Latar belakang penelitian
-
Upload
vicky-ren-dewe -
Category
Documents
-
view
30 -
download
1
description
Transcript of Latar belakang penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan,
badan-badan pemerintah dan swasta, maupun perorangan menyimpan dana. Industri
perbankan merupakan industri yang paling mengalami perkembangan yang cukup
pesat, baik dari sisi volume usaha, mobilisasi dana masyarakat maupun pemberian
kredit.
Akan tetapi saat ini perkembangan tersebut diikuti dengan kondisi
perekonomian yang semakin sulit, terjadinya perubahan peraturan yang cepat,
persaingan antar bank yang semakin tajam, dan berbagai kecenderungan lain
dalam industri perbankan. Alasan inilah yang menjadikan perlunya manajemen bank
yang solid agar mampu menghadapi dan mengantisipasi segala bentuk keadaan.
(Dahlan Siamat, Manajemen Lambaga Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI,
2001, hlm. 87) Dan hal ini tentunya akan mempengaruhi pola dan strategi manajemen
suatu bank baik dari sisi aktiva maupun sisi pasiva bank terhadap sistem keuangan
setiap negara.
Bank dalam melaksanakan kinerjanya haruslah mengutamakan
profesionalitas dan kredibilitas yang tinggi. Cara untuk mencapai tujuan tersebut
adalah bank harus nienunjukkan tingkat kesehatan seperti yang dipersyaratkan
sesuai dengan tuntutan agar dapat menghadapi perkembangan ekonomi yang
kompetitif, dan terintegrasi dengan tantangan yang semakin kompleks, serta
memperhatikan faktor lainnya yaitu menjual kepercayaan dengan pelayanan yang
baik, ramah, cepat, aman, cermat, dan tidak diskriminatif. (Rimsky K Judisseno,
Sistem Moneter Dan Perbankan di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2005, hlm. 129). Dengan ini industri perbankan diharapkan mampu
membuka hambatan yang sebelumnya menimbulkan represi sektor keuangan,
sehingga menimbulkan bisnis perbankan yang dapat berkembang pesat dengan
persaingan yang semakin kuat.
Menurut Sylvia Diana Purba mengutip Hence Bueno mengemukakan
beberapa faktor suksesnya suatu perusahaan dart sisi eksternal maupun internal yaitu
sisi eksternal: peluang pasar, peningkatan permintaan, penemuan teknologi berbagai
sumber daya baru, serta kebijakan intensif. Sedangkan dari sisi internal: semangat
inovasi, fleksibilitas dan profesionalisme gaya kepemimpinan, misi yang jelas dan
budaya yang terintegrasi, organisasi yang efisien dan adaptif, kualitas manajemen
dan produk, orientasi pelanggan dan pasar, kebebasan dan solvensi keuangan, serta
kualitas informasi dan produktifitas. (Sylvia Diana Purba, Analisis Budaya
OrganisasiBank-Bank Barkinerja Baik pada Periode 2001-2004, Jurnal
Ekonomi, Vol. 11 No.2, hlm.313, Nopember 2006).
Kinerja industri perbankan dapat diukur dari beberapa indikator keuangan
yang antara lain permodalan, aktifa produktif, rentabilitas, likuiditas, efisiensi.
Namun biasanya akan sulit untuk mengukur keakuratan dari kinerja bank, yang
lebih real biasanya dilakukan dengan mengukur kinerja keuangannya. Oleh
karena itu, bank-bank yang sekarang masih beroperasi dianggap adalah bank-
bank yang memiliki kinerja yang relatif baik dibanding bank-bank yang telah
dilikuidasi beberapa waktu lalu baik dari sisi aktiva maupun sisi pasivanya dan
bank-bank go public dianggap lebih memiliki informasi yang lebih terbuka.
Bank Indonesia bertugas mengawasi dan memberikan pembinaan kepada
bank-bank. Bank Indonesia juga senantiasa mengikuti perkembangan dari
masing-masing bank-bank yang bersangkutan dengan tiijuan agar langkah-
langkah pembinaan yang dilakukan akan mencapai sasaran yang tepat. Bank
Indonesia diberikan wewenang untuk menetapkan peraiuran dan perizinan bagi
kelembagaan dan kegiatan usaha bank serta mengenakan sanksi terhadap bank
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Dahlan Siamat,
op.cit.,hml.32 )
Rasio yang digunakan untuk menganalisis kinerja bank antara lain rasio
likuiditas; Cash Rasio, Reserve Requirement (RR), Loan to Deposit Ratio (LDR),
Rasio Kewajiban Bersih Call Money, rasio rentabilitas; Return on Assets (ROA),
Return on Equity (ROE), Beban operasional/Pendapatan Operasional (BO/PO),
rasio solvabilitas; Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER).
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
pelitian dengan judul "Analysis Perbedaan Kinerja Bank BUMN Dan Bank
Swasta Nasional Devisa Periode 2005-2007 (Studi Kasus pada Bank-Bank Go
Publik di Bursa Efek Indonesia)**.
B. IDENTIFIKASI DAN PEMBATASAN MASALAH
1. Identifikasi Masatah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka
penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
a. Persaingan yang semakin ketat antar bank BUMN dan bank swasta
nasional devisa.
b. Penilaian kinerja bank dinilai berdasarkan dengan Capital Adequacy
Ratio (CAR) yang haras dicapai sebesar 8%, Loan to Deposit Ratio
(LDR) sebesar >110% artinya likuiditas bank dinilai sehat.
2. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah-masalah yang diteliti
yaitu:
a. Penelitian dilakukan pada empat (4) bank BUMN dan empat (4) bank
swasta nasional devisa.
b. Observasi yang dilakukan yaitu pada periode 2005 sampai 2007.
c. Penelitian ini dilakukan dengan melihat perbedaan kinerja bank BUMN
dan bank swasta nasional devisa ditinjau dari rasio likuiditas; Cash
Rasio, Reserve Requirement (RR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Rasio
Kewajiban Bersih Call Money, rasio rentabilitas; Return on Assets
(ROA), Return on Equity (ROE), Beban operasional/Pendapatan
Operasional (BO/PO), rasio solvabilitas; Capital Adequacy Ratio (CAR),
Debt to Equity Ratio (DER).
C. PERUMUSAN MASALAH
Dari ruang lingkup masalah yang telah diuraikan diatas, penulis membuat
perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kinerja bank BUMN dan bank swasta nasional devisa ditinjau dari
rasio likuiditas, rasio rentabilitas, dan rasio solvabilitas?
2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja bank BUMN dan
bank swasta nasional devisa?
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui bagaimana kinerja bank BUMN dengan bank swasta
nasional devisa ditinjau dari rasio likuiditas, rasio rentabilitas, dan rasio
solvabilitas.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja
bank BUMN dan bank swasta nasional devisa.
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis
untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam menganalisa data serta memahami
ilmu perbankan. Sedangkan bagi pembaca sebagai informasi yang berguna dan dapat
digunakan sebagai referensi dan bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Secara garis besar penelitian ini terdiri atas enam bab, dimana antara bab
yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan dan berkaitan. Berikut ini
akan dikemukakan uraian. Tentang sistematika pembahasan tiap bab sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan pengantar dari bab-bab selanjutnya yang
mencakup latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
serta gambaran sistematika penulisan dalam penelitian ini.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini diuraikan teori-teori yang melandasi pembahasan pada
bab berikutnya. Selain itu terdapat pula kerangka pikir penelitian dan
hipotesa penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini dikemukakan dimana dilakukannya penelitian dan cara
yang dipakai dalam penelitian untuk mengumpulkan data dengan cara
studi lapangan atau studi kepustakaan.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini dikemukakan tentang sejarah perusahaan industri
perbankan yang terdaftar di BEL
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini membahas hasil penelitian dan pembahasn dari hasil
penelitian tersebut
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini akan membahas mengenai kesimpulan dari penelitian, dan
saran-saran yang diajukan peneliti.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Bank
Pengertian bank menurut UU RI No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan
sebagaimana telah diubah dengan UU No.10 Tahun 1998, yaitu: ()
1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
masyarakat banyak.
2. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
3. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberiakan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank adalah badan usaha di bidang keuangan yang menarik uang dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali ke masyarakat, terutama dengan
cara memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan
peredaran uang.6
B. Asas, Fungsi, Dan Tujuan Perbankan Indonesia
Dalam Pasal 2,3» dan 4 UU No.7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan
UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan sebagai berikut:7 Asas: Perbankan
Indonesia dalam melaksanakan kegiatan usahanya
berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-
hatian. Fungsi: Fungsi utama perbankan adalah sebagai penghimpun
dan penyalur dana
masyarakat. Tujuan: Perbankan Indonesia bertujuan menunjang
pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan
ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan rakyat banyak.
C. Jenis - jenis Bank
Dalam konstalasi perbankan Indonesia saat ini, kepemilikan bank dapat
dibedakan: Bank pemerintah (Bank BUMN), Bank Swasta Nasional, Bank
Pembangunan Daerah (milik Pemerintah Daerah), Bank Asing. Sedangkan
istilah bank campuran sejak UU Nomor 10 Tahun 1998 sudah ditiadakan,!
karena pada prinsipnya bank swasta nasional dapat diwakili oleh pihak asing, sehingga
pengunaan istilah bank campuran sudah tidak relevan lagi. Jenis-jenis bank antara lain:8
1. BankBUMN
Bank BUMN pada dasarnya adalah bank yang seluruhnya atau sebagian
besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Bank BUMN saat ini berjumlah empat
bank yaitu Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Tabungan Nasional
dan Bank Mandiri (hasil gabungan Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank
Ekspor Impor dan Bank Pembangunan Indonesia).
Tingkat keterlibatan pemerintah dalam manajemen bank terbatas hanya
dalam penunjukan dan pengangkatan Direksi dan Dewan Pengawas sesuai dengan
ketentuan perundangan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Pengangkatan
Direksi dan Dewan Pengawas bank dilakukan oleh Menteri Keuangan setelah
mendengar persetujuan Presiden.
2. Bank Pemerintah Daerah
Bank-bank milik pemerintah daerah adalah Bank-bank Pembangunan Daerah
yang pendiriannya didasarkan pada UU No. 13 Tahun 1962. Dengan diundangkanya
Undang-undang No.7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
No. 10 Tahun 1998 BPD
tersebut harus memilih dan menetapkan badan hukumnya apakah menjadi
Perseroan Terbatas, Koperasi atau Perusahaan Daerah.
3. Bank Swasta Nasional
Bank swasta nasional adalah bank berbadan hukum Indonesia yang sebagian
atau seluruh modalnya dimiliki oleh warga negara Indonesia atau badan hukum
Indonesia. Dilihat dari lingkup usalianya, bank swasta nasional dapat dibedakan ke
dalam bank devisa dan bank non-devisa. Bank devisa adalah bank yang dalam
kegiatan usahanya dapat melakukan transaksi dalam valuta asing, setelah
memperoleh persetujuan Bank Indonesia, antara lain menerima simpanan dan
memberikan kredit dalam valuta asing termasuk jasa-jasa keuangan terkait dengan
valuta asing, misalnya letter of credit, travelers check. Sememtara bank non devisa
adalah bank yang tidak dapat melakukan kegiatan usaha yang berkaitan dengan
valuta asing.
4. Bank Asing
Bank asing merupakan kantor cabang dari suatu bank di luar Indonesia
yang saat ini hanya diperkenankan beroperasi di Jakarta dan membuka kantor
cabang pembantu di beberapa ibukota propinsi selain Jakarta yaitu Semarang,
Surabaya, Bandung, Denpasar, Ujung Pandang, Medan dan Batam. Bank asing
yang dapat membuka cabangnya tersebut harus termasuk bank yank memiliki asset
200 terbesar dunia dan memiliki rating minimal A dari lembaga peringkat (rating
agency) internasional.
5. Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang menerima
simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu.
D. Kegiatan Usaha Bank
Kegiatan usaha bank pada dasarnya hanya ada 2 (dua) yaitu kegiatan
menghimpun dana dan menyalurkan dan masyarakat Kegiatan usaha bank
meliputi:9 1. Menghimpun dana (Funding)
Kegiatan menghimpun dana merupakan membeli dana dari
masyarakat. Kegiatan membeli dana dapat dilakukan dengan cara
menawarkan berbagai jenis simpanan, antara lain: a. Simpanan Giro
(Demand Deposit)
Merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan
menggunakan cek atau bilyet giro. Bagi bank jasa giro merupakan
dana murah karena bunga yang diberikan kepada nasabah relative lebih
rendah dari bunga simpanan lainnya. b. Simpanan Tabungan (Saving
Deposit)
Merupakan simpanan pada bank yang penarikannya sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan oleh bank.Kepada pemegang rekening
tabungan akan diberikan bunga tabungan yang merupakan jasa atas tabungannya. c.
Simpanan Deposito (Time Deposit)
Merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu (jatuh tempo),
Penarikannya pun dilakukan sesuai dengan jangka waktu tersebut, terdiri dari
deposito berjangka, sertifikat deposito, dan deposito on call.
2. Menyalurkan Dana (Lending)
Merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat
atau lebih dikenal dengan istilah kredit. Kredit yang diberikan oleh bank terdiri
dari beragam jenis, jumlah serta tingkat suku bunga yang ditawarkan tergantung
dari kemampuan bank yang menyalurkannya. Jenis-jenis kredit yang ditawarkan
meliputi: a. Kredit Investasi
Merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha yang melakukan investasi
atau penanaman modal. Biasanya memiliki jangka waktu yang relative panjang
yaitu diatas satu tahun. b. Kredit Modal Kerja
Merupakan kredit yang digunakan sebagai modal usaha dan biasanya
berjangka waktu pendek yaitu kurang dari satu tahun.
c. Kredit Perdagangan
Merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang dalam rangka
memperluas usahanya.
d. Kredit Produktif
Merupakan kredit yang dapat berupa investasi, modal kerja, atau
perdagangan. e.
Kredit Konsumtif
Merupakan kredit yang digunakan ntuk keperluan pribadi. f.
Kredit Profesi
Merupakan kredit yang diberikan kepada kalangan professional.
3. Memberikan Jasa-jasa bank lainya (service)
Merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung kelancaran kegiatan
menghimpun dan menyalurkan dana. Sekalipun sebagai kegiatan penunjang,
kegiatan ini sangat banyak memberikan keuntungan bagi bank dan nasabah.
E, Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah pernyataan manajemen tentang kondisi suatu
perusahaan yang diungkapkan dalam bentuk mata uang (rupiah). Hal tersebut
dirujuk berdasarkan UU No.1/1995 tentang Perseroan Terbatas pasal 58 ayat (1)
menyebutkan perhitungan tahunan dibuat sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK). Menurut pernyataan SAK No.l, laporan keuangan terdiri atas:10
1. Neraca
Neraca bank adalah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada periode
tertentu yang terdiri atas aktiva dan kewajiban.
2. Laporan laba/rugi
Laporan laba/rugi merupakan akumulasi aktivitas yang berkaitan dengan
pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu.
3. Laporan perubahan equitas
Laporan ini menjelaskan perubahan modal, laba ditahan, agio/disagio.
4. Laporan Arus kas
Laporan ini menggambarkan perputaran uang selama periode tertentu, terdiri atas
kas operasional dan kas dari kegiatan investasi.
5. Catalan atas laporan keuangan
Isi catatan ini adalah penjelasan umum tentang perusahaan, kebijakan akuntansi
yang dianut, dan penjelasan tiap-tiap akun neraca dan laba rugi. Dengan membaca
perincian ini akan dapat dilihat bagaimana perilaku akun secara lebih detail.
F. Permodalan Bank
Penggunaan modal bank dimaksudkan untuk memenuhi segala kebutuhan
guna menunjang kegiatan operasi bank. Bank Indonesia sebagai otoritas
moneter menetapkan ketentuan mengenai kewajiban penyediaan modal minimum
yang harus selalu dipertahankan setiap bank yang disebut CAR (Capital
Adequacy Ratio) sebesar 8% dari total aktiva tertimbang menurut resiko
(ATMR). Modal bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia terdiri dari
modal inti (primary capital) dan modal pelengkap (secondary capital).11
G. Sumber Dana Bank
Dana-dana bank yang digunakan sebagai alat bagi operational suatu bank
10
bersumber dari:
1. Dana pihak kesatu
Adalah dan a dari modal sendiri yang berasal dari para pemegang saham
yang terdiri dari modal disetor, agio saham, cadangan-cadangan, laba ditahan.
2. Dana pihak kedua
Adalah dana pinjaman dari pihak luar terdiri dari call money, pinjaman biasa
antarbank, pinjaman dari lembaga keuangan bukan bank (LKBB), pinjaman dari
Bank Indonesia.
3. Dana pihak ketiga
Adalah dana yang berupa simpanan dari masyarakat, berupa giro,
tabungan, deposito.
H. Risiko Usaha Bank
Risiko usaha atau business risk bank merupakan tingkat ketidakpastian
mengenai pendapatan yang diperkirakan akan diterima. Pendapatan dalam ha! ini
adalah keuntungan bank. Semakin tinggi ketidakpastian pendapatan yang
diperoleh suatu bank, semakin besar kemungkinan risiko yang dihadapi dan
semakin tinggi pula premi resiko atau bunga yang diinginkan. Risiko usaha
yang dapat dihadapi oleh bank antara lain sebagai berikut:13 1. Risiko Kredit
Risiko kredit atau dsebut dengan default risk merupakan suatu risiko akibat
kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman
yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai denagn jangka waktu yang
telah ditentukan atau dijadwalkan.
2. Risiko investasi
Risiko investasi atau investment risk berkaitan dengan kemungkian terjadinya
kerugian akibat suatu pen u run an nilai portfolio surat-surat berharga, misalnya
obligasi dan surat-surat berharga lainnya yang dimili bank.
3. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas atau liquidity risk adalah risiko yang mungkin dihadapi oleh bank
untuk mememihi kebutuhan likuiditasnya dalam rangka memenuhi permintaan
kredit dan semua penarikan dana oleh penabung pada suatu waktu.
4. Risiko Operasional
Risiko operasional bank antara lain dapat berupa kemungkinan kerugian dari
operasi bank bila terjadi penurunan keuntungan yang dipengaruhi oleh struktur
biaya operasional bank dan terjadinya kegagalan atas jasa-jasa dan produk-produk
baru yang diperkenalkan.
5. Risiko Penyelewengan
Risiko penyelewengan atau penggclapan berkaitan dengan kerugian-kerugian yang
dapat terjadi akibat ketidakjujuran, penipuan atau moral dan perilaku yang kurang
baik dari pejabat, karyawan dan nasabah bank.
6. Risiko Fidusia |
Risiko ini akan timbul apabila bank dalam usahanya memberikan jasa
dengan bertindak sebagai wali amanat baik untuk individu maupun badan
usaha. ,
7. Risiko Tingkat Bunga |
Risiko yang timbul akibat berubahnya tingkat bunga akn menurunkan nilai
pasar surat-surat berharga yang terjadi pada saat bank membutuhkan
likuiditas.
8. Risiko Solvensi
Risiko yang terjadi disebabkan oleh ruginya beberapa asset yang pada gilirannya
menurunkan posisi modal bank.
9. Risiko Valuta Asing
Risiko ini terutania dapat dihadapi oleh bank-bank devisa yang melakukan
transaksi berkaitan dengan valuta asing, baik dari sisi aktiva maupun dari sisi
pasiva (kewajiban). I
10. Risiko Persaingan
Produk-produk yang ditawarkan bank hampir seluruhnya bersifat homogen, sehingga
persaingan antar bank lebih terfokus pada kemampuan bank memberikan pelayanan
kepada nasabah secara professional dan paling baik.
I. Hubungan antara Solvabilitas, Rentabilitas, Likuiditas14 1.
Hubungan antara Likuiditas dengan Rentabilitas
Laporan keuangan melaporkan posisi keuangan perusahaan maupun
hasil operasinya selama periode tertentu. Walaupun demikian, nilai riil dan
laporan keuangan terletak pada kenyataan bahwa laporan tersebut dapat
digunakan untuk membantu meramalkan laba dan dividen perusahaan dimasa
mendatang, menilai analisis rasio perusahaan merupakan langkah pertama
yang biasa dilakukan oleh investor sebelum menanamkan investasinya. Rasio
likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas adalah rasio yang sering dilihat oleh para
investor untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Hal ini disebabkan karena
ketiga rasio tersebut memiliki keterkaitan yang erat yang akan
menggambarkan manajemen keuangan yang dijalankan perusahaan.
Likuiditas yang terlalu tinggi menunjukkan kelebihan uang kas atau
aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang atau
tingkat likuiditas yang rendah dari aktiva lancar dan sebaliknya.
Likuiditas A Dana Menganggur
T
Dana .
Produktif *
Rentabilitas/ i
Laba |—
—
—
Likuiditas 1 —
Dana i
Menganggur v
—
Dana A
Produktif J
Rentabilitas/ A
Laba 1—
*vSumber: S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, him.78
Gambar 2.1 Flowchart Hubungan
likuiditas dengan rentabilitas
Jadi pernyataan diatas menyatakan bahwa kondisi normal perusahaan
bila likuiditas dinaikkan maka pengaruhnya rentabilitas menjadi turun,
karena tingginya likuiditas berarti semakin banyak dana yang menganggur
(tidak produktif) dan sebaliknya jika likuiditas diturunkan maka pengaruhnya
adalah rentabilitas menjadi naik, karena likuiditas yang rendah berarti semakin
sedikit dana yang menganggur (produktif). Hal ini berarti menunjukkan
bahwa likuiditas yang tinggi maka total rentabilitas adalah rendah, dan
sebaliknya jika likuiditas rendah maka rentabilitas menjadi tinggi. 2.
Hubungan antara Solvabilitas dengan Rentabilitas
Solvabilitas yang tinggi berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman
yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan, jika rasio 75% berarti
25% aktiva perusahaan dibiayai oleh pinjaman dan margin of safety
(protection).
Solvabilitas A Porsi Utang T Resiko T Rentabilitas/ A
laba T—
—
».
—
Solvabilitasl Porsi Utang T Resiko 1 Rentabilitas/ 1
laba—
—
—
— Sumber: S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, him.80
Gambar 2.2 Flowchart
Hubungan solvabilitas dengan rentabilitas
Jadi pernyataan diatas menyatakan apabila solvabilitas tinggi
berarti porsi hutang perusahaan relatif lebih banyak apabila
dibandingkan dengan hartanya. Semakin besar hutang perusahaan
berarti semakin besar resiko yang akan dihadapi semakin besar pula
keuntungan atau Jaba yang diharapkan. Jika solvabilitas yang rend ah
berarti porsi hutang relatif sedikit dibandingkan hartanya. Semakin
kecil hutang perusahaan berarti semakin kecil resiko yang dihadapi
maka semakin kecil pula keuntungan/laba yang diperoleh.
J. Penelitian-penelitian Scbelumnya
Lyna Oktavia P.S dalam Analisis Tingkat Kesehatan Bank
BUMN ditinjau dari CAR, LDR, PPAP, ROE terhadap ROA, (2005)
menyatakan bahwa pengujian secara parsial penngaruh variable LDR,
PPAP, BOPO terhadap ROA berpengaruh secara signifikan, sedangkan
variable CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Pengujian
secara simultan pengaruh
variable CAR, LDR, PPAP, BOPO berpengaruh secara signifikan terhadap ROA.15
Citra Noviandi dalam Pengaruh ROA, CAR, PPAP, LDR, NPL terhadap ROE
(Studi kasus pada industry perbankan di PT Bank Syariah Mandiri periode Januari 2004-
November 2006), (2007) mengambil kesimpulan bahwa hasil terhadap uji parsial terdapat
hubungan yang signifikan dari variable independen yaitu CAR, NPL, PPAP, ROA terhadap
ROE. Hal ini diketahui dari tingkat signifikan < 0,05. Sementara untuk variable
independen yakni LDR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROE. Hal
tersebut dapat diketahui dari tingkat signifikan > 0,05.16
Zaenal Abidin dalam Kinerja Efisiensi pada Bank Umum, Jurnal Ekonomi
mengemukakan bahwa kinerja bank merupakan concern bersama baik dari sisi
pengelola, masyarakat maupun para pengambil keputusan namun sediklt sekali
tinjauan kinerja yang dilihat dari efisiensinya pada bank umum. Dari hasil temuan
terlihat bahwa kelompok bank BUMN, yaitu BRI, Bank Mandiri, dan BNI selalu
mencapai tingkat efisiensi 100 person, sedangkan bagi bank BTN hanya mencapai 89
persen dan 97 persen dibandingkan seluruh jenis bank. Dan untuk Bank Asing 5 dari
9 bank mencapai tingkat efisiensi pada tahun 2005, yaitu Bangkok Bank, Citybank,
HSBC, Standart Chartered Bank, dan Tokyo Mitsubisi Bank. Sedangkan pada
kelompok Bank Pemerintah Daerah tingkat efisiensi yang dicapai tidak pernah mencapai
100 persen selama kurun waktu penelitian yaitu 2002-2005. Bank tersebut adalah
Bank OKI, BPD JaTim, BPD KalTeng, BPD KalTim, BPD KalBar, BPD KalSel,
BPD lampung, BPD SuISel, BPD SumUt, dan BPD Jambi. Baik bank swasta devisa
maupun bank non-devisa, jumlah bank yang dinyatakan efisien sangat sedikit. Pada
tahun 2005 hanya 24 persen untuk bank Devisa dan 19 persen untuk bank non-devisa.
Maka dari hasil penelitian nampak bahwa kelompok bank BUMN dan Bank Asing lebih
baik dalam kinerja efisiensinya dibandingkan kelompok bank lainnya. Bank BUMN
yang memiliki jaringan bank sangat besar dan luas serta notabene dekat dengan para
pengambil keputusan membuat bank tersebut berkinerja baik. Dilain pihak Bank Asing
yang memiliki kelebihan jaringan dan man a gem en berskala internasional membuat
bank ini mempunyai kinerja yang baik pula.17
Sylvia Diana Purba dalam Analisis Budaya Organisasi Bank-Bank Berkinerja
Baik Periods 2001-2004, mengemukakan bahwa tidak ada perbedaan budaya
organisasi antara Bank-bank BUMN dengan Bank-bank swasta nasional yang
berkinerja baik. Dalam penelitian ini dikatakan bahwa pengaruh budaya organisasi
terhadap kinerja adalah signifikan, maka dapat
dinyatakan setiap organisasi yang memiliki budaya yang kuat akan memiliki
kinerja yang tinggi. Dengan 5 kondisi untuk organisasi dengan budaya
kinerja tinggi yaitu: focus yang relevan, diberi stimulus secara keseluruhan,
komitmen dari pemimpin, keterlibatan secara menyeluruh, dan pembekalan
eksternal. I8
K. Kerangka Pikir Pcnelitian
Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah mengidentifikasi jenis-
jenis bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan bank milik
pemerintah (BUMN) dan bank swasta nasional devisa sebagai dasar untukj
menentukan kinerja dari bank-bank tersebut. Berdasarkan teknik pengambilan
sampel dengan cara purposive sampling yaitu berdasarkan kriteria yang
ditentukan maka diperoleh 8 bank yang mcnjadi sampel dalam penelilian ini (4
untuk bank BUMN dan 4 untuk bank swasta nasional devisa). Tujuan penelitian
ini digunakan untuk mengetahui kinerja bank yang ditinjau berdasarkan rasio
likuiditas; Cash Rasio, Reserve Requirement (RR), Loan to Deposit Ratio
(LDR), Rasio Kewajiban Bersih Call Money, rasio rentabilitas; Return on Assets
(ROA), Return on Equity (ROE), Beban operasional/Pendapatan Operasional
(BO/PO), Analisis Solvabilitas; Capital Adequacy Ratio (CAR^, Debt to Equity
Ratio (DER). Penelitian dilanjutkan untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja bank BUMN dengan bank swasta
nasional devisa untuk itu digunakan uji regresi dan uji beda. Hasil penelitian
diharapkan dapat menjadi feed back bagi perusahaan perbankan dimana hasil laporan
tersebut dapat dipergunakan calon investor sebagai acuan dalam pengambilan keputusan.
Perusahaan Perbankan Go
Public yang Terdaftar di BEI
Periode 2005-2007
BankBUMN
(BNI, BRI, Bank Mandiri,
BTN)
Bank Devisa Swasta Nasional
(BCA, Bank Danamon, Bank
BII, Bank Mega)
Kinerja Bank
Rasio Likuiditas: Cash
Ratio, Reserve Requirement
(RR), Loan to Deposit Ratio
(LDR), Rasio Call Money
Rasio Rentabilitas: Return
on Assets (ROA), Return
on Equity (ROE), Rasio
Beban Operasional
(BOPO)
Rasio Solvabilitas:
Capital Adequacy
Ratio (CAR), Debt to
Equity Ratio (DER)
XI=CR, X2=RR, X3=LDR, X4=CM, X5=CAR, X6=DER, X7=dummy
Analisis regresi & Uji beda
Hasil
Analisis/
Feed back
Kesimpulan
Gambar 2.3
Kerangka Pikir
Penelitian
L. Hipotesa Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan teori yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: 1. Diduga
terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja bank BUMN dengan bank
swasta nasional devisa.