LAPUKGMD2

13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan nasional yang antara lain mempunyai tujuan untuk mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan batin. Salah satu cara bangsa yang maju adalah bangsa yang mempunyai derajad kesehatan yang tinggi , dengan mutu kehidupan yang tinggi pula, serta mempunyai sikap kejiwaan yangmenopang dan mendorong kreatifitas. Oleh karena itu maka pembangunan manusia seutuhnya harus mencapai aspek jasmani dan kejiwaan, disamping aspek spiritual dan sosial, termasuk kepribadian dan kejuangan, yang ditujukan untuk mewujudkan manusia yang sehat, cerdas dan produktif serta mempunyai daya juang yang tinggi. Gambaran keadaan masyarakat Indonesia ke depan itu adalah “Visi” yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yang dirumuskan ”Indonesia Sehat 2010”. Kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian integral dari kesehatan manusia seutuhnya juga berperan dalam meningkatkan kualitas dan dan produktivitas sumber daya manusia. Dari hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional tahun 1998 menunjukkan bahwa 62,4% penduduk merasa terganggu perkerjaan/ sekolah karena sakit gigi, rata- rata 3,86 hari. Kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit 1

description

UKGMD

Transcript of LAPUKGMD2

Page 1: LAPUKGMD2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan

nasional yang antara lain mempunyai tujuan untuk mewujudkan bangsa yang

maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan batin. Salah satu cara bangsa yang

maju adalah bangsa yang mempunyai derajad kesehatan yang tinggi , dengan

mutu kehidupan yang tinggi pula, serta mempunyai sikap kejiwaan

yangmenopang dan mendorong kreatifitas. Oleh karena itu maka pembangunan

manusia seutuhnya harus mencapai aspek jasmani dan kejiwaan, disamping

aspek spiritual dan sosial, termasuk kepribadian dan kejuangan, yang ditujukan

untuk mewujudkan manusia yang sehat, cerdas dan produktif serta mempunyai

daya juang yang tinggi.

Gambaran keadaan masyarakat Indonesia ke depan itu adalah “Visi” yang

ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yang dirumuskan ”Indonesia

Sehat 2010”. Kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian integral dari kesehatan

manusia seutuhnya juga berperan dalam meningkatkan kualitas dan dan

produktivitas sumber daya manusia.

Dari hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional tahun 1998 menunjukkan

bahwa 62,4% penduduk merasa terganggu perkerjaan/ sekolah karena sakit gigi,

rata-rata 3,86 hari. Kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit gigi walaupun

tidak menimbulkan kematian tetapi dapat menurunkan produktivitas kerja.

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang

tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan

tubuh keseluruhan. Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi

untuk mengunyah, berbicara dan mempertahankan bentuk muka, sehingga

penting untuk menjaga kesehatan gigi sedini mungkin agar dapat bertahan lama

dalam rongga mulut.

Masalah terbesar yang dihadapi penduduk Indonesia seperti juga di

negara-negara berkembang lainnya di bidang kesehatan gigi dan mulut adalah

1

Page 2: LAPUKGMD2

penyakit jaringan keras gigi (caries dentin). Hal ini karena prevalensi karies di

Indonesia mencapai 80%. Usaha untuk mengatasinya belum memberikan hasil

yang nyata bila diukur dengan indikator kesehatan gigi masyarakat. Tingginya

prevalensi karies gigi serta belum berhasilnya usaha untuk mengatasinya

mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor distribusi penduduk, faktor lingkungan,

faktor perilaku, dan faktor pelayanan kesehatan gigi yang berbeda-beda pada

masyarakat Indonesia.

Penyakit gigi yang banyak diderita masyarakat yaitu karies dan penyakit

periodontal sebenarnya mudah dicegah yaitu dengan menanamkan kebiasaan 

perilaku pemeliharaan kesehatan gigi yang baik sejak usia dini. Upaya

pembinaan kesehatan gigi masyarakat telah dilaksanakan melalui pendekatan

UKGMD sejak tahun 1979, dimana upaya promotif, preventif dilaksanakan

secara terpadu dengan upaya kesehatan lainnya terutama melalui Posyandu.

Pada tahun 1992 telah diterbitkan buku Pedoman Penyelenggaraan UKGMD di

Posyandu.

B. Pengertian UKGMD

UKGMD adalah suatu pendekatan edukatif yang bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan

kesehatan gigi, dengan mengintegrasikan upaya promotif, preventif kesehatan

gigi pada berbagai upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang

berlandaskan pendekatan primary health care (posyandu, bina keluarga balita,

polindes, ponstren, dan taman kanak-kanak), merujuk kasus yang tidak dapat

ditanggulangi ke sarana pelayanan yang lebih mampu, penyuluhan dan

melaksanakan pencatatan/pelaporan.

C. Kegiatan UKGMD

Kegiatan UKGMD yang dilaksanakan di posyandu yaitu pemeriksaan

kesehatan gigi, memberikan penyuluhan tentang pemeliharaan kesehatan gigi

dan mulut, dan pelatihan kader. Kemampuan pendanaan dari pemerintah

terbatas, karenanya perlu dikembangkan pendanaan yang berasal dari

masyarakat untuk kepentingan pelayanan. Dana ini dapat berwujud dana sehat

atau bentuk-bentuk asuransi kesehatan lainnya yang merupakan bentuk swadaya

masyarakat.

2

Page 3: LAPUKGMD2

D. Sasaran UKGMD

Sasaran UKGMD yaitu semua masyarakat yang berpenghasilan rendah dan

diutamakan bagi kelompok rentan penyakit gigi mulut yaitu golongan balita, ibu

hamil, ibu menyusui, dan lansia.

E. Tujuan UKGMD

Tujuan UKGMD yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan, dan

peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi. Dan meningkatkan

status kesehatan gigi masyarakat secara optimal melalui upaya promotif dan

preventif.

F. Manfaat UKGMD

Sebagai sarana edukasi kepada masyarakat tentang kesehatan gigi serta sarana

untuk mengetahui perilaku kesehatan masyarakat tertutama yang berhubungan

dengan kesehatan giginya.

G. Tenaga Pelaksana UKGMD

Tenaga Pelaksana dalam Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat Desa terdiri dari :

a. Puskesmas

b. Dokter gigi

c. Perawat gigi

d. Bidan desa

e. Kader

3

Page 4: LAPUKGMD2

BAB II

KEGIATAN UKGMD

A. Lokasi

Kegiatan praktikum UKGMD ini berlokasi di wilayah binaan Puskesmas

Kartasura II, tepatnya di Desa Gonilan dan bertempat di Posyandu Abadi II Desa

Gonilan dan dihadiri kurang lebih 20-25 orang lansia.

B. Pelaksanaan

Pelaksanaan praktikum kali ini dilaksanakan pada,

Hari / Tanggal : 1 April 2013

Waktu : 08.30 – selesai

C. Kegiatan

Kegiatan yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah pemeriksaan gigi

geligi para lansia sesuai dengan standar form assesment WHO serta melakukan

edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi.

4

Page 5: LAPUKGMD2

BAB III

HASIL KEGIATAN UKGMD

A. Data Pasien

Nama : Ibu Jumiyem

Umur : 70 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat tinggal : Gonilan

B. Hasil Pemeriksaan (Form Terlampir)

1. Extra Oral Examination

Normal extra oral appearance / keadaan ekstra oral pasien normal

2. Temporo Mandibular Joint

No Symptom, No sign

3. Oral Mucosa

Ulceration on gingiva, candidiasis on buccal mucosa, Fissure tongue on

tongue

4. Hypoplasia

Diffuce oppacity element 11 21

5. Dental Fluorosis

No dental fluorosis

6. Community Periodontal Index

Calculus

7. Loss of Attachment

4-5 mm (CEJ within blackband)

8. Dentition Status

(Form terlampir)

9. Phrostetic Status

No prosthesis / Pasien tidak menggunakan gigi tiruan

10. Prosthetic Need

Upper lower need for a combination of one and or multi unit prothesis

5

Page 6: LAPUKGMD2

BAB IV

PEMBAHASAN

Kegiatan UKGMD yang dilaksanakan di posyandu yaitu pemeriksaan

kesehatan gigi, memebrikan penyuluhan tentang pemeliharaan kesehatan gigi

dan mulut, dan pelatihan kader. Kemampuan pendanaan dari pemerintah

terbatas, karenanya perlu dikembangkan pendanaan yang berasal dari

masyarakat untuk kepentingan pelayanan. Dana ini dapat berwujud dana sehat

atau bentuk-bentuk asuransi kesehatan lainnya yang merupakan bentuk swadaya

masyarakat.

Posyandu dapat digolongkan menjadi empat tingkatan, yaitu:

1. Posyandu Pratama (warna merah)

Posyandu yang belum mantap, kegiatannya belum rutin tiap bulan dan kader

aktifnya masih terbatas. Intervensinya yaitu pelatihan kader ulang.

2. Posyandu Madya (warna kuning)

Posyandu ini sudah melakukan kegiatan lebih dari delapan kali per tahun,

dengan rata-rata jumlah kader 5 orang atau lebih. Intervensi posyandu ini

yaitu pelatihan kader dan penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk

menentukan penyelesaian masalah dan program tambahan sesuai kebutuhan.

3. Posyandu Purnama (warna hijau)

Posyandu ini frekuensinya lebih dari delapan kali per tahun, dan sudah ada

program tambahan. Intervensi pada posyandu ini yaitu penggarapan dengan

pendekatan PKMD untuk mengarahkan masyarakat dalam menentukan

pengembangan program di posyandu dan pelatihan dana sehat.

4. Posyandu Mandiri (warna biru)

Posyandu ini sudah melakukan kegiatan secara teratur. Intervensi posyandu

madya yaitu pembinaan dana sehat yang diarahkan menggunakan prinsip

JPKM.

6

Page 7: LAPUKGMD2

Derajat kesehatan gigi dapat diketahui dari skor karies yaitu salah satu

ukuran tingkat keparahan dari kerusakan gigi dan indeks CIPTN yaitu indeks

yang digunakan WHO untuk mengukur kondisi jaringan periodontal. Karies gigi

adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai

dari permukaan gigi (pit, fissure, dan daerah interproksimal) meluas ke arah

pulpa. Indeks karies digunakan untuk mengukur pengalaman seseorang terhadap

karies.

Untuk mencapai kesehatan gigi masyarakat yang layak maka Organisasi

Kesehatan Sedunia (WHO) menetapkan target pencapaian tahun 2010 meliputi

peningkatan status kesehatan gigi dan mulut, dan kemampuan masyarakat untuk

melakukan pencegahan. Sasaran WHO pada tahun 2010 terdiri atas 90% untuk

umur 5 tahun bebas karies, angka DMF-T <1 untuk anak umur 12 tahun,

penduduk umur 18 tahun tidak ada gigi yang dicabut karena karies atau kelainan

periodontal, sebesar 90% penduduk umur 35-44 tahun memiliki 20 gigi

berfungsi, dan hanya 2% diantara mereka tidak bergigi dan tidak lebih dari 0,1

sektan mempunyai sakit gusi dalam. Pada penduduk umur 65-74 tahun hanya

5% yang tidak bergigi, 75% diantaranya memiliki 20 gigi berfungsi, dan tidak

lebih dari 0,5 sektan dengan saku gusi dalam.

Dari hasil pemeriksaan didapatkan bahwa pasien ini memiliki kesehatan

mulut yang buruk, apabila dilihat dari kondisi jaringan keras mulutnya banyak

gigi yang tinggal akar dan dibiarkan, serta ditemukan banyak calculus pada

hampir setiap element gigi yang masih tersisa.

7

Page 8: LAPUKGMD2

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari data yang diperoleh dari praktikum UKGMD di Posyandu Abadi II

Gonilan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

a. Masih kurangnya pengetahuan dan kesadaran para lansia untuk menjaga

kesehatan gigi, sehingga hampir seluruh lansia yang diperiksa memiliki

status kebersihan mulut yang buruk.

b. Hanya ada satu tempat pelayanan dokter gigi yaitu di Puskesmas

Kartasura II yang menurut para lansia jaraknya cukup jauh, sehingga

pemanfaatan layanan fasilitas kesehatan gigi dan mulut yang ada di

wilayah tersebut masih sangat kurang.

c. Hampir seluruh lansia yang diperiksa memerlukan rujukan untuk

dilakukan perawatan berupa restorasi gigi, pencabutan gigi, scaling, dan

protesa.

B. Saran

Dari hasil dan kesimpulan yang diperoleh setelah pelaksanaan praktikum

UKGMD ini alangkah lebih baik apabila di daerah tersebut disediakan

pelayanan kesehatan gigi yang lebih terjangkau, lebih memadai dan relatif

dekat dengan pemukiman penduduk sehingga masyarakat desa setempat

tidak enggan untuk memeriksakan giginya melakukan perawatan gigi.

8

Page 9: LAPUKGMD2

DAFTAR PUSTAKA

Dep. Kes. RI., 2003, Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan

Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat, Pusat Data dan Informasi,

Jakarta.

Dep. Kes. RI., 2008, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)

Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.

Dep. Kes. RI., 1996, Pedoman Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat

Desa, Direktorat Jendral Pelayanan Medik, Direktorat Kesehatan Gigi, Jakarta.

Dunning, J. M., 1986, Principles of Dental Public Health 4th ed., Harvard

University Press, London.

Herijulianti, E., Indriati, S. T., dan Artini, S., 2002, Pendidikan Kesehatan Gigi,

EGC, Jakarta.

9