Lbm 1 Pingsan Setelah Kepala Terbentur p

9
Step 7 1. Apa yang menyebabkan ngeluh nyeri kepala dan muntah beberapa kali sebelum pingsan? Cidera kepala TIK - oedem - hematom Respon biologi Hypoxemia Kelainan metabolisme Cidera otak primer Cidera otak sekunder Kontusio Laserasi Kerusakan Sel otak Gangguan autoregulasi rangsangan simpatis Stress Aliran darah keotak tahanan vaskuler katekolamin Sistemik & TD sekresi asam lambung O2 ggan metabolisme tek. Pemb.darah Mual, muntah Pulmonal Asam laktat tek. Hidrostatik Asupan nutrisi kurang Oedem otak kebocoran cairan kapiler Ggan perfusi jaringan oedema paru cardiac out put Cerebral

description

modul 14 nnm

Transcript of Lbm 1 Pingsan Setelah Kepala Terbentur p

Page 1: Lbm 1 Pingsan Setelah Kepala Terbentur p

Step 7

1. Apa yang menyebabkan ngeluh nyeri kepala dan muntah beberapa kali sebelum pingsan?

Cidera kepala TIK - oedem

- hematom

Respon biologi Hypoxemia

Kelainan metabolisme

Cidera otak primer Cidera otak sekunder

Kontusio

Laserasi Kerusakan Sel otak

Gangguan autoregulasi rangsangan simpatis Stress

Aliran darah keotak tahanan vaskuler katekolamin

Sistemik & TD sekresi asam lambung

O2 ggan metabolisme tek. Pemb.darah Mual, muntah

Pulmonal

Asam laktat tek. Hidrostatik Asupan nutrisi kurang

Oedem otak kebocoran cairan kapiler

Ggan perfusi jaringan oedema paru cardiac out put

Cerebral

Difusi O2 terhambat Ggan perfusi jaringan

Gangguan pola napas hipoksemia, hiperkapnea

Page 2: Lbm 1 Pingsan Setelah Kepala Terbentur p

Setelah cedera kepala, perlukaan dan perdarahan pada lambung jarang ditemukan, tetapi setelah 3 hari pasca cedera terdapat respon yang besar dan merangsang aktivitas hypthalamus dan stimulus vagus yang dapat menyebabkan langsung hiperacidium. Hypothalamus merangsang anterior hypofise untuk mengeluarkan steroid adrenal. Hal ini merupakan kompensasi tubuh dalam mengeluarkan kortikosteroid dalam menangani oedema cerebral. Hyperacidium terjadi karena adanya peningkatan pengeluaran katekolamin dalam menangani stres yang mempengaruhi produksi asam lambung.

(Sjamsuhidajat, R. Wim de Jong (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. EGC, Jakarta)

2. Mengapa ditemukan ekimosis periorbial bilateral?3. Bagaimana mekanisme penurunan kesadaan?4. Mengapa GCS menurun dan tidak didapatkan tanda lucid interval?5. Kenapa didapatkan battle’s sign bilateral?6. Apa yang menyebabkan otorhea DS?

Fraktur linier pada daerah temporal dapat merobek atau menimbulkan aneurisma pada arteria meningea media dan cabang-cabangnya; pada dasar tengkorak dapat merobek atau menimbulkan aneurisma a. karotis interna dan terjadi perdarahan lewat hidung, mulut dan telinga. Fraktur yang mengenai lamina kribriform dan daerah telinga tengah dapat menimbulkan rinoroe dan otoroe (keluarnya cairan serebro spinal lewat hidung atau telinga. (Chesnut RM, Gautille T, Blunt BA, et al. The localizing value of asymmetry in pupillary size in severe head injury: relation to lesion type and location. Neurosurgery.)

7. Apa hubungan tanda vital dengan keluhan yang diderita?8. Nilai-nilai GCS dan interpretasinya?

9. Apa jenis pemeriksaan radiologi dan apa hasilnya?

Hasil pemeriksaan laboratorium - Punksi lumbal dapat menegakkan adanya perdarahan subarachnoid dan

menentukan tekanan LCS- LCS tetap normal pada contusio otak atau edema cerebri- Pada contusio atau laceratio otak dapat dijumpai LCS yg berdarah dengan

tekananya yg meninggi Hasil pemeriksaan sinar – X

- Angiography cerebral dapat membantu memperlihatkan hematoma subdural atau intracerebral

Page 3: Lbm 1 Pingsan Setelah Kepala Terbentur p

- Pneumogram bermanfaat dalam memperlihatkan dilatasi, pergeseran atau distorsi ventrikel yg terjadi setelah cedera kepala

- CT scanning dapat mengungkapkan adanya hematoma intracerebral atau extracerebral, dilatasi, pergeseran atau distorsi ventrikel

Pemeriksaan khusus- Electroencephalography dapat menajdi pembantu diagnosa dan prognosa

pada kasus2 tertentu- Echoencephalogram dapat menunjukkan adanya pergeseran garis tengah

sebagaimana halnya pada contusio otak, hematoma dan edema cerebri - Brain scanning dapat memperlihatkan peningkatan uptake isotop didaerah

hematoma, contusio, atau edema- Psikometri sangat berguna setelah fase akut dlm menilai derajat dan tipe

defisit organik(neuroanatomi korelatif dan neurologi fungsional bagian 2 ; J.G Chusid)

10.DD1.Trauma kapitis Definisi

Trauma kapitis adalah trauma mekanik thd kepala baik secara langsung maupun tidak langsung yg menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial baik temporer maupun permanen.

(Konsensus Nasional Penanganan Trauma Kapitis dan Trauma Spinal, PERDOSSI)

Etiologi Klasifikasi

Berdasarkan patologi

1. Komosio serebri : trauma kepala yang tidak disertai kerusakan jaringan otak2. Kontusio serebri : trauma kepala yang disertai kerusakan jaringan otak3. Laserasi serebri : terlepasnya jaringan orak.B. Berdasarkan lesi

Lesi diffus Lesi kerusakan vaskuler otak Lesi fokal

- Kontusio dan laserasi serebri- Hematoma intrakranial

Hematoma ekstradural (hematoma epidural) Hematoma subdural Hematoma intraparenkimal

Hematom subarakhnoid Hematom intraserebral Hematom intraserebellar

C. Berdasarkan derajat GCS

Kategori GCS Gambaran Klinik CT Scan OtakMinimalRinganSedangBerat

1513-159-123-8

Pingsan (-), defisit neurologik (-)Pingsan <10 menit, defisit neurologik (-)Pingsan >10menit-6jam, defisit neurologik (+)Pingsan >6jam, defisit neurologik (+)

NormalNormalAbnormalAbnormal

(Konsensus Nasional Penanganan Trauma Kapitis dan Trauma Spinal, PERDOSSI)

Page 4: Lbm 1 Pingsan Setelah Kepala Terbentur p

Morfologi cedera: fraktur cranium( di atap otak maupun di dasar. tanda : ekimosis periorbital, kebocoran LCS, parase nervus facialisLesi intra cranial: kontusio, epidural, lesi difus

Diagnosis ditegakkan berdasarkan :

1. Anamnesis Trauma kapitis dengan atau tanpa gangguan kesadaran atau dengan

interval lucid Perdarahan / otorrhea / rhinorrhea Amnesia traumatika (retrograde / anterograde)

2. Hasil pemeriksaan klinis neurologis3. Foto kepala polos, posisi AP, lateral, tangensial4. Foto lain dilakukan atas indikasi termasuk foto servikal

Dari hasil foto, perlu diperhatikan kemungkinan adanya fraktur :

Linier Impresi Terbuka/tertutup

5. CT-Scan otak : untuk melihat kelainan yg mungkin tjd berupa Gambaran kontusio Gambaran edema otak Gambaran perdarahan Hematoma epidural Hematoma subdural Perdarahan subarakhnoid Hematoma intraserebral

(Konsensus Nasional Penanganan Trauma Kapitis dan Trauma Spinal, PERDOSSI)

-Biomekanisme trauma

-Penyebab

-Mekanisme

-Apa yang terjadi

-trauma primer dan sekunder

Cidera otak primer: Adalah kelainan patologi otak yang timbul segera akibat langsung dari trauma. Pada cidera primer dapat terjadi: memar otak, laserasi.

Cidera otak sekunder: Adalah kelainan patologi otak disebabkan kelainan biokimia, metabolisme, fisiologi yang timbul setelah trauma.

(Sjamsuhidajat, R. Wim de Jong (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. EGC, Jakarta)

- tanda dan gejala

-fisiologi tekanan intra cranial dan apa saj ayang mempengaruhi

Page 5: Lbm 1 Pingsan Setelah Kepala Terbentur p

Penyebab kenaikan tekanan intracranial:

(Ilmu Bedah Saraf Satyanegara Ed. IV, 2010)

-patogenesis trauma kapitis

a. trauma kapitis yg menimbulkan pingsan sejenak ( comosio serebri/gigar otak)trauma kapitis yg tampaknya berat / ringan bisa hanya mengakibatkan

pingsan sejenak dg / tanpa amnesia retrograd.

Tidak terdapat tanda2 kelainan neurologik, derajat kesadaran ditentukan oleh integritas ” diffuse ascending reticular system ”.

Pada waktu terjadi gerakan akslerasi pada kepala sec mendadak dapat meregangkan dan merentangkan sambungan antara batang otak yg pd ujung rostral bersambung dg otak dan pada ujung kaudalnya bersambung dg medula spinalis.

Peregangan menurut poros batang otak ini bisa menyebabkan blokade reversibel pd lintasan retikularis ascendens diffuse shg selama blokade itu berlangsung otak tidak mendapatkan ” input ” aferen, shg kesadaran menurun – derajat yg terendah ( pingsan ). Hilangnya blokade terhdap lintasan ascendens itu akan disusul dg pulihnya kesadaran.

b. trauma kapitis yg menimbulkan kelainan neurologik adanya contusio serebri, laserasio serebri, hemoragia subdural, hemoragia

epidural, hemoragia intraserebral akibat gaya destruksi trauma muncul mekanisme2 yg ikut menentukan lesi akibat trauma kapitis :

tekanan positif dan negatif

Page 6: Lbm 1 Pingsan Setelah Kepala Terbentur p

- tengkorak dianggap sbg kotak yg tertutup dg tekanan didalamnya tidak boleh berubah – ubah.

- TIK = jumlah total tekanan yg mewakili volume jar otak, volume cairan serebrospinal, volume darah intrakranial, merupakan hukum monroe-kellie pada wkt2 tertentu dpt meningkat krn peningkatan volume salah satu unsur tsb diatas.

- Misal : krn edema serebri, TIK , dg dikurangi volume darah intra kranium dan cairan serebrospinal, TIK bs kembali pd TIK yg semula. Proses peningkatan TIK dan mekanisme Homeostatis nya memakan waktu.

- Pada trauma kapitis lonjakan TIK terjd dlm wkt milidetik, shg mekanisme penurunan TIK belum sempat bekerja shg bs terdpt tekanan positif dan negatif setempat. Ini terjd pd trauma kapitis yg mengakibatkan indentasi tempat benturan / tamparan yg menjadi cekung sejenak utk menjdi rata kembali sperti keadaan semula.

- Tekanan positif mengakibatkan kompresi pada jaringan otak- Tekanan negatif mengakibatkan terpisahnya udara dari darah / cairan

serebrospinal, shg terjd gelembung2 udara yg berakibat terjdnya lubang2 ( kavitasi ) pada jaringan otak.

(neuroanatomi korelatif dan neurologi fungsional bagian 2 ; J.G Chusid)

-tanda dan gejala tekanan intra cranial yang meningkat

-pelajari tentang otak dan pelindungnya

SSP

1. Bagian- bagian SSPANATOMI SSP

Otak manusia merupakan struktur yg relatif kecil yaitu dng berat 1400 g dan merupakan 2% dari BB. Encephalon (otak) terdiri atas 3 subdivisi yaitu :

a. Hemispherium cerebrib. Truncus encephali (batang otak)c. Cerebellum Truncus encephali (batang otak) terdiri atas 3 bagian yaitu :

a. Mesencephalonb. Ponsc. Medulla oblongataHemispherium Cerebri

Terdiri atas :

Page 7: Lbm 1 Pingsan Setelah Kepala Terbentur p

- Substansia gricea / pallium sangat berlipat – lipat.Satu rigi lipatan cortex disebut gyrus sedangkan parit yg memisahkan gyrus cerebri disebut sulcus cerebri

Berdasarkan gyrus serebri dan sulcus cerebri yg konstan maka cerebrum dibagi menjadi 6 lobi, yaitu : lobus frontalis, lobus temporalis, lobus parietalis, lobus occipitalis, lobus insularis, lobus limbicus.

- Substansia albaTerdiri atas 3 jenis serabut yaitu :

1. neurofibrae projections (serabut proyeksi) menghantarkan impuls dari cortex ke bangunan di caudalnya atau sebaliknya

2. neurofibrae associations (serabut asosiasi) yg menghubungkan berbagai daerah cortex dalam hemispherium yg sama

3. neurofibrae commisurales (serabut commisura) serabut yg menghubungkan daerah2 antara kedua hemispherium cerebri

- Kumpulan neuron2 profunda yg disebut nuclei (ganglia) basalesKedua hemispherium cerebri terpisah satu sama lain oleh fissure longitudinal cerebri

(Systema Nervosum Centrale Laboratorium Anatomi FK UNDIP)

-hukum monroekelli

Membedakan EDH dan SDH

EDH: Pada hematom epidural, perdarahan terjadi di antara tulang tengkorak dan dura meter. Perdarahan ini lebih sering terjadi di daerah temporal bila salah satu cabang arteria meningea media robek. Robekan ini sering terjadi bila fraktur tulang tengkorak di daerah bersangkutan. Hematom dapat pula terjadi di daerah frontal atau oksipital. Gejala yang sangat menonjol ialah kesadaran menurun secara progresif. Pasien dengan kondisi seperti ini seringkali tampak memar di sekitar mata dan di belakang telinga. Sering juga tampak cairan yang keluar pada saluran hidung atau telinga. (Hafid A, Epidural Hematoma, Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi kedua, Jong W.D. EGC, Jakarta, 2004, 818-819)

SDH: Hematoma subdural adalah akumulasi darah dibawah lapisan duramater dan di atas lapisan arakhnoid, penyebabnya adalah robekan permukaan vena atau pengeluaran kumpulan darah vena. Terjadi paling sering akibatrobeknya vena bridging antara korteks cerebral dan sinus draining.

-pemeriksaan klinis dan neuologis pada pemeriksaan kepala

-tanda tanda lucid interval

Ketika kepala terbanting atau terbentur mungkin penderita pingsan sebentar dan segera sadar kembali. Dalam waktu beberapa jam , penderita akan merasakan nyeri kepala yang progersif memberat, kemudian kesadaran berangsur menurun. Masa antara dua penurunan kesadaran ini selama penderita sadar setelah terjadi kecelakaan di sebut interval lucid. Fenomena lucid interval terjadi karena cedera primer yang ringan pada Epidural hematom. Kalau pada subdural hematoma cedera primernya hampir selalu berat atau epidural

Page 8: Lbm 1 Pingsan Setelah Kepala Terbentur p

hematoma dengan trauma primer berat tidak terjadi lucid interval karena pasien langsung tidak sadarkan diri dan tidak pernah mengalami fase sadar. (Hafid A, Epidural Hematoma, Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi kedua, Jong W.D. EGC, Jakarta, 2004, 818-819)