LATAR BELAKANG REMUNERASI

9
 Halaman | 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Be laka ng Masal ah Reformasi Birokrasi ditujukan untuk mengubah tatanan birokrasi pemerintahan agar lebih efektif dan efesien dalam pelaksanaan tugas dan fungs inya. Reformasi birokra si bisa juga diarti kan sebagai langkah strat egis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional (Peraturan Me nter i Ne gar a Pe ndaya gun aan Aparatur Negar a Nomor PER / 15 / M.PAN / 7 /  2008). Inti dar i progr am reforma si birokra si adalah member ikan pelaya nan publik yang lebi h baik, dan meningka tkannya secara terus me nerus . Untuk itu dalam upaya merespon reformasi birokrasi, pemerintah diharapkan untuk melakukan pembenahan yang konsisten pada dirinya terutama kesungguhan untuk menjadi pemerintah yang bersih dan berwibawa. Sehubungan dengan hal ini aparatur pemerinta han semakin dituntut untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang tentunya berhubungan dengan tugas  tugas pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan kepada masyarakat yang merupakan konsekuensi logis terhadap fungsi dan kedudukan aparatur pemerintahan itu sendiri sebagai abdi negara dan abdi masyarakat terutama dikaitkan dengan tanggung jawab Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai aparatur pemerintah dalam menyukseskan pembangunan nasional.

Transcript of LATAR BELAKANG REMUNERASI

Page 1: LATAR BELAKANG REMUNERASI

7/21/2019 LATAR BELAKANG REMUNERASI

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-remunerasi 1/9

Halaman | 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Reformasi Birokrasi ditujukan untuk mengubah tatanan birokrasi

pemerintahan agar lebih efektif dan efesien dalam pelaksanaan tugas dan

fungsinya. Reformasi birokrasi bisa juga diartikan sebagai langkah strategis untuk 

membangun aparatur negara agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam

mengemban tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional (Peraturan

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER / 15 / M.PAN / 7 / 

2008). Inti dari program reformasi birokrasi adalah memberikan pelayanan publik 

yang lebih baik, dan meningkatkannya secara terus menerus. Untuk itu dalam

upaya merespon reformasi birokrasi, pemerintah diharapkan untuk melakukan

pembenahan yang konsisten pada dirinya terutama kesungguhan untuk menjadi

pemerintah yang bersih dan berwibawa.

Sehubungan dengan hal ini aparatur pemerintahan semakin dituntut untuk 

meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang tentunya berhubungan dengan

tugas – tugas pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan kepada masyarakat

yang merupakan konsekuensi logis terhadap fungsi dan kedudukan aparatur

pemerintahan itu sendiri sebagai abdi negara dan abdi masyarakat terutama

dikaitkan dengan tanggung jawab Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai aparatur

pemerintah dalam menyukseskan pembangunan nasional.

Page 2: LATAR BELAKANG REMUNERASI

7/21/2019 LATAR BELAKANG REMUNERASI

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-remunerasi 2/9

Halaman | 2

Aparatur pemerintah yang diharapkan antara lain bercirikan profesional,

kompeten dan akuntabel yang dapat mendukung kondisi pemerintahan yang

transparan, demokratis, berkeadilan, efektif dan efisien dengan menghormati

hukum yang mendorong terciptanya partisipasi dan pemberdayaan.Dalam hal

peningkatan mutu aparatur pemerintah sebagai modal dasar pembangunan

nasional, maka sumber daya manusia senantiasa harus ditingkatkan dan diarahkan

agar bisa mencapai tujuan yang diharapkan.Peningkatan mutu sumber daya

manusia yang strategis terhadap keterampilan, motivasi, pengembangan dan

manajemen pengorganisasian sumber daya manusia merupakan syarat utama

untuk mewujudkan kemampuan bersaing dan kemandirian. Peningkatan kualitas

dan pengabdian aparatur pemerintah harus dibarengi dengan kadar kedisplinan

pegawai itu sendiri. Tanpa didukung oleh displin pegawai yang baik tidak akan

menciptakan pegawai yang berkualitas, tetapi hanya akan membentuk pegawai

menjadi sosok pribadi yang tidak dapat menunjukkan fungsi dan kedudukannya

sebagai abdi negara dan abdi masyarakat.

Melihat kenyataan yang terjadi sekarang, PNS masih saja mendapat

sorotan dari masyarakat. Banyak sekali pemberitaan dari berbagai media baik 

media cetak maupun media elektronik yang memperlihatkan buruknya atau lebih

halusnya kurang optimalnya pelayanan dari aparatur negara. PNS dinilai lamban

dalam menjalankan tugasnya dan tidak disiplin dalam mengemban kewajibannya.

Dari berbagai permasalahan yang diangkat terungkap rendahnya gaji yang

diterima menjadi alasan yang sangat popular. Minimnya gaji yang diterima oleh

Page 3: LATAR BELAKANG REMUNERASI

7/21/2019 LATAR BELAKANG REMUNERASI

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-remunerasi 3/9

Halaman | 3

PNS diindikasikan sebagai salah satu penyebab belum tercapainya kedisiplinan

PNS secara layak dan merata. Inilah yang menyebabkan pelayanan yang belum

maksimal.

Pada kenyataannya, gaji juga membawa pengaruh terhadap lingkungan

organisasi, dimana orang yang telah masuk dan bekerja dalam lingkungan kerja

tersebut akan terus berusaha bekerja untuk mendapat hasil yang baik dan

berkualitas, demi mendapatkan gaji yang lebih tinggi. Ini merupakan alasan yang

sangat logis. Masalah gaji bagi PNS merupakan masalah yang cukup serius,

sehingga kenaikan gaji walaupun dalam jumlah kecil sangat berpengaruh, karena

gaji secara tidak langsung dapat memberikan motivasi atau dorongan kepada

pegawai untuk meningkatkan kedisiplinan dan mempertahankan kinerja.

Peningkatan kinerja tentunya harus dibarengi dengan pemberian

penghargaan bagi pegawai pemerintah salah satunya dengan pemberian tunjangan

kinerja pegawai atau lebih dikenal dengan istilah Remunerasi yang sudah berjalan

saat ini dibeberapa instansi pemerintahan. Hal yang melandasi adanya kebijakan

remunerasi adalah kesadaran sekaligus komitmen pemerintah untuk mewujudkan

clean and good governance. Perubahan dan pembaharuan yang dilaksanakan

dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa tidak 

mungkin akan dapat dilaksanakan dengan baik (efektif) tanpa kesejahteraan yang

layak dari PNS sebagai pelaksana tugas pemerintahan.

Page 4: LATAR BELAKANG REMUNERASI

7/21/2019 LATAR BELAKANG REMUNERASI

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-remunerasi 4/9

Halaman | 4

Remunerasi atau pemberian tunjangan kinerja pegawai sudah di

laksanakan sejak tahun 2008 yakni dengan terbitnya Perpres No 19 tahun 2008

dan Surat Keputusan: 70/KMA/SK/V/2008. Pada bulan Mei 2008 Mahkama

Agung mulai membayar tunjangan khusus kinerja Hakim dan PNS di lingkungan

MA. Perpres tersebut berlaku mulai September 2007. Setelah itu diikuti dengan

terbitnya keputusan presiden (Keppres) Nomor 12 Tahun 2009 tentang tunjangan

PNS di lingkungan Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet. Sedangkan selama

tahun 2011 sudah diterbitkan Keputusan Presiden dan Peraturan Presiden untuk 

Kemenkumham dan Kejaksaan. Terakhir, pada tahun 2012 presiden sudah

menanda tangani 20 keputusan presiden untuk remunerasi di 20 kementerian dan

lembaga negara. Kantor perwakilan badan kependudukan dan keluarga berencana

nasional dengan no keputusan presiden 115 tahun 2012 yang ditandatangani

tanggal 17 No. tahun 2012 tentang tunjangan kinerja di lingkub BKKBN.

Lembaga perwakilan ini merupakan salah satu lembaga kemitraan yang mendapat

remunerasi terhitung sejak januari 2012 dengan jumlah peawai yang menerima

remunerasi sebanyak 75 orang.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu instansi pemerintah, sudah

barang tentu dituntut untuk dapat menyelenggarakan tugas  –  tugas dan kegiatan

secara berdayaguna dan berhasil guna sehingga dapat berhasil menunjukkan citra

organisasi pemerintah yang bermutu dan berkualitas. Ada beberapa bidang yang

mendukung pencapaian kinerja organisasi BKKBN Provinsi Nusa Tenggara

Page 5: LATAR BELAKANG REMUNERASI

7/21/2019 LATAR BELAKANG REMUNERASI

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-remunerasi 5/9

Halaman | 5

Timur, diantaranya Bidang pengendalian penduduk, Bidang keluarga berencana

dan kesehatan reproduksi, Bidang keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga,

Bidang advokasi, penggerakan dan informasi serta Bidang pelatihan dan

pengembangan. Setiap bidang kerja memperoleh remunerasi.

Bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi merupakan salah

satu bidang yang mempunyai tugas melaksanakan, menyiapkan pembinaan,

pembimbingan dan fasilitas pelaksanaan kebijakan teknis norma, standar,

prosedur, dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang keluarga

berencana dan kesehatan reproduksi. Dengan adanya tugas berat ini, maka

BKKBN Provinsi Nusa Tenggara Timur harus mampu meningkatkan pelayanan

organisasi secara keseluruhan demi memaksimalkan sumber daya yang ada dalam

organisasi untuk bekerja lebih baik.

BKKBN Provinsi Nusa Tenggara Timur sejak tahun ….. menerapkan

pelaksanaan remunersi sebagai salah satu aspek dalam agenda Reformasi

Birokrasi, yang pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan

pemerintahan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.

Remunerasi yang diartikan secara harfiah adalah sebagai tambahan penghasilan

yang diperoleh oleh seorang PNS, di luar dari gaji pokoknya, artinya gaji

remunerasi ini ingin memperbaiki mekanisme penghasilan dan pendapatan

seorang PNS dari berbagai level, baik yang di golongan bawah yaitu I/a hingga

paling tinggi golongan IV/e

Page 6: LATAR BELAKANG REMUNERASI

7/21/2019 LATAR BELAKANG REMUNERASI

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-remunerasi 6/9

Halaman | 6

Pemberian remunerasi pada pegawai mengacu pada Peraturan Pemerintah

No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS), dengan

berdasarkan pada berbagai ketentuan, antara lain:

1. 20 % dilihat dari kehadiran berdasarkan absensi menggunakan handkey.

Point ini harus menjadi perhatian khusus sebab di antara sekian banyak 

pegawai ada yang mampu memenuhi target kehadiran 100% akan tetapi

hanya berdasar absensi, sedangkan berdasarkan kehadiran sesunggunya

bisa jadi di bawah 50%.

2. 20% penerapan budaya kerja cerdas ulet dan kemitraan(CUK). Budaya

kerja cerdas ulet dan kemitraan sebenarnya bukanlah budaya kerja yang

baru di lingkungan BKKBN. Pada pertengahan tahun 90-an, budaya CUK

lebih ditekankan pada cara kerja kader di lini lapangan agar program KB

yang dilakukan oleh para kader ini diterima oleh berbagai kalangan.

Budaya yang diperuntukkan bagi kader ini tidak memiliki indikator

sebagaimana budaya CUK yang saat ini diangkat sebagai indikator

penilaian dalam pelaksanaan tugas dan fungsi di BKKBN

3. 60% dilihat dari kinerja. Kinerja memiliki presentase terbesar dan sangat

menentukan dalam pemberian remunerasi. Ini merupakan antisipasi

terhadap pegawai yang datang ke kantor hanya untuk melakukan absensi

sebab kontroling kinerja dilakukan secara berjenjang dari esalon 4 sampai

dengan kepala.

Page 7: LATAR BELAKANG REMUNERASI

7/21/2019 LATAR BELAKANG REMUNERASI

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-remunerasi 7/9

Halaman | 7

Pembayaran tunjangan kinerja diberikan dengan memperhatikan

komponen penentu besaran tunjangan kinerja yaitu berdasarkan kedisiplinan atas

kehadiran pada hari kerja dan jam kerja yang dimana di laksanakan dengan

menggunakan mesin kehadiran elektronik.

Berdasarkan pendapat dari para pegawai di lingkungan BKKBN Provinsi

Nusa Tenggara Timur, pemberian remunerasi pada BKKBN NTT (Berdasarkan

PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang disiplin pegawai) baru didasarkan pada point

20 % kehadiran mengunakan sidik jari atau Handkle, yang mana sekalipun sudah

melaksanakan aturan 20% kehadiran menggunakan sidik jari dalam hal ini

 penilaian unsur disiplin terkait dengan “terlambat datang, pulang cepat dan tidak 

hadir” yang diperoleh dari absensi tiap pegawai yang dilakukan setiap pagi

(datang) dan sore (pulang) dengan menggunakan absensi sidik jari ternyata

didapati masih banyak pegawai BKKBN Provinsi NTT yang datang terlambat.

Sedangkan 20 % di lihat dari budaya kerja cerdas ulet dan kemitraan (CUK) juga

belum sesuai dengan kualifikasi pendidikan. Bahwa dari 9 (sembilan) pegawai

pada bidang Keluarga Berencana/Kesehatan Reproduksi (KB/KR) hanya satu

orang yang memiliki kulifikasi pendidikan kesehatan, sedangkan lainnya berasal

dari kualifikasi pendidikan non kesehatan. Selanjutnya point 60 % dilihat dari

kinerja belum di berlakukan, hal ini dikarenakan belum adanya penentuan tentang

analisis jabatan masing  –  masing pegawai dengan output yang dihasilkan serta

belum adanya alat ukur yang dapat di pakai untuk mengukur CUK dan kinerja

pegawai.

Page 8: LATAR BELAKANG REMUNERASI

7/21/2019 LATAR BELAKANG REMUNERASI

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-remunerasi 8/9

Halaman | 8

Berdasarkan latar belakang permasalahan, peneliti berkesimpulan bahwa

pemberian remunerasi dirasa masih kurang optimal. Remunerasi bermakna sangat

strategis terhadap terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik, mengingat

dampak paling signifikan terhadap kinerja akan sangat ditentukan oleh kualitas

sumber daya manusia dan tingkat kedisiplinan khususnya PNS di dalam

melaksanakan tugas pokoknya. Oleh sebab itu keberhasilan tersebut akan sangat

ditentukan oleh tingkat kesejahteraan anggotanya. Atas kesimpulan tersebut,

peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Efektivitas

Program Remunerasi Pegawai Negeri Sipil Pada Perwakilan Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Provinsi NTT“.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi

masalah pokok dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Efektivitas Program

Remunerasi Pegawai Negeri Sipil Pada Perwakilan Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Nasional Provinsi NTT?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan efektivitas

pelaksanaan program remunerasi Pegawai Negeri Sipil pada Perwakilan Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi NTT

Page 9: LATAR BELAKANG REMUNERASI

7/21/2019 LATAR BELAKANG REMUNERASI

http://slidepdf.com/reader/full/latar-belakang-remunerasi 9/9

Halaman | 9

D. Kegunaan Penelitian

• Manfaat Akademik 

Sebagai bahan referensi lebih lanjut bagi peneliti lain yang akan melakukan

penelitian selanjutnya dalam hal berkaitan dengan efektivitas pelaksanaan

program remunerasi. Selain itu juga menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai hal tersebut, serta diperolehnya manfaat dari pengalaman penelitian.

• Manfaat Praktis

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran yang

bermanfaat bagi kantor Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga

Berencana Nasional Provinsi NTT dalam kaitan dengan efektivitas program

remunerasi.