LGV3
-
Upload
princessisma -
Category
Documents
-
view
47 -
download
3
description
Transcript of LGV3
LIMFOGRANULOMA LIMFOGRANULOMA VENEREUMVENEREUM
OLEH : FIN ENDRIANA (99-69)
ERIEKA MAYADEVI (99-77) DELTANIA H. (99-78)
PEMBIMBING :Dr. Dian Ardiana, SpKK
Definisi :Definisi :
Penyakit venerik yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis.
Menyerang sistem limfatik dan kelenjar limfatik, terutama genital, anus, inguinal dan rektum.
EtiologiEtiologi : :
Chlamydia trachomatis – Tiga serovarian : L1,L2,L3– Sifat : seperti bakteri dalam hal pembelahan sel,
struktur, kepekaan terhadap AB dan kemoterapi, seperti virus (parasit obligat intrasel)
– Diameter 250-500 µ
Patogenesa:Patogenesa:Port d’entrée : kulit/membran mukosa yang
luka atau lecet.Trombolimfangitis dan perilimfangitis
menyebar ke jaringan sekitar.
Gambaran klinis Gambaran klinis Dapat akut, subakut, kronisDibagi menjadi dua :Bentuk Dini Afek primer dan sindrom
inguinal.Bentuk Lanjut sindrom genital,
anorektal, dan uretral.
Afek primerAfek primer Masa inkubasi 1 – 4 minggu Bentuk tidak khas, tidak nyeri. Lesi berupa erosi, papul miliar, vesikel,
pustul dan ulkus. Pd umumnya cepat hilang px tidak
datang berobat. Pria : genitalia eksterna, t.u. sulkus
koronarius; jarang di uretra Wanita : vagina bag. dalam dan serviks
Sindrom InguinalSindrom InguinalTimbul 3 – 6 minggu stlh lesi primer hilangMerupakan sindrom yang sering dijumpai.Unilateral (80%)Terjadi pada pria apabila afek primer di
genitalia eksterna.Terjadi pada wanita apabila afek primer pada
genitalia eksterna dan vagina 1/3 bawah.Sering terkena : KGB inguinal medial,
merupakan kel.regional.
• Permukaan berbenjol-benjol berkonfluensi(bubo)• Terdapat tanda radang akut dan gx konstitusi• Limfadenitis dan periadenitis perlekatan
dengan jaringan sekitar. • Perlunakan tidak serentak konsistensi
bermacam-macam yaitu keras, kenyal dan lunak(abses). Perlunakan ditengah abses dan fistel yang multipel.
• Sign of groove : dua atau tiga kelompok kelenjar, berdekatan dan memanjang proksimal dan distal ligamentum Pouparti dan dipisahkan oleh lekuk (sulkus).
Stadium lanjut penjalaran ke KGB di fosa iliaka bubo bertingkat (etage bubonum).
Limfangitis yang tampak sebagai tali keras dan bubonuli.
Lokasi infeksi LGV primer dan kelenjar Lokasi infeksi LGV primer dan kelenjar limfatik yang terlibatlimfatik yang terlibat
Lokasi infeksi primer Kelenjar limfatik
Penis, uretra anterior Inguinal superfisial dan profunda
Uretra posterior Iliaka profunda, perirektal
Vulva Inguinal
Vagina, serviks Perirektal, Iliaka profunda, rektokrural, lumbosakral
Anus Inguinal
Rektum Perirektal, iliaka profunda
Sindrom GenitalSindrom Genitalo Jika sindrom inguinal tidak diobati fibrosis
pada kel. Inguinal medial aliran getah bening terbendung edema dan elefantiasis.
o Pada pria, elefantiasis terdapat di penis dan skrotum ; pada wanita, di labia dan klitoris estiomen.
o Sindrom Jersild elefantiasis genito-anorektalis
Sindrom AnorektalSindrom AnorektalPria : homoseksual genitoanal
penyebaran limfogen dr uretra post
Wanita genitoanal afek primer terletak di vagina 2/3 atas atau serviks (kel. Gerota) terkontaminasi dari duh tubuh vagina yang infeksius.
Gx dini : pruritus ani, duh rektal mukous, mukosa hiperemi, mudah berdarah.
Ulkus multiple, diskrit superfisial, batas ireguler pd mukosa jar.granulasi
Kronis granuloma non-kaseosa dan abses granulomatosa jar.fibrotik striktura rekti/stenosis
Gx striktura rekti : obstipasi, perdarahan wkt defekasi, tinja kecil-kecil (pencil stool)
Sindrom UretralSindrom Uretral Infiltrat di uretra posterior abses pecah fistel striktur orifisium
uretra eksterna seperti mulut ikan fish mouth uretra dan penis melengkung
seperti pedang turki.
Kelainan lain :Kelainan lain :Eksantema : eritema nodosum dan eritema
multiformis.FotosensitivitasSindrom okuloglandular PARINAUD :
konjungtivitis unilateral disertai edema dan ulkus palpebra, pembesaran KGB regional dan demam.
Meningoensefalitis, hepatosplenomegali, peritonitis, uretritis.
Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan Laboratorium Leukositosis ringan, peningkatan monosit
dan eosinofil bubonik awal dan LGV anogenitorektal.
Konsentrasi gama globulin yang meningkat Peningkatan IgA, IgG, dan IgM.
Pembantu diagnosa :Pembantu diagnosa :
1. Tes Frei : Antigen berasal dari bubo yang belum pecah
diencerkan dengan Salin disterilkan Disuntikkan 0,1 cc intrakutan pada lengan bawah
anterior dibaca setelah 48 jam Positif : infiltrat berdiameter 0,5 cm atau lebih Tdk khas terdapat pada penyakit lain. Jika positif berarti sedang atau pernah menderita
LGV
Tes Frei Terbalik :Tes Frei Terbalik :
Antigen tersangka penderita LGV disuntikkan pada penderita LGV (+) : infiltrat ø ≥ 0.5 cm
tersangka menderita LGV
2. Tes Serologik – Tes Fiksasi Komplemen : lebih sensitif dan
memberikan hasil positif lebih awal daripada tes Frei.
– Antibodi Netralisasi : diukur dengan mencampur serum tes dengan emulsi otak yang virulen.
– Mikro-IF : lebih sensitif dan spesifik daripada tes FK, terbatas untuk kepentingan penelitian.
– Tes serologik lainnya :tes presipitasi radioisotop.
3. Sitologi : badan inklusi dan badan elementer bisa dilihat di luar/dalam sel, dgn pewarnaan Giemsa, Iodine, dan Ab fluoresensi.
4. Isolasi/kultur LGV: dari jar.terinfeksi/sekret disuntikkan pd otak tikus, selaput kuning
telur/kultur jaringan.
5. PCR (Polymerase Chain Reaction) : mendeteksi as. Nukleat C.trachomatis
Dasar Diagnosa :Dasar Diagnosa :
1. Anamnesa dan gambaran klinis.2. Tes Frei / Frei terbalik positif.3. Tes fiksasi komplemen atau tes serologik lain
pada LGV positif.4. Isolasi/pemisahan Chlamydia dari jaringan
terinfeksi.5. Identifikasi histologik dari Chlamydia.6. Demonstrasi Chlamydia dengan PCR.
Diagnosa Banding Diagnosa Banding
Sindrom inguinal : Skrofuloderma, Limfadenitis piogenik, Limfadenitis karena Ulkus Mole, Limfoma maligna, Hernia inguinalis.
Afek primer : Ulkus Mole, Herpes genitalis.
Sindroma anorektal : Crohn’s disease, kolitis ulseratif, IBD, Ca rektum.
Terapi Terapi Sulfonamida : 3 – 5 gr/hari selama 14 hari Kotrimoxazol (400 mg Sulfametoksazol + 80
mg Trimetoprim) : 3 x 2 tablet selama 7 hari Doksisiklin : 2 x 100 mg/hari selama 14 hr
(WHO) Tetrasiklin HCL/Eritromisin : 4 x 500
mg/hari selama 14 hari (alternatif) Kloramfenikol, Minosiklin, Azitromisin,
Streptomisin dan Rifampicin
Tindakan BedahTindakan BedahAspirasi pada abses multipel yang
berfluktuasi.Elefantiasis labia : vulvektomi lokal /
labiektomi.Abses perianal dan perirektal : drainase.Sindroma anorektal : dilatasi dengan bougie
utk striktura rekti. Obstruksi total kolostomi.
Tindak LanjutTindak Lanjut
o Stad. Dini : 3 – 6 bulan setelah terapio Titer FK : menurun cepat setelah terapio IgA : monitor hasil pengobatano Pemeriksaan dan pengobatan terhadap
pasangan seks penderita.o Monitor terhadap efek samping obat.
PrognosaPrognosa
Stadium dini : baik
Stadium lanjut : buruk