LATAR BELAKNG MASALAH (VENI INAFARIZA 110210302013)
-
Upload
veni-inafariza -
Category
Documents
-
view
49 -
download
0
description
Transcript of LATAR BELAKNG MASALAH (VENI INAFARIZA 110210302013)
Latar Belakang Masalah
(Di susun Guna memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian)
Oleh :
VENI INAFARIZA
110210302013
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
yang berjudul “ Latar Belakang Masalah.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan karya tulis ini.Semoga semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan karya tulis ini.
Penulisan menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna.Oleh
karena itu, penulis memohon maaf bila terjadi kesalahan.Penulis menerima segala
kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.Akhirnya penulis
berharap semoga makalah iini bermanfaat bagin kita semua.
Jember, 05 Oktober 2013
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI ….............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 5
2.1 Pengertian Latar Belakang Masalah .............................................. 5
2.2 Menyususn Latar Belakang Masalah............................................. 7
2.3 Menyusun latar belakang Masalah penilitian....................... 14
2.3.1 kualitatif....................................................................................... 14
2.3.2 kuantitatif..................................................................................... 15
2.3.3 Pengembangan............................................................................. 17
2.3.4 Kebijakan/Evaluai........................................................................ 17
2.3.5 PTK.............................................................................................. 19
2.3.6 Eks Post Facto.............................................................................. 19
BAB III PENUTUP......................................................................................... 21
3.1 Kesimpulan......................................................................................... 21
3.2 Saran................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 24
3
4
BAB. 1 PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang Masalah
Latar Belakang Masalah merupakan uraian informasi
sehubungan dengan timbulnya masalah penelitian.Informasi atau data
mengenai timbulnya masalah penelitian tersebut perlu di cari untuk
mengetahui kedudukan masalah dengan pasti. Apabila latar belakang
( informasi tentang seluk beluk masalah ) di pelajari dengan baik,
penelitian dapat di langsungkan dengan lancar dan hasilnya pun akan
berarti. (Hermawan wasito:1992, 22).
Pada awalnya sebelum kita melakukan sebuah penelitian,
seorang peneliti harus terlebih dahulu menjelaskan gagasannya dan
alasan-alasan kenapa suatu objek harus di teliti. Dan juga pihak-pihak
yang terkait ataupun yang mendukung dalam penilitian yang akan kita
teliti harus dapat memahami ide yang di kemukakannya, mengingat
suatu penelitian yang bersifat ilmiah atau bersifat terbuka.
Gagasan penelitian yang di kemukakan memang dapat di
verifikasi oleh pihak lain agar di jamin keaslian dari gagasan tersebut,
dengan keterbukaan sifat penelitian tersebut, dapat di hindarkan
duplikasi penelitian oleh pihak lain atau peneliti-peneliti yang
lainnya.juga penilaian yang di berikan oleh pihak lain akan sangat
berpengaruh terhadap rancangan penelitian yang kita lakukan, oleh
karena itu seorang peneliti harus terlebih dahulu meyusun latar belakang
masalah suatu penelitian yang mencerminkan pentingnya suatu masalah
yang kita teliti. Di sini saya akan menjelaskan apakah itu latar belakang
5
masalah dan apa saja permasalahan apa saja yang terjadi pada latar
belakang masalah.( Ibnu Subiyanto: 1997. 33).
Latar belakang masalah adalah bagian awal dalam membuat
tulisan terutama tulisan ilmiah seperti skripsi, paper atau bahkan laporan
penelitian.Latar belakang permasalahan merupakan kunci dari sebuah
proposal penelitian.Karena logika penelitian dilakukan berdasar adanya
fenomena problematik.Biasanya diuraikan dalam bentuk deduksi, yaitu
dimulai dari hal-hal umum dan diakhiri dengan pembatasan masalah.
Sehingga latar belakang harus menunjukkan sistematika yang menjurus
ke arah pemilihan suatu masalah tertentu.dan adapun beberapa model
yang di guanakan pada pembuatan Latar Belakang Masalah yaitu:
a. Menguraikan adanya kesenjangan antara kondisi objektif
dengan kondisi normatif/ asumsi-asumsi tertentu
b. Menggambarkan perkembangan Teori atau suatu kondisi
objektif tanpa membandingkannya dengan kondisi
normative.
Sebagai seorang peneliti, ketika kita ingin melakukan penelitian
kita harus mengetahui kenapa kita tertarik pada penelitian tersebut,
kenapa kita tertarik pada tema atau objek penelitian tersebut, sehingga
kita punya alasan untuk mengkonsep latar belakang masalah yang akan
di kerjakan.
Sering kali ketika melakukan sebuah penelitian, tetapi
kendalanya pasti berhenti di penyusunan Latar Belakang Masalah dari
pada menyusun bab yang lainnya, karena Latar belakang masalah
berada pada pendahulun yang menurup peneliti itu cukup menguras
6
waktu dan pikiran seorang peneliti dan latar belakang masalah juga
memerlukan ketelitian dan ketelatenan dalam membuatnya.
Kenapa latar belakang masalah itu sendiri penting?Karena
penelitian tidak mungkin dapat dilakukan tanpa ada masalah dan latar
belakang masalah itu sendri bersifat sentral. Dikatakan sentral, karena
nyaris dalam seluruh tahapan penelitian , seperti latar belakang masalah,
tujuan penelitian, kajian teori, penyusunan instrumen penelitian,
kesimpulan, saran dan sebagainya, semuanya akan bermuara dari
permasalahan yang telah terlebih dahulu dirumuskan.Karna itu dalam
pembahasan ini saya meengambil judul mengenai Latar Belakang
Masalah.Jika dalam pembuatan penelitian tidak di sertakan Latar
Belakang Masalh dengan cara yang benar, maka kemungkinan besar
Penelitian yang sedang di lakukan itu akan rancu dan mungkin juga
penelitian tersebut akan gagal, karna Latar Belakang Masalah juga Inti
pokok pikiran tentang Pembahasan yang kita lakukan dan dari membaca
Latar belakang Masalah tersebut pembaca akan mengerti atau atau
penelitian apa yang sedang kita kerjakan atau lakukan dan masalah apa
saja yang terdapat dalam pembahasan penelitian yang sedang dilakukan
bahkan dalam penyusunan Latar Belakang Masalah itu sendiri banyak
hal yang harus kita perhatikan baik dari segi penyusunannya ataupun
uraian-uraian yang harus di pahami oleh seorang peneliti.
7
1.2 Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pengertian Latar Belakang Masalah?
2. Bagaiamana menyusun Latar Belakang Masalah yang baik?
3. Bagaiaman penyusunan latar belakang Masalah dalam penelitian
Kualitatif, kuantitatif, Pengembangan, Kebijakan/Evaluasi, PTK,
eks post facto?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari latar Belakang Masalah
2. Mengetahui cara yang baik meyusun Latar Belakang Masalah dengan
benar
3. Mengetahui cara penyusunan latar Belakang kualitatif, kuantitatif,
pengembangan, Kebijakan/evaluai, PTK, Eks post facto
8
Bab 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah merupakan uraian informasi sehubungan
dengan timbulnya masalah penelitian. Informasi atau data mengenai
timbulnya masalah penelitian tersebut perlu di cari untuk mengetahui
kedudukan masalah dengan pasti, apabila latar belakang masalah
( informasi tentang seluk beluk masalah ) di pelajari dengan baik,
penelitian dapat di langsungkan dengan lancar dan hasilnya pun akan baik
(Hermawan wasito:1992, 22).
Latar Belakang adalah poin terpenting dalam penulisan laporan karya tulis
ilmiah; skripsi atau Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena Latar
Belakangmerupakan gambaran dari seluruh isi laporan. Pembaca akan
membaca seluruh laporan jika penyajian Latar Belakangmenarik pembaca
atau bahkan langsung menilai kualitas laporan hanya berdasarkan
pennyajian Latar Belakang.
Latar belakang masalah akan menguraikan alasan-alasan mengapa masalah
atau pertanyaan penelitian serta tujuan penelitian menjadi fokus penelitian.
Dalam latar belakang masalah harus jelas subtansi permasalahannya (akar
permasalahan) yang dikaji dalam penelitian atau hal yang menimbulkan
pertanyaan penelitian, yang akan dilakukan untuk menyiapkan skripsi.
Latar belakang masalah banyak hal yang bisa di kemukakan, dan
di sini lah kita sebagai mahasiswa perlu membandingkan penelitian yang
akan di ambil tersebut dengan penilitian yang lainnya yang saling berkaitan
ataupun yang saling mendukung lalu menuliskan dengan tepat apa
alasannya. Jadi bagian latar belakang ini sangat penting dan di letakkan
9
pada awal tulisan karya ilmiah seperti skripsi, penelitian dsb. Biasanya
dengan membaca latar belakang masalah terlebih dahulu maka orang akan
mengerti ataupun mengetahui inti dari penelitian/skripsi yang kita lakukan
tersebut.
Bagian latar belakang masalah ini diharapkan penulis menuliskan sebab-sebab
ia memilih judul atas permasalahan tersebut.Alasan-alasan yang dapat
dikemukakan antara lain:
a) Pentingnya masalah tersebut diteliti karena akan membantu pelaksanaan kerja
yang lebih efektif misalnya akan dicari pemecahannya karena berbahaya
apabila tidak.Jadi pentingnya diadakan penelitian.
b) Menarik minat peneliti karena dari pengalamannya peneliti mendapatkan
gambaran bahwa hal itu sangat menarik.
c) Sepanjang sepengetahuan peneliti belum ada orang yang meneliti masalah
tersebut.
Dari keterangan di atas bisa di simpulkan bahwasanya ketika kita
meneliti dalam merumuskan sebuah latar belakang masalah hendaknya kita
juga memperhatiakn secara teliti keafektifan data tersebut, apakah penelitian
tersebut nantinya akan di terima oleh pembaca atau tidak, sehingga tugas kita
sebagai peneliti tidak hanya sekedar meniliti saja, taapi juga bagaimana
caranya penelitian yang kita ambil itu juga bisa menarik minat, tentunya juga
harus menarik minat kita sendiri karena ketika kita meneliti suatu penelitian
dan kita merasa bahwa yang kita teliti sangat menarik maka kita akan lebih
serius lagi dalam meneliti atau lebih cermat lagi dalam melakukan sebuah
penelitian.
10
Seorang peneliti harus mengerti resiko penelitian ketika kita sudah melakukan
peneltian agar kita sebagai peneliti sudah mengerti atau tau dengan kondisi-
kondisi yang memungkinkan akan terjadi,
Latar belakang dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa
masalah dalam penelitian ingin diteliti, pentingnya permasalahan dan
pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut baik dari
sisi teoritis dan praktis. Dan dalam sebuah pernyataan yang say abaca
bahwasannya Latar Belakang masalah adalah informasi yang tersusun
sistematis berkenaan dengan fenomena dan masalah problematik yang menarik
untuk di teliti. Masalah terjadi saat harapan idela akan sesuatu hal tidak sama
dengan realita yang terjadi. Tidak semua masalah adalah fenomena dan
menarik.Masalah yang fenomenal adalah saat menajdi perhatian banyak orang
dan di bicirakan di berbagai kalangan di masyarakat dan tidak fenomenal
karena masyarakat belum mengenal atau masih belum jelas kebenaran dari data
tersebut hanya sekedar mengetahui saja.
2.2 Menyusun latar Belakang masalah
latar Belakang Masalah, peneliti harus menceritakan hal-hal yang
melatar belakangi mengapa peneliti memilih judul tersebut. Peneliti dalam latar
belakang masalah ini seolah-olah sebagai seorang mata-mata yang sedang
mengamati situasi lingkungan tempat kejadian perkara.Untuk memunculkan
alasan-alasan memilih judul tersebut, peniliti dapat mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku, tetapi belum afektif pelaksanannya.Latar
belakang masalah dapat pula mengacu pada krisis ideology, politik, ekonomi,
social, budaya, pertahanan dan keamanan.Latar belakang masalah di tutup
dengan kalimat kunci yang menekankan pentingnya masalah tersebut untuk
11
segara di teliti dan dampaknya jika penelitian itu di tunda-tunda untuk tidak
diteliti. Dan biasanya jumlah halaman itu tergantung pada jumlah halaman
seluruh proposal penelitian atau laporan penelitian itu sendiri. Jadi bisa di
pastikan jangan sampai latar belakang masalah yang ada pada proposal atau
yang ada pada Bab 1 jumlahnya lebih banyak dari bab-bab lainnya, kecuali bab
terakhir yaitu, kesimpulan dan saran. ( Husaini Usma: 2009. 17-18).
Penelitian yang sistematis diawali dengan suatu persoalan. Jhon Dewey
menyebutkan bahwa langkah pertama dalam metode ilmiah adalah pengakuan
akan adanya kesulitan, hambatan, atau masalah yang membingungkan peneliti.
Rumusan dari masalah-masalah itu yang kemudian diungkapakan dalam
rangkaian deskripsi yang biasa disebut latar belakang.Pemilihan dan
perumusan masalah adalah salah satu aspek yang paling penting dalam
pelaksanaan penelitian dalam bidang apa saja. Para peneliti pemula kadangkala
terkejut melihat bahwa permulaan ini kerapkali memakan sebagian besar
waktu yang mereka pergunakan untuk proyek penelitian mereka.Padahal
penelitian tidak dapat dilakukan sebelum suatu masalah dapat diidentifikasi,
dipikirkan secara tuntas, dan dirumuskan dengan baik.Namun terkadang,
peneliti pemula sudah mampu mengidentifikasi, dan merumuskan masalah
mereka, tapi hanya dalam nalar dan konsep mereka dan tidak mampu
menuangkan dalam rangkaian tulisan.Dan adalam sebuah penelitian sebagai
peneliti pemula kita sering bertanya-tanya tentang bagaimana kita bisa
menemukan persoalan dalam penelitian?meskipun tidak ada kaidah yang pasti
terhadap rumusan persoalan penelitian, yang jelas, masalah adalah sesuatu
yang bukan atau tidak menjadi harapan kita. Namun ada beberapa hal yang
terbukti menjadi sumber masalah penelitian, yaitu pengalaman, deduksi dari
teori, dan literatur yang ada kaitannya.Dari ketiga hal tersebutlah rumusan
12
masalah dari suatu penelitian dideskripsikan. Para peneliti pemula sering
mempunyai pengertian umum tentang persoalannya, tapi menemukan kesulitan
untuk merumuskannya sebagai suatu persoalan penelitian yang dapat di
kerjakan, Mereka menemukan kenyataan bahwa pengertian umum mereka
yang semula, meskipun cukup memadai untuk komunikasi dan pemahaman
masih belum cukup spesifik untuk memungkinkan pemecahan persoalan secara
empiris. Mereka tidak dapat melangkah maju sebelum dapat menyatakan suatu
persoalan konkrit yang dapat diteliti.
Peneliti harus dapat menetapkan dengan tegas indikator keefektifan apa
yang akan digunakan, atau apa yang akan ia lakukan untuk mengetahui ada
atau tidak adanya gejala yang dimaksud dengan konsep keefektifan itu. Hal ini
juga berlaku bagi istilah-istilah lainnya. Dengan kata lain, ia harus memberi
batasan terhadap variabel-variabel persoalan itu secara operasional. Untuk
merumuskan konsep-konsep secara operasional, ia harus menetapkan suatu
tingkah laku atau kejadian lahir yang dapat diamati dan diukur secara
langsung, oleh dirinya sendiri dan orang lain. Untuk menyelesaikan masalah
perumusan masalah ini, yang pertama yang harus diketahui bahwa bentuk
deskripsi permasalahan atau latar belakang masalah yang tertuang adalah
berbentuk piramida terbalik.Seorang peneliti mula-mula harus menentukan
pokok persoalan penyelidikan yang bersifat umum, pilihan seperti itu bersifat
sangat pribadi dan tergantung dari kemauan dan peguasaan peneliti dalam
menguraikan masalahnya, tetapi hendaknya masalah umum tersbut benar-benar
dikuasai dan merupakan bidang yang menarik dan berkaitan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kalau tidak, akan sulit mengarahkan
deskripsi permasalahan yang mengkrucut kepada masalah yang akan diteliti.
Pengetahuan, pengalaman dan lingkungan peneliti, biasanya menjadi alternatif
13
pilihan untuk hal ini.Setelah dipilih pokok persoalan yang bersifat umum tadi,
kemudian dipersempit kepada hal yang sifatnya pertengahan, dalam artian
seorang peneliti mendeskripsikan sesuatu sebagai penyambung atau penengah
antara persoalan umum tadi dengan hal yang sempit.Hal yang bersifat umum
tadi dipersempit sampai menjadi persoalan yang mengkhusus dan menjurus
dan menetukan pertanyaan yang harus dijawab. Peneliti juga harus menyatakan
dengan tepat kemungkinan apa yang akan dilakukan untuk menjawab
pertanyaan itu. Salah satu sumber yang paling berguna bagi para peneliti
pemula adalah pengalaman mereka sendiri. Banyak keputusan yang harus
diambil setiap hari tentang kemungkinan pengaruh praktek-praktek terhadap
tingkah-laku yang akan dijadikan masalah penelitian. Pendekatan ilmiah
terhadap praktek menetapkan bahwa keputusan tentang bagaimana melakukan
sesuatu di bidang pendidikan hendaknya didasarkan pada bukti-bukti empiris,
bukan pada firasat, kesan, dan perasaan.
Latar Belakang penelitian mengemukakan dan meletakkan penelitian
dalam keilmuan yang menjadi perhatian peneliti. Karena itu dalam latar
belakang ini di uraikan :
1. Pernyataan tentang gejala/fenomena yang akan di teliti, boleh dia angkat
dari masalah yang teoristis atau di angkat dari masalah praktis.
2. Argumentasi tentang pemilihan topic penelitian (menunjukan
permasalahn sebagai perbedaan antara das sein dan das sollen ( konsep
atau teori yang ada ).
3. Situasi yang melatar belakangi penelitian atau masalah penelitian ( yang
di permasalahkan ).
4. Penelitian terdahulu yang bersangkut paut dengan masalah.
14
5. Intisari dari kerangka teori yang menjadi masalah, termasuk di
dalamnya mengemukakan identifikasi masalah, pemilihan masalah,
isu/tema sentral atau focus penelitian.
Pernyataan tersebut, berguna untuk peneliti pemula untuk membuat
sebuah latar belakang Masalah dari sebuah penelitian seperti proposal
atau yang lainnya.Karena uraian di atas sudah mengajarkan kita
bagaimana menyusun dari step-step terbawah ataupun termudah dari
latar belakang masalah.( Mahi M.Hikmat:2011.130-131)
Dengan kata lain, unsur yang perlu diketengahkan dalam latar belakang
masalah penelitian sekurang-kurangnya memuat hal-hal berikut:
1) penjelasan atau alasan mengapa masalah atau pertanyaan penelitian
yang diteliti itu penting dan menarik untuk diteliti.
2) beberapa bukti bahwa masalah yang diajukan belum ada jawaban
atau pemecahan yang memuaskan. Harus dijelaskan bahwa masalah
yang diajukan/diteliti belum pernah diteliti oleh siapapun, dan jika ini
merupakan penelitian ulang (replikasi) harus dijelaskan alasannya
mengapa hal itu dilakukan.
3) Kedudukan masalah yang diteliti dalan konteks permasalahan yang
lebih luas dengan memperhatikan perkembangan bidang yang dikaji.
Secara operasional permasalahan penelitian yang dimaksud harus
relevan dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang
diajukan. Pokok isi uraian latar belakang masalah hendaknya mampu
meyakinkan pihak lain, terutama pembimbing dan penguji.
Uraian dalam Latar Belakang Masalah (LBM) pada prinsipnya berupa
penjelasan dan penegasan tentang duduk persoalan yang diteliti dan pentingnya
penelitian yang dilakukan, yang berpatokan pada kecenderungan teoretis dan
15
kecenderungan realistis mengenai fenomena yang diteliti. Dengan demikian,
dalam menyusun LBM ini peneliti perlu mengemukakan secara ringkas
kecendererungan-kecenderungan teoretis apa saja yang dan kecenderungan-
kecenderungan realistis apa saja yang relevan dengan fenomena atau topik
penelitiannya.
Dalam menguraikan kecenderungan teoretis, peneliti merujuk pada teori
tertentu yang relevan dengan fenomena yang diteliti, sedangkan dalam
menguraikan kecenderungan realistis peneliti merujuk pada fakta dan data
awal hasil temuan (data sekunder) yang juga berkaitan dengan fenomena yang
ditelitinya.Kedua kecenderungan tersebut perlu dipaparkan serta
diindentifikasikan kesenjangannya agar peneliti dengan mantap dapat
merumuskan permasalahan yang ditelitinya.Sebuah masalah dalam penelitian
ilmiah harus dipandang sebagai kesenjangan antara aspek-aspek idealistik
(teori) dengan aspek-aspek realistik (fakta atau data sekunder).
Ketidak jelasan permasalahan yang diteliti seringkali disebabkan karena dalam
menguraikan LBM-nya peneliti semata-mata hanya berlandaskan pada
pertimbangan logikanya. Padahal dalam penelitian ilmiah yang bersifat
kuantitatif, keberadaan teori adalah mutlak harus baik sebagai landasan
maupun sebagai unsur ilmu yang akan diuji.
Uraian dalam LBM biasanya dilakukan dalam bentuk deduksi, yakni dimulai
dengan uraian-uraian yang bersifat umum dan diakhiri dengan uraian yang
bersifat khusus, yakni uraian yang berkaitan langsung dengan fenomena atau
masalah yang diteliti. Dalam menggambarkan kondisi objektif (aspek
realistik), peneliti dapat menggunakan formulasi seperti dalam bidang
16
jurnalisme: What (apa yang sering terjadi), Who (siapa yang terkait di
dalamnya), When (kapan masalah itu terjadi), Where (di mana maslah itu
muncul secara spesifik), Why (mengapa fenomena tersebut bisa muncul), dan
How (bagaimana kaitannya dengan fenomena yang lain).
Penggambaran tentang “apa yang diteliti atau dijelaskan”, dalam penelitian
komunikasi (secara kuantitatif), tentu berkaitan dengan fenomena komunikasi,
yakni segala gejala yang berkaitan dengan segala aktivitas manusia sebagai
mahluk sosial dalam mengekspresikan ungkapan hatinya ketika berinteraksi
dan berrelasi sosial dengan manusia-manusia lainnya, baik secara verbal
maupun nonverbal, baik secara langsung maupun melalui media. Setiap gejala
komunikasi atau gejala sosial itu dinyatakan dalam bentuk variabel-
variabel.Variabel merupakan konsep yang memiliki variasi nilai, yang
berlandaskan pada asumsi teoretis dari teori a pripori tertentu.Jadi, dalam
menetapkan variabel-variabel penelitian, selain berpedoman pada realitas
(fenomena) yang ada, juga harus mengacu pada teori tertentu yang dianggap
relevan untuk digunakan sebagai landasan dalam mengungkapkan fenomena
yang bersangkutan.
17
2.3 Menyusun latar belakang Masalah dalam penelitian Kualitatif, kuantitatif,
Pengembangan, Kebijakan/Evaluasi, PTK, Ex post facto
2.3.1 Penelitian Kualitatif
penelitian kualitatif merupakan salah satu metode yang digunakan
peneliti dalam ilmu sosial, dengan penekanan objek penelitinya terhadap
keunikan manusia atau gejala sosial yang tidak dapat di analisa dengan metode
statistik. Dalam melakukan penelitiannya, pengguna diri metode ini menjadi
alat penelitian, yang harus mampu menangkap, merekam dan menganalisa
data-data tersembunyi yang diterimanya dari objek penelitian dan
lingkungannya, seperti bahasa tubuh, bahasa tutur, perilaku ataupun ungkapan-
ungkapan yang berkembang dalam dunia dan lingkungan responden. Kendala
yang seringkali timbul ketika akan melakukan penelitian kualitatif ini antara
lain masalah biaya, kesempatan, ataupun waktu yang akan membatasi untuk
dilakukannya penelitian secara intensif.
Dalam melakukan penelitian kualitatif, orientasi teoritis merupakan dasar
untuk mengarahkan penelitian tersebut dalam pengumpulan dan analisa data
penelitian.
Terdapat 4 dasar teoritis dalam pendekatan kualitatif, antara lain :
1. Pendekatan Fenomenologis. Pandangan yang berusaha memahami arti
peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi
tertentu.
18
2. Pendekatan Interaksi Simbolik. Pandangan yang mengasumsikan
bahwa objek orang, situasi dan peristiwa tidak memiliki pengertian
sendiri, sebaliknya pengertian itu diberikan kepada mereka.
3. Pendekatan Kebudayaan. Pandangan yang menggambarkan suatu
peristiwa kebudayaan sebagaimana seharusnya manusia berperilaku.
4. Pendekatan Etnometodologi. Pandangan yang berupaya untuk
memahami bagaimana masyarakat memandang , menjelaskan dan
menggambarkan tata hidup mereka sendiri (Muhadjir, 1989 : 159), atau
pandangan yang berusaha memahami bagaimana orang-orang mulai
melihat, menerangkan dan menguraikan keteraturan dunia tempat
mereka hidup (Lexy J. Moleong, 1989 :16-17). Atau Pandangan yang
berusaha menginterpretasikan kejadian dan peristiwa sosial sesuai
dengan sudut pandang objek penelitiannya.
2.3.2 Penelitian Kuantitatif
Ciri-ciri penelitian kuantitatif adalah terdapat hubungan sebab-
akibat, terdapat generalisasi hasil penelitian, diterapkannya sistem
replikasi (penelitian ulang), dan digunakannya teknik random sampling
(sampel acak).
Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagain dan fenomena serta hubungan-
hubungannya.Tujuan Penelitian Kuantitatif adalah mengembangkan dan
menggunakan model-model matematis, teori-teori dan hipotesis yang
dikaitkan denganfenomena alam.
19
Penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji suatu teori,
untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk
menunjukkan hubungan antarvariabel, dan ada pula yang bersifat
mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau
mendeskripsikan banyak hal, baik itu dalam ilmu-ilmu alam maupun
ilmu-ilmu social.
Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti beraspek
dari pendidikan. Istilah penelitai kuantitatif sering digunakandalam
ilmu-ilmu sosialuntuk membedakannya dengan penelitian kuantitatif.
Metode yang sering digunakan adalah experimental, deskripsi, survei,
dan menemukan korelasional.Penelitian kuantitatif menyajikan
proposal yang bersifat lengkap, rinci, prosedur yang spesifik, literatur
yang lengkap dan hipotesis yang dirumuskan dengan jelas.Pada
penelitian kualitatif, proposalnya lebih singkat dan tidak banyak kajian
literatur, pendekatan dijabarkan secara umum, dan biasanya tidak
menyajikan rumusan hipotesis.
Craig (1985) merumuskan langkah-langkah penelitian ilmiah:
• Identifikasi masalah
• Merumuskan hipotesis
• Mendefinisikan istilah
• Melakukan penelitian atau observasi lapangan
• Analisis data
20
2.3.3 Penelitian Pengembangan
Menurut Gay (1990) Penelitian Pengembangan adalah suatu
usaha untuk mengembangkan suatu produk yang efektif untuk
digunakan sekolah, dan bukan untuk menguji teori.
Penelitian Pendidikan dan pengembangan adalah proses yang digunakan
untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-
langkah dari proses ini biasanya disebut sebagai siklus, yang terdiri dari
mempelajari temuan penelitian yang berkaitan dengan produk yang
akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan ini,
bidang pengujian dalam pengaturan di mana ia akan digunakan akhirnya
dan merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam
tahap mengajukan pengujian.
2.3.4 Penelitian Kebijakan/Evaluasi
Penelitian kebijakan, termasuk ke dalam kelompok penelitian terapan
atau didalam lingkup penelitian sosial yang dalam aplikasinya
mengikuti prosedur umum penelitian yang berlaku, disertai dengan sifat
spesifiknya.Secara sederhana penelitian kebijakan dapat didefinisikan
sebagai kegiatan penelitian yang dilakukan untuk mendukung
kebijakan.Oleh karena sifatnya mendukung kebijakan, maka penelitian
ini bersifat khas, namun tidak berarti mengada-ada. Ann Majchrzak
(1984) mendefinisikan penelitian kebijakan sebagai proses
penyelenggaraan penelitian untuk mendukung kebijakan atau analisis
terhadap masalah-masalah sosial yang bersifat fundamental secara
teratur untuk membantu pengambil kebijakan memecahkan dengan
21
jalan menyediakan rekomendasi yang berorientasi pada tindakan atau
tingkah laku pragmatik. Oleh karena sifatnya berorientasi kepada
tingkah laku pragmatik, maka yang perlu dihasilkan oleh peneliti
kebijakan adalah bukan terletak pada hingga mana bobot ilmiah sebuah
hasil penelitian, namun hingga mana hasil penelitian punya aplikabilitas
atau kemamputerapan dalam rangka memecahkan masalah sosial.
Kegiatan penelitian kebijakan diawali dengan pemahaman yang
menyeluruh terhadap masalah sosial, seperti kekurangan nutrisi,
kemiskinan, ledakan penduduk urbanisasi, inflasi, kerawanan sosial, dan
lain-lain, dilanjutkan dengan pelaksanaan penelitian untuk mencari
alternatif pemecahan masalah.Kegiatan akhir dari penelitian kebijakan
adalah merumuskan rekomendasi pemecahan masalah untuk
disampaikan kepada pembuat kebijakan.Seperti halnya penelitian-
penelitian sosial atau penelitian terapan, penelitian kebijakan diarahkan
untuk memberi efek terhadap tindakan praktis, yaitu pemecahan
masalah sosial. Kekhasan penelitian kebijakan terletak pada fokusnya,
yang berorientasi kepada tindakan untuk memecahkan masalah sosial
yang unik, yang jika tidak dipecahkan akan memberikan efek negatif
yang sangat luas. Tidak ada ukuran pada mengenai luas atau sempitnya
suatu masalah sosial.
22
2.3.5 Penelitian PTK
Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian praktis yang
bertujuan memperbaiki proses dan kualitas pembelajaran di kelas melalui
berbagai bentuk kegiatan. Latar Belakang di lakukan Penelitian Tindakan
Kelas adalah situasi sekolah yang beragam serta diperlukannya suatu
tindakan reflektif dan kolektif untuk meningkatkan kelayakan
pendidikan.Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas adalah merupakan
Intervensi praktek dunia nyata, bersifat kontekstual, situsional, terlokalisir,
dalam skala kecil, terlokalisasi, dan secara langsung bersifat relevan
terhadap situasi yang real dalam dunia kerja di bidang pendidikan.Subjek
dari PTK itu sendiri adalah siswa.
2.3.6 Penelitan Ex Post Facto
Penelitian ex post facto merupakan penelitian yang bertujuan
menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala
atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal
yang menyebabkan perubahan pada variable bebas yang secara
keseluruhan sudah terjadi.
Penelitian ex post facto secara metodis merupakan penelitian
eksperimen yang juga menguji hipotesis tetapi tidak memberikan
perlakuan-perlakuan tertentu karena sesuatu sebab kurang etis untuk
memberikan perlakuan atau memberikan manipulasi.Biasanya karena
alasan etika manusiawi, atau gejala/peristiwa tersebut sudah terjadi dan
ingin menelusuri faktor-faktor penyebabnya atau hal-hal yang
mempengaruhinya.
23
Menurut Watson penelitian ex post facto bertujuan untuk mencari
penyebab perubahan perilaku dengan studi komparasi secara partisipatif
tentang perilaku yang muncul pada saat sekarang dan perilaku yang tidak
muncul dari suatu kejadian setelah variable bebas terjadi.
Adapun ciri penelitian Ex pos facto ini adalah sebagai berikut :
1. Data dikumpulkan setelah semua peristiwa terjadi
2. Variabel terikat ditentukan terlebih dahulu, kemudian merunut ke
belakang untuk menemukan sebab, hubungan, dan maknanya
3. Penelitian deskriptif yaitu menjelaskan penemuannya
sebagaimana yang diamati
4. Penelitian korelasional, mencoba menemukan hubungan kausal
fenomena yang diteliti
5. Penelitian ex post facto dilakukan jika dalam beberapa hal
penelitian eksperimen tidak dapat dilaksanakan
24
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Langkah pertama pada suatu penelitian yanitu mengajukan
masalah.Masalah adalah kesenjangan antara sesuatu yang di harapkan dengan
suatu kenyataan.Dan satu hal yang harus kita ketahui bahwasanya dalam
membuat penelitian itu tidak bisa lepas dari latar belakang masalah yang di
ajukan, karna latar belakng masalah berperan penting dalam pembuatan
penelitian, karena pada dasarnya suatu masalah tidak pernah berdiri sendiri
atau terisolasi dengan factor-faktor lainnya.Masalah selalu berkonstelasi denga
factor lainnya sehingga menjadi latar belakang suatu masalah tertentu. Dari
sini kita sudah mengetahui bahwasanya latar belakang masalah itu sangat
penting ketika kita membuat penelitian, dengan latar belakng maka pembaca
akan mengerti inti atau maksud dari penilitian yang sedang kita kerjakan.
Dalam menyusun Latar Belakang masalah pun, kita tidak boleh asal membuat
saja akan tetapi juga langkah-langkah yang harus kita lalui atau uraian-uraian
yang terlebih dulu kita pahami yaitu:
1. Pernyataan tentang gejala/fenomena yang akan di teliti, boleh dia angkat
dari masalah yang teoristis atau di angkat dari masalah praktis.
2. Argumentasi tentang pemilihan topic penelitian (menunjukan
permasalahn sebagai perbedaan antara das sein dan das sollen ( konsep
atau teori yang ada ).
3. Situasi yang melatar belakangi penelitian atau masalah penelitian ( yang
di permasalahkan ).
4. Penelitian terdahulu yang bersangkut paut dengan masalah.
25
5. Intisari dari kerangka teori yang menjadi masalah, termasuk di
dalamnya mengemukakan identifikasi masalah, pemilihan masalah,
isu/tema sentral atau focus penelitian.
Pernyataan di atas telah terlihat bahwasanya sebagai seorang peneliti
kita harus paham bagaiaman cara membuat Latar Belakang Masalah dan
bagaiman langkah-langkahnya sehingga ketika kita mengadakan
penelitian tidak akan mengalami kesusahan dalam penelitian. Dan
dalam membuat Latar Belakang Masalah juga kita harus memilah atau
menggolongkan penelitian yang kita teliti itu termasuk dalam jenis
penelitian yang mana, karena di dalam swbuah peneltian terdapat 6
jenis penilitian yang harus kita pahami secara jelas yaitu:
a. Penelitian Kuantitatif
b. Peneltian Kualitatif
c. Penelitian Pengembangan
d. Penelitian Kebijakan/Evaluasi
e. Penelitian PTK
f. Penelitian Ex Post Facto
Jenis-jenis penelitian seperti yang saya jabarkan di ataslah yang kita
harus ketahui karena jenis-jenis penelitian tersebut sangat penting dalam
sebuah penelitian.
26
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa sebaiknya kita memahami mengenai metodologi
penelitian hal ini di karenakan kita sebagai akademisi selalu berkaitan dengan
penelitian khusunya dalam hal ini pemahaman peyusunan latar belakang yang
merupakan salah satu bagian penting dalam meyusun penelitian (skrip, sitesis
dll).
27
Daftar Pustaka
Azi. 2011. cara-membuat-latar-belakang-masalah
edukasi.kompasiana.com/.../cara-membuat-latar-belakang-masalah-5106 [1
oktober 2013]
Diana. 2010. cara-mudah-membuat-latar-belakang masalah
www.referensimakalah.com/.../cara-mudah-membuat-latar-belakang[ 1 oktober 2013 ]
Eka. 2010. Cara Menulis Latar Belakang. ekagurunesama.blogspot.com/.../cara-menulis-latar-belakang-penelitian. [1 oktober 2013]
Hamzah 2013 latar-belakang-masalah -penelitianwww.buatskripsi.com/2010/11/latar-belakang-masalah-penelitian.html.[ 1 oktober 2013]
M.hikmat Mahi. 2011. Metodologi Penelitian dalam Prespektif Ilmu
Komunikasi dan Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nurhidayat. 2010. pengertian-dan-ruang-lingkup-latar.belakang Masalah. encum-nurhidayat.blogspot.com/.../pengertian-dan-ruang-lingkup-latar. [ 1 oktber 2013 ]
Subiyanto Ibnu. 1997. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Unit Penerbitan
dan Percetakan.
Usman Husaini. 2009. Metodologi Penelitian Sosial.Jakarta : Ikrar
Mandiriabadi.
Wasito Hermawan. 1997. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
28