Latar belakang-Tata Ruang Bangunan ber AC
-
Upload
azyakatsuki -
Category
Documents
-
view
229 -
download
1
description
Transcript of Latar belakang-Tata Ruang Bangunan ber AC
PENGARUH TATA RUANG PADA BANGUNAN BER-AC
Azyan Liyana FatinJurusan Arsitektur Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas SAINS Al-Qur’an Jawa Tengah di Wonosoboe-mail: [email protected]
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perencanaan tata ruang yang baik akan menciptakan suasana lingkungan
yang mendukung dan memudahkan segala aktivitas dan kegiatan penghuninya secara
optimal dan menyeluruh. Oleh karena itu, tata ruang sangat mempengaruhi
produktifitas kinerja didalamnya. (Panjdi Anoraga, 1998 : 58)
Ventilasi udara merupakan kebutuhan yang mutlak untuk mendapatkan suatu
kondisi ruang yang sesuai dengan fungsinya. Ventilasi udara diperlukan untuk
mendapatkan temperatur, kelembaban serta distribusi udara sesuai dengan yang
dipersyaratkan dan termasuk juga perlengkapan yang dignakan didalam ruangan yang
bersangkutan. Jika pertukaran udara cukup baik maka penghawaan dan pengkondisian
udara dalam bangunan tidak begitu diperlukan. (Nyoman Susanta, 2010 : 113)
Dalam proses pendinginan ruangan dengan menggunakan AC, kita juga perlu
mengetahui beban-beban dalam proses pendinginan ruang. Beban-beban tersebut antara
lain (John Turangan, 2008 : 1-2) :
1. Beban Pendinginan dari luar ruangan
a. Dari sinar matahari
Melalui kaca jendela
Melali dinding dan atap
b. Dari Udara Luar
Melalui dinding, atap dan lantai
Melalui infiltrasi
1
2. Beban pendinginan dari dalam ruangan
a. Dari Peralatan
Mesin listrik
Lampu
Peralatan lain yang mengeluarkan panas
b. Dari Manusia
Manusia di dalam ruangan
Manusia yang keluar masuk ruangan
c. Dari Udara Ventilasi
Melalui pintu
Alat ventilasi untuk mendapatkan udara segar.
Jadi, pada saat mendesain sebuah bangunan, terutama gedung kita harus
mencermati bahan-bahan apa saja yang digunakan untuk bangunan, dan juga
memperhatikan sambungan jendela, pintu dan atap agar pendinginan dalam ruangan
dapat bekerja secara optimal dan tanpa beban yang berarti.
Dan begitu juga dari sudut pandang pengguna. Perencanaan tata ruang yang baik
pastinya akan menimbulkan kesan yang baik pula bagi penggunanya. Dengan penataan
yang optimal disertai furnitur-furnitur didalamnya, termasuk juga desain interior,
pencahayaan dan pemilihan warna yang sesuai juga dapat membuat pengguna merasa
nyaman berada didalam ruangan tersebut. (Vika Riesmaya, ----: 2)
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengaruh tata ruang pada bangunan yang menggunakan penghawaan
buatan?
2. Bagaimanakah pengaturan tata struktur ruang yang baik untuk bangunan ber-
AC itu sendiri?
3. Apakah kaitan tata ruang dengan efektivitas kegiatan didalamnya?
2
C. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi kualifikasi
kenyamanan pada bangunan terutama gedung yang menggunakan fasilitas
penghawaan buatan / AC (Air Conditioner). Selain itu, makalah ini juga dibuat
agar dapat mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan bangunan
bertingkat dengan ber-penghawaan buatan sehingga pelaku aktivitas
didalamnya merasa nyaman bekerja didalamnya.
2. Sasaran
Sasaran dari penyusunan makalah ini adalah tercapainya perencanaan dan
perancangan bangunan / gedung yang memenuhi standar kenyamanan kerja
sesuai dengan tuntutan didalam dunia kerja bagi karyawan.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari adanya makalah ini antara lain:
1. Sebagai bahan masukan dan koreksi bagi masyarakat luas serta lembaga
yang terkait dalam kaitannya dengan penataan ruang yang baik dalam
bangunan ber-AC sehingga AC dapat berfungsi optimal dengan
meminimalisir beban pendingin itu sendiri.
2. Sebagai bahan masukan dan indormasi bagi masyarakat khususnya yang
bekerja diruangan yang ber-AC untuk mendapatkan tingkat kenyaman
tertinggi mereka sehingga diperoleh hasil kerja yang berkualitas.
3. Sebagai bahan referensi bagi penulis selanjutnya, khususnya mengenai Tata
Ruang pada Bangunan ber-AC.
E. Metodologi Penelitian
Dalam hal ini, penelitian dilakukan dengan cara studi literatur / metode analisis,
yang bertujuan untuk memeproleh teori-teori yang berkaitan dengan topik pembahasan
utama yang berasal dari buku-buku, hasil penelitian, dan sumber-sumber lain yang
dapat mendukung penulisan makalah tentang Pengaruh Tata Ruang pada Bangunan
ber-AC ini.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah:
1. PENDAHULUAN
Berisi Latar Belakang,
G. Lingkup Pembahasan
3
Ruang lingkup pembahasan Pengaruh Tata Ruang pada Bangunan ber-AC ini
meliputi pengaturan tata ruang itu sendiri pada bangunan ber-ac untuk memenuhi
kenyamanan kerja yang masih jauh dari kata nyaman sesuai dengan kebutuhan
karyawan dan para pebisnis yang difokuskan pada hal-hal mengenai disiplin
arsitektural dan kenyaman serta kesehatan pengguna itu sendiri.
H. Tinjauan Pustaka
Ruang adalah suatu kolom yang berbentuk tiga dimensi yang direfleksikan
secara nyata didalam suatu bangunan untuk melangsungkan suatu kegiatan
dimana ruang tersebut tersusun dari panjang, lebar dan tinggi yang menjadi
syarat utamanya.
Tata ruang adalah perwujudan dari struktur ruang dan pola pemanfaatan
ruang, baik yang direncanakan maupun tidak direncanakan. (Nini Apriani
Rumata, 2010)
Tata ruang kantor adalah pengaturan dan penentuan mengenai kebutuhan-
kebutuhan dalam penggunaan ruang secara terperinci untuk menyiapkan
suatu susunan yang praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu dan
berguna dalam meningkatkan efektivitas kinerja karyawan / penggunanya.
(Derry Eka Ardiansyah, 2013:1)
Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah tertentu
yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang
untuk fungsi budi daya.
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
(Tati Alfiah, 2013)
Sistem ventilasi adalah suatu cara untuk mencapai kualitas udara di dalam
ruang yang merupakan dasar untuk mensuplai udara segar dalam ruang
dan untuk meminimalkan konsentrasi polusi dalam ruang. (Allard, 1998)
Ventilasi buatan adalah suatu sitem penghawaan dengan menggunakan alat-
alat bantu untuk mengalirkan udara.
Suatu bangunan disebut gedung apabila banguna tersebut merupakan
bangunan besar dan permanen baik berada diatas dan/disalam tanah
dan/atau air yang diperuntukkan untuk bekerja ataupun beraktivitas. (Aa
Kosasih, 2009: 3)
4
PEMBAHASAN
A. Pengaruh Tata Ruang Bangunan ber-AC
Pada bangunan yang menggunakan pengahwaan buatan seperti AC (Air
Conditioner), tata ruang yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan stabilitas kerja
yang baik bagi karyawannya. Selain itu, kenyamanan ruang bagi karyawan menjadi hal
penting yang harus diperhatikan.
Unsur-unsur kenyamanan itu sendiri meliputi kenyamanan teknis, kelembaban,
akustik pada kekuatan angin dan perbedaan tekanan udara serta temperatur diluar dan
didalam ruangan itu sendiri. Aliran udara didalam ruang kerja dapat terjadi pula karena
danya perbedaan temperatur udara yang mengakibatkan perbedaan tekanan secara
vertikal. (Moerdjoko, 2004: 89)
Dalam sebuah bangunan, perencanaan pengaturan udara yang tepat dan baik
tentunya akan mendapatkan pegaruh-pengaruh yang baik pula. Pengaruh tersebut antara
lain:
1. Kenyamanan bekerja pegawai yang terjamin
2. Produktivitas kerja yang menjadi lebih tinggi
3. Kualitas pekerjaan yang menjaid lebih baik
4. Semangat kerja yang menjadi kebih tinggi
5. Kesehatan pegawai yang terjaga dengan baik
6. Mendapatkan kesan yang baik dari para tamu / pengunjung dan klien
Oleh karena hal tersebut, peletakan perabot / tata ruang yang baik sangat
diperlukan dalam menunjang keberhasilan dan perkembangan sebuah perusahaan /
kantor.
B. Pengaturan Tata Struktur Ruang yang Baik bagi Bangunan ber-AC
Ada pengaruh antara arsitektur dengan pola kegiatan manusia. Didalam sebuah
bangunan, terutama kantor, layout ataupun interior didalam ruangan berpengaruh besar
terhadap kenyamanan dan efektivitas kerja karyawannya.
Struktur yang baik akan berpengaruh baik pula bagi hasil kinerja karyawan,
begitu pula sebaliknya. Dalam hal tersebut, terdapat beberapa cara / pedoman / langkah
untuk mendapatkan tata ruang yang baik dalam bangunan yang menggunakan
penghawaan buatan / AC dalam proses sirkulasi udaranya.
5
Dalam menyusun tata ruang sebuah bangunan kantor, kita bisa menggunakan
langkah-langkah berikut ini (Rahmah Daniar, 2014: 7) :
1. Membuat gambar denah kantor secara skalatis termasuk untuk ukuran
pintu, jendela dan kolom gedung.
2. Mempelajari jenis, proses dan urut-urutan pekerjaan yang terdapat didalam
lingkungan kantor tersebut.
3. Menentukan tata letak meja kerja, lemari, mesin kantor dan fasilitas lainnya
dengan berpedoman pada teknik penataan meja kerja.
4. Memindah atau menghapus dan menggambar kembali meja kerja, lemari,
mesin kantor dan fasilitas lainnya masing-masing dan letakkan pada tempat
yang dapat memenuhi prinsip tata ruang yang baik.
Selain hal tersebut diatas, kita bisa menggunakan beberapa prinsip juga untuk
tata struktur ruang kantor yang baik / efektif.
Martinez dan Quible (dalam Sukoco, 2007: 196) mengemukakan pendapatnya
tentang prinsip yang harus diperhatikan dalam mendesain layout kantor yang efektif.
Prinsip tersebut antara lain:
1. Menganalisa hubungan antara peralatan, informasi, dan pegawai dalam
arus kerja.
2. Mengkondisikan arus kerja agar berada dalam satu garis lurus dan
meminimalkan kemungkinan terjadinya crisscrossing dan backtracking.
3. Pegawai maupun tim kerja yang melakukan pekerjaan sama harus
ditempatkan dalam area yang berdekatan.
4. Pegawai maupun divisi yang berhubungan dengan publik harus
ditempatkan dalam area yang berdekatan.
5. Pegawai maupun tim kerja yang membutuhkan konsentrasi harus
ditempatkan diruang kerja yang suasanannya lebih tenang.
6. Penempatan ruang harus berdasarkan posisi, pekerjaan yang dilakukan,
dan peralatan khusus yang diperlukan masing-masing individu.
7. Furnitur dan peralatan harus sesuai dengan kebutuhan.
8. Posisi yang tepat bagi pencahayaan, dekorasi, AC, kelembaban, dan
kontrol suara.
Jika prinsip-prinsip tersebut diperhatikan dan dijadikan pedoman untuk menyusun
sebuah ruangan kantor, maka akan didapat kenyamanan dan efektivitas kerja yang baik.
6
Semua hal tersebut diatas juga menyiratkan pentingnya tata ruang pada perletakan
AC yang dipengaruhi oleh unsur-unsur yang menjadi beban-beban dalam proses
pendinginan tersebut.
C. Tata Ruang dan Efektivitas Kerja
Efektifitas kerja merupakan hasil dari cara kerja / pekerjaan yang menggunakan
sumber-sumber usaha kebutuhan seminimal mungkin dengan didukung oleh faktor-
faktor ruang yang ada.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja seorang
karyawan/pegawai. Faktor-faktor tersebuat antara lain (Gie, 2007: 15)
1. Suasana kerja
2. Lingkungan tempat bekerja
3. Perlengkapan dan fasilitas
4. Alat-alat perkakas
5. Tata ruang tempat kerja
6. Gerak-Gerak tangan dan tubuh
Penataan ulang tata ruang kantor perlu dilakukan disetiap bangunan perkantoran
karena seringnya masalah yang timbul. Masalah tersebut antara lain (Rahmah Daniar,
2014::
1. Layout / interior ruang kantor yang sudah ada menjadi hambatan bagi
pegawai dalam melakukan pekerjaannya
2. Lingkungan fisik tempat kerja pegawai yang tidak kondusif dan memenuhi
standar kenyamanan kerja, sehingga banyak mendapat keluhan dari paar
pegawainya
3. Menurunnya citra pelanggan dimata pelanggan atau tamu kantor
4. Tata ruang yang sudah ada perlu disegarkan kemabali sehingga tidak
menimbulkan kebosanan dan sifat monoton dimata pegawainya sehingga
efektivitas kerja tetap terjaga.
7
DAFTAR PUSTAKA
Allard, Francis. 1998. Natural Ventilation In Building. London: James & James
(Science Publishers).
Turangan, John. 2008. Utilitas. Jakarta: Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB.
Ardhiansyah, Eka Derry. 2013. Tata Ruang Kantor.
Kosasih, Aa. Tata Ruang, Perabot Dan Perlengkapan Perpustakaan Sekolah. Malang:
Univeritas Negeri Malang.
Daniar, Rahmah. 2014. Tata Ruang Kantor (Pengertian, Tujuan. Asas-asas, Prinsip, Bentuk Tata Ruang Kantor).
Moerdjoko. 2004. Kaitan Sistem Ventilasi Bangunan dengan Keberadaan
Mikroorganisme Udara. Jakarta: Universitas Trisakti.
Riesmaya, Vika. Dimensi Kualitas Ruang Perpustakaan.
Gie, The Liang. 2007. Administrasi Perkantoran Modern, Ed. 4. Yogyakarta:
Liberty Yogyakarta.
Sukoco, Badri Moenir. 2007. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern.
Jakarta: Erlangga.
8