LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG filelembaran daerah kabupaten pandeglang nomor 16 tahun 2003...
Transcript of LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG filelembaran daerah kabupaten pandeglang nomor 16 tahun 2003...
LEMBARAN DAERAH
KABUPATEN PANDEGLANG
NOMOR 16 TAHUN 2003 SERI D.13
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG
NOMOR 07 TAHUN 2003
TENTANG
IJIN USAHA JASA KONSTRUKSI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PANDEGLANG,
Menimbang :
a. bahwa untuk menjamin ketertiban dalam
penyelenggaraan usaha di bidang jasa konstruksi
yang berasaskan kejujuran, keadilan, manfaat,
keserasian, keseimbangan, kemandirian,
keterbukaan, kemitraan dan keselamatan, maka
dipandang perlu adanya penerbitan Ijin Usaha
Jasa Konstruksi;
2
Mengingat :
b. bahwa guna menyelenggarakan kewenangan
penerbitan Ijin Usaha Jasa Konstruksi perlu
diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah;
1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun
1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3209);
2. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang
Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3833);
3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun
1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3848);
4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3848);
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara
Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4010);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000
tentang Peran Masyarakat dalam Jasa Konstruksi
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 63,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3956);
3
7. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000
tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 64,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3957);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000
tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa
Konstruksi (Lembaran Negara Tahun 2000
Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3958);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000
tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara
Tahun 2000 Nomor 201, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4021) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun
2001 (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor
157, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4165);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001
tentang Pembinaan dan Pengawasan atas
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090);
11. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999
tentang Teknik Penyusunan Peraturan
Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan
Undang-undang, Rancangan Peraturan
Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70);
4
12. Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2000
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Instansi Pemerintah (Lembaran
Negara Tahun 2000 Nomor 15, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3931);
13. Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001
tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun
2001 Nomor );
14. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor
24 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi
Sekretariat Daerah Kabupaten Pandeglang
(Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 33 Seri
D.7);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor
26 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi
Dinas Daerah Kabupaten Pandeglang (Lembaran
Daerah Tahun 2001 Nomor 35 Seri D.9);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor
27 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pandeglang
(Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 36 Seri
D.10);
5
Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN PANDEGLANG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
: PERATURAN DAERAH TENTANG IJIN
USAHA JASA KONSTRUKSI.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Pandeglang;
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah
Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah;
3. Kepala Daerah adalah Bupati Pandeglang;
4. Dinas Pemukiman dan Sarana Prasarana adalah Dinas Pemukiman
dan Sarana Prasarana Kabupaten Pandeglang;
5. Kepala Dinas Pemukiman dan Sarana Prasarana adalah Kepala Dinas
Pemukiman dan Sarana Prasarana Kabupaten Pandeglang
6. Bagian Pengendalian Pembangunan adalah Bagian Pengendalian
Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Pandglang;
7. Kepala Bagian Pengendalian Pembangunan adalah Kepala Bagian
Pengendalian Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten
Pandglang;
8. Kantor Tata Ruang dan Perijinan adalah Kantor yang melayani
perijinan di Kabupaten Pandeglang;
6
9. Kepala Kantor Tata Ruang dan Perijinan adalah Kepala Kantor Tata
Ruang dan Perijinan Kabupaten Pandglang;
10. Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan
konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan
layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi;
11. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian
kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang
mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata
lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya untuk
mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain;
12. Badan Usaha/Perusahaan Jasa Konstruksi adalah badan
usaha/perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa konstruksi;
13. Klasifikasi adalah penggolongan badan usaha/perusahaan berdasarkan
bidang dan sub bidang keahliannya;
14. Kualifikasi adalah penggolongan badan usaha/perusahaan berdasarkan
kemampuan perusahaan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi;
15. Penanggung Jawab Perusahaan adalah Direksi/pimpinan perusahaan
untuk pusat dan kepala cabang untuk kantor cabang;
16. Tenaga Teknik adalah tenaga dengan latar belakang pendidikan
serendah-rendahnya Sekolah Teknik Menengah/Sekolah Menengah
Kejuruan Bidang Teknik dan mempunyai Nomor Kode Tenaga
Teknik (NKTT);
17. Tenaga Tugas Penuh adalah tenaga teknik dan non teknik yang
bekerja pada perusahaan dan tidak merangkap pada perusahan lain;
18. IUJK adalah ijin usaha jasa kontruksi;
19. Surat Izin Usaha Jasa Kontruksi yang selanjutnya disingkat SIUJK
adalah surat izin yang diperlukan bagi perusahaan jasa kontruksi
untuk dapat melakukan kegiatan di bidang usaha jasa kontruksi;
20. Surat Permohonan Ijin untuk selanjutnya disebut SPI adalah surat
permohonan untuk mendapatkan SIUJK;
7
21. Hasil Penilaian yang selanjutnya disingkat HP adalah penilaian yang
diberikan oleh tim penilaian IUJK sebagai hasil penilaian tentng
kelengkapan administrasi, teknik, dan perlengkapan penunjang
lainnya yang dimiliki oleh pemohon IUJK;
22. Pemohon IUJK adalah badan usaha yang telah mendapatkan
pengesahan dari Pengadilan Negeri setempat;
Pasal 2
(1) Perencanaan pekerjaan konstruksi harus dilaksanakan oleh konsultan
perencanaan di bidang
Konstruksi atau Dinas Teknis terkait di bidang Konstruksi;
(2) Pelaksanaan pekerjaan kontruksi harus dilaksanakan oleh pelaksana di
bidang konstruksi;
(3) Pengawasan pekerjaan kontruksi harus dilaksanakan oleh Konsultan
Pengawas atau Dinas terkait di bidang kontruksi;
(4) Ketentuan ayat (1), (2), dan (3) pasal ini dikecualikan untuk pekerjaan
yang dilaksanakan secara swakelola;
Pasal 3
(1) Menurut klasifikasinya badan usaha/perusahaan yang bergerak di
bidang usaha jasa kontruksi
digolongkan dalam bidang pekerjaan sebagai berikut:
a. Arsitektural;
b. Sipil;
c. Mekanikal;
d. Elektrikal;
e. Tata lingkungan.
8
(2) Menurut kualifikasinya badan usaha/perusahaan yang bergerak di
bidang usaha jasa kontruksi
digolongkan sebagai berikut:
a. Perusahaan besar (B);
b. Perusahaan menengah (M);
c. Perusahaan kecil satu (K-1);
d. Perusahaan kecil dua (K-2).
BAB II
KELEMBAGAAN
Pasal 4
(1) Untuk penerbitan IUJK dibentuk Tim Peneliti yang terdiri dari
anggota tim teknik dan non
Teknik yang dibentuk dengan Keputusan Kepala Daerah;
(2) Tim Peneliti terdiri dari Dinas Pemukiman dan Sarana Prasarana
sebagai Tim Teknik serta
Tim Non Teknik yang terdiri dari Asisten Ekonomi Pembangunan,
Kantor Tata Ruang dan Perijinan, dan Bagian Pengendalian
Pembangunan;
(3) Tim Peneliti mengadakan penelitian data termasuk mengadakan
kunjungan ke lokasi dan menilai sumber daya yang dimiliki oleh
pemohon izin, kemudian membuat laporan yang dituangkan dalam
bentuk Hasil Penilaian (HP);
(4) Hasil Penilaian (HP) yang telah diproses oleh tim peneliti diajukan
kepada Kepala Daerah untuk mendapatkan ijin usaha jasa kontruksi
atau ditolak permohonan izinnya;
9
BAB III
KETENTUAN PERIZINAN
Bagian Kesatu
Persyaratan Administrasi
Pasal 5
(1) Setiap badan usaha/perusahaan sebelum melakukan kegiatan usaha di
bidang jasa kontruksi harus terlebih dahulu memiliki izin usaha jasa
kontruksi dari Bupati atau pejabat yang di tunjuk;
(2) Ijin Usaha Jasa Konstruksi berlaku selama 3 (Tiga) tahun sejak
tanggal diterbitkan, dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 3
(tiga ) tahun berikutnya sepanjang memenuhi persyaratan teknis;
(3) NKTT menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan IUJK yang
diterbitkan;
(4) Dalam SIUJK dicantumkan klasifikasi dari badan usaha atau
perusahaan yang bersangkutan, yaitu meliputi bidang pekerjaan yang
bisa ditangani;
Pasal 6
(1) Badan usaha atau perusahaan yang hendak mengajukan ijin usaha,
harus memenuhi ketentuan persyaratan administrasi sebagai berikut:
a. Memiliki akte pendirian perusahaan;
b. Memiliki penanggung jawab perusahaan;
c. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
d. Memiliki kemampuan keuangan.
10
(2) Semua persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud ayat (1) harus
dibuktikan, melalui pemeriksaan oleh tim peneliti IUJK sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4.
Bagian Kedua
Persyaratan Teknis
Pasal 7
(1) Badan usaha atau perusahaan yang hendak mengajukan izin usaha,
harus memenuhi ketentuan persyaratan teknis sebagai berikut:
a. Memiliki perlengkapan kantor yang memadai sesuai kualifikasi
badan usahanya;
b. Memiliki peralatan penunjang pekerjaan lapangan;
c. Memiliki tenaga teknik dan non teknik tugas penuh;
d. Memiliki kemampuan menangani pekerjaan
(2) Semua ketentuan dan persyaratan teknis sebagaimana dimaksud ayat
(1) harus dapat dibuktikan melalui pemeriksaan yang dilakukan oleh
tim peneliti IUJK
Bagian Ketiga
Hak dan Kewajiban
Hak
Pasal 8
(1) Perusahaan yang akan bergerak di bidang jasa konstruksi mempunyai
hak untuk mengajukan surat permohonan ijin usaha jasa konstruksi;
(2) Bagi perusahaan yang telah mengajukan permohonan berhak
mendapat pelayanan berupa pemrosesan ijin dimaksud, sampai
keluarnya Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi, selambat-lambatnya 15
hari sejak diterimanya berkas secara lengkap;
11
(3) Apabila perusahaan sudah mendapatkan surat ijin usaha jasa
konstruksi berhak mengikuti kegiatan pengadaan barang/jasa di
bidang konstruksi;
Kewajiban
Pasal 9
(1) Perusahaan wajib memasang papan nama perusahaan pada kantor
perusahaan dengan ukuran 60cm x 30cm, dengan mencantumkan
nomor IUJK;
(2) Perusahaan wajib mencantumkan nama perusahaan dan nomor IUJK
pada papan nama proyek di lokasi pekerjaan;
(3) Perusahaan yang memiliki IUJK wajib menyampaikan kinerja
peruahaan kepada Tim Peneliti IUJK berdasarkan penilaian yang
diberikan oleh pengguna jasa.
BAB IV
TATA CARA PENERBITAN
Bagian Pertama
Permohonan Ijin
Pasal 10
Perusahaan yang akan mendapatkan Ijin Usaha Jasa Kontruksi wajib
mengajukan permohonan dengan cara mengisi Formulir Surat
Permohonan Ijin (SPI) yang dilengkapi data administrasi, data personalia,
data peralatan/perlengkapan kantor, data keuangan dan data pengalaman
bagi yang sudah memiliki pengalaman kerja.
12
Pasal 11
Pengambilan formulir Surat Permohonan Ijin (SPI) dilakukan pada
Kantor Tata Ruang dan Perijinan yang selanjutnya diisi dan diserahkan
dengan menyertakan lampiran-lampiran yang dipersyaratkan.
Pasal 12
(1) Dokumen SPI yang telah diisi beserta lampirannya diserahkan ke
Kantor Tata Ruang dan Perijinan, dan diberi nama nomor urut
pendaftaran, dan pemohon akan mendapatkan tanda terima dokumen
SPI setelah semua Persyaratan lengkap;
(2) Surat Permohonan Ijin (SPI) dilengkapi dokumen sebagai berikut:
a. Daftar pengurus perusahaan;
b. Daftar tenaga teknik tugas penuh dan tenaga non teknis
perusahaan;
c. Surat penyataan tenaga teknik tugas penuh;
d. Daftar pengalaman kerja tenaga teknik tugas penuh;
e. Daftar peralatan perusahaan;
f. Neraca perusahaan tahun terakhir;
g. Daftar pengalaman perusahaan.
Bagian Kedua
Pemrosesan Ijin
Pasal 13
(1) Dokumen Surat Permohonan Ijin (SPI) yang telah diterima, diperiksa
kelengkapan dan kebenarannya oleh tim peneliti;
(2) Untuk meneliti kebenaran dokumen Surat Permohonan Izin (SPI)
Dilakukan Pemeriksaan di tempat;
13
(3) Setiap dokumen Surat Permohonan Ijin (SPI) yang telah siap dinilai
harus dapat dijamin kebenaranya;
Pasal 14
(1) Penilaian dokumen SPI dilaksanakan oleh tim peneliti yang terdiri
dari anggota tim teknik dan non teknik;
(2) Hasil penilaian (HP) disahkan oleh ketua tim peneliti setelah diparaf
sekretaris tim;
(3) Hasil penilaian diumumkan melalui papan pengumuman pada Dinas
Pemukiman dan Sarana Prasarana atau Kantor Tata Ruang dan
Perijinan dan dikirimkan surat pemberitahuan kepada pemohon
selambat-lambanya 15 hari kerja setelah pendaftaran;
Pasal 15
(1) Kepada perusahaan yang memenuhi persyaratan diberikan izin usaha
jasa konstruksi yang dilengkapi dengan nomor kode IUJK;
(2) Perusahaan yang tidak memenuhi persyaratan, dapat melengkapi
kekurangan persyaratan dan apabila dalam jangka waktu 7 hari dari
tanggal penilaian tidak melengkapi persyaratan dimaksud maka
dinyatakan gugur;
(3) Pengambilan SIUJK dapat dilakukan dikantor Tata Ruang dan
Perijinan dengan membayar biaya administrasi dan menyeahkan tanda
terima SPI.
14
Bagian Ketiga
Perubahan Ijin
Pasal 16
(1) Apabila selama kurun waktu masa berlakunya Ijin Usaha Jasa
Kontruksi terdapat perubahan pada alamat kantor, nomor telepon dan
tenaga teknik, dapat dilakukan melalui proses proses penyampaian
laporan tertulis dilampiri salinan SIUJK;
(2) Apabila selama kurun waktu masa berlakunya Ijin Usaha Jasa
Konstruksi terdapat perubahan atas bentuk perusahaan, nama pemilik,
susunan pengurus, direksi, kegiatan usaha, dan bidang pekerjaan,
maka dilakukan dengan mengajukan permohonan SPI baru.
Bagian Keempat
Perpanjangan Ijin
Pasal 17
Pengajuan permohonan perpanjangan SIUJK dilakukan selambat-
lambatnya 30 hari sebelum habis masa berlakunya SIUJK.
Pasal 18
Pengajuan perpanjangan dengan mengikuti prosedur permohonan SPI
baru, disertai salinan SIUJK lama.
15
Bagian Kelima
Permohonan Ulang Ijin
Pasal 19
Pengajuan permohonan ulang diperuntukkan bagi perusahaan yang izin
usaha jasa konstruksinya terkena sanksi pencabutan atau yang terlambat
memperpanjang Ijin Usaha Jasa Konstruksi.
Pasal 20
(1) Pengajuan permohonan pada pasal 19 dapat dilakukan dengan
mengajukan permohonan kepada Bupati yang selanjutnya akan
diadakan penelitian mengenai kemampuan perusahaan yang
bersangkutan;
(2) Apabila perusahaan memenuhi syarat maka akan diberikan
rekomendasi untuk mendapatkan formulir surat permohonan ijin
(SPI);
(3) Apabila perusahaan yang bersangkutan dipandang tidak memenuhi
syarat, maka tidak diberikan rekomendasi/dinyatakan gugur.
BAB V
BIAYA IJIN USAHA JASA KONSTUKSI
Pasal 21
(1) Biaya Ijin Usaha Jasa Konstruksi adalah biaya administrasi yang
diperlukan guna proses penerbitan IUJK;
16
(2) Besarnya biaya administrasi penerbitan IUJK adalah sebesar :
a. Rp. 275.000,00 untuk perusahaan dengan kategori kecil (K-2);
b. Rp. 400.000,00 untuk perusahaan dengan kategori kecil (K-1);
c. Rp.1.000.000,00 untuk perusahaan dengan kategori menengah;
d. Rp.1.250.000,00 untuk perusahaan dengan kategori besar.
BAB VI
PENERIMAAN DAN PENYETORAN
Bagian Kesatu
Penerimaan
Pasal 22
Hasil penerimaan dari penerbitan IUJK sebagaimana dimaksud pada pasal
21 wajib disetor ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1 x 24 Jam;
Bagian Kedua
Penyetoran
Pasal 23
(1) Penyetoran sebagaimana dimaksud pada pasal 22 dilakukan oleh
Bendaharawan Penerima;
(2) Bendaharawan Penerima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal
ini diangkat oleh Kepala Daerah.
17
Bagian Ketiga
Tata Cara Penerimaan dan Penyetoran
Pasal 24
Tata Cara Penerimaan dan Penyetoran diatur lebih lanjut dalam
Keputusan Kepala Daerah.
BAB VII
S A N K S I
Bagian Kesatu
Jenis Sanksi
Pasal 25
Kepada setiap Perusahaan yang melanggar ketentuan dalam Peraturan
Daerah ini akan dikenakan sanksi berupa :
1. Peringatan Tertulis;
2. Pembekuan IUJK;
3. Pencabutan IUJK.
Bagian Kedua
Peringatan Tertulis
Pasal 26
Perusahaan mendapatkan peringatan tertulis apabila:
1. Perusahaan tidak memiliki IUJK;
2. Perusahaan tidak memiliki papan nama;
18
3. Perusahaan tidak melaporkan perubahan data perusahaan;
4. Perusahaan tidak menyerahkan laporan kinerja;
5. Perusahaan tidak memenuhi ketentuan perpajakan;
6. Perusahaan dalam jangka waktu dua tahun setelah mendapatkan IUJK
tidak melakukan kegiatan usaha dalam bidang konstruksi;
7. Penanggung jawab perusahaan merangkap menjadi pengurus
perusahaan lain atau tidak bertugas penuh;
8. Tenaga teknik tugas penuh ternyata merangkap pada perusahaan lain;
9. Tenaga teknik tugas penuh ternyata merangkap dua kegiatan usaha
dan/atau bidang pekerjaan yang lain pada perusahaan yang sama;
10. Penanggung jawab perusahaan dan/atau tenaga teknik tugas penuh
tidak bertempat tinggal di Kabupaten Pandeglang.
Bagian Ketiga
P e m b e k u a n
Pasal 27
(1) Perusahaan yang telah mendapatkan peringatan tertulis, Ijin Usaha
Jasa Konstruksinya dapat dibekukan apabila;
a. Telah mendapat peringatan tertulis sebanyak 3 kali, tetap tidak
memenuhi kewajibannya;
b. Tenggang waktu untuk masing-masing peringatan sebagaimana
dimaksud pada huruf a adalah 10 hari;
c. Perusahaan masih dalam pemeriksaan pengadilan
(2) Pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
Keputusan Kepala Daerah
19
Bagian Keempat
P e n c a b u t a n
Pasal 28
(1) Ijin Usaha Jasa Konstruksi dapat dicabut apabila :
b. Terbukti diperoleh dengan cara melanggar hukum;
c. Perusahaan telah dijatuhi hukuman oleh badan peradilan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap;
d. Dalam jangka waktu 30 hari sejak dibekukannya IUJK,
perusahaan tidak memenuhi kewajibannya;
e. Perusahaan dinyatakan bangkrut;
f. Terbukti perusahaan pemegang IUJK meminjamkan namanya
kepada perusahaan lain untuk mendaptkan pekerjaan;
g. Terbukti bahwa perusahaan menyerahkan pelaksanaan pekerjaan
kepada perusahaan lain tanpa persetujuan pengguna jasa.
(2) Pencabutan ijin usaha jasa konstruksi ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Daerah.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 29
(1) IUJK yang telah diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan
Daerah ini dinyatakan tetap berlaku selama 1 (satu) tahun sejak
diterbitkannya Peraturan Daerah ini;
20
(2) Setelah lewat waktu 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) pasal ini, Perusahaan wajib memperbaharui IUJKnya.
Pasal 30
Permohonan IUJK yang diajukan dan belum diputuskan pada saat
berlakunya Peraturan Daerah ini, akan diselesaikan berdasarkan
ketentuan – ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.
BAB IX
P E N U T U P
Pasal 31
Hal – hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang
mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Keputusan
Kepala Daerah
Pasal 32
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka semua ketentuan yang
setingkat atau di bawahnya yang bertentangan dengan ketentuan
Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi.
21
Pasal 32
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Pandeglang.
Disahkan di Pandeglang
pada tanggal 28 Maret 2003
BUPATI PANDEGLANG,
Cap/Ttd
A. DIMYATI NATAKUSUMAH
Diundangkan di Pandeglang
pada tanggal 10 April 2003
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG,
Cap/Ttd
ERWAN KURTUBI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG
TAHUN 2003 NOMOR 16 SERI D.13
LD2003IUJK/