Latar belakang penelitian

39
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badan-badan pemerintah dan swasta, maupun perorangan menyimpan dana. Industri perbankan merupakan industri yang paling mengalami perkembangan yang cukup pesat, baik dari sisi volume usaha, mobilisasi dana masyarakat maupun pemberian kredit. Akan tetapi saat ini perkembangan tersebut diikuti dengan kondisi perekonomian yang semakin sulit, terjadinya perubahan peraturan yang cepat, persaingan antar bank yang semakin tajam, dan berbagai kecenderungan lain dalam industri perbankan. Alasan inilah yang menjadikan perlunya manajemen bank yang solid agar mampu menghadapi dan mengantisipasi segala bentuk keadaan. (Dahlan Siamat, Manajemen Lambaga Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2001, hlm. 87) Dan hal ini tentunya akan mempengaruhi pola dan strategi manajemen suatu bank baik dari sisi aktiva maupun sisi pasiva bank terhadap sistem keuangan setiap negara. Bank dalam melaksanakan kinerjanya haruslah mengutamakan profesionalitas dan kredibilitas yang tinggi. Cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah bank harus nienunjukkan tingkat kesehatan seperti yang dipersyaratkan sesuai dengan tuntutan agar dapat menghadapi perkembangan ekonomi yang kompetitif, dan terintegrasi dengan tantangan yang semakin kompleks, serta

description

klk

Transcript of Latar belakang penelitian

Page 1: Latar belakang penelitian

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan,

badan-badan pemerintah dan swasta, maupun perorangan menyimpan dana. Industri

perbankan merupakan industri yang paling mengalami perkembangan yang cukup

pesat, baik dari sisi volume usaha, mobilisasi dana masyarakat maupun pemberian

kredit.

Akan tetapi saat ini perkembangan tersebut diikuti dengan kondisi

perekonomian yang semakin sulit, terjadinya perubahan peraturan yang cepat,

persaingan antar bank yang semakin tajam, dan berbagai kecenderungan lain

dalam industri perbankan. Alasan inilah yang menjadikan perlunya manajemen bank

yang solid agar mampu menghadapi dan mengantisipasi segala bentuk keadaan.

(Dahlan Siamat, Manajemen Lambaga Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI,

2001, hlm. 87) Dan hal ini tentunya akan mempengaruhi pola dan strategi manajemen

suatu bank baik dari sisi aktiva maupun sisi pasiva bank terhadap sistem keuangan

setiap negara.

Bank dalam melaksanakan kinerjanya haruslah mengutamakan

profesionalitas dan kredibilitas yang tinggi. Cara untuk mencapai tujuan tersebut

adalah bank harus nienunjukkan tingkat kesehatan seperti yang dipersyaratkan

sesuai dengan tuntutan agar dapat menghadapi perkembangan ekonomi yang

kompetitif, dan terintegrasi dengan tantangan yang semakin kompleks, serta

Page 2: Latar belakang penelitian

memperhatikan faktor lainnya yaitu menjual kepercayaan dengan pelayanan yang

baik, ramah, cepat, aman, cermat, dan tidak diskriminatif. (Rimsky K Judisseno,

Sistem Moneter Dan Perbankan di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama, 2005, hlm. 129). Dengan ini industri perbankan diharapkan mampu

membuka hambatan yang sebelumnya menimbulkan represi sektor keuangan,

sehingga menimbulkan bisnis perbankan yang dapat berkembang pesat dengan

persaingan yang semakin kuat.

Menurut Sylvia Diana Purba mengutip Hence Bueno mengemukakan

beberapa faktor suksesnya suatu perusahaan dart sisi eksternal maupun internal yaitu

sisi eksternal: peluang pasar, peningkatan permintaan, penemuan teknologi berbagai

sumber daya baru, serta kebijakan intensif. Sedangkan dari sisi internal: semangat

inovasi, fleksibilitas dan profesionalisme gaya kepemimpinan, misi yang jelas dan

budaya yang terintegrasi, organisasi yang efisien dan adaptif, kualitas manajemen

dan produk, orientasi pelanggan dan pasar, kebebasan dan solvensi keuangan, serta

kualitas informasi dan produktifitas. (Sylvia Diana Purba, Analisis Budaya

OrganisasiBank-Bank Barkinerja Baik pada Periode 2001-2004, Jurnal

Ekonomi, Vol. 11 No.2, hlm.313, Nopember 2006).

Kinerja industri perbankan dapat diukur dari beberapa indikator keuangan

yang antara lain permodalan, aktifa produktif, rentabilitas, likuiditas, efisiensi.

Namun biasanya akan sulit untuk mengukur keakuratan dari kinerja bank, yang

lebih real biasanya dilakukan dengan mengukur kinerja keuangannya. Oleh

karena itu, bank-bank yang sekarang masih beroperasi dianggap adalah bank-

Page 3: Latar belakang penelitian

bank yang memiliki kinerja yang relatif baik dibanding bank-bank yang telah

dilikuidasi beberapa waktu lalu baik dari sisi aktiva maupun sisi pasivanya dan

bank-bank go public dianggap lebih memiliki informasi yang lebih terbuka.

Bank Indonesia bertugas mengawasi dan memberikan pembinaan kepada

bank-bank. Bank Indonesia juga senantiasa mengikuti perkembangan dari

masing-masing bank-bank yang bersangkutan dengan tiijuan agar langkah-

langkah pembinaan yang dilakukan akan mencapai sasaran yang tepat. Bank

Indonesia diberikan wewenang untuk menetapkan peraiuran dan perizinan bagi

kelembagaan dan kegiatan usaha bank serta mengenakan sanksi terhadap bank

sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Dahlan Siamat,

op.cit.,hml.32 )

Rasio yang digunakan untuk menganalisis kinerja bank antara lain rasio

likuiditas; Cash Rasio, Reserve Requirement (RR), Loan to Deposit Ratio (LDR),

Rasio Kewajiban Bersih Call Money, rasio rentabilitas; Return on Assets (ROA),

Return on Equity (ROE), Beban operasional/Pendapatan Operasional (BO/PO),

rasio solvabilitas; Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER).

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

pelitian dengan judul "Analysis Perbedaan Kinerja Bank BUMN Dan Bank

Swasta Nasional Devisa Periode 2005-2007 (Studi Kasus pada Bank-Bank Go

Publik di Bursa Efek Indonesia)**.

Page 4: Latar belakang penelitian

B. IDENTIFIKASI DAN PEMBATASAN MASALAH

1. Identifikasi Masatah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka

penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

a. Persaingan yang semakin ketat antar bank BUMN dan bank swasta

nasional devisa.

b. Penilaian kinerja bank dinilai berdasarkan dengan Capital Adequacy

Ratio (CAR) yang haras dicapai sebesar 8%, Loan to Deposit Ratio

(LDR) sebesar >110% artinya likuiditas bank dinilai sehat.

2. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah-masalah yang diteliti

yaitu:

a. Penelitian dilakukan pada empat (4) bank BUMN dan empat (4) bank

swasta nasional devisa.

b. Observasi yang dilakukan yaitu pada periode 2005 sampai 2007.

c. Penelitian ini dilakukan dengan melihat perbedaan kinerja bank BUMN

dan bank swasta nasional devisa ditinjau dari rasio likuiditas; Cash

Rasio, Reserve Requirement (RR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Rasio

Kewajiban Bersih Call Money, rasio rentabilitas; Return on Assets

(ROA), Return on Equity (ROE), Beban operasional/Pendapatan

Page 5: Latar belakang penelitian

Operasional (BO/PO), rasio solvabilitas; Capital Adequacy Ratio (CAR),

Debt to Equity Ratio (DER).

C. PERUMUSAN MASALAH

Dari ruang lingkup masalah yang telah diuraikan diatas, penulis membuat

perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja bank BUMN dan bank swasta nasional devisa ditinjau dari

rasio likuiditas, rasio rentabilitas, dan rasio solvabilitas?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja bank BUMN dan

bank swasta nasional devisa?

D. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui bagaimana kinerja bank BUMN dengan bank swasta

nasional devisa ditinjau dari rasio likuiditas, rasio rentabilitas, dan rasio

solvabilitas.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja

bank BUMN dan bank swasta nasional devisa.

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis

untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam menganalisa data serta memahami

ilmu perbankan. Sedangkan bagi pembaca sebagai informasi yang berguna dan dapat

digunakan sebagai referensi dan bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.

Page 6: Latar belakang penelitian

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Secara garis besar penelitian ini terdiri atas enam bab, dimana antara bab

yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan dan berkaitan. Berikut ini

akan dikemukakan uraian. Tentang sistematika pembahasan tiap bab sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan pengantar dari bab-bab selanjutnya yang

mencakup latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

serta gambaran sistematika penulisan dalam penelitian ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan teori-teori yang melandasi pembahasan pada

bab berikutnya. Selain itu terdapat pula kerangka pikir penelitian dan

hipotesa penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dikemukakan dimana dilakukannya penelitian dan cara

yang dipakai dalam penelitian untuk mengumpulkan data dengan cara

studi lapangan atau studi kepustakaan.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Dalam bab ini dikemukakan tentang sejarah perusahaan industri

Page 7: Latar belakang penelitian

perbankan yang terdaftar di BEL

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini membahas hasil penelitian dan pembahasn dari hasil

penelitian tersebut

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan membahas mengenai kesimpulan dari penelitian, dan

saran-saran yang diajukan peneliti.

Page 8: Latar belakang penelitian

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Bank

Pengertian bank menurut UU RI No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan

sebagaimana telah diubah dengan UU No.10 Tahun 1998, yaitu: ()

1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

masyarakat banyak.

2. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

3. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

tidak memberiakan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Bank adalah badan usaha di bidang keuangan yang menarik uang dari

masyarakat dan menyalurkannya kembali ke masyarakat, terutama dengan

Page 9: Latar belakang penelitian

cara memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan

peredaran uang.6

B. Asas, Fungsi, Dan Tujuan Perbankan Indonesia

Dalam Pasal 2,3» dan 4 UU No.7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan

UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan sebagai berikut:7 Asas: Perbankan

Indonesia dalam melaksanakan kegiatan usahanya

berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-

hatian. Fungsi: Fungsi utama perbankan adalah sebagai penghimpun

dan penyalur dana

masyarakat. Tujuan: Perbankan Indonesia bertujuan menunjang

pelaksanaan pembangunan

nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan

ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan rakyat banyak.

C. Jenis - jenis Bank

Dalam konstalasi perbankan Indonesia saat ini, kepemilikan bank dapat

dibedakan: Bank pemerintah (Bank BUMN), Bank Swasta Nasional, Bank

Pembangunan Daerah (milik Pemerintah Daerah), Bank Asing. Sedangkan

istilah bank campuran sejak UU Nomor 10 Tahun 1998 sudah ditiadakan,!

Page 10: Latar belakang penelitian

karena pada prinsipnya bank swasta nasional dapat diwakili oleh pihak asing, sehingga

pengunaan istilah bank campuran sudah tidak relevan lagi. Jenis-jenis bank antara lain:8

1. BankBUMN

Bank BUMN pada dasarnya adalah bank yang seluruhnya atau sebagian

besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Bank BUMN saat ini berjumlah empat

bank yaitu Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Tabungan Nasional

dan Bank Mandiri (hasil gabungan Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank

Ekspor Impor dan Bank Pembangunan Indonesia).

Tingkat keterlibatan pemerintah dalam manajemen bank terbatas hanya

dalam penunjukan dan pengangkatan Direksi dan Dewan Pengawas sesuai dengan

ketentuan perundangan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Pengangkatan

Direksi dan Dewan Pengawas bank dilakukan oleh Menteri Keuangan setelah

mendengar persetujuan Presiden.

2. Bank Pemerintah Daerah

Bank-bank milik pemerintah daerah adalah Bank-bank Pembangunan Daerah

yang pendiriannya didasarkan pada UU No. 13 Tahun 1962. Dengan diundangkanya

Undang-undang No.7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang

No. 10 Tahun 1998 BPD

Page 11: Latar belakang penelitian

tersebut harus memilih dan menetapkan badan hukumnya apakah menjadi

Perseroan Terbatas, Koperasi atau Perusahaan Daerah.

3. Bank Swasta Nasional

Bank swasta nasional adalah bank berbadan hukum Indonesia yang sebagian

atau seluruh modalnya dimiliki oleh warga negara Indonesia atau badan hukum

Indonesia. Dilihat dari lingkup usalianya, bank swasta nasional dapat dibedakan ke

dalam bank devisa dan bank non-devisa. Bank devisa adalah bank yang dalam

kegiatan usahanya dapat melakukan transaksi dalam valuta asing, setelah

memperoleh persetujuan Bank Indonesia, antara lain menerima simpanan dan

memberikan kredit dalam valuta asing termasuk jasa-jasa keuangan terkait dengan

valuta asing, misalnya letter of credit, travelers check. Sememtara bank non devisa

adalah bank yang tidak dapat melakukan kegiatan usaha yang berkaitan dengan

valuta asing.

4. Bank Asing

Bank asing merupakan kantor cabang dari suatu bank di luar Indonesia

yang saat ini hanya diperkenankan beroperasi di Jakarta dan membuka kantor

cabang pembantu di beberapa ibukota propinsi selain Jakarta yaitu Semarang,

Surabaya, Bandung, Denpasar, Ujung Pandang, Medan dan Batam. Bank asing

yang dapat membuka cabangnya tersebut harus termasuk bank yank memiliki asset

200 terbesar dunia dan memiliki rating minimal A dari lembaga peringkat (rating

agency) internasional.

Page 12: Latar belakang penelitian

5. Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang menerima

simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk

lainnya yang dipersamakan dengan itu.

D. Kegiatan Usaha Bank

Kegiatan usaha bank pada dasarnya hanya ada 2 (dua) yaitu kegiatan

menghimpun dana dan menyalurkan dan masyarakat Kegiatan usaha bank

meliputi:9 1. Menghimpun dana (Funding)

Kegiatan menghimpun dana merupakan membeli dana dari

masyarakat. Kegiatan membeli dana dapat dilakukan dengan cara

menawarkan berbagai jenis simpanan, antara lain: a. Simpanan Giro

(Demand Deposit)

Merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan

menggunakan cek atau bilyet giro. Bagi bank jasa giro merupakan

dana murah karena bunga yang diberikan kepada nasabah relative lebih

rendah dari bunga simpanan lainnya. b. Simpanan Tabungan (Saving

Deposit)

Merupakan simpanan pada bank yang penarikannya sesuai dengan

persyaratan yang ditetapkan oleh bank.Kepada pemegang rekening

Page 13: Latar belakang penelitian

tabungan akan diberikan bunga tabungan yang merupakan jasa atas tabungannya. c.

Simpanan Deposito (Time Deposit)

Merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu (jatuh tempo),

Penarikannya pun dilakukan sesuai dengan jangka waktu tersebut, terdiri dari

deposito berjangka, sertifikat deposito, dan deposito on call.

2. Menyalurkan Dana (Lending)

Merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat

atau lebih dikenal dengan istilah kredit. Kredit yang diberikan oleh bank terdiri

dari beragam jenis, jumlah serta tingkat suku bunga yang ditawarkan tergantung

dari kemampuan bank yang menyalurkannya. Jenis-jenis kredit yang ditawarkan

meliputi: a. Kredit Investasi

Merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha yang melakukan investasi

atau penanaman modal. Biasanya memiliki jangka waktu yang relative panjang

yaitu diatas satu tahun. b. Kredit Modal Kerja

Merupakan kredit yang digunakan sebagai modal usaha dan biasanya

berjangka waktu pendek yaitu kurang dari satu tahun.

Page 14: Latar belakang penelitian

c. Kredit Perdagangan

Merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang dalam rangka

memperluas usahanya.

d. Kredit Produktif

Merupakan kredit yang dapat berupa investasi, modal kerja, atau

perdagangan. e.

Kredit Konsumtif

Merupakan kredit yang digunakan ntuk keperluan pribadi. f.

Kredit Profesi

Merupakan kredit yang diberikan kepada kalangan professional.

3. Memberikan Jasa-jasa bank lainya (service)

Merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung kelancaran kegiatan

menghimpun dan menyalurkan dana. Sekalipun sebagai kegiatan penunjang,

kegiatan ini sangat banyak memberikan keuntungan bagi bank dan nasabah.

E, Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah pernyataan manajemen tentang kondisi suatu

perusahaan yang diungkapkan dalam bentuk mata uang (rupiah). Hal tersebut

dirujuk berdasarkan UU No.1/1995 tentang Perseroan Terbatas pasal 58 ayat (1)

menyebutkan perhitungan tahunan dibuat sesuai dengan Standar Akuntansi

Page 15: Latar belakang penelitian

Keuangan (SAK). Menurut pernyataan SAK No.l, laporan keuangan terdiri atas:10

1. Neraca

Neraca bank adalah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada periode

tertentu yang terdiri atas aktiva dan kewajiban.

2. Laporan laba/rugi

Laporan laba/rugi merupakan akumulasi aktivitas yang berkaitan dengan

pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu.

3. Laporan perubahan equitas

Laporan ini menjelaskan perubahan modal, laba ditahan, agio/disagio.

4. Laporan Arus kas

Laporan ini menggambarkan perputaran uang selama periode tertentu, terdiri atas

kas operasional dan kas dari kegiatan investasi.

5. Catalan atas laporan keuangan

Isi catatan ini adalah penjelasan umum tentang perusahaan, kebijakan akuntansi

yang dianut, dan penjelasan tiap-tiap akun neraca dan laba rugi. Dengan membaca

perincian ini akan dapat dilihat bagaimana perilaku akun secara lebih detail.

Page 16: Latar belakang penelitian

F. Permodalan Bank

Penggunaan modal bank dimaksudkan untuk memenuhi segala kebutuhan

guna menunjang kegiatan operasi bank. Bank Indonesia sebagai otoritas

moneter menetapkan ketentuan mengenai kewajiban penyediaan modal minimum

yang harus selalu dipertahankan setiap bank yang disebut CAR (Capital

Adequacy Ratio) sebesar 8% dari total aktiva tertimbang menurut resiko

(ATMR). Modal bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia terdiri dari

modal inti (primary capital) dan modal pelengkap (secondary capital).11

G. Sumber Dana Bank

Dana-dana bank yang digunakan sebagai alat bagi operational suatu bank

10

bersumber dari:

1. Dana pihak kesatu

Adalah dan a dari modal sendiri yang berasal dari para pemegang saham

yang terdiri dari modal disetor, agio saham, cadangan-cadangan, laba ditahan.

Page 17: Latar belakang penelitian

2. Dana pihak kedua

Adalah dana pinjaman dari pihak luar terdiri dari call money, pinjaman biasa

antarbank, pinjaman dari lembaga keuangan bukan bank (LKBB), pinjaman dari

Bank Indonesia.

3. Dana pihak ketiga

Adalah dana yang berupa simpanan dari masyarakat, berupa giro,

tabungan, deposito.

H. Risiko Usaha Bank

Risiko usaha atau business risk bank merupakan tingkat ketidakpastian

mengenai pendapatan yang diperkirakan akan diterima. Pendapatan dalam ha! ini

adalah keuntungan bank. Semakin tinggi ketidakpastian pendapatan yang

diperoleh suatu bank, semakin besar kemungkinan risiko yang dihadapi dan

semakin tinggi pula premi resiko atau bunga yang diinginkan. Risiko usaha

yang dapat dihadapi oleh bank antara lain sebagai berikut:13 1. Risiko Kredit

Risiko kredit atau dsebut dengan default risk merupakan suatu risiko akibat

kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman

yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai denagn jangka waktu yang

telah ditentukan atau dijadwalkan.

Page 18: Latar belakang penelitian

2. Risiko investasi

Risiko investasi atau investment risk berkaitan dengan kemungkian terjadinya

kerugian akibat suatu pen u run an nilai portfolio surat-surat berharga, misalnya

obligasi dan surat-surat berharga lainnya yang dimili bank.

3. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas atau liquidity risk adalah risiko yang mungkin dihadapi oleh bank

untuk mememihi kebutuhan likuiditasnya dalam rangka memenuhi permintaan

kredit dan semua penarikan dana oleh penabung pada suatu waktu.

4. Risiko Operasional

Risiko operasional bank antara lain dapat berupa kemungkinan kerugian dari

operasi bank bila terjadi penurunan keuntungan yang dipengaruhi oleh struktur

biaya operasional bank dan terjadinya kegagalan atas jasa-jasa dan produk-produk

baru yang diperkenalkan.

5. Risiko Penyelewengan

Risiko penyelewengan atau penggclapan berkaitan dengan kerugian-kerugian yang

dapat terjadi akibat ketidakjujuran, penipuan atau moral dan perilaku yang kurang

baik dari pejabat, karyawan dan nasabah bank.

Page 19: Latar belakang penelitian

6. Risiko Fidusia |

Risiko ini akan timbul apabila bank dalam usahanya memberikan jasa

dengan bertindak sebagai wali amanat baik untuk individu maupun badan

usaha. ,

7. Risiko Tingkat Bunga |

Risiko yang timbul akibat berubahnya tingkat bunga akn menurunkan nilai

pasar surat-surat berharga yang terjadi pada saat bank membutuhkan

likuiditas.

8. Risiko Solvensi

Risiko yang terjadi disebabkan oleh ruginya beberapa asset yang pada gilirannya

menurunkan posisi modal bank.

9. Risiko Valuta Asing

Risiko ini terutania dapat dihadapi oleh bank-bank devisa yang melakukan

transaksi berkaitan dengan valuta asing, baik dari sisi aktiva maupun dari sisi

pasiva (kewajiban). I

10. Risiko Persaingan

Produk-produk yang ditawarkan bank hampir seluruhnya bersifat homogen, sehingga

persaingan antar bank lebih terfokus pada kemampuan bank memberikan pelayanan

kepada nasabah secara professional dan paling baik.

Page 20: Latar belakang penelitian

I. Hubungan antara Solvabilitas, Rentabilitas, Likuiditas14 1.

Hubungan antara Likuiditas dengan Rentabilitas

Laporan keuangan melaporkan posisi keuangan perusahaan maupun

hasil operasinya selama periode tertentu. Walaupun demikian, nilai riil dan

laporan keuangan terletak pada kenyataan bahwa laporan tersebut dapat

digunakan untuk membantu meramalkan laba dan dividen perusahaan dimasa

mendatang, menilai analisis rasio perusahaan merupakan langkah pertama

yang biasa dilakukan oleh investor sebelum menanamkan investasinya. Rasio

likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas adalah rasio yang sering dilihat oleh para

investor untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Hal ini disebabkan karena

ketiga rasio tersebut memiliki keterkaitan yang erat yang akan

menggambarkan manajemen keuangan yang dijalankan perusahaan.

Likuiditas yang terlalu tinggi menunjukkan kelebihan uang kas atau

aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang atau

tingkat likuiditas yang rendah dari aktiva lancar dan sebaliknya.

Likuiditas A Dana Menganggur

T

Dana .

Produktif *

Rentabilitas/ i

Laba |—

Likuiditas 1 —

Dana i

Menganggur v

Dana A

Produktif J

Rentabilitas/ A

Laba 1—

*vSumber: S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, him.78

Gambar 2.1 Flowchart Hubungan

likuiditas dengan rentabilitas

Jadi pernyataan diatas menyatakan bahwa kondisi normal perusahaan

Page 21: Latar belakang penelitian

bila likuiditas dinaikkan maka pengaruhnya rentabilitas menjadi turun,

karena tingginya likuiditas berarti semakin banyak dana yang menganggur

(tidak produktif) dan sebaliknya jika likuiditas diturunkan maka pengaruhnya

adalah rentabilitas menjadi naik, karena likuiditas yang rendah berarti semakin

sedikit dana yang menganggur (produktif). Hal ini berarti menunjukkan

bahwa likuiditas yang tinggi maka total rentabilitas adalah rendah, dan

sebaliknya jika likuiditas rendah maka rentabilitas menjadi tinggi. 2.

Hubungan antara Solvabilitas dengan Rentabilitas

Solvabilitas yang tinggi berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman

yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan, jika rasio 75% berarti

25% aktiva perusahaan dibiayai oleh pinjaman dan margin of safety

(protection).

Solvabilitas A Porsi Utang T Resiko T Rentabilitas/ A

laba T—

».

Solvabilitasl Porsi Utang T Resiko 1 Rentabilitas/ 1

laba—

— Sumber: S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, him.80

Gambar 2.2 Flowchart

Hubungan solvabilitas dengan rentabilitas

Jadi pernyataan diatas menyatakan apabila solvabilitas tinggi

berarti porsi hutang perusahaan relatif lebih banyak apabila

dibandingkan dengan hartanya. Semakin besar hutang perusahaan

berarti semakin besar resiko yang akan dihadapi semakin besar pula

Page 22: Latar belakang penelitian

keuntungan atau Jaba yang diharapkan. Jika solvabilitas yang rend ah

berarti porsi hutang relatif sedikit dibandingkan hartanya. Semakin

kecil hutang perusahaan berarti semakin kecil resiko yang dihadapi

maka semakin kecil pula keuntungan/laba yang diperoleh.

J. Penelitian-penelitian Scbelumnya

Lyna Oktavia P.S dalam Analisis Tingkat Kesehatan Bank

BUMN ditinjau dari CAR, LDR, PPAP, ROE terhadap ROA, (2005)

menyatakan bahwa pengujian secara parsial penngaruh variable LDR,

PPAP, BOPO terhadap ROA berpengaruh secara signifikan, sedangkan

variable CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Pengujian

secara simultan pengaruh

Page 23: Latar belakang penelitian

variable CAR, LDR, PPAP, BOPO berpengaruh secara signifikan terhadap ROA.15

Citra Noviandi dalam Pengaruh ROA, CAR, PPAP, LDR, NPL terhadap ROE

(Studi kasus pada industry perbankan di PT Bank Syariah Mandiri periode Januari 2004-

November 2006), (2007) mengambil kesimpulan bahwa hasil terhadap uji parsial terdapat

hubungan yang signifikan dari variable independen yaitu CAR, NPL, PPAP, ROA terhadap

ROE. Hal ini diketahui dari tingkat signifikan < 0,05. Sementara untuk variable

independen yakni LDR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROE. Hal

tersebut dapat diketahui dari tingkat signifikan > 0,05.16

Zaenal Abidin dalam Kinerja Efisiensi pada Bank Umum, Jurnal Ekonomi

mengemukakan bahwa kinerja bank merupakan concern bersama baik dari sisi

pengelola, masyarakat maupun para pengambil keputusan namun sediklt sekali

tinjauan kinerja yang dilihat dari efisiensinya pada bank umum. Dari hasil temuan

terlihat bahwa kelompok bank BUMN, yaitu BRI, Bank Mandiri, dan BNI selalu

mencapai tingkat efisiensi 100 person, sedangkan bagi bank BTN hanya mencapai 89

persen dan 97 persen dibandingkan seluruh jenis bank. Dan untuk Bank Asing 5 dari

9 bank mencapai tingkat efisiensi pada tahun 2005, yaitu Bangkok Bank, Citybank,

Page 24: Latar belakang penelitian

HSBC, Standart Chartered Bank, dan Tokyo Mitsubisi Bank. Sedangkan pada

kelompok Bank Pemerintah Daerah tingkat efisiensi yang dicapai tidak pernah mencapai

100 persen selama kurun waktu penelitian yaitu 2002-2005. Bank tersebut adalah

Bank OKI, BPD JaTim, BPD KalTeng, BPD KalTim, BPD KalBar, BPD KalSel,

BPD lampung, BPD SuISel, BPD SumUt, dan BPD Jambi. Baik bank swasta devisa

maupun bank non-devisa, jumlah bank yang dinyatakan efisien sangat sedikit. Pada

tahun 2005 hanya 24 persen untuk bank Devisa dan 19 persen untuk bank non-devisa.

Maka dari hasil penelitian nampak bahwa kelompok bank BUMN dan Bank Asing lebih

baik dalam kinerja efisiensinya dibandingkan kelompok bank lainnya. Bank BUMN

yang memiliki jaringan bank sangat besar dan luas serta notabene dekat dengan para

pengambil keputusan membuat bank tersebut berkinerja baik. Dilain pihak Bank Asing

yang memiliki kelebihan jaringan dan man a gem en berskala internasional membuat

bank ini mempunyai kinerja yang baik pula.17

Sylvia Diana Purba dalam Analisis Budaya Organisasi Bank-Bank Berkinerja

Baik Periods 2001-2004, mengemukakan bahwa tidak ada perbedaan budaya

organisasi antara Bank-bank BUMN dengan Bank-bank swasta nasional yang

berkinerja baik. Dalam penelitian ini dikatakan bahwa pengaruh budaya organisasi

terhadap kinerja adalah signifikan, maka dapat

Page 25: Latar belakang penelitian

dinyatakan setiap organisasi yang memiliki budaya yang kuat akan memiliki

kinerja yang tinggi. Dengan 5 kondisi untuk organisasi dengan budaya

kinerja tinggi yaitu: focus yang relevan, diberi stimulus secara keseluruhan,

komitmen dari pemimpin, keterlibatan secara menyeluruh, dan pembekalan

eksternal. I8

K. Kerangka Pikir Pcnelitian

Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah mengidentifikasi jenis-

jenis bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan bank milik

pemerintah (BUMN) dan bank swasta nasional devisa sebagai dasar untukj

menentukan kinerja dari bank-bank tersebut. Berdasarkan teknik pengambilan

sampel dengan cara purposive sampling yaitu berdasarkan kriteria yang

ditentukan maka diperoleh 8 bank yang mcnjadi sampel dalam penelilian ini (4

untuk bank BUMN dan 4 untuk bank swasta nasional devisa). Tujuan penelitian

ini digunakan untuk mengetahui kinerja bank yang ditinjau berdasarkan rasio

likuiditas; Cash Rasio, Reserve Requirement (RR), Loan to Deposit Ratio

(LDR), Rasio Kewajiban Bersih Call Money, rasio rentabilitas; Return on Assets

(ROA), Return on Equity (ROE), Beban operasional/Pendapatan Operasional

(BO/PO), Analisis Solvabilitas; Capital Adequacy Ratio (CAR^, Debt to Equity

Ratio (DER). Penelitian dilanjutkan untuk mengetahui apakah

Page 26: Latar belakang penelitian

terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja bank BUMN dengan bank swasta

nasional devisa untuk itu digunakan uji regresi dan uji beda. Hasil penelitian

diharapkan dapat menjadi feed back bagi perusahaan perbankan dimana hasil laporan

tersebut dapat dipergunakan calon investor sebagai acuan dalam pengambilan keputusan.

Page 27: Latar belakang penelitian

Perusahaan Perbankan Go

Public yang Terdaftar di BEI

Periode 2005-2007

Page 28: Latar belakang penelitian

BankBUMN

(BNI, BRI, Bank Mandiri,

BTN)

Bank Devisa Swasta Nasional

(BCA, Bank Danamon, Bank

BII, Bank Mega)

Page 29: Latar belakang penelitian
Page 30: Latar belakang penelitian

Kinerja Bank

Page 31: Latar belakang penelitian

Rasio Likuiditas: Cash

Ratio, Reserve Requirement

(RR), Loan to Deposit Ratio

(LDR), Rasio Call Money

Rasio Rentabilitas: Return

on Assets (ROA), Return

on Equity (ROE), Rasio

Beban Operasional

(BOPO)

Rasio Solvabilitas:

Capital Adequacy

Ratio (CAR), Debt to

Equity Ratio (DER)

Page 32: Latar belakang penelitian
Page 33: Latar belakang penelitian

XI=CR, X2=RR, X3=LDR, X4=CM, X5=CAR, X6=DER, X7=dummy

Page 34: Latar belakang penelitian
Page 35: Latar belakang penelitian

Analisis regresi & Uji beda

Page 36: Latar belakang penelitian
Page 37: Latar belakang penelitian

Hasil

Analisis/

Feed back

Page 38: Latar belakang penelitian

Kesimpulan

Gambar 2.3

Kerangka Pikir

Penelitian

Page 39: Latar belakang penelitian

L. Hipotesa Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan teori yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: 1. Diduga

terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja bank BUMN dengan bank

swasta nasional devisa.