LBM 4 KB

41
Angka Total Fertilitas Stagnan STEP 1 TFR : jumlah kelahiran hidup laki2 perempuan tiap 1000 penduduk sampai akhir masa reproduksi. Termasuk pengukuran fertilitas yg kumulatif Revitalisasi : upaya utk memvitaklkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yg dulunya pernah vital akan tetapi mengalami kemunduran atau degradasi. Fertilitas : hasil reproduksi yg nyata dari seorang perempuan/sekelompok perempuan yg docerminkan oleh banyaknya kelahiran/ anak yg dilahirkan STEP 2 1. Apa hubungan demografi dgn fertilitas? 2. Apa saja ukuran fertilitas? 3. Apa saja indikator fertilitas? 4. Apa dampak dari total fertilitas stagnan? 5. Apa yg mempengaruhi tinggi rendahnya TFR? 6. Bagaimana cara menangani kenaikan fertilitas? 7. Bagaimana cara menangani penurunan fertilitas? 8. Apa saja program dari RPJMN? 9. Bagaimana strategi menangani TFR stagnansi? 10. Apa perbedaan pertumbuhan penduduk dan ledakan penduduk? STEP 3 1. Apa hubungan demografi dgn fertilitas? Demografi mempelajari kependududkan. Fertilitas kemampuan perempuan utk melahirkan. Fertilitas tinggi laju kependudukan tinggi. Tidak dapat dikendalikan ledakan penduduk perekonomian negara tdk seimbang dgn jumlah penduduk bencana nasional ( kelaparan, kemiskinan). Faktor yg berpengaruh : - Faktor demografi : status perkawinan, umur, usia saat kawin pertama

description

modul KB dan kependudukan

Transcript of LBM 4 KB

Angka Total Fertilitas StagnanSTEP 1 TFR : jumlah kelahiran hidup laki2 perempuan tiap 1000 penduduk sampai akhir masa reproduksi. Termasuk pengukuran fertilitas yg kumulatif Revitalisasi : upaya utk memvitaklkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yg dulunya pernah vital akan tetapi mengalami kemunduran atau degradasi. Fertilitas : hasil reproduksi yg nyata dari seorang perempuan/sekelompok perempuan yg docerminkan oleh banyaknya kelahiran/ anak yg dilahirkan

STEP 21. Apa hubungan demografi dgn fertilitas?2. Apa saja ukuran fertilitas?3. Apa saja indikator fertilitas?4. Apa dampak dari total fertilitas stagnan?5. Apa yg mempengaruhi tinggi rendahnya TFR?6. Bagaimana cara menangani kenaikan fertilitas? 7. Bagaimana cara menangani penurunan fertilitas?8. Apa saja program dari RPJMN?9. Bagaimana strategi menangani TFR stagnansi?10. Apa perbedaan pertumbuhan penduduk dan ledakan penduduk?

STEP 31. Apa hubungan demografi dgn fertilitas?Demografi mempelajari kependududkan. Fertilitas kemampuan perempuan utk melahirkan. Fertilitas tinggi laju kependudukan tinggi. Tidak dapat dikendalikan ledakan penduduk perekonomian negara tdk seimbang dgn jumlah penduduk bencana nasional ( kelaparan, kemiskinan).Faktor yg berpengaruh : Faktor demografi : status perkawinan, umur, usia saat kawin pertama Non demografi : keadaan sosial ekonomi, pendidikan, urbanisasi, industri.

2. Apa saja macam2 pengukuran fertilitas?Fertilitas tahunan : menghitung jumlah kelahiran hidup tiap tahunCFR(crude fertility rate) = menghitung jumlah kelahiran hidup pada suatu wilayah dan tahun tertentu . CFR = b/pm*kGFR(geberal fertility rate) = menghitung jumlah kelahiran hidup dari wanita usia subur (15-44 /15-49) GFR = bfi/pfi*kASFRi ( age spesific fertiliry rate) = menghitung jumlah kelahiran hidup dari kelompok wanita usia tertentu.

Fertilitas kumulatif : menghitung jumlah kelahiraqn hidup yg diberikan wanita usia subur smpai akhir usia suburTFR= 5*jumlah ASFRiGRR( gross reproduktif rate) = jumlah kelahiran hidup bayi wanita dari usia suburTFR dan GGR syaratnya wanita tidak boleh meninggal sampai akhir usia suburnya.NRR = hampir sama dengan GRR tapi tdk ada syaratnya.

3. Apa saja indikator fertilitas?

4. Apa dampak dari total fertilitas stagnan?Berdampak pada piramida kependudukan. Negara berkembang tidak bisa mengatasi fertilitas tinggi lama kelamaan piramida stasioner tapi tinggi.2 -3 anak dikatakan rendah atau tinggi tergantung jumlah penduduk. Target TFR bergantung pemerintah.Thomas Albert M : pertumbuhan penduduk dalam teori ini disamakan dgn tumbuhan dan hewan. Semakin cepat laju peertumbuhan penduduk maka akan menyebabkan masalah pada suatu komunitas karena manusi hidup membutuhkan makanan. Laju pertumbuhan makanan lebih lambat dari laju pertumbuhan penduduk. Suatu saat manusia akan kekurangan makanan.Dampak global : lapangan kerja, pendidikan

5. Apa yg mempengaruhi tinggi rendahnya TFR? Penggunaan kb yg belum merata Sosial budaya : banyak anak banyak rejeki Pekerjaan

6. Bagaimana cara menangani kenaikan fertilitas? Penggalakan program KB : strategi dasar (mengadakan kembali KB di daerah2 dgn cara penyuluhan). Strategi operasional(dipantau, dievaluasi program KB, meningkatkan kualitas dari progam KB) Pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan : banyak sarjana menganggur sehingga seorang yg berpendidikan tdk menuntut ilmu yg dituntutnya Pemberdayaan perempuan Mortalitas > fertilitas tapi harus diimbangi dengan migrasi masuk. Disebut angka populasi nol Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan

7. Bagaimana cara menangani penurunan fertilitas? Pemerintah wajib memberi reward dan menanggung biaya hidup pasangan.

8. Apa saja program dari RPJMN?

9. Apa perbedaan pertumbuhan penduduk dan ledakan penduduk?Ledakan penduduk : peningkatan penduduk secara pesatPertumbuhan penduduk : peningkatan penduduk dari tahun sebelumnya

10. Peran BKKBN dalam menangani fertilitas?

STEP 71. Apa hubungan demografi dgn fertilitas? faktor demografi struktur umur Fertilitas cukup stabil hingga seorang perempuan mencapai usia 35 tahun. Sesudah itu, terjadi penurunan fertilitas secara bertahap. Saat menginjak usia 40 tahun, fertilitas menurun drastis. Oleh karena itu sangat penting bagi perempuan yang mendekati usia 35 tahun dan belum pernah hamil, untuk segera mencari perhatian medis. Hal tersebut menjadi mendesak bagi perempuan yang kian mendekati usia 40 tahun. umur kawin pertamasemakin muda umur perkawinan makin panjang masa reproduksinyabanyak anak yang dilahirkan (hubungan negative) tergantung kemampuan masing2Sumber : Dasar-Dasar Demografi, Lembaga Demografi FE UI Teori MalthusAliran ini dipelopori oleh Thomas Robert Malthus, seseorang pendeta Inggris, hidup pada tahun 1766 hingga tahun 1834. Pada permulaan tahun 1798 lewat karangannya yang berjudul: Essai on Principle of Populations as it Affect the Future Improvement of Society, with Remarks on the Speculation of Mr. Godwin, M. Condorcet, and Other Writers, menyatakan bahwa penduduk (seperti juga tumbuh-tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada pembatasan, akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi ini (Mantra, 2003:50).Tingginya pertumbuhan penduduk ini disebabkan karena hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan tidak bisa dihentikan. Disamping itu Malthus berpendapat bahwa manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan jauh lebih lambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk. Apabila tidak diadakan pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk, maka manusia akan mengalami kekurangan bahan makanan. Inilah sumber dari kemelaratan dan kemiskinan manusia. Hubungan fertilitas dengan sosial budayaFertilitas merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dalam kehidupan sehari-hari (dalam suatu komunitas sosial budaya tertentu) apabila seseorang dikatakan mandul (infertil), orang yang bersangkutan akan memiliki rasa beban dan tertekan dalam hidupnya, karena merasa bahwa dirinya tidak bisa menghasilkan keturunan yang nantinya dengan adanya keturunan itu, suatu keluarga akan melakukan suatu kegiatan atau prosesi upacara kebudayaan sesuai dengan tata sosial budaya yang berlaku di tempat mereka tinggal dan hidup.Hubungan fertilitas dengan kesehatan reproduksiKesehatan reproduksi sangatlah penting untuk dijaga pada masa-masa usia produktif, hal ini dikarenakan alat reproduksi yang sehat sangat berhubungan dengan tingkat fertilitas seseorang, walaupun dalam beberapa orang diketemukan kasus infertil. Pada dasarnya reproduksi yang sehat akan melahirkan generasi yang sehat pula, sehingga tingkat kesuburan (fertilitas) seseorang sangat terpengaruh dengan hal ini, karena akan dapat menghasilkan keturunan yang baik.Hubungan fertilitas dengan pekerjaanTingkat kesuburan (fertilitas) juga sangat dipengaruhi oleh pekerjaan seseorang, karena hal ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan hidup seseorang. Tentunya ada beberapa pekerjaan yang mendatangkan risiko-risiko tertentu yang akan membuat seseorang tersebut menjadi mandul (infertil) atau daya kesuburanya menurun. Dalam hal inilah seseorang akan mengalami suatu kedaan yang sulit, karena di satu sisi manusia harus memenuhi kebutuhan hidup, tetapi di satu sisi dalam menjalankan pekerjaan yang mereka lakukan, mereka harus menanggung risiko yang bahkan mungkin sangat berat untuk sebagian orang yaitu kemandulan (infertil), karena faktor-faktor dari pekerjaan yang dia lakukan.Hubungan fertilitas dengan kependidikanPendidikan adalah suatu upaya pengembangan daya pemikiran seseorang untuk menghasilkan suatu generasi yang berkualitas. Tentunya dalam hal ini sangat berkaitan dengan tingkat kesuburan manusia itu sendiri untuk menghasilkan keturunan yang lebih baik dan untuk menghasilkan generasi yang lebih baik pula. Melalui pendidikan inilah manusia akan mengetahui pentingnya kesuburan, dan kesehatan reproduksi untuk dapat menghasilkan keturunan, guna kelangsungan hidup jenisnya untuk menghindari kepunahan. Hubungan fertilitas dengan kependudukanMasalah kependudukan merupakan masalah yang paling mendasar dalam suatu negara, hal ini sangat berkaitan dengan angka fertilitas penduduk suatu negara untuk menghasilkan keturunan, sehingga apabila laju pertumbuhan penduduk disini tidak dikendalikan dengan baik, tentunya akan membawa dampak yang buruk bagi suatu negara, karena dapat dimungkinkan terjadi peledakan penduduk dimana perekonomian negara tidak akan sebanding dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah akibat pertumbuhan penduduk yang sangat cepat, akan mengakibatkan bencana nasional, seperti : kelaparan, angka penganguran yang tinggi, tindak kriminal yang tinggi, dan lain-lain.Hubungan fertilitas dengan PUS (Pasangan Usia Subur) Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan (dalam hal ini terdiri dari laki-laki dan perempuan) yang telah menginjak usia subur guna melangsungkan reproduksi untuk memperoleh keturunan. Pada saat ini sangat penting mengetahui tingkat kesuburan masing-masing pasangan untuk mendapatkan keturunan yang baik demi kelangsungan hidupnya dikemudian hari. Tingkat kesuburan seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti : kelengkapan organ-organ reproduksi, pola konsumsi yang baik, serta aktifitas atau kegiatan hidup sehar-hari, misalnya seperti bekerja. Untuk itulah pada Pasangan Usia Subur ini tentunya memiliki masa tingkat kesuburan yang baik untuk menghasilkan keturunan. Tetapi dalam hal ini pada beberapa negara menjadi permasalahan yang Sangat berarti, karena di negara yang memiliki jumlah penduduk usia muda yang berarti (tinggi) akan berdampak buruk, yaitu dengan terjadinya peledakan penduduk, yang juga akan berdampak buruk pula pada segala aspek bidang kependudukan dalam negara yang bersangkutan.Physical Of Demografi

2. Apa saja macam2 pengukuran fertilitas? Cara pengukuran fertilitasA. KUMULATIFMrngukur jumlah rat-rata anak yang telah dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhir batas usia subur.Pembagiannya : CBR, GFR, ASFRB. TAHUNANMengukur jumlah kelahiran pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang memiliki resiko melahirkan pada tahun tertentu.Pembagiannya : TFR, GRR, NRRYANG DIGUNAKAN UNTUK KEBERHASILAN PROGRAM KB ADALAH TFR.

a. Pengukuran fertilitas tahunanmengukur jumlah kelahiran pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tersebut. Tingkat fertilitas kasar (Crude Birth Rate)Tingkat fertilitas kasar didefinisikan sebagai banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun Tingkat fertilitas umum (General Fertility Rate)Adalah jumlah kelahiran hidup per.1000 wanita usia reproduksi (usia 14 14-49 atau 15 15-44 th th) ) pada tahun tertentu. Tingat fertilitas menurut umur (Age Specific Fertility Rate)Adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok umur dan tahun tertentu. Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran (Birth Order Specific fertility Rate)Adalah perhitungan fertilitas menurut urutan kelahiran bayi bayioleh oleh wanita pada umur dan tahun tertentu.b. Pengukuran fertilitas Kumulatifadalah mengukur jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia subur. Tingkat Fertilitas total (Total fertility Rate/ TFR)TFR didefinisikan sebagai jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan:a. Tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinyab. Tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu tertentuDalam praktek tingkat fertilitas total dikerjakan dengan menjumlahkan tingkat fertilitas perempuan menurut umur, apabila umur tersebut berjenjang lima tahunan, dengan asumsi bahwa tingkat fertilitas menurut umur tunggal bsama dengan rata-rata tingkat fertilitas kelompok umur lima tahunan, Gross Reproduction rate ( GRR)Ialah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tidakada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya, Net reproduction rate (NRR)ialah kelahiran jumlah bayi perempuan oleh sebuah kohor hipotesis dari 1000 perempuan dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalkan perempuan-perempuan itu sebelum mengakhiri masa reproduksinya.

Sumber : Baguoes Mantra,Ida.2010.Demografi Umum.Pustaka Pelajar,JakartaDoda, Johosua.1989. Pendidikan kependudukan dan lingkungan Hidup.P2LPTK,Jakarta Rusli,Said.1983. Pengantar ilmu Kependudukan, LP3eS, Jakarta

Macam macam pengukuran fertilitas tahunanA. Tingkat fertilitas kasar / CBR (Crude Birth Rate)Banyaknya kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun Rumus :

CBR = Bx k Pm

a. CBR : Crude Birth Rate atau tingkat kelahiran kasar b. B : jumlah kelahiran pada tahun tertentuc. Pm : penduduk pertengahan tahund. K: bilangan konstan yang biasanya 1000Sumber : Demografi Umum, Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph.D Kebaikan : Perhitungan ini sederhana, karena hanya memerlukan keterangan tentang jumlah anak yang dilahirkan dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun. Kelemahan : Tidak memisahkan penduduk laki-laki dan penduduk perempuan yang masih kanak-kanak dan yang berumur 50 tahun ke atas. Jadi angka yang dihasilkan sangat kasar.Sumber : Dasar-Dasar Demografi, Lembaga Demografi FE UIB. Tingkat fertilitas umum / GFR (General Fertility Rate)Membandingkan jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk perempuan usia subur (15- 49 tahun)Rumus :

GFR = B x k Pf (15-49)

a. GFR: tingkat fertilitas umum b. B: jumlah kelahiran c. Pf (15- 49): jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun pada pertengahan tahunSumber : Demografi Umum, Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph.D

Kebaikan : Ukuran ini lebih cermat daripada CBR karena hanya memasukkan wanita yang berumur 15-49 tahun atau sebagai penduduk yang exposed to risk. Kelemahan : Ukuran ini tidak membedakan risiko melahirkan dari berbagai kelompok umur, sehingga wanita yang berumur 40 tahun dianggap memiliki risiko melahirkan yang sama besarnya dengan wanita yang berumur 25 tahun.Sumber : Dasar-Dasar Demografi, Lembaga Demografi FE UIC. Tingkat fertilitas menurut umur/ ASFR (Age Spesific Fertility Rate)Membandingkan jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur tertentu (i) dengan jumlah perempuan kelompok umur tersebut (i) pada pertengahan tahun.

ASFRi = Bi x k pfi

a. ASFR : tingkat kelahiran untuk kelompok umur b. Bi: jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur i c. Pfi: jumlah perempuan kelompok i pada pertengahan tahun d. K: angka konstan = 1000Sumber : Demografi Umum, Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph.D Kebaikan : Ukuran lebih cermat dari GFR karena sudah membagi penduduk yang exposed to risk ke dalam berbagai kelompok umur. Dengan ASFR dimungkinkan pembuatan analisis perbedaan fertilitas menurut berbagai karakteristik wanita. Dengan ASFR dimungkinkan dilakukannya studi fertilitas menurut kohor. ASFR ini merupakan dasar untuk perhitungan ukuran fertilitas dan reproduksi selanjutnya (TFR, GFR, dan NRR). Kelemahan : Ukuran ini membutuhkan data yang terinci yaitu banyaknya kelahiran untuk tiap kelompok umur. Sedangkan data tersebut belum tentu ada di tiap Negara/ daerah, terutama di Negara yang sedang berkembang. Jadi pada kenyataannya sukar sekali mendapat ukuran ASFR. Tidak menunjukan ukuran fertilitas untuk keseluruhan umur 15-49 tahun.Sumber : Dasar-Dasar Demografi, Lembaga Demografi FE UID. Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran (Birth Order Specific Fertility Rate)Untuk mengukur tingggi rendahnya fertilitas suatu negara.

BOSFR = Boi x k Pf (15- 49)

a. BOSFR: tingkat fertilitas menurut ukuran kelahiran b. BOi: jumlah kelahiran urutan ke Ic. Pf (15-49): jumlah perempuan yang berumur 15 49 pertengahan tahund. K: angka konstan = 1000Sumber : Demografi Umum, Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph.D Macam macam pengukuran fertilitas kumulatif1. Tingkat fertilitas total / TFR (Total Fertility Rate)Jumlah kelahiran hidup laki- laki dan perempuan tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan :a. Tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya. b. Tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu tertentu.

Sumber : Demografi Umum, Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph.D2. Gross reproduction rates/ GRR (Gross Reproduction Rates)Jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksi dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhri masa reproduksinya, seperti tingkat fertilitas total.

Sumber : Demografi Umum, Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph.D3. Net reproduction rates / NRR (Net Reproduction Rates) Jumlah kelahiran bayi perempuan oleh sebuah kohor hipotesis dari 1000 perempuan dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalkan perempuan-perempuan itu sebelum mengakhiri masa reproduksinya. Angka ini memperhitungkan kemungkinan bayi perempuan meninggal sebelum mencapai masa reproduksinya asumsi yang dipakai adalah bayi perempuan tersebut mengikuti pola fertilitas dan mortalitas ibunya.Sumber : Demografi Umum, Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph.D

3. Apa dampak dari total fertilitas stagnan? DAMPAK NEGATIFPertumbuhan penduduk yang tinggi sebenarnya membawa beberapa keuntungan, di antaranya adalah ketersediaan tenaga kerja yang melimpah. Namun, jika pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak dibarengi oleh kebijakan pemerintah yang baik dalam menghadapi masalah ini, maka pertumbuhan penduduk yang tinngi hanya akan membawa dampak yang buruk bagi suatu Negara. Adapun dampak negatif yang ditimbulkan dari pertumbuhan penduduk yang tinggi adalah: dari segi Sosial ekonomiJumlah penduduk yang tinggi yang tidak dibarengi dengan lapangan kerja yang cukup hanya akan menimbulkan masalah kriminalitas. Orang yang tidak mempunyai pekerjaan bisa saja beralih menjadi criminal. Sebagai contoh, di kota-kota besar, banyak orang yang tidak mendapatkan pekerjaan yang mencukupi kebutuhannya. Mereka pun mencari nafkah dengan menjadi seorang kriminal seperti pencopet, perampok, dsb. Bukan hanya itu, dari segi sosial ekonomi, jumlah pertumbuhan penduduk yang tinggi yang tidak dibarengi dengan pendistribusian fasilitas yang merata akan mendorong terjadinya urbanisasi yang pada akhirnya akan memunculkan kelas sosial baru di masyarakat Ibukota. Adanya perumahan kumuh adalah contih konkrit dari masalah ini. Pendidikan dan kesehatanPemerintah menginginkan penduduknya memenuhi standar kehidupan internasional. Keinginan mereka itu diterjemahkan dengan membuat kebijakan-kebijakan yang dapat memajukan masyarakatnya dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Namun, jika jumlah penduduk pada suatu Negara melebihi batas normal. Maka kebijakan ini tidak dapat dilaksanakan.Sebagian besar penduduk tidak akan mendapatkan layanan kesehatan dan pendidikan yang memadai. Rendahnya kualitas pendidikan adalah salah satu faktor yang menyebabkan suatu negara rendah akan sumber daya manusianya. Lingkungan HidupJumlah penduduk harus berbanding lurus dengan luas pemukiman. Masalah terjadi ketika lahan untuk pemukiman tidak cukup lagi untuk menampung banyaknya penduduk. Untuk mengatasi masalah ini, penduduk pun mengubah lahan pertanian atau hutan menjadi areal pemukiman baru. Masalah tidak sampai di situ saja. Membuka lahan pertanian atau hutan menjadi lahan pertanian justrus menimbulkan masalah lingkungan.Lahan pertanian atau hutan yang di sulap menjadi areal pemukiman mengakibatkan hilangnya daerah resapan air. Sebab, lahan yang semula jadi resapan air kini di poles dengan semen dan beton. Sehingga air tidak dapat meresap. Banjir pun tidak terhindarkan.Selain itu, ketika membuka hutan menjadi areal pemukiman, penduduk biasanya membakar hutan tersebut. sebagai akibatnya timbullah polusi udara yang disebabkan oleh hutan yang terbakar. Hal ini tidak hanya menjadi masalah domestic bagi satu Negara. Tetapi juga menjadi masalah bagi Negara lain. Sebab, akibat dari tindakan ini juga dirasakan oleh Negara lain.Dampak Negatif Pertumbuhan Penduduk Lainnya: Lahan tempat tinggal dan bercocok tanam berkurang semakin banyaknya polusi dan limbah yang berasal dari rumah tangga, pabrik, perusahaan, industri, peternakan, dll Angka pengangguran meningkat Angka kesehatan masyarakat menurun Angka kemiskinan meningkat Pembangunan daerah semakin dituntut banyak Ketersediaan pangan sulit Pemerintah harus membuat kebijakan yang rumit Angka kecukupan gizi memburuk Muncul wanah penyakit baruDAMPAK POSITIFDampak positif dari banyaknya jumlah penduduk adalah mudah memperoleh tenaga kerja yang murah.juga pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Karena itu, meskipun program keluarga berencana (KB) digalakkan Indonesia, di sisi lain diperlukan angka pertumbuhan penduduk yang tinggi untuk meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi. Penyebab : Rendahnya kualitas pelayanan KB( terutama pelayanan unuk penduduk miskin Adanya rasa takut akan efek samping medis Hambatan social, budaya dan agama untuk menggunakan alat KBwww.mitrianti.org1. Demografi:struktur umur, perkawinan, umur kawin pertama, paritas, disrupsi perkawinan (kekacauan dalam rumah tangga), proporsi yang kawin.2. non demografi : keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan. Perbaikan status perempuan, urbanisasi, industry, factor psikologi.(Demografi)Strategi Menurunkan tingkat kelahiran, melalui usaha langsung dan tak langsung. Secara langsung melalui kegiatan penyebar-luasan dan penyediaan sarana Keluarga Berencana (KB) serta usaha meningkatkan pengetahuan dan praktek KB. Usaha tidak langsung melalui usaha mendorong keluarga melaksanakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera). Menurunkan tingkat kematian, terutama anak-anak melalui bidang kesehatan, pangan dan gizi, pendidikan, perumahan, penyediaan air bersih dan kesehatan lingkungan. Meningkatkan taraf hidup, yaitu meningkatkan umur rata-rata penduduk Indonesia. Penyebaran penduduk dan tenaga kerja yang serasi dan seimbang, melalui transmigrasi, pembangunan daerah, kota dan desa, pembangunan sarana perhubungan, dan pemerataan pembangunan.kebijaksanaan-pengelolaan-kependudukan.html

4. Apa yg mempengaruhi tinggi rendahnya TFR? Faktor-faktor penunjang tingginya angka natalitas dalam suatu negara antara lain:1)Kepercayaan dan agamaFaktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB banyak.

2)Tingkat pendidikanSemakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang merencanakan jumlah anak secara rasional.

3)Kondisi perekonomianPenduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara berlaku seperti itu maka penduduknya menjadi banyak.

4)Kebijakan pemerintahKebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran.

5)Adat istiadat di masyarakatKebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.

6)Kematian dan kesehatanKematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah akan menambah pula jumlah kelahiran.

7)Struktur PendudukPenduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih banyak anak-anak dan orang-orang tua usia).

Menurut Ida Bagoes Mantra (2004), terdapat sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi fertilitas yang dibedakan atas faktor-faktor demografi dan faktor-faktor non demografi. Faktor-faktor demografi antara lain: struktur atau komposisi umur, status perkawinan, umur kawin pertama, keperidian atau fekunditas, dan proporsi penduduk yang kawin. Faktor-faktor non demografi antaranya keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status wanita, urbanisasi dan industrialisasi. Faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh secara langsung ataupun tidak langsung terhadap fertilitas. Davis dan blake (1956 dalam Ida Bagoes Mantra,2004) memperinci pengaruh faktor sosial melalui 11 variable antara yang dikelompokkan sebagai berikut:a. Variable-variabel yang mempengaruhi hubungan kelamin Umur memulai hubungan kelamin (kawin) Selibat permanen, yaitu proporsi perempuan yang tidak pernah mengadakan hubungan kelamin Lamanya masa reproduksi yang hilang karena perceraian, perpisahan atau ditinggal pergi oleh suami, dan suami meninggal dunia. Abstinensi sukarela Abstinensi karena terpaksa (impotensi, sakit, berpisah sementara yang tidak dapat dihindari. Frekuensi hubungna seks.b. Variabel-variabel yang mempengaruhi kemungkinan konsepsi Kesuburan dan kemandulan yang disengaja Menggunakan atau tidak menggunakan alat kontrasepsi.(cara kimiawi dan cara mekanis atau cara-cara lain (seperti metoda ritma dan senggama terputus)) Kesuburan atau kemandulan yang disengaja.c. Variable-variabel yang mempengaruhi selama kehamilan dan kelahiran dengan Kematian janin karena faktor-faktor yang tidak disengaja Kematian janin karena faktor-faktor yang disengaja

Variabel-variabel tersebut dapat menimbulkan akibat positif (+) dan negatif (-) terhadap fertilitas. Akibat yang ditimbulkan variabel tersebut berbeda-beda antara masyarakat yang satu dengan lainnya.Misal pada suatu masyarakat, variabel 1 memiliki akibat positif karena pada daerah tersebut usia kawin mudanya tergolong rendah, pada daerah lain yang memiliki tingkat usia kawin muda tinggi, hal ini akan menimbulkan akibat negatif.

POLA FERTILITASPola Fertilitas menurut umur Angka kelahiran (yaitu fertilitas, dan bukan fekunditas) dimulai dari nol kira-kira pada umur 15 tahun, kemudian memuncak pada umur mendekati 30 tahun, sesudah itu menurun sampai nol lagi kira-kira pada umur 49 tahun. Puncak umur yang sebenarnya maupun angka penurunan sesudah puncak tersebut untuk masing-masing penduduk maupun di dalam lingkungan penduduk itu sendiri ternyata berbeda. Perbedaan itu tergantung dari kebiasaan perkawinan, sterilitas, praktik keluarga berencana, maupun faktor-faktor lain. Walaupun demikian perbedaan fertilitas itu lebih sering terjadi di dalam tingkat kurva ini, dan bukan dalam bentuk umum yang senantiasa konstan untuk setiap penduduk maupun dari waktu ke waktu.

Pola Fertilitas Menurut Perkawinan Semua ukuran fertilitas yang telah diuraikan dapat memberikan hasil perhitungan yang menyesatkan apabila angka perkawinan ternyata abnormal. Apabila karena beberapa alasan tertentu. Perkawinan untuk sementara waktu tertunda, dan kemudian disebabkan karena banyak fertilitas terjadi lebih awal di dalam perkawinan, maka jumlah kelahiran akan menurun, yang kemudian diikuti pula dengan kenaikan yang merupakan kompensasi dengan syarat bahwa fertilitas perkawinan total tetap konstan. Demikian pula apabila perkawinan secara temporer malah agak dipercepat, jumlah kelahiran akan meningkat, yang kemudian menurun lagi. fluktuasi jangka pendek yang disebabkan oleh perkawinan ini hendaknya dapat disingkirkan dengan meneliti fertilitas perkawinan, dan bukan fertilitas semua wanita. Di kebanyakan negara lebih dari 90% kelahiran terjadi sebagai hasil ikatan perkawinan dan sisanya dapat dihitung secara terpisah. Salah satu pola fertilitas yang umum ialah lamanya angka fertilitas yang menunjukkan jumlah kelahiran oleh 1000 wanita selama 0, 1, 2, ...dst tahun sesudah perkawinan. Pola tersebut dapat di hiting dengan cara membagi kelahiran oleh ibu dari pada lamanya perkawinan X dengan jumlah perkawinan X perkawinan X rahun sebelumnya untuk nilai X = 0,1, 2, ..., dst.

Pola Fertilitas Khusus Menurut Paritas Kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan program keluarga berencana yang semakin pesat telah cenderung menyebabkan perhatian semakin ditunjukkan ke arah pembentukan jumlah keluarga yang terakhir. Gangguan ekonomi dan soosial memang dapat mempengaruhi kelahiran selama satu jangka waktu tertentu, tetapi bagaimanapun jumlah keluarga yang dikehendaki akhirnya akan dapat dicapai, dan bahwa penduduk akan mengarah kepada frekuensi distribusi tertentu menurut besarnya keluarga. Jumlah kelahiran pertama, kedua, ketiga dan seterusnya per 1000 wanita yang berumur 15-49 tahun.

Sumber Pustaka:A.H. Polard.1984.Demografi Teknik.Bina Aksara:JakartaIda Bagoes Mantra.1956.Demografi Umum.Pustaka Pelajar:Yogyakarta_____.2011.Fertilitas Penduduk. diunduh dari http://widyaastuti-agrittude.blogspot.com/2011/11/fertilitas-penduduk.htmldiakses pada tanggal 16 Juli 2012 Kebijakanpro-natalisdananti-natalisdari pemerintah Tingkataborsi Struktur usia-jenis kelamin yang ada Kepercayaan sosial dan religius - terutama berhubungan dengan kontrasepsi Tingkat buta aksara pada wanita Kemakmuran secara ekonomi (walaupun pada teorinya ketika sebuah keluarga memiliki ekonomi yang baik, mereka mampu untuk membiayai lebih banyak anak, dalam praktiknya kemakmuran ekonomi dapat menurunkan tingkat kelahiran) Tingkat kemiskinan anak-anak dapat dijadikan sumber ekonomi pada negara berkembang karena mereka bisa menghasilkan uang (tenaga kerja anak) Angka Kematian Bayi - sebuah keluarga dapat mempunyai lebih banyak anak jika angka kematian bayi (Infant Mortality Rate/ IMR) tinggi. Urbanisasi Homoseksualitas- pria dan wanita homoseksual hampir seluruhnya tidak menjadi ayah dan ibu, mengurangi angka kelahiran tiap tahunnya. Usia pernikahan Tersedianya pensiun Konflik

5. Bagaimana cara menangani kenaikan fertilitas? Melaksanakan program transmigrasi. Melaksanakan program pemerataan pembangunan dengan cara mendistribusikan industri di pulau-pulau selain Pulau Jawa. Melengkapi sarana dan prasarana sosial masyarakat hingga ke pelosok desa.kebijaksanaan-pengelolaan-kependudukan.html

MalthusPreventive checks dapat dibagi menjadi dua, yaitu: moral restraint dan vice. Moral restraint (pengekangan diri) yaitu segala usaha untuk mengekang nafsu seksual, dan vice pengurangan kelahiran seperti: pengguguran kandungan, penggunaan alat-alat kontrasepsi, homoseksual, promiscuity, adultery.Positive checks adalah pengurangan penduduk melalui proses kematian. Apabila suatu wilayah jumlah penduduk melebihi jumlah persediaan bahan pangan, maka tingkat kematian akan meningkat mengakibatkan terjadinya kelaparan, wabah penyakit dan lain sebagainya. Proses ini akan terus berlangsung sampai jumlah penduduk seimbang dengan persediaan bahan pangan.Positive checks dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu: vice dan misery. Vice (kejahatan) ialah segala jenis pencabutan nyawa sesama manusia seperti pembunuhan anak-anak (infancitide), pembunuhan orang-orang cacat dan orang tua. Misery (kemelaratan) ialah segala keadaan yang menyebabkan kematian seperti berbagai jenis penyakit dan epidemic, bencana alam, kelaparan, kekurangan pangan dan peperangan. (Mantra, 2003:51)

Dalam masalah ini pemerintah telah mengambil kebijakan yang ditujukan untuk memperlamat tingkat pertumbuhan penduduk. Diantaranya adalah menganjurkan untuk kawin pada usia yang lebih tua, lebih sedikit anak dan dengan jarak yang lebih lama. Pemerintah juga mengadakan program keluarga berencana, dengan mendirikan klinik khusus untuk keperluan itu, dilengkapi dengan dokter dan bidan. Pemerintah harus memusatkan usahanya untuk memudahkan orang mendapatkan kontrasepsi, barangkali dengan harga yang disubsidi, melalui jaringan perdagangan sehari-hari seperti warung dan pedagang keliling.Sebaliknya dapat dikemukakan bahwa satu-satunya kontrasepsi yang aman dan dapat diandalkan untuk didistribusikan secraa komersial ialah kondom, yang menempatkan kesuburan secara tegas dalam pengendalian pria. Semua metode yang diterapkan kepada wanita memerlukan setidak-tidaknya semacam bantuan atau pengawasan professional, selain itu bila lebih perlu lagi, dilakukan pembedahan sterilisasi baik untuk wanita maupun pria.Selain itu pemerintah juga membuat kebijakan untuk membatasi kelahiran. Contohnya, pendidikan kependudukan disekolah-sekolah, ditariknya tunjangan keluarga setelah tiga anak, meningkatkan usia kawin minimal, menegaskan bahwa bantuan dibarengi adanya pengendalian penduduk dengan pembentukan badan-badan khusus untuk menangani masalah kependudukan, dan lebih banyak riset tentang pemilihan jenis kelamin anak, tegnologi kontrasepsi yang diperbaiki, dan tentang sarana-sarana social untuk mencapai tujuan fertilitas.

6. Bagaimana cara menangani penurunan fertilitas?

7. Apa saja program dari RPJMN? RPJM pertama(2005-2009)diarahkan untuk menata kembali dan membangunIndonesia disegala bidang yang ditujukan untuk menciptakan Indonesia yangaman dan damai,adil dan demokratis serta tingkat kesejahteraan rakyatnyameningkat.

RPJM kedua(2010-2014)ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembaliIndonesia disegala bidang dengan menekankan pada upaya peningkatan kualitasSDM termasuk pengembangan iptek serta penguasaan daya saingperekonomian.

RPJM ketiga(2015-2019)ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunansecara menyeluruh diberbagai bidang dengan menekankan pencapainan daya saing kompetitif perekonomian. Berlandaskan keunggulan SDA dan SDMberkualitas serta kemampuan yang terus meningkat.

RPJM keempat(2020-2025)ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesiayang mandiri,maju,adil dan makmur melalui percepatan pembangunan diberbagai bidang.hal ini dilakukan dengan menenkankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh belandaskan keunggulan kompetitifdiberbagi wilayah didukung SDM berkualitas dan berdaya saing

1. Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer (Primary Health Care)Puskesmas mempunyai fungsi sebagai pembina kesehatan wilayah melalui 4 jenis upaya yaitu: a. Meningkatkan dan memberdayakan masyarakat. b. Melaksanakan Upaya Kesehatan Masyarakat. c. Melaksanakan Upaya Kesehatan Perorangan. d. Memantau dan mendorong pembangunan berwawasan kesehatan. Untuk penguatan ke tiga fungsi tersebut, perlu dilakukan Revitalisasi Puskesmas, dengan fokus pada 5 hal, yaitu: 1) peningkatan SDM; 2) peningkatan kemampuan teknis dan manajemen Puskesmas; 3) peningkatan pembiayaan; 4) peningkatan Sistem Informasi Puskesmas (SIP); dan 5) pelaksanaan akreditasi Puskesmas. Peningkatan sumber daya manusia di Puskesmas diutamakan untuk ketersediaan 5 jenis tenaga kesehatan yaitu: tenaga kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga kefarmasian dan analis kesehatan.2. Penerapan Pendekatan Keberlanjutan Pelayanan (Continuum Of Care). Pendekatan ini dilaksanakan melalui peningkatan cakupan, mutu, dan keberlangsungan upaya pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita, remaja, usia kerja dan usia lanjut.3. Intervensi Berbasis Risiko Kesehatan. Program-program khusus untuk menangani permasalahan kesehatan pada bayi, balita dan lansia, ibu hamil, pengungsi, dan keluarga miskin, kelompok-kelompok berisiko, serta masyarakat di daerah terpencil, perbatasan, kepulauan, dan daerah bermasalah kesehatan.

1. Upaya KesehatanKesehatan Ibu dan Anak. Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan, namun masih jauh dari target MDGs tahun 2015, meskipun jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh antara lain kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor determinan lainnya. Penyebab utama kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan post partum. Penyebab ini dapat diminimalisir apabila kualitas Antenatal Care dilaksanakan dengan baik.Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kondisi ibu hamil tidak sehat antara lain adalah penanganan komplikasi, anemia, ibu hamil yang menderita diabetes, hipertensi, malaria, dan empat terlalu (terlalu muda 35 tahun, terlalu dekat jaraknya 2 tahun dan terlalu banyak anaknya > 3 tahun). Sebanyak 54,2 per 1000 perempuan dibawah usia 20 tahun telah melahirkan, sementara perempuan yang melahirkan usia di atas 40 tahun sebanyak 207.

Kematian Bayi dan Balita. Dalam 5 tahun terakhir, Angka Kematian Neonatal (AKN) tetap sama yakni 19/1000 kelahiran, sementara untuk Angka Kematian Pasca Neonatal (AKPN) terjadi penurunan dari 15/1000 menjadi 13/1000 kelahiran hidup, angka kematian anak balita juga turun dari 44/1000 menjadi 40/1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian pada kelompok perinatal disebabkan oleh Intra Uterine Fetal Death (IUFD) sebanyak 29,5% dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 11,2%, ini berarti faktor kondisi ibu sebelum dan selama kehamilan amat menentukan kondisi bayinya. Tantangan ke depan adalah mempersiapkan calon ibu agar benar-benar siap untuk hamil dan melahirkan dan menjaga agar terjamin kesehatan lingkungan yang mampu melindungi bayi dari infeksi.

Usia Sekolah dan Remaja. Penyebab kematian terbesar pada usia ini adalah kecelakaan transportasi, disamping penyakit demam berdarah dan tuberkulosis. Masalah kesehatan lain adalah penggunaan tembakau dan pernikahan pada usia dini (10-15 tahun) dimana pada laki-laki sebesar 0,1% dan pada perempuan sebesar 0,2%.

Usia Kerja dan Usia Lanjut. Selain penyakit tidak menular yang mengancam pada usia kerja, penyakit akibat kerja dan terjadinya kecelakaan kerja juga meningkat. Jumlah yang meninggal akibat kecelakaan kerja semakin meningkat hampir 10% selama 5 tahun terakhir. Proporsi kecelakaan kerja paling banyak terjadi pada umur 31-45 tahun. Oleh karena itu program kesehatan usia kerja harus menjadi prioritas, agar sejak awal faktor risiko sudah bisa dikendalikan. Prioritas untuk kesehatan usia kerja adalah mengembangkan pelayanan kesehatan kerja primer dan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja, selain itu dikembangkan Pos Upaya Kesehatan Kerja sebagai salah satu bentuk UKBM pada pekerja dan peningkatan kesehatan kelompok pekerja rentan seperti Nelayan, TKI, dan pekerja perempuan.

Gizi Masyarakat. Perkembangan masalah gizi di Indonesia semakin kompleks saat ini, selain masih menghadapi masalah kekurangan gizi, masalah kelebihan gizi juga menjadi persoalan yang harus kita tangani dengan serius. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014, perbaikan status gizi masyarakat merupakan salah satu prioritas dengan menurunkan prevalensi balita gizi kurang (underweight) menjadi 15% dan prevalensi balita pendek (stunting) menjadi 32% pada tahun 2014.

Penyakit Menular. Untuk penyakit menular, prioritas masih tertuju pada penyakit HIV/AIDS, tuberculosis, malaria, demam berdarah, influenza dan flu burung. Disamping itu Indonesia juga belum sepenuhnya berhasil mengendalikan penyakit neglected diseases seperti kusta, filariasis, leptospirosis, dan lain-lain. Angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti polio, campak, difteri, pertusis, hepatitis B, dan tetanus baik pada maternal maupun neonatal sudah sangat menurun, bahkan pada tahun 2014, Indonesia telah dinyatakan bebas polio.

Penyakit Tidak Menular. Kecenderungan penyakit menular terus meningkat dan telah mengancam sejak usia muda. Selama dua dekade terakhir ini, telah terjadi transisi epidemiologis yang signifikan, penyakit tidak menular telah menjadi beban utama, meskipun beban penyakit menular masih berat juga. Indonesia sedang mengalami double burden penyakit, yaitu penyakit tidak menular dan penyakit menular sekaligus. Penyakit tidak menular utama meliputi hipertensi, diabetes melitus, kanker dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Jumlah kematian akibat rokok terus meningkat dari 41,75% pada tahun 1995 menjadi 59,7% di 2007. Selain itu dalam survei ekonomi nasional 2006 disebutkan penduduk miskin menghabiskan 12,6% penghasilannya untuk konsumsi rokok.

Penyehatan Lingkungan. Upaya penyehatan lingkungan juga menunjukkan keberhasilan yang cukup bermakna. Persentase rumah tangga dengan akses air minum yang layak meningkat dari 47,7 % pada tahun 2009 menjadi 55,04% pada tahun 2011. Angka ini mengalami penurunan menjadi 41,66% pada tahun 2012, akan tetapi kemudian meningkat lagi menjadi 66,8% pada tahun 2013. Kondisi membaik ini mendekati angka target 68% pada tahun 2014.

Kesehatan Jiwa. Permasalahan kesehatan jiwa sangat besar dan menimbulkan beban kesehatan yang signifikan. Data dari Riskesdas tahun 2013, prevalensi gangguan mental emosional (gejala-gejala depresi dan ansietas), sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas. Hal ini berarti lebih dari 14 juta jiwa menderita gangguan mental emosional di Indonesia. Sedangkan untuk gangguan jiwa berat seperti gangguan psikosis, prevalensinya adalah 1,7 per 1000 penduduk. Ini berarti lebih dari 400.000 orang menderita gangguan jiwa berat (psikotis). Angka pemasungan pada orang dengan gangguan jiwa berat sebesar 14,3% atau sekitar 57.000 kasus gangguan jiwa yang mengalami pemasungan.Prioritas untuk kesehatan jiwa adalah mengembangkan Upaya Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat (UKJBM) yang ujung tombaknya adalah Puskesmas dan bekerja bersama masyarakat, mencegah meningkatnya gangguan jiwa masyarakat.

Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan. Sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 telah terjadi peningkatan jumlah Puskesmas, walaupun dengan laju pertambahan setiap tahun yang tidak besar (3-3,5%). Puskesmas yang pada tahun 2009 berjumlah 8.737 buah (3,74 per 100.000 penduduk), pada tahun 2013 telah menjadi 9.655 buah (3,89 per 100.000 penduduk). Dari jumlah tersebut sebagiannya adalah Puskesmas Perawatan, yang jumlahnya juga meningkat yakni dari 2.704 buah pada tahun 2009 menjadi 3.317 buah pada tahun 2013. Data Risfaskes 2011 menunjukkan bahwa sebanyak 2.492 Puskesmas berada di daerah terpencil dan sangat terpencil yang tersebar pada 353 Kabupaten/Kota.Dari sisi kesiapan pelayanan, data berdasarkan Rifaskes 2011 menunjukkan bahwa pencapaiannya belum memuaskan. Jumlah admisi pasien RS per 10.000 penduduk baru mencapai 1,9%. Rata-rata Bed Occupancy Rate (BOR) RS baru 65%. RS Kabupaten/ Kota yang mampu PONEK baru mencapai 25% dan kesiapan pelayanan PONEK di RS pemerintah baru mencapai 86%. Kemampuan Rumah Sakit dalam transfusi darah secara umum masih rendah (kesiapan rata-rata 55%), terutama komponen kecukupan persediaan darah (41% RS Pemerintah dan 13% RS Swasta).

2. Pemberdayaan Masyarakat Bidang KesehatanPersentase rumah tangga yang mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meningkat dari 50,1% (2010) menjadi 53,9% (2011), dan 56,5% (2012), lalu turun sedikit menjadi 55,0% (2013). Karena target tahun 2014 adalah 70%, maka pencapaian tahun 2013 tersebut tampak masih jauh dari target yang ditetapkan. Desa siaga aktif juga meningkat dari 16% (2010) menjadi 32,3% (2011), 65,3% (2012), dan 67,1% (2013). Target tahun 2014 adalah 70%, sehingga dengan demikian pencapaian tahun 2013 dalam hal ini sudah mendekati target yang ditetapkan.Hal yang membuat tidak maksimalnya pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat adalah terbatasnya kapasitas promosi kesehatan di daerah akibat kurangnya tenaga promosi kesehatan. Berdasarkan laporan Rifaskes 2011, diketahui bahwa jumlah tenaga penyuluh kesehatan masyarakat di Puskesmas hanya 4.144 orang di seluruh Indonesia.Tenaga tersebut tersebar di 3.085 Puskesmas (34,4%). Rata-rata tenaga promosi kesehatan di Puskesmas sebanyak 0,46 per Puskesmas. Itu pun hanya 1% yang memiliki basis pendidikan/pelatihan promosi kesehatan.

3. Aksesibilitas Serta Mutu Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.Pada periode 2010-2014, telah dimulai upaya perbaikan manajemen logistik obat dan vaksin, salah satunya melalui implementasi e-catalog dan inisiasi e-logistic obat. Pada tahun 2013, e-catalog telah dimanfaatkan oleh 432 Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota dan RS pemerintah, serta menghemat anggaran penyediaan obat hingga sebesar 30%. Sedangkan e-logistic, sampai dengan tahun 2013 telah terdapat 405 instalasi farmasi Kabupaten/Kota telah memanfaatkan aplikasi ini. Melalui e-logistic, pemantauan ketersediaan obat dan vaksin akan semakin real time dan memudahkan pengelolaannya bagi pelaksanaan program kesehatan.4. Sumber Daya Manusia Kesehatan.Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di RS, masih menghadapi kendala kekurangan tenaga kesehatan di Rumah Sakit. Pada tahun 2013 mencapai 29% dokter spesialis anak, 27% dokter spesialis kandungan, 32% dokter spesialis bedah, dan 33% dokter spesialis penyakit dalam. Dokter umum yang memiliki STR berjumlah 88.309 orang, sehingga rasio dokter umum sebesar 3,61 orang dokter per 10.000 penduduk. Padahal menurut rekomendasi WHO seharusnya 10 orang dokter umum per 10.000 penduduk.1. Penelitian dan Pengembangan. Penelitian dan pengembangan kesehatan diarahkan pada riset yang menyediakan informasi untuk mendukung program kesehatan baik dalam bentuk kajian, riset kesehatan nasional, pemantauan berkala, riset terobosan berorientasi produk, maupun riset pembinaan dan jejaring. Salah satu upaya ini terlihat dari beberapa terobosan riset seperti Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes), Riset Tanaman Obat dan Jamu (Ristoja), Riset Khusus Pencemaran Lingkungan (Rikus Cemarling), Riset Budaya Kesehatan, Riset Kohort Tumbuh Kembang dan Penyakit Tidak Menular (PTM), Riset Registrasi Penyakit dan Studi Diet Total.6. Pembiayaan Kesehatan7. Manajemen, Regulasi dan Sistem Informasi Kesehatan.Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2015-2019

8. Apa perbedaan pertumbuhan penduduk dan ledakan penduduk? PERTUMBUHAN PENDUDUKDefinisi :Perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu dibandingkan waktu sebelumnya.

Dinamika kemasyarakatan yang merupakan suatu kekuatan yang menambah dan mengurangi jumlah penduduk. Mekanisme laju pertumbuhan penduduk dapat kita lihat dalam 4 komponen kependudukan, yaitu: 1. Kelahiran (fertilitas) 2. Kematian (mortalitas) 3. In migration (migrasi masuk) 4. Out migration (migrasi keluar) .(Zulkarnain, 2006)

Kegunaan :Sebagai Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara dimasa yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk ini, tidak hanya di bidang sosial dan ekonomi tetapi juga di bidang politik misalnya mengenai jumlah pemilih untuk pemilu yang akan datang. Tetapi prediksi jumlah penduduk dengan cara seperti ini belum dapat menunjukkan karakteristik penduduk dimasa yang akan datang. Untuk itu diperlukan proyeksi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang membutuhkan data yang lebih rinci yakni mengenai tren fertilitas, mortalitas dan migrasi.

LEDAKAN PENDUDUK

Definisi ledakan penduduk :Perubahan keadaan penduduk dengan meningkatnya jumlah penduduk yang berlangsung secara pesat. Karena terjadi ledakan penduduk akan timbul masalah berikut.

a. Masalah kondisi sosial

b. Masalah koondisi fisik / lingkungan

9. Peran BKKBN dalam menangani fertilitas? Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak. Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun. Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke 2. Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.Sumber : Munir, Rozy.1981. dasar-dasar demografi. LEMBAGA Demografi FE UI, Jakarta. Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR) didukung oleh ketiga faktor strategi, yaitu (1) Peningkatan assets/capabilities remaja atau pengembangan segala sesuatu yang positif seperti terdapat pada diri remaja (pengetahuan, sikap, perilaku, hobi, minat dan sebagainya), (2) Pengembangan resources/oportunities, yaitu jaringan dan dukungan yang diberikan kepada remaja dan program PKBR oleh semua stakeholders terkait (orang tua, teman, sekolah, organisasi remaja, pemerintah, media massa, dan sebagainya), (3) Pemberian pelayanan kedua (second chance) kepada remaja yang telah menjadi korban Triad KRR, agar sembuh dan kembali hidup normal.

TUGAS POKOKMelaksanakan tugas pemerintahan dibidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.FUNGSI Perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana Penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria dibidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana Pelaksanaan advokasi dan koordinasi dibidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana Penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluargaberencana Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluargaberencana Penyelenggaraan pelatihan, peenelitian dan pengembangan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi umum dilingkungan keluarga berencana Pengelolaan barang milik/ kekayaan negara yg menjadi tanggung jawab BKKBN Pengawasan atas pelaksanaan tugas dilingkungan BKKBN Penyampaian laporan, daran dan pertimbangan di bidang pengendalian penduduk dan penyelengaraan keluarga berencanaKEWENANGAN Pembinaan dan peningkatan kemandirian keluarga bereencana Promosi dan pergerakan masyarakat yang didukung dengan pengembangan dan sosialisasi kebijakan pengendalian penduduk Peningkatan pemanfaatan sistem informasi managemen berbasis teknologi informasi Pelatihan, penelitian dan pengembangan program kependudukan dan keluarga berencana Peningkatan kualitas managemen program Penyusunan peraturan perundangan pengendalian penduduk Peerumusan kebijakan kependudukan yg sinergis antar aspek kuantitas, kualitas, dan mobilitas Penyediaan sasaran parameter kependudukan yang disepakati semua sektor terkaitwww.bkkbn.go.id

www.bkkbn.go.idGenRe adalah remaja dan pemuda yg memiliki pengetahuan, bersikap dan berperilaku sebagai remaja, untuk menyiapkan dan perencanaan yang matang dalam kehidupan berkeluargaRemaja dan pemuda GenRe mampu melangsungkan jenjang-jenjang pendidikan secara terencana, berkarir dalam pekerjaan secara terencana, dan menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus Kesehatan Reproduksi.TUJUANa) Tujuan UmumMemfasilitasi remaja belajar memahami dan mempraktikkan perilaku hidup sehat dan berahklak (healthy and ethical life behaviors) untuk mencaai ketahanan remajasebagai dasar mewujudkan GenReb) Tujuan Khusus Remaja memahami dan mempraktikkan pola hidup sehat dan berahklak Remaja memahami dan mempraktikkan pola hidup yang berketahanan Remaja memahami dan mempersiapkan diri menjadi Generasi Berencana IndonesiahSASARAN Remaja (10-24 tahun) dan belum menikah Mahasiswa/ mahasiswi belum menikah Kuluarga/ keluarga yang punya reemaja Masyarakat peduli remajaceria.bkkbn.go.id