Leukoplakia

14
LEUKOPLAKIA A. DEFINISI World Health Organization (WHO) mendefinisikan Leukoplakia sebagai bercak-bercak putih atau plak-plak yang terdapat pada lapisan mukosa dimana lapisan ini tidak bisa ditanggalkan dengan mudah dan tidak dapat digolongkan secara klinis atau histologi sebagai penyakit-penyakit spesifik lainnya (contoh: seperti liken planus, lupus eritematosus, kandidiasis, white sponge naevus). [1] Leukoplakia sering terjadi dikalangan manusia dewasa; sekitar 1% dari manusia dewasa terjangkiti penyakit ini, meskipun sesetengah populasi didapati mempunyai prevalensi yang lebih tinggi. Kebanyakan kasus dijumpai pada kelompok usia 50-70 tahun. [1] Meskipun leukoplakia tidak termasuk dalam jenis tumor, lesi ini sering meluas sehingga menjadi suatu lesi pre-cancer. Leukoplakia merupakan suatu istilah lama yang digunakan untuk menunjukkan adanya suatu bercak putih atau plak yang tidak normal yang terdapat pada membran mukosa. Pendapat lain mengatakan bahwa leukoplakia hanya merupakan suatu bercak putih yang terdapat pada membran mukosa dan sukar untuk dihilangkan atau terkelupas. [2]

description

dermatology

Transcript of Leukoplakia

Page 1: Leukoplakia

LEUKOPLAKIA

A. DEFINISI

World Health Organization (WHO) mendefinisikan Leukoplakia

sebagai bercak-bercak putih atau plak-plak yang terdapat pada lapisan mukosa

dimana lapisan ini tidak bisa ditanggalkan dengan mudah dan tidak dapat

digolongkan secara klinis atau histologi sebagai penyakit-penyakit spesifik

lainnya (contoh: seperti liken planus, lupus eritematosus, kandidiasis, white

sponge naevus). [1]

Leukoplakia sering terjadi dikalangan manusia dewasa; sekitar 1%

dari manusia dewasa terjangkiti penyakit ini, meskipun sesetengah populasi

didapati mempunyai prevalensi yang lebih tinggi. Kebanyakan kasus dijumpai

pada kelompok usia 50-70 tahun. [1]

Meskipun leukoplakia tidak termasuk dalam jenis tumor, lesi ini

sering meluas sehingga menjadi suatu lesi pre-cancer. Leukoplakia merupakan

suatu istilah lama yang digunakan untuk menunjukkan adanya suatu bercak putih

atau plak yang tidak normal yang terdapat pada membran mukosa. Pendapat lain

mengatakan bahwa leukoplakia hanya merupakan suatu bercak putih yang

terdapat pada membran mukosa dan sukar untuk dihilangkan atau terkelupas. [2]

Leukoplakia dalam perkembangannya sering menjadi ganas dan

untuk menyingkirkan diagnosis banding, maka sangat diperlukan biopsi dari

leukoplakia tersebut. Gambaran histologinya dapat bermacam-macam dan

tergantung dari umur lesi pada saat biopsi dilakukan. Kendala dalam menegakkan

diagnosis leukoplakia masih sering terjadi. Hal ini disebabkan oleh beberapa

kemungkinan seperti etiologi leukoplakia yang belum jelas serta perkembangan

yang agresif dari leukoplakia yang mula-mula hanya sebagai hiperkeratosis ringan

tetapi pada akhirnya menjadi karsinoma sel skuamosa dengan angka kematian

yang tinggi. [1,3]

Page 2: Leukoplakia

B. ETIOLOGI

Sampai sekarang belum diketahui etiologi Leukoplakia dengan

pasti, tetapi predisposisi terdiri dari berbagai faktor yaitu faktor lokal, faktor

sistemik dan malnutrisi vitamin. Faktor lokal yang diduga sebagai predisposisi

terjadinya leukoplakia diantaranya adalah trauma yang menyebabkan iritasi kronis

misalnya trauma akibat gigitan tepi atau akar gigi yang tajam, iritasi dari gigi yang

malposisi, kebiasaan jelek menggigit-gigit jaringan mulut, pipi, maupun lidah.

Faktor lokal yang lain adalah kimiawi atau termal, misalnya pada penggunaan

bahan-bahan yang kaustik mungkin diikuti oleh terjadinya leukoplakia dan

perubahan keganasan. [1,2]

Defisiensi vitamin A diperkirakan dapat mengakibatkan metaplasia

dan keratinisasi dari susunan epitel, terutama epitel kelenjar dan epitel mukosa

respiratorius. Beberapa ahli menyatakan bahwa leukoplakia di uvula merupakan

manifestasi dari intake vitamin A yang tidak cukup. Apabila kelainan tersebut

parah, gambarannya mirip dengan leukoplakia. Selain itu, pada percobaan dengan

menggunakan binatang tikus, dapat diketahui bahwa kekurangan vitamin B

kompleks akan menimbulkan perubahan hiperkeratotik. [2,4]

Selain faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan, ada beberapa

faktor yang menjadi penyebab terjadinya leukoplakia antara lain tembakau,

alkohol dan bakteri. Dalam proses terjadinya iritasi pada jaringan mukosa mulut

oleh tembakau tidak hanya disebabkan oleh asap rokok dan panas yang terjadi

pada waktu merokok, tetapi dapat juga disebabkan oleh zat-zat yang terdapat di

dalam tembakau yang ikut terkunyah. Banyak peneliti yang berpendapat bahwa

pipa rokok juga merupakan benda yang berbahaya, sebab dapat menyebabkan lesi

yang spesifik pada palatum yang disebut “Stomatitis Nicotine”. Pada lesi ini,

dijumpai adanya warna kemerahan dan timbul pembengkakan pada palatum.

Selanjutnya, palatum akan berwarna putih kepucatan, serta terjadi penebalan yang

sifatnya merata. Ditemukan pula adanya “multinoduler” dengan bintik-bintik

kemerahan pada pusat noduli. Kelenjar ludah akan membengkak dan terjadi

Page 3: Leukoplakia

perubahan di daerah sekitarnya. Banyak peneliti yang kemudian berpendapat

bahwa lesi ini merupakan salah satu bentuk dari leukoplakia. [1,2,5]

Telah banyak diketahui bahwa alkohol merupakan salah satu faktor

yang memudahkan terjadinya leukoplakia, karena pemakaian alkohol dapat

menimbulkan iritasi pada mukosa. Leukoplakia juga dapat terjadi karena adanya

infeksi bakteri, penyakit periodontal yang disertai higiene mulut yang buruk. [1,2,5]

C. PATHOGENESIS

Pasien dengan idiopatik leukoplakia memiliki resiko tinggi untuk

berkembang menjadi kanker. Penilitian yang dilakukan, 4%-17% lesi

bertransformasi menjadi tumor maligna pada kurun waktu 20 tahun. Dasar

perubahan molekuler pada leukoplakia sampai saat ini masih belum diketahui.

Namun, beberapa data dari hasil peniliyian pada pre-maligna leukoplakia

membuktikan bahwa perubahan epitel pada penyakit ini disebabkan oleh

transformasi displastik. Perubahan patologi yang utama pada leukoplakia

diperlihatkan oleh defesiensi epitel yang abnormal dengan peningkatan

permukaan keratinisasi menghasilkan penampakan mukosa yang putih . hal ini

diikiuti pula oleh penebalan pada epithelium, bahkan epitel bisa menjadi atrofi

atau akanthosis (perubahan lapisan tanduk).[2,5]

Banyak penilitian memperlihatkan adanya perubahan genetika

akan mempengaruhi perubahan pada ekspresi gen keratin, perubahan siklus sel,

dan peningkatan ekspresi sel yang kehilangan sifat heterozigotnya. Stres oksidatif

dan kerusakan DNA akibat prduk nitrogen reaktif, seperti induksi nitrit oksida dan

mekanisme inflamasi, juga memiliki implikasi pada leukoplakia dan

transformasinya dari dysplasia menjadi karsinoma. Penilitian pada penanda

molecular memperlihatkan bahwa lesi jinak meningkat pada sel yang telah

mengalami cacat pada sel p53 dan pada antigen proliferation marker proliferating

cell nuclear. [2,5]

D. DIAGNOSIS

Page 4: Leukoplakia

Penderita leukoplakia tidak mengeluhkan rasa nyeri, tetapi lesi

pada mulut tersebut sensitif terhadap rangsangan sentuh, makanan panas dan

makanan yang pedas.[2]

Dari pemeriksaan klinis, ternyata oral leukoplakia mempunyai

bermacam-macam bentuk. Secara klinis lesi ini sukar dibedakan dan dikenal pasti

karena banyak lesi lain yang memberikan gambaran yang serupa serta tanda-tanda

yang hampir sama. Pada umumnya, lesi ini lebih banyak ditemukan pada

penderita dengan usia di atas 40 tahun dan lebih banyak pria daripada wanita. Hal

ini terjadi karena sebagian besar pria merupakan perokok berat. Lesi ini sering

ditemukan pada daerah alveolar, mukosa lidah, bibir, palatum lunak dan keras,

daerah dasar mulut, gingival, mukosa lipatan bukal, serta mandibular alveolar

ridge. Bermacam-macam bentuk lesi dan daerah terjadinya lesi tergantung dari

awal terjadinya lesi tersebut, dan setiap individu akan berbeda. [2,5]

Gambar 1. Speckled Leukoplakia[1]

Secara klinis, lesi tampak kecil, berwarna putih, terlokalisir,

berbatas jelas, dan permukaannya tampak melipat. Bila dilakukan palpasi akan

terasa keras, tebal, berfisure, halus, datar atau agak menonjol. Kadang-kadang lesi

ini dapat berwarna seperti mutiara putih atau kekuningan. Pada perokok berat,

warna jaringan yang terkena berwarna putih kecoklatan. Ketiga gambaran tersebut

di atas lebih dikenal dengan sebutan “speckled leukoplakia”. [1,2]

Page 5: Leukoplakia

Leukoplakia dapat dibagi menjadi 3 stadium, yaitu homogenous

leukoplakia, erosif leukoplakia, speckled atau verocuos leukoplakia. Homogenous

leukoplakia merupakan bercak putih yang kadang-kadang berwarna kebiruan,

permukaannya licin, rata, dan berbatas jelas. Pada tahap ini, tidak dijumpai adanya

indurasi. [1,2]

Gambar 2. Homogenus Leukoplakia[1]

Erosif leukoplakia berwarna putih dan mengkilat seperti perak dan

pada umumnya sudah disertai dengan indurasi. Pada palpasi, permukaan lesi

mulai terasa kasar dan dijumpai juga permukaan lesi yang erosive. [2]

Speckled atau verocuos leukoplakia merupakan stadium

leukoplakia dimana permukaan lesi tampak sudah menonjol, berwarna putih,

tetapi tidak mengkilat. Timbulnya indurasi menyebabkan permukaan menjadi

kasar dan berlekuk-lekuk. Saat ini, lesi telah dianggap berubah menjadi ganas.

Karena biasanya dalam waktu yang relatif singkat akan berubah menjadi tumor

ganas seperti squamus sel karsinoma, terutama bila lesi ini terdapat di lidah dan

dasar mulut. [1,2]

Page 6: Leukoplakia

Gambar 3. Leukoplakia Benigna (courtesy of James Fitzpatrik,MD)[3]

Untuk menetapkan diagnosis oral leukoplakia, perlu pemeriksaan

dan gambaran histopatologis. Hal ini untuk mengetahui adanya proses

diskeratosis. Meskipun pada pemeriksaan histopatologis tampak adanya proses

diskeratosis, masih sulit dibedakan dengan carsinoma in situ, karena di antara

keduanya tidak memiliki batasan yang jelas. [2,4]

Gambar 4. Sublingual Leukoplakia[1]

Pemeriksaan histopatologis juga diperlukan untuk mengetahui ada

tidaknya sel-sel “atypia” dan infiltrasi sel ganas yang masuk ke jaringan yang

lebih dalam. Keadaan ini biasanya ditemukan pada squamus sel carsinoma

‘karsinoma sel skuamosa’. Karsinoma sel skuamosa merupakan kasus tumor

Page 7: Leukoplakia

ganas rongga mulut yang terbanyak dan lokasinya pada umumnya di lidah.

Penyebab yang pasti dari karsinoma sel skuamosa belum diketahui, tetapi banyak

lesi yang merupakan permulaan keganasan dan faktor-faktor yang mempermudah

terjadinya karsinoma tersebut. Lesi pra-ganas dan factor-faktor predisposisi itu

adalah leukoplakia, perokok, pecandu alkohol, adanya iritasi setempat, defisiensi

vitamin A,B, B12, kekurangan gizi, dll. Seperti halnya lesi pra-ganas rongga

mulut lainnya, dalam stadium dini karsinoma ini tidak memberikan rasa sakit.

Rasa sakit baru terasa apabila terjadi infeksi sekunder. Oleh karena itu, apabila

ditemukan adanya lesi pra-ganas dalam rongga mulut, terutama leukoplakia,

sebaiknya dilakukan pemeriksaan histopatologi. [2,5]

Gambar 5. Pembentukan kanker oral pada pasien leukoplakia. Proses malignan A)

pada homogeneous leukoplakia dan B) pada non-homogenous verrukosus

leukoplakia [5]

E. DIAGNOSIS BANDING

Leukoplakia memiliki gambaran klinis yang mirip dengan

beberapa kelainan. Oleh karena itu, diperlukan adanya “diferensial diagnosis”

atau diagnosis banding untuk membedakan apakah kelainan tersebut adalah lesi

leukoplakia atau bukan. Pada beberapa kasus, leukoplakia tidak dapat dibedakan

dengan lesi yang berwarna putih di dalam rongga mulut tanpa dilakukan biopsy.

Jadi, cara membedakannya dengan leukoplakia adalah dengan pengambilan

Page 8: Leukoplakia

biopsi. Ada beberapa lesi berwarna putih yang juga terdapat dalam rongga mulut,

yang memerlukan diagnosis banding dengan leukoplakia. Lesi tersebut antara

lain: syphililitic mucous patches; “lupus erythematous” dan ” white sponge

nevus”; infeksi mikotik, terutama kandidiasis; white folded gingivo stomatitis;

serta terbakarnya mukosa mulut karena bahan-bahan kimia tertentu, misalnya

minuman atau makanan yang pedas. [1,2,3]

Untuk menentukan diagnosis yang tepat, perlu dilakukan

pemeriksaan yang teliti baik secara klinis maupun histopatologis, karena lesi ini

secara klinis mempunyai gambaran yang serupa dengan “lichen planus” dan

“white sponge naevus”. [1,2,3]

F. PENATALAKSANAAN

Dalam penatalaksanaan leukoplakia yang terpenting adalah

mengeliminir faktor predisposisi yang meliputi penggunaan tembakau (rokok),

alkohol, memperbaiki higiene mulut, memperbaiki maloklusi, dan memperbaiki

gigi tiruan yang letaknya kurang baik. Penatalaksanaan lain yang dapat dilakukan

adalah dengan melakukan eksisi secara “chirurgis” atau pembedahan terhadap

lesi yang mempunyai ukuran kecil atau agak besar. Bila lesi telah mengenai dasar

mulut dan meluas, maka pada daerah yang terkena perlu dilakukan “stripping”. [1,4]

Pemberian vitamin B kompleks dan vitamin C dapat dilakukan

sebagai tindakan penunjang umum, terutama bila pada pasien tersebut ditemukan

adanya faktor malnutrisi vitamin. Peranan vitamin C dalam nutrisi erat kaitannya

dengan pembentukan substansi semen intersellular yang penting untuk

membangun jaringan penyangga. Karena, fungsi vitamin C menyangkut berbagai

aspek metabolisme, antara lain sebagai elektron transport. Pemberian vitamin C

dalam hubungannya dengan lesi yang sering ditemukan dalam rongga mulut

adalah untuk perawatan suportif melalui regenerasi jaringan, sehingga

mempercepat waktu penyembuhan. Perawatan yang lebih spesifik sangat

tergantung pada hasil pemeriksaan histopatologi. [1,4](1)

Page 9: Leukoplakia

Daftar Pustaka

1. CBE Crisplan Scully, The Oral Cavity and Lips in: Tony Burns, Stephen

B, Neil Cox, Christopher G, eds. Rook’s Textbook Of Dermatology. 7 th

Edition. Australia: Blackwell Publishing, 2004: 66.14-66.87

2. James W.D, Berger T.G, Elston D.M,eds. Andrews Diseases of The Skin

Clinical Dermatology. 10th Edition. UK/USA: Saunders Elsevier, 2006:

804-808

3. Wolff Klaus, Richard Allen Johnson, eds. Fitzpatrick’s Color Atlas &

Synopsis of Clinical Dermatology. 6th Edition United States: McGraw Hill

Medical, 2009: 1036-1039

4. Adriana Spinola Ribeiro, Patrícia Ribeiro Salles, Tarcília Aparecida da

Silva, Ricardo Alves Mesquita,Hindawi Publishing Corporation. A

Review of the Nonsurgical Treatment of Oral Leukoplakia [Review

Article] 2010 January 13: Volume 2010 (2010), Article ID 186018, 10

pages. Available From;

URL:http://www.hindawi.com/journals/ijd/2010/186018/

5. Wei Liu,Lin-Jun Shi, Lan Wu, Jin-Qiu Feng, Xi Yang, Jiang Li, Zeng-

Tong Zhoul, Chen-Ping. Ludwig-Maximilians University, Germany. Oral

Cancer Development in Patients with Leukoplakia – Clinicopathological

Factors Affecting Outcome [Review Article] 2012 April 13: PLoS ONE

7(4): e34773. doi:10.1371/journal.pone.0034773. Available From: URL:

http://www.plosone.org/article/info:doi/10.1371/journal.pone.0034773