonesia

Mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

berlaku, baik secara lisan maupun tulisan.

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai

bahasa persatuan dan bahasa negara.

3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat

dan kreatif untuk berbagai tujuan.

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

wawasan, memperluas budi pekerti, seta meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah

budaya dan intelektual manusia Indonesia.

d. Matematika

Mata pelajaran matematika di sekolah bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut :

127

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan ketertarikan antar

konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,

akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat

dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri

dalam pemecahan masalah.

e. IPA

Mata pelajaran IPA di SD/ MI bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut :

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha

Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam

ciptaan-Nya.

128

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

Sains yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara Sains,

lingkungan, teknologi dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan Sains

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/ MTs.

f. IPS

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut :

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa

ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam

kehidupan sosial.

129

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,

nasional dan global.

g. Seni Budaya dan Keterampilan

Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan.

2. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan

keterampilan.

3. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan.

4. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan

dalam tingkat lokal, regional maupun global.

h. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan bertujuan

agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Mengembangka keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola

hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang

terpilih.

2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang

lebih baik.

130

3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi

nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga

dan kesehatan.

5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,

kerjasama, percaya diri dan demokratis.

6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri

sendiri, orang lain dan lingkungan.

7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan

yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik

yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil serta

memiliki sikap yang positif.

2. Muatan Lokal

a. Bahasa Jawa

Mulok bahasa jawa bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut :

1. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi

peserta didik dengan menggunakan bahasa daerahnya. Meningkatkan

kepekaan dan penghayatan terhadap karya sastra daerahnya.

2. Memupuk tanggungjawab untuk melestarikan hasil kreasi budaya

daerah sebagai salah satu unsur kebudayaan nasional.

3. Mengenalkan seni suara daerah dalam rangka melestarikan budaya

lokal.

131

4. Membekali peserta didik untuk memiliki jiwa seni dan kehalusan

budi.

5. Berkomunikasi secara benar dan sopan.

6. Menerapkan nilai-nilai kultural jawa dalam aspek kehidupan sehari-

hari.

b. Kepedulian Pada Diri dan Lingkungan

Tujuan :

1. Memiliki kepedulian terhadap lingkungan alam dan sekitarnya.

2. Memiliki budi pekerti yang luhur.

3. Mampu menaati aturan yang berlaku.

4. Mampu menerapkan etika pergaulan yang baik dalam kehidupan

sehari-hari.

5. Menyadari sebagai makhluk sosial sehingga perlu dikembangkan

sikap bekerja sama dengan orang lain.

6. Mengembangkan sikap sosial sebagai dasar untuk berinteraksi

terhadap sesama.

c. Bahasa Inggris

Mulok bahasa inggris bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut :

1. Mengenalkan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi

internasional.

2. Membekali peserta didik untuk menghadapi tuntutan dalam rangka

menyongsong era globalisasi.

132

d. Bahasa Arab

Mulok bahasa Arab bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut :

1. Mengenalkan bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi

internasional dikalangan umat Islam.

2. Membekali peserta didik untuk dapat belajar agama Islam melalui

kitab-kitab atau buku-buku tentang Islam dengan bahasa ibunya.

3. Menanamkan perasaan lebih cinta kepada Islam dan budaya yang

melingkupinya.

e. Komputer

Mulok komputer bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut :

1. Menguasai teknologi modern yang bermanfaat bagi kehidupannya

di masa depan.

2. Mengoperasikan komputer program Ms Word dan Ms Excel.

3. Menjadikan komputer sebagai sumber dan media pembelajaran.

f. Math

Mulok Math bertujuan agar peserta didik memiliki kemapuan sebagai

berikut.

1. Mampu memahami konsep matematika, mengkomunikasikan

gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain, dan mampu

mengaplikasikan fungsi matematika dalam kehidupan sehari-hari.

2. Menunjang kemapuan berbahasa inggris siswa

133

3. Mampu mengaplikasikan bahasa asing dalam pemecahan masalah

yang berkaitan dengan matematika.

g. Science

Mulok Science bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut.

1. Menunjang kemampuan berbahasa inggris siswa dalam mengenali

ciptaan Allah dan lingkungannya

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep Sains

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara Sains,

lingkungan, teknologi dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan serta

meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

3. Pengembangan diri

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan

mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat minat dan potensi

peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.

134

Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan oleh guru atau tenaga

kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

Adapun kegiatan pengembangan diri di SD Daarul Qur’an meliputi :

a. Kewiraan terdiri atas ( Pramuka-SIT,PASKIBRA/Tim Upacara

Bendera)

b. Olahraga (Futsal, Taekwondo, Panahan)

c. Seni (Marching Band, Rebana, Tari,Tilawah)

d. Life Skill (TIK, Kelompok Bahasa Inggris/English Club)

e. BTQ Baca, Tulis Qur’an (tahsinuttilawah dengan metode Yanbu’a)

f. Tahfidzul Qur’an (Menghafal Al Qur’an sesuai dengan kemampuan dan

target sekolah).

4. Pengaturan Beban Belajar

Beban belajar yang digunakan adalah sistem paket sebagaimana tertera

dalam kurikulum dan dapat digambarkan pada tabel 5.5 sebagai berikut.

Tabel 5. 5 Beban Belajar SD Daarul Qur’an Semarang

KELAS

SATU JAM

PEMBELAJAR

AN

TATAP MUKA

PER-MENIT

JUMLAH JAM

PEMBELAJAR

AN

PER-MINGGU

MINGGU

EFEKTIF

PER-

TAHUN

PELAJARA

N

WAKTU

PEMBELA

JARAN/JA

M PER-

TAHUN

I 35 37 40 1480

II 35 41 40 1640

III 35 41 40 1640

IV 35 46 40 1840

V 35 46 40 1840

VI 35 46 35 1840

135

5. Ketuntasan Belajar

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) KELAS I - VI

SD DAARUL QUR’AN

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SEMESTER : (1 SATU)

Tabel 5. 6 Ketuntasan Belajar SD Daarul Qur’an Semarang

N0 Mapel

Kelas

1 2 3 4 5 6

A MUATAN NASIONAL

1 PAI 76 75 75 75 75 77

2 PKN 75 76 75 75 70 75

3 Bahasa Indonesia 75 75 75 75 70 75

4 Matematika 75 75 - 75 70 70

5 Math 70 73 73 70 73 -

6 IPS - - 75 75 70 70

7 IPA - - - 75 70 71

8 Science 79 72 70 73 72 -

9 SBK 75 78 78 75 70 78

10 Penjasorkes 76 76 76 77 77 77

B MUATAN LOKAL

1. Bahasa Arab - 72 72 72 72 72

2. Bahasa Jawa 72 72 70 70 70 70

3. Bahasa Inggris 73 72 73 70 75 75

4. KPDL - - - - - 75

C. PENGEMBANGAN

DIRI

Tahsin B B B B B B

Tahfidz B B B B B B

Pramuka B B B B B B

Komputer B B B B B B

136

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) KELAS I - VI

SD DAARUL QUR’AN

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SEMESTER : 2 (DUA)

N0 Mapel

Kelas

1 2 3 4 5 6

A MUATAN NASIONAL

1 PAI 76 75 75 75 75 77

2 PKN 75 76 75 75 70 75

3 Bahasa Indonesia 75 75 75 75 70 75

4 Matematika 75 75 - 75 70 70

5 Math 70 73 73 70 73 -

6 IPS - - 75 75 70 70

7 IPA - - - 75 70 71

8 Science 79 72 70 73 72 -

9 SBK 75 78 78 75 70 78

10 Penjasorkes 76 76 76 77 77 77

B MUATAN LOKAL

1. Bahasa Arab - 72 72 72 72 72

2. Bahasa Jawa 72 72 70 70 70 70

3. Bahasa Inggris 73 72 73 70 75 75

4. KPDL - - - - - 75

C. PENGEMBANGAN

DIRI

Tahsin B B B B B B

Tahfidz B B B B B B

Pramuka B B B B B B

Komputer B B B B B B

137

6.Kenaikan Kelas

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria dan

penentuan kenaikan kelas adalah sebagai berikut.

a. Kriteria kenaikan kelas

1) Nilai rapor diambil dari nilai pengamatan, nilai harian, nilai tugas/PR, nilai

tes tengah semester dan nilai tes akhir semester dijumlahkan untuk

mencari nilai rata-rata setiap siswa dalam satu mata pelajaran, yang sesuai

dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) di SD Daarul Qur’an

Semarang.

2) Memiliki rapor di kelasnya masing-masing.

b. Penentuan kenaikan kelas

1) Penentuan siswa yang naik kelas dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat

Dewan guru dengan mempertimbangkan KKM, sikap/penilaian/budi

pekerti dan kehadiran siswa yang bersangkutan.

2) Siswa yang dinyatakan naik kelas, rapornya dituliskan naik ke kelas .....

3) Siswa yang tidak naik kelas harus mengulang di kelasnya.

7.Kelulusan

Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan

lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah :

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata

pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok

138

kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan

kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;

c. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi; dan

d. Lulus Ujian Nasional

c. Kriteria dan Penentuan kelulusan

a. Kriteria kelulusan

Hasil ujian dituangkan ke dalam blangko daftar nilai ujian. Hasil ujian

dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk penentuan kelulusan

dengan kriteria sebagai berikut :

1) Memiliki rapor kelas VI.

2) Telah mengikuti ujian sekolah dan memiliki nilai untuk seluruh mata pelajaran

yang diujikan, minimal nilai masing-masing mata pelajaran 6,00

b.Penentuan kelulusan

1) Penentuan siswa yang lulus dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat dewan

guru dengan mempertimbangkan nilai rapor, nilai ujian sekolah, sikap/prilaku/

budi pekerti siswa yang bersangkutan dan memenuhi kriteria kelulusan.

2) Siswa yang dinyatakan lulus diberi ijazah, dan rapor sampai dengan semester 2

kelas VI Sekolah Dasar.

139

3) Siswa yang tidak lulus tidak memperoleh ijazah dan mengulang di kelas

terakhir.

c. Strategi penanganan bagi siswa yang tidak naik kelas :

1. Komunikasi aktif dengan orang tua

2. Ada langkah pembimbingan siswa secara aktif berupa: tambahan pelajaran,

bimbingan konseling personal.

3. Pemantauan efektif tiga bulanan

d. Strategi penanganan bagi siswa tidak lulus :

1. Komunikasi aktif dengan orang tua

2. Ada langkah pembimbingan siswa secara aktif berupa: tambahan pelajaran,

imbingan konseling personal, pemantauan efektif tiap bulanan.

4. Menyertakan siswa dalam kejar paket A

8.Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global di SD Daarul Qur’an Semarang

sudah terintegrasi dalam semua mata pelajaran yang ada.

9. Daqu Methode

Daqu Methode merupakan program pembiasaan khas SD Daarul Qur’an yang

membedakan sekolah Daqu dengan sekolah-sekolah lain dalam rangka

pembentukan karakter yang meliputi :

a. Pembiasaan Sholat wajib berjama’ah tepat watu diawal waktu

140

b. Pembiasaan sholat sunnah qobliyah dan ba’diyah

c. Pembiasaan sholat sunnah dhuha sebelum KBM

d. Pembiasaan membaca asmaul khusna, tahfidz, dan Murojaa’h (mengulang-

ulang hafalan Al Qur’an)

e. Pembiasaan Hafalan surat-surat al-Ma’sturat (yaasin, al-waQi’ah, al-Mulk,

dan ar-Rahman)

f. Pembiasaan puasa senin dan kamis

g. Mabit dan Qiyamullail (tahajud for kids)

h. Pembentukan Karakter melalui pembiasaan:

1. Membudayakan senyum, salam, sapa, sopan dan santun

2. Membudayakan hidup bersih, sehat dengan membiasakan mencuci tangan

sebelum dan sesudah makan

3. Membiasakan menggosok gigi setelah makan siang

4. Membudayakan berpakaian rapi dan berseragam lengkap

5. Mentaati tata tertib yang berlaku

6. Keteladanan mengikuti kegiatan bakti sosial di masyarakat

7. Mengumpulkan dana bantuan sosial dan bencana alam

8. Membiasakan membuang sampah pada tempatnya

9. Membiasakan budaya antri, dan tertib (dalam berwudhu, ditempat makan,

berbaris sebelum masuk kelas)

10. Membiasakan siswa memimpin pembacaan ikrar dan asmaul khusna

11. Membisakan memimpin untuk membuka dan menutup pelajaran

12. Membiasakan menyiapkan kebutuhan sekolah sendiri.

141

i. Sertifikasi Al Qur’an (haflah Hifdzil Qur’an)

Merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk menanamkan rasa cinta

terhadap Al Qur’an dan menanamkan nilai-nilai Al Qur’an serta memberikan

apresiasi dan pengakuan/pengesahan atas hafalan siswa, dan membangkitkan

semangat hafalan para siswa.

10. Mutasi Siswa

1. Siswa melapor kepada kepala sekolah asal untuk mendapatkan surat ijin mutasi

dengan membawa syarat-syarat kelengkapan untuk melakukan mutasi

2. Siswa menyerahkan surat ijin mutasi dari kepala sekolah asal dan dokumen

syarat lain kepada operator sekolah

3. Siswa melapor ke dinas pendidikan dengan membawa tanda bukti mutasi yang

telah ditandatangani oleh kepala sekolah

4. Dinas Pendidikan mengesahkan mutasi siswa (Kepala Dinas/Pejabat yang

berwenang mengesahkan tanda bukti mutasi siswa)

5. Siswa menyerahkan surat ijin mutasi dari kepala sekolah asal dan dokumen

syarat lain (surat pengantar dari dinas pendidikan setempat) sesuai dengan

ketentuan dinas pedidikan setempat kepada operator sekolah.

6. Menyerahkan 3 (tiga) lembar surat kepada siswa yang bersangkutan untuk 1

(satu) lembar diberikan kepada dinas pendidikan tujuan, 1 (satu) lembar untuk

sekolah tujuan, dan 1 (satu) lembar disimpan sebagai arsip siswa, dan 2 (dua)

lembar lainnya disimpan sebagai arsip dinas pendidikan dan arsip sekolah asal..

142

c. Standart kompetensi lulusan

Untuk mencapai standar mutu pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan

secara nasional, kegiatan pembelajaran di SD Daarul Qur’an mengacu pada

standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP sebagai berikut :

1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan

anak.

2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.

3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.

4. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku ras dan golongan sosial

ekonomi di lingkungan sekitarnya.

5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis dan

kreatif.

6. Mewujudkan kemampuan berpikir logis, kritis dan kreatif dengan bimbingan

guru/pendidik.

7. Mewujudkan rasa keingintahuan yang tinggi dalam menyadari potensinya.

8. Mewujudkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan

sehari-hari.

9. Mewujudkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan

sekitarnya.

10. Mewujudkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungannya.

11. Mewujudkan kecintaan dan kebanggan terhadap bangsa, negara dan tanah air

Indonesia.

12. Mewujudkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal.

143

13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan

waktu luang.

14. Berkomunikasi secara jelas dan santun.

15. Bekerjasama dengan kelompok, tolong menolong dan menjaga diri sendiri

dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya.

16. Mewujudkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis dan

berhitung.

Standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP tersebut, selanjutnya

di SD Daarul Qur’an dikelompokkan menjadi empat kemampuan yaitu:

1. Kemampuan Religiusitas

Kemampuan religiusitas adalah kemampuan untuk memiliki aqidah yang

bersih, ibadah yang benar dan orientasi hidup yang lurus semata-mata karena

Allah yang nantinya mengantarkan seorang mukmin pada keberhasilan hidup di

dunia dan di akherat sebagai kehidupan yang sebenarnya.

2. Kematangan Emosional

Kematangan emosional adalah kemampuan seorang untuk melihat

potensinya, kelebihan dan kekurangannya, keberadaan orang lain di sekelilingnya,

membangun komunikasi dan bekerja sama, menaruh empati kepada sesama dan

semua makhluk menuju kepada ketinggian dan keluhuran akhlak.

3. Kecerdasan Intelektual

144

Kecerdasan intelektual adalah kemampuan berpikir sistematis yang

dimulai dari identifikasi masalah, hipotesa, analisa, merancang dan melakukan

penelitian serta mengambil kesimpulan, yang harapannya anak akan mampu

membuka pintu-pintu dunia untuk kebaikan kehidupan manusia.

4. Keterampilan Hidup

Keterampilan hidup adalah kemampuan untuk menyelesaikan urusan-

urusan pribadi terkait dengan kehidupan sehari-hari serta keterampilan yang

terkait dengan pekerjaan, sehingga harapannya anak mampu menjadi pribadi-

pribadi mandiri dan profesional.

145

Dalam bab 4 dokumen kurikulum terdapat kelender pendidikan, satu tahun terbagi

atas dua semester yakni semester 1 dan semester 2. Gambaran kalender kurikulum

SD Daarul Qur’an dijelaskan pada tabel 5.6 sebagai berikut.

Tabel 5. 7 Kalender Pendidikan SD Daarul Qur’an Semarang Tahun 2017/2018

146

SMT

DUA Mg Sn Sl R K J Sb

1 2 3 4 5 6 6-Jan Libur Semester 1

7 8 9 10 11 12 13 8 Awal masuk semester 2

14 15 16 17 18 19 20 13 OKUB gelombang 1

21 22 23 24 25 26 27 18 Field Trip Kelas 1-3

28 29 30 31

1 2 3 16 Tahun Baru Imlek

4 5 6 7 8 9 10 17 Outbond dan daqu expo

11 12 13 14 15 16 17 24 OKUB gelombang 2

18 19 20 21 22 23 24 Swimming activity

25 26 27 28

1 2 3 16-Aug UTS Semester Genap

4 5 6 7 8 9 10 17 Fiedtrip Kelas 1-5

11 12 13 14 15 16 17 18 Hari Raya Nyepi

18 19 20 21 22 23 24 23 Persiapan proges report

25 26 27 28 29 30 31 24 Penerimaan Proges Report

1 2 3 4 5 6 7 13-Dec Mabit Kelas 1, 3, dan 5

8 9 10 11 12 13 14 13 Isra Mi'raj

15 16 17 18 19 20 21 14 OKUB gelombang 3

22 23 24 25 26 27 28 27 Gersena

29 30 Swimming activity

1 2 3 4 5 1 Hari Buruh Nasional

6 7 8 9 10 11 12 12-Jul Perkiraan US

13 14 15 16 17 18 19 10 Kenaikan Isa Almasih

20 21 22 23 24 25 26 14-15 Libur awal Ramadhan

27 28 29 30 31 16-25 UAS Semester Genap

29 Hari Raya Waisak

1 2 1 Hari Lahir Pancasila

3 4 5 6 7 8 9 2 Akhirussanah

10 11 12 13 14 15 16 5-Apr Sanlat Ramadhan

17 18 19 20 21 22 23 7-Jun Persiapan progess report

24 25 26 27 28 29 30 8 Penerimaan progess report

31 15-16 Hari Raya Idul Fitri

Sep-31 Libur lebaran & semester genap

JUNI 2018

JANUARI 2018 KETERANGAN

FEBRUARI 2018

MARET 2018

Apr-18

MEI 2018

147

5.1.2 Implementasi Kurikulum pada Progam Unggulan Tahfidz

Sains dan Bahasa

Setiap satuan pendidikan memiliki konsep penyelenggaraan yang membedakan

antara satuan pendidikan yang satu dengan yang lain, konsep penyelenggaraan

pendidikan pada satuan pendidikan merupakan ciri khas yang dimiliki oleh satuan

pendidikan tersebut. Dalam hal ini konsep penyelenggaraan yang ada di SD

Daarul Qur’an Semarang secara umum terbagi dalam 5 hal yakni pendidikan

terintegrasi dan bersinergi, pendidikan berkarakter serta adanya penerapan sistem

kelas kecil, fullday school serta moving class.

Konsep penyelenggaraan sekolah yang terintegrasi, sistem kelas kecil, full

day school dan moving class sesuai dengan kutipan Bapak Fathurrohman selaku

kepala sekolah yang menyatakan bahwa,

Konsep kami itu yang pertama bahwa pendidikan harus terintegrasi,artinya

sekolah memiliki tanggung jawab, orang tua, dan juga peserta didik itu sendiri,

jangan sampai ada orang tua yang memiliki pemikiran bahwa ketika

menyekolahkan anaknya di SD Daarul Qur’an anak hanya menjadi tanggung

jawab sekolah 100% jadi kami sangat memerlukan keterlibatan orang tua

sehingga terintegrasinya keseluruhan. Selanjutnya, konsep yang ada disini yaitu

konsep kelas kecil dalam satu kelas maksimal hanya ada 15-18 siswa, kemudian

karena sudah menerapkan full day school (sehari penuh berada di sekolah) maka

kita membuat movingclass pendekatan yang kami lakukan yakni kami

memposisikan diri sewaktu waktu guru bisa menjadi teman, menjadi orang tua

kedua setelah dirumah, jadi hubungan antara guru dan siswa sangat dekat supaya

mereka nyaman untuk belajar. Ketika orang tua memasukkan anaknya di sekolah

DaQu kita dari awal sudah ada komitmen bahwa apabila ada hal-hal yang menjadi

kendala di tengah jalan akan kita selesaikan bersama, support dan dukungan orang

tua diwujudkan dalam kerjasama komite sekolah dan koordinator wali murid di

setiap kelas, hal ini merupakan komponen yang sangat membantu bahwa ketika

ada hal-hal apapun yang akan kita laksanakan bisa lebih baik jadi kami tidak

bergerak sendiri. Alhamdulillah, komite juga sudah bagus, kita ada program-

program pengembangan untuk komite terutama ada kajian (perenting) untuk

148

orang tua kemudian biasanya support untuk kegiatan-kegiatan besar kita libatkan

orang tua dalam kepanitiannya misalkan kita ada penyembelihan hewan qurban,

open house. Peran wali kelas sangat membantu siswa yang mengalami masalah

dalam belajar, hal ini terbantu oleh adanya penerapan kelas kecil sehingga

perhatian kepada anak yang bermasalah menjadi penuh, dalam penerapan

kurikulum juga terbantu adanya program pengayaan dan remedial (Fathurrohman,

2018/3/7).

Pendapat yang sama mengenai konsep pendidikan SD Daarul Qur’an

Semarang yang bersinergi, sistem moving class, dan kelas kecil juga disampaikan

kembali oleh Ibu Novia selaku koordinator program unggulan bahasa dan budaya

yang menyatakan bahwa,

Bentuk penyelenggaraan pendidikan disini adalah bersinergi, semua

kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah akan didukung. Disini memang

menggunakan kelas kecil dan moving class sehingga lebih enak karena memang

ruangan kita juga kecil juga, jadi 15 anak perkelas sudah terasa banyak. Biar

mereka tidak bosan kita ada sistem moving class, jadi anak-anak bisa belajar

dimana saja. Sistem moving class nya tidak terjadwal, namun hanya pelajaran IT

saja kita yang terjadwal. Untuk penggunaan moving class diluar kalau misalnya

tidak dipakai kita bisa menggunakan. Penggunaan kelas di luar pun disesuaikan

dengan materi yang dipelajari. Untuk tempat duduk anak juga bisa berubah setiap

saat kadang berbentuk letter-U kadang berbentuk perkelompok/grouping, kalau

grouping kita juga lebih enak karena dalam grouping kemampuan anak berbeda-

beda ada peer teaching, maksutnya anak yang pinter bisa memberi tahu anak yang

kurang pinter, tujuan penerapan model seperti ini supaya kedepannya pandangan

mereka enak, merekapun juga berkomunikasi dengan temannya juga enak, karena

kadang ada anak-anak yang malu kalau bertanya kepada gurunya jadi

penerapannya kaya think pare share ketika merek berpikir satu baru mereka share

ketemennya dan baru mereka mengungkapkan. (Novia, 2018/3/9).

Bentuk penyelanggaraan pendidikan di SD Daarul Qur’an Semarang

adalah pendidikan berkarakter, hal ini senada dengan pernyataan yang

disampaikan oleh Ibu Ririn selaku Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum yang

menjelaskan bahwa,

Konsep pendidikan yang diterapkan disini adalah Pendidikan Berkarakter,

konsep yang telah direncanakan dari Dinas sebenarnya sudah kita terapkan sejak

149

dahulu. Jadi kalau dulu ada PAI dan dipecah-pecah ada aqidah, akhlak dan fiqih

selanjutnya kita gabung dan kita lebih mengarahkan ke implementasi sehari-

harinya, sehingga anak-anak tidak lagi belajar teori tetapi langsung praktik,

diwujudkan dalam program DaQu Method (Ririn, 2018/3/16).

Karakter yang dimaksud yakni karakter yang sesuai dengan karakter pendidikan

Al Qur’an seperti yang disampaikan oleh Bapak Zainal selaku kordinator program

unggulan tahfidz yang menyatakan bahwa,

Secara garis besar konsep yang ada di SD Daarul Qur’an Semarang

kembali ke visinya yakni kembali ke Al Qur’an, dimana semua pembelajaran

yang ada disini berlandaskan Al Qur’an. Visi utamanya melahirkan pemimpin

dunia yang berlandaskan Al Qur’an. Intinya di semua pembelajaran ditekankan

karakter anak bisa terbangun dengan karakter Al Qur’an (Zainal, 2018/4/10).

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa konsep penyelenggaraan

pendidikan di SD Daarul Qur’an Semarang terdiri atas 5 hal yaitu:

a. Konsep pendidikan terintegrasi dan bersinergi

Integrasi yang dimaksud yakni kerjasama antara guru, siswa dan wali murid

dalam menjalankan program-program sekolah yang telah direncanakan. Wali

murid memiliki peran dalam mendidik siswa ketika dirumah, sehingga akan

membantu guru dalam mencapai tujuan yang diharapkan oleh sekolah.

b. Konsep pendidikan karakter

Pendidikan karakter diwujudkan dalam pembiasaan-pembiasaan yang ada di

dalam program DaQu Methode dan sesuai dengan karakter Al Qur’an serta visi

misi yang hendak dicapai SD Daarul Qur’an.

150

c. Konsep Kelas Kecil

Dalam satu kelas terdapat 15-18 siswa, hal ini dikarenakan kondisi gedung

sekolah namun konsep ini menjadikan perhatian guru kepada siswa menjadi lebih

terfokus.

d. Konsep Full Day School

Pembelajaran dimulai pukul 07.00-13.55 untuk kelas 1, pukul 07.00-14.30 untuk

kelas 2 dan 3 serta pukul 07.00-15.05 untuk kelas 4,5 dan 6.

e. Konsep Moving Class

Siswa dapat belajar di luar kelas sesuai dengan materi pada mata pelajaran yang

diajarkan sehingga siswa dapat belajar di ruang kelas, mushola, saung, kolam

renang, aula.

151

5.1.2.1 Implementasi Program Unggulan Tahfidz

a. Perencanaan

Mengacu pada visi dan misi yang dimiliki oleh masing-masing satuan pendidikan,

maka setiap satuan pendidikan memiliki program yang digunakan untuk mencapai

visi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang

dilakukan oleh peneliti, SD Daarul Qur’an memiliki tiga program unggulan. Latar

belakang adanya program unggulan yang ada di SD Daarul Qur’an Semarang,

mengacu pada tiap tujuan yang ingin dicapai pada program unggulan tersebut

serta merupakan bagian dari proses perencanaan implementasi kurikulum. Adanya

Gambar 5. 1 Kolam renang, saung dan ruang kelas yang digunakan untuk

pembelajaran

152

program unggulan tahfidz, sains dan bahasa tidak lepas dari cita-cita yang dimiliki

oleh pendiri sekolah Ustadz Yusuf Mansyur yang akan dijabarkan sebagai berikut.

Secara umum latar belakang adanya program unggulan tahfidz yakni ingin

mencetak generasi pengahafal Al Qur’an yang mampu menjadi pemimpin dunia.

Hal ini senada dengan apa yang disampaikan kepala sekolah yang menyatakan

bahwa,

Latar belakang adanya program unggulan tahfidz yakni berawal dari

impian Ustadz Yusuf Mansyur selaku pemiliki dan pendiri SD Daarul Qur’an,

beliau memiliki visi 20 sampai 30 tahun yang akan datang yaitu orang-orang

islam yang hafal Al Qur’an mampu menjadi pemimpin baik di Indonesia maupun

di dunia, artinya bisa dia menjadi seorang pilot tetapi dia dapat menghafal Al

Qur’an, misalnya dia menjadi seorang presiden dia menjadi presiden yang hafal

Al Qur’an, dia menjadi insinyur tapi juga hafal Al Qur’an. Berawal dari santri

yang ada di Pondok yang dimiliki Ustadz Yusuf Mansyur beliau mempunyai

gagasan kalau bisa tidak hanya pesantren saja yang bisa menghasilkan lulusan

penghafal Al Qur’an namun ada pendidikan formal yang fokus ke tahfidznya atau

hafalan Al Qur’an (Fathurrohman, 2018/3/7).

Hal senada diungkapkan kembali oleh koordinator program unggulan

tahfidz yang menjelaskan bahwa,

Berawal dari keinginan/cita-cita Ustadz Yusuf Mansyur selaku

pendiri/pionir dari Daarul Qur’an, beliau memiliki cita-cita agar masyarakat

gemar menghafal Al Qur’an diwujudkan dengan adanya program tahfidz qur’an.

Beliau bercita-cita suatu saat nanti salah satu pemimpin negara di Republik

Indonesia adalah seorang hafizh quran sehingga negera RI menjadi yang lebih

maju. Keinginan ini diwujudkan dalam bentuk pendirian pendidikan non formal

yaitu pondok pesantren, dan pada pendidikan formal yaitu SD Daarul Qur’an

(Zainal, 2018/4/10).

Adanya, program unggulan tahfidz ingin mengajarkan anak agar dapat

menghafal dan membaca Al Qur’an dengan baik dan benar, hal ini seperti yang

disampaikan oleh Ibu Laili selaku guru program unggulan tahfidz yang

menyatakan bahwa,

153

Kita ingin mengajarkan cara menghafal dan membaca Al Qur’an dengan

baik dan benar pada anak-anak. Harapannya, siswa dapat pandai secara akademis

maupun spiritulanya (Laili, 2013/3/20).

Konsep penyelanggaran program unggulan tahfidz di SD Daarul Qur’an

Semarang adalah siswa dapat menghafal Al Qur’an sesuai dengan

kemampuannya. Hal ini senada dengan pertanyataan yang disampaikan oleh Ibu

Dzawis selaku guru tahsin-tahfidz yang menyatakan bahwa,

Anak-anak kita suruh menghafal Al Qur’an dari juz 30,29,20 sampai juz

1,2,3 disesuaikan dengan kemampuan siswa (Dzawis, 2018/4/3).

Pada tahun ajaran 2017/2018 siswa lulusan SD Daarul Qur’an Semarang memiliki

target dapat menghafal Al Qur’an sebanyak 8 juz, pada tahun-tahun sebelumnya

target hafalan yang dimiliki sekolah sebanyak 4 juz. Hal ini sama dengan

pernyataan yang disampaikan oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum,

Program unggulan tahfidz ditargetkan anak dapat menghafal sebanyak 8

juz, target ini diperuntukkan untuk anak kelas 1 yang baru masuk pada tahun ini

dan mulai berlaku pada tahun ini. Untuk kelas atas target hafalan masih 4 juz

karena adanya program Wisuda Tahfidz Nasional/WTN yang mentargetkan anak

dapat menghafal rata-rata sebanyak 4 juz. Alhamdulillah anak disini ada yang

hafalanya sudah sampai 5 sampai 6 juz. Sehingga tahun-tahun sebelumnya target

hanya 4 juz. Guru pengampu tahfidz hanya mengampu program unggulan tahfidz

tidak mengampu pelajaran lain (Ririn, 2018/3/16).

Berdasarkan konsep penyelenggaraan program unggulan tahfidz, tujuan

dari program unggulan tahfidz yaitu agar anak-anak dapat mempelajari Al Qur’an

dan memahaminya serta bisa menghafal dengan baik dan benar, sesuai dengan

makhroj dan bacaannya.

Proses perencanaan program unggulan tahfidz di SD Daarul Qur’an

Semarang dirumuskan dalam rapat kerja dan rapat koordinator yang dilaksanakan

154

pada setiap satu semester dan pertengahan semester. Hal ini senada dengan

pernyataan yang disampaikan oleh koordinator tahfidz yang menyatakan bahwa,

Proses perencanaan di rumuskan dalam rapat kerja yang dilaksanakan

dalam satu semester dan rapat koodinator yang dilaksanakan setiap pertengahan

semester. Bagaimana evaluasi dan program satu tahun kedepan. Setiap tahunnya

dilaksnakan, jadi benar-benar ada ruang perencanaan untuk program unggulan

tahfidz (Zainal, 2018/4/10).

Kepala sekolah menambahkan semua warga sekolah terlibat dalam proses

perencaan, termasuk dalam perencanaan pengembangan program unggulan yang

ada di SD Daarul Qur’an.

Kita semua terlibat dalam perencanaan artinya seluruh stakeholder yang

ada di sekolah, baik itu guru, karyawan bahkan perwakilan dari orang tua. Kita

biasanya setiap semester ada rapat kerja yang dimulai dari evaluasi dulu dilanjut

rapat kerja yang membahas apa yang kita laksanakan, program-program apa saja,

kemudian pembiayaan-pembiayaannya, sampai dengan kapan waktunya siapa

penanggung jawabnya. Untuk pelaksanaan rapat perencanaan ada perencaaan

dalam satu semester yang di akhir tahun juga ada jadi rutin. Nanti disitu kita juga

membagi antar komisi khusus membahas tentang kesiswaan tentang kurikulum

nanti juga ada yang membahas mengenai perlombaan-perlombaan (Fathurrohman,

2018/3/7).

Rencana kepala sekolah dalam pengembangan program unggulan tahfidz

yang ada di SD Daarul Qur’an Semarang yaitu adanya persyaratan khusus bagi

siswa baru seperti mampu membaca Al Qur’an sehingga hal ini dapat

mempercepat proses hafalan. Kemampuan membaca Al Qur’an merupakan salah

satu syarat atau pondasi utama agar bisa menghafal Al Qur’an. Apabila

kemampuan membaca Al Qur’an yang dimiliki siswa tinggi maka semakin tinggi

dan cepat dalam menghafal, sebaliknya apabila kemampuan membaca Al Qur’an

rendah maka semakin lama proses menghafal Al Qur’an.

155

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan program unggulan tahfidz dilaksanakan dalam proses belajar

mengajar, berdasarkan hasil pengamatan total guru tahfidz yang ada di SD Daarul

Qur’an Semarang berjumlah 6 orang. Terdiri atas Zainal Musta’in Al Hafidz

selaku koordinator program unggulan, Dzawis Sa’adah, Tutik Hirzizah,

Moh.Wahib, Nor Laili Nafisah, Lailatul Mardiyah selaku guru tahfidz dan tahsin.

Pembelajaran tahfidz di SD Daarul Qur’an terbagi menjadi 2 yakni:

1 Pembelajaran Tahfidz yaitu pembelajaran yang mengajarkan bagaimana

cara menghafal Al Qur’an yang baik dan benar sesuai dengan makhroj dan

hurufnya.

2 Pembelajaran Tahsin yaitu pembelajaran yang mengajarkan bagaimana

cara membaca Al Qur’an yang baik dan benar sesuai dengan makhroj dan

hurufnya.

Dalam pelaksanaannya program unggulan tahsin tahfidz dilaksanakan 7 jam

dan 2 jam setiap minggunya. Dalam pembelajaran tahfidz anak-anak diajarkan

terlebih dahulu bagaimana cara membaca Al Qur’an, selajutnya menghafal Al

Qur’an. Hal ini senada dengan pernyataan yang disampaikan oleh koodinator

tahfidz yang menyatakan bahwa,

Tahfidz dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar, ada setoran ada

murojaah. Kita mengikuti bahasa dari Dinas sehingga mata pelajaran tahfidz

masuk dalam kegiatan penunjang/ekstrakurikuler walaupun pelaksanaannya

menggunakan jam pelajaran (Zaenal, 2018/4/10).

156

Metode pembelajaran tahsin yang digunakan yakni dengan Kaidah Daqu.

Kaidah Daqu merupakan metode cara membaca Al Qur’an yang dibuat oleh tim

yang berisi lima assatidz Daarul Qur’an yakni ustadz Muhaimin, ustadz Halimi,

ustadz Bisyri, ustadz Musta’in dan ustadz Rosyidun. Metode ini dikembangkan

dam diterapkan secara khusus pada seluruh lembaga pendidikan di Yayasan

Daarul Qur’an. Ciri khas dari Kaidah Daqu yaitu penyusunan materi yang

sistematis, pelajaran tajwid yang teoritis dan singkat dengan menonjolkan warna

berbeda pada objek yang dipelajari agar siswa menjadi fokus. Tujuan yang ingin

dicapai oleh Kaidah Daqu yakni agar siswa/santri mendapatkan materi pengajaran

yang singkat dan praktis hingga siswa bisa membaca Al Qur’an dengan baik,

metode ini mulai diterapkan pada bulan Juli 2017.

Penggunaan metode Kaidah Daqu dalam pembelajaran tahfidz sesuai dengan

pernyataan yang disampaikan oleh guru pengampu tahsin tahfidz yang

menyatakan bahwa,

Kelas 1 menggunakan metode tahsin Kaidah DaQu, kelas 2 menggunakan

metode tahsin Yanbu’a dari Kudus. Penggunaan atau penerapan metode ini sesuai

himbauan dari pusat (Laila, 2018/3/20).

Gambar 5. 2 Buku Kaidah Daqu

157

Selain menggunakan Kaidah Daqu dalam pembelajaran tahfidz, SD Daarul

Qur’an menggunakan metode talqin dan halaqoh. Metode talqin adalah metode

pembelajaran Al Qur’an yakni dengan mencontohkan bacaan dengan sistematika

dan pengulangan tertentu, lalu siswa mengulanginya sampai menghasilkan bacaan

atau hafalan sebagaimana yang dicontohkan. Sedangkan metode halaqoh

digunakan untuk mengorganisir siswa sesuai dengan kemampuan membaca Al

Qur’an dan hafalannya. Setiap halaqoh terdiri atas 10-15 anak sesuai grade

kemampuannya. Pengorganisasian halaqoh ditentukan oleh koordinator program

unggulan tahfidz.

Dalam pelaksanaan halaqoh dalam pembelajaran guru tahfidz dan siswa

duduk melingkar, kemudian siswa yang sudah siap dengan hafalannya maju

kedepan dengan hafalannya. Berdasarkan hasil pengamatan pada hari Selasa, 20

Maret 2018 pembelajaran tahfidz tidak dilaksanakan di dalam kelas seperti

pelajaran lainnya, namun dilaksanakan di luar kelas seperti mushola atau aula.

Gambar 5. 3 Proses Pembelajaran Tahfidz Tahsin

158

Upaya yang dilakukan guru dalam mewujudkan tujuan program unggulan tahfidz

dengan memberi motivasi dan bimbingan kepada siswa selama pembelajaran

tahfidz di sekolah serta berusaha bekerjasama dengan orang tua dalam

membimbing siswa di rumah guna mencapai target hafalan. Selanjutnya, guru

pengampu program unggulan tahsin tahfidz menambahkan pendapatnya yang

menyatakan bahwa,

Untuk kelas 1 kita masih mengajarnya perkelas, kelas 2 3 4 5 6

mengajarnya per halaqoh dibuat perkelompok sesuai dengan kemampuan hafalan

yang dimiliki kelompok tersebut. Dalam satu halaqoh terdiri dari 10-12 siswa.

Pembelajarannya tidak dikelas melainkan di luar kelas agar lebih leluasa (Dzawis,

2018/4/3).

Metode atau strategi penyampaian dalam program unggulan tahfidz terdiri atas 3

hal yaitu:

1. Talaqi (bagaimana guru meneliti bacaan siswa)

2. Tasmi’ah (bagaimana guru mendengar/menerima setoran hafalan siswa)

3. Muroja’ah (pengulangan hafalan)

Upaya yang dilakukan sekolah dalam menunjang program unggulan tahfidz

dilaksanakan dalam 2 kegiatan yakni:

a. Tahfidz camp

Tahfidz camp merupakan program penunjang program unggulan tahfidz yang

berfokus pada penambahan target hafalan siswa, yang dilaksanakan 3 hari

dalam satu bulan. Pada hari tersebut hanya ada pembelajaran tahfidz dan tidak

ada pelajaran lainnya. Hal ini senada dengan pernyataan yang disampaikan

oleh koordinator tahfidz yang menyatakan bahwa,

159

Tahfidz camp yaitu penambahan waktu mengaji dilaksanakan dalam satu

hari, tahfidz cap dilaksanakan 3 hari dalam satu bulan. Dulu 3 hari berturut-

turut kita ambil, kalau sekarang kita ambil 1 hari setiap minggunya (Zainal,

2018/4/10).

b. Tahsin intensif.

Tahsin intensif merupakan program penunjang program unggulan tahfidz yang

berfokus pada peningkatan kemampuan cara membaca Al Qur’an pada siswa

dilaksanakan diluar jam pelajaran/sepulang sekolah.

c. Tahfidz Award

Tahfidz award merupakan program penghargaan yang diberikan oleh sekolah

bagi siswa yang memiliki skor tertinggi dalam pembelajaran tahfidz dan

mendapat beasiswa pendidikan berupa bebas biaya SPP selama 1 bulan.

Pelaksanaan tahfidz award sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh

guru tahsin tahfidz yang menyatakan bahwa,

Mulai bulan Januari 2018 dari biro tahfidz kita memeberikan beasiswa

bagi santriwan/santriwati terbaik “tahfidz awards” yakni bebas biaya SPP 1

bulan, penentuan santriwan/santriwati terbaik dilihat dari rekapan nilai daily

tahfidz siswa tersebut. Pada setiap akhir bulan guru tahfidz merekap siswa

terbaik di setiap halaqoh dari kelas 2 sampai kelas 6, jadi ketika kita

memberikan nilai harus sesuai dengan kemampuan anaknya, guna menentukan

siapa siswa terbaik yang berhak mendapatkan beasiswa tersebut. Jadi siswa

terbaik bulan Januari, akan mendapat gratis SPP pada bulan Februari (Laila,

2018/3/20).

160

Indikator yang digunakan untuk mengetahui siswa yang telah berhasil dalam

pembelajaran tahfidz dapat dilihat dari 2 sumber buku penilaian yang terdiri

atas:

Penilaian pada buku prestasi tahsin

Penilaian ini mencakup “lancar” atau “kurang lancar” bacaan siswa.

Penilaian pada buku daily tahfidz

Penilaian ini mencakup 3 hal yakni penambahan hafalan dengan skor maksimal

2, muroja’ah (batas hafalan) dengan skor maksimal 2 dan akhlak/sikap dengan

skor maksimal 1.

Bentuk penilaian dan indikator untuk mengetahui siswa yang telah berhasil dalam

pembelajaran tahfidz senada dengan pernyataan yang disampaikan oleh guru

pengampu program unggulan tahsin tahfidz yang menyatakan bahwa,

Gambar 5. 4 Penghargaan Tahfidz Awards

161

Untuk tahsin kita ada buku prestasi tahsin, untuk tahfidz kita ada daily

tahfidz. Untuk penilaian tahsin yakni “lancar dan kurang lancar”, untuk tahfidz

dibagi menjadi 3 yakni penambahan hafalan ia mendapatkan point 2 kalau dia

lancar, murojaah (batas hafalan) point maksimal 2 dan akhlak (tentang sikap

keterlambatan/sikap hafalan) pointnya 1. Total maksimal point yakni 5. Indikator

lainnya yakni siswa dapat mencapai target hafalan yang ada di sekolah atau

bahkan bisa melebihi target tersebut (Laila, 2018/3/20).

Upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi peserta siswa memiliki

kemampuan rendah dalam pembelajaran tahfidz yaitu dengan melakukan

pendampingan, sesuai dengan batas kemampuan yang dimiliki oleh masing-

masing siswa dan berkomunikasi dengan orang tua siswa agar dibimbing ketika

dirumah. Pernyataan ini sesuai dengan hal yang disampaikan oleh guru tahfidz

yang menyatakan bahwa,

Kita mentalqin (misalnya saya membaca anak-anak menirukan) anak yang

belum bisa, mentalqin juga berbeda dengan anak yang kemampuannya lebih

tinggi kita harus mengulang beberapa kali. Misalnya ketika saya mengajarkan ayat

yang panjang, saya memberi tahu berhentinya dimana, mengulanginya lagi

dimana. Untuk anak-anak kelas 1 kita bantu dengan terjemahan bahasa Indonesia

yang tertulis dibawah ayat pada buku Juz’ama, namun kita tetap membantu karena

ejaan arab dan tulisan berbeda (Laila, 2018/3/20).

Pernyataan tambahan juga disampaikan oleh guru tahfidz yang menyatakan

bahwa,

Pendampingan ke anak-anak dan komunikasi ke orang tua agar dibimbing

dirumah (Dzawis, 2018/4/3).

Selain itu koordinator tahfidz juga menambahkan bagi siswa yang memiliki

kemampuan rendah dapat diatasi dengan pemberian tekanan pada siswa agar

meningkatkan kemampuan hafalannya secara mandiri. Hal ini sesuai dengan

pernyataan yang disampaikan bahwa,

162

Memberi tekanan ke anak agar meningkatkan kemampuan hafalannya,

bagaimana siswa bisa lebih mandiri walaupun tanpa pengawasan orang tua

dirumah (Zainal, 2018/4/10).

Dengan adanya berbagai upaya tersebut yang telah dilaksanakan oleh guru tahfidz

harapannya siswa dapat mencapai target hafalan sesuai dengan target sekolah.

c. Evaluasi

Proses evaluasi pada program uggulan tahfidz dilakukan secara rutin oleh semua

guru tahfidz pada sertiap minggunya. Selanjutnya koordinator tahfidz

menyampaikan hasil evaluasi pada evaluasi akhir semester dan evaluasi akhir

tahun. Proses pelaksanaan evaluasi yang dilakukan oleh Tim Tahfidz yakni

dengan mengumpulkan semua guru tahfidz kemudian mereka menyampaikan

evaluasi di lapangan dan dipimpin oleh Koordinator Tahfidz. Seperti yang

diungkapkan oleh koordinator tahfidz yang menyatakan bahwa,

Biasanya semua guru tahfidz kita kumpulkan, mereka bersuara jadi tidak

saya pribadi yang mengevaluasi tetapi semua mengevaluasi bersama apa yang

masih menjadi kekurangan/kendala kita bahas bersama. Kita sama-sama bersuara

bukan sebagai atasan dan bawahan tetapi sebagai tim, jadi kita yang mengajar

tahfidz disini bisa disebut dengan Tim Tahfidz (Zainal, 2018/4/10).

Pendapat yang sama disampaikan oleh kepala sekolah mengenai proses evaluasi

program unggulan di SD Daarul Qur’an Semarang yang menyatakan bahwa,

Dalam setiap minggunya semua koordinator melakukan evaluasi,

kemudian di akhir semester kita juga ada evaluasi dan ada evaluasi akhir tahunan.

Disitu nanti hal-hal untuk program-program yang masih ada kekurangan dan perlu

perbaikan bisa kita tindak lanjuti. Selain evaluasi kita juga ada tentunya kita

supervisi pada kegiatan KBM guru-guru mengajarnya seperti apa, kita lihat

bagaimana mengajarnya. Dalam kegiatan supervisi sudah terjadwal, minimal 1

semester ada dua kali supervisi. Selain ada supervisi dari kepala sekolah ada juga

supervisi adminitrasi dari yayasan biasanya satu semester satu kali. Selain

evaluasi internal yang kita laksanakan di cabang, hasil evaluasi kita bawa ke rapat

Biro Full Day School. Pelaksanaan evaluasi biasanya di lingkungan sekolah,

biasanya kita bentuknya tiga hari jadi ada evaluasi, ada pemantapan program,

untuk agenda kegiatan pada hari ketiga sebagai bentuk penghargaan semua

163

peserta evaluasi kita ajak keluar, tapi diluar maksutnya bukan rekreasi namun

kegiatan pembangunan tim penguatan kerjasama kita biasanya ada kegiatan

rafting, kemudian ada kegiatan outbond. Prosedur evaluasinya setiap koordinator

memaparkan hasil evaluasi mingguannya, ini hlo evaluasi kita selama satu

semester program-program yang sudah jalan bagaimana dan yang belum bisa

berjalan bagaimana. Setelah semua koordinator memaparkan semua, nanti dibagi

masing-masing komisi juga artinya ada tim lagi yang bertugas untuk mengolah

dan memperbaiki hasil evaluasi tahun mendatang. Setelah dicarikan solusinya

dalam tim kemudian dipaparkan kembali, gunanya mencari masukan dari

komisi/tim lainnya kemudian setelah disetujui itu menjadi bahan hasil rapat kerja.

Semua yang terlibat dalam evaluasi saling bersinergi (Fathurrohman, 2018/3/7).

Proses evaluasi yang dilaksanakan oleh tim tahfidz ditujukan untuk

mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran tahfidz di lapangan guna menganalisis

kendala yang terjadi serta mencari solusi untuk mengatasi. Proses evaluasi

dilakukan secara berkala sehingga akan mudah dalam mengindenfikasi maupun

memperbaiki pelaksanaan program unggulan tahfidz.

5.1.2.2 Implementasi Program Unggulan Sains

a. Perencanaan

Latar belakang adanya program unggulan sains yakni menumbuhkan rasa

ingin tahu yang tinggi serta kemandirian dalam memecahkan masalah secara

mandiri. Pendapat mengenai latar belakang sains disampaikan oleh kepala sekolah

yang menyatakan bahwa,

Kalau program unggulan sains, sebenarnya beberapa orang berpendapat

bahwa sains hanya melulu tentang IPA atau hal-hal yang beraitan dengan IPA tapi

sebenarnya Sains ini untuk menjadikan anak yang memiliki rasa ingin tahu yang

besar, dan kemudian bagaimana dia bisa menciptakan sesuatu artinya dengan

sains orang-orang yang hafal Al Qur’an bisa menjadi ilmuwan yang bisa

menemukan sesuatu. Dan mengarah ke kreativitas pemikiran, critical thinking jadi

dia berpikir kritis diimbangi rasa ingin tahu yang besar (Fathurrohman, 2018/3/7).

Pendapat ini diperkuat lagi oleh guru sains yang menyatakan bahwa,

164

Kita memiliki visi misi salah satu pointnya adalah mencetak atau

menghasilkan generasi yang qurani. Disitu ada point juga disiapkan untuk

menjadi pemimpin dunia, salah satu stimulus untuk mencapainya yakni dengan

adanya mata pelajaran sains yang notabennya sains memakai bahasa inggris

sehingga anak-anak bukan hanya menghafalkan juga, tetapi anak-anak juga

mengetahui ilmu pengetahuan alam yang berbahasa inggris. Dengan itu tadi, visi

misinya sudah tercapai dan global/mendunia sudah didapatkan. Jadi semua

kurikulum yang dikembangkan disini terutama sains, math dan english mengacu

pada visi dan misi (Sutopo, 2018/3/22).

Hal senada juga disampaikan oleh guru program unggulan sains yang

menyatakan bahwa,

Kita kan memang dari pusat konsepnya seperti itu, jadi memadukan antara

kurikulum Cambridge singapura dengan sistem pendidikan nasional. Sementara

dalam kurikulum Cambridge Singapura kita mengambil 3 mata pelajarannya

yakni english, math dan sains menggunakan buku-buku yang berbahasa inggris

juga.Jadi ketika anak-anak dewasa ia bisa menguasai berbagai ilmu, karena

memang bahasa inggris dan sains sangat penting (Sriwardani, 2018/3/20).

Konsep program unggulan sains SD Daarul Qur’an Semarang yakni

menyelenggarakan pembelajaran sains yang menggunakan buku dari kurikulum

Cambridge Singapura, di dalamnya menggunakan bahasa pengantar bahasa

inggris. Dalam pembelajaran menerapkan kombinasi antara praktik dan teori,

sehingga dapat menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi pada anak. Pernyataan

ini disampaikan oleh guru pengampu sains yang menyatakan bahwa,

Konsepnya sesuai dengan pembelajaran pada kurikulum Cambridge yang

berporos kurikulum Singapura, sehingga konsep pembelajaran disamakan dengan

yang disana. Sebelum guru mengajar kita beri pelatihan terlebih dahulu sehingga

pembelajaran yang kita siapkan dengan buku-buku yang ada sebisa mungkin

mendekati dengan penerapan pembelajaran sains itu sendiri. Penerbit mentari tahu

bahwa buku yang kita gunakan harus kita jelaskan di awal, sehingga guru-guru

yang mengajarkan tidak malpraktik tetapi sebisa mungkin sesuai dengan tujuan

yang ada pada buku tersebut. Kita ada training intensif setiap tahun, kita bisa

mengikuti training yang ada di Semarang atau di Jakarta. 2 tahun berturut-turut

pihak penerbit sains lengsung datang ke Semarang sehingga dapat lebih optimal

terkait bagaimana cara menggunakan buku in, bagaimana cara mengaplikasikan

sampai ke pelajaran KBM di dalam kelas. Pelatihan tersebut bertujuan merefresh

pembaruan ilmu pengetahuan (Sutopo, 2018/3/22).

165

Sementara itu, pendapat yang sama juga disampaikan oleh koordinator program

unggulan sains beliau mengatakan bahwa,

Khusus dibidang Sains, implementasi pada pendidikan di sains karena kita

menggunakan buku mypouls dan kurikulumnya dari Cambridge Singapura dan

baru kita mulai 3 tepatnya tahun 2016 jadi sampai 2018 kebetulan sudah 3 tahun,

ada beberapa kelas yang belum menerima sains dari tahap bawah jadi ketika

kurikulum itu masuk otomatis yang kelas 4 5 6 tidak dapat sains dari yang paling

basic dapatnya langsung di buku pada grade 4 sesuai kelas mereka, yang jadi

kendala atas penyesuaian untuk grade 4 karena materi sains harusnya dari tingkat

basic, intermediad, dan advance harus berurutan dan bertahap. Praktik lebih

didominasi untuk kelas atas 4,5untuk kelas 1, 2 baru materi pengenalan untuk

kelas 3 ada praktiknya namun seimbang antara praktik dan teori (Zuhri,

2018/3/16).

Tujuan yang ingin dicapai dari program unggulan sains yakni sebagai berikut.

a. Menstimulus rasa ingin tahu pada siswa agar mempunyai keinginan untuk

mau mempelajari dan menganalisis apa yang ingin ia ketahui.

b. Mengajarkan kosakata bahasa inggris dalam pelajaran sains.

c. Menumbuhkan kemandirian dalam memecahkan masalah sehari-hari.

Kepala sekolah memiliki rencana pengembangan pada program unggulan sains

yang ada di SD Daarul Qur’an Semarang beliau mengatakan bahwa,

Untuk program unggulan sains baiknya kita akan membuat club jadi club

sains disitu anak-anak yang memang benar-benar memiliki bakat dan potensi

benar-benar didampingi supaya bisa ikut lomba-lomba, alhamdullilah kemarin

juga sudah ada yang ikut dalam olimpiade kota tapi memang dukungan orang tua

juga sangat berpengaruh dan juga bakat dan potensi anak (Fathurrohman,

2018/3/7).

Koordinator program unggulan sains menambahkan penjelasannya mengenai

proses perencanaan program unggulan sains di SD Daarul Qur’an Semarang

beliau menjelaskan bahwa,

166

Guru sains merencanakan pembelajaran sains sesuai dengan gradenya atau

tingkat kelasnya lebih tepatnya hal yang ingin dicapai dari pembelajaran di kelas

tersebut. Contohnya dulu ketika saya mengajar sains kelas 1 kalau sesuai materi

seperti pengenalan materi Living Things maka kita upayakan tidak hanya belajar

di dalam kelas saja, tetapi kita ajak moving class juga dan disitu kita kenalkan

materi tersebut. Kita belajar menggunakan media hidup di lingkungan sekitar,

kelas 4 lebih ke praktiknya saya meminta mereka misalnya ada buku yang masih

terkait dengan materi ini diperbolehkan untuk dibawa dan dipelajari. 1 bulan 2

kali praktikumnya karena satu minggu hanya 2 jam saja, karena pada kelas atas

ada IPA dan Sains. Tujuan dari sains mengenalkan kosakata bahasa inggris

tentang sains pada anak-anak, kalau saya bandingkan dengan buku IPA

sebenarnya pemahaman lebih mudah yang ada di sains. Kendalanya sains ini

memang harus diajarkan pada tahap awal agar anak-anak lebih paham mengerti

(Zuhri, 2018/3/16).

Proses perencanaan dalam program unggulan sains tidak hanya dilakukan oleh

kepala sekolah namun juga guru pengampu. Dalam implementasi KBM pelajaran

sains guru merencanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat kelas dan materi

yang akan diajarkan, sekaligus media maupun model pembelajaran yang akan

diterapkan sesuai dengan buku pegangan yang digunakan. Perencanaan

pengembangan program unggulan sains masih terus diupayakan oleh pihak

sekolah, agar tujuan yang diharapkan pada program unggulan cepat tercapai.

b. Pelaksanaan

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada

hari Jumat, 16 Maret 2018 mata pelajaran sains dilaksanakan 2 jam pelajaran

setiap minggunya ditujukan untuk kelas 1 sampai kelas 5. Beberapa guru sains

juga mengapu mata pelajaran math, maupun english karena sains yang diajarkan

menggunakan bahasa pengantar bahasa inggris. Dalam pelaksanaan program

unggulan sains di SD Daarul Qur’an Semarang yakni bergantung pada tingkat

grade materi yang diajarkan. Pada kelas 1 dan 2 berfokus pada pengenalan kelas,

untuk kelas 3 kombinasi antara praktik dan teori yang seimbang dan untuk kelas 4

167

dan 5 didominasi praktik yang lebih banyak. Selain itu upaya yang dilakukan guru

dalam mencapai tujuan program unggulan sains yakni dengan mendesain model

pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif, hal ini senada dengan pernyataan

yang disampaikan oleh guru sains yang menyatakan bahwa,

Mempersiapkan apa saja yang akan diajarkan ke siswa, kita sendiri juga

belajar serta menggunakan metode-metode yang sesuai dengan anak didiknya

ketika dia suka yang aktif, berarti kita buat pembelajaran yang membuat mereka

aktif kita campur pembelajaran dengan permainan, serta praktik-praktik sains (Sri

Wardani, 2018/3/20).

Guru pengampu program unggulan sains menambahkan pendapatnya mengenai

upaya yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan yakni dengan mengoptimalkan

pembelajaran sesuai dengan buku pegangan yang digunakan beliau mengatakan

bahwa,

Stimulus pertanyaan yang sudah lengkap dalam buku pegangan sains,

sudah terkoneksi dengan teori dan aktivitas siswa yang ada di buku tersebut

seperti lembar observasi, praktik dan sebagainya. Apabila guru dapat

mengamalkan buku tersebut secara optimal maka tujuan tersebut akan tercapai

(Sutopo, 2018/3/22).

Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran sains berusaha

meminimalisir metode ceramah. Guru berusaha menciptakan pembelajaran yang

aktif bagi siswa, sehingga bisa membuat mereka tidak mudah bosan. Metode

pembelajaran yang digunakan seperti kolaborasi, partnership, project based

learning maupun problem based learning. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang

disampaikan oleh guru sains yang menyatakan bahwa,

Metode yang kami gunakan antara lain partnership, kolaborasi,

meminimalisir metode ceramah sehingga anak bisa lebih terkesan dengan materi.

Mereka bisa berekplorasi dan kita hanya menjadi fasilitator saja. Kendala dari

metode ini karena memakai bahasa inggris, maka kita kasih panduan pokoknya

saja. Esensinya yang pertama kita mengenalkan term-term yang global pada anak-

168

anak dan visi misi dari pembelajaran sains tersebut sehingga tujuan keduanya

akan tercapai (Sutopo, 2018/3/22).

Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran sains meliputi gambar,

video, film atau bahan-bahan langsung yang bisa digunakan untuk praktik. Semua

media yang digunakan sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Guru sains

lebih sering menggunakan media secara langsung agar siswa dapat berinteraksi

langsung dengan media tersebut sekaligus bisa mamahaminya. Pernyataan ini

disampaikan oleh guru sains yang mengatakan bahwa,

Media bergantung materinya, apabila materi membutuhkan gambar kita

akan siapkan gambar. Kalau misalnya yang dibutuhkan praktik macam-macam

rasa, berarti membawa gula kopi dan sejenisnya (Sri Wardani, 2018/3/20).

Pernyataan ini senada dengan pernyataan yang disampaikan guru sains lainnya

yang menyatakan bahwa,

Media pembelajaran langsung praktik dengan materi tersebut misal

tentang anatomi tubuh ataupun bahan makanan. Langsung observasi ketika

mereka dekat dengan objeknya maka anak akan lebih ekplorasi (Sutopo,

2018/3/22).

Dalam pembelajaran sains setiap guru memiliki cara yang berbeda untuk

mengetahui indikator bahwa siswa tersebut telah menguasai program unggulan

sains. Bapak Zuhri memilih menggunakan tes/quiz untuk mengatahui ketercapaian

pemahaman materi pada siswa. Beliau mengatakan bahwa,

Saya pribadi setiap pertemuan saya adakan Quiz, 10 menit sebelum

pelajaran dimulai. Sebenarnya tujuan Quiz untuk mereview materi terdahulu,

namun kita menyebutkan Quiz. Siapa yang bisa menjawab kita akan kasih hadiah

atau reward. Kemudian, tentang pengetahuan bahasanya. Setiap 1 semester kita

memiliki target jumlah suku kata sains yang dapat dipahami siswa. Apabila siswa

sudah memahami kosakata pada materi ini tanpa kita mengulangnya berarti target

kita telah tercapai (Zuhri, 2018/3/16).

169

Indikator lain yang digunakan yakni keaktifan siswa di kelas ketika

menjawab pertanyaan maupun manjawab soal dan menyelesaikan masalah. Selain

itu semua indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran sains sudah ada di

buku pegangan masing-masing chapter atau materi. Sehingga kegiatan belajar

mengajar mengacu pada standar yang ada pada masing-masing unit.

Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi siswa yang memiliki

kemampuan rendah dalam program unggulan sains yaitu dengan cara melakukan

pendekatan, dan menganalisis masalah belajar serta faktor penyebab masalah

belajar yang di alami oleh siswa. Selanjutnya mencari solusi guna mengatasi

masalah tersebut. Bagi siswa yang masih belum bisa memahami pelajaran guru

sains berusaha membentuk partnership yakni dengan memadukan antara siswa

yang berkampuan rendah dengan yang berkamampuan tinggi, bagi siswa yang

sudah berkemampuan tinggi diminta untuk membimbing siswa yang

berkemampuan rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh

guru sains yang menyatakan bahwa,

Pertama, bisa partnership dengan hight level sehingga anak-anak yang

high level bisa membimbing karena biasanya cara menyampaikan materi dengan

bahasa mereka lebih di mengerti, secara emosional dan kompleksitas bahasa juga

dapet.Kedua, pendekatan personal (Sutopo, 2018/3/22).

Dalam pelaksanaan program unggulan sains, semua guru pengampu

berusaha melaksanakan pembelajaran yang membuat siswa tidak mudah bosan

dan merasa senang dengan materi yang diajarkan. Guru sains berusaha

mendekatkan materi dengan siswa dengan berbagai media yang ada di sekitar

siswa. Berbagai upaya yang telah dilaksanakan dalam pelajaran sains, harapannya

170

dapat membuat siswa lebih paham dengan materi sains dan mengerti kosakata

sains dalam bahasa inggris.

c. Evaluasi

Proses evaluasi program unggulan sains yakni dengan mengevaluasi buku

pegangan yang digunakan dalam pembelajaran sains. Tim guru sains berusaha

mengolah materi agar lebih mudah disampaikan kepada siswa, tujuannya agar

siswa dapat lebih mudah memahami materi tersebut dengan bahasa yang lebih

sederhana.

Hal ini senada dengan pernyataan yang disampaikan oleh koordinator sains yang

menyatakan bahwa,

Mengevaluasi buku pegangan yang kita gunakan, dengan melihat atau

membenahi materi yang ada di dalam buku agar lebih mudah disampaikan kepada

siswa. Kita akan memilih bahasa yang lebih mudah digunakan untuk disampaikan

kepada siswa. Karena materi sains sangat mengacu pada buku pegangan (Zuhri,

2018/3/16).

Prosedur evaluasi yang digunakan adalah sebelum menyampaikan materi

kepada siswa, tim guru sains mengevaluasi terlebih dahulu isi dari buku pegangan

yang digunakan. Kemudian tim guru sains mencari solusi bersama untuk

membenahi materi tersebut. Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara evaluasi

ketersediaan sarana dan prasarana pada program unggulan sains yakni belum

menunjang, hal ini senada dengan pendapat yang disampaikan oleh guru sains

yang menjelaskan,

Belum begitu menunjang karena gambar-gambar, kemudian CD CD nya

juga masih terbatas hanya dengan buku-buku saja untuk pengembangannya masih

belum. Ketersediaan LCD dan speaker juga masih terbatas (Sutopo, 2018/3/22).

171

Ibu Sriwardani menambahkan pendapatnya mengenai ketersediaan sarana dan

prasarana program unggulan sains,

Peralatan sains untuk kelas 1 dan 2 masih dapat memadai karena masih

sederhana, untuk kelas 3 4 5 masih terbilang kurang. Kita biasanya melibatkan

anak-anak untuk media praktik, mereka disuruh membawa, mereka disuruh

membuat atau kita sendiri yang membuat (Sri Wardani, 2018/3/20).

Pelaksanaan evaluasi pada program unggulan sains lebih mengarah pada

evaluasi pelaksanaan pembelajaran yang terkait dengan materi yang diajarkan

pada siswa. Guru secara berkala melakukan evaluasi buku pegangan yang

digunakan dalam pembelajaran. Selain pembelajaran, evaluasi yang dilakukan

yakni program penunjang dan sarana prasarana penunjang program unggulan

sains agar pembelajaran lebih optimal.

5.1.2.3 Implementasi Program Unggulan Bahasa

a. Perencanaan

Latar belakang adanya program unggulan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang

secara umum yakni ingin membekali peserta didik menguasai bahasa internasional

agar lebih mahir dalam berkomunikasi. Pendapat mengenai latar belakang

program unggulan bahasa disampaikan oleh kepala sekolah yang menyatakan

bahwa,

Karena ingin bersifat global dan tidak hanya di Indonesia tapi dunia yang

menjadi hal utama adalah bahasa disini diajarkan bahasa inggris dan bahasa arab,

karena bahasa inggris merupakan bahasa internasional, anak-anak harus dibekali

bahasa inggris, ketika tidak dibekali maka anak-anak akan kerepotan apabila

memiliki mimpi untuk menjadi pemimpin-pemimpin dunia (Fathurrohman,

2018/3/7).

172

Ibu Novia selaku koordinator bahasa dan budaya menambahkan pendapatnya

mengenai latar belakang program unggulan bahasa di SD Daarul Qur’an

Semarang, beliau berpendapat bahwa,

SD Daarul Qur’an menginginkan agar peserta didik mampu menguasai

bahasa asing terutama bahasa internasional yakni bahasa inggris. Seperti kita tahu

ada peribahasa “Apabila kita ingin menguasai dunia, maka kita harus menguasai

bahasa”. Sebagai seorang muslimpun kita harus bisa berbahasa inggris untuk

berkomunikasi terlebih berkomunikasi dengan bangsa barat yang lebih

mendominasi (Novia, 2018/3/9).

Konsep pembelajaran pada program unggulan bahasa di SD Daarul Qur’an yakni

pembelajaran bahasa yang menyenangkan sehingga siswa akan merasa nyaman

dalam pembelajaran. Ibu Dewi juga berpendapat mengenai konsep pembelajaran

bahasa di SD Daarul Qur’an yakni,

Konsepnya lebih disesuaikan dengan kemampuan anak-anak, jadi

misalnya kita tetap ke drilling vocab karena memang bahasa Inggris harus ke

drilling. Setelah kita drilling kita kembalikan ke kemampuan anaknya sampai

mana, ketika ada yang bisa berarti dia harus membantu yang belum bisa. Misalnya

bagi siswa yang sudah lancar berbicara, dia mengajak siswa lain yang kurang

lancar dalam berbicara, tujuannya agar siswa yang belum lancar bisa berkembang

(Dewi, 2018/3/20).

Tujuan yang hendak dicapai dari program unggulan bahasa di SD Daarul Qur’an

yakni membekali siswa agar dapat berkomunikasi aktif dengan bahasa inggris.

Hal ini senada dengan pernyataan yang disampaikan oleh guru bahasa inggris

yang menyatakan bahwa,

Mampu membekali anak-anak untuk dapat berkomunikasi secara aktif

dengan bahasa inggris terutama untuk menyongsong era globalisai, masa dimana

semua orang yang ingin maju dituntut untuk mampu menguasai bahasa ingris.

Entah mereka suatu hari menjadi apa, yang penting mereka dapat berbahasa

inggris dengan baik (Manar, 2018/3/19).

Sementara itu pendapat yang sama diungkapkan kembali oleh guru bahasa inggris

yang menyatakan bahwa,

173

Lebih ke pemahaman bahasa inggris, mereka lancar berbahasa inggris

istilahnya cas cis cus dan berani untuk berbicara menggunakan bahasa inggris

(Dewi, 2018/3/20).

Proses perencanaan program unggulan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang

dijelaskan oleh koordinator bidang bahasa dan budaya mengatakan bahwa,

Karena kita memiliki siswa-siswa yang memang basic bahasa inggris

bawaannya sudah bagus jadi kita kembangkan dalam bentuk english club untuk

anak yaiu kelas 3 sampai kelas 6 tapi kita juga ada program unggulan english

intensif dan ini masih belum berjalan masih dalam proses perencanaan ditujukan

untuk kelas 1 yang Alhamdulillah bahasa inggrisnya sudah bagus jadi kita tinggal

membekali dia untuk memperkuat convertation jadi kita bisa membuka level yang

lainnya, jadi kita akan pisahkan anak yang basicnya sudah bagus dan anak yang

baru memulai, karena ternyata ketika kita waktu itu mengadakan puppetshow

terlihat ada anak yang antusias untuk mengikutinya, tetapi karena level bahasa

inggrisnya kurang dia tidak bisa ikut sehingga kita akan membedakan menurut

level kemampuannya, dan rencananya akan diadakan sepulang sekolah atau hari

Sabtu. Sangat disayangkan kalau misalnya kemampuanya tidak di expose atau di

explore padahal itu merupakan modal, ini ada 7 orang yang speaking bahasa

inggrisnya bagus di kelas 1, sekalipun writingnya masih meraba-raba atau belum

mahir karena mereka youtuber semua (Novia, 2018/3/9).

Rencana kepala sekolah dalam upaya pengembangan program unggulan bahasa

yakni,

Untuk program unggulan bahasa, yang pertama kita pengen adanya pelatihan

guru sementara memang satu tahun dua kali, planningnya saya ada pelatihan

intensif minimal ada guru-guru khusus yang dilatih. Yang kedua, adanya

penerapan program harian bahasa artinya beberapa waktu yang lalu kita sudah

menerapkan setiap hari senin selasa rabu kita pakai bahasa inggris baik di

kegiatan sehari-hari maupun di ruang guru, ini mau kita jalankan lagi sehingga

anak-anakpun bisa lebih semangat dalam berbicara (Fathurrohman, 2018/3/7).

Proses perencanaan yang sedang direncanakan oleh kepala sekolah dan

koordinator bahasa dan budaya terbagi menjadi 2 yakni,

a. Program pengembangan kemampuan bagi guru direncanakan dengan penerapan

program pelatihan intensif dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan

174

bahasa inggris pada guru dan menerapkan kembali program harian penggunaan

bahasa inggris dalam percakapan sehari-hari dan hari-hari tertentu.

b.Program pengembangan kemampuan bagi siswa direncanakan dengan

penerapan program english intensif ditujukan untuk mengembangkan kemampuan

bahasa inggris bagi siswa kelas 1 yang sudah memiliki kemampuan bahasa inggris

sejak dini. Program lainnya yakni penggolongan siswa menurut kemampuan

bahasa inggris yang dimiliki, serta penerapan berbagai kegiatan guna

meningkatkan kemampuan komunikasi pada siswa.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran program unggulan bahasa di SD Daarul Qur’an

Semarang yaitu 3 jam pelajaran setiap minggunya untuk siswa kelas 1 sampai

dengan kelas 6. Dalam pelaksanaannya pembelajaran program unggulan bahasa

di dukung adanya program ekstrakurikuler english club, koordinator program

unggulan bahasa dan budaya menjelaskan bahwa proses pelaksanaan program

unggulan bahasa dijelaskan bahwa,

English club sudah berjalan setiap hari kamis bagi anak-anak kelas 3 dan

6, tapi itu belum intensif karena speaking mereka gak sebagus anak-anak yang

kelas 1 ini maksutnya 7 orang yang sudah ceritakan tadi. Kita berusaha

menggunakan bermain sambil belajar, kita pakai games tapi sebenarnya mereka

belajar seperti kita main kartu tapi sebenarnya kita ada pembelajaran disitu.

Adanya english club digunakan untuk mensuport pelajaran math sama sainsnya.

Kita biasanya juga ada volunteer nanti juga ada mahasiswa Unnes yang

mahasiswa asing dari Darmasiswa, kadang-kadang mereka datang kesini

walaupun mereka bukan native speaker cuma kita usahakan supaya paling tidak

anak-anak mengenal budayanya dulu, paling ngga anak-anak bisa berbicara dan

berani berbicara (Novia, 2018/3/9).

175

Selain ada english club program penunjang lainnya yakni adanya volunteer dari

luar yang kita upayakan ada setiap kelas, dan penerapannya bermain sambil

belajar kita sesuaikan dengan materi pelajaran yang sedang diajarkan.

Upaya yang dilakukan dalam mewujudkan tujuan program unggulan bahasa

meliputi memberi stimulus siswa seperti memberi pertanyaan yang memancing

pertanyaan ke siswa dengan bahsa inggris. Guru-guru juga belajar berkomunikasi

dengan bahasa inggris. Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

bahasa inggris adalah drilling vocabulary, active communication dan roleplay.

Bapak Manar selaku guru bahasa inggris juga menambahkan pendapatnya

mengenai strategi yang digunakan dalam pembelajaran bahasa inggris yang

menyatakan bahwa,

Drill vocabulary dengan matode yang menyenangkan, saya biasanya juga

menyuruh anak untuk menulis vocab dan artinya. Selanjutnya saya biasa

memberikan pertanyaan anak dengan gambar dan menyuruh anak untuk mencari

gambar tersebut, kemudian di tulis di buku tulis dan ada beberapa soal yang saya

berikan untuk anak (Manar, 2018/3/19).

Gambar 5. 5 Kegiatan bersama volunteer

176

Media pembelajaran yang digunakan seperti gambar, lagu, flashcard dan

beberapa materi yang diambil dari internet. Buku-buku yang digunakan yakni

buku paket inggris yang berhubungan dengan materi bahasa inggris seperti buku

paket start with english, move with english.

Bentuk penilaian program ugggulan bahasa meliputi ulangan harian, tugas-

tugas, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester. Indikator dalam

mengetahui peserta didik yang telah berhasil yakni 4 keterampilan bahasa

meliputi aspek menulis, membaca, mendengar dan berbicara sesuai dengan yang

ada dalam buku pegangan. Hal ini senada dengan pendapat koordinator program

unggulan bahasa yang menyatakan bahwa,

Karena basic anak-anak disini belum bagus, jadi kita bener-bener

mendidik dari awal karena disini kita ingin anak tidak hanya tahu ini dengan ini

jawabannya ini, tapi kenapa bisa begitu, cara berbicara yang benar bagaimana.

Anak-anak sekarang Alhamdulillah sudah mulai “miss ajarin ini, ajarin itu.

Seperti ajarin ini bacanya gimana, kalau kaya gitu ngerjainnya kaya gimana”. Jadi

mereka sudah ada rasa ingin tahupun , kita udah senang paling tidak ada motivasi

anak-anak untuk belajar. Karena faktanya ada beberapa anak kurang menyukai

pelajaran bahasa inggris, dan ketika mereka termotivasi untuk belajar dan rasa

ingin tahunya sudah mulai tumbuh bagi kita sudah subhanallah, progress

sedikitpun benar-benar kita hargai itu untuk kelas atas seperti kelas 3 4 pelajaran

sudah mulai sulit, tetapi untuk kelas bawah 1 2 motivasi belajarnya masih bisa

kita bentuk (Novia, 2018/3/9).

Berbagai uapaya yang dilakukan oleh guru bahasa inggris dalam

meningkatkan 4 keterampilan berbahasa pada siswa yakni sebagai berikut:

a. Keterampilan Menulis

Dilatih dengan memberikan tugas kepada siswa untuk menulis vocab baru

yang ditemukan dalam kegiatan sehari-hari atau selama kegiatan

177

pembelajaran, seperti ketika menemukan satu kata yang belum dimengerti

pada buku paket, kemudian ditulis di buku tugas masing-masing.

b. Keterampilan Membaca

Dilatih dengan membaca teks bacaan yang ada pada buku paket, atau

membaca tugas sekolah yang dijadikan pekerjaan rumah. Seperti mencari

contoh puisi bahasa inggris maupun teks dongeng yang nanti akan dibacakan

oleh masing-masing siswa di depan kelas.

c. Keterampilan Mendengar

Dilatih dengan memberikan stimulus membiasakan siswa mendengarkan

lagu-lagu barat berbahasa inggris, menyanyi bersama ataupun memutarkan

CD listening yang menjadi satu paket dengan panduan.

d. Keterampilan Berbicara

Dilatih dengan mendatangkan beberapa volunteer untuk memancing siswa

agar mau berbicara dengan bahasa inggris, dan mendesain permainan

partnership agar siswa yang mahir berbahasa inggris dapat mengajak atau

mengajarkan temannya yang masih pasif berbicara dengan bahasa inggris.

Guru-guru berusaha mengajak berkomunikasi menggunakan bahasa inggris

selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Dalam pelaksanaannya peran guru dalam mengatasi peran peserta didik yang

memiliki kemampuan rendah dalam program unggulan bahasa yakni mengajar

sampai benar-benar bisa, seperti pendapat yang disampaikan guru pengampu

bahasa inggris yang menyatakan bahwa,

178

Sebisa mungkin saya akan mengajar anak tersebut sampai dia benar-benar

bisa, apabila dia masih menjawab dengan salah saya akan terus menyuruh

menjawab sampai ia mendapatkan jawaban yang benar. Selanjutnya saya memberi

tahu dimana letak kesalahannya dan saya akan membimbingnya (Manar,

2018/3/19).

Hal senada juga disampaikan oleh guru bahasa inggris tentang pendapatnya

menganai peran guru dalam mengatasi peserta didik yang memiliki kemampuan

rendah yakni,

Biasanya tetap saya drilling vocabulary terlebih dahulu, kalau vocabullary

nya tidak ada otomatis dia akan kesulitan. Pendampingan dari orang tua dirumah

juga sangat berpengaruh, karena bahasa kalau misalnya hanya belajar di sekolah

saja juga kurang optimal (Dewi, 2018/3/20).

Pelaksanaan pembelajaran pada program unggulan bahasa ditunjang

dengan adanya program ektrakurikuler English club yang telah dilaksanakan pada

hari kamis diikuti oleh siswa kelas 3 sampai kelas 6 semester 1. Dalam

pembelajaran yang ditekankan adalah penguasaan vocab pada siswa dengan

drilling vocabulary yang didesain dalam berbagai model pembelajaran kreatif

guna meningkatkan motivasi siswa dalam belajar bahasa inggris.

c. Evaluasi

Proses evaluasi dalam program unggulan bahasa yakni dengan adanya kegiatan

pagelaran, yang melibatkan siwa dan guru dengan kegiatan Puppet show. Hal ini

disampaikan oleh koordinator bahasa dan budaya yang menyatakan bahwa,

Kalau disini banyak evaluasinya, karena disini kita punya tim setiap

kegiatan kita evaluasi. Seperti kemarin ketika kita ada puppetshow kita ada

beberapa show nah ada evaluasi dari kita kendalanya seperti apa, kita juga

evaluasi dengan anak-anak jadi kita berusaha berdiskusi dengan anak-anak tadi

performance nya seperti ini, kenapa bisa begini, kendalanya bisa begini dan

seperti apa. Jadi berbicara dengan mereka kita seperti berbicara dengan orang

dewasa, jadi kendalanya apa lalu kita akan mencarikan solusinya bareng-bareng,

jadi dalam evaluasi anak-anak juga dilibatkan (Novia, 2018/3/9).

179

Prosedur evaluasinya secara langsung dengan metode diskusi dengan siswa. Jadi

setiap ada kegiatan kita diskusikan lebih dahulu termasuk orang tua, setiap latihan

kita ada evaluasi. Selanjutnya, evaluasi ketersediaan sarana dan prasarana dalam

program unggulan bahasa yakni masih kurang, hal ini disampaikan oleh Bapak

Manar selaku guru bahasa inggris yang menjelaskan,

Masih kurang, ketersediaan LCD masih kurang jadi guru harus bergantian

apabila ingin memakai. Speaker yang disediakan di sekolah kebanyakan mudah

rusak, sehingga guru harus mandiri apabila ingin membutuhkan speaker dalam

pembelajaran (Manar, 2018/3/19).

Guru pengampu bahasa inggris lainnya juga menambahkan,

Belum begitu menunjang karena gambar-gambar, kemudian CD CD nya

juga masih terbatas hanya dengan buku-buku saja untuk pengembangannya masih

belum. Ketersediaan LCD dan speaker juga masih terbatas (Dewi, 2018/3/20).

Pelaksanaan evaluasi pada program bahasa dilaksanakan dengan

mengadakan pagelaran yang melibatkan siswa dan guru. Adanya pagelaran ini

dapat digunakan sebagai sarana untuk mengukur sejauh mana keberhasilan

program ungggulan bahasa. Hasil evaluasi dapat dijadikan bahan evaluasi guru

dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa inggris.

5.1.3 Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kurikulum pada

Program Unggulan Tahfidz Sains dan Bahasa

Implementasi kurkulum pada program unggulan tahfidz sains dan bahasa di

SD Daarul Qur’an semarang tidak terlepas dari adanya faktor pendukung dan

penghambat. Adanya faktor pendukung dapat membantu terlaksananya tujuan dari

program tersebut, sedangkan faktor penghambat memberikan dampak

memperlambat pencapaian tujuan pada program. Berdasarkan hasil wawancara

180

dengan kepala sekolah, secara garis besar faktor pendukung dan penghambat yang

muncul dalam implementasi program unggulan di SD Daarul Qur’an Semarang

yakni “Faktor pendukungnya itu artinya sarana prasaranya, jadi disini anak-anak

sudah kita petakan anak-anak punya potensi apa dan bakat apa kemudian, support

dari guru-guru artinya selain kegiatan belajar mengajar anak-anak juga

didampingi guru dalam kegiatan lainnya. Untuk faktor penghambat biasanya dari

anak-anak itu sendiri, mood anak-anak bisa berubah sewaktu-waktu. Dari orang

tua sendiri ada yang menjadi faktor penghambat dalam artian kurang mendukung

dengan program-program yang sudah kita jalankan. Untuk sarana dan prasarana

pendukung pembelajaran kami menyadari masih kurang, dan sifatnya bertahap.

Karena tahun ajaran baru kita juga pindah ke gedung baru dan pindah, dan sarana

prasaran belum menjadi skala prioritas mudah-mudahan setelah kita pindah di

Jl.Dr.Cipto pemenuhan yang hubunganannya dengan sarana prasaran akan kita

upayakan agar lebih mendukung dan lebih lengkap “(Fathurrohman, 2018/3/7).

Berdasarkan hasil paparan yang disampaikan oleh kepala sekolah, faktor

pendukung yang mendominasi yakni pendampingan guru kepada siswa, sesuai

potensi dan bakat yang dimiliki oleh siswa. Selanjutnya faktor penghambatnya

meliputi kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran, kurangnya

dukungan orang tua terhadap program yang dilaksanakan oleh sekolah dan mood

atau semangat belajar siswa yang berubah-ubah. Upaya untuk mengatasi

hambatan tersebut, juga disampaikan oleh kepala sekolah yakni,

Untuk mengatasi hambatan dari orang tua biasanya kita mengajak

komunikasi intensif, kami mengundang orang tua kemudian kita sampaikan apa

tujuan kita, mengapa ada program ini seperti itu. Dan untuk mengatasi anak-anak

181

yang jenuh dan bosan kita dalam melakukan pendekatan materi kita akan

membuat pembelajaran yang semenyenangkan. Misalnya ada sarana prasarana

yang kurang mendukung kita upayakan untuk pengadaan sehingga anak-anak

akan lebih terfasilitasi (Fathurrohman, 2018/3/7).

Wakil kepala sekolah bidang kurikulum juga menyampaikan pendapatnya

mengenai faktor penghambat dan faktor pendukung implementasi kurikulum di

SD Daarul Qur’an Semarang beliau mengatakan bahwa,

Faktor pendukung semua guru disini sudah berkompeten dibidangnya.

Faktor penghambat seperti kurangnya media konkret untuk pembelajaran dan

pengaturan jam pelajaran yang masing kurang. Misalnya untuk tahfidz dalam satu

minggu ada 9 jam itu sudah cukup, namun untuk sains dan english jam

pelajarannya kurang karena kita mengikuti kurikulum 2013 harusnya dalam satu

minggu ada 24 jam tetapi karena ada mata pelajaran lain dan harus dibagi-bagi

akhirnya kita dapat jam pelajaran sedikit maka dari itu bagaimana caranya guru

dapat memberikan secara optimal semua materi pada jam yang masih terbatas

tersebut. Dulu sebelum ada tematik math satu minggu ada 4 jam, sekarang

menjadi 2 jam. Itu yang masih menjadi kendala, materinya banyak dan pakai

bahasa inggris bagaimana caranya tahu, itu yang menjadi tantangan untuk kita.

Dan kita juga membutuhkan media yang banyak dalam pembelajaran (Ririn,

2018/3/16).

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut disampaikan kembali

oleh waka kurikulum yang menjelaskan,

Upaya yang kita lakukan misalnya: kalau dalam bahasa inggris ada materi-

materi yang mungkin jauh dari Dinas Pendidikan, untuk menyingkat waktu materi

tersebut kita lewati. Jadi yang tidak berkaitan dengan kurikulum dinas, tidak kita

ajarkan ke anak. Misalnya pada pelajaran math karena memakai mata uang dolar,

dan kita menggunakan rupiah kita maka tidak ajarkan ke siswa. Sedangkan materi

rupiah di tematik juga sudah ada, jadi kita lebih fokus ke hal-hal yang memang

berkesinambungan dengan tematik biar tidak begitu jauh materinya. Kendala

media yang dituntut adalah kreativitas dari guru itu sendiri, bagaimana

memanfaatkan waktu di sela-sela kesibukan untuk membuat sesuatu yang kreatif

yang bisa digunakan sebagai media konkret dalam pembelajaran (Ririn,

2018/3/16).

182

Kepala sekolah dan waka kurikulum SD Daarul Qur’an berusaha

mengoptimalkan berbagai faktor pendukung dalam penerapan program unggulan

di SD Daarul Qur’an, sekaligus berupaya mencarikan solusi dalam mengatasi

berbagai faktor penghambat yang muncul dalam pelaksanaan program unggulan

di lapangan sesuai dengan kewenangan dan tugas masing-masing.

a. Program unggulan tahfidz

Dalam pelaksanaan program unggulan tahfidz, koordinator program unggulan

tahfidz menyampaikan faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi

program unggulan tahfidz meliputi,

Faktor pendukungnya yang pasti sekolah ini adalah Sekolah Daarul

Qur’an, ruhnya sudah Al Qur’an bagaimana semua orang tua yang memasukkan

anaknya disini sadar bahwa disini adalah sekolah penghafal Al Qur’an. Faktor

penghambatnya tidak semua orang tua memahami bahwa menghafal Al Qur’an itu

tidak hanya di sekolah saja namun juga dirumah. Sehingga anaknya hanya ngaji di

sekolah, hasil nya kurang sesuai target (Zaenal, 2018/4/10).

Upaya untuk mengatasi hal tersebut juga disampaikan oleh Bapak Zaenal beliau

menjelaskan,

Upaya yang dilakukan yakni dengan memberi tekanan ke anak agar

meningkatkan kemampuan hafalannya, bagaimana siswa bisa lebih mandiri

walaupun tanpa pengawasan orang tua dirumah (Zaenal, 2018/4/10).

Hambatan dan tindak lanjut lain yang muncul dalam program unggulan

tahfidz disampaikan oleh guru pengampu program unggulan tahfidz yang

menjelaskan bahwa,

Anak-anak yang belum bisa yang disebabkan kurangnya

ajaran/pendampingan dari orang tua, jadi seperti tidak ada timbal balik dari orang

tua akhirnya kita disini mengajar sesuai dengan kemampuan anak saja.

Permasalahannya terkadang kemampuan anak yang kurang lancar, namun

menurut orang tua sudah lacar karena beberapa orang tua kemampuan mengajinya

lebih rendah dibandingkan dengan anaknya. Tindak lanjut yakni adanya

183

pendekatan dengan kegiatan parenting menjelang pengambilan raport, kita juga

berusaha memberi pengetahuan bagamana mendidik dan mendampingi anak

selama dirumah. Tetapi tidak semua orang tua bisa datang ke parenting, dan yang

terjadi tidak semua orang tua mau menandatangani buku daily tahfidz (Laila,

2018/3/20).

Guru pengampu program unggulan tahfidz yang lain menyampaikan

pendapatnya mengenai hambatan dan tindak lanjut dalam pelaksanaan program

unggulan tahfidz yakni,

Masih banyak anak-anak yang belum bisa membaca Al Qur’an, khususnya

untuk kelas 1 karena masih pengenalan kita harus mentalqin dan untuk

mempermudah kita menggunakan literasi bahasa Indonesia namun kendalanya

lagi mereka masih belum bisa panjang pendeknya (Dzawis,2018/4/3).

Dapat diketahui faktor pendukung dalam program unggulan tahfidz meliputi:

ruh dari sekolah sendiri adalah Daarul Qur’an, faktor penghambat yang muncul

seperti: kurangnya pendampingan orang tua dalam mengajarkan tahfidz dan tahsin

kepada siswa ketika di rumah, serta masih rendahnya kemampuan siswa dalam

membaca Al Qur’an.

b. Program Unggulan Sains

Pada program unggulan sains, koordinator program unggulan sains

menyampaikan pendapatnya mengenai faktor pendukung dan faktor penghambat

implementasi program unggulan sains yakni,

Faktor pendukung, semua tim guru insyaallah sudah kompak, sharing

materi dan koordinasi juga sering dilakukan. Faktor penghambat bahan-bahan

yang ada di lab sains belum lengkap, sehingga kita lebih merepotkan ke siswanya

(Zuhri, 2018/3/16).

Upaya untuk mengatasi hambatan tersebut disampaikan oleh koordinator

sains yang menjelaskan,

184

Kita lebih melibatkan orang tua dalam bekerjasama, apabila ada project

tertentu kita meminta bantuan orang tua untuk membawakan bahan tersebut ke

sekolah. Dari pihak orang tua selama ini tidak merasa keberatan. Kita berusaha

mengoptimalkan kretaifitas guru agar mampu memanfaatkan barang bekas untuk

membuat media pembelajaran (Zuhri, 2018/3/16).

Hambatan dan upaya dalam pelaksanaan program unggulan sains juga

disampaikan oleh guru pengampu sains yang menjelaskan bahwa,

Kurangnya kosakata yang dipahami oleh siswa, terutama pada kelas

bawah 1 dan 2 mereka baru mengenal sains yang berbahasa inggris. Kita ajarkan

kosakata sedikit demi sedikit, sains dalam seminggu ada 2 jam dan terbilang

kurang, maka biasanya sebelum pulang sekolah anak-anak kita berikan daftar

suku kata yang harus dipelajari, minggu depannya kita suruh anak untuk maju ke

depan kelas mengulang review kosakata uang sudah diajarkan pada minggu

sebelumnya, kita memberi pertanyaan dan diulang-ulang (Sri Wardani,

2018/3/20).

Bapak Sutopo selaku guru sains menambahkan pendapatnya mengenai

hambatan yang muncul dan upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan program

unggulan sains yaitu,

Masih minimnya media-media untuk lebih bereksplorasi untuk praktik,

minimnya media pembelajaran pada second equipment misalnya contoh yang

sudah ada baru 1 buah, tapi contoh selanjutnya yang belum ada. Karena memang

ada 2 misi yang ingin dicapai, untuk fokus ke example ke yang lain lagi masih

lemah. Untuk hambatan pada siswa, biasanya pindahan dari luar maka dia

mengalami cut informasi. Atau bagi siswa yang mengalami perubahan kurikulum

dan sudah berada di tingkat atas mereka belum mandapatkan sains pada tingkat

bawah, inilah yang menjadi tantangan kita untuk memahamkan pada siswa. Guru

bisa menurunkan level ketika mengajarkan, kita bungkus pembelajaran yang

menyenangkan. Memperbanyak vocab ke anak dan mengaplikasiannya, tidak

hanya melekatkan tapi bisa teraplikasikan. Untuk minimnya media, bisa bertukar

media dengan guru lainnya atau meminta kolaborasi dengan guru yang lain

sehingga bisa memperkaya tingkat kretaivitas. (Sutopo, 2018/3/22).

Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan faktor pendukung

dalam pembelajaran sains meliputi: tim guru sains yang kompak, selanjutnya

faktor penghambat yang muncul seperti: bahan-bahan di lab sains yang masih

185

kurang, kurangnya kosakata yang dipahami oleh siswa, serta masih minimnya

media untuk bereksplorasi untuk praktik, dan beberapa siswa yang mengalami cut

informasi.

c. Program Unggulan Bahasa

Pelaksanaan program unggulan bahasa di lapangan dipengaruhi oleh adanya

faktor pendukung dan penghambat yang muncul, berdasarkan hasil wawancara

dengan koordinator bidang bahasa dan budaya faktor-faktor tersebut yakni,

Faktor pendukung adanya kerjasama dengan pihak luar seperti

DEJAVATO sama Darmasiswa Unnes dalam mendatangkan relawan atau native

speaker diharapkan adanya pendatangan tersebut siswa terpancinng lebih tinggi

untuk berbicara menggunakan bahasa inggris. Untuk pelatihan guru-guru kita juga

ada training kerjasama bagi guru dari Mentari. Faktor penghambatnya terkait

dengan sistem sekolah DaQu, karena pada awal penerimaan siswa tidak ada

placement test atau sistem penjarigan sehingga guru harus bisa mengajarkan

bahasa inggris dari awal dan mendampingi sesuai kemampuan yang dimiliki

peserta didik (Novia, 2018/3/9).

Bu Novia menambahkan kembali, upaya yang dilakukan untuk menangani

hambatan tersebut yakni,

Kita belajar menumbuhkan minat pada anak-anak agar anak-anak suka dan

gemar belajar bahasa inggris. Karena ketika mereka udah suka dan enjoy anak-

anak akan lebih mudah belajar.Tentu juga kita akan memberi semangat belajar

dengan memberi reward, misalnya nanti kalau bisa ngerjain ini nanti kita akan

pilih yang terbaik. Kita memberi jajan atau permen mereka motivasinya sudah

kuat dibandingkan dengan kita tidak memberi apa-apa. Kalau memberi pujian itu

pasti dilakukan, dengan kita kasih reward yang mungkin bagi kita itu hal yang

sedikit namun bagi mereka luar biasa. Jadi reward dan konsekuensi itu pasti ada.

Disini beberapa guru banyak yang menerapkan seperti itu walaupun terkadang

tidak berwujud pemberian barang, misal juga dalam bentuk sertifikat atau yang

lain (Novia, 2018/3/9).

Guru pengampu program unggulan bahasa menambahkan pendapatnya

mengenai hambatan dan upaya dalam implementasi program unggulan bahasa di

SD Daarul Qur’an meliputi,

186

Anak-anak dimoninasi anak yang over aktif mereka lebih senang bermain

daripada belajar agak sulit untuk mengaturnya. Memang harus pandai

menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Tindak lanjut untuk

mengatasinya yakni dengan kreatif menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan bagi siswa (Manar, 2018/3/19).

Ibu Dewi selaku guru program unggulan bahasa juga menjelaskan hambatan lain

yang muncul serta upaya lain yang dilakukan yakni,

Biasanya siswanya yang kurang greget dalam belajar, dia sendiri tidak

mau belajar. Kurangnya pendampingan orang tua dirumah, disekolah ada bahasa

inggris tetapi dirumah tidak ada praktik sama sekali. Upaya yang kami lakukan

yaitu Tetap kita pancing terus kita perbanyak komunikasi dengan dia, bukan kita

biarkan (Dewi, 2018/3/20).

Berdasarkan hasil paparan penelitian dapat disimpulkan, faktor pendukung

dalam program unggulan bahasa yakni adanya pihak kerjasama yang telah di jalin

oleh SD Daarul Qur’an seperti pengadaan relawan atau native speaker dan

pelatihan bagi guru secara berkala, faktor penghambatnya seperti: tidak adanya

placement test di awal penerimaan peserta didik baru, siswa yang over aktif (lebih

senang bermain daripada belajar), serta kurangnya semangat belajar pada siswa.

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Petunjuk Pelaksanaan Implementasi Kurikulum di SD

Daarul Qur’an Semarang

Penyusunan petunjuk pelaksanaan di SD Daarul Qur’an Semarang belum relevan

dengan landasan penyusunan kurikulum, berdasarkan hasil temuan SD Daarul

Qur’an masih berlandaskan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19

Tahun 2005 yang seharusnya terbarui dengan landasan terbaru. Dalam hal ini

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar

187

nasional pendidikan sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 32 Tahun 2013

tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan sebagaimana diubah lagi dengan Peraturan Pemerintah No

Nomor 13 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Dalam menyusun petunjuk pelaksanaan implementasi kurikulum, satuan

pendidikan mempunyai kewajiban untuk memperbarui setiap perubahan peraturan

yang terjadi, hal ini senada dengan konsep dari pengembangan kurikulum yang

dijelaskan oleh Zainal Arifin (2014:32) bahwa pengembangan kurikulum harus

bersifat relevan, relevan yang dimaksud adalah relevansi eksternal dan internal.

Relevansi eksternal menunjukkan relevansi antara kurikulum dengan lingkungan

hidup peserta didik dan masyarakat, perkembangan masa sekarang dan masa yang

akan datang. Sedangkan relevansi internal yakni relevansi di antara komponen

kurikulum itu sendiri.

Berdasarkan hasil temuan di lapangan juklak juknis SD Daarul Qur’an

sudah sesuai dengan PP nomor 81A Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum.

Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa komponen kurikulum tingkat satuan

pendidikan terdiri atas visi misi dan tujuan satuan pendidikan, muatan kurikulum

tingkat satuan pendidikan, pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan.

Dokumen kurikulum SD Daarul Qur’an Semarang telah mencakup semua

komponen yang tertulis dalam peraturan tersebut.

Struktur kurikulum SD Daarul Qur’an sudah sesuai dengan struktur

kurikulum KTSP yang termuat dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006

188

tentang standar isi, yang menjelaskan bahwa Kurikulum SD/MI memuat 8 mata

pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri, dalam hal ini KTSP berlaku bagi

kelas 3 dan 6. 8 mapel tersebut meliputi PAI, Pendidikan Kewarganegaraan,

Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan

Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, Pend Jasmani OR dan Kesehatan. Muatan

Lokal meliputi Bahasa Arab, Bahasa Jawa, KPDL, Komputer dan Bahas inggris.

Pengembangan diri meliputi tahsin, tahfidz dan pramuka. Selain itu struktur

kurikulum K13 bagi kelas 1, 2 4 dan 5 juga sudah sesuai dengan sktruktur

kurikulum K13. Terbagi dalam Kelompok A dan B diwujudkan dengan adanya

mata pelajaran tematik.

Struktur kurikulum SD Daarul Qur’an berbeda dengan sekolah lain, karena

mengombinasikan kurikulum nasional, program internasional dalam pelajaran

(math, science dan english), mauatan lokal serta pengembangan diri yang

merupakan ciri khas dari SD Daarul Qur’an yang memiliki 3 porgram unggulan

tahfidz, sains dan bahasa.

Dalam pengaturan beban belajar di dokumen kurikulum, beban belajar di

SD Daarul Qur’an melebihi peraturan beban belajar yang dibuat oleh pemerintah.

Hal ini disebabkan karena adanya sistem full day school, serta kombinasi

kurikulum nasional dan program unggulan yang dimiliki oleh SD Daarul Qur’an.

Standar Kompetensi Lulusan SD Daarul Qur’an sudah sesuai dengan

standar nasional pendidikan yang ditetapkan oleh BSNP yang tertulis dalam PP

No.32 Tahun 2013 tentang penjelasan standar kompetensi lulusan yang mencakup

189

sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dalam hal ini SD Daarul Qur’an

merumuskan standar kompetensi lulusan yang disesuaikan dengan mutu

pendidikan Indonesia.

4.2.2 Analisis Implementasi Kurikulum pada Program Unggulan

Tahfidz Sains dan Bahasa

Dalam implementasi kurikulum pada program unggulan tahfidz sains dan bahasa

di SD Daarul Qur’an Semarang, konsep yang menjadi dasar pelaksanaan

pendidikan adalah pendidikan yang berlandaskan pada Al Qur’an. Hal ini senada

dengan M.akmansyah (2015:128) dalam penelitiannya yang menjelaskan, agar

pendidikan dapat melaksanakan fungsinya pendidikan memerlukan acuan pokok

yang mendasarinya. Al Qur’an menduduki tempat paling depan dalam

pengambilan sumber-sumber pendidikan lainnya. Segala kegiatan dan proses

pendidikan Islam haruslah senantiasa berorientasi kepada prinsip dan nilai-nilai Al

Qur’an. Di dalam Al Qur’an terdapat beberapa hal yang sangat positif guna

pengembangan pendidikan. Hal-hal itu, antara lain penghormatan kepada akal

manusia, bimbingan ilmiah, tidak menentang fitrah manusia, serta memelihara

kebutuhan sosial.

Pendidikan karakter yang dijalankan di SD Daarul Qur’an Semarang juga

memuat nilai-nilai pendidikan karakter yang diintegrasikan ke dalam proses

pembelajaran yang mencakup 18 nilai karakter, menurut Kemendiknas nilai-nilai

tersebut antara lain (1) religius; (2) jujur; (3) toleransi; (4) disiplin; (5) kerja keras;

(6) kreatif; (7) mandiri; (8) demokratis; (9) rasa ingin tahu; (10) semangat

190

kebangsaan; (11) cinta tanah air; (12) menghargai prestasi; (13)

bersahabat/komunikatif; (14) cinta damai; (15) gemar membaca; (16) peduli

lingkungan; (17) peduli sosial; dan (18) tanggung jawab. 18 nilai karakter tersebut

dikombinasikan dengan pendidikan karakter yang berlandaskan Al Qur’an di SD

Daarul Qur’an disusun ke dalam program DaQu Methode yang merupakan

program pembiasaan yang khas serta membedakan antara sekolah DaQu dengan

sekolah lain.

Selain pendidikan karakter yang berlandasakan Al Qur’an, SD Daarul

Qur’an menerapkan program full day school. Konsep full day school yang

diterapkan oleh SD Daarul Qur’an yakni pembelajaran yang dimulai pada pukul

07.00 dan berakhir pukul 13.55 untuk siswa kelas 1, pembelajaran yang berakhir

pada pukul 14.30 diperuntukkan bagi siswa kelas 2 dan 3 serta pembelajaran yang

berakhir pada pukul 15.05 untuk kelas 4,5 dan 6. Implementasi full day school di

SD Daarul Qur’an Semarang sesuai dengan konsep full day school yang

dijelaskan oleh Suharsimi (dalam Lis Yulianti 2017:310) Konsep dasar dari full

day school adalah integrated curiculum dan integrated activity yang merupakan

bentuk pembelajaran yang diharapkan dapat membentuk seorang anak (siswa)

yang berintelektual tinggi yang dapat memadukan aspek keterampilan dan

pengetahuan dengan sikap yang baik.

Penerapan program full day school merupakan integrasi dari landasan

pendidikan yang digunakan oleh SD Daarul Qur’an, yakni pendidikan yang

berlandaskan Al Qur’an dalam hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Lis

Yulianti (2017:317) dijelaskan bahwa Full day school selain bertujuan

191

mengembangkan mutu pendidikan yang paling utama adalah full day school

bertujuan sebagai salah satu upaya pembentukan akidah dan akhlak siswa dan

menanamkan nilai-nilai positif. Full day school merupakan manifestasi belajar

tanpa batas. Hal ini sangat relevan dengan Pendidikan Islam yang berlandaskan Al

Qur’an dan Hadist.

Konsep lain yang dilaksanakan oleh SD Daarul Qur’an Semarang yakni

pembelajaran dengan kelas bergerak (moving class), tujuan penerapan moving

class di SD Daarul Qur’an senada dengan pendapat Nugroho 2009 (dalam

Ekwanis 2017:127) mengatakan tujuan penerapan sistem moving class adalah: 1)

Memfasilitasi siswa yang memiliki beraneka macam gaya belajar baik visual,

auditori, dan khususnya kinestetik untuk mengembangkan dirinya, 2)

Menyediakan sumber belajar, alat peraga, dan sarana belajar yang sesuai dengan

karakter mata pelajaran, 3) Merangsang seluruh aspek perkembangan dan

kecerdasan siswa, 4) Meningkatkan kualitas proses pembelajaran, 5)

Meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu pembelajaran, 6) Meningkatkan

disiplin siswa dan guru (pendidik), 7) Meningkatkan keterampilan guru dalam

memvariasikan metode dan media pembelajaran yang diaplikasikan dalam

kehidupan siswa sehari-hari, 8) Meningkatkan motivasi, hasil dan kepuasan

belajar siswa, dan 9) Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran.

Dalam hal ini, sistem pembelajaran moving class yang telah diterapkan

oleh SD Daarul Qur’an bertujuan agar siswa tidak mudah bosan dalam

pembelajaran, tempat yang bisa digunakan untuk pembelajaran yakni kolam

renang, aula, saung dan mushola. Pemilihan tempat untuk pembelajaran

192

disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan pada siswa. Adanya penerapan

moving class merupakan pendukung adanya sistem full day school, apabila sistem

moving class tidak diterapkan maka siswa akan cepat bosan karena siswa lebih

banyak menghabiskan waktu di lingkungan sekolah.

Konsep pembelajaran yang direncanakan oleh SD Daarul Qur’an

Semarang memiliki keterpaduan antara konsep yang satu dengan yang lain.

Konsep yang sudah diterapkan berlandaskan pada visi dan misi yang telah disusun

oleh SD Daarul Qur’an Semarang. Secara keseluruhan, konsep yang dibangun

yakni pendidikan yang berlandaskan Al Qur’an selanjutnya diwujudkan dalam

program-program yang mendukung seperti adanya full day school, maupun

moving class sehingga program yang sudah dijalankan sudah sesuai dengan

konsep pendidikan Al Qur’an yang ingin melahirkan generasi qur’ani.

a. Analisis Pelaksanaan Program Unggulan Tahfidz

Adanya pelaksanaan program unggulan tahfidz di SD Daarul Qur’an, berusaha

membentuk karakter siswa sesuai dengan visi misi yang dimiliki oleh SD Daarul

Qur’an yakni menjadi generasi qur’ani. Tujuan yang hendak dicapai oleh SD

Daarul Qur’an dalam menerapkan pendidikan tahfidz sesuai dengan Zulfitria

(2016:51) dalam jurnalnya, dijelaskan bahwa adanya pendidikan tahfidz Al

Qur’an berfungsi sebagai pengenalan, pembiasaan, dan penanaman nilai-nilai

karakter mulia kepada peserta didik dalam rangka membangun manusia beriman

dan bertakwa kepada Allah SWT. Pembentukan karakter peserta didik sangat

penting dan tidak boleh diabaikan oleh siapapun untuk masa depan bangsa dan

terpeliharanya agama. Pembentukan karakter peserta didik adalah tanggung jawab

193

setiap orang, keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Lulusan dari SD

Daarul Qur’an ditargetkan untuk dapat menjadi pemimpin yang berkarakter

qur’ani mampu menghafal Al Qur’an dengan baik dan benar menurut makhroj dan

hurufnya, serta dapat berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara.

Zulfitria (2016:52) menambahkan para pendidik harus lebih bijaksana

dalam menjabarkan nilai-nilai Al Qur’an kedalam program-program untuk

dituangkan dalam rencana-rencana pembangunan manusia seutuhnya melalui

proses pembelajaran. Hal itu harus dibarengi dengan pembiasaan dan keteladanan,

melakukan pembinaan disiplin, memberi hadiah dan hukuman, pembelajaran

kontekstual, bemain peran, dan pembelajaran partisipatif. Inilah sebuah ikhtiar

yang diharapkan dapat membangun generasi Islam yang berkarakter mulia dan

berbasis pendidikan Al Qur’an.

Upaya tersebut telah diwujudkan oleh SD Daarul Qur’an dengan adanya

program DaQu Methode sebagai kegiatan pembiasan karakter islami pada siswa,

serta bentuk hukuman dan hadiah yang diterapkan dalam pembelajaran tahfidz

yakni pelatihan kedisiplinan dan adanya tahfidz award bagi siswa yang beprestrasi

pada program unggulan tahfidz sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh

sekolah.

Pelaksanaan program unggulan tahfidz di SD Daarul Qur’an Semarang,

menggunakan sistem halaqoh. Sistem halaqoh dipilih menjadi sistem dalam

pembelajaran tahfidz karena dengan sistem ini guru lebih mudah memperhatikan

siswa dalam melakukan hafalan, pada sistem ini setiap halaqoh hanya terdiri dari

10-15 siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu oleh Achmad Muslimin

194

(2015:59) dijelaskan bahwa dalam penerapannya guru sangat terbantu dengan

metode halaqah. Disamping kemampuan menghafal mereka yang seragam, juga

jumlah peserta didik yang jumlahnya relatif sedikit (10-15 peserta didik)

dibandingan pada setiap rombongan belajar

Penerapan sistem halaqoh dalam pembelajaran tahfidz di SD Daarul

Qur’an, membantu guru dalam mendampingi siswa melakukan hafalan Al Qur’an.

Hal ini dikarenakan koordinator tahfidz telah membagi halaqoh dengan beberapa

kategori menurut kemampuan hafalan siswa, sehingga akan mempermudah guru

menyesuaikan kemampuan hafalan pada halaqoh tersebut. Sistem ini membuat

siswa tidak merasa bosan, karena pelaksanaan pembelajaran tahfidz dilaksanakan

di luar kelas. Siswa bisa memilih tempat ternyaman untuk melaksanakan

pembelajaran tahfidz.

Berdasar hasil penelitian dalam mengoptimalkan pelaksanaan

pembelajaran tahfidz agar sesuai dengan target yang ingin dicapai oleh sekolah,

ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan kembali dalam mengoptimalkan

pelaksanaan pembelajaran tahfidz. Berdasar pada penelitian terdahulu oleh Nurul

Hidayah (2016:71) dalam jurnalnya, beberapa hal tersebut meliputi:

1. Perbaikan dan penyempurnaan manajemen tahfidz Al Qur’an, yakni dengan

melakukan strategi sebagai berikut. (1) sekolah/madrasah harus menentukan

waktu yang tepat. Waktu yang baik untuk menghafal Al Qur’an adalah di

pagi hari sebelum kegiatan yang lain dimulai, misalnya jam 06.00 sampai jam

07.00.

195

Dalam hal ini pembagian jam tahsin tahfidz di SD Daarul Qur’an

dikombinasikan dengan pembagian jam pelajaran pada mata pelajaran lain,

selanjutnya diwujudkan dengan adanya program tahfidz camp yakni program

hafalan Al Qur’an secara penuh dalam satu hari dilaksanakan dalam 3 hari

selama satu bulan (2) memilih tempat dan lingkungan yang baik dan suci

seperti masjid atau mushalla. Pembelajaran tahsin tahfidz di SD Daarul

Qur’an sudah dilaksanakan di luar kelas yakni mencari tempat ternyaman

siswa dalam melakukan hafalan. Siswa telah melaksanakan pembelajaran

tahsin tahfidz di aula, maupun mushola.

Selain itu, bisa juga disediakan tempat menghafal di laboratorium khusus

untuk menghafal Al Qur’anan yang dirancang sedemikian rupa supaya

nyaman, sejuk, dan hening. Akan sangat baik pula jika ditunjang dengan

fasilitas dan alat-alat seperti MP3, CD Al Qur’an dan papan tulis untuk

memudahkan instruktur dan peserta didik dalam proses pembelajaran hafalan

Al Qur’an; strategi ini dapat diadopsi oleh SD Daarul Qur’an dalam

meningkatkan sarana prasarana dalam pembelajaran tahfidz baik dari segi

adanya laboraturium khusus maupun media pembelajaran tahfidz yang

mendukung adanya pembelajaran tahsin tahfidz (3) menentukan materi yang

dihafal. Ayat-ayat Al Qur’an yang akan dihafal hendaknya disusun secara

berkala. Misalnya ada ayat-ayat yang harus dihafal dan disetorkan setiap hari

secara bertahap. Proses hafalan ayat Al Qur’an di SD Daarul Qur’an dimulai

dari juz 30 berlanjut juz 29 dan 28 selanjutnya juz 1, 2 dan 3 pemilihan

196

hafalan ini karena surah-surah dalam juz 30 lebih pendek dan mudah dihafal

dibandingkan dengan juz 1.

2. Mengaktifkan dan memperkuat peran instruktur tahfidz dalam

membimbing dan memotivasi siswa penghafal Al Qur’an. Hal ini bisa

dilakukan cara-cara sebagai berikut. (1) meningkatkan volume dan intensitas

keterlibatan guru tahfidz secara langsung dalam membimbing siswa

penghafal

yang harus dilakukan secara istiqamah. Besarnya perhatian dan kasih sayang

guru akan mendorong motivasi siswa yang lebih tinggi; hal ini terbantu

dengan adanya konsep kelas kecil dan sistem halaqoh dalam pembelajaran

tahfidz sehingga perhatian guru ke siswa menjadi lebih besar (2)

meningkatkan kemampuan guru dalam membimbing dan memotivasi siswa.

Dengan demikian, seorang instruktur tahfidz hendaknya memiliki

kemampuan yang baik mengenai cara yang tepat dalam membimbing peserta

didiknya serta selalu memberikan motivasi. Motivasi bisa dilakukan dengan

memberikan semangat yang menggugah, memberikan pujian dan

penghargaan, memberikan cerita para hafidz/hafidzah yang sukses setelah

melakukan perjuangan, cerita pengalaman pribadi guru dan orang-orang

saleh, juga sangat baik jika diadakan kompetisi antar peserta didik; motivasi

kompetisi sudah diwujudkan oleh SD Daarul Qur’an melalui program tahfidz

award sehingga setiap siswa memiliki motivasi untuk bisa menjadi siswa

penghafal terbaik setiap bulannya serta mendapatkan beasiswa bebas biaya

SPP selama 1 bulan (3) melakukan rekrutmen guru tahfidz lebih banyak

197

melalui seleksi yang berstandar. Guru tahfidz yang mengajar harus

profesional dalam mengajar dan membimbing dengan baik. Proses

recruitment guru tahfidz dikelola langsung oleh Yayasan Daarul Qur’an

Indonesia.

3. Menyempurnakan mekanisme dan metode yang diterapkan oleh guru tahfidz.

Salah satu faktor yang mendukung seseorang lebih mudah dan lebih cepat

dalam menghafal Al Qur’an adalah penggunaan metode yang tepat dan

bervariasi. Hasil hafalannya pun tidak mudah lupa. Supaya mudah dan cepat

menghafal Al Qur’an, dan Al Qur’an yang dihafalkan tidak mudah lupa perlu

dilakukan strategi berikut :(1) guru tahfidz hendaknya menguasai seluruh

metode pembelajaran tahfidz Al Qur’an dan menerapkannya secara

bergantian. Masing-masing metode memiliki kelemahan dan kelebihan,

sehingga penggunaan metode yang bervariasi bisa saling melengkapi dan

menghilangkan kebosanan. Selain itu, penggunaan beberapa metode

berpeluang memperkuat hafalan. Beberapa metode yang bisa digunakan

seperti metode Talaqqi/Musyafahah (tatap muka/face to face), metode Sima’i

(memperdengarkan Al Qur’an), metode Resitasi (pemberian tugas

menghafal), metode Muraja’ah/Takrir (mengulang hafalan secara terencana),

metode Tafhim (menghafal dengan cara memahami makna ayat), metode

menghafal sendiri, metode lima ayat lima ayat, metode Mudarasah (metode

menghafal secara bergantian/saling menyimak antar siswa); (2) dalam

penggunaan metode secara bergantian, sebaiknya dilakukan secara berurutan

dan terencana dengan baik.

198

Misalnya untuk materi harian sebelum siswa menyetorkan hafalan ayat

yang baru kepada guru secara face to face, terlebih harus mengulang (takrir)

yang disimak secara langsung oleh guru. Hal ini harus dilakukan secara

istiqamah, terencana dan terjadwal. Kemudian untuk program mingguan di

akhir pekan bisa digunakan juga untuk takrir/muraja’ah dari hari pertama

sampai hari keenam. Untuk program semester, guru bisa mengajak para

siswanya untuk menghatamkan

Al Qur’an secara bersama-sama. Sedangkan untuk program tahunan bisa

diadakan haflah penghafal Al Qur’an. Selain itu, guru menghimbau dan

memotivasi siswa untuk saling menyimak hafalan secara bergantian;

Pembelajaran tahsin di SD Daarul Qur’an menggunakan Kaidah Daqu yang

disusun secara intern oleh Dewan Tahfidz Yayasan Daarul Qur’an, guru

tahfidz juga menggunakan sistem talqin dalam menuntun hafalan pada siswa

yang disesuaikan dengan kemampuan setiap siswa (3) menggunakan tartil

dalam menghafal Al Qur’an, yakni membaca dan menghafal Al Qur’an pelan-

pelan disertai dengan hukum-hukum tajwid, membaca kalimat dan kata

dengan jelas dan tidak tergesa-gesa. Membaca dan menghafal alQur’an

dengan tartil lebih menenangkan hati dan mentadabburi maknanya.

Disamping itu, hafalannya menjadi lebih kuat.

4. Memperkuat dukungan orang tua. Peran orang tua berpengaruh besar bagi

kesuksesan anak dalam menghafal Al Qur’an, karena orang tua adalah

pembimbing dan pengontrol utama di rumah. Anak-anak sangat

membutuhkan motivasi dan bimbingan langsung dari orang tua mereka yang

199

memiliki hubungan batin. Disamping itu, lingkungan yang kondusif bagi

anak-anak di rumah sangat mendukung mereka dalam menghafal Al Qur’an.

Oleh karena itu, dalam mengatasi lemahnya dukungan orang tua perlu

dilakukan strategi sebagai berikut : (1) pihak sekolah/madrasah perlu

memberikan pemahaman tentang pentingnya menghafal Al Qur’an dan visi,

misi dan tujuan program tahfidz Al Qur’an di sekolah/madrasahnya; (2) pihak

sekolah/madrasah menanamkan kesadaran dan motivasi kepada orang tua

tentang tugas-tugas orang tua di rumah bagi anak-anaknya.

Upaya ini telah diwujudkan oleh SD Daarul Qur’an dalam program

parenting yang dilakukan berkala oleh pihak sekolah dalam meningkatkan

peran orang tua dalam membimbing siswa melakukan hafalan di rumah. (3)

pihak sekolah/madrasah perlu membuat buku monitoring siswa selama berada

di rumah yang harus ditandatangani oleh orang tua. Buku mentoring dibuat

dalam bentuk buku tahsin berprestasi dan dailiy tahfidz yang wajib ditanda

tangani oleh orang tua sehingga adanya buku ini dapat digunakan orang tua

dalam memantau perkembangan hafalan pada siswa di sekolah.

5. Memperkuat kontrol dan motivasi atasan. Kepala sekolah/madrasah adalah

pemimpin pendidikan yang merupakan penanggungjawab pertama dalam

aktivitas yang dilaksanakan. Jika seoarang pemimpin tidak menjalankan

tugasnya dengan optimal yakni mengarahkan, memotivasi, dan mengontrol

maka program yang telah direncanakan tidak bisa berhasil dengan optimal.

Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka perlu dilakukan beberapa strategi

berikut : (1) kepala sekolah/madrasah harus memahami tugas dan perannya

200

dengan baik sebagai pemimpin sekaligus manajer; (2) kepala sekolah/

madrasah harus menjalankan tugas dan perannya dengan baik dan optimal

yakni memberikan pengarahan, memotivasi, menggerakkan dan melakukan

kontrol baik secara langsung maupun tidak langsung kepada guru tahfidz

maupun siswa-siswanya. Kepala sekolah SD Daarul Qur’an telah berusaha

memahami peran dan fungsinya sekaligus berupaya mewujudkan inovasi

program yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran tahfidz yakni

seperti pengoptimalan program-program pendampingan tahfidz yang

disesuaikan dengan kemampuan siswa serta peningkatan peran koordinator

program unggulan tahfidz dalam mengeanalisis pelaksanaan pembelajaran

tahfidz di SD Daarul Qur’an Semarang.

b. Analisis Pelaksanaan Program Unggulan Sains

Pelaksanaan program unggulan sains di SD Daarul Qur’an bertujuan untuk

menumbuhkan sikap rasa ingin tahu pada siswa. Konsep rasa ingin tahu yang

ingin dicapai oleh SD Daarul Qur’an sesuai dengan konsep rasa ingin tahu yang

dijelaskan oleh Fransiskus (2011:232) yaitu rasa ingin tahu, ingin mengerti yang

merupakan kodrat manusia membuat manusia selalu bertanya-tanya. Manusia

harus memiliki hasrat ingin tahu. Rasa ingin tahu membuat manusia dapat

memecahkan setiap permasalahan dan pemikiran yang ada di dalam pikirannya.

Apabila rasa ingin tahu ini dapat dimanfaatkan dengan baik maka akan membawa

manusia semakin mengerti dirinya sendiri. Lewat rasa ingin tahu membuat

manusia mengetahui kebenaran.

201

Dalam pelaksanaan pembelajaran di SD Daarul Qur’an, guru berusaha

menstimulus semua kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa ingin

tahu pada siswa. Beberapa hal yang biasa dilakukan guru yakni dengan mendesain

pembelajaran yang aktif dan menarik bagi siswa seperti kolaborasi, partnership,

maupun problem based learning dan project based learning. Dengan penerapan

model pembelajaran ini siswa dapat bereksplorasi dan guru hanya berperan

sebagai fasilitator. Selanjutnya dalam hal praktik guru berusaha mendekatkan

siswa dengan media konkret, sehingga siswa dapat lebih memahami materi yang

diajarkan.

Konsep pelaksanaan pembelajaran sains di SD Daarul Qur’an senada

dengan pendapat Winda Oktavioni (2017:6) dalam penelitiannya, yang

menjelaskan pada pembelajaran sains, nilai karakter rasa ingin tahu merupakan

salah satu kompetensi dari sikap ilmiah yang harus dikembangkan dan dimiliki

oleh peserta didik. Sikap ilmiah ini terdiri dari rasa ingin tahu, jujur, logis, kritis,

dan disiplin melalui pembelajaran sains.

Beberapa guru menerapkan pemberian motivasi berupa reward sebagai

bentuk penghargaan kepada siswa, dalam pembelajaran sains guru memberikan

hadiah berupa makanan/minuman bagi siswa yang mampu mengerjakan soal atau

menjawab pertanyaan serta bagi siswa yang mendapat nilai bagus. Hal ini senada

dengan penelitian terdahulu oleh Rizky (2016:3066) dijelaskan bahwa dalam

proses pembelajaran motivasi sangat besar peranannya terhadap tercapainya

tujuan pembelajaran. Dengan adanya motivasi, dapat menumbuhkan motivasi

belajar siswa. Kurangnya guru dalam memberikan reward pada siswa akan

202

menimbulkan kejenuhan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan kegiatan

belajar di lingkungan belajar siswa. Apabila siswa merasa jenuh dan kurang

bersemangat, keaktifan siswa dalam pembelajaran akan kurang. Pengamatan dan

perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan guru akan hilang. Siswa akan

mengamati dan memerhatikan hal atau kegiatan lain yang lebih menarik

perhatiannya, memberi rasa senang atau kepuasan seperti melamun, menggambar

di buku catatan, berbicara dengan teman sebangku, atau memerhatikan benda di

luar kelas. Sebagai akibatnya, siswa kurang memahami materi pelajaran yang

diajarkan guru. Sebaliknya, pemberian reward yang tepat dan bervariasi dapat

menciptakan semangat, ketertarikan dan rasa senang siswa dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran.

Penerapan pemberian reward dalam pembelajaran sains di SD Daarul

Qur’an dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga akan lebih

bersemangat dalam pembelajaran. Reward yang diberikan dapat berbentuk pujian,

ucapan, hadiah sederhana yang disukai atau yang bermanfaat bagi siswa. Adanya

reward ini dapat membantu guru dalam menciptakan pembelajaran yang

mengesankan bagi siswa. Selain itu, guru SD Daarul Qur’an berusaha

mendekatkan siswa dengan media konkret dalam pembelajaran yakni dengan alat

peraga maupun gambar yang berhubungan dengan materi yang diajarkan.

Berdasar pada hasil penelitian, berbagai upaya yang telah dilakukan oleh

guru dalam pembelajaran sains sesuai dengan pendapat Irjan (2008:5) dalam

jurnalnya yang menjelaskan bahwa, upaya yang dapat dilakukan guna mencapai

proses dan hasil pembelajaran sains di sekolah dasar dapat ditempuh melalui

203

beberapa langkah sebagai berikut. 1) Motivasi Belajar sains, bertujuan untuk

membangun kekuatan mental penggerak belajar sepert keinginan, perhatian,

kemauan atau cita-cita yang menjadi tujuan pembelajaran. Sebagai ilustrasi,

apabila siswa merasa bahwa ia belum memahami cara-cara menjaga dan

memelihara sel, jaringan dan organ tubuhnya, maka memotivasi siswa dapat

dilakukan dengan pertanyaan berikut. “Bagaimana cara menjaga dan merawat

sel, jaringan dan organ pada tubuh kita?”. Dari pertanyaan ini diharapkan akan

tumbuh motivasi rasa ingin tahu yang muncul dari dalam siswa yang dikenal

dengan motivasi internal yang bersifat intrinsik dan karena itu siswa senang

melakukannya. Selain itu, motivasi eksternal juga tak luput dari perhatian guru

seperti pujian, hadiah dan lain sebagainya yang diharapkan dapat membangkitkan

semangat siswa dalam belajar sains.

2) Strategi Pembelajaran Sains, salah satu upaya mengoptimalkan

perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah pada diri siswa dalah

menggunakan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), yakni pembelajaran

mengarah pada pengoptimalisasi pelibatan intelektual dan emosional siswa

terhadap materi pelajaran. Siswa diharapkan lebih mampu mengenal dan

mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimilikinya secara penuh,

menyadari dan dapat menggunakan sumber belajar yang terdapat disekitarnya.

Selain itu siswa diharapkan lebih terlatih untuk berprakarsa, berpikir secara

teratur, kritis, tanggap dan dapat menyelesaikan masalah sains sehari-hari serta

lebih tampil menggali, menjelaskan, mencari dan mengembangkan informasi

secara bermakna. Selain pendekatan CBSA, upaya lain untuk mengembangkan

204

kemampuan-kemampuan siswa dapat dilakukan melalui pendekatan keterampilan

proses. Hal ini berdasar pada pertimbangan: a) Pendekatan keterampilan proses

memberikan kepada siswa pengertian yang tepat tentang hakikat sains. Dengan

keterampilan proses siswa dapat lebih baik mengenai fakta, prinsip dan konsep-

konsep sains. b) Mengajar dengan keterampilan proses berarti memberikan

kesempatan kepada siswa bekerja dengan sains, sebab mereka aktif dan tidak

menjadi pelajar yang pasif. c) Menggunakan keterampilan proses untuk mengajar

sains, membuat siswa belajar proses dan prosedural sains sekaligus.

3) Pemilihan Metode dalam Pembelajaran Sains, hal ini dimaksudkan

untuk menunjang proses pembelajaran sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang

efektif untuk mencapai tujuan instruksional pembelajaran. Selain penggunaan

metode yang tepat, pemilihan media sebagai alat bantu, mempunyai fungsi

mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran sains. Guna mendukung tujuan

intruksional pembelajaran sains, maka dasar pemilihan media pembelajaran

adalah untuk menampilkan visualisasi obyek baik secara makro (dapat diamati

dengan mata telanjang) maupun secara mikro (yang sulit diamati oleh mata

telanjang misalnya sel yang merupakan bagian dari jaringan dan organ hasil

pengamatan mikroskop).

4) Penggunaan Analogi Sebagai Media Pembelajaran Sains, sebagai

pengajar yang berprofesional guru dituntut agar memiliki prakarsa yang bersifat

inovatif dalam hal penyampaian materi sains di kelas. Sebagai ilustrasi, langkah-

langkah penyajian materi sains dapat dilakukan dengan analogi-analogi sebagai

berikut. a) Menganalogikan tubuh manusia, sama dengan sebuah bangunan

205

gedung, b) Jika bangunan dibentuk oleh bilik/ruang, dan letaknya sudah tertentu,

maka sama halnya dengan tubuh manusia, juga dibentuk oleh organ, dan letaknya

juga sudah tertentu pula, c) Setiap bilik/ruang pada bangunan gedung dibentuk

oleh dinding yang dikuatkan oleh tulang besi, maka organ manusia dibentuk oleh

jaringan yang dikuatkan oleh tulang-tulang penyangga (tulang keras dan tulang

rawan), d) Dinding bangunan tersusun dari jutaan campuran butiran material pasir

dan semen yang sangat halus (berukuran sangat kecil), maka jaringan tubuh

manusia tersusun oleh jutaan sel yang berukuran sangat kecil dan hanya mampu

dilihat dengan bantuan mikroskop.

5) Evaluasi Pembelajaran Sains, langkah evaluasi yang diberikan kepada

siswa dimaksudkan untuk mengetahui sampai dimana dan sejauh mana hasil

pembelajaran yang telah dilakukan (evaluasi proses/hasil pembelajaran) dan

sejauh mana tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang telah diberikan dalam

rentang waktu tertentu. Berkaitan dengan evaluasi proses dan produk ini, maka

akan dilakukan tes dengan mengacu kepada rumusan tujuan intruksional khusus

sebagaimana diilustrasikan sebelumnya dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan misalnya:

a. Sebutkan definisi dari sel, jaringan dan orgam pada tubuh manusia (aspek

kognitif),

b. Ceritakanlah langkah-langkah pengamatan sel bagian dari organ tubuh manusia

dengan menggunakan mikroskop (aspek psikomotorik)

c. Melalui media gambar, tunjukkan tata letak organ tubuh manusia bagian dalam

(aspek afektif).

206

d. Sebutkan urutan komponen-komponen penyusunan tubuh manusia dari ukuran

yang paling kecil sampai kepada ukuran yang paling besar (aspek kognitif).

e. Sebutkan cara menjaga dan merawat sel, jaringan dan organ pada tubuh

manusia (aspek kognitif).

Optimalisasi pembelajaran sains, di SD Daarul Qur’an dapat diwujudkan

dengan penggunaan buku pegangan sains sesuai dengan petunjuk penggunaan

buku. Buku pegangan yang digunakan merupakan salah satu buku pegangan sains

terbaik yang mengacu pada kurikulum Cambridge negara Singapura, di dalamnya

sudah berisi materi-materi dan berbagai kegiatan sains yang mampu menstimulus

kemampuan berpikir kritis siswa. Buku pegangan menggunakan bahasa inggris

sebagai bahasa pengantar, sehingga adanya program unggulan sains juga

bertujuan memahamkan kosakata bahasa inggris dalam dunia sains. Apabila guru

dapat menerapkan buku tersebut secara optimal, maka tujuan tersebut akan

tercapai.

c. Analisis Pelaksanaan Program Unggulan Bahasa

Pelaksanaan pembelajaran pada program unggulan bahasa di SD Daarul Qur’an,

mengarah pada pemahaman kosakata bahasa inggris pada siswa. Konsep kosakata

yang hendak dicapai oleh SD Daarul Qur’an Semarang senada dengan pendapat

Hasan Basri (2014:431) dalam penelitiannya yang menjelaskann bahwa, kosakata

adalah elemen yang penting dalam penguasaan bahasa asing. Koleksi jumlah

kosakata yang terbatas akan menghambat siswa untuk berkomunikasi dalam

bahasa target, yakni bahasa Inggris. Untuk itu siswa harus memiliki strategi untuk

mengusai kosakata. Jenis kosakata yang seringkali menjadi kesulitan siswa adalah

207

phrasal verb, idiom, slang, dan colloquial hal ini berdampak pada adanya

penerapan strategi penguasaan kosakata berbeda dari masing-masing siswa.

Strategi yang dipakai seperti memory strategies, cognitive strategies,

metacognitive strategies dan compensation strategies. Strategi yang paling

membantu untuk diterapkan adalah strategi gabungan dari berbagai jenis strategi

tersebut.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh guru di SD Daarul Qur’an dalam

meningkatkan penguasaan vocabulary yakni menggunakan metode drill

vocabulary. Penggunaan metode drill vocabulary senada dengan penelitian

terdahulu oleh (Desti, 2017:59) dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa,

menurut Sudjana Metode drill adalah suatu cara mengajar dengan memberikan

latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari anak sehingga memperoleh suatu

keterampilan tertentu. Kata drill mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu

diulang-ulang. Drill vocabulary yang diterapkan di SD Daarul Qur’an didesain

menjadi pembelajaran drill vocabulary dengan metode yang menyenangkan,

dalam penerapannya guru menyuruh siswa untuk menulis vocab dan artinya.

Selanjutnya guru memberikan umpan pertanyaan dengan media gambar atau

media lainnya, kemudian dilanjutkan dengan memberikan soal guna mereview

vocab yang telah dikuasai.

Dalam menunjang program unggulan bahasa, SD Daarul Qur’an

mengadakan kegiatan ekstrakuikuler english club untuk meningkatkan

keterampilan bahasa inggris pada siswa. Tujuan yang hendak dicapai dari adanya

ekstrakurikuler english club disuatu sekolah sesuai dengan pendapat Andri Donal

208

(2017:1) dalam jurnalnya dijelaskan, ekstrakurikuler english club bisa menjadi

wadah untuk setiap siswa agar dapat berkomunikasi secara bebas dengan Bahasa

Inggris dan menambah wawasan serta kompetensi siswa dalam berbahasa Inggris.

Pelaksanaan program unggulan english club dilaksanakan setiap hari kamis,

ditujukan bagi siswa kelas 3 sampai kelas 6.

Guru-guru SD Daarul Qur’an berusaha menciptakan metode pembelajaran

yang bervariasi yakni seperti active commonicatin, roleplay dengan menggunakan

media gambar maupun lagu. Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh guru-guru

di SD Daarul Qur’an dalam pembelajaran bahasa senada dengan penelitian

terdahulu oleh Sri Kusuma (2013:4) mengenai penciptaan pembelajaran

menggunakan education games. Dalam pembelajaran dengan metode education

games, siswa akan diajak untuk bermain sekaligus belajar. Siswa tidak lagi merasa

kalau bahasa inggris merupakan pelajaran yang sulit, menakutkan dan

membosankan siswa tidak diperlakukan sebagai objek pembelajaran semata

sehingga proses belajar dan pembelajaran menjadi menyenangkan. Dijelaskan

kembali oleh Biloon (2017:85) dalam jurnalnya, Games can be used as a teaching

method to reinforce grammar and vocabulary in the language learning process

while simultaneously using various English language skills. Games can be

created for every aspect of language learning and these types of tasks work to

support language skills (Permainan dapat digunakan sebagai metode pengajaran

untuk memperkuat tata bahasa dan kosakata dalam proses pembelajaran bahasa

sekaligus menggunakan berbagai keterampilan bahasa Inggris. Permainan dapat

209

dibuat untuk setiap aspek pembelajaran bahasa dan jenis tugas bekerja untuk

mendukung kemampuan bahasa).

Dalam penerapannya guru SD Daarul Qur’an memanfaatkan media

flashcard atau gambar dalam menunjang education game , hal ini dilakukan guna

menumbuhkan semangat belajar pada siswa. Pemenfaatan flashcard dalam

pembelajaran bahasa, sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suyanto

(dalam M.Sa’idul Muzakki 2012:83) dijelaskan bahwa penggunaan flash cards

dalam kegiatan kelas bahasa Ingggris dapat membantu guru untuk: (a)

memperkenalkan dan memantapkan konsep singular dan plural; (b)

memperkenalkan dan memantapkan number; (c) memperkenalkan dan

memantapkan konsep a few dan a lot of; (d) menarik perhatian siswa dengan

gambar yang menarik (pemantapan kosakata dan warna); (e) memberikan variasi

dalam proses belajar mengajar. Penggunaan flash cards dalam pembelajaran

bahasa inggris di SD Daarul Qur’an merupakan salah satu inovasi pemanfaatan

media pembelajaran, ditujukan agar siswa tidak bosan dalam pembelajaran bahasa

inggris sekaligus meningkatkan pemahaman kosakata pada siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan, penerapan desain pembelajaran “belajar

sambil bermain” merupakan salah satu upaya dalam menciptakan pembelajaran

yang menyenangkan bagi siswa. Siswa-siswi di SD Daarul Qur’an yang hiperaktif

dapat dialihkan pada desain pembelajaran tersebut. Bagi siswa yang memiliki

motivasi belajar yang rendah dalam pembelajaran bahasa, dapat tergugah

semangatnya karena desain pembelajaran ini dapat meminimilisir tingkat

210

kebosanan pada siswa. Inovasi ini merupakan salah satu upaya yang tepat dalam

implementasi pembelajaran bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang.

4.2.3 Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi

Kurikulum pada Program Unggulan Tahfidz Sains dan Bahasa

Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui observasi dan wawancara yang

dilakukan oleh peneliti dalam implementasi kurikulum pada program tahfidz sains

dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang terdapat beberapa faktor yang menjadi

faktor pendukung dan penghambat. Salah satu faktor penghambat yang muncul

adalah kondisi mood peserta didik yang berubah-ubah dan rendahnya motivasi

belajar pada siswa. Apabila mood anak sedang dalam keadaan baik, maka anak

pun akan mampu ditangani untuk mengikuti proses pembelajaran secara kondusif,

namun apabila mood anak sedang dalam keadaan yang kurang baik, maka guru

pun harus mampu melakukan pembinaan dan menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan.

Dalam hal ini mood pada siswa berkaitan dengan motivasi belajar dari

siswa itu sendiri. Konsep tentang motivasi belajar dijelaskan oleh Sumadi 2014

dalam (Rarastiti, 2015:3) dalam jurnalnya dijelaskan, motivasi belajar terbagi

menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam meningkatkan

mood belajar siswa di SD Daarul Qur’an Semarang yakni dengan menerapkan

reward maupun punishment. Hal ini senada dengan penelitian terdahulu oleh

Yusvinda (2017:786) adanya reward maupun punishment dapat memberikan

211

dampak pada motivasi belajar siswa. Dalam penerapannya tujuan yang harus

dicapai dalam pemberian reward adalah untuk lebih mengembangkan motivasi

yang bersifat intrinsik dari motivasi ektrinsik, dalam artian peserta didik

melakukan suatu perbuatan, maka perbuatan itu timbul dari kesadaran peserta

didik itu sendiri. Dengan reward itu, juga diharapkan dapat membangun suatu

hubungan yang positif antara guru dan peserta didik, karena reward itu adalah

bagian dari pada penjelmaan rasa cinta kasih sayang seorang guru kepada peserta

didik.

Yusvinda (2017:787) melanjutkan pendapatnya, punishment diberikan

sebagai usaha mengembalikan peserta didik ke arah yang baik dan memotivasinya

menjadi pribadi yang imajinatif, kreatif dan produktif. Dengan adanya punishment

itu diharapkan supaya peserta didik dapat menyadari kesalahan yang

diperbuatnya, sehingga peserta didik jadi berhati-hati dalam mengambil tindakan.

Punishment bisa dikatakan berhasil apabila dapat menimbulkan perasaan

penyesalan akan perbuatan yang telah dilakukannya.

Adanya reward dan punishment yang diterapkan oleh di SD Daarul Qur’an

Semarang dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa. Namun dalam pelaksanaannya guru harus mengetahui porsi masing-masing

penerapakan reward dan punishment dalam pembelajaran. Dalam penerapannya

juga harus disesuaikan dengan kondisi peserta didik.

Selain itu faktor penghambat yang muncul yakni kurangnya peran orang

tua dalam membimbing siswa ketika belajar dirumah, beberapa orang tua

212

beranggapan bahwa belajar hanya dilaksanakan di lingkungan sekolah. Salah satu

upaya untuk mengatasi kendala ini yakni adanya peningkatan program parenting.

Implementasi program parenting di SD Daarul Qur’an Semarang memiliki

berbagai manfaat yang senada dengan Noni Ganevi (2013:2) dalam jurnalnya

dijelaskan bahwa manfaat kegiatatan parenting, yaitu dapat membangun

komunikasi yang baik antara lembaga dengan orangtua. Sehingga pola

pengasuhan yang dijalankan di lembaga dengan yang diterapkan orang tua di

rumah selaras, melalui kegiatan parenting juga orangtua dapat mengetahui

capaian perkembangan anak, hak-hak dasar apa saja yang harus dipenuhi orangtua

dalam kelangsungan hidup anak, dan memberikan pengetahuan kepada orangtua.

Adanya program parenting dalam suatu lembaga pendidikan dapat membawa

dampak positif terhadap pencapaian tujuan sekolah.

Program parenting dapat diwujudkan dengan adanya penerapan

pendidikan dan pelatihan program parenting skill di lembaga pendidikan,

penjelasan mengenai konsep parenting skill didasarkan pada penelitian terdahulu,

menurut Bailey dalam (Mukni’ah, 2016:2) pendidikan dan pelatihan tentang

parenting skill perlu diberikan pada orang tua, pendidikan parenting skill adalah

sebuah tindakan atau usaha untuk menambah pengetahuan, memperluas wawasan,

serta meningkatkan keterampilan pengasuhan yang dimiliki orang tua. Pendidikan

dan Pelatihan ini didesain untuk mengisi gap pendidikan dengan memberikan

dasar dalam format pembelajaran yang sesuai untuk semua tingkatan. Selain itu

juga untuk menyediakan pendidikan dengan pedoman keterampilan yang lengkap

bagi orang tua dan pengasuhan filosofi yang digunakan dalam pelatihan tersebut.

213

Inovasi pendidikan dan pelatihan parenting skill di SD Daarul Qur’an dapat

menjadi salah satu upaya dalam mengatasi faktor penghambat implementasi

kurikulum pada program unggulan tahfidz sains dan bahasa.

214

BAB VI

PENUTUP

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan implementasi kurikulum pada

program unggulan tahfidz sains dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Petunjuk pelaksanaan implementasi kurikulum di SD Daarul Qur’an

Semarang tertulis dalam buku kurikulum SD Daarul Qur’an Semarang

tahun 2017-2018 dijadikan pedoman oleh seluruh warga sekolah dalam

melaksanakan kurikulum guna mencapai visi misi yang telah dirumuskan

oleh SD Daarul Qur’an. Kurikulum yang diterapkan di SD Daarul Qur’an

yakni KTSP untuk kelas 3 dan 6, K13 untuk kelas 1, 2, 4 dan 5. SD

Daarul Qur’an mengombinasikan kurikulum nasional dengan program

unggulan yang dimiliki sekolah, diwujudkan dengan adanya mata

pelajaran math, sains dan english serta pengembangan diri yang meliputi

program tahsin dan tahfidz.

2. Dalam perencanaan program unggulan tahfidz sains dan bahasa di SD

Daarul Qur’an, konsep yang dimiliki SD Daarul Qur’an yakni pendidikan

karakter berbasis qur’ani dengan visi melahirkan generasi pemimpim

dunia yang saleh dan berkarakter qur’ani serta berjiwa entrepreneur dalam

membangun peradaban islam di masa depan. Untuk mencapai visi tersebut

dalam pelaksanaannya siswa tidak hanya diajarkan bagaimana membaca

215

dan menghafal Al Qur’an yang baik dan benar namun juga diajarkan ilmu

pengetahuan seperti adanya mata pelajaran sains guna meningkatkan rasa

ingin tahu dan kemandirian dalam menyelasaikan masalah, selain itu

siswa dibekali kemampuan berbahasa inggris agar lancar berkomunikasi.

Pengoptimalan program unggulan tahfidz diwujudkan dengan adanya

program tahfidz camp, tahsin intensif dan tahfidz award serta

pendampingan siswa dengan adanya buku tahsin berprestasi dan daily

tahfidz. Program unggulan sains dioptimalkan dengan penggunaan buku

sains dari penerbit Mantari dan merupakan salah satu buku paket terbaik

yang berporos pada kurikulum Cambridge yang berporos kurikulum

Singapura, serta penerapan model pembelajaran yang membuat siswa

menjadi lebih aktif dan berpikir ilmiah. Kemudian, program unggulan

bahasa dioptimalkan dengan adanya program ekstrakurikuler english club,

dan beberapa desain pembelajaran bahasa guna meningkatkan

keterampilan berbicara pada siswa salah satunya dengan adanya program

pendatangan volunteer dari luar negri. Dalam evaluasinya setiap

koordinator program unggulan bertanggung jawab melaksanakan evaluasi

secara berkala guna mengetahui evaluasi pelaksanaan program unggulan

di lapangan.

3. Faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum pada program

unggulan tahfidz sains dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang terlihat

dari peran peserta didik, koordinator program unggulan dan guru

pengampu program unggulan. Faktor pendukung tersebut yakni adanya

216

ruh pendidikan Qur’ani yang dimiliki oleh SD Daarul Qur’an, mitra

kerjasama yang dalam mendatangkan volunteer dari negara lain, tim guru

tahfidz sains dan bahasa yang kompak dan solid dalam kegiatan belajar

mengajar. Faktor penghambatnya meliputi mood siswa yang beubah-ubah,

ketersediaan sarana dan prasarana yang masih kurang terutama

laboraturium pada program unggulan sains dan bahasa serta kurangnya

media konkret yang digunakan dalam pembelajaran, kurangnya

pendampingan orangtua dalam melakukan pendampingan siswa di rumah.

6.2 Saran

Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian, maka dapat diajukan beberapa saran

yang meliputi:

1. Peningkatan sarana dan prasarana seperti penambahan peralatan

laboraturium sains, laboraturium bahasa, pengadaan media pembelajaran

serta kebutuhan lain terkait pembelajaran perlu ditambahkan.

2. Pelatihan kemampuan guru dalam meningkatan keterampilan bahasa

inggris, pelatihan pembuatan media pembelajaran perlu ditingkatkan untuk

menambah kualitas mengajar program unggulan bahasa serta

meningkatkan kreativitas guru dalam menciptakan media pembelajaran.

3. Pihak sekolah hendaknya lebih mengupayakan peningkatan peran orang

tua dalam mendampingi siswa ketika dirumah sehingga ketercapaian

tujuan dalam program unggulan dapat lebih optimal seperti peningkatan

kemampuan hafalan maupun keterampilan dalam berbahasa inggris.

217

DAFTAR PUSTAKA

Aitchison, Jeans. 2008. Linguistics. London: Hooder Headline.

Akmansyah, M. 2015. Al Qur’an dan Al-Sunnah sebagai dasar ideal

pendidikan islam. Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam. 8 (2) :

127-142.

Al Khaiyali, Al Tiyb S. 2014. ESL Elementary Teachers’ Use of

Children’s Picture Books to Initiate Explicit Instruction of Reading

Comprehension Strategies. English Language Teaching. 7 (2): 90-

102.

Arifin, Zainal. 2014. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2014. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman

Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidik. Jakarta: Bumi

Aksara.

Azim, Ahamd Ali. 2016. Metode Pembelajaran Tahfidz Al Qur’an bagi

Mahasiswa di Pesantren Al Adzkiya’ Nurus Shofa Karangbesuki

Sukun Malang. Skripsi. UIN Maulana Malik Ibrahim.

Basri, Hasan. 2014. Strategi Belajar Kosakata Bahasa Inggris (English

Vocabulary) Mahasiswa TBI STAIN Pamekasan. Jurnal Nuansa.

11(2): 431-444.

Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah

dalam

Pembelajaran Sains-SD. Jakarta: DEPDIKNAS.

Depdikbud. 2003. Undang Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Jakarta.

Depdikbud. 2012. Permendikbud No 23 Tahun 2016 Tentang Standar

Penilaian Pendidikan. Jakarta.

Depdikbud. 2013. Permendikbud No 54 Tahun 2013 Tentang Standar

Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Depdikbud. 2013. Permendikbud No 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka

Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI. Jakarta.

Depdikbud. 2014. Permendikbud No.160 Tahun 2014 Tenntang

Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013. Jakarta

218

Depdikbud. 2016. Permendikbud No 20 Tahun 2016 Tentang Standar

Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Depdikbud. 2016. Permendikbud No 22 Tahun 2016 Tentang Standar

Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Depdiknas, 2005. Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Tentang

Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.

Depdiknas, 2006. Permendiknas No.22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.

Jakarta.

Depdiknas, 2013. Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 Tentang

Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta.

Depdiknas. 2007. Permendiknas No 20 Tahun 2007 Tentang Standar

Penilaian. Jakarta.

Depdiknas. 2007. Permendiknas No 41 Tahun 2007 Tentang Standar

Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Desstya, Anatri. 2014. Kedudukan dan Aplkasi Pendidikan Sains di

Sekolah Dasar. Jurnal Profesi Pendidikan Dasar. 1 (2): 193-200.

Donal, Andri. 2017. Pendampingan Pengembangan Ekstrakurikuer

English Club pada SLTA di Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan

Hulu. Jurnal Pengabdian Kita. 1 (2):1-9.

Elisabeth, Monica. 2014. Implementasi Kurikulum Internasional

Cambridge dan Dampaknya terhadap Pengelolaan Pembelajaran

Biologi: Studi Kasus di Saint John’s Catholic School Semarang.

Skripsi. Semarang:Unnes.

Endah, Loloek & Sofyan A. 2013. Penduan Memahami Kurikulum 2013

Sebuah Inovasi Struktur Kurikulum Penunjang Masa Depan.

Jakarta:Prestasi Pustaka.

Erikanto, C. 2018. Comparison of Mathematical Representation Skill and

Science Learning Result in Classes With Problem-Based and

Discovery Learning Model. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 7 (1):

106-113.

Fadlilah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran

SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.

219

Fajriyah, Inayatul. 2013. Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa

Inggris Melalui Penggunaan Media Kartu Gambar pada Siswa Kelas

II SD Muhammadiyah Purwodiningratan 2 Yogykarta. Skripsi: UNY.

Fahrawati. 2013. Bahasa Inggris sebagai Bahasa Internasional dan

Pengaruhnya Terhadap Kurikulum Pembelajaran Bahasa Inggris di

Indonesia. Makalah. Makasar: Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi

Selatan.

Fridantara, Angga Swasdita. 2015. Implementasi Program Adiwiyata di

SMA Negeri 2 Klaten. Skripsi. Yogyakarta: UNY.

Ganevi, Noni. 2013. Pelaksanaan Program Parenting Bagi Orangtua

Dalam Menumbuhkan Perilaku Keluarga Ramah Anak (Studi

Deskriptif di Pendidikan Anak Usia Dini Al-Ikhlas Kota Bandung).

Skripsi. Bandung: UPI.

Harsono, Hanifah. 2002. Implementasi Kebijakan dan Politik. Jakarta:

Grafindo Jaya.

Hartin, 2017. Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar. Jurnal

Shatut Tarbiyah. 36 (22): 1-8.

Hidayah, Nurul. 2016. Strategi Pembelajaran Tahfidz Al Qur’an di

Lembaga Pendidikan. Ta’allum. 4 (1). 63-81.

Hidayat, S. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Hofstein, Avi. Lunetta, Vincent N. 2004. The Laboratory in Science

Education: Foundations for the Twenty-First Century. Inc. Sci Ed

88:28–54.

Indra, H. 2016. Perkembangan Kurikulum 1947 sampai Kurikulum 20913.

(Perjalanan Kurikulum Indonesia).

http://www.gurungapak.com/2016/03/perkembangankurikulum-

1947-sampai.html. (diunduh 20 Maret 2018).

Irjan, 2008. Optimalisasi Proses dan Hasil Pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) pada Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal

Madrasah. 1 (1): 1-10.

Ismunandar, dkk. 2014. Mengenal Sistem Pendidikan Singapura.

Bandung: Nuansa Cendekia.

220

Julia Sevy, Biloon. 2017. Different Reasons to Play Games in an English

Language Class. Journal of Education dan Training Studies. 5 (1) :

84-93.

Lak, Richard Lung Ping. 2013. Sistem pendeteksi kesalahan pada kalimat

bahasa inggris. Jurnal Script. 1(1): 61-68.

Mabruri, Rizky Ardi. 2016. Pengaruh Reward Terhadap Motivasi Belajar

IPA Siswa Kelas IV Sd Muhammadiyah Piyaman. Jurnal

Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Edisi 32 tahun ke-5. 3064-3072.

Meriam & Webster. 2008. Webster’s Advanced Learner’s English

Dictionary. United States of America: Merriam-Webster.

Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mubasiroh, 2017. Implementasi Kurikulum Ganda di SMP N 11

Semarang. Skripsi. Semarang: Unnes.

Mukni’ah, 2016. Parenting Skills sebagai Upaya Meningkatkan Akhlak

Mulia bagi Anak pada Masa Pendidikan Dasar. Skripsi. Jember: IAIN

JEMBER.

Mulyasa, E. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kemandirian Guru dan Kesiapan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi

Aksara.

Mulyasa, E. 2010. Kurikulum Timgkat Satuan Pendidikan. Bandung:

Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013

Perubahan dan Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan

persoalan penting dan genting. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muslimin, Achmad. 2015. Implementasi Metode Halaqah Dan Resitasi

Dalam Tahfidz Alquran di SDIT El – Haq Banjarsari Buduran

Sidoarjo. Jurnal Pendidikan Islam. 1(1):55-61.

Muzakki, M.Sa’idul. 2012. Keefektifan Pembelajaran Bahasa Inggris

Berbantuan Media Flashcards Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa. Innovative Journal of Curriculum and Educational

Technology. 1(2):82-86.

Muzamiroh, Mida Latifah. 2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013. Jakarta:

Kata Pena.

221

Ni Wayan, Sri Kusuma D. 2013. Pengaruh Penggunaan Educatioan Games

dan Asesmen Portofolio terhadap Pemerolehan Kosakata Bahasa

Inggris Siswa Kelas V SD Gugus 1 Kecamatan Gianyar. Jurnal

Program Pascasarjana Undiksha. 1 (3):1-12.

Nugraheni, Rarastiti Kusuma. 2015. Pengaruh Peran Orangtua Motivasi

Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas

3 SD Se-Gugus Sinduharjo Sleman Tahun Ajaran 2014/2015. Jurnal

Pendidikan. 1(1):1-6.

Nurhalimah, Siti. 2012. Efektivitas Sistem Pembelajaran Tahfidzul

Qur’an. Skripsi. STAIN Salatiga.

Oktavioni, Winda. 2017. Meningkatkan Rasa Ingin Tahu Siswa Pada

Pembelajaran Ipa Melalui Model Discovery Learning Di Kelas V SD

Negeri 186/1 Sridadi. Skripsi. Jambi: Universitas Jambi.

Pringgawidagda, Suwarna. 2002. Strategi Penguasaan Bahasa.

Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Putrielis, Ekwanis. 2017. Keterkaitan Penggunaan Moving Class Dengan

Motivasi Belajar Dan Dampaknya Terhadap Kepuasan Belajar

Ekonomi Siswa Man 2 Model Pekanbaru. Pekbis Jurnal. 9(2) : 125-

139.

Qoyyimah, Siti. 2013. Pengaruh Program Unggulan Terhadap Kualitas

Baca Tulis Al Qur’an Siswa Kelas 8 International Class Progame di

Madrasah Tsanawiyah Yayasan Pendidikan dan Sosial Ma’arif 1

Wonoayu Sidoarjo. Skripsi. Suabaya: UIN Sunan Ampel.

Rahayu, Nina. 2014. Implementasi Keterampilan Proses pada

Pembelajaran IPA di Kelas IV C SD Muhammadiyah Condongcatur

Sleman. Skripsi. Yogyakarta: UNY.

Rino. 2010. Strategi Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Sebuah Kajian Pengembangan KTSP Berbasis Keunggulan Daerah

Menuju Kemandirian Sekolah. Padang. Makalah. Padang.

Rozali. 2008. Implementasi Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Studi Kasus

di MAN Padusunan Kota Pariaman. Tesis. PPS UPI Bandung: Tidak

Diterbitkan.

222

Santosa, Fransiskus Gatot. 2011. Mengasah Kemampuan Berpikir Kreatif

dan Rasa Ingin Tahu Melalui Pembelajaran Matematika dengan

Berbasis Masalah (Suatu Kajian Teoritis). Seminar Nasional

Matematika dan Pendidikan Matematika. Yogyakarta 3 Desember

2011.

Setiawan, Guntur. 2004. Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Siregar, Lis Yulianti Syafrida. 2017. Full Day School Sebagai Penguatan

Pendidikan Karakter dalam Perspektif Psikologi Pendidikan Islam.

Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam. 5 (2) : 306-319.

Sriyono. 2012. Peningkatan Kemampuan Membaca Alqur’an Melalui

Metode Drill Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Karang

Kajen Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tahun 2012. Skripsi.

Salatiga: STAIN Salatiga.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kualitatif,

Kuantitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suprapti, Desti Yuni. 2017. Implementasi Kemampuan Vocabulary

Bahasa Inggris Melalui metode Drill Berbasis Lingkungan. Jurnal

Potensia. 2(1):57-62.

Suryana, 2010. Metodologi Penelitian Model Praktis Peneliitian

Kuantitatif dan kualitatif. Jakarta: UPI.

Suryana, Siti Erna Latifi. 2009. Implementasi Kebijakan Tentang

Pengujuan Kendaraan Bermotor di Kabupaten Aceh Tamiang. Tesis.

Lampung: Unila.

Syahputra, Idham. 2014. Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai

Bahasa Asing Dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Siswa.

Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan. 17 (1): 127-145.

Teguh T, Sobari AY. 2010. Panduan Mengelola Sekolah Bertaraf

Internasional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Tiarani, Vinta A. 2009. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (Online).

Tersedia

http://staff.uny.ac.id/sites/default/tmp/PEMBELAJARAN%20IPA%2

0di%20SEKOLAHDASAR.pdf diakses pada 6 Februari 2018.

Umar. 2017. Implementasi Pembelajaran Tahfidz Al Qur’an di SMP

Luqman Al-Hakim. Jurnal Pendidikan Islam. 6 (1): 1-21.

223

Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum.

Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Wen Su-Shao, 2012. The Various Concepts of Curriculum and the Factors

Involved in Curricula-making. Journal of Language Teaching and

Research. 3 (1):153-158.

Yamin, Moh. 2012. Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan.

Yogyakarta: Diva Press.

Yayasan Daqu. 2017. Buku Kurikulum SD Daarul Qur’an Semarang

Tahun Pelajaran 2017.2018. Semarang: SD Daarul Qur’an.

Yayasan Daqu. 2017. Buku Pegangan Wali Murid 2017-2018. PPPA

Daarul Qur’an.

Yusvinda, Ernata. 2017. Analisis Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui

Pemberian Reward Dan Punishment di SDN Ngaringan 05

Kec.Gandusari Kab.Blitar. Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD.

2 (5):781-790.

Zamzani, Zaki dan M.Syukron Maksum. 2009. Menghafal Al-Qur’an itu

Gampang. Yogyakarta: Mutiara Media.

Zulfitria. 2016. Pembelajaran Tahfidz Al Qur’an Dalam Pendidikan

Karakter Anak Usia Dini (Paud). Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam

Anak Usia Dini. 1 (2): 35-55.

224

LAMPIRAN

225

Lampiran 1 Hasil Pedoman Observasi

Tujuan:

Untuk memperoleh informasi dan data baik mengenai kondisi fisik

maupun non fisik dalam implementasi kurikulum pada program unggulan

di SD Daarul Qur’an Semarang.

Aspek yang diamati:

No Aspek Indikator Ket Ceklist

Ya Tidak

1 Sekolah

Dasar Daarul

Qur’an

Semarang

a. Sumber Data Menemukan siapa saja

yang dapat dijadikam

sumber data penelitian

b. Visi dan Misi Meninjau visi misi

sekolah apakah

mencerminkan nilai-nilai

yang dimiliki SD Daarul

Qur’an Semarang

c. Kurikulum

dan

pembelajaran

pada program

unggulan

Meninjau kurikulum

program unggulan dan

pembelajaran yang

berlangung di SD Daarul

Qur’an Semarang

2 Keadaan

Geografis

SD Daarul

Qur’an

Semarang

a. Kondisi

Geografis

b. Lingkungan

Sekolah

c. Jumlah Siswa

dan Kelas

d. Sarana

Prasarana

Sekolah

Meninjau kondisi,

keadaan lingkungan, dan

sarana prasarana sekolah,

apakah ketiga aspek

tersebut telah

mendukung

pengembangan program

unggulan di sekolah

3 Implementasi

kurikulum

pada

program

unggulan

tahfidz, sains

dan bahasa di

SD Daarul

a. Perencanaan

Pembelajaran

- Penyusunan

kurikulum

program

unggulan tahfidz,

sains dan bahasa

- Penyusunan RPP

dan silabus

- Penyusunan

226

Qur’an

Semarang

penunjang

program

unggulan tahfidz,

sains dan bahasa

b. Pelaksanaan

Pembelajaran

- Kegiatan Awal

a. Program

unggulan

tahfidz

b. Program

unggulan

sains

c. Program

unggulan

bahasa

- Kegiatan Inti

a. Program

unggulan

tahfidz

b. Program

unggulan

sains

c. Program

unggulan

bahasa

- Kegiatan Akhir

a. Program

unggulan

tahfidz

b. Program

unggulan

sains

c. Program

unggulan

bahasa

c. Strategi

Penyampaian

Strategi penyampaian

pembelajaran di kelas

d. Evaluasi Evaluasi proses √

Evaluasi produk √

e. Faktor

pendukung

Faktor pendukung bagi

guru dan siswa

227

dan faktor

penghambat

Faktor penghambat bagi

guru dan siswa

Tindak lanjut √

228

Lampiran 2 Pedoman Wawancara

Indikator dan Kisi-kisi Pedoman Wawancara

Kisi-kisi dan indikator dalam pedoman wawancara pada penelitian “Implementasi

Kurikulum pada Program Unggulan Tahfidz, Sains dan Bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang” mencakup:

No Indikator Wawancara Kisi-kisi Wawancara

1 Perencanaan a. Latar belakang program unggulan

b. Tujuan program unggulan

c. Konsep program unggulan

2 Pelaksanaan a. Pelaksanaan program unggulan

b. Hasil program unggulan

3. Evaluasi a. Faktor pendukung dan penghambat

program unggulan

b. Upaya mengatasi hambatan pada program

unggulan

229

a. Pedoman wawancara untuk kepala sekolah SD Daarul Qur’an Semarang

1. Tujuan

Untuk mengetahui implementasi kurikulum pada program unggulan tahfidz, sains

dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang.

2. Identitas Diri

Nama :

Jabatan:

No Butir Pertanyaan

1 Bagaimana konsep penyelenggaran pendidikan di SD Daarul Qur’an

Semarang?

2 Apa saja tujuan penyelanggaraan pendidikan di SD Daarul Qur’an

Semarang?

3 Bagaimana latar belakang adanya program unggulan serta bentuk program

unggulan yang dimiliki oleh SD Daarul Qur’an Semarang?

4 Bagaimana perkembangan program unggulan yang dimiliki oleh SD Daarul

Qur’an Semarang?

5 Apa yang menjadi rencana SD Daarul Qur’an Semarang dalam upaya

mengembangkan program unggulan tahfidz, sains dan bahasa?

6 Siapa saja yang terlibat dalam merencanakan upaya pengembangan program

unggulan tahfidz, sains dan bahasa dalam kegiatan pembelajaran maupun

diluar pembelajaran? Bagaimana prosesnya?

7 Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan upaya pengembangan program

unggulan tahfidz, sains dan bahasa dalam kegiatan pembelajaran maupun

diluar pembelajaran?

8 Apa saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pengembangan

program unggulan tahfidz, sains dan bahasa?

9 Kapan dan dimana upaya pelaksanaan pengembangan program unggulan

tahfidz, sains dan bahasa?

10 Apa saja prestasi yang diraih setelah adanya program unggulan tahfidz,

sains dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang?

11 Siapa sajakah yang terlibat dalam pengembangan program unggulan tahfidz,

sains dan bahasa baik di dalam kegiatan pembelajaran maupun di luar

pembelajaran? Bagaimana proses pengembangannya?

12 Bagaimana peran Bapak/Ibu selaku kepala sekolah dalam upaya

pengembangan program unggulan di SD Daarul Qur’an Semarang?

13 Bagaimana kegiatan evaluasi dalam upaya pengembangan program

unggulan tahfidz, sains dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang? Kapan

dan dimana evaluasi pengembangan dilaksanakan? Bagaimana prosedurnya?

14 Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam upaya pengembangan

program unggulan tahfidz, sains dan bahasa di SD Daarul Qur’an

230

Semarang?

15 Bagaimana upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan yang muncul

dalam pengembangan program unggulan tahfidz, sains dan bahasa di SD

Daarul Qur’an Semarang?

b. Pedoman wawancara untuk wakil kepala sekolah bidang kurikulum SD Daarul

Qur’an Semarang

1. Tujuan

Untuk mengetahui implementasi kurikulum pada program unggulan tahfidz, sains

dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang.

2. Identitas Diri

Nama :

Jabatan:

No Butir Pertanyaan

1 Bagaimana konsep penyelenggaraan pendidikan di SD Daarul Qur’an

Semarang?

2 Bagaimana bentuk program unggulan di SD Daarul Qur’an Semarang?

3 Bagaimana penerapan program unggulan di SD Daarul Qur’an Semarang?

4 Bagaimana kurikulum yang diterapkan di SD Daarul Qur’an Semarang?

5 Bagaimana peran implementasi kurikulum dalam upaya pengembangan

program unggulan di SD Daarul Qur’an Semarang?

6 Bagaimana strategi implementasi kurikulum dalam upaya pengembangan

program unggulan di SD Daarul Qur’an Semarang?

7 Bagaimana proses pembelajaran di SD Daarul Qur’an Semarang?

8 Apa saja bentuk penilaian pendidik terhadap peserta didik pada program

unggulan tahfidz, sains dan bahasa?

9 Bagaimana perkembangan mutu pendidik dan peserta didik di SD Daarul

Qur’an Semarang?

10 Bagaimana peran Bapak/Ibu selaku waka kurikulum dalam upaya

pengembangan program unggulan di SD Daarul Qur’an Semarang?

11 Bagaimana upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidik dan

peserta didik di SD Daarul Qur’an Semarang?

12 Bagaimana kegiatan evaluasi dalam upaya pengembangan program

unggulan tahfidz, sains dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang?

13 Bagaimana instrumen dan metode yang digunakan dalam mengevaluasi

pengembangan program unggulan tahfidz, sains dan bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

14

Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam upaya pengembangan

program unggulan tahfidz, sains dan bahasa di SD Daarul Qur’an

231

Semarang?

15 Bagaimana upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan yang

muncul dalam pengembangan program unggulan tahfidz, sains dan

bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang?

c. Pedoman wawancara untuk koordinator program unggulan tahfidz, sains dan

bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang

1. Tujuan

Untuk mengetahui implementasi kurikulum pada program unggulan tahfidz, sains

dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang.

2. Identitas Diri

Nama :

Jabatan:

No Butir Pertanyaan

1 Bagaimana konsep penyelenggaran pendidikan di SD Daarul Qur’an

Semarang?

2 Bagaimana latar belakang adanya program unggulan (tahfidz/sains dan

bahasa) serta bentuk program unggulan yang dimiliki oleh SD Daarul

Qur’an Semarang?

3 Bagaimana proses perencanaan program unggulan (tahfidz/sains/bahasa)

di SD Daarul Qur’an Semarang?

4 Bagaimana proses pelaksanaan program unggulan unggulan

(tahfidz/sains/bahasa) di SD Daarul Qur’an Semarang?

5 Apa saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pengembangan

unggulan (tahfidz/sains/bahasa) di SD Daarul Qur’an Semarang?

6 Kapan saja upaya pelaksanaan pengembangan pogram unggulan

(tahfidz/sains/bahasa) di SD Daarul Qur’an Semarang baik dalam

kegiatan pembelajaran maupun diluar pembelajaran?

8 Dimanakah upaya pelaksanaan pengembangan program unggulan

(tahfidz/sains/bahasa) di SD Daarul Qur’an Semarang baik dalam

kegiatan pembelajaran maupun diluar pembelajaran?

9 Bagaimana metode atau strategi penyampaian dalam upaya

pengembangan pogram unggulan (tahfidz/sains/bahasa) di SD Daarul

Qur’an Semarang?

10 Bagaimana peran Bapak/Ibu selaku koordinator program unggulan dalam

upaya pengembangan pogram unggulan (tahfidz/sains/bahasa) di SD

Daarul Qur’an Semarang?

11 Bagaimana proses evaluasi pengembangan program unggulan

(tahfidz/sains/bahasa) di SD Daarul Qur’an Semarang?

12 Bagaimana metode atau prosedur dalam mengevaluasi program unggulan

232

(tahfidz/sains/bahasa) di SD Daarul Qur’an Semarang?

13 Bagaimana indikator dalam mengetahui bahwa peserta didik telah mampu

menguasai program unggulan (tahfidz, sains dan bahasa) di SD Daarul

Qur’an Semarang?

14 Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam upaya pengembangan

program unggulan (tahfidz, sains dan bahasa) di SD Daarul Qur’an

Semarang?

15 Bagaimana upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan yang

muncul dalam pengembangan program unggulan (tahfidz, sains dan

bahasa) di SD Daarul Qur’an Semarang?

d. Pedoman wawancara untuk guru pengampu program unggulan tahfidz di SD

Daarul Qur’an Semarang

1. Tujuan

Untuk mengetahui implementasi kurikulum pada program unggulan tahfidz di SD

Daarul Qur’an Semarang.

2. Identitas Diri

Nama :

Jabatan:

No Butir Pertanyaan

1 Bagaimana latar belakang adanya program unggulan tahfidz di SD Daarul

Qur’an Semarang?

2 Bagaimana konsep program unggulan tahfidz di SD Daarul Qur’an

Semarang?

3 Apa saja tujuan yang ingin dicapai pada program unggulan tahfidz di SD

Daarul Qur’an Semarang?

4 Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan program

unggulan tahfidz di SD Daarul Qur’an Semarang?

5 Bagaimana pendekatan yang dilakukan dalam program unggulan tahfidz?

6 Apa saja yang dipersiapakan guru ketika akan mengajar program

unggulan tahfidz?

7 Bagaimana pengorganisasian pembelajaran (pengelolaan tahfidz dan

tahsin) pada program unggulan tahfidz?

8 Apa saja metode pembelajaran tahsin tahfidz yang digunakan?

9 Apa saja media dan buku pegangan yang digunakan dalam pembelajaran

tahsin tahfidz?

10 Apa saja kaidah dan strategi pembelajaran yang digunakan dalam

pembelajaran tahsin tahfidz?

11 Bagaimana bentuk penilaian tahfidz yang diterapkan?

233

12 Bagaimana indikator dalam mengetahui peserta didik telah berhasil

pembelajaran program unggulan tahfidz?

13 Bagaimana bentuk apresiasi bagi peserta didik yang telah berhasil dalam

program unggulan tahfidz?

14 Bagaimana upaya guru dalam pendampingan peningkatan kemampuan

tahfidz pada siswa serta bagaimana peran guru dalam mengatasi peserta

didik yang memiliki kemampuan rendah?

15 Apa saja hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan

pembelajaran tahfidz? Bagaimana tindak lanjut dalam mengatasi

hambatan tersebut?

16 Program penunjang apa saja yang digunakan dalam meningkatkan

kemampuan tahfidz pada siswa?

e. Pedoman wawancara untuk guru pengampu program unggulan sains di SD

Daarul Qur’an Semarang

1. Tujuan

Untuk mengetahui implementasi kurikulum pada program unggulan sains di SD

Daarul Qur’an Semarang.

2. Identitas Diri

Nama :

Jabatan:

No Butir Pertanyaan

1 Bagaimana latar belakang adanya program unggulan sains di SD Daarul

Qur’an Semarang?

2 Bagaimana konsep pembelajaran pada program unggulan sains di SD

Daarul Qur’an Semarang?

3 Apa saja tujuan yang ingin dicapai dalam program unggulan sains di SD

Daarul Qur’an Semarang?

4 Bagaimana upaya yang dilakukan dalam mewujudkan tujuan pada

program unggulan sains di SD Daarul Qur’an Semarang?

5 Bagaimana persiapan guru dalam pembelajan pada program unggulan

sains di SD Daarul Qur’an Semarang?

6 Apa saja metode pembelajaran yang digunakan dalam program unggulan

sains di SD Daarul Qur’an Semarang?

7 Apa saja media dan buku pegangan yang digunakan dalam program

unggulan sains di SD Daarul Qur’an Semarang?

8 Apa saja strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

sains?

9 Bagaimana bentuk penilaian sains yang diterapkan?

234

10 Bagaimana peran guru dalam mengatasi peserta didik yang memiliki

kemampuan rendah dalam pembelajaran sains?

11 Bagaimana indikator dalam mengetahui peserta didik telah berhasil dalam

pembelajaran program unggulan sains?

12 Apa saja hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan

pembelajaran sains?

13 Bagaimana tindak lanjut dalam mengatasi hambatan tersebut?

14 Program penunjang apa saja yang digunakan dalam meningkatkan

keterampilan sains pada siswa?

15 Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan

praktikum program unggulan sains?

f. Pedoman wawancara untuk guru pengampu program unggulan bahasa di SD

Daarul Qur’an Semarang

1. Tujuan

Untuk mengetahui implementasi kurikulum pada program bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang.

2. Identitas Diri

Nama :

Jabatan:

No Butir Pertanyaan

1 Bagaimana latar belakang adanya program unggulan bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

2 Bagaimana konsep pembelajaran pada program unggulan bahasa di SD

Daarul Qur’an Semarang?

3 Apa saja tujuan yang hendak dicapai dalam program unggulan bahasa di

SD Daarul Qur’an Semarang?

4 Bagaimana upaya yang dilakukan dalam mewujudkan tujuan pada

program unggulan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang?

5 Bagaimana persiapan guru dalam pembelajaran pada program unggulan

bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang?

6 Apa saja metode pembelajaran yang digunakan dalam program unggulan

bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang?

7 Apa saja media dan buku pegangan yang digunakan dalam program

unggulan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang?

8 Apa saja strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran

bahasa?

9 Bagaimana bentuk penilaian bahasa yang diterapkan?

10 Bagaimana indikator dalam mengetahui peserta didik telah berhasil

235

pembelajaran program unggulan bahasa?

11 Bagaimana peran guru dalam mengatasi peserta didik yang memiliki

kemampuan rendah dalam pembelajaran bahasa?

12 Apa saja hambatan-hambatan yang muncul dalam pelaksanaan

pembelajaran bahasa?

13 Bagaimana tindak lanjut dalam mengatasi hambatan tersebut?

14 Program penunjang apa saja yang digunakan dalam meningkatkan

keterampilan berbahasa pada siswa?

15 Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana dalam menunjang

keterampilan bahasa pada siswa?

g. Pedoman wawancara untuk siswa di SD Daarul Qur’an Semarang

1. Tujuan

Untuk mengetahui implementasi kurikulum pada program unggulan tahfidz, sains

dan bahasa di SD Daarul Qur’an Semarang.

2. Identitas Diri

Nama :

Kelas :

No Butir Pertanyaan

1 Bagaimana cara belajar di SD Daarul Qur’an Semarang?

2 Bagaimana cara pembelajaran tahfidz, sains dan bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

3 Bagaimana bentuk reward atau penghargaan guru dalam pembelajaran

tahfidz, sains dan bahasa?

4 Bagaimana upaya yang dilakukan guru dalam pengoptimalan

pembelajaran tahfidz, sains dan bahasa?

5 Apa yang menjadi faktor pendukung dalam pembelajaran tahfidz, sains

dan bahasa?

6 Apa yang menjadi faktor penghambat dalam pembelajaran tahfidz, sains

dan bahasa?

7 Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut?

8 Apakah kegiatan penunjang program unggulan tahfidz, sains dan bahasa

sudah membantu?

9 Apakah sarana dan prasarana sudah memadai?

10 Apa saja saran yang diberikan dalam pengoptimalan program unggulan di

SD Daarul Qur’an Semarang?

236

Lampiran 3 Pedoman Dokumentasi

Dokumentasi pada penelitian mengenai Implementasi Kurikulum pada

program unggulan tahfidz sains dan bahasa di SD Daarul Qur’an

Semarang mencakup :

No Dokumentasi

1. Sejarah SD Daarul Qur’an Semarang

2. Visi Misi SD Daarul Qur’an Semarang

3. Ruang Belajar SD Daarul Qur’an Semarang

4. Dokumen Kurikulum

5. Dokumen RPP dan Silabus Pembelajaran

6. Fasilitas Pendukung Pembelajaran

a. Lapangan / Taman

b. Mushola / Masjid

c. UKS

d. Ruang Seni

e. Perpustakaan

f. Media Pembelajaran

g. Buku / Modul

7. Lingkungan Sekolah

8. Kegiatan pembelajaran

9. Media dan metode pembelajaran

10. Program-program Unggulan SD Daarul Qur’an Semarang

11. Prestasi Akademik maupun non akademik di SD Daarul Qur’an

Semarang

12. Data Pendidik dan Peserta Didik

237

Lampiran 4 Transkip Hasil Wawancara

Transkip Hasil Wawancara Kepala Sekolah

Informan : Bapak Fathurrohman

Jabatan : Kepala Sekolah

Hari, Tanggal : Rabu, 7 Maret 2018

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

No Butir Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana konsep

penyelenggaran

pendidikan di SD

Daarul Qur’an

Semarang?

Konsep kami itu yang pertama bahwa pendidikan

harus terintegrasi,artinya sekolah memiliki tanggung

jawab, orang tua, dan juga peserta didik itu sendiri,

jangan sampai ada orang tua yang memiliki pemikiran

bahwa ketika menyekolahkan anaknya di SD DaQu

anak hanya menjadi tanggung jawab sekolah 100%

jadi kami sangat memerlukan keterlibatan orangtua

sehingga terintegrasinya keseluruhan. Selanjutnya,

konsep yang ada disini yaitu konsep kelas kecil dalam

satu kelas maksimal hanya ada 15-18 siswa, kemudian

karena sudah menerapkan full day school (sehari

penuh berada di sekolah) maka kita membuat

movingclass pendekatan yang kami lakukan yakni

kami memposisikan diri sewaktu waktu guru bisa

menjadi teman, menjadi orang tua kedua setelah

dirumah, jadi hubungan antara guru dan siswa sangat

dekat supaya mereka nyaman untuk belajar. Ketika

orangtua memasukkan anaknya di sekolah DaQu kita

dari awal sudah ada komitmen bahwa apabila ada hal-

hal yang menjadi kendala di tengah jalan akan kita

selesaikan bersama, support dan dukungan orang tua

diwujudkan dalam kerjasama komite sekolah dan

koordinator wali murid di setiap kelas, hal ini

merupakan komponen yang sangat membantu bahwa

ketika ada hal-hal apapun yang akan kita laksanakan

bisa lebih baik jadi kami tidak bergerak sendiri.

Alhamdulillah, komite juga sudah bagus, kita ada

program-program pengembangan untuk komite

terutama ada kajian (perenting) untuk orang tua

kemudian biasanya support untuk kegiatan-kegiatan

besar kita libatkan orang tua dalam kepanitiannya

238

misalkan kita ada penyembelihan hewan qurban, open

house.

Peran wali kelas sangat membantu siswa yang

mengalami masalah dalam belajar, hal ini terbantu

oleh adanya penerapan kelas kecil sehingga perhatian

kepada anak yang bermasalah menjadi penuh, dalam

penerapan kurikulum juga terbantu adanya program

pengayaan dan remedial.

2 Apa saja tujuan

penyelanggaraan

pendidikan di SD

Daarul Qur’an

Semarang?

Secara umum tujuan penyelenggaraan pendidikan di

SD DaQu sesuai dengan tujuan yang ada di dokumen

kurikulum. Meliputi membekali bekal kepada peserta

didik kemampuan dasar baca tulis dan hitung,

pengetahuan dan keterampilan dasar. Selain itu

membekali peserta didik tentang pengetahuan dasar

agama islam, menyiapkan generasi qur’ani serta

mempersiapkan peserta didik menjadi generasi

mandiri. Untuk lebih lengkapnya nanti bisa dilihat di

dokumen kurikulum.

3 Bagaimana latar

belakang adanya

program unggulan

serta bentuk

program unggulan

yang dimiliki oleh

SD Daarul Qur’an

Semarang?

Latar belakang adanya program unggulan tahfidz

yakni berawal dari impian Ustadz Yusuf Mansyur

selaku pemiliki dan pendiri SD DaQu, beliau memiliki

visi 20 sampai 30 tahun yang akan datang yaitu orang-

orang islam yang hafal Al Qur’an mampu menjadi

pemimpin baik di Indonesia maupun di dunia, artinya

bisa dia menjadi seorang pilot tetapi dia dapat

menghafal Al Qur’an, misalnya dia menjadi seorang

presiden dia menjadi presiden yang hafal Al Qur’an,

dia menjadi insinyur tapi juga hafal Al Qur’an.

Berawal dari santri yang ada di Pondok yang dimiliki

Ustadz Yusuf Mansyur beliau mempunyai gagasan

kalau bisa tidak hanya pesantren saja yang bisa

menghasilkan lulusan penghafal Al Qur’an namun

ada pendidikan formal yang fokus ke tahfidznya

(hafalan Al-Qur’an).

Karena ingin bersifat global dan tidak hanya di

Indonesia tapi dunia yang menjadi hal utama adalah

bahasa disini diajarkan bahasa inggris dan bahasa

arab, karena bahasa inggris merupakan bahasa

internasional, anak-anak harus dibekali bahasa inggris,

ketika tidak dibekali maka anak-anak akan kerepotan

239

apabila memiliki mimpi untuk menjadi pemimpin-

pemimpin dunia.

Kalau program unggulan sains, sebenarnya beberapa

orang berpendapat bahwa sains hanya melulu tentang

IPA atau hal-hal yang beraitan dengan IPA tapi

sebenarnya Sains ini untuk menjadikan anak yang

memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan kemudian

bagaimana dia bisa menciptakan sesuatu artinya

dengan sains orang-orang yang hafal Al Qur’an bisa

menjadi ilmuwan yang bisa menemukan sesuatu. Dan

mengarah ke kreativitas pemikiran, critical thinking

jadi dia berfikir kritis diimbangi rasa ingin tahu yang

besar.

4 Bagaimana

perkembangan

program unggulan

yang dimiliki oleh

SD Daarul Qur’an

Semarang?

Perkembangan tahfidz yang pertama dukungan dari

orangtua memang sangat mendukung, dia

menyekolahkan anaknya karena program tahfidznya

bagus dari awal kita berdiri Alhamdulillah sudah

menghasilkan 4 angkatan ini, jadi sudah ada yang

lulus 3 juz, 4 juz maupun 5 juz bahkan kemarin ada

yang 7 juz artinya itu merupakan kebanggan. Tetapi

selain sudah ada anak yang memiliki kemampuan

seperti target, ada beberapa anak yang mungkin

“tingkat hafalannya tidak bisa berlari” hanya dapat

menghafal 2 juz. Hal ini masih menjadi bahan

evaluasi, kami sebenarnya ingin anak-anak yang lulus

di kelas VI minimal hafal 4 juz.

Untuk sains dan bahasa Alhamdulillah untuk yang

bahasa anak-anak sudah berani ngobrol dengan bahasa

inggris, kita datangkan native speaker, kemudian

adanya program kunjungan ke singapura sehingga

anak-anak bisa belajar dan berani untuk berbicara.

Dan untuk sains baru beberapa anak yang sudah ikut

dalam olimpiade namun baru tingkat nasional dan

belum sampai ke luar negri sementara mungkin di

beberapa sekolah lain sudah berani ke luar negri.

5 Apa yang menjadi

rencana SD Daarul

Qur’an Semarang

dalam upaya

mengembangkan

Ke depan planningnya dan ini wacananya ketika

memasukkan anak ke Sekolah DaQu minimal sudah

bisa membaca Al Qur’an jadi bisa lebih mempercepat,

untuk sementara yang diterapkan disini anak-anak

yang belum bisa membaca Al Qur’an bisa kita terima,

240

program unggulan

tahfidz, sains dan

bahasa?

jadi anak kita ajarkan belajar membaca dan menghafal

Al Qur’an namun itu memperlambat proses hafalan.

Untuk program unggulan bahasa, yang pertama kita

pengen adanya pelatihan guru sementara memang satu

tahun dua kali, planningnya saya ada pelatihan

intensif minimal ada guru-guru khusus yang dilatih.

Yang kedua, adanya penerapan program harian bahasa

artinya beberapa waktu yang lalu kita sudah

menerapkan setiap hari senin selasa rabu kita pakai

bahasa inggris baik di kegiatan sehari-hari maupun di

ruang guru, ini mau kita jalankan lagi sehingga anak-

anakpun bisa lebih semangat dalam berbicara.

Untuk program unggulan sains baiknya kita akan

membuat club jadi club sains disitu anak-anak yang

memang benar-benar memiliki bakat dan potensi

benar-benar didampingi supaya bisa ikut lomba-

lomba, alhamdullilah kemarin juga sudah ada yang

ikut dalam olimpiade kota tapi memang dukungan

orang tua juga sangat berpengaruh dan juga bakat dan

potensi anak.

6 Siapa saja yang

terlibat dalam

merencanakan

upaya

pengembangan

program unggulan

tahfidz, sains dan

bahasa dalam

kegiatan

pembelajaran

maupun diluar

pembelajaran?

Bagaimana

prosesnya?

Kita semua terlibat dalam perencanaan artinya seluruh

stakeholder yang ada di sekolah, baik itu guru,

karyawan bahkan perwakilan dari orang tua. Kita

biasanya setiap semester ada rapat kerja yang dimulai

dari evaluasi dulu dilanjut rapat kerja yang membahas

apa yang kita laksanakan, program-program apa saja,

kemudian pembiayaan-pembiayaannya, sampai

dengan kapan waktunya siapa penanggung

jawabnya.Untuk pelaksanaan rapat perencanaan ada

perencaaan dalam satu semester yang di akhir tahun

juga ada jadi rutin. Nanti disitu kita juga membagi

antar komisi khusus membahas tentang kesiswaan

tentang kurikulum nanti juga ada yang membahas

mengenai perlombaan-perlombaan

7 Siapa saja yang

terlibat dalam

pelaksanaan upaya

pengembangan

program unggulan

Semua komponen sekolah terlibat dalam pelaksanaan

sesuai dengan tugasnya masing-masing.

241

tahfidz, sains dan

bahasa dalam

kegiatan

pembelajaran

maupun diluar

pembelajaran?

8 Apa saja kegiatan-

kegiatan yang

dilakukan dalam

upaya

pengembangan

program unggulan

tahfidz, sains dan

bahasa?

Artinya memang inovasi-inovasi kegiatan itu penting

yang dilakukan dalam program unggulan tahfidz

yakni adanya program tahfidz camp dalam sehari anak

fokus menghafal Al Qur’an, kita ada pemilihan santri

terbaik di setiap bulan untuk santri terbaik akan

diberikan hadiah free pembayaran uang SPP pada

bulan berikutnya sehingga anak akan lebih

termotivasi, kemudian di akhir tahun ada dua agenda

besar yakni wisuda tahfidz nasional yang

diselenggarakan oleh Dewan Tahfidz Pusat dan

wisuda internal. Anak-anak yan sudah hafal 4 juz kita

berangkatkan ke Jakarta dimana yang mewisuda

adalah Ustadz Yusuf Mansyur, Alhamdulillah tahun

ini ada sekitar 7 anak yang akan kita berangkatkan. Di

akhir tahun kita juga ada wisuda tahfidz untuk

mengapresiasi, dimulai dari 1 juz 2 juz 3 juz jadi

wisuda internal nanti kita kasih sertifikat dan medali

tahfidz sebagai penghargaan.

Selain itu ada intensif pelatihan untuk guru-guru

tahfidznya ada pertemuan rutin, ada evaluasi.

Untuk upaya pengembangan sains training untuk

guru-guru lebih rutin, volumenya ditambah, kemudian

juga mengikutsertakan anak-anak yang punya bakat

dan potensi di ajang-ajang lomba.

Untuk bahasa kita rutin mendatangkan native speaker,

kemudian pelatihan untuk guru-guru serta hari-hari

bahasa tertentu artinya di hari-hari tertentu

menggunakan bahasa tertentu.

9 Kapan dan dimana

upaya pelaksanaan

pengembangan

program unggulan

tahfidz, sains dan

bahasa?

Pelaksanaan pengembangan program unggulan tahfidz

kita menggunakan sistem setor harian, sistem dalam

pembelajaran tahfidz yakni bukan dibagi perkelas tapi

halaqoh-halaqoh artinya kelompok-kelompok kecil

sesuai dengan kesamaan hafalannya jadi bisa untuk

mempercepat. Jadi bisa jadi dalam satu kelas ada dua

242

halaqoh, ada yang halaqohnya tinggi dan ada yang

rendah jadi percepatan bisa optimal.

10 Apa saja prestasi

yang diraih setelah

adanya program

unggulan tahfidz,

sains dan bahasa di

SD Daarul Qur’an

Semarang?

Untuk tahfidz alhmadulillah DaQu merupakan sekolah

terbaik dalam 3 cabang yakni Kalibata dan Ketapang.

Artinya setiap ada kegiatan MHQ atau Olimpiade Al

Qur’an antar sekolah DaQu kita masih menjadi

sekolah yang terbaik, kemudian beberapa lomba yang

kaitanya dengan tahfidz kita juga sudah berkarya

banyak. Memang yang masih lemah pada lomba

tilawah Al Qur’an, jadi jumlah hafalan kita masih

banyak tapi untuk melagukan Al Qur’an basic suara

dari anak-anak kita masih kurang.

Kalau perlombaan bahasa inggris misal ada lomba-

lomba di tingkat UPTD di Dinas sudah bisa berkarya

banyak, untuk sains juga sudah lumayan banyak.

11 Siapa sajakah yang

terlibat dalam

pengembangan

program unggulan

tahfidz, sains dan

bahasa baik di

dalam kegiatan

pembelajaran

maupun di luar

pembelajaran?

Bagaimana proses

pengembangannya?

Dalam pengembangannya secara struktural memang

ada dua wakil kesiswaan dan kurikulum, dalam

kesiswaan nanti dibawahnya ada koordinator yang

fokus ke koordinator tahfidz, bahasa budaya maupun

sarana prasaran. Secara awal dalam perencanaan kita

merencanakan bersama-sama namun dalam

pengembangannya yang menjadi punggawa kita ada

structural sendiri-diri kita ada orang yang kita

percaya. Untuk mempermudah pengembangan jadi

yang kita pegang adalah para koordinator-

koordinatornya yang mempunyai tugas dan

tanggungjawab yang lebih besar.

12 Bagaimana peran

Bapak/Ibu selaku

kepala sekolah

dalam upaya

pengembangan

program unggulan

di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Saya selaku kepala sekolah mempunyai jabatan yang

sangat strategis artinya dia bisa menetukan arah mau

dibawa kemana sekolah ini, yang pertama kebijakan-

kebijakan ada ditangan kepala sekolah, yang kedua

untuk kebijakan anggaran-anggaran artinya apabila

kebiajakan anggaran dari kepala sekolah bisa

mensuport kegiatan tersebut akan menjadi lebih baik,

jadi baik buruk, maju mundur suatu lembaga sangat

bergantung dengan pemimpinnya artinya disini saya

punya pengaruh terhadap maju mundurnya lembaga.

13 Bagaimana

kegiatan evaluasi

Dalam setiap minggunya semua koordinator

melakukan evaluasi, kemudian di akhir semester kita

243

dalam upaya

pengembangan

program unggulan

tahfidz, sains dan

bahasa di SD

Daarul Qur’an

Semarang? Kapan

dan dimana

evaluasi

pengembangan

dilaksanakan?

Bagaimana

prosedurnya?

juga ada evaluasi dan ada evaluasi akhir tahunan.

Disitu nanti hal-hal untuk program-program yang

masih ada kekurangan dan perlu perbaikan bisa kita

tindak lanjuti. Selain evaluasi kita juga ada tentunya

kita supervisi pada kegiatan KBM guru-guru

mengajarnya seperti apa, kita lihat bagaimana

mengajarnya. Dalam kegiatan supervise sudah

terjadwal, minimal 1 semester ada dua kali supervisi.

Selain ada supervise dari kepala sekolah ada juga

supervise adminitrasi dari yayasan biasanya satu

semester satu kali. Selain evaluasi internal yang kita

laksanakan di cabang, hasil evaluasi kita bawa ke

rapat Biro Full Day School. Pelaksanaan evaluasi

biasanya di lingkungan sekolah, biasanya kita

bentuknya tiga hari jadi ada evaluasi, ada pemantapan

program, untuk agenda kegiatan pada hari ketiga

sebagai bentuk penghargaan semua peserta evaluasi

kita ajak keluar, tapi diluar maksutnya bukan rekreasi

namun kegiatan pembangunan tim penguatan

kerjasama kita biasanya ada kegiatan rafting,

kemudian ada kegiatan outbond.

Prosedur evaluasinya setiap koordinator memaparkan

hasil evaluasi mingguannya, ini hlo evaluasi kita

selama satu semester program-program yang sudah

jalan bagaimana dan yang belum bisa berjalan

bagaimana. Setelah semua koordinator memaparkan

semua, nanti dibagi masing-masing komisi juga

artinya ada tim lagi yang bertugas untuk mengolah

dan memperbaiki hasil evaluasi tahun mendatang.

Setelah dicarikan solusinya dalam tim kemudian

dipaparkan kembali, gunanya mencari masukan dari

komisi/tim lainnya kemudian setelah disetujui itu

menjadi bahan hasil rapat kerja. Semua yang terlibat

dalam evaluasi saling bersinergi.

14 Apa saja faktor

pendukung dan

penghambat dalam

upaya

pengembangan

program unggulan

Faktor pendukungnya itu artinya sarana prasaranya,

jadi disini anak-anak sudah kita petakan anak-anak

punya potensi apa dan bakat apa kemudian, support

dari guru-guru artinya selain kegiatan belajar

mengajar anak-anak juga didampingi guru dalam

kegiatan lainnya. Untuk faktor penghambat biasanya

244

tahfidz, sains dan

bahasa di SD

Daarul Qur’an

Semarang?

dari anak-anak itu sendiri, mood anak-anak bisa

berubah sewaktu-waktu. Dari orangtua sendiri ada

yang menjadi faktor penghambat dalam artian kurang

mendukung dengan program-program yang sudah kita

jalankan. Untuk saran dan prasaran pendukung

pembelajaran kami menyadari masih kurang, dan

sifatnya bertahap. Karena tahun ajaran baru kita juga

pindah ke gedung baru dan pindah, dan sarana

prasaran belum menjadi skala prioritas mudah-

mudahan setelah kita pindah di Jl.Dr.Cipto

pemenuhan yang hubunganannya dengan sarana

prasaran akan kita upayakan agar lebih mendukung

dan lebih lengkap.

15 Bagaimana upaya

yang dilakukan

dalam mengatasi

hambatan yang

muncul dalam

pengembangan

program unggulan

tahfidz, sains dan

bahasa di SD

Daarul Qur’an

Semarang?

Untuk mengatasi hambatan dari orangtua biasanya

kita mengajak komunikasi intensif, kami mengundang

orangtua kemudian kita sampaikan apa tujuan kita,

mengapa ada program ini seperti itu.

Dan untuk mengatasi anak-anak yang jenuh dan bosan

kita dalam melakukan pendekatan materi kita akan

membuat pembelajaran yang semenyenangkan.

Misalnya ada sarana prasarana yang kurang

mendukung kita upayakan untuk pengadaan sehingga

anak-anak akan lebih terfasilitasi.

Transkip Hasil Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang

Kurikulum

Informan : Ibu Ririn Wijayanti

Jabatan : Wakil Kapala Sekolah bidang Kurikulum

Hari, Tanggal : Jumat, 16 Maret 2018

Tempat : Ruang Perpustakaan

No Butir Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana konsep

penyelenggaraan

pendidikan di SD

Daarul Qur’an

Semarang?

Konsep pendidikan yang diterapkan disini adalah

Pendidikan Berkarakter, konsep yang telah

direncanakan dari Dinas sebenarnya sudah kita

terapkan sejak dahulu. Jadi kalau dulu ada PAI dan

dipecah-pecah ada aqidah, akhlak dan fiqih

selanjutnya kita gabung dan kita lebih mengarahkan

ke implementasi sehari-harinya, sehingga anak-anak

245

tidak lagi belajar teori tetapi langsung praktik,

diwujudkan dalam program DaQu Method.

2 Bagaimana bentuk

program unggulan di

SD Daarul Qur’an

Semarang?

Dulu awal berdiri DaQu inginya internasional school

namun karena membutuhkan persayaratan yang

sangat banyak dan harus kompeten di bidang bahasa

inggris dan ternyata tujuan orang tua kesini bukan

orientasi ke internasionalnya tetapi ke tahfidznya,

akhirnya ketika mengurus ke Dinas internasionalnya

dihapus sehingga SD DaQu sekolah nasional namun

program-program internasional masih kita terapkan

seperti adanya mata pelajaran math, sains, english.

Sehingga 3 program unggulan disini meliputi

program unggulan tahfidz, sains dan bahasa.

3 Bagaimana

penerapan program

unggulan di SD

Daarul Qur’an

Semarang?

Program unggulan tahfidz ditargetkan anak dapat

menghafal sebanyak 8 juz, target ini diperuntukkan

untuk anak kelas 1 yang baru masuk pada tahun ini

dan mulai berlaku pada tahun ini. Untuk kelas atas

target hafalan masih 4 juz karena adanya program

Wisuda Tahfidz Nasional/WTN yang mentargetkan

anak dapat menghafal rata-rata sebanyak 4 juz.

Alhamdulillah anak disini ada yang hafalanya sudah

sampai 5 sampai 6 juz. Sehingga tahun-tahun

sebelumnya target hanya 4 juz. Guru pengampu

tahfidz hanya mengampu program unggulan tahfidz

tidak mengampu pelajaran lain.

Program unggulan bahasa berfokus pada

pembelajaran bahasa inggris, bahasa inggris masuk

ke dalam 3 mapel yakni math, sains dan english.

Program unggulan sains ditujukan agar anak

memiliki rasa ingin tahu yang lebih tinggi,

pembelajaran yang dilakukan kombinasi antara

praktik dan teori anak-anak tidak hanya belajar di

kelas namun juga belajar di luar kelas, diharapkan

anak dapat memecahkan masalah secara mandiri.

4 Bagaimana

kurikulum yang

diterapkan di SD

Daarul Qur’an

Semarang?

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas

3 dan 6, kelas 1,2,4 dan 5 menggunakan Kurikulum

2013.

5 Bagaimana peran Peran implementasi kurikulum yaitu mendukung

246

implementasi

kurikulum dalam

upaya

pengembangan

program unggulan di

SD Daarul Qur’an

Semarang?

program unggulan diwujudkan melalui berbagai

kegiatan seperti ekstrakurikuler guna meningkatkan

kualitas anak.

6 Bagaimana strategi

implementasi

kurikulum dalam

upaya

pengembangan

program unggulan di

SD Daarul Qur’an

Semarang?

Strategi meliputi pengaturan jam pelajaran, adanya

tahfidz intensif dan tahsin intensif serta

ekstrakurikuler english club. Adanya ekstrakurikuler

sebenarnya diperuntukan bagi anak-anak yang ingin

fokus memperbaiki bahasa inggris atau fokus

kelebihan kemampuan bahasa inggrisnya, maka dari

itu beberapa anak ada yang mengikuti english club.

Kalau tahfidz intensif diperuntukan untuk mengejar

target hafalan 8 juz, sedangkan tahsin intensif

diperuntukan bagi anak-anak yang belum bisa

membaca Al Qur’an. Tahfidz intensif pelaksanaan

masuk ke dalam mata pelajaran, jadi setiap bulan

dalam 3 hari diambilkan untuk menghafal Al Qur’an

dalam satu hari full. Sedangkan, tahsin intensif

diberikan setelah pulang sekolah jadi seperti

tambahan jam pelajaran. Pelaksanaan pembelajaran

tahfidz dilaksanakan di luar kelas karena sistemnya

halaqoh sesuai kemampuan hafalan yang sudah

dimiliki.

7 Bagaimana proses

pembelajaran di SD

Daarul Qur’an

Semarang?

Proses pembelajaran sama dengan sekolah pada

umumnya, yang membedakan jam pelajarannya

karena sistem yang kita gunakan adalah Fullday

School sampai jam 3 sore.

8 Apa saja bentuk

penilaian pendidik

terhadap peserta

didik pada program

unggulan tahfidz,

sains dan bahasa?

Penialain harian, Ulangan per bulan atau per bab,

Ulangan Tengah Semester dan Ulangan Akhir

Semester.

9 Bagaimana

perkembangan mutu

pendidik dan peserta

didik di SD Daarul

Jumlah peserta didik setiap tahun selalu meningkat,

dari hasil lulusan Alhamdulillah masih sesuai

dengan target kelulusan yang kita miliki, prestasi

lomba POPDA juga meningkat. Pendidik memang

247

Qur’an Semarang? jarang ikut perlombaaan, namun kegiatan pelatihan

juga sering dilakukan. Seperti: Pelatihan dari

penerbit Mentari terkait prosedur pembelaharan

bagaimana penggunaan buku pegangan terutama

pada mata pelajaran math, sains dan english,

pelatihan dari luar juga ada sering kita datangkan

disesuaikan dengan kebutuhan pelatihan saat itu

bersifat kondisional. Pelatihan yang diadakan lebih

mengarah ke pelatihan softskill bagi guru, karena

pelatihan yang berkaitan dengan pembelajaran

biasanya diselenggarakan oleh Dinas.

10 Bagaimana peran

Bapak/Ibu selaku

waka kurikulum

dalam upaya

pengembangan

program unggulan di

SD Daarul Qur’an

Semarang?

Saya tugasnya menyusun program untuk anak-anak,

untuk masalah pelaksanaan adalah peran semuanya.

Tugas saya disini sama seperti dengan tugas waka

kurikulum layaknya sekolah lainya.

11 Bagaimana upaya

yang dilakukan

untuk meningkatkan

mutu pendidik dan

peserta didik di SD

Daarul Qur’an

Semarang?

Diwujudkan dengan pelatihan bagi guru, untuk

peserta didik diwujudkan dengan pendampingan.

Pendampingan tidak hanya bagi siswa yang

berprestasi namun juga bagi siswa yang belum

mampu dalam pembelajaran, biasanya wali kelasnya

menganalisis siapa saja yang masih belum bisa. Wali

kelas memberi pendampingan tambahan materi pada

saat jam istirahat, atau saat menunggu jemputan

orang tua ketika pulang sekolah. Dengan cara diberi

soal maupun diberi pertanyaan-pertanyaan. Untuk

yang berprestasi difokuskan bagi anak-anak yang

akan dilombakan, jauh-jauh sudah kita perkirakan

siapa saja yang akan ikut lonba pada tahun

berikutnya. Pada awal tahun, kita juga

berkomunikasi dengan orang tua bahwa anaknya

pada tahun depan akan diikutkan lomba jadi pihak

sekolah memohon agar orangtua juga melakukan

bimbingan selama dirumah. Misalnya: pada tahun ini

peserta lomba adalah kelas V, maka untuk kelas IV

kita sudah mulai mencari bibit unggul. Disini ada

tim khusus yang dibentuk oleh tim kurikulum dan

248

kesiswaan yang bertugas mencari bibit unggul,

mendampingi, dan membimbing siswa yang ikut

perlombaan sesuai dengan bidangnya masing-

masing.

12 Bagaimana kegiatan

evaluasi dalam upaya

pengembangan

program unggulan

tahfidz, sains dan

bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Evaluasi biasnya dari hasil belajar dan prestasi

ketika mengikuti lomba, evaluasi juga dilakukan

oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan wakil

koordinator selama satu minggu sekali.

13 Bagaimana

instrumen dan

metode yang

digunakan dalam

mengevaluasi

pengembangan

program unggulan

tahfidz, sains dan

bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Tidak ada instrument khusus yang digunakan dalam

evaluasi, namun metode yang kami gunakan yakni

proses perencanaan sekaligus evaluasi, setelah

mengevaluasi kita melihat perencanaan satu minggu

ke depan dengan berpedoman pada kalender

pendidikan sekolah. Jadi kalander pendidikan satu

minggu apa, nanti kita bahas.

14

Apa saja faktor

pendukung dan

penghambat dalam

upaya

pengembangan

program unggulan

tahfidz, sains dan

bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Faktor pendukung semua guru disini sudah

berkompeten dibidangnya.

Faktor penghambat seperti kurangnya media konkret

untuk pembelajaran dan pengaturan jam pelajaran

yang masing kurang. Misalnya untuk tahfidz dalam

satu minggu ada 9 jam itu sudah cukup, namun

untuk sains dan english jam pelajarannya kurang

karena kita mengikuti kurikulum 2013 harusnya

dalam satu minggu ada 24 jam tetapi karena ada

mata pelajaran lain dan harus dibagi-bagi akhirnya

kita dapat jam pelajaran sedikit maka dari itu

bagaimana caranya guru dapat memberikan secara

optimal semua materi pada jam yang masih terbatas

tersebut. Dulu sebelum ada tematik math satu

minggu ada 4 jam, sekarang menjadi 2 jam. Itu yang

masih menjadi kendala, materinya banyak dan pakai

bahasa inggris bagaimana caranya tahu, itu yang

menjadi tantangan untuk kita. Dan kita juga

membutuhkan media yang banyak dalam

249

pembelajaran.

15 Bagaimana upaya

yang dilakukan

dalam mengatasi

hambatan yang

muncul dalam

pengembangan

program unggulan

tahfidz, sains dan

bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Upaya yang kita lakukan misalnya: kalau dalam

bahasa inggris ada materi-materi yang mungkin jauh

dari Dinas Pendidikan, untuk menyingkat waktu

materi tersebut kita lewati. Jadi yang tidak berkaitan

dengan kurikulum dinas, tidak kita ajarkan ke anak.

Misalnya pada pelajaran math karena memakai mata

uang dolar, dan kita menggunakan rupiah kita maka

tidak ajarkan ke siswa. Sedangkan materi rupiah di

tematik juga sudah ada, jadi kita lebih fokus ke hal-

hal yang memang berkesinambungan dengan tematik

biar tidak begitu jauh materinya.

Kendala media yang dituntut adalah kretaivitas dari

guru itu sendiri, bagaimana memanfaatkan waktu di

sela-sela kesibukan untuk membuat sesuatu yang

kreatif yang bisa digunakan sebagai media konkret

dalam pembelajaran.

Transkip Hasil Wawancara dengan Koordinator Program Unggulan Tahfidz

Informan : Bapak Zaenal Musta’in, Al Hafidz

Jabatan : Koordinator Bidang Tahsin tahfidz

Hari, Tanggal : Selasa, 10 April 2018

Tempat : Ruang Tamu SD Daarul Qur’an Semarang

No Butir Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana konsep

penyelenggaran

pendidikan di SD

Daarul Qur’an

Semarang?

Secara garis besar konsep yang ada di SD Daarul

Qur’an Semarang kembali ke visinya yakni kembali

ke Al Qur’an, dimana semua pembelajaran yang ada

disini berlandaskan Al Qur’an. Visi utamanya

melahirkan pemimpin dunia yang berlandaskan Al

Qur’an. Intinya di semua pembelajaran ditekankan

karakter anak bisa terbangun dengan karakter Al

Qur’an.

2 Bagaimana latar

belakang adanya

program unggulan

tahfidz serta bentuk

program unggulan

yang dimiliki oleh

SD Daarul Qur’an

Semarang?

Berawal dari keinginan/cita-cita Ustadz Yusuf

Mansyur selaku pendiri/pionir dari Daarul Qur’an,

beliau memiliki cita-cita agar masyarakat gemar

menghafal Al Qur’an diwujudkan dengan adanya

program tahfidz qur’an. Beliau bercota-cita suatu saat

nanti salah satu pemimpin negara di Republik

Indonesia adalah seorang hafizh quran sehingga

negera RI menjadi yang lebih maju. Keinginan ini

250

diwujudkan dalam bentuk pendirian pendidikan non

formal yaitu pondok pesantren, dan pada pendidikan

formal yaitu SD Daarul Qur’an.

3 Bagaimana proses

perencanaan

program unggulan

tahfidz di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Proses perencanaan di rumuskan dalam rapat kerja

yang dilaksanakan dalam satu semester dan rapat

koodinator yang dilaksanakan setiap pertengahan

semester. Bagaimana evaluasi dan program satu

tahun kedepan. Setiap tahunnya dilaksnakan, jadi

benar-benar ada ruang perencanaan untuk program

unggulan tahfidz.

4 Bagaimana proses

pelaksanaan

program unggulan

unggulan tahfidz di

SD Daarul Qur’an

Semarang?

Dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar, ada

setoran ada murojaah. Kita mengikuti bahasa dari

Dinas sehingga mata pelajaran tahfidz masuk dalam

kegiatan penunjang/ ekstrakurikuler walaupun

pelaksanaannya menggunakan jam pelajaran.

5 Apa saja kegiatan-

kegiatan yang

dilakukan dalam

upaya

pengembangan

unggulan tahfidz di

SD Daarul Qur’an

Semarang?

Tahfidz camp dan tahsin intensif.

6 Kapan saja upaya

pelaksanaan

pengembangan

pogram unggulan

tahfidz di SD Daarul

Qur’an Semarang

baik dalam kegiatan

pembelajaran

maupun diluar

pembelajaran?

Tahfidz camp yaitu penambahan waktu mengaji

dilaksanakan dalam satu hari, tahfidz cap

dilaksanakan 3 hari dalam satu bulan. Dulu 3 hari

berturut-turut kita ambil, kalau sekarang kita ambil 1

hari setiap minggunya. Sedangkan tahsin intensif

yakni tambahan pendampingan/pembelajaran cara

membaca Al Qur’an bagi yang belum bisa/lancar di

luar jam pembelajaran/sepulang sekolah.

8 Dimanakah upaya

pelaksanaan

pengembangan

program unggulan

tahfidz di SD Daarul

Qur’an Semarang

Dilaksanakan di lingkungan sekolah.

251

baik dalam kegiatan

pembelajaran

maupun diluar

pembelajaran?

9 Bagaimana metode

atau strategi

penyampaian dalam

upaya

pengembangan

pogram unggulan

tahfidz di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Dalam penyampaian pembelajaran ada namanya

yaitu talaqi (bagaimana guru meneliti bacaan anak-

anak), tasmi’ah (bagaimana guru

mendengar/menerima setoran bacaan anak-anak),

muroja’ah (pengulangan hafalan).

10 Bagaimana peran

Bapak/Ibu selaku

koordinator program

unggulan dalam

upaya

pengembangan

pogram unggulan

tahfidz di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Saya guru tahfidz biasa mengajar seperti yang lain,

tetapi saya bertanggungjawab semua pembelajaran

yang ada di SD Daarul Qur’an Semarang.

Koordinator itu merencanakan, dan mengawasi

apakah semua program sudah terlaksana atau belum.

11 Bagaimana proses

evaluasi

pengembangan

program unggulan

tahfidz di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Biasanya semua guru tahfidz kita kumpulkan, mereka

bersuara jadi tidak saya pribadi yang mengevaluasi

tetapi semua mengevaluasi bersama apa yang masih

menjadi kekurangan/kendala kita bahas bersama.

Kita sama-sama bersuara bukan sebagai atasan dan

bawahan tetapi sebagai tim, jadi kita yang mengajar

tahfidz disini bisa disebut dengan Tim Tahfidz.

12 Bagaimana metode

atau prosedur dalam

mengevaluasi

program unggulan

tahfidz di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Prosedur evaluasinya seperti serap aspirasi, nanti

koordinator yang mengerucutkan semuanya disitu.

13 Bagaimana indikator

dalam mengetahui

bahwa peserta didik

telah mampu

menguasai program

unggulan tahfidz di

Bisa dilihat dari raport hariannya atau dailiy tahfidz,

dilihat dari point yang diperoleh siswa. Daily tahfidz

ini sangat nyata sesuai dengan kemampuan siswa.

252

SD Daarul Qur’an

Semarang?

14 Apa saja faktor

pendukung dan

penghambat dalam

upaya

pengembangan

program unggulan

tahfidz di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Faktor pendukungnya yang pasti sekolah ini adalah

Sekolah Daarul Qur’an, ruhnya sudah Al Qur’an

bagaimana semua orangtua yang memasukkan

anaknya disini sadar bahwa disini adalah sekolah

penghafal Al Qur’an.

Faktor penghambatnya tidak semua orangtua

memahami bahwa menghafal Al Qur’an itu tidak

hanya di sekolah saja namun juga dirumah. Sehingga

anaknya hanya ngaji di sekolah, hasil nya kurang

sesuai target.

15 Bagaimana upaya

yang dilakukan

dalam mengatasi

hambatan yang

muncul dalam

pengembangan

program unggulan

tahfidz di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Memberi tekanan ke anak agar meningkatkan

kemampuan hafalannya, bagaimana siswa bisa lebih

mandiri walaupun tanpa pengawasan orangtua

dirumah.

Transkip Hasil Wawancara dengan Koordinator Program Unggulan Sains

Informan : Bapak Muhammad Zuhri

Jabatan : Koordinator Program Unggulan Sains

Hari, Tanggal : Jumat, 16 Maret 2018

Tempat : Ruang Perpustakaan

No Butir Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana konsep

penyelenggaran

pendidikan di SD

Daarul Qur’an

Semarang?

Khusus di bidang Sains, implementasi pada

pendidikan di sains karena kita menggunakan buku

mypouls dan kurikulumnya dari Cambridge

Singapura dan baru kita mulai 3 tepatnya tahun 2016

jadi sampai 2018 kebetulan sudah 3 tahun, ada

beberapa kelas yang belum menerima sains dari

tahap bawah jadi ketika kurikulum itu masuk

otomatis yang kelas 4 5 6 tidak dapat sains dari yang

paling basic dapatnya langsung di buku pada grade 4

sesuai kelas mereka, yang jadi kendala atas

penyesuaian untuk grade 4 karena materi sains

253

harusnya dari tingkat basic, intermediad, dan

advance harus berurutan dan bertahap. Praktik lebih

didominasi untuk kelas atas 4,5 untuk kelas 1, 2 baru

materi pengenalan untuk kelas 3 ada praktiknya

namun seimbang antara praktik dan teori.

2 Bagaimana latar

belakang adanya

program unggulan

sains serta bentuk

program unggulan

yang dimiliki oleh

SD Daarul Qur’an

Semarang?

Dari yayasan DaQu pusat menginginkan yang maju

tidak hanya pada bidang tahfidznya saja, namun juga

pada bidang bahasa. Buku yang kita gunakan

menempati buku nomor 1 terbaik di dunia, maka kita

ingin implementasikan. Anak-anak bisa belajar

bahasa inggris melalui buku ini. Kalau di buku sains

biasa, pengantarnya masih menggunakan bahasa

Indonesia, kalau kita sains pakai english, math juga

english, englishnya juga inggris.

3 Bagaimana proses

perencanaan

program unggulan

sains di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Guru sains merencanakan pembelajaran sains sesuai

dengan gradenya atau tingkat kelasnya lebih

tepatmya hal yang ingin dicapai dari pembelajaran di

kelas tersebut, Contohnya dulu ketika saya mengajar

sains kelas 1 kalau sesuai materi seperti pengenalan

materi Living Things maka kita upayakan tidak

hanya belajar di dalam kelas saja, tetapi kita ajak

moving class juga dan disitu kita kenalkan materi

tersebut. Kita belajar menggunakan media hidup di

lingkungan sekitar, kelas 4 lebih ke praktiknya saya

meminta mereka misalnya ada buku yang masih

terkait dengan materi ini diperbolehkan untuk

dibawa dan dipelajari. 1 bulan 2 kali praktikumnya

karena satu minggu hanya 2 jam saja, karena pada

kelas atas ada IPA dan Sains.

Tujuan dari sains mengenalkan kosakata bahasa

inggris tentang sains pada anak-anak, kalau saya

bandingkan dengan buku IPA sebenarnya

pemahaman lebih mudah yang ada di sains.

Kendalanya sains ini memang harus diajarkan pada

tahap awal agar anak-anak lebih paham mengerti.

4 Bagaimana proses

pelaksanaan program

unggulan unggulan

sains di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Pelaksanaan program sains bergantung pada tingkat

grade materi yang diajarkan. Kelas 1 2 pengenalan,

kelas 3 kombinasi praktik dan teori yang seimbang,

kelas 4 5 di dominasi lebih banyak praktiknya.

254

5 Apa saja kegiatan-

kegiatan yang

dilakukan dalam

upaya

pengembangan

unggulan sains di SD

Daarul Qur’an

Semarang?

Mengupayakan kegiatan praktik dengan bekerja

sama dengan siswa dan orangtua siswa.

6 Kapan saja upaya

pelaksanaan

pengembangan

pogram unggulan

sains di SD Daarul

Qur’an Semarang

baik dalam kegiatan

pembelajaran

maupun diluar

pembelajaran?

Pelaksanaan masuk dalam jam pembelajaran karena

sains belum ada ekstrakurikulernya.

8 Dimanakah upaya

pelaksanaan

pengembangan

program unggulan

sains di SD Daarul

Qur’an Semarang

baik dalam kegiatan

pembelajaran

maupun diluar

pembelajaran?

Masih di lingkungan sekolah baik di dalam kelas

maupun di luar kelas.

9 Bagaimana metode

atau strategi

penyampaian dalam

upaya

pengembangan

pogram unggulan

sains di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Strategi pengembangan sains setiap grade dan kelas

berbeda, setiap kelas memiliki pemahaman bahasa

inggris yang berbeda. Khusus untuk kelas yang

pemahamnnya sudah bagus, kita full pakai

menggunakan bahasa inggris selama mengajar sains.

Untuk yang masih kurang, kita menggunakan

maxing. Istilah khusus dalam sains tetap kita

sampaikan dalam bahasa inggris, namun untuk

pengenalannya kita menggunakan bahasa Indoensia

agar anak-anak lebih paham.

10 Bagaimana peran

Bapak/Ibu selaku

Pertama, saya bertugas mengadakan pelatihan bagi

guru-guru bahasa, yaitu untuk guru bahasa inggris,

255

koordinator program

unggulan dalam

upaya

pengembangan

pogram unggulan

sains di SD Daarul

Qur’an Semarang?

sains dan math. Sebelum ada tahun ajaran baru selalu

ada pelatihan bagi guru lama maupun guru baru.Kita

mendatangkan pelatihan dari pusat dan penerbit

mentari. Kedua, kita sering mengadakan

perkumpulan bagi tim guru bahasa berkoordinasi

dengan tim bahasa dan budaya. Misalnya, pada guru

sains kelas atas kita perlu koordinasi dengan guru

IPA, kita berusaha menyikronkan materi pada mata

pelajaran IPA dan sains.

11 Bagaimana proses

evaluasi

pengembangan

program unggulan

sains di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Mengevaluasi buku pegangan yang kita gunakan,

dengan melihat atau membenahi materi yang ada di

dalam buku agar lebih mudah disampaikan kepada

siswa. Kita akan memilih bahasa yang lebih mudah

digunakan untuk disampaikan kepada siswa. Karena

materi sains sangat mengacu pada buku pegangan.

12 Bagaimana metode

atau prosedur dalam

mengevaluasi

program unggulan

sains di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Sebelum disampaikan ke siswa, kita mempelajari

dahulu isi dari buku pegangan tersebut, apabila ada

hal yang perlu dibenahi maka kita akan mencarikan

solusi bersama-sama.

13 Bagaimana indikator

dalam mengetahui

bahwa peserta didik

telah mampu

menguasai program

unggulan sains di SD

Daarul Qur’an

Semarang?

Saya pribadi setiap pertemuan saya adakan Quiz, 10

menit sebelum pelajaran dimulai. Sebenarnya tujuan

Quiz untuk mereview materi terdahulu, namun kita

menyebutkan Quiz. Siapa yang bisa menjawab kita

akan kasih hadiah atau reward.

Kemudian, tentang pengetahuan bahasanya. Setiap 1

semester kita memiliki target jumlah suku kata sains

yang dapat dipahami siswa. Apabila siswa sudah

memahami kosa kata pada materi ini tanpa kita

mengulangnya berarti target kita telah tercapai.

14 Apa saja faktor

pendukung dan

penghambat dalam

upaya

pengembangan

program unggulan

sains di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Faktor pendukung, semua tim guru insyaallah sudah

kompak, sharing materi dan koordinasi juga sering

dilakukan.

Faktor penghambat bahan-bahan yang ada di lab

sains belum lengkap, sehingga kita lebih merepotkan

ke siswanya.

15 Bagaimana upaya Kita lebih melibatkan orangtua dalam bekerjasama,

256

yang dilakukan

dalam mengatasi

hambatan yang

muncul dalam

pengembangan

program unggulan

sains di SD Daarul

Qur’an Semarang?

apabila ada project tertentu kita meminta bantuan

orangtua untuk membawakan bahan tersebut ke

sekolah. Dari pihak orangtua selama ini tidak merasa

keberatan. Kita berusaha mengoptimalkan kretaifitas

guru agar mampu memanfaatkan barang bekas untuk

membuat media pembelajaran.

Transkip Hasil Wawancara dengan Koordinator Program Unggulan Bahasa

Informan : Ibu Novia Irmawati

Jabatan : Koordinator Bidang Bahasa dan Budaya

Hari, Tanggal : Jumat, 9 Maret 2018

Tempat : Ruang Administrasi

No Butir Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana konsep

penyelenggaran

pendidikan di SD

Daarul Qur’an

Semarang?

Bentuk penyelenggaraan pendidikan disini adalah bersinergi,

semua kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah akan

didukung. Disini memang menggunakan kelas kecil dan

moving clas sehingga lebih enak karena memang ruangan

kita juga kecil juga, jadi 15 anak perkelas sudah terasa

banyak. Biar mereka tidak bosan kita ada sistem moving

class, jadi anak-anak bisa belajar dimana saja. Sistem moving

class nya tidak terjadwal, namun hanya pelajaran IT saja kita

yang terjadwal. Untuk penggunaan moving class diluar kalau

misalnya tidak dipaiak kita bisa menggunakan. Penggunaan

kelas diluat pun disesuaikan dengan materi yang dipelajari.

Untuk tempat duduk anak juga bisa berubah setiap saat

kadang berbentuk letter-U kadang berbentuk

perkelompok/grouping, kalau gruping kita juga lebih enak

karena dlam gruping kemampuan anak berbeda-beda ada peer

teaching, maksutnya anak yang pinter bisa memberi tahu

anak yang kurang pinter, tujuan penerapan model seperti ini

supaya kedepannya pandangan mereka enak, merekapun juga

berkomunikasi dengan temannya juga enak, karena kadang

ada anak-anak yang malu kalau bertanya kepada gurunya jadi

penerapannya kaya think pare share ketika merek berpikir

satu baru mereka share ketemennya dan baru mereka

mengungkapkan.

2 Bagaimana latar

belakang adanya

SD DaQu menginginkan agar peserta didik mampu

menguasai bahasa asing terutama bahasa internasional yakni

257

program unggulan

bahasa serta bentuk

program unggulan

yang dimiliki oleh

SD Daarul Qur’an

Semarang?

bahasa inggris. Seperti kita tahu ada peribahasa “Apabila kita

ingin menguasai dunia, maka kita harus menguasai bahasa”.

Sebagai seorang muslimpun kita harus bisa berbahasa inggris

untuk berkomunikasi terlebih berkomunikasi dengan bangsa

barat yang lebih mendominasi.

3 Bagaimana proses

perencanaan

program unggulan

bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Karena kita memiliki siswa-siswa yang memang basic bahasa

inggris bawaannya sudah bagus jadi kita kembangkan dalam

bentuk english club untuk anak yaiu kelas 3 sampai kelas 6

tapi kita juga ada program unggulan english intensif dan ini

masih belum berjalan masih dalam proses perencanaan

ditujukan untuk kelas 1 yang Alhamdulillah bahasa

inggrisnya sudah bagus jadi kita tinggal membekali dia untuk

memperkuat convertation jadi kita bisa membuka level yang

lainnya, jadi kita akan pisahkan anak yang basicnya sudah

bagus dan anak yang baru memulai, karena ternyata ketika

kita waktu itu mengadakan puppetshow terlihat ada anak

yang antusias untuk mengikutinya, tetapi karena level bahasa

inggrisnya kurang dia tidak bisa ikut sehingga kita akan

membedakan menurut level kemampuannya, dan rencananya

akan diadakan sepulang sekolah atau hari Sabtu. Sangat

disayangkan kalau misalnya kemampuanya tidak di expose

atau di explore padahal itu merupakan modal, ini ada 7 orang

yang speaking bahasa inggrisnya bagus di kelas 1, sekalipun

writingnya masih meraba-raba atau belum mahir karena

mereka youtuber semua.

4 Bagaimana proses

pelaksanaan program

unggulan unggulan

bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

English club sudah berjalan setiap hari kamis bagi anak-anak

kelas 3 dan 6, tapi itu belum intensif karena speaking mereka

gak sebagus anak-anak yang kelas 1 ini maksutnya 7 orang

yang sudah ceritakan tadi. Kita berusaha menggunakan

bermain sambil belajar, kita pakai games tapi sebenarnya

mereka belajar seperti kita main kartu tapi sebenarnya kita

ada pembelajaran disitu. Adanya english club digunakan

untuk mensuport pelajaran math sama sainsnya. Kita

biasanya juga ada volunteer nanti juga ada mahasiswa Unnes

yang mahasiswa asing dari Darmasiswa, kadang-kadang

mereka datang kesini walaupun mereka bukan native speaker

cuma kita usahakan supaya paling tidak anak-anak mengenal

budayanya dulu, paling ngga anak-anak bisa berbicara dan

berani berbicara.

258

5 Apa saja kegiatan-

kegiatan yang

dilakukan dalam

upaya

pengembangan

unggulan bahasa di

SD Daarul Qur’an

Semarang?

Kegiatan yang dilakukan disini yakni adanya english club,

adanya volunteer dari luar dan penerapan pembelajaran

bermain sambil belajar.

6 Kapan saja upaya

pelaksanaan

pengembangan

pogram unggulan

bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang

baik dalam kegiatan

pembelajaran

maupun diluar

pembelajaran?

Pelaksanaananya untuk english club dilaksanakan setiap hari

kamis, adanya volunteer dari luar kita upayakan untuk setiap

kelas, dan penerapan bermain sambil belajar kita sesuaikan

dengan materi pelajaran yang sedang diajarkan. Jadi media

kartu atau yang lain kita sesuaikan dengan materi, sehingga

bersifat kondisional.

8 Dimanakah upaya

pelaksanaan

pengembangan

program unggulan

bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang

baik dalam kegiatan

pembelajaran

maupun diluar

pembelajaran?

Untuk pengembangan kita lakukan di lingkungan sekolah.

9 Bagaimana metode

atau strategi

penyampaian dalam

upaya

pengembangan

pogram unggulan

bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Strategi yang kita gunakan yakni bermain sambil belajar, bisa

menggunakan kartu atau media lain. Kita upayakan anak-

anak bermain .

10 Bagaimana peran

Bapak/Ibu selaku

koordinator program

unggulan dalam

Peran saya disini berdiskusi dengan tim bahasa dan budaya

disitu kita akan membuat program buat siswa, nah program

yang untuk siswa sudah berjalan namun program untuk guru

belum berjalan. Jadi kita disini punya program yang bukan

259

upaya

pengembangan

pogram unggulan

bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

hanya untuk muridnya saja tetapi juga untuk guru-gurunya,

insyaAllah kita mengambil trainer dari luar itu juga sudah

masuk dalam perencanaan.

11 Bagaimana proses

evaluasi

pengembangan

program unggulan

bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Kalau disini banyak evaluasinya, karena disini kita punya tim

setiap kegiatan kita evaluasi. Seperti kemarin ketika kita ada

puppetshow kita ada beberapa show nah ada evaluasi dari kita

kendalanya seperti apa, kita juga evaluasi dengan anak-anak

jadi kita berusaha berdiskusi dengan anak-anak tadi

performance nya seperti ini, kenapa bisa begini, kendalanya

bisa begini dan seperti apa. Jadi berbicara dengan mereka kita

sperti berbicara dengan orang dewasa, jadi kendalanya apa

lalu kita akan mencarikan solusinya bareng-bareng, jadi

dalam evalusi anak-anak juga dilibatkan.

12 Bagaimana metode

atau prosedur dalam

mengevaluasi

program unggulan

bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Prosedur evaluasinya secara langsung dengan metode diskusi

dengan siswa. Jadi setiap ada kegiatan kita diskusikan lebih

dahulu termasuk dengan orangtua, setiap latihan kita ada

evaluasi.

13 Bagaimana indikator

dalam mengetahui

bahwa peserta didik

telah mampu

menguasai program

unggulan bahasa di

SD Daarul Qur’an

Semarang?

Karena basic anak-anak disini belum bagus, jadi kita bener-

bener mendidik dari awal karena disini kita ingin anak tidak

hanya tahu ini dengan ini jawabannya ini, tapi kenapa bisa

begitu, cara berbicara yang benar bagaimana. Anak-anak

sekarang Alhamdulillah sudah mulai miss ajarin ini, ajarin

itu. Seperti ajarin ini bacanya gimana, kalau kaya gitu

ngerjainnya kaya gimana. Jadi mereka sudah ada rasa ingin

tahupun , kita udah senang paling tidak ada motivasi anak-

anak untuk belajar. Karena faktanya ada beberapa anak

kurang menyukai pelajaran bahasa inggris, dan ketia mereka

termotivasi untuk belajar dan rasa ingin tahunya sudah mulai

tumbuh bagi kita sudah subhanallah, progress sedikitpun

benar-benar kita hargai itu untuk kelas atas seperti kelas 3 4

pelajaran sudah mulai sulit, tetapi untuk kelas bawah 1 2

motivasi belajarnya masih bisa kita bentuk.

14 Apa saja faktor

pendukung dan

penghambat dalam

Faktor pendukung adanya kerjasama dengan pihak luar

seperti DEJAVATO sama Darmasiswa Unnes dalam

mendatangkan relawan atau native speaker diharapkan

260

upaya

pengembangan

program unggulan

bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

adanya pendatangan tersebut siswa terpancinng lebih tinggi

untuk berbicara menggunakan bahasa inggris. Untuk

pelatihan guru-guru kita juga ada training kerjasama bagi

guru dari Mentari.

Faktor penghambatnya terakait dengan sistem sekolah DaQu,

karena pada awal penerimaan siswa tidak ada plasment tes

atau sistem penjarigan sehingga guru harus bisa mengajarkan

bahasa inggris dari awal dan mendampingi sesuai

kemampuan yang dimiliki peserta didik.

15 Bagaimana upaya

yang dilakukan

dalam mengatasi

hambatan yang

muncul dalam

pengembangan

program unggulan

bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Kita belajar menumbuhkan minat pada anak-anak agar anak-

aanak suka dan gemar belajar bahasa inggris. Karena ketika

mereka udah suka dan enjoy anak-anak akan lebih mudah

belajar.

Tentu juga kita akan memberi semangat belajar dengan

memberi reward, misalnya nanti kalau bisa ngerjain ini nanti

kita akan pilih yang terbaik. Kita memberi jajan atau permen

mereka motivasinya sudah kuat dibandingkan dengan kita

tidak memberi apa-apa. Kalau memberi pujian itu pasti

dilakukan, dengan kita kasih reward yang mungkin bagi kita

itu hal yang sedikit namun bagi mereka luar biasa. Jadi

reward dan konsekuensi itu pasti ada.

Disini beberapa guru banyak yang menerapkan seperti itu

walaupun terkadang tidak berwujud pemberian barang, missal

juga dalam betuk sertifikat atau yang lain.

Transkip Hasil Wawancara dengan Guru Pengampu Program Unggulan

Tahfidz

Informan : Ibu Lailatul Mardiyah

Jabatan : Guru Tahsin Tahfidz/ Wali Kelas III

Hari, Tanggal : Selasa, 20 Maret 2018

Tempat : Ruang Guru SD Daarul Qur’an Semarang

No Butir Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana latar

belakang adanya

program unggulan

tahfidz di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Kita ingin mengajarkan cara menghafal dan

membaca Al Qur’an dengan baik dan benar pada

anak-anak. Harapannya, siswa dapat pandai secara

akademis maupun spiritulanya.

2 Bagaimana konsep Anak-anak diajarkan cara menghafal Al Qur’an

261

program unggulan

tahfidz di SD Daarul

Qur’an Semarang?

disesuaikan dengan kemampuan yang dimilki oleh

masing-masing anak.

3 Apa saja tujuan yang

ingin dicapai pada

program unggulan

tahfidz di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Anak-anak bisa membaca dan menghafal Al Qur’an

dengan baik dan benar. Target hafalan siswa 8 juz

bagi siswa kelas 1 yang baru masuk, untuk siswa

kelas atas target hafalan sebanyak 4 juz. Namun

kembali lagi pada kemampuan anak-anak.

4 Bagaimana upaya

yang dilakukan

untuk mencapai

tujuan program

unggulan tahfidz di

SD Daarul Qur’an

Semarang?

Memotivasi anak agar dapat menghafal Al Qur’an,

melakukan bimbingan dengan anak didik selama

pembelajaran tahfidz di sekolah serta berusaha

bekerjasama dengan orangtua agar membimbing

anak-anak di rumah guna mencapai target hafalan

tersebut.

5 Bagaimana

pendekatan yang

dilakukan dalam

program unggulan

tahfidz?

Pendekatan dengan pembiasaan dalam DaQu method

yang diterapkan disini.

6 Apa saja yang

dipersiapakan guru

ketika akan mengajar

program unggulan

tahfidz?

Mempersiapkan buku Kaidah Daqu yang digunakan

untuk mengajar tahsin kelas 1, untuk kelas 2 sampai

6 kita memakai Yanbu’a.

7 Bagaimana

pengorganisasian

pembelajaran

(pengelolaan tahfidz

dan tahsin) pada

program unggulan

tahfidz?

Untuk pengorganisasisan halaqoh yang membagi

adalah koordinator tahfidz, kita selaku pengampu

tahfidz hanya terima jadi saja. Jadi yang membagi-

bagi atau klasifikasi kemampuan anak adalah

koordinator, dan yang mengajar yakni guru

pengampu.

Dalam 1 halaqoh berbeda-beda jilid dan hafalannya,

dalam 1 halaqoh ada heterogen.

8 Apa saja metode

pembelajaran tahsin

tahfidz yang

digunakan?

Kelas 1 menggunakan metode tahsin Kaidah Daqu,

kelas 2 menggunakan metode tahsin Yanbu’a dari

Kudus. Penggunaan atau penerapan metode ini

sesuai himbauan dari pusat.

9 Apa saja media dan

buku pegangan yang

Media pembelaaran tahfidz yakni buku cara

membaca Al Qur’an yang kita buat sendiri diberi

262

digunakan dalam

pembelajaran tahsin

tahfidz?

nama “Kaidah Daqu” disusun internal oleh tim

Yayasan DaQu.

Buku pegangan yakni adanya buku pegangan bagi

siswa guna mengecek perkembangan hafalan siswa.

10 Apa saja kaidah dan

strategi pembelajaran

yang digunakan

dalam pembelajaran

tahsin tahfidz?

Kaidahnya yakni Kaidah Daqu dan Yanbu’a, strategi

pembelajaran yakni mengajar sesuai tingkat

kemampuan siswa yang ada pada halaqoh tersebut.

11 Bagaimana bentuk

penilaian tahfidz

yang diterapkan?

Untuk tahsin kita ada buku pretasi tahsin, untuk

tahfidz kita ada daily tahfidz. Untuk penilaian tahsin

yakni “lancar dan kurang lancar”, untuk tahfidz

dibagi menjadi 3 yakni penambahan hafalan ia

mendapatkan point 2 kalau dia lancar, murojaah

(batas hafalan) point maksimal 2 dan akhlak (tentang

sikap keterlambatan/sikap hafalan) pointnya 1. Total

maksimal point yakni 5.

12 Bagaimana indikator

dalam mengetahui

peserta didik telah

berhasil

pembelajaran

program unggulan

tahfidz?

Mendapatkan total maksimal 5 yakni

penambahannya hafalan bagus dengan skor 2,

murojaah skor 2 dan sikap 1.

Indikator lainnya yakni siswa dapat mencapai target

hafalan yang ada di sekolah atau bahkan bisa

melebihi target tersebut.

13 Bagaimana bentuk

apresiasi bagi peserta

didik yang telah

berhasil dalam

program unggulan

tahfidz?

Mulai bulan Januari 2018 dari biro tahfidz kita

memeberikan beasiswa bagi santriwan/santriwati

terbaik “tahfidz awards” yakni bebas biaya SPP 1

bulan, penentuan santriwan/santiwati terbaik dilihat

dari rekapan nilai daily tahfidz siswa tersebut. Pada

setiap akhir bulan guru tahfidz merekap siswa

terbaik di setiap halaqoh dari kelas 2 sampai kelas 6,

jadi ketika kita memberikan nilai harus sesuai

dengan kemampuan anaknya, guna menentukan

siapa siswa terbaik yang berhak mendapatkan

beasiswa tersebut. Jadi siswa terbaik bulan Januari,

akan mendapat gratis SPP pada bulan Februari.

14 Bagaimana upaya

guru dalam

pendampingan

peningkatan

Kita mentalqin (misalnya saya membaca anak-anak

menirukan) anak yang belum bisa, mentalqin juga

berbeda dengan anak yang kemapuannya lebih tinggi

kita harus mengulang beberapa kali. Misalnya ketika

263

kemampuan tahfidz

pada siswa serta

bagaimana peran

guru dalam

mengatasi peserta

didik yang memiliki

kemampuan rendah?

saya mengajarkan ayat yang panjang, saya memberi

tahu berhentinya dimana, mengulanginya lagi

dimana. Untuk anak-anak kelas 1 kita bantu dengan

terjemahan bahasa Indonesia yang tertulis dibawah

ayat pada buku Juz’ama, namun kita tetap membantu

karena ejaan arab dan tulisan berbeda.

15 Apa saja hambatan-

hambatan yang

muncul dalam

pelaksanaan

pembelajaran

tahfidz? Bagaimana

tindak lanjut dalam

mengatasi hambatan

tersebut?

Anak-anak yang belum bisa yang disebabkan

kurangnya ajaran/pendampingan dari orangtua, jadi

seperti tidak ada timbal balik dari orangtua akhirnya

kita disini mengajar sesuai dengan kemampuan anak

saja. Permasalahannya terkadang kemampuan anak

yang kurang lancar, namun menurut orang tua sudah

lacar karena beberapa orang tua kemampuan

mengajinya lebih rendah dibandingkan dengan

anaknya.

Tindak lanjut yakni adanya pendekatan dengan

kegiatan parenting menjelang pengambilan raport,

kita juga berusaha memberi pengetahuan bagamana

mendidik dan mendampingi anak selama dirumah.

Tetapi tidak semua orangtua bisa datang ke

parenting, dan yang terjadi tidak semua orangtua

mau menandatangani buku daily tahfidz.

16 Program penunjang

apa saja yang

digunakan dalam

meningkatkan

kemampuan tahfidz

pada siswa?

Tahfidz camp memang dari pusat, dari ustads Yusuf

Mansyur ingin percepatan hafalan. Tetapi kalau

menurut saya pribadi kurang efektif, karena ketika

kita ingin anak-anak meningkatkan hafalan ada

beberapa anak yang mengajinya belum lancar dan

akhirnya kembali mengajar cara mengajinya lagi.

Awalnya 3 hari berturut-turut selama satu bulan,

kalau sekarang 3 kali dalam sebulan namun berganti

hari. Misalnya minggu pertama kita laksanakan hari

senin, minggu kedua hari selasa, minggu berikutnya

haru rabu, kita memberi jeda hari.

Tahsin intensif tambahan khusus untuk anak-anak

yang masih dibawah jilid 4, sementara baru kelas 3

dilaksanakan setelah pulang sekolah hanya 1 jam

pelajaran dimulai setengan 3 sampai Ashar. Guru

tahfidz memilih anak yang kemampuan tahsinnya

masih rendah. Untuk anak yang kita rekomendasikan

264

ikut, tetapi tidak pernah berangkat dan

kemampuannya masih stag disitu saja berarti bukan

salah kita, karena kita sudah berusaha mengadakan

tambahan. Sejauh ini Alhamdulillah anak yang ikut

tambahan tahsin kemampuannya juga meningkat.

Informan : Ibu Dzawis Sa’adah

Jabatan : Guru Tahsin Tahfidz

Hari, Tanggal : Rabu, 3 April 2018

Tempat : Ruang Guru SD Daarul Qur’an Semarang

No Butir Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana latar

belakang adanya

program unggulan

tahfidz di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Sesuai visi misi yang dimiliki oleh SD Daarul

Qur’an, dari segi namanya juga sudah jelas tentang

Daarul Qur’an maka kita menerapkan pembelajaran

tahfidz.

2 Bagaimana konsep

program unggulan

tahfidz di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Anak-anak suruh menghafal Al Qur’an dari juz

30,29,28 sampai 1,2,3 disesuaikan dengan

kemampuan siswa.

3 Apa saja tujuan yang

ingin dicapai pada

program unggulan

tahfidz di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Agar anak-anak dapat mempelajari Al Qur’an dan

memahaminya serta bisa menghafal dengan baik dan

benar. Makhroj dan bacaannya juga harus benar.

4 Bagaimana upaya

yang dilakukan untuk

mencapai tujuan

program unggulan

tahfidz di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Untuk kelas 1 kita masih mengajarnya perkelas,

kelas 2 3 4 5 6 mengajarnya per halaqoh dibuat

perkelompok sesuai dengan kemampuan hafalan

yang dimiliki kelompok tersebut. Dalam satu

halaqoh terdiri dari 10-12 siswa. Pembelajarannya

tidak dikelas melainkan di luar kelas agar lebih

leluasa.

5 Bagaimana

pendekatan yang

dilakukan dalam

program unggulan

tahfidz?

Kita mentalqin anak kemudian diulang-ulang, terkait

pendekatan personal yakni target hafalan

disesuaikan dengan kemampuan anak.

6 Apa saja yang

dipersiapakan guru

ketika akan mengajar

Saya mempersiapkan buku penilaian tahfidz yang

setiap hari diisi, seperti buku prestasi tahsin di

dalamnya guna mengukur tingkat hafalan siswa

265

program unggulan

tahfidz?

yakni penambahan hafalan, murojaah dan sikap.

Persiapan yang saya lakukan lebih terkait persiapan

teknis lapangan ketika mengajar.

7 Bagaimana

pengorganisasian

pembelajaran

(pengelolaan tahfidz

dan tahsin) pada

program unggulan

tahfidz?

Dalam pengelolaan kita mengajinya satu per satu

setiap anak, kita membuat lingkaran terus mereka

yang sudah siap maju satu persatu, misalnya ada

yang tidak tertib konsekuensinya berdiri.

8 Apa saja metode

pembelajaran tahsin

tahfidz yang

digunakan?

Metode yang digunakan halaqoh dan talqin

9 Apa saja media dan

buku pegangan yang

digunakan dalam

pembelajaran tahsin

tahfidz?

Buku pegangan yang digunakan yakni juz ama dan

alquran

10 Apa saja kaidah dan

strategi pembelajaran

yang digunakan

dalam pembelajaran

tahsin tahfidz?

Kelas 1 menggunakan kaidah daqu kelas 2 3 4 5 6

menggunakan kaidah yanbu’a. Strategi yang

digunakan yakni pendampingan pembelajaran tahsin

untuk kelas bawah yang masih belum bisa membaca

Al Qur’an maupun hafalan secara mandiri.

11 Bagaimana bentuk

penilaian tahfidz

yang diterapkan?

Sikap, murojaah dan penambahan hafalan yang

masing-masing memiliki point

12 Bagaimana indikator

dalam mengetahui

peserta didik telah

berhasil

pembelajaran

program unggulan

tahfidz?

Dalam indicator sebenarnya kita belum ada

indokator resmi seperti RPP dan silabus, karena

disini tahsin tahfidz dimaksukkan dalam penilaian

ekstrakurikuler walaupun pelaksanaan dalam

kegiatan belajar mengajar dan diajarkan setiap hari

di jam pelajaran. Pengelolaan disini masih seperti

itu. Indikator siswa yang sudah bisa dilihat dari

rekapan nilai yang didapat kemudian kita laporkan

ke yayasan.

13 Bagaimana bentuk

apresiasi bagi peserta

didik yang telah

berhasil dalam

Kita ada program beasiswa setiap bulan, nialianya

paling tinggi setiap bulan mendapat gratis SPP satu

bulan.

266

program unggulan

tahfidz?

14 Bagaimana upaya

guru dalam

pendampingan

peningkatan

kemampuan tahfidz

pada siswa serta

bagaimana peran

guru dalam

mengatasi peserta

didik yang memiliki

kemampuan rendah?

Pendampingan ke anak-anak dan komunikasi ke

orangtua agar dibimbing dirumah.

15 Apa saja hambatan-

hambatan yang

muncul dalam

pelaksanaan

pembelajaran

tahfidz? Bagaimana

tindak lanjut dalam

mengatasi hambatan

tersebut?

Masih banyak anak-anak yang belum bisa membaca

Al Qur’an, khususnya untuk kelas 1 karena masih

pengenalan kita harus mentalqin dan untuk

mempermudah kita menggunakan literasi bahasa

Indonesia namun kendalanya lagi mereka masih

belum bisa panjang pendeknya.

16 Program penunjang

apa saja yang

digunakan dalam

meningkatkan

kemampuan tahfidz

pada siswa?

Ada tahsin intensif , tahfidz intensif atau tahfidz

camp.

Transkip Hasil Wawancara dengan Guru Pengampu Program Unggulan

Sains

Informan : Ibu Sri Wardani

Jabatan : Guru Sains kelas II dan IV

Hari, Tanggal : Selasa, 20 Maret 2018

Tempat : Ruang Guru SD Daarul Qur’an Semarang

No Butir Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana latar

belakang adanya

program unggulan

sains di SD Daarul

Kita kan memang dari pusat konsepnya seperti itu,

jadi memadukan antara kurikulum Cambridge

singapura dengan sistem pendidikan nasional.

Sementara dalam kurikulum Cambridge Singapura

267

Qur’an Semarang? kita mengambil 3 mata pelajarannya yakni english,

math dan sains menggunakan buku-buku yang

berbahasa inggris juga.

Jadi ketika anak-anak dewasa ia bisa menguasai

berbagai ilmu, karena memang bahasa inggris dan

sains sangat penting.

2 Bagaimana konsep

pembelajaran pada

program unggulan

sains di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Konsepnya sama dengan pembelajaran bahasa

inggris

3 Apa saja tujuan yang

ingin dicapai dalam

program unggulan

sains di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Supaya siswa lebih terbiasa dengan berbahasa inggris

baik dalam mata pelajaran sains, untuk mamahami

ilmu pengetahuan alam sejak dini, termasuk sikap

rasa ingin tahu yang tinggi, sikap mandiri dalam

memecahkan masalah.

4 Bagaimana upaya

yang dilakukan

dalam mewujudkan

tujuan pada program

unggulan sains di

SD Daarul Qur’an

Semarang?

Mempersiapkan apa saja yang akan diajarkan ke

siswa, kita sendiri juga belajar serta menggunakan

metode-metode yang sesuai dengan anak didiknya

ketika dia suka yang aktif, berarti kita buat

pembelajaran yang membuat mereka aktif kita

campur pembelajaran dengan permainan, serta

praktik-praktik sains.

5 Bagaimana

persiapan guru

dalam pembelajaran

pada program

unggulan sains di

SD Daarul Qur’an

Semarang?

Mempersiapkan materi, apabila ada praktik saya

menyiapkan peralatan praktik.

6 Apa saja metode

pembelajaran yang

digunakan dalam

program unggulan

sains di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Gabungan antara beberapa metode, dan bergantung

materi yang disampaikan. Seperti: Problem based

learning ataupun Project based learning.

7 Apa saja media dan

buku pegangan yang

digunakan dalam

program unggulan

Media bergantung materinya, apabila materi

membutuhkan gambar kita sakan siapkan gambar.

Kalau misalnya yang dibutuhkan praktik macam-

macam rasa, berarti membawa gula kopi dan

268

sains di SD Daarul

Qur’an Semarang?

sejenisnya.

Buku pegangan dari my pals penerbit mentari, buku

tersebut ada 2 yakni buku aktivitas dan buku

teks/materi. Untuk kelas bawah memang banyak

gambarnya, keterangannya hanya sedikit-sedikit

namun contohnya jelas dengan gambarnya. Ketika

anak melihat langsung dapat mengingat.

8 Apa saja strategi

pembelajaran yang

digunakan dalam

pembelajaran sains?

Pembelajaran yang menyenangkan agar siswa

nyaman dan semangat untuk belajar. Apabila siswa

tertekan juga kasian, makanya dibuat games atau

pengulangan kosakata.

9 Bagaimana bentuk

penilaian sains yang

diterapkan?

Praktik dan keterampilan sains

10 Bagaimana peran

guru dalam

mengatasi peserta

didik yang memiliki

kemampuan rendah

dalam pembelajaran

sains?

Pertama pendekeatan, selanjutnya kita cari tahu apa

masalahnya bisa jadi dirumah tidak diajari oleh orang

tua, ia belum paham materi, bisa jadi metode yang

digunakan tidak pas, karena disini muridnya dalam

satu kelas hanya sedikit jadi kita lebih mudah dalam

menganalisis. Setelah kita tahu masalahnya baru kita

atasi masalah tersebut.

11 Bagaimana indikator

dalam mengetahui

peserta didik telah

berhasil dalam

pembelajaran

program unggulan

sains?

Keaktifan di kelas, cara dia menjawab pertanyaan,

menjawab soal dan menyelesaikan permasalahan.

12 Apa saja hambatan-

hambatan yang

muncul dalam

pelaksanaan

pembelajaran sains?

Kurangnya kosakata yang dipahami oleh siswa,

terutama pada kelas bawah 1 dan 2 mereka baru

mengenal sains yang berbahasa inggris.

13 Bagaimana tindak

lanjut dalam

mengatasi hambatan

tersebut?

Kita ajarkan kosakata sedikit demi sedikit, sains

dalam seminggu ada 2 jam dan terbilang kurang,

maka biasanya sebelum pulang sekolah anak-anak

kita berikan daftar suku kata yang harus dipelajari,

minggu depannya kita suruh anak untuk maju ke

depan kelas mengulang review kosakata uang sudah

diajarkan pada minggu sebelumnya, kita memberi

269

pertanyaan dan diulang-ulang.

14 Program penunjang

apa saja yang

digunakan dalam

meningkatkan

keterampilan sains

pada siswa?

Sains hanya dalam pembelajaran sains saja belum

ada program penunjang yang lain.

15 Bagaimana

ketersediaan sarana

dan prasarana dalam

menunjang kegiatan

praktikum program

unggulan sains?

Peralatan sains untuk kelas 1 dan 2 masih dapat

memadai karena masih sederhana, untuk kelas 3 4 5

masih terbilang kurang. Kita biasanya melibatkan

anak-anak untuk media praktik, mereka disuruh

membawa, mereke disuruh membuat atau kita sendiri

yang membuat.

Informan : Bapak Sutopo

Jabatan : Guru Sains kelas III dan English kelas V

Hari, Tanggal : Kamis, 22 Maret 2018

Tempat : Ruang Wakil Kepala Sekolah

No Butir Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana latar

belakang adanya

program unggulan

sains di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Kita memiliki visi misi alah satu pointnya adalah

mencetak atau menghasilkan generasi yang qurani.

Disitu ada point juga disiapkan untuk menjadi

pemimpin dunia, salah satu stimulus untuk

mencapainya yakni dengan adanya mata pelajaran

sains yang notabennya sains memakai bahasa inggris

sehingga anak-anak bukan hanya menghafalkan juga,

tetapi anak-anak juga mengetahui ilmu pengetahuan

alam yang berbahasa inggris. Dengan itu tadi, visi

misinya sudah tercapai dan global/mendunia sudah

didapatkan. Jadi semua kurikulum yang

dikembangkan disini terutama sains, math dan

english mengacu pada visi dan misi.

2 Bagaimana konsep

pembelajaran pada

program unggulan

sains di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Konsepnya sesuai dengan pembelajaran pada

kurikulum Cambridge yang berporos kurikulum

Singapura, sehingga konsep pembelajaran disamakan

dengan yang disana. Sebelum guru mengajar kita beri

pelatihan terlebih dahulu sehingga pembelajaran

yang kita siapkan dengan buku-buku yang ada sebisa

mungkin mendekati dengan penerapan pembelajaran

sains itu sendiri. Penerbit mentari tahu bahwa buku

270

yang kita gunakan harus kita jelaskan di awal,

sehingga guru-guru yang mengajarkan tidak

malpraktik tetapi sebisa mungkin sesuai dengan

tujuan yang ada pada buku tersebut. Kita ada

training intensif setiap tahun, kita bisa mengikuti

training yang ada di Semarang atau di Jakarta. 2

tahun berturut-turut pihak penerbit sains lengsung

datang ke Semarang sehingga dapat lebih optimal

terkait bagaimana cara menggunakan buku in,

bagaimana cara mengaplikasikan sampai ke pelajaran

KBM di dalam kelas. Pelatihan tersebut bertujuan

merefresh pembaruan ilmu pengetahuan.

3 Apa saja tujuan

yang ingin dicapai

dalam program

unggulan sains di

SD Daarul Qur’an

Semarang?

Tingkat rasa ingn tahunya lebih besar dengan apa

saja yang dilihat, dia punya keinginan untuk

menganalisis maupun mempelajari. Intinya

pembelajaran sains untuk mengstimulus rasa ingin

tahu anak, kalau bahasa kerennya kepo misal tambah

kepo berarti berhasil. Jadi kita tidak stagnan atau

berhenti pada titik itu saja, tapi esensi sains adalah

membuat anak lebih penasaran lagi, buka berhenti

dalam knowledge atau praktik saja. Kita juga ingin

anak-anak menjadi problem solver mereka bisa

memecahkan masalah sehari-hari dan bisa

berinteraksi dengan alam sekitar.

4 Bagaimana upaya

yang dilakukan

dalam mewujudkan

tujuan pada program

unggulan sains di

SD Daarul Qur’an

Semarang?

Stimulus pertanyaan yang sudah lengkap dalam buku

pegangan sains, sudah terkoneksi dengan teori dan

aktivitas siswa yang ada di buku tersebut seperti

lembar observasi, praktik dan sebagainya. Apabila

guru dapat mengamalkan buku tersebut secara

optimal maka tujuan tersebut akan tercapai.

5 Bagaimana

persiapan guru

dalam pembelajaran

pada program

unggulan sains di

SD Daarul Qur’an

Semarang?

Persiapan bergantung tema yang akan diajarkan

biasanya, kalau terkait praktik dan sebagainya sudah

dirancang, bahan-bahan apa yang akan kita

simulasikan. Anak-anak bisa mempersiapkan

berbagai bahan praktik yang akan digunakan.

Awalnya saya buat stimulus ke anak agar ia bertanya-

tanya apa saja hal yang akan dilakukan atau dibuat

dengan bahan-bahan tersebut. Harapannya ketika

mereka sudah SMP atau SMA ia bisa mengingat

271

pengalaman praktik sains saat SD.

6 Apa saja metode

pembelajaran yang

digunakan dalam

program unggulan

sains di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Partnership, kolaborasi, meminimalisir metode

ceramah sehingga anak bisa lebih terkesan dengan

materi. Mereka bisa berexplorasi dan kita hanya

menjadi fasilitator saja. Kendala dari metode ini

karena memakai bahasa inggris, maka kita kasih

panduan pokoknya saja. Esensinya yang pertama kita

mengenalkan term-term yang global pada anak-anak

dan visi misi dari pembelajaran sains tersebut

sehingga tujuan keduanya akan tercapai.

7 Apa saja media dan

buku pegangan yang

digunakan dalam

program unggulan

sains di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Media pembelajaran langsung praktik dengan materi

tersebut missal tentang anatomi tubuh ataupun bahan

makanan. Langsung observasi ketika mereka dekat

dengan objeknya maka anak akan lebih ekplorasi.

Buku pegangan yakni buku paket dari penerbit

mentari dan referensi internet ataupun buku-buku

yang direfensikan oleh penerbit menuju ketingkat

pengetahuan anak agar lebih tinggi lagi. Berusaha

mensinkronkan IPA bahasa Indonesia dan Sains

bahasa inggris agar tidak bertolak belakang.

8 Apa saja strategi

pembelajaran yang

digunakan dalam

pembelajaran sains?

Sebisa mungkin teori bahasa inggris dipahamkan

keywords-keywordsanya pada siswa, sebisa mungkin

contoh-contoh yang diberikan yakni benda-benda

yang sangat dekat dengan siswa yakni contoh yang

konkret dan sederhana. Misal tantang organ ya

langsung praktik ke tubuh, tentang lingkungan

langsung ke contoh lingkungan alam sekitar. Dari

contoh tersebut mereka bisa paham, ketika kita

memberikan pertanyaan-pertanyaan keingintahuan

mereka bisa lebih tinggi lagi. Kita beri pondasi yang

mudah dan simple sampai mereka benar-benar

paham, setelah paham kita naikkan ke hal-hal yang

lebih kompleks untuk menstimulus.

9 Bagaimana bentuk

penilaian sains yang

diterapkan?

Praktik, secara tulis/wawancara, atau quising yang

sering kita ulang dengan materi yang baru kita

ajarkan secara berulang-ulang sehingga mereka bisa

mengingat keywords-keywords materi sebelumnya.

10 Bagaimana peran

guru dalam

Pertama, bisa partnership dengan high level sehingga

anak-anak yang high level bisa membimbing karena

272

mengatasi peserta

didik yang memiliki

kemampuan rendah

dalam pembelajaran

sains?

biasanya cara menyampaikan materi dengan bahasa

mereka lebih di mengerti, secara emosional dan

kompleksitas bahasa juga dapet.

Kedua, pendekatan personal.

11 Bagaimana indikator

dalam mengetahui

peserta didik telah

berhasil dalam

pembelajaran

program unggulan

sains?

Indikator di masing-masing chapter sudah ada,

tujuannya juga sudah ada. KBM mengacu ke tujuan

standar yang sudah ada pada masing-masing unit.

12 Apa saja hambatan-

hambatan yang

muncul dalam

pelaksanaan

pembelajaran sains?

Masih minimnya media-media untuk lebih

bereksplorasi untuk praktik, minimnya media

pembelajaran pada second equipment misalnya

contoh yang sudah ada baru 1 buah, tapi contoh

selanjutnya yang belum ada. Karena memang ada 2

misi yang ingin dicapai, untuk fokus ke example ke

yang lain lagi masih lemah.

Untuk hambatan pada siswa, biasanya pindahan dari

luar maka dia mengalami cut informasi. Atau bagi

siswa yang mengalami perubahan kurikulum dan

sudah berada di tingkat atas mereka belum

mandapatkan sains pada tingkat bawah, inilah yang

menjadi tantangan kita untuk memahamkan pada

siswa.

13 Bagaimana tindak

lanjut dalam

mengatasi hambatan

tersebut?

Guru bisa mnurunkan level ketika mengajarkan, kita

bungkus pembelajaran yang menyenangkan.

Memperbanyak vocab ke anak dan

mengaplikasiannya, tidak hanya melekatkan tapi bisa

teraplikasikan.

Untuk minimnya media, bisa bertukar media dengan

guru lainnya atau meminta kolaborasi dengan guru

yang lain sehingga bisa memperkaya tingkat

kretaivitas.

14 Program penunjang

apa saja yang

digunakan dalam

meningkatkan

keterampilan sains

Sebenarnya ada lab tetapi kita masih ada kendala di

keterbatasan ruangan sehingga penggunaan lab

belum optimal. Semoga tahun ajaran baru setelah kita

pindah ke Jl Dr Cipto labnya bisa dapat dioptimalkan

dan diguanakan lagi sehingga anak-anak bisa belajar

273

pada siswa? sains dan berkplorasinya lebih tinggi.

15 Bagaimana

ketersediaan sarana

dan prasarana dalam

menunjang kegiatan

praktikum program

unggulan sains?

Masih minim dan belum maksimal, makanya yang

dekat dengan anak-anak apa saja yang bisa kita

gunakan praktik.

Transkip Hasil Wawancara dengan Guru Pengampu Program Unggulan

Bahasa

Informan : Bapak Manar Abdurra’uf Fatin

Jabatan : Guru mata pelajaran math & bahasa inggris (kelas 1)

Hari, Tanggal : Senin, 19 Maret 2018

Tempat : Ruang Kelas VI A (Al A’raf)

No Butir Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana latar

belakang adanya

program unggulan

bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Mempersiapkan generasi kelas bawah 1,2 dan 3

supaya mereka menguasai beberapa vocabulary

bahasa inggris terkait dengan pembelajaran sehari-

hari sehingga anak-anak bisa mengikuti

pembelajaran bahasa inggris di tingkat berikutnya

dengan lebih bagus.

2 Bagaimana konsep

pembelajaran pada

program unggulan

bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Kalau saya sendiri lebih suka menerapkan

pembelajaran yang menyenangkan pada anak-anak

3 Apa saja tujuan yang

hendak dicapai

dalam program

unggulan bahasa di

SD Daarul Qur’an

Semarang?

Mampu membekali anak-anak untuk dapat

berkomunikasi secara aktif dengan bahasa inggris

terutama untuk menyongsong era globalisai, masa

dimana semua orang yang ingin maju dituntut untuk

mampu menguasai bahasa ingris. Entah mereka suatu

hari menjadi apa, yang penting mereka dapat

berbahasa inggris dengan baik.

4 Bagaimana upaya

yang dilakukan

dalam mewujudkan

tujuan pada program

unggulan bahasa di

SD Daarul Qur’an

Selama ini upaya yang sudah dilakukan sekolah

adanya ekstrakurikuler english club yang

dilaksanakan setiap hari kamis sore setelah pulang

sekolah.

274

Semarang?

5 Bagaimana

persiapan guru

dalam pembelajaran

pada program

unggulan bahasa di

SD Daarul Qur’an

Semarang?

Mempersiapkan materi yang akan diajarkan pada

siswa, selanjutnya kita mencari materi yang levelnya

sama dengan siswa. Karena materi yang ada di

teksbook didominasi dengan bahasa inggris dan

menurut saya terlalu tinggi bagi mereka maka, saya

berupaya mencari materi yang sesuai dan pas dengan

anak-anak. Selanjutnya, saya kembangkan materinya

dan mencarinya di internet. Untuk persiapan metode

mengajar, saya sesuaikan dengan materi. Biasanya

saya awali dengan cerita dan dilanjutkan dengan

pertanyaan yang membuat siswa membayangkan dan

menangkap materi yang akan saya ajarkan.

6 Apa saja metode

pembelajaran yang

digunakan dalam

program unggulan

bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Saya sendiri tidak suka yang teoritis yang penting

anak-anak suka dan nyaman, karena apabila mereka

sudah suka mereka akan cepat memahami.

7 Apa saja media dan

buku pegangan yang

digunakan dalam

program unggulan

bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Flashcard, media-media yang kita ambil dari internet

yang sudah kita edit sesuai dengan kebutuhan, film.

Buku pegangannya hanya satu dari My poulls

8 Apa saja strategi

pembelajaran yang

digunakan dalam

pembelajaran

bahasa?

Drill vocabulary dengan matode yang

menyenangkan, saya biasanya juga menyuruh anak

untuk menulis vocab dan artinya. Selanjutnya saya

biasa memberikan pertanyaan anak dengan gambar

dan menyuruh anak untuk mencari gambar tersebut,

kemudian di tulis di buku tulis dan ada beberapa soal

yang saya berikan untuk anak.

9 Bagaimana bentuk

penilaian bahasa

yang diterapkan?

Ulangan harian, tugas-tugas, ulangan tengah

semester dan ulangan akhir semester.

10 Bagaimana indikator

dalam mengetahui

peserta didik telah

berhasil

pembelajaran

Indikator sesuai 4 keterampilan bahasa sesuai dengan

buku pegangan, karena listening tidak ada CDnya

jadi yang saya nilai keterampilan menulis dan

berbicara.

275

program unggulan

bahasa?

11 Bagaimana peran

guru dalam

mengatasi peserta

didik yang memiliki

kemampuan rendah

dalam pembelajaran

bahasa?

Sebisa mungkin saya akan mengajar anak tersebut

sampai dia benar-benar bisa, apabila dia masih

menjawab dengan salah saya akan terus menyuruh

menjawab sampai ia mendpaatkan jawaban yang

benar. Selanjutnya saya memberi tahu dimana letak

kesalahannya dan saya akan membimbingnya.

12 Apa saja hambatan-

hambatan yang

muncul dalam

pelaksanaan

pembelajaran

bahasa?

Anak-anak dimoninasi anak yang over aktif mereka

lebih senang bermain daripada belajar agak sulit

untuk mengaturnya. Memang harus pandai

menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.

13 Bagaimana tindak

lanjut dalam

mengatasi hambatan

tersebut?

Kreatif menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan bagi siswa.

14 Program penunjang

apa saja yang

digunakan dalam

meningkatkan

keterampilan

berbahasa pada

siswa?

Program penunjang selain english club belum ada,

namun faktor penunjang bahasa inggris untuk

meningkatkan keterampilan siswa dapat diupayakan

oleh orangtua dirumah.

15 Bagaimana

ketersediaan sarana

dan prasarana dalam

menunjang

keterampilan bahasa

pada siswa?

Masih kurang, ketersediaan LCD masih kurang jadi

guru harus bergantian apabila ingin memakai. Speker

yang disediakan di sekolah kebanyakan mudah rusak,

sehingga guru harus mandiri apabila ingin

membutuhkan speaker dalam pembelajaran.

276

Informan : Ibu Dewi Puspitasari

Jabatan : Guru mata pelajaran Math (kelas V) dan bahasa

inggris (kelas VI)

Hari, Tanggal : Selasa, 20 Maret 2018

Tempat : Ruang Guru SD Daarul Qur’an Semarang

No Butir Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana latar

belakang adanya

program unggulan

bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Karena memang konsep awal SD Daarul Qur’an

pertama kali adalah internasional, dan target dari

Ustadz Yusuf Mansyur sendiri yakni murid-muridnya

tidak hanya bisa sekolah di dalam negri, harapannya

mereka bisa go international jadinya bahasa

inggrisnya diutamakan.

2 Bagaimana konsep

pembelajaran pada

program unggulan

bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Konsepnya lebih disesuaikan dengan kemampuan

anak-anak, jadi misalnya kita tetap ke drilling vocab

karena memang bahasa Inggris harus ke drilling.

Setelah kita drilling kita kembalikan ke kemampuan

anaknya sampai mana, ketika ada yang bisa berarti

dia harus membantu yang belum bisa. Misalnya bagi

siswa yang sudah lancar berbicara, dia mengajak

siswa lain yang kurang lancar dalam berbicara,

tujuannya agar siswa yang belum lancar bisa

berkembang.

3 Apa saja tujuan yang

hendak dicapai

dalam program

unggulan bahasa di

SD Daarul Qur’an

Semarang?

Lebih ke pemahaman bahasa inggris, mereka lancar

berbahasa inggris istilahnya cas cis cus dan berani

untuk berbicara menggunakan bahasa inggris.

4 Bagaimana upaya

yang dilakukan

dalam mewujudkan

tujuan pada program

unggulan bahasa di

SD Daarul Qur’an

Semarang?

Selalu memancing anak-anak untuk berbicar dengan

bahasa inggris, misalnya dengan cara guru

memberikan pertanyaan ke anak dengan bahasa

inggris. Guru-gurunya juga berkomunikasi dengan

bahasa ingrris.

5 Bagaimana

persiapan guru

dalam pembelajaran

pada program

unggulan bahasa di

Media pembelajaran dan materi, saya lebih

menyiapkan medianya.

277

SD Daarul Qur’an

Semarang?

6 Apa saja metode

pembelajaran yang

digunakan dalam

program unggulan

bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Pertama memakai drilling, keduanya active

communication, roleplay.

7 Apa saja media dan

buku pegangan yang

digunakan dalam

program unggulan

bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Media biasanya gambar, lagu.

Buku-bukunya buku paket inggris start with english,

move with english, intinya buku-buku dari mentari.

8 Apa saja strategi

pembelajaran yang

digunakan dalam

pembelajaran

bahasa?

Strategi pembelajaran sama dengan metode

pembelajaran

9 Bagaimana bentuk

penilaian bahasa

yang diterapkan?

4 kemampuan bahasa yakni listening, speaing,

reading dan writing.

10 Bagaimana indikator

dalam mengetahui

peserta didik telah

berhasil

pembelajaran

program unggulan

bahasa?

Kalau peserta didik yang benar-benar berhasil, 4 skill

itu sudah bisa dengan lancar. Listening dia bagus,

speakingnya bagus dia bisa komunikatif, writingnya

bagus dan readingnya mampu memahami bacaan

dengan cepat.

11 Bagaimana peran

guru dalam

mengatasi peserta

didik yang memiliki

kemampuan rendah

dalam pembelajaran

bahasa?

Biasanya tetap saya drilling vocabulary terlebih

dahulu, kalau vocabullry nya tidak ada otomatis dia

akan kesulitan. Pendampingan dari orangtua dirumah

juga sangat berpengaruh, karena bahasa kalau

misalnya hanya belajar di sekolah saja juga kurang

optimal.

12 Apa saja hambatan-

hambatan yang

muncul dalam

pelaksanaan

Biasanya siswanya yang kurang greget dalam belajar,

dia sendiri tidak mau belajar. Kurangnya

pendampingan orangtua dirumah, disekolah ada

bahasa inggris tetapi dirumah tidak ada praktik sama

278

pembelajaran

bahasa?

sekali.

13 Bagaimana tindak

lanjut dalam

mengatasi hambatan

tersebut?

Tetap kita pancing terus kita perbanyak komunikasi

dengan dia, bukan kita biarkan.

14 Program penunjang

apa saja yang

digunakan dalam

meningkatkan

keterampilan

berbahasa pada

siswa?

Ekstrakurikuler english club

15 Bagaimana

ketersediaan sarana

dan prasarana dalam

menunjang

keterampilan bahasa

pada siswa?

Belum begitu menunjang karena gambar-gambar,

kemudian CD CD nya juga masih terbatas hanya

dengan buku-buku saja untuk pengembangannya

masih belum. Ketersediaan LCD dan speaker juga

masih terbatas.

Transkip Hasil Wawancara dengan Siswa

Nama : Rahmi, Nayra, Aisyah

Hari, Tanggal : Selasa, 20 Maret 2018

Kelas : Kelas IV B (Al-Kahfi)

Tempat : Mushola SD Daarul Qur’an Semarang

No Butir Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana cara

belajar di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Pembelajarannya menyenangkan, temannya banyak,

seru dan enak. Saya suka belajar disini tapi kadang

gurunya marah-marah kalau misalnya tidak

mengerjakan PR.

2 Bagaimana cara

pembelajaran

tahfidz, sains dan

bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Tahfidznya enak dan sedikit susah dalam hafalannya

kadang gampang kadang susah, ketika pembelajaran

tahfidz biasanya kalau disuruh hafalan saya bolak

balik sendiri. Sainsnya tidak terlalu susah dan bahasa

inggrisnya sedikit susah.

3 Bagaimana bentuk

reward atau

penghargaan guru

dalam pembelajaran

Tahfidz biasanya yang paling bagus dapet gratis

biaya SPP 1 bulan, terus tahfidz biasanya kalau udah

bisa hafal hadiahnya disuruh menghafal lagi. Miss

Ovi biasanya ngasih juz kalau misalnya ada yang

279

tahfidz, sains dan

bahasa?

dapat nilai bagus. Kalau ngerjain PR dapat hadiah,

kalau ngga ngerjain PR disuruh istigfar.

4 Bagaimana upaya

yang dilakukan guru

dalam

pengoptimalan

pembelajaran

tahfidz, sains dan

bahasa?

Diajari sampai bisa

5 Apa yang menjadi

faktor pendukung

dalam pembelajaran

tahfidz, sains dan

bahasa?

Gurunya enak, temannya banyak dan seru. Kadang

waktu pelajaran main tebak-tebakan, dibuat

kelompok-kelompokan.

6 Apa yang menjadi

faktor penghambat

dalam pembelajaran

tahfidz, sains dan

bahasa?

Pelajarannya kadang ada yang susah dipahami

apalagi sainnsnya

7 Bagaimana upaya

yang dilakukan

untuk mengatasi

hambatan tersebut?

Belajar sama tanya-tanya temen, dirumah diajari

bunda dirumah.

8 Apakah kegiatan

penunjang program

unggulan tahfidz,

sains dan bahasa

sudah membantu?

Ada english club, tahfidz nya ada tahsin intensif buat

yang belum bisa baca Al Qur’an.

9 Apakah sarana dan

prasarana sudah

memadai?

Sudah lumayan lengkap, tapi kadang kalau praktik

kita disuruh bawa alat praktik dari rumah.

Kadang-kadang LCDnya eror tapi nggak sering

10 Apa saja saran yang

diberikan dalam

pengoptimalan

program unggulan di

SD Daarul Qur’an

Semarang?

Semoga siswa-siswa yang diajar tambah rajin

belajar, semoga gurunya semakin enak ngajarnya.

280

Nama : Javan, Bima, Gravrila

Hari, Tanggal : Rabu, 21 Maret 2018

Kelas : Kelas V (Al-Furqon)

Tempat : Ruang Kelas V (Al-Furqon)

No Butir Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana cara

belajar di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Cara ngajarnya enak, asyik, mudah untuk ditangkap.

Kalau babnya sudah selesai dikasih Quiz kadang ada

permaninannya permainan tradisional. Tapi kadang

ngajarnya pakai LCD nyanyi dan video buat

pelajaran sains. Kadang kalau ngasih hukuman

terlalu berat, kalau telat suruh baca Ar-Rahman sama

Al-Kahfi, kadang pernah disuruh berdiri di lapangan.

Kadang bekal makan kelas V pernah disita, karena

kelas V wajib puasa yang buat peraturan Mr Zi

sendiri.

2 Bagaimana cara

pembelajaran

tahfidz, sains dan

bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Tahfidz setoran hafalan, sains diajar pakai LCD,

bahasa kadang ada permainannya.

3 Bagaimana bentuk

reward atau

penghargaan guru

dalam pembelajaran

tahfidz, sains dan

bahasa?

Kalau nilai 100 dikasih juz sama Mr.Zi, seringnya

dikasih juz karena disini dekat dengan penjual juz.

Juznya terserah kita mau juz apa.

4 Bagaimana upaya

yang dilakukan guru

dalam

pengoptimalan

pembelajaran

tahfidz, sains dan

bahasa?

Kadang-kadang praktik sama nyanyi-nyanyi biar kita

senang belajarnya. Praktiknya kita langsung sesuai

materi misalnya suruh wawancara kita disuruh

wawancara.

5 Apa yang menjadi

faktor pendukung

dalam pembelajaran

tahfidz, sains dan

bahasa?

Guru punya banyak media pembelajaran apalagi Mr

Zi punya banyak video tentang sains.

6 Apa yang menjadi

faktor penghambat

Ngajarnya kadang cepet kita jadi ndak paham.

281

dalam pembelajaran

tahfidz, sains dan

bahasa?

7 Bagaimana upaya

yang dilakukan

untuk mengatasi

hambatan tersebut?

Harus memperhatikan gurunya atau tanya ke temen

langsung. Seringnya nggak ada pengulangan, jadi

missal bingung dan ngga memperhatikan bisa tanya

temen.

8 Apakah kegiatan

penunjang program

unggulan tahfidz,

sains dan bahasa

sudah membantu?

Ada tambahan tahfidz sepulang sekolah, sains

biasanya yang pintar diikutkan lomba, bahasa ada

english club setiap kamis.

9 Apakah sarana dan

prasarana sudah

memadai?

Sudah lumayan memadai, ada perpusnya ada

musholanya. Kadang perpusnya buat rapat atau buat

tidur guru-gurunya. Ruang kelas V panas ngga ada

AC nya jadi disini panas cuma ada kipas anginnya.

Disini juga ada kolam renangnya tetapi nggak ada

airnya. Terus kadang kita belajar di Saung buat

pelajaran, tetapi saungnya rusak karena buat lompat-

lompat, ada aula untuk menonton video atau film

bareng-bareng.

10 Apa saja saran yang

diberikan dalam

pengoptimalan

program unggulan di

SD Daarul Qur’an

Semarang?

Semoga segera dipindah ke gedung baru dengan

fasilitas yang lengkap. Peraturan yang dibuat guru,

lebih diringankan lagi.

282

Nama : Rasya, Aldy, Devina

Hari, Tanggal : Rabu, 21 Maret 2018

Kelas : Kelas VI B (An-Nur)

Tempat : Ruang Kelas VI B (An-Nur)

No Butir Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana cara

belajar di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Lumayan menyenangkan dan tidak membosankan,

gurunya baik suka bercanda kadang tegas. Belajar

disini seru, gurunya juga asyik tapi kalau gurunya

marah kita diam semua. Guru masuk langsung duduk

di kursi guru terus berdoa, nulis, dikasih PR kadang

begitu. Sejauh ini juga nyaman sekolah disini.

2 Bagaimana cara

pembelajaran

tahfidz, sains dan

bahasa di SD Daarul

Qur’an Semarang?

Tahfidznya sudah optimal cara mengajarnya,

sainsnya bahasanya agak rumit, didandingkan

dengan bahasa inggris lebih enak bahasa inggrisnya.

3 Bagaimana bentuk

reward atau

penghargaan guru

dalam pembelajaran

tahfidz, sains dan

bahasa?

Kalau nilainya bagus kita dikasih reward, pas

ulangan kita dapet nilai diatas 9 kita dapet jajan.

Tahfidznya yang paling bagu dapet beasiswa satu

bulan tidak bayar. Untuk kelas biasaya Miss Ovi

guru sains ngasih juz, kalau buat kelas VI dikasih

soal.

4 Bagaimana upaya

yang dilakukan guru

dalam

pengoptimalan

pembelajaran

tahfidz, sains dan

bahasa?

Guru mengajar sesuai karakteristik siswa di kelas

tersebut, misalnya banyak yang aktif di kelas guru

mmebuat permainan dalam pelajaran.

5 Apa yang menjadi

faktor pendukung

dalam pembelajaran

tahfidz, sains dan

bahasa?

Target yang ingin dicapai sesuai dengan kemampuan

masing-masing, jadi enak.

6 Apa yang menjadi

faktor penghambat

dalam pembelajaran

tahfidz, sains dan

bahasa?

Di kelas ada biang keroknya, dia rame terus nggak

bisa diem suka teriak-teriak gangguin temen dan cari

perhatian jadi kita sulit konsentrasi dalam pelajaran.

7 Bagaimana upaya Kita saling negur temen yang kaya gitu, guru juga

283

yang dilakukan

untuk mengatasi

hambatan tersebut?

negur. Misalnya ngga bisa konsentrasi di kelas kita

belajar lagi dirumah atau tanya ke temen yang sudah

bisa.

8 Apakah kegiatan

penunjang program

unggulan tahfidz,

sains dan bahasa

sudah membantu?

Tahfidznya ada tahfidz sama tahsin intensif buat

penambahan target hafalan sama membantu yang

belum bisa membaca Al Qur’an, english club bantu

kok soalnya misalnya ada kosa kata yang belum

paham di pelajaran nanti disana kita diajari. Sains

biasaya diikutkan lomba.

9 Apakah sarana dan

prasarana sudah

memadai?

Kurang memadai, ruangan kelas tidak kedap suara,

jadi saat ada pembangunan dalam pembelajaran

terganggu. Ruangan kelas kadang bocor kalau hujan

jadi kita was was. Selain itu lampu yang ada di kelas

kurang terang bikin kita ngantuk. Fasilitas

pembelajaran cukup, tetapi kadang komputernya

sering eror.

10 Apa saja saran yang

diberikan dalam

pengoptimalan

program unggulan di

SD Daarul Qur’an

Semarang?

Fasilitas sekolah harus dinaikkan, kaya ada lab IPA

nya. Fasilitas yang sudah rusak mohon segera diganti

dan diperbaiki.

Untuk guru yang belum tegas, mohon lebih tegas

lagi. Tegas boleh tapi ada sabar-sabarnya dikit.

284

Lampiran 5 Kurikulum SD Daarul Qur’an Semarang

BUKU KURIKULUM

SD DAARUL QUR’AN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017-2018

Jalan Pahlawan No.153 (Gergaji Pelem)

Kec. Semarang Selatan, Kota Semrang

Provinsi Jawa Tengah

285

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasi ke

desentralisasi mendorong terjadinya perubahan dan pembaharuan pada

beberapa aspek pendidikan, termasuk kurikulum. Dalam kaitan ini kurikulum

sekolah dasar pun menjadi perhatian dan pemikiran-pemikiran baru, sehingga

mengalami perubahan-perubahan kebijakan.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu.

Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

Nasional pasal 26 ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang

dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversivikasi sesuai

dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar

pemikiran itu maka dikembangkanlah apa yang dinamakan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum Daqu School).

Kurikulum Daqu School adalah kurikulum operasional yang disusun oleh

dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 bahwa

Kurikulum Satuan Pendidikan pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah

mengacu pada standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada paduan dari

BSNP.

Di dalam dokumen Kurikulum Daqu School ini, dibahas sebagaimana

dimaksud oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, yang secara

keseluruhan mencakup :

1. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman

dalam penyusunan Kurikulum Daqu School.

2. Beban belajar bagi peserta didik Daqu School.

3. Kalender pendidikan sebagai acuan pelaksanaan program

4. Standar Isi dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005.

B. Tujuan Pengembangan Kurikulum Daqu School

Tujuan Pengembangan Kurikulum Daqu School yang mengacu pada

standar nasional pendidikan dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan

pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas : standar isi,

standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga

kependidikan, standar sarana prasarana, standar pengolahan, standar

286

pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Dua dari delapan standar

nasional pendidikan tersebut yaitu standar isi dan standar kompetensi lulusan.

Kurikulum Daqu School disusun agar dapat memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk :

0. Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

1. Belajar untuk memahami dan menghayati

2. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif

3. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain

4. Belajar membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar

yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan bermanfaat.

Tujuan pengembangan Kurikulum Daqu School adalah untuk membuat

langkah-langkah strategis tentang pelaksanaan kurikulum yang diterapkan

dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tercapai visi Daqu School yaitu

“Mendidik Generasi Insan Robbani, yang berjiwa Qur’ani, berwawasan

internasional dan berdaya saing Global.” Pengembangan Kurikulum Daqu

School ini sudah melalui tahap evaluasi dari pelaksanaan Kurikulum Daqu

School tahun ajaran 2015/2016.

C. Prinsip Pengembangan Kurikulum Daqu School

Kurikulum Daqu School dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh

setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi

Dinas Pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk

pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan

Kurikulum Daqu School mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada

panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta

memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan

Kurikulum Daqu School untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi

oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta

panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP. Kurikulum Daqu

School dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik

memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk

mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta

didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi

sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.

287

2. Beragam dan terpadu.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik

peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta

menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,

budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum

meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan

pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan

kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan

seni.

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,

semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik

untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku

kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan

kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,

dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan

pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan

akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan.

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang

kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan

secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat.

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan

pemberdayaan peserta didik agar mampu dan mau belajar yang

berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara

unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan

memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang

serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional

dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah

harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka

Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI).

288

BAB II

T U J U A N

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar meletakkan dasar

kecerdasan pengetajuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk

hidup mandiri dan mengikutpendidikan lebih lanjut.Untuk mencapai tujuan

pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dituntut peran guru dalam proses

pembelajaran agar siswa memiliki keseimbangan antara kognitif, afektif dan

psikomotorik.

A. VISI

Melahirkan Generasi Pemimpin Bangsa Dan Dunia Yang Saleh Dan

Berkarakter Qur’ani SertaBerjiwa Entrepreneur Dalam Membangun

Peradaban Islam Masa Depan

B. MISI SEKOLAH

1. Mewujudkan lembaga pendidikan berbasis Al-Qur’an dan Al-Hadist

yang unggul, kompetitif, global dan rahmatan lil alamin.

2. Mencetak generasi Qur’ani yang hafal dan paham Al-Qur’an 30 juz yang

mandiri, tangguh, berjiwa pemimpin, cerdas, peka, visioner dan

berwawasan luas serta menjadikan Daqu Method (Iqomatul Wajib wa

ihyaussunnah) sebagai pakaian sehari-hari.

3. Mencetak generasi entrepreneur yang gemar bersedekah

C. TUJUAN PENDIRIAN SEKOLAH

1. Memberikan bekal kepada peserta didik kemampuan dasar “Baca, Tulis

dan Hitung”, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi

peserta didik.

2. Memberikan bekal pengetahuan dasar tentang pengetahuan agama Islam

dan pengamalannya sesuai dengan tingkat perkembangan anak untuk

mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

3. Mewujudkan sumber pendidikan, dan pengajaran islam yang seluas-

luasnya demi li I’lai kalimatillah

4. Menyiapkan generasi Qur’ani yang Robbani, generasi yang cakap dan

luas serta tinggi kepahamannya tentang IPTEK, rajin beramal, dan

berbakti kepada masyarakat berdasarkan taqwa, untuk menjadi anggota

masyarakat yang berilmu, beramal dan bertaqwa sebagai sumber daya

baldatun toyyibatun warabbun ghofuur.

5. Mengoptimalkan potensi pikir dengan meningkatkan pengetahuan siswa

agar dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi (dalam

dan luar negeri) dan mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan

ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian, serta meningkatkan

289

kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan

hubungan timbale balik dengan lingkungan social, budaya dan alam

sekitarnya.

6. Membekali peserta didik dengan kecakapan hidup. Mengembangkan

pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan prinsip pendidikan dalam arti

luas, dengan mengoptimalkan pemanfaatan, sumber daya lingkungan.

7. Mempersiapkan peserta didik menjadi generasi mandiri, pencipta

lapangan kerja, dengan bekal keterampilan, dan keahlian sesuai dengan

minat dan bakat serta mengembangkan sikap profesional.

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. STRUKTUR KURIKULUM

1. KELOMPOK MATA PELAJARAN

Struktur kurikulum SD Daqu School memuat kelompok mata pelajaran

sebagai berikut :

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia (Daqu

Methode)

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

Kelompok mata pelajaran matematika dan ilmu pengetahuan

Kelompok mata pelajaran bahasa

Kelompok mata pelajaran estetika

Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan

Kelompok mata pelajaran pengembangan diri

Masing-masing kelompok mata pelajaran tersebut diimplementasikan

dalam kegiatan pembelajaran pada setiap mata pelajaran secara

menyeluruh dengan menggunakan Kurikulum 13 untuk kelas 1, 2, 4

dan dan KTSP untuk kelas 3 dan 6. Cakupan dari masing-masing

kelompok itu dapat diwujudkan melalui mata pelajaran yang relevan.

Berikut adalah struktur kurikulum yang digunakan oleh SD Daqu

School:

290

NO

KOMPONEN

KELAS DAN ALOKASI

WAKTU

1 2 3 4 5 6

A. MUATAN NASIONAL

1 PAI 3 3 3 3 3 3

2 Pendidikan kewarganegaraan 2 2

3 Bahasa Indonesia 4 4

4 Matematika 4 6

5 Ilmu Pengetahuan Alam 4 6

6 Ilmu Pengetahuan Sosial 2 2

7 Seni Budaya dan Keterampilan 2 2

8 Pend. Jasmani, OR dan Kesehatan 2 2 2 2 2 2

9 Tematik 14 14 16 16

B. MUATAN LOKAL

1 Bahasa Arab 2 2 2 2 2

2 Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2

3 KPDL - - - 2 2 2

4 Komputer 1 1 1 1 1 1

5 Bahasa Inggris 3 3 3 3 3 3

C. PENGEMBANGAN DIRI

c. Tahsin 7 2 2 2 2 2

d. Tahfidz 2 7 7 7 7 7

c. Pramuka - 2 2 2 2 -

JUMLAH 37 41 41 46 46 46

2. CAKUPAN KELOMPOK MATA PELAJARAN

N

o

KELOMPOK

MATA

PELAJARAN

CAKUPAN

1 Agama dan Akhlak

Mulia/

(Daqu Method)

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak

mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta

didik menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

berakhlak mulia serta mampu mengaplikasikan

nilai-nilai keimanan dan ketqwaannya dalam

kehidupan sehari-hari sesuai dengan kadar

kefahaman dan kemampuannya.

Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau

291

moral sebagai perwujudan dan pendidikan

agama.

2 Kewarganegaraan dan

Kepribadian

Kelompok kewarganegaraan dan kepribadian

dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan

wawasan peserta didik akan status, hak, dan

kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara serta peningkatan

kualitas dirinya sebagai manusia.

Kesadaran akan wawasan kebangsaan, jiwa dan

patriotisme bela negara, pengharapan terhadap

hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa,

pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender,

demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada

hukum, ketaatan membayar pajak dan sikap serta

perilaku anti KKN.

3 Matematika dan Ilmu

Pengetahuan

Kelompok mata pelajaran matematika dan ilmu

pengetahuan dimaksudkan untuk memberikan

dasar bagi penguasaan logik dan ilmu

pengetahuan serta membudayakan berfikir

ilmiah secara ilmiah secara kritis, kreatif dan

mandiri untuk menumbuhkan sikap ilmiah yang

merupakan dasar bagi penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

4 Bahasa Kelompok mata pelajaran bahasa di maksudkan

untuk memberikan bekal ilmu alat kepada

peserta didik, sehingga harapannya dapat

digunakan untuk mempelajari ilmu pengetahuan

dan teknologi, keyakinan beragamanya,

berkomunikasi dengan masyarakat luas di era

globalisasi dan mengekspresikan

pengalamannya.

5 Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan

untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan

mengekspresikan dan mengapresiasikan

keindahan. Sehingga diharapkan mampu

menikmati dan mensyukuri hidup dalam

kehidupan bermasyarakat sehingga mampu

menciptakan kehidupan yang harmonis.

6 Jasmani, Olah Raga

dan Kesehatan

Kelompok mata pelajaran, olah raga dan

kesehatan dimaksudkan unutk mengembangkan

dan meningkatkan potensi fisik serta

membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja

sama dan hidup sehat

292

7 Pengembangan Diri Kelompok mata pelajaran Pengembangan Diri

dimaksudkan untuk meningkatkan potensi dan

bakat-bakat khusus dalam bidang teknologi,

kepramukaan, olah raga, seni, dan keterampilan

yang bermanfaat dalam menghadapi tantangan

kehidupan secara mandiri

3. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL

dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah

menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang

pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang

dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan

(afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik

untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti

harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard

skills dan soft skills.

Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi

(organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi,

Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan

organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi

Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau

jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi

prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan

antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah

keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan

konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu

pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling

memperkuat.

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling

terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1),

sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan

penerapan pengetahuan (kompetensi 4). Keempat kelompok itu menjadi

acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap

peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan

dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung

(indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang

pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan

(kompetensi Inti kelompok 4).

293

KOMPETENSI INTI

KELAS I DAN KELAS II

KOMPETENSI INTI

KELAS III

1. Menerima dan menjalankan

ajaran

agama yang dianutnya

1. Menerima dan menjalankan

ajaran

agama yang dianutnya

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, santun, peduli,

dan

percaya diri dalam berinteraksi

dengan

keluarga, teman, dan guru

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, santun, peduli,

dan

percaya diri dalam berinteraksi

dengan keluarga, teman, tetangga,

dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual

dengan cara mengamati

[mendengar,

melihat, membaca] dan menanya

berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan

dan

kegiatannya, dan benda-benda

yang

dijumpainya di rumah dan di

sekolah

3. Memahami pengetahuan faktual

dengan cara mengamati

[mendengar,

melihat, membaca] dan menanya

berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan

dan

kegiatannya, dan benda-benda

yang

dijumpainya di rumah, sekolah,

dan

tempat bermain

4. Menyajikan pengetahuan faktual

dalam bahasa yang jelas dan logis,

dalam karya yang estetis, dalam

gerakan yang mencerminkan anak

sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak

beriman

dan berakhlak mulia.

4. Menyajikan pengetahuan faktual

dalam bahasa yang jelas, logis, dan

sistematis, dalam karya yang

estetis

dalam gerakan yang mencerminkan

anak sehat, dan dalam tindakan

yang

mencerminkan perilaku anak

beriman

dan berakhlak mulia.

KOMPETENSI INTI

KELAS IV

KOMPETENSI INTI

KELAS V DAN VI

1. Menerima, menghargai, dan

menjalankan ajaran agama yang

dianutnya .

1. Menerima, menghargai, dan

menjalankan ajaran agama yang

dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, santun, peduli,

dan

percaya diri dalam berinteraksi

dengan keluarga, teman, tetangga,

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,

tanggung jawab, santun, peduli,

percaya diri, dan cinta tanah air

dalam berinteraksi dengan

keluarga,

294

dan guru. teman, tetangga, dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual

dengan cara mengamati

[mendengar,

melihat, membaca] dan menanya

berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan

dan

kegiatannya, dan benda-benda

yang

dijumpainya di rumah, sekolah,

dan

tempat bermain.

3. Memahami pengetahuan faktual

dan konseptual dengan cara

mengamati dan mencoba

[mendengar, melihat, membaca]

serta

menanya berdasarkan rasa ingin

tahu

secara kritis tentang dirinya,

makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda-benda

yang

dijumpainya di rumah, sekolah,

dan

tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual

dalam bahasa yang jelas, logis, dan

sistematis, dalam karya yang estetis

dalam gerakan yang mencerminkan

anak sehat, dan dalam tindakan

yang

mencerminkan perilaku anak

beriman

dan berakhlak mulia.

4. Menyajikan pengetahuan faktual

dan konseptual dalam bahasa yang

jelas, logis, dan sistematis, dalam

karya yang estetis dalam gerakan

yang mencerminkan anak sehat,

dan

dalam tindakan yang

mencerminkan

perilaku anak beriman dan

berakhlak

mulia.

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran

untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi

Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan,

dan keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus

dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan

memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri

dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten

untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu

diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya

pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat

dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin

ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi

rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme. Karena filosofi yang

dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian

landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran

Kompetensi Dasar Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 7 untuk

295

kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah

filosofi esensialisme dan perenialisme.

B. MUATAN KURIKULUM

1. MUATAN NASIONAL

b. Pendidikan Agama Islam

Mata pelajaran Agama Islam di sekolah bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan

dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,

pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam,

sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang

keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.

2. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak

mulia, yaitu manusia yang berpengetahuan rajin beribadah, cerdas,

produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga

keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan

budaya agama dalam komunitas sekolah.

3. Menumbuhkan pribadi yang bersemangat mengaplikasikan

keyakinan dan kesadaran agamanya atas dasar kefahaman,

sehingga melahirkan pribadi yang konsisten (istiqomah) dalam

menegakkan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran.

4. Melahirkan pribadi yang cinta kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-

orang mukmin, melalui penanaman aqidah secara benar,

menumbuhkan harapan (roja’) akan perjumpaan dengan Allah,

membiasakan untuk menyebut nama Allah dengan istighfar,

tasbih, tahlil dan takbir.

5. Melahirkan pribadi yang cinta kepada Al Qur’an dan Sunnah

Rasul, melalui penumbuhan gemar membaca Al Qur’an dan

Sunnah Rasul serta menghafal dan mengaplikasikan dalam

kehidupannya.

b. Pendidikan Kewarganegaraan

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah bertujuan

agara peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan.

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab dan bertindak

secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara serta anti korupsi.

296

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat

hidup bersama dengan bangsa – bangsa lain.

4. Berinteraksi dengan bangsa – bangsa lain dalam percaturan dunia

secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi.

c. Bahasa Indonesia

Mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

7. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

berlaku, baik secara lisan maupun tulisan.

8. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai

bahasa persatuan dan bahasa negara.

9. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat

dan kreatif untuk berbagai tujuan.

10. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

11. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

wawasan, memperluas budi pekerti, seta meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

12. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah

budaya dan intelektual manusia Indonesia.

d. Matematika

Mata pelajaran matematika di sekolah bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut :

6. Memahami konsep matematika, menjelaskan ketertarikan antar

konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,

akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.

7. Menggunakan penalaran pada pola sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

8. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

9. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

10. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat

dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri

dalam pemecahan masalah.

297

e. IPA

Mata pelajaran IPA di SD/ MI bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut :

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha

Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam

ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep – konsep

Sains yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari – hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara Sains,

lingkungan, teknologi dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan Sains

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/ MTs.

f. IPS

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut :

1. Mengenal konsep – konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa

ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam

kehidupan sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai – nilai sosial dan

kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,

nasional dan global.

g. Seni Budaya dan Keterampilan

Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan.

2. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan

keterampilan.

298

3. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan.

4. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan

dalam tingkat lokal, regional maupun global.

h. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan bertujuan

agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Mengembangka keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola

hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang

terpilih.

2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang

lebih baik.

3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi

nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga

dan kesehatan.

5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,

kerjasama, percaya diri dan demokratis.

6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri

sendiri, orang lain dan lingkungan.

7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan

yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik

yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil serta

memiliki sikap yang positif.

2. MUATAN LOKAL

b. Bahasa Jawa

Mulok bahasa jawa bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut :

1. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan

berkomunikasipeserta didik dengan menggunakan bahasa daerahnya.

2. Meningkatkan kepekaan dan penghayatan terhadap karya

sastradaerahnya.

3. Memupuk tanggungjawab untuk melestarikan hasil kreasi budaya

daerah sebagai salah satu unsur kebudayaan nasional.

4. Mengenalkan seni suara daerah dalam rangka melestarikan budaya

lokal.

5. Membekali peserta didik untuk memiliki jiwa seni dan kehalusan

budi.

6. Berkomunikasi secara benar dan sopan.

299

7. Menerapkan nilai-nilai kultural jawa dalam aspek kehidupan sehari-

hari.

c. Kepedulian Pada Diri dan Lingkungan

Tujuan :

1. Memiliki kepedulian terhadap lingkungan alam dan sekitarnya.

2. Memiliki budi pekerti yang luhur.

3. Mampu menaati aturan yang berlaku.

4. Mampu menerapkan etika pergaulan yang baik dalam kehidupan

sehari-hari.

5. Menyadari sebagai makhluk sosial sehingga perlu dikembangkan

sikap bekerja sama dengan orang lain.

6. Mengembangkan sikap sosial sebagai dasar untuk berinteraksi

terhadap sesama.

d. Bahasa Inggris

Mulok bahasa inggris bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut :

3. Mengenalkan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi

internasional.

4. Membekali peserta didik untuk menghadapi tuntutan

dalam rangka

menyongsong era globalisasi.

e. Bahasa Arab

Mulok bahasa Arab bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut :

1.Mengenalkan bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi internasional

dikalangan ummat Islam.

2.Membekali peserta didik untuk dapat belajar agama Islam melalui

kitab-kitab atau buku-buku tentang Islam dengan bahasa ibunya.

3.Menanamkan perasaan lebih cinta kepada Islam dan budaya yang

melingkupinya.

f. Komputer

Mulok komputer bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut.

4. Menguasai teknologi modern yang bermanfaat bagi kehidupannya

di masa depan.

5. Mengoperasikan komputer program Ms Word dan Ms Excel.

6. Menjadikan komputer sebagai sumber dan media pembelajaran.

g. Math

Mulok Math bertujuan agar peserta didik memiliki kemapuan sebagai

berikut.

300

4. Mampu memahami konsep matematika, mengkomunikasikan

gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain, dan mampu

mengaplikasikan fungsi matematika dalam kehidupan sehari-hari.

5. Menunjang kemapuan berbahasa inggris siswa

6. Mampu mengaplikasikan bahasa asing dalam pemecahan masalah

yang berkaitan dengan matematika.

h. Science

Mulok Science bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

sebagai berikut.

5. Menunjang kemapuan berbahasa inggris siswa dalam mengenali

ciptaan Allah dan lingkungannya

6. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep – konsep

Sains yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari

– hari.

7. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara Sains,

lingkungan, teknologi dan masyarakat.

8. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan serta

meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

3. PENGEMBANGAN DIRI

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan

mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat minat dan potensi

peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.

Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan oleh guru atau tenaga

kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

Adapun kegiatan pengembangan diri di Daqu School meliputi :

a. Kewiraan (Pramuka – SIT, PASKIBRA/Tim Upacara Bendera)

b. Olahraga (Futsall, Taekwondo, Panahan)

c. Seni (Marching Band, Rebana, Tari, Tilawah)

d. Life Skill (TIK, Kelompok Bahasa Inggris/ English Club)

e. BTQ Baca, Tulis Qur’an (tahsinuttilawah dgn metode Yanbu’a)

i. Tahfidzul Qur’an Menghafal al-Qur’an sesuai dengan kemampuan dan

target sekolah

301

4. PENGATURAN BEBAN BELAJAR

Beban belajar yang digunakan adalah sistem paket sebagaimana tertera

dalam kurikulum dan dapat digambarkan sebagai berikut :

KELAS

SATU JAM

PEMBELAJAR

AN

TATAP MUKA

PER-MENIT

JUMLAH JAM

PEMBELAJAR

AN

PER-MINGGU

MINGGU

EFEKTIF

PER-

TAHUN

PELAJARA

N

WAKTU

PEMBELA

JARAN/JA

M PER-

TAHUN

I 35 37 40 1480

II 35 41 40 1640

III 35 41 40 1640

IV 35 46 40 1840

V 35 46 40 1840

VI 35 46 35 1840

302

6. KETUNTASAN BELAJAR

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) KELAS I - VI

SD DAQU SCHOOL

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SEMESTER : 1 (SATU)

N0 Mapel

Kelas

1 2 3 4 5 6

A MUATAN NASIONAL

1 PAI 76 75 75 75 75 77

2 PKN 75 76 75 75 70 75

3 Bahasa Indonesia 75 75 75 75 70 75

4 Matematika 75 75 - 75 70 70

5 Math 70 73 73 70 73 -

6 IPS - - 75 75 70 70

7 IPA - - - 75 70 71

8 Science 79 72 70 73 72 -

9 SBK 75 78 78 75 70 78

10 Penjasorkes 76 76 76 77 77 77

B MUATAN LOKAL

1. Bahasa Arab - 72 72 72 72 72

2. Bahasa Jawa 72 72 70 70 70 70

3. Bahasa Inggris 73 72 73 70 75 75

4. KPDL - - - - - 75

C. PENGEMBANGAN

DIRI

Tahsin B B B B B B

Tahfidz B B B B B B

Pramuka B B B B B B

Komputer B B B B B B

303

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) KELAS I - VI

SD DAQU SCHOOL

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SEMESTER : 2 (DUA)

N0 Mapel

Kelas

1 2 3 4 5 6

A MUATAN NASIONAL

1 PAI 76 75 75 75 75 77

2 PKN 75 76 75 75 70 75

3 Bahasa Indonesia 75 75 75 75 70 75

4 Matematika 75 75 - 75 70 70

5 Math 70 73 73 70 73 -

6 IPS - - 75 75 70 70

7 IPA - - - 75 70 71

8 Science 79 72 70 73 72 -

9 SBK 75 78 78 75 70 78

10 Penjasorkes 76 76 76 77 77 77

B MUATAN LOKAL

1. Bahasa Arab - 72 72 72 72 72

2. Bahasa Jawa 72 72 70 70 70 70

3. Bahasa Inggris 73 72 73 70 75 75

4. KPDL - - - - - 75

C. PENGEMBANGAN

DIRI

Tahsin B B B B B B

Tahfidz B B B B B B

Pramuka B B B B B B

Komputer B B B B B B

6.Kenaikan Kelas

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria dan

penentuan kenaikan kelas adalah sebagai berikut.

a. Kriteria kenaikan kelas

1. Nilai rapor diambil dari nilai pengamatan, nilai harian, nilai tugas/PR, nilai

tes tengah semester dan nilai tes akhir semester dijumlahkan untuk mencari

304

nilai rata-rata setiap siswa dalam satu mata pelajaran, yang sesuai dengan

kriteria ketuntasan minimal (KKM) di Daqu School Semarang.

2. Memiliki rapor di kelasnya masing-masing.

b. Penentuan kenaikan kelas

1. Penentuan siswa yang naik kelas dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat

Dewan guru dengan mempertimbangkan KKM, sikap/penilaian/budi pekerti

dan kehadiran siswa yang bersangkutan.

2. Siswa yang dinyatakan naik kelas, rapornya dituliskan naik ke kelas .....

3. Siswa yang tidak naik kelas harus mengulang di kelasnya.

7.Kelulusan

Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan

lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah :

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata

pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok

kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan

kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan

c. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi; dan

d. Lulus Ujian Nasional

Kriteria dan Penentuan kelulusan

a. Kriteria kelulusan

Hasil ujian dituangkan ke dalam blangko daftar nilai ujian. Hasil ujian

dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk penentuan kelulusan

dengan kriteria sebagai berikut :

1) Memiliki rapor kelas VI.

2) Telah mengikuti ujian sekolah dan memiliki nilai untuk seluruh mata pelajaran

yang diujikan, minimal nilai masing-masing mata pelajaran 6,00

b. Penentuan kelulusan

1. Penentuan siswa yang lulus dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat dewan

guru dengan mempertimbangkan nilai rapor, nilai ujian sekolah, sikap/prilaku/

budi pekerti siswa yang bersangkutan dan memenuhi kriteria kelulusan.

2. Siswa yang dinyatakan lulus diberi ijazah, dan rapor sampai dengan semester 2

kelas VI Sekolah Dasar.

3. Siswa yang tidak lulus tidak memperoleh ijazah dan mengulang di kelas

terakhir.

305

c. Strategi penanganan bagi siswa yang tidak naik kelas :

1. Komunikasi aktif dengan orang tua

2. Ada langkah pembimbingan siswa secara aktif berupa : Tambahan pelajaran

dan Bimbingan konseling personal

3. Pemantauan efektif tiga bulanan

d. Strategi penanganan bagi siswa tidak lulus :

1. Komunikasi aktif dengan orang tua

2. Ada langkah pembimbingan siswa secara aktif berupa :Tambahan pelajaran,

Bimbingan konseling personal

3. Pemantauan efektif tiap bulanan

4. Menyertakan siswa dalam kejar paket A

8. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global di Daqu School Semarang sudah

terintegrasi dalam semua mata pelajaran yang ada.

9. Daqu Methode

Daqu Methode merupakan program pembiasaan khas Daqu School yang

membedakan sekolah Daqu dengan sekolah-sekolah lain dalam rangka

pembentukan karakter yang meliputi :

a. Pembiasaan Sholat wajib berjama’ah tepat watu diawal waktu

b. Pembiasaan sholat sunnah qobliyah dan ba’diyah

c. Pembiasaan sholat sunnah dhuha sebelum KBM

d. Pembiasaan membaca asmaul khusna, tahfidz, dan Murojaa’h (mengulang-

ulang hafalan al-Qur’an)

e. Pembiasaan Hafalan surat-surat al-Ma’sturat (yaasin, al-waQi’ah, al-Mulk,

dan ar-Rahman)

f. Pembiasaan puasa senin dan kamis

g. Mabit dan Qiyamullail (tahajud for kids)

h. Pembentukan Karakter melalui pembiasaan:

Membudayakan senyum, salam, sapa, sopan dan santun

Membudayakan hidup bersih, sehat dengan membiasakan mencuci

tangan sebelum dan sesudah makan

Membiasakan menggosok gigi setelah makan siang

Membudayakan berpakaian rapi dan berseragam lengkap

Mentaati tata tertib yang berlaku

Keteladanan mengikuti kegiatan bhakti sosial di masyarakat

Mengumpulkan dana bantuan sosial dan bencana alam

306

Membiasakan membuang sampah pada tempatnya

Membiasakan budaya antri, dan tertib(dalam berwudhu, ditempat

makan, berbaris sebelum masuk kelas)

Membiasakan siswa memimpin pembacaan ikrar dan asmaul khusna

Membisakan memimpin untuk membuka dan menutup pelajaran

Membiasakan menyiapkan kebutuhan sekolah sendiri.

i. Sertifikasi al-Qur’an (haflah Hifdzil Qur’an)

Merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk menanamkan rasa

cinta terhadap Al Qur’an dan menanamkan nilai-nilai al-Qur’an serta

memberikan apresiasi dan pengakuan/pengesahan atas hafalan siswa, dan

membangkitkan semangat hafalan para siswa.

10. Mutasi Siswa

1. Siswa melapor kepada kepala sekolah asal untuk mendapatkan surat

ijin mutasi dengan membawa syarat-syarat kelengkapan untuk

melakukan mutasi

2. Siswa menyerahkan surat ijin mutasi dari kepala sekolah asal dan

dokumen syarat lain kepada operator sekolah

3. Siswa melapor ke dinas pendidikan dengan membawa tanda bukti

mutasi yang telah ditandatangani oleh kepala sekolah

4. Dinas Pendidikan mengesahkan mutasi siswa. (Kepala Dinas/Pejabat

yang berwenang mengesahkan tanda bukti mutasi siswa)

5. Siswa menyerahkan surat ijin mutasi dari kepala sekolah asal dan

dokumen syarat lain (surat pengantar dari dinas pendidikan

setempat) sesuai dengan ketentuan dinas pedidikan setempat kepada

operator sekolah.

6. Menyerahkan 3 (tiga) lembar surat kepada siswa yang bersangkutan

untuk 1 (satu) lembar diberikan kepada dinas pendidikan tujuan, 1

(satu) lembar untuk sekolah tujuan, dan 1 (satu) lembar disimpan

sebagai arsip siswa, dan 2 (dua) lembar lainnya disimpan sebagai

arsip dinas pendidikan dan arsip sekolah asal..

C. STANDART KOMPETENSI LULUSAN

Untuk mencapai standar mutu pendidikan yang dapat

dipertanggungjawabkan secara nasional, kegiatan pembelajaran di SD

Daqu School mengacu pada standar kompetensi lulusan yang telah

ditetapkan oleh BSNP sebagai berikut :

1) Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap

perkembangan anak.

2) Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.

307

3) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.

4) Menghargai keberagaman agama, budaya, suku ras dan golongan

sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya.

5) Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis,

kritis dan kreatif.

6) Mewujudkan kemampuan berpikir logis, kritis dan kreatif dengan

bimbingan guru/pendidik.

7) Mewujudkan rasa keingintahuan yang tinggi dalam menyadari

potensinya.

8) Mewujudkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam

kehidupan sehari-hari.

9) Mewujudkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di

lingkungan sekitarnya.

10) Mewujudkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungannya.

11) Mewujudkan kecintaan dan kebanggan terhadap bangsa, negara dan

tanah air Indonesia.

12) Mewujudkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan

budaya lokal.

13) Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan

memanfaatkan waktu luang.

14) Berkomunikasi secara jelas dan santun.

15) Bekerjasama dengan kelompok, tolong menolong dan menjaga diri

sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya.

16) Mewujudkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis

dan berhitung.

Standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP

tersebut, selanjutnya di Daqu School dikelompokkan menjadi empat

kemampuan yaitu:

1. Kemampuan Religiusitas

Kemampuan religiusitas adalah kemampuan untuk memiliki aqidah yang

bersih, ibadah yang benar dan orientasi hidup yang lurus semata-mata

karena Allah yang nantinya mengantarkan seorang mukmin pada

keberhasilan hidup di dunia dan di akherat sebagai kehidupan yang

sebenarnya.

2. Kematangan Emosional

Kematangan emosional adalah kemampuan seorang untuk melihat

potensinya, kelebihan dan kekurangannya, keberadaan orang lain di

sekelilingnya, membangun komunikasi dan bekerja sama, menaruh empati

kepada sesama dan semua makhluk menuju kepada ketinggian dan

keluhuran akhlak.

308

3. Kecerdasan Intelektual

Kecerdasan intelektual adalah kemampuan berpikir sistematis yang

dimulai dari identifikasi masalah,hipotesa,analisa, merancang dan

melakukan penelitian serta mengambil kesimpulan, yang harapannya anak

akan mampu membuka pintu-pintu dunia untuk kebaikan kehidupan

manusia.

4. Keterampilan Hidup

Keterampilan hidup adalah kemampuan untuk menyelesaikan urusan-

urusan pribadi terkait dengan kehidupan sehari-hari serta keterampilan

yang terkait dengan pekerjaan, sehingga harapannya anak mampu menjadi

pribadi-pribadi mandiri dan profesional.

309

IV. KALENDER PENDIDIKAN

310

SMT

DUA Mg Sn Sl R K J Sb

1 2 3 4 5 6 6-Jan Libur Semester 1

7 8 9 10 11 12 13 8 Awal masuk semester 2

14 15 16 17 18 19 20 13 OKUB gelombang 1

21 22 23 24 25 26 27 18 Field Trip Kelas 1-3

28 29 30 31

1 2 3 16 Tahun Baru Imlek

4 5 6 7 8 9 10 17 Outbond dan daqu expo

11 12 13 14 15 16 17 24 OKUB gelombang 2

18 19 20 21 22 23 24 Swimming activity

25 26 27 28

1 2 3 16-Aug UTS Semester Genap

4 5 6 7 8 9 10 17 Fiedtrip Kelas 1-5

11 12 13 14 15 16 17 18 Hari Raya Nyepi

18 19 20 21 22 23 24 23 Persiapan proges report

25 26 27 28 29 30 31 24 Penerimaan Proges Report

1 2 3 4 5 6 7 13-Dec Mabit Kelas 1, 3, dan 5

8 9 10 11 12 13 14 13 Isra Mi'raj

15 16 17 18 19 20 21 14 OKUB gelombang 3

22 23 24 25 26 27 28 27 Gersena

29 30 Swimming activity

1 2 3 4 5 1 Hari Buruh Nasional

6 7 8 9 10 11 12 12-Jul Perkiraan US

13 14 15 16 17 18 19 10 Kenaikan Isa Almasih

20 21 22 23 24 25 26 14-15 Libur awal Ramadhan

27 28 29 30 31 16-25 UAS Semester Genap

29 Hari Raya Waisak

1 2 1 Hari Lahir Pancasila

3 4 5 6 7 8 9 2 Akhirussanah

10 11 12 13 14 15 16 5-Apr Sanlat Ramadhan

17 18 19 20 21 22 23 7-Jun Persiapan progess report

24 25 26 27 28 29 30 8 Penerimaan progess report

31 15-16 Hari Raya Idul Fitri

Sep-31 Libur lebaran & semester genap

JUNI 2018

JANUARI 2018 KETERANGAN

FEBRUARI 2018

MARET 2018

Apr-18

MEI 2018

311

Lampiran 6 Contoh RPP Silabus Program Unggulan

SILABUS PEMBELAJARAN

Sekolah : SD DAARUL QUR’AN

Kelas : I (Satu)

Mata Pelajaran : BAHASA INGGRIS

Semester : 1 (Satu)

Standar Kompetensi : Mendengarkan

1. Memahami instruksi sangat sederhana dengan tindakan dalam konteks kelas

Kompetensi

Dasar

Materi Pokok/

Pembelajaran

Nilai Budaya

Dan Karakter

Bangsa

KewirauSahaan/

Ekonomi

Kreatif

Gagasan

Kegiatan

Pembelajaran

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar Teknik Bentuk

Instrumen

Contoh

Instrumen

1.1 Merespon

dengan

mengulang

kosakata

baru

dengan

ucapan

lantang

Contoh:

Guru: chalk

Siswa: chalk

Guru: book

o Rasa ingin

tahu ,

o Mandiri,

o Kreatif,

o Kerja keras

o Disiplin,

o Demokratis

o Tanggung-

jawab ,

o Menghargai

Prestasi

o Gemar

membaca

o Berorientasi

tugas dan

hasil

o Percaya diri

o Berani

mengambil

resiko

Keorisinilan

Berorientasi

ke masa

depan

A. Siswa

bersama-

sama

mengulang

dengan

suara

lantang

kosakata-

kosakata

baru yang

diucapkan

guru atau

didengar

dari

kaset/CD

Masing-

masing

siswa

mengulang

dengan

suara

Merespon

dengan

mengulang

apa yang

diucapkan

guru atau

didengar dari

kaset/CD

dengan suara

lantang

Merespon

dengan

mengulang

apa yang

diucapkan

guru atau

didengar dari

kaset/CD

dengan

pengucapan

bahasa

Tes lisan

Merespon

dengan

mengulang

secara lisan

Listen to the

words and

repeat.

Guru:

crayon

Murid:

(mengulang

dengan

ucapan

lantang)

2 x 35

menit

Gambar-

gambar/

benda

terkait

Rekaman

kaset/CD

Buku teks

312

lantang

kosakata-

kosakata

baru yang

diucapkan

guru atau

didengar

dari

kaset/CD

Inggris yang

benar

1.2 Merespon

dengan

melakukan

tindakan

sesuai

instruksi

secara

berterima

Contoh:

Guru: Stand up.

Siswa: (berdiri)

Guru: Sit down.

Siswa: (duduk)

Guru: Make a

line.

Siswa:

(berbaris)

o Rasa ingin

tahu ,

o Mandiri,

o Kreatif,

o Kerja keras

o Disiplin,

o Demokratis

o Tanggung-

jawab ,

o Menghargai

Prestasi

o Gemar

membaca

o Berorientasi

tugas dan

hasil

o Percaya diri

o Berani

mengambil

resiko

Keorisinilan

Berorientasi

ke masa

depan

Siswa

memperaga

kan

instruksi-

instruksi

yang

diberikan

oleh guru

atau yang

didengar

dari

kaset/CD

Merespon

dengan

memperagaka

n instruksi-

instruksi yang

didengar

Unjuk

kerja

Responding

Listen to the

instructions

and follow

them.

Guru: Jump.

Siswa:

(melompat)

2 x 35

menit

Rekaman

kaset/CD

Buku teks

Mengetahui,

Kepala SD DAARUL QUR’AN

(Fatkhurrohman, S.Pd.I)

NIP/NIK: .........................................

Semarang, 30 Agustus 2016

Guru Bahasa Inggris

(Muhammad Zuhri, S.Pd)

NIP/NIK: .........................................

313

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

SD : SD DAARUL QUR’AN SEMARANG

Mata Pelajaran : Bahasa Inggris

Kelas/Semester : I/1

Standar Kompetensi : Memahami instruksi sangat sederhana dengan

tindakan dalam konteks kelas

Kompetensi Dasar : Merespon dengan mengulang kosakata baru

dengan ucapan lantang

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Tujuan Pembelajaran** : - Siswa dapat mengulang apa yang didengarnya

dengan suara lantang

- Siswa dapat mengulang apa yang didengarnya

dengan pengucapan bahasa Inggris yang benar

Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)

Rasa hormat dan perhatian ( respect )

Tekun ( diligence )

Tanggung jawab ( responsibility )

Berani ( courage )

Metode Pembelajaran : - Siswa bersama-sama mengulang dengan suara

lantang kosakata-kosakata baru yang diucapkan atau didengar dari kaset/CD

- Masing-masing siswa mengulang dengan

suara lantang kosakata-kosakata baru yang

diucapkan guru atau didengar dari kaset/CD

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:

1. Kegiatan Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi :

Guru memperlihatkan gambar besar yang mengilustrasikan topik bab

yang dibahas.

Guru bertanya pada siswa apakah mereka mengetahui nama-nama benda

yang ada dalam gambar.

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Siswa diminta mendengar apa yang diucapkan guru atau didengar

dari kaset/CD dan mengulang apa yang mereka dengar secara

klasikal.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Siswa mengulang apa yang diucapkan guru atau didengar dari

kaset/CD secara kelompok dan individu.

314

Guru memperhatikan pengucapan bahasa Inggris siswa dan

membetulkan jika ada pengucapan yang salah.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

3. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

Guru menunjuk setiap siswa secara acak untuk menyebutkan apa

yang diucapkan guru dengan lantang (kegiatan ini dilakukan dengan

cepat).

Guru meminta siswa untuk mengulang kembali di rumah pelajaran

yang telah diberikan di kelas.

Alat/Sumber Belajar:

1. Buku teks Let’s Make Friends with English, Siti Eryda Lubis Pulungan,

jilid 1, Esis

2. Gambar-gambar atau benda-benda yang berkaitan dengan materi ajar

3. Rekaman kaset/CD

4. Buku-buku lain yang relevan

Penilaian:

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen Instrumen/ Soal

Merespon dengan

mengulang apa yang

diucapkan guru atau

didengar dari kaset/CD

dengan suara lantang

Merespon dengan

mengulang apa yang

diucapkan guru atau

didengar dari kaset/CD

dengan pengucapan bahasa

Inggris yang benar

Tes lisan

Merespon

dengan

mengulang

secara lisan

Listen to the words and repeat.

Guru: crayon

Murid: (mengulang dengan

ucapan lantang)

FORMAT KRITERIA PENILAIAN

PRODUK ( HASIL DISKUSI )

No. Aspek Kriteria Skor

1. Konsep * semua benar

* sebagian besar benar

4

3

315

* sebagian kecil benar

* semua salah

2

1

PERFORMANSI

No. Aspek Kriteria Skor

1.

2.

3.

Pengetahuan

Praktik

Sikap

* Pengetahuan

* kadang-kadang Pengetahuan

* tidak Pengetahuan

* aktif Praktik

* kadang-kadang aktif

* tidak aktif

* Sikap

* kadang-kadang Sikap

* tidak Sikap

4

2

1

4

2

1

4

2

1

LEMBAR PENILAIAN

No Nama Siswa Performan

Produk Jumlah

Skor Nilai

Pengetahuan Praktik Sikap

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

CATATAN :

Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.

Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan

Remedial.

Mengetahui,

Kepala SD DAARUL

QUR’AN

(Fatkhurrohman, S.Pd.I)

NIP/NIK:

.........................................

Semarang, 30 Agustus 2016

Guru Bahasa Inggris

(Muhammad Zuhri, S.Pd)

NIP/NIK:

.........................................

316

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SD : SD DAARUL QUR’AN SEMARANG

Mata Pelajaran : Bahasa Inggris

Kelas/Semester : I/1

Standar Kompetensi : 1. Memahami instruksi sangat sederhana

dengan tindakan dalam konteks kelas

Kompetensi Dasar : 1.2 Merespon dengan melakukan tindakan

sesuai instruksi secara berterima

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Tujuan Pembelajaran** : Siswa dapat memperagakan instruksi-instruksi

yang didengar dengan benar

Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)

Rasa hormat dan perhatian ( respect )

Tekun ( diligence )

Tanggung jawab ( responsibility )

Berani ( courage )

Metode Pembelajaran : Siswa memperagakan instruksi-instruksi yang

diberikan oleh guru atau yang didengar dari kaset/CD bersama-sama

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:

1. Kegiatan Pendahuluan

Apersepsi dan Motivasi :

Guru memperlihatkan gambar besar yang mengilustrasikan topik bab

yang dibahas.

Guru bertanya pada siswa kegiatan apa saja yang ada dalam gambar.

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Siswa diminta memperagakan instruksi-instruksi yang diberikan

oleh guru atau didengar dari kaset/CD secara bersama-sama (sebagai

permulaan, guru dapat memberi contoh dalam memperagakan

instruksi yang diberikan) secara tekun.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Guru membagi siswa dalam kelompok dan secara bergantian

masing-masing kelompok memperagakan instruksi yang diberikan

oleh guru atau didengar dari kaset/CD, secara tanggung jawab dan

berani serta dapat dipercaya.

317

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan secara

hormat dan perhatian.

3. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

Guru menunjuk siswa secara acak untuk memperagakan instruksi

yang diberikan.

Guru memberikan komentar dengan mengucapkan well done, good

job, atau very good pada siswa agar mereka termotivasi.

Alat/Sumber Belajar:

1. Buku teks Let’s Make Friends with English, Siti Eryda Lubis Pulungan,

jilid 1, Esis

2. Rekaman kaset/CD

3. Buku-buku lain yang relevan

Penilaian:

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen Instrumen/ Soal

Merespon dengan

memperagakan instruksi-

instruksi yang didengar

Unjuk kerja

Responding

Listen to the instructions and

follow them.

Guru: Jump.

Siswa: (melompat)

FORMAT KRITERIA PENILAIAN

PRODUK ( HASIL DISKUSI )

No. Aspek Kriteria Skor

1. Konsep * semua benar

* sebagian besar benar

* sebagian kecil benar

* semua salah

4

3

2

1

PERFORMANSI

No. Aspek Kriteria Skor

1.

2.

Pengetahuan

Praktik

* Pengetahuan

* kadang-kadang Pengetahuan

* tidak Pengetahuan

* aktif Praktik

4

2

1

4

318

3.

Sikap

* kadang-kadang aktif

* tidak aktif

* Sikap

* kadang-kadang Sikap

* tidak Sikap

2

1

4

2

1

LEMBAR PENILAIAN

No Nama Siswa Performan

Produk Jumlah

Skor Nilai

Pengetahuan Praktik Sikap

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

CATATAN :

Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.

Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan

Remedial.

Mengetahui,

Kepala SD DAARUL QUR’AN

(Fatkhurrohman, S.Pd.I)

NIP/NIK:

.........................................

Semarang, 30 Agustus 2016

Guru Bahasa Inggris

(Muhammad Zuhri, S.Pd)

NIP/NIK:

.........................................

319

V

A B C A B C A B C A B A B

KURIKULUM NASIONAL

1. Pendidikan Agama Islam ( PAI ) 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2

2. P K N 2 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4

4. Matematika 3 4 4

5. I P A 4 4

6. I P S 2 2 2 2 2

7. Seni Budaya dan Ketrampilan 2 2 2 2 2

8. Pend. Jasmani dan Kesehatan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

9. Tematik 14 14 14 14 14 14 16 16 13

10. KPDL 2 2

INTERNATIONAL PROGRAMME

1. Math 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 2

2. Science 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 2

3. English 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

B. MUATAN LOKAL

1. Bahasa Arab '- '- '- 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

2. Komputer 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3. Bahasa Jawa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2

28 28 28 30 30 30 30 30 30 32 32 32 32 32

PROSENTASE C. DAQU METHOD ( KUR KHAS DAQU)

1. Tahfiz Qur'an 2 2 2 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7

2. Tahsin Qur'an 7 7 7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

3 Shalat Dhuha 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

4 Shalat Zuhur 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

5 Shalat Ashar 4 4 4 4 4

19 19 19 19 19 19 19 19 19 23 23 23 23 23

PROSENTASE

KEGIATAN PEMBIASAAN

1. Upacara / Talent 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2. Pramuka - - - 2 2 2 2 2 2 2 2 2

3. Ekstrakurikuler 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4. Pendalaman Materi 6 6

5 5 5 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7

PROSENTASE

52 52 52 56 56 56 56 56 56 62 62 62 62 62

I II III IV VI

A.

D.

TOTAL

NO MATA PELAJARAN

Lampiran 7 Struktur Kurikulum Tahun Pelajaran 2017/2018

320

No Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

1 07.00 - 07.30

2 07.30 - 08.05 Tahsin Tafizh Tahsin Tafizh Arabic PJOK Senam

3 08.05 - 08.40 Tahsin Tafizh Tahsin Tafizh Arabic PJOK PAI

4 08.40 - 09.15

5 09.15 - 09.45 Tematik Tematik Tematik Science Tahsin Tafizh

6 09.45 - 10.20 Tematik Tematik Tematik Science Tematik

7 10.20 - 10.55 English B. Jawa Math Tahsin Tafizh Pramuka

8 10.55 - 11.30 English English Math Tahsin Tafizh Pramuka

9 11.30 -12.45

10 12.45 - 13.20 PAI Tematik Tahsin Tafizh Tematik

11 13.20 - 13.55 PAI Tematik Tahsin Tafizh Tematik

12 13.55 - 14.30 Tematik Tematik TIK Tematik

JADWAL PELAJARAN KELAS 2 AL MULK

TAHUN PELAJARAN 2017-2018

UPACARA/DHUHA

ISTIRAHAT

ISOMA/PULANG

No Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

1 07.00 - 07.30

2 07.30 - 08.05 PJOK PAI Tematik Tahsin Tafizh Senam

3 08.05 - 08.40 PJOK PAI Tematik Tahsin Tafizh Tematik

4 08.40 - 09.15

5 09.15 - 09.45 Tematik Tematik Tematik Tematik Tematik

6 09.45 - 10.20 Tematik Tematik Tematik Tematik Tematik

7 10.20 - 10.55 Tahsin Tafizh Math Tahsin Tafizh TIK Tematik

8 10.55 - 11.30 Tahsin Tafizh Math Tahsin Tafizh PAI Tahsin Tafizh

9 11.30 -12.45

10 12.45 - 13.20 English Tahsin Tafizh Science English

11 13.20 - 13.55 English Tahsin Tafizh Science B. Jawa

JADWAL PELAJARAN KELAS 1 YAASIN

TAHUN PELAJARAN 2017-2018

UPACARA/DHUHA

ISTIRAHAT

ISOMA/PULANG

Lampiran 8 Contoh Jadwal Pelajaran Tahun Pelajaran 2017/2018

321

No Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

1 07.00 - 07.30

2 07.30 - 08.05 PJOK Math PKn SBK Senam

3 08.05 - 08.40 PJOK Math PKn SBK Tahsin Tafizh

4 08.40 - 09.15

5 09.15 - 09.45 B. Indonesia Tahsin Tafizh Tahsin Tafizh Math English

6 09.45 - 10.20 B. Indonesia Tahsin Tafizh Tahsin Tafizh Math English

7 10.20 - 10.55 Science Science PAI B. Indonesia Pramuka

8 10.55 - 11.30 Science Science PAI B. Indonesia Pramuka

9 11.30 -12.45

10 12.45 - 13.20 Tahsin Tafizh Arabic IPS PAI

11 13.20 - 13.55 Tahsin Tafizh Arabic IPS Tahsin Tafizh

12 13.55 - 14.30 TIK English B. Jawa Tahsin Tafizh

JADWAL PELAJARAN KELAS 3 AD DHUHA

TAHUN PELAJARAN 2017-2018

UPACARA/DHUHA

ISTIRAHAT

ISOMA/PULANG

No Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

1 07.00 - 07.30

2 07.30 - 08.05 Math PJOK Tematik Tematik Senam

3 08.05 - 08.40 Math PJOK Tematik Tematik Tahsin Tafizh

4 08.40 - 09.15

5 09.15 - 09.45 Arabic Tahsin Tafizh Tahsin Tafizh English TIK

6 09.45 - 10.20 Arabic Tahsin Tafizh Tahsin Tafizh English Tematik

7 10.20 - 10.55 Tematik Science B. Jawa Tematik Pramuka

8 10.55 - 11.30 Tematik Science Tematik Tematik Pramuka

9 11.30 -12.45

10 12.45 - 13.20 Tahsin Tafizh Tematik Tematik Tematik

11 13.20 - 13.55 Tahsin Tafizh Tematik Tematik Tahsin Tafizh

12 13.55 - 14.30 PAI Tematik PAI Tahsin Tafizh

13 14.30 - 15.05 Pulang English PAI Pulang

JADWAL PELAJARAN KELAS 4 AN NASR

TAHUN PELAJARAN 2017-2018

UPACARA/DHUHA

ISTIRAHAT

ISOMA/PULANG

322

No Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

1 07.00 - 07.30

2 07.30 - 08.05 English Arabic Tahsin Tafizh Matematika Senam

3 08.05 - 08.40 English Arabic Tahsin Tafizh Matematika KPDL

4 08.40 - 09.15

5 09.15 - 09.45 Tahsin Tafizh IPA PJOK Tahsin Tafizh KPDL

6 09.45 - 10.20 Tahsin Tafizh IPA PJOK Tahsin Tafizh Tahsin Tafizh

7 10.20 - 10.55 IPS B. Jawa B. Indonesia Tambahan Mat English

8 10.55 - 11.30 IPS B. Jawa B. Indonesia B. Indonesia B. Indonesia

9 11.30 -12.45

10 12.45 - 13.20 PKn Matematika IPA SBK

11 13.20 - 13.55 PKn Matematika IPA SBK

12 13.55 - 14.30 Tambahan IPA Tahsin Tafizh PAI TIK

13 14.30 - 15.05 Pulang Tahsin Tafizh PAI Pulang

JADWAL PELAJARAN KELAS 6 AN NUR

TAHUN PELAJARAN 2017-2018

UPACARA/DHUHA

ISTIRAHAT

ISOMA/PULANG

No Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

1 07.00 - 07.30

2 07.30 - 08.05 Tematik Matematika Tahsin Tafizh Tematik Senam

3 08.05 - 08.40 Tematik Matematika Tahsin Tafizh Tematik PJOK

4 08.40 - 09.15

5 09.15 - 09.45 Tahsin Tafizh Math Tematik Tahsin Tafizh PJOK

6 09.45 - 10.20 Tahsin Tafizh Math Tematik Tahsin Tafizh Tahsin Tafizh

7 10.20 - 10.55 Tematik Tematik English Arabic Pramuka

8 10.55 - 11.30 Matematika Tematik English Arabic Pramuka

9 11.30 -12.45

10 12.45 - 13.20 English Tematik Tematik B. Jawa

11 13.20 - 13.55 Science PAI Tematik PAI

12 13.55 - 14.30 Science Tahsin Tafizh Tematik PAI

13 14.30 - 15.05 Pulang Tahsin Tafizh TIK Pulang

JADWAL PELAJARAN KELAS 5 AL FURQON

TAHUN PELAJARAN 2017-2018

UPACARA/DHUHA

ISTIRAHAT

ISOMA/PULANG

323

Lampiran 9 Prestasi Sekolah SD Daarul Qur’an Semarang

1. PRESTASI SISWA DALAM BIDANG AKADEMIK YANG DILIHAT DARI

PRESTASI YANG DIRAIH SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA-LOMBA

BIDANG STUDI

NO

NAMA LOMBA YANG

DIIKUTI

NAMA SISWA YANG MENGIKUTI

TAHUN PRESTASI

YANG DIRAIH

BUKTI FISIK

1 Lomba Musabaqah Hifzhil Qur’an

Thoriq Ibrahim Farras

2016 Juara II Juz 28,29,30

Sertifikat

2 Lomba Musabaqah Hifzhil Qur’an

Alvano Gaizka Nusa

2016 Juara II Juz 30

Sertifikat

3 Lomba Musabaqah Hifzhil Qur’an

Najma Maritza Zahirah Taslim

2016 Juara I Juz 30 Sertifikat

4 Lomba Musabaqah Hifzhil Qur’an

M. ‘Ilmi Zidan Nawwaf

2016 Juara III Juz 28,29,30

Sertifikat

5 Lomba Musabaqah Hifzhil Qur’an

Najma Maritza Zahirah Taslim

2015 Juara I Juz 30 Piagam

6 Festival Al Qur’an dan Bahasa daQu 2014

Iva Laily Fitria 2014 Juara I Musabaqah Qira’atil Qur’an Surat-Surat Pendek

Sertifkat

7 Festival Al Qur’an dan Bahasa daQu 2014

Berliana Nabila Ayundra Z.

2014 Juara II Musabaqah Qira’atil Qur’an Surat-Surat Pendek

Sertifkat

8 Festival Al Qur’an dan Bahasa

M. Firza Yan Hermanto

2014 Juara III Musabaqah Qira’atil

Sertifkat

324

NO

NAMA LOMBA YANG

DIIKUTI

NAMA SISWA YANG MENGIKUTI

TAHUN PRESTASI

YANG DIRAIH

BUKTI FISIK

daQu 2014 Qur’an Surat-Surat Pendek

9 Festival Al Qur’an dan Bahasa daQu 2014

M. Ilmi Zidan Nawwaf

2014 Juara I Musabaqah Hifdzil Qur’an Surat-Surat Pendek

Sertifkat

10 Festival Al Qur’an dan Bahasa daQu 2014

Najwa 2014 Juara II Musabaqah Hifdzil Qur’an Surat-Surat Pendek

Sertifkat

11 Pesta Siaga Tahun 2017

Barung Biru 2017 Juara I Putra Piagam

12 Pesta Siaga Tahun 2017

Barung Merah 2017 Juara I Putri Piagam

13 Lomba Mata Pelajaran dan Seni Islami (MAPSI) SD

Iva Laily Fitria 2015 Juara I Lomba Seni Tilawatil Qur’an Putri

Piagam Penghargaan

14 Lomba Mata Pelajaran dan Seni Islami (MAPSI) SD

M. Ilmi Zidan Nawwaf

2015 Juara I Lomba Keterampilan Adzan

Piagam Penghargaan

15 Lomba Cepat Tepat Pramuka Tahun 2015

M. Firza Yan Hermanto

2015 Juara Harapan III

Piagam

16 Lomba Cepat

M. Wildan Akmal

2015 Juara Harapan III

Piagam

325

NO

NAMA LOMBA YANG

DIIKUTI

NAMA SISWA YANG MENGIKUTI

TAHUN PRESTASI

YANG DIRAIH

BUKTI FISIK

Tepat Pramuka Tahun 2015

Setiawan

2. PRESTASI SEKOLAH DALAM BIDANG OLAHRAGA

N

O

CABANG

OLAHRAGA

YANG

DIIKUTI

NAMA

SISWA

NAMA LOMBA /

PERTANDINGAN YANG

DIIKUTI

TAHUN PRESTASI

YANG DIRAIH

BUKTI

FISIK

1 Tae Kwon Do

Danil Qubro Kurniawan

Tae Kwon Do Tri Dharma Championship VII 2017

2017 Juara II Kyorugi Under 40 kg Putra

Piagam

2 Tae Kwon Do

Danil Qubro Kurniawan

Magelang Open Tae Kwon Do Championship Walikota Cup V

2017 Juara II Kyorugi Under 40 kg Putra

Piagam

3 Tae Kwon Do

Danil Qubro Kurniawan

Tae Kwon Do UPGRIS Championship

2016 Juara I Pelajar Under 35 Putra

Piagam

4 Tae Kwon Do

Danil Qubro Kurniawan

Indonesian Youth and Sport Festival IV

2016 Juara I Piagam

5 Tae Kwon Do

Danil Qubro Kurniawan

Bupati Pati Cup Tae Kwon Do Championship

2016 Juara I Under 34 kg Putra

Piagam

6 Tae Kwon Do

Danil Qubro Kurniawan

Tae Kwon Do Tri Dharma Championship VI 2016

2016 Juara I Kyorugi Under 36 kg

Piagam

7 Tae Kwon Do

Rasya Islami Putra

POPDA Tingkat Kecamatan Semarang Selatan

2015 Juara I Tae Kwon Do Under 37 kg

Piagam

8 Tae Kwon Do

Berliana Nabila Ayundra

POPDA Tingkat Kota Semarang

2015 Juara III Putri Tae Kwon Do

Piagam

326

N

O

CABANG

OLAHRAGA

YANG

DIIKUTI

NAMA

SISWA

NAMA LOMBA /

PERTANDINGAN YANG

DIIKUTI

TAHUN PRESTASI

YANG DIRAIH

BUKTI

FISIK

Z. Under 29 kg

3. PRESTASI SEKOLAH DALAM BIDANG KESENIAN

NO KESENIAN YANG

DIIKUTI

NAMA LOMBA YANG

DIIKUTI

TAHUN PRESTASI YANG

DIRAIH

BUKTI FISIK

1 Lomba Tari Wonderia 2016 Juara Harapan 3

Piagam

2 Band Lomba Band Se – DIY&Jateng Peringatan HUT SMKN 2 Kasihan

2017 Juara I Sertifikat

3 Band Lomba Band Peringatan Hari Pahlawan Ke-71

2016 Juara I Piagam

4 Band Lomba Band Peringatan Pameran Alat Musik Tradisional Nusantara 2016

2016 Juara I Piagam

5 Band Parade Band Pelajar (Peringatan Hari Jadi Ke – 469 Kota Semarang)

2016 Juara II Piagam

6 Almira Nazala Nurussyifa T.A.

Fashion Show Kat. 9-12 Th

2016 Juara II Piagam

7 Almira Nazala Nurussyifa T.A.

Lomba Fashion Show Kat. SD Kelas 3-6

2015 Juara II Sertifikat

8 Almira Nazala Nurussyifa T.A.

Lomba Fashion Show Kategori II (3-6 SD)

2015 Juara Harapan II

Sertifikat

6 Lomba Band Anak

Pekan Budaya Nasional

2015 Juara Harapan I

Piagam

7 Lomba Menyanyi

Pekan Budaya Nasional

2015 Juara II Piagam

8 Almira Nazala Peragaan 2014 Juara III Piagam

327

Nurussyifa T.A.

Busana Batik

8 Foto Model Contest Modeling Busana Batik

2013 Juara I Piagam

4. PRESTASI DALAM PENERAPAN MANAJEMEN SEKOLAH

NO PENGHARGAAN YANG DIPEROLEH

TAHUN INSTANSI PEMBERI PENGHARGAAN

BUKTI FISIK

1 Sekolah Dengan Manajemen Administrasi Terbaik

2015 Biro Full Day Yayasan Daarul Qur’an

Piagam

2 Sekolah Dengan Manajemen Administrasi Terbaik

2016 Biro Full Day Yayasan Daarul Qur’an

Piagam

328

Lampiran 10 Jadwal Penelitian dan Catatan Harian Observasi Partisipasif

JADWAL PENELITIAN

No Hari, Tanggal Agenda Penelitian Tempat

1 Selasa, 6 Maret

2018

Penyerahan surat ijin penelitian,

koordinasi sumber data penelitian

pada metode dokumentasi

Kantor SD Daarul

Qur’an Semarang

2 Rabu, 7 Maret

2018

Wawancara dengan kepala

sekolah, observasi lingkungan

sekolah dan meminta data pada

bagian tata usaha

Ruang Kepala

Sekolah

3 Jum’at, 9 Maret

2018

Wawancara dengan koordinator

program unggulan bahasa

Ruang

Administrasi

4 Jum’at, 16 Maret

2018

Wawancara dengan wakil kepala

sekolah bidang kurikulum dan

kordinator program unggulan

sains

Ruang

Perpustakaan

5 Senin, 19 Maret

2018

Wawancara dengan guru mata

pelajaran math dan bahasa inggris

Ruang kelas VI

6 Selasa, 20 Maret

2018

Wawancara dengan guru bahasa

inggris, guru sains, guru tahfidz

dan beberapa siswa

Kantor SD Daarul

Qur’an Semarang,

dan mushola SD

Daarul Qur’an

Semarang

7 Rabu, 21 Maret

2018

Wawancara dengan siswa-siswi

di jam istirahat

Ruang Kelas V dan

VI

8 Kamis, 22 Maret

2018

Wawancara dengan guru sains Ruang Wakil

Kepala Sekolah

9 Rabu, 4 April

2018

Wawancara dengan guru tahfidz Ruang guru SD

Daarul Qur’an

Semarang

10 Selasa, 10 April

2018

Wawancara dengan koordinator

tahfidz

Ruang tamu SD

Daarul Qur’an

Semarang

11 Kamis, 19 April

2018

Kelengkapan dokumen penelitian

dan pengambilan surat keterangan

telah melakukan penelitian

Ruang

Perpustakaan

329

CATATAN HARIAN

OBSERVASI PARTISIPASIF

Hari, tanggal : Selasa, 6 Maret 2018

Agenda : Penyerahan surat izin penelitian

Tempat : Kantor SD Daarul Qur’an Semarang

Hari ini sekitar pukul 9.30 WIB peneliti sampai di tempat penelitian, SD Daarul

Qur’an Semarang. Siswa/siswi dan Bapak/Ibu guru sedang melaksanakan proses

belajar mengajar, pada minggu tersebut siswa sedang melaksanakan Ulangan

Tengah Semester (UTS). Peneliti bertemu dengan Bp.Sutopo selaku wakil kepala

sekolah bidang kesiswaan, untuk menyerahkan surat ijin penelitian skripsi. Dalam

pertemuan tersebut terdapat beberapa hal yang telah disepakati bersama:

1. Sekolah telah menyetujui dan memberikan ijin bagi peneliti untuk

melakukan penelitian yang meliputi observasi, wawancara dan

dokumentasi.

2. Telah disetujui bersama waktu pelaksanaan penlitian yakni bisa dimulai

bulan Maret sampai bulan April 2018.

3. Kegiatan penelitian bagi siswa bisa dilaksanakan setelah hari Selasa, 20

Maret 2018 dikarenakan siswa sedang melaksanakan Ujian Tengah

Semester (UTS).

4. Pelaksanaan jadwal wawancara dapat dilaksanakan dengan berkoordinasi

terlebih dahulu dengan informan yang bersangkutan.

Hari, tanggal : Rabu, 7 Maret 2018

Agenda : Wawancara dengan kepala sekolah SD Daarul Qur’an Semarang

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

Hari ini, setelah sebelumnya sudah melakukan perijinan dan perjanjian dengan

kepala sekolah, akhirnya dapat bertemu dengan kepala sekolah untuk melakukan

wawancara. Sekitar pukul 08.00 WIB sampai di SD DaQu selanjutnya langsung

memasuki ruangan kepala sekolah. Peneliti mendapatkan beberapa informasi

dalam kegiatan wawancara tersebut, mengenai data tambahan terkait dengan

instrumen wawancara peneliti diarahkan untuk bertemu dengan bagian

perpustakaan (Mbak Tika) guna melengkapi data mengenai prestasi sekolah. Pada

saat peneliti datang ke perpustakaan peneliti juga bertemu dengan siswa-siswi

yang sedang membaca di Perpustakaan, peneliti juga mengamati koleksi buku

yang ada di Perpustakaan di SD DaQu, karena sekolah DaQu merupakan sekolah

formal yang berbasis agama islam maka koleksi buku didominasi dengan dunia

islam seperti cerita nabi. Setelah selesai meminta file, peneliti bertemu dengan

330

Bapak Sutopo (kesiswaan) untuk mengamati keadaan lingkungan sekolah yang

ada di SD Daarul Qur’an Semarang. Karena bertepatan dengan jam istirahat maka

ada beberapa anak yang seang bermain sepak bola, makan bekal yang dibawa, dan

bermain di aula maupun di dalam kelas. Peneliti mendapatkan beberapa infomasi

dalam pengamatan pagi itu, antara lain:

1. Lingkungan sekolah SD Daarul Qur’an sangat asri, di dalam SD DaQu

terdapat kolam renang, saung, taman sehingga anak-anak dapat belajar

dimana saja sesuai dengan materi yang dipelajari.

2. Ruang kelas tidak terlalu luas karena sistem yang digunakan adalah sistem

kelas kecil sehingga dalam satu kelas maksimal 20 siswa.

3. Ada beberapa kelas yang didesain berbeda dengan kelas lainnya, seperti

dinding kelas yang terbuat dari bambu. Hal ini akan menambah semangat

belajar anak karena ruangan dibuat nyaman dan berbeda.

4. Terdapat beberapa halaman yang sering digunakan anak untuk bermain

sepak bola yakni halaman depan sekolah, belakang sekolah, dan halaman

kecil dekat dengan taman sekolah.

5. Pemberian nama kelas sesuai dengan nama surah dalam Al Qur’an seperti

kelas I A diberi nama Kelas Al-Yasin , Kelas I B diberi nama Ar-Rahman.

Hari, tanggal : Jumat, 9 Maret 2018

Agenda : Wawancara dengan koordinator program unggulan bahasa

(koordinator bidang bahasa dan budaya)

Tempat : Ruang Administrasi

Agenda pada hari ini yakni peneliti melakukan wawancara denga koordinator

program unggulan bahasa (Ibu Novia). Peneliti sampai di sekolah SD DaQu pukul

13.00 WIB, pada waktu itu pembelajaran telah selesai dan siswa-siswi bersiap

untuk kembali pulang kerumah masing-masing. Beberapa guru dan karyawan

tetap tinggal di sekolah menyelesaikan pekerjaan yang masih belum terselesaikan.

Setelah melaksanakan wawancara, peneliti mendapatkan brosur mengenai

pendaftaran sekolah. Brosur tersebut dapat digunakan peneliti untuk menambah

informasi dan data penelitian yang dibutuhkan.

Hari, tanggal : Jumat, 16 Maret 2018

Agenda : Wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan

koordinator program unggulan sains

Tempat : Ruang Perpustakaan

Agenda hari ini yakni melakukan wawancara dengan kepala sekolah bidang

kurikulum (Ibu Ririn), peneliti sampai di tempat penelitian pukul 10.00.

Wawancara dimulai pukul 10.15, pada saat peneliti datang ke sekolah kelas 2,3,4

331

dan 5 para siswa akan mengikuti ekstrakurikuler pramuka. Setelah melakukan

wawancara dengan kurikulum peneliti mendapatkan data mengenai softfile

kurikulum di SD Daarul Qur’an dan RPP Silabus. Setelah selesai wawancara

dengan waka kurikulum, peneliti melanjutkan wawancara dengan koordinator

program unggulan sains (Bapak Zuhri).

Hari, tanggal : Senin, 19 Maret 2018

Agenda : Wawancara dengan guru mata english kelas 1

Tempat : Ruang kelas VI

Agenda hari ini yakni melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa

inggris (Bapak Manar), peneliti samapai di tempat penelitian pukul 14.00. Pada

saat peneliti datang ke sekolah, siswa siswi sudah dijemput orang tua dan bersiap

untuk berpulang. Waka kesiswaan (Bapak Sutopo) memanggil satu persatu siswa

yang telah dijemput orangtuanya. Guru dan karyawan masih tetap di sekolah

sampai pukul 16.00. Setelah selesai wawancara peneliti melanjutkan koordinasi

dengan beberapa informan yang belum diwawancari. Peneliti berkoordinasi

dengan guru pengampu mata pelajaran tahfidz, sains dan bahasa inggris guna

menentukan jadwal wawancara.

Hari, tanggal : Selasa, 20 Maret 2018

Agenda : Wawancara dengan guru bahasa inggris, sains, tahfidz dan

beberapa siswa

Tempat : Kantor SD Daarul Qur’an Semarang dan Mushola SD Daarul

Qur’an Semarang

Agenda hari ini yakni melakukan wawancara dengan guru bahasa inggris (Ibu

Dewi), guru sains (Ibu Dani), guru tahfidz (Ibu Laila), dan beberapa siswa SD

Daarul Qur’an Semarang. Peneliti sampai di sekolah pukul 08.15, peneliti

langsung wawancara dengan guru bahasa inggris. Selanjutnya paneliti melakukan

wawancara dengan guru sains. Setelah selesai wawancara yakni pukul 08.50,

peneliti melanjutkan wawancara dengan beberapa siswa yang sedang istirahat di

mushola SD Daarul Qur’an Semarang. Peneliti melanjutkan wawancara dengan

guru tahfidz pada pukul 10.30 sampai pukul 11.00. Dalam kegiatan penelitian

pada hari ini peneliti mendapatkan informasi buku prestasi siswa khususnya

dalam pelajaran tahfidz. Buku tersebut digunakan untuk memantau perkembangan

hafalan Al Qur’an pada siswa.

Hari, tanggal : Rabu, 21 Maret 2018

Agenda : Wawancara dengan beberapa siswa

332

Tempat : Ruang kelas V dan VI

Agenda hari ini yakni melakukan wawancara dengan siswa-siswi SD Daarul

Qur’an Semarang, peneliti sampai di lokasi yakni pukul 08.40, peneliti memilih

jam tersebut karena bersamaan dengan jam istirahat sehingga akan mempermudah

peneliti dalam melakukan wawancara dengan beberapa siswa. Selain wawancara

peneliti juga mengamati keadaaan sarana dan prasarana yang ada di SD DaQu,

termasuk proses pembelajaran yang ada disana. Pada jam tersebut, ada kelas yang

sedang bernyanyi bersama menyanyikan lagu dari daerah Aceh, beberapa siswa

ada yang sedang belajar di aula, beberapa ada yang sedang olahraga bola kasti dan

lari kecil. Guru-guru SD DaQu memanfaatkan ruangan dengan sebaik mungkin,

sekalipun halaman SD DaQu sempit guru-guru berupaya mencari space ruang

untuk kegiatan pembelajaran termasuk pada pelajaran olahraga.

Hari, tanggal : Kamis, 22 Maret 2018

Agenda : Wawancara dengan guru sains

Tempat : Ruang Wakil Kepala Sekolah

Agenda hari ini yakni wawancara dengan guru sains (Bapak Sutopo), peneliti

sampai di sekolah pada pukul 08.00. Pada jam tersebut siswa-siswi sedang tadarus

bersama di sekolah. Pada hari Kamis 22 Maret 2018, tidak ada kegiatan belajar

mengajar karena pada hari Jumat siswa akan diliburkan, selanjutnya pada hari

Sabtu, 24 Maret ada kegiatan penerimaan progress raport. Beberapa guru yang

tidak terlibat dalam pengolahan nilai raport, dapat mengikuti kegiatan tadarus

bersama siswa dan di koordinasi oleh guru tahfidz.

Hari, tanggal : Rabu, 4 April 2018

Agenda : Wawancara dengan guru tahfidz

Tempat : Kantor Guru SD Daarul Qur’an Semarang

Agenda hari ini yakni wawancara dengan guru tahfidz (Ibu Dzawis), peneliti

sampai di sekolah pada pukul 12.30. Pada jam tersebut para siswa sedang istirahat

beberapa siswa ada yang bermain bola di halaman sekolah, bapak-ibu guru juga

sedang istirahat dan makan siang di kantor guru. Peneliti mendapatkan informasi

bahwa koordinatir tahfidz sedang ijin cuti (umroh) sehingga wawancara dengan

beliau, dapat dilakukan minggu depan.

Hari, tanggal : Selasa, 10 April 2018

Agenda : Wawancara dengan koordinator tahfidz

Tempat : Kantor Guru SD Daarul Qur’an Semarang

333

Agenda hari ini yakni wawancara dengan koordinator tahfidz (Bp.Zainal), peneliti

sampai di sekolah pada pukul 13.15. Pada jam tersebut sedang berlangsung

kegiatan belajar mengajar, kemudian ada kegiatan latihan persiapan lomba pesta

siaga dengan SD dari Kab. Demak. Peneliti mendapatkan informasi yang belum

tergali dengan koordinator tahfidz.

Hari, tanggal : Kamis, 19 April 2018

Agenda : Kelengkapan dokumen penelitian dan pengambilan surat

keteranga telah melakukan penelitian

Tempat : Ruang Perpustakaan

Agenda hari ini yakni melengkapi berbagai dokumen guna melengkapi lampiran

penelitian. Peneliti sampai di sekolah pada pukul 12.10 pada jam tersebut semua

warga sekolah sedang selesai melaksanakan solad dzuhur berjama’ah, selanjutnya

peneliti bertemu dengan pegawai bagian tata usaha untuk mengambil surat

keterangan telah melakukan penelitian di ruang perpustakaan. Kemudian, peneliti

bertemu dengan guru pengampu program unggulan untuk meminta file

kelengkapan pembelajaran (RPP Silabus program unggulan).

334

Lampiran 11 Dokumentasi Kegiatan

Kegiatan Pembelajaran Tahfidz, Sains dan Bahasa

Kondisi Lingkungan Sekolah

335

Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan Wawancara

336

Lampiran 12 Surat Izin Penelitian

337

Lampiran 13 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian