LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

47
TAHUN : 2012 PE PENCEGAH DAN RETRIBU DEN Menimbang : a. bah bah Kota Pem Keb Ban perk tekn pela pen Und Ged Paja pen b. bah Und tela Ged keba untu mela Jalan Was LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG ERATURAN DAERAH KOTA BAN NOMOR: 12 TAHUN 2012 TENTANG HAN, PENANGGULANGAN BAHA USI PEMERIKSAAN ALAT PEMA NGAN RAHMAT TUHAN YANG M WALIKOTA BANDUNG, hwa penyelenggaraan pencegah haya kebakaran telah diatur d a Bandung Nomor 15 Tah meriksaan/Pengujian Alat-alat P bakaran telah diatur dengan ndung Nomor 16 Tahun 2001 kembangan pembangunan p nologi, dan sebagai upaya u ayanan kepada masyarakat dala nanggulangan kebakaran serta dang-undang Nomor 28 Tahun dung dan Undang-Undang Nom ak Daerah dan Retribusi D ngaturan kembali; hwa berdasarkan ketentuan Pa dang Nomor 28 tahun 2002 te ah mengamanatkan persyarata dung dalam mencegah dan akaran merupakan kemamp tuk melakukan pengamanan te lalui sistem proteksi pasif dan/a stukancana No. 2 Telepon (022) 4232338-4 Bandung-402117 NOMOR : 12 NDUNG 2 AYA KEBAKARAN ADAM KEBAKARAN MAHA ESA han dan penanggulangan dengan Peraturan Daerah hun 2001 dan Retribusi Pencegahan dan Pemadam Peraturan Daerah Kota 1, namun sejalan dengan perkotaan, perkembangan untuk lebih meningkatkan am bidang pencegahan dan a dengan telah terbitnya n 2002 tentang Bangunan mor 28 Tahun 2009 tentang Daerah, perlu dilakukan asal 17 ayat (3) Undang- entang Bangunan Gedung, an kemampuan Bangunan menanggulangi bahaya puan Bangunan Gedung erhadap bahaya kebakaran atau proteksi aktif; c. bahwa ... 4207706 Fax (022) 4236150

Transcript of LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

Page 1: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

LEMBARAN DAERAHKOTA BANDUNG

TAHUN : 2012 NOMOR : 12

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNGNOMOR: 12 TAHUN 2012

TENTANGPENCEGAHAN, PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

DAN RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BANDUNG,

Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pencegahan dan penanggulanganbahaya kebakaran telah diatur dengan Peraturan DaerahKota Bandung Nomor 15 Tahun 2001 dan RetribusiPemeriksaan/Pengujian Alat-alat Pencegahan dan PemadamKebakaran telah diatur dengan Peraturan Daerah KotaBandung Nomor 16 Tahun 2001, namun sejalan denganperkembangan pembangunan perkotaan, perkembanganteknologi, dan sebagai upaya untuk lebih meningkatkanpelayanan kepada masyarakat dalam bidang pencegahan danpenanggulangan kebakaran serta dengan telah terbitnyaUndang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang BangunanGedung dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentangPajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu dilakukanpengaturan kembali;

b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung,telah mengamanatkan persyaratan kemampuan BangunanGedung dalam mencegah dan menanggulangi bahayakebakaran merupakan kemampuan Bangunan Gedunguntuk melakukan pengamanan terhadap bahaya kebakaranmelalui sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif;

c. bahwa ...

Jalan Wastukancana No. 2 Telepon (022) 4232338-4207706 Fax (022) 4236150Bandung-402117

LEMBARAN DAERAHKOTA BANDUNG

TAHUN : 2012 NOMOR : 12

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNGNOMOR: 12 TAHUN 2012

TENTANGPENCEGAHAN, PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

DAN RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BANDUNG,

Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pencegahan dan penanggulanganbahaya kebakaran telah diatur dengan Peraturan DaerahKota Bandung Nomor 15 Tahun 2001 dan RetribusiPemeriksaan/Pengujian Alat-alat Pencegahan dan PemadamKebakaran telah diatur dengan Peraturan Daerah KotaBandung Nomor 16 Tahun 2001, namun sejalan denganperkembangan pembangunan perkotaan, perkembanganteknologi, dan sebagai upaya untuk lebih meningkatkanpelayanan kepada masyarakat dalam bidang pencegahan danpenanggulangan kebakaran serta dengan telah terbitnyaUndang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang BangunanGedung dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentangPajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu dilakukanpengaturan kembali;

b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung,telah mengamanatkan persyaratan kemampuan BangunanGedung dalam mencegah dan menanggulangi bahayakebakaran merupakan kemampuan Bangunan Gedunguntuk melakukan pengamanan terhadap bahaya kebakaranmelalui sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif;

c. bahwa ...

Jalan Wastukancana No. 2 Telepon (022) 4232338-4207706 Fax (022) 4236150Bandung-402117

LEMBARAN DAERAHKOTA BANDUNG

TAHUN : 2012 NOMOR : 12

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNGNOMOR: 12 TAHUN 2012

TENTANGPENCEGAHAN, PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

DAN RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BANDUNG,

Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pencegahan dan penanggulanganbahaya kebakaran telah diatur dengan Peraturan DaerahKota Bandung Nomor 15 Tahun 2001 dan RetribusiPemeriksaan/Pengujian Alat-alat Pencegahan dan PemadamKebakaran telah diatur dengan Peraturan Daerah KotaBandung Nomor 16 Tahun 2001, namun sejalan denganperkembangan pembangunan perkotaan, perkembanganteknologi, dan sebagai upaya untuk lebih meningkatkanpelayanan kepada masyarakat dalam bidang pencegahan danpenanggulangan kebakaran serta dengan telah terbitnyaUndang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang BangunanGedung dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentangPajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu dilakukanpengaturan kembali;

b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung,telah mengamanatkan persyaratan kemampuan BangunanGedung dalam mencegah dan menanggulangi bahayakebakaran merupakan kemampuan Bangunan Gedunguntuk melakukan pengamanan terhadap bahaya kebakaranmelalui sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif;

c. bahwa ...

Jalan Wastukancana No. 2 Telepon (022) 4232338-4207706 Fax (022) 4236150Bandung-402117

LEMBARAN DAERAHKOTA BANDUNG

TAHUN : 2012 NOMOR : 12

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNGNOMOR: 12 TAHUN 2012

TENTANGPENCEGAHAN, PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

DAN RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BANDUNG,

Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pencegahan dan penanggulanganbahaya kebakaran telah diatur dengan Peraturan DaerahKota Bandung Nomor 15 Tahun 2001 dan RetribusiPemeriksaan/Pengujian Alat-alat Pencegahan dan PemadamKebakaran telah diatur dengan Peraturan Daerah KotaBandung Nomor 16 Tahun 2001, namun sejalan denganperkembangan pembangunan perkotaan, perkembanganteknologi, dan sebagai upaya untuk lebih meningkatkanpelayanan kepada masyarakat dalam bidang pencegahan danpenanggulangan kebakaran serta dengan telah terbitnyaUndang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang BangunanGedung dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentangPajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu dilakukanpengaturan kembali;

b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung,telah mengamanatkan persyaratan kemampuan BangunanGedung dalam mencegah dan menanggulangi bahayakebakaran merupakan kemampuan Bangunan Gedunguntuk melakukan pengamanan terhadap bahaya kebakaranmelalui sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif;

c. bahwa ...

Jalan Wastukancana No. 2 Telepon (022) 4232338-4207706 Fax (022) 4236150Bandung-402117

Page 2: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

2

c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 110 ayat (1) huruf h,dan Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, RetribusiPemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran merupakan salahsatu jenis Retribusi Jasa Umum yang dapat dipungut olehPemerintah Daerah, dan ditetapkan dengan PeraturanDaerah;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkanPeraturan Daerah tentang Pencegahan dan PenanggulanganBahaya Kebakaran dan Retribusi Pemeriksaan AlatPemadam Kebakaran;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentangPembentukan Daerah Kota Besar dalam lingkungan PropinsiJawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Daerah IstimewaYogyakarta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Republik Indonesiadahulu) tentang Pembentukan Kota-kota Besar dan Kota-kota Kecil di Jawa (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 551);

3. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang BangunanGedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4247);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telahbeberapa kali diubah terakhir dengan Undang-UndangNomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua AtasUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah; (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang ...

Page 3: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

3

5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor126,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4438);

6. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MajelisPermusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, DewanPerwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor123,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5043);

7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang PajakDaerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5049);

8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5234);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentangPengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentangPedoman Pembinaan dan Pengawasan PenyelenggaraanPemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4593);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentangPembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan DaerahKabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4737);

12. Peraturan ...

Page 4: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

4

12. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang TataCara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif PemungutanPajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia 5161);

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerahsebagaimana telah beberapakali diubah, terakhir denganPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman PengelolaanKeuangan Daerah;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

15. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2007tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Bandung(Lembaran Daerah Kota Bandung Tahun 2007 Nomor 08);

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BANDUNG

danWALIKOTA BANDUNG

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENCEGAHAN,PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DAN RETRIBUSIPEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:1. Daerah adalah Kota Bandung.2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Bandung.3. Walikota adalah Walikota Bandung.

4. Dewan ...

Page 5: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

5

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnyadisingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan RakyatDaerah Kota Bandung.

5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnyadisingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerahdi lingkungan Pemerintah Daerah yang membidangiurusan kebakaran.

6. Kepala SKPD adalah Kepala SKPD yang membidangiurusan kebakaran.

7. Pejabat yang ditunjuk adalah pejabat di lingkunganPemerintah Daerah dibidang pencegahan danpenanggulangan bahaya kebakaran, serta retribusipemeriksaan alat pemadam kebakaran yang mendapatpendelegasian wewenang dari Walikota.

8. Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran yangselanjutnya disingkat RISPK adalah segala hal yangberkaitan dengan perencanaan tentang sistempencegahan dan penanggulangan kebakaran dalamlingkup kota, lingkungan dan bangunan.

9. Rencana Sistem Pencegahan Kebakaran yangselanjutnya disingkat RSCK adalah bagian dari RencanaInduk Sistem Proteksi Kebakaran yang merupakanrencana kegiatan untuk mengantisipasi sebelumkebakaran terjadi.

10. Sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung danlingkungan adalah sistem yang terdiri atas peralatan,kelengkapan dan sarana, baik yang terpasang maupunyang terbangun pada bangunan yang digunakan baikuntuk tujuan sistem proteksi pasif maupun cara-carapengelolaan dalam rangka melindungi bangunan danlingkungannya terhadap bahaya kebakaran.

11. Sarana penyelamatan adalah sarana yang dipersiapkanuntuk dipergunakan oleh penghuni maupun petugaspemadam kebakaran dalam upaya penyelamatan jiwamanusia maupun harta benda bila terjadi kebakaranatau bencana lainnya pada suatu bangunan gedung danlingkungan.

12. Sistem …

Page 6: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

6

12. Sistem proteksi kebakaran pasif adalah sistem proteksikebakaran yang terbentuk atau terbangun melaluipengaturan penggunaan bahan dan komponen strukturbangunan, kompartemenisasi atau pemisahan bangunanberdasarkan tingkat ketahanan terhadap api, sertaperlindungan terhadap bukaan.

13. Sistem proteksi kebakaran aktif adalah sistem proteksikebakaran yang secara lengkap terdiri atas sistempendeteksian kebakaran baik manual ataupun otomatis,sistem pemadam kebakaran berbasis air sepertisprinkler, pipa tegak dan selang kebakaran, serta sistempemadam kebakaran berbasis bahan kimia seperti AlatPemadam Api Ringan (APAR) dan pemadam khusus.

14. Pengelolaan proteksi kebakaran adalah upaya mencegahterjadinya kebakaran atau meluasnya kebakaran keruangan ataupun lantai bangunan, termasuk kebangunan lainnya melalui eliminasi ataupunminimalisasi resiko bahaya kebakaran, serta kesiapandan kesiagaan sistem proteksi pasif maupun aktif.

15. Persyaratan teknis sistem proteksi kebakaran padabangunan gedung dan lingkungan adalah setiapketentuan atau syarat teknis yang harus dipenuhi dalamrangka mewujudkan kondisi aman kebakaran padabangunan gedung dan lingkungannya, baik yangdilakukan pada tahap perencanaan, perancangan,pelaksanaan konstruksi dan pemanfaatan bangunan.

16. Pemilik bangunan gedung adalah orang, badan hukum,kelompok orang, atau perkumpulan yang menuruthukum sah sebagai pemilik gedung.

17 Rencana Sistem Penanggulangan Kebakaran yangselanjutnya disingkat RSPK adalah bagian dari RISPKyang merupakan rencana kegiatan untukmengantisipasi saat kebakaran dan bencana terjadi.

18. Alat Pemadam Kebakaran adalah alat/benda untukmemadamkan kebakaran.

19. Bangunan …

Page 7: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

7

19. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaankonstruksi yang menyatu dengan tempatkedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatasdan/atau didalam tanah dan/atau air, yang berfungsisebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baikuntuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan,kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupunkegiatan khusus.

20 Alarm Kebakaran adalah suatu alat untukmemberitahukan isyarat terjadinya kebakaran tingkatawal yang mencakup alarm kebakaran manual dan/ataualarm kebakaran otomatis.

21. Hidran adalah alat yang dapat mengeluarkan air,digunakan untuk memadamkan kebakaran, baik berupahidran halaman atau hidran gedung.

22. Sprinkler otomatis adalah suatu sistem pemancar airyang bekerja secara otomatis bilamana temperaturruangan mencapai suhu tertentu.

23. Bonpet adalah produk Pemadam Api Ringan (PAR)berbentuk silinder yang memiliki fungsi ganda yaknipemadaman otomatis maupun manual.

24. Sistem pemadam khusus adalah suatu sistem pemadamyang ditempatkan pada suatu ruangan tertentu untukmemadamkan kebakaran secara otomatis denganmenggunakan bahan pemadam jenis kimia kering ataujenis lainnya.

25. Bangunan menengah adalah bangunan yangmempunyai ketinggian lebih dan 14 (empat belas) meterdari permukaan tanah atau lantai dasar sampai denganketinggian paling tinggi 40 (empat puluh) meter ataupaling tinggi 8 (delapan) lantai.

26. Bangunan tinggi adalah bangunan yang mempunyaiketinggian lebih dari 40 (empat puluh) meter daripermukaan tanah atau lantai dasar atau lebih dari 8(delapan) lantai.

27. Bangunan …

Page 8: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

8

27. Bangunan pabrik dan/atau bangunan industri adalahbangunan yang peruntukkannya dipakai untuk segalamacam kegiatan kerja untuk memproduksi termasukpergudangan.

28. Bangunan umum dan perdagangan adalah bangunanyang peruntukkannya dipakai untuk segala macamkegiatan kerja atau pertemuan umum perkantoran,pertokoan dan pasar.

29. Bangunan perumahan adalah bangunan yangperuntukkannya layak dipakai untuk tempat tinggalorang yang terdiri dari perumahan dalam komplek,perkampungan, perumahan sederhana dan perumahanlainnya.

30. Bangunan campuran adalah bangunan yangperuntukkannya merupakan campuran dari jenisbangunan tersebut pada angka 32 dan 33.

31. Konstruksi tahan api adalah bangunan dengan bahankonstruksi campuran lapisan tertentu sehinggamempunyai ketahanan terhadap api atau belumterbakar dalam jangka waktu yang dinyatakan dalamsatuan waktu (jam).

32. Bahan berbahaya adalah setiap zat/elemen, ikatan ataucampurannya bersifat mudah menyala/terbakar, korosif

dan lain-lain, karena penanganan, penyimpanan,pengolahan, atau pengemasannya dapat menimbulkanbahaya terhadap manusia, peralatan dan lingkungan.

33. Bahan yang mudah terbakar adalah bahan yang apabilaterkena panas/jilatan api mudah terbakar dan cepatmerambatkan api.

34. Daerah bahaya kebakaran adalah daerah yang terancambahaya kebakaran yang mempunyai jarak 25 (dua puluhlima) meter dari titik api kebakaran terakhir.

35. Satuan …

Page 9: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

9

35. Satuan Relawan Kebakaran yang selanjutnya disingkatSatwankar adalah setiap orang atau anggota masyarakatdi Wilayah Daerah yang telah diberikan keterampilankhusus tentang pencegahan dan penanggulangankebakaran, serta dengan suka rela membantumelaksanakan tugas pencegahan pemadaman tingkatpertama yang organisasi dan tata kerjanya ditetapkanoleh Walikota;

36. Rekomendasi adalah Petunjuk Teknik Pemasangan alatProteksi Kebakaran, serta besarannya yang harusdibangun atau disediakan oleh pemilik bangunan atauperusahaan untuk memenuhi persyaratan pencegahandan penanggulangan kebakaran pada bangunan.

37. Alat Pencegah Kebakaran adalah alat yang dapatmemberikan isyarat/tanda pada saat awal terjadikebakaran.

38. Alat Pemadam Kebakaran adalah suatu alat/benda yangdapat dipergunakan untuk memadamkan kebakaran.

39. Label adalah suatu tanda pengesahan dari PemerintahDaerah yang dipasang pada alat Pencegah dan PemadamKebakaran yang menunjukan bahwa alat tersebut dapatdipergunakan sesuai dengan fungsinya.

40. Komplek/kawasan adalah suatu daerah tertentu yangdipergunakan untuk perumahan atau usaha danfasilitas umum.

41. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yangmerupakan kesatuan, baik yang melakukan usahamaupun tidak melakukan usaha yang meliputiperseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroanlainnya, badan usaha milik negara (BUMN), atau badanusaha milik daerah (BUMD) dengan nama dan dalambentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya,lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrakinvestasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

42. Retribusi …

Page 10: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

10

42. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi,adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasaatau pemberian izin tertentu yang khusus disediakandan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untukkepentingan orang pribadi atau Badan.

43. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usahadan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas ataukemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orangpribadi atau Badan.

44. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikanoleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dankemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orangpribadi atau Badan.

45. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yangmerupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi untukmemanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dariPemerintah Daerah yang bersangkutan.

46. Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnyadisingkat SSRD adalah bukti pembayaran ataupenyetoran retribusi yang telah dilakukan denganmenggunakan formulir atau telah dilakukan dengancara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaranyang ditunjuk oleh Walikota.

47. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnyadisingkat SKRD adalah surat ketetapan retribusi yangmenentukan besarnya jumlah pokok retribusi yangterutang.

48. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yangselanjutnya disingkat SKRDLB adalah surat ketetapanretribusi yang menentukan jumlah kelebihanpembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusilebih besar daripada retribusi yang terutang atauseharusnya tidak terutang.

49. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnyadisingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihanretribusi dan/atau sanksi administratif berupa bungadan/atau denda.

50. Kas …

Page 11: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

11

50. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kota Bandung.

51. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpundan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yangdilaksanakan secara objektif dan profesionalberdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk mengujikepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerahdan retribusi dan/atau untuk tujuan lain dalam rangkamelaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah dan retribusi daerah.

52. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi adalahserangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidikuntuk mencari serta mengumpulkan bukti yang denganbukti itu membuat terang tindak pidana di bidangretribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

BAB IIRENCANA INDUK SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN

Bagian KesatuPenyusunan RISPK

Pasal 2(1) RISPK disusun untuk menindaklanjuti RTRW pada

bidang pencegahan dan penanggulangan kebakaranserta bencana lain.

(2) RISPK disusun berdasarkan analisis resiko kebakarandan bencana yang pernah terjadi denganmemperhatikan rencana pengembangan kota sertarencana prasarana dan sarana kota lainnya.

(3) RISPK disusun sebagai arahan untuk penangananmasalah kebakaran dan bencana lain selama 10 tahunkedepan dan dapat dilakukan peninjauan kembalisesuai dengan keperluan.

(4) RISPK disusun dengan memperhatikan keterpaduanpelaksanaannya dengan prasarana dan sarana kotalainnya sehingga dapat meminimalkan biayapelaksanaan, biaya operasional dan pemeliharaan.

Pasal ...

Page 12: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

12

Pasal 3(1) RISPK meliputi ketentuan mengenai:

a. rencana sistem pencegahan kebakaran; danb. rencana sistem penanggulangan kebakaran.

(2) RISPK mencerminkan layanan yang disepakati olehpemangku kepentingan (stakeholder), meliputi layanan:a. pencegahan kebakaran;b. pemberdayaan peran masyarakat;c. pemadaman kebakaran; dand. penyelamatan jiwa dan harta benda.

(3) Penyusunan RISPK sekurang-kurangnya meliputi:a. kriteria penyusunan RISPK;b. penetapan sasaran;c. identifikasi masalah;d. kedudukan dokumen RISPK; dane. keluaran dokumen RISPK.

(4) Rincian ketentuan teknis mengenai RISPK sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut denganPeraturan Walikota.

Bagian KeduaRencana Sistem Pencegahan Kebakaran

Pasal 4(1) RSCK harus memuat layanan tentang pemeriksaan

keandalan bangunan gedung dan lingkungan terhadapkebakaran, pemberdayaan masyarakat dan penegakanPeraturan Daerah.

(2) Penyusunan RSCK sekurang-kurangnya meliputi:a. kriteria RSCK;b. lingkup kegiatan RSCK;c. identifikasi resiko kebakaran;d. analisis permasalahan; dane. rekomendasi pencegahan kebakaran.

Bagian …

Page 13: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

13

Bagian KetigaRencana Sistem Penanggulangan Kebakaran

Pasal 5(1) RSPK harus memuat layanan tentang pemadaman dan

penyelamatan jiwa serta harta benda di kota.(2) Penyusunan RSPK sekurang-kurangnya meliputi:

a. kriteria RSPK;b. lingkup kegiatan RSPK;c. identifikasi resiko kebakaran;d. analisis permasalahan; dane. rekomendasi pencegahan dan penanggulangan

kebakaran.

BAB IIIPERSYARATAN TEKNIS SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA

BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN

Pasal 6(1) Persyaratan teknis sistem proteksi kebakaran pada

bangunan gedung dan lingkungan meliputi:a. akses dan pasokan air untuk pemadam kebakaran;b. sarana penyelamatan;c. sistem proteksi kebakaran pasif;d. sistem proteksi kebakaran aktif;e. utilitas bangunan gedung;f. pencegahan kebakaran pada bangunan gedung;g. pengelolaan sistem proteksi kebakaran pada

bangunan gedung; danh. pengawasan dan pengendalian.

(2) Sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung danlingkungan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)wajib disediakan oleh setiap pemilik gedung.

(3) Rincian persyaratan teknis sistem proteksi kebakaranpada bangunan gedung dan lingkungan sebagaimanadimaksud pada ayat 1 (satu) diatur lebih lanjut denganPeraturan Walikota.

BAB …

Page 14: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

14

BAB IVPENCEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN

Bagian KesatuLingkungan Perumahan

Pasal 7

Setiap orang atau badan di Daerah wajib berupaya aktifmelakukan pencegahan dan penanggulangan atas bahayakebakaran, baik untuk kepentingan pribadi maupun untukkepentingan umum.

Pasal 8(1) Lingkungan perumahan dan lingkungan gedung harus

direncanakan sedemikian rupa sehingga setiapbangunan bisa terjangkau oleh pancaran air unitpemadam kebakaran dan jalan lingkungan yang bisadilalui mobil kebakaran.

(2) Lingkungan perumahan dan lingkungan bangunangedung harus dilengkapi hidran atau sumur gali ataureservoar atau tandon air kebakaran.

Pasal 9(1) Jarak minimal antara bangunan harus diperhitungkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku berdasarkantinggi, lebar dan persentase bukaan yang terdapat padabangunan sekitarnya, sehingga apabila salah satubangunan tersebut terbakar, maka bangunan laindisekitarnya tidak terpengaruh oleh pancaran panasradiasi kebakaran tersebut.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai jarak antara bangunandan/atau gang pengaman (brandgang) yangbersebelahan dengan bukaan saling berhadapan diaturlebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

Pasal 10…..

Page 15: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

15

Pasal 10(1) Penataan lingkungan Perumahan yang dilakukan oleh

orang atau badan diharuskan berpedoman kepadaketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerahdengan memperhatikan syarat teknis dan aspek lainnya:a. jalan yang memadai untuk dilalui kendaraan

Unit Pemadam Kebakaran tanpa hambatan;b. tersedianya Hidran, Reservoir ataupun Sumur

Gali; danc. tersedia alat komunikasi umum.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat teknis dan aspeklainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diaturlebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

Pasal 11

(1) Pemasangan instalasi bahan bakar gas untuk keperluanrumah tangga harus memenuhi persyaratan kualitasbahan maupun konstruksinya agar dapat menjaminkeselamatan dan keamanan dari bahaya kebakaran.

(2) Setiap tempat yang berisi bahan cair atau cairan yangmudah terbakar atau meledak harus dibubuhilabel/tanda yang menyebutkan bahwa di dalamnyaterdapat bahan yang mudah terbakar ataupun meledak.

Pasal 12

(1) Setiap ruangan tertutup dengan luas tidak lebih dari100 (seratus) meter persegi harus dilengkapi dengansekurang-kurangnya 1 (satu) buah alat pemadam apiringan ukuran 3 (tiga) kg atau sederajat.

(2) Setiap ruangan tertutup dengan luas 500 (lima ratus)meter persegi harus dilengkapi dengan sekurang-kurangnya 1 (satu) titik hidran menurut jenis danstandard yang ditetapkan lebih lanjut dengan PeraturanWalikota.

Pasal ...

Page 16: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

16

Pasal 13

(1) Pada setiap pelaksanaan proyek pembangunan denganbahan yang mudah terbakar harus menyediakan alatpemadam kebakaran sesuai dengan klasifikasi fisik yangdibangun.

(2) Pada setiap bangunan dan/atau tempat yang memilikikemudahan bahaya kebakaran harus diberi tandaperingatan bahaya dan peringatan tidak boleh masuk.

Pasal 14

(1) Setiap kendaraan bermotor roda empat atau lebih harusdilengkapi dengan alat pemadam api ringan minimal 1(satu) kg atau sederajat.

(2) Alat pemadam sebagaimana dimaksud pada ayat (1)harus disimpan pada tempat yang mudah dilihat dandigunakan.

Bagian KeduaBangunan Industri dan Gudang

Pasal 15(1) Setiap pemilik dan/atau bangunan industri wajib

menyediakan alat pemadam kebakaran yang dapatdijinjing (portable) yang ditempatkan dalam jarak palingjauh setiap 10 (sepuluh) meter.

(2) Pada setiap lantai bangunan dengan luas permukaansampai dengan 100 (seratus) meter persegi harusdisediakan 1 (satu) buah alat pemadam kebakaranukuran portable paling kurang alat pemadam api ringandengan ukuran paling kurang 3 (tiga) kg.

(3) Pada setiap lantai bangunan dengan luas permukaansampai dengan 500 (lima ratus) meter persegi harusdisediakan 1 (satu) titik hidran menurut jenis danstandard yang berlaku, yang mempergunakan airsebagai bahan pemadam pokok, dan apabila lebih dari500 (lima ratus) meter persegi, harus disediakan 2 (dua)titik hidran.

(4) Penempatan ...

Page 17: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

17

(4) Penempatan dan pemasangan hidran sebagaimanadimaksud pada ayat (3), daya pancarnya harus dapatmenjangkau seluruh ruangan.

(5) Luas ruangan bangunan industri sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) yang luasnya lebihdari 500 (lima ratus) meter persegi, maka jumlah alatpemadam kebakaran yang harus disediakan sesuaidengan perbandingan antara luas permukaan lantaidengan ruangan.

(6) Setiap pemilik dan/atau bangunan yang tidakmenyediakan alat pemadam kebakaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi administrasisebagai berikut:a. menunda atau tidak diberikan izin untuk mendirikan

bangunan;b. menangguhkan atau menutup pelaksanaan

pembangunan;c. mencabut izin yang telah dikeluarkan; dand. dilakukan penyegelan.

Pasal 16

(1) Alat pesawat, bahan cairan dan bahan lainnya yangdapat menimbulkan bahaya kebakaran harus disimpandengan rapih dan aman sesuai dengan standar yangditetapkan.

(2) Alat pesawat yang dapat menimbulkan panas atau nyalaapi yang dapat menimbulkan/menyebabkan terbakarnyauap bensin atau bahan sejenisnya, dilarang dipasangatau digunakan pada jarak kurang dari 2 (dua)centimeter dari suatu ruangan yang menggunakanbahan cairan yang mudah menguap dan terbakar.

(3) Sistem saluran gas dan cairan yang mudah terbakarharus dilengkapi dengan katup pengaman yangmemenuhi persyaratan dan ditandai dengan jelas.

(4) Setiap …

Page 18: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

18

(4) Setiap ruangan ketel api atau ruangan dengan instalasipemanas yang menggunakan:a. bahan bakar cair padat harus dibuat dari bahan

bangunan yang mempunyai ketahanan api minimal 3(tiga) jam; dan

b. bahan bakar gas harus dibuat terpisah daribangunan lainnya dan mempunyai ketahanan apiminimal 2 (dua) jam.

(5) Kamar tunggu dan ketel harus dilindungi olehkonstruksi tahan api minimal 2 (dua) jam dengan pintutahan api minimal 2 (dua) jam serta mempunyairuangan khusus yang terpisah dari bangunan lainnya.

Pasal 17

(1) Ruang pengasap dan ruang cuci kering kimia (dry

cleaning) harus terbuat dari beton dan sekurang-kurangnya dari tembok atau sejenis lainnya serta harusdilengkapi dengan alat pengukur temperatur yangdigunakan untuk itu.

(2) Barang atau benda yang dikeringkan serta dibersihkanharus dibatasi jumlahnya sesuai dengan keadaanruangan tersebut.

(3) Ruang pengasap dan ruang cuci kering kimia (dry

cleaning) serta alat pengukur sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus dirawat dan diawasi, sehingga suhudalam ruangan tersebut tidak melebihi batas palingtinggi yang telah ditentukan.

Pasal 18

Setiap perusahaan kayu harus mengatur tempatpenggergajian, pengolahan maupun penyimpanan sehinggatidak menutup kesempatan Kendaraan PemadamKebakaran apabila terjadi kebakaran.

Pasal …

Page 19: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

19

Pasal 19

(1) Setiap bangunan industri harus dilindungi olehperalatan dan/atau perlengkapan pencegahan danpenanggulangan bahaya kebakaran sesuai dengankebutuhan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis, ukuran danpemakaian alat pemadam kebakaran diatur lebih lanjutdengan Peraturan Walikota.

Pasal 20

(1) Bangunan industri untuk proses produksi yangmenggunakan atau menghasilkan bahan yang mudahmenimbulkan bahaya kebakaran, harus mempunyaipelindung khusus terhadap bahaya kebakaran denganstandar yang ditetapkan.

(2) Apabila bangunan industri sebagaimana dimaksud padaayat (1) menggunakan sistem pemancar air (sprinkler)otomatis atau pemadam lainnya yang dihubungkandengan alarm otomatis harus dipasang pada tempattertutup, dan apabila mempergunakan air sebagaibahan pemadam pokok tidak membawa dampak negatif.

(3) Apabila penggunaan air untuk pemadam kebakarantidak dapat terkontrol sehingga dapat membahayakan,maka harus digunakan alat pemadam kimia otomatis.

(4) Setiap ruangan instalasi listrik, generator gas turbinatau instalasi pembangkit tenaga listrik lainnya harusdilengkapi dengan detektor kebocoran listrik yangdihubungkan dengan sistem alarm otomatis dan sistempemadam otomatis.

(5) Setiap tempat/ruangan penyimpanan cairan berbahayaberupa gas atau bahan bakar lainnya yang mudahterbakar dan menguap, harus dilengkapi dengandetektor gas yang dihubungkan dengan sistem alarmotomatis dan sistem pemadam otomatis.

Pasal …

Page 20: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

20

Pasal 21

(1) Pemasangan dan tipe alarm kebakaran harusdisesuaikan dengan klasifikasi ketahanan api bangunan,jenis penggunaan bahan bangunan, jumlah lantai danjumlah luas paling kurang per lantai.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemasangan dan tipealarm sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur lebihlanjut dengan Peraturan Walikota.

Pasal 22

(1) Setiap bangunan bagian instalasi alarm kebakaranotomatis, pemercik otomatis atau instalasi proteksikebakaran otomatis atau instalasi proteksi kebakaranotomatis lainnya harus dipasang sesuai denganketentuan.

(2) Suatu instalasi pemercik otomatis lainnya, kecualisistem pemadam api thermatic. harus dihubungkandengan instalasi alarm kebakaran otomatis yang akanmemberikan isyarat alarm dan menunjukan tempat asalkebakaran pada panel penunjuknya.

(3) Setiap pemasangan papan penunjuk atau panel dankutub pemercik yang berfungsi sebagai sistem alarmotomatis, maka alarm kebakaran tersebut harus dapatdihubungkan dengan pos kebakaran terdekat atau SKPDyang membidangi.

Pasal 23

(1) Dalam hal sistem pemercik menggunakan tangkigravitasi, maka tangki tersebut harus direncanakandengan baik, dengan mengatur perletakan, ketinggian,kapasitas penampungannya sehinggga dapatmenghasilkan aliran dan tekanan air yang cukup padasetiap kepala pemercik.

(2) Isi tangki paling kurang 2/3 (dua pertiga) bagian dandiberi tekanan sekurang-kurangnya 5 (lima)kg/centimeter kuadrat.

(3) Jenis …

Page 21: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

21

(3) Jenis kepala pemercik yang digunakan harus sesuaidengan kondisi normal dimana pemercik dipasangdengan 30 (tiga puluh) derajat celcius dibawah suhurata-rata.

(4) Kepekaan kepala pemercik terhadap suhu ditentukanberdasarkan perbedaan warna pada segel atau dalamtabung gelas.

(5) Jaringan pipa pemercik harus menggunakan pipa bajaatau pipa baja galvanis atau pipa tuang dengan flens

atau pipa tembaga yang harus memenuhi standarindustri.

(6) Pada bangunan menengah dan tinggi pemasanganpemercik harus pada keseluruhan lantai.

Pasal 24

(1) Instalasi pemercik otomatis yang dipasang pada setiapbangunan atau bagian bangunan harus sesuai denganklasifikasi ancaman bahaya kebakaran bangunanya.

(2) Klasifikasi tingkat ketahanan api, konstruksi, strukturdan bahan bangunan yang dipergunakan diatur lebihlanjut dengan Peraturan Walikota.

Pasal 25

(1) Setiap bangunan pabrik wajib dilengkapi dengan alatpemadam api ringan yang jumlahnya disesuaikandengan klasifikasi ancaman bahaya kebakaran, untukancaman bahaya kebakaran ruangan dengan APARukuran paling kurang 3 (tiga) kg dan ditempatkandengan jarak jangkauan paling jauh 20 (dua puluh)meter.

(2) Setiap bangunan pabrik sebagaimana dimaksud padaayat (1) apabila mempunyai luas lantai 2.000 (dua ribu)meter persegi, harus dipasang paling kurang 2 (dua)titik hidran, setiap penambahan luas lantai paling luas1.000 (seribu) meter persegi harus ditambah 1 (satu)titik hidran.

(3) Setiap ...

Page 22: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

22

(3) Setiap bangunan pabrik dengan ancaman bahayakebakaran sedang, harus dilengkapi dengan alatpemadam api ringan dengan ukuran 3 (tiga) kg danditempatkan pada jarak jangkauan paling jauh 15 (limabelas) meter, apabila mempunyai luas lantai 800(delapan ratus) meter persegi harus ditambah palingkurang 1 (satu) titik hidran.

(4) Bangunan pabrik dengan ancaman bahaya kebakarantinggi harus dilengkapi dengan alat pemadam api ringandengan ukuran paling kurang 3 (tiga) kg danditempatkan dengan jarak jangkauan paling jauh15(lima belas) meter, apabila mempunyai luas lantai 600(enam ratus) meter persegi harus dipasang paling sedikit2 (dua) buah titik hidran dan setiap penambahan luaslantai paling jauh 600 (enam ratus) meter persegi harusditambah paling kurang 1 (satu) titik hidran.

(5) Setiap pemilik dan/atau pengelola bangunan yang tidakmelengkapi alat pemadam kebakaran, dikenakan sanksiadministrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15ayat (6).

Pasal 26

Jumlah paling banyak jenis bahan berbahaya yangdiperkenankan dalam suatu bangunan gudang pabrikadalah sebanyak jumlah pemakaian untuk selama 14(empat belas) hari kerja yang diperhitungkan dari jumlahrata-rata pemakaian setiap hari.

Pasal 27

(1) Setiap ruangan dalam suatu bangunan pabrik yangmenggunakan ventilasi atau alat tembus atau alat hisapuntuk menghilangkan debu, kotoran dan asap (uap)maupun penyegar udara pemasangannya harus sesuaidengan ketentuan.

(2) Ketentuan …

Page 23: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

23

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai ventilasi atau alattembus atau alat hisap sebagaimana dimaksud padaayat (1), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

Bagian Ketiga

Bangunan Umum dan Perdagangan

Pasal 28

(1) Setiap bangunan umum/tempat pertemuan, tempathiburan, perhotelan, apartemen/rumah susun,restoran/rumah makan, tempat perawatan, pertokoan/pasar dan perkantoran harus dilengkapi dengan alatpemadam api ringan dengan ukuran paling kurang 3(tiga) kg dan ditempatkan dengan jarak jangkauanpaling jauh 20 (dua puluh) meter dari setiap tempat.

(2) Setiap bangunan tempat beribadat dan tempatpendidikan harus dilindungi dengan alat pemadam apiringan dengan ukuran paling kurang 3 (tiga) kg danditempatkan dengan jarak jangkauan paling jauh 25(dua puluh lima) meter dari setiap tempat.

Pasal 29

(1) Setiap bangunan umum/tempat pertemuan danperdagangan selain memenuhi ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 23, harus juga dilindungi hidrankebakaran dengan ketentuan panjang selang danpancaran air dapat menjangkau seluruh ruangan yangdilindungi.

(2) Setiap bangunan umum/tempat pertemuan, tempathiburan, perhotelan, apartemen/rumah susun,restoran/rumah makan, tempat perawatan,perkantoran, dan pertokoan/pasar untuk setiap 800(delapan ratus) meter persegi harus dipasang palingkurang 1 (satu) titik hidran.

(3) Setiap bangunan tempat beribadat dan pendidikanuntuk setiap 1.000 (seribu) meter persegi harusdipasang paling kurang 1 (satu) titik hidran.

Pasal …

Page 24: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

24

Pasal 30

(1) Bangunan umum dan perdagangan yang harusdilindungi dengan sistem alarm kebakaran,pemasangannya harus sesuai dengan ketentuan yangberlaku.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24,berlaku untuk setiap bangunan umum danperdagangan.

Pasal 31

(1) Setiap terminal angkutan umum darat harus dilengkapidengan APAR/APAB.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai APAR/APABsebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjutdengan Peraturan Walikota.

Pasal 32

(1) Bangunan gedung parkir harus dilindungi dari ancamanbahaya kebakaran dengan APAR, hidran kebakaran danpemercik sesuai dengan ketentuan yang berlaku padabangunan pabrik, dengan ancaman bahaya kebakaransedang.

(2) Setiap pelataran parkir terbuka dan pool kendaraanwajib dilengkapi APAR dengan ukuran paling kurang 3(tiga) kg dan ditempatkan pada setiap tempat dalamjarak jangkauan paling jauh 30 (tiga puluh) meter darisetiap tempat.

(3) Khusus untuk setiap pool kendaraan selain harusmemenuhi ketentuan sebagimana dimaksud pada ayat(2), harus dilindungi dengan hidran kebakaran.

(4) Setiap pemilik dan/atau pengelola bangunan gedungparkir yang tidak dilindungi alat pemadam kebakaransebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat(3), dikenakan sanksi administrasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 15 ayat (6).

Pasal …

Page 25: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

25

Pasal 33

(1) Setiap instalasi penjualan/pengisian bahan bakarminyak dan gas (SPBU/SPBE), wajib menyediakan alatpemadam kebakaran.

(2) Ketentuan mengenai tatacara pemasangan, jenis danjumlah alat pemadam kebakaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjut denganPeraturan Walikota.

(3) Setiap pemilik dan/atau instalasi penjualan/pengisianbahan bakar minyak dan gas (SPBU/SPBE) yang tidakdilindungi alat pemadam kebakaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi administrasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (6).

Bagian KeempatBangunan Perumahan

Pasal 34Setiap bangunan perumahan harus dilengkapi APAR denganukuran paling kurang 3 (tiga) kg.

Pasal 35(1) Lingkungan perumahan padat penduduk pada setiap

Rukun Warga (RW) harus menyiapkan paling kurang 1(satu) unit pompa dengan tekanan keluaran palingsedikit 3,5 bar yang mudah dijinjing dantangki/penampung air dengan kapasitas paling sedikit30 (tiga puluh) meter kubik.

(2) Setiap bangunan perumahan dengan luas paling sedikit1000 (seribu) meter persegi harus memasang palingkurang 1 (satu) titik hidran.

(3) Bangunan perumahan lainnya yang mempunyai 4(empat) lantai keatas harus dipasang sistem alarmkebakaran otomatis.

Pasal …

Page 26: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

26

Pasal 36Bagi bangunan perumahan lainnya dan bangunanperumahan yang merupakan bangunan menengah atautinggi berlaku pula ketentuan sebagaimana dimaksud dalamPasal 24.

Bagian KelimaBangunan Campuran

Pasal 37(1) Terhadap setiap bangunan campuran berlaku ketentuan

pencegahan pemadaman kebakaran yang terberat darifungsi bagian bangunan.

(2) Pengecualian terhadap ketentuan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), apabila pada bagian bangunanyang fungsinya mempunyai ancaman bahaya kebakaranlebih berat, dipisahkan dengan kompartemen yangketahanan apinya disesuaikan dengan ancaman bahayakebakaran, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian KeenamBangunan Menengah dan Tinggi

Pasal 38

(1) Untuk melindungi bangunan gedung terhadapkebakaran yang berasal dari sambaran petir, maka padabangunan menengah dan bangunan tinggi, harusdipasang penangkal petir.

(2) Ketentuan mengenai peralatan dan pemasanganinstalasi penangkal petir, harus mengikuti ketentuansebagaimana dimaksud dalam peraturan umuminstalasi penangkal petir.

(3) Ketentuan yang mengatur tentang konstruksi, strukturdan bahan bangunan serta ketentuan tentangperalatan/perlengkapan pemadam kebakaran yangharus dipergunakan pada bangunan menengah dantinggi diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

BAB …

Page 27: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

27

BAB VPENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

Pasal 39(1) Pada dasarnya penanggulangan bencana kebakaran

adalah merupakan kewajiban setiap orang, termasukSatwankar, berupa partisipasi aktif.

(2) Partisipasi aktif dalam penanggulangan bencanakebakaran bisa berupa aktifitas fisik maupuninformasi/komunikasi dan ikut menjagaketertiban/keamanan dilokasi bencana.

Pasal 40

(1) Setiap orang yang berada di daerah kebakaran danmengetahui terjadinya kebakaran wajib ikut serta secaraaktif mengadakan pemadaman kebakaran, baik untukkepentingan pribadi maupun untuk kepentingan umum.

(2) Setiap orang yang berada di daerah kebakaran danmengetahui tentang adanya kebakaran wajib segeramelaporkan kepada SKPD dan/atau Kepolisian;

(3) Pemerintah Daerah wajib menyediakan sarana danprasarana pencegahan dan penanggulangan bahayakebakaran sesuai dengan standar yang ditetapkanberdasarkan peraturan perundangan;

(4) Pemenuhan penyediaan sarana dan prasaranapencegahan dan penanggulangan sebagaimanadimaksud pada ayat (3) dipenuhi oleh PemerintahDaerah secara bertahap yang dialokasikan didalamAPBD.

Pasal 41

(1) Kebakaran biasa adalah kebakaran bahan-bahan yangdiakibatkan seperti kertas, kayu, pakaian, disebut jeniskebakaran kelas A, penanggulangannya dapatmempergunakan alat pemadam pokok.

(2) Kebakaran …

Page 28: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

28

(2) Kebakaran bahan cairan adalah kebakaran yangdiakibatkan seperti minyak bumi, gas, lemak, dansejenisnya, disebut kebakaran kelas B,penanggulangannya dapat mempergunakan alatpemadam kebakaran yang memakai zat kimia;

(3) Kebakaran listrik adalah kebakaran yang diakibatkanseperti kebocoran pada alat listrik, generator, meteranlistrik, konsleating listrik, disebut jenis kebakaran kelasC, penanggulangannya menggunakan alat pemadamjenis kimia kering atau gas (CO2 dan pengganti hallon).

(4) Kebakaran logam dan bahan kimia khusus adalahkebakaran yang diakibatkan seperti seng, magnesiun,serbuk alumunium, senium, titanium, mesiu, uranium,disebut jenis kebakaran kelas D, penanggulangannyadapat menggunakan alat pemadam khusus.

Pasal 42

(1) Sebelum petugas SKPD tiba di tempat terjadinyakebakaran, pimpinan/petugas Satuan Pengamanan(SATPAM) atau Pertahanan Sipil (HANSIP) yang beradadi tempat kejadian serta yang lebih tinggi pangkatnyabertanggung jawab dan berwenang untuk mengambiltindakan dalam rangka tugas pemadaman.

(2) Setelah Petugas SKPD tiba di tempat terjadinyakebakaran, maka untuk keselamatan umum danpengamanan setempat, siapapun dilarang mendekatiataupun berada di daerah bahaya kebakaran kecualipara petugas SKPD.

(3) Setelah Petugas SKPD tiba di tempat terjadinyakebakaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2),tanggung jawab dan kewenangan beralih kepadaPetugas SKPD.

(4) Setelah kebakaran dapat ditanggulangi/dipadamkan,Kepala SKPD harus segera menyerahkan kembalitanggung jawab dan kewenangan tersebut kepadaPenanggung jawab tempat tersebut.

(5) Petugas …

Page 29: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

29

(5) Petugas SKPD menyerahkan kembali tanggung jawabdan kewenangan tersebut sebagaimana dimaksud padaayat (4), untuk diadakan penyelidikan/penyidikan lebihlanjut oleh pejabat yang berwenang;

Pasal 43

(1) Pemilik dan penghuni bangunan/pekarangan wajibmemberikan bantuan kepada para Petugas SKPD, baikdiminta maupun tidak diminta untuk kepentinganpemadaman dan tindakan penyidikan lebih lanjut olehPetugas yang berwenang.

(2) Pemilik dan penghuni bangunan/pekarangan wajibmenghindarkan segala bentuk tindakan yang dapatmenghalangi dan menghambat kelancaran pelaksanaantugas pemadaman.

Pasal 44

Pemilik dan penghuni bangunan/pekarangan wajibmengadakan tindakan-tindakan dan memberikankesempatan untuk terlaksananya tugas pemadaman, gunamencegah menjalar dan meluasnya kebakaran baik di dalamrumah maupun bangunan lain di luar rumahnya.

Pasal 45

Apabila bekas bangunan yang terbakar dan atau bendalainnya yang dapat menimbulkan ancaman keselamatanjiwa seseorang dan/atau bahaya kebakaran kembali, makapemilik barang atau penghuni dari bangunan tersebut wajibmengadakan pencegahan dan memberitahukan kepadaKepala SKPD.

Pasal 46

(1) Secara kelembagaan dan kewenangannya upayapenanggulangan bencana kebakaran menjadi sebagiantugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah.

(2) Kepala …

Page 30: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

30

(2) Kepala SKPD selaku Penanggung jawab tugassebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat bertindakatas nama Pemerintah Daerah.

(3) Pemerintah Daerah wajib memberikan pelayananterhadap pencegahan dan penanggulangan kebakarandengan membuka jaringan sistem informasi danmenempatkan tenaga siaga dan operasional pada PosWilayah (PosWil) disesuaikan dengan susunanOrganisasi dan Tata Kerja SKPD.

BAB VISARANA PENYELAMATAN JIWA

Pasal 47

Dalam hal terjadinya kebakaran penyelamatan jiwa haruslebih diutamakan dari pada penyelamatan harta benda.

Pasal 48(1) Setiap bangunan harus memenuhi ketentuan mengenai

kelengkapan sarana penyelamatan jiwa.(2) Kelengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

meliputi konstruksi, struktur, bahan bangunan danjenis lainnya yang diatur lebih lanjut dengan PeraturanWalikota.

BAB VIIPERIZINAN, PEMERIKSAAN DAN PEMBINAAN

Bagian KesatuIzin dan Pemeriksaan

Pasal 49

Kepala SKPD, berhak mengeluarkan Rekomendasi dalam halpenataan lingkungan Perumahan, mendirikan bangunanmaupun izin penggunaan Alat Pemadam Kebakaran.

Pasal 50

(1) Walikota atau Kepala SKPD dalam melakukan tugasnyadapat memasuki tempat pertunjukan, keramaianumum, pertemuan dan kegiatan lainnya.

(2) Penyelenggaraan …

Page 31: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

31

(2) Penyelenggaraan pertunjukan atau pertemuansebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib melakukantindakan pencegahan dan penanggulangan bahayakebakaran sebelum dan selama berlangsungnyapertunjukan dan pertemuan tersebut.

(3) Setiap penyelenggara yang tidak melakukan tindakanpencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaransebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenakan sanksiadministrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15ayat (6).

Pasal 51

(1) Walikota atau Pejabat yang ditunjuk, berwenang untukmelakukan pemeriksaan pekerjaan pembangunan dalamhubungannya dengan persyaratan pencegahan danpenanggulangan bahaya kebakaran.

(2) Apabila terdapat hal yang meragukan atau yang sifatnyatertutup, maka Walikota dapat memerintahkanmengadakan penelitian dan pengujian kembali.

(3) Semua pembiayaan pelaksanaan tugas sebagaimanadimaksud pada ayat (1), menjadi tanggungan pemilikyang bersangkutan.

(4) Pemegang hak bangunan bertanggung jawab ataskelengkapan alat-alat pencegahan dan pemadamkebakaran serta pemeliharaan maupun penggantiansesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 52(1) Setiap alat pencegahan dan pemadam kebakaran yang

dipakai di perumahan, kawasan perdagangan, industridan tempat umum harus diperiksa secara berkala setiap1 (satu) tahun sekali, dan jika dianggap perlu dapatdilakukan pemeriksaan sewaktu-waktu dengan atautanpa pemberitahuan terlebih dahulu oleh petugasSKPD.

(2) Petugas SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1),harus memakai tanda pengenal khusus disertai SuratTugas yang ditandatangani Kepala SKPD.

(3) Setiap …

Page 32: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

32

(3) Setiap alat pemadam kebakaran yang akan digunakan,harus dilengkapi dengan petunjuk cara penggunaanyang memuat uraian singkat dan jelas tentang carapenggunaannya.

(4) Setiap alat pemadam kebakaran yang telah digunakanharus segera diisi kembali sesuai dengan prosedur yangberlaku.

Pasal 53

(1) Setiap perusahaan atau badan hukum yangmemperdagangkan alat pencegah dan pemadamkebakaran dan/atau usaha pemeliharaan, perawatan,perbaikan, pengisian kembali dan penggantian alatpemadam kebakaran di daerah, wajib terlebih dahulumendapat izin dari Walikota atau pejabat yangberwenang.

(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlakuselama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang ataudiperbaharui dengan cara mengajukan permohonankembali.

(3) Setiap perusahaan yang tidak memilik izin sebagaimanadimaksud pada ayat (1), dikenakan sanksi administrasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (6).

Bagian Kedua

Pembinaan

Pasal 54

(1) Walikota atau Kepala SKPD wajib melakukan pembinaandan penyuluhan di bidang pencegahan danpenanggulangan bahaya kebakaran baik internalmaupun eksternal melalui Pendidikan dan PelatihanFormal maupun Informal atas permintaan masyarakat,Instansi Pemerintah atau Perusahaan swasta.

(2) Walikota atau Kepala SKPD dapat memberikan pelatihanmaupun penyuluhan mengenai keahlian di bidangPencegahan dan Penanggulangan Kebakaran.

BAB ...

Page 33: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

33

BAB VIII

KETENTUAN LARANGAN

Pasal 55

Setiap orang atau Badan Hukum dilarang:

a. mengambil dan atau menggunakan air darihidran/reservoir/tandon (bak) air kebakaran kota,untuk kepentingan apapun kecuali mendapat izin dariWalikota atau Pejabat yang ditunjuk;

b. mendirikan atau melakukan kegiatan usaha industri,pergudangan maupun perdagangan barang yang rawanbahaya kebakaran tanpa izin;

c. mendirikan gudang penyimpanan bahan kimia padatmaupun cair dan/atau barang-barang lainnya yangmudah terbakar tanpa izin;

d. membakar sampah atau barang-barang bekas lainnyaditempat yang rawan kebakaran;

e. menyalakan alat penerangan yang mempergunakanbahan bakar minyak tanpa pengamanan dari bahayakebakaran;

f. memproduksi, memperdagangkan ataupun memakaikompor dengan bahan bakar minyak yang tidakmemenuhi ketentuan/syarat keamanan dankeselamatan dari bahaya kebakaran;

g. menyimpan bahan karbit atau bahan sejenis lainnyayang dalam keadaan basah dapat menimbulkan gasyang mudah terbakar;

h. menyimpan benda dan seluloid (bahan untuk membuatplastik), kecuali etalase toko dan untuk penggunaansehari-hari dalam logam yang tertutup dengan jarakkurang dari 1 (satu) meter dari segala jenis alatpenerangan kecuali penerangan listrik minimal 10(sepuluh) centimeter;

i. menyimpan negatif film ditempat yang berdekatandengan bahan lain yang mudah terbakar;

j. menggunakan sinar X di ruang terbuka, kecuali di ruangkhusus serta memperhatikan suhu tertentu;

k. menempatkan ...

Page 34: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

34

k. menempatkan benda dan/atau cairan yang mudahterbakar di dalam ruangan tempat digunakannya sinar x;

l. mengangkut bahan bakar, bahan kimia dan bahansejenis lainnya yang mudah terbakar denganmempergunakan kendaraan yang bukan peruntukannyaatau bak terbuka;

m. menimbun atau membakar limbah kayu pengolahanmaupun penggergajian;

n. menggunakan peralatan dan/atau bahan pemadamkebakaran yang tidak sempurna lagi atau rusak;

o. menggunakan bahan pemadam kebakaran yang dalampenggunaannya dapat menimbulkan proses atau reaksikimia yang membahayakan;

p. memindahkan atau mengambil barang dari daerahkebakaran tanpa izin dari Petugas.

BAB IXRETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

Pasal 56

Dengan nama Retribusi Pemeriksaan Alat PemadamKebakaran dipungut retribusi atas pelayanan yangdiberikan oleh Pemerintah Daerah dalam pemeriksaandan/atau pengujian alat pemadam kebakaran, alatpenanggulangan kebakaran, dan alat penyelamatan jiwayang dimiliki dan/atau dipergunakan oleh setiap orang ataubadan.

BAB XOBYEK DAN SUBYEK

Pasal 57

(1) Objek Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaransebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 adalahpelayanan pemeriksaan dan/atau pengujian alatpemadam kebakaran, alat penanggulangan kebakaran,dan alat penyelamatan jiwa oleh Pemerintah Daerahterhadap alat pemadam kebakaran, alatpenanggulangan kebakaran, dan alat penyelamatan jiwayang dimiliki dan/atau dipergunakan oleh setiap orangatau badan.

(2) Subjek ...

Page 35: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

35

(2) Subjek Retribusi adalah setiap orang atau badan yangmendapat pelayanan dari Pemerintah Daerah ataspemeriksaan dan/atau pengujian alat pemadamkebakaran, alat penanggulangan kebakaran, dan alatpenyelamatan jiwa.

(3) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yangmenurut ketentuan dan peraturan perundang-undanganretribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaranretribusi, termasuk pemungutan dan pemotongretribusi.

BAB XIGOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 58

Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakarandigolongkan sebagai Retribusi Jasa Umum.

BAB XIICARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNA JASA

Pasal 59

Tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkan frekuensidan jumlah alat pemadam kebakaran, alat penanggulangankebakaran, dan alat penyelamatan jiwa yang diperiksadan/atau diuji serta pemeriksaan dan pengujian instalasialat pemadam kebakaran.

BAB XIIIPRINSIP DAN SASARAN DALAM

PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIFPasal 60

Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur danbesarnya tarif retribusi adalah untuk mengganti sebagianbiaya penyelenggaraan pelayanan pemeriksaan alatpemadam kebakaran, alat penanggulangan kebakaran, danalat penyelamatan jiwa.

Pasal ...

Page 36: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

36

Pasal 61

Tarif retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaranditetapkan sebagai berikut:

No. JENIS UKURANRETRIBUSI

(Rp.)

1. Dry Chemical,CO2, Thermatik,Foam/Busa danjenis lainnya

0,5 Kg s/d 3 Kg 7.500,00

> 3 Kg s/d 10 Kg 10.000,00

>10 Kg s/d 40 Kg 12.500,00

> 40 Kg 15.000,00

2. Sprinkler

≤ 1000 titik 2.500,00

>1000 s/d 3000titik

2.000,00

> 3000 titik 1.500,00

3. Detector Pertitik 2.500,00

4. Alarm Pertitik 5.000,00

5. Fire Hydrant Pertitik 25.000,00

6. Bonpet Perbuah 10.000,00

7. Red Comet Perbuah 10.000,00

Pasal 62

(1) Tarif retribusi dapat ditinjau kembali paling lama 3 (tiga)tahun sekali.

(2) Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan dengan memperhatikan indeks hargadan perkembangan ekonomi.

(3) Penetapan tarif retribusi sebagaimana dimaksud padaayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Walikota.

BAB …

Page 37: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

37

BAB XIVPEMUNGUTAN RETRIBUSI

Bagian KesatuTata Cara Pemungutan

Pasal 63

(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD dandokumen lain yang dipersamakan.

(2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat berupa karcis, kupon, dankartu langganan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaanpemungutan Retribusi diatur dengan PeraturanWalikota.

Bagian KeduaTata Cara Pembayaran

Pasal 64

(1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasisekaligus.

(2) Pembayaran retribusi dilakukan di kas daerah atautempat lain yang ditunjuk sesuai dengan waktu yangditentukan dengan menggunakan SKRD atau dokumenlain yang dipersamakan dan STRD.

(3) Dalam hal pembayaran dilakukan ditempat lain yangditunjuk, maka hasil penerimaan retribusi harusdisetorkan ke kas daerah paling lambat 1 x 24 jam ataudalam waktu yang telah ditetapkan oleh Walikota.

(4) Apabila pembayaran retribusi dilakukan lewat waktuyang ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar2% (dua persen) setiap bulan dari Retribusi yangterutang atau kurang dibayar untuk jangka waktupaling lama 24 (dua puluh empat) bulan denganmenerbitkan STRD.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk, isi, dan ukuranSKRD dan STRD diatur dengan Peraturan Walikota.

Pasal …

Page 38: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

38

Pasal 65

(1) Atas permohonan Wajib Retribusi, Walikota atau Pejabatyang ditunjuk dapat memberikan persetujuan kepadaWajib Retribusi untuk mengangsur atau menundapembayaran retribusi dengan dikenakan bunga sebesar2% (dua persen) setiap bulan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara angsurandan penundaan pembayaran retribusi diatur denganPeraturan Walikota.

Pasal 66

Retribusi yang terutang dipungut di wilayah daerah

Bagian Ketiga

Tata Cara PenagihanPasal 67

(1) Retribusi terutang berdasarkan SKRD atau dokumenlain yang dipersamakan dan Surat Keputusan Keberatanyang tidak atau kurang bayar ditagih denganmenggunakan STRD.

(2) Penagihan Retribusi terutang sebagaimana dimaksudpada ayat (1) didahului dengan Surat teguran.

(3) Pengeluaran Surat Teguran/ Peringatan/ Surat lainyang sejenis sebagai tindakan awal pelaksanaanpenagihan retribusi dikeluarkan setelah 7 (tujuh) harisejak tanggal jatuh tempo pembayaran.

(4) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal SuratTeguran/Peringatan/Surat lain yang sejenis, WajibRetribusi harus melunasi retribusi yang terutang.

(5) Surat Teguran/Peringatan/Surat lain yang sejenissebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikeluarkan olehPejabat yang ditunjuk.

(6) Tata cara penagihan dan penerbitan Surat Teguran/Peringatan/Surat lain yang sejenis diatur denganPeraturan Walikota.

Bagian …

Page 39: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

39

Bagian Keempat

Keberatan

Pasal 68

(1) Wajib Retribusi tertentu dapat mengajukan keberatanhanya kepada Walikota atau Pejabat yang ditunjuk atasSKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasaIndonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas.

(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu palinglama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan,kecuali jika Wajib Retribusi tertentu dapatmenunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapatdipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.

(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana dimaksudpada ayat (3) adalah suatu keadaan yang terjadi di luarkehendak atau kekuasaan Wajib Retribusi.

(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajibanmembayar Retribusi dan pelaksanaan penagihanRetribusi.

Pasal 69

(1) Walikota dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima harusmemberi keputusan atas keberatan yang diajukandengan menerbitkan Surat Keputusan Keberatan.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalahuntuk memberikan kepastian hukum bagi WajibRetribusi, bahwa keberatan yang diajukan harus diberikeputusan oleh Walikota.

(3) Keputusan Walikota atas keberatan dapat berupamenerima seluruhnya atau sebagian, menolak, ataumenambah besarnya Retribusi yang terutang.

(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat(1) telah lewat dan Walikota tidak memberi suatukeputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggapdikabulkan.

Pasal …

Page 40: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

40

Pasal 70

(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atauseluruhnya, kelebihan pembayaran Retribusidikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar2% (dua persen) setiap bulan untuk paling lama 12 (duabelas) bulan.

(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dihitung sejak bulan pelunasan sampai denganditerbitkannya SKRDLB.

Bagian Kelima

Pemberian Keringanan, Pengurangan, PembebasanRetribusi, dan Penghapusan Sanksi Administratif

Pasal 71

(1) Atas permohonan Wajib Retribusi, Walikota dapatmemberikan keringanan, pengurangan, pembebasanpokok retribusi, dan penghapusan sanksi administratifmenurut peraturan perundang-undangan retribusidaerah.

(2) Keringanan dan pengurangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diberikan dengan melihat kemampuanWajib Retribusi.

(3) Pembebasan pokok retribusi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diberikan dengan melihat fungsi objekretribusi.

(4) Penghapusan sanksi administratif sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diberikan denganmempertimbangkan kemampuan Wajib Retribusi.

(5) Ketentuan mengenai tata cara pemberian keringanan,pengurangan, pembebasan pokok retribusi, danpenghapusan sanksi administratif diatur denganPeraturan Walikota.

BAB ...

Page 41: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

41

BAB XVPENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 72

(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusidapat mengajukan permohonan pengembalian kepadaWalikota.

(2) Walikota dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)bulan sejak diterimanya permohonan pengembalianpembayaran retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1),harus memberikan keputusan.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat(2) telah dilampaui dan Walikota tidak memberikansuatu keputusan, permohonan pengembalian kelebihanpembayaran retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLBharus diterbitkan dalam waktu paling lama 1 (satu)bulan.

(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusi ataulainnya, kelebihan pembayaran retribusi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untukmelunasi terlebih dahulu utang retribusi tersebut.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalamjangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejakditerimanya SKRDLB.

(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Retribusidilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan, Walikotamemberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen)sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihanpembayaran Retribusi.

(7) Ketentuan mengenai tata cara pengembalian kelebihanpembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) diatur dengan Peraturan Walikota.

BAB …

Page 42: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

42

BAB XVIKADALUWARSA PENAGIHAN

Pasal 73

(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadikadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga)tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecualijika Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidangRetribusi.

(2) Kadaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tertanggung apabila:a. diterbitkan surat teguran; ataub. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi,

baik langsung maupun tidak langsung.

(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf a, kadaluwarsa penagihandihitung sejak tanggal diterimanya Surat Tegurantersebut.

(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsungsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b adalahWajib Retribusi dengan kesadarannya menyatakanmasih mempunyai utang Retribusi dan belummelunasinya kepada Pemerintah Daerah.

(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsungsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapatdiketahui dari pengajuan permohonan angsuran ataupenundaan pembayaran dan permohonan keberatanoleh Wajib Retribusi.

Pasal 74

(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagikarena hak untuk melakukan penagihan sudahkadaluwarsa dapat dihapus.

(2) Walikota menetapkan Keputusan Penghapusan PiutangRetribusi kota yang sudah kadaluwarsa sebagaimanadimaksud ayat (1).

(3) Ketentuan ...

Page 43: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

43

(3) Ketentuan mengenai tata cara penghapusan piutangRetribusi yang sudah kadaluwarsa diatur denganPeraturan Walikota.

BAB XVII

PEMERIKSAAN

Pasal 75

(1) Walikota berwenang melakukan pemeriksaan untukmenguji kepatuhan pemenuhan kewajiban Retribusidalam rangka melaksanakan peraturan perundang-undangan Retribusi.

(2) Wajib Retribusi yang diperiksa wajib:a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau

catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dandokumen lain yang berhubungan dengan objekRetribusi yang terutang;

b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempatatau ruangan yang dianggap perlu dan memberikanbantuan guna kelancaran pemeriksaan; dan/atau

c. memberikan keterangan yang diperlukan.(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemeriksaan

Retribusi diatur dengan Peraturan Walikota.

BAB XVIII

INSENTIF PEMUNGUTAN

Pasal 76

(1) SKPD yang melaksanakan pemungutan RetribusiDaerah dapat diberi insentif atas dasar pencapaiankinerja tertentu.

(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah.

(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur PeraturanWalikota sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

BAB …

Page 44: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

44

BAB XIXPENYIDIKAN

Pasal 77(1) Kerugian yang diakibatkan karena bahaya kebakaran

pada dasarnya menjadi tanggung jawab pemilikbangunan, kecuali diperjanjikan lain sebelumnyadan/atau atas penyidikan pihak Kepolisian RepublikIndonesia terdapat pembuktian lain.

(2) Dalam pembuktian terjadinya bahaya kebakaran, SKPDtidak memiliki kewenangan untuk melakukanpenyidikan yang melampaui wewenang Petugas Penyidikyang telah ditetapkan oleh Undang-undang.

(3) Selain Penyidik Kepolisian, Penyidik Pegawai Negeri Sipildi lingkungan Pemerintah Daerah dapat diberiwewenang khusus untuk melakukan penyidikan dalambidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

(4) Selain Penyidik Kepolisisan, Pejabat Pegawai Negeri Sipiltertentu di lingkungan Pemerintah Daerah dapat diberiwewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukanpenyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah.

(5) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat(3) dan ayat (4) adalah:a. menerima, mencari, mengumpulkan dan

meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengantindak pidana di bidang pencegahan danpenanggulangan kebakaran dan Retribusi Daerah;

b. meneliti, mencari. mengumpulkan keteranganmengenai orang pribadi atau Badan tentangkebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungandengan tindak pidana di bidang pencegahan danpenanggulangan kebakaran dan Retribusi Daerah;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dan orangpribadi atau badan sehubungan dengan tindakpidana di bidang pencegahan dan penanggulangankebakaran dan Retribusi Daerah;

d. memeriksa …

Page 45: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

45

d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dandokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindakpidana di bidang pencegahan dan penanggulangankebakaran dan Retribusi Daerah;

e. melakukan penggeladahan untuk mendapatkanbahan bukti pembukuan, pencatata bnn dandokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaanterhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangkapelaksanaan tugas penyidikan di bidang pencegahandan penanggulangan kebakaran dan RetribusiDaerah;

g. menyuruh berhenti, melarang seseorangmeninggalkan ruangan atau tempat pada saatpemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksaidentitas orang dan dokumen yang sedang dibawasebagaimana dimaksud pada huruf e;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengantindak pidana di bidang pencegahan danpenanggulangan kebakaran dan Retribusi Daerah;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannyadan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j. menghentikan penyidikan.

BAB XX

KETENTUAN PIDANA

Pasal 78

(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 15 dan Pasal 55, dipidanadengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulandan/atau pidana denda paling banyak Rp.50.000.000,00(lima puluh juta rupiah).

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1),adalah pelanggaran.

(3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakanpenerimaan negara.

BAB …

Page 46: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

46

BAB XXI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 79

(1) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, makaPemilik, Pengelola dan/atau penanggung jawabpembangunan yang sudah ada sebelumdiberlakukannya Peraturan Daerah ini dalam jangkawaktu paling lambat 1 (satu) tahun diwajibkan untukmentaati ketentuan sebagaimana dimaksud dalamPeraturan Daerah ini.

(2) izin yang telah dikeluarkan sebelum berlakukannyaPeraturan Daerah ini, tetap berlaku sampai habisberlakunya izin.

BAB XXII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 80

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka :

1. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 15 Tahun 2001tentang Pencegahan dan Penanggulangan BahayaKebakaran; dan

2. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 16 Tahun 2001tentang Retribusi Pemeriksaan/Pengujian Alat-alatPencegahan dan Pemadam Kebakaran,

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 81

Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah ini harus ditetapkanpaling lama 1 (satu) tahun sejak Peraturan Daerah inidiundangkan.

Pasal ...

Page 47: LEM K TAHUN : 2012 PERATURAN NOMO PENCEGAHAN ...

47

Pasal 82Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannyadalam Lembaran Daerah Kota Bandung.

Ditetapkan di Bandung

pada tanggal 5 Juli 2012

WALIKOTA BANDUNG,

TTD.

DADA ROSADA

Diundangkan di Bandung

pada tanggal 5 Juli 2012

SEKRETARIS DAERAH KOTA BANDUNG

EDI SISWADI

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN 2012 NOMOR 12