Lebah

download Lebah

of 48

Transcript of Lebah

Lebah

Seekor lebah yang hinggap di kaca Lebah merupakan sekelompok besar serangga yang dikenal karena hidupnya berkelompokm meskipun sebenarnya tidak semua lebah bersifat demikian. Semua lebah masuk dalam suku atau familia Apidae (ordo Hymenoptera: serangga bersayap selaput). Di dunia terdapat kirakira 20.000 spesies lebah dan dapat ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika. Sebagai serangga, ia mempunyai tiga pasang kaki dan dua pasang sayap. Lebah membuat sarangnya di atas bukit, di pohon kayu dan pada atap rumah. Sarangnya dibangun dari malam yang diproduksi oleh kelenjar-kelelenjar lebah betina yang masih muda terdapat dalam badannya. Lebah memakan nektar bunga dan serbuk sari.

Cara hidup

Lebah madu Serangga betina memiliki peran penting dalam kelompok serangga ini. Perilaku dari lebah sangat ditentukan oleh perilaku dari lebah betina. Beberapa lebah betina dari spesies tertentu hidup sendiri (soliter) dan sebagian lainnya dikenal memiliki perilaku sosial. Lebah soliter membangun sendiri sarangnya dan mencari makan untuk keturunnya tanpa bantuan lebah lain

dan biasanya mati atau meninggalkan sarang pada saat keturunnya belum menjadi lebah dewasa. Kadang kala beberapa spesies lebah soliter memberi makan dan merawat anaknya tanpa memberikan cadangan makanan bagi anaknya, bentuk hubungan seperti ini dikenal dengan istilah subsosial. Sementara pada tahap lebih tinggi, lebah hidup berkelompok dan saling berbagi tugas sesuai dengan bentuk fisik masing-masing.

KoloniDalam suatu kelompok (disebut "koloni") terdapat tiga "kasta", yaitu: 1. lebah ratu, berjenis kelamin betina merupakan induk semua lebah dalam satu koloni dalam satu koloni hanya satu ekor lebah ratu. 2. lebah betina, dikenal sebagai lebah pekerja jumlah lebah pekerja bisa mencapai puluhan ribu, 30.000 ekor lebah dan yang bibit unggul bisa mencapai sampai 60.000 ekor lebah. 3. lebah jantan, jumlahnya hanya ratusan ekor lebah.

Seekor lebah yang mengumpulkan serbuk sari. Setiap kasta lebah mempunyai tugas masing-masing. Lebah ratu hanya satu ekor dalam setiap koloni dan mengawal semua kegiatan lebah betina dan lebah jantan. Komposisi kromosomnya diploid sehingga dapat menghasilkan keturunan. Badannya lebih besar karena sejak masih dalam bentuk larva ia diberi makan royal jelly yang kaya akan vitamin dan gizi.

Pembagian tugasTugas utama ratu lebah adalah bertelur selama hidupya, berjenis kelamin betina, perkawinan ratu lebah ini hanya sekali seumur hidup, perkawinan dilakukan dengan cara terbang tinggi diangkasa pada cuaca cerah dan pejantan yang bisa mengejarnya akan dapat mengawini sang ratu lebah, pejantan yang berbahagia itu tidak lama akan mati karena testinya lepas dan tertanam pada ovarium ratu lebah. Lebah ratu yang aktif mampu bertelur kira-kira 2.000 butir telur sehari. Makanan ratu merupakan sari madu (royal jelly), harapan hidup lebah ratu ialah tiga tahun. Tugas lebah pekerja berjenis kelamin betina tugasnya mengumpulkan serbuk sari dan nektar. Madu merupakan produk hasil pengolahan makanan nektar yang dimuntahkan kembali dari dalam tubuhnya dan disimpan dalam sarang lebah untuk makanan cadangan, makanan madu ini juga untuk larva dan pupa. Ada juga lebah betina yang bertugas

membersihkan sarang dan merawat telur dan anak-anak lebah. Harapan hidup lebah pekerja ialah tiga bulan atau lebih sedikit makanan utama lebah pekerja ini adalah madu. Lebah pekerja terbentuk dari telur yang terbuahi dari sperma yang tersimpan dalam ovarium yang jumlahnya mencapai jutaan sperma, jenis kelaminnya sama dengan ratu lebah bedanya lebah pekerja ini dari mulai telur menetes menjadi larva dan setererusnya makanannya madu biasa sedangkan ratu lebah mulai dari telur menetas menjadi larva sampai akhir hayat makanannya sari madu (royal jelly). Apabila kesuburan reproduksi telur sudah berkurang atau usia ratu sudah tua maka secara naluri lebah pekerja mengadakan regenerasi pembentukan koloni baru dan mencari telur-telur yang terbaik, jika sudah menetas menjadi larva diberi makan sari madu (royal jelly) atau ada yang menyebutnya susu ratu kerena warnanya putih seperti warna susu jumlahnya biasanya lebih dari satu calon ratu, sarangnya paling besar dan paling menonjol lebih panjang dari sarang lebah pekerja, terletak paling bawah sarang. Lebah pekerja bisa bertelur dan telurnya dapat menetas jika koloni lebah kehilangan ratunya maka secara alami sesuai naluri lebah betina akan bertelur dan yang lahir dari telur lebah pekerja ini semuanya berjenis kelamin jantan karena dari telur yang tak terbuahi, lebah pekerja tidak pernah dikawini oleh lebah jantan. Lebah jantan bertugas mengawini lebah ratu muda yang masih perawan jika akan membentuk koloni baru dan akan mati setelah kawin. Lebah jantan merupakan lebah dari telur tak terbuahi yang diberi makanan nektar dan madu biasa (bukan "royal jelly"). Jumlah lebah jantan ini jumlahnya hanya ratusan. Seringkali dalam film-film animasi, jika lebah-lebah diambil madu yang mereka produksi mereka diambil, mereka akan marah. Kemarahan lebah bisa disebabkan karena terganggu dan terkejutnya koloni itu, bisa juga karena sifat agresif kelompok lebah itu. Untuk budidaya peternakan lebah madu dipilih dari koloni yang jinak dan tidak agresif. Madu dari hasil peternakan lebah ini biasanya untuk komersil bisa juga untuk kebutuhan sendiri. Terdapat pula lebah yang hidup menyendiri, tidak dalam kelompok. Jenis lebah yang demikian disebut lebah soliter.

Siklus hidupLebah menjalani metamorfosis lengkap ("holometabola") sehingga terdapat empat tahap bentuk kehidupan: 1. 2. 3. 4. telur; larva (bentuk ulat) pupa (kepompong); imago (lebah dewasa).

Telur yang menetas akan menjadi larva. Pada tahapan ini, lebah pekerja akan memberi larva makanan berupa serbuk sari, nektar, serta madu. Sebagian nektar yang dikumpulkan oleh lebah pekerja disimpan sebagai madu. Setelah beberapa hari, larva berganti menjadi pupa dan seterusnya menjadi anak lebah.

Pemanfaatan lebah

Botok tawon, botok yang menggunakan larva lebah. Lebah di alam berfungsi penting sebagai serangga penyerbuk utama. Kesukaannya akan nektar dan serbuk sari membantu tumbuhan untuk terjadinya penyerbukan silang dan penyebaran serbuk sari. Dalam penyerbukan buatan tanaman tertentu, lebah dipelihara dalam kurungan berisi tumbuhan yang akan disilangkan. Madu yang dihasilkan lebah disukai oleh banyak hewan, khususnya beruang. Manusia juga memanfaatkan madu sebagai makanan serta obat. Pemeliharaan lebah untuk diambil madunya telah dilakukan manusia sejak lama. Ilmu tentang lebah dan pemeliharaannya dikenal sebagai apiari. Usaha peternakan lebah juga disebut dengan nama tersebut. Beberapa jenis lebah memiliki sengat yang sebetulnya bersifat fatal bagi dirinya jika digunakan untuk menyengat yang berakibat kematiannya karena sengat dan kantong kelenjarnya akan terlepas dan tertancap pada sasaran. Sengat ini dimanfaatkan manusia dalam pengobatan serupa akupunktur yang dinamakan terapi lebah (apitherapy). Peternakan lebah modern bisa menghasilkan racun lebah yang keluar dari sengat lebah pekerja tanpa akibat matinya lebah, caranya dengan memasang jebakan dipintu masuk sarang lebah yaitu dipasang arus listrik yang cukup untuk membuat terkejut lebah, dari terkejutnya lebah itu secara tak disadari racun lebah keluar dari sengatnya dan hasilnya ditampung untuk ramuan obat-obatan. Di beberapa tempat di Indonesia larva dan pupa lebah dijadikan makanan (misalnya sebagai botok lebah).

Sengatan LebahLebah sering menggunakan sengatan ekornya saat merasa terganggu (terusik). Lebah menusukkan sengatan ekornya berkali-kali ke epidermis musuhnya sehingga merasa sakit. Namun, apa yang dilakukan lebah ini ternyata malah membuat sengatnya lepas (tertinggal) di kulit seseorang dan menarik alat sengat dan kantung sengat (yang memang menempel pada sengatnya), dan dalam beberapa menit kemudian lebah pun mati.

http://sanoesi.wordpress.com/tag/anatomi-lebah/. Diambil tanggal 9 desember 2011.

BIOLOGI LEBAH MADU27 Mei Oleh: Ahmad Sanusi Nasution Jenis-Jenis Lebah Lebah termasuk dalam kelas insekta dan tergolong dalam jenis serangga yang berdarah dingin yakni hewan yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh perubahan suhu hawa yang ada disekitarnya. Menurut Sumoprastowo dan Suprapto (1993) lebah madu termasuk dalam famili Apidae. Terdapat di Eropa, Afrika, dan Asia. Pada Apidaae, madu dan tepung sari disimpan dalam sisiran yang vertikal, dan tempayak dibesarkan dalam sisiran yang sama. Menurut Hasanuddin (2003), klasifikasi lebah madu adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Ordo : Hymenoptera Family : Apidae Genus : Apis Species : Apis Andreniformis Apis cerana Apis nigrocineta Apis dorsata Apis florea Apis koschevnikovi Apis laboriosa Apis mellifera Menurut Sihombing (1997) A.andreniformis, A.cerana, dan A.dorsata adalah lebah alam Indonesia, A.florea di Yunan, Cina, A.koschevnikovi di Serawak (Kalimantan), A.laboriosa di Himalaya dan A.mellifera berasal dari kawasan laut tengah. Lebah madu adalah serangga sosial yang hidup bergerombol membentuk koloni.Dari 20.000 spesies lebah yang dikenali hanya lebah madu yang menghasilkan madu (Rusfidra,2006). Menurut Sarwono (2001) famili Apidae merupakan jenis lebah penghasil madu sejati. Yang paling penting sebagai penghasil madu dan lilin adalah lebah madu dari genus Apis. Lebah madu adalah serangga sosial yang hidup bergerombol membentuk koloni.Dari 20.000 spesies lebah yang dikenali hanya lebah madu yang menghasilkan madu (Rusfidra,2006). Menurut Sarwono (2001) famili Apidae merupakan jenis lebah penghasil madu sejati. Yang paling penting sebagai penghasil madu dan lilin adalah lebah madu dari genus Apis. Morfologi dan Anatomi Lebah Madu a. Morfologi (Struktur Eksternal) Tubuh lebah madu terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kepala (caput), dada (thorax) dan perut (abdomen). Seperti halnya insekta lebah tidak mempunyai kerangka internal tempat otot bertaut, tetapi sebagai penggantinya adalah penutup tubuh eksternal yang mengandung Chitin dan menutupi organ dalam. b. Anatomi (Struktur Internal) Anatomi lebah madu dalam hal ini meliputi sistem pencernaan, sistem penginderaan, dan

sistem reproduksi. Sistem pencernaan pada lebah madu berturut-turut adalah: mulut, osefagus, kantong madu, proventriculus, ventriculus, usus halus, usus besar, colon dan rectum. Sistem penginderaan pada lebah madu meliputi indera penglihat, indera pencium, dan indera peraba. Dalam hal sistem reproduksi, organ reproduksi yang berkembang sempurna pada lebah hanya pada lebah jantan dan ratu. Seekor lebah ratu dewasa yang produktif dapat menelurkan 1000-2000 sel telur per hari. Habitat Lebah Madu Salah satu syarat hidup lebah adalah adanya tanaman. Secara umum lebah bisa hidup di seluruh belahan bumi, kecuali di daerah kutub. Hal ini disebabkan di daerah kutub tidak ada tanaman yang menjadi sumber pakan lebah. Di daerah tropis lebah dapat berkembang biak dengan baik dan produktif sepanjang tahun karena tumbuhan sebagai sumber pakan tersedia terus. Di daerah sub tropis lebah tidak produktif pada musim dingin (Suranto,2004). Di alam bebas lebah tinggal di gua-gua dalam hutan termasuk di tebing-tebingnya. Di hutan, koloni lebah juga tinggal di pohon-pohon yang berlubang. Sementara di daerah peternakan lebah tinggal didalam tempat yang sudah disediakan namanya stup. Koloni Lebah Madu Lebah madu hidup dalam suatu keluarga besar yang disebut koloni, yang berdiam dalam satu sarang lebah (Rusfidra, 2006). Sampai saat ini jenis koloni yang umum dibudidayakan adalah jenis apis cerana dan apis mellifera. (Hasanuddin,2003).Di dalam koloni terdapat seekor lebah ratu, beberapa ratus lebah jantan dan puluhan ribu lebah pekerja.Menurut Ashari (1998) jumlah ini tergantung pada efektivitas penyerbukan dan kondisi makanan (bunga) setempat. Masing-masing anggota koloni memiliki pekerjaan yang dilakukan secara fungsional dan profesional. Sel sarang atau sisir, semacam malam merupakan tempat lebah tersebut berkelompok. Sel sarang atau sisir tersebut digunakan sebagai tempat penyimpanan makanan dan tempat telur/ pemeliharaan keturunannya.Jumlah makanan yang tersimpan dalam sarang tergantung pada kondisi flora, cuaca, jumlah lebah perkoloni, dan jenis lebah. Lebah Ratu Lebah ratu merupakan pemimpin koloni dan bertanggung jawab terhadap keutuhan dan kekompakkan koloni. Ratu ini berjenis kelamin betina dan hanya terdapat satu ekor dalam tiap koloni,Tugas utamanya adalah menghasilkan telur untuk perkembangan koloni. Ukuran ratu paling besar, panjang badannya hampir dua kali dan beratnya hampir tiga kali lebah pekerja. Umur ratu bisa mencapai enam tahun (Suranto,2004). Lebah Jantan Lebah jantan berasal dari telur yang tidak dibuahi. Lebah ini berfungsi sebagai lebah pemacek, yakni mengawini ratu muda. Jika beruntung, seekor lebah jantan hanya dapat kawin sekali selama hidupnya, karena setelah berhasil mengawini ratu, lebah ini akan mati. Karena sifatnya yang pemalas, pada saat krisis makanan, banyak lebah jantan dibunuh oleh lebah pekerja (Rusfidra,2003). Lebah Pekerja Lebah pekerja adalah kelompok yang jumlahnya paling banyak dalam koloni. Lebah pekerja juga berasal dari sel telur yang dibuahi. Ovariumnya tidak berkembang sempurna sehingga tidak dapat bertelur. Lebah pekerja bertanggungjawab kesejahteraan koloni. Kecuali tugas reproduksi, semua pekerjaan pada koloni lebah madu sepenuhnya dilakukan oleh lebah pekerja.

Tugas lebah pekerja sesuai dengan perkembangan umur. Dari mulai menetas sampai umur tiga hari sebagai petugas kebersihan. Umur 3 12 hari bertugas sebagai perawat larva. Sejak hari ke 13-18 bertugas membuat dan memoles sisiran sarang. Dari umur 18 sampai 20 bertindak sebagai pengawal dan menjaga kesegaran udara di dalam sarang. Mulai hari ke-20 sampai datangnya kematian lebah bertugas mengumpulkan nektar, polen, propolis dan air. Dimasa tuanya lebah pekerja berperan sebagai pemandu bagi lebah muda untuk mencari lokasi pengumpulan nektar, polen, propolis dan air (Rusfidra,2003)

Lebah Madu Sedang Mencari Makanan

Ahmad Sanusi Nasutionhttp://www.kesimpulan.com/2011/09/evolusi-lebah-lebih-dulu-dan-anggrek.html. Diambil 9 desember2011.

Evolusi Lebah Lebih Dulu dan Anggrek Mengejar KemudianNews KeSimpulan.com - Lebah lebih dulu dari anggrek dalam evolusi. Lebah berevolusi lebih awal dan mandiri, sedangkan anggrek mengejar ketertinggalan. Temuan baru menantang pandangan yang berlaku tentang simbiosa mitra evolusi tanaman dan serangga penyerbuk. Teori yang berlaku bahwa spesies yang memiliki hubungan sangat khusus dan terlibat terus menerus merupakan mitra evolusi.

"Apa yang kami temukan spesialisasi timbal balik tidak ada bagi lebah dan anggrek," kata Santiago Ramirez, postdoc bioevolusi di laboratorium Neil Tsutsui di University of California, Berkeley. "Lebah berevolusi lebih awal dan mandiri, sedangkan anggrek tampaknya mengejar," kata Ramirez. Ikatan antara lebah tertentu dan tanaman anggrek didokumentasikan dengan baik oleh para botanis dan naturalis termasuk Charles Darwin. Biolog menemukan lebah pria membutuhkan senyawa parfum tertentu yang dihasilkan tanaman bunga untuk memikat lebah perempuan. Ramirez mengeledah lebih dari 7.000 individu lebah jantan dan DNA sequencing 140 pollinaria anggrek yang berisi paket kecil semua serbuk sari bunga tunggal. Para peneliti menyimpulkan sejarah evolusi lebah dan anggrek. Tim juga menghitung dan menganalisis parfum yang dikumpulkan lebah dan membandingkan dengan senyawa yang dihasilkan anggrek. Lebah berevolusi 12 juta tahun lebih awal dari mitra mereka anggrek. Selain itu, senyawa parfum yang dihasilkan anggrek hanya menyumbang 10 persen dari semua senyawa yang dikumpulkan lebah. Sedangkan 90 persen sisanya berasal dari sumber lain, termasuk resin pohon. "Tampaknya lebah jantan berevolusi untuk mengumpulkan senyawa ini dari segala macam sumber dan anggrek datang jutaan tahun kemudian," kata Ramirez. Anggrek lebih membutuhkan lebah penyerbuk dibanding lebah membutuhkan anggrek. Temuan memiliki implikasi dalam biologi konservasi terutama kekhawatiran penurunan 15 tahun terakhir lebah penyerbuk di seluruh dunia.

"Banyak spesies tanaman sangat tergantung pada penyerbuk. Jika Anda kehilangan 1 spesies lebah, Anda akan kehilangan 3-4 spesies anggrek," kata Ramirez. "Laporan kami konsisten dengan teori bias indera serangga yang memainkan peran utama dalam mendorong adaptasi reproduksi pada tanaman berbunga," kata Ramirez. "Ini menyoroti saling ketergantungan ekologis serta evolusi tanaman berbunga dan penyerbuk khusus mereka. Ancaman bagi serangga penyerbuk memiliki efek mendalam pada ekosistem," kata Ramirez. 1. Santiago R. Ramrez (Museum of Comparative Zoology, Harvard University, Cambridge, MA 02138,USA; Department of Environmental Science, Policy, and Management, University of California, Berkeley, CA 94720, USA) et.al. Asynchronous Diversification in a Specialized Plant-Pollinator Mutualism. Science, 23 September 2011: Vol.333 no.6050 pp.1742-1746, DOI:10.1126/science.1209175 Santiago Gambar : UC Berkeley R. Ramrez http://nature.berkeley.edu/~sramirez

http://www.faktailmiah.com/2011/01/06/can gkang-bagian-luar-tawon-mampumemanen-tenaga-listrik-surya.html. Diambil tanggal 9 Desember 2011.Gun HS

Cangkang Bagian Luar Tawon Mampu Memanen Tenaga Listrik SuryaKamis, 6 Januari 2011 - Garis-garis coklat dan kuning di perut lebah dapat menyerap radiasi matahari, dan pigmen kuningnya mengubahnya menjadi tenaga listrik.

Dalam proses fotosintesis, tumbuhan menyerap energi matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik. Sekarang, tim Universitas Tel Aviv telah menunjukkan bagaimana anggota dari kerajaan hewan, tawon Oriental, juga mengambil energi matahari dan mengubahnya menjadi tenaga listrik di bagian tubuhnya yang berwarna coklat dan kuning. Hal yang menarik di sini, makhluk biologis hidup juga melakukan hal seperti itu, kata fisikawan Prof. David Bergman dari Fakultas Fisika dan Astronomi Universitas Tel Aviv, yang merupakan bagian dari tim untuk penemuan ini. Tawon mungkin telah menemukan hal yang belum kita ketahui. Dalam kemitraan dengan Prof. Jacob Ishay dari Fakultas Kedokteran Sackler universitas, Prof. Bergman dan kandidat doktor, Marian Plotkin, terlibat dalam sebuah proyek penelitian yang benar-benar interdisipliner untuk menjelaskan proses biologis yang mengubah perut lebah menjadi sel surya. Tim riset membuat penemuan ini beberapa tahun lalu, dan baru-baru ini mencoba menirunya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cangkang tubuh lebah, atau exoskeleton, mampu memanen energi surya. Mereka baru saja mempublikasikan hasil studi ini dalam jurnal Naturwissenschaften, Jerman. Menemukan sebuah sistem baru untuk energi yang lebih baru? Sebelumnya, para ahli entomologi mencatat bahwa tawon Oriental, tidak seperti tawon dan lebah lainnya, aktif di sore hari daripada pagi hari ketika matahari baru meninggi. Mereka juga memperhatikan bahwa tawon ini lebih intens membuat sarang seiring meningkatnya intensitas matahari. Dengan mengambil informasi ini untuk laboratorium, tim Universitas Tel Aviv mempelajari kondisi cuaca, seperti suhu, kelembaban dan radiasi matahari untuk menentukan apa dan bagaimana faktor-faktor ini juga mempengaruhi perilaku lebah, namun menemukan bahwa hanya dengan radiasi UVB saja sudah cukup menentukan perubahan. Dalam penelitian, tim Universitas Tel Aviv juga menemukan bahwa garis-garis kuning dan coklat pada perut tawon memungkinkan efek foto-volta: garis-garis coklat dan kuning di perut lebah dapat menyerap radiasi matahari, dan pigmen kuningnya mengubahnya menjadi tenaga listrik. Tim menentukan bahwa cangkang coklat tawon itu dibuat dari alur yang membelah cahaya menjadi sinar divergen. Garis-garis kuning di perutnya terbuat dari depresi lubang jarum, dan berisi pigmen yang disebut xanthopterin. Secara bersamaan, alur cahaya divergen, depresi lubang jarum dan cahaya xanthopterin berubah menjadi energi listrik. Cangkang perangkap cahaya dan pigmen melakukan konversi. Sebuah pompa panas biologis Para peneliti juga menemukan sejumlah energi proses yang unik pada serangga ini. Seperti AC dan kulkas, lebah memiliki sistem pompa panas yang berkembang dengan baik di dalam tubuhnya yang membuatnya lebih dingin pada suhu luar selagi ia mencari makan di bawah sinar matahari. Ini adalah sesuatu yang tidak mudah dilakukan, kata Prof. Bergman.

Untuk melihat apakah kepiawaian mengumpulkan solar lebah bisa digandakan, tim meniru struktur tubuh lebah, namun memiliki hasil yang buruk dalam mencapai tingkat efisiensi yang samanya tinggi dalam mengumpulkan energi. Di masa depan, mereka berencana memperbaiki model ini untuk melihat apakah peniruan-biologis ini bisa memberikan petunjuk untuk solusi energi yang baru. Tim peneliti juga menemukan bahwa tawon menggunakan pengasahan halus sinyal akustik untuk membimbing mereka sehingga dapat membangun penjelajahan dengan presisi yang luar biasa dalam kegelapan total. Lebah setidaknya bisa melihat apa yang mereka lakukan, namun tawon tidak bisa benar-benar gelap di dalam sarang tawon.

CARI

http://rusfidra.multiply.com/journal?&page _start=40. Diambil tanggal 9 desember 2011. DR. Rusfidra (Analis Peternakan, Peneliti pada Laboratorium Pemuliaan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Andalas)Aspek Biologi Lebah MaduLebah madu adalah serangga sosial yang hidup dalam suatu keluarga besar yang disebut koloni, yang biasanya mendiami satu sarang lebah (Sihombing, 1997). Hal ini berbeda dengan pola hidup kebanyakan spesies serangga yang bersifat soliter (senang menyendiri) (Dietz, 1986). Lebah madu merupakan serangga sosial yang paling banyak diketahui dan menarik untuk dipelajari (Wilson, 1971). Di dalam satu koloni terdapat seekor lebah ratu (queen) sebagai pemimpin koloni, ratusan lebah jantan (drone) dan puluhan ribu lebah pekerja (worker). Biasanya koloni lebah terdiri dari seekor ratu, 20.000 30.000 lebah pekerja dan beberapa ratus lebah jantan (Free, 1982; Singh, 1962). Selain itu juga terdapat telur, larva dan pupa. Siklus hidup masing-masing strata dalam koloni lebah terlihat pada Tabel 1. Lebah Ratu (Queen)

Di dalam satu koloni lebah hanya terdapat seekor ratu, badannya paling besar dalam koloni. Lebah ratu berasal dari sel telur yang dibuahi (Free, 1982). Ovariumnya berkembang sempurna dan mampu menghasilkan telur yang akan menetas menjadi calon ratu, lebah pekerja dan lebah jantan (Sihombing, 1997). Ratu Apis mellifera mampu menghasilkan telur sebanyak 2.000 butir per hari (Free, 1982). Dalam satu koloni hanya terdapat satu ratu. Jika ada telur yang berkembang menjadi calon ratu, biasanya calon ratu harus keluar dari koloni dan membentuk koloni baru, jika tidak dibunuh oleh si ratu tua. Menariknya, walaupun lebah menghasilkan madu, tetapi ratu lebah tidak mau dimadu. Lebah ratu hanya kawin sekali selama hidupnya (Singh, 1962; Sihombing, 1997). Prosesi perkawinan dengan beberapa ekor lebah jantan terjadi di angkasa pada siang hari saat udara cerah di lokasi tempat kawin yang disebut Drone Congregation Area (DCA). DCA merupakan tempat berkumpulnya lebah jantan (Koeniger, 1991). Lebah ratu memiliki mata majemuk yang paling kecil dibanding dengan lebah pekerja maupun lebah jantan. Di ujung kepalanya terdapat antena yang berbentuk cincin berjumlah 11 buah dan perut terdiri atas 6 segmen (Murtidjo, 1991). Perkembangan lebah ratu mulai dari telur sampai dewasa adalah 15 hari dan setelah itu siap dikawini oleh lebah jantan (Pavord, 1975). Lebah Jantan (Drone) Dietz (1986) menyatakan bahwa lebah jantan merupakan anggota koloni dari kehidupan sosial lebah madu yang berasal dari telur-telur yang tidak dibuahi (unfertilized). Jumlahnya dalam koloni berkisar dari beberapa puluh sampai beberapa ratus ekor. Ukuran tubuh lebah jantan lebih besar dari lebah pekerja, tetapi lebih kecil dari lebah ratu. Fungsi lebah jantan dalam koloni sepanjang hidupnya adalah sebagai lebah pemacek, yakni mengawini ratu muda (Free, 1982). Seekor lebah jantan hanya dapat kawin sekali selama hidupnya, karena setelah berhasil mengawini ratu, lebah ini akan mati. Lebah jantan adalah lebah pemalas dan pemakan yang rakus. Mereka hanya mau keluar dari sarangnya jika cuaca cerah dan akan terbang untuk tiga tujuan yaitu: terbang untuk membersihkan tubuh (cleansing flight), terbang orientasi dan mengawini ratu (mating flight) dan saat terjadinya pemisahan koloni (swarming flight) (Koeniger, 1991). Karena sifatnya yang pemalas itu, pada musim peceklik banyak lebah jantan yang dibunuh oleh lebah pekerja. Pada banyak koloni, lebah jantan sering dihasilkan (ditetaskan ratu) pada bulan Mei sampai Juli (Free, 1982) atau pada saat musim bunga. Lebah Pekerja (Worker) Lebah pekerja merupakan kelompok yang jumlahnya paling besar dalam koloni. Sama halnya dengan lebah ratu, lebah pekerja juga berasal dari sel telur yang dibuahi sebagaimana dilaporkan Dietz (1986); Free (1982). Dalam satu koloni lebah madu A. cerana jumlahnya bisa mencapai 30.000 ekor dan 60.000 ekor pada koloni A. mellifera (Murtidjo, 1991). Lebah pekerja adalah

lebah betina yang organ reproduksinya tidak berkembang sempurna dan tidak dapat menghasilkan telur pada kondisi normal (Gojmerac, 1983; Sihombing, 1997; Singh, 1962). Lebah pekerja bertanggungjawab penuh terhadap keutuhan dan kesejahteraan koloni (Singh, 1962; Free, 1982), Kecuali tugas reproduksi, semua pekerjaan pada koloni lebah madu sepenuhnya dilakukan oleh lebah pekerja. Dipandang dari tempat berlangsungnya aktivitas dalam koloni lebah madu dapat digolongkan atas dua fase yaitu: (1) tugas di dalam sarang pada separo umurnya yang pertama dan (2) tugas di luar sarang pada separo umur berikutnya (Singh, 1962). Tugas di dalam sarang yang berlangsung selama 3 minggu meliputi pembuatan sisiran sarang, pemeliharaan telur, larva dan pupa, penyediaan makanan ratu dan lebah jantan, menyisir dan merawat ratu, mempertahankan koloni dari serangan pemangsa, mengatur temperatur dan kelembaban dalam sarang serta mematangkan dan menyimpan madu (Sihombing, 1997; Singh, 1962), sedangkan tugas di luar sarang yang berlangsung selama 4 minggu (Direksi Perum Perhutani, 1992) adalah mengumpulkan nektar, polen, propolis dan air (Singh, 1962). dengan perkembangan kelompok umur, sebagai berikut: dari mulai menetas sampai umur tiga hari sebagai petugas kebersihan. Umur 3 6 hari bertugas sebagai perawat larva dan dilanjutkan sampai umur 12 hari. Sejak hari ke-13 sampai 18 bertugas membuat dan memoles sisiran sarang dan menerima bahan makanan yang dibawa lebah lapang (lebah pekerja). Mulai umur 18 sampai 20 bertindak sebagai pengawal serta menjaga kesegaran udara di dalam sarang. Mulai hari ke-20 sampai datangnya kematian lebah bertugas di luar sarang sebagai pengumpul nektar, polen, propolis dan air, dan dimasa tuanya, lebah pekerja lapang akan berperan sebagai pemandu bagi lebah muda untuk mencari lokasi pengumpulan nektar, polen, propolis dan air. Lama hidup lebah pekerja dipengaruhi oleh musim dan aktivitas menyengat. Pada musim panas lebah ini hidup selama 46 minggu, sedang pada musim dingin dapat mencapai beberapa bulan (Free, 1982). Menurut Gojmerac (1983), lama hidup lebah pekerja bervariasi antara 44 54 hari (rataan 50 hari). Setelah menyengat musuhnya lebah pekerja akan mati.

Sistem Perkawinan Lebah Lebah ratu hanya sekali kawin selama hidupnya (Singh, 1962; Sihombing, 1997). Prosesi perkawinan dengan satu atau lebih lebah jantan terjadi di tempat terbuka (angkasa), pada waktu musim kawin di tempat yang disebut DCA (Drone Congregation Area). Lokasi DCA yang mempunyai diameter antara 30-200m (Ruttner, 1986) merupakan tempat berkumpulnya lebah jantan dan diperkirakan selalu dikunjungi oleh lebah jantan terus menerus untuk waktu 15-20 tahun (Koeniger, 1986; 1991). Selain perkawinan secara alami ditempat terbuka juga telah dicoba memanipulasi tempat perkawinan

dengan cara mengurung ratu pada tempat khusus serta perkawinan dengan inseminasi buatan. Upaya terakhir ini masih menjadi topik pengamatan oleh banyak peneliti. Pada saat musim kawin ratu dikawini oleh seekor lebah jantan atau lebih (mencapai 30 ekor) (Moritz, 1986), yang terjadi selama satu terbang perkawinan (mating flight). Sebelum lebah jantan berhasil mengawini lebah ratu, lebah jantan akan terbang orientasi yang berlangsung selama 1 2 menit (Koeniger, 1991). Waktu lebah jantan terbang untuk mengawini lebah ratu pada spesies A. cerana yang berkembang di beberapa lokasi terdapat perbedaaan. Lebah jantan A. cerana di Srilangka terbang kawin antara pukul 15.30-17.00, di Kalimantan antara pukul 14.00-15.30, di Thailand terbang kawin terjadi antara pukul 14.30-16.00 (Koeniger, 1991), antara pukul 15.15 17.30 (Rinderer et al., 1993). Sedangkan lebah jantan A. c. japonica (lebah lokal Jepang) mempunyai waktu terbang yang lebih panjang untuk mengawini ratu yakni dari pukul 13.15-16.15 (Koeniger, 1991). Lebah ratu biasanya terbang untuk kawin pada saat puncak lebah jantan terbang. Sebelum terbang kawin, ratu sering memperlihatkan terbang orientasi yang berlangsung selama dua menit. Lebah ratu A. florea dikawini antara pukul 14.04-15.35 yang berlangsung selama 21-30 menit. Ratu A. cerana di India terbang antara pukul 13.30-15.30 dan perkawinan terjadi antara pukul 14.00-15.00. Di Srilangka ratu dikawini antara pukul 16.1516.55 serta di Jepang antara pukul 14.45-16.00 (Koeniger, 1991). Kantong spermateka lebah ratu A. cerana yang berukuran 0.98 mm dapat menyimpan 1.35 juta spermatozoa dengan konsentrasi sperma dalam spermateka sekitar 2.79 juta spermatozoa per mm. Jumlah spermatozoa dalam spermateka berkorelasi positif dengan ukuran spermateka lebah ratu (Koeniger, 1991). Mekanisme transfer sperma dari oviduk ke spermateka merupakan proses kompleks (Koeniger, 1991) yang melibatkan banyak faktor, antara lain kondisi otot saluran reproduksi ratu, adanya cairan dalam spermateka serta gerakan massa spermatozoa itu sendiri. Pada spesies Apis pada dasarnya ada dua cara transfer yang berbeda, yakni : (1) introduksi spermatozoa ke dalam oviduk yang diikuti dengan gerakan spermatozoa menuju kantong spermateka dan (2) introduksi spermatozoa secara langsung ke dalam spermateka. Pada A. mellifera dan A. cerana, spermatozoa di introduksikan ke dalam oviduk lebah ratu. Dalam waktu 24 jam setelah perkawinan sekitar 5 juta dari 120 juta sel sperma akan bergerak menuju kantong spermateka pada lebah ratu A. mellifera. Sedangkan pada A. cerana kurang lebih 1.3 juta dari 12 juta sel sperma akan bergerak dari oviduk memasuki kantong spermateka (Koeniger, 1991). Setelah satu kali terbang kawin, oviduk lebah ratu bisa memuat 87 juta spermatozoa (Koeniger, 1986) dan selanjutnya akan disimpan dalam spermateka sampai beberapa tahun. Untuk menarik lebah jantan agar mengawininya, lebah ratu akan

mensekresikan feromon seks yang mengandung 9-oxodeconoic acid (Koeniger, 1991). Zat ini berperan penting dalam memperlihatkan daya tarik pada lebah ratu A. cerana, A. mellifera, A. florea dan A. dorsata, sedangkan pada spesies lain belum ada laporan yang mengungkapkan keberadaan zat tersebut. Setelah kopulasi, pada lebah ratu A. cerana dan A. mellifera juga terlihat adanya lendir putih yang berfungsi sebagai sinyal bahwa telah terjadinya perkawinan.

.. adakah sama orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?. Sesungguhnya hanya orang yang berakal yang dapat menerima pelajaran (QS. Az Zumar [39]: 9). Pada dasarnya tidak ada dikotomi (pemisahan) antara ajaran Islam dengan ilmu pengetahuan (sains). Oleh karena itu adalah keliru pendapat yang memisahkan pengetahuan agama disatu sisi dengan sains di sisi lain. Sebagai agama universal, Islam yang di bawa Nabi Muhammad saw sangat menekankan penggunaan akal pikiran (rasio) dalam melakukan aktivitas apapun termasuk mengerjakan ibadah sekalipun. Akal dan pikiran yang dimiliki manusia hendaknya digunakan untuk mengadakan observasi dan perenungan yang mendalam, baik terhadap diri manusia itu sendiri maupun terhadap segala fenomena alam dan semua bentuk kehidupan yang ada dimuka bumi. Di dalam Al Quran terdapat banyak sekali ayat yang menjelaskan fenomena iptek sebagai bukti kekuasaan Allah. Ayat-ayat tersebut umumnya menantang manusia untuk menggunakan akal pikiran untuk mengungkap kebenaran ilahiah. Menurut Dr. Yusuf Qordhowi, antara ilmu agama (ajaran Islam) dengan ilmu pengetahuan umum ibarat dua sisi mata uang yang saling mendukung dan menguatkan. Keduanya saling memerlukan dan tidak dapat dipisahkan. Seorang ilmuan Barat berkata Agama tanpa ilmu buta, ilmu tanpa agama lumpuh. Konsep Islam tentang ilmu pengetahuan sangat berbeda dengan konsep negara sekuler yang memisahkan secara tegas antara agama dengan sains. Ketiadaan dikotomi antara ajaran agama dengan sains tidak hanya dibuktikan oleh ilmuan muslim tetapi juga dikemukakan oleh ilmuan sekuler dari Barat. Horten, seorang ilmuan Barat berpendapat bahwa hanya dalam ajaran Islam terdapat keterpaduan antara ilmu pengetahuan agama dengan sains. Menurut Islam, ajaran agama harus menjadi kendali dalam pencarian dan pengembangan sains untuk kemaslahatan umat, dan sebaliknya kemajuan sains harus senantiasa berbasis kepada sumber ajaran Islam (Al Quran dan As Sunnah), sehingga temuan-temuan sains adalah temuan yang terbimbing dan tidak melenceng dari ajaran mulya tersebut. Sebagai agama yang sangat menghormati ilmu pengetahuan, Islam memposisikan para ilmuan pada tempat yang tinggi (QS. Al Mujadillah: 11), melebihi derajat ahli ibadah yang tidak berilmu. .. Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu

pengetahuan beberapa derajat. Karena itu Rasulullah Muhammad saw selalu menyuruh setiap pribadi muslim baik laki-laki maupun wanita untuk menuntut ilmu dari buaian sampai ajal tiba. Orang yang pergi menuntut ilmu dipandang sebagai fisabilillah sampai dia kembali. Perjalanan menuntut ilmu harus dilakukan walau sampai ke negeri China sekalipun, karena ilmu adalah milik kaum muslimin yang harus dipungut (Al Hadis). Di dalam Al Quran banyak sekali ayat-ayat yang berkaitan dengan dunia iptek yang memerlukan penelahan secara rasional. Tanpa berpikir manusia tentu tidak mampu menjawab tantangan tersebut. Sebagai contoh, penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam hanya bisa diungkap dengan menggunakan akal pikiran (QS. Ali Imran: 190-191); Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau diam atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. Begitu pula fenomena keanekaragaman hewan, tumbuhan dan penciptaan diri manusia sendiri menyimpan banyak rahasia dan hanya mampu disingkap oleh kaum yang berpikir (ulil albab). Tanpa ilmu, manusia akan kesulitan memahami fenomena yang terjadi di luar dirinya, bahkan tanpa ilmu manusia akan mengalami kesulitan mengenal dirinya sendiri. Padahal upaya mengenal diri sendiri secara utuh merupakan salah satu metode untuk mengenal Allah SWT (makrifatullah). Siapa orang mengenali dirinya, ia akan mengenali Tuhannya. Kitab suci Al Quran merupakan sumber segala sumber sains. Itulah sebabnya Al Quran diibaratkan sebagai sumber mata air ilmu pengetahuan yang tak pernah kering. Semakin digali semakin membuat manusia terpesona akan keMahakuasaan Allah menciptakan seluruh makhluk di alam ini. Penemuanpenemuan riset moderen pada prinsipnya semata-mata merupakan pembuktian terhadap kebenaran Al Quran. Jadi beruntunglah sebenarnya umat Islam yang selalu menggali iptek bersumber pada Al Quran. Selayaknya kaum muslimlah yang menjadi trend setter (penentu kecendrungan) perkembangan iptek, sebagaimana telah dibuktikan oleh Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, Al Jabbar, Abdussalam dan banyak ilmuan muslim terdahulu yang pernah meramaikan khasanah perkembangan ilmu pengetahuan.

Aplikasi Bioteknologi dalam Pemuliaan TernakOleh: Dr. Rusfidra, S.Pt 1)e-mail: [email protected]

Abstrak Bahan pangan hewani merupakan kebutuhan pokok manusia untuk hidup sehat, kreatif, produktif dan cerdas. Analisis Prof. I.K Han (1999) menyatakan adanya kaitan positif antara tingkat konsumsi

protein hewani dengan umur harapan hidup (UHH) dan pendapatan perkapita. Delgado et. al (1999) menduga akan terjadi peningkatan produksi dan konsumsi pangan hewani dimasa depan. Di dalam artikel Peternakan 2020: Revolusi Pangan Masa Depan, mereka menduga bahwa konsumsi daging penduduk dunia akan meningkat dari 233 juta ton (tahun 2000) menjadi 300 juta ton (tahun 2020). Konsumsi susu naik dari 568 juta ton menjadi 700 juta, sedangkan konsumsi telur sekitar 55 juta ton. Hal tersebut disebabkan oleh bertambahnya jumlah penduduk dunia, meningkatnya kesejahteraan hidup dan meningkatnya kesadaran gizi masyarakat dunia. Akan tetapi, peningkatan kebutuhan pangan hewani penduduk dunia ternyata tidak diikuti oleh ketersediaan pangan hewani secara murah, merata dan terjangkau. Teknologi budidaya peternakan konvensional dan pertumbuhan populasi ternak yang cenderung lambat merupakan salah satu faktor penyebabnya. Oleh karena itu, aplikasi bioteknologi diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam memacu pertumbuhan populasi ternak dan meningkatkan mutu pangan hewani. Makalah ini akan mengelaborasi aplikasi bioteknologi dalam pemuliaan ternak, khususnya berkaitan dengan aspek bioteknologi reproduksi, yang meliputi inseminasi buatan, transfer embrio dan rekayasa genetik pada ternak. Ketiga bidang bioteknologi reproduksi ini memiliki kaitan langsung dengan pemuliaan ternak dalam rangka perbaikan mutu genetik dan peningkatan produktivitas ternak lokal di Indonesia. Bioteknologi diharapkan dapat mempersingkat pembentukan ternak unggul. Kata kunci: bioteknologi, pangan, inseminasi buatan, embrio tranfer. Abstract Livestock are essential elements of the economy at local, national and international levels. These elements include the support of standard of living with livestock product and the contribution of livestosck and livestock product to trade and wealth creation. Livestock production is growing rapidly as a result of the increasing demand for animal products. Delgado et al., 1999 in Livestock to 2020: The Next Food Revolution suggests that global meat production and consumption will rise from 233 million tonnes (2000) to 300 million tonnes (2020), and milk from 568 to 700 million tonnes over the same period. Egg production will also increase by 30%. These predictions show a massive increase in animal protein demand, needed to satisfy the growth in the human population. Era biotechnology is started in 1980s. Biotechnology has been seen as capable of new techniques for both preservation and for genetic improvement. The two are closely linked, for example in the use of embryo for cryopreservation and for nucleus breeding plans. Breeding strategies will more and more make use artificial insemination (AI), embryo transfer and genetic engineering. This paper explains the applied of animal biotechonology in animal breeding in Indonesia.

Key word: biotechnology, food, artificial insemination, transfer embryo PENDAHULUAN Salah satu misi utama pembangunan peternakan adalah menyediakan pangan hewani asal ternak (daging, susu, telur dan madu) untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Pangan hewani bermanfaat sebagai sumber protein untuk kecerdasan, memelihara stamina tubuh, mempercepat regenerasi sel dan menjaga eritrosit agar tidak mudah pecah. Meskipun demikian, hingga kini konsumsi protein hewani penduduk Indonesia sangat rendah. Pada tahun 2000, konsumsi daging unggas penduduk Indonesia hanya 3,5 kg/kapita/tahun, sedangkan konsumsi penduduk Malaysia (36,7 kg), Thailand (13,5 kg), Fhilipina (7,6 kg), Vietnam (4,6 kg) dan Myanmar (4,2 kg). Konsumsi daging unggas penduduk Indonesia hanya 10 gram/kapita/hari, sedangkan Malaysia sudah mencapai 100 gram/kapita/hari. Konsumsi telur penduduk Indonesia juga rendah, yakni 2,7 kg/kapita/tahun, sedangkan Malaysia 14,4 kg, Thailand 9,9 kg dan Fhilipina 6,2 kg. Bila satu kilogram telur rata-rata terdiri atas 17 butir, maka konsumsi telur penduduk Indonesia sekitar 46 butir/kapita/tahun atau 1/8 butir/kapita/hari. Pada periode yang sama, penduduk Malaysia setiap tahunnya memakan 245 butir telur atau 2/3 butir telur/kapita/hari (Rusfidra, 2005a). Konsumsi susu masyarakat Indonesia sangat rendah, yakni sekitar 7 kg/kapita/tahun, jauh lebih rendah dari Malaysia mencapai 20 kg/kapita/tahun, sedangkan masyarakat Amerika Serikat memiliki konsumsi susu mencapai 100 kg/kapita/tahun. Konsumsi daging, telur dan susu yang rendah menyebabkan target konsumsi protein hewani sebesar 6 gram/kapita/hari masih jauh dari harapan. Angka ini dapat dicapai bila konsumsi terdiri dari 10 kg daging; 3,4 kg telur dan 6 kg susu/kapita/tahun. Padahal untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, rata-rata konsumsi protein hewani yang ideal adalah 26 gram/kapita/hari (Tuminga et. al. 1999 dalam Rusfidra, 2005b).

Analisis paling akhir oleh Prof. I.K Han, guru besar Ilmu Produksi Ternak Universitas Nasional Seoul, Korea Selatan (1999) menyatakan adanya kaitan positif antara tingkat konsumsi protein hewani dengan umur harapan hidup (UHH) dan pendapatan perkapita. Semakin tinggi konsumsi protein hewani penduduk semakin tinggi umur harapan hidup dan pendapatan domestik bruto (PDB) suatu negara. Delgado et. al (1999) dalam Rusfidra (2005b) memperkirakan akan terjadi peningkatan produksi dan konsumsi pangan hewani dimasa depan. Di dalam artikel Peternakan 2020: Revolusi Pangan Masa Depan, mereka menduga konsumsi daging penduduk dunia akan meningkat dari 233 juta ton (tahun 2000) menjadi 300 juta ton (tahun 2020). Konsumsi susu meningkat dari 568 juta ton (tahun 2000) menjadi 700 juta ton pada tahun 2020, sedangkan konsumsi telur mencapai 55 juta ton. Hal itu disebabkan bertambahnya jumlah penduduk dunia, meningkatnya kesejahteraan hidup dan meningkatnya kesadaran gizi masyarakat dunia. Peningkatan kebutuhan pangan hewani penduduk ternyata tidak diikuti oleh tersedianya pangan hewani. Teknologi budidaya peternakan yang bersifat konvensional dan pertumbuhan populasi ternak cenderung lambat. Oleh karena itu aplikasi bioteknologi diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam memacu perkembangan populasi ternak. Menurut Sudrajat (2003) aplikasi bioteknologi peternakan dilakukan pada tiga bidang utama, yaitu bioteknologi reproduksi (inseminasi buatan, transfer embrio dan rekayasa genetik), bioteknologi pakan ternak dan bioteknologi bidang kesehatan hewan. Bioteknologi peternakan dapat digunakan mempercepat pembangunan peternakan melalui peningkatan daya reproduksi dan mutu genetik ternak, perbaikan kualitas pakan dan kualitas kesehatan ternak. Makalah ini akan membahas aspek bioteknologi reproduksi, yang meliputi inseminasi buatan, transfer embrio dan rekayasa genetik

pada ternak. Ketiga bidang bioteknologi reproduksi ini memiliki kaitan langsung dengan pemuliaan ternak dalam rangka perbaikan mutu genetik dan peningkatan produktivitas ternak. Simpulan Rekayasa genetik adalah modifikasi DNA (asam deoksiribonukleat). Teknik rekayasa genetik muncul pertama kali pada tahun 1973. Penemuan struktur DNA berbentuk heliks ganda oleh Watson dan Crick pada tahun 1953 merupakan tonggak penting yang membuka jalan bagi lahirnya bioteknologi dalam bidang rekayasa genetik. Kloning dapat diartikan sebagai cara perkembangbiakkan makhluk hidup untuk mendapatkan individu atau anak baru yang persis sama dengan dengan induknya tanpa melalui proses perkawinan. Oleh karena itu, seleksi dapat dilakukan terhadap keturunan berdasarkan informasi marker tersebut. Hal ini disebut dengan Marker Assisted Selection (MAS). Marker merupakan alat yang berguna dalam mengidentifikasi gen mayor (gen utama). Pada saat ini gen mayor yang telah diketahui antara lain gen halothane pada babi, gen otot ganda pada sapi, gen kerdil (dwarf) pada ayam pedaging, gen prolifikasi pada domba Boorola dan domba Jawa. Daftar Pustaka Diwyanto, K., dan Subandriyo. 1995. Dampak bioteknologi terhadap peningkatan mutu genetik ternak. Makalah dalam Prosiding Lokakarya Nasional I Bioteknologi Peternakan. Bogor. Glick, B. R., and J. J. Pasternak. 1998. Moleculer Biotechnology, Principles and Application of Recombinant DNA. Washington DC: ASM Press. Mark, J. L. 1991. Revolusi Bioteknologi. Jakarta: Yayasan Obor. Martojo, H. 1991. Peranan bioteknologi dalam perbaikan mutu genetik ternak. Makalah pada Seminar Sehari Bersama Pemuliaan Ternak. Bogor: Fakultas Peternakan IPB PAU Bioteknologi IPB. Meredith, M.J. 1995. Animal breeding and infertility. Oxford, London, Edinburgh, Australia: Blackwell Science. Muladno. 2002. Seputar Teknologi Rekayasa Genetika. Bogor: Pustaka Wirausaha Muda. Rusfidra. 2005a. Protein hewani untuk kecerdasan. Artikel Opini. Harian Sinar Harapan Jakarta, 8 September 2005. Rusfidra. 2005b. Peranan ternak dalam mencegah gizi buruk dan pengentasan kemiskinan. Artikel Lomba Karya Ilmiah Populer Hari Pangan tahun 2005 diselenggarakan PWI Pusat, Jakarta

[tidak dipublikasikan]. Rusfidra dan T. E. Sinar. Pemuliaan Ternak. Modul Kuliah Universitas Terbuka (in press). Smith, J. F. 1995. Bioteknologi. Alih bahasa oleh A. Hartono. Jakarta: ECG Penerbit Buku Kedokteran. Sudarjat, S. 2003. Kebijakan pembangunan peternakan ditinjau dari aspek bioteknologi molekuler. Analisis Kebijakan Pertanian, 1 (3): 187-191. Suhadji. 1995. Pengembangan bioteknologi peternakan: keterkaitan, penelitian, pengkajian dan aplikasi. Makalah dalam Prosiding Lokakarya Nasional I Bioteknologi Peternakan. Bogor. Tappa, B. 1995. Bioteknologi reproduksi; penelitian dan aplikasi. Makalah dalam Prosiding Lokakarya Nasional I Bioteknologi Peternakan. Bogor. Kata kunci: bioteknologi tidak ada komentar

Aplikasi ICT pada Sistem Pembelajaran Jarak JauhOleh : Dr. Rusfidra, S. Pt (Praktisi Distance Learning) e-mail: [email protected]

AbstrakPerkembangan dunia teknologi, informasi dan komunikasi (ICT) berlangsung sangat cepat dalam satu dekade terakhir. Bahkan kini, ICT sudah merambah ke berbagai aspek kehidupan, mulai dari ekonomi, sains, kesehatan, militer, pendidikan dan sektor lainnya. Penetrasi ICT dalam dunia pendidikan sangat diperlukan karena ICT dapat memudahkan pelayanan administrasi pendidikan (e-adminsitrasi) dan mempermudah proses pembelajaran (e-learning), khususnya pada sistem pembelajaran jarak jauh (distance learning). Sistem pembelajaran jarak jauh (SPJJ) merupakan sebuah model pembelajaran yang menggunakan berbagai media sebagai bahan belajar, baik dalam bentuk media cetak (modul), audio kaset, video, televisi maupun pemanfatan internet dalam proses pembelajaran secara online. Dalam praktek, metode penyampaian materi ajar di pendidikan tinggi dilakukan dalam dua bentuk, yaitu pendidikan tinggi tatap muka (konvensional) dan pendidikan tinggi jarak jauh (PTJJ). Ciri utama PTJJ adalah terpisahnya dosen dan mahasiswa karena faktor jarak. Komunikasi dan interaksi antara dosen dan mahasiswa sebagian besar dilakukan melalui surat, telepon, faksimili atau email. Untuk kasus Indonesia, sistem PTJJ merupakan salah satu solusi mengatasi kesenjangan antara keterbatasan sumber daya pendidikan dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk memperoleh pendidikan tinggi. Makalah ini dimaksudkan untuk mengelaborasi penerapan ICT dalam sistem pembelajaran jarak jauh untuk meningkatkan kualitas SDM dan mencerdaskan bangsa. Pada bagian akhir diulas pula praktek ICT yang

dilakukan di Universitas Terbuka.Kata kunci : ICT, pembelajaran jarak jauh, kecerdasan.

Kata kunci: ict tidak ada komentar

Valuasi Ekonomi Ternak Lebah

Feb 25, '07 10:48 PM untuk semuanya

Peranan Lebah Madu sebagai Serangga Penyerbuk untuk Meningkatkan Produksi Tanaman dan Pendapatan PetaniOleh: Dr. Rusfidra, S.Pt AbstrakLebah merupakan serangga penyerbuk (polinator) tanaman yang paling penting di alam dibandingkan angin, air, dan serangga lainnya. Polinasi adalah proses kompleks yang penting bagi tanaman untuk mempertahankan survivalnya. Polinasi sangat vital dalam siklus hidup tanaman terutama bagi terjadinya fertilisasi, pembentukan buah dan biji. Polinasi merupakan mekanisme transfer polen dari anther (sel kelamin jantan) menuju stigma (sel kelamin betina) pada bunga. Lebah merupakan serangga paling penting dalam kegiatan polinasi pada tanaman. Banyak peneliti mengungkapkan bahwa terdapat kenaikan produksi jika sejumlah koloni lebah diletakkan di sekitar lokasi tanaman. Produksi apel meningkat sebesar 30-60%, jeruk 300-400%, dan anggur 60100%. Terdapat simbiosis mutualisme antara lebah dan bunga tanaman. Lebah mendapatkan nektar dan polen dari bunga, sedangkan bunga dibantu penyerbukannya oleh lebah. Di negara-negara yang maju industri perlebahannya, tujuan utama budidaya lebah adalah untuk mengharapkan peran lebah sebagai polinator. Sekitar 95% dari 3 juta koloni lebah yang dipelihara di Amerika Serikat adalah memanfaatkan lebah sebagai polinator dan sisanya sebagai penghasil madu. Studi Morse dan Calderone (2000) menduga bahwa nilai ekonomi polinasi di AS pada tahun 2000 adalah sebesar 14,6 milyar dolar AS. Secara global kontribusi polinasi lebah sebesar 54 milyar dolar AS (Kenmore dan Krell, 1998). Selain sebagai polinator, lebah juga menghasilkan madu, royal jelly, propolis, lilin, polen, dan sengat yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan berkhasiat obat. Makalah ini dimaksudkan mengelaborasi peran lebah sebagai polinator dalam sistem pertanian, valuasi ekonomi polinasi dan manfaat lebah sebagai sumber pendapatan baru bagi masyarakat. Kata kunci: lebah, valuasi ekonomi, polinator, polinasi. tidak ada komentar

Lebah Apis cerana sebagai Polinator Tanaman

Feb 25, '07 10:45 PM untuk semuanya

Introduksi Koloni Lebah Apis cerana dan Apis mellifera sebagai Polinator pada Sistem Pertanian BerkelanjutanOleh: Dr. Rusfidra, S.Pt AbstrakIndonesia merupakan negara agraris karena sekitar 50% penduduknya memiliki mata pencarian dalam sektor pertanian. Sebagai sebuah negara beriklim tropis, di Indonesia tumbuh sekitar 25.000 tanaman berbunga yang potensial menghasilkan nektar dan polen sebagai pakan lebah. Selain menghasilkan madu, royal jelli, pollen, propolis dan lilin, lebah merupakan serangga yang berperan penting dalam proses penyerbukan (polinasi) tanaman. Potensi lebah sebagai polinator merupakan bagian integral pada budidaya pertanian berkelanjutan. Polinasi merupakan mekanisme transfer polen dari anther menuju stigma pada bunga. Fertilisasi terjadi jika polen bertemu dengan ovula. Polinasi sangat penting untuk mempertahankan survival tanaman. Kini, di negara-negara yang maju industri perlebahannya, budidaya lebah tidak ditujukan untuk menghasilkan madu, melainkan mengharapkan peran lebah sebagai polinator. Di Amerika Serikat, sekitar 95% dari 3 juta koloni lebah dipelihara untuk memaksimalkan peran lebah sebagai polinator dan sisanya sebagai penghasil madu. Hingga kini jenis lebah madu yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah Apis cerana dan Apis mellifera. Lebah A. cerana adalah lebah asli Indonesia. Lebah A. mellifera adalah lebah Eropa yang mampu beradaptasi dengan iklim tropis dan sangat produktif menghasilkan madu. Kedua jenis lebah selain menghasilkan madu dan produk lebah yang lain, keduanya sangat potensial sebagai polinator dalam sistem pertanian intensif di Indonesia. Makalah ini dimaksudkan mengelaborasi introduksi koloni lebah A. cerana dan A. mellifera pada sistem pertanian berkelanjutan di Indonesia. Pembahasan akan meliputi: keragaman genetik lebah A. cerana dan A. mellifera, manajemen polinasi, nilai ekonomi polinasi dan manfaat lebah sebagai sebagai sumber pendapatan petani. Kata kunci: lebah, polinasi, polinator, pertanian terpadu. (Penulis adalah pemerhati Ternak Lebah, tinggal di Bogor) tidak ada komentar

Honey Bee is the best Polinator

Feb 24, '07 9:59 AM untuk semuanya

Lebah;

Serangga Penyerbuk Terbaik Di AlamOleh: DR. A. Rusfidra, S.Pt (Penulis adalah Pemerhati Peternakan, Chairman Cendekia Publishing Bogor)Lebah merupakan serangga penyerbuk (polinator) yang berperan dalam membantu proses penyerbukan tanaman (polinasi). Polinasi adalah proses kompleks dan sangat vital dalam siklus hidup tanaman. Polinasi penting bagi terjadinya fertilisasi, pembentukan buah dan pembentukan biji. Polinasi merupakan mekanisme transfer polen dari anther (sel kelamin jantan) menuju stigma (sel kelamin betina) pada bunga tanaman. Terdapat simbiosis mutualisme antara lebah dan bunga. Lebah mendapatkan nektar dan polen dari bunga, dan pada saat membantu penyerbukantanaman. Secara umum, hampir semua tanaman berbunga merupakan sumber pakan lebah, karena ia menghasilkan nektar dan polen. Jenis tanaman penghasil nektar antara lain: tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, kehutanan, rumput dan bunga. Negara Indonesia merupakan daerah tropis yang ditumbuhi oleh sekitar 25.000 tanaman berbunga yang potensial menghasilkan nektar. Di negara yang maju industri perlebahanya, budidaya lebah sebagian besar ditujukan untuk memanfaatkan lebah sebagai serangga penyerbuk tanaman. Kehadiran koloni lebah disekitar lokasi pertanaman ternyata mampu meningkatkan produksi dan kualitas tanaman pertanian, seperti tanaman hortikultura, tanaman pangan dan perkebunan dan pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan hidup petani. Sampai kini budidaya perlebahan di Indonesia masih ditujukan untuk memanen madu. Pemanfaatan lebah sebagai polinator pada pertanaman hortikultura belum banyak dikembangkan di Indonesia. Karena itu, agaknya diperlukan pengayaan gagasan dan diseminasi informasi iptek terkini dalam dunia perlebahan, terutama gagasan pemanfaatan lebah sebagai polinator pada pertanaman hortikultura. bersamaan lebah

Proses PenyerbukanKami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya

(QS. Al Hijr [15] : 22) Penyerbukan adalah peristiwa menempelnya tepung sari di kepala putik. Penyerbukan silang (cross pollination) terjadi bila tepung sari berasal dari tanaman yang berbeda kultivar dalam spesies yang sama. Penyerbukan sendiri (self pollination) terjadi apabila polen berasal dari bunga tanaman asal kultivar yang sama. Hampir semua tanaman buah memerlukan polinasi yang diikuti dengan fertilisasi untuk pembentukan fruit set. Beberapa spesies tanaman buah membutuhkan lebah atau serangga lain sebagai penyerbuk (polinator). Beberapa serangga, terutama lebah madu, pencari nektar dan polen tertarik pada bunga terutama karena warna korolanya. Kantung nektar biasanya terletak pada bagian dalam tabung bunga atau dekat dasar putik. Untuk memperoleh nektar dari bunga, lebah merayap di antara benang sari dan putik, sehingga secara tidak langusung ia akan memindahkan tepung sari ke kepala putik.

Manfaat Lebah sebagai PolinatorSerangga penyerbuk (polinator) menyediakan layanan ekosistem yang esensial dan berkontribusi terhadap hidup pokok pada keragaman dan daya hidup spesies tanaman. Ada dua tipe polinator secara alami, yaitu polinator abiotik dan biotik. Polinator abiotik antara lain adalah angin, air dan gravitasi, sedangka polinator abiotik adalah serangga, burung dan beberapa mamalia. Dari semua polinator lebih dari 2/3 tanaman di seluruh dunia atau lebih dari 80% dari semua tanaman berbunga tergantung pada polinator lebah (Kenmore dan Krell, 1998). Secara global kontribusi polinator terhadap tanaman pertanian setiap tahunnya bernilai sekitar 54 milyar dollas AS (Kemore dan Krell, 1998).

Peran lebah madu sebagai polinator tanaman budidaya sudah diketahui sejak lama. Lebah madu sudah digunakan secara meluas sebagai polinator dan merupakan bagian integral dari budidaya tanaman secara intensif. Lebah madu mempunyai fungsi penting sebagai hewan pembantu penyerbukan tanaman, khususnya tanaman yang tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri. Tanaman tersebut memerlukan agen sebagai pembantu penyerbukan dan lebah madu merupakan serangga yang berpotensi sebagai polinator, disamping angin. Potensi ini dapat dimanfaatkan dengan meletakkan koloni lebah madu pada areal tanaman budidaya yang daya serbuknya rendah (Rusfidra, 2006a, 2006b). Polinasi sangat penting bagi tanaman untuk mempertahankan survivalnya. Polinasi merupakan proses kompleks yang dipengaruhi oleh temperatur, kelembaban dan adanya polinator yang dapat dilakukan oleh serangga ataupun angin. Fertilisasi terjadi jika polen (sel jantan) bertemu dengan ovula (sel betina). Selain itu, lebah madu juga membantu proses penyerbukan silang. Banyak laporan peneliti menyatakan bahwa terdapat kenaikan produksi tanaman budidaya jika sejumlah koloni lebah diletakkan di sekitar lokasi tanaman. Penempatan koloni lebah madu di lokasi pertanaman apel dapat meningkatkan produksi sebesar 30-60%, jeruk meningkat 300-400%, anggur meningkat 60-100% dan jagung meningkat 100-150% (Suhardjono et al. 1986). Studi yang dilakukan Evans dan Spivak (2006); Sabara et. al (2006) dan Higo et. al. (2004) menunjukkan bahwa lebah A. mellifera berperan penting sebagai polinator pada pertanaman Cranberry komersial di dalam rumah kaca pada musim dingin. Lebah tidak hanya berperan dengan efektif sebagai serangga penyerbuk, namun juga dapat meningkatkan produksi dan kualitas tanaman cranberry. A. mellifera ternyata juga berperan penting dalam polinasi tanaman buckwheat (Fagopyrum esculentum Moench) (Bjorkman, 1995). Sekitar 95% serangga yang mengunjungi pertanaman buckwheat adalah lebah A. mellifera. Di negara-negara yang maju industri perlebahannya, tujuan utama budidaya

lebah bukan untuk memanen madu, melainkan mengharapkan peran lebah sebagai polinator. Sebagai misal, sekitar 95% dari 3 juta koloni lebah madu yang dibudidayakan di Amerika Serikat bertujuan untuk memanfaatkan lebah sebagai polinator dan sisanya untuk menghasilkan madu. Kini, tidak kurang 30% produk pangan asal tanaman yang dihasilkan di Amerika Serikat, proses penyerbukannya dibantu oleh lebah madu (Rusfidra dan Liferdi, 2006). Betapa pentingnya polinasi pada sistem pertanian berkelanjutan dan kontribusinya terhadap peningkatan produksi dan pendapatan petani dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Penyadaran, reorientasi kebijakan pembangunan pertanian termasuk polinasi sebagai sebuah input, penguatan institusi Litbang dan membangun kapasitas SDM adalah penting untuk integrasi polinasi dalam farming sistem dan meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan masyarakat pedesaan (Partap, 2006).

Ekonomi Polinasi Lebah Tanaman dan lebah saling membutuhkan sesamanya. Tanpa kehadiran salah satu diantara mereka maka perkembangan optimum salah satunya tidak dapat terjadi. Boconawa (2006) menyatakan bahwa Jika seluruh lebah madu punah di muka bumi maka sekitar 30% pangan yang di makan manusia akan punah. Tanaman-tanaman tersebut sangat tergantung polinasinya pada koloni lebah. Di Amerika Serikat, nilai polinasi tanaman dengan adanya koloni lebah mencapai sekitar 24 milyar dolar AS, sedangkan nilai polinasi lebah komersial sekitar 10 milyar dolar AS, sedangkan produksi madu di AS hanya bernilai sekitar 285 juta dolar AS. Di Fhilipina nilai ekonomi polinasi lebah sekitar 500 juta Peso Fhilipina. Di AS terdapat sekitar 3 juta koloni lebah dan tidak heran jika Amerika Serikat bisa surplus bahan pangan dan ekspor bahan pangan ke negara lain. Itulah sebabnya lebih banyak petani lebah menjalankan bisnis polinasi, sebab pendapatan mereka lebih stabil dan menguntungkan. Biaya polinasi relatif rendah hanya sekitar 1% dari biaya

produksi. Di Fhilipina, seorang peternak lebah biasa memelihara sekitar 50-1000 koloni lebah. Negara lain, seperti Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Perancis, Inggris, Australia, Selandia Baru, China, Argentina, Meksiko, India, Belanda, Korea, Vietnam adalah beberapa negara yang konsisten mengembangkan industri perlebahan. Mereka mendapatkan kenaikan produksi tanaman yang cukup untuk konsumsi domestik dan ekspor. Vietnam memiliki sekitar 2 juta koloni lebah yang terdiri dari lebah asli dan impor. Vietnam dikenal sebagai negara yang paling produktif tanamannya di Asia Tenggara. Dampak pemanfaatan lebah madu A. cerana terhadap kenaikan produktivitas tanaman buah dan tanaman sayuran disajikan berturut-turut pada Tabel 1 dan 2. Tabel 1. Dampak polinasi lebah madu A. cerana terhadap peningkatan produktivitas buah (Partap, 2006) Tanaman Fruit set (%) Bobot buah (%) Apel Peach Plum Jeruk Strawberry 10 22 13 24 112 33 44 39 35 48 15 29 11 9 10 23 14 14 Panjang Buah (%) Diameter buah (%)

Misshapen fruit turun 50%

Banyak para pakar menyepakati bahwa kebanyakan tanaman di daerah tropis adalah termasuk tipe entomophilus, yaitu tanaman yang polinasinya sangat tergantung pada serangga. Namun sayangnya, pada umumnya negara tropis belum mengembangkan industri perlebahan, kecuali Fhiplipina dan Vietnam. Di Indonesia

sendiri perkembangan perlebahan masih belum mendapat perhatian serius baik dari pemerintah, peternak lebah dan petani hortikultura. Tabel 2. Dampak polinasi lebah madu A. cerana terhadap peningkatan produksi biji sayuran (Partap, 2006).

Tanaman

Pod setting (%)

Seed setting (%) 35 34 24 14

Bobot biji (%) 40 37 34 17

Cabbage Cauliflower Radish Broad leaf mustard Lettuce

28 24 23 11

12

21

9

Lebih dari 25.000 spesies lebah ditemukan didunia. Mereka termasuk lebah madu, bumblee bees, stingles bees, dan solitary bees. Lebah merupakan polinator yang paling efektif pada tanaman dan dilaporkan lebih dari 70% dari tanaman budidaya di seluruh dunia dibantu polinasinya oleh lebah. Bahkan ada laporan menyatakan bahwa sekitar 15% dari 100 tanaman pangan utama, polinasinya dibantu oleh lebah domestik, dan 85% polinasi dilakukan oleh lebah liar (wild bees) (Kenmore dan Krell, 1998). Polinator non-lebah diduga memberikan layanan sekitar 4,1 milyar dollar AS per tahun bagi pertanian AS (Prescott-Allen dan Prescott-Allen, 1990). Fhilipina kini mengembangkan industri lebah berbasis lebah Trigona. Lebah Trigona memiliki market besar di Jepang dan Korea. Jepang kini mengapresiasi lebah Trigona karena farm di Jepang pada umumnya skala kecil, yaitu sekitar 1,5 hektar (Rusfidra dan Liferdi, 2006). Peranan polinasi dalam ketahanan pangan dan sumber penghasilan

Bagi seorang petani, kebanyakan tujuan bertani adalah mendapatkan hasil yang maksimum dan kualitas buah yang lebih baik, dan biji untuk input ekologi. Ada dua metode yang dikenal untuk memperbaiki produktivitas tanaman. Metode pertama adalah penggunanan input agronomi, termasuk teknik perkawinan tanaman, seperti penggunanan bibit berkualitas baik dan praktek perbaikan hasil, misalnya menyediakan irigasi yang baik, penggunaan pupuk anorganik dan pemakaian pestisida. Metode kedua adalah penggunaan bioteknologi, seperti manipulasi tingkat fotosintesis dan fiksasi nitrogen biologis. Beberapa teknik konvensional juga dilakukan untuk menghasilkan pertumbuhan tanaman yang sehat. Metode ketiga dan relatif belum banyak diketahui adalah metode meningkatkan produktivitas tanaman adalah manajemen polinasi dengan

menggunakan serangga. Polinasi merupakan sebuah proses ekologi yang didasarkan pada prinsip mutual interaksi atau inter-relationship antara tanaman dan polinator. Polinator akan mengunjungi bunga-bunga tanaman untuk mendapatkan makanan (nektar dan pollen) dan melakukan polinasi. Pada banyak kasus terlihat bahwa mutual interaksi antara polinator dan tanaman bersifat saling menguntungkan. Bahkan pada tahun terakhir, Konvensi Keragaman Biologi (CBD) menyarankan polinasi sebagai kunci mempertahankan fungsi biodiversitas dan ekosistem. Polinasi sangat vital dalam siklus kehidupan tanaman dan produksi buah dan biji tanaman pertanian pada vegetasi natural. Proses ekologi tersebut merupakan syarat esensial bagi fertilisasi dan pembentukan buah dan biji. Polinasi merupakan proses yang sangat krusial dalam siklus hidup tanaman dan esensial untuk produksi tanaman dan konservasi biologi. Polinasi juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat desa. Gambar 2 menunjukkan relasionship pada polinasi untuk memperbaiki mata pencarian penduduk melalui peningkatan produtivitas pertanian dan konservasi biologi.

Gambar. 2. Kontribusi polinasi terhadap produktivitas

dan perbaikan mata pencarian di pedesaan (Partap, 2006)

Integrasi Lebah Tanaman Pertanian Dengan memperhatikan potensi wilayah dan peran penting lebah sebagai polinator pada pertanaman hortikultura, maka integrasi lebah-hortikultura

(apihortikultura) agaknya dapat ditimbang penerapannya di negeri agraris ini. Menurut Rusfidra (2006a), setidaknya terdapat enam faktor pendukung mengapa budidaya perlebahan sangat prospektif dikembangkan di Indonesia, yaitu: Pertama, Indonesia memiliki spesies lebah lokal yang sudah beradaptasi baik dengan iklim tropis dan memiliki produksi madu cukup tinggi, seperti A. cerana, A. dorsata dan lebah impor A. mellifera. serangga penyerbuk di lokasi pertanaman di Indonesia. Kedua, Indonesia merupakan negara agraris dengan luas daratan sekitar 200 juta hektar, terdiri dari hutan, perkebunan, tanaman pangan, hortikultura, semak belukar dan rumput. Iklim tropis dan keanekaragaman jenis tumbuhan tersebut memungkinkan tersedianya bunga sepanjang tahun. Di dalam bunga tanaman itulah terdapat nektar sebagai bahan pakan utama lebah. Ketiga, produksi madu domestik masih sangat rendah sehingga budidaya lebah madu sangat prospektif dikembangkan untuk memenuhi konsumsi pangan, kebutuhan industri farmasi dan kosmetik. Usaha perlebahan dapat dijadikan sebagai usaha yang menguntungkan bagi petani di perdesaan dan penduduk di sekitar hutan. Usaha perlebahan agaknya dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan masyarakat, sehingga dapat mengurangi angka kemiskinan. Keempat, budidaya lebah madu membutuhkan biaya produksi yang rendah, bahkan biaya pakannya nyaris nol (zero feed cost). Peternak tidak perlu menyediakan makanannya, karena lebah memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mencari pakan. Budidaya lebah tidak membutuhkan lahan khusus, karena koloninya bisa diletakkan pada usaha pertanian yang sudah ada. Lebah mampu bersimbiosis Ketiganya potensial sebagai

mutualisma dengan tanaman. Lebah memerlukan nektar dari tanaman, sebaliknya tanaman perlu kehadiran lebah dalam membantu proses penyerbukan. Kelima, lebah menghasilkan produk yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Madu, royal jelli, pollen, propolis, dan venom adalah produk lebah yang memiliki komposisi nutrisi yang lengkap dan bermanfaat bagi kesehatan manusia. Produk lebah dikenal memiliki nilai jual yang tinggi di pasaran. Keenam, usaha peternakan lebah dapat dilakukan oleh siapapun tanpa per;lu keterampilan khusus, hanya memerlukan sedikit keberanian dalam memulai usahanya. Sebenarnya, lebah merupakan serangga yang sangat jinak dan akrab dengan manusia, sepanjang ia merasa tidak terusik. Jadi, siapapun bisa mengembangkan ternak lebah.

1 komentar

Menyambut Jakarta Bebas Flu Burung?

Feb 24, '07 9:51 AM untuk semuanya

Menyambut Jakarta Bebas Flu BurungOleh: DR. A. Rusfidra, S.Pt (Penulis adalah Pemerhati Peternakan, Chairman Cendekia Publishing Bogor) Negeri yang kaya ternak, tidak pernah miskin. Negeri yang miskin ternak, tidak pernah kaya. (Campbell dan Lasley, 1985) Untuk memutus rantai penyebaran virus avian influenza (AI) di DKI Jakarta, Gubernur Sutiyosos mengeluarkan Peraturan Gubernur No 5 tahun 2007 tentang larangan memelihara unggas non- kemersial di lingkungan pemukiman. Gubernur Sutiyoso bahkan memberi batas waktu hingga tanggal 1 Februari 2007 agar masyarakat memusnahkan sendiri unggas non-komersil milik warga, baik dengan cara dikonsumsi ataupun dijual. Asumsinya adalah bahwa ayam kampung, itik dan burung dara adalah

tertuduh,- sebagai vektor virus AI. Karena itu, unggas non-komersil tersebut tidak berhak hidup di ibukota. Pendeknya, ibu kota negara harus steril dari ayam kampung, itik dan burung dara, kecuali unggas hias yang dimiliki oleh para pejabat dan orang kaya. Konon Bang Yos kini memelihara ayam pelung, ayam bekisar dan burung berkicau di belakang rumahnya. Unggas hias milik Gubernur DKI tentu tidak boleh dimusnahkan, dan anak buahnya cukup memberikan sertifikasi kepada unggas hias miliknya. Ini adalah sebuah ketidakadilan yang dipertontonkan secara kasat mata. Konon mulai 1 Februari 2007 aparat pemerintah DKI Jakarta akan bertindak tegas dan memusnahkan unggas non-komersil. Asumsi Sutiyoso adalah dengan bebasnya Jakarta dari ayam kampung, itik dan burung dara, maka ibukota akan bebas dari flu burung, sehingga tidak ada waga kota yang terinfeksi virus AI. Sebuah cara berpikir sederhana dari seorang pemimpin. Sebuah cara berpikir yang terkesan menggampangkan persoalan dan tidak memiliki argumentasi ilmiah akurat. Bagaimana mungkin ia bisa menjamin daerahnya bebas flu burung, meskipun semua ayam kampung dan itik dimusnahkan di Jakarta?. Informasi terbaru ternyata virus AI juga ditemukan pada kucing, anjing dan lalat. Studi Prof. Wasito dan Prof. Hastari (dosen FKH UGM) menyebutkan bahwa lalat diduga merupakan vektor penting penularan virus AI yang perlu diawasi. Oleh karena itu, seharusnya Sutiyoso perlu menyatakan perang terhadap lalat. Saat ini yang perlu dilakukan adalah upaya publik edukasi agar masyarakat dapat memelihara unggasnya secara sehat dan tidak tertular virus AI, bukan memusnahkannya. Dampak Flu Burung

Wabah Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus Avian Influenza (AI) sub-tipe H5N1 kembali merebak di tanah air. Kini, seluruh negara di dunia bersiap menghadapi kemungkinan munculnya pandemi global (terjadinya wabah dalam waktu bersamaan dalam wilayah yang luas). Namun, di dalam negeri penanganan wabah AI terkesan serabutan dan sangat reaktif, padahal transmisi virus AI terus terjadi dan korban manusia makin bertambah. Hingga kini penderita flu burung terdapat di sembilan provinsi. Korban terbanyak terdapat di Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten. Hingga tanggal 29 Januari 2007 virus AI telah merenggut 62 nyawa manusia di Indonesia dari 80 orang positif terinfeksi AI. Berdasarkan jumlah korban meninggal, Indonesia adalah negara dengan korban terbanyak dengan tingkat kematian 80%. Bahkan, Indonesia juga memiliki jumlah family cluster terbesar, sebanyak 7 cluster. Kasus cluster AI terbesar di dunia terjadi di Desa Kubu Simbelang, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Pandemi influenza pada tahun 1918 disebabkan oleh virus influenza Spanyol menewaskan 20 juta orang (Webster et al. 1999). Korban meninggal pada umumnya berusia antara 15-45 tahun (Reid et al. 2000). Untuk kasus Indonesia, berdasarkan tempat tinggal korban, Soeroso (2006) menyatakan bahwa dari 48 kasus di Indonesia, sekitar 44% tinggal di pedesaan, 29% tinggal di pinggiran perkotaan dan 27% tinggal di perkotaan. Menurut jenis pekerjaan (n=48) maka distribusi pekerjaan korban AI adalah sebagai berikut: anak-anak (11 orang), pelajar (10 orang), pekerja kandang unggas (4 orang), penjual ayam di pasar tradisional (2 orang), pekerja nonfarm (14 orang), petani (1 orang) dan belum teridentifikasi (6 orang). Berdasarkan data UNICEF (2006) sekitar 50 persen manusia positif terinfeksi

virus AI adalah anak-anak, dan 30 persen korban meninggal adalah anakanak. Anak-anak lebih rentan terinfeksi virus AI, meskipun hingga kini belum ada riset yang dapat menjelaskannya. Musnahnya Ayam Kampung Dalam penanganan flu burung, pemerintah bertindak bagaikan pemadam kebakaran, hanya memadamkan api saat api meletup. Belum terlihat adanya upaya sistemik dalam penanganan flu burung. Sebagai misal, hingga kini pemerintah belum atau tidak dapat menjelaskan dari mana keluarga Iwan Siswara tertular virus AI, pada hal Iwan tidak memelihara unggas di rumahnya. Oleh karena itu, kita berharap kepada para pengambil kebijakan untuk berhati-hati bila berniat memusnahkan ayam kampung, itik dan burung dara dari pemukiman. Sebaiknya dilakukan riset yang akurat sebelum kebijakan tersebut diambil, termasuk menghitung dampak sosial, ekonomi dan biologinya. Sebabnya adalah ayam kampung dan itik merupakan aset biologis dan sejak lama hidup berdampingan dengan manusia. Bahkan nama ayam kampung diberikan karena ayam ini hidup di perkampungan dimana manusia bermukim. Saat ini populasi ayam kampung nasional sekitar 300 juta ekor yang tersebar di seluruh penjuru negeri dan dipelihara secara sederhana di halaman belakang rumah (backyard farming) oleh petani dan peternak kecil. Bila ratarata satu rumahtangga memelihara 10 ekor, maka populasi ayam kampung terdapat pada sekitar 30 juta rumahtangga di negeri ini. Tidak hanya itu, ayam kampung terbukti berperan penting sebagai sumber pendapatan, tabungan hidup, sumber uang tunai pada saat kebutuhan

mendesak, sebagai jaminan bila usahataninya gagal panen dan sumber protein hewani yang tersedia secara murah dan terjangkau bagi masyarakat berpendapatan rendah. Karena itu, rencana pemerintah memusnahkan ayam kampung dan itik diperkirakan akan berdampak serius terhadap ketahanan ekonomi rumahtangga dan ketahanan pangan hewani peternak ayam kampung. Ketahanan pangan hewaniBahan pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi untuk hidup sehat. Konsumsi pangan hewani (daging dan telur) masyarakat

Indonesia masih sangat rendah (6 gram/kapita/hari), sedangkan konsumsi masyarakat dunia sudah mencapai 26 gram/kapita/hari. Bila ditelisik lebih dalam, konsumsi daging unggas masyarakat Indonesia pada tahun 2000 hanya 3,5 kg/kapita/tahun, lebih rendah bila dibandingkan dengan konsumsi masyarakat Malaysia (36,7 kg), Thailand (13,5 kg), Fhilipina (7,6 kg), Vietnam (4,6 kg) dan Myanmar (4,2 kg) (Poultry International, 2003). Masyarakat Indonesia baru mengkonsumsi daging unggas 10

gram/kapita/hari, sedangkan Malaysia mencapai 100 gram/kapita/hari. Konsumsi telur masyarakat Indonesia juga sangat rendah, yakni sebesar 2,7 kg/kapita/tahun, sedangkan masyarakat Malaysia 14,4

kg/kapita/tahun, Thailand 9,9 kg dan Fhilipina 6,2 kg. Bila rata-rata satu kilogram telur terdiri atas 17 butir, maka konsumsi telur masyarakat Indonesia baru 46 butir/kapita/tahun. Artinya, setiap orang Indonesia baru mengkonsumsi 1 butir telur setiap 8 hari sekali. Padahal penduduk Malaysia setiap tahunnya memakan telur sebanyak 245 butir atau rata-rata 2 butir telur dalam tiga hari sekali.

Kebijakan memusnahkan ayam kampung dan itik dari pemukiman diperkirakan akan berdampak serius terhadap ketahanan pangan hewani masyarakat. Dampak berikutnya adalah terjadinya kasus busung lapar dan akan lahir anak bangsa yang memiliki IQ rendah, karena defisiensi protein hewani. Langkah Praktis Dalam Simposium Internasional Penanggulangan Flu Burung yang berlangsung di Jakarta tanggal 19-20 Juli 2006, Naipospos (2006) menyebutkan beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya pandemi flu burung. Strategi tersebut antara lain: melakukan vaksinasi AI pada ternak unggas terutama di tempat mewabahnya AI, melakukan tindakan biosekuriti secara ketat dilingkungan usaha peternakan unggas, dan melakukan surveilans serta edukasi publik terhadap penyakit flu burung. Vaksinasi merupakan salah satu kunci dalam pengendalian flu burung. Vaksinasi AI dapat meningkatkan kekebalan unggas dan mencegah meluasnya transmisi virus AI. Pengalaman Thailand dan Kamboja Sebaiknya kita belajar dari pengalaman negara Thailand dan Kamboja dalam penanganan flu burung. Di Thailand pengendalian flu burung melibatkan 13 departemen,- termasuk departemen Pertahanan, dan 2 juta orang relawan. Para relawan mendatangi rumah ke rumah untuk memeriksa unggas masyarakat, mencari unggas sakit dan memusnahkanya. Kampanye juga dilakukan di pasar-pasar unggas. Tentara dan polisi dikerahkan untuk membantu peternak melakukan culling di daerah terinfeksi AI dan mengawasi pergerakan ayam hidup dan produk unggas dari suatu tempat ke tempat

lainnya. Thailand menerapkan tiga strategi, yaitu (1) Melakukan surveilans secara intensif dengan menggunakan sinar-X, (2). Memberikan kompensasi yang memadai pada peternak yang unggasnya dimusnahkan, yakni sebesar 75% dari harga jual unggas, dan (3). Melakukan pengawasan terhadap pergerakan unggas di dalam negeri. Targetnya adalah pada akhir tahun 2007 tidak ada lagi transmisi virus AI dari unggas ke manusia. Di Kamboja penyuluhan dan kampanye flu burung sangat intensif dilakukan di 12 provinsi, baik melalui televisi, radio dan koran. Kampanye tidak hanya dilakukan petugas peternakan namun juga melibatkan para tokohtokoh agama (Budha, Kristen dan Muslim). Para tokoh-tokoh agama tersebut sebelumnya mendapatkan informasi seputar flu burung dari instansi terkait, dan nantinya merekalah yang menyampaikan kepada umatnya masingmasing. Catatan Akhir Mengingat pentingnya peran ayam kampung dan itik sebagai sumber pendapatan, aset biologis dan sumber protein hewani bagi masyarakat (asal daging dan telur) di segala lapis usia, maka tindakan pemusnahan ayam kampung dan itik harus dilakukan secara bijaksana. Pemusnahan hanya boleh dilakukan pada unggas yang positif terinfeksi AI. Penulis,

DR. A. Rusfidra, S.Pt (Pemerhati Peternakan, Chairman Cendekia Publishing Bogor).

tidak ada komentar

Ayamku Sayang, Ayamku Malang

Feb 24, '07 9:47 AM untuk semuanya

Ayamku Sayang, Ayamku MalangOleh: DR. A. Rusfidra, S.Pt (Penulis adalah Pemerhati Peternakan, Chairman Cendekia Publishing Bogor) Melalui pemberitaan di media elektronik dan media massa kita menyimak adanya tekat kuat pemerintah untuk mengendalikan penularan flu burung di tanah air. Salah satu cara penting menurut para pejabat adalah menjauhkan unggas non-komersial (ayam kampung, itik dan burung dara) dari pemukiman warga. Konon, ketiga spesies unggas tersebut merupakan vektor utama penularan virus avian influenza (AI) dari unggas ke manusia, sehingga harus dimusnahkan. Asumsinya, bila ketiga jenis unggas tersebut tidak berkeliaran di pemukiman maka kasus manusia terinfeksi virus AI akan berkurang. Gubernur DKI Jakarta dan Banten mengeluarkan peraturan gubernur yang melarang warganya memelihara unggas non-komersial di pemukiman. Bahkan daerah DKI Jakarta mulai tanggal 1 Februari harus steril dari ayam kampung, titik dan burung dara. Aturan ini diduga akan diikuti oleh pejabat di sembilan propinsi yang dinyatakan endemik flu burung. Menteri Pertanian Anton Apriyantono melarang ayam hidup masuk ke kota Jakarta (Republika Online, 31/1/2007). Atas dasar dua regulasi tersebut maka habislah peluang ayam kampung dan itik dengan menghasilkan telur dan daging untuk konsumsi warga ibukota. Selain itu, warga ibukota tidak lagi dapat melihat ayam kampung, bahkan tidak lagi dapat mendengar suara kokok ayam jantan yang nyaring dan merdu. Ayam kampung dituduh sebagai vektor utama penular virus AI dari unggas ke manusia, pada hal sejatinya ayam kampung sendiri adalah korban keganasan virus AI. Studi yang dilakukan Prof. Wasito dan Prof. Hastari

(dosen FKH UGM) menyatakan bahwa lalat diduga potensial sebagai vektor penularan flu burung. Gubernur Sutiyoso mestinya menyatakan perang pula terhadap lalat. Anjing dan kucing yang hidup berdampingan dengan manusia juga potensial sebagai vektor flu burung. Penulis sepakat bahwa flu burung memang harus dikendalikan dengan cara-cara yang rasional, logis dan memiliki argumentasi saintifik, bukan dengan tingkah reaktif dan terkesan panik. Pemerintah sebaiknya mempertimbangkan dampak sosial ekonomi dan dampak biologis bila rencana pemusnahan ayam kampung dilakukan. Status Terkini Ayam Kampung Ayam kampung merupakan ayam yang banyak dipelihara masyarakat pedesaan. Ayam ini umumnya ditemukan hidup dan berkembang di kampung-kampung, dimana manusia bermukim. Itu sebabnya ayam ini dinamakan ayam kampung (village chicken). Manusia telah melakukan domestikasi ayam ini dari ayam hutan liar dalam waktu yang lama. Relasi antara manusia dan ayam kampung bersifat mutual interaksi. Manusia mendapatkan daging dan telur dari ayam kampung, sedangkan ayam kampung mendapatkan pakan dari sisa makanan manusia dan kandang untuk tinggal. Kini diduga sekira 300 juta ayam kampung tersebar dari perkotaan sampai pelosok negeri. Bila satu rumahtangga memelihara 15 ekor ayam kampung, maka setidaknya terdapat 20 juta rumahtangga yang memelihara ayam kampung. Ayam kampung berperan penting sebagai sumber pendapatan keluarga, sumber pangan hewani (daging dan telur), untuk kesenangan (hias, penyanyi, aduan), aset biologis, aset religius dan digunakan dalam ritual

pengobatan. Ayam kampung merupakan plasma nutfah ayam asli Indonesia yang perlu dilestarikan. Menurut Atteh (1989), tujuan pemeliharaan ayam kampung adalah sebagai berikut: sumber uang tunai (11%), konsumsi keluarga (28%), pendapatan dan konsumsi (45%), upacara keagamaan (3%), pendapatan dan upacara keagamaan (11%), upacara keagamaan dan konsumsi (3%) dan ornamental (hiasan) (1%). Meskipun populasinya cukup besar, namun cara pengelolaan ayam kampung masih bersifat tradisional (100 persen). Ayam mencari makanan disekitar rumah seperti cacing tanah, limbah rumahtangga, serangga dan limbah pertanian. Jumlah pemilikan ayam skala kecil. Rataan jumlah ayam petelur 10-15 ekor/rumahtangga dapat menyuplai daging dan telur sebagai sumber pangan hewani. Sebanyak 15 ekor ayam dewasa dapat menghasilkan 1,0-1,2 kg kotoran per hari (Aini, 1990) yang bermanfaat sebagai pupuk kandang untuk buah dan sayur di pekarangan rumah. Pada sistem produksi pedesaan, kaum perempuan memainkan peranan penting dalam pemeliharaan ayam kampung. Kegiatan memberi makan, menjual ayam, keputusan menjual ayam, keputusan vaksinasi, keputusan memotong dan mengkonsumsi daging dan telur biasanya ada pada kaum wanita. Atteh (1989) menyatakan bahwa di pedesaan Nigeria pemeliharaan ayam kampung menjadi tanggungjawab wanita (86%) dan pria (14%). Vaksinasi, Bukan Memusnahkan Dalam Simposium Internasional Penanggulangan Flu Burung yang berlangsung di Jakarta tanggal 19-20 Juli 2006, Naipospos (2006) menyebutkan beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mencegah

terjadinya pandemi flu burung. Strategi tersebut antara lain: melakukan vaksinasi AI pada ternak unggas terutama di tempat mewabahnya AI, melakukan tindakan biosekuriti secara ketat dilingkungan usaha peternakan unggas, dan melakukan surveilans serta edukasi publik terhadap penyakit flu burung. Vaksinasi dan surveilans merupaka dua pilar penting dalam pengendalian flu burung. Vaksinasi AI dapat meningkatkan kekebalan unggas dan mencegah meluasnya transmisi virus AI. Pengalaman Thailand dan Kamboja Sebaiknya kita belajar dari pengalaman negara Thailand dan Kamboja dalam penanganan flu burung. Di Thailand pengendalian flu burung melibatkan 13 departemen,- termasuk departemen Pertahanan, dan 2 juta orang relawan. Para relawan mendatangi rumah ke rumah untuk memeriksa unggas, mencari unggas sakit dan memusnahkanya. Kampanye juga dilakukan di pasar-pasar unggas. Tentara dan polisi dikerahkan untuk membantu peternak melakukan culling di daerah terinfeksi AI dan mengawasi pergerakan ayam hidup dan produk unggas dari suatu tempat ke tempat lainnya. Thailand menerapkan tiga strategi, yaitu: (1) Melakukan surveilans secara intensif dengan menggunakan sinar-X, (2). Memberikan kompensasi yang memadai pada peternak yang unggasnya dimusnahkan, yakni sebesar 75% dari harga pasar, dan (3). Melakukan pengawasan terhadap pergerakan unggas di dalam negeri. Targetnya adalah pada akhir tahun 2007 tidak ada lagi transmisi virus AI dari unggas ke manusia. Di Kamboja penyuluhan dan kampanye flu burung sangat intensif dilakukan di 12 provinsi, baik melalui televisi, radio dan koran. Kampanye tidak hanya dilakukan petugas peternakan namun juga melibatkan para tokoh

agama (Budha, Kristen dan Muslim). Para tokoh agama sebelumnya mendapatkan informasi seputar flu burung dari instansi terkait, dan nantinya merekalah yang menyampaikan kepada umatnya masing-masing. Catatan Akhir Mengingat pentingnya peran ayam kampung sebagai sumber pendapatan, aset biologis dan sumber protein hewani bagi masyarakat (asal daging dan telur) bagi masyarakat, maka tindakan pemusnahan ayam kampung tidak boleh dilakukan secara sembrono. Pemusnahan hanya boleh dilakukan pada unggas yang positif terinfeksi AI. Vaksinasi AI dapat

dilakukan sebagai strategi komplementer upaya biosekuriti untuk mencegah penyebaran virus AI. Kampanye vaksinasi AI dan edukasi publik tentang wabah flu burung harus terus dilakukan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit flu burung. Agaknya, tidak fair bila kegagalan kita dalam menangani penularan flu burung di Indonesia lantas dengan tergesa-gesa disimpulkan bahwa ayam kampung adalah tertuduh utama yang harus dimusnahkan. Mengapa ayam kampung yang menjadi kambing hitam mewabahnya kembali flu burung di tanah air?. Akhirnya pantaslah penulis menyatakan: ayam kampung; ayamku sayang, ayamku malang. *** Penulis,

DR. A. Rusfidra, S.Pt (Pemerhati Peternakan, Chairman Cendekia Publishing Bogor). tidak ada komentar

123 Pasar Filipina Pasar Indonesia Buka Toko, Gratis

2011 Multiply Indonesian Perihal Blog Syarat Privasi Perusahaan Iklankan API Bantuan Sitemap 13:23:43 December 9, 0852

breaking: Ada Katak Cuma Sebesar Penjepit Kertas 12.09.2011 | 0 comment breaking: Santika Premiere Jakarta, Hotel Bintang 4 Terbaik 12.09.2011 | 0 comment breaking: Mahasiswa Al Azhar Berikrar Antikekerasan 12.09.2011 | 0 comment breaking: Hak Masyarakat Adat Bengkulu Masih Tersisih 12.09.2011 | 0 comment breaking: TII Nilai Abraham Samad Mampu Pimpin KPK 12.09.2011 | 0 comment breaking: Pengurus Baru KONI Diharapkan Kreatif Cari Dana 12.09.2011 | 0 comment breaking: UU Pencucian Uang, Solusi Pemberantasan Korupsi 12.09.2011 | 0 comment breaking: PSSI Anggap Demonstrasi Pendukung Persipura Salah Alamat 12.09.2011 | 0 comment breaking: Turis Harus Senang mulai Datang sampai Pulang 12.09.2011 | 0 comment breaking: Pelajar Ini Punya Rekening Miliaran Rupiah 12.09.2011 | 0 comment

Jaringan Pada Otak Menentukan Perilaku Lebah http://dunianet.com/2011/10/09/jaringanpada-otak-menentukan-perilakulebah.html. Diambil tanggal 9 desember 2011Studi dalam Prosiding National Academy of Sciences, menunjukkan perilaku alami yang berlangsung di bawah pengaruh jaringan peraturan diskrit dalam otak. Kami menemukan bahwa adanya tingkat modularitas yang tinggi dalam regulasi gen dan perilaku, perilaku yang berbeda diwakili oleh konfigurasi jaringan gen yang berbeda, kata profesor Gene Robinson dari entomologi dan ilmu saraf University of Illinois. Robinson adalah direktur Institute for Genomic Biologi di Illinois. Penelitian ini memanfaatkan information dari Proyek BeeSpace. BeeSpace adalah sebuah katalog gen yang mengaktifkan atau menonaktifkan otak lebah dalam menanggapi isyaratFormatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

isyarat sosial, perubahan lingkungan atau sebagai akibat dari faktor keturunan. Dengan menganalisis ekspresi gen dan information perilaku dari puluhan penelitian, para peneliti bisa mendapatkan pandangan yang luas dari perubahan molekul pada otak lebah yang berkontribusi terhadap perilaku. Tim ini memfokuskan analisis mereka pada daftar gen yang terlibat dalam satu dari tiga kategori perilaku, seperti mencari makan. Para peneliti kemudian menggunakan pendekatan sistem, yang dipimpin oleh Illinois kimia dan biomolekuler profesor teknik Nathan Harga (sekarang di Institut untuk Sistem Biologi di Seattle), untuk membuat sebuah indication komputer dari jaringan gen regulasi yang dapat memprediksi perbedaan dalam ekspresi gen dalam studi eksperimental. Model ini menemukan sebuah mosaik pola perilaku yang berhubungan dengan ekspresi gen di otak. Para peneliti telah lama khawatir bahwa regulasi ekspresi gen otak terlalu rumit untuk dimengerti, karena begitu banyak faktor dapat bertindak bersama untuk mengatur perilaku. Tapi sekarang kita dapat melihat secara langsung, hubungan linier antara faktorfaktor transkripsi dan gen hilir dapat memprediksi jumlah ekspresi gen, kata Price. Hal ini memberikan para ilmuwan harapan untuk sepenuhnya memahami regulasi otak ekspresi gen di masa depan.

http://republika.co.id:8080/koran/42/144655/LEBAH_SI_PERENCANA_PERJALANAN_Y ANG_HEBAT. Diambil tanggal 9 desember 2011 Koran Iptek&Kesehatan Selasa, 04 Oktober 2011 pukul 16:24:00

LEBAH SI PERENCANA PERJALANAN YANG HEBATLebah ternyata mampu mengalkulasi rute paling efisien ke bunga-bunga di sekitarnya.Oleh Yeyen RostiyaniLebah ternyata mampu mengalkulasi rute paling efisien ke bunga-bunga di sekitarnya. Lebah memang tak pernah mengecewakan. Hewan yang satu ini selalu hidup bermasyarakat secara teratur, tidak egois, tidak mementingkan diri sendiri, dan rajin. Merekalah si pembuat lilin lebah, propolis, dan tentu saja: madu. Sanjungan untuk lebah tak berhenti di situ. Mereka juga jago berkomunikasi dan mahir terbang. Begitu banyak kelebihan mereka, sehingga manusia pun tak mudah memahami kehebatan mereka. Nah, sekarang daftar kehebatan lebah bahkan bertambah satu lagi, demikian ditulis laman Lifes Little Mysteries. Menurut para ahli biologi dari Queen Marys School of Biological and Chemical Sciences di University of London, Inggris, lebah ternyata mampu mengalkulasi rute paling efisien antarbunga-bunga di sekitarnya. Dengan kecanggihan menghitung rute ini, lebah mampu meminimalkan meminimalkan energi yang dikeluarkan untuk mengumpulkan nektar dari bunga yang satu ke bunga yang lain. Dengan otak yang sederhana, mereka ternyata mampu menyele