Lebih Baik Buta Aksara Daripada

4
Lebih Baik Buta Aksara daripada...... Oleh W. Gede Merta Lebih baik buta aksara daripada buta hati, buta mata dan 'buta' telinga, apalagi  buta kala. Buta aksara berarti tidak melek huruf (aksara), tidak bisa baca tulis. Tetapi mungkin mereka produktif di bidang pertanian dalam arti luas, sukses di  bidang ekonomi dan disegani atau dihormati di masyarakat. Buta hati dapat diartikan tidak baik hati, kurang manusiawi, dan tidak peduli pada penderitaan orang lain. Buta mata tentu artinya tidak melihat. Sedangkan buta telinga berarti tidak mendengar alias bongol. Kalau buta kala, ya... ngadug-ngadug, suka mengobrak-abrik kalau tidak mendapat bagian. Yang paling jelek adalah buta semuanya. Laporan buta aksara di Bali, di mana 8% atau sekitar 300.000 penduduk masih  buta aksara, cukup membelalakkan mata, mencengangkan dan memalukan. Angka ini di atas angka rata-rata nasional. Bagaimana tidak malu, di satu sisi Bali terkenal di dunia sebagai Pulau Dewata, pulau internasional, pendapatan per kapita tinggi, pendapatan asli daerah tinggi. Ini pasti ada sesuatu yang salah. Lalu apanya yang salah? Anggaran pendidikan naik hingga 20%, buta aksara kok jadi naik? Mestinya kan terjadi korelasi negatif? Ini malah positif. Program pemberantasan buta aksara tetap dibuat, anggaran terus diusulkan dan sudah keluar, tetapi jumlah buta aksara menjadi meningkat. Rupanya ketika pelaksanaan di lapangan realisasinya nol alias  pelaksanaan fiktif. Buta aksara menjadi objek untuk proyek dan di sini ada kebohongan publik. Buta aksara dibiarkan supaya terus dapat anggaran. Kalau pemerintah, DPRD dan masyarakat mau, Bali pasti bisa bebas buta aksara atau minimal mengurangi jumlah buta aksara. Di tahun 80-an, pernah digalakkan  program pemberantasan buta huruf (PBH) maupun program Kelompok Belajar dan Usaha (Kejar) paket A. Program ini sangat berhasil dan dirasakan serta sangat menyentuh masyarakat. Diperlukan data jumlah buta aksara di Bali yang valid dan akurat, yang dirinci per kabupaten/kota, sampai dengan desa dan banjar, maupun yang sudah direkap  berdasarkan karakterist ik penduduk serta asal penduduk pendatang atau asli Bali. Jumlah buta aksara data lama dan yang baru serta tambahannya tiap-tiap tahun.

Transcript of Lebih Baik Buta Aksara Daripada

7/22/2019 Lebih Baik Buta Aksara Daripada

http://slidepdf.com/reader/full/lebih-baik-buta-aksara-daripada 1/4

Lebih Baik Buta Aksara daripada......

Oleh W. Gede Merta

Lebih baik buta aksara daripada buta hati, buta mata dan 'buta' telinga, apalagi

 buta kala. Buta aksara berarti tidak melek huruf (aksara), tidak bisa baca tulis.

Tetapi mungkin mereka produktif di bidang pertanian dalam arti luas, sukses di

 bidang ekonomi dan disegani atau dihormati di masyarakat. Buta hati dapat

diartikan tidak baik hati, kurang manusiawi, dan tidak peduli pada penderitaan

orang lain. Buta mata tentu artinya tidak melihat. Sedangkan buta telinga berarti

tidak mendengar alias bongol. Kalau buta kala, ya... ngadug-ngadug, suka

mengobrak-abrik kalau tidak mendapat bagian. Yang paling jelek adalah buta

semuanya.

Laporan buta aksara di Bali, di mana 8% atau sekitar 300.000 penduduk masih

 buta aksara, cukup membelalakkan mata, mencengangkan dan memalukan. Angka

ini di atas angka rata-rata nasional. Bagaimana tidak malu, di satu sisi Bali

terkenal di dunia sebagai Pulau Dewata, pulau internasional, pendapatan per

kapita tinggi, pendapatan asli daerah tinggi. Ini pasti ada sesuatu yang salah. Lalu

apanya yang salah?

Anggaran pendidikan naik hingga 20%, buta aksara kok jadi naik? Mestinya kan

terjadi korelasi negatif? Ini malah positif. Program pemberantasan buta aksara

tetap dibuat, anggaran terus diusulkan dan sudah keluar, tetapi jumlah buta aksara

menjadi meningkat. Rupanya ketika pelaksanaan di lapangan realisasinya nol alias

 pelaksanaan fiktif. Buta aksara menjadi objek untuk proyek dan di sini ada

kebohongan publik. Buta aksara dibiarkan supaya terus dapat anggaran.

Kalau pemerintah, DPRD dan masyarakat mau, Bali pasti bisa bebas buta aksara

atau minimal mengurangi jumlah buta aksara. Di tahun 80-an, pernah digalakkan

 program pemberantasan buta huruf (PBH) maupun program Kelompok Belajar

dan Usaha (Kejar) paket A. Program ini sangat berhasil dan dirasakan serta sangat

menyentuh masyarakat.

Diperlukan data jumlah buta aksara di Bali yang valid dan akurat, yang dirinci per

kabupaten/kota, sampai dengan desa dan banjar, maupun yang sudah direkap

 berdasarkan karakteristik penduduk serta asal penduduk pendatang atau asli Bali.

Jumlah buta aksara data lama dan yang baru serta tambahannya tiap-tiap tahun.

7/22/2019 Lebih Baik Buta Aksara Daripada

http://slidepdf.com/reader/full/lebih-baik-buta-aksara-daripada 2/4

Apabila data sudah lengkap dan reliabel, program pemberantasan buta aksara

sudah dapat dikerjakan.

Banyak mahasiswa keguruan (IKIP), banyak guru, pesiunan guru dan sukarelawan pendidikan yang dapat diajak bekerja sama dalam pemberantasan buta aksara.

Peluang bagi caleg-caleg untuk membuat visi, misi dalam pemberantasan buta

aksara di Bali. Diperlukan sanksi kepada masyarakat yang masih usia produktif

(kecuali lansia) untuk bisa baca tulis/bebas buta aksara, atau minimal pernah

sekolah atau tamat SD, sebagai persyaratan misalnya dalam mengurus KTP, dan

lain-lain. Pemberantasan buta aksara akan berhasil, kecuali pemerintah memang

menginginkan angka tersebut tetap ada.

7/22/2019 Lebih Baik Buta Aksara Daripada

http://slidepdf.com/reader/full/lebih-baik-buta-aksara-daripada 3/4

Jenis Paragraph :

1.  Paragraph 1 merupakan jenis paragraph Deduktif, karena letak kalimat

utamanya berada di awal.

2.  Paragraph 2 merupakan jenis paragraph Deduktif, karena letak kalimatutamanya berada di awal.

3.  Paragraph 3 merupakan jenis paragraph Induktif karena letak kalimat

utamanya berada di akhir.

4.  Paragraph 4 merupakan jenis paragraph Induktif karena letak kalimat

utamanya berada di akhir.

5.  Paragraph 5 merupakan jenis paragraph Induktif karena letak kalimat

utamanya berada di akhir.

6.  Paragraph 6 merupakan jenis paragraph Induktif karena letak kalimat

utamanya berada di akhir.

Kesimpulan :

Dari Wacana tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam Wacana tersebut

terdapat jenis paragraph Deduktif dan Induktif dalam setiap paragraphnya.

7/22/2019 Lebih Baik Buta Aksara Daripada

http://slidepdf.com/reader/full/lebih-baik-buta-aksara-daripada 4/4

 

TUGAS BAHASA INDONESIA

OLEH :

LUH PUTU SANTI INDRIYANI

1103051014

ANALIS KIMIA 

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2011