LEMBAR PENGESAHAN - Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan...

35
ANALISIS GANGGUAN JARINGAN TRANSPORT DWDM UNTUK MENINGKATKAN AVAILABILITAS PROPOSAL TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi syarat lulus Mata Kuliah Proposal dan Seminar Disusun oleh INTAN RIZKYANI SARAH 1101120089 PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK TELEKOMUNIKASI FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

Transcript of LEMBAR PENGESAHAN - Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan...

Page 1: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

ANALISIS GANGGUAN JARINGAN TRANSPORT DWDM

UNTUK MENINGKATKAN AVAILABILITAS

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi syarat lulus Mata Kuliah Proposal dan Seminar

Disusun oleh

INTAN RIZKYANI SARAH

1101120089

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK TELEKOMUNIKASI

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS TELKOM

BANDUNG

DESEMBER 2015

Page 2: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Tugas Akhir ini diajukan oleh,

Nama : Intan Rizkyani Sarah

NIM : 1101120089

Program Studi : S1 Teknik Telekomunikasi

Judul : Analisis Gangguan Jaringan Transport DWDM Untuk

Meningkatkan Availabilitas

Bandung, 26 November 2015

Menyetujui,

Pembimbing I,

Sugito, S.Si., M.T.

NIP. 9150031-3

Pembimbing II,

Nanan Kusnandi, S.Si

NIP.620961

Page 3: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

ABSTRAK

Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis gangguan yang terjadi pada jaringan kabel serat optik yang menggunakan teknologi Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) untuk meningkatkan nilai availaibiity dengan area penelitian link yang berada di Witel Jabar Tengah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Wilayah ini dipilih karena mempunyai tingkat kejadian gangguan yang cukup tinggi. Walaupun mempunyai banyak kelebihan, penggunaan serat optik untuk sistem komunikasi ternyata tidak terlepas dari gangguan.Contoh dari gangguan tersebut adalah putusnya kabel optik. Hal-hal tersebut tentunya akan berakibat pada terganggunya komunikasi dan penurunan kualitas layanan. Penelitian ini dimulai dengan menentukan area penelitian, yaitu Witel Jabar Tengah. Selanjutnya, dilakukan pengumpulan data-data gangguan yang terjadi pada area tersebut. Setelah data diperoleh, data tersebut diolah untuk ditentukan link mana yang mengalami gangguan dan jenis gangguan yang paling sering terjadi. Tahapan selanjutnya adalah dilakukan analisis berdasarkan parameter yang telah ditentukan yaitu Availability. Dari analisis parameter diatas diharapkan dapat ditemukan gangguan beserta solusinya agar link tersebut memiliki nilai availaibility yang sesuai standar yang ditetapkan oleh PT Telkom.

Kata kunci : evaluasi, DWDM, link gangguan,serat optik, Availability

iii

Page 4: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ii

ABSTRAK.........................................................................................................iii

DAFTAR ISI......................................................................................................iv

DAFTAR TABEL..............................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR........................................................................................vii

BAB I

PENDAHULUAN...............................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................................2

1.4 Batasan Masalah.............................................................................................2

1.5 Metode Penelitian...........................................................................................3

1.6 Tahapan Penelitian..........................................................................................3

1.7 Sistematika Penulisan....................................................................................4

1.8 Jadwal Rencana Penelitian..............................................................................4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................5

2.1 Serat Optik......................................................................................................5

2.2 Karakteristik Transmisi Komunikasi Serat Optik...........................................6

2.2.1 Redaman........................................................................................................6

2.2.2 Dispersi..........................................................................................................7

2.3 Dense Wavelength Division Multiplexing.......................................................9

2.3.1Komponen Teknologi DWDM.....................................................................11

2.3.2 Serat Optik yang Digunakan dalam Sistem DWDM...................................13

2.3.3 Sistem Proteksi DWDM..............................................................................13

2.4 Availability....................................................................................................14

iv

Page 5: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

BAB III

DIAGRAM ALIR SISTEM DAN KONFIGURASI LINK JARINGAN SERAT OPTIK...............................................................................................................15

3.1 Diagram Alir Proses Analisis........................................................................15

3.2 Konfigurasi Jaringan Serat Optik Witel Jabar Tengah.................................17

3.2.1 Konfigurasi Jaringan Backbone...................................................................17

3.2.2 Konfigurasi Jaringan Regional....................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................19

v

Page 6: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal pelaksanaan penelitian Tugas Akhir..................................................4Tabel 3.1 Konfigurasi fisik jaringan backbone Witel Jabar Tengah............................17

vi

Page 7: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur serat optik....................................................................................5Gambar 2.2 Skema WDM.............................................................................................9Gambar 2.3 Window pada sistem komunikasi optik....................................................10Gambar 3.1 Diagram alir proses analisis.....................................................................15Gambar 3.2 Konfigurasi logic jaringan backbone Jawa Barat.....................................17Gambar 3.3 Konfigurasi logic jaringan regional Jawa Barat.......................................18

vii

Page 8: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini perkembangan pengunaan kabel serat optik sebagai media

transmisi untuk berkomunikasi sangatlah pesat. Hal itu tidak terlepas dari

berbagai keunggulan yang dimilikinya. Contohnya, bandwidth yang lebar,

kecepatan yang tinggi, dan kapasitas yang besar.

Dengan banyak kelebihan tersebut, ternyata jaringan serat optik ini

menyimpan sejumlah masalah. Contoh dari kekurangan dari kabel serat optik

adalah fisiknya yang sangat rapuh sehingga mudah sekali patah. Jika hal ini

terjadi pada suatu jaringan sistem komunikasi serat optik tentunya akan

berdampak pada terganggunya komunikasi antar pelanggan. Banyak hal yang

dapat menyebabkan putusnya kabel optik seperti adanya galian untuk kabel

bawah tanah, atau tersangkut truk untuk kabel udara.

Tugas akhir sebelumnya telah menjelaskan analisis performansi pada

jaringan serat optik dengan judul “Evaluasi Performansi Teknologi Dwdm

Jaringan Non-Homogen Pada Sistem Komunikasi Serat Optik Regional Metro

Jawa Barat” [6]. Dari hasil tugas akhir tersebut dapat disimpulkan bahwa

sistem belum bekerja dengan baik karena nilai availability tidak memenuhi

standar yang ditetapkan PT Telkom.

Pada penelitian ini akan dibahas mengenai peningkatan performansi

dengan meningkatkan nilai availability pada jaringan serat optik di Witel Jabar

Tengah yang sering mengalami gangguan transmisi. Wilayah tersebut dipilih

karena memiliki banyak kejadian putus kabel dalam kurun waktu Januari 2014

sampai November 2015. Untuk memulai penelitian ini, tahap pertama yang

dilakukan adalah menentukan lokasi atau area penelitian. Kemudian, dilakukan

1

Page 9: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

pengumpulan data terkait gangguan putus kabel yang terjadi di area tersebut.

Data tersebut kemudian diolah dan didapatkan link yang mempunyai gangguan

paling banyak (dominan). Kemudian, link tersebut akan diukur dan dihitung

kehandalannya dengan menggunakan parameter Availability. Jika link yang

digunakan ternyata tidak link akan ditingkatkan performansinya dengan cara

membuat parameter availability sesuai dengan standar yang ditetapkan PT

Telkom.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan deskripsi latar belakang, beberapa hal yang dapat dirumuskan, yaitu :

1. Di mana link yang paling sering mengalami putus kabel dan berapa

lama waktu untuk mengatasi gangguan tersebut?

2. Bagaimana analisis parameter availability digunakan dalam

performansi jaringan?

3. Bagaimana cara meningkatkan performansi pada link dengan

availability rendah?

4. Berapa lama waktu maksimal sebuah gangguan ditangani?

1.3 Tujuan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan

performansi dengan cara meningkatkan nilai availability agar sesuai standar PT

Telkom pada link serat optik yang sering mengalami gangguan di Witel Jabar

Tengah.

1.4 Batasan Masalah

Berikut batasan yang digunakan untuk mempermudah cakupan

pembahasan masalah pada Tugas Akhir ini:

1. Area penelitian dilakukan pada jaringan serat optik Witel Jabar

Tengah.

2. Hanya menggunakan salah satu link dengan gangguan dominan di area

tersebut

3. Gangguan yang dianalisa adalah karena putus kabel.

2

Page 10: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

4. Data gangguan yang didapat dari PT Telkom adalah data dari Januari

2014- Maret 2015.

5. Teknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk

jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan

backbone.

6. Parameter-parameter kinerja yang dianalisa adalah Availability.

1.5 Metode Penelitian

1. Evaluasi

Menjelaskan segala sesuatu berdasarkan parameter-parameter yang

telah ditentukan secara kualitatif maupun kuantitatif.

2. Ex post facto

Meneliti segala sesuatu yang telah terjadi lalu mencari faktor-faktor apa

saja yang berpengaruh.

1.6 Tahapan Penelitian

Langkah-langkah penelitian dalam pengerjaan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Studi literatur

Metode ini bertujuan untuk memahami dan mempelajari referensi

terkait permasalahan dalam penelitian ini.

2. Pengumpulan data

Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan data gangguan yang

sering terjadi, link yang terganggu, serta data lainnya yang diperlukan.

3. Analisis

Data yang diperoleh kemudian menghitung nilai availability. Kemudian

hasil tersebut dianalisis, apakah memenuhi standar atau tidak.Jika tidak

maka availability akan ditingkatkan.

4. Mengambil kesimpulan

Metode terakhir yang dilakukan dalam Tugas Akhir ini adalah

pengambilan kesimpulan atas penelitian yang telah dilakukan.

3

Page 11: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, tujuan penelitian, rumusan masalah,

batasan masalah, metodologi penelitian, sistematika penulisan, dan jadwal

perencanaan penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas sistem komunikasi serat optik, DWDM, dan teori-

teori yang berkaitan dengan permasalahan yang dirumuskan.

BAB III DIAGRAM ALIR SISTEM DAN KONFIGURASI LINK

JARINGAN SERAT OPTIK

Bab ini menjelaskan tentang diagram alir penelitian, konfigurasi link

jaringan serat optik di Witel Jabar Tengah..

DAFTAR PUSTAKA

1.8 Jadwal Rencana Penelitian

Jadwal pelaksanaan penelitian Tugas Akhir ini disusun sebagai berikut.

Tabel 1.1 Jadwal pelaksanaan penelitian Tugas Akhir

No KegiatanJanuari 2016

Februari 2016

Maret 2016

April 2016

Mei2016

Juni2016

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Mengumpulkan data gangguan di area Witel Jabar Tengah                                                

2 Mengolah data gangguan

3 Melakukan analisis data

4

Perbaikan dan penyelesaian buku Tugas Akhir                                              

5 Sidang Tugas Akhir                                              

4

Page 12: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Serat Optik

Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari

kaca atau plastik yang sangat halus dan dapat digunakan untuk

mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Serat optik

terdiri dari tiga bagian, yaitu core, cladding, dan coating.

Gambar 2.1 Struktur serat optik. Sumber : Keiser, 1981 [3]

Serat optik mempunyai diameter lebih kurang 120 mikro meter. Sumber

cahaya yang digunakan biasanya adalah laser ataupun LED. Sedangkan pada

sisi penerima, detektor yang digunakan adalah PIN atau APD.

Cahaya yang ada di dalam serat optik ini tidak terbias keluar karena

indeks bias dari kaca lebih besar dari pada indeks udara. Berlaku Hukum

Snellius, “ Sinar datang dari medium yang indeks biasnya lebih rapat ke yang

lebih renggang, maka sinar akan dibiaskan menjauhi garis normal”. Cahaya

yang merambat dalam serat optik diharapkan mengalami pemantulan total agar

cahaya yang merambat di dalam core tidak dibiaskan ke cladding.

Serat optik dapat dibedakan berdasarkan mode perambatan dan

berdasarkan indeks bias. Berdasarkan mode yang dirambatkan, serat optik

dibedakan menjadi single mode dan multimode. Sedangkan berdasarkan indeks

bias core dibedakan menjadi step index dan graded index.

5

Page 13: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

Beberapa kelebihan serat optik [5] :

1. Ukuran kecil dan ringan. Serat optik mempunyai diameter yang sangat

kecil. Walaupun telah dilindungi oleh coating, serat optik masih tetap

lebih kecil dan ringan dibandingkan kabel tembaga.

2. Bebas dari gangguan listrik. Serat optik umumnya terbuat dari kaca

atau silika yang berupa isolator sehingga tahan terhadap gangguan

elektromagnetik.

3. Bandwidth lebar

4. Bebas dari interferensi dan crosstalk.

5. Redaman transmisi lebih rendah dibandingkan kabel tembaga.

2.2 Karakteristik Transmisi Komunikasi Serat Optik

2.2.1 RedamanRedaman menentukan jarak transmisi maksimum antara transmitter dan

receiver, juga menentukan banyaknya repeater dan margin daya yang

dibutuhkan dalam sebuah link. Redaman didefinisikan sebagai perbandingan

antara daya output terhadap daya input di sepanjang serat tersebut. Hal ini

menyebabkan pelemahan daya karena amplitudo pada sisi penerima lebih kecil

dari amplitudo yang dikirimkan oleh pengirim.

α=10L

log PoutPin (2.1)

Keterangan :

ɑ = redaman pada serat (dB/Km)ɑ

L = panjang serat (Km)

Pin = daya yang dikirim dari transmitter (Watt)

6

Page 14: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

Pout = daya yang diterima pada receiver (Watt)

1. Redaman fisik serat

a. Absorption (Penyerapan)

Redaman ini timbul karena ada daya yang diserap yang berubah

menjadi fibrasi dari atom-atom. Redaman akibat absorpsi ada tiga jenis, yaitu

absorpsi oleh kerusakan atom, absorpsi oleh interaksi dengan satu atau lebih

komponen utama serat (extrinsic absorption), dan absorpsi karena adanya

ketidakmurnian di dalam serat (intrinsic absorption).

b. Scattering (Hamburan)

Hamburan umumnya terjadi karena ketidakhomogenan struktur dan

kerusakan yang terjadi selama manufaktur fiber optik.

c. Loss Radiatif

Loss radiatif merupakan akibat dari semakin besarnya medan listrik

sinar yang menyusup ke dalam cladding pada bagian serat optik yang

membelok (bending). Redaman yang diakibatkan oleh bending ada dua macam

yaitu microbending dan macrobending.

2. Redaman instalasi

Ada dua buah tipe dasar hubungan, yaitu spliced connection dan

separable connection. Kedua hubungan tersebut memungkinkan terjadinya

redaman yang diakibatkan oleh kesalahan sambungan serat optik seperti lateral

offset, interface gap, misalignment angle, dan redaman dari konektor serat

optik.

2.2.2 DispersiDispersi serat optik adalah delay sinyal yang mengakibatkan pelebaran

pulsa yang terjadi ketika sinyal merambat sepanjang serat optik. Pulsa yang

melebar tersebut saling menumpuk, sehingga menjadi tidak bisa dibedakan

pada input penerima. Efek ini dikenal dengan Intersymbol Interference (ISI).

7

Page 15: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

Dispersi yang terjadi pada serat optik secara garis besar dibagi menjadi

dua yaitu dispersi intermodal dan dispersi intramodal.

a. Dispersi intermodal

Dispersi intermodal terjadi karena banyaknya moda dalam serat.

Dispersi intermodal adalah pelebaran pulsa akibat perbedaan delay propagasi

antara satu modus dengan modus penjalaran lainnya.

b. Dispersi intramodal

Dispersi intramodal disebabkan karena cahaya yang masuk ke dalam

serat terdiri dari beberapa panjang gelombang. Dispersi ini dihasilkan dari

gelombang yang merambat yang terdiri dari beberapa frekuensi yang berbeda.

Serat optik jenis single mode tidak mengalami dispersi intramodal karena

hanya mempunyai satu mode perambatan. Penyebab dispersi intramodal yaitu

dispersi material dan dispersi pandu gelombang.

1. Dispersi material

Dispersi material juga dikenal sebagai dispersi kromatis. Dispersi

material terjadi karena indeks bias yang bervariasi sebagai fungsi panjang

gelombang optik. Akibatnya, setiap mode perambatan mempunyai kecepatan

grup yang berbeda, bergantung pada panjang gelombang. Hal ini akan

mengakibatkan pelebaran pulsa.

σ=∆ σ x L x Dm (2.2)

2. Dispersi pandu gelombang

Dispersi pandu gelombang terjadi karena tidak semua cahaya yang

diterima oleh detektor optik berasal dari core melainkan dari cahaya yang

merambat di cladding. Besarnya dispersi pandu gelombang bergantung pada

rancangan serat karena konstanta propagasi sebagai perbandingan antara jari-

jari inti serat dan panjang gelombang.

8

Page 16: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

2.3 Dense Wavelength Division Multiplexing

Wavelength Division Multiplexing (WDM) merupakan teknologi

multiplexing dengan menggabungkan beberapa sinyal carrier pada jaringan

optik dengan menggunakan beberapa panjang gelombang untuk membawa

sinyal yang berbeda. Seperti dapat dilihat pada gambar, sejumlah laser yang

memancarkan panjang gelombang yang berbeda dilewatkan ke multiplexer

menuju serat optik dengan bandwidth yang lebar. Setelah dikirimkan melalui

serat optik, sinyal tersebut akan dikembalikan seperti semula dengan

menggunakan demultiplexer di ujung penerima dengan cara mendistribusikan

daya optis ke setiap port keluaran. Setiap port keluaran secara selektif hanya

akan membangkitkan satu panjang gelombang. Karena itu, hanya satu sinyal

yang diperbolehkan untuk lewat dan membentuk sambungan antara sumber

dan tujuan.

Gambar 2.2 Skema WDM. Sumber : Senior, 2009 [5]

Pengembangan serat single mode tranmisi WDM dapat dibedakan

menjadi dua kategori besar, yaitu Coarse Wavelength Division Multiplexing

(CWDM) dan Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM). Walaupun

kedua kategori ini menggunakan konsep yang sama mengenai kanal dengan

banyak panjang gelombang dalam satu serat optik, keduanya dibedakan dalam

hal spasi antar kanal.

9

Page 17: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

CWDM menggunakan spasi kanal yang lebih lebar sehingga kanal yang

tersedia lebih sedikit dibandingkan dengan DWDM. CWDM dispesifikasi

dalam rekomendasi ITU-T G.694.2 yang mendefinisikan spasi kanal sebesar 20

nm dan 18 buah panjang gelombang dalam rentang 1271 nm dan 1611 nm.

DWDM menggunakan serat optik dengan pita sempit dalam bagian

demultiplexing karena kebutuhan spasi kanal sempit.

Pada dasarnya panjang gelombang yang dipakai mempunyai daerah

kerja pada suatu window. Terdapat tiga window yang umum dikenal, yaitu 850

nm yang disebut dengan window pertama, 1310 nm yang disebut dengan

window kedua, dan 1550 nm yang disebut dengan window ketiga. Teknologi

DWDM menggunakan window ketiga yang mempunyai loss terkecil

dibandingkan dengan dua window sebelumnya [6].

Gambar 2.3 Window pada sistem komunikasi optik. Sumber : Agrawal, 2002 [1]

Fungsi Sistem DWDM :

1. Generating the signal

2. Combining the signals

3. Transmitting the signals

4. Separating the received signals

5. Receiving the signals

10

Page 18: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

Sebagai tambahan terhadap fungsi-fungsi tersebut, suatu sistem

DWDM harus dilengkapi dengan interface client-side untuk menerima sinyal

input. Fungsi ini dilakukan oleh transponder.

2.3.1Komponen Teknologi DWDM2.3.1.1 Sumber Cahaya

Laser dioda digunakan sebagai sumber cahaya dalam sistem DWDM.

Dengan daya input besar, lebar spektral yang sempit, dan laju modulasi yang

tinggi, laser dioda cocok untuk sistem transmisi jarak jauh berkecepatan tinggi.

Laser dioda memiliki karakteristik menyediakan panjang gelombang yang

standar dan stabil, dan memberikan toleransi dispersi yang cukup tinggi.

2.3.1.2 Teknologi Transponding

Optical Transponder Unit (OTU) berfungsi untuk mengonversi sinyal-

sinyal klien yang tidak standar menjadi sinyal-sinyal yang sesuai dengan

standar ITU-T G.692. Dalam sistem DWDM tidak diperlukan sinyal-sinyal

tertentu untuk sinyal masukannya, hanya saja semua sinyal-sinyal klien yang

mengakses sistem DWDM harus terlebih dahulu disesuaikan dengan standar

ITU-T G.692.

2.3.1.3 Teknologi Multiplexing/Demultiplexing

Multiplexer adalah komponen penting dalam sistem DWDM untuk

mengimplementasikan fungsi multiplexing yang terdiri dari optical multiplexer

dan optical demultiplexer. Sistem DWDM mengirim sinyal dari beberapa kanal

melalui serat optik tunggal. Oleh karena itu, sinyal kirim tersebut perlu

digabungkan. Pada sisi terima, sinyal tersebut dipisahkan kembali sesuai

panjang gelombang awal sehingga dapat dideteksi oleh penerima.

2.3.1.4 Teknologi Amplifikasi

Penguat optik berfungsi untuk meningkatkan kemampuan jarak tempuh

pulsa cahaya dan mempertahankan kualitasnya dengan melakukan amplifikasi

terhadap pulsa tersebut tanpa melalui proses konversi ke elektrik terlebih

11

Page 19: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

dahulu. Untuk sistem DWDM, tipe penguat yang banyak digunakan adalah

Erbium Doped Fiber Amplifier (EDFA), dan Raman Fiber Amplifier. Berikut

jenis penguat yang dapat beroperasi optimal pada rentang panjang gelombang

tertentu.

Erbium Doped Fiber Amplifier : 1520 nm – 1565 nm

Gain Shifted Erbium Doped Fiber Amplifier : 1570 nm – 1610 nm

Tellurium-based Gain Shifted Erbium Doped Fiber Amplifier : 1530 nm

– 1610 nm

Thulium-doped Flouride-based Fiber Amplifier : 1450 nm – 1490 nm

Gain Shifted Thulium-doped Flouride-based Fiber Amplifier : 1490 nm

– 1530 nm

Raman Fiber Amplifier : 1420 nm – 1620 nm atau lebih

2.3.1.5 Teknologi Add/Drop Multiplexing

Optical Add/Drop Multiplexing mengimplementasikan fungsi dari

add/drop multiplexing dengan acara menambahkan atau menurunkan panjang

gelombang dalam sistem DWDM. Panjang gelombang yang

ditambahkan/diturunkan disesuaikan menurut kebutuhan pelanggan. Biasanya

hal ini berguna pada transmisi jarak jauh yang mempunyai branching unit dan

jaringan topologi ring.

2.3.1.6 Teknologi Pengawasan Jaringan

Pengawasan, pengendalian, dan manajemen adalah persyaratan dasar

untuk operasi sebuah jaringan. Untuk menjamin keamanan operasi dalam

sistem DWDM, sebuah sistem pengawasan dirancang secara independen dari

kanal-kanal yang bekerja dalam sistem DWDM.

12

Page 20: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

2.3.2 Serat Optik yang Digunakan dalam Sistem DWDM2.3.2.1 Standard Single Mode Fiber

Serat optik G.652 dikenal sebagai Standard Single Mode Fiber

(SSMF). Jenis serat ini diimplementasikan pada penggunaan panjang

gelombang dengan rentang 1285 nm – 1330 nm. SSMF memiliki koefisien

dispersi kromatik ≤ 3,5 ps/(nm.Km) dan jika digunakan di panjang gelombang

1550 nm, koefisien dispersinya ≤ 18 ps (nm.Km).

2.3.2.2 Non Zero Dispersion Shifted Fiber

Serat ini dibuat berdasarkan rekomendasi ITU-T G.655. NZDSF

memiliki dispersi kromatik sebesar 2,6 – 6 ps/(nm.Km). Tujuan dari

penggunaan serat optik ini adalah untuk menekan efek four-wave mixing yang

dapat mengurangi kapasitas kanal pada sistem DWDM. Pengaruh four-wave

mixing akan semakin besar jika nilai dispersinya sangat kecil atau mendekati

nol.

2.3.3 Sistem Proteksi DWDM2.3.3.1 Channel Protection

Sinyal ditransmisikan pada working channel dan protection channel

(memiliki jalur yang berlawanan arah dengan working channel). Misalkan

terjadi gangguan pada working channel A ke B, maka sinyal pada protection

channel yang diterima oleh B berasal dari A melewati D baru ke B.

2.3.3.2 Section Protection

Sinyal ditransmisikan hanya pada working channel (fiber 1), sedangkan

protection channel dalam keadaan stand by. Ketika terjadi gangguan pada

working channel, sistem secara otomatis melakukan switch dari working

channel ke protection channel dan sinyal akan ditransmisikan dengan jalur

berlawanan dengan working channel.

13

Page 21: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

2.4 Availability

Availability adalah waktu yang menunjukan kanal komunikasi pada

sistem siap untuk beroperasi. Dinyatakan dalam prosentase. [6]

Availaibility=(waktu pen gamatan−waktu perpu)waktu pengamatan

x 100 % (2.3)

14

Page 22: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

BAB III

DIAGRAM ALIR SISTEM DAN KONFIGURASI LINK JARINGAN SERAT OPTIK

3.1 Diagram Alir Proses Analisis

Berikut adalah tahapan-tahapan yang akan dilakukan pada penelitian

ini.

Gambar 3.4 Diagram alir proses analisis

15

Page 23: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

1. Menentukan lokasi penelitian

Pada tahap awal ini, dilakukan penentuan lokasi penelitian. Pada tugas

akhir ini, penulis memilih Witel Jabar Tengah sebagai lokasi penelitian, dengan

pertimbangan cukup banyak gangguan yang terjadi di area ini.

2. Mengumpulkan data gangguan

Setelah lokasi ditentukan, tahap selanjutnya adalah mencari data-data yang

berkaitan dengan gangguan yang terjadi di area tersebut. Data yang didapat

berupa waktu terjadinya gangguan, link yang terkena gangguan, penyebab dan

deskripsi gangguan, serta durasi gangguan tersebut.

3. Menentukan link yang terganggu

Dari data gangguan nantinya akan diketahui link yang sering terkena gangguan.

4. Menganalisis availability

Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap link yang mengalami

gangguan dengan menggunakan paramater availability,. Jika ternyata hasil dari

perhitungan tidak memenuhi standar yang ditentukan, maka perlu dilakukan

evaluasi.

6. Melakukan pengukuran pada perangkat

Perlu dilakukan pengukuran pada perangkat-perangkat untuk mengecek

kemungkinan adanya masalah pula pada perangkat yang digunakan.

7. Mencari solusi dan implementasinya

Selanjutnya, akan dicarikan solusi untuk gangguan tersebut, terutama agar

gangguan tersebut tidak berulang. Setelah solusi diimplementasikan, maka

akan dilakukan kembali perhitungan (analisa) parameter seperti yang dilakukan

pada tahap sebelumnya. Proses-proses ini akan berulang sampai didapat nilai

pada parameter yang sesuai dengan standar.

16

Page 24: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

3.2 Konfigurasi Jaringan Serat Optik Witel Jabar Tengah

3.2.1 Konfigurasi Jaringan Backbone

g

Berikut adalah tabel yang menunjukan link dan lokasi-lokasi yang

menggunakan jaringan backbone.

Tabel 3.2 Konfigurasi fisik jaringan backbone Witel Jabar Tengah

17

1 BB ZTE M-920 R1 - INNER CIBATU - BANDUNG CIBATU CICALENGKA

CICALENGKA MAJALAYA

MAJALAYA TEGALEGA

TEGALEGA BANDUNG

2 BB ZTE M-920 R1 - OUTER NEW LIMBANGAN - BANDUNG LIMBANGAN CICALENGKA

CICALENGKA RANCAEKEK

RANCAEKEK UJUNGBERUNG

UJUNGBERUNG CICADAS

CICADAS BANDUNG

3 BB ZTE M-920 R1 - INNER BANDUNG - CIKALONG WETAN BANDUNG HEGARMANAH

HEGARMANAH GEGERKALONG

GEGERKALONG LEMBANG

LEMBANG CISARUA

CISARUA PADALARANG LAMAPADALARANG LAMA CIKALONG WETAN

4 BB ZTE M-920 R1 - INNER NEW BANDUNG - CIKALONG WETAN BANDUNG GEGERKALONG

GEGERKALONG LEMBANG

LEMBANG CISARUA

CISARUA PADALARANG LAMA

PADALARANG LAMA CIKALONG WETAN

5 BB ZTE M-920 R1 - INNER CIKALONG WETAN - SINDANGLAYA CIKALONG WETAN CIKALONG KULON

CIKALONG KULON SUKARESMI

SUKARESMI SINDANGLAYA

6 BB ZTE M-920 R1 - OUTER BANDUNG - CIANJUR BANDUNG RAJAWALI

RAJAWALI CIMAHI

CIMAHI PADALARANG BARU

PADALARANG BARU CIPATAT

CIPATAT CIRANJANG

CIRAJANG CIANJUR

7 BB ZTE M-920 R1 - INNER SUBANG - CIKAMPEK SUBANG KALIJATI

KALIJATI CIPENDEUY

CIPENDEUY SADANG

SADANG CIKAMPEK

8 BB ZTE M-920 R1 - INNER SUBANG - KADIPATEN SUBANG KADIPATEN

NO SYSTEM TRANSPORT LINK LOKASI A LOKASI B

Gambar 3.5 Konfigurasi logic jaringan backbone Jawa Barat

Page 25: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

3.2.2 Konfigurasi Jaringan Regional

Jaringan serat optik regional di Jawa Barat terdiri dari 2 ring. Ring 1

meliputi ruas Bandung- Cianjur-Sukabumi-Cikalong Wetan-Subang-Patrol-

Indramayu-Cirebon-Sumedang-Bandung. Witel Jabar Tengah hanya mencakup

Bandung, sebagian Cianjur, Cikalong Wetan, dan Subang.

Ring 2 meliputi ruas : Bandung-Sumedang-Cirebon-Cikijing-

Tasikmalaya-Garut-Bandung. Witel Jabar Tengah hanya mencakup Bandung

dan Sumedang

18

Gambar 3.6 Konfigurasi logic jaringan regional Jawa Barat

Page 26: LEMBAR PENGESAHAN -    Web viewTeknologi yang digunakan adalah DWDM ZTE ZXMP M820 untuk jaringan regional dan DWDM ZTW ZXWM M920 untuk jaringan . backbone

DAFTAR PUSTAKA

[1] Agrawal, Govind P. 2002. ‘Fiber-Optic Communication System : Third

Edition”. John Wiley and Sons, Inc. New York.

[2] Gumaste, Ashwin. 2002.”DWDM Network Design and Engineering

Solutions”. Cisco Press. Indianapolis.

[3] Keiser, Gerd. 1981. “Optical Fiber Communication : Second Edition”.

McGraw-Hill, Inc. Singapore.

[4] Puspitasari, Velessitas M. 2015.”Perancangan Jaringan Akses Fiber to

the Home (FTTH) dengan Teknologi Gigabyte Passive Optical Network

(GPON) di Wilayah Permata Buah Batu I dan II”. Universitas Telkom.

Bandung.

[5] Senior, John M. 2009. “Optical Fiber Communications Principles and

Practice”. Prentice Hall. Inggris.

[6] Sitorus, Melissa G. 2013. “Evaluasi Performansi Teknologi DWDM

Jaringan Non-Homogen pada Sistem Komunikasi Serat Optik Regional

Metro Jawa Barat”. IT Telkom. Bandung.

19