LBM 4 KB
-
Upload
jaeck-madridista -
Category
Documents
-
view
215 -
download
2
Transcript of LBM 4 KB
“BANYAK ANAK BANYAK REJEKI”
STEP 1
Fertilitas (angka kelahiran) :suatu istilah yang biasa digunakan dalam demografi untuk menggambarkan jumlah anak yang bener2 dilahirkanSecara Umum : hasil reproduksi yang nyata dari seseorang perempuan yang dicerminkan oleh banyaknya kelahiran.
Demografi :ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayahSuatu ilmu yang mempelajari jumlah persebaran territorial komposisi penduduk serta perubahan2nya dan sebab2 perubahan itu biasanya timbul krn natalitas atau fertilitas, mortalitas, gerak, territorial/ migrasi dan mortalitas social dan perubahan status
KB ; tindakan yang membantu suami istri untuk mengontrol waktu saat kelahiran, menentukan jumlah anak dalam keluarga, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan dan mengatur intrfal diantara kehamilanSuatu upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masy melalui pendewasaan usia perkawinan, pengeturan kelahirran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluargha kecil, sejahtera bahagia dan berkualitas
TFR ; rata2 jumlah anak yang akan dilahirkan oleh seorang wanita pada akhir masa reproduksi
CPR ; contraceptive Prevelence Rate (rata2 penggunaan alat kontrasepsi)Presentasi dari wanita menikah berumur 15-49th yang memakai kontrasepsi
Bom kependudukan ; tingkat kelahiran yang besar disertai tingkat kematian yang menurun.
STEP 2
Fertilitas
1. Definisi
2. Macam2 Pengukuran
3. Masalah dalam pengukuran
4. Factor yang mempengaruhi
5. Indicator keberhasilan
6. Ukuran dasar fertilitas
7. Hubungan fertilitas dengan kehidupan sehari2
KB
o Definisi
o Tujuan
o Manfaat
o Tahap2
o Sasaran
o Macam2 dan cara penggunaannya
o Syarat2 yang harus dipenuhi
o Pelayanan kesehatan KB
o Pandangan KB dalam masyarakat, kedokteran dan islam
DEMOGRAFI
1. Definisi
2. Factor
3. Manfaat analisa demografi
Hubungan antara demografi, fertilitas, dan KB
STEP 3
Fertilitas
1. Definisi
(angka kelahiran) :suatu istilah yang biasa digunakan dalam demografi untuk
menggambarkan jumlah anak yang bener2 dilahirkanSecara Umum : hasil reproduksi yang nyata dari seseorang perempuan
yang dicerminkan oleh banyaknya kelahiran.
2. Macam2 Pengukuran
Komulatif : mengukur jumlah anak2 yang dilahirkan
Fertilitas total (jumlah kelahiran hidup laki2 dan perenpuan dalam 1000 penduduk yang hidup hingga masa reproduksinya berakhir dengan catatan 1. Tidak ada seorang perempuan yang meninggal hingga masa reproduksinya berakhir 2. Tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode tertentu)
GRR (jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tidak ada perempuan yang meninggal sampai masa reproduksny)
NRR (jumlah kelahiran bayi perempuan oleh sebuah kohort hipotesis dari 1000 perempuan yang memperrhitungkan kemungkinan meninggalny perempuan2 itu sebelum mengakhiri masa reproduksnya)
Tahunan
Tingkat fertilitas kasar (banyak nya kelahiran hidup pa sstu tahun tertentu tiap 1000 penduduk)
CBR= B/PM.k
Menurut umur (perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada umur dan tahun tertentu)
SFR=Bi/Pfi.k
Tingkat fertilitas umum (jumlah kelahiran hidup per 1000 wanita usia reproduksi)
Menurut urutan kelahiran (perhitungan fertilitas menurut kelahiran bayi oleh wanita pada umur dan tahun tertentu)
3. Masalah dalam membatasi fertilitas
LI
4. Factor yang mempengaruhi tinggi rendahny fertilitas
Demografi :struktur umur, perkawinan, umur kawin pertama, paritas, disrupsi perkawinan (kekacauan dalam rumah tangga), proporsi yang kawin.
non demografi : keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan. Perbaikan status perempuan, urbanisasi, industry, factor psikologi.
5. Indicator keberhasilan :
Angka kelahiran tahunan
Angka kelahiran kasar
Jumlah kelahiran
Angka kelahiran umur
Angka fertilitas total
Angka lahir hidup dan anak masih hidup
Anak lahir hidup
Anak masih hidup
Rasio anak wanita
Paritas
KB
Angka prefaleni kontrasepsi
Angka tidak terpenuhinya kebutuhan KB
DICARI ANGKA NORMAL!!!!
6. Ukuran dasar fertilitas
Angka fertilitas kasar
Angka fertilitas umum
Umur
Ratio ibu dan anak
Kelahiran yang distandarisasikan
7. Hubungan fertilitas dengan kehidupan sehari2
Ekonomi
Social
Budaya
Kesehatan reproduksi
Pekerjaan
Demografi (umur kawin pertama)
8. Hubungan antara demografi, fertilitas, dan KB
9. Pemecahan dalam masalah fertilitas
STEP 7
FERTILITAS
1. Definisi
(angka kelahiran) :suatu istilah yang biasa digunakan dalam demografi untuk
menggambarkan jumlah anak yang bener2 dilahirkanSecara Umum : hasil reproduksi yang nyata dari seseorang perempuan
yang dicerminkan oleh banyaknya kelahiran.
2. Macam2 Pengukuran
Komulatif : mengukur jumlah anak2 yang dilahirkan
Fertilitas total (jumlah kelahiran hidup laki2 dan perenpuan dalam 1000 penduduk yang hidup hingga masa reproduksinya berakhir dengan catatan 1. Tidak ada seorang perempuan yang meninggal hingga masa reproduksinya berakhir 2. Tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode tertentu)
GRR (jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tidak ada perempuan yang meninggal sampai masa reproduksny)
NRR (jumlah kelahiran bayi perempuan oleh sebuah kohort hipotesis dari 1000 perempuan yang memperrhitungkan kemungkinan meninggalny perempuan2 itu sebelum mengakhiri masa reproduksnya)
Tahunan
Tingkat fertilitas kasar (banyak nya kelahiran hidup pa sstu tahun tertentu tiap 1000 penduduk)
CBR= B/PM.k
Menurut umur (perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada umur dan tahun tertentu)
SFR=Bi/Pfi.k
Tingkat fertilitas umum (jumlah kelahiran hidup per 1000 wanita usia reproduksi)
Menurut urutan kelahiran (perhitungan fertilitas menurut kelahiran bayi oleh wanita pada umur dan tahun tertentu)
3. Masalah dalam membatasi fertilitas
LI
4. Factor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas
Demografi :struktur umur, perkawinan, umur kawin pertama, paritas, disrupsi perkawinan (kekacauan dalam rumah tangga), proporsi yang kawin.
non demografi : keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan. Perbaikan status perempuan, urbanisasi, industry, factor psikologi.
5. Indicator keberhasilan :
Angka kelahiran tahunan
Angka kelahiran kasar
Jumlah kelahiran
Angka kelahiran umur
Angka fertilitas total
Angka lahir hidup dan anak masih hidup
Anak lahir hidup
Anak masih hidup
Rasio anak wanita
Paritas
KB
Angka prefaleni kontrasepsi
Angka tidak terpenuhinya kebutuhan KB
DICARI ANGKA NORMAL!!!!
6. Ukuran dasar fertilitas
Angka fertilitas kasar
Angka fertilitas umum
Umur
Ratio ibu dan anak
Kelahiran yang distandarisasikan
7. Hubungan fertilitas dengan kehidupan sehari2
Ekonomi
Social
Budaya
Kesehatan reproduksi
Pekerjaan
Demografi (umur kawin pertama)
Hubungan antara demografi, fertilitas, dan KB
DEMOGRAFI
1. Definisi
Ilmu yg mempelajari jumlah, sebaran teritorial, dan komposisi penduduk; serta perubahan penduduk karena fertilitas, mortalitas, migrasi, dan mobilitas social.
[ Philip M. Hauser dan Duddley Duncan]
2. Factor
a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh, walaupun pengeluaran rata-rata per orang atau per keluarga relative rendah. Pengeluaran konsumsi suatu negara akan sangat
besar, bila jumlah penduduk sangat banyak dan pendapatan per kapita sangat tinggi.
Komposisi Penduduk
Pengaruh komposisi penduduk terhadap tingkat konsumsi, antara lain :
Makin banyak penduduk yang berusia kerja atua produktif (15-64
tahun), makin besar tingkat konsumsi. Sebab makin banyak penduduk
yang bekerja, penghasilan juga makin besar.
Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat konsumsinya juga
makin tinggi, sebab pada saat seseorang atau suatu keluarga makin
berpendidikan tinggi maka kebutuhan hidupnya makin banyak.
Makin banyak penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan (urban),
pengeluaran konsumsi juga semakin tinggi. Sebab umumnya pola
hidup masyarakat perkotaan lebih konsumtif disbanding masyarakat
pedesaan.
2. Faktor-faktor Non Ekonomi
Factor-faktor non-ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi adalah faktor social budaya masyarakat. Misalnya saja, berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih hebat/ideal.
[ Philip M. Hauser dan Duddley Duncan]
3. Manfaat analisa demografi
4. Pemecahan dalam masalah fertilitas
a. Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas Merupakan bagian yang penting dalam pembangunan yang
berkelanjutan, baik untuk mengendalikan kuantitas penduduk maupun untuk meningkatkan kualitas insani dan sumberdaya manusia.
Pengendalian pertumbuhan penduduk juga merupakan faktor penting dalam peningkatan keluarga kecil yang berkualitas. Demikian pula, aspek penataan administrasi kependudukan merupakan hal yang penting dalam mendukung perencanaan pembangunan baik di tingkat nasional maupun daerah.
b. Masih tingginya laju pertumbuhan dan jumlah kuantitas penduduk. Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat meskipun laju pertumbuhannya semakin menurun. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) 1990 dan 2000 :
Jumlah penduduk Indonesia tahun 1999 179,4 juta jiwa
Jumlah penduduk Indonesia tahun 2000 206,3 juta jiwa
Laju pertumbuhan penduduk periode 1990 – 2000 1,49 % / tahun
Laju pertumbuhan penduduk periode 1980-1990 1,97 % / tahun.
Masalah yang dihadapi antara lain adalah masih tingginya pertambahan jumlah penduduk secara absolut. Apabila masalah kependudukan tersebut tidak ditangani dengan baik, dapat berakibat pada semakin beratnya upaya pemenuhan kebutuhan dasar penduduk.
c. Masih tingginya tingkat kelahiran penduduk Faktor utama yang mempengaruhi lalu pertumbuhan penduduk adalah tingkat
kelahiran. Keterbatasan penyediaan alat kontrasepsi masih menjadi persoalan utama dalam pelayanan KB. Dalam hal ini keluarga miskin merupakan fokus utama dalam pelayanan KB termasuk penyediaan alat kontrasepsi.
d. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran pasangan usia subur dan remaja akan hak-hak reproduksi.
Hak-hak dan kesehatan reproduksi termasuk keluarga berencana (KB) yang merupakan dasar terwujudnya keluarga kecil berkualitas belum dipahami oleh sebagian masyarakat dan keluarga :
Sebagian masyarakat, orang tua maupun remaja sendiri belum memahami hak-hak dan kesehatan reproduksi remaja.
Masyarakat dan keluarga masih enggan untuk membicarakan masalah reproduksi secara terbuka dalam keluarga. Para anak dan remaja lebih merasa nyaman mendiskusikannya secara terbuka dengan sesama
teman. Hal ini disebabkan oleh pemahaman nilai-nilai adat, budaya, dan agama yang menganggap pembahasan kesehatan reproduksi sebagai hal yang tabu.
Pusat atau lembaga advokasi dan konseling hak-hak dan kesehatan reproduksi bagi remaja yang ada saat ini masih terbatas jangkauannya dan belum memuaskan mutunya.
Pendidikan kesehatan reproduksi remaja melalul jalur sekolah nampaknya juga belum sepenuhnya berhasil.
Semua ini mengakibatkan banyaknya remaja yang kurang memahami atau mempunyai pandangan yang tidak tepat tentang masalah kesehatan reproduksi. Pemahaman yang tidak benar tentang hak-hak dan kesehatan reproduksi menyebabkan banyaknya remaja yang berperilaku menyimpang tanpa menyadarl akibatnya terhadap kesehatan reproduksi mereka.
e. Masih rendahnya usia kawin pertama penduduk. Tingginya angka kelahiran erat kaitannya dengan usia kawin pertama dengan
pembentukan keluarga kecil yang berkualitas. Tingginya angka kelahiran ini juga disebabkan karena sebagian kelompok masyarakat dari keluarga belum menerima dan menghayati norma keluarga kecil sebagai landasan untuk mewuiudkan keluarga yang berkualitas.
f. Rendahnya partisipasi laki-laki dalam ber-KB. Indonesia telah mulai melaksanakan pembangunan yang beorientasi pada
kesetaraan dan keadilan gender dalam hal KB. Namun demkian, partisipasi laki-laki dalam ber-KB masih sangat rendah. Hal ini selain disebabkan oleh keterbatasan macam dan jenis alat kontrasepsi laki-laki juga oleh keterbatasan pengetahuan mereka akan hak-hak dan kesehatan reproduksi serta kesetaraan dan keadilan gender. Demikian pula, penyelenggaraan program KB dan kesehatan reproduksi masih belum mantap dalam memperhatikan aspek kesetaraan dan keadilan gender.
g. Masih lemahnya ekonomi dan ketahanan keluarga. Kondisi lemahnya ekonomi keluarga mempengaruhi daya beli. Keluarga
miskin pada umumnya mempunyai anggota keluarga cukup banyak. Kemiskinan menjadikan mereka relatif tidak memiliki akses dan pasif dalam berpartisipasi untuk meningk-ad,-an k-tiolitas di-rinya. Pada gilirannya, kemiskinan akan semakin memperburuk keadaan sosial ekonoml keluarga miskin tersebut. Demikian pula, tingkat partisipasi masyarakat terhadap pembinaan ketahanan keluarga. Yang utamanya pembinaan tumbuh kembang anak masih lemah. Hal ini akan menghambat pembentukan keluarga kecil yang berkualitas.
h. Masih lemahnya institusi daerah dalam pelaksanaan program KB. Salah satu masalah utama bagi kelangsungan program dan kelembagaan
keluarga berencana adalah desentralisasi program KB. Sesuai dengan Kepres No. 103/2001, bahwa kewenangan di bidang keluarga berencana
diserahkan kepada pemerintah kabupaten/kota Hal ini sejalandengan esensi Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, yang memberikan kewenangan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk menentukan program-program pembangunan yang diperlukan daerah sesuai dengan kebutuhan, aspirasi, kemampuan, maupun sumberdaya yang tersedia.
Dengan adanya peraturan tersebut, masalah yang dihadapi program KB adalah sejauh mana pemerintah kabupaten/kota menganggap bahwa program KB merupakan program yang strategis, bagi pengendalian pertumbuhan penduduk, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.
i. Belum serasinya kebijakan kependudukan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.
Jumlah penduduk Indonesia merupakan beban pembangunan bila tidak ditangani secara terpadu. Sampai saat ini belum tersusun suatu kebijakan dan strategi pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas, dan pengarahan mobilitas penduduk yang sesuai dengan pertumbuhan ekonomi wilayah.
j. Belum tertatanya administrasi kependudukan dalam rangka membangun sistem pembangunan, pernerintahan, dan pembangunan yang berkelanjutan.
Penataan sistem penyelenggaraan administrasi kependudukan telah dimulai sejak tahun 1960-an, namun hingga saat ini belum terwujud. Disisi lain peraturan perundangundangan tentang administrasi kependudukan yang akan melengkapi Kepress No. 88 tahun 2004 Tentang Pengelolaaan Informasi Administrasi Kependudukan belum tersedia.
Selanjutnya, kesadaran masyarakat terhadap dokumen kependudukan dan tertib administrasinya-pun belum memadai. Demikian pula, bank data sebagai data basis kependudukan belum tersedia.
k. Rendahnya kualitas pemuda. Pemuda adalah penduduk usia 15-35 tahun. dan maraknya masalah-masalah
social di katangan pemuda, seperti kriminalitas, premanisme, narkoda, psikotropika, zat adiktif (NAPZA), dan HIV.
l. Rendahnya budaya olahraga di kalangan masyarakat dan prestasi olahraga Indonesia yang tertinggal
Dalam rangka menumbuhkan budaya olahraga untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, terdapat beberapa permasalahan, yaitu: belum terwujudnya peraturan perundang-undangan tentang keolahragaan; dan kecenderungan makin menurunnya minat dan keinginan masyarakat untuk melakukan kegiatan olahraga.
www.bappenas.go.id
5. Hubungan antara demografi, fertilitas, dan KB
Demografi adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang ilmu kependudukan sedangkan fertilitas adalah penambahan jumlah kependudukan dan KB (keluarga berencana) merupakan upaya preventif atau pencegahan untuk mengurangi laju pertumbuhan suatu penduduk.
www.bappenas.go.id