LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2008/uu7-2008bt.pdf2008, No.7...

17
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.7, 2008 PEMERINTAHAN DAERAH. Pembentukan. Papua. Kabupaten Puncak. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4806) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PUNCAK DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memacu perkembangan dan kemajuan Provinsi Papua pada umumnya dan Kabupaten Puncak Jaya pada khususnya serta adanya aspirasi yang berkembang dalam masyarakat, perlu dilakukan peningkatan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat; b. bahwa dengan memperhatikan kondisi geografis, kemampuan ekonomi, potensi daerah, luas wilayah, kependudukan, dan pertimbangan aspek sosial politik, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan serta dengan meningkatnya beban tugas dan volume kerja dalam bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan www.djpp.kemenkumham.go.id

Transcript of LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2008/uu7-2008bt.pdf2008, No.7...

LEMBARAN NEGARAREPUBLIK INDONESIA

No.7, 2008 PEMERINTAHAN DAERAH. Pembentukan.Papua. Kabupaten Puncak. (Penjelasan DalamTambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4806)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 7 TAHUN 2008

TENTANG

PEMBENTUKAN KABUPATEN PUNCAK

DI PROVINSI PAPUA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk memacu perkembangan dan kemajuanProvinsi Papua pada umumnya dan Kabupaten PuncakJaya pada khususnya serta adanya aspirasi yangberkembang dalam masyarakat, perlu dilakukanpeningkatan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaanpembangunan, dan pelayanan publik guna mempercepatterwujudnya kesejahteraan masyarakat;

b. bahwa dengan memperhatikan kondisi geografis,kemampuan ekonomi, potensi daerah, luas wilayah,kependudukan, dan pertimbangan aspek sosial politik,sosial budaya, pertahanan, dan keamanan serta denganmeningkatnya beban tugas dan volume kerja dalambidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2008, No.7 2

di Kabupaten Puncak Jaya, perlu dilakukan pembentukanKabupaten Puncak di wilayah Provinsi Papua;

c. bahwa pembentukan Kabupaten Puncak diharapkan akandapat mendorong peningkatan pelayanan dalam bidangpemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, sertadapat memberikan kemampuan dalam pemanfaatanpotensi daerah;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentukUndang-Undang tentang Pembentukan Kabupaten Puncakdi Provinsi Papua;

Mengingat : 1. Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, Pasal 20, dan Pasal 21Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945;

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1969 tentangPembentukan Provinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-Kabupaten Otonom Di Provinsi Irian Barat (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 47,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor2907);

3. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999 tentangPembentukan Propinsi Irian Jaya Tengah, Propinsi IrianJaya Barat, Kabupaten Paniai, Kabupaten Mimika,Kabupaten Puncak Jaya dan Kota Sorong (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 173,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3894);

4. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang OtonomiKhusus bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4151);

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang PemilihanUmum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

www.djpp.kemenkumham.go.id

2008, No. 73

Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4277);

6. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan danKedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, DewanPerwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan DewanPerwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2003 Nomor 92, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4310);

7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4389);

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubahdengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentangPenetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-UndangNomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah MenjadiUndang-Undang (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4548);

9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4438);

www.djpp.kemenkumham.go.id

2008, No.7 4

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKANKABUPATEN PUNCAK DI PROVINSI PAPUA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalahPresiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaanpemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimanadimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945.

2. Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuanmasyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayahyang berwenang mengatur dan mengurus urusanpemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurutprakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalamsistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Provinsi Papua adalah Provinsi Irian Barat sebagaimanadimaksud dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1969tentang Pembentukan Provinsi Otonom Irian Barat danKabupaten-Kabupaten Otonom di Provinsi Irian Barat(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor2907) jo. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentangOtonomi Khusus bagi Provinsi Papua (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151).

www.djpp.kemenkumham.go.id

2008, No. 75

4. Kabupaten Puncak Jaya adalah kabupaten sebagaimanadimaksud dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999tentang Pembentukan Propinsi Irian Jaya Tengah, PropinsiIrian Jaya Barat, Kabupaten Paniai, Kabupaten Mimika,Kabupaten Puncak Jaya dan Kota Sorong (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1999 Nomor 173, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3894),yang merupakan kabupaten asal Kabupaten Puncak.

BAB II

PEMBENTUKAN, CAKUPAN WILAYAH,

BATAS WILAYAH, DAN IBU KOTA

Bagian Kesatu

Pembentukan

Pasal 2

Dengan Undang-Undang ini dibentuk Kabupaten Puncak diwilayah Provinsi Papua dalam Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

Bagian Kedua

Cakupan Wilayah

Pasal 3

(1) Kabupaten Puncak berasal dari sebagian wilayah KabupatenPuncak Jaya yang terdiri atas cakupan wilayah:

a. Distrik Ilaga;

b. Distrik Wangbe;

c. Distrik Beoga;

d. Distrik Doufo;

e. Distrik Pogoma;

f. Distrik Sinak;

g. Distrik Agadugume; dan

h. Distrik Gome.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2008, No.7 6

(2) Cakupan wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)digambarkan dalam peta wilayah yang tercantum dalamlampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dariUndang-Undang ini.

Pasal 4

Dengan terbentuknya Kabupaten Puncak, sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2, wilayah Kabupaten Puncak Jayadikurangi dengan wilayah Kabupaten Puncak sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3.

Bagian Ketiga

Batas Wilayah

Pasal 5

(1) Kabupaten Puncak mempunyai batas-batas wilayah:

a. sebelah utara berbatasan dengan Distrik Waropen AtasKabupaten Mamberamo Raya;

b. sebelah timur berbatasan dengan Distrik KuyawageKabupaten Lanny Jaya, Distrik Fawi, Distrik Mewoluk,dan Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya;

c. sebelah selatan berbatasan dengan Distrik Mimika Barudan Distrik Agimuga Kabupaten Mimika; dan

d. sebelah barat berbatasan dengan Distrik Sugapa, DistrikAgisiga Kabupaten Paniai.

(2) Batas wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)digambarkan dalam peta wilayah yang merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari Undang-Undang ini.

(3) Penegasan batas wilayah Kabupaten Puncak secara pasti dilapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri paling lama 5 (lima)tahun sejak diresmikannya Kabupaten Puncak.

Pasal 6

(1) Dengan terbentuknya Kabupaten Puncak sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2, Pemerintah Kabupaten Puncak

www.djpp.kemenkumham.go.id

2008, No. 77

menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten sesuaidengan peraturan perundang-undangan.

(2) Penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Puncaksebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai denganRencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Rencana TataRuang Wilayah Provinsi Papua serta dilakukan denganmemperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kotadi sekitarnya.

Bagian Keempat

Ibu Kota

Pasal 7

Ibu kota Kabupaten Puncak berkedudukan di Ilaga.

BAB III

URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

Pasal 8

(1) Urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenanganKabupaten Puncak mencakup urusan wajib dan urusanpilihan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.

(2) Urusan wajib yang menjadi kewenangan PemerintahanDaerah Kabupaten Puncak sebagaimana dimaksud pada ayat(1) meliputi:

a. pendidikan;

b. kesehatan;

c. lingkungan hidup;

d. pekerjaan umum;

e. penataan ruang;

f. perencanaan pembangunan;

g. perumahan;

h. kepemudaan dan olah raga;

www.djpp.kemenkumham.go.id

2008, No.7 8

i. penanaman modal;

j. koperasi dan usaha kecil dan menengah;

k. kependudukan dan catatan sipil;

l. ketenagakerjaan;

m. ketahanan pangan;

n. pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;

o. keluarga berencana dan keluarga sejahtera;

p. perhubungan;

q. komunikasi dan informatika;

r. pertanahan;

s. kesatuan bangsa dan politik luar negeri;

t. otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasikeuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian danpersandian;

u. pemberdayaan masyarakat dan desa;

v. sosial;

w. kebudayaan;

x. statistik;

y. kearsipan; dan

z. perpustakaan.

(3) Urusan pilihan yang menjadi kewenangan PemerintahanDaerah Kabupaten Puncak sebagaimana dimaksud pada ayat(1) meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada danberpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatsesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulandaerah yang bersangkutan.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2008, No. 79

BAB IV

PEMERINTAHAN DAERAH

Bagian Kesatu

Peresmian Daerah Otonom Baru dan

Penjabat Kepala Daerah

Pasal 9

Peresmian Kabupaten Puncak dan pelantikan Penjabat BupatiPuncak dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri atas namaPresiden paling lama 6 (enam) bulan setelah Undang-Undang inidiundangkan.

Bagian Kedua

Pemerintah Daerah

Pasal 10

(1) Untuk memimpin penyelenggaraan pemerintahan diKabupaten Puncak, dipilih dan disahkan seorang Bupati danWakil Bupati sesuai dengan peraturan perundang-undanganpaling lama 1 (satu) tahun sejak terbentuknya KabupatenPuncak.

(2) Sebelum Bupati dan Wakil Bupati definitif sebagaimanadimaksud pada ayat (1) terpilih, untuk pertama kalinyaPenjabat Bupati diangkat dari pegawai negeri sipil denganmasa jabatan paling lama 1 (satu) tahun dan dilantik olehMenteri Dalam Negeri atas nama Presiden berdasarkanusulan Gubernur.

(3) Pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (2)adalah pegawai yang memiliki kemampuan dan pengalamanjabatan dalam bidang pemerintahan serta memenuhipersyaratan untuk menduduki jabatan itu sesuai denganperaturan perundang-undangan.

(4) Menteri Dalam Negeri dapat menunjuk Gubernur Papuauntuk melantik Penjabat Bupati Puncak.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2008, No.7 10

(5) Apabila dalam waktu 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksudpada ayat (2) belum terpilih dan belum dilantik Bupatidefinitif, Menteri Dalam Negeri dapat mengangkat kembaliPenjabat Bupati untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnyapaling lama 1 (satu) tahun atau menggantinya denganpenjabat lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(6) Gubernur melakukan pembinaan, pengawasan, evaluasi, danfasilitasi terhadap kinerja Penjabat Bupati dalammelaksanakan tugas pemerintahan, dan pemilihanBupati/Wakil Bupati.

Pasal 11

Pembiayaan pertama kali pelaksanaan pemilihan Bupati dan WakilBupati Puncak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1)dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahKabupaten Puncak Jaya sebesar Rp5.000.000.000,00 (lima miliarrupiah) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ProvinsiPapua sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Pasal 12

(1) Untuk menyelenggarakan pemerintahan di Kabupaten Puncak,dibentuk perangkat daerah yang meliputi Sekretariat Daerah,Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dinas daerah,lembaga teknis daerah, dan unsur perangkat daerah yang laindengan mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuankeuangan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Perangkat daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telahdibentuk oleh Penjabat Bupati paling lama 6 (enam) bulansejak tanggal pelantikan.

Bagian Ketiga

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Pasal 13

(1) Pengisian keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat DaerahKabupaten Puncak dilakukan sesuai dengan peraturanperundang-undangan.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2008, No. 711

(2) Pengaturan tentang jumlah, mekanisme, dan tata carapengisian keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat DaerahKabupaten Puncak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sesuaidengan peraturan perundang-undangan.

(3) Penetapan keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat DaerahKabupaten Puncak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) dilakukan oleh KPU Kabupaten Puncak Jaya.

(4) Peresmian pelantikan anggota Dewan Perwakilan RakyatDaerah Kabupaten Puncak dilaksanakan sesuai denganperaturan perundang-undangan.

BAB V

PERSONEL, ASET, DAN DOKUMEN

Pasal 14

(1) Bupati Puncak Jaya bersama Penjabat Bupati Puncakmenginventarisasi, mengatur, dan melaksanakan pemindahanpersonel, penyerahan aset, serta dokumen kepada PemerintahKabupaten Puncak.

(2) Pemindahan personel sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan paling lambat 6 (enam) bulan sejak pelantikanPenjabat Bupati.

(3) Penyerahan aset dan dokumen sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan paling lambat 3 (tiga) tahun sejak pelantikanPenjabat Bupati.

(4) Personel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)meliputi pegawai negeri sipil yang karena tugas dankemampuannya diperlukan oleh Kabupaten Puncak.

(5) Pemindahan personel serta penyerahan aset dan dokumenkepada Kabupaten Puncak difasilitasi oleh Gubernur Papua.

(6) Gaji dan tunjangan pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksudpada ayat (4) selama belum ditetapkannya Anggaran

www.djpp.kemenkumham.go.id

2008, No.7 12

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Puncak dibebankanpada anggaran pendapatan dan belanja dari asal satuan kerjapersonel yang bersangkutan sesuai dengan peraturanperundang-undangan.

(7) Aset dan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (3) meliputi:

a. barang milik/dikuasai yang bergerak dan tidak bergerakdan/atau dimanfaatkan oleh Pemerintah KabupatenPuncak yang berada dalam wilayah Kabupaten Puncak;

b. Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Puncak Jaya yangkedudukan, kegiatan, dan lokasinya berada di KabupatenPuncak;

c. utang piutang Kabupaten Puncak Jaya yang kegunaannyauntuk Kabupaten Puncak; dan

d. dokumen dan arsip yang karena sifatnya diperlukan olehKabupaten Puncak.

(8) Apabila penyerahan dan pemindahan aset serta dokumensebagaimana dimaksud pada ayat (7) tidak dilaksanakan olehBupati Puncak Jaya, Gubernur Papua selaku wakilPemerintah wajib menyelesaikannya.

(9) Pelaksanaan pemindahan personel serta penyerahan aset dandokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkanoleh Gubernur Papua kepada Menteri Dalam Negeri.

BAB VI

PENDAPATAN, ALOKASI DANA PERIMBANGAN,

HIBAH, DAN BANTUAN DANA

Pasal 15

(1) Kabupaten Puncak berhak mendapatkan alokasi danaperimbangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Dalam dana perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat(1), Pemerintah mengalokasikan dana alokasi khususprasarana pemerintahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2008, No. 713

Pasal 16

(1) Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya sesuai dengankesanggupannya memberikan hibah berupa uang untukmenunjang kegiatan penyelenggaraan pemerintahanKabupaten Puncak sebesar Rp15.000.000.000,00 (lima belasmiliar rupiah) setiap tahun selama 2 (dua) tahun berturut-turut.

(2) Pemerintah Provinsi Papua memberikan bantuan dana untukmenunjang kegiatan penyelenggaraan pemerintahanKabupaten Puncak sebesar Rp5.000.000.000,00 (lima miliarrupiah) setiap tahun selama 2 (dua) tahun berturut-turut.

(3) Pemberian hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danpemberian bantuan dana sebagaimana dimaksud pada ayat(2) dimulai sejak pelantikan Penjabat Bupati Puncak.

(4) Apabila Kabupaten Puncak Jaya tidak memenuhikesanggupannya memberikan hibah sesuai dengan ketentuansebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintahmengurangi penerimaan dana alokasi umum KabupatenPuncak Jaya untuk diberikan kepada Pemerintah KabupatenPuncak.

(5) Apabila Provinsi Papua tidak memenuhi kesanggupannyamemberikan bantuan dana sesuai dengan ketentuansebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemerintahmengurangi penerimaan dana alokasi umum Provinsi Papuauntuk diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Puncak.

(6) Penjabat Bupati Puncak menyampaikan realisasi penggunaanhibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada BupatiPuncak Jaya.

(7) Penjabat Bupati Puncak menyampaikan laporanpertanggungjawaban realisasi penggunaan dana hibah dandana bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat(2) kepada Gubernur Papua.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2008, No.7 14

Pasal 17

Penjabat Bupati Puncak berkewajiban melakukan penatausahaankeuangan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB VII

PEMBINAAN

Pasal 18

(1) Untuk mengefektifkan penyelenggaraan pemerintahandaerah, Pemerintah dan Pemerintah Provinsi Papuamelakukan pembinaan dan fasilitasi secara khusus terhadapKabupaten Puncak dalam waktu 3 (tiga) tahun sejakdiresmikan.

(2) Setelah 7 (tujuh) tahun sejak diresmikan, Pemerintahbersama Gubernur Papua melakukan evaluasi terhadappenyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Puncak.

(3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dijadikanacuan kebijakan lebih lanjut oleh Pemerintah dan GubernurPapua sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 19

(1) Sebelum terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,Penjabat Bupati Puncak menyusun Rancangan PeraturanBupati tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahKabupaten Puncak untuk tahun anggaran berikutnya.

(2) Rancangan Peraturan Bupati Puncak sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilaksanakan setelah disahkan oleh GubernurPapua.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2008, No. 715

(3) Proses pengesahan dan penetapan Peraturan Bupati Puncaksebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuaidengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 20

(1) Sebelum Kabupaten Puncak menetapkan peraturan daerahdan peraturan bupati sebagai pelaksanaan Undang-Undangini, semua peraturan daerah dan Peraturan Bupati PuncakJaya sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undangini tetap berlaku dan dilaksanakan oleh PemerintahKabupaten Puncak.

(2) Semua Peraturan Daerah Kabupaten Puncak Jaya sertaPeraturan dan Keputusan Bupati Puncak Jaya yang selamaini berlaku di Kabupaten Puncak harus disesuaikan denganUndang-Undang ini.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 21

Pada saat berlakunya Undang-Undang ini, semua ketentuandalam peraturan perundang-undangan yang berkaitan denganKabupaten Puncak harus disesuaikan dengan Undang-Undangini.

Pasal 22

Ketentuan lebih lanjut sebagai pelaksanaan Undang-Undang inidiatur dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 23

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

www.djpp.kemenkumham.go.id

2008, No.7 16

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannyadalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta

pada tanggal 4 Januari 2008

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 4 Januari 2008

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ANDI MATTALATTA

www.djpp.kemenkumham.go.id

2008, No. 717

www.djpp.kemenkumham.go.id