Latar Belakang - Copy

19
LATAR BELAKANG Asam karboksilat secara struktur menyerupai aldehida dan keton. Disebut menyerupai karena asam karboksilat juga mengandung gugus karbonil. Namun asam karboksilat juga memiliki perbedaan dengan aldehida dan keton. Perbedaanya yaitu pada asam karboksilat terdapat gugus hidroksil yang terikat pada karbon karbonil –COOH. Sehingga suatu asam karboksilat dapat diartikan sebagai suatu senyawa organik yang mengandung gugus karboksil, – COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil, aksi antara kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik untuk asam karboksilat itu sendiri. Ester adalah senyawa karbon yang mengandung gugus fungsi ─COO─ yang terikat pada dua gugus alkyl, R dan R’. . Ester yang dianggap berasal dari senyawa alkana yang disebut alkil alkanoat. Ester juga merupakan turunan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari beberapa jenis. Hidrogen pada gugus -COOH digantikan oleh sebuah gugus alkil, meskipun tidak jauh beda jika diganti dengan sebuah gugus aril (yang berdasarkan pada sebuah cincin benzen).Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol, yang disebut reaksi esterifikasi. Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi reversibel.

description

er23

Transcript of Latar Belakang - Copy

LATAR BELAKANGAsam karboksilat secara struktur menyerupai aldehida dan keton. Disebut menyerupai karena asam karboksilat juga mengandung gugus karbonil. Namun asam karboksilat juga memiliki perbedaan dengan aldehida dan keton. Perbedaanya yaitu pada asam karboksilat terdapat gugus hidroksil yang terikat pada karbon karbonil COOH. Sehingga suatu asam karboksilat dapat diartikan sebagai suatu senyawa organik yang mengandung gugus karboksil, COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil, aksi antara kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik untuk asam karboksilat itu sendiri. Ester adalah senyawa karbon yang mengandung gugus fungsi COO yang terikat pada dua gugus alkyl, R dan R. .Ester yang dianggap berasal dari senyawa alkana yang disebut alkil alkanoat. Ester juga merupakan turunan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari beberapa jenis. Hidrogen pada gugus -COOH digantikan oleh sebuah gugus alkil, meskipun tidak jauh beda jika diganti dengan sebuah gugus aril (yang berdasarkan pada sebuah cincin benzen).Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol, yang disebut reaksi esterifikasi. Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi reversibel.Adapun sifat fisika yang dimiliki oleh asam karboksilat adalah:1. Reaksi Pembentukan Garam 2. Reaksi Esterifikasi 3. Reaksi Oksidasi 4. Pembentukan Asam Karboksilat. Sedangkan ester dibentuk dari reaksi esterifikasi dan reaksi yang dimiliki ester adalah reaksi saponifikasi dan reaksi hidrolisis.Perbedaan utama antara asam karboksilat dan ester adalah aromanya. Asam karboksilat mempunyai aroma yang tidak enak, sedangkan ester mempunyai aroma yang menyenangkan. Ester sering kali digunakan sebagai flavouring agents, misalnya ester etil butirat yang mempunyai aroma buah nanas.Pelaksanaan praktikum ini didasarkan pada sifat-sifat fisik antara asam karboksilat dan ester. Hal-hal inilah yang nantinya akan kita jadikan variable percobaan untuk mengetahui kelarutan, keasamaan, dan aroma asam karboksilat, membuat berbagai jenis ester dan mengetahui aromanya, serta mempelajari reaksi saponifikasi. Selain itu, aplikasi asam karboksilat dan ester juga sangatlah banyak di bidang industry. Misalnya saja ester, ester banyak digunakan dalam pembuatan essen (sebagai pengharum), karena ester mempunyai bau harum, pembuatan sabun dengan mengalami reaksi saponifikasi, dan pembuatan margarine yang dilakukan dengan reaksi hidrogenasi. Oleh karenanya dilakukanlah praktikum identifikasi asam karboksilat dan ester dalam skala laboratorium.PRINSIPIdentifikasi ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER didasarkan pada,beberapa sifat fisik asam karboksilat melalui reaksi asam karboksilat dengan garamnya , reaksi esterifikasi yang merupakan reaksi antara suatu asam karboksilat dengan suatu alcohol dan reaksi saponifikasi yang merupakan rEaksi antara ester dengan basa. METODEMetode yang digunakan dalam praktikum ini ada 3 yaitu metode pembentukan ester /reaksi esterifikasi dengan mereaksikan butanol, metanol, etanol, propanol sebagai senyawa alkohol dgn asam asetat glasial/cuka sebgai asam karboksilat sehingga dapat diketahui berbagai jenis ester dan aromanya, metode dengan mereaksikan asam karboksilat dan garamnya dengan menggunakan, naoh, hcl dan ch3cooh glasial/cuka sebagai asam karboksilat sehinngga dpt diketahui beberapa sifat fisik asam karboksilat, dan metode pembentukan asam karboksilat dan alkohol /reaksi saponifikasi dengan mereaksikan naoh dan hcl.DASAR TEORIAsam karboksilat adalah asam organik yang diidentikkan dengan gugus karboksil. Asam karboksilat merupakan asam Bronsted-Lowry (donor proton). Garam dan anion asam karboksilat dinamakan karboksilat. Asam karboksilat merupakan senyawa polar, dan membentuk ikatan hidrogen satu sama lain. Pada fase gas, Asam karboksilat dalam bentuk dimer. Dalam larutan Asam karboksilat merupakan asam lemah yang sebagian molekulnya terdisosiasi menjadi H+ dan RCOO-. Contoh : pada temperatur kamar, hanya 0,02% dari molekul asam asetat yang terdisosiasi dalam air. Asam karboksilat alifatik rantai pendek (atom karbon CH3COOC4H9+ H2O

Esterifikasi dengan methanolH2SO4CH3OH + CH3COOH Katalis ----> CH3COOCH3+ H2O

Esterifikasi dengan propanolH2SO4C3H7OH + CH3COOH Katalis ----> CH3COOC3H7+ H2O Esterifikasi dengan etanolH2SO4C2H5OH + CH3COOH Katalis ----> CH3COOCH3CH2+ H2O

Esterifikasi dengan asam benzoate

3. Reaski saponifikasi

C8H8O3+ NaOH C7H5O3Na + CH3OHNaOH sisa + HCl NaCl + H2O + HCl sisa

ANALISA PROSEDUR

Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui sifat sifat fisika asam karboksilat, membentuk berbagai jenis ester dan mempelajari reaksi saponifikasi. Pengujian pertama yaitu uji asam karboksilat dan garamnya agar diketahui sifat-sifat fisik asam karboksilat dengan garamnya,. Pengujian ini dilakukan dengan memasukkan 10 tetes aquades ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahakan 5 tetes asam asetat. Diuji bau dan phnya. Selanjutnya Ditambahkan 5 tetes NaOH 40 % ke dalam larutan, dikocok ad homogen. Penambahan naoh 40 % ditujukan untuk menetralkan larutan karena naoh merupakan basa kuat sedangkan asam asetat merupakan asam lemah. Kemudian Diamati lagi bau dan pHnya. dan yang terakhir yaitu Ditambahkan 9 tetes HCl 4N penambahan hcl bertujuan untuk mengasamkan lagi larutan asam asetat dan naoh. diamati lagi bau an uji phnya . semua pengamatan bau dan pengujian ph tujuannya sama yaitu agar diketahui aroma dan sifat keasaman asam karboksilatpengujian yang kedua yaitu reaksi esterifikasii. Pengujian dilakukan dengan menyiapkan 4 tabung reaksi masing masing dimasukkan 5 tetes asam asetat glacial/asam cuka sebagai senyawa asam karbolsilat dan di tambahkan 5 tetes (etanol tabung 1, methanol tabung 4 , propanol tabung 3, dan butanol tabung 2) sebagai senyawa alcohol. Penggunaan 4 macam alcohol ini bertujuan agar ester yang dihasilkan memiliki bau yang berbeda beda. Selanjutnya ditambahkan h2so4 pada masing masing tabung reaksi lewat dinding tabung. Penambahan h2so4 bertujuan karena pada reaksi h2so4 digunakan sebagai katalis, setelah itu tabung di atas penangas air dengan suhu 60 derajat selama 15 menit. Pemanasan dilakukan agar reaksi berlangsung cepat dan pada suhu 60oC kesetimbangan dapat bergeser ke arah ester. Kemudian tabung didinginkan dan ditambahkan 10 tetes aquades. Dipipet bagian atas dari larutan dan ditempatkan dalam kaca arloji. Jangan lupa Diamati bau serta uji ph tujuannya agar diketahui aroma dan sifat keasaman dari ester. Pengujian esterifikasi juga dilakukan dengan menimbang 0,1 g asam benzoate kemudian di masukkan dalam cawan porselen, ditambahakan 10 tetes aquadest, dan ditambahkan 20 tetes hcl 4 n, diamati bau serta uji phpengujian ketiga yaitu reaksi saponifikasi langkah pertama yang harus dilakukan yaitu memasukkan 5 tetes metil salisilat ke dalam tabung reaksi. Lalu ditambahkan dengan 3 tetes NaOH 40%. Penambahan NaOH ditujukan sebab naoh digunakan sebagai pelarut metil salisilat karena metil salisilat tidak dapat larut dalam air tetapi dapat larut dalam basa dalam hal ini adalh NaOH. selanjutnya tabung dipanaskan pada air mendidih selama 30 menit. Pemanasan ini bertujuan agar reaksi dapat berlangsung lebih cepat. Kemudian tabung didinginkan di dalam air dingin.. Setelah itu, ditambahkan dengan HCl 4 n hingga suasana asam . penambahan HCl ini berfungsi untuk mengetahui banyaknya NaOH yang tersisa dalam proses saponifikasi. Dan yang terakhir Diuji menggunakan kertas lakmus.

ANALISA HASILPraktikum ini melakukan percobaan tentang asam karboksilat dan ester. Dimana asam alkanoat (atau asam karboksilat) adalah golongan asam organik alifatik yang memiliki gugus karboksil (biasa dilambangkan dengan -COOH). Semua asam alkanoat adalah asam lemah. Dalam pelarut air, sebagian molekulnya terionisasi dengan melepas atom hidrogen menjadi ion H+. Turunan dari asam karboksilat adalah ester. Yang dapat di buat melalui reaksi esterifikasi. Dengan prinsip penambahan katalis Asam. Selain reaksi esterifikasi ada juga reaksi saponifikasi yang meruapakan reaksi antara ester dengan basa.

Percobaan pertama yaitu uji asam karboksilat dan garamnya. Percobaan ini dilakukan untukmengetahui garam yang terbentuk dari reaksi antara suatu senyawa dengan asam karboksilat. Dari hasil pengamatan bahan haban yang akan digunakan didapatkan Aquadest berwarna jernih dan tidak berbau, asam asetat glacial atau asam cuka berwarna jernih dan bau menyengat khas cuka, sedangkan naoh dan hcl berwarna jernih dan tidak berbau. Pada saat penambahan 10 tetes aquadest pada 5 tetes asam asetat dalam tabung reaksi dihasilkan larutan yang tetap berwarna jernih, timbul bau menyengat seperti bau asam cuka dan pHnya 1. Hal ini menunjukkan bahwa asam asetat bersifat asam. tujuan dari penambahan air suling ini adalah untuk mengetahui kelarutan asam asetat dalam air.Setelah bercampur terlihat bahwa asam asetat larut dalam air.Asam asetat mempunyai gugus karbonil dan hidroksil yang bersifat polar sehingga dapat larut dalam air, dimana air merupakan pelarut polar.Dalam air asam asetat larut dan molekulnya membentuk ikatan hidrogen.Setelah itu ke dalam tabung reaksi ditambahkan lagi 5 tetes NaOH 40 % , larutan yang dihasilkan tetap berwarna jernih, bau yang timbul juga tetap bau asam cuka namun sedikit menghilang dan pH larutan 5. Hasil pengujian ph ini menunjukkan bahwa larutan yang dihasilkan tetap bersifat asam . Hasil percobaan kedua ini tidak sesuai dengan teori yang ada karena NaOH merupakan basa kuat sedangkan asam asetat merupakan asam lemah sehingga larutan yang dihasilkan dari pencampuran kedua senyawa tersebut seharusnya bersifat basa dengan rentang ph >7 . sedangkan pada percobaan yang dilakukan ph yang dihasilkan hanya 5 meskipun ph mengalami kenaikan dari 1 menjadi 5, namun kenaikan angka tersebut tetap tidak menunjukkan bahwa larutan bersifat basa . kurangnya angka ph yang dihasilkan bisa disebabkan karena kurang bersihnya tabung yang digunakan praktikan atau praktikan menmbahkan terlalu banyak reagen. pencampuran antara asam asetat dan naoh akan menghasilkan natrium asetat dan air, atau sering disebut juga reaksi penetralan Reaksinya sebagai berikut :CH3COOH + NaOHCH3COONa + H2O

Lanhkah selanjutnya larutan diasamkan kembali dengan menambahkan larutan HCl 4N sebanyak 9 tetes, penambahan ini menghasilkan larutan yang tetap berwarna jernih, bau yang timbul juga tetap seperti asam cuka, dan phnya 0. hal ini menunjukkan bahwa larutan yang dihasilkan bersifat asam . Reaksi antara natrium asetat dan asam klorida akan meghasilkan kembali asam asetat dan natrium clorida. Reaksi sebgai berikut:CH3COONa + HClCH3COOH + NaCl

Percobaan yang kedua adalah reaksi esterifikasi yang bertujuan untuk membuat ester dengan mereaksikan asam karboksilat dengan alkohol primer atau sekunder dengan menggunakan suatu asam sebagai katalis lalu dipanaskan .. Asam yang digunakan sebagai katalis pada percobaan ini adalah H2SO4. H2so4 dipilih karena h2so4 dapat digunakan sbg sumber proton untuk terjadinya protonasi terhadap atom oksigen pada gugus karbonil. Pada reaksi esterifikasi ini gugusan hidroksil dari asam karboksilat akan diganti oleh gugusan alkoksil( -OR) dari alcohol sehingga akan dihasilkan bau atau aroma yang berbeda-beda dari garam yang dihasilkan. Dari hasil pengamatan dari bahan bahan yang digunakan didapatkan Aquadest berwarna jernih dan tidak berbau, asam asetat glacial atau asam cuka berwarna jernih dan berbau menyengat khas cuka, h2so4 pekat berwarna jernih dan berbau menyengat, sedangkan etanol, methanol, butanol dan propanol juga berwarna jernih berbau menyengat. Keempat reaksi esterifikasi yang akan dilakukan menggunakan metode reaksi Fischer karena menggunakan katalis asam sulfat pekat. reaksi esterifikasi ini pun merupakan reaksi yang tergolong eksoterm, karena menghasilkan panas yang bersumber dari asam pekat H2SO4 . Pada percobaan ini dipakai suhu optimum dalam pembuatan ester , yaitu pada suhu 60oC guna untuk menggeser kesetimbangan ke arah ester.Reaksi pertama yaitu mereaksikan 5 tetes asam asetat dengan 5 tetes etanol dan 2 tetes asam sulfat pekat sebgaai katalis, larutan yang dihasilkan berwarna tetap jernih, namun volume larutan menjadi berkurang , timbul bau seperti karet terbakar, dan phnya 0 . hal ini menunjukkan bahwa larutan yang dihasilkan bersifat asam. reaksi yang terjadi adalahH2SO4C2H5OH + CH3COOH Katalis ----> CH3COOCH3CH2+ H2Oreaksi kedua yaitu meraksikan 5 tetes asam asetat dengan 5 tetes butanol dan 2 tetes asam sulfat pekat sebgaai katalis, menghasilkan warna larutan tetap jernih, volume larutan tidak berubah, timbul bau seperti kutek, dan phnya juga 0. Hal ini juga menunjukkan bahwa larutan yang dihasilkan bersifat asam. Reaksi ini yang terjadi adalah H2SO4C4H9OH + CH3COOH Katalis ----> CH3COOC4H9+ H2Oreaksi ketiga yaitu meraksikan 5 tetes asam asetat dengan 5 tetes propanol dan 2 tetes asam sulfat pekat sebgaai katalis, menghasilkan warna larutan tetap jernih, volume larutan., timbul bau seperti., dan phnya .. Hal ini juga menunjukkan bahwa larutan yang dihasilkan bersifat asam. Reaksi yang terjadi adalah H2SO4C3H7OH + CH3COOH Katalis ----> CH3COOC3H7+ H2Oreaksi keempat yaitu meraksikan 5 tetes asam asetat dengan 5 tetes methanol dan 2 tetes asam sulfat pekat sebgaai katalis, ,menghasilkan warna larutan tetap jernih, volume larutan berKURANG, timbul bau seperti sedikit menyengat, dan phnya juga 0. Hal ini juga menunjukkan bahwa larutan yang dihasilkan bersifat asam.. Reaksi yang terjadi adalah H2SO4CH3OH + CH3COOH Katalis ----> CH3COOCH3+ H2O

Pengamatan bau yang timbul dari reaksi esterifikasi keempat ini kurang spesifik berdasarkan teori yang ada seharusnya bau yang timbul adalah seperti bau daun mint. Kurangnya ketelitian ini dapat disebabkan karena praktikan kurang focus atau kurang memahani tujuan dari percobaan yang dilakukan.Selain KEempat reaksi diatas dalam reaksi esterifikasi juga dilakukan percobaan dengan mereaksikan hcl dengan asam benzoate dan aquadest. Dimana aquadest berwarna jernih tidak berbau, asam bezoat serbuk berwarna putih, sedangkan hacl berwarna jernih tidak berbau. Dari pencampuran antara 0,1 gram asam benzoat , 10 tetes aquades dan 20 tetes hcl larutan yang dihasilkan tidak larut, tetapi berwarna jernih, bau seperti obat dan phnya 0 .hal ini menunjukkan bahwa larutan yang dihasilkan bersifat asam. Reaksi yang menyertainya adalah reaksi penetralan karena menghasilkan garam dan air. . Pembentukan garam dibuktikan dengan penambahan 20 tetes HCl .. Tidak larutnya asam benzoate dalam aquadest dan hcl sesuai dengan teori yang ada yang menyebutkan bahwa Asam karboksilat tidak dapat larut dengan air tetapi dapat larut dalam basa .

Percobaan terakhir adalah reaksi saponifikasi.berdasarkan langkah pertama yang dilakukan yaitu mereaksikan 5 tetes metil salisilat yang berwarna jernih bau khas aromatic dengan 3 tetes NaOH yang berwarna jernih dan tidak berbau menghasilkan larutan berwarna putih pekat berbusa, dan bau seperti balsam.. Kemudian larutan tersebut dipanaskan selama 30 menit yang menghasilkan warna cairan kekuningan jernih,dan membentuk gumpalan berwarna putih. Dalam reaksi ini terjadi hidrolisis ester dengan menggunakan basa. Hidrolisis ester disebut juga reaksi penyabunan atau reaksi saponifikasi. Hidrolisis ester ini mengubah ester menjadi alkohol dan garam yang berasal dari turunannya. Pemanasan dilakukan dengan tujuan karena proses hidrolisis ini akan berlangsung sempurna jika dididihkan dengan pelarut basa, seperti NaOH. Kemudian didinginkan pada suhu ruang. Pada proes pendinginan ini warna larutan tetap ,tetapi terbentuk endapan putih dan bau metil salisilatnya ( baunya seperti balsam ) berkurang, lalu ditambahkan 3 tetes HCl, dan uji kertas lakmus. Kertas lakmus berubah menjadi merah setelah penambahan HCl, penambahan HCl ini berfungsi untuk mengetahui banyaknya NaOH yang tersisa dalam proses saponifikasi. Selain itu, penambahan HCl juga untuk memberikan suasana asam, karena hasil awal dai reaksi saponifikasi adalah berupa karboksilat. Dengan adanya penambahan HCl ini karboksilat diubah menjadi asam karboksilat.Persamaan reaksi yang terjadi adalah sbb :C8H8O3+ NaOH C7H5O3Na + CH3OHNaOH sisa + HCl NaCl + H2O + HCl sisa

KESIMPULANDari hasil percobaan dan hasil pengamatan praktikum identifikasi asam karboksilat dan ester dapat ditarik Kesimpulan bahwa ;1. Reaksi antara asam karboksilat dengan basa menghasilkan garam karboksilat. Asam karboksilat (asam asetat) bersifat asam, merupakan senyawa polar dan larut dalam air yang merupakan pelarit polar, serta memiliki aroma atau bau tidak sedap2. . Reaksi asam karboksilat dengan alkohol menghasilkan ester atau disebut esterifikasi. Reaksi esterifikasi dengan berbagai macam alcohol akan menghasilkan berbagai jenis ester dengan bau atau aroma yang berbeda-beda pula dari garam yang dihasilkan.3. Reaksi hidrolisis ester oleh basa merupakan reaksi penyabunan atau disebut saponifikasi yang menghasilkan garam dari asam dan jika kemudian ditambah dengan asam kuat akan menjadi pengasaman kembali membentuk asam karboksilat.

SARANAdapun saran yang dapat saya sampaikan kepada praktikan selanjutnya yaitu :1. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya praktikan harus benar-benar memahami prosedur atau cara kerja dari praktikum yang akan dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan2. sebelum praktikum dimulai sebaiknya praktikan memanaskan air secukupnya diatas kompor sampai mendidih sehingga pada saat melakukan reaksi esterifikasi dan saponifikas yang membutuhkan pemanasan menggunakan air mendidih dalam pelaksaannya tidak membutuhkan waktu yang lama3. dalam menentukan ph menggunakan kertas universal sebaiknya dilakukan dengan sangat teliti atau perhatikan benar benar perbedaan warna yang muncul agar diperoleh ph yang akurat dan tidak terlalu menyimpang 4. setelah melakukan praktikum sebaiknya praktikan mencuci tangan

DARTAR PUSTAKA