LencanaWijayanti_UNS_Karya Tuliskeselamatan Jalan 2015

16
 i TRANSPORTASI DAN AKSESIBILITAS MASYARAKAT DAERAH TERTINGGAL, TERPENCIL, DAN TERDALAM Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah oleh, LENCANA WIJAYANTI  NIM: K2313040 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

description

fgv

Transcript of LencanaWijayanti_UNS_Karya Tuliskeselamatan Jalan 2015

7/17/2019 LencanaWijayanti_UNS_Karya Tuliskeselamatan Jalan 2015

http://slidepdf.com/reader/full/lencanawijayantiunskarya-tuliskeselamatan-jalan-2015 1/16

 

i

TRANSPORTASI DAN AKSESIBILITAS

MASYARAKAT DAERAH TERTINGGAL, TERPENCIL, DAN

TERDALAM 

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah

oleh,

LENCANA WIJAYANTI

 NIM: K2313040

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2015

7/17/2019 LencanaWijayanti_UNS_Karya Tuliskeselamatan Jalan 2015

http://slidepdf.com/reader/full/lencanawijayantiunskarya-tuliskeselamatan-jalan-2015 2/16

 

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt karena atas segala

rahmat yang dilimpahkan-Nya karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Karya ilmiah yang berjudul Transportasi dan Aksesibilitas Masyarakat

Daerah Tertinggal, Terpencil, dan Terdalam ini merupakan sebuah penelitian yang

ditujukan untuk memenuhi persyaratan mengikuti lomba karya tulis ilmiah.

Dalam rangka ini, penulis telah mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,

 pada kesempatan ini penulis juga mengucapakan terima kasih kepada yang

terhormat Ibu dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membimbing

 penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini. Tidak lupa penulis ucapkan terima

kasih kepada teman-teman kelas A Pendidikan Fisika 2013 yang telah membantu

dalam penyusunan karya tulis ini. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan karya

ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangundari pembaca dengan senang hati.

Penulis berharap karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi para

 pembaca.

Surakarta, Oktober 2015

Penulis

7/17/2019 LencanaWijayanti_UNS_Karya Tuliskeselamatan Jalan 2015

http://slidepdf.com/reader/full/lencanawijayantiunskarya-tuliskeselamatan-jalan-2015 3/16

 

iii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A.  Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B.  Rumusan Masalah ...................................................................... 1

C. 

Tujuan Penulisan ........................................................................ 1

D.  Metode Pengumpulan Data ........................................................ 2

E.  Manfaat Penulisan ...................................................................... 2

F. 

Sistematika Penulisan ................................................................ 2

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 3

A.  Pengertian Transportasi .............................................................. 3

B. 

Pengertian Aksesibilitas ............................................................. 4

BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 5

A.  Transportasi di Daerah Tertinggal,Terpencil, dan Terdalam ..... 5

B. 

Aksesibilitas di Daerah Tertinggal,Terpencil, dan Terdalam .... 8

BAB VI PENUTUP ...................................................................................... 11

A.  Simpulan ................................................................................... 11

B.  Saran .......................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

7/17/2019 LencanaWijayanti_UNS_Karya Tuliskeselamatan Jalan 2015

http://slidepdf.com/reader/full/lencanawijayantiunskarya-tuliskeselamatan-jalan-2015 4/16

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Transportasi merupakan komponen utama dalam sistem hidup dan

kehidupan, sistem pemerintahan, dan sistem kemasyarakatan. Kondisi sosial

demografis wilayah memiliki pengaruh terhadap kinerja transportasi di wilayah

tersebut. Tingkat kepadatan penduduk akan memiliki pengaruh signifikan

terhadap kemampuan transportasi melayani kebutuhan masyarakat.

Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang selalu

dihadapi oleh Negara-negara yang telah maju (developed ) dan juga oleh Negara – 

negara yang sedang berkembang (developing ) seperti Indonesia baik di bidang

transportasi pedesaan maupun transportasi antar kota. Terciptanya suatu sistem

transportasi atau perhubungan yang menjamin pergerakan manusia dan atau

 barang secara lancar, aman, cepat, murah, dan nyaman merupakan tujuan utama

 pembangunan dalam sektor transportasi.

Indonesia berbentuk kepulauan dengan daerah yang sangat luas, sangat

dirasakan kebutuhan akan sistem transportasi yang efisien dan efektif . Setiap

tahap pembangunan sangat memerlukan sistem transportasi yang efisien sebagai

salah satu prasyarat guna kelangsungan dan terjaminnya pelaksanan pembangunan

tersebut. Jadi pembangunan sektor transportasi harus direncanakan, dijabarkan,

dan dilaksanakan secara terkoordinasi, terpadu, dan sesuai dengan perkembangandan perubahan tuntutan di masa mendatang.

B.  Rumusan Masalah 

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat di rumuskan masalah

sebagai berikut :

1.  Apakah transportasi itu ?

2.  Apakah aksesibilitas itu ?

7/17/2019 LencanaWijayanti_UNS_Karya Tuliskeselamatan Jalan 2015

http://slidepdf.com/reader/full/lencanawijayantiunskarya-tuliskeselamatan-jalan-2015 5/16

 

2

3. 

Bagaimana transportasi dan aksesibilitas masyarakat daerah tertinggal,

terpencil, dan terdalam ?

C.  Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah di atas , tujuan penulisan adalah :  

1.  Menjelaskan transportasi.

2.  Menjelaskan aksesibilitas.

3.  Menjelaskan transportasi dan aksesibilitas masyarakat daerah tertinggal,

terpencil, dan terdalam.

D.  Manfaat Penulisan

Karya tulis ini disusun dengan harapan, dapat digunakan sebagai acuan

untuk memberikan informasi mengenai transportasi dan aksesibilitas masyarakat

daerah tertinggal, terpencil, dan terdalam .

E.  Metode Penulisan

Metode yang digunakan merupakan metode kepustakaan yaitu serangkaian

kegiatan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencetak serta

mengolah bahan penelitian dan mengambil referensi dari berbagai jurnal.

F.  Sistematika Penulisan

Untuk dapat memudahkan para pembaca dalam memahami karya tulis ini ,

disusun sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab I, Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, manfaat

 penulisan, dan sistematika penulisan .

Bab II, Landasan Teori

Bab ini menjelaskan transportasi dan aksesibilitas.

Bab III, Pembahasan

Bab ini menjelaskan transportasi dan aksesibilitas

masyarakat daerah tertinggal, terpencil, dan terdalam.

Bab IV, Penutup

Bab ini menjelaskan simpulan dan saran

7/17/2019 LencanaWijayanti_UNS_Karya Tuliskeselamatan Jalan 2015

http://slidepdf.com/reader/full/lencanawijayantiunskarya-tuliskeselamatan-jalan-2015 6/16

 

3

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Transportasi

Pengertian transportasi berasal dari kata latin, yaitu  transportare, dimana

trans  berari seberang atau sebelah lain dan  portare  berarti mengangkut atau

membawa. Jadi, transportasi berarti mengangkut atau membawa (sesuatu) ke

sebelah lain atau suatu tempat ke tempat lainnya. Transportasi dapat didefinisikan

sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang dan/atau

 penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. (Ahmad Munawar, 2005).

Untuk setiap bentuk transportasi terdapat empat unsur pokok transportasi,

yaitu; jalan, kendaraan dan alat angkutan, tenaga penggerak, dan terminal. Ahmad

Munawar menjelaskan dalam bukunya bahwa ada lima unsur pokok dalam sistem

transportasi yaitu;

1. 

Orang yang membutuhkan.

2. 

Barang yang dibutuhkan.

3.  Kendaraan sebagai alat angkut.

4.  Jalan sebagai prasarana angkutan.

5. 

Organisasi yaitu pengelola angkutan.

Transportasi adalah usaha memindahkan orang dan/atau barang dari suatu

tempat ke tempat yang lain. Sistem transportasi merupakan suatu sistem yang

terdiri atas lima unsur pokok, yaitu: (1) manusia yang membutuhkan, (2) barang

yang dibutuhkan, (3) sarana, kendaraan, atau alat angkut, (4) prasarana atau media

alat angkut (misalnya jalan dan terminal), serta (5) organisasi dan sistem

 pengoperasian yang mengkoordinasikan komponen prasarana dan sarana

transportasi. Pengembangan sistem transportasi dilakukan guna meningkatkan

aksesibilitas wilayah dan mendukung kelancaran mobilitas manusia dan/atau

 barang dalam memenuhi kebutuhan manusia. Pengembangan sistem transportasi

dilakukan dengan mengembangkan elemen-elemen sarana, prasarana, atau sistem

7/17/2019 LencanaWijayanti_UNS_Karya Tuliskeselamatan Jalan 2015

http://slidepdf.com/reader/full/lencanawijayantiunskarya-tuliskeselamatan-jalan-2015 7/16

 

4

 pengoperasian transportasi, yaitu dengan mengembangkan salah satu atau ketiga

elemen tersebut secara bersamaan (Miro, 2005).

B.  Pengertian Aksesibilitas 

Aksesibilitas adalah ukuran potensial atau kesempatan untuk melakukan

 perjalanan, selain itu juga menghitung jumlah perjalanan itu sendiri. Ukuran ini

menggabungkan sebaran geografis tata guna lahan dengan kuantitas sistem

 jaringan transportsai yang menghubungkannya.Dengan demikian, aksesibilitas

dapat digunakan untuk menyatakan kemudahan suatu tempat untuk dicapai.

Aspek aksesibilitas terkait dengan kemudahan suatu wilayah untuk dijangkau,

maka satuan SPM (Standar Pelayanan Minimum) berupa proporsi antara panjang

yang disediakan dengan luasan wilayah daratan yang harus dilayani atau secara

dimensional dipresentasikan oleh besaran km jalan/km2 wilayah.

Aksesibilitas adalah kemudahan atau kesulitan dalam memperoleh /

mencapai fasilitas atau layanan sosial, ekonomi, transport dan lainnya (kebutuhan

dasar). IRAP adalah metode yang mengintegrasikan berbagai sector (multisektor),

termasuk manusia dan sistem transportasi serta pola perjalanan yang telah ada dan

digunakan dalam proses identifikasi dan prioritasisasi perencanaan kebutuhan

 pembangunan wilayah perdesaan (Rural) dengan mempertimbangkan kapasitas

 penduduk perdesaan dalam memenuhi /memperoleh kemudahan akses ke

kebutuhan dasar dan fasilitas pelayanan ekonomi lainnya. Metode analisis IRAP

digunakan untuk mengetahui struktur/indeks aksesibilitas pelayanan yang ada

dalam suatu wilayah perencanaan, seberapa banyak jumlah fasilitas pelayanan

yang ada, berapa besar fungsi dan jumlah penduduk yang dilayani serta berapa

 besar frekuensi keberadaan suatu fungsi dalam suatu wilayah perencanaan.

Semakin tinggi Indeks Aksesibilitas suatu wilayah menunjukkan semakin

 buruknya aksesibilitas ke wilayah tersebut dan semakin tingginya kebutuhan

untuk peningkatan kualitas pelayanan sector (yang diteliti) dalam wilayah tersebut

(Sarkar, 2002).

7/17/2019 LencanaWijayanti_UNS_Karya Tuliskeselamatan Jalan 2015

http://slidepdf.com/reader/full/lencanawijayantiunskarya-tuliskeselamatan-jalan-2015 8/16

 

5

BAB III

PEMBAHASAN

A.  Transportasi di Daerah Tertinggal, Terpencil, dan Terdalam

Sistem transportasi merupakan prasarana dasar bagi pelayanan masyarakat

yang dampaknya bersifat multi-dimensi. Karena multi-dimensi, penyelenggaraan

sistem transportasi tidak hanya terkait dengan sistem multi-moda yang

menyatukan serangkaian moda transportasi, yaitu moda-moda darat, laut, dan

udara, tetapi dalam perencanaannya juga harus mencerminkan keputusan yang

dapat diterima oleh semua pihak yang memiliki cara pandang yang berbeda,

dengan mempertimbangkan variabel dampak dan manfaat yang beragam, yang

melibatkan sejumlah pihak atau institusi yang mencerminkan aspek multi-sektoral

(Tamin, 2002).

Transportasi mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat menentukan

 bagi kehidupan masyarakat dan kelangsungan pembangunan. Seringkali dikatakan

 bahwa transportasi merupakan urat nadi perekonomian dan sebagai penunjang

 pembangunan. Karena itu peningkatan jasa transportasi mutlak untuk

dilaksanakan, bukan hanya ditinjau secara sektoral tetapi ditinjau dari berbagai

sektor ekonomi (Rodrigue, 2006).

Transportasi memang tidak dapat dipisahkan dalam suatu kegiatan

 perekonomian bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya transportasi,

masyarakat dimudahkan dalam menjalani aktivitasnya. Bahkan buruknya

 pelayanan transportasi di daerah 3T akan berdampak pada tidak tercapainya

keseimbangan dan pemerataan pembangunan di daerah 3T yang akan mempersulit

masyarakatnya.

Pelayanan kepada masyarakat daerah 3T (Tertinggal, Terpencil, Terdalam)

saat ini, khususnya pada bidang transportasi belum dapat dikatakan baik.

Berdasarkan hasil perhitungan pada penelitian jurnal yang dilakukan oleh Maria

Goretti Oktaviana, Harnen Sulistio, dan Achmad Wicaksono dalam jurnalnya,

diketahui bahwa posisi pengembangan transportasi antar wilayah di Provinsi

7/17/2019 LencanaWijayanti_UNS_Karya Tuliskeselamatan Jalan 2015

http://slidepdf.com/reader/full/lencanawijayantiunskarya-tuliskeselamatan-jalan-2015 9/16

 

6

Papua Barat berada pada kuadran II. Hal ini menandakan bahwa pengembangan

sektor transportasi antar wilayah di Papua Barat dalam kondisi yang lemah

dikarenakan menghadapi tantangan yang besar, tetapi sangat berpeluang untuk

dikembangkan. (Maria Goretti Oktaviana, dkk : 186).

Salah satu cara mengatasi masalah transportasi tercantum pada pidato

kenegaraan Presiden Republik Indonesia pada tanggal 6 Agustus 2006 bahwa

diperlukannya aparatur/pejabat Negara yang berkualitas tinggi dan pembagian

tugas kepemimpinan pemerintah yang lebih proporsional dan efektif, hal ini

dilakukan agar tugas-tugas yang telah diprogramkan pemerintah dapat berjalan

 baik. Salah satunya yaitu implementasi dari otonomi daerah dan good governance

di mana aparatur pemerintah  harus lebih meningkatkan kreativitas dan  pola

kerjanya agar dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan lebih baik

lagi (Tjokroamidjoyo, 2002: 202).

Menurut Semuel Rorrong Daturatte dkk dalam jurnalnya, untuk

meningkatkan dan mengembangkan keterpaduan sistem transportasi serta

menyelenggarakan pelayanan kebutuhan logistik yang handal diperlukan kriteria

 penyusunan strategi dan kebijakan yang komprehensif dan dinamis. Kriteria

tersebut adalah tersedianya infrastruktur transportasi serta kinerja operasional

yang handal. Berdasarkan kedua kriteria tersebut, dengan memperhatikan

kekuatan, peluang, kelemahan, serta ancaman terhadap kondisi daerah perbatasan

dan ketersediaan infrastruktur, strategi dan kebijakan pengembangan untuk dapat

meningkatkan keterpaduan sistem transportasi menurut wilayah kabupaten, yang

meliputi sistem transportasi dan pelayanan kebutuhan logistik daerah perbatasan.

Strategi kebijakan yang terkait dengan fungsi transportasi sebagai penunjang,

yaitu membuka daerah terisolasi dan terpencil serta menjangkau daerah-daerah

 pelosok atau tertinggal dan daerah perbatasan yang terdapat di pedalaman, dapat

dikemukakan sebagai berikut:

1. Membuka akses daerah-daerah terisolasi, terpencil, tertinggal, dan di perbatasan

untuk mendorong peningkatan produksi setempat (lokal) dan mengatasi

kesenjangan antardaerah.

7/17/2019 LencanaWijayanti_UNS_Karya Tuliskeselamatan Jalan 2015

http://slidepdf.com/reader/full/lencanawijayantiunskarya-tuliskeselamatan-jalan-2015 10/16

 

7

2. Menghubungkan daerah pedalaman yang relatif tertinggal dengan pusat

 pelayanan perdagangan dan pemerintahan yang lebih maju.

3. Meningkatkan keterkaitan fungsional antara daerah produksi dengan pusat

koleksi dan distribusi, antar-pelabuhan di sepanjang pantai, serta antara daerah

 berkembang dengan daerah kurang berkembang, sehingga mendorong keserasian

dan mengurangi kesenjangan antar-daerah serta mendukung pelayanan

transportasi yang efektif dan efisien.

4. Mengembangkan pusat permukiman prioritas yang terdapat dalam kawasan

atau daerah tertinggal.

Peran transportasi wilayah yang didukung oleh tersedianya jaringan

 prasarana transportasi dan jaringan pelayanan transportasi yang cukup

 berkapasitas memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan dan

 peningkatan berbagai kegiatan sektoral dalam pembangunan daerah.

Pembangunan jaringan infrastruktur wilayah harus menunjang dan mendorong

 pembangunan wilayah, maka harus direncanakan secara tepat dan menjangkau ke

seluruh bagian wilayah. Untuk itu harus diketahui tentang potensi, kondisi dan

karakteristik wilayah sebenarnya, yang dilakukan melalui kegiatan identifikasi

data penduduk dan berbagai kegiatan sektoral serta distribusinya secara spasial

serta data ketataruangan terutama mengenai peruntukan pemanfaatan lahan, yang

diperkuat lagi tentang struktur dasar pengembangan wilayah yang menjelaskan

tentang susunan pusat-pusat secara hierarkis yang dihubungkan oleh jaringan

infrastruktur transportasi (Adisasmita, 2010).

Transportasi merupakan komponen utama bagi berfungsinya suatu

kegiatan masyarakat. Kehidupan masyarakat yang maju ditandai dengan mobilitas

yang tinggi akibat tersedianya fasilitas transportasi yang cukup. Sebaliknya,

sistem transportasi yang kurang baik di suatu daerah akan mengakibatkan keadaan

ekonomi masyarakat di daerah tersebut berada dalam keadaan statis atau dalam

tahap immobilitas (Jinca, 2002).

Di samping berbagai peran dan manfaat transportasi dalam kaitannya

dengan aspek ekonomi dan sosial, ada pula berbagai masalah yang mungkin

terjadi akibat kemajuan transportasi seperti; hilangnya sifat-sifat individual dan

7/17/2019 LencanaWijayanti_UNS_Karya Tuliskeselamatan Jalan 2015

http://slidepdf.com/reader/full/lencanawijayantiunskarya-tuliskeselamatan-jalan-2015 11/16

 

8

kelompok dalam masyarakat, frekuensi dan intensitas kecelakaan yang relative

lebih tinggi, makin meningkatnya urbanisasi, kepadatan, dan konsentrasi

 penduduk dan hilang atau tersingkirnya industry kerajinan dan rumah tangga.

Menurut hasil penelitian Hengki Purwoto dalam jurnalnya menunjukkan

 bahwa investasi jalan di Jawa secara total memberikan dampak terbesar terhadap

 pengembangan ekonomi lebih jauh, analisis memperlihatkan masingmasing jenis

investasi penanganan jalan mempunyai pengaruh berbeda-beda terhadap

 perekonomian wilayah pada wilayah yang berbeda. Hasil analisis memperlihatkan

 bahwa pengaruh penanganan jalan adalah berbeda-beda untuk tiap jenis

 penanganan. Kebijakan saat ini yang menggabungkan anggaran pembangunan dan

 peningkatan jalan menimbulkan kesulitan dalam menentukan pengaruh masing

masing jenis investasi terhadap perekonomian daerah. Untuk itu diperlukan

identifikasi dan pemisahan yang jelas antara anggaran pembangunan dan

 peningkatan jalan, Dampak investasi jalan di daerah yang berbeda adalah berbeda

 baik dalam magnitude maupun dalam pergerakan tahunannya. Hal ini akan

membawa implikasi kebijakan yang dilematis antara aspek pertumbuhan dan

 pemerataan dalam pengalokasian anggaran di daerah maju dan tertinggal. Trade

off antara target pertumbuhan dan pemerataan dalam investasi jalan harus benar-

 benar dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

B.  Aksesibilitas di Daerah Tertinggal, Terpencil, dan Terdalam

Kajian transportasi dan aksesibilitas daerah 3T memiliki dimensi persoalan

dengan rentang yang luas dan kompleks. Oleh karena itu untuk dapat memahami

 pola kerja transportasi dan aksesibilitas daerah 3T, dituntut untuk memiliki

cakrawala pemahaman yang luas, serta cara pandang multidimensi, karena hanya

dengan cara demikian dapat dilahirkan pengetahuan yang cukup memuaskan

untuk dasar keputusan pemecahan persoalan.

Dalam mencari alternatife solusi pemecahan masalah transportasi dan

aksesibilitas daerah 3T, satu hal yang perlu dipahami bahwa hal ini bukanlah

sector pembangunan yang berdiri sendiri. Ini berkaitan erat dengan sektor

 pembangunan lainnya seperti sektor ekonomi, kependudukan, dan sebagainya.

7/17/2019 LencanaWijayanti_UNS_Karya Tuliskeselamatan Jalan 2015

http://slidepdf.com/reader/full/lencanawijayantiunskarya-tuliskeselamatan-jalan-2015 12/16

 

9

Dengan demikian penyelesaian problem transportasi dan aksesibilitas daerah 3T

tidak akan diperoleh jika cara pandang terhadap problem transportasi masih

terkotak-kotak dan pendekatannya masih case by case problem solving .

Pembenahan system transportasi harus dilakukan melalui spectrum yang luas,

menyeluruh, terkoordinasi, dan tentu saja konsisten. Untuk itu diperlukan

koordinasi yang baik dari setiap actor penentu kebijakan yang langsung atau tidak

langsung kebijakannya berpengaruh terhadap kinerja system transportasi dan

aksesibilitas daerah 3T.

Pada masyarakat desa, kegiatan dapat dilakukan dengan berjalan kaki,

walaupun tidak menutup kemungkinan melakukan aktivitas yang jauh dan

membutuhkan sarana atau alat untuk menuju ke tempat aktivitas, antara lain sara

transportasi berupa mobil atau yang lain. Pada umumnya masyarakat desa

mempunyai keterbatasan pada sarana transportasi/jalan raya. Tidak seperti kota,

di desa jalan-jalan yang ada semuanya berupa jalan beraspal tetapi berupa jalan

tanah ataupun jalan batu, sehingga aktivitas masyarakat pedesaan umumnya lebih

rendah dibandingkan dengan masyarakat kota. Keterbatasan dari aksesibilitas

dipedesaan dapat menimbulkan masalah pada bidang-bidang lain diantaranya

kesehatan dan pendidikan, lapangan pekerjaan,  supply air   dan sumber bahan

 bakar yang akan memberi kontribusi pada tingkat kemiskinan masyarakat (Gini

Puspasari,2000).

Kesenjangan aksesibilitas merupakan salah satu dampak dari belum

meratanya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Akibatnya akses yang

dilakukan oleh masyarakat pedesaan menjadi lamban. Produksi pertanian yang

diharapkan meningkat menjadi terhambat lantaran sarana transportasi yang sangat

minim, dan stagnasi dalam bersosialisasi dengan dunia luar pun tidak dapat

dihindari. Pembangunan pedesaanpun menjadi kian lambat dan terhambat hanya

karena minimnya sarana transportasi yang ada. (Hensi Margaretta, 2000).

Transportasi sering dikaitkan dengan aksesibilitas suatu wilayah. Dalam

 pembangunan pedesaan keberadaan prasarana dan sarana transportasi tidak dapat

diabaikan dalam suatu rangkaian program pembangunan. Terjadinya proses

7/17/2019 LencanaWijayanti_UNS_Karya Tuliskeselamatan Jalan 2015

http://slidepdf.com/reader/full/lencanawijayantiunskarya-tuliskeselamatan-jalan-2015 13/16

 

10

 produksi yang efisien, selalu didukung oleh system transportasi yang baik,

investasi dan teknologi yang memadai sehingga tercipta pasar dan nilai.

Aksesibilitas merupakan faktor penentu dalam pembangunan pedesaan.

Adapun bentuk kesuksesan program yang dirancang untuk memperbaiki kondisi

kehidupan penduduk miskin di pedesaan, akan sangat tergantung pada akses yang

dimiliki terhadap berbagai fasilitas dan barang (Anonim,2002).

Oleh karena itu, perencanaan aksesibilitas adalah penting. Dalam hal ini

 perencanaan aksesibilitas sebagai penyedia kesempatan untuk menempatkan

transportasi ke dalam kategori yang lebih luas. Salah satu keuntungan nyata dari

 perbaikan akses adalah penghematan waktu. Pengeluaran waktu adalah beban

serius dan membatasi potensi untuk pembangunan social dan ekonomi. Oleh

karena itu, pembangunan transportasi secara langsung maupun tidak langsung

dapat membantu upaya pengentasan kemiskinan.

7/17/2019 LencanaWijayanti_UNS_Karya Tuliskeselamatan Jalan 2015

http://slidepdf.com/reader/full/lencanawijayantiunskarya-tuliskeselamatan-jalan-2015 14/16

 

11

BAB IV

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Dari karya tulis yang berjudul “ Transportasi dan Aksesibilitas Masyarakat

Daerah Tertinggal, Terpencil, dan Terdalam”, penulis dapat menguraikan

 beberapa simpulan sebagai berikut :

1. 

Kebutuhan transportasi di daerah perbatasan, sebagai fungsi penunjang, perlu

ditingkatkan. Demikian pula dengan penyedian prasarana dan saranatransportrasinya. Keterpaduan sistem transportasi sangat kurang atau rendah.

Hal ini disebabkan beberapa hal, seperti kurang memadai atau tidak

tersedianya sarana dan prasarana transportasi untuk melakukan peralihan

moda, jadwal pelayanan pengangkutan yang kurang baik, terbatasnya jumlah

armada pada simpul-simpul pelayanan antar moda, serta terbatasnya sarana

dan prasarana, serta layanan yang menghubungkan antar-wilayah, antardistrik

dan antar- kampung.

2. 

Diperlukan koordinasi perencanaan lintas kabupaten dan lintas sektor dalam

 pembangunan dan pengembangan prasarana transportasi dalam wujud

 perencanaan makro sistem transportasi kawasan perbatasan yang dapat

dikembangkan dalam tataran wilayah dan tataran lokal. Perencanaan ini harus

terpadu secara vertikal dan horisontal agar dapat bersinergi dalam

memberikan layanan transportasi kepada masyarakat.

B.  Saran

1.  Diperlukan penulisan lanjutan untuk menghasilkan gambaran kondisi

aksesibilitas transportasi yang lebih detail melalui penambahan variabel, sub

variabel, serta lingkup studi yang lebih kecil (lingkup wilayah dan sector

transportasi).

2. 

Perlu adanya penelitian dan metode analisis yang dapat memberikan

gambaran lengkap tentang kinerja transportasi dan model transportasi

multimoda yang sesuai.

7/17/2019 LencanaWijayanti_UNS_Karya Tuliskeselamatan Jalan 2015

http://slidepdf.com/reader/full/lencanawijayantiunskarya-tuliskeselamatan-jalan-2015 15/16

 

12

3. 

Upaya peningkatan investasi dapat dilakukan dalam dua pola, a) investasi

langsung pada sektor transportasi, b) investasi sektor lain yang dapat

meningkatkan pengembangan sector transportasi.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, S.A. 2010.  Perencanaan Infrastruktur Transportasi Wilayah.

Edisi pertama. Jurusan Teknik Perkapalan Universitas Hasanuddin.Makassar

Jinca, M.Y. 2002.  Perencanaan Transportasi. Pascasarjana Universitas

Hasanuddin. Makassar

Miro, F. 2005.  Perencanaan Transportasi untuk Mahasiswa, Perencana

dan Praktisi. Jakarta: Erlangga 

Rodrigue, J. P. et.al. 2006. The Geography of Transport Systems. Hofstra

University, Department of Economics and Geography

Tamin, O. Z. 2002.  Konsep Pengembangan Sistem Transportasi Wilayah

di Era Otonomi Daerah. Bandung: Institut Teknologi Bandung 

Tjokroamidjoyo, Bintoro. 2002.  Reformasi Nasional Penyelenggaraan

Good Governance Dan Perwujudan Masyarakat Madani. LAN. Jakarta

Munawar, Ahmad. 2005.  Dasar-Dasar Teknik Transportasi. Beta Offset:

Jogjakarta 

Sarkar, A.K. 2002. Application of IRAP in  Rajasthan-India.  ASIST Asia

 Pacific   Mainstreaming Proverty Reduction Strategies, Integrated Rural

 Accessibility Planning (IRAP) Third Expert Group Meeting, ILO, Bangkok .

Report. p. 126-159

Daturatte, Semuel Rorrong. 2010. Jurnal Transportasi Vol. 10 No. 3.

Sistem Jaringan Transportasi Logistik Kawasan Perbatasan Provinsi Papua

 Dengan Papua New Guinea. Universitas Hasanuddin.Makassar

Purwoto, Hengki. 2009. Simposium XII FSTPT. Kajian Dampak

 Infrastruktur Jalan Terhadap Pembangunan Ekonomi dan Pengembangan

Wilayah. Universitas Kristen Petra. Surabaya

7/17/2019 LencanaWijayanti_UNS_Karya Tuliskeselamatan Jalan 2015

http://slidepdf.com/reader/full/lencanawijayantiunskarya-tuliskeselamatan-jalan-2015 16/16

 

13