Lapsem Biogas

25
BAB I PENDAHULUAN A. Judul Acara 1 Produksi Biogas dari Limbah Industri B. Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa mengetahui sumber limbah industri yang berpotensi sebagai bahan baku produksi biogas 2. Mahasiswa mengetahui proses dan desain produksi biogas dari limbah industri 3. Mahasiswa mampu menghitung nilai tambah dari produksi biogas C. Manfaat 1. Dapat mengetahui bahan-bahan apa saja yang dapat digunakan untuk produksi biogas 2. Dapat mengetahui cara pembuatan biogas dari limbah industri yang telah dibawa 3. Dapat mengetahui manfaat serta keunggulan dari biogas

Transcript of Lapsem Biogas

Page 1: Lapsem Biogas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul Acara 1

Produksi Biogas dari Limbah Industri

B. Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa mengetahui sumber limbah industri yang berpotensi sebagai

bahan baku produksi biogas

2. Mahasiswa mengetahui proses dan desain produksi biogas dari limbah

industri

3. Mahasiswa mampu menghitung nilai tambah dari produksi biogas

C. Manfaat

1. Dapat mengetahui bahan-bahan apa saja yang dapat digunakan untuk

produksi biogas

2. Dapat mengetahui cara pembuatan biogas dari limbah industri yang telah

dibawa

3. Dapat mengetahui manfaat serta keunggulan dari biogas

Page 2: Lapsem Biogas

BAB II

DASAR TEORI

Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi

dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan,

limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah

organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam

biogas adalah metana dan karbon dioksida.komposisi dari biogas adalah (anonim,

2014):

Komponen %

Metana (CH4) 55-75

Karbon dioksida (CO2) 25-45

Nitrogen (N2) 0-0,3

Hidrogen (H2) 1-5

Hidrogen sulfide (H2S) 0-3

Oksigen (O2) 0,1-0,5

Prinsip pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organic

secara anaerobic (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan suatu gas yang

sebagian besar berupa metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbon

dioksida. Gas yang terbentuk disebut gas rawa atau biogas. Proses dekomposisi

bantu oleh sejumlah mikroorganisme anaerobic bantu oleh sejumlah

mikroorganisme, terutama bakteri metan. Suhu yang baik untuk proses fermentasi

adalah 30-550C. Pada suhu tersebut mikroorganisme dapat bekerja secara optimal

merombak bahan-bahan organik. Pembuatan biogas bukanlah teknologi yang

baru. Berbagai Negara telah mengaplikasikan teknologi ini sejak puluhan tahun

yang lalu seperti petani di Inggris, Rusia, dan Amerika Serikat. Sementara itu, di

Benua Asia, India merupakan Negara pelopor dan pengguna energi biogas sejak

masih dijajah inggris (Simamora, 2011).

Anaerobik sangat cocok untuk mengolah limbah cair yang mengandung

bahan organik kompleks seperti limbah dari industri makanan, minuman, bahan

kimia dan obat-obatan. Bahan organic tersebut didegradasi menjadi senyawa

Page 3: Lapsem Biogas

sederhana dan stabil melalui empat tahap yaitu hidrolisis, asidogenesis,

asetogenesis dan metagnogenesis. Polutan di dalam limbah yang berupa senyawa

kompleks seperti lemak, polisakarida dan protein dihidrolisis menjadi senyawa

bermasa molekul tinggi seperti asam lemak, monosakarida, dan asam amino.

Metana merupakan hasil akhir proses anaerobic dapat digunakan sebagai

parameter atau indikator keberhasilan proses tersebut (Wagiman, 2014).

Kondisi yang harus dijaga adalah suhu, derajat keasaman (pH), lamanya

material biomassa berada di dalam reactor (20-40 hari) serta keberadaan zat-zat

yang mungkin membahayakan/ meracuni bakteri pengurai. Berdasarkan pilihan

suhu, bakteri yang biasanya bekerja pada suhu sekitar 37oC disebut kelompok

bakteri mesofilik. Bila bakteri yang dipilih bekerja pada suhu yang lebih tinggi di

atas 60oC biasanya bakteri jenis ini disebut bakteri termofilik. Keuntungan dari

pemakaian bakteri termofilik adalah kecepatannya dalam menguraikan biomass

cenderung lebih cepat serta dapat mematikan mikroba-mikroba yang bisa

menyebabkan penyakit pada manusia karena suhu bekerjanya yang tinggi.

Namun, penggunaan bakteri-bakteri termofilik biasanya mengharuskan

pengontrolan temperatur yang lebih seksama sehingga cenderung menjadi lebih

mahal (Nugraha, 2012).

Selama ini, yang cenderung digunakan sebagai bahan tambahan dalam

proses pembentukan biogas dari sampah organik adalah cairan rumen sapi saja.

Pada kenyataannya, penggunaan limbah isi rumen sapi secara keseluruhan sebagai

kosubstrat, juga dapat meningkatkan volume biogas yang terbentuk dan sekaligus

mempercepat proses pembentukan biogas tersebut. Namun, penambahan limbah

isi rumen sapi sebagai ko-substrat sepertinya tidak mempengaruhi nilai pH dan

temperatur bahan isian. Hal ini diketahui dari perbandingan nilai pH dan

temperature digester kontrol dengan digester uji yang tidak terlalu berbeda. Selain

pH, temperatur yang optimal juga menjadi salah satu syarat agar proses anaerobik

dapat terjadi dengan cepat dan produksi biogas yang dihasilkan banyak serta

berkualitas bagus yang ditandai dengan kadar gas CH yang tinggi. Namun, hal ini

tidak mutlak dipengaruhi oleh temperatur saja tapi juga disertai dengan

optimalnya faktor-faktor lain yang mempengaruhi pembentukan biogas. Faktor-

Page 4: Lapsem Biogas

faktor tersebut diantaranya jenis bahan isian, rasio C/N bahan isian, pH dan

beberapa parameter lainnya (Yenni, 2012).

Pada umumnya cara pembuatan biogas adalah contohnya dari fermentasi

tumbuhan, dan limbah cair. Paling popular di Eropa adalah produksi panas dan

energy listrik dengan kogenerasi tumbuhan atau dengan mesin gas, secara

eksklusif untuk produksi dari daya listrik dan atau panas dengan boiler. Kerugian

menggunakan motor udara atau gas atau kogenerasi tumbuhan adalah mengurangi

recovery dari energi di dalam kandungan biogas. Pilihan yang berbeda untuk

pembuatan biogas adalah dengan produksi dari hydrogen dengan pembentukan

kembali uap diikuti dengan sistem purifikasi gas. Aplikasi dari cara ini adalah

pada industri gas mentah, bahan bakar mobil atau bahan bakar untuk produksi dari

energy listrik dengan bahan bakar sel. Jadi alternatif yang paling menjanjikan

untuk pembuatan biogas adalah dengan tetap menggunakan purifikasi menjadi

tingkatan gas alam dan digunakan untuk bahan bakar mobil atau substitusi gas

alam. Karena hal di atas maka biogas purifikasi ini harus disebut dengan “bio-

natural gas” (Lens, 2005).

Page 5: Lapsem Biogas

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan bahan

Alat:

1. Girigen

2. Selang

3. Gelas ukur

4. Malam

5. Kawat

6. Pisau

7. Nampan

Bahan:

1. Limbah cair kecap manis

2. Buah dan sayur busuk

B. Prosedur Praktikum

Prosedur Hasil

1. Limbah cair dan starter disiapkan

2. pH limbah cair diukur

3. limbah cair dimasukkan (jika perlu

diencerkan lebih dulu) ke dalam

dirigen (20L) sampai volume 17,1L

4. starter ditambahkan sebanyak 0,9L

1. Starter buah dan sayur busuk

dicacah hingga lembut atau halus

2. pH limbah cair kecap = 4

3. Limbah cair terukur 15,53 L di

dalam dirigen

4. Starter masuk ke dalam dirigen

bercampur dengan limbah cair

Page 6: Lapsem Biogas

5. instalasi produksi biogas disusun

6. dilakukan pengamatan secara

periodik dan ditentukan kapan gas

akan muncul, kemudian catat

produksi biogas selama 4 minggu

sejak kemunculan gas pertama kali

7. dilakukan analisis, dihitung laju

produksi biogas, jumlah biogas yang

dihasilkan, besarnya energi yang

dihasilkan dan dilakukan analisis

potensi ekonominya

kecap

5. Instalasi disusun menggunakan

kawat sehingga gelas ukur tidak

tenggelam

6. Hasil pengamatan 3 minggu

dicatat yaitu mulai 22 Maret – 3

April 2014. Hasil pengamatan

terlampir di hasil praktikum.

7. Hasil perhitungan kumulatif

biogas yang dihasilkan = 155 ml

= 0,000155 m3

Page 7: Lapsem Biogas

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum

1. Tabel Hasil Pengamatan Biogas

No TANGGALVol awal

(ml)Vol akhir

(ml)Vol Biogas

(ml)Vol kumulatif

(ml)

1 22-Mar-2014 35 49 14 14

2 23-Mar-2014 21 39 18 32

3 24-Mar-2014 39 55 16 48

4 25-Mar-2014 24 33 9 57

5 26-Mar-2014 33 40 7 64

6 27-Mar-2014 59 70 11 75

7 28-Mar-2014 70 78 8 83

8 29-Mar-2014 65 74 9 92

9 30-Mar-2014 74 85 11 103

10 31-Mar-2014 70 79 9 112

11 1-Apr-2014 61 67 6 118

12 2-Apr-2014 67 69 2 120

13 3-Apr-2014 69 73 4 124

14 4-Apr-2014 55 58 3 127

15 5-Apr-2014 58 63 5 132

16 6-Apr-2014 63 70 7 139

17 7-Apr-2014 70 71 1 140

18 8-Apr-2014 71 74 3 143

19 9-Apr-2014 74 77 3 146

20 10-Apr-2014 77 80 3 149

21 11-Apr-14 80 83 3 152

22 12-Apr-14 64 66 2 154

23 13-Apr-14 66 67 1 155Tabel 1. Pengamatan Biogas Selama 3 Minggu

Page 8: Lapsem Biogas

2. Grafik Kumulatif Hasil Biogas

Grafik 1. Hasil Kumulatif Pengamatan Biogas

B. Pembahasan

Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi

dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan,

limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah

organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam

biogas adalah metana dan karbon dioksida. Biogas adalah gas yang dihasilkan dari

limbah rumah tangga, kotoran hewan, kotoran manusia, sampah organic dan

sebagainya, yang mengalami proses penguraian atau fermentasi oleh

mikroorganisme. Biogas adalah campuran gas yang dihasilkan oleh bakteri

metanogenik yang terjadi pada material dalam anaerobik.

Proses pembuatan biogas secara umum adalah

1. Yang pertama dilakukan adalah menyediakan wadah atau bejana

untuk mengolah kotoran organik menjadi biogas. Kalau hanya diperuntukkan

22-Mar-

2014

24-Mar-

2014

26-Mar-

2014

28-Mar-

2014

30-Mar-

2014

1-Apr-2

014

3-Apr-2

014

5-Apr-2

014

7-Apr-2

014

9-Apr-2

014

11-Apr-2

014

13-Apr-2

0140

20

40

60

80

100

120

140

160

180 Volume Kumulatif Biogas (ml)

Vol Biogas (ml)

Tanggal Pengamatan

Vol k

umul

atif

Page 9: Lapsem Biogas

secara pribadi, cukup menggunakan bak yang terbuat dari semen yang cukup

lebar atau drum bekas yang masih cukup kuat. Selain itu perlunya kesediaan

kotoran hewan (baik sapi maupun kambing) yang merupakan bahan baku

biogas. 

2. Proses kedua adalah mencampurkan kotoran organik tersebut dengan air. 

Biasanya campuran antara kotoran dan air menggunakan perbandingan 1:1

atau bisa juga menggunakan perbandingan 1:1,5. Air berperan sangat penting

di dalam proses biologis pembuatan biogas.Artinya jangan terlalu banyak

(berlebihan) juga jangan terlalu sedikit (kekurangan). 

3. Temperatur selama proses berlangsung, karena ini menyangkut "kesenangan" 

hidup bakteri pemroses biogas antara 27 - 28 derajat celcius. Dengan

temperature itu proses pembuatan biogas akan berjalan sesuai dengan

waktunya. Tetapi berbeda kalau nilai temperatur terlalu rendah (dingin), maka

waktu untuk menjadi biogas akan lebih lama. 

4. Kehadiran jasad pemroses, atau jasad yang mempunyai kemampuan untuk 

menguraikan bahan-bahan yang akhirnya membentuk CH4 (gas metan) dan

CO2. Dalam kotoran kandang, lumpur selokan ataupun sampah dan jerami,

sertam bahan-bahan buangan lainnya, banyak jasad renik, baik bakteri ataupun

jamur pengurai bahan-bahan tersebut didapatkan. Tapi yang menjadi masalah

adalah hasil uraiannya belum tentu menjadi CH4 yang diharapkan serta

mempunyai kemampuan sebagai bahan bakar. 

5. Untuk mendapatkan biogas yang diinginkan, bak penampung (bejana)

kotoran organik harus bersifat anaerobik. Dengan kata lain, tangki itu tak

boleh ada oksigen dan udara yang masuk sehingga sampah-sampah organik

yang dimasukkan ke dalam bioreaktor bisa dikonversi mikroba. Keberadaan

udara menyebabkan gas CH4 tidak akan terbentuk. Untuk itu maka bejana

pembuat biogas harus dalam keadaan tertutup rapat. 

6. Setelah proses ini selesai, maka selama dalam kurun waktu 1 minggu

didiamkan, maka gas metan sudah terbentuk dan siap dialirkan untuk

keperluan memasak. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

memanfaatkan biogas. Seperti misalnya sifat biogas yang tidak berwarna,

tidak berbau dan sangat cepat menyala. Karenanya kalau lampu atau kompor

Page 10: Lapsem Biogas

mempunyai kebocoran, akan sulit diketahui secepatnya. Berbeda dengan sifat

gas lainnya, sepeti elpiji, maka karena berbau akan cepat dapat diketahui kalau

terjadi kebocoran pada alat yang digunakan. Sifat cepat menyala biogas, juga

merupakan masalah tersendiri. Artinya dari segi keselamatan pengguna.

Sehingga tempat pembuatan atau penampungan biogas harus selalu berada

jauh dari sumber api yang kemungkinan dapat menyebabkan ledakan kalau

tekanannya besar.

Bahan yang dapat dijadikan menjadi biogas adalah bahan organik,

tumbuhan sampah organik serta kotoran ternak antara lain: 

1. Limbah tanaman : tebu, rumput-rumputan, jagung, gandum, dan lain-

lain, 

2. Limbah dan hasil produksi : minyak, bagas, penggilingan padi, limbah

sagu,

3. Hasil samping industri : tembakau, limbah pengolahan buah-buahan

dan sayuran, dedak, kain dari tekstil, ampas tebu dari industri gula dan

tapioka, limbah cair industri tahu, 

4. Limbah perairan : alga laut, tumbuh-tumbuhan air,

5. Limbah peternakan : kotoran sapi, kotoran kerbau, kotoran kambing,

kotoran unggas.

Prinsip pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organic

secara anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan suatu gas yang

sebagian besar berupa metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbon

dioksida. Gas yang terbentuk disebut gas rawa atau biogas. Proses dekomposisi

bantu oleh sejumlah mikroorganisme anaerobic bantu oleh sejumlah

mikroorganisme, terutama bakteri metan. Suhu yang baik untuk proses fermentasi

adalah 30-550C. Pada suhu tersebut mikroorganisme dapat bekerja secara optimal

merombak bahan-bahan organik. Secara umum ada 3 tahap dalam pembuatan

biogas yaitu:

1. Tahap 1 , yaitu hidrolisis. penguraian senyawa kompleks atau senyawa

rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat menjadi senyawa

yang sederhana. Proses pemecahan bahan organik, fermentasi H2CO2 +

asam asetat dan asam propionate alkhohol.

Page 11: Lapsem Biogas

2. Tahap 2, asidifikasi. proses penguraian atau dekomposisi komponen

penyusun bahan organik menjadi asam-asam organik tanpa oksigen.

3. Tahap 3, pembentukan gas metana, proses pemecahan H2CO2 menjadi

metana oleh bakteri metanogesis.

Ada beberapa bakteri yang bekerja saat proses pembuatan biogas, dibedakan

berdasarkan sifatnya dalam proses biogas yaitu:

1. Bakteri fermentatif, meliputi streptococci, bacteriodes, beberapa jenis dari

enterobactericeace.

2. Bakteri asetogenik, meliputi bakteri desulfovibrio

3. Bakteri metana, meliputi methanobacterium, methanobacillus,

methanosacaria, dan methanococcus.

Peran biogas dalam pengendalian limbah yang paling utama yaitu bisa

mengurangi permasalahan penanggulangan sampah atau kotoran hewan menjadi

sesuatu yang bermanfaat. Dengan teknologi tertentu, gas methan dapat

dipergunakan untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan energi listrik,

menjalankan kulkas, mesin tetas, traktor, dan mobil. Secara sederhana, gas

methan dapat digunakan untuk keperluan memasak dan penerangan menggunakan

kompor gas sebagaimana halnya elpiji.

Keuntungan teknologi biogas ini dibanding sumber energi alternatif yang

lain adalah: Menghasilkan gas yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Kotoran yang telah digunakan untuk menghasilkan gas dapat digunakan sebagal

pupuk organik yang sangat baik. Dapat mengurangi kadar bakteri patogen yang

terdapat dalam kotoran yang dapat menyebabkan penyakit bila kotoran hewan

atau sampah tersebut ditimbun begitu saja. Sedangkan kekurangannya adalah

kondisi harus selalu dijaga agar tidak terjadi kesalahan yang mempengaruhi

proses produksi gas, harus secara kontinyu dijaga input bahan organik agar terus

dihasilkan gas yang secara kontinyu juga.

Langkah pembuatan biogas dalam praktikum ini adalah pertama

menyiapkan limbah cair tahu yaitu mengukur volume limbah hingga 17 L tetapi

limbah kecap ini hanya diukur 15,53 L kemudian diukur nilai pH nya untuk

mengetahui derajat keasaman dari limbah cair tersebut. Setelah itu dimasukkan ke

dalam girigen 20 L. Fungsi dari dirigen ini adalah sebagai biodegester yaitu

Page 12: Lapsem Biogas

tempat untuk mencerna atau menguraikan zat organic yang akan dibuat biogas.

Sementara itu menyiapkan starter alami yaitu berupa buah dan sayur busuk yang

dihaluskan sehingga menjadi lumpur dan siap dimasukkan ke dalam dirigen. Lalu

starter dimasukkan ke dalam dirigen. Fungsi starter ini adalah untuk menjamin

agar kehadiran jasad renik atau mikroba pembuat biogas (umumnya disebut

bakteri metan), sebaiknya digunakan starter, yaitu bahan atau substrat yang di

dalamnya sudah dapat dipastikan mengandung mikroba metan sesuai yang

dibutuhkan. Fungsi penghalusan starter ini adalah untuk memudahkan starter

tercampur dengan limbah yang akan dijadikan biogas. Kemudian instalasi biogas

skala laboratorium dipasang yaitu mengikatkan gelas ukur secara terbalik di sisi

toples berisi air dan mengisi gelas ukur tersebut dengan air hingga di atas batas air

toples. Gelas ukur diikat dengan kawat sedemikian rupa hingga selang yang

menghubungkan girigen dengan gelas ukur tersebut. Limbah yang telah dicampur

dengan starter ditutup dengan tutup dirigen dan sisinya ditutupi dengan malam,

hal ini untuk menghalangi udara masuk ke dalam dirigen dan gas hasil fermentasi

limbah keluar. Digunakan malam karena sifatnya yang rapat sehingga dapat

menghalangi lewatnya udara atau gas. Dirigen tersebut dimasuki selang melalui

tutup kemudian dihubungkan dengan gelas ukur yang terbalik di dalam toples. Hal

ini dilakukan untuk mengukur gas yang dihasilkan dengan volume air yang ada di

dalam gelas ukur. Jadi gas akan keluar dan mendorong air sehingga volume air

berkurang, Selisih volume air awal dan air inilah jumlah gas yang dihasilkan.

Menggunakan gelas ukur karena agar mudah untuk menghitung gas yang

dihasilkan. Selang jangan sampai terisi air karena akan mengakibatkan

terhalangnya aliran gas hasil fermentasi dan mengakibatkan terganggunya

pengukuran hasil biogas sehingga tidak akurat. Ada beberapa macam jenis starter

yang digunakan dalam proses pembuatan biogas antara lain:

1. Starter alami, yaitu berupa lumpur aktif, lumpur kolam ikan, air

comberan, cairan septitank, kotoran ternak dan sampah organic.

2. Starter semi buatan, yaitu fasilitas biodegester dalam stadium aktif

untuk memfermentasi bahan organic menjadi biogas.

3. Starter buatan, yaitu bakteri yang dikembangbiakan di laboratorium.

Page 13: Lapsem Biogas

Hasil pengamatan biogas selama 3 minggu adalah total menghasilkan 155

ml gas setara dengan 0,000155 m3. Nilai pH dari limbah cair kecap manis ini

adalah 4 artinya limbah ini memilki sifat keasaman yang cukup tinggi. Kumulatif

gas yang dihasilkan tiap hari meningkat, namun tidak berarti gas yang dihasilkan

tiap hari juga meningkat. Hasil biogas yang paling optimal adalah pada minggu

pertama setelah instalasi biogas dipasang, hal ini karena proses yang terjadi cepat,

namun pada minggu berikutnya volume gas yang dihasilkan semakin menurun hal

ini karena tidak ada perbaharuan bahan sehingga aktifitas bakteri pembentuk gas

menurun. Pada volume tertentu maka gas dapat digunakan untuk menyalakan api,

namun dalam praktikum ini belum dapat diterapkan untuk menyalakan api, hal ini

karena keterbatasan instalasi yang masih sederhana skala laboratorium dan masih

skala sangat kecil sehingga gas yang dihasilkan belum maksimal. Namun dari

hasil parktikum ini dapat digambarkan bahwa limbah industri kecap potensial

sebagai bahan baku pembuatan biogas. Dan dapat dikembangkan lebih besar

instalasinya.

Aplikasi instalasi biogas ada di pasar Gamping, Yogyakarta. Biogas

berasal dari sisa sampah buah dan sayur busuk dari pasar yang tidak terjual

kemudian dihancurkan atau dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam digester

besar kemudian dari digester tersebut di fermentasi sehingga dapat menghasilkan

gas yang dapat digunakan untuk memasak maupun menyalakan listrik penduduk

sekitar di pasar Gamping tersebut. Jadi buah dan sayur yang tidak terjual di pasar

tersebut dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan dapat menguntungkan.

Nilai tambah yang dihasilkan dari pembuatan biogas ini adalah dapat

memanfaatkan limbah dengan optimal. Biogas dapat digunakan untuk

menyalakan kompor sebagai pengganti gas elpiji sehingga dapat menghemat

bahan bakar gas maupun minyak tanah. Selain itu, pada volume tertentu dapat

digunakan pula sebagai pembangkit listrik yang dapat digunakan menyalakan

lampu maupun sebagai sumber bahan bakar diesel sehingga lebih dapat

menghemat biaya listrik.  

Page 14: Lapsem Biogas

1 m3 Biogas setara dengan:

60-100 watt lampu bohlam selama 6 jam.

5-6 jam memasak menggunakan kompor gas

Setara dengan 0,7 liter bensin

Dapat memproduksi 1,25 kwh listrik

Jadi pembuatan biogas dalam skala lebih besar juga akan menghasilkan nilai

tambah yang semakin besar pula. Maka hasil praktikum ini masih sangat sedikit

sehingga belum bisa digunakan optimal, namun apabila ada tindak lanjut yang

dilakukan dengan instalasi yang lebih besar misalnya digester dengan daya

tampung yang lebih besar dan volume limbah yang digunakan juga besar maka

hasil gas juga akan besar sehingga dapat digunakan. Laju pembentukan biogas

dari praktikum ini adalah total biogas/jumlah hari = 155 ml/23 = 6,739. Jadi

lajunya adalah 6,739 ml/hari.

Page 15: Lapsem Biogas

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Sumber limbah industri yang potensial sebagai bahan baku produksi

biogas adalah limbah cair kecap, limbah cair tahu, limbah cair tempe,

ampas tebu dari industri gula, limbah sayur dan buah busuk.

2. Proses produksi biogas adalah dengan 3 tahap yaitu tahap hidrolisis,

asidifikasi dan tahap pembentukan gas metana. Desain produksinya adalah

dengan digester sebagai tempat fermentasi atau penguraian zat organik

bahan baku biogas dan penambahan starter sebagai pemancing adanya

aktifitas bakteri pengurai.

3. Nilai tambah yang dapat dihasilkan oleh biogas adalah 1 m3 biogas setara

dengan:

60-100 watt lampu bohlam selama 6 jam.

5-6 jam memasak menggunakan kompor gas

0,7 liter bensin

Dapat memproduksi 1,25 kwh listrik

Page 16: Lapsem Biogas

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014. Pengolahan Limbah Organik/Cair Menjadi Biogas, Pupuk Padat

Dan Cair. Dalam http:// bapelkescikarang.or.id /bapelkescikarang

/images/stories/KurmodTTG/pengolahanairlimbah/mi5b%20modul

%20pengelolaan %20 limbah % 20 organik%20menjadi%20biogas.pdf.

Diakses pada tanggal 19 Maret 2014 pukul 19:05 WIB.

Lens, Piet. Dkk. 2005. Biofuels for Fuel Cells. Iwa Publishing. London.

Nugraha, Tutun dan Didik Sunardi. 2012. Seri Sains Energi Terbarukan Energi

Bio Biomassa, Biofuel, Biodiesel dan Biogas. Jakarta: PT. Pelangi Ilmu

Nusantara.

Simamora, Suhut. Dkk. 2011. Membuat Bio Gas Pengganti Bahan Bakar Minyak

& Gas dari Kotoran Ternak. Jakarta: Agro Media.

Wagiman dan Desy Setioningrum. 2014. Modul Praktikum Pengendalian Limbah

Industri. Yogyakarta: Program Studi Setrata 1 Teknologi Industri Pertanian

Universitas Gadjah Mada.

Yenni. Dkk. 2012. Uji Pembentukan Biogas Dari Substrat Sampah Sayur Dan

Buah Dengan Ko-Substrat Limbah Isi Rumen Sapi. Dalam Jurnal Teknik

Lingkungan UNAND 9 (1) :26-36.

Page 17: Lapsem Biogas

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENDALIAN LIMBAH INDUSTRI

PRODUKSI BIOGAS DARI LIMBAH INDUSTRI

TAHUN AJARAN 2013/2014

Disusun oleh

Nama : Lia Ika Anggraini

NIM : 11/318926/TP/10172

Hari/tgl : Jumat, 21 Maret 2014

Kel : C4

Ass : -

LABORATORIUM REKA INDUSTRI DAN PENGENDALIAN

PRODUK SAMPING

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2014