Layout
Click here to load reader
-
Upload
ghea-amanda-nadzia -
Category
Documents
-
view
265 -
download
1
Transcript of Layout
KEPENTINGAN STRATEGIS KEPUTUSAN TATA LETAK
Tata letak merupakan suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah
operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak
menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta
kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif
membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah,
atau respons cepat.
Tujuan strategi tata letak adalah untuk membangun tata letak yang ekonomis yang
memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan. Perusahaan-perusahaan ini telah
melakukannya.
Dalam semua kasus, desain tata letak harus menpertimbangkan bagaimana untuk dapat
mencapai :
1. Utilitas ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi.
2. Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik.
3. Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman.
4. Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik.
5. Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak tersebut
akan perlu dirubah).
Untuk mendapat fleksibilitas tata letak, para manajer melatih pekerja mereka secara
bersilang, merawat peralatan, menjaga investasi tetap rendah, menemparkan sel kerja secara
berdekatan, dan menggunakan peralatan yang kecil dan mudah dipindahkan.
TIPE-TIPE TATA LETAK
Untuk mencapai tujuan ini, beragam pendekatan telah dikembangkan. Di antara
pendekatan tersebut, ada enam pendekatan dalam tata letak :
1. Tata letak dengan posisi tetap : memenuhi persyaratan tata letak untuk proyek yang
besar dan memakan tempat seperti proses pembuatan kapal laut dan gedung.
2. Taat letak yang berorientasi pada peoses : berhubungan dengan peroduksi dengan
volume rendah, dan bervariasi tinggi (juga disebut sebagai “job shop”, atau produksi
putus).
3. Tata letak kantor : menempatkan para pekerja, peralatan mereka, dan ruangan/kantor
yang melancarkan aliran informasi.
4. Tata letak ritel : menempatkan rak-rak dan memberikan tanggapan atas perilaku
pelanggan.
5. Tata letak gudang : melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan sistem
penangganan bahan.
6. Tata letak yang berorientasi pada produk : mencari uitilitas karyawan dan mesin yang
paling baik dalam produksi yang kontinu atau berulang.
Oleh karena hanya beberapa dari keenam golongan ini yang dapat dimodelkan secara
matematis, tata letak dan desain dari fasilitas fisik masi merupakan sebuah seni. Walaupun
demikian, telah diketahui bahwa sebuah tata letak yang baik perlu menentapkan beberapa hal
berikut :
1. Peralatan penanganan bahan : manajer harus memutuskan peralatan yang akan
digunakan, meliputi ban berjalan, juga kereta otomatis untuk mengirim dan menyimpan
bahan.
2. Kapasitas dan persyaratan luas ruang : desain tata letak dan penyediaan ruangan
hanya dapat dilakukan saat persyaratan jumlah kerja, mesin, dan peralatan diketahui.
3. Lingkungan hidup dan estetika : pemikiran mengenai tata letak sering membutuhkan
keputusan mengenai jendela, tanaman, dan tinggi partisi untuk memfasilitasi aliran
udara, mengurangi kebisingan, menyediakan keleluasaan pribadi, dan sebagainya.
4. Aliran informasi : komunikasi sangat penting bagi perusahaan dan harus dapat
difasilitasi oleh tata letak. Permasalahan ini mungkin menbutuhkan keputusan tentang
jarak, juga keputusan akan kah dibuat kantor pada ruangan terbuka menggunakan
perbatasan setengah badan atau kantor yang memberi keleluasaan pribadi.
5. Biaya perpindahan antar wilayah kerja yang berbeda : terdapat banyak pertimbangan
unik yang berkaitan dengan pemindahan bahan atau kepentingan beberapa wilayah
tertentu untuk didekatkan satu sama lain. Sebagai contoh memindahkan leburan baja
akan lebih sulit dibandingakan dengan memindahkan baja dalam keadaan dingin.
TATA LETAK DENGAN POSISI TETAP
Dalam tata letak dengan posisi tetap (fixed-position layout), yaitu proyek tetap berada
dalam satu tempat, sementara para pekerja dan peralatan datang pada tempat tersebut. Ada 3
(tiga) teknik untuk mengatasi tata letak dengan posisi tetap tidak dikembangkan dengan baik
dan kerumitannya bertambah karena adanya 3 faktor :
1. Terdapat tempat yang terbatas pada semua lokasi produksi.
2. Setiap tahapan yang berbeda pada proses konstruksi, membutuhkan bahan yang
berbeda oleh karena itu banyak hal menjadi penting sejalan dengan perkembangan
proyek.
3. Volume bahan yang dibutuhkan dinamis.
TATA LETAK BERORIENTASI PAD PROSES
Tata letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) dapat menangani
beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara tradisional untuk mendukung
sebuah strategi diferensiasi produk. Tata letak ini paling efisien disaat pembuatan produk yang
memiliki persyaratan berbeda, atau disaat penanganan pelanggan, pasien, atau klien dengan
kebutuhan yang berbeda. Tata letak yang berorientasi pada proses biasanya memiliki strategi
volume rendah dengan variasi tinggi. Pada lingkungan job shop seperti ini, setiap produk atau
setiap produk dalam kelompok kecil melalui urutan operasi yang berbeda. Sebuah produk atau
pesanan yang sedikit diproduksi dengan memindahkannya dari satu departemen ke
departemen lainnya dalam urutan yang diperlukan bagi produk tersebut. Contoh yang baik bagi
tata letak yang berorientasi pada proses adalah rumah sakit atau klinik.
Satu kelebihan utama dari tata letak ini adalah adanya fleksibilitas peralatan dan
penugasan tenaga kerja. Sebagai contoh, jika terjadi kerusakan pada suatu mesin, proses
produksi secara keseluruhan tidak perlu berhenti, pekerjaan dapat dialihkan pada mesin lain
dalam departemen yang sama. Tata letak yang berorientasi pada proses juga sangat baik untuk
menangani produksi komponen dalam batch yang kecil, atau disebut job lot, dan untuk
memproduksi beragam komponen dalam ukuran dan bentuk yang berbeda.
Kelemahan tata letak yang berorientasi pada proses terletak pada peralatan yang
biasanya memiliki kegunaan umum. Pesanan akan menghabiskan waktu yang sangat lama
untuk berpindah dalam sistem karena penjadwalan yang sulit, penyetelan mesin yang berubah,
dan penanganan bahan yang unik. Sebagai tamabahan, peralatan yang memilki kegunaan
umum membutuhkan tenaga kerja yang terampil, dan persediaan barang setengah jadi menjadi
lebih tinggi karena adanya ketidak seimbangan proses produksi. Tenaga kerja terampil yang
dibutuhkan juga meningkatkan pelatihan dan pengalaman yang dibutuhkan, dan jumlah barang
setengah jadi yang tinggi membutuhkan modal yang lebih banyak.
Dalam mendesain sebuah tat letak yang berorientasi pada proses, taktik yang paling
lazim digunakan untuk menyusun departemen atau stasiun kerja adalah untuk meminimalkan
biaya penanganan bahan. Dengan kata lain, departemen yang memilki aliran komponen atau
orang yang banyak di antara mereka harus didekatkan satu sama lain.
Dalam pendekatan ini, biaya penanganan bahan bergantung kepada :
1. Jumlah muatan (atau orang) yang harus dipindahkan di antara dua departemen selama
beberapa waktu dan
2. Biaya memindahkan muatan (atau orang) yang berkaitan dengan jarak antar
departemen. Biaya diasumsikan sebagai sebuah fungsi jarak antar departemen.
SEL KERJA
Pengaturan sel kerja digunakan disaat volume memerlukan pengaturan khusus mesin
dan peralatan. Dalam lingkungan manufaktur, teknologi kelompok mengindetifikasi produk yang
memiliki karakteristik sama dan memungkinkan tidak hanya batch tertentu ( sebagai contoh
beberapa unit dari produk yang sama ) tetapi juga sekumpulan bacth untuk, untuk diproses
dalam sel kerja tertentu. Sel kerja dapat dilihat sebagai sebuah kasus khusus dari tata letak
yang berorientasi pada proses. Walaupun ide sel kerja pertama kali diperkenalkan oleh R. E.
Flanders pada tahun 1925, hanya dengan meningkatnya penggunaan tegnologi kelompok maka
teknik tersebut semakin teruji .
Ide sel kerja (work sel ) adalah untuk mengatur ulang orang dan mesin yang biasanya
tersebar pada departemen proses yang beragam dan sewaktu-waktu mengatur mereka dalam
sebuah kelompok kecil, sehingga mereka dapat memusatkan perhatian dalam membuat satu
produk atau sekumpulan produk yang saling berkaitan. Oleh karena itu, sel kerja, dibangun
disekitar produk. Sebagai contoh, motorolla membentuk sel kerja untuk membangun dan
menguji sistem pengendali mesin pengujiuntuk traktor john deere. Sel kerja ini di konfigurasi
ulang sewaktu desain atau volume produk berubah. Keungulan sel kerja adalah :
1. Mengurangi persediaan bahan setengah jadi karena sel kerja di-set untuk menghasilkan
keseimbangan aliran dari mesin ke mesin .
2. Ruang yang dibutuhkan dibutuhkan lebih sedikit karena berkurangnya persediaan bahan
setengah jadi yang diperlukan diantara mesin .
3. Mengurangi persediaan bahan baku dan barang jadi karena adanya bahan setengah
jadi yang lebih sedikit, menyebabkan adanya pergerakan bahan yang lebih cepat
melalui sel kerja.
4. Mengurangi biaya tenaga kerja langsung karena adanya peningkatan komunikasi antar-
karyawan, aliran bahan yang lebih baik, dan penjadwalan yang lebih baik.
5. Meningkatkan partisipasi karyawan dalam organisasi dan produk karena karyawan
dapat menerima tanggung jawab yang lebih dari kualitas produk yang dikaitkan secara
langsung kepada mereka dan sel kerja mereka.
6. Meningkatkan penggunaan peralatan dan mesin karena adanya penjadwalan yang lebih
baik dan aliran bahanyang lebih cepat.
7. Mengurangi modal pada mesin dan peralatan karena tingkat pemanfaatan fasilitas yang
baik mengurangi jumlah mesin dan jumlah peralatan dan perkakas.
Persyaratan produksi selular meliputi:
1. Identifikasi keluarga produk, sering kali dengan menggunakan kode teknologi kelompok
atau yang sejenisnya.
2. Tingkat pelatihan dan fleksibilitas karyawan yang tinggi.
3. Sel kerja dibangun pertama kali oleh dukungan staf, atau karyawan yang fleksibel dan
imajinatif.
4. Pengujian (poka-yoke) terdapat pada setiap stasiun dalam sel .
Sel kerja dan lini perakitan terkadang diatur dalam sebuah bentuk U. Memiliki paling
tidak lima keuntungan dibandingkan dengan fasilitas berbentuk garis lurus:
1. karena tugas-tugas dapat dikelompokkan, maka pengujian dapat dilakukan segera;
2. pekerja yang diperlukan lebih sedikit;
3. para pekerja dapat menjangkau wilayah kerja secara lebih puas;
4. wilayah kerja dapat diseimbangkan secara lebih efisien; dan
5. komunikasi ditingkatkan.
Pusat Kerja yang Terfokus dan Pabrik yang Terfokus
Jika sebuah perusahaan telah mengidentifikasi sebuah keluarga atau sejumlah produk
yang serupa yang memiliki permintaan yang besar dan stabil, perusahaan ini dapat mengatur
sebuah pusat kerja yang terfokus. Sebuah pusat kerja yang terfokus (focused work center)
mengalihkan produksi dari yang memiliki tujuan umum, yang merupakan fasilitas yang
berorientasi pada proses menjadi sebuah sel kerjayang besar yang menjadi bagian dari pabrik
yang ada sekarang. Jika pusat kerja yang terfokus berada dalam fasilitas yang terpisah, hal ini
sering disebut sebagai pabrik yang terfokus (focused factory). Sebuah restoran cepat saji
merupakan pabrik yang terfokus –kebanyakan restoran jenis ini dapat di konfigurasi ulang untuk
menyesuaikan diri pada bauran produk dan volume secara mudah.
Table 9.2
Sel kerja, pusat kerja yang terfokus dan pabrik yang terfokus
Sel kerja Pusat kerja yang terfokus Pabrik yang terfokus
Adalah pengaturan mesin
dan karyawan pada
fasilitas yang pada
awalnya berorientasi pada
proses secara sementara .
Contoh : sebuah job shop
dengan mesin dan
karyawan yang diatur
untuk memproduksi panel
kendali yang unik
sejumlah 300 unit .
Adalah pengaturan mesin
dan karyawan pada
fasilitas yang pada
awalnya berorientasi pada
proses secara permanen .
Contoh : manufaktur
penahan pipa dilapangan
pembuat kapal .
Adalah sebuah fasilitas
permanen yang
memproduksi produk atau
komponen pada fasilitas
yang berorientasi pada
produk, banyak pabrik
yang terfokus yang saat ini
dibangun, pada awalnya
merupakan fasilitas yang
berorientasi pada proses .
Contoh : sebuah pabrik
yang memproduksi
mekanisme jendela mobil.
TATA LETAK KANTOR
Perbedaan utama antara tata letak kantor (office layout) dan pabrik adalah pada
kepentingan informasi.
Walaupun pergerakan informasi sekarang meningkat menjadi elektronik, analisis tata
letak kantor masih memerlukan pendekatan yang berdasarkan tugas. Oleh karena itu, para
manajer menguji pola komunikasi baik secara elektronik maupun tradisional, kebutuhan
pemisahan, dan kondisi-kondisi lain yang mempengaruhi efektivitas karyawan. Alat yang
berguna untuk analisis tersebut adalah diagram hubungan (relationship chart). Diagram ini,
menyiapkan sebuah kantor untuk insinyur software, yang menyatakan bahwa direktur teknologi
harus :
(1) dekat dengan wilayah para insinyur,
(2) kurang dekat dengan sekretaris dan pusat data, dan
(3) tidak perlu dekat dengan ruang fotokopi dan gudang.
Terdapat beberapa pertimbangan tat letak yang bersifat umum (beberapa dapat
diterapkan pada pabrik dan kantor). Pertimbangan ini berkaitan dengan kondisi kerja, kerja
sama tim,otoritas,dan status. Haruskah semua atau hanya sebagian wilayah kerja yamg diberi
AC? Haruskah semua karyawan menggunakan pintu masuk yang sama, toilet, lemari, dan
kantin? Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, keputusan tata letak merupakan
perpaduan antara seni dan ilmu. Hanya sebagian yang berupa ilmu-yang berkaitan dengan
aliran bahan dan informasi-yang dapat dianalisis dengan cara yang sama sebagaimana aliran
barang dalam tata letak proses.
Sebagai komentar terakhir pada tata letak kantor, harus diperhatikan bahwa terdapat
dua kecenderungan utama. Yang pertama, teknologi, seperti telepon genggam, pager, fax,
internet, kantor di rumah, komputer jinjing (laptop), dan PDA, menyebabkan tta letak semakin
fleksibel dengan memindahkan informasi secara elektronis. Yang kedua, perusahaan virtual.
menciptakan kebutuhan dinamis akan ruang dan jasa. Kedua perubahan ini cenderung
membutuhkan lebih sedikit karyawan untuk berada di kantor.
TATA LETAK RITEL
Tata letak ritel (retail layout) didasarkan pada ide bahwa penjualan dan keuntungan
bervariasi bergantung kepada produk yang dapat menarik perhatian pelanggan. Jadi, banyak
manajer operasi ritel mencoba untuk memperlihatkan produk-produk kepada pelanggan
sebanyak mungkin. Manajer operasi dapat mengubah keduanya, baik dengan pengaturan toko
keseluruhan maupun alokasi tempat bagi beragam produk dalam pengaturan toko tersebut.
Lima ide yang sangat berguna dalam menentukan pengaturan toko secara keseluruhan:
1 Tempatkan barang-barang yang sering dibeli oleh pelanggan di sekitar batas luar
toko. Itulah sebabnya mengapa sering ditemukan produk yang berbahan dasar susu
pada satu bagian supermarket yang bersebelahan dengan produk roti dan kue-kue.
2 Gunakan lokasi yang strategis untuk barang-barang yang menarik dan memiliki nilai
keuntungan besar, seperti peralatan rumah tangga, kosmetik, dan sampo.
3 Distribusikan yang dikenal oleh pedagang sebagai ”produk yang kuat” yaitu barang-
barang yang menjadi alasan utama pengunjung berbelanja pada kedua sisi lorong,
dan letakkan mereka secara tersebar untuk menjadikan pengunjung melihat lebih
banyak barang yang lain.
4 Gunakan lokasi di ujung lorong karena mereka memiliki tingkat eksposur yang tinggi.
5 Sampaikan misi toko dengan memilih posisi bagian yang akan menjadi perhentian
pertama bagi pelanggan. Sebagai contoh, jika makanan siap saji merupakan bagian
dari misi, maka tempatkan toko roti dan makanan di depan untuk menarik pelanggan
yang memiliki orientasi kenyamanan.
Tujuan utama tata letak ritel adalah untuk memaksimalkan keuntungan luas lantai per
kaki persegi (atau pada beberapa toko, pada panjang rak).
Sebagai tambahan, dan masih dalam perdebatan, permasalahan dalam tata letak
disebut sebagai slotting. Biaya slotting (slotting fees) adalah biaya yang di bayar oleh
produsen untuk menempatkan produk mereka pada rak di rantai ritel atau supermarket.
Servicescapes
Walaupun tujuan utama tata letak ritel adalh untuk memaksimalkan keuntungan,
terdapat beberapa aspek jasa yang harus dipertimbnagkan oleh para manajer. Untuk
mendapatkan tata letak jasa yang baik, sebuah perusahaan harus mempertimbangkan tiga
elemen :
1. Kondisi yang berkenaan dengan lingkungan, yaitu karakteristik latar belakang seperti
pencahayaan, suara, bau, dan suhu . semua faktornya ini mempengaruhi karyawan
dan para pelanggan, dan memeberikan dampak seberapa banyak pelanggan mau
mengeluarkan uang dan seberapa seberapa lama pelanggan ingin berada dalam
gedung .
2. Tata letak yang luas dan mempunyai fungs, meliputi rencana pola sirkulasi
pelanggan, karakteristik lorong, dan pengelompokan produk .
3. Tanda-tanda, simbol, dan patung, yang merupakan karakteristik desain bangunan
yang memiliki arti sosial .
TATA LETAK GUDANG DAN PENYIMPANAN
Tujuan tata letak gudang adalah untuk menemukan titik optimal di antara biaya
penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan luas ruang dalam gudang. Sebagai
konsekuensinya, tugas manajemen adalah memaksimalkan penggunaan setiap kotak dalam
gudang yaitu memanfaatkan volume penuhnya sambil mempertahankan biaya penanganan
bahan yang rendah. Biaya penanganan bahan adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan
trnsportasi barang masuk, penyimpanan, dan tranportasi bahan keluar untuk dimasukkan dalam
gudang. Biaya-biaya ini meliputi peralatan, orang, bahan, biaya pengawasan, asuransi, dan
penyusutan. Tata letak gudang yang efektif juga meminimalkan kerusakan bahan dalam
gudang.
Cross-Docking
Cross-docking berarti menghindari penempatan bahan atau barang-barang dalam gudang
dengan langsung memproses mereka saat diterima.
Penghitungan Persediaan secara Acak
Sistem penghitungan persediaan secara acak (random stocking) yang terkomputasi meliputi
tugas-tugas berikut:
1. Membuat daftar lokasi yang “terbuka”.
2. Membuat catatan persediaan sekarang secara akurat dan juga lokasinya.
3. Mengurutkan barang-barang dalam urutan tertentu untuk meminimalkan waktu
perjalanan yang dibutuhkan untuk “menjemput” pesanan.
4. Memadukan pesanan untuk mengurangi waktu penjemputan.
5. Menugaskan barang atau sekumpulan barang tertentu, seperti barang-barang yang
sering digunakan, pada wilayah gudang tertentu, sehingga jarak tempuh total dalam
gudang dapat dimeminimalkan.
Customizing
Kustomisasi gudang biasanya merupakan cara yang berguna untuk menghasilkan
keunggulan bersaing dalam pasar dimana terdapat perubahan produk yang sangat cepat.
Sebagai contoh, gudang bisa menjadi tempat di mana komponen komputer dipasang, software
dimuat, dan perbaikan dilakukan. Gudang juga dapat menyediakan label dan pengepakan yang
customized untuk pedagang eceran sehingga barang yang datang dapat langsung dipajang.
TATA LETAK PROSES PRODUKSI BERULANG DAN BERORIENTASI PADA PRODUK
Tata letak yang berorientasi pada produk disusun di sekeliling produk atau keluarga
produk yang sama yang memiliki volume tinggi, dan bervariasi rendah. Asumsi yang digunakan
adalah:
1. Volume yang ada mencukupi untuk utulisasi peralatan yang tinggi.
2. Permintaan produk cukup satabil untuk memberikan kepastian akan penanaman
modal yang besar untuk peralatan khusus.
3. Produk distandaridasi atau mendekati sebuah fase dalam siklus hidupnya, yang
memberikan penilaian adanya penanaman modal pada peralatan khusus.
4. Pasokan bahan baku dan komponen mencukupi dan mempunyai kualitas yang
seragam untuk memastikan bahwa mereka dapat dikerjakan dengan peralatan
khusus tersebut
Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu :
a. Lini pabrikasi : membuat komponen seperti ban mobil atau komponen logam
sebuah kulkas pada beberapa mesin .
b. Lini perakitan : meletakkan komponen yang diprabrikasikan secara bersamaan
pada sekumpulan staasiun kerja .
kedua lini ini merupakan proses yang berulang, dan dalam kedua kasus, lini ini harus
“seimbang”. Yaitu, waktu yang dihabiskan mengerjakan suatu pekerjaan harus sama atau
seimbang dengan waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan pekerjaan pada mesin berikutnya
pada lini pabrikasi, sebagaimana waktu yang dihabiskan pada satu stasiun kerja oleh seorang
pekerja dilini perakitan harus “seimbang”dengan waktu yang dihabiskan pada stasiun kerja
berikutnya yang dikerjakan oleh pekerjaan berikutnya .
tujuan tata letak yng berorientasi pada produk adalah untuk meminimalkan
ketidakseimbangan dalam lini pabrikasi atau perakitan .
keuntungan utama tata letak yang berorientasi pada produk adalah :
1. Rendahnya biaya variable per unit yng biasanya dikaitkan dengan produk yng
terstandarisasi dan bervolume tinggi .
2. Biaya penanganan bahan yng rendah .
3. Mengurangi persediaan barang setengah jadi .
4. Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah .
5. Hasil keluaran produksi yng lebih cepat
Kelemahan tata letak yang berorientasi pada produk adalah :
1. Dibutuhkan volume yang tinggi, karena modal yang diperlukan untuk menjalankan
proses cukup besar.
2. Adanya pekerjaan yang harus berhenti pada setiap titik mengakibatkan seluruh operasi
pada lini yng sama juga terganggu .
3. Fleksibilitas yang ada kurang saat menangani beragam produk atau tingkat produksi
yang berbeda .
Penyeimbangan lini perakitan
Lini perakitan biasanya dilaksanakan untuk meminimalkan ketidakseimbangan antara
mesin atau karyawan dan memenuhi output yng dibutuhkan dari lini perakitan, untuk dapat
memproduksikan pada tingkat tertentu, pihak manajemen harus mengetahui perkakas,
peralatan, dan metode kerja yang digunakan . kemudian persyaratan waktu untuk setiap tugas
perakitan . manajemen juga harus mengetahui hubungan prioritas antar aktivitas yaitu, urutan
beragam tugas yang harus dikerjakan .