lebahmadu

44

description

LEBAH MADU HUTAN

Transcript of lebahmadu

  • PANDUAN MANUAL

    BUDIDAYA LEBAH MADUDisusun oleh :Rospita O. P. SitumorangAam Hasanudin

    Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli

  • Panduan Manual Budidaya Lebah Madu

    Disusun Oleh : 1. Rospita O. P. Situmorang

    2. Aam Hasanudin

    Desain Cover : Wendra S. Manik, S Hut

    Foto Cover : Wendra S. Manik, S Hut

    Sekretariat Redaksi : 1. Makmur Situmeang, B Sc

    2. Wendra S. Manik, S Hut

    Dicetak dengan pembiayaan DIPA Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli

    Tahun 2014

    Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli

    Alamat :

    Kampus Kehutanan Aek Nauli; Km.10,5 Sibaganding, Parapat Telp. 0811621396/08116208623 Website : http://bpk-aeknauli.litbang.dephut.go.id Email : [email protected]

    KEMENTERIAN KEHUTANAN

    BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN

    BALAI PENELITIAN KEHUTANAN AEK NAULI

  • PANDUAN MANUAL

    BUDIDAYA LEBAH MADU

    DISUSUN OLEH

    ROSPITA O. P. SITUMORANG

    AAM HASANUDIN

    SEKRETARIAT REDAKSI

    MAKMUR SITUMEANG, B Sc

    WENDRA S. MANIK, S Hut

    KEMENTERIAN KEHUTANAN

    BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN

    BALAI PENELITIAN KEHUTANAN AEK NAULI

  • i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat

    dan karunia-Nya booklet Panduan Manual Budidaya Lebah Madu ini

    dapat diselesaikan. Booklet ini berisikan tentang informasi lebah madu

    mulai dari biologi, perilaku, siklus dan manfaat serta teknik budidaya

    hingga pemanenan madu yang dihasilkan oleh Apis cerana yang

    merupakan lebah lokal Indonesia.

    Spesies yang banyak terdapat di Indonesia adalah Apis cerana,

    Apis dorsata dan Apis Florea. Sampai saat ini jenis lebah yang umum

    dibudidayakan adalah A.cerana dan A. mellifera.

    Penerbitan booklet ini dimaksudkan sebagai media

    penyebarluasan informasi teknis hasil dari pengembangan budidaya lebah

    madu yang sudah diterapkan di Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli.

    Diharapkan booklet ini dapat bermanfaat bagi masyarakat yang berminat

    terhadap budidaya lebah madu dan juga dapat mendukung pelaksanaan

    pembangunan kehutanan, khususnya di wilayah Sumatera Bagian Utara.

    Apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya diberikan kepada

    Rospita O. P. Situmorang (Peneliti Bidang Perhutanan Sosial) dan Aam

    Hasanudin (Teknisi Litkayasa Penyelia) yang telah menyusun booklet ini.

    Semoga booklet ini dapat bermanfaat. Amiin

    Aek Nauli, Oktober 2014

    Kepala Balai,

    Ir. Iton Bambang Partono B.D.

    NIP. 19581115 198703 1 004

  • ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI

    DAFTAR TABEL

    DAFTAR GAMBAR

    I. LEBAH MADU DAN NILAI PENTINGNYA

    A. BIOLOGI LEBAH DAN PERILAKUNYA

    B. SIKLUS HIDUP DAN REPRODUKSI

    C. MANFAAT BUDIDAYA LEBAH MADU

    II. BUDIDAYA LEBAH

    A. LOKASI PERLEBAHAN (APRIARI)

    B. PEMBUATAN KOTAK SARANG (STUP)

    C. MEMPERSIAPKAN BIBIT LEBAH DAN PEMINDAHAN

    KOLONI

    D. PENEMPATAN STUP BUDIDAYA

    E. PEMERIKSAAN KOLONI

    F. MANAJEMEN KOLONI

    G. MEMBERI MAKAN LEBAH

    H. HAMA, PREDATOR, PENYAKIT DAN PENGENDALIANNYA

    I. PERALATAN

    J. PEMANENAN

    DAFTAR PUSTAKA

    i

    ii

    iii

    iv

    1

    1

    5

    7

    8

    8

    9

    11

    14

    14

    17

    19

    24

    31

    33

    36

  • iii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Jenis Tanaman dan Jenis Pakan yang Dihasilkan

    22

  • iv

    DAFTAR GAMBAR

    Sarang lebah A. cerana

    (a) Lebah pekerja (b) ratu dan (c) pejantan

    Proses perkembangan lebah dari telur hingga menjadi

    lebah dewasa

    Periode perkembangan lebah

    Kotak stup (tampak samping)

    Frame/sisiran (tampak atas)

    Penangkapan bibit dengan pembuatan glodog (a)

    glodog kosong; (b) glodog digantungkan di batang

    pohon; (c) glodok sudah berisi lebah dan sarang

    lebah; (d) pemindahan sarang bingkai/sisiran; (e)

    memindahkan lebah; (f) menyusun frame ke dalam

    kotak stup

    Peralatan (a) pakaian kerja yang dilengkapi pelindung

    wajah; (b) sarung tangan karet; (c) smoker; (d)

    Pengungkit sarang; (e) pisau pengupas madu; (f)

    sikat lebah

    Alat panen ekstraktor

    2

    4

    5

    6

    9

    10

    12

    33

    35

    Gambar 1.

    Gambar 2.

    Gambar 3.

    Gambar 4.

    Gambar 5.

    Gambar 6.

    Gambar 7.

    Gambar 8.

    Gambar 9.

  • panduan manual

    Page | 1

    I. LEBAH MADU DAN NILAI PENTINGNYA

    A. Biologi Lebah dan Perilakunya

    Lebah madu merupakan hewan tak bertulang belakang, yang

    termasuk dalam kelas insekta (serangga) dengan sistematika sebagai

    berikut :

    Phylum : Arthropoda

    Sub Phylum : Mandibulata

    Classis : Insekta

    Sub Class : Pterygota

    Ordo : Hymenoptera

    Super Family : Apoidae

    Family : Apidae

    Genus : Apis

    Spesies : Apis sp

    Spesies yang banyak terdapat di Indonesia adalah Apis cerana,

    Apis dorsata dan Apis Florea. Sampai saat ini jenis lebah yang umum

    dibudidayakan adalah A.cerana dan A. mellifera.

    a. A.mellifera (lebah unggul, impor, menurut literatur dari Italia,

    Australia)

    b. A. cerana (lebah lokal, Indonesia, Asia)

    c. A. florea atau lebah trigona (bentuk kecil seperti semut hitam

    dan hidup di bumbung bambu, lubang kayu, tanah)

    d. A. dorsata (tawon gung, lebah liar).

    Sarang lebah adalah sel-sel yang terbentuk hexagonal dibuat dari

    malam lebah yang dicampur dengan perekat (propolis) yang berasal

    dari tumbuh-tumbuhan. Sarang lebah digunakan untuk meletakkan

    madu, tepung sari dan tempayak (larva). Tidak semua lebah pekerja

    bertanggung jawab atas pembangunan sarang. Lebah pekerja muda

  • panduan manual

    Page | 2

    yang masih kuat (berumur 12 - 17 hari) dengan kelenjar malamnya

    masih sangat produktif bertugas membangun sarang.

    Jenis tabung sel dalam sisiran adalah:

    - Sel calon ratu, berukuran paling besar, tak teratur dan biasanya

    terletak di pinggir sarang.

    - Sel calon pejantan, ditandai dengan tutup menonjol dan terdapat

    titik hitam di tengahnya.

    - Sel calon pekerja, berukuran kecil, tutup rata dan paling banyak

    jumlahnya.

    Gambar 1. Sarang lebah A. cerana

    Lebah madu adalah serangga sosial yang hidup berkoloni.

    Koloni lebah sekitar 10.000 sampai 60.000 lebah. Koloni terdiri dari ratu

    (betina subur), ratusan lebah jantan dan ribuan lebah pekerja (betina

    steril). Mereka menyerbuki tanaman berbunga dan tanaman. Fungsi

    dan ciri-ciri masing-masing lebah adalah sebagai berikut:

    1) Lebah ratu

    o Tugas ratu hanya satu yaitu bertelur

    Sel calon ratu

    Sel calon lebah

    pejantan

    Sel calon lebah

    pekerja

    Sel madu

  • panduan manual

    Page | 3

    o Hidupnya sehari-hari diawasi, makannya diberi dan diatur oleh

    lebah pekerja khusus serta kebersihan badannya diurus oleh

    lebah pekerja.

    o Ciri-ciri lebah ratu mempunyai tubuh paling besar diantara

    lebah-lebah yang ada dalam sarang.

    o Warna merah agak kehitam-hitaman, mempunyai sengat dan

    dapat menyengat berkali-kali dalam hidupnya tanpa

    mengalami kerusakan tubuh atau mati seperti lebah pekerja.

    Dapat hidup kurang lebih 4 tahun.

    2) Lebah jantan

    o Tubuhnya lebih pendek dari lebah ratu dan berwarna

    kehitam-hitaman.

    o Sifatnya pemalas, terbang jauh hanya mengejar ratu untuk

    dikawini (lalu mati).

    o Makan minum dicukupi lebah pekerja, dan sangat rakus

    dengan makanan.

    o Suaranya keras dan menimbulkan kebisingan, tidak suka

    berkelahi.

    o Sel telur lebah jantan lebih besar dan tutupnya menonjol.

    o Masa paceklik baginya suram karena akan dibunuh oleh lebah

    pekerja.

    o Umur lebah jantan 70 hari/10 minggu.

    3) Lebah pekerja

    o Adalah jenis kelamin betina tidak sempurna, tidak bertelur

    seperti ratu.

    o Tubuhnya lebih kecil dari lebah jantan berwarna kecoklat-

    coklatan.

    o Sifatnya agresif, disiplin dan bertanggung jawab.

  • panduan manual

    Page | 4

    o Mempunyai sengat, tapi setiap menyengat terjadi kerusakan

    pada bagian tubuhnya kemudian mati setelah bertahan paling

    lama tiga hari.

    o Tugas lebah pekerja paling berat yaitu memberi makan lebah

    ratu dan larva, membuat sarang, mencari nektar dan tepung

    sari, memproses dan menyimpan madu, mencari air dan lain-

    lain.

    o Umur lebah pekerja 70 hari/10 minggu.

    Pembagian tugas lebah pekerja, adalah sebagai berikut:

    o Lebah pekerja dewasa yaitu mencari makan untuk seluruh

    penghuni sarang (induk, jantan, calon lebah mulai dari larva,

    kepompong, dsb).

    o Lebah pekerja agak dewasa bertugas menjaga di dalam atau di

    luar sarang dari segala gangguan.

    o Lebah pekerja muda bertugas sebagai perawat, penghubung

    dan menjaga kebersihan dalam sarang serta sekaligus

    membangun sarang.

    Gambar 2. (a) Lebah pekerja (b) ratu dan (c) pejantan

  • panduan manual

    Page | 5

    B. Siklus Hidup dan Reproduksi

    Kehidupan lebah dimulai dari telur, kemudian setelah tiga hari

    telur berkembang menjadi larva. Periode awal larva, larva berkembang

    dalam sel terbuka, dan diberi makan oleh lebah perawat. Makanan

    pertama yang didapatkan adalah royal jelli, kemudian dicampur dengan

    pollen dan nektar. Namun calon lebah ratu diberi makanan royal jelly

    secara terus menerus. Setelah sekitar 5 hari (6 hari untuk calon lebah

    jantan), lebah pekerja menutup sel. Kemudian larva berkembang

    menjadi pupa (kepompong). Pada masa kepompong, lebah tidak

    makan. Pada masa ini terjadi perubahan dalam tubuh pupa untuk

    menjadi lebah sempurna. Lebah akan keluar dari sel menjadi lebah

    sempurna atau lebah dewasa dengan menerobos penutup sel yang

    terbuat dari lilin.

    Gambar 3. Proses perkembangan lebah dari telur hingga menjadi

    lebah dewasa

    Ratu meletakkan

    telur

    Lebah perawat memberi

    makan larva

    Larva semakin

    besar

    Lebah pekerja

    menutup sel

    Larva menjadi

    pupa

    Lebah sempurna

    keluar dari sel

  • panduan manual

    Page | 6

    Gambar 4. Periode perkembangan lebah

    Jika kondisi iklim memungkinkan, lebah ratu akan melakukan

    perkawinan setelah 5 atau 6 hari keluar dari sel. Lebah ratu akan

    meletakkan telur 36 jam atau lebih setelah terjadinya pembuahan.

    Lebah jantan akan diberi makan oleh lebah pekerja sekitar 7 hari

    setelah keluar dari sel. Mereka masih tinggal di dalam sarang sekitar

    12-13 hari hingga mereka dewasa secara seksualitas. Kemudian mereka

    mulai melakukan perkawinan selama siang dan sore hari.

    Proses perkawinan terjadi diawal musim bunga. Ratu lebah

    terbang keluar sarang diikuti oleh semua pejantan yang akan

    mengawininya. Perkawinan terjadi di udara. Setelah perkawinan,

    pejantan akan mati dan sperma akan disimpan dalam spermatheca

    (kantung sperma) yang terdapat pada ratu lebah. Kemudian ratu

    kembali ke sarang. Selama perkawinan, lebah pekerja menyiapkan

    sarang bagi ratu untuk bertelur.

    Setelah kawin, lebah ratu akan mengelilingi sarang untuk

    mencari sel-sel yang masih kosong dalam sisiran. Sebutir telur

    diletakkan di dasar sel. Tabung sel yang telah yang berisi telur akan

    diisi madu dan tepung sari oleh lebah pekerja dan setelah penuh akan

    ditutup lapisan tipis yang nantinya dapat ditembus oleh penghuni

  • panduan manual

    Page | 7

    dewasa. Setelah mengeluarkan 30 butir telur, ratu akan istirahat 6 detik

    untuk makan. Ratu A. cerana mampu bertelur 500- 900 butir per hari

    dan ratu A. mellifera mampu bertelur 1500 butir per hari.

    C. Manfaat Budidaya Lebah Madu

    Lebah mempunyai manfaat langsung dan tidak langsung bagi

    manusia. Manfaat langsung bagi manusia yaitu untuk stamina tubuh

    karena produk-produk perlebahan memiliki kandungan gizi yang tinggi.

    Manfaat tidak langsung, yaitu membantu proses penyerbukan bunga.

    Lebah melakukan fertilisasi pada tanaman (perpindahan tepung sari ke

    kepala putik) sehingga proses ini dapat membentuk calon individu baru

    atau biji pada tanaman.

    Produk-produk yang dihasilkan oleh lebah madu adalah sebagai

    berikut:

    1) Madu sebagai produk utama yang berasal dari nektar bunga

    merupakan makanan yang sangat berguna bagi pemeliharaan

    kesehatan, kosmetika dan farmasi.

    2) Royal jelly dimanfaatkan untuk stamina dan penyembuhan

    penyakit, sebagai bahan campuran kosmetika, dan bahan

    campuran obat-obatan.

    3) Pollen (tepung sari) dimanfaatkan untuk campuran bahan obat-

    obatan/ kepentingan farmasi.

    4) Lilin lebah (malam) dimanfaatkan untuk industri farmasi dan

    kosmetika sebagai pelengkap bahan campuran.

    5) Propolis (perekat lebah) dimanfaatkan untuk penyembuhan luka,

    penyakit kulit dan membunuh virus influensa. Keuntungan lain

    dari beternak lebah madu adalah membantu dalam proses

    penyerbukan bunga tanaman sehingga didapat hasil yang lebih

    maksimal.

  • panduan manual

    Page | 8

    II. BUDIDAYA LEBAH

    A. Lokasi Perlebahan (Apriari)

    Penentuan lokasi apiari perlu mempertimbangkan ketersediaan

    pakan, pendataan jenis -jenis tanaman penghasil nektar dan pollen,

    umur tanaman, kepadatan tanaman, serta kesuburannya. Kondisi lokasi

    apiari sangat erat kaitannya dengan penempatan jumlah stup

    pemeliharaan persatuan luasnya (Ha). Hal ini dimaksudkan untuk

    mencapai daya dukung optimal apiari terhadap jumlah stup/koloni yang

    ada. Kompetisi lebah dalam mencari pakan dapat menyebabkan

    turunnya produksi atau terganggunya keseimbangan populasi lebah

    dan bahkan memungkinkan hijrahnya lebah. Lebah madu biasanya

    mencari makan dalam radius 3 km dari sarang, tetapi kadang-kadang

    mereka melakukan perjalanan jauh jika memang harus.

    Lokasi perlebahan yang standard adalah tanah harus bebas

    pupuk sintetis, pestisida, herbisida dan fungisida, serta bebas tanaman

    rekayasa genetika. Apriari sebaiknya jauh dari lokasi pertanian

    konvensional untuk mencegah potensi terjadinya kontaminasi. Jarak

    lokasi pertanian intensif sebaiknya minimal 3 km dari lokasi perlebahan.

    Sementara sarang yang ditempatkan di wilayah pemukiman harus

    mendapatkan peraturan yang lebih khusus dari penduduk.

    Areal perlebahan harus dipersiapkan sebelumnya sebelum

    menempatkan kotak-kotak sarang, karena aroma dari penyiangan

    biasanya mengganggu lebah. Perlebahan harus tetap bersih dan rapi

    sepanjang waktu. Kawasan peternakan lebah harus memiliki drainase

    dan sirkulasi udara yang baik. Lebah membutuhkan air, jadi mereka

    harus dapat menemukan air dalam radius 500 m. Kadang-kadang air

    dapat disediakan dalam wadah khusus yang ditempatkan pada tongkat

    kayu atau diatas batu agar mudah dijangkau lebah.

  • panduan manual

    Page | 9

    Sarang harus dilindungi dari angin kencang. Sarang juga harus

    dilindungi dari terik matahari dengan menyediakan naungan parsial.

    Selama musim kering, penahan api dapat dibuat di sekitar tempat

    pemeliharaan lebah untuk mencegah kebakaran sarang-sarang.

    B. Pembuatan Kotak Sarang (Stup)

    Beternak lebah secara modern yaitu menggunakan kotak lebah.

    Dengan cara ini ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu

    (1) desain kotak memungkinkan untuk diterapkan teknik-teknik

    manajemen koloni; (2) pada saat panen madu, tidak perlu

    mengorbankan anaknya, karena sarang yang berisi anakan lebah

    (brood) dapat dikembalikan di tempatnya semula.

    Bahan stup yang baik terbuat dari kayu yang sudah kering dan

    tidak berbau menyengat. Hal ini menghindari pindahnya koloni lebah

    karena tidak betah dan pengaruh dari bau kayu tersebut. Untuk

    menjaga keawetan stup, bagian luar kayu dapat dicat dengan cat

    eksterior berwarna terang. Hal ini bertujuan untuk melindungi kayu dari

    pelapukan.

    Gambar 5. Kotak stup (tampak samping)

    ada lubang 0,5 cm

    dari dasar teras

    lubang 0,5 cm jarak antar lubang 5 cm

  • panduan manual

    Page | 10

    Gambar 6. Frame/sisiran (Tampak atas)

    Sarang yang sudah dipakai berulang-ulang biasanya akan

    meninggalkan kotoran yang larut dalam lemak berupa residu pestisida

    dan kulit kepompong. Seiring waktu, residu pestisida menumpuk, dan

    memiliki efek yang merugikan pada pengembangan lebah induk. Kulit

    kepompong yang menumpuk dapat mempersempit sel-sel heksagonal,

    dan dapat menjadi tempat berkembangnya spora penyebab penyakit.

    Dengan demikian, dibutuhkan penggantian sisiran secara reguler untuk

    meminimalkan paparan bahan kimia ini. Setidaknya 20% sisiran (sekitar

    2-3 sisiran) dari kotak stup harus diganti setiap tahun sehingga tidak

    pernah ada sarang yang lebih dari 5 tahun (Certified Naturally Grown,

    2012).

    Persiapan sarang dilakukan dengan menggosok bagian dalam

    sarang dengan propolis atau dengan lilin lebah yang sudah diencerkan

    atau dilunakkan. Kotak sarang juga dapat ditempatkan pada tanah,

    menggantungkannya pada batang pohon, atau ditempatkan diatas

    dudukan (standar). Dasar pijakan harus kuat jika ingin ditempatkan

    dalam posisi bertingkat. Yang diperhatikan adalah ketinggian

    penempatan sarang.

    Lebar frame/sisiran 1,9-20 cm

    Jarak antara sisiran 0,8-0,9 cm

  • panduan manual

    Page | 11

    C. Mempersiapkan Bibit Lebah dan Pemindahan Koloni

    Untuk mendapatkan bibit lebah yang akan dipelihara dapat

    ditempuh dengan cara-cara sebagai berikut :

    Berburu, yaitu dengan cara menangkap lebah dari hutan, atap

    rumah atau dari pohon, dan lain-lain.

    Memasang perangkap berupa stup kosong/glodog yang sudah

    biasa ditempati lebah di tempat-tempat tertentu.

    Membeli ratu atau koloni lengkap dengan stup/glodog dari para

    penangkap lebah.

    1) Berburu atau menangkap di alam

    Dalam melakukan perburuan lebah perlu untuk menyiapkan

    peralatan berupa kurungan ratu, kotak buru (seperti kotak eram hanya

    dengan 3-5 sisiran), kain kasa hitam berbentuk kerucut (seperti jaring).

    Apabila ditemukan koloni maka segera mencari lebah ratu, dan

    diamankan dalam kurungan ratu. Kain kasa dibiarkan dalam posisi

    terbalik (menghadap ke bawah) yang diletakkan di atas koloni, dan

    selanjutnya lebah diusik supaya lebah terbang semua dan akhirnya

    hinggap di kain kasa tersebut. Agar lebah pindah dari sarangnya, dapat

    diganggu sedikit dengan asap obat nyamuk atau rokok. Apabila lebah

    sudah masuk dalam kain kasa, kemudian ditutup, diikat dan siap

    dibawa pulang. Selanjutnya sarang dipilih dan dipindahkan ke

    sisiran/frame. Pilih sarang yang masih bagus keadaannya (ada madu,

    pollen dan anakan). Potong secara hati-hati sarang tersebut dan

    ditempelkan pada sisiran (bingkai) serta diikat. Simpan/masukkan

    sarang yang sudah melekat pada sisiran tersebut dalam kotak buru.

    Selanjutnya koloni tersebut ditertibkan dalam kotak eram dengan

    menyertakan bingkai yang ada sarangnya.

  • panduan manual

    Page | 12

    2) Memasang Perangkap

    Lebah A.cerana biasanya membuat sarang ditempat-tempat

    gelap atau rongga-rongga kosong. Penyediaan bibit lebah juga dapat

    dilakukan dengan pembuatan tempat pemancing yaitu glodog (klutuk).

    Cara ini sifatnya pasif, karena kita hanya menunggu sampai ada koloni

    lebah yang mau bersarang di dalamnya. Glodog terbuat dari batang

    kelapa yang dibuat rongga/lubang. Glodog yang akan dipakai harus

    kering untuk menghindari pertumbuhan jamur.

    Gambar 7. Penangkapan bibit dengan pembuatan glodog (a) glodog kosong; (b) glodog digantungkan di

    batang pohon; (c) glodok sudah berisi lebah dan sarang lebah; (d) pemindahan sarang

    bingkai/sisiran; (e) memindahkan lebah; (f) menyusun frame ke dalam kotak stup

    Pemindahan sarang dari glodog harus dilakukan secara hati-

    hati. Setelah stup siap, glodog yang telah diambil dibuka dan dibalik

    pelan-pelan tepat dibawah stup. Dengan pelan dan halus klutuk

    diketuk-ketuk untuk mempercepat pemindahan lebah tersebut ke dalam

    stup. Setelah semua pindah, sarang dipindahkan ke sisiran dan

    dibentuk sesuai dengan sisiran. Sarang yang sudah dibentuk diikat

    dengan tali raffia/benang dan dilekatkan pada frame yang telah

    f g

  • panduan manual

    Page | 13

    diambil, selanjutnya dimasukkan ke dalam stup. Supaya betah, lebah

    yang baru dipindah diberi makanan tambahan berupa cairan gula

    pasir/gula jawa.

    Lebah yang baru dipindahkan kadang tidak menempati sarang

    mereka sendiri sehingga harus dipindahkan kembali. Lebah mudah

    dipindahkan ketika mereka berkerumun. Swarming adalah proses

    menghasilkan koloni baru. Lebah berkerumun untuk alasan yang

    berbeda, yaitu ketika mereka penuh sesak sebelum musim madu,

    ketika sarang hancur dan sumber makanan atau air menjadi langka,

    kegagalan ratu untuk bertelur secara tiba-tiba, panas atau ventilasi

    yang buruk dari sarang lebah, kurangnya ruang untuk bertelur dan

    penyimpanan madu.

    Kerumunan lebah dapat ditemukan tergantung di pohon atau di

    bawah bangunan. Kerumunan itu harus ditangkap segera dan

    dipindahkan ke sarang. Cara pemindahan dilakukan dengan

    mengguncang lebah ke dalam keranjang, labu kosong atau kotak

    kardus, kemudian dipindahkan ke sarang kosong baru. Setelah

    dipindahkan, biarkan lebah tak terganggu selama beberapa hari.

    Setelah tenang, lebah mulai menyimpan makanan dan merawat bayi-

    bayi lebah.

    Sarang untuk umpan menangkap lebah sebaiknya ditempatkan

    tinggi di pohon atau di atap. Ketika lebah telah menempati posisi

    sarang baru, lebah akan mulai menyesuaikan diri pada posisi sarang.

    Karena itu, disarankan untuk menempatkan sarang di tempat yang

    berdekatan dengan posisi menangkap lebah. Sarang dapat dipindahkan

    ke tempat yang diinginkan atau ke posisi yang jauh setelah beberapa

    minggu.

  • panduan manual

    Page | 14

    3) Membeli ratu atau koloni lengkap dengan stup/glodog

    Penyediaan bibit bisa juga dilakukan dengan cara pemilihan

    bibit unggul yang sudah dikomersilkan. Bibit lebah unggul yang di

    Indonesia ada dua jenis yaitu A. cerana (lokal) dan A. mellifera (impor).

    Ratu lebah merupakan inti dari pembentukan koloni lebah, oleh karena

    itu pemilihan jenis unggul ini bertujuan agar dalam satu koloni lebah

    dapat produksi maksimal.

    D. Penempatan Stup Budidaya

    Tindakan selanjutnya setelah penentuan lokasi adalah

    penempatan stup/kotak-kotak pemeliharaan pada lokasi pemeliharaan.

    Stup sebaiknya diletakkan pada tempat-tempat terbuka, menghadap ke

    timur, menghadap matahari dan membelakangi jalan pemeriksaan.

    Stup diletakkan di atas bangku standar dengan ketinggian 50 cm dari

    tanah. Jika lokasi berbukit, stup letaknya harus lebih rendah dari

    sumber makanan. Tiang penyangga (bangku standar) stup diberi

    minyak pelumas, air atau obat semut agar tidak diganggu serangga.

    Stup/koloni sebaiknya terlindung dari terik matahari dan air hujan.

    Kotak stup dapat disusun berderet dengan jarak 1 s/d 1,5 meter.

    E. Pemeriksaan Koloni

    Pemeriksaaan koloni bertujuan untuk memeriksa kondisi dan

    perkembangan koloni lebah itu sendiri. Waktu terbaik untuk memeriksa

    koloni adalah ketika hari terang atau cerah, ketika lebah bekerja secara

    normal yaitu pada pagi hari (jam 06.00 s/d 10.00) atau sore hari (jam

    16.00 s/d 18.00) yakni saat lebah dewasa banyak keluar sarang. Lebah

    tidak boleh terganggu karena cuaca dingin, hujan, angin kencang atau

    di malam hari.

  • panduan manual

    Page | 15

    Tahapan pemeriksaan adalah sebagai berikut:

    1. Pemeriksaan stup (kotak koloni ).

    - Pemeriksaan stup dilakukan pada pagi hari atau sore hari.

    Jangan sekali-kali memeriksa stup pada siang hari (panas)

    karena lebah sangat agresif.

    - Membuka stup, harus dari arah belakang, samping kiri atau

    kanan. Pembukan dari depan pintu masuk dapat menghalangi

    lebah pekerja yang akan masuk membawa makanan. Bila mereka

    terhalang, mereka akan marah dan menyengat.

    - Untuk menenangkan lebah pada saat pemeriksaan, hembuskan

    asap rokok atau asap sabut kelapa dengan alat smoker ke dalam

    stup secara pelan-pelan 1-3 kali. Hindari meniupkan asap yang

    berlebihan, hal ini akan membuat lebah menjadi agresif.

    - Setelah lebah-lebah dalam keadaan tenang, periksa koloni

    dengan perasaan mantap, sabar dan tenang. Satu demi satu

    frame diperiksa, dimulai dari frame nomor dua dari kiri pegang

    kedua ujung frame angkat pelan-pelan ke atas, amati dengan

    teliti, bagian sarang, madu, dan larva. Setelah diperiksa, frame

    ditempatkan di tempat lain. Selanjutnya ambil frame nomor satu

    kemudian 3 dan seterusnya, hal ini dilakukan untuk menghindari

    agar ratu tidak terganggu atau terhimpit.

    - Pemeriksaan cukup dilakukan setiap seminggu sekali.

    2. Pemeriksaan koloni (kontrol koloni)

    Pemeriksaan koloni bertujuan untuk mengamati kebersihan

    stup, gangguan hama penyakit, isi sarang, keadaan ratu, perbandingan

    lebah pekerja dengan lebah jantan, dan tujuan pengurusan lainnya.

    Tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:

    - Periksa frame-frame yang tersedia, bila dijumpai frame yang sudah

    penuh maka perlu ditambahkan frame baru di tengah-tengah

  • panduan manual

    Page | 16

    frame terpasang. Tetapi bila koloni lemah sebaiknya penambahan

    frame di tepi bingkai/frame terpasang.

    - Bila terdapat sarang yang bagian tengahnya berwarna hitam, ini

    merupakan tanda bahwa sarang itu terkena penyakit. Langkah

    yang diambil adalah sarang ini dibakar, dibuang.

    - Bila dalam satu koloni perbandingan antara lebah pejantan dan

    pekerja lebih banyak lebah pejantannya, maka tindakan yang

    harus dilakukan membunuh lebah pejantan (membuang telur-

    telurnya). Kebutuhan lebah jantan berkisar 200-300 ekor saja

    dalam satu koloni.

    - Keadaan ratu perlu diamati, apakah masih aktif melaksanakan

    tugasnya (bertelur), atau sudah ada ratu baru (pengganti). Proses

    penggantian ini berjalan secara alami. Ratu baru aromanya lebih

    menyengat, banyak dikerumuni lebah-lebah, sementara ratu lama

    kurang pengikut, diusir atau dibunuh.

    - Perlu adanya keseimbangan perbandingan antara tepung

    sari/pollen dan nektar di dalam sarang, karena akan mengganggu

    proses kehidupan lebah. Bila dalam sarang lebah banyak tepung

    sari berarti tanaman yang mengandung nektar kurang, maka perlu

    dilakukan pengangonan pada lokasi dengan tanaman-tanaman

    penghasil nektar, begitu juga sebaliknya.

    - Bagian tengah sarang biasanya sebagai pengeraman yang berisi

    telur, larva, pupa.

    - Ada pengeraman terbuka, yaitu berisi telur dan larva, dan

    pengeraman tertutup sebagai tahap perkembangan kelanjutan

    (pupa menjadi anak).

    - Disekeliling pengeraman bagian atas disimpan tepung sari

    (sporadis).

    - Dan bagian atas/tepi adalah sel-sel untuk menyimpan madu.

  • panduan manual

    Page | 17

    - Sedangkan sel-sel menonjol memanjang pada bagian bawah

    sarang adalah sel-sel calon ratu ( berjumlah 2 atau lebih )

    F. Manajemen Koloni

    1) Penggabungan Koloni

    Produktivitas koloni lebah tergantung pada jumlah lebah

    pekerjanya. Seorang pemelihara lebah terkadang perlu menggabung

    dua koloni yang lemah menjadi satu koloni yang lebih kuat atau antara

    koloni yang tidak mempunyai ratu dengan koloni lain yang keadaan

    ratunya masih baik. Apabila kedua koloni masih mempunyai ratu,

    pilihlah salah satu yang diperkirakan lebih baik, kemudian ratu yang lain

    dimatikan.

    Cara penggabungan koloni dapat dilakukan dengan meletakkan

    kotak eram yang tidak mempunyai ratu diatas kotak eram yang lain.

    Diantara kedua kotak eram tersebut letakkan kertas yang diberi lobang-

    lobang kecil dan dioles dengan cairan gula/madu. Pertemuan antar

    kedua koloni dimulai dari saling menghisap cairan tersebut. Dalam satu

    atau dua hari biasanya lebah telah menembus kertas penyekat

    tersebut, dan secara bertahap kedua koloni akan bercampur karena

    adanya pencampuran aroma. Penggabungan sebaiknya dilakukan pada

    petang hari.

    2) Pemecahan Koloni

    Pemecahan koloni didahului oleh adanya pembentukan sel ratu

    baru di saat masih ada ratu. Sel ratu ini sebagai pertanda akan adanya

    usaha lebah untuk mengadakan reproduksi atau pemecahan koloni.

    Karena itu diperlukan pemeriksaan yang teratur dan teliti agar tidak

    terjadi pemecahan koloni secara liar yang akan merugikan kita.

    Prosedur pelaksanaannya adalah pemeriksaan keadaan lebah

    ratu. Bila ratu masih produktif, semua sel ratu yang ada diambil agar

    tidak menetas. Hal ini untuk mencegah pemecahan koloni. Bila ternyata

  • panduan manual

    Page | 18

    keadaan ratu sudah kurang baik, sehingga perlu mengganti ratu baru.

    Lebah ratu yang kurang produktif diambil, dan sisakan satu sel ratu

    yang dianggap paling baik supaya menetas.

    3) Penggantian Ratu Baru

    Masa produktif lebah ratu mempunyai jangka waktu tertentu,

    oleh karena itu suatu saat perlu dilakukan penggantian ratu. Salah satu

    caranya yaitu dengan dengan melakukan pemecahan koloni.

    4) Mengintroduksikan atau memberikan lebah ratu dari koloni

    lain

    Caranya lebah ratu yang lama harus diambil terlebih dahulu.

    Ratu pengganti harus berada dalam kurungan ratu selama masa

    pengenalan kurang lebih selama dua hari, untuk menjaga dan

    mencegah pengeroyokan oleh lebah pekerja. Kurungan ratu dijepit

    diantara dua frame.

    5) Merangsang pembentukan sel calon ratu.

    Caranya yaitu kita ambil/matikan lebah ratunya. Dengan tidak

    adanya aroma ratu, maka lebah pekerja akan segera membentuk ratu

    baru. Cara ini hanya bisa dilaksanakan apabila di dalam sarang koloni

    tersebut masih ada telur yang dibuahi.

    6) Memberikan sel calon ratu dari sarang koloni lain.

    Caranya yaitu kita ambil satu bingkai/frame yang ada sel calon

    ratunya dari koloni lain, dan lebah yang menempel pada frame tersebut

    kita halau supaya tidak ikut ke stup yang memerlukan sel calon ratu.

    Ratu yang lama harus disingkirkan lebih dulu untuk mencegah

    terjadinya pemecahan koloni.

    7) Manipulasi Sarang

    Manipulasi sarang yaitu suatu teknik untuk mempercepat

    pembangunan sarang. Hal ini dilakukan dengan memberikan frame

    baru yang kosong tepat di tengah antara bingkai bingkai sarang yang

  • panduan manual

    Page | 19

    sudah berisi. Dalam manipulasi sarang, kita harus memperhatikan

    kekuatan/populasi koloni lebah, sehingga tidak terjadi ada sarang yang

    tidak digunakan atau ditinggalkan kosong.

    8) Penangkaran Ratu/Pemecahan Koloni

    Salah satu sifat alami lebah madu adalah mengadakan

    reproduksi koloni. Untuk memperbanyak jumlah koloninya, seorang

    peternak lebah dapat melakukan reproduksi koloni secara terkendali

    melalui penangkaran ratu. Penangkaran sebaiknya hanya dilakukan

    pada koloni yang populasinya relatif besar. Selain itu, sebaiknya

    dilakukan pada masa pertumbuhan agar kedua koloni cepat kembali

    kuat.

    G. Memberi Makan Lebah

    1) Sumber pakan

    Lebah madu akan berkembang biak dan mempunyai koloni

    yang besar/individu yang banyak jika kondisi lingkungan tempat tinggal

    sangat mendukung. Lingkungan yang dibutuhkan adalah tersedianya

    banyak tanaman berbunga penghasil nektar dan pollen serta cukup

    cadangan makanan lainnya. Simpanan nektar (madu) yang banyak di

    sarang akan merangsang pertumbuhan keluarga lebah yang baik, yaitu

    dalam membuat sarang baru dan juga dalam memproduksi telur.

    Sedangkan ketersediaan pollen di sarang yang cukup akan memberikan

    kualitas generasi lebah yang baik, kuat dan lama hidup yang relatif

    panjang.

    Nektar adalah suatu zat yang mempunyai susunan yang sangat

    komplek yang di hasilkan oleh kelenjar nektaria tanaman dalam bentuk

    larutan gula dengan konsentrasi yang bervariasi. Nektar yang berasal

    dari bunga (nektar flora) dan selain bunga (ekstra flora) terdapat pada

    batang, daun dan ranting, namun ada kalanya berasal dari embun

    madu (honey dew) yaitu cairan manis yang dikeluarkan oleh kutu

  • panduan manual

    Page | 20

    tanaman (Aphid). Pada kondisi normal umumnya lebah madu hanya

    mengambil nektar flora, sedangkan ekstra flora diperlukan pada musim

    paceklik saja (bahan membangun sarang). Produksi madu dari nektar

    oleh lebah melalui proses kimiawi dengan kelenjar ludah dan kelenjar

    makanan yang terdapat di kepalanya. Adapun komponen utama nektar

    (madu) berupa gula (sukrosa, glukosa, dan fruktosa), dan komponen-

    komponen lain seperti protein, asam organik, vitamin, pigmen, enzim,

    mineral dan zat aroma

    Produksi nektar dari tanaman ditentukan oleh musim. Pada

    musim paceklik, yaitu saat musim kemarau panjang dapat

    mengakibatkan produksi nektar berkurang. Cuaca panas kering

    berangin, bunga akan rusak/tidak muncul sehingga nektar tidak dapat

    keluar/tidak ada. Saat musim hujan, produksi nektar juga berkurang.

    Hal ini karena nektar tersiram air hujan sehingga gula menjadi hanyut,

    sehingga keadaan ini tidak disukai lebah.

    Tepung sari (pollen) adalah serbuk sari bunga yang diambil

    lebah dan dibawa ke sarangnya dengan dilekatkan pada kaki belakang.

    Pollen merupakan sumber gizi utama atau sumber protein (lauk pauk).

    Tepung sari sangat dibutuhkan oleh kehidupan lebah yaitu untuk

    pertumbuhan, perkembangbiakan, dan perkembangan koloni, serta

    sebagai bahan utama untuk royal jelly.

    2) Manajemen pakan

    Manajemen koloni lebah sangat tergantung kepada

    keseimbangan pakan lebah. Apabila salah satu atau kedua komponen

    pakan lebah tidak tersedia atau sedikit maka kehidupan lebah akan

    terganggu. Akibatnya, lebah bisa hijrah, koloni mudah terserang

    hama/penyakit, lama harapan hidup lebah pendek dan organ tubuh

    lebah menjadi kurang lengkap.

  • panduan manual

    Page | 21

    Daya dukung pakan lebah pada suatu area memegang peranan

    penting untuk mencapai keberhasilannya, baik dari segi produksi

    maupun dalam mempertahankan populasi. Perlu mendapat perhatian,

    komposisi jenis tanaman penghasil nektar dan pollen harus selalu

    tersedia sepanjang tahun dan dalam keadaan seimbang yaitu 60%

    nektar dan 40% pollen. Ketidaktersediaan kedua jenis pakan tersebut

    atau salah satu diantaranya, mengakibatkan kondisi pemeliharaan lebah

    tidak mencapai apa yang diharapkan.

    Untuk mendukung tersedianya pakan lebah yang menghasilkan

    nektar dan pollen sepanjang tahun pada suatu lokasi pemeliharaan,

    perlu diambil langkah-langkah pendataan jenis tanaman pakan lebah

    yang ada. Selanjutnya perlu dilakukan pengkayaan jenis tanaman

    sesuai dengan kondisi ruang dan iklim dari keadaan lokasi tersebut.

    Beberapa jenis tanaman dan jenis pakan yang dihasilkan yang sudah

    terdata dapat dilihat pada tabel berikut:

  • panduan manual

    Page | 22

    Tabel 1. Jenis Tanaman dan Jenis Pakan yang Dihasilkan

    No Jenis tanaman Jenis pakan

    1. Aren Pollen

    2. Kemlandingan Pollen

    3. Randu Pollen & nektar

    4. Karet Ekstra flora

    5. Tebu Pollen

    6. Panili Pollen & nektar

    7. Kelapa Pollen & nektar

    8. Kopi Pollen & nektar

    9. Tembakau Pollen

    10. Wijen Pollen & nektar

    11. Jambu mete Pollen

    12. Lengkeng Pollen & nektar

    13. Kedondong Pollen & nektar

    14. Durian Pollen & nektar

    15. Jambu biji Pollen & nektar

    16. Salak Pollen

    17. Apel Pollen & nektar

    18. Delima Pollen

    19. Kesemek Pollen & nektar

    20. Apokat Pollen

    21. Blimbing Pollen & nektar

    22. Macadamia Pollen

    23. Mangga Nektar

    24. Rambutan Nektar

    25. Kaliandra Nektar

    26. Jagung Pollen

    27. Putri malu Pollen

    28. Wedusan Pollen

    29. Akasia Nektar

    30. Sengon Nektar

    31. Sonokeling Nektar Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Jatim

    3) Migratory (Pengangonan)

    Yang dimaksud migratory disini adalah proses pemindahan

    koloni lebah ke tepat yang tersedia pakan. Pengangonan ini dilakukan

    apabila tanaman pakan lebah di lokasi pemeliharaan tersebut sedang

    tidak musim bunga, sehingga perlu diadakan pengangonan ke daerah

  • panduan manual

    Page | 23

    lain yang ada musim bunga. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan

    kondisi koloni lebah maupun tujuan produksi. Pengangonan ini biasanya

    dilakukan hanya untuk lebah jenis mellifera, namun tidak untuk Apis

    cerana. Pemindahan ini sebaiknya dilakukan pada malam hari, karena

    lebah-lebah sudah masuk stup dan dalam keadaan tenang.

    Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses

    pemindahan yaitu :

    o Pada waktu sore hari lebah sudah masuk dalam stup maka pintu

    stup segera ditutup.

    o Sisiran yang berisikan madu diambil dan diganti dengan fundasi

    sarang.

    o Sisiran dirapatkan agar tidak mudah bergerak, kalau perlu bingkai

    sisiran dijepit dengan paku.

    o Pada pengangkutan, diusahakan lubang-lubang dan ventilasi tidak

    menghadap ke arah perjalanan.

    o Setelah sampai di tempat, pagi hari pintu dibuka sedikit demi

    sedikit agar lebah pekerja mengenal situasi di daerah itu.

    o Jika perjalanan yang ditempuh jauh dan sampai bermalam, maka

    di dalam stup disediakan feeder frame dan diisi dengan larutan air

    gula secukupnya. Hal ini dimaksudkan untuk persediaan makan

    selama perjalanan agar tidak terjadi kematian.

    4) Stimulasi (Penyirupan)

    Stimulasi adalah pemberian makanan pengganti bila mana

    terdapat lebah madu kosong/kering pada sarang. Ada kalanya kita

    perlu memberikan stimulasi kepada lebah yang kita pelihara. Ini terjadi

    pada saat jumlah dan kualitas pakan lebah di alam tidak mendukung.

    Masa ini kita sebut masa paceklik. Stimulasi yang kita berikan berupa

    larutan gula. Cara pembuatannya yaitu dengan melarutkan gula (gula

    aren atau gula tebu) dalam air panas, dengan perbandingan yang sama

  • panduan manual

    Page | 24

    yaitu 1 kg gula dalam 1 liter air. Pemberian makanan tambahan

    digunakan pada feeder frame yaitu semacam bingkai tempat mengisi

    cairan pakan stimulan.

    H. Hama, Predator, Penyakit dan Pengendaliannya

    Faktor pendukung bagi habitat lebah madu adalah ada tidaknya

    gangguan lingkungan, terutama hama pengganggu, predator dan

    penyakit. Hama adalah organisme pengganggu yang dapat secara

    langsung dikenali dari bentuk fisiknya, tanpa membutuhkan alat bantu

    seperti mikroskop, cara pemangsaan terhadap inang dapat terlihat

    dengan jelas. Predator lebah adalah hewan pemangsa lebah.

    Sedangkan penyakit adalah gejala atau akibat dari pemangsaan

    organisme pengganggu. Organisme pengganggu tersebut tidak dapat

    dikenali secara langsung jenisnya kecuali dengan alat bantu seperti

    mikroskop.

    Dalam menangani hama predator dan penyakit digunakan istilah

    pengendalian, karena pada prinsipnya adalah mengatur populasi jasad

    pengganggu tersebut tetap dalam kendali. Pengendalian terhadap

    hama dan penyakit tidak dapat dilakukan dengan sembarangan, tetapi

    harus terlebih dahulu mengenali perilaku jasad pengganggunya. Cara

    pengendalian hama dan penyakit adalah secara mekanis, kimiawi,

    perbaikan varietas, secara biologi, sanitasi dan eradikasi.

    Pengendalian mekanis merupakan pengendalian yang dilakukan

    dengan memperlakukan jasad pengganggu secara mekanis. Sebagai

    contoh adalah menangkap jasad pengganggu dan membinasakannya.

    Cara ini dilakukan bila populasi pengganggu dalam jumlah sedikit dan

    dapat dikenali dengan segera.

    Pengendalian secara kimiawi dilakukan sebagai alternatif terakhir

    apabila populasi jasad pengganggu dalam jumlah yang melebihi batas

    kewajaran. Bahan kimia yang digunakan disesuaikan dengan jasad

  • panduan manual

    Page | 25

    pengganggu sasaran, baik jenis (insektisida, bakterisida, dll) maupun

    formulasi (cairan, emulsi, butiran,dll).

    Pengendalian dengan cara perbaikan varietas dimaksudkan untuk

    mendapatkan generasi baru yang lebih tahan terhadap serangan jasad

    pengganggu. Generasi yang lebih tahan didapatkan dari seleksi yang

    ketat terhadap populasi yang ada dari berbagai lokasi.

    Pengendalian secara biologi merupakan pengendalian yang

    dilakukan dengan memanfaatkan kelemahan perilaku jasad

    pengganggu, seperti memutuskan siklus hidup atau menggunakan

    musuh alami dengan cara melepaskan musuh alami jasad pengganggu

    dalam populasinya.

    Sanitasi adalah pengendalian yang dilakukan dengan cara menjaga

    lingkungan habitat/populasi inang agar tetap bersih, sehingga tidak

    mengundang kehadiran jasad pengganggu. Sementara pengendalian

    cara eradikasi adalah dengan memusnahkan inangnya, karena bila

    dibiarkan atau dikendalikan dengan cara-cara tersebut di atas tidak bisa

    atau terlalu mahal untuk dilakukan dan akan menyebabkan jasad

    pengganggu menyebar lebih luas lagi.

    Beberapa hama, predator dan penyakit yang dapat menyerang

    lebah dan upaya pencegahan dan pengobatannya adalah sebagai

    berikut:

    a. Hama dan Predator

    1. Tabuhan (Vespa)

    Insekta ini termasuk dalam keluarga lebah, tetapi bertindak

    sebagai pemangsa lebah madu. Masyarakat banyak menamakan

    tabuhan dengan siring, tawon andas (Jawa) atau engang (Sunda).

    Tabuhan memangsa lebah madu secara jelas dapat dilihat yaitu dengan

    cara memangsa lebah yang berdiri di depan sarang atau sedang

    terbang. Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan menangkap

  • panduan manual

    Page | 26

    langsung menggunakan alat pemukul seperti raket atau jaring. Langkah

    terbaik adalah membakar sarang-sarang tabuhan di sekitar apiari.

    2. Semut

    Semut membangun sarang dalam stup dan merampas

    makanan lebah. Pada serangan yang ringan tidak banyak menggangu,

    tetapi pada serangan yang berat dapat mengakibatkan lebah hijrah.

    Untuk menanggulangi serangan semut biasanya dibuat barier

    (penghalang), yaitu dengan mengoleskan oli pada kaki bangku standar

    agar semut tidak dapat naik mencapai koloni lebah. Khusus untuk

    semut dalam jumlah sangat banyak, pengendalian dilakukan secara

    kimiawi dengan insektisida, dengan catatan tidak mengenai lebah.

    3. Ngengat Lilin

    Ngengat adalah serangga sejenis kupu-kupu yang aktifnya di

    malam hari. Ngengat lilin banyak jenisnya, tetapi yang paling dikenal

    adalah Galeria mellonella. Hama jenis ini sebenarnya hanya merusak

    sarang lebah, tetapi bila koloni lemah dapat mengakibatkan lebah

    hijrah. Pengrusakan sarang dilakukan oleh ulat ngengat dengan

    memakan sarang dan membuat jaring-jaring putih yang dirangkai

    menjadi lorog-lorong sebagai tempat sembunyi ulat karena ulat tidak

    tahan terhadap cahaya terang dan panas.

    Tindakan untuk mengatasi serangan ngegat lilin dilakukan

    berbagai alternatif pengendalian, antara lain : 1) secara mekanis ,

    dengan menangkap dan mematikan ulat (larva) ataupun telur ; 2)

    mengecilkan pintu masuk stup; 3) memasukan sarang terserang pada

    koloni yang kuat; 4) sanitasi lingkungan (membakar sarang rusak dan

    tak terpakai) di lokasi apiari.

    4. Tungau (Akarina)

    Merupakan salah satu hama penting pada lebah madu yang

    hidupnya sebagi parasit pada larva, pupa atau lebah dewasa. Lebah

    akan mati atau cacat karena cairan darahnya dihisap oleh tungau.

  • panduan manual

    Page | 27

    Tungau dibedakan ke dalam dua golongan yaitu endoparasit dan

    ektoparasit.

    Tungau yang tergolong endoparasit pada lebah adalah Acaropis

    woodi. Tungau ini hidup pada saluran pernapasan (tungau nafas).

    Ukuran tubuhnya lebih kurang 100 mm (mikro meter). A. woodi dapat

    menyebabkan kematian lebah dengan tiba - tiba dan serangan awal

    sulit dikenali. Penyebaran terjadi lewat pollen bunga dimana lebah

    hinggap atau kadang-kadang lewat kontak tubuh lebah.

    Tungau ektoparasit ada dua jenis yang sangat terkenal dan

    sudah mewabah di dunia (kecuali Australia), yaitu Varroa jacobsoni

    dan Tropilaelaps clarea.

    a) Varroa jacobsoni

    Pertama kali ditemukan oleh Oudemans (1940) pada koloni

    lebah A. cerana di Pulau Jawa. Tungau ini berwarna coklat kemerahan

    dengan ukuran tubuh 1,6-1,1 mm. Sering menempel pada punggung

    lebah dewasa, tetapi terbanyak terdapat dalam sel larva dan pupa,

    terutama larva calon lebah jantan. Pada serangan ringan, lebah hanya

    cacat tetapi pada serangan berat dapat mengakibatkan lebah mati dan

    hijrah.

    Tungau varroa merupakan ancaman yang sangat serius bagi

    lebah madu dan hampir menjadi masalah dimana-mana. Tungau

    hampir ada dalam setiap koloni dan tersebar luas di seluruh dunia.

    Indonesia sendiri pernah mengalami ledakan serangan tungau varroa

    pada pertengahan tahun 1990-an, yang mengakibatkan musnahnya 50-

    60% populasi koloni A. mellifera. Penyebaran V. jacobsoni biasanya

    dibantu lewat kontak tubuh lebah yang membawanya atau biasa

    tertinggal pada bunga dan kemudian menempel pada lebah yang

    mengunjunginya.

  • panduan manual

    Page | 28

    b) Tropilaelaps clareae

    Tungau T.clareae mirip V. jacobsoni, tetapi ukuran tubuhnya

    lebih kecil dan lebih gesit bergerak yang akan menyebabkan

    penyebaran yang lebih cepat. Warna tubuhnya coklat kemerahan

    dengan ukuran 0,96 x 0,55 mm. Siklus hidup lebih pendek

    dibandingkan V. jacobsoni.

    Pengendalian tungau

    Cara kimiawi yang sangat popular adalah dengan

    menggunakan belerang dan kapur barus (dephtalen) dengan

    perbandingan 1 : 1 dengan menggunakan satu sendok makan.

    Campuran tersebut ditaburkan di atas karton, kemudian disisipkan

    dibawah sisiran sarang pada sore hari dan diambil kembali besok

    paginya. Diulang 3 4 kali dengan selang waktu 4 hari untuk

    mengatasi tidak bersamaannya pembukaan sel.

    Cara biologi yang dilakukan adalah dengan menggunakan

    perangkap sisiran brood jantan dengan cara sisiran sarang jantan

    dimasukan kedalam koloni. Setelah sel sarang diteluri lebah ratu dan

    berkembang menjadi brood, kemudian sisiran sarang tersebut diangkat

    dan dilakukan perlakuan. Hal ini dilakukan karena diketahui brood

    jantan lebih disukai oleh tungau.

    Cara mekanis untuk memusnahkan tungau, yaitu memisahklan

    brood dari koloni atau mengurung ratu selama lebih kurang 2 minggu.

    Dengan demikian tungau akan mati kelaparan.

    5. Predator lainnya

    Burung, katak dan kadal adalah hewan pemakan serangga.

    Hewan-hewan tersebut menjadikan lebah sebagai salah satu

    makanannya. Jenis predator lainnya yang sering kita jumpai adalah

    capung besar (Epiophlebia ) dan capung warna (Eshna).

  • panduan manual

    Page | 29

    b. Penyakit

    Berbagai jenis penyakit yang dapat mengganggu lebah adalah

    sebagai berikut:

    American Foulbrood (AFB)

    AFB dalam bahasa Indonesia adalah penyakit busuk larva

    Amerika (BLA). Jasad renik pengganggu tergolong bakteri yaitu Bacillus

    larvae. Kelompok yang diserang adalah anakan lebah. Bakteri ini

    mempunyai endospora yang tidak akan rusak dengan perlakuan apapun

    kecuali dengan sinar X, sehingga dianjurkan bila dijumpai di lapangan,

    segera membakar koloni tersebut sebelum larva menyebar.

    Tanda-tanda serangan adalah sel anakan yang sakit dan sudah

    tertutup berwarna gelap daripada sel anakan yang sehat. Sel sarang

    sering berlubang dan agak cekung. Anakan yang mati warnanya

    berubah menjadi putih kotor dan lama-kelamaan coklat kehitaman. Bila

    larva yang mati dan masih basah ditusuk dengan dengan lidi yang halus

    dan ditarik perlahan-lahan, larva tersebut akan menempel dan akan

    membentuk semacam benang sampai 2,5 cm. Larva yang busuk berbau

    menyengat, lama kelamaan akan kering, dan menempel pada dinding

    dasar sel sehingga sukar dibersihkan.

    Pemberantasan dapat dilakukan dengan pemberian antibiotika

    misalnya Terramycin. Antibiotika diberikan dengan cara menaburkan

    bubuknya atau mencampuri dengan larutan gula.

    European Foulbrood (EFB)

    EFB adalah busuk larva eropa ( BLE). Jasad renik pengganggu

    tergolong bakteri yaitu Melligococcus pluton. Pembusukan larva

    mempunyai gejala seperti AFB, tetapi tidak berbau menyengat dan

    tidak terentang bila diambil dengan tongkat penjepit. Bila serangan

    masih ringan, segera mengganti ratu dengan ratu baru dan

  • panduan manual

    Page | 30

    menguatkan koloni yang lemah. Bila serangan berat campurkan

    streptomycin 0,2 0,6 gr dalam 4 liter sirup stimulasi.

    Penyakit Kapur (Chalk Brood)

    Penyebab penyakit ini adalah jamur Ascosphaera apis. Jamur

    ini tumbuh pada tempayak dan menutupnya hingga mati. Kelompok

    yang diserang adalah anakan lebah. Tanda-tanda serangan dapat

    diketahui pada larva yang mati biasanya berumur 3-4 hari. Larva

    bewarna putih, membengkak karena tertutup mycelia dari jamur, lama

    kelamaan kemudian mengkerut dan mengeras seperti kapur. Cara

    pemberantasan yang dapat dilakukan adalah memperkuat koloni dan

    memperbaiki ventilasi sarang.

    Stone Brood

    Penyebabnya adalah jamur Aspergillus flavus Link ex Fr dan

    Aspergillus fumigatus Fress. Tempayak yang diserang berubah menjadi

    seperti batu yang keras.

    Addled Brood

    Penyebabnya adalah telur ratu yang cacat dari dalam dan kesalahan

    pada ratu.

    Acarine

    Penyebabnya adalah kutu Acarapis woodi Rennie yang hidup

    dalam batang tenggorokan lebah hingga lebah mengalami kesulitan

    terbang.

    Nosema dan Amoeba

    Penyebabnya adalah Nosema Apis Zander yang hidup dalam

    perut lebah dan parasit Malpighamoeba mellificae Prell yang hidup

    dalam pembuluh malpighi lebah dan akan menuju usus.

    Keracunan

    Keracunan dapat dengan mudah ditemukan melihat banyaknya

    lebah yang mati di sekitar sarang atau pintu kotak stup. Keracunan

  • panduan manual

    Page | 31

    sering terjadi pada waktu penyemprotan tanaman pertanian oleh

    petani. Untuk mencegahnya dilakukan koordinasi dengan petani di

    sekitar lokasi apiari, sehingga pada saat penyemprotan, pintu kotak

    lebah sudah ditutup.

    Mencret

    Mencret akan dikenali dari banyaknya bercak kotoran dilantai

    atau dasar kotak sarang. Untuk pengendalian diberikan stimulasi dan

    bila stimulasi telah diberikan tetapi tidak banyak membantu, maka

    stimulasi dikentalkan dan memperkuat koloni.

    Kesalahan Genetis

    Kesalahan Genetis ditandai dari banyaknya larva yang tidak

    lahir karena terjadinya perkawinan keluarga. Untuk mengatasinya

    adalah dengan mengawinkan ratu dengan pejantan dari koloni yang

    berbeda lokasi.

    Stress dan kelelahan

    Stress dan kelelahan terjadi karena koloni terlalu kerja keras

    saat musim panenan madu, sehingga kondisi tubuhnya menurun. Untuk

    mengatasinya adalah dengan mengangon koloni lebah dilokasi yang

    terdapat pakan dengan jumlah dan kualitas yang lebih baik.

    I. Peralatan

    Dalam pengelolaan lebah madu kadang kala petugas/peternak

    perlu dilengkapi dengan berbagai perlengkapan. Jenis-jenis peralatan

    perlebahan sebagai berikut :

    - Pakaian kerja, terbuat dari bahan kain tebal, menutup semua

    bagian tubuh untuk melindungi tubuh dari sengatan lebah.

    - Sarung tangan yaitu bahan karet yang menutupi tangan, untuk

    melindungi tangan dari sengatan.

    - Sepatu, bahan karet, untuk melindungi kaki.

    - Masker, yaitu bahan dari kasa, untuk menutup/pelindung muka

    dan kepala tanpa menghalangi bidang pandang.

  • panduan manual

    Page | 32

    - Pengungkit, bahan terbuat dari besi/baja, untuk membantu

    mempermudah melepas bingkai dari badan kotak.

    - Sikat lebah, bahan berasal dari sabut/bulu hewan/bahan-bahan

    yang lunak, digunakan untuk menghalau, menyikat atau

    mempercepat menurunkan lebah dari bingkai ke badan kotak.

    - Pisau pengupas madu, bahan dari besi/baja, stainless, digunakan

    untuk mengerat/membuka lilin penutup madu dengan tidak

    merusak sarang.

    - Smoker/pengasap, bahan terbuat dari unsur kaleng, kain

    terpal/mitasi. Prinsip kerjanya adalah penjinak lebah, yaitu dengan

    menghembuskan asap sehingga lebah menjadi lebih jinak.

    - Queen Cage (kurungan ratu), bahan terbuat dari unsur

    kasa/plastik (roll rambut), fungsinya adalah pengurung lebah ratu

    saat koloni lebah baru dipindahkan/proses pengenalan terhadap

    tempat/kotak baru.

  • panduan manual

    Page | 33

    Gambar 8. Peralatan (a) pakaian kerja yang dilengkapi pelindung wajah; (b) Sarung tangan karet; (c) Smoker; (d) Pengungkit sarang; (e) Pisau pengupas madu; (f) Sikat lebah

    J. Pemanenan

    Dalam pemeliharaan lebah di samping mempunyai tujuan

    pengembangan juga tujuan produksi (madu). Tujuan pemanenan

    produksi madu dapat diperoleh dari kotak eram atau dengan sistem

    pensuperan.

    1) Panenan dari Kotak Eram

    Madu dari kotak eram bisa dipanen bila sisiran yang berisi madu

    telah tertutup oleh lilin

    Apabila sisiran belum menggunakan fondasi sarang, maka

    dilakukan pemotongan sebatas sisiran yang berisi madu. Sisa

    potongan yang berisi anakan dikembalikan ke dalam kotak.

  • panduan manual

    Page | 34

    Lakukan pemerasan madu dengan menggunakan kain kasa dan

    penjepit kayu. Jangan membuang lilin sisa perasan ke sembarang

    tempat, dikumpulkan untuk diproses (malam, fondasi sarang).

    Dianjurkan tidak memanen madu semuanya. Sisakan sebuah sisiran

    yang ada madu.

    2) Panenan dari Kotak Super

    Sistim pensuperan adalah suatu cara untuk menghasilkan madu

    dari sisiran yang bebas anakan.

    Cara pensuperan adalah dengan menyusun stup menjadi dua

    tingkat atau lebih. Kotak bagian bawah untuk kotak eram sedang

    bagian atas (super) khusus produksi madu. Antara kotak atas dan

    kotak bawah hendaknya dipasang sekat ratu.

    Proses pensuperan, pada mulanya yaitu angkat 1-2 sisiran yang

    penuh dari kotak bawah ke kotak atas, dan sebaliknya sisiran dari

    atas ditempatkan di kotak bawah. Bila sisiran yang di bawah telah

    penuh maka dilakukan kegiatan yang sama hingga semua telah

    penuh dan bingkai-bingkai di kotak atas terisi madu. Dengan

    demikian madu siap diperas/diekstrak.

    3) Alat Peras/Panen Madu Ekstrator

    Adalah sarana yang digunakan untuk mempermudah dan

    mempercepat pemanenan madu (alat peras madu). Prinsip kerjanya

    yaitu memutar sarang madu/sisir madu (dengan gaya centrifugal)

    sehingga madu keluar dengan sendirinva. Bahan yang digunakan

    adalah material yang tak bereaksi dengan madu (misalnya stainless).

    Pada mulanya ekstrator hanya digunakan untuk sisiran yang

    menggunakan fondasi sarang, namun kini untuk tujuan pemerasan

    tersebut sudah ada ekstrator untuk sisiran tanpa fondasi sarang. Cara-

    cara pemerasan dengan ekstrator sebagai berikut :

  • panduan manual

    Page | 35

    Sebelum dimasukkan ke dalam ekstrator terlebih dahulu dikupas

    tutup sisiran madu dengan pisau yang telah direndam dengan air

    hangat.

    Kemudian masukkan sisiran tersebut dan putarlah ekstrator secara

    perlahan agar anakan tidak ikut terjatuh.

    Saring madu hasil perasan ataupun pengekstrakan dengan

    menggunakan kain kasa.

    Segera masukkan madu pada botol kemasan dan tutup dengan

    rapat. Simpan madu di tempat yang kering dan bersih serta tidak

    berbau.

    Gambar 9. Alat panen ekstraktor

  • panduan manual

    Page | 36

    DAFTAR PUSTAKA

    Alice, K., B. C. Alfred, O. Apollo, and K. Agapitus. 2012. The National Bee Keeping: Training and Extension Manual. Ministry of Agriculture, Animal Industry and Fisheries The Republic of Uganda.

    Certified Naturally Grown. 2012. Handbook for Natural Beekeeping. The Apiary Standards of Certified Naturally Grown, Brooklyn New York.

    Collison C.H. and M. Frazier. 2004. Beekeeping Basics. College of Agricultural Sciences Cooperative Extension The Pennsylvania State University. Pennsylvania.

    Coffey, M.F. 2007. Parasite of The Honey Bee. The Department of Agriculture, Fisheries and Food. Oak Park Carlow, Irlandia.

    Cramp, D. 2008. A Practical Manual of Beekeeping: How To Keep Bees and Develop Your Full Potential as An Apiarist. How To Books Ltd. Spring Hill House, Oxford.

    Frazier, M., D. Caron, and D. Engelsdorp. 2011. A Filed Guide to Honey Bee and Their Maladies. The Pennsylvania State, Pennsylvania.

    Hadisoesilo, S. 2001. Keanekaragaman Spesies Lebah Madu Asli

    Indoensia. Bodiversitas Vol. 2 (1): 123-128. Liani L.L. 2008. Identifikasi Potensi Pengembangan Lebah Madu di

    Karawang. IPB, Bogor. Mahmud, A. 2008. Pengembangan Lebah Madu dalam Rangka Gerakan

    Pembangunan Masyarakat Di Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Hutan Dan Masyarakat Vol. III No. 1: 89-100

    Manley, R.O.B. 2006. Honey Farming. Faber an Faber Ltd. London Mujetahid, M.A., 2007. Teknik Pemanenan Madu Lebah Hutan Oleh

    Masyarakat Sekitar Hutan Di Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros. Jurnal Perennial, 4(1) : 36-40

    Mwale, J. 2008. Beekeeping Training Manual. Wildlife Conservation Society.

    Politeknik Purbaya Kab. Tegal. 2008. Cara praktis Budidaya Lebah Madu ( Apis indica ). Makalah pada Pelatihan Budidaya Lebah Madu ( Apis indica ) di Desa Karangmulya Kecamatan Bojong dan Desa Sesepan Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal.

    Shimanuk H.i and D.A. Knox. 2000. Diagnosis of Honey Bee Deseases. United State Department of Agriculture. Washington DC.

    Widiarti, A dan Kuntadi. 2012. Budidaya Lebah Madu Apis mellifera oleh Masyarakat Pedesaan Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Jurnal Penelitian hutan dan Konservasi Alam Vol. 9 No. 4 : 351-361.

  • PANDUAN MANUAL BUDIDAYA LEBAH MADUBalai Penelitian Kehutanan Aek NauliKampus Kehutanan Aek Nauli; Jln. Raya Parapat Km.10,5 Ds. Sibaganding, Kec. Gir. Sip. Bolon, Kab. Simalungun. Sumatera Utara 21174. HP. 0811621396, 08116208623. Email: [email protected]. Website: http://bpk-aeknauli.litbang.dephut.go.id.