LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI...
Transcript of LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI...
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
1
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
Nomor : 14 Tahun 2001 Seri : B Nomor : 06
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
NOMOR : 14 TAHUN 2001
TENTANG
RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KUANTAN SINGINGI, Menimbang : a. Bahwa Kekayaan Daerah adalah merupakan aset Pemerintah Daerah yang dapat
dimanfaatkan untuk menunjang kepentingan orang atau pribadi, badan usaha dan
Pemerintah sesuai dengan kebutuhannya;
b. Bahwa penggunaan Kekayaan Daerah merupakan fasilitas yang disediakan
Pemerintah Daerah dan atas penggunaannya perlu dipungut Retribusi sebagai
balas jasa atas fasilitas yang digunakan oleh orang atau pribadi, badan usaha
dan Pemerintah;
c. Bahwa untuk mewujudkan pelaksanaannya sebagaimana dimaksud huruf a dan b
Pungutan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah perlu ditetapkan dalam
Peraturan Daerah.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor
3839);
2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72,
Tambahan Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 3834);
3. Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten
Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak,
Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota
Batam (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara
Tahun 1999 Nomor 3902) ;
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
2
4. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-undang
Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten
Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun,
Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Batam (Lembaran
Negara Tahun 2000 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor
3968);Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Tahun
1999 Nomor 3839);
5. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Undang-undang
Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2000 Nomor 246);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun
2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 3952);
7. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan
Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang,
Rancangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan Keputusan Presiden
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 20).
Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI TENTANG RETRIBUSI
PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah Otonom selanjutnya disebut Daerah adalah Kabupaten Kuantan Singingi.
b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi yang terdiri dari Kepala Daerah
beserta Perangkat Daerah lainnya sebagai Badan Eksekutif Daerah.
c. Otonomi Daerah adalah Kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
d. Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten Kuantan Singingi.
e. DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kuantan Singingi.
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
3
f. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Kabupaten Kuantan Singingi.
g. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Kuantan Singingi.
h. Bendaharawan Khusus Penerima (BKP) adalah Bendaharawan Khusus Penerima pada Kantor Dinas
Pendapatan Kabupaten Kuantan Singingi.
i. Pegawai Negeri Sipil adalah Pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah.
j. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan
kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan Hukum.
k. Kekayaan Daerah adalah Kekayaan yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi meliputi
tanah, bangunan, gedung, jalan, dan kendaraan/alat-alat berat, laboratorium milik Daerah.
l. Tanah adalah Tanah yang dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi.
m. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah Surat Keputusan yang
menentukan besarnya jumlah Retribusi yang terutang.
n. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat SKRDKB adalah Surat
Keputusan yang menentukan besarnya jumlah Retribusi yang terutang, jumlah kredit Retribusi,
besarnya kekurangan pembayaran pokok Retribusi, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang
masih harus dibayar.
o. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disingkat SKRDKBT
adalah Surat Keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah Retribusi yang telah ditetapkan.
p. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah Surat untuk melakukan
tagihan Retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga atau denda.
q. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah Pungutan Daerah sebagai pembayaran atas
jasa yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang
pribadi atau badan.
BAB II NAMA OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dipungut Retribusi atas Pemakaian Kekayaan yang
dimiliki dan atau dikelola Daerah.
Pasal 3
Objek Retribusi adalah setiap Pemakaian Kekayaan Daerah.
Pasal 4
Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memanfaatkan / memakai Kekayaan Daerah.
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
4
BAB III GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dalam Wilayah Kabupaten Kuantan Singingi termasuk Jenis
Retribusi Jasa Umum.
Pasal 6
Tingkat Penggunaan Jasa terhadap pemakaian Kekayaan Milik Pemerintah Daerah berdasarkan :
a. Pemakaian Gedung/Bangunan Pemerintah Daerah berdasarkan fasilitas milik Pemerintah Daerah
diukur berdasarkan lokasi, luas ruangan, fasilitas dan waktu pemakaian;
b. Pemakaian Tanah milik Pemerintah Daerah berdasarkan lokasi, luas tanah dan peruntukannya serta
waktu pemakaian;
c. Pemakaian Kendaraan Bermotor dan Alat-alat Berat, Laboratorium milik Pemerintah Daerah
berdasarkan jenis kendaraan, kapasitas, serta waktu pemakaian.
BAB IV PRINSIP PENETAPAN STRUKTUR DAN
BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 7
Prinsip penetapan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah adalah Pemakaian Gedung, Bangunan, Tanah,
Kendaraan Bermotor dan Alat-alat Berat miliki Pemerintah Daerah, adalah untuk memperoleh keuntungan
dengan memperhitungkan biaya pengadaan, perawatan/pemeliharaan, biaya penyusutan, biaya asuransi
dan biaya pembinaan.
BAB V
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 8
Struktur besarnya Tarif Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah milik Pemerintah Daerah Kabupaten
Kuantan Singingi yaitu :
I. Bangunan Berbentuk Gedung Pertemuan Besarnya Tarif Sewa per hari Rp. 100.000,00
II. Gedung Olah Raga A. Untuk Latihan / Pertandingan
Besarnya Tarif Sewa per hari Rp. 20.000,00
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
5
B. Untuk Pertunjukan / Hiburan Besarnya Tarif Sewa per hari Rp. 100.000,00
C. Untuk Pertemuan Rapat Besarnya Tarif Sewa per hari Rp. 100.000,00
III. Stadion Olah Raga Besarnya Tarif Sewa per hari Rp. 200.000,00
Biaya kebersihan dan biaya lainnya yang diperlukan oleh Penyewa Gedung Pertemuan, Gedung Olah
Raga dan Stadion Olah Raga ditanggung oleh si penyewa.
IV. Tanah Milik Pemerintah Daerah Besanya Tarif Retribusi Sewa Tanah Milik Pemerintah Daerah setiap tahunnya ditetapkan sebagai
berikut :
A. Sewa Tanah Pemda di Ibukota Kabupaten (Teluk Kuantan)
1. Ruko/Toko Rp.5.000,00/M2/Tahun
2. Kios/Kedai/Warung Rp.3.500,00/M2/Tahun
3. Perumahan Rp.2.000,00/M2/Tahun
B. Sewa Tanah Pemda di luar Ibu Kota Kabupaten 1. Ruko/Toko Rp.4.000,00/M2/Tahun
2. Kios/Kedai/Warung Rp.2.500,00/M2/Tahun
3. Perumahan Rp.1.000,00/M2/Tahun
V. Gedung/Bangunan Milik Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi yang digunakan sebagai Mess, Wisma, Pesanggerahan. Besarnya Tarif Retribusi ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kuantan Singingi.
VI. Rumah Dinas Milik Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi Besarnya Tarif Retribusi Sewa Rumah Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi sebesar 3 %
(tiga persen) setiap bulan dari Gaji Pokok Pegawai Negeri Sipil yang menempati Rumah Dinas Milik
Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi.
A. Alat-alat Berat Milik Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi Besarnya Tarif Retribusi pemakaian kendaraan bermotor dan alat-alat berat milik Pemerintah
Daerah dipungut berdasarkan jam dan hari, untuk 1 hari diperkirakan jam operasional 7 jam, yaitu :
B. Motor Otader 1. 100 HP @ Rp. 180.000,00/Jam
Rp. 1.260.000,00/Hari
2. 100 HP / 150 HP @ Rp. 199.000,00/Jam
Rp. 1.393.000,00/Hari
C. Buldozer 1. 70 HP D3 @ Rp. 200.000,00/Jam
Rp.1.400.000,00/Hari
2. 90 HP D3 @ Rp. 225.000,00/Jam
Rp. 1.575.000,00/Hari
3. 100 HP D4 @ Rp. 250.000,00/Jam
Rp. 1.750.000,00/Hari
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
6
4. 100 HP 150 HP D5 @ Rp. 275.000,00/Jam
Rp.1.925.000,00/Hari
5. 100 HP 150 HP D6 @ Rp. 287.000,00/Jam
Rp. 2.009.000,00/Hari
6. 150 HP 200 HP D7 @ Rp. 295.000,00/Jam
Rp. 2.065.000,00/Hari
7. 150 HP 200 HP D8 @ Rp. 300.000,00/Jam
Rp. 2.100.000,00/Hari
8. 200 HP D8 @ Rp. 310.000,00/Jam
Rp. 2.170.000,00/Hari
C. Truck Loader 1. 0,40 M3 @ Rp. 15.000,00/Jam
Rp. 105.000,00/Hari
2. 0,80 M3 @ Rp. 20.000,00/Jam
Rp. 127.500,00/Hari 3. 1,00 M3 @ Rp. 25.000,00/Jam
Rp. 131.750,00/Hari
4. 1,20 M3 @ Rp. 30.000,00/Jam
Rp. 156.000,00/Hari
5. 1,30 M3 @ Rp. 35.000,00/Jam
Rp. 201.000,00/Hari
6. 1,40 M3 @ Rp. 40.000,00/Jam
Rp. 211.500,00/Hari
7. 1,60 M3 @ Rp. 195.000,00/Jam
Rp. 1.365.000,00/Hari
8. 1,80 M3 @ Rp. 15.000,00/Jam
Rp. 244.500,00/Hari
9. 2,50 M3 @ Rp. 15.000,00/Jam
Rp. 274.500,00/Hari
D. Whel Loader 1. 1,00 M3 @ Rp. 175.000,00/Jam
Rp. 1.225.000,00/Hari
2. 1,50 M3 @ Rp. 186.000,00/Jam
Rp. 1. 302.000,00/Hari
E. Exavator Truck 1. 0,80 M3 ke atas @ Rp. 228.000,00/Jam
Rp. 1.596.000,00/Hari
F. Tandem Roller (Mesin Gilas Besi) 1. 1 Ton @ Rp. 100.000,00/Jam
Rp. 700.000,00/Hari
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
7
2. 8 Ton s/d 12 Ton @ Rp. 196.000,00/Jam
Rp. 1. 372.000,00/Hari
G. Tire Roller 1. 8 Ton s/d 15 Ton @ Rp. 142.000,00/Jam
Rp. 994.000,00/Hari
H. Vibrator Roller (Mesin Gilas Getaran) 1. 8 Ton ke atas @ Rp. 147.000,00/Jam
Rp. 1.029.000,00/Hari
I. Dump Truck 1. 6 Ton s/d 8 Ton @ Rp. 40.000,00/Jam
Rp 280.000,00/Hari
2. 8 Ton ke atas @ Rp. 72.000,00/Jam
Rp. 504.000,00/Hari
J. Water Truck 1. 4.000 Liter @ Rp. 24.000,00/Jam
Rp. 168.000,00/Hari
Biaya perbaikan, operasi, gaji operator selama alat-alat berat digunakan ditanggung oleh
penyewa/pemakai.
VII. Penggunaan Laboratorium Besarnya Tarif Retribusi pemakaian/sewa unit Laboratorium Milik Pemerintah Daerah dipungut
sebagai berikut :
A. Pemeriksaan Bahan :
1. Air Rp. 6.400,00
2. Berat Jenis Tanah ..................................... Rp. 9.600,00
3. Analisa Saringan Tanah ............................ Rp. 9.600,00
4. Berat Isi Tanah .......................................... Rp. 6.400,00
5. Berat Jenis Agregat ................................... Rp. 18.400,00
6. Analisa Saringan Agregat ......................... Rp. 18.400,00
7. Berat Isi Agregat Rp. ...... 8.800,00
8. Atterberg Limit Rp. 12.800,00
9. Kepadatan Standar Proctor ...................... Rp. 49.000,00
10. Kepadatan Modified Proctor ..................... Rp. 65.000,00
11. Pemeriksaan CBR Standar Proctor Rp. 55.000,00
12. Pemeriksaan CBR Modified Proctor Rp. 56.000,00
B. Perencanaan Komposisi Campuran Material Japat Rp. 120.000,00
C. Perencanaan Komposisi Campuran Material
Lapisan Pondasi Bawah (LPB) Rp. 120.000,00
D. Perencanaan Komposisi Campuran Material
Lapisan Pondasi Atas (LPA) Rp. 120.000,00
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
8
BAB VI SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 9
(1) Retribusi terutang adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
(2) Bentuk, isi dan tatacara penerbitan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana
dimaksud ayat (1) diatur dalam Keputusan Bupati.
BAB VII WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 10
Wilayah Pemungutan Retribusi adalah Kabupaten Kuantan Singingi.
BAB VIII TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 11
(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.
(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
BAB IX
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 12
Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan
sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang yang
tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah (STRD).
BAB X TATA CARA PEMBAYARAN RETRIBUSI
Pasal 13
(1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus.
(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak diterbitkannya SKRD
atau dokumen lain yang dipersamakan .
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
9
(3) SKRD, SKRDKB, SKRDBKT, STRD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan
Putusan Banding yang menyebabkan jumlah retribusi yang harus dibayar bertambah, harus dilunasi
dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkannya tersebut di atas.
(4) Tata cara pembayaran, tempat pembayaran, penundaan pembayaran retribusi diatur dengan Keputusan
Kepala Daerah.
BAB XI TATA CARA PENAGIHAN
Pasal 14
(1) Pengeluaran Surat Teguran sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan dikeluarkan segera setelah
7 (tujuh ) hari sejak jatuh tempo;
(2) Surat Teguran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikeluarkan oleh Pejabat yang ditunjuk.
(3) Retribusi yang terutang berdasarakan SKRD, SKRDKB, SKRDBKT, STRD, Surat Keputusan
Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding yang tidak atau kurang bayar oleh Wajib
Retribusi pada waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa.
(4) Penagihan retribusi dengan Surat Paksa dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
(5) Biaya pelaksanaan penegakan Hukum sebagai akibat pelaksanaan maksud dalam ayat (4) dapat
dibebankan seluruhnya kepada pelanggar.
BAB XII KEBERATAN
Pasal 15
(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan atas penetapan retribusi kepada Bupati atau Pejabat yang
ditunjuk.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dengan alasan dan dapat membuktikan ketidak- benaran Ketetapan
Retribusi tersebut.
(3) Keberatan diajukan paling lama 2 (dua) hari sejak tanggal SKRD atau dokumen lainnya yang
dipersamakan.
(4) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3) tidak dapat
dipertimbangkan.
(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan penagihan retribusi.
Pasal 16
(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat keberatan diterima harus
memberikan keputusan atas keberatan yang diajukan;
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
10
(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat menerima seluruhnya atau sebahagian, menolak atau
menambah besarnya retribusi terutang;
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini telah lewat dan Bupati tidak
memberikan suatu keputusan, keberatan yang diajukan dianggap dikabulkan.
BAB XIII PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN RETRIBUSI
Pasal 17
(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran;
(2) Bupati dalam masa waktu 6 (enam) bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran wajib
memberikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini telah dilewati dan tidak
memberikan keputusan, permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dianggap
dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.
(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusi lainnya, kelebihan pembayaran retribusi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu.
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan paling lama 2 (dua)
bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.
(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran melebihi jangka waktu 2 (dua) bulan, Bupati memberikan
imbalan bunga sebesar 2 % sebulan atas keterlambatan pembayaran.
Pasal 18
Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi diajukan secara tertulis kepada Bupati
sekurang-kurangnya menyebutkan :
a. Nama dan Alamat Wajib Retribusi;
b. Masa Retribusi;
c. Besarnya Kelebihan;
d. Alasan singkat dan jelas.
Pasal 19
(1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan dengan menerbitkan surat perintah membayar kelebihan
retribusi.
(2) Apabila kelebihan pembayaran diperhitungkan dengan utang retribusi lainnya, pembayaran dilakukan
dengan cara pemindahbukuan.
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
11
BAB XIV CARA PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI
Pasal 20
(1) Piutang Retribusi yang tidak ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah daluarsa dapat
dihapus.
(2) Bupati menetapkan keputusan penghapusan piutang Retribusi Daerah yang sudah daluarsa
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini.
BAB XV
PETUGAS PEMUNGUT
Pasal 21
(1) Satuan kerja pemungut bertanggung jawab kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.
(2) Petugas Pemungut diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.
(3) Satuan kerja pemungut menyelenggarakan Administrasi Pembukuan atas kegiatan yang dilaksanakan.
(4) Satuan Kerja Pemungut atau Juru Pungut yang menyalahgunakan Uang Pungutan Daerah yang
mengakibatkan kerugian Daerah akan dikenakan sanksi pidana sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Pasal 22
(1) Bupati menunjuk dan mengangkat Bendaharawan Khusus Penerima sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Bendaharawan Khusus Penerima selambat-lambatnya dalam 1 (satu) hari kerja semua hasil
penerimaan sudah disetorkan ke Kas Daerah.
(3) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dapat mengatur lebih lanjut pelaksanaan maksud dalam ayat (2)
pasal ini untuk Daerah pemungutan tertentu.
(4) Penyimpangan ketentuan ayat (2) pasal ini dapat diberikan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(5) Bendaharawan Khusus Penerima dilarang menyimpan uang :
a. Di luar batas waktu yang ditetapkan;
b. Atas nama pribadi/satuan kerja pada suatu Bank.
(6) Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setiap bulannya dengan persetujuan atasan langsung telah
menyampaikan laporan penerimaan kepada Bupati.
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
12
BAB XVI UANG PERANGSANG
Pasal 23
(1) Satuan kerja terkait dan atau juru pungut diberikan uang perangsang setinggi-tingginya 10 % dari hasil
penerimaan pungutan.
(2) Pelaksanaan pembagian uang perangsang sebagaimana diatur ayat (1) pasal ini diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Bupati.
BAB XVII
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Pasal 24
Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Bupati atau Pejabat
yang ditunjuk sesuai fungsi dan kewenangannya.
BAB XVIII
DALUARSA
Pasal 25
(1) Penagihan Retribusi, daluarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat
terutangnya retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana dibidang retribusi;
(2) Daluarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini tertangguh apabila :
a. Diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa atau;
b. Ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi baik langsung maupun tidak langsung.
BAB XIX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 26
Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan Keuangan Daerah diancam
Pidana Kurungan paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda setinggi-tingginya Rp. 5.000.000,- (lima juta
rupiah).
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
13
BAB XX PENYIDIKAN
Pasal 27
Pejabat Pegawai Negeri tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai
Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud
dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
(1) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini adalah :
a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak
pidana di bidang Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan
jelas;
b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang
kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pibadi atau badan sehubungan dengan tindak
pidana Retribusi Daerah;
d. memeriksa Buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak
pidana dibidang Retribusi Daerah;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-
dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang
Retribusi Daerah;
g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat
pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan/atau dokumen yang dibawa
sebagaimana dimaksud pada huruf e;
h. memotert seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagaimana tersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan;
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi
Daerah menurut hukum yang bertanggung jawab.
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan
menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara
Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana
yang berlaku.
Dfdsa
Dsf
Dsf
Ads
Fds
F
DsfDsfsdf
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
14
BAB XXI KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaan akan diatur lebih
lanjut oleh Bupati.
Pasal 29
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka ketentuan lain yang berkaitan dengan Retribusi Pemakaian
Kekayaan Daerah di Kabupaten Kuantan Singingi yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini
dinyatakan tidak berlaku lagi.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kuantan Singingi.
Disahkan di Teluk Kuantan
pada tanggal 9 Juli 2001
WAKIL BUPATI KUANTAN SINGINGI, H. ASRUL JA’AFAR
Diundangkan di Teluk Kuantan
pada tanggal 10 Juli 2001
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI,
MOHD. RIS HASAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI TAHUN 2001 NOMOR : 14
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
15
P E N J E L A S A N
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
NOMOR T AHUN 2001
TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN
DALAM WILAYAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PENJELASAN UMUM : Bahwa tempat-tempat kegiatan usaha yang menimbulkan gangguan
terhadap lingkungan masyarakat di sekitarnya perlu diatur dan diberikan
izin oleh Pemerintah Daerah, dalam hal ini termasuk toko atau kios yang
berada di luar lokasi lingkungan pasar sebagai tempat diadakan kegiatan
jual beli yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah seperti lingkungan
pemukiman, lingkungan perkantoran, sekolah dan lain sebagainya.
Atas pemberian izin gangguan ini maka Pemerintah Daerah menarik
retribusi sebagaimana yang diatur di dalam Peraturan Daerah ini.
PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d 7 : Cukup Jelas
Pasal 8 : subjek retribusi sekaligus dapat juga sebagai wajib retribusi yang
dibebankan kewajiban untuk membayar retribusi terhutang.
Pasal 9 : Cukup Jelas
Pasal 20 : untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini
Kepala Daerah dapat menunjuk Kepala Bagian Ketertiban Setda
Kabupaten Kuantan Singingi.
Pasal 21 s/d 25 : Cukup Jelas.
Pasal 8
Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya satu tahun takwim kecuali bila Wajib Pajak menggunakan
tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim.
Pasal 9
Pajak terutang dalam masa Pajak terjadi pada saat penyelenggaraan Hiburan.
Pasal 10
(1) Setiap Wajib Pajak mengisi SPTPD;
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
16
(2) SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta
ditandatangani oleh Wajib Pajak atau Kuasanya;
(3) Bentuk, isi dan tata cara pengisian SPTPD ditetapkan oleh Kepala Daerah.
BAB VI TATA CARA PERHITUNGAN DAN PENETAPAN PAJAK
Pasal 11
(1) Berdasarkan SPTPD sebgaimana dimaksud pada Pasal 10 ayat (1), Kepala Daerah menetapkan Pajak
terutang dengan menerbitkan SKPD;
(2) Apabila SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak atau kurang dibayar setelah lewat waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak SKPD diterima, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 2 % (dua persen) sebulan dan ditagih dengan menerbitkan STPD.
Pasal 12
(1) Wajib Pajak yang membayar sendiri, SPTPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1)
digunakan untuk menghitung, memperhitungkan dan menetapkan Pajak sendiri yang terutang;
(2) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya Pajak, Kepala Daerah dapat
menerbitkan :
a. SKPDKB;
b. SKPDKBT;
c. SKPDN.
(3) SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a diterbitkan :
a. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain Pajak yang terutang tidak atau kurang
dibayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bungan sebesar 2 % (dua persen) sebulan dihitung
dari Pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh
empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya Pajak;
b. apabila SPTPD tidak disampaikan dalam jangka waktu yang ditentukan dan telah ditegur secara
tertulis, dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 2 % (dua persen) sebulan dihitung
dari Pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh
empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya Pajak;
c. apabila kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, Pajak yang terutang dihitung secara jabatan, dan
dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 25 % (dua puluh lima persen) dari pokok
Pajak ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan dihitung dari
Pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat)
bulan dihitung sejak saat terutangnya Pajak.
(4) SKPDKBT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b diterbitkan apabila ditemukan data baru atau
data yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahn jumlah Pajak yang terutang, akan
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
17
dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100 % (seratus persen) dari jumlah kekurangan
Pajak tersebut;
(5) SKPDN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c diterbitkan apabila jumlah Pajak yang terutang
sama besarnya dengan jumlah kredit Pajak atau Pajak tidak terutang dan tidak ada kredit Pajak;
(6) Apabila kewajiban membayar Pajak terutang dalam SKPDKB dan SKPDKBT sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a dan b tidak atau sepenuhnya dibayar dalam jngka waktu yang telah ditentukan,
ditagih dengan menerbitkan STPD ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga 2 % (dua
persen) sebulan.
BAB VII
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 13
(1) Pembayaran Pajak dilkukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah sesuai
waktu yang ditentukan dalam SPTPD, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT dan STPD;
(2) Apabila pembayaran Pajak dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, hasil penerimaan Pajak harus disetor
ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh Kepala Daerah;
(3) Pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan dengan menggunakan
SSPD.
Pasal 14
(1) Pembayaran Pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas;
(2) Kepala Daerah dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur Pajak tertutang
dalam kurun waktu tertentu, setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan;
(3) Angsuran pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus dilakukan secara teratur dan
berturut-turut dengan dikenakan bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan dari jumlah Pajak yang
belum atau kurang dibayar;
(4) Kepala Daerah dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk menunda pembayaran Pajak
sampai batas waktu yang ditentukan setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dengan
dikenakan bunga 2 % (dua persen) sebulan dari jumlah Pajak yang belum atau kurang dibayar;
(5) Persyaratan untuk dapat mengangsur dan menunda pembayaran serta tata cara pembayaran angsuran
dan penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4), ditetapkan oleh Kepala Daerah.
Pasal 15
(1) Setiap pembayaran Pajak sebagaiman dimaksud dalam Pasal 16 diberikan Tanda Bukti Pembayaran
dan dicatat dalam Buku Penerimaan;
(2) Bentuk, jenis, isi, ukuran Tanda Bukti Pembayaran dan Buku Penerimaan Pajak sebagimana dimaksud
pada ayat (1), ditetapkan oleh Kepala Daerah.
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
18
BAB VIII TATA CARA PENAGIHAN PAJAK
Pasal 16
(1) Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan
penagihan Pajak dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak saat jtuh tempo pembayaran;
(2) Dalam jangka 7 (tujuh) hari setelah tanggal Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang
sejenis, Wajib Pajak harus melunasi Pajak terutang;
(3) Surat Teguran, Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikeluarkan oleh Pejabat Daerah.
Pasal 17
(1) Apabila jumlah Pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana
ditentukan dalam Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis jumlah Pajak yang
harus dibayar ditagih dengan Surat Paksa;
(2) Pejabat menerbitkan Surat Paksa Segera setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari sejak tanggal Surat
Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis.
Pasal 18
Apabila Pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 2 x 24 jam sesudah tanggal
pemberitahuan Surat Paksa, Pejabat segera menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan.
Pasal 19
Setelah dilakukan penyitaan dan Wajib Pajak belum juga melunasi utang pajaknya, setelah lewat 10
(sepuluh) hari sejak tanggal pelaksanaan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Pejabat mengajukan
permintaan penetapan tanggal pelelangan kepada Kantor Lelang Negara.
Pasal 20
Setelah Kantor Lelang menetapkan hari tanggal, jam dan tempat pelaksanaan lelang. Juru Sita
memberitahukan dengan segera secara tertulis kepada Wajib Pajak.
Pasal 21
Bentuk, jenis dan isi formulir yang digunakan untuk pelaksanaan penagihan Pajak Daerah ditetapkan oleh
Kepala Daerah.
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
19
BAB IX PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN PAJAK
Pasal 22
(1) Kepala Daerah berdasarkan permohonan Wajib Pajak dapat memberikan pengurangan, keringanan dan
pembebasan pajak;
(2) Tata cara pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ditetapkan oleh Kepala Daerah.
BAB X TATA CARA PEMBETULAN, PEMBATALAN,
PENGURANGAN KETETAPAN, DAN PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 23
(1) Kepala Daerah karena jabatannya atau atas permohonan Wajib Pajak dapat :
a. membetulkan SKPD atau SKPDKB atau SKPDKBT atau STPD yang dalam penerbitannya terdapat
kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan atau kekeliruan dalam penerapan peraturan perundang-
undangan Perpajakan Daerah;
b. membatalkan atau mengurangkan ketetapan Pajak yang tidak benar;
c. mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda dan kenaikan pajak
yang terutang dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan
karena kesalahannya.
(2) Permohonan pembetulan pembatalan, pengurangan ketetapan dan penghapusan atau pengurangan
sanksi administrasi atas SKPD, SKPDKB, SKPDKBT dan STPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus disampaikan secara tertulis oleh Wajib Pajak kepada Kepala Daerah, atau Pejabat selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterima SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD dengan
memberikan alasan yang jelas;
(3) Kepala Daerah atau Pejabat paling lama 3 (tiga) bulan sejak surat permohonan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diterima, sudah harus memberikan keputusan;
(4) Apabila setelah lewat 3 (tiga) bulan sebagimana dimaksud pada ayat (3) Kepala Daerah atau Pejabat
tidak memberikan keputusan, permohonan pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan dan
penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi dianggap dikabulkan.
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
20
BAB XI KEBERATAN DAN BANDING
Pasal 24
(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerah atau Pejabat atau suatu :
a. SKPD;
b. SKPDKB;
c. SKPDKBT;
d. SKPDLB;
e. SKPDN;
f. Pemotongan atau pemungutan oleh Pihak Ketiga berdasarkan Peraturan Perundang-undangan
Perpajakan yang berlaku.
(2) Permohonan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan secara tertulis dalam
Bahasa Indonesia paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, SKPDLB, dan
SKPDN diterima oleh Wajib Pajak, atau tanggal pemotongan / pemungutan oleh Pihak Ketiga
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan alasan yang jelas, kecuali apabila Wajib Pajak dapat
menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya;
(3) Kepala Daerah atau Pejabat dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal surat
permohonan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterima, sudah memberikan keputusan;
(4) Apabila setelah lewat 12 (dua belas) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Kepala Daerah atau
Pejabat tidak memberikan keputusan, permohonan keberatan dianggap dikabulkan;
(5) Pengajuan keberatn sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menunda kewajiban membayar Pajak.
Pasal 25
(1) Wajib Pajak dapat mengajukan banding kepada Badan Penyelesaian Sengketa Pajak dalam jangka
waktu 3 (tiga) bulan setelah diterimanya keputusan keberatan;
(2) Pengajuan banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menunda kewajiban membayar Pajak.
Pasal 26
Apabila pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 atau banding sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 27 dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran Pajak dikembalikan dengan
ditambah imbalan bungan sebesar 2 % (dua persen) sebulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
21
BAB XII PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK
Pasal 27
(1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak kepada
Kepala Daerah atau Pejabat;
(2) Kepala Daerah atau Pejabat dalam jangka waktu paling lam 12 (dua belas) bulan sejak diterimanya
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud ayat (1) harus
memberikan keputusan;
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilampaui oleh Kepala Daerah atau
Pejabat tidak memberikan keputusan, permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak
dianggap dikabulkan dan SKPDLB harus diterbitkan dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan;
(4) Apabila Wajib Pajak mempunyai utang Pajak lainnya, kelebihan pembayaran Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang Pajak dimaksud;
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Pajak dilakukan dalam waktu pling lama 2 (dua) bulan sejak
diterbitkan SKPDLB dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP);
(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran Pajak dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan sejak
diterbitkannya SKPDLB, Kepala Daerah atau Pejabat memberikan imbalan bunga sebesar 2 % (dua
persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan Pajak.
Pasal 28
Apabila kelebihan pembayaran Pajak diperhitungkan dengan utang Pajak lainnya, sebagaiman dimaksud
dalm Pasal 29 ayat (4), pembayarannya dilakukan dengan cara pemindah bukuan dan bukti pemindah
bukuan juga berlaku sebagai bukti pembayran.
BAB XIII
K A D A L U W A R S A
Pasal 29
(1) Hak untuk melakukan penagihan Pajak, kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 5 (lima) tahun
terhitung sejak saat terutangnya Pajak, kecuali apabila Wajib Pajak melakukan tindak pidana dibidang
Perpajakan Daerah;
(2) Kadaluwarsa penagihan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila :
a. diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa atau ;
b. Ada pengakuan utang Pajak dari Wajib Pajak baik langsung maupun tidak langsung.
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
22
BAB XIV KETENTUAN PIDANA
Pasal 30
(1) Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar
atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan
Daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan atau denda paling
banyak 2 (dua) kali jumlah Pajak yang terutang;
(2) Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau
tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan Daerah
dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 4 (empat) tahun dan atau denda paling banyak 4
(empat) kali jumlah Pajak yang terutang.
Pasal 31
Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 tidak dituntut setelah melampaui jangka waktu 10
(sepuluh) tahun sejak saat terutangnya Pajak atau berakhirnya Masa Pajak atau berakhirnya Bagian Tahun
Pajak atau berakhirnya tahun Pajak.
BAB XV P E N Y I D I K A N
Pasal 32
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus
sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang Perpajakan Daerah sebagimana
dimaksud dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;
(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak
pidana dibidang Perpajakan Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan
jelas;
b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang
kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Perpajakan
Daerah tersebut;
c. Memintah keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atu badan sehubungan tindak pidana
dibidang Perpajakan Daerah;
d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak
pidana dibidang Perpajakan Daerah tersebut;
e. Melakukan penggeladahan untuk mendaptkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-
dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
23
f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang
Perpajakan Daerah;
g. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat
pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa
sebagaimana dimaksud pada huruf e;
h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana dibidang Perpajakan Daerah;
i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
j. Menghentikan penyidikan;
k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan
daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.
(3) Penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan
menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
BAB XVI KETENTUAN PENUTUP
Pasal 33
Pelaksanaan Peraturan Daerah ini ditetapkan oleh Kepala Daerah.
Pasal 34
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka SK. Bupati Kuantan Singingi Nomor 82/KPTS/VI/2000
dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 35
Peraturan Daerah ini dimulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kuantan Singingi.
DITETAPKAN : DI TELUK KUANTAN
PADA TANGGAL :
DEWAN PERWAILAN RAKYAT DAERAH BUPATI KUANTAN SINGINGI
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
K e t u a
H. S U K A R M I S Drs. H. RUSJDI S. ABRUS
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
24
PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
NOMOR T AHUN 2001
TENTANG PAJAK HIBURAN
U M U M Bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan UU RI No. 18
Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, dipandang perlu pengaturan lebih lanjut mengenai Pajak
Hiburan yang selama ini untuk Kabupaten Kuantan Singingi diatur dengan SK. Bupati Kuantan Singingi
Nomor 82/KPTS/VI//2000 tentang Pemberian Izin Penyelenggaraan Hiburan dan Pajak Hiburan di Wilayah
Kabupaten Kuantan Singingi.
Selanjutnya untuk menampung bermacam-macam bentuk pertunjukan hiburan yang diperuntukan
untuk umum, maka dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dirasa perlu Menetapkan
Peraturan Daerah Kabupaten Kuantan Singingi dengan mempedomani Undang-undang Nomor 34 Tahun
2000 tersebut di atas.
PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal ini memuat pengertian-pengertian dari beberapa istilah yang terdapat di dalam
Peraturan Daerah ini dengan demikian diharapkan, tidak akan terjadi pengertian dan
penafsiran yang berbeda dari istilah-istilah tersebut.
Pasal 2 Cukup jelas.
Pasal 3 Cukup jelas.
Pasal 4 Cukup jelas.
Pasal 5 Cukup jelas.
Pasal 6 Cukup jelas.
Pasal 7 Cukup jelas.
Pasal 8 Cukup jelas.
Pasal 9 Cukup jelas.
Pasal 10 Cukup jelas.
Pasal 11
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi
25
Cukup jelas.
Pasal 12 Cukup jelas.
Pasal 13 Cukup jelas.
Pasal 14 Cukup jelas.
Pasal 15 Cukup jelas.
Pasal 16 Cukup jelas.
Pasal 17 Cukup jelas.
Pasal 18 Cukup jelas.
Pasal 19 Cukup jelas.
Pasal 20 Cukup jelas.
Pasal 21 Cukup jelas.
Pasal 22 Cukup jelas.
Pasal 23 Cukup jelas.
Pasal 24 Cukup jelas.
Pasal 25 Cukup jelas.
Pasal 26 Cukup jelas.
Pasal 27 Cukup jelas.
Pasal 28 Cukup jelas.
Pasal 29 Cukup jelas.
Pasal 30 Cukup jelas.
Pasal 31 Cukup jelas.