LATIHAN

6
Gizi memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan selama siklus hidup manusia. Gangguan gizi pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya.be Kehamilan merupakan masa terpenting untuk pertumbuhan janin. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasila suatu kehamilan adalah gizi. Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Status gizi pada trimester pertama akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan embrio pada masa perkembangan dan pembentukan organ – organ tubuh (organogenesis). Pada timester II dan III kebutuhan janin terhadap zat –zat gizi semakin meningkat. Jika tidak terpenuhi, plasenta akan kekurangan zat makanan sehingga akan mengurangi kemampuannya dalam mensintesis zat-zat yang dibutuhkan oleh janin (Pratamawati, 2011). Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu kemungkinan luaran bayipada ibu dengan nutrisi yang tidak adekuat.bayi dengan BBLR tidak jarang diikuti dengan berbagai komplikasi, sehingga dapat berakibat kematian. Frekuensi BBLR di negara maju berkisar antara 3,6 – 10,8 %, di negara berkembang berkisar antara 10 – 43%. Rasio antara negara maju dan negara berkembang adalah 1 : 4 (Mochtar, 1998 dalam Rizka A, 2011). Di Indonesia,

description

xg

Transcript of LATIHAN

Gizi memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan selama siklus hidup manusia. Gangguan gizi pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya.beKehamilan merupakan masa terpenting untuk pertumbuhan janin. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasila suatu kehamilan adalah gizi. Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Status gizi pada trimester pertama akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan embrio pada masa perkembangan dan pembentukan organ organ tubuh (organogenesis). Pada timester II dan III kebutuhan janin terhadap zat zat gizi semakin meningkat. Jika tidak terpenuhi, plasenta akan kekurangan zat makanan sehingga akan mengurangi kemampuannya dalam mensintesis zat-zat yang dibutuhkan oleh janin (Pratamawati, 2011). Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu kemungkinan luaran bayipada ibu dengan nutrisi yang tidak adekuat.bayi dengan BBLR tidak jarang diikuti dengan berbagai komplikasi, sehingga dapat berakibat kematian. Frekuensi BBLR di negara maju berkisar antara 3,6 10,8 %, di negara berkembang berkisar antara 10 43%. Rasio antara negara maju dan negara berkembang adalah 1 : 4 (Mochtar, 1998 dalam Rizka A, 2011). Di Indonesia, berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)2002 -2003, angka kematian neonatal sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab utama kematian neonatal adalah BBLR, yaitu sebanyak 29% (Purwanto,2009). BBLR dapat dicegah dengan asupan nutrisi seimbang selama kehamilan.pada laporan pencapaian Milleneum Development Goals (MDGs), untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi masih ditemukan beberapa tantangan, diantaranya masih rendahnya status gizi dan kesehatan iu hamil (Bappenas, 2010). Rendahnya status gizi ibu hamil dapat disebabkan berbagai faktor, salah satunya adalah rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi.Kenaikan berat badan dapat dipakai sebagai indeks untuk menentukan status gizi wanita hamil. Seorang ibu hamil yang tercukupi kebutuhan gizinya akan mengalami kenaikan berat badan sebersar 11-13 kg atau ditandai dengan hasil pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas) lebih dari 23,5 cm yang merupakan indikator seorang ibu tidak mengalami Kekurangan Energi Kalori (KEK). Kondisi yang demikian diharapkan akan melahirkan bayi yang sehat dan ibu bisa menjalani kehamilan dan persalinan yang aman (Lubis, 2006).Masalah gizi yang sering dihadapi ibu hamil yaitu Kekurangan Energi Kalori (KEK) dan anemia. Salah satu cara untuk mengetahui apakah ibu hamil menderita KEK atau bila tidak ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm. jika ibu mengalami KEK saat kehamilan akan berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).Resiko melahirkan BBLR meningkat pada kenaikan berat badan yang kurang selama kehamilan (Marie, 2002). Untuk menghindari terjadinya kelahiran bayi BBLR atau dibawah 2500 gram, seorang ibu harus menjaga kondisi fisiknya dengan memcukupkan kebutuhan gizinya. Di samping itu harus berusaha menaikkan berat badan sedikitya 11 kg selama kehamilan (bertahap sesuai dengan usia kehamilan)(Widjaya, 2003)

Faktor yang mempengaruhi pertambahan berat badan pada masa kehamilan dan berat janin antara lain: makanan ibu sebelum dan selama kehamilan, usia ibu, urutan kelahiran, paritas, jenis kelamin janin, gaya hidup merokok, konsumsi alkohol, kejadian aneia kronis pada ibu pada ibu. (Coad, 2006)Pertumbuhan dan perkembangan janin sangat dipengaruhi oleh asupan gizi ibu hamil karena kebutuhan gizi janin brasal dari ibu dan status gizi juga sangat mempenagruhi kesehatan ibu hami (waryana, 2010).Asupan gizi yang lebih sangat dibutuhkan oleh ibu hamil. Selain kebutuhan gizi tubuh, ibu hamil juga harus memberikan nutrisi yang cukup untuk perkembangan janin serta kesehatan ibu. Pemenuhan kebutuhan gizi pada tiap trimester berbeda beda (Kristiyanasari, 2010).Gizi ibu hamil dapat terpenuhi dengan menjaga fisik dan pola hidup untuk mempertahankan kondisi tubuh tetap sehat dan janin berkembang normal, seperti makan makanan yang bergizi, istirahat, menghindari alkohol dan tidak merokok, serta menjaga pola makan (Walker WA, 2012).

Kegagalan pemberian ASI disebabkan karena kondisi bayi (BB:R, trauma persalinan, infeksi, kelainan kongenital, bayi kembar, dll) dan kondisi ibu pembengkakan, abses payudara, cemas/kurang percaya diri, anggapan yang salah tentang nilai susu botol, ingin bekerja, ibu kurang gizid dll. Selain itu penyebab kegagalan menyusui adalah karena Inisiasi yang terlambat, ibu belum berpengalaman, paritas, umur, status perkawinan, merokok, pengalaman menyusui yang gagal, tidak ada dukungan keluarga, kurang pengetahuan, sikap dan keterampilan, faktor sosial budaya dan petugas kesehatan, rendahnya pendidikan laktasi saat prenatal dan kebijakan rumah sakit yang kuang mendukung laktasi (brown, 2002)Kegagalan pemberian ASI disebabkan karena faktor status gizi ibu sebelum hamil, selama hamil dan selama menyusui. Hal ini terjadi karena selama menyusui, terjadi mobilisasi lemak tubuh ibu untuk memproduksi ASI dan simpanan lemak ibu dengan status gizi kurus lebih rendah dari simpanan lemak tubuh pada ibu normal. Status gizi ibu selam mennyusui merupakan efek dari sattus gizi ibu sebelum hamil dan selama hamil tergantung pada status gizi ibu sebelum hamil. Ibu yang memiliki status gizi baik selama hamil, cadangan lemak tubuh cukup untuk menyusui 4 6 bulan, tetapi ibu denga satus gizi yang kurangcadangan lemak tubuhnya kemungkinan tidak cukup untk menyusui bayinya 4 6 bulan (Irawati, 2003)