LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI...

26
Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Nomor : 14 Tahun 2001 Seri : B Nomor : 06 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 14 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI, Menimbang : a. Bahwa Kekayaan Daerah adalah merupakan aset Pemerintah Daerah yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kepentingan orang atau pribadi, badan usaha dan Pemerintah sesuai dengan kebutuhannya; b. Bahwa penggunaan Kekayaan Daerah merupakan fasilitas yang disediakan Pemerintah Daerah dan atas penggunaannya perlu dipungut Retribusi sebagai balas jasa atas fasilitas yang digunakan oleh orang atau pribadi, badan usaha dan Pemerintah; c. Bahwa untuk mewujudkan pelaksanaannya sebagaimana dimaksud huruf a dan b Pungutan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah perlu ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 3839); 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 3834); 3. Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Batam (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 3902) ;

Transcript of LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI...

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

Nomor : 14 Tahun 2001 Seri : B Nomor : 06

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

NOMOR : 14 TAHUN 2001

TENTANG

RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUANTAN SINGINGI, Menimbang : a. Bahwa Kekayaan Daerah adalah merupakan aset Pemerintah Daerah yang dapat

dimanfaatkan untuk menunjang kepentingan orang atau pribadi, badan usaha dan

Pemerintah sesuai dengan kebutuhannya;

b. Bahwa penggunaan Kekayaan Daerah merupakan fasilitas yang disediakan

Pemerintah Daerah dan atas penggunaannya perlu dipungut Retribusi sebagai

balas jasa atas fasilitas yang digunakan oleh orang atau pribadi, badan usaha

dan Pemerintah;

c. Bahwa untuk mewujudkan pelaksanaannya sebagaimana dimaksud huruf a dan b

Pungutan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah perlu ditetapkan dalam

Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor

3839);

2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72,

Tambahan Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 3834);

3. Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten

Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak,

Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota

Batam (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara

Tahun 1999 Nomor 3902) ;

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

2

4. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-undang

Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten

Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun,

Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Batam (Lembaran

Negara Tahun 2000 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor

3968);Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Tahun

1999 Nomor 3839);

5. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Undang-undang

Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara

Tahun 2000 Nomor 246);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah

dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun

2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 3952);

7. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan

Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang,

Rancangan Peraturan Pemerintah, dan Rancangan Keputusan Presiden

(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 20).

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI TENTANG RETRIBUSI

PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah Otonom selanjutnya disebut Daerah adalah Kabupaten Kuantan Singingi.

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi yang terdiri dari Kepala Daerah

beserta Perangkat Daerah lainnya sebagai Badan Eksekutif Daerah.

c. Otonomi Daerah adalah Kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

d. Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten Kuantan Singingi.

e. DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kuantan Singingi.

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

3

f. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Kabupaten Kuantan Singingi.

g. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Kuantan Singingi.

h. Bendaharawan Khusus Penerima (BKP) adalah Bendaharawan Khusus Penerima pada Kantor Dinas

Pendapatan Kabupaten Kuantan Singingi.

i. Pegawai Negeri Sipil adalah Pegawai di lingkungan Pemerintah Daerah.

j. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan

kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan Hukum.

k. Kekayaan Daerah adalah Kekayaan yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi meliputi

tanah, bangunan, gedung, jalan, dan kendaraan/alat-alat berat, laboratorium milik Daerah.

l. Tanah adalah Tanah yang dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi.

m. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah Surat Keputusan yang

menentukan besarnya jumlah Retribusi yang terutang.

n. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat SKRDKB adalah Surat

Keputusan yang menentukan besarnya jumlah Retribusi yang terutang, jumlah kredit Retribusi,

besarnya kekurangan pembayaran pokok Retribusi, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang

masih harus dibayar.

o. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disingkat SKRDKBT

adalah Surat Keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah Retribusi yang telah ditetapkan.

p. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah Surat untuk melakukan

tagihan Retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga atau denda.

q. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah Pungutan Daerah sebagai pembayaran atas

jasa yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang

pribadi atau badan.

BAB II NAMA OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI

Pasal 2

Dengan nama Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dipungut Retribusi atas Pemakaian Kekayaan yang

dimiliki dan atau dikelola Daerah.

Pasal 3

Objek Retribusi adalah setiap Pemakaian Kekayaan Daerah.

Pasal 4

Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memanfaatkan / memakai Kekayaan Daerah.

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

4

BAB III GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 5

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dalam Wilayah Kabupaten Kuantan Singingi termasuk Jenis

Retribusi Jasa Umum.

Pasal 6

Tingkat Penggunaan Jasa terhadap pemakaian Kekayaan Milik Pemerintah Daerah berdasarkan :

a. Pemakaian Gedung/Bangunan Pemerintah Daerah berdasarkan fasilitas milik Pemerintah Daerah

diukur berdasarkan lokasi, luas ruangan, fasilitas dan waktu pemakaian;

b. Pemakaian Tanah milik Pemerintah Daerah berdasarkan lokasi, luas tanah dan peruntukannya serta

waktu pemakaian;

c. Pemakaian Kendaraan Bermotor dan Alat-alat Berat, Laboratorium milik Pemerintah Daerah

berdasarkan jenis kendaraan, kapasitas, serta waktu pemakaian.

BAB IV PRINSIP PENETAPAN STRUKTUR DAN

BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 7

Prinsip penetapan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah adalah Pemakaian Gedung, Bangunan, Tanah,

Kendaraan Bermotor dan Alat-alat Berat miliki Pemerintah Daerah, adalah untuk memperoleh keuntungan

dengan memperhitungkan biaya pengadaan, perawatan/pemeliharaan, biaya penyusutan, biaya asuransi

dan biaya pembinaan.

BAB V

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 8

Struktur besarnya Tarif Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah milik Pemerintah Daerah Kabupaten

Kuantan Singingi yaitu :

I. Bangunan Berbentuk Gedung Pertemuan Besarnya Tarif Sewa per hari Rp. 100.000,00

II. Gedung Olah Raga A. Untuk Latihan / Pertandingan

Besarnya Tarif Sewa per hari Rp. 20.000,00

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

5

B. Untuk Pertunjukan / Hiburan Besarnya Tarif Sewa per hari Rp. 100.000,00

C. Untuk Pertemuan Rapat Besarnya Tarif Sewa per hari Rp. 100.000,00

III. Stadion Olah Raga Besarnya Tarif Sewa per hari Rp. 200.000,00

Biaya kebersihan dan biaya lainnya yang diperlukan oleh Penyewa Gedung Pertemuan, Gedung Olah

Raga dan Stadion Olah Raga ditanggung oleh si penyewa.

IV. Tanah Milik Pemerintah Daerah Besanya Tarif Retribusi Sewa Tanah Milik Pemerintah Daerah setiap tahunnya ditetapkan sebagai

berikut :

A. Sewa Tanah Pemda di Ibukota Kabupaten (Teluk Kuantan)

1. Ruko/Toko Rp.5.000,00/M2/Tahun

2. Kios/Kedai/Warung Rp.3.500,00/M2/Tahun

3. Perumahan Rp.2.000,00/M2/Tahun

B. Sewa Tanah Pemda di luar Ibu Kota Kabupaten 1. Ruko/Toko Rp.4.000,00/M2/Tahun

2. Kios/Kedai/Warung Rp.2.500,00/M2/Tahun

3. Perumahan Rp.1.000,00/M2/Tahun

V. Gedung/Bangunan Milik Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi yang digunakan sebagai Mess, Wisma, Pesanggerahan. Besarnya Tarif Retribusi ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kuantan Singingi.

VI. Rumah Dinas Milik Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi Besarnya Tarif Retribusi Sewa Rumah Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi sebesar 3 %

(tiga persen) setiap bulan dari Gaji Pokok Pegawai Negeri Sipil yang menempati Rumah Dinas Milik

Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi.

A. Alat-alat Berat Milik Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi Besarnya Tarif Retribusi pemakaian kendaraan bermotor dan alat-alat berat milik Pemerintah

Daerah dipungut berdasarkan jam dan hari, untuk 1 hari diperkirakan jam operasional 7 jam, yaitu :

B. Motor Otader 1. 100 HP @ Rp. 180.000,00/Jam

Rp. 1.260.000,00/Hari

2. 100 HP / 150 HP @ Rp. 199.000,00/Jam

Rp. 1.393.000,00/Hari

C. Buldozer 1. 70 HP D3 @ Rp. 200.000,00/Jam

Rp.1.400.000,00/Hari

2. 90 HP D3 @ Rp. 225.000,00/Jam

Rp. 1.575.000,00/Hari

3. 100 HP D4 @ Rp. 250.000,00/Jam

Rp. 1.750.000,00/Hari

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

6

4. 100 HP 150 HP D5 @ Rp. 275.000,00/Jam

Rp.1.925.000,00/Hari

5. 100 HP 150 HP D6 @ Rp. 287.000,00/Jam

Rp. 2.009.000,00/Hari

6. 150 HP 200 HP D7 @ Rp. 295.000,00/Jam

Rp. 2.065.000,00/Hari

7. 150 HP 200 HP D8 @ Rp. 300.000,00/Jam

Rp. 2.100.000,00/Hari

8. 200 HP D8 @ Rp. 310.000,00/Jam

Rp. 2.170.000,00/Hari

C. Truck Loader 1. 0,40 M3 @ Rp. 15.000,00/Jam

Rp. 105.000,00/Hari

2. 0,80 M3 @ Rp. 20.000,00/Jam

Rp. 127.500,00/Hari 3. 1,00 M3 @ Rp. 25.000,00/Jam

Rp. 131.750,00/Hari

4. 1,20 M3 @ Rp. 30.000,00/Jam

Rp. 156.000,00/Hari

5. 1,30 M3 @ Rp. 35.000,00/Jam

Rp. 201.000,00/Hari

6. 1,40 M3 @ Rp. 40.000,00/Jam

Rp. 211.500,00/Hari

7. 1,60 M3 @ Rp. 195.000,00/Jam

Rp. 1.365.000,00/Hari

8. 1,80 M3 @ Rp. 15.000,00/Jam

Rp. 244.500,00/Hari

9. 2,50 M3 @ Rp. 15.000,00/Jam

Rp. 274.500,00/Hari

D. Whel Loader 1. 1,00 M3 @ Rp. 175.000,00/Jam

Rp. 1.225.000,00/Hari

2. 1,50 M3 @ Rp. 186.000,00/Jam

Rp. 1. 302.000,00/Hari

E. Exavator Truck 1. 0,80 M3 ke atas @ Rp. 228.000,00/Jam

Rp. 1.596.000,00/Hari

F. Tandem Roller (Mesin Gilas Besi) 1. 1 Ton @ Rp. 100.000,00/Jam

Rp. 700.000,00/Hari

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

7

2. 8 Ton s/d 12 Ton @ Rp. 196.000,00/Jam

Rp. 1. 372.000,00/Hari

G. Tire Roller 1. 8 Ton s/d 15 Ton @ Rp. 142.000,00/Jam

Rp. 994.000,00/Hari

H. Vibrator Roller (Mesin Gilas Getaran) 1. 8 Ton ke atas @ Rp. 147.000,00/Jam

Rp. 1.029.000,00/Hari

I. Dump Truck 1. 6 Ton s/d 8 Ton @ Rp. 40.000,00/Jam

Rp 280.000,00/Hari

2. 8 Ton ke atas @ Rp. 72.000,00/Jam

Rp. 504.000,00/Hari

J. Water Truck 1. 4.000 Liter @ Rp. 24.000,00/Jam

Rp. 168.000,00/Hari

Biaya perbaikan, operasi, gaji operator selama alat-alat berat digunakan ditanggung oleh

penyewa/pemakai.

VII. Penggunaan Laboratorium Besarnya Tarif Retribusi pemakaian/sewa unit Laboratorium Milik Pemerintah Daerah dipungut

sebagai berikut :

A. Pemeriksaan Bahan :

1. Air Rp. 6.400,00

2. Berat Jenis Tanah ..................................... Rp. 9.600,00

3. Analisa Saringan Tanah ............................ Rp. 9.600,00

4. Berat Isi Tanah .......................................... Rp. 6.400,00

5. Berat Jenis Agregat ................................... Rp. 18.400,00

6. Analisa Saringan Agregat ......................... Rp. 18.400,00

7. Berat Isi Agregat Rp. ...... 8.800,00

8. Atterberg Limit Rp. 12.800,00

9. Kepadatan Standar Proctor ...................... Rp. 49.000,00

10. Kepadatan Modified Proctor ..................... Rp. 65.000,00

11. Pemeriksaan CBR Standar Proctor Rp. 55.000,00

12. Pemeriksaan CBR Modified Proctor Rp. 56.000,00

B. Perencanaan Komposisi Campuran Material Japat Rp. 120.000,00

C. Perencanaan Komposisi Campuran Material

Lapisan Pondasi Bawah (LPB) Rp. 120.000,00

D. Perencanaan Komposisi Campuran Material

Lapisan Pondasi Atas (LPA) Rp. 120.000,00

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

8

BAB VI SAAT RETRIBUSI TERUTANG

Pasal 9

(1) Retribusi terutang adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(2) Bentuk, isi dan tatacara penerbitan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana

dimaksud ayat (1) diatur dalam Keputusan Bupati.

BAB VII WILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 10

Wilayah Pemungutan Retribusi adalah Kabupaten Kuantan Singingi.

BAB VIII TATA CARA PEMUNGUTAN

Pasal 11

(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.

(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

BAB IX

SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 12

Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan

sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang yang

tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah (STRD).

BAB X TATA CARA PEMBAYARAN RETRIBUSI

Pasal 13

(1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus.

(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak diterbitkannya SKRD

atau dokumen lain yang dipersamakan .

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

9

(3) SKRD, SKRDKB, SKRDBKT, STRD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan

Putusan Banding yang menyebabkan jumlah retribusi yang harus dibayar bertambah, harus dilunasi

dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkannya tersebut di atas.

(4) Tata cara pembayaran, tempat pembayaran, penundaan pembayaran retribusi diatur dengan Keputusan

Kepala Daerah.

BAB XI TATA CARA PENAGIHAN

Pasal 14

(1) Pengeluaran Surat Teguran sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan dikeluarkan segera setelah

7 (tujuh ) hari sejak jatuh tempo;

(2) Surat Teguran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikeluarkan oleh Pejabat yang ditunjuk.

(3) Retribusi yang terutang berdasarakan SKRD, SKRDKB, SKRDBKT, STRD, Surat Keputusan

Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding yang tidak atau kurang bayar oleh Wajib

Retribusi pada waktunya dapat ditagih dengan Surat Paksa.

(4) Penagihan retribusi dengan Surat Paksa dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

(5) Biaya pelaksanaan penegakan Hukum sebagai akibat pelaksanaan maksud dalam ayat (4) dapat

dibebankan seluruhnya kepada pelanggar.

BAB XII KEBERATAN

Pasal 15

(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan atas penetapan retribusi kepada Bupati atau Pejabat yang

ditunjuk.

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dengan alasan dan dapat membuktikan ketidak- benaran Ketetapan

Retribusi tersebut.

(3) Keberatan diajukan paling lama 2 (dua) hari sejak tanggal SKRD atau dokumen lainnya yang

dipersamakan.

(4) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3) tidak dapat

dipertimbangkan.

(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan penagihan retribusi.

Pasal 16

(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat keberatan diterima harus

memberikan keputusan atas keberatan yang diajukan;

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

10

(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat menerima seluruhnya atau sebahagian, menolak atau

menambah besarnya retribusi terutang;

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini telah lewat dan Bupati tidak

memberikan suatu keputusan, keberatan yang diajukan dianggap dikabulkan.

BAB XIII PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN RETRIBUSI

Pasal 17

(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran;

(2) Bupati dalam masa waktu 6 (enam) bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran wajib

memberikan keputusan.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini telah dilewati dan tidak

memberikan keputusan, permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dianggap

dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.

(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusi lainnya, kelebihan pembayaran retribusi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan paling lama 2 (dua)

bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.

(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran melebihi jangka waktu 2 (dua) bulan, Bupati memberikan

imbalan bunga sebesar 2 % sebulan atas keterlambatan pembayaran.

Pasal 18

Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi diajukan secara tertulis kepada Bupati

sekurang-kurangnya menyebutkan :

a. Nama dan Alamat Wajib Retribusi;

b. Masa Retribusi;

c. Besarnya Kelebihan;

d. Alasan singkat dan jelas.

Pasal 19

(1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan dengan menerbitkan surat perintah membayar kelebihan

retribusi.

(2) Apabila kelebihan pembayaran diperhitungkan dengan utang retribusi lainnya, pembayaran dilakukan

dengan cara pemindahbukuan.

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

11

BAB XIV CARA PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI

Pasal 20

(1) Piutang Retribusi yang tidak ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah daluarsa dapat

dihapus.

(2) Bupati menetapkan keputusan penghapusan piutang Retribusi Daerah yang sudah daluarsa

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini.

BAB XV

PETUGAS PEMUNGUT

Pasal 21

(1) Satuan kerja pemungut bertanggung jawab kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.

(2) Petugas Pemungut diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.

(3) Satuan kerja pemungut menyelenggarakan Administrasi Pembukuan atas kegiatan yang dilaksanakan.

(4) Satuan Kerja Pemungut atau Juru Pungut yang menyalahgunakan Uang Pungutan Daerah yang

mengakibatkan kerugian Daerah akan dikenakan sanksi pidana sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Pasal 22

(1) Bupati menunjuk dan mengangkat Bendaharawan Khusus Penerima sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Bendaharawan Khusus Penerima selambat-lambatnya dalam 1 (satu) hari kerja semua hasil

penerimaan sudah disetorkan ke Kas Daerah.

(3) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dapat mengatur lebih lanjut pelaksanaan maksud dalam ayat (2)

pasal ini untuk Daerah pemungutan tertentu.

(4) Penyimpangan ketentuan ayat (2) pasal ini dapat diberikan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

(5) Bendaharawan Khusus Penerima dilarang menyimpan uang :

a. Di luar batas waktu yang ditetapkan;

b. Atas nama pribadi/satuan kerja pada suatu Bank.

(6) Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setiap bulannya dengan persetujuan atasan langsung telah

menyampaikan laporan penerimaan kepada Bupati.

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

12

BAB XVI UANG PERANGSANG

Pasal 23

(1) Satuan kerja terkait dan atau juru pungut diberikan uang perangsang setinggi-tingginya 10 % dari hasil

penerimaan pungutan.

(2) Pelaksanaan pembagian uang perangsang sebagaimana diatur ayat (1) pasal ini diatur lebih lanjut

dengan Keputusan Bupati.

BAB XVII

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pasal 24

Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Bupati atau Pejabat

yang ditunjuk sesuai fungsi dan kewenangannya.

BAB XVIII

DALUARSA

Pasal 25

(1) Penagihan Retribusi, daluarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat

terutangnya retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana dibidang retribusi;

(2) Daluarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini tertangguh apabila :

a. Diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa atau;

b. Ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi baik langsung maupun tidak langsung.

BAB XIX

KETENTUAN PIDANA

Pasal 26

Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan Keuangan Daerah diancam

Pidana Kurungan paling lama 6 (enam) bulan dan/atau denda setinggi-tingginya Rp. 5.000.000,- (lima juta

rupiah).

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

13

BAB XX PENYIDIKAN

Pasal 27

Pejabat Pegawai Negeri tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai

Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud

dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

(1) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini adalah :

a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak

pidana di bidang Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan

jelas;

b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang

kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pibadi atau badan sehubungan dengan tindak

pidana Retribusi Daerah;

d. memeriksa Buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak

pidana dibidang Retribusi Daerah;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-

dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang

Retribusi Daerah;

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat

pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan/atau dokumen yang dibawa

sebagaimana dimaksud pada huruf e;

h. memotert seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagaimana tersangka atau saksi;

j. menghentikan penyidikan;

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi

Daerah menurut hukum yang bertanggung jawab.

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan

menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara

Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana

yang berlaku.

Dfdsa

Dsf

Dsf

Ads

Fds

F

DsfDsfsdf

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

14

BAB XXI KETENTUAN PENUTUP

Pasal 28

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaan akan diatur lebih

lanjut oleh Bupati.

Pasal 29

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka ketentuan lain yang berkaitan dengan Retribusi Pemakaian

Kekayaan Daerah di Kabupaten Kuantan Singingi yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini

dinyatakan tidak berlaku lagi.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kuantan Singingi.

Disahkan di Teluk Kuantan

pada tanggal 9 Juli 2001

WAKIL BUPATI KUANTAN SINGINGI, H. ASRUL JA’AFAR

Diundangkan di Teluk Kuantan

pada tanggal 10 Juli 2001

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI,

MOHD. RIS HASAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI TAHUN 2001 NOMOR : 14

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

15

P E N J E L A S A N

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

NOMOR T AHUN 2001

TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

DALAM WILAYAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PENJELASAN UMUM : Bahwa tempat-tempat kegiatan usaha yang menimbulkan gangguan

terhadap lingkungan masyarakat di sekitarnya perlu diatur dan diberikan

izin oleh Pemerintah Daerah, dalam hal ini termasuk toko atau kios yang

berada di luar lokasi lingkungan pasar sebagai tempat diadakan kegiatan

jual beli yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah seperti lingkungan

pemukiman, lingkungan perkantoran, sekolah dan lain sebagainya.

Atas pemberian izin gangguan ini maka Pemerintah Daerah menarik

retribusi sebagaimana yang diatur di dalam Peraturan Daerah ini.

PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d 7 : Cukup Jelas

Pasal 8 : subjek retribusi sekaligus dapat juga sebagai wajib retribusi yang

dibebankan kewajiban untuk membayar retribusi terhutang.

Pasal 9 : Cukup Jelas

Pasal 20 : untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini

Kepala Daerah dapat menunjuk Kepala Bagian Ketertiban Setda

Kabupaten Kuantan Singingi.

Pasal 21 s/d 25 : Cukup Jelas.

Pasal 8

Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya satu tahun takwim kecuali bila Wajib Pajak menggunakan

tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim.

Pasal 9

Pajak terutang dalam masa Pajak terjadi pada saat penyelenggaraan Hiburan.

Pasal 10

(1) Setiap Wajib Pajak mengisi SPTPD;

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

16

(2) SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta

ditandatangani oleh Wajib Pajak atau Kuasanya;

(3) Bentuk, isi dan tata cara pengisian SPTPD ditetapkan oleh Kepala Daerah.

BAB VI TATA CARA PERHITUNGAN DAN PENETAPAN PAJAK

Pasal 11

(1) Berdasarkan SPTPD sebgaimana dimaksud pada Pasal 10 ayat (1), Kepala Daerah menetapkan Pajak

terutang dengan menerbitkan SKPD;

(2) Apabila SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak atau kurang dibayar setelah lewat waktu

paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak SKPD diterima, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga

sebesar 2 % (dua persen) sebulan dan ditagih dengan menerbitkan STPD.

Pasal 12

(1) Wajib Pajak yang membayar sendiri, SPTPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1)

digunakan untuk menghitung, memperhitungkan dan menetapkan Pajak sendiri yang terutang;

(2) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya Pajak, Kepala Daerah dapat

menerbitkan :

a. SKPDKB;

b. SKPDKBT;

c. SKPDN.

(3) SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a diterbitkan :

a. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain Pajak yang terutang tidak atau kurang

dibayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bungan sebesar 2 % (dua persen) sebulan dihitung

dari Pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh

empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya Pajak;

b. apabila SPTPD tidak disampaikan dalam jangka waktu yang ditentukan dan telah ditegur secara

tertulis, dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 2 % (dua persen) sebulan dihitung

dari Pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh

empat) bulan dihitung sejak saat terutangnya Pajak;

c. apabila kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, Pajak yang terutang dihitung secara jabatan, dan

dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 25 % (dua puluh lima persen) dari pokok

Pajak ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan dihitung dari

Pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat)

bulan dihitung sejak saat terutangnya Pajak.

(4) SKPDKBT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b diterbitkan apabila ditemukan data baru atau

data yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahn jumlah Pajak yang terutang, akan

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

17

dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100 % (seratus persen) dari jumlah kekurangan

Pajak tersebut;

(5) SKPDN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c diterbitkan apabila jumlah Pajak yang terutang

sama besarnya dengan jumlah kredit Pajak atau Pajak tidak terutang dan tidak ada kredit Pajak;

(6) Apabila kewajiban membayar Pajak terutang dalam SKPDKB dan SKPDKBT sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf a dan b tidak atau sepenuhnya dibayar dalam jngka waktu yang telah ditentukan,

ditagih dengan menerbitkan STPD ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga 2 % (dua

persen) sebulan.

BAB VII

TATA CARA PEMBAYARAN

Pasal 13

(1) Pembayaran Pajak dilkukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah sesuai

waktu yang ditentukan dalam SPTPD, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT dan STPD;

(2) Apabila pembayaran Pajak dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, hasil penerimaan Pajak harus disetor

ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh Kepala Daerah;

(3) Pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan dengan menggunakan

SSPD.

Pasal 14

(1) Pembayaran Pajak harus dilakukan sekaligus atau lunas;

(2) Kepala Daerah dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur Pajak tertutang

dalam kurun waktu tertentu, setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan;

(3) Angsuran pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus dilakukan secara teratur dan

berturut-turut dengan dikenakan bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan dari jumlah Pajak yang

belum atau kurang dibayar;

(4) Kepala Daerah dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk menunda pembayaran Pajak

sampai batas waktu yang ditentukan setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dengan

dikenakan bunga 2 % (dua persen) sebulan dari jumlah Pajak yang belum atau kurang dibayar;

(5) Persyaratan untuk dapat mengangsur dan menunda pembayaran serta tata cara pembayaran angsuran

dan penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4), ditetapkan oleh Kepala Daerah.

Pasal 15

(1) Setiap pembayaran Pajak sebagaiman dimaksud dalam Pasal 16 diberikan Tanda Bukti Pembayaran

dan dicatat dalam Buku Penerimaan;

(2) Bentuk, jenis, isi, ukuran Tanda Bukti Pembayaran dan Buku Penerimaan Pajak sebagimana dimaksud

pada ayat (1), ditetapkan oleh Kepala Daerah.

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

18

BAB VIII TATA CARA PENAGIHAN PAJAK

Pasal 16

(1) Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan

penagihan Pajak dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak saat jtuh tempo pembayaran;

(2) Dalam jangka 7 (tujuh) hari setelah tanggal Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang

sejenis, Wajib Pajak harus melunasi Pajak terutang;

(3) Surat Teguran, Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dikeluarkan oleh Pejabat Daerah.

Pasal 17

(1) Apabila jumlah Pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana

ditentukan dalam Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis jumlah Pajak yang

harus dibayar ditagih dengan Surat Paksa;

(2) Pejabat menerbitkan Surat Paksa Segera setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari sejak tanggal Surat

Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis.

Pasal 18

Apabila Pajak yang harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 2 x 24 jam sesudah tanggal

pemberitahuan Surat Paksa, Pejabat segera menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan.

Pasal 19

Setelah dilakukan penyitaan dan Wajib Pajak belum juga melunasi utang pajaknya, setelah lewat 10

(sepuluh) hari sejak tanggal pelaksanaan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Pejabat mengajukan

permintaan penetapan tanggal pelelangan kepada Kantor Lelang Negara.

Pasal 20

Setelah Kantor Lelang menetapkan hari tanggal, jam dan tempat pelaksanaan lelang. Juru Sita

memberitahukan dengan segera secara tertulis kepada Wajib Pajak.

Pasal 21

Bentuk, jenis dan isi formulir yang digunakan untuk pelaksanaan penagihan Pajak Daerah ditetapkan oleh

Kepala Daerah.

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

19

BAB IX PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN PAJAK

Pasal 22

(1) Kepala Daerah berdasarkan permohonan Wajib Pajak dapat memberikan pengurangan, keringanan dan

pembebasan pajak;

(2) Tata cara pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan pajak sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), ditetapkan oleh Kepala Daerah.

BAB X TATA CARA PEMBETULAN, PEMBATALAN,

PENGURANGAN KETETAPAN, DAN PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 23

(1) Kepala Daerah karena jabatannya atau atas permohonan Wajib Pajak dapat :

a. membetulkan SKPD atau SKPDKB atau SKPDKBT atau STPD yang dalam penerbitannya terdapat

kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan atau kekeliruan dalam penerapan peraturan perundang-

undangan Perpajakan Daerah;

b. membatalkan atau mengurangkan ketetapan Pajak yang tidak benar;

c. mengurangkan atau menghapuskan sanksi administrasi berupa bunga, denda dan kenaikan pajak

yang terutang dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan

karena kesalahannya.

(2) Permohonan pembetulan pembatalan, pengurangan ketetapan dan penghapusan atau pengurangan

sanksi administrasi atas SKPD, SKPDKB, SKPDKBT dan STPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

harus disampaikan secara tertulis oleh Wajib Pajak kepada Kepala Daerah, atau Pejabat selambat-

lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterima SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD dengan

memberikan alasan yang jelas;

(3) Kepala Daerah atau Pejabat paling lama 3 (tiga) bulan sejak surat permohonan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) diterima, sudah harus memberikan keputusan;

(4) Apabila setelah lewat 3 (tiga) bulan sebagimana dimaksud pada ayat (3) Kepala Daerah atau Pejabat

tidak memberikan keputusan, permohonan pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan dan

penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi dianggap dikabulkan.

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

20

BAB XI KEBERATAN DAN BANDING

Pasal 24

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerah atau Pejabat atau suatu :

a. SKPD;

b. SKPDKB;

c. SKPDKBT;

d. SKPDLB;

e. SKPDN;

f. Pemotongan atau pemungutan oleh Pihak Ketiga berdasarkan Peraturan Perundang-undangan

Perpajakan yang berlaku.

(2) Permohonan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan secara tertulis dalam

Bahasa Indonesia paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, SKPDLB, dan

SKPDN diterima oleh Wajib Pajak, atau tanggal pemotongan / pemungutan oleh Pihak Ketiga

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan alasan yang jelas, kecuali apabila Wajib Pajak dapat

menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya;

(3) Kepala Daerah atau Pejabat dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal surat

permohonan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterima, sudah memberikan keputusan;

(4) Apabila setelah lewat 12 (dua belas) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Kepala Daerah atau

Pejabat tidak memberikan keputusan, permohonan keberatan dianggap dikabulkan;

(5) Pengajuan keberatn sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menunda kewajiban membayar Pajak.

Pasal 25

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan banding kepada Badan Penyelesaian Sengketa Pajak dalam jangka

waktu 3 (tiga) bulan setelah diterimanya keputusan keberatan;

(2) Pengajuan banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menunda kewajiban membayar Pajak.

Pasal 26

Apabila pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 atau banding sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 27 dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran Pajak dikembalikan dengan

ditambah imbalan bungan sebesar 2 % (dua persen) sebulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

21

BAB XII PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

Pasal 27

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak kepada

Kepala Daerah atau Pejabat;

(2) Kepala Daerah atau Pejabat dalam jangka waktu paling lam 12 (dua belas) bulan sejak diterimanya

permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud ayat (1) harus

memberikan keputusan;

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilampaui oleh Kepala Daerah atau

Pejabat tidak memberikan keputusan, permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak

dianggap dikabulkan dan SKPDLB harus diterbitkan dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan;

(4) Apabila Wajib Pajak mempunyai utang Pajak lainnya, kelebihan pembayaran Pajak sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang Pajak dimaksud;

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Pajak dilakukan dalam waktu pling lama 2 (dua) bulan sejak

diterbitkan SKPDLB dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP);

(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran Pajak dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan sejak

diterbitkannya SKPDLB, Kepala Daerah atau Pejabat memberikan imbalan bunga sebesar 2 % (dua

persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan Pajak.

Pasal 28

Apabila kelebihan pembayaran Pajak diperhitungkan dengan utang Pajak lainnya, sebagaiman dimaksud

dalm Pasal 29 ayat (4), pembayarannya dilakukan dengan cara pemindah bukuan dan bukti pemindah

bukuan juga berlaku sebagai bukti pembayran.

BAB XIII

K A D A L U W A R S A

Pasal 29

(1) Hak untuk melakukan penagihan Pajak, kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 5 (lima) tahun

terhitung sejak saat terutangnya Pajak, kecuali apabila Wajib Pajak melakukan tindak pidana dibidang

Perpajakan Daerah;

(2) Kadaluwarsa penagihan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila :

a. diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa atau ;

b. Ada pengakuan utang Pajak dari Wajib Pajak baik langsung maupun tidak langsung.

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

22

BAB XIV KETENTUAN PIDANA

Pasal 30

(1) Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar

atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan

Daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan atau denda paling

banyak 2 (dua) kali jumlah Pajak yang terutang;

(2) Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau

tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan Daerah

dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 4 (empat) tahun dan atau denda paling banyak 4

(empat) kali jumlah Pajak yang terutang.

Pasal 31

Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 tidak dituntut setelah melampaui jangka waktu 10

(sepuluh) tahun sejak saat terutangnya Pajak atau berakhirnya Masa Pajak atau berakhirnya Bagian Tahun

Pajak atau berakhirnya tahun Pajak.

BAB XV P E N Y I D I K A N

Pasal 32

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus

sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang Perpajakan Daerah sebagimana

dimaksud dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak

pidana dibidang Perpajakan Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan

jelas;

b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang

kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Perpajakan

Daerah tersebut;

c. Memintah keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atu badan sehubungan tindak pidana

dibidang Perpajakan Daerah;

d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak

pidana dibidang Perpajakan Daerah tersebut;

e. Melakukan penggeladahan untuk mendaptkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-

dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

23

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang

Perpajakan Daerah;

g. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat

pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa

sebagaimana dimaksud pada huruf e;

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana dibidang Perpajakan Daerah;

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j. Menghentikan penyidikan;

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan

daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

(3) Penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan

menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur

dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XVI KETENTUAN PENUTUP

Pasal 33

Pelaksanaan Peraturan Daerah ini ditetapkan oleh Kepala Daerah.

Pasal 34

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka SK. Bupati Kuantan Singingi Nomor 82/KPTS/VI/2000

dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 35

Peraturan Daerah ini dimulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah

ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kuantan Singingi.

DITETAPKAN : DI TELUK KUANTAN

PADA TANGGAL :

DEWAN PERWAILAN RAKYAT DAERAH BUPATI KUANTAN SINGINGI

KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

K e t u a

H. S U K A R M I S Drs. H. RUSJDI S. ABRUS

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

24

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

NOMOR T AHUN 2001

TENTANG PAJAK HIBURAN

U M U M Bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan UU RI No. 18

Tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, dipandang perlu pengaturan lebih lanjut mengenai Pajak

Hiburan yang selama ini untuk Kabupaten Kuantan Singingi diatur dengan SK. Bupati Kuantan Singingi

Nomor 82/KPTS/VI//2000 tentang Pemberian Izin Penyelenggaraan Hiburan dan Pajak Hiburan di Wilayah

Kabupaten Kuantan Singingi.

Selanjutnya untuk menampung bermacam-macam bentuk pertunjukan hiburan yang diperuntukan

untuk umum, maka dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dirasa perlu Menetapkan

Peraturan Daerah Kabupaten Kuantan Singingi dengan mempedomani Undang-undang Nomor 34 Tahun

2000 tersebut di atas.

PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal ini memuat pengertian-pengertian dari beberapa istilah yang terdapat di dalam

Peraturan Daerah ini dengan demikian diharapkan, tidak akan terjadi pengertian dan

penafsiran yang berbeda dari istilah-istilah tersebut.

Pasal 2 Cukup jelas.

Pasal 3 Cukup jelas.

Pasal 4 Cukup jelas.

Pasal 5 Cukup jelas.

Pasal 6 Cukup jelas.

Pasal 7 Cukup jelas.

Pasal 8 Cukup jelas.

Pasal 9 Cukup jelas.

Pasal 10 Cukup jelas.

Pasal 11

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

25

Cukup jelas.

Pasal 12 Cukup jelas.

Pasal 13 Cukup jelas.

Pasal 14 Cukup jelas.

Pasal 15 Cukup jelas.

Pasal 16 Cukup jelas.

Pasal 17 Cukup jelas.

Pasal 18 Cukup jelas.

Pasal 19 Cukup jelas.

Pasal 20 Cukup jelas.

Pasal 21 Cukup jelas.

Pasal 22 Cukup jelas.

Pasal 23 Cukup jelas.

Pasal 24 Cukup jelas.

Pasal 25 Cukup jelas.

Pasal 26 Cukup jelas.

Pasal 27 Cukup jelas.

Pasal 28 Cukup jelas.

Pasal 29 Cukup jelas.

Pasal 30 Cukup jelas.

Pasal 31 Cukup jelas.

Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

26

Pasal 32 Cukup jelas.

Pasal 33 Cukup jelas.

Pasal 34 Cukup jelas.

Pasal 35 Cukup jelas.