Lembaga Pembiayaan Syari

17
LEMBAGA PEMBIAYAAN SYARIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “ LKS NON BANK“ Dosen Pengampu : Mugiyati, S.Ag., MEI. Oleh : 1. Chairur Rizal (C72213106) MUAMALAH “C” PRODI MUAMALAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

Transcript of Lembaga Pembiayaan Syari

Page 1: Lembaga Pembiayaan Syari

LEMBAGA PEMBIAYAAN SYARIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“ LKS NON BANK“

Dosen Pengampu :

Mugiyati, S.Ag., MEI.

Oleh :

1. Chairur Rizal (C72213106)

MUAMALAH “C”

PRODI MUAMALAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

Page 2: Lembaga Pembiayaan Syari

1. Uang dalam Persfektif Ekonomi Islam

A. Pengertian Uang

Uang adalah sesuatu yang dapat diterima sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat pembayaran utang, atau sebagai alat untuk melakukan pembelian barang dan jasa.

Menurut al-Gazali uang adalah Nikmat Allah (barang) yang dipergunakan masyarakat sebagai mediasi atau alat untuk mendapatkan bermacam-macam kebutuhan hidupnya, yang secara subtansial tidak memiliki nilai apa-apa, tetapi sangat dibutuhkan manusia dalam upaya pemenuhan bermacam-macam kebutuhan mereka (sebagai alat tukar).

B. Kriteria Uang

Agar masyarakat menyetujui penggunaan suatu benda sebagai uang, haruslah benda itu memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktub. Mudah di bawa-bawac. Mudah di simpan tanpa mengurangi nilainyad. Tahan lamae. Jumlahnya terbatas (tidak berlebih-lebihan)f. Bendanya mempunyai mutu yang sama

C. Fungsi Uang

Pada awalnya fungsi utama uang sebagai alat tukar. Namun dalam perkembangannya fungsi utama itu mulai bergeser, dalam ekonomi sistem kapitalis fungsi uang selain sebagai alat tukar, uang juga sebagai komoditas sehingga uang diperjual belikan layaknya suatu komoditas. Dalam konsep keuangan modern sistem Kapitalis dan Sosialis, uang menjadi obyek perdagangan. Perdagangan uang merupakan instrumen penting dalam sistem perekonomian. Inilah yang menjadi perdebatan dalam sistem ekonomi Islam, bagaimana fungsi uang yang sesungguhnya. Apakah uang hanya berfungsi sebagai alat tukar, sebagaimana fungsi uang pada masa awalnya ataukah uang bisa dianggap sebagai komoditi yang bisa diperjualbelikan. pada dasarnya, Islam memandang uang hanyalah sebagai alat tukar, bukan

Page 3: Lembaga Pembiayaan Syari

komoditas atau barang dagangan. Oleh karena itu motif permintaan akan uang adalah untuk memenuhi kebutuhan transaksi (Money Demand for Transaction) bukan untuk spekulasi.

Fungsi Utama Uang

Dalam sistem perekonomian manapun, fungsi utama uang adalah sebagai alat tukar (medium of exchange). Dari fungsi utama ini memunculkan beberapa fungsi seperti:

a. Uang sebagai standard of value (pembakuan nilai),b. Store of value (penyimpanan kekayaan),c. Unit of account (satuan perhitungan), dand. Standard deferred payment (pembakuan pembayaran tangguh)

D. Time Value of Money Perspektif Ekonomi Islam

Islam mengakui kewujudan nilai waktu uang dalam aktivitas perekonomian atau transaksi keuangan yang dikontrakkan. Pengakuan ini dapat dibuktikan berdasarkan dalil-dalil dari al-Qur’an, hadis dan pernyataan para fuqaha berkaitan dengan kebolehan kontrak murabahah. Dalam kontrak murabahah, penjual menetapkan harga yang lebih tinggi secara tangguh dibandingkan harga tunai. Alasan penetapan kenaikan harga dalam kontrak murabahah yang dikemukakan oleh para fuqaha adalah faktor tangguh (al-‘ajal). Alasan ini menunjukkan bahwa fuqaha memperhatikan pengaruh dimensi waktu al-‘ajal (tangguh) atas harga barang.

2. Lembaga Pembiayaan Syari’ah (Shariah Multifinance)

A. Pengertian Lembaga Pembiayaan

Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana langsung dari masyarakat. Bidang usaha lembaga pembiayaan mencakup beberapa alternatif kegiatan pembiayaan seperti sewa guna usaha (leasing), anjak piutang (factoring), kartu kredit (credit card), dan pembiayaan konsumen (consumer finance).

Page 4: Lembaga Pembiayaan Syari

Menurut OJK lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal. Lembaga pembiayaan dapat berupa:

a. Perusahaan Pembiayaan, adalah badan usaha yang khusus didirikan untuk melakukan Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang, Pembiayaan Konsumen, dan/atau usaha Kartu Kredit.

b. Perusahaan Modal Ventura, adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (investee Company) untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan atau pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha, dan

c. Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur, adalah badan usaha yang didirikan khusus untuk melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana pada proyek infrastruktur.

Lembaga pembiayaan syariah adalah lembaga pembiayaan yang berdasarkan atas persetujuan atau kesepakatan antara perusahaan pembiayaan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan pembiayaan tersebut dalam jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

B. Sumber dan kegiatan pendanaan lembaga pembiayaan syariah

Sumber pendanaan perusahaan pembiayaan syariah wajib diperhitungkan sebagai komponen dalam menghitung gearing ratio perusahaan pembiayaan. Sumber pendanaan tersebut dapat diperoleh melalui bank atau badan usaha lainnya baik dari dalam maupun luar negeri dengan menggunakan akad yang sesuai dengan prinsip syariah.

Adapun akad yang diterapkan pada sumber pendanaan ini meliputi: Pendanaan mudharabah mutlaqah (unrestricted investment), Pendanaan mudharabah muqayyadah (restricted investment), Pendanaan mudharabah musytarakah, Pendanaan musyarakah (equity participation).

Kegiatan usaha perusahaan pembiayaan syariah terdiri dari:

Page 5: Lembaga Pembiayaan Syari

a. Sewa guna usaha (leasing) syariah adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee) selang jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran sesuai dengan prinsip syariah. Usaha leasing dilakukan berdasarkan akad ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik

b. Anjak piutang adalah pengalihan hutang dari pihak yang berhutang kepada pihak lain yang wajib menanggung (membayarnya). Anjak piutang (factoring) dilakukan berdasarkan akad wakalah bil ujrah.

c. Pembiayaan konsumen adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran sesuai dengan prinsip syariah. Pembiayaan konsumen dilakukan berdasarkan akad murabahah, salam, dan istisna.

d. Usaha kartu kredit yang dilakukan sesuai dengan prinsip syariah adalah fasilitas jaminan pembayaran untuk pembelian barang dan jasa dengan menggunakan kartu kredit sesuai dengan prinsip syariah.

C. Dewan Pengawas Syariah

Perusahaan pembiayaan yang melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah wajib memiliki dewan pengawas syariah yang terdiri dari paling kurang 2 orang anggota dan satu orang ketua. Anggota dewan syariah diangkat dalam rapat umum pemegang saham rekomendasi Majelis Ulama Indonesia.

Dewan ini bertugas memberikan nasihat dan saran kepada direksi, mengenai aspek syariah kegiatan operasional perusahaan pembiayaan dan sebagai mediator antara perusahaan pembiayaan dengan DSN-MUI.

D. Prinsip Transaksi Perusahaan Pembiayaan Syariah

Setiap transaksi kegiatan operasional perusahaan pembiayaan syariah harus memenuhi prinsip syariah. Aturan mengenai transaksi perusahaan pembiayaan syariah antara lain:

Page 6: Lembaga Pembiayaan Syari

a. Transaksi pembiayaan syariah wajib tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

b. Akad-akad syariah yang telah ditandatangani oleh keduabelah pihak tidak dapat dibatalkan secara sepihak, kecuali memenuhi kondisi: (1). Keduabelah pihak setuju untuk menghentikannya; (2). Akad bertentangan dengan prinsip syariah, (3). Akad batal demi hukum, karena timbul kondisi hukum yang dapat menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian akad.

c. Setiap pihak yang bertransaksi wajib memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melaksanakan perbuatan hukum menurut syariah maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Transaksi pembiayaan wajib dilaksanakan tanpa unsur paksaan diantara para pihak yang berakad atau bertransaksi.

e. Transaksi pembiayaan berdasarkan prinsip syariah i, yang diikuti dengan kewajiban melaksanakan asuransi atas objek pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, maka objek yang diasuransikan wajib diasuransikan pada perusahaan asuransi dengan prinsip syariah juga.

f. Pencatatan akuntansi untuk setiap jenis transaksi pembiayaan berdasarkan prinsip syariah wajib disusun berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

E. Pembatasan Perusahaan Pembiayaan

Agar lembaga pembiayaan tidak menyerupai perbankan dalam melakukan aktivitas disisi pasivanya, maka lembaga pembiayaan menurut ketentuan dilarang:

a. Menghimpun dana dari masyarakat secara langsung dalam bentuk giro, deposito dan tabungan.

b. Menerbitkan surat sanggup bayar (promissory notes) kecuali sebagai jaminan atas utang kepada bank yang menjadi pemberi dananya. Surat sanggup tersebut tidak dapat dialihkan dan dikuasakan pada pihak manapun.

c. Memberikan jaminan dalam segala bentuknya kepada pihak lain.

Page 7: Lembaga Pembiayaan Syari

3. Kegiatan Lembaga pembiayaan Syariah

Perusahaan pembiayaan adalah badan usaha di luar bank dan lembaga keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan.Kegiatan usaha lembaga pembiayaan adalah:

a. Sewa guna usaha (leasing)

Sewa guna usaha (leasing) syariah adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee) selang jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran sesuai dengan prinsip syariah. Usaha leasing dilakukan berdasarkan akad ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik.

b. Anjak piutang (factoring)

Anjak piutang adalah pengalihan piutang dari pihak yang berpiutang kepada pihak lain yang wajib menanggung (membayarnya). Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988,perusahaan anjak piutang adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri. Anjak piutang Syariah (factoring) dilakukan berdasarkan akad wakalah bil ujrah.

c. Modal Ventura

Modal ventura adalah merupakan suatu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan swasta sebagai pasangan usaha (investee company) untuk jangka waktu tertentu. Pada umumnya investasi ini dilakukan dalam bentuk penyerahan modal secara tunai yang ditukar dengan sejumlah saham pada perusahaan pasangan usaha.

Page 8: Lembaga Pembiayaan Syari

Penyertaan modal yang dilakukan oleh modal ventura ini kebanyakan dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan baru berdiri sehingga belum memilkii suatu riwayat operasionil yang dapat menjadi catatan guna memperoleh suatu pinjaman. Sebagai bentuk kewirausahaan, pemilik modal ventura biasanya memiliki hak suara sebagai penentu arah kebijakan perusahaan sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya.

d. Usaha kartu kredit (credit card)

Usaha kartu kredit syariah adalah fasilitas jaminan pembayaran untuk pembelian barang dan jasa dengan menggunakan kartu kredit sesuai dengan prinsip syariah. Fatwa No. 54/DSN-MUI/X/2006, bahwa Syariah Card adalah kartu yang berfungsi seperti kartu kredit yang hubungan hukum (berdasarkan sistem yang sudah ada) antara para pihak (penerbit, pemegang, dan penerima kartu) berdasarkan prinsip syariah. Akad yang digunakan dalam Shariah card sesuai fatwa DSN tersebut adalah akad kafalah, qardh, dan ijarah.

e. Pembiayaan konsumen (consumer finance)

Pembiayaan konsumen adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran sesuai dengan prinsip syariah. Pembiayaan konsumen dilakukan berdasarkan akad murabahah, salam, dan istisna.

4. Modal Ventura

Modal ventura adalah merupakan suatu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan swasta sebagai pasangan usaha (investee company) untuk jangka waktu tertentu. Pada umumnya investasi ini dilakukan dalam bentuk penyerahan modal secara tunai yang ditukar dengan sejumlah saham pada perusahaan pasangan usaha.

Page 9: Lembaga Pembiayaan Syari

Landasan Hukum mendirikan Modal ventura

Peraturan yang menjadi landasan hukum yang dimaksud adalah:

a. Keputusan menteri Keuangan Nomor 469/KMK.017/1995 Tanggal 3 Oktober 1995. Tentang Pendiriaan dan pembinaan Perusahaan Modal Ventura.

b. Peraturan pemerintah Nomor 4 Tahun 1995 Pajak Penghasilan bagi Perusahaan Modal Ventura.

c. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 227/KMK.01/1994 Tanggal 9 Juni 1994 Tentang Sektor-sektor uasaha perusahaan pasangan usaha dari Peruahaan Modal Ventura.

d. Keppres Nomor 61 Tahun 1988 Tentang Lembaga Pembiayaan.

Jenis Pembiayaan Modal Ventura

a. Penyertaan langsung, Bentuk yang digunakan yaitu mendirikan perusahaan bersama Penyertaan Modal dalam portofolio

b. Semi equity financingc. Pembiayaan bagi hasil

Sumber-Sumber Dana Modal Ventura

Dalam melakukan penyertaan modal diberbagai bidang usaha, perusahaan modal ventura harus memiliki dana yang cukup yang dapat diperoleh dari berbagai sumber dana yang dapat dipilih sebagai berikut :

a. Dari dalam perusahaan sendiri yaitu, Setoran modal dari pemegang saham cadangan laba yang belum terpakai dan laba yang ditahan

b. Dari luar perusahaan yaitu dari Investor baik perorangan atau industry pinjaman dari lembaga perbankan pinjaman dari lembaga asuransi pinjaman dari dana pension

Modal Ventura Syariah

Modal Ventura Syariah yakni penanaman modal yang dilakukan oleh lembaga keuangan Syariah untuk jangka waktu tertentu, dan setelah itu lembaga keuangan tersebut melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya kepada pemegang saham perusahaan.

Page 10: Lembaga Pembiayaan Syari

Konsep perusahaan modal ventura syariah adalah sebagai berikut:

a. Mekanisme pembiayaan dalam Modal Ventura dilakukan dalam bentuk penyertaan modal.

b. Metode pengambilan keuntungan dalam Modal Ventura dilakukan melalui bagi hasil atas keuntungan yang diperoleh kegiatan usaha yang dibiayai.

c. Produk pembiayaan Modal Ventura dikeluarkan oleh lembaga keuangan bukan bank, yaitu perusahaan pembiayaan Modal Ventura.

d. Jaminan dalam pembiayaan Modal Ventura tidak diperlukan, karena sifat pembiayaannya lebih condong ke sebuah bentuk investasi.

e. Sumber dana untuk pembiayaan Modal Ventura bisa berasal dari perusahaan Modal Ventura sendiri dan juga berasal dari pihak lain.

f. Upaya penyelesaian apabila terjadi wanprestasi dalam pembiayaan Modal Ventura, baik yang dilakukan oleh perusahaan Modal Ventura maupun perusahaan pasangan usaha, upaya penyelesaiaannya dapat dilakukan melalui upaya damai, pengadilan negeri, dan lembaga arbitrase.

Pola Bagi Hasil Modal Ventura Syariah

Ketentuan-ketentuan atas pelaksanaan pembiayaan dengan pola bagi hasil:

a. Perusahaan pasangan usaha dan perusahaan modal ventura menyertakan modal, baik berupa uang tunai maupun aset yang relevan dengan aktivitas suatu usaha yang akan dijalankan.

b. Perusahaan pasangan usaha dan perusahaan modal ventura secara bersama-sama akan menikmati setiap keuntungan dan menanggung kerugian yang ditimbulkan atas usaha yang dijalankan sesuai dengan kesepakatan yang ditetapkan bersama.

c. Pencerminan yang diperoleh oleh perusahaan modal ventura melalui bagi hasil dari laba usaha yang dijalankan dan pengembalian modal yang disertakan.

d. Besarnya persentase bagi hasil yang diterima oleh perusahaan modal ventura berdasarkan pada kesepakatan bersama antara perusahaan pasangan usaha dan perusahaan modal ventura. Persentase bagi hasil yang diterima oleh perusahaan modal ventura dengan ketentuan:

Page 11: Lembaga Pembiayaan Syari

a. Persentase bagi hasil tidak melebihi dari 50% laba usaha. b. Persentasi bagi hasil akan dikoreksi setiap tahunnya atau di akhir pembiayaan.

e. Jangka waktu pembiayaan sesuai dengan SK Mentri Keuangan, No. 125/KMK.013/1988 Jo.SK No. 468/KMK.017/1995, yaitu maksimal selama 5 tahun.

5. Syariah Leasing (sewa guna usaha syariah)

Sewa guna usaha(leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan menggunakan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lesse selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.

Dalam Transaksi Leasing terdapat 4 pihak utama yaitu:

a. Lessor, merupakan perusahaan sewa guna usaha yang dalam hal ini sebagai pihak yang memiliki hak kepemilikan barang modal.

b. Lessee, merupakan perusahaan pemakai/penyewa barang modal yang dalam hal ini dapat memiliki opsi/pilihan pada akhir kontrak.

c. Supplier, merupakan pihak penjual barang modal yang disewakan.

d. Asuransi, merupakan perusahaan yang akan menaggung resiko terhadap perjanjian antara lessor dengan lessee.

Dasar Hukum Leasing Syari’ah:

a. Fatwa DSN No:09/DSN-MUI/IV/2000 tentang IJARAH (Berisi tentang Rukun dan Syarat Ijarah, Ketentuan Objek Ijarah, Kewajiban LKS dan Nasabah dalam Pembiayaan Ijarah).

b. Fatwa DSN No: 27/DSN-MUI/III/2002 tentang AL-IJARAH AL-MUNTAHIYAH BI AL-TAMLIK (Berisi tentang Rukun dan Syarat akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik, Ketentuan, dan Hal-hal yang dilakukan jika terjadi perselisihan).

Page 12: Lembaga Pembiayaan Syari

Macam-macam kegiatan leasing syariah/ ijarah:

a. Ijarah adalah akad sewa menyewa antara pemilik ma’jur (obyek sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakannya. Ijarah Muntahiyah bittamlik adalah akad sewa menyewa antara pemilik obyek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakannya dengan opsi perpindahan hak milik obyek sewa pada saat tertentu sesuai dengan akad sewa.

b. Perpindahan hak milik obyek sewa kepada penyewa dalam ijarah muntahiyah bit tamlik dapat dilakukan dengan:

a) Hibahb) Penjualan sebelum akad berakhir sebesar harga yang

sebanding dengan sisa cicilan sewac) Penjualan pada akhir masa sewa dengan pembayaran

tertentu yang disepakati pada awal akadd) Penjualan secara bertahap sebesar harga tertentu yang

disepakati dalam akad.c. Pemilik obyek sewa dapat meminta penyewa menyerahkan

jaminan atas ijarah untuk menghindari risiko kerugian. Jumlah, ukuran, dan jenis obyek sewa harus jelas diketahui dan tercantum dalam akad.