LATIHAN KETERAMPILAN KLINIK 1 FK UMP blok 16.doc
-
Upload
muhammad-rizki-pratama -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of LATIHAN KETERAMPILAN KLINIK 1 FK UMP blok 16.doc
-
8/16/2019 LATIHAN KETERAMPILAN KLINIK 1 FK UMP blok 16.doc
1/5
LKK 2 BLOK 15: PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN, KOREKSI TAJAM
PENGLIHATAN DAN PEMBUATAN RESEP KACAMATA
PANDUAN BELAJAR PEMERIKSAAN VISUS DAN REFRAKSI
Landasan T!"#
Ketajaman penglihatan sentral diukur dengan memperlihatkan sasaran dengan berbagai ukuran
yang terpisah pada jarak standar dari mata. Setiap baris pada Snellen chart ditandai sebuah angka yangdisesuaikan dengan jaraknya, dalam satuan kaki atau meter, dan semua huruf dalam baris itu dapat
dibaca oleh mata normal. Setelah didapatkan visus kedua mata, dapat dilakukan koreksi apabila visus
tidak normal. Menentukan koreksi visus dilakukan dengan pemeriksaan refraksi menggunakan trial lens
hingga didapatkan visus normal.
Md#a P$%&a'a"an
1. Penuntun LKK 1 lok !" #K $MP
%. &uang periksa dokter
'. Pasien simulasi
(. Kursi
5. Trial frame
6. Trial lens
). Snellen *hart
8. Pinhole
+. Senter
1. Mistar pengukur
Lan()a* K"'a
1. Mengucapkan salam kepada pasien.
%. Memperkenalkan diri sebagai dokter yang bertugas.
'. Menanyakan identitas pasien.
(. Menjelaskan tujuan dan meminta i-in pasien.
. &uang pemeriksaan harus dengan penerangan cukup.
/. Pasien duduk pada jarak / m atau jarak m0% kaki menghadap lurus Snellen chart dengan
pandangan mata setinggi bagian tengah dari Snellen chart.
2ambar 1. *ara pemeriksaan visus dengan Snellen *hart
Sumber3 444.health.allrefer.com
). 5ika pasien memakai kacamata6lensa kontak, maka minta pasien untuk melepasnya.
7. iasakan untuk memeriksa mata kanan terlebih dahulu dan minta pasien untuk menutup mata
yang satu dengan menggunakan telapak tangan atau dengan alat 0trial frame + occluder .
+. Pasien diminta untuk melihat lurus ke depan dengan santai.
1. Pasien dipersilahkan untuk membaca huruf6gambar yang terdapat pada Snellen chart, dari yang
paling besar 0dari atas sampai pada huruf6gambar terkecil yang masih dapat terlihat oleh mata
pasien.
11. 5ika pasien hanya dapat melihat huruf pada Snellen chart dibaris 6%, a"+#na pasien hanya
dapat melihat pada jarak m yang pada orang normal dapat dibaca dari jarak %m 0visus 6%
1%. 8pabila penderita tak dapat melihat huruf6gambar terbesar yang terdapat pada Snellen chart,maka kita mempergunakan hitung jari.
1'. Penderita diminta untuk menghitung jari pemeriksa 0satu jari atau dua jari yang diletakkansecara hori-ontal di depan tubuh pemeriksa. Pemeriksa mulai pada jarak 1 m, lalu mundur
sampai posisi % m di depan pasien, dan seterusnya sampai posisi / m. 5ika penderita dapat
melihat pada jarak 1m, maka visus dinyatakan dalam 16/ 0dapat melihat jari pada jarak 1 meter,
yang pada orang normal dapat dilakukan pada jarak / m.
1(. 8pabila penderita tak dapat menghitung jari, maka dipergunakan lambaian tangan pemeriksa
pada jarak 1 m. 5ika penderita dapat mengidentifikasi arah gerak lambaian tangan pemeriksa,
maka visus dinyatakan 16'.
1. 8pabila lambaian tangan tak terlihat oleh penderita, maka kita periksa visusnya dengan cahaya
0sinar baterai. 8pabila pasien dapat melihat sinar tersebut maka visus dinyatakan dalam 16~
http://www.health.allrefer.com/http://www.health.allrefer.com/http://www.health.allrefer.com/
-
8/16/2019 LATIHAN KETERAMPILAN KLINIK 1 FK UMP blok 16.doc
2/5
0satu per tak terhingga. Kemudian sinar diarahkan ke empat kuadran penglihatan 0atas, ba4ah,kiri, kanan dan minta pasien menyebutkan arah datangnya sinar tersebut. 8pabila pasien dapat
menja4ab dengan benar, maka visusnya dinyatakan dalam 16~ , proyeksi sinar benar. ila pasien
menja4ab salah, maka visus dinyatakan dalam 16~ , proyeksi sinar salah.
1/. Setelah visus diketahui, dilakukan pmeriksaan menggunakan pinhole 0lubang kecil
1). ila dengan pinhole ada kemajuan pengelihatan ini berarti ada kelainan refraksi.
17. ila tidak ada kemajuan tajam pengelihatan ini berarti bukan kelainan refraksi
1+. ila penderita tidak dapat mengidentifikasi cahaya senter maka visus dinyatakan nol 09LP : no
light perception.
%. Setelah diketahui visus kedua mata, dilakukan koreksi dengan trial lens.%1. Pada mata dipasang trial frame, satu mata ditutup dengan occluder 0penghalang.
%%. Lensa negatif6positif terkecil dipasang pada bingkai.
%'. Penderita kembali diminta membaca huruf6gambar pada Snellen chart sampai baris terba4ah.
%(. ila masih belum dapat membaca baris terba4ah, lensa diganti dengan ukuran yang lebih besar,
hingga penderita dapat membaca baris terba4ah Snellen chart 0visus /6/.
%. Lakukan hal yang sama pada kedua mata.
%/. Setelah didapatkan ukuran lensa negatif6positif dengan koreksi terbaik pada kedua mata,
penderita diminta membaca huruf6gambar pada baris terba4ah Snellen chart dengan kedua mata
terkoreksi.
In+"-"+as# Has#&
a. "isus mata kiri 0";S3 normal 0/6/, tidak normal 0sebutkan nilai visusnya. b. "isus mata kanan 0";
-
8/16/2019 LATIHAN KETERAMPILAN KLINIK 1 FK UMP blok 16.doc
3/5
S : 5umlahkan secara aljabar antara S dan *yl 0 jadi se tanda=tandanya di jumlahkan 0=1.>0='.
* : $bah aja tandanya dari D ke > , atau sebaliknya
! : Aegak lurus dari a@is sebelumya 0 > atau D dengan +
Aerdapat ' jenis lensa3
E Lensa *embung 0konveks
Lensa ini bagian tengahnya lebih tebal, sedangkan ujungnya lebih tipis.
*ahaya dibiaskan ke 1 titik.
Lensa cembung digunakan pada kacamata untuk hiperopia dan pada resep diberi tanda positif 0>.
E Lensa *ekung 0konkaf
Lensa ini memiliki bagian tengah yang lebih tipis dan cahaya dibiaskan secara tersebar.
Lensa ini digunakan untuk mengkoreksi kelainan miopia dan memiliki tanda negatif 0=.
E Lensa Silindris
Lensa ini salah satu sisinya lebih melengkung dibandingkan dengan sisi yang lainnya.
Lensa silindris digunakan untuk memperbaiki astigmata.
Ca"a $n.s dan $$%a/a "s- )a/a$a+a
*ontoh 13 &6 Sferis Silindris 8@is
;< >%, >1, 17
;S >1,) >1, 17
&esep diatas dibaca sebagai berikut3
Mata kanan positif %,F positif 1,F a@is 17. Mata kiri positif 1,)F positif 1,F a@is 17.
Kolum sferis menunjukkan miopia atau hiperopia. Kolum silindris menunjukkan astigmata. Kolum a@is
menunjukkan orientasi dalam derajat dari bidang horisontal.
8ngka silindris menunjukkan perbedaan dioptri antara lengkung kornea terrendah dan lengkung kornea
tercuram.
Kekuatan lensa diukur dalam satuan dioptri, yang berdasarkan kepada banyaknya cahaya yang akan
dibiaskan melalui lensa.
5ika kekuatan lensa meningkat, maka ketebalan lensapun bertambah.
*ontoh %3 &6
Sferis Silindris 8@is Penambahan
;< 0mata kanan =1,% =%, + >1,
;S 0mata kiri =,) =%,% + >1,
Penambahan >1, kacamata bertujuan untuk koreksi kacamata silinder tersebut
&esep ini dibaca sebagai berikut3Mata kanan minus 1,%F minus %,F a@is +. Mata kiri minus ,)F minus %,%F a@is +.
8rtinya mata kanan menderita miop sebesar 1,% dioptri, astigmata sebesar %, dioptri dengan orientasi
silindris +.
Mata kiri menderita miop sebesar ,) dioptri, astigmata sebesar %,% dioptri dengan orientasi silindris +.
• 1, untuk membantu membaca.
Pn(.)."an Pupil Distance 0PD
1. $sahakan posisi pasien dan pemeriksa sejajar, baik secara horisontal maupun secara vertikal, tinggi
pasien dan pemeriksa harus sama.
%. 2unakan senter atau sumber cahaya yang cukup terang
'. 5arak pasien dan pemeriksa adalah senyaman kita artinya sepanjang tangan kita bisa menjangkau atau
sampai di muka pasien dengan memba4a P< &ule.
(. erikan cahaya ke mata pasien, jangan dari arah lurus mata pasien, namun dari arah tengah sedikit ke
atas atau ke ba4ah, dan yang harus diperhatikan adalah pandangan pasien, jangan melihat sumber
cahaya itu, karena jarak itu dianggap jarak dekat yang akan mempengaruhi jarak P
-
8/16/2019 LATIHAN KETERAMPILAN KLINIK 1 FK UMP blok 16.doc
4/5
7. $ntuk P< dekatnya pasien suruh lihat hidung kita atau pegang lampu di depan kita dan pasein
melihat lampu itu, maka P< yang kita ukur akan sebagai P< dekat.
+. 5adi yang di ukur adalah jarak sinar yang jatuh, bukan jarak pupil nya.
8tau bias juga dengan cara pengukuran limbus ke limbus, yaitu caranya
menempatkan skala nol pada limbus mata kanan bagian lateral, kemudian
membaca skala P< rule yang di mata kiri pada posisi limbus bagian medial atau nasal. 8tau sebaliknya untuk
mata kanan menempatkan skala nol pada limbus nasal atau medial dan membaca skala lainya pada limbus
bagian lateral atau temporal. *ara ini juga benar dan bisa juga dilakukan. namun demikian untuk tingkat
ketelitian dan kestabilan posisi mata pasien pengukuran dengan cara ini masih ada kelemahan, karena bisa
jadi saat kita membaca skala pada yang kiri atau pada angka besarnya, titik point yang nol tidak tepat karena
pasien bergerak matanya, sehingga perlu keahlian khusus artinya baca dengan cepat dan lakukan tidak hanya
sekali namun minimal ' kali, jika hasil beda cari rata=ratanya.
5adi yang paling bagus adalah dengan menggunakan Pupilometer
-
8/16/2019 LATIHAN KETERAMPILAN KLINIK 1 FK UMP blok 16.doc
5/5