Layanan Pendidikan ABK Di Sekolah Dasar

download Layanan Pendidikan ABK Di Sekolah Dasar

of 5

Transcript of Layanan Pendidikan ABK Di Sekolah Dasar

  • 7/25/2019 Layanan Pendidikan ABK Di Sekolah Dasar

    1/5

    layanan pendidikan ABK di sekolah Dasar

    BABII

    PEMBAHASAN

    Banyak kasus yang terjadi berkenaan dengan keberadaan anak berkebutuhan khusus disekolah-sekolah umum, termasuk di sekolah dasar (SD). Anak-anak tersebut memerlukan

    perhatian dan layanan pendidikan yang sesuai dengan kondisi dan keadaannya agar dapat

    mengembangkan kemampuannya seperti anak-anak normal lainnya. Pada dasarnya setiap anak

    adalah pribadi yang unik yang harus diperlakukan sesuai dengan keunikannya. Untuk dapat

    memberikan perlakuan yang tepat terhadap anak yang bersangkutan, seorang guru harus

    mengetahui apa keunikan atau kelainan yang dimiliki oleh anak didiknya. Untuk mengetahuinya,

    seorang guru perlu melakukan tahap identifikasi dan asesmen terhadap anak yang diduga anak

    berkebutuhan khusus, sehingga dapat memberikan layanan yang tepat.

    A. Identifikasi

    Anak berkebutuhan khusus perlu dikenal dan diidentifikasikan dari kelompok anak pada

    umumnya, oleh karena mereka memerlukan pelayanan yang bersifat khusus. Pelayanan tersebut

    bertujuan untuk membantu anak berkebutuhan khusus mengurangi keterbatasannya dalam hidup

    bermasyarakat. Dalam rangka mengidentifikasi (menemukan) anak dengan kebutuhan khusus,

    diperlukan pengetahuan tentang berbagai jenis dan tingkat kelainan organis maupun fungsional

    anak melalui gejala-gejala yang dapat diamati sehari-hari. Sehubungan dengan hal itu, maka

    disiapkan alat identifikasi anak berkebutuhan khusus berbentuk kelimat pertanyaan tentang

    gejala-gejala yang nampak pada anak dalam kesehariannya. Dengan alat identifikasi ini, secara

    sederhana dapat disimpulkan apakah seseorang tergolong anak berkebutuhan khusus atau bukan.

    Identifikasi adalah usaha untuk mengenali atau menemukan anak berkebutuhan khusus sesuai

    dengan ciri-ciri yang ada. Identifikasi yang dilakukan untuk menemukenali keberadaan anak

    berkebutuhan khusus di SD berorientasi pada ciri-ciri atau karakteristik yang ada pada seorang

    anak yang mencakup hal-hal sebagai berikut.

    1. Kondisi Fisik

    Mencakup keberadaan kondisi fisik secara keseluruhan (anggota tubuh) dan kondisi indera

    seorang anak, baik secara organik maupun fungsional, apakah kondisi yang ada mempengaruhi

    fungsinya atau tidak.

    2. Kemampuan Intelektual

    Mencakup kemampuan anak untuk melaksanakan tugas-tugas akademik di sekolah.

    3. Kemampuan Komunikasi

    Mencakup kesanggupan seorang anak dalam memahami dan mengekspresikan gagasannya

    dalam berinteraksi terhadap lingkungan sekitar, baik secara lisan maupun tulisan.

    4. Sosial Emosional

  • 7/25/2019 Layanan Pendidikan ABK Di Sekolah Dasar

    2/5

    Mencakup aktivitas sosial yang dilakukan seorang anak dalam kegiatan interaksinya dengan

    teman-teman maupun dengan gurunya serta perilaku yang ditampilkan dalam pergaulan

    kesehariannya.

    Ada beberapa teknik identifikasi secara umum, yang memungkinkan guru-guru untuk

    melakukannya sendiri di sekolah. Teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut.1. Observasi

    Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung

    terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan ecara sistematis

    tentang hal-hal tertentu yang diamati termasuk anak berkebutuhan khusus.

    Berdasarkan situasi yang diobservasi, observasi dibedakan menjadi:

    a. Observasi Langsung, dilakukan secara langsung terhadap siswa dalam lingkungan yang wajar

    dalam aktivitas keseharian.

    b. Observasi tak Langsung, dilakukan dengan menciptakan kondisi yang diinginkan untuk

    diobservasi.

    Berdasarkan keterlibatan pengobservasi, observasi debedakan menjadi:

    a. Partisipan, yaitu orang yang melakukan observasi turut mengambil bagian pada situasi yang

    diobservasi.

    b. Nonpartisipan, yaitu orang yang melakukan observasi berada di luar situasi yang sedang

    diobservasi, tujuannya agar tidak menimbulkan kecurigaan bagi anak yang diobservasi.

    2. Wawancara

    Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data dengan jalan mengajukan pertanyaan secara

    lisan kepada sumber data, dan sumber data memberikan jawaban secara lisan. Guru dapat

    melakukan wawancara terhadap siswa, keluarga, orangtua, teman seperrmainan, atau pihak lain

    yang dimungkinkan untuk dapat memberikan informasi tambahan mengenai keberadaan siswa

    tersebut.

    3. Tes

    Tes merupakan suatu cara untuk melakukan penilaian yang berupa suatu tugas yang harus

    dikerjakan oleh anak, yang akan menghasilkan suatu nilai tentang kemampuan atau perilaku

    anak yang bersangkutan. Untuk mengidentifikasi anak berkebutuhan khusus tes dapat dilakukan

    dalam bentuk perbuatan maupun tulisan. Dalam hal ini tes berupa buatan guru sendiri.

    4. Tes Psikologi

    Tes psikologi yaitu tes yang sangat popular dan sering digunakan dalam upaya identifikasi

    anak berkebutuhan khusus, karena memiliki akurasi yang lebih baik dari tes buatan guru, waktu

    pelaksanaan tes lebih singkat, dan dapat memprediksi apa-apa yang akan terjadi dalam belajar

    anak di tahap berikutnya. Untuk melihat tingkat kecerdasan seorang anak, tes psikologi

    merupakan salah satu instrumen yang lebih obyektif dan validitasnya telah teruji. Tes psikologi

    tidak hanya terbatas pada tes kecerdasan saja, tetapi juga digunakan untuk mengetahui

    kepribadian, perilaku, dan bakat khusus seseorang.

  • 7/25/2019 Layanan Pendidikan ABK Di Sekolah Dasar

    3/5

    B. Asesmen

    Asesmen adalah penilaian terhadap suatu keadaan, penilaian terhadap kondisi atau keadaan

    anak berkebutuhan khusus. Asesmen merupakan kelanjutan dari identifikasi. Hasil yang

    diperoleh dari asesmen pendidikan akan bermanfaat bagi guru sebagai panduan dalam dua hal

    pokok, yaitu perencanaan program dan implementasi program pembelajaran. Informasi yangdikumpulkan dalam asesmen hendaknya relevan dan komperhensif karena akan digunakan

    merencanakan tujuan dan penentuan sasaran pembelajaran serta strategi pembelajaran yang

    tepat.

    1. Tujuan Asesmen

    - Menyeleksi anak-anak yang termasuk anak berkebutuhan khusus

    - Menempatkan siswa sesuai dengan kemampuannya

    -Merencanakan program dan strategi pembelajaran

    -Mengevaluasi dan memantau perkembangan belajar siswa

    2. Langkah-Langkah dalam Asesmen

    - Menentukan cakupan dan tahapan keterampilan yang diajarkan- Menetapkan perilaku yang diases

    -Memilih aktivitas evaluasi (evaluasi khusus atau umum)

    - Pengorganisasian alat evaluasi

    -Pencatatan kinerja siswa

    - Penentuan tujuan pembelajaran khusus untuk jangka panjang dan jangka pendek

    3. Teknik Pelaksanaan Asesmen

    a. Observasi

    Mencakup pengamatan yang dilakukan secara seksama terhadap aktivitas belajar siswa, seperti

    cara belajar, kinerja, perilaku, atau kompetensi yang dicapai.

    b. Tes Formal

    Merupakan suatu bentuk tes yang telah distandarkan, yang memiliki acuan norma atau patokan

    dengan tolak ukur yang telah ditetapkan. Dalam konteks asesmen pendidikan anak berkebutuhan

    khusus sesungguhnya kurang cocok dilakukan karena tujuannya yang sangat spesifik mencakup

    persoalan-persoalan pendidikan yang unik yang dihadapi siswa berkebutuhan khusus secara

    individual.

    c. Tes Informal

    Merupakan tes yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang

    berkenaan dengan kompetensi dan kemajuan belajar anak berkebutuhan khusus yang disusun

    oleh guru. Tes ini digunakan secara intensif untuk mengetahui kompetensi-kompetensi khusus

    pada anak.

  • 7/25/2019 Layanan Pendidikan ABK Di Sekolah Dasar

    4/5

    d. Wawancara

    Merupakan usaha memperoleh informasi tentang anak anak berkebutuhan khusus dengan sasaran

    utama orangtua, keluarga, guru di sekolah, ataupun teman sepermainan.

    C. Pemberian layanan pendidikan

    Sebelum menentukan layanan pendidikan yang akan diberikan terhadap anak berkebutuhan

    khusus, seorang guru SD terlebih dahulu melakukan identifikasi yang dilanjutkan dengan

    asesmen terhadap anak yang diduga berkebutuhan khusus. Menemukan anak berkebutuhan

    khusus sangat penting dilakukan, mengingat kebutuhan layanan pendidikan bagi anak

    berkebutuhan khusus sangatlah spesifik, dengan keunikan yang dimiliki. Melalui asesmen

    permasalahan-permasalahan pendidikan khusus yang dialami anak akan diketahui, dalam bidang

    apa dan tentang persoalan yang dihadapinya.

    Salah satu program pembelajaran yang dirancang untuk anak-anak berkebutuhan khusus

    adalah program pembelajaran individual (PPI), yaitu program yang disusun sesuai dengan

    kebutuhan individu anak-anak berkebutuhan khusus. Pemberian layanan diberikan dengan

    menyusun rencana, aktivitas kegiatan, dan melakukan evaluasi. Semua program yang dilakukan

    terhadap anak berkebutuhan khusus harus memperoleh persetujuan orangtua murid.

    Idealnya semua siswa berkebutuhan khusus yang berkelainan fisik dan mental dilayani dengan

    PPI, terutama diperuntukkan bagi murid berkelainan pada tingkat sedang dan berat.

    Pengembangan PPI sesungguhnya tidak dapat dilakukan sendiri oleh seorang guru, tetapi harus

    ada koordinasi dengan berbagai pihak terkait di sekolah, dinas pendidikan, komite sekolah, dan

    orangtua murid. Langkah awal yang harus dilakukan untuk penyelenggaraan program PPI adalah

    membentuk tim penyusun program, dengan kerja awal melakukan diskusi dan menganalisis

    permasalahan yang dihadapi siswa, untuk selanjutnya dibuatkan program yang sesuai dengan

    kebutuhannya.

    Proses pengembangan PPI dapat dilakukan dengan mengikuti beberapa prosedur teknis, yaitu

    sebagai berikut.

    1.Mendeskripsikan kompetensi siswa secara rinci pada saat sekarang dalam berbagai bidang

    pelajaran.

    2.Merumuskan tujuan jangka panjang dan jangka pendek kegiatan pembelajara.

    3.Menentukan teknik dan akat evaluasi untuk mengetahui kemajuan yang telah dicapai.

    4.Mengembangkan ranah kurikulum yang akan dibuat atau dipropagandakan.

    5.Menetapkan strategi pembelajaran sesuai dengan penekanan pada ranah kurikulumnya.

    Dalam pelaksanaan program PPI harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya agar kompetensi

    yang diharapkan untuk mengatasi kesulitan akan lebih mudah dicapai. Selama kegiatan

  • 7/25/2019 Layanan Pendidikan ABK Di Sekolah Dasar

    5/5