Leaflet Kejang Demam
-
Upload
fatma-risda-hidayanti -
Category
Documents
-
view
9 -
download
6
description
Transcript of Leaflet Kejang Demam
MAHASISWA PRAKTIK PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATANUNIVERSITAS AIRLANGGA
KLASIFIKASIPENGERTIAN
Kejang demam ialah perubahan aktifitas motorik dan atau behaviour yang bersifat paroksimal dan dalam waktu terbatas akibat dari adanya aktifitas listrik abnormal di otak yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh.
PENYEBAB
1. Infeksi yang mengenai jaringan ekstrakranial seperti tonsillitis, otitis media akut dan bronchitis
2. Selain terkait dengan umur, kejang demam terjadi dalam beberapa anggota keluarga, dan terdapat peta kromosom yang membuktikan adanya kaitan predisposisi genetika yaitu kromosom 19p dan 8q13-21 dan diwariskan dengan pola autosom dominan.
Anak laki-laki menunjukkan kejang demam lebih sering dari anak perempuan.
Kejang Demam Sederhana
1. Kenaikan suhu tubuh yang cepat ≥ 390C
2. Kejang bersifat umum dan tonik-klonik,
berlangsung beberapa detik/menit dan
jarang sampai 15 menit
3. Pada akhir kejang seperti mengantuk
4. Bangkitan kejang hanya sekali dalam 24
jam
5. Tidak mempunyai kelainan neurologik dan
demam bukan disebabkan meningitis,
ensefalitis atau penyakit lainnya dari otak
Kejang Demam Kompleks
1. Lama kejang > 15 menit atau kejang
berulng 24 jam dan terdapat kejang fokal
2. Umur, status neurologik dan sifat demam
sama dengan kejang sederhana.
Kejang Demam Simptomatik
1. Umur, sifat demam sama dengan kejang
demam sederhana
2. Anak telah mempuyai kelainan neurologi
atau penyakit akut.
MANIFESTASI KLINIS
1. Suhu tubuh anak (suhu rectal) lebih dari 380C
2. Timbulnya kejang yang bersifat tonik klonik,
tonik, klonik, fokal atau akinetik. Beberapa
detik setelah kejang berhenti anak tidak
memberikan reaksi apapun tetapi beberapa saat
kemudian anak akan sadar kembali tanpa ada
kelainan persarafan.
3. Saat kejang anak tidak berespon terhadap
rangsangan seperti panggilan, cahaya
(penurunan kesadaran).
PENATALAKSANAAN DI RUMAH
a. Saat timbul kejang segera pindahkan anak ke
tempat yang aman yang diberi alas lunak tapi tipis,
jauh dari benda-benda yang berbahaya.
b. Posisi kepala anak hiperekstensi, pakaian
dilonggarkan. Kalau takut lidah anak menekuk atau
tergigit berikan tong spatel dibungkus dengan
kassa, kalau tidak ada berikan sendok makan
dibalut dengan kassa atau kain bersih.
c. Ventilasi ruangan yang harus cukup. Jendela dan
pintu dibuka.
d. Kalau memungkinkan orang tua atau pengasuh di
rumah menyediakan diazepam (melalui dokter
keluarga) peranus sehingga kejang anak dapat
segera diberikan. Dosis peranus 5 mg untuk berat
badan kurang dari 10 kg, Kalau berat badan lebih
dari 10 kg maka dapat diberikan dosis 10 mg.
Untuk dosis rata-rata pemberian peranus adalah
0,4-0,6 mg/kgBB.
e. Kalau beberapa menit kemudian tidak membaik
atau tidak tersedianya diazepam segera bawa anak
ke rumah sakit.