LapPembinaanJFA2008_edar
-
Upload
inspektura -
Category
Documents
-
view
857 -
download
4
Transcript of LapPembinaanJFA2008_edar
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
LAPORAN PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR TAHUN 2008
Nomor : Lap -999/K/JF/2009. Tanggal : 1 September 2009
KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR
u
e
unt tan masyarakat kepada Pemerintah untuk segera mewujudkan
kep merintahan yang baik merupakan tuntutan untuk terselenggaranya
pemerintah yang bersih, efektif, efisien, dan taat kepada peraturan
perundang-undangan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan melalui suatu sistem
akuntabilitas. Dalam hal ini pengawasan intern pemerintah memegang peranan penting
untuk memberikan keyakinan bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan
pertanggungjawaban melalui sistem akuntabilitas telah dapat dilaksanakan seperti yang
diharapkan. Pengawasan intern pemerintah merupakan unsur manajemen Pemerintah yang
penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik.
TT Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang meliputi BPKP, Inspektorat Jenderal
Departemen, Inspektorat Utama/Inspektorat pada Kementerian dan Lembaga Pemerintahan
Non Departemen (LPND), serta Badan Pengawas Daerah (Bawasda)/Inspektorat
Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai pelaksana pengawasan intern pemerintah harus mampu
merespon berbagai permasalahan dan perubahan yang terjadi, baik politik, ekonomi, dan
sosial melalui suatu program dan kegiatan yang ditetapkan dalam suatu kebijakan
pengawasan nasional yang berlaku secara menyeluruh untuk APIP Pusat dan Daerah.
Untuk dapat menciptakan hasil pengawasan APIP yang handal dan memenuhi
kebutuhan pemerintah, diperlukan auditor intern pemerintah yang profesional, berdaya guna
dan berhasil guna. Hal ini selaras dengan reposisi dan revitalisasi peran Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebagai Auditor Presiden yang profesional dan kredibel
yang berkomitmen mendorong terciptanya tata kepemerintahan yang baik dan pemerintahan
yang bersih, peningkatan pelayanan publik, dan percepatan pemberantasan korupsi. Untuk
itu, BPKP selaku Instansi Pembina Jabatan Fungsional Auditor (JFA) di lingkungan APIP terus
berupaya mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang professional dan
kompeten melalui program-program pembinaan aspek profesionalisme, sistem karier dan
sistem prestasi kerja sehingga terwujud auditor APIP yang profesional dan kompeten. Cita-
i
cita tersebut menjadi tujuan pembinaan yang tercermin dalam pernyataan visi dan misi,
tujuan, serta kegiatan dan kebijakan dari masing-masing unit kerja BPKP yang terlibat dalam
pembinaan JFA.
Perkembangan lingkungan pembinaan pada tahun 2008, terkait dengan terbitnya
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tanggal 28 Agustus 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara (Permenpan) Nomor: PER/220/M.PAN/7/2008 tanggal 4 Juli 2008 tentang Jabatan
Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN
Nomor : PER-1310/K/JF/2008 dan Nomor : 24 Tahun 2008 tanggal 11 November 2008 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya telah menggeser
paradigma profesi dan tuntutan kompetensi auditor intern pemerintah saat ini. Dengan
terbitnya PP Nomor 60/2008, diperlukan peranan APIP yang efektif dalam memperkuat dan
menunjang efektivitas pelaksanaan sistem pengendalian intern di lingkungan instansi
pemerintah. Peranan APIP harus dapat memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan,
kehematan, efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi
instansi pemerintah; memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen
resiko dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi instansi pemerintah; serta memelihara dan
meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.
Tugas APIP untuk melakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan
fungsi intansi pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara, dilakukan melalui audit,
reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya, secara independen dan
obyektif. PP Nomor 60/2008 mempertegas pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi
pemerintah hanya dapat dilakukan oleh pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan
pengawasan dan telah memenuhi syarat kompetensi keahlian auditor melalui keikutsertaan
dan kelulusan program sertifikasi. PP Nomor 60/2008 juga memperkuat dasar hukum bagi
BPKP selaku Instansi Pembina JFA dalam menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan
program sertifikasi auditor.
Laporan Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor Tahun 2008 ini merupakan wujud
akuntabilitas BPKP dalam mempertanggungjawabkan pembinaan auditor selama tahun 2008
di lingkungan APIP kepada para pemangku kepentingan auditor. Untuk mengetahui
ii
keberhasilan pembinaan JFA dan keseimbangan dalam penyajian data kinerja, laporan ini
mencakup pula masukan dari persepsi/pendapat auditor dan pimpinan unit kerja APIP yang
dijaring melalui kuesioner.
Kami berharap laporan ini dapat menjadi sarana evaluasi atas pencapaian kinerja
BPKP dan masukan bagi Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Badan
Kepegawaian Negara (BKN), LAN, unit kerja APIP, dan instansi terkait lainnya dalam upaya
meningkatkan profesionalisme dan kinerja auditor intern pemerintah.
Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran dan tenaganya dalam
penyusunan Laporan Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor Tahun 2008, kami sampaikan
terima kasih.
Jakarta, 1 September 2009
P.T. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,
KUSWONO SOESENO
iii
RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF
m
m
e binaan Jabatan Fungsional Auditor (JFA) merupakan upaya
mewujudkan auditor intern pemerintah yang profesional dan kompeten
dalam menjalankan fungsi pengawasan atas penyelenggaraan
pemerintahan umu dan pembangunan. Pembinaan yang dilaksanakan secara konseptual,
konsisten dan berkelanjutan pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil
pengawasan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sehingga APIP mampu
memberikan kontribusi positif dalam upaya pencapaian tujuan penyelenggara pemerintahan
dan pembangunan.
PP
Penerbitan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), telah menggeser paradigma profesi dan tuntutan
kompetensi auditor intern pemerintah saat ini. Kompetensi auditor intern pemerintah
tersebut, harus dapat memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan,
efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan, dapat memberikan peringatan dini dan
meningkatkan efektivitas manajemen resiko, serta dapat memelihara dan meningkatkan
kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.
Kompetensi auditor intern pemerintah diwujudkan melalui pola pembinaan
jabatan fungsional pegawai negeri sipil auditor yang diterapkan BPKP selama ini, dengan tiga
pilar pembinaan yaitu Profesionalisme, Sistem Karier, dan Sistem Prestasi Kerja. Ketiga pilar
tersebut merupakan arah, tujuan dan ruang lingkup pembinaan JFA yang dilaksanakan oleh
Badan Pembangunan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebagai Instansi Pembina JFA.
Sejak dibentuknya JFA pada tahun 1996 sampai dengan akhir tahun 2008, unit
APIP yang telah menerapkan JFA sebanyak 220 unit dengan jumlah auditor secara
keseluruhan sebanyak 8.645 orang. Jumlah tersebut terdiri dari:
• APIP Pusat, yang terdiri dari BPKP dengan 3.907 auditor, 23 Inspektorat Jenderal (Itjen)
Departemen/Kementerian dengan 1.243 auditor, dan 15 Inspektorat Utama/Inspektorat
iv
Lembaga Pemerintahan Non Departemen (LPND) dengan 386 auditor (63,93% unit dari
seluruh 60 Itjen Departemen/Unit Pengawasan Kementerian/LPND yang ada termasuk
BPKP), dan
• APIP Daerah, sejumlah 181 Badan Pengawas Daerah (Bawasda)/Inspektorat
Provinsi/Kabupaten/Kota (34,67% unit dari seluruh 522 Bawasda/Inspektorat) dengan
3.109 auditor.
Dibandingkan dengan tahun 2007, jumlah unit kerja APIP yang menerapkan JFA mengalami
penambahan sebanyak 6 unit, dengan penambahan jumlah auditor 290 orang. Hal tersebut
menunjukkan JFA terus berkembang walaupun diperlukan upaya kebijakan dalam
pembinaan pada tingkat stratejik (Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Badan Kepegawaian Negara) dan manajerial (instansi pembina).
Secara umum permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan pengangkatan ke dalam JFA di
lingkungan Itjen Departemen, Inspekorat Utama/Inspektorat Kementerian/LPND adalah:
o Kementerian/Lembaga lebih menerapkan jabatan fungsional kekhususan yang ada di
lingkungan tugas dan fungsinya, seperti Jaksa pada Kejaksaan Agung, Agen pada
Badan Intelijen Negara;
o Ketersediaan calon PNS yang memenuhi persyaratan untuk diusulkan pengangkatan
ke dalam JFA serta formasi yang ada;
o Beberapa lembaga belum memiliki unit pengawasan tersendiri dan beberapa unit
APIP bentukan baru menggunakan tenaga auditor BPKP sebagai tenaga dipekerjakan,
seperti pada Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan Kementerian Negara
Pemuda dan Olahraga.
Sedangkan permasalahan yang terkait dengan belum siapnya beberapa pemerintah daerah
untuk menerapkan jabatan fungsional khususnya JFA, adalah sebagai berikut:
o Belum siapnya pimpinan daerah untuk berkomitmen menerapkan reformasi birokrasi
dan paradigma profesionalisme Auditor;
o Keengganan PNS Daerah untuk menduduki jabatan fungsional karena masih kuatnya
persepsi jabatan struktural lebih ”bergengsi” dan ”nyaman” dibandingkan jabatan
fungsional;
o Penerbitan Permendagri Nomor 57/2007 dan Nomor 64/2007 yang memunculkan
jabatan fungsional baru, Pengawas Pemerintah dan menggemukkan struktur
v
organisasi Bawasda/Inspektorat Daerah yang justru bertolak belakang dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
yang merupakan kebijakan reformasi brirokrasi menuju organisasi
Bawasda/Inspektorat Daerah yang ramping dan mendorong pembentukan jabatan
fungsional Auditor; dan
o Adanya upaya pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintah (JFP2) di
lingkungan Bawasda/Inspektorat Daerah (mengacu pada Peraturan Pemerintah
Nomor 79 Tahun 2005 pasal 24 dan Permendagri Nomor 64 tahun 2007) yang
berpotensi tumpang tindih dalam disiplin ilmu dan pelaksanaan tugas dengan jabatan
fungsional yang telah ada (Auditor) sehingga menimbulkan kebingungan Pemerintah
Daerah untuk menerapkan JFP2 atau JFA.
Pembinaan profesionalisme auditor, dilaksanakan terutama melalui
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional JFA dan diklat teknis substansi
auditor. Pada tahun 2008, telah dilaksanakan diklat sertifikasi JFA sebanyak 2.225 peserta
diklat untuk berbagai jenjang. Dengan demikian sejak tahun 1996 hingga akhir 2008 diklat
sertifikasi JFA yang telah diselenggarakan bagi peserta sebanyak 33.325 calon auditor/auditor
APIP seluruh Indonesia. Ujian Sertifikasi JFA telah diselenggarakan terhadap 4.648 orang
yang terdiri dari peserta diklat tahun 2008 dan peserta diklat sebelumnya yang belum lulus
dan masih berhak ujian. Tingkat kelulusan sertifikasi JFA untuk seluruh unit APIP pada tahun
2008 yaitu 88,92% yang dihitung berdasarkan jumlah peserta yang mengikuti ujian pada
tahun 2008 baik peserta ujian utama maupun peserta ujian ulangan. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat kelulusan sertifikasi JFA relatif cukup tinggi. Sertifikat kelulusan yang
diterbitkan pada tahun 2008 sebanyak 1.923 sertifikat sehingga secara kumulatif sejak 1996 s.d.
2008 telah diterbitkan 18.343 sertifikat kelulusan Sertifikasi JFA untuk berbagai jenjang
jabatan.
Pada tahun 2008 ini telah disahkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara (Permenpan) Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional
Auditor dan Angka Kreditnya dan Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN Nomor :
PER-1310/K/JF/2008 dan Nomor : 24 Tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Auditor Dan Angka Kreditnya sebagai revisi Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara (Kepmenpan) Nomor 19/1996 dengan memperhatikan
vi
masukan dari Kementerian PAN, dan BKN serta didasarkan serangkaian pengkajian, baik
dari berbagai profesi auditor serta berbagai praktik jabatan fungsional lain serta permintaan
masukan termasuk dari lingkungan intern BPKP. Pembinaan JFA pada masa yang akan
datang akan memfokuskan pada pembinaan auditor di lingkungan APIP karena BPK akan
membentuk jabatan fungsional tersendiri yaitu jabatan fungsional pemeriksa keuangan
negara sesuai UU Nomor 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara dan UU Nomor 15/2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pembinaan JFA, BPKP telah
memfasilitasi pembentukan Komite Sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) melalui
Keputusan Kepala BPKP Nomor: KEP- 1329 /K/2007. Komite Sertifikasi JFA merupakan
wadah formal yang mewakili pemangku kepentingan JFA yang bertugas memberi masukan
atau pertimbangan yang bersifat stratejik tentang arah dan pengembangan kompentensi
auditor kepada Pimpinan Instansi Pembina JFA dan pada tahun 2008 telah diselenggarakan
dua kali sidang Komite.
Usulan Perpanjangan Batas Usia Pensiun Auditor secara resmi kembali diajukan
oleh Instansi Pembina JFA kepada Menpan yang disertai naskah akademis dan rancangan
Peraturan Presiden melalui Surat No: S-1415/K/JF/2008 tanggal 16 Desember 2008 sebagai
bahan pembahasan dan pemrosesan lebih lanjut oleh Menpan. Usulan tersebut merubah usia
pensiun Auditor Utama menjadi 62 tahun, Auditor Madya 60 tahun, dan untuk jenjang
Auditor Muda hingga Auditor Terampil adalah 58 tahun.
Pembinaan Sistem Karier Auditor dilakukan melalui kegiatan utama yang
mencakup: fasilitasi pengangkatan dalam JFA, sosialisasi dan bimbingan teknis dalam rangka
pembinaan karier, kajian batas usia pensiun dan penyesuaian tunjangan jabatan fungsional
auditor. Sistem Prestasi Kerja Auditor merupakan penjabaran dari pola penilaian prestasi
kerja PNS, dimana kinerja auditor ditetapkan dalam angka kredit. Pembinaan yang dilakukan
antara lain berupa Fasilitasi Penilaian Angka Kredit Terpusat, Bimbingan Teknis Penilaian
Angka Kredit, Diklat Peningkatan Kompentensi Tim Penilai Angka Kredit.
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pembinaan JFA kualitas infrastruktur
pembinaan terus dikembangkan :
vii
• Untuk mendukung kualitas penyelenggaraan diklat fungsional dan teknis substansi bagi
auditor pada tahun 2008 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan (Pusdiklatwas)
BPKP telah diakreditasi oleh Lembaga Administrasi Negara untuk menyelenggarakan
diklat fungsional JFA tingkat Pengendali Teknis dan Pengendali Mutu dan beberapa diklat
teknis substansi. Sedangkan untuk diklat penjenjangan Ketua Tim dan Anggota Tim telah
diakreditasi pada tahun 2006. Disamping itu Pusdiklatwas juga telah memperoleh
sertifikat ISO 9001 : 2000 dari konsultan TUV Nord sebagai perwujudan atas jaminan
kualitas penyelenggaraan diklat. Dengan demikian Pusdiklatwas telah dapat dinyatakan
sebagai lembaga penyelenggara pendidikan dan pelatihan berkompeten dalam
menyelenggarakan diklat fungsional dan diklat teknis substansi bagi auditor.
• Infrastruktur aspek penunjang yang dikembangkan adalah penyelenggaraan forum
komunikasi JFA yang dalam tahun 2008 telah dilaksanakan sebanyak empat kali secara
berkala baik untuk Bawas/Inspektorat Daerah maupun intern BPKP sendiri, sistem
informasi auditor berupa database dan web-site BPKP yang dapat diakses secara luas.
Pembinaan JFA yang dilaksanakan dengan penuh komitmen secara umum telah
bermanfaat bagi para auditor dan pemangku kepentingan. Hal ini dapat tergambar dari hasil
penelitian persepsi pembinaan yang diukur dengan Skala Likert menunjukkan hasil yang
cukup baik, yaitu sebesar 6,46 dari skala 1,0 s.d. 10,0.
Dari berbagai rangkaian pembinaan menunjukkan capaian kinerja yang terus
meningkat selama periode dua belas tahun, namun disadari masih diperlukan kebijakan
pemerintah untuk mendorong penerapan JFA lingkup APIP Daerah yang sampai saat ini
belum menerapkan JFA. Disamping itu berbagai kendala dalam peningkatan sertifikasi dan
diklat fungsional memerlukan dukungan para pembina kepegawaian dalam hal rekrutmen
calon auditor dan peningkatan infrastruktur disesuaikan dengan perubahan lingkungan yang
dinamis.
Permasalahan yang dihadapi dalam pembinaan JFA ini menyangkut munculnya
Pejabat Pengawas Pemerintah (PP Nomor 79/2005) yang mempunyai tugas dan fungsi yang
sama dengan JFA, adanya dua jabatan fungsional yang sama dengan nama berbeda dan
instansi pembina yang berbeda pula. Kondisi ini akan menimbulkan dampak inefisiensi dan
pemborosan keuangan negara dalam rangka peningkatan kualitas hasil pengawasan serta
viii
memberikan pengaruh kontra produktif atas kepercayaan masyarakat terhadap kelembagaan
di pemerintahan.
Di masa mendatang berbagai kegiatan dilaksanakan meliputi: penyusunan dan
pemutakhiran berbagai ketentuan pelaksanaan teknis JFA, sosialisasi dan bimbingan teknis
ketentuan JFA, upaya peningkatan penyelenggaraan dan pembinaan diklat fungsional dan
diklat teknis substansi auditor melalui penyusunan standar kompetensi auditor, revisi pola
diklat, modul-modul dan sarana diklat, pengembangan sistem prestasi kerja auditor, dan
penyempurnaan sistem informasi JFA. Upaya perbaikan kualitas pembinaan yang
berkelanjutan tersebut tentunya perlu diiringi dengan peningkatan kerjasama dengan instansi
pembina lainnya yaitu Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Badan
Kepegawaian Negara (BKN), Lembaga Administrasi Negara (LAN), dan para pemangku
kepentingan lainnya.
ix
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR i
RINGKASAN EKSEKUTIF iv
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR DIAGRAM xiii
DAFTAR FOTO xiv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
PENDAHULUAN 1 – 8
A. LATAR BELAKANG PEMBINAAN JFA 1 – 4 B. POSISI AUDITOR INTERN PEMERINTAH 4 – 7 C. SISTEMATIKA PENYAJIAN 7 – 8
PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBINAAN JFA 9 – 64
A. MENINGKATKAN PROFESIONALITAS AUDITOR 11 – 36 1. Menetapkan Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional 11 – 12 2. Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional 13 – 18 3. Melaksanakan Sertifikasi Keahlian dan Keterampilan 18 – 26 4. Mengkoordinasikan dan Menyelenggarakan Pelatihan Teknis
dalam rangka Pengembangan Profesi 26 – 32
5. Fasilitasi Penyelenggaraan Seminar dan Lokakarya 32 – 33 6. Menyusun Kurikulum Diklat dengan mengacu pada Standar
Kompetensi Jabatan 33 - 33
7. Melaksanakan Pembinaan Diklat Fungsional dan Berkoordinasi dengan Lembaga Administrasi Negara selaku Instansi Pembina Diklat PNS
33 – 34
8. Menyusun Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Auditor 34 – 35 9. Memfasilitasi Penyusunan Standar dan Kode Etik Profesi Auditor 35 – 36 B. MEWUJUDKAN SISTEM KARIER JFA YANG EFEKTIF 36 – 54 1. Penyusunan dan Penyempurnaan Ketentuan dan Pedoman JFA 39 – 40 2. Sosialisasi dan Bimbingan Teknis dalam Penerapan JFA 40 – 41 3. Fasilitasi Pengangkatan dalam Jabatan 42 – 45
x
Halaman 4. Menyelenggarakan Sistem Informasi JFA 45 – 47 5. Evaluasi dan Monitoring Penerapan JFA 47 - 48 6. Menyelenggarakan Forum Komunikasi JFA 48 – 51 7. Meningkatkan Tunjangan Auditor 52 - 52 8. Mengajukan Usulan Perpanjangan Batas Usia Pensiun Auditor 52 – 53 C. SISTEM PRESTASI KERJA BERBASIS ANGKA KREDIT 54 – 58 1. Menyusun Standar dan Prosedur serta Petunjuk Teknis dalam
Penilaian Angka Kredit 54 – 55
2. Fasilitasi Penilaian Angka Kredit Terpusat bagi seluruh Auditor Ahli Madya dan Auditor Ahli Utama di lingkungan APIP
56 – 57
3. Monitoring dan Evaluasi Penilaian Angka Kredit 57 – 58 D. INFRASTRUKTUR PEMBINAAN JFA 59 – 66 1. Aspek Kelembagaan 59 – 65 2. Aspek Penunjang 65 – 66 EVALUASI DAN LANGKAH-LANGKAH PEMBINAAN JFA KE DEPAN 67 – 83
A. EVALUASI PEMBINAAN JFA 67 – 75
B. LANGKAH PEMBINAAN JFA KE DEPAN 75 – 83
PENUTUP 84 – 85
DAFTAR ISTILAH
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
TABEL
Halaman
1. Jumlah Auditor Per 31 Desember 2008 dan Per 31 Desember 2007………... 5
2. Jumlah Auditor Per Jenjang Jabatan Tahun 2005 - 2008 ………...………..... 6
3. Pola Karier Auditor ………...……….....………...……….....………...………. 10
4. Jumlah Peserta Diklat Sertifikasi JFA Per APIP Tahun 2008 ..................... 15
5. Jumlah Peserta Diklat Sertifikasi JFA APIP Periode: 1996 sd 2008 ........... 16
6. Tingkat Kelulusan Ujian Sertifikasi JFA APIP Tahun Ujian 2008 ................. 19
7. Tingkat Kelulusan Sertifikasi JFA Berdasrkan Kelas Diklat Periode: 2007 s.d. 2008 ............................. ............................. ............................. ........................
22
8. Penerbitan STTPP Sertifikat Kelulusan JFA Tahun 2008............................... 23
9. Jumlah Peserta Diklat Teknis Substansi Auditor Tahun 2008 ....................... 27
10. Persetujuan Pengangkatan Ke Dalam JFA Per Jenjang Jabatan JFA Tahun 2008 ........................................................................................................................
43
11. Nilai Tunjangan Auditor....................................................…......................... 53
12. DUPAK Yang Diterima Tim Penilai Pusat Tahun 2008 .................................. 57
13. PAK Yang Diterbitkan Tim Penilai Pusat Tahun 2008 ............................. 57
14. Hasil Pengukuran Persepsi Pimpinan dan Auditor APIP Terhadap Kinerja Pembinaan JFA Oleh BPKP ............................. .............................
68
xii
DAFTAR DIAGRAM
DIAGRAM Halaman
1. Jumlah Auditor per 31 Desember 2008 …………………………………… 4
2. Rincian Auditor yang Aktif per Jenjang Jabatan dan Pendidikan Per 31 Desember 2008 ………………………………………
12
3. Jumlah Peserta Diklat Sertifikasi JFA Tahunan Per APIP Periode 2004 s.d. 2008 ………………………………………………………………..........
17
4. Tingkat Kelulusan Sertifikasi JFA Periode Tahun Ujian 2004 s.d. 2008.. 20
5. Tingkat Kelulusan Sertifikasi JFA Per APIP Periode Tahun Ujian 2004 s.d. 2008 ………………………………………………………………..........
21
6. Penerbitan STTPP Sertifikasi JFA APIP Periode: 1996 s.d. 2003 …........ 23
7. Penerbitan STTPP Sertifikasi JFA APIP Periode: 2004 s.d. 2008 …........ 24
8. Penerbitan STTPP Sertifikasi JFA Per APIP Periode: 2004 s.d. 2008 …... 25
9. Jumlah Peserta Diklat Teknis Subtansi Auditor Periode: 2004 s.d. 2008 27
10. Tanya Jawab JFA On-line Tahun 2008 …... …... …... …... …... …... …... 47
xiii
DAFTAR FOTO
FOTO Halaman
1. Sekretaris Utama BPKP, Kuswono Soeseno (pakaian batik merah) didampingi oleh Kepala Pusdiklatwas BPKP, Agus Witjaksono (pakaian jas hitam) sedang melakukan penanggalan tanda peserta dan penyerahan Sertifikat Telah Mengikuti Diklat Sertifikasi JFA Pembentukan Auditor Ahli dan Pembentukan Auditor terampil di Lingkungan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Daerah pada tanggal 11 April 2008 di Gedung Pusdiklatwas BPKP, Ciawi, Bogor ….
18
2. Suasana pelaksanaan Ujian Sertifikasi JFA di gedung Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat, Padang pada tanggal 3 – 6 November 2008 .……… .……… .……… .……… .……… .……… .……… .………
26
3. Kepala Pusdiklatwas BPKP, Agus Witjaksono (duduk no. 4 sebelah kiri) didampingi Kepala Perwakilan BPKP DKI Jakarta 1, Irsan Gunawan (duduk no. 5 sebelah kiri) berfoto bersama dengan para peserta diklat setelah acara pembukaan Diklat Audit Proyek/Kegiatan Berbantuan PHLN bagi Pegawai BPKP Perwakilan BPKP DKI Jakarta 1, pada tanggal 26 Februari 2008 di Gedung Pusdiklatwas BPKP, Ciawi, Bogor .……… .……… .……… .……… .……… .……… .………
29
4. Direktur Pengawasan BUMD pada Deputi BPKP Bidang Akuntan Negara, Kasminto (kanan), dalam acara pembukaan Kegiatan Review Certified Internal Auditor bagi pegawai di lingkungan BPKP, pada tanggal 14 Oktober 2008 di Gedung Pusdiklatwas BPKP, Ciawi, Bogor……...... ................................................................................................
30
5. Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi, Suradji (sebelah kiri) didampingi Kepala Pusdiklatwas BPKP, Agus Witjaksono, sedang mengetuk palu tanda pembukaan Diklat Investigasi di lingkungan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Daerah, pada tanggal 8 September 2008 di Gedung Pusdiklatwas BPKP, Ciawi, Bogor .………
31
6.
Kepala BPKP, Didi Widayadi (kanan) bersama Kepala Badan Kepegawaian Negara, Edy Topo Ashari (kiri), menandatangani Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN Nomor PER-1310/ K/JF/2008 ; Nomor:24 Tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan
40
xiv
Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya pada tanggal 11 November 2008 di Jakarta. .......................................................................
7. Deputi BPKP Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Polsoskam, Iman Bastari (paling kanan) memberikan cendera mata kepada para nara sumber Forum Komunikasi JFA Bawasda/Inspektorat Daerah Wilayah Jawa – Kalimantan pada tanggal 4 – 6 Agustus 2008 di Hotel Horizon, Bandung, Provinsi Jawa Barat ……...... ……......……......……......……......……......……......……......
50
8. Para sumber Forum Komunikasi JFA Bawasda/Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota Wilayah Jawa – Kalimantan pada tanggal 4 – 6 Agustus 2008 di Hotel Horizon, Bandung, Provinsi Jawa Barat. Dari kiri-ke kanan, Condro Imantoro, Kepala Pusbin JFA, Agus Witjaksono, Kepala Pusdiklatwas dan Arif, Kepala Subbid pada Pusdiklawas ……......……......……......……......……......……......…….......
51
9. Sekretaris Utama BPKP, Kuswono Soeseno, (kanan) didampingi Kepala Pusbin JFA, Condro Imantoro, (tengah) dan Plh. Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat sedang memukul gong tanda dibukanya Forum Komunikasi JFA Bawasda/Inspektorat Daerah Wilayah Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua pada tanggal 20 Oktober 2008 di Hotel Horizon, Bandung, Provinsi Jawa Barat. ..……......……......……......……......…….....
51
10. Para peserta Forum Komunikasi JFA Bawasda/Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota Wilayah Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua yang diselenggarakan pada tanggal 20 – 21 Oktober 2008 di Hotel Horizon, Bandung, Provinsi Jawa Barat tampak antusias mendengarkan pemaparan .……......……......……......…….......
52
11. Suasana pelaksanaan kegiatan Outbond yang diikuti para peserta Diklat Sertifikasi JFA Pembentukan Auditor Ahli dan Pembentukan Auditor Terampil bagi pegawai di lingkungan Departemen Perdagangan yang diselenggarakan sejak tanggal 9 s.d. 30 Juni 2008 di Gedung Pusdiklatwas BPKP, Ciawi, Bogor ...……......……......……......
61
12. Pengarahan dan Pembukaan Sidang Komite Sertifikasi JFA Pertama tahun 2008 oleh Kepala BPKP, Didi Widayadi (tengah) , didampingi oleh Ketua Sidang Komite Sertifikasi JFA, Kuswono Soeseno (kiri) dan Wakil Ketua Sidang Komite Sertifikasi JFA, D.Negarayati Siregar ........
63
13. Suasana Sidang Komite Sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor kedua tahun 2008, pada sessi pembahasan materi sidang Standar Kompetensi Auditor. .................... .............................................................
65
xv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
1. Bezetting Pejabat Fungsional Auditor Unit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Per 31 Desember 2008 ………………………………………………………………………
2. Bezetting Pejabat Fungsional Auditor Unit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Per 31 Desember 2007 ………………………………………………………………………
3. Realisasi Penyelenggaraan Diklat Sertifikasi JFA Tahun 2008 ......................................
4. Realisasi Peserta Diklat Sertifikasi JFA Per APIP Periode: 1996 s.d. 2008 .....................
5. Tingkat Kelulusan Sertifikasi JFA APIP Periode 2004 s.d. 2008 ....................................
6. Tingkat Kelulusan Sertifikasi JFA APIP Berdasarkan Kelas Diklat Periode 2007 s.d. 2008 ...... .................................... .................................... .................................... .....................
7. Penerbitan STTPP Sertifikasi JFA APIP Periode 1996 s.d. 2003 ...................................
8. Penerbitan STTPP Sertifikasi JFA APIP Periode 2004 s.d. 2008 ...................................
9. Jenis dan Jumlah Peserta Diklat Teknis Substansi Pengawasan Yang Diselenggarakan Pusdiklatwas BPKP Tahun 2008 ........................................................
10. Pelaksanaan Kegiatan Diklat Teknis Substansi Pengawasan Yang Diselenggarakan Pusdiklatwas BPKP Periode 2004 s.d. 2008 ....................................................................
11. Jasa / Produk Pengawasan BPKP Tahun 2008 .................................................................
12. Unit Kerja Yang Dievaluasi Penilaian Angka Kreditnya Periode: 2006 s.d. 2008 ........
xvi
Pendahuluan
1
PENDAHULUAN
A. LATA LA PEMBINAAN JFA R B KA
a am rangka menjamin pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan
pembangunan yang berdaya guna dan berhasil guna diperlukan
a anya Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang profesional, bertanggung
jawab, jujur dan adil. Untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah melakukan reformasi
manajemen PNS antara lain melalui pembentukan struktur organisasi instansi
pemerintah yang mengarah pada paradigma ’miskin struktur kaya fungsi’ yang
memberi peluang pembentukan jabatan fungsional PNS serta pembinaan PNS
berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja. Untuk memfasilitasi upaya tersebut
pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil dan Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang
Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil.
DDE NG
l
d
Sebagai bagian dari upaya pembentukan Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil
tersebut, maka dengan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
(Kepmenpan) Nomor 19/1996 Tanggal 2 Mei 1996 yang telah diperbaharui dengan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenpan) Nomor
PER/220/M.PAN/7/2008 Tanggal 4 Juli 2008 dibentuklah Jabatan Fungsional Auditor
(JFA). Pembentukan JFA dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tersedianya PNS
yang ditugaskan secara penuh waktu untuk melaksanakan tugas pengawasan secara
profesional dan untuk menjamin pembinaan profesi, karier, kepangkatan dan jabatan
dalam rangka meningkatkan mutu pengawasan di lingkungan Instansi Pemerintah.
Kedudukan JFA menjadi sangat strategis karena menjadi tulang punggung aparat
pengawasan intern pemerintah yang mempunyai peran penting dalam pengendalian
manajemen pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan, dalam lingkup
pengawasan intern pemerintah.
Untuk lebih menjamin terlaksananya pembinaan JFA secara efisien, efektif dan
berkesinambungan diperlukan suatu instansi pembina JFA yang memiliki kapasitas
untuk melakukan pembinaan. Sehubungan dengan hal tersebut dalam Permenpan
Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Pendahuluan
2
(BPKP) ditetapkan sebagai Instansi Pembina JFA di lingkungan Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP).
Ruang lingkup pembinaan JFA di lingkungan APIP tersebut meliputi BPKP, Inspektorat
Jenderal (Itjen) Departemen, Inspektorat Utama/Inspektorat Kementerian/LPND, dan
unit kerja lembaga lainnya yang melaksanakan tugas pengawasan intern serta Badan
Pengawas/Inspektorat Daerah (Provinsi/ Kabupaten/Kota). Adapun tugas pembinaan
JFA meliputi “Penetapan dan pengendalian terhadap standar profesi yang meliputi
kewenangan penanganan, prosedur pelaksanaan tugas dan metodologinya. Dalam
pembinaan tersebut termasuk di dalamnya penetapan petunjuk teknis yang
diperlukan”.
Tugas pokok Instansi Pembina adalah membina Jabatan Fungsional Auditor menurut
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenpan) nomor
220/2008 tentang Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya, dengan fungsi sebagai
berikut:
a. pengembangan dan penyusunan metodologi, standar, dan pedoman teknis pengawasan;
b. penyusunan pedoman formasi jabatan; c. pengembangan dan penyusunan standar kompetensi jabatan; d. fasilitasi penyusunan dan penetapan kode etik Auditor; e. penetapan kebijakan/pembinaan diklat fungsional meliputi penyusunan pedoman
diklat, pengembangan kurikulum diklat, bimbingan dan koordinasi penyelenggaraan serta evaluasi diklat;
f. penyelenggaraan sertifikasi Auditor; g. pengembangan sistem informasi jabatan; h. fasilitasi pembentukan dan pengembangan organisasi profesi; i. fasilitasi penerbitan buletin/majalah profesi yang bergerak di bidang pengawasan; j. fasilitasi penyelenggaraan reviu rekan sejawat (peer review); k. evaluasi dan fasilitasi pengusulan tunjangan jabatan; l. evaluasi dan monitoring penerapan standar dan kode etik auditor, pedoman teknis
pengawasan dan administrasi jabatan; m. sosialisasi dan bimbingan penerapan metodologi, standar, pedoman teknis
pengawasan, kode etik auditor, dan organisasi profesi; n. mengatur ketentuan standar pendidikan Auditor; o. menjabarkan rincian dari unsur dan sub unsur kegiatan Auditor yang dapat dinilai
angka kreditnya; p. mengatur ketentuan dan prosedur kenaikan jabatan Auditor; q. mengatur ketentuan tentang kriteria bidang, pedoman penulisan, publikasi, dan
pengujian karya tulis ilmiah pengawasan; r. menetapkan tata kerja tim penilai angka kredit auditor dan tata cara penilaian angka
kredit Auditor; s. mengatur kualifikasi pendidikan Auditor; t. memberikan persetujuan teknis secara tertulis untuk pengangkatan ke dalam
Auditor;
Pendahuluan
3
Dalam rangka melaksanakan amanah sebagai Instansi Pembina JFA dan mengantisipasi
kebutuhan pembinaan JFA di lingkungan APIP, BPKP secara bertahap meningkatkan
kapasitas organisasinya, antara lain dengan membentuk dua Pusat setingkat eselon II
yaitu Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor dan Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Pengawasan yang masing-masing mempunyai peran penting dalam
pembinaan JFA. (Surat Keputusan Kepala BPKP No. KEP-06.00.00-080/K/2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja BPKP).
Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor (Pusbin JFA) mempunyai peran dalam
pembinaan JFA secara keseluruhan kecuali dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan. Hal ini tercermin dalam tugas pokoknya, yaitu:
Melaksanakan penelaahan dan penyusunan peraturan, standar, pedoman, program
pembinaan, dan pelaksanaan sertifikasi serta evaluasi pelaksanaan sertifikasi, angka
kredit, dan efektivitas tim penilai JFA di lingkungan BPKP dan APIP lainnya
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Pusbin JFA menyelenggarakan fungsi:
• Penyusunan rencana dan program pembinaan JFA;
• Penelaahan dan penyusunan peraturan, standar dan pedoman JFA;
• Penyusunan materi ujian JFA;
• Pengelolaan data JFA;
• Pelaksanaan seleksi dan penentuan kelulusan peserta pendidikan dan pelatihan
JFA; dan
• Evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan sertifikasi, penilaian angka kredit,
dan efektivitas tim penilai.
Sedangkan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan (Pusdiklatwas) BPKP
mempunyai peran dalam hal meningkatkan mutu sumber daya manusia pengawasan
melalui pendidikan dan pelatihan (diklat). Peran tersebut nampak dalam tugas pokok
yang diemban yaitu:
Menyelenggarakan, membina dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan
dan pelatihan pengawasan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala BPKP
Pendahuluan
4
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Pusdiklatwas BPKP menyelenggarakan fungsi:
• Penyusunan program (diklat) kedinasan, fungsional, dan teknis;
• Perencanaan, penyusunan dan pengembangan materi diklat fungsional dan
teknis;
• Perencanaan kebutuhan dan pembinaan widyaiswara dan instruktur;
• Penyelenggaraan, pembinaan, dan koordinasi kegiatan diklat pembentukan, dan
penjenjangan JFA serta diklat teknis;
• Penetapan persyaratan dan pemberian akreditasi penyelenggaraan diklat
pembentukan dan penjenjangan JFA; dan
• Evaluasi pelaksanaan hasil diklat serta penyusunan laporannya.
Tugas BPKP selaku Instansi Pembina JFA terutama dilaksanakan oleh Pusbin JFA dan
Pusdiklatwas BPKP sesuai dengan tingkat kewenangannya. Namun demikian
mengingat cakupan pembinaannya yang cukup luas, beragam dan tersebar mulai
tingkat pemerintah pusat sampai tingkat pemerintah daerah, maka untuk menjamin
pembinaan yang efisien dan efektif dalam pelaksanaannya didukung oleh seluruh unit
kerja BPKP termasuk 25 unit Perwakilan BPKP di seluruh Indonesia.
B. POSISI AUDITOR INTERN PEMERINTAH
ntuk memberikan gambaran cakupan pembinaan disajikan komposisi
auditor per 31 Desember 2008 sebanyak 8.645 orang sebagaimana pada
Diagram 1.
DIAGRAM 1
UU JUMLAH AUDITOR PER 31 DESEMBER 2008
BPKP; 3.907; 45,19%
Bawasda;3.109; 35,96%
Itjen Dept/LPND;
1.629; 18,84%
BPKP Itjen Dept/LPND Bawasda
Pendahuluan
5
Perbandingan jumlah auditor per 31 Desember 2008 dan 31 Desember 2007 per unit APIP
Pusat dan Daerah dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
TABEL 1 JUMLAH AUDITOR PER 31 DESEMBER 2008 DAN 31 DESEMBER 2007
Jumlah Unit APIP
Jumlah Unit APIP
JFA
Jumlah PFA
Jumlah Unit APIP
Jumlah Unit APIP
JFA
Jumlah PFA
2 3 4 5 6 7 8 9 = 3 - 6 10 = 4 - 7 11 = 5 - 8
I. APIP PusatI.A. 1. Inspektorat Kementerian Koordinator 3 0 0 3 0 0
0 0 02. Inspektorat Jenderal Departemen 20 20 1.565 20 20 1.218 0 0 (347)
(10)(352)
(59)
(36)
3. Inspektorat Kementerian Negara 10 2 20 10 3 25 0 1 54. Unit Pengawasan pada Lembaga
Setingkat Menteri5 0 0 5 0 0
0 0 05. Inspektorat Utama/Inspektorat Lembaga
Pemerintah Non Departemen21 14 396 22 15 386
1 159 36 1.981 60 38 1.629 1 2
I.B. 1. BPKP 1 1 3.614 1 1 3.907 0 0 293Sub Jumlah APIP Pusat 60 37 5.595 61 39 5.536 1 2
II. APIP Daerah1. Badan Pengawas/ Inspektorat Provinsi 33 19 816 33 19 780 0 02. Badan Pengawas/ Inspektorat
Kabupaten369 123 1.480 396 126 1.789
27 3 3093. Badan Pengawas/ Inspektorat Kota 90 35 464 93 36 540 3 1 76
Sub Jumlah APIP Daerah 492 177 2.760 522 181 3.109 30 4 349
Jumlah 552 214 8.355 583 220 8.645 31 6 290
Posisi 31 Desember 2008
JUMLAH AUDITOR PER 31 DESEMBER 2008 DAN 31 DESEMBER 2007
1
Kenaikan (Penurunan) Jumlah Unit
APIP
Kenaikan (Penurunan) Jumlah Unit
APIP JFA
Kenaikan (Penurunan) Jumlah PFA
No Unit APIP
Posisi 31 Desember 2007
Rincian lebih lanjut jumlah auditor per 31 Desember 2008 dan 31 Desember 2007
berdasarkan unit APIP dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.
Jumlah Auditor per jenjang jabatan dalam empat tahun terakhir (sejak tahun 2005 sampai
dengan tahun 2008) berdasarkan unit APIP adalah sebagaimana pada Tabel 2 berikut ini.
Pendahuluan
6
TABEL 2 JUMLAH AUDITOR PER JENJANG JABATAN
TAHUN 2005 – 2008
Itjen Dep/LPND Jenjang Jabatan 2005 2006 2007 2008
Auditor Ahli Utama 0 0 5 3 Auditor Ahli Madya 548 522 551 410 Auditor Ahli Muda 781 733 744 708 Auditor Ahli Pertama 295 313 293 240 Auditor Penyelia 201 177 201 110 Auditor Pelaksana Lanjutan 156 154 142 117 Auditor Pelaksana 41 45 45 41
Jumlah Auditor 2.022 1.944 1.981 1.629
BPKP Jenjang Jabatan 2005 2006 2007 2008
Auditor Ahli Utama 0 0 0 0 Auditor Ahli Madya 507 450 692 887 Auditor Ahli Muda 1321 1.286 1.239 1.307 Auditor Ahli Pertama 659 659 493 520 Auditor Penyelia 674 640 665 652 Auditor Pelaksana Lanjutan 603 584 391 408 Auditor Pelaksana 97 135 134 133
Jumlah Auditor 3.861 3.754 3.614 3.907
APIP Daerah Jenjang Jabatan 2005 2006 2007 2008
Auditor Ahli Utama 0 0 0 0 Auditor Ahli Madya 222 189 226 226 Auditor Ahli Muda 814 795 814 986 Auditor Ahli Pertama 365 370 375 459 Auditor Penyelia 605 553 608 591 Auditor Pelaksana Lanjutan 523 502 526 620 Auditor Pelaksana 210 210 211 227
Jumlah Auditor 2.739 2.619 2.760 3.109
Total Jenjang Jabatan 2005 2006 2007 2008
Auditor Ahli Utama 0 0 5 3 Auditor Ahli Madya 1.277 1.161 1.469 1.523 Auditor Ahli Muda 2.916 2.814 2.797 3.001 Auditor Ahli Pertama 1.319 1.342 1.161 1.219 Auditor Penyelia 1.480 1.370 1.474 1.353 Auditor Pelaksana Lanjutan 1.282 1.240 1.059 1.145 Auditor Pelaksana 348 390 390 401
Jumlah Auditor 8.622 8.317 8.355 8.645
Pendahuluan
7
Jumlah Auditor per 31 Desember 2008 sebanyak 8.645 orang dapat dirinci lebih lanjut
berdasarkan keaktifannya sebagai berikut:
Unit APIP Aktif Tidak Aktif Total 1. BPKP 3.498 409 3.907 Orang 2. Itjen Departemen/LPND 1.370 259 1.629 Orang 3. Bawasda 2.478 631 3.109 Orang
Jumlah 7.346 1.299 8.645 Orang Auditor yang memiliki status Tidak Aktif sejumlah 1.299 orang adalah jumlah Auditor
yang dibebaskan sementara dari jabatannya dengan rincian sebagai berikut:
Alasan Pembebasan Sementara BPKP Itjen/ LPND Bawasda Jumlah
1. Cuti di Luar Tanggungan Negara 2 - - 2 Orang 2. Menjalani Hukuman Disiplin 4 1 - 5 Orang 3. Penugasan di Luar JFA 334 256 630 1.220 Orang 4. Tidak Tercapainya Angka Kredit 54 1 - 55 Orang 5. Tugas Belajar 15 1 1 17 Orang
Jumlah 409 259 631 1.299 Orang
C. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Laporan Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor Tahun 2008 merupakan media untuk
mengkomunikasikan pencapaian kinerja BPKP dan sebagai wujud pertanggungjawaban
BPKP selaku Instansi Pembina JFA kepada para pemangku kepentingan. Dalam laporan
ini diuraikan tugas dan fungsi yang harus dilaksanakan oleh Instansi Pembina dan
realisasinya melalui strategi dan kegiatan pembinaan. Permasalahan dan kendala dalam
pembinaan juga diuraikan dengan dilengkapi langkah-langkah strategis peningkatan
pembinaan di masa yang akan datang.
Data yang dipergunakan dalam proses penyusunan Laporan Pembinaan Jabatan
Fungsional Auditor Tahun 2008 merupakan data pembinaan JFA selama periode 1
Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2008 yang bersumber dari Deputi Pengawasan,
Pusbin JFA dan Pusdiklatwas BPKP. Dengan demikian Laporan Pembinaan Jabatan
Fungsional Auditor Tahun 2008 mencerminkan pertanggungjawaban kinerja BPKP yang
berkesinambungan dalam membina JFA di lingkungan APIP.
Adapun sistematika penyajian laporan pembinaan JFA ini dapat digambarkan dalam
bagan berikut ini:
Pendahuluan
8
• Bab Pendahuluan
Bab ini secara ringkas menjelaskan latar belakang pembinaan JFA, posisi auditor
intern pemerintah dan sistematika penyajian laporan.
• Bab Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
Bab ini menjelaskan tentang pembinaan JFA selama tahun 2008 yang mencakup
aspek profesionalisme, sistem karier, dan sistem prestasi kerja, serta
infrastruktur pembinaan JFA. Sub bab Profesionalisme menguraikan
pelaksanaan kegiatan pendidikan profesi, pendidikan profesi yang berkelanjutan,
organisasi profesi, standar profesi, kode etik profesi, dan peer-review. Sub bab
Sistem Karier membahas fasilitas pengangkatan dalam JFA dan tunjangan
auditor. Sub bab Sistem Prestasi Kerja memaparkan kegiatan fasilitasi penilaian
angka kredit terpusat, bimbingan teknis angka kredit, peningkatan kompetensi
tim penilai angka kredit JFA dan evaluasi penilaian angka kredit JFA. Materi
ketiga sub bab tersebut dilengkapi dengan hasil penelitian oleh Pusat Pembinaan
JFA atas persepsi para pemangku kepentingan atas pelaksanaan tugas dan
kegiatan pembinaan JFA. Sedangkan pada sub bab infrastruktur pembinaan JFA
dibahas tentang pelaksanaan aspek kelembagaan dan penunjang.
• Bab Evaluasi dan Langkah-Langkah Pembinaan JFA Ke Depan
Bab ini menyajikan hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut
dalam pembinaan JFA. Sub bab Evaluasi menguraikan hasil penelitian oleh Pusat
Pembinaan JFA atas persepsi para pemangku kepentingan atas manfaat
pembinaan JFA dan simpulan permasalahan yang timbul dalam pembinaan JFA.
Sub bab Langkah-langkah Pembinaan JFA Ke Depan menguraikan tindak lanjut
yang perlu dilakukan dalam mengatasi permasalahan pembinaan JFA dan
mengantisipasi perubahan ke depan.
• Penutup
Menguraikan harapan BPKP selaku Instansi Pembina JFA.
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
9
PELAKSANAAN KEGIATAN
PEMBINAAN JFA
embinaan JFA sebagai bagian dari pembinaan Pegawai Negeri Sipil
(PNS) bertujuan untuk mempersiapkan auditor APIP yang berkualitas
dengan karakteristik profesional, berdaya guna dan berhasil guna
dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan. Sebagai upaya
untuk mencapai tujuan pembinaan JFA tersebut telah ditetapkan strategi umum dalam
bentuk tugas dan kegiatan, serta kebijakan dalam lingkup tiga pilar pembinaan JFA
sebagaimana tertuang dalam peraturan perundangan tentang kepegawaian, yaitu:
PP1. Meningkatkan profesionalitas auditor;
2. Mewujudkan sistem karier JFA yang efektif; dan
3. Mewujudkan sistem prestasi kerja berbasis angka kredit yang efisien dan efektif
Uraian berikutnya di dalam bab ini akan menjelaskan pelaksanaan masing-masing
tugas dan kegiatan, serta kebijakan tersebut oleh BPKP termasuk hasil penelitian
terhadap persepsi auditor dan instansi pemerintah terhadap pelaksanaan pembinaan
JFA.
Keterkaitan ketiga aspek peningkatan profesionalisme, sistem karier dan sistem
prestasi kerja nampak dalam pola karier yang dikembangan dalam Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tentang
Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, dan peraturan pelaksanaannya,
sebagaimana dapat dirangkum dalam Tabel 3 berikut ini.
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
10
TABEL 3 POLA KARIER AUDITOR
Jabatan Fungsional
Jabatan Gol. AK.
Kum. Peran Diklat Sertifikasi
Persyaratan AK Masuk
Diklat II/b 40 II/c 60 Auditor
Pelaksana II/d 80 III/a 100 Auditor
Pelaksana Lanjutan III/b 150
III/c 200
Auditor Terampil
Auditor Penyelia III/d 300
Anggota Tim
Pembentukan Auditor Trampil
Entry level
III/a 100 Auditor Pertama III/b 150
Anggota Tim
Pembentukan Auditor Ahli Entry level
III/c 200 Auditor Muda III/d 300 Ketua Tim Penjenjangan
Ketua Tim 175
IV/a 400 IV/b 550 Auditor
Madya IV/c 700
Pengendali Teknis
Penjenjangan Pengendali Teknis
350
IV/d 850
Auditor Ahli
Auditor Utama IV/e 1050
Pengendali Mutu
Penjenjangan Pengendali Mutu
775
Pola karier JFA dalam Tabel 3 dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Dalam JFA terdapat jenjang jabatan terampil dan ahli dengan pola pembinaan yang
memiliki keterkaitan dan keserasian antara jabatan, pangkat, diklat, serta
pengalaman dalam karier jabatan yang diukur dari perolehan angka kredit, sebagai
upaya untuk membentuk, mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme
dan kompetisi yang sehat dalam pelaksanaan tugas auditor;
b) Pemenuhan sertifikasi dan pencapaian angka kredit kumulatif sebagai persyaratan
kenaikan jabatan dan kenaikan pangkat tersebut sejalan dengan karakteristik JFA
sebagaimana diamanatkan dalam PP No. 16 Tahun 1994, yang mensyaratkan
adanya keahlian dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas yang bersifat mandiri.
Keahlian dan keterampilan di bidang pengawasan diperoleh melalui pengalaman
dalam karier jabatan yang tergambar dalam pencapaian angka kreditnya dan
peningkatan kompetensi melalui diklat;
c) Pelaksanaan tugas yang bersifat mandiri JFA diartikan sebagai tim mandiri yang
berimplikasi adanya peran auditor yang berbeda dalam sebuah tim mandiri yaitu
Pengendali Mutu, Pengendali Teknis, Ketua Tim, dan Anggota Tim. Perbedaan
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
11
peran dalam sebuah tim mandiri ini tentu saja membutuhkan persyaratan
kompetensi yang berbeda pada masing-masing peran;
d) Pemenuhan persyaratan kompetensi yang berbeda tersebut meliputi pendidikan
formal, diklat Sertifikasi JFA dan pendidikan profesi berkelanjutan, sebagaimana
diatur dalam Pasal 11 ayat 1 dan Pasal 12 ayat 1 PP Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil; dan
e) Dalam mengikuti diklat Sertifikasi JFA secara berjenjang dipersyaratkan adanya
pengalaman kerja yang diwujudkan dalam pemenuhan angka kredit sejumlah
tertentu.
A. MENINGKATKAN PROFESIONALITAS AUDITOR
u as dan kegiatan pembinaan JFA yang telah dilakukan dalam rangka
mewujudkan auditor yang profesional adalah sebagai berikut:
TT g
1. Menetapkan Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional
Dalam pelaksanaan JFA, PNS yang diangkat dalam jabatan mempunyai latar
belakang pendidikan formal yang beragam.
Hal tersebut sangat terkait dengan penerapan JFA di Itjen Departemen, Inspektorat
Utama/Inspektorat Kementerian/LPND dan Bawas/Inspektorat Daerah melalui
proses inpassing maupun pengangkatan pertama dan perpindahan ke dalam JFA.
Itjen Departemen, Inspektorat Utama/Inspektorat Kementerian/LPND dan
Bawas/Inspektorat Daerah mengijinkan rekrutmen auditor dari tingkat Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas dan tanpa pembatasan bidang akademis. Sementara itu, di
lingkungan BPKP kualifikasi pendidikan untuk auditor adalah D-III, D-IV, S1, S2,
dan S3 jurusan Akuntansi dan Manajemen sesuai Surat Edaran Deputi Bidang
Administrasi Nomor SE-06.04.00-1485/DI/1999 tanggal 23 Desember 1999 tentang
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor di Lingkungan BPKP. Sedangkan
kualifikasi pendidikan untuk unit pengawasan lainnya di lingkungan APIP
ditentukan oleh pimpinan unit organisasi masing-masing setelah mendapat
persetujuan Kepala BPKP.
Disamping latar belakang pendidikan formal, persyaratan pengangkatan dalam
JFA adalah keikutsertaan diklat dan kelulusan sertifikasi auditor. Penyelenggaraan
diklat sertifikasi termasuk kurikulum dan metode diklat sertifikasi diatur dalam
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
12
Pola Pendidikan dan Pelatihan Auditor Bagi Aparat Pengawasan Fungsional
Pemerintah yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala BPKP No. KEP – 06.04.00-
847/K/1998 tanggal 11 November 1998. Pola diklat auditor yang digunakan saat
ini disusun oleh tim yang anggotanya terdiri dari pejabat di lingkungan Itjen
Departemen, Inspektorat Utama/Inspektorat Kementerian/LPND, BPKP dan
Inspektorat Wilayah Provinsi.
Dalam pola diklat, diklat sertifikasi JFA disusun berdasarkan konsep pembentukan
kompetensi minimal untuk melaksanakan jabatan sedangkan diklat teknis
subtsansi disiapkan untuk meningkatkan profesionalisme auditor dalam rangka
pelaksanaan tugas pengawasan sesuai tugas dan fungsi organisasi.
Jumlah auditor yang aktif per 31 Desember 2008 berdasarkan jenjang jabatan dan
jenjang pendidikan dapat dilihat pada Diagram 2.
DIAGRAM 2 RINCIAN AUDITOR YANG AKTIF PER JENJANG
JABATAN DAN PENDIDIKAN PER 31 DESEMBER 2008
D.I, 1, 0.01%
D.III, 1,317, 17.93%D.IV /S 1, 4,491,
61.14%
S LTA, 1,068, 14.54%
S .2, 469, 6.38%
S L TA D .I D .III D .IV/S 1 S .2
Catatan :
• Auditor Ahli yang berlatar belakang pendidikan SLTA dan D-III adalah
auditor yang berasal dari pengangkatan melalui inpassing pada pejabat
eselon III yang telah memenuhi pangkat/golongan IV.
• Auditor Terampil yang berlatar belakang pendidikan S1/D-IV dan S2
adalah auditor yang akan alih jabatan ke Ahli.
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
13
2. Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional
Diklat Fungsional Auditor atau lebih dikenal dengan nama Diklat Sertifikasi JFA
diselenggarakan secara berjenjang untuk memenuhi persyaratan kompetensi
minimal bagi auditor untuk melaksanakan tugas sesuai jenjang peran dan
jabatannya. Keberhasilan diklat dilegalisasi melalui lulus ujian sertifikasi JFA pada
setiap jenjang diklat. Dengan demikian dalam persyaratan peserta diklat
ditentukan bahwa seorang auditor tidak dapat mengikuti diklat jenjang yang
tinggi apabila belum lulus sertifikasi diklat jenjang sebelumnya. Hal ini
menegaskan sesuai pola karier auditor pada Tabel 3, bahwa selama karier auditor
dalam jabatan auditor sejak diangkat sampai terminasi akan mengikuti beberapa
kali diklat sertifikasi JFA sesuai kenaikan jabatan yang dilaluinya. Jenis dan jenjang
diklat sertifikasi JFA adalah sebagai berikut.
1) Diklat Sertifikasi Pembentukan Auditor
Diselenggarakan dalam rangka sertifikasi bagi mereka yang akan diangkat
sebagai Auditor dengan tujuan untuk menyaring calon Auditor dan
memberikan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas auditor secara profesional.
Diklat ini terdiri dari:
• Diklat Sertifikasi Pembentukan Auditor Terampil, dimaksudkan untuk
menyaring calon auditor dengan tingkat pendidikan minimal sarjana muda
(DIII) atau SLTA, sebagai persyaratan pengangkatan ke dalam jabatan
auditor terampil.
• Diklat Sertifikasi Pembentukan Auditor Ahli, dimaksudkan untuk menyaring
calon auditor dengan tingkat pendidikan minimal sarjana (S1)/D-IV,
sebagai persyaratan pengangkatan ke dalam jabatan Auditor Ahli Pertama.
2) Diklat Sertifikasi Pindah Jalur
Diselenggarakan bagi auditor yang akan melakukan alih jabatan dari Auditor
Terampil ke dalam jenjang jabatan Auditor Ahli.
3) Diklat Sertifikasi Penjenjangan Auditor
Diselenggarakan untuk menyiapkan dan meningkatkan kompetensi Auditor
dari peran yang lebih rendah ke jenjang peran yang lebih tinggi dengan tujuan
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
14
agar Auditor memiliki kompetensi minimal untuk dapat melaksanakan tugas
sesuai dengan peran dan jabatannya. Diklat ini terdiri dari:
• Diklat Sertifikasi Penjenjangan Peran Ketua Tim, dirancang untuk menyiapkan
dan meningkatkan peran Auditor dari Anggota Tim menjadi Ketua Tim,
sebagai persyaratan jabatan Auditor Muda.
• Diklat Sertifikasi Penjenjangan Peran Pengendali Teknis, dirancang untuk
menyiapkan dan meningkatkan peran Auditor dari Ketua Tim menjadi
Pengendali Teknis, sebagai persyaratan jabatan Auditor Madya.
• Diklat Sertifikasi Penjenjangan Peran Pengendali Mutu, dirancang untuk
menyiapkan dan meningkatkan peran Auditor dari Pengendali Teknis
menjadi Pengendali Mutu, sebagai persyaratan jabatan Auditor Ahli Utama.
4) Diklat untuk Pengangkatan Inpassing
Bagi PNS yang akan diangkat menjadi Auditor melalui inpassing dalam jabatan
tertentu diwajibkan mengikuti diklat sertifikasi yang terdiri dari diklat
matrikulasi (tanpa ujian) untuk jenjang peran di bawahnya dan diklat dengan
ujian sertifikasi sesuai dengan peran dalam jabatannya. Diklat matrikulasi
dapat juga digantikan dengan mekanisme Ujian Bebas Matrikulasi (UBM),
yaitu mengikuti dan lulus ujian tanpa mengikuti diklat terlebih dahulu.
Sebagai contoh seorang auditor yang diangkat melalui inpassing dalam jabatan
Auditor Ahli Muda dengan peran ketua tim, maka yang bersangkutan
diwajibkan mengikuti diklat matrikulasi ahli anggota tim dan diklat sertifikasi
penjenjangan ketua tim. Diklat matrikulasi ahli anggota tim dapat digantikan
dengan program ujian bebas matrikulasi.
Penyelenggaraan diklat sertifikasi JFA dilaksanakan oleh BPKP (Pusdiklatwas
BPKP) selaku Instansi Pembina JFA sebagaiman diamanatkan PP Nomor 101
Tahun 2000.
Di bawah ini akan diuraikan mengenai perkembangan diklat sertifikasi JFA yang
telah dilaksanakan oleh Pusdiklatwas BPKP.
Peserta Diklat Sertifikasi JFA Tahun 2008
Untuk tahun 2008, Pusdiklatwas BPKP telah mendiklatkan sebanyak 2.225 orang
peserta diklat untuk berbagai jenjang diklat sertifikasi JFA sebagaimana dapat
dilihat pada Tabel 4 berikut ini.
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
15
TABEL 4 JUMLAH PESERTA DIKLAT SERTIFIKASI JFA PER APIP
TAHUN 2008
No Tingkat BPKP Itjen Dep. /LPND Bawasda Jumlah
I. Diklat Pembentukan dan Penjenjangan 1 Pembentukan Auditor Terampil 60 108 195 363 2 Pindah Jalur 54 0 0 54 3 Pembentukan Auditor Ahli 0 248 804 1.052 4 Penjenjangan Auditor Ketua Tim 125 144 320 589 5 Penjenjangan Auditor Pengendali Teknis 23 110 34 167 6 Penjenjangan Auditor Pengendali Mutu 0 0 0 0
Sub Jumlah 262 610 1.353 2.225 II. Diklat Matrikulasi
1 Matrikulasi Ahli 0 0 0 0 2 Matrikulasi Ketua Tim 0 0 0 0 3 Matrikulasi Pengendali Teknis 0 0 0 0
Sub Jumlah 0 0 0 0 Jumlah 262 610 1.353 2.225
Dari Tabel 4 terlihat bahwa: untuk tahun 2008, dari 2.225 peserta diklat, sebanyak
262 peserta berasal dari auditor BPKP (11,78%) dan sisanya sebanyak 1.960 peserta
berasal dari auditor APIP lainnya (88,22%). Hal itu menunjukkan kebijakan
pembinaan dan komitmen yang penuh dari BPKP selaku Instansi Pembina untuk
meningkatkan kompetensi auditor APIP menuju auditor yang profesional.
Adapun rekapitulasi pelaksanaan diklat sertifikasi JFA per jenjang untuk tahun
2008 yang meliputi jenjang diklat, tanggal pelaksanaan diklat, lokasi diklat, jumlah
kelas, dan jumlah peserta dapat dilihat pada Lampiran 3.
Peserta Diklat Sertifikasi JFA Periode 1996 s.d. 2008
Selama kurun waktu 1996 hingga akhir 2008, Pusdiklatwas BPKP telah
mendiklatkan sebanyak 33.325 orang peserta diklat untuk berbagai jenjang diklat
sertifikasi JFA sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 5.
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
16
TABEL 5 JUMLAH PESERTA DIKLAT SERTIFIKASI JFA APIP
PERIODE: 1996 s.d. 2008
1996 sd 2003 2004 2005 2006 2007 2008 JmlOrg Org Org Org Org Org Org
A. BPKP1. Pembentukan Auditor Terampil 3.028 8 58 89 42 60 3.2852. Pindah Jalur 1.297 124 92 81 60 54 1.7083. Pembentukan Auditor Ahli 1.201 2 30 1 3 0 1.2374. Penjenjangan Auditor Ketua Tim 2.235 114 186 147 120 125 2.9275. Penjenjangan Auditor Pengendali Teknis 762 169 175 139 130 23 1.3986. Penjenjangan Auditor Pengendali Mutu 26 0 11 0 0 0 37
Sub Jumlah 8.549 417 552 457 355 262 10.5927. Pengembangan Peran Ketua Tim 144 0 0 0 0 0 1448. Matrikulasi Ahli 15 0 0 0 0 0 159. Matrikulasi Ketua Tim 1 0 0 2 0 0 3
10. Matrikulasi Pengendali Teknis 10 0 0 0 1 0 11Sub Jumlah 170 0 0 2 1 0 173
Jumlah BPKP 8.719 417 552 459 356 262 10.765
B. Itjen Dep./LPND1. Pembentukan Auditor Terampil 314 49 30 117 67 108 6852. Pindah Jalur 51 7 24 2 0 0 843. Pembentukan Auditor Ahli 888 175 167 369 127 248 1.9744. Penjenjangan Auditor Ketua Tim 704 133 96 130 82 144 1.2895. Penjenjangan Auditor Pengendali Teknis 508 155 125 79 78 110 1.0556. Penjenjangan Auditor Pengendali Mutu 24 0 21 0 0 0 45
Sub Jumlah 2.489 519 463 697 354 610 5.1327. Pengembangan Peran Ketua Tim 0 0 0 0 0 0 08. Matrikulasi Ahli 0 0 0 4 0 0 49. Matrikulasi Ketua Tim 65 4 7 6 0 0 82
10. Matrikulasi Pengendali Teknis 16 0 0 0 0 0 16Sub Jumlah 81 4 7 10 0 0 102
Jumlah Itjen Dep./LPND 2.570 523 470 707 354 610 5.234
C. Bawasda1. Pembentukan Auditor Terampil 4.851 672 497 290 447 195 6.9522. Pindah Jalur 92 73 96 77 97 0 4353. Pembentukan Auditor Ahli 3.016 805 721 625 897 804 6.8684. Penjenjangan Auditor Ketua Tim 465 72 394 337 333 320 1.9215. Penjenjangan Auditor Pengendali Teknis 9 57 61 164 139 34 4646. Penjenjangan Auditor Pengendali Mutu 1 0 0 0 0 0 1
Sub Jumlah 8.434 1.679 1.769 1.493 1.913 1.353 16.6417. Pengembangan Peran Ketua Tim 0 0 0 0 0 0 08. Matrikulasi Ahli 13 115 102 20 19 0 2699. Matrikulasi Ketua Tim 0 77 211 103 21 0 412
10. Matrikulasi Pengendali Teknis 0 0 1 2 1 0 4Sub Jumlah 13 192 314 125 41 0 685
Jumlah Bawasda 8.447 1.871 2.083 1.618 1.954 1.353 17.326
JUMLAH TOTAL 19.736 2.811 3.105 2.784 2.664 2.225 33.325
No Jenis DiklatPeserta Diklat Sertifikasi JFA
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
17
Rincian jumlah peserta diklat sertifikasi JFA per unit APIP per tahun sejak tahun
1996 hingga akhir tahun 2008 disajikan pada Lampiran 3.
Peserta Diklat Sertifikasi JFA Periode 2004 s.d. 2008
Untuk periode 2004 s.d. 2008 secara tahunan dapat digambarkan dalam Diagram 3
di bawah ini jumlah peserta diklat untuk berbagai jenjang diklat sertifikasi JFA
yang telah didiklatkan Pusdiklatwas BPKP.
DIAGRAM 3 JUMLAH PESERTA DIKLAT SERTIFIKASI JFA TAHUNAN PER APIP
PERIODE 2004 S.D. 2008
Realisasi Peserta Diklat Sertifikasi JFA 2004 s.d. 2008
417552
459356
262
523 470
707
354
610
18712083
1618
1954
1353
2004 2005 2006 2007 2008Tahun
Jum
lah
Pes
erta
BPKP
Itjen Dep./LPND
Bawasda
Dari Diagram 3 terlihat bahwa selama periode 2004 s.d. 2008 terdapat
kecenderungan peningkatan proporsi jumlah peserta diklat sertifikasi JFA yang
berasal dari APIP non BPKP dari jumlah peserta seluruh APIP, yaitu 85,17% (2004),
82,22% (2005), 83,51% (2006), 86,64% (2007), dan 88,22% (2008). Kondisi ini
mencerminkan komitmen BPKP selaku Instansi Pembina JFA untuk
meningkatkankan kompetensi minimal jabatan bagi para Auditor Itjen
Dep/Inspektorat LPND dan Bawasda/Inspektorat Daerah. Hal tersebut didukung
oleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa bahwa frekuensi penyelenggaraan
Diklat Sertifikasi JFA menurut pimpinan APIP sudah cukup sesuai, dengan urutan dari
yang paling sesuai adalah Itjen Departemen/Unit Pengawasan LPND, BPKP, dan
kemudian Bawasda. Sedangkan ketepatan waktu ditetapkan sebagai peserta keikutsertaan
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
18
dalam Diklat Sertifikasi JFA juga menunjukkan sudah cukup sesuai, dengan urutan dari
yang paling sesuai adalah Itjen Departemen/Unit Pengawasan LPND, Bawasda, dan
kemudian BPKP.
Salah satu tolok ukur keberhasilan penyelenggaraan diklat adalah peserta diklat
dapat memperoleh manfaat dari diklat tersebut dimana materi diklat memang
terkait dengan pelaksanaan tugas selaku auditor. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa kesesuaian materi diklat sertifikasi fungsional auditor dengan
pelaksanaan tugas pengawasan secara keseluruhan sudah cukup sesuai, dengan urutan dari
yang paling sesuai adalah Itjen Departemen/Unit Pengawasan LPND, BPKP, dan
kemudian Bawasda.
Foto 1. Sekretaris Utama BPKP, Kuswono Soeseno (pakaian batik merah) didampingi oleh Kepala Pusdiklatwas BPKP, Agus Witjaksono (pakaian jas hitam)
sedang melakukan penanggalan tanda peserta dan penyerahan Sertifikat Telah Mengikuti Diklat Sertifikasi JFA Pembentukan Auditor Ahli dan Pembentukan Auditor terampil di Lingkungan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Daerah
pada tanggal 11 April 2008 di Gedung Pusdiklatwas BPKP, Ciawi, Bogor
3. Melaksanakan Sertifikasi Keahlian dan Keterampilan
Ujian sertifikasi diwajibkan bagi peserta diklat pada setiap jenjang diklat dengan
kesempatan ujian maksimal empat kali, yang terdiri dari satu kali ujian utama dan
tiga kali ujian ulangan dalam waktu dua tahun setelah mengikuti diklat. Apabila
dalam jangka waktu tersebut belum lulus maka peserta ujian dinyatakan tidak
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
19
lulus/gugur, dan peserta diwajibkan mengikuti kembali program diklat secara
penuh dari awal.
Peserta dinyatakan lulus apabila memenuhi nilai lulus (passing grade) sebagai
berikut :
- Nilai setiap Mata Ajaran Inti minimal 70; dan
- Nilai setiap Mata Ajaran Penunjang minimal 60.
Terhadap auditor yang tidak lulus setelah habis hak ujiannya, masih diberikan
kesempatan ujian sertifikasi dengan syarat harus kembali mengikuti diklat
sertifikasi pada jenjangnya dan sesuai prosedur pengusulan diklat yang ditetapkan.
Dengan demikian nyata bahwa di satu sisi BPKP selaku Instansi Pembina JFA
peduli terhadap seluruh stakeholdersnya dengan mempertahankan kompetensi
minimal auditor melalui sertifikasi JFA, di sisi lain BPKP senantiasa memberi
berbagai kesempatan bagi Auditor APIP untuk mau berupaya agar dapat
mencapai sertifikasi JFA sesuai kebutuhannya.
Pada tahun 2008, diselenggarakan Ujian Sertifikasi JFA sebanyak 3 kali yang
berlokasi di 25 Provinsi, yaitu tanggal 10 – 13 Maret 2008, tanggal 21 - 24 Juli 2008,
dan tanggal 3 – 6 November 2008. Peserta ujian adalah para Pejabat Fungsional
Auditor, Pejabat Struktural di bidang pengawasan maupun Pemeriksa Non JFA se-
APIP untuk berbagai jenjang sertifikasi keahlian dan keterampilan.
Tingkat Kelulusan Sertifikasi JFA Tahun 2008
Tingkat kelulusan sertifikasi JFA APIP pada tahun 2008 yaitu 88,92%. Tingkat
kelulusan ini dihitung berdasarkan jumlah peserta yang mengikuti ujian pada
tahun 2008 baik peserta ujian utama maupun peserta ujian ulangan. Rincian tingkat
kelulusan sertifikasi JFA APIP tahun 2008 disajikan pada Tabel 6 berikut ini.
TABEL 6 TINGKAT KELULUSAN SERTIFIKASI JFA APIP TAHUN UJIAN 2008
No APIP Peserta Ujian
Peserta Lulus
Peserta Tidak Lulus
Jumlah Peserta Lulus dan Tidak
Lulus
% Tingkat Kelulusan
1 2 3 4 5 6 = 4 + 5 7 = 4 / 6 x 100%1 Itjen Departemen/LPND 1348 371 44 415 89.402 Bawasda 4017 1004 147 1151 87.233 BPKP 773 222 8 230 96.52
Jumlah 6138 1597 199 1796 88.92
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
20
Tingkat Kelulusan Sertifikasi JFA Tahun 2004 - 2008
Perkembangan tingkat kelululusan sertifikasi JFA tahun 2004 sampai dengan tahun
2008 dapat dilihat pada Diagram 4 di bawah ini. Tingkat kelulusan ini dihitung
berdasarkan jumlah peserta yang mengikuti ujian pada tahun yang bersangkutan.
DIAGRAM 4 TINGKAT KELULUSAN SERTIFIKASI JFA
PERIODE TAHUN UJIAN 2004 S.D. 2008
93.48% 91.75%
78.23% 77.14%
88.92%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
Persen
tase Kelulusan
2004 2005 2006 2007 2008
Tahun
Tingkat kelulusan sertifikasi JFA tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 di atas jika
dirinci per unit APIP per tahun maka akan terlihat sebagaimana pada Diagram 5
berikut ini.
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
21
DIAGRAM 5 TINGKAT KELULUSAN SERTIFIKASI JFA PER APIP
PERIODE TAHUN UJIAN 2004 S.D 2008
98.72%
100.00%
97.03%
95.51%
96.52%
94.23% 100.00%
79.71%
80.28%
89.40%
90.92%
85.31%
72.38%
71.00%
87.23%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
2004 2005 2006 2007 2008
Persentase Kelulusan
BPKP ITJEN DEP/LPND Bawasda
Lebih lanjut rincian perkembangan tingkat kelulusan sertifikasi JFA periode tahun
ujian 2004 s.d. 2008 dapat dilihat pada Lampiran 5. Dalam Lampiran 5 tersebut
dapat dilihat bahwa jumlah peserta ujian sertifikasi selama lima tahun terakhir
adalah sebanyak 24.678 orang. Jumlah peserta ujian menggambarkan keikutsertaan
seseorang dalam ujian, sedangkan jumlah yang lulus sebanyak 10.107 orang.
Adanya peserta diklat sertifikasi JFA yang ternyata tidak lulus ujian adalah sesuatu
hal yang wajar dalam praktek sertifikasi pada umumnya. Hasil tingkat kelulusan
sertifikasi JFA periode 2004 s.d. 2008 tersebut menunjukkan bahwa persentase
kelulusan bagi Bawasda lebih rendah daripada BPKP dan Itjen Dep/LPND. Hal
tersebut diduga akibat lemahnya proses rekrutmen auditor yang dilakukan oleh
Bawasda. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelulusan antara lain faktor
input yaitu rekrutmen calon peserta kurang selektif, dan latar belakang pendidikan
yang bervariasi yang mungkin tidak sesuai dengan profesi auditor. Dalam hal ini
rekrutmen auditor yang dilakukan BPKP sudah lebih baik, yaitu dengan
melakukan penerimaan dari D-III Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dan
D-IV STAN dan Strata S-1 akuntansi/manajemen/ekonomi dengan persyaratan
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
22
indeks prestasi kumulatif (IPK) minimal 3,00 dan melalui ujian tertulis serta
wawancara.
Perkembangan Kelulusan Sertifikasi JFA Periode 2007 – 2008 Berdasarkan Kelas Diklat Sertifikasi JFA
Berdasarkan data statistik peserta Diklat Sertifikasi JFA dan Ujian Sertifikasi JFA
tahun 2007 s.d. 2008 yang diikuti oleh Auditor APIP pada Tabel 7 berikut ini, dapat
diketahui dari 4.684 peserta diklat, sebanyak 4.520 orang yang mengikuti ujian.
Tingkat kelulusan Sertifikasi JFA berdasarkan kelas diklat menunjukkan
pencapaian yang relatif tinggi, yaitu 1.260 peserta atau sekitar 95,37% dan hanya 98
orang yang tidak lulus sama sekali atau 4,63%. Sisanya sebanyak 2.402 orang masih
mempunyai sisa hak ujian atau belum menggunakan hak ujian mereka secara
penuh yaitu sebanyak empat kali ujian selama dua tahun.
TABEL 7 TINGKAT KELULUSAN SERTIFIKASI JFA
BERDASARKAN KELAS DIKLAT PERIODE: 2007 S.D. 2008
NO
PESE
RTA
UJIAN
LULU
S UTA
MA
LULU
S UJU
L
JML
LULU
S
BELU
M
LULU
S
TIDAK
LULU
S
% LULU
S UTA
MA
%
KELU
LUSA
N
% BELUM
LULU
S
% T
IDAK
LULU
S
1 2 3 4 5 6 7 8 9=4/(6+8)10=
6/(6+8)11 10= 8/(6+8)
20071 TERAMPIL 542 95 204 299 193 50 17,53% 55,17% 35,61% 9,23%2 AHLI 1.052 175 355 530 509 13 16,63% 50,38% 48,38% 1,24%3 PINDAH JALUR 174 80 47 127 44 3 45,98% 72,99% 25,29% 1,72%4 KETUA TIM 483 89 246 305 160 18 18,43% 63,15% 33,13% 3,73%5 PENGENDALI TEKNIS 285 78 131 209 62 14 27,37% 73,33% 21,75% 4,91%6 PENGENDALI MUTU ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0 0 0
SUB JUMLAH 2.536 517 983 1.470 968 98 20,39% 57,97% 38,17% 3,86%2008
1 TERAMPIL 325 50 80 130 195 ‐ 15,38% 40,00% 60,00% 0,00%2 AHLI 845 107 117 224 621 ‐ 12,66% 26,51% 73,49% 0,00%3 PINDAH JALUR 146 42 25 67 79 ‐ 28,77% 45,89% 54,11% 0,00%4 KETUA TIM 491 72 48 120 371 ‐ 14,66% 24,44% 75,56% 0,00%5 PENGENDALI TEKNIS 177 2 7 9 168 ‐ 1,13% 5,08% 94,92% 0,00%6 PENGENDALI MUTU ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0 0 0
SUB JUMLAH 1.984 273 277 550 1.434 ‐ 13,76% 27,72% 72,28% 0,00%JUMLAH 4.520 790 1.260 2.020 2.402 98 17,48% 44,69% 53,14% 2,17%
PERIODE
0
0
Lebih rinci data tingkat kelulusan serifikasi JFA periode 2007 - 2008 per unit APIP
disajikan pada Lampiran 6.
Penerbitan STTPP Sertifikasi JFA Tahun 2008
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
23
Sertifikat lulus yaitu Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP)
Sertifikasi JFA yang telah diterbitkan pada tahun 2008 sebanyak 1.923 sertifikat.
Jumlah tersebut merupakan sertifikat yang diterbitkan pada periode ujian bulan
November 2007, Maret 2008 dan Juli 2008. Rincian penerbitan STTPP Sertifikasi JFA
adalah sebagaimana pada Tabel 8 berikut ini.
TABEL 8 PENERBITAN STTPP SERTIFIKASI JFA TAHUN 2008
No Uraian Jumlah 1. Peserta Lulus 2007 yang belum diterbitkan STTPP 810 2. Peserta Lulus 2008: 1.597 • Periode Maret 2008 : 511 • Periode Juli 2008 : 602 • Periode November 2008 : 484
3. Jumlah STTPP yang akan diterbitkan 2.407 4. STTPP yang diterbitkan tahun 2008 1.923 5. STTPP yang akan diterbitkan tahun 2009 484
Penerbitan STTPP Sertifikasi JFA Periode: 1996 s.d. 2008
Jumlah STTPP yang diterbitkan selama tahun 1999 s.d. 2003 sebanyak 4.371 STTPP
yang terdiri dari BPKP 2.884 STTPP, Itjen 1.338 STTPP dan Bawasda 149 STTPP
sebagaimana terlihat pada Diagram 6 berikut ini.
DIAGRAM 6 PENERBITAN STTPP SERTIFIKASI JFA APIP
PERIODE: 1996 s.d. 2003
BPKP 2,884
BAWASDA 149
ITJEN 1,338
BPKP ITJEN BAWASDA
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
24
Rincian penerbitan STTPP periode tahun 1999 s.d. 2003 dapat dilihat pada
Lampiran 7.
Pada periode 2004 s.d. 2008 jumlah STTPP yang diterbitkan adalah sebanyak 10.107
STTPP yang terdiri dari BPKP 2.111 STTPP, Itjen 2.385 STTPP dan Bawasda 5.611
STTPP sebagaimana disajikan pada Diagram 7 berikut ini.
DIAGRAM 7 PENERBITAN STTPP SERTIFIKASI JFA APIP
PERIODE: 2004 s.d. 2008
APIP 2,385
BPKP 2,111
BAWASDA 5,611
APIP BPKP BAWASDA
Berikut ini adalah jumlah STTPP yang diterbitkan per tahunan per APIP untuk
periode 2004 s.d. 2008 sebagaimana disajikan pada Diagram 8 berikut ini.
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
25
DIAGRAM 8 PENERBITAN STTPP SERTIFIKASI JFA PER APIP
PERIODE: 2004 s.d. 2008
474
385
861
575577
1,260
448523
1,355
517
404
1,131
371
222
1,004
‐
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
2004 2005 2006 2007 2008
ITJEN BPKP BAWASDA
Rincian penerbitan STTPP periode tahun 2004 s.d. 2008 dapat dilihat pada
Lampiran 8.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagi pimpinan maupun Auditor APIP,
pembinaan Auditor bersertifikat telah berperan dengan baik dalam meningkatkan
kompetensi auditor dan kualitas hasil pengawasan APIP, dengan urutan yang paling
baik adalah Itjen Departemen/Unit Pengawasan LPND, Bawasda, dan kemudian BPKP.
Upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan tingkat kelulusan peserta
ujian, yaitu:
- Pusbin JFA memperbaharui release “Contoh Soal dan Jawaban Ujian Sertifikasi
JFA” pada situs http://www.bpkp.go.id. Contoh soal dan jawaban ujian
sertifikasi JFA yang direlease tersebut meliputi seluruh mata pelajaran pada
seluruh jenjang diklat.
- Penyusunan soal Ujian Sertifikasi JFA dengan mempertimbangkan aspek
kognitif/tingkatan berfikir yang berdasarkan pada teori Taxonomy Bloom.
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
26
Foto 2. Suasana pelaksanaan Ujian Sertifikasi JFA di gedung Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Barat, Padang pada tanggal 3 – 6 November 2008.
4. Mengkoordinasikan dan Menyelenggarakan Pelatihan Teknis dalam rangka Pengembangan profesi
Dalam rangka memelihara dan meningkatkan kompetensi auditor sesuai dengan
prinsip profesionalisme, BPKP telah menyelenggarakan kegiatan meliputi diklat
teknis substansi auditor, pelatihan di kantor sendiri (PKS) dan seminar/lokakarya
baik di lingkungan internal maupun eksternal BPKP.
a. Diklat Teknis Substansi Auditor
Diklat teknis substansi auditor dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
peningkatan dan persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas auditor sesuai kebutuhan organisasi. Penyelenggaraan
dan pembinaan diklat ini mengacu pada Pasal 12 PP Nomor 16 Tahun 1994 dan
ditegaskan PP Nomor 101 Tahun 2000. Sesuai ketentuan, penyelenggaraan dan
pembinaan diklat dilaksanakan oleh instansi teknis serta jenis, jenjang,
kurikulum dan metode diklat teknis ditetapkan oleh instansi teknis yang
bersangkutan, berkoordinasi dengan instansi pembina jabatan fungsional dan
instansi pembina diklat (Lembaga Administrasi Negara).
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
27
a.1. Diklat Teknis Substansi Auditor BPKP
Jumlah peserta Diklat Teknis Substansi Auditor yang diselenggarakan
Pusdiklatwas BPKP pada tahun 2008 sebagaimana pada Tabel 9 berikut
ini.
TABEL 9 JUMLAH PESERTA DIKLAT TEKNIS SUBSTANSI AUDITOR
TAHUN 2008
Unit APIP Jumlah Diklat Jumlah Peserta BPKP 30 1.396 Itjen Dep./LPND/Bawasda 37 3.936
67 5.332
Secara rinci jenis diklat teknis substansi auditor yang telah
diselenggarakan bagi BPKP dan APIP Non BPKP untuk tahun 2008
disajikan pada Lampiran 9.
Jumlah peserta diklat teknis substansi auditor tahunan untuk periode 2004
hingga tahun 2008 disajikan pada Diagram 9 berikut ini.
DIAGRAM 9 JUMLAH PESERTA DIKLAT TEKNIS SUBSTANSI AUDIITOR
PERIODE: 2004 s.d. 2008
Rincian kegiatan diklat teknis substansi auditor sejak tahun 2004 hingga
tahun 2008 dapat dilihat pada Lampiran 10. Secara ringkas dalam periode
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
28
2004 s.d. 2008 terlihat bahwa penyelenggaraan diklat memenuhi
kecenderungan perubahan paradigma APIP terkait dengan perubahan
lingkungan dan ketentuan perundang-undangan dan praktek Auditor
Intern yang berlaku secara internasional.
• Sejak tahun 2004, bagi BPKP, ditekankan untuk memenuhi kompetensi
di bidang Audit Barang dan Jasa, Audit Investigasi, Audit Kinerja
Sektor Publik, dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah. Sedangkan
bagi APIP non BPKP ditekankan untuk memenuhi kompetensi di
bidang Teknik dan Penyusunan Evaluasi LAKIP, Manajerial
Pengawasan, Pengadaan Barang dan Jasa Keppres 80/2003, Audit
Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa Keppres 80/2003, Audit Barang
dan Jasa, dan Audit Investigasi;
• Tahun 2005, untuk BPKP, tambahan kompetensi baru di bidang Good
Corporate Governance (GCG), Penyidikan, dan Laboratorium Audit
Investigasi. Untuk APIP non BPKP, kompetensi di bidang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
• Tahun 2006, untuk BPKP, tambahan kompetensi baru di bidang
Aplikasi Pengolahan Data Renwas/Simonev. Untuk APIP non BPKP,
Satuan Pengawasan Intern;
• Tahun 2007, untuk BPKP, tambahan kompetensi baru di bidang
Penyusunan dan Reviu Laporan Keuangan Lembaga/Kementerian,
Manajemen Resiko, dan Audit PHLN. Untuk APIP non BPKP tambahan
kompetensi baru di bidang Penyusunan dan Reviu Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah; dan
• Tahun 2008, untuk BPKP tambahan kompetensi baru di bidang Audit
BOS KITA, SIMAK BMN, SIM Data Renwas. Untuk APIP non BPKP
tambahan kompetensi baru di bidang Audit Pendapatan Asli Daerah,
Evaluasi Perencanaan Anggaran, Audit PNPM Mandiri, Audit Sarana
dan Prasarana, Audit Kepegawaian, Kertas Kerja Audit, dan Penulisan
LHA Yang Efektif.
Diklat teknis substansi auditor yang diselenggarakan oleh Pusdiklatwas
BPKP tersebut juga diikuti oleh auditor dari APIP lainnya. Para narasumber
berasal dari Deputi Pengawasan BPKP. Adapun jenis dan waktu
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
29
pelaksanaan Diklat Teknis Substansi Auditor telah dituangkan di dalam
Katalog Diklat dan Kalender Diklat yang diperbarui secara periodik dan
disebarluaskan ke seluruh unit kerja APIP baik melaui media cetak (buletin)
maupun media elektronik (situs internet).
Berdasarkan penelitian kami, menurut pimpinan dan Auditor APIP,
keikutsertaan auditor untuk mengikuti diklat teknis substansi cukup baik.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa menurut Auditor APIP, materi diklat
teknis substansi diikuti sudah sesuai dengan pelaksanaan tugas pengawasan anda,
dengan urutan dari yang paling sesuai adalah Itjen Departemen/Unit Pengawasan
LPND, BPKP, dan kemudian Bawasda. Di lain pihak, persepsi pimpinan APIP,
penyelenggaraan diklat teknis substansi untuk auditor cukup sesuai kebutuhan, dengan
urutan dari yang paling sesuai adalah Itjen Departemen/Unit Pengawasan LPND,
BPKP, dan kemudian Bawasda.
Foto 3. Kepala Pusdiklatwas BPKP, Agus Witjaksono (duduk no. 4 sebelah kiri)
didampingi Kepala Perwakilan BPKP DKI Jakarta 1, Irsan Gunawan (duduk no. 5 sebelah kiri) berfoto bersama dengan para peserta diklat setelah acara
pembukaan Diklat Audit Proyek/Kegiatan Berbantuan PHLN bagi Pegawai BPKP Perwakilan BPKP DKI Jakarta 1, pada tanggal 26 Februari 2008 di
Gedung Pusdiklatwas BPKP, Ciawi, Bogor
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
30
Foto 4. Direktur Pengawasan BUMD pada Deputi BPKP Bidang Akuntan
Negara, Kasminto (kanan), dalam acara pembukaan Kegiatan Review Certified Internal Auditor bagi pegawai di lingkungan BPKP, pada tanggal 14 Oktober
2008 di Gedung Pusdiklatwas BPKP, Ciawi, Bogor
a.2. Diklat Teknis Substansi Auditor Departemen/LPND
Perencanaan dan penyelenggara diklat ini dilaksanakan oleh masing-
masing instansi teknis, dalam hal ini departemen/LPND dan pemerintah
daerah, sesuai kompetensi teknisnya dengan target peserta adalah auditor
yang berasal dari Instansi APIP yang bersangkutan dan dapat diikuti oleh
auditor dari Instansi lainnya yang diusulkan oleh Kepala/Pimpinan Unit
Organisasinya. Penyelenggaraan diklat ini didasarkan bahwa kewajiban
seluruh APIP untuk memelihara dan mengembangkan kecakapan
auditornya (proficient). Materi-materi yang ada dalam diklat teknis ini
merupakan materi substansi atau teknis operasional yang diatur oleh
masing-masing unit kerja pengawasan, sesuai dengan perkembangan
lingkungan audit dan kegiatan operasional pada masing-masing Instansi.
Masing-masing instansi teknis mempunyai kewajiban mengatur dan
menetapkan jenis, jenjang, kurikulum, dan metode diklat teknis
sebagaimana dinyatakan dalam PP 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan PNS.
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
31
Foto 5. Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi, Suradji (sebelah kiri)
didampingi Kepala Pusdiklatwas BPKP, Agus Witjaksono, sedang mengetuk palu tanda pembukaan Diklat Investigasi di lingkungan Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah Daerah, pada tanggal 8 September 2008 di Gedung Pusdiklatwas BPKP, Ciawi, Bogor
b. Pelatihan di Kantor Sendiri (PKS)
PKS merupakan kegiatan pelatihan secara teratur/terjadual untuk
meningkatkan kemampuan pegawai dalam rangka menunjang tugas-tugas unit
kerja, yang penyelenggara dan pesertanya berasal dari pegawai unit kerja yang
bersangkutan. PKS tersebut dapat diselenggarakan atas prakarsa semua lapisan
pegawai, baik pimpinan ataupun staf. Pelaksanaan PKS tersebut terkait erat
dengan adanya kewajiban auditor untuk mengumpulkan angka kredit
pengembangan profesi yang antara lain diperoleh melalui PKS.
1) PKS di Lingkungan BPKP
Penyelenggaraan PKS di lingkungan BPKP, diatur dengan Keputusan
Kepala BPKP Nomor KEP-1246/K/SU/2004 tentang Pedoman Pelatihan di
Kantor Sendiri. Pedoman PKS tersebut memuat prosedur perencanaan,
pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi PKS.
Setiap unit esselon II di lingkungan BPKP, baik di daerah maupun di pusat,
wajib menyusun rencana tahunan PKS dan melaksanakan PKS minimal
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
32
setahun 40 jam per pegawai, serta melaporkan dan melakukan evaluasi
hasil pelaksanaannya secara triwulanan. Untuk mendukung
penyelenggaraan PKS pada setiap unit kerja telah dibentuk satuan tugas
(satgas) PKS.
Jumlah akumulasi jam PKS rata-rata per pegawai BPKP pada tahun 2008
adalah 44,5 jam atau 111,25% dari standar setahun sebesar 40 jam per
pegawai.
2) PKS di Lingkungan APIP Lainnya
PKS pada unit kerja APIP direncanakan dan dilaksanakan oleh masing-
masing unit kerja APIP sesuai kebutuhannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik menurut pimpinan maupun Auditor
APIP, kesempatan dan keikutsertaan auditor dalam Pelatihan di Kantor Sendiri (PKS)
sudah baik, dengan urutan dari yang paling baik adalah BPKP, Itjen Departemen/Unit
Pengawasan LPND, dan kemudian Bawasda. Penelitian juga menunjukkan bahwa
kesesuaian materi PKS yang diikuti dengan tugas pengawasan sudah baik dan materi-
materi PKS memang bermanfaat, dengan urutan dari yang paling baik/bermanfaat adalah
BPKP, Itjen Departemen/Unit Pengawasan LPND, dan kemudian Bawasda.
5. Fasilitasi Penyelenggaraan Seminar dan Lokakarya
BPKP selaku Instansi Pembina JFA melalui unit-unit kerjanya senantiasa
mendorong dan memfasilitasi pelaksanaan seminar dan lokakarya dalam rangka
memperluas cakrawala pengawasan bagi auditor.
Berikut ini seminar-seminar dan diskusi-diskusi panel yang telah diselenggarakan
oleh BPKP selama tahun 2008:
• Workshop GCG/ UU Perseroan Terbatas; • Workshop Document Management System ; • Workshop Business Intelligence Tools; • Workshop Sispedap; • Workshop “Melayani dengan Hati”; dan • Workshop Blade Center and Storage System Center
Di sisi lain upaya-upaya yang telah dilakukan oleh BPKP tersebut belum
sepenuhnya mendapatkan dukungan dari unit kerja di lingkungan APIP.
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
33
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keikutsertaan auditor untuk mengikuti
seminar/lokakarya yang berkaitan dengan pengawasan cukup baik, dengan urutan paling
baik adalah Itjen Departemen/Unit Pengawasan LPND, BPKP, dan kemudian Bawasda.
6. Menyusun Kurikulum Diklat dengan Mengacu pada Standar Kompetensi Jabatan
Dalam Pola Diklat Auditor telah dicantumkan kurikulum diklat yang mengacu
pada analisis kebutuhan diklat (training needs analysis) berdasarkan pada uraian
tugas masing-masing peran dalam jabatan auditor. Seiring dengan upaya
standarisasi pedidikan dan pelatihan jabatan fungsional sebagaimana diamanatkan
dalam PP Nomor 101 Tahun 2000, dan dalam rangka mengantisipasi perubahan
lingkungan kediklatan maka untuk masa datang akan dilakukan pemutakhiran
dan fleksibilitas dalam penyusunan kurikulum diklat.
Seiring dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
(Permenpan) nomor 220/2008 tentang Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya,
maka sedang diupayakan revisi terhadap Keputusan Kepala BPKP nomor: KEP –
06.04.00-847/K/1998 tanggal 11 November 1998 tentang Pola Pendidikan dan
Pelatihan Auditor Bagi Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah. Dorongan
untuk melakukan revisi pola diklat juga muncul sejalan dengan semakin
beragamnya unit kerja yang menerapkan JFA dan sebagai upaya untuk
meningkatkan profesionalisme auditor semakin kompleksnya tugas-tugas
pengawasan intern pemerintah dalam rangka mengantisipasi perubahan antara
lain perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta peraturan terkait.
Selama tahun 2008 telah dilakukan penyusunan draft revisi pola diklat dan telah
dipaparkan pada Sidang Komite Sertifikasi JFA II Tahun 2008.
7. Melaksanakan Pembinaan Diklat Fungsional dan Berkoordinasi dengan Lembaga Administrasi Negara selaku Instansi Pembina Diklat PNS
Pembinaan diklat fungsional sesuai pasal 28 PP No. 101 tahun 2000 dilakukan
melalui penyusunan pedoman diklat, pengembangan kurikulum diklat, bimbingan
dalam penyelenggaraan diklat dan evaluasi diklat. Pusdiklatwas BPKP sebagai unit
penyelenggaraan diklat telah melaksanakan kegiatan tersebut dengan
berkoordinasi dengan Lembaga Administrasi Negara meliputi:
a. Menerbitkan buku pedoman penyelenggaraan diklat;
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
34
b. Menerbitkan kalender diklat tahunan yang disusun berdasarkan potensi
peserta diklat pada masing-masing jenjang diklat sertifikasi dan jenis diklat
teknis substansi;
c. Mengembangkan materi diklat sertifikasi dan diklat teknis substansi
dengan menerbitkan modul ajar untuk masing-masing jenjang diklat dan
membuat CD base references. Materi diklat tersebut secara berkala
disesuaikan dengan perubahan lingkungan disiplin ilmu/pengetahuan
terkait;
d. Pengembangan kompetensi widyaiswara melalui diklat TOT pengajaran
dan substansi, seminar dan in-house training (pelatihan di kantor sendiri),
pendidikan pasca sarjana dan forum komunikasi widyaiswara;
e. Pengembangan sarana dan prasarana diklat meliputi penyediaan LCD dan
komputer yang build-in di kelas, mess yang representatif dan sarana
olahraga dan kesehatan; dan
f. Pengembangan penyelenggaraan diklat dengan supervisi Pusdiklatwas
dalam bentuk diklat mandiri, diklat semi mandiri dan diklat regional.
Untuk mendukung pengembangan penyelenggaraan diklat tersebut
dilakukan pengiriman widyaiswara untuk mengajar diklat di daerah dan
diklat TOC dan MOT bagi staf pelaksanaan dan supervisi diklat.
8. Menyusun Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Auditor
Selama tahun 2008 telah dilakukan lima kali kegiatan/tahapan, yaitu:
a. Penyusunan Matriks Kompetensi Auditor
Matriks kompetensi auditor disusun sebagai dasar perumusan Standar Kompetensi Auditor APIP. Matriks ini disusun dengan memperhatikan tugas pokok auditor dan jenjang jabatan auditor yang diatur dalam Permenpan Nomor: PER/220/M.PAN/7/2008 (pengganti Kepmenpan Nomor 19/1996) dan merujuk pada praktik internal audit yang berlaku secara internasional (The Certified Government Auditing Professional/CGAP, yaitu sertifikasi yang diterbitkan The Institute of Internal Auditors/IIA). Kompetensi auditor mencakup ukuran kemampuan yang harus dimiliki untuk dapat melakukan tugas-tugas dalam jabatan auditor yang mencakup pengetahuan, keterampilan/keahlian dan sikap perilaku. Ketiga unsur kompetensi auditor tersebut dijabarkan untuk per jenjang jabatan auditor, yang terdiri dari kompetensi dasar, kompetensi lanjutan dan kompetensi khusus untuk penugasan khusus.
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
35
b. Penyusunan Proposal Seminar Standar Kompetensi Auditor
Proposal ini terkait dengan pengembangan standar kompetensi auditor yang telah memasuki tahap penyusunan matriks kompetensi auditor. Untuk menjadi sebuah standar, diperlukan proses limited hearing, public hearing, pertimbangan hukum, hingga akhirnya standar disahkan. Atas pertimbangan tersebut, dipandang perlu untuk melakukan seminar guna mendekatkan auditor dan pengguna jasa auditor terhadap pentingnya kompetensi auditor. Tujuan seminar agar standar kompetensi yang dirumuskan mendapatkan respon yang positif untuk perbaikan.
c. Permintaan masukan kepada Inspektorat Jenderal Departemen dan LPND serta Bawasda Seluruh Indonesia sebagai Bahan dalam Penyusunan Standar Kompetensi Auditor
Pusbin JFA melakukan penyusunan Matriks Kompetensi Auditor APIP per jenjang jabatan auditor yang masing-masing jabatan memerlukan bidang kompetensi yang berbeda. Atas matriks tersebut telah dimintakan masukan kepada unit APIP.
d. Penyusunan Draf Pertama Standar Kompetensi Auditor
Draf pertama Standar Kompetensi Auditor yang disusun menjelaskan latar belakang, tujuan dan fungsi Standar Kompetensi Auditor, mengatur ruang lingkup, landasan dan referensi, sistematika, pengertian-pengertian, auditor APIP masa depan, prinsip-prinsip dasar yang mengatur tentang kewajiban auditor, kewajiban APIP dan kerangka konseptual Standar Kompetensi Auditor. Standar Kompetensi Auditor ini disusun untuk tiap jenjang jabatan auditor yang mencakup kompetensi minimal dan dipetakan dalam Matriks Kompetensi Auditor APIP.
e. Pengolahan masukan dalam rangka penyusunan Standar Kompetensi Auditor
Permintaan masukan telah dikirimkan pada akhir Oktober 2008 dan unit APIP yang telah memberikan masukan sebanyak 11 unit. Masukan antara lain, yaitu perlu diperjelas mengenai auditor APIP masa depan terkait PP Nomor 60/2008.
9. Memfasilitasi Penyusunan Standar dan Kode Etik Profesi Auditor
a. Standar Profesi
Standar profesi auditor APIP yang saat ini berlaku adalah Standar Audit
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang ditetapkan berdasarkan
Peraturan Menpan No. PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008.
Standar Audit APFP merupakan prinsip-prinsip dasar dan persyaratan yang
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
36
diperlukan auditor maupun APIP dalam menjalankan tugas dan fungsi
pengawasan.
Standar Audit APFP ini wajib menjadi acuan dalam menetapkan batas-batas
tanggung jawab pelaksanaan tugas audit yang dilakukan oleh APFP dan
auditornya sesuai jenjang dan ruang lingkup tugas auditnya. Tujuan standar
audit ini adalah untuk menjamin mutu koordinasi, perencanaan, pelaksanaan,
dan pelaporan audit. Standar ini juga bertujuan untuk mendorong efektivitas
tindak lanjut serta konsistensi penyajian laporan hasil audit yang bermanfaat
bagi pemakainya.
b. Kode Etik Profesi
Kode etik APIP yang saat ini berlaku adalah Kode Etik Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP) yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menpan No.
PER/04/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008.
B. MEWUJUDKAN SISTEM KARIER JFA YANG EFEKTIF
iste karier yang tergambar dalam pola pembinaan dalam JFA
seb gaimana disajikan pada Tabel 3 mengidentifikasikan alur
pengembangan karier auditor melalui promosi (kenaikan pangkat dan
jabat n), dan diklat yang dibangun dengan berbasis sistem prestasi kerja dalam
bentuk pencapaian angka kredit.
m
a
a
SSSecara garis besar sistem karier JFA tersebut diuraikan sebagai berikut:
Pengangkatan ke dalam JFA didasarkan atas kecakapan yang bersangkutan
(kompetensi/sertifikasi entry level). Di samping itu, pengangkatan ini juga harus
mempertimbangkan formasi jabatan, kecukupan beban kerja pada unit kerja yang
bersangkutan serta kualifikasi pendidikan yang sesuai dengan tugas auditor.
Terdapat tiga mekanisme dalam pengangkatan PNS ke dalam JFA, yaitu:
• Pengangkatan Pertama
Merupakan pengangkatan pertama kali ke dalam JFA bagi PNS yang
melaksanakan tugas pengawasan yang mensyaratkan PNS/calon auditor
memperoleh sertifikasi dan angka kredit kumulatif tertentu sesuai dengan
jenjang jabatan dan pangkatnya.
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
37
• Pengangkatan Perpindahan
Merupakan pengangkatan ke dalam JFA dengan pemindahan dari jabatan
struktural atau jabatan fungsional lainnya ke dalam JFA (mutasi diagonal)
setelah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan, yaitu sertifikasi sesuai
dengan jenjang jabatannya. Dengan kemungkinan adanya perpindahan secara
diagonal dari jabatan struktural dan jabatan fungsional lain ke dalam JFA atau
sebaliknya pada jenjang golongan ruang yang sama, memberikan peluang bagi
auditor yang telah mencapai pangkat dan jabatan tertentu berpindah ke jabatan
struktural/jabatan fungsional lain dengan persyaratan sesuai ketentuan yang
berlaku dan kembali lagi menjadi auditor sesuai kebutuhan organisasi.
• Pengangkatan melalui Inpassing (penyesuaian dalam jabatan)
Merupakan pengangkatan ke dalam JFA melalui penyesuaian bagi para PNS
yang telah dan masih bertugas di bidang pengawasan berdasarkan
keputusan/persetujuan pejabat yang berwenang. Ini merupakan ketentuan
khusus pada saat terjadi perubahan ketentuan yang memerlukan penyesuaian
bagi PNS yang terkena dampak ketentuan tersebut dan pelaksanaannya
dibatasi waktu yang ditetapkan pembina PNS.
Mekanisme pengangkatan dalam JFA yang diuraikan di atas mengisyaratkan
perlunya sistem rekrutmen PNS untuk dapat menyaring kelayakan dan kepatutan
(fit and proper) yang menyangkut potensi kemampuan dan kemauan PNS untuk
diangkat dan dikembangkan sebagai auditor sesuai kebutuhan organisasi.
• Kenaikan Pangkat dan Jabatan
Kenaikan pangkat diperoleh setelah mencapai sejumlah angka kredit kumulatif
tertentu dan masih berada di dalam jenjang jabatan yang sama. Konsepsi
tersebut dibangun searah dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 99
Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002, yang antara lain
menyatakan bahwa di dalam jabatan fungsional diberikan kenaikan pangkat
pilihan, yaitu kenaikan pangkat yang diberikan atas dasar kepercayaan dan
penghargaan yang diberikan kepada PNS atas prestasi kerjanya yang tinggi.
Dengan demikian, seorang auditor tidak berhak memperoleh kenaikan pangkat
secara reguler.
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
38
Karena kenaikan pangkat merupakan penghargaan dan setiap penghargaan
baru mempunyai nilai apabila kenaikan pangkat tersebut diberikan tepat pada
orang dan tepat pada waktunya, maka di dalam JFA telah digunakan Sistem
Perhitungan dan Penetapan Angka Kredit sebagai media pengukuran prestasi
kerja auditor. Dengan sistem tersebut, kenaikan pangkat dan jabatan auditor
berorientasi pada penilaian prestasi kerja yang obyektif, sehingga seorang
auditor dapat menduduki pangkat dan jabatan maksimal sesuai dengan
kompetensi dan prestasi kerja yang dicapai (reward). Di sisi lain, pembinaan
tersebut juga mewajibkan auditor untuk mengumpulkan angka kredit
kumulatif minimal yang ditentukan dalam jangka waktu yang ditentukan,
dimana sanksi (punishment) yang dikenakan bagi auditor apabila tidak
memenuhi hal tersebut adalah Pembebasan Sementara dan sanksi lebih lanjut
adalah Pemberhentian dari JFA.
Kenaikan jabatan dapat diperoleh selain terpenuhinya sejumlah angka kredit
kumulatif tertentu juga terpenuhi persyaratan sertifikasi sesuai dengan peran
dalam jenjang jabatannya. Pemenuhan sertifikasi sebagai persyaratan kenaikan
jabatan tersebut merupakan upaya untuk membentuk dan meningkatkan
kompetensi dalam setiap jenjang jabatan sebagaimana telah diuraikan pada
kebijakan pertama di atas.
Sistem karier dalam JFA di atas dirancang sedemikian rupa untuk mewujudkan
potensi, kompetensi dan profesionalisme, dan minat auditor dalam pekerjaan/jabatan
secara optimal sehingga diharapkan dapat memacu auditor dalam memanfaatkan
kemampuannya untuk melakukan pekerjaan, dan meningkatnya kinerja dalam
suasana kompetisi yang sehat sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan pula
produktivitas dan kualitas kerja organisasi. Pembinaan sistem karier ini perlu
didukung dengan peraturan dan ketentuan yang mutakhir termasuk standar formasi,
prosedur baku dalam pengangkatan dan kenaikan dalam pangkat dan jabatan,
kesejahteraan dan tunjangan auditor dan bimbingan teknis dan fasilitasi dalam
pengangkatan dalam JFA.
Tugas dan kegiatan pembinaan JFA yang telah dilakukan dalam rangka mewujudkan
kebijakan tersebut adalah sebagai berikut:
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
39
1. Penyusunan dan Penyempurnaan Ketentuan dan Pedoman JFA
Selama tahun 2008 BPKP telah memfasilitasi penyusunan menyempurnakan
beberapa ketentuan dan pedoman JFA.
a. Peraturan Menpan tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya
Pada tanggal 4 Juli 2008 telah disahkan Peraturan Menpan Nomor:
PER/220/M.PAN/7/2008 sebagai revisi Keputusan Menpan Nomor 19 tahun
1996 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya karena sudah
tidak sesuai lagi dengan perkembangan profesi dan tuntutan kompetensi
Auditor saat ini.
b. Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya
Pada tanggal 11 November 2008 telah disahkan Peraturan Bersama Kepala
BPKP dan Kepala BKN Nomor: PER-1310/K/JF/2008 dan Nomor: 24 Tahun
2008 sebagai perubahan atas Keputusan Bersama Kepala BAKN, Sekjen BPK
dan Kepala BPKP Nomor: 10 Tahun 1996, Nomor: 49/SK/S/1996 dan Nomor:
Kep-386/K/1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor
dan Angka Kreditnya untuk tertib administrasi dan kelancaran dalam
pelaksanaan Peraturan Menpan Nomor: PER/220/M.PAN/7/2008.
c. Draft Petunjuk Teknis Penerapan JFA dan Angka Kreditnya
Sebagai petunjuk teknis pelaksanaan Peraturan Menpan Nomor:
PER/220/M.PAN/7/2008 dan Peraturan Bersama Kepala BPKP dan Kepala
BKN Nomor: PER-1310/K/JF/2008 dan Nomor: 24 Tahun 2008 telah disusun
empat draft Peraturan Kepala BPKP tentang Penilaian dan Penetapan Angka
Kredit, Organisasi dan Tata Kerja Tim Penilai Angka Kredit, serta
Pengangkatan dalam Jabatan Auditor, Pembebasan Sementara, Pengangkatan
Kembali, dan Pemberhentian dalam dan dari Jabatan Auditor.
d. Draft Juknis Inpassing
Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor: 41 tahun 2007 tentang
Organisasi dan Perangkat Daerah telah disusun draft Juknis Inpassing, namun
masih menunggu Permenpan tentang Inpassing.
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
40
e. Pedoman Teknis Pengawasan
Sejalan dengan pelaksanaan pembinaan JFA, BPKP telah ditetapkan sebagai
Instansi Pembina Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) sebagaimana
dinyatakan dalam PP Nomor 60 Tahun 2008. BPKP sudah menghasilkan
berbagai produk pedoman teknis pengawasan yang dapat digunakan oleh
APIP untuk meningkatkan kinerja pengawasannya sebagaimana dapat dilihat
pada Lampiran 11.
Foto 6. Kepala BPKP, Didi Widayadi (kanan) bersama Kepala Badan Kepegawaian Negara, Edy Topo Ashari (kiri), menandatangani Peraturan
Bersama Kepala BPKP dan Kepala BKN Nomor PER-1310/K/JF/2008 ; Nomor:24 Tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor
dan Angka Kreditnya pada tanggal 11 November 2008 di Jakarta.
Berbagai ketentuan dan pedoman JFA tersebut telah melalui serangkaian
mekanisme penyusunan yang meliputi inventarisasi permasalahan, pengkajian,
pembahasan dan pemaparan (due process) dengan melibatkan
narasumber/pembahas dari unit kerja intern dan ekstern BPKP yang kompeten di
bidang manajemen kepegawaian. Mekanisme tersebut dirancang sedemikian rupa
sehingga diharapkan dapat menghasilkan ketentuan dan peraturan JFA yang
aplikatif dan solutif serta mudah dipahami oleh pihak-pihak pemangku
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
41
kepentingan. Di samping itu, ketentuan dan pedoman pada huruf b s.d. e di atas
telah didistribusikan kepada unit kerja di lingkungan APIP yang telah menerapkan
JFA dan telah ditayangkan dalam situs http://www.bpkp.go.id.
2. Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Dalam Penerapan JFA
Dalam rangka mengefektifkan pembinaan dan pengembangan JFA pada unit kerja
di lingkungan APIP maka BPKP telah melaksanakan kegiatan sosialisasi dan
bimbingan teknis penerapan JFA secara terencana dan berkesinambungan.
Pelaksanaan sosialisasi dan bimbingan teknis melalui:
- pemaparan langsung di unit kerja APIP;
- pemaparan pada Diklat Sertifikasi JFA dengan sesi ’Penjelasan JFA dan Pola
Diklat Auditor ’ dan Diklat Tim Penilai Angka Kredit Auditor;
- memberikan konsultasi di Pusbin JFA;
- memberikan konsultasi melalui jawaban surat, e-mail, rubrik tanya jawab pada
warta pengawasan; dan
- memberikan konsultasi melalui situs http://www.bpkp.go.id yang lebih
dikenal sebagai Forum Tanya Jawab JFA on-line.
Materi yang disampaikan adalah berkaitan dengan penerapan ketentuan dan
pedoman JFA, serta solusi terhadap suatu permasalahan ke-JFA-an (kepegawaian
termasuk jabatan fungsional dan kediklatan) dari sisi auditor maupun instansi
auditor. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh seluruh potensi SDM di Pusbin JFA,
Pusdiklatwas, dan Satgas Pembinaan JFA yang terdapat di setiap perwakilan BPKP.
Kegiatan tersebut mendapatkan respon yang sangat positif dari auditor khususnya
dan unit kerja di lingkungan APIP pada umumnya.
Adapun rekapitulasi pelaksanaan kegiatan tersebut oleh Pusbin JFA pada tahun
2008 sebanyak 190 kali dengan rincian sebagai berikut:
6 kali sosialisasi ketentuan JFA pada unit kerja APIP: 3 di unit BPKP, 1 di
Itjen Departemen/Kementerian/LPND dan 2 Bawas/Inspektorat Daerah;
63 kali mengajar ketentuan JFA pada diklat JFA di: 11 unit BPKP, 19 Itjen
Departemen/Kementerian/LPND, dan 33 Bawas/Inspektorat Daerah;
106 kali konsultasi permasalahan JFA yang berasal dari: 3 unit BPKP, 27
Itjen Departemen/Kementerian/LPND dan 76 Bawas/Inspektorat Daerah;
dan
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
42
15 kali bimbingan teknis/asistensi penilaian angka kredit pada unit kerja
APIP: 4 di Perwakilan BPKP, 6 di Itjen Departemen/Kementerian/LPND, 5
Bawas/Inspektorat Daerah.
Tanggal 31 Mei 2007 diluncurkan Forum Tanya Jawab JFA on-line di situs BPKP
untuk memfasilitasi para pejabat fungsional auditor dalam mengkonsultasikan
permasalahan dan memperoleh informasi seputar ke-JFA-an (angka kredit,
kepegawaian, pendidikan dan pelatihan). Melalui forum ini dapat dilihat hasil
tanya jawab dan dapat mengirimkan pertanyaan seputar ke-JFA-an. Pengelolaan
Forum Tanya Jawab JFA online tersebut melibatkan Pusbin JFA, Pusdiklatwas, Biro
Kepegawaian dan Organisasi serta Biro Hukum dan Humas selaku penanggung
jawab situs BPKP. Selama periode 2008 jumlah pertanyaan yang masuk sebanyak
230 buah.
Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa menurut pimpinan APIP, hasil sosialisasi
dan bimtek ketentuan/peraturan JFA bagi auditor sudah baik, dengan urutan paling baik
adalah Itjen Departemen/Unit Pengawasan LPND, Bawasda, dan selanjutnya BPKP.
Namun persepsi Auditor APIP, sosialisasi dan bimtek ketentuan/peraturan JFA diterima
dengan cukup baik , dengan urutan paling baik adalah Bawasda, Itjen Departemen/Unit
Pengawasan LPND, dan selanjutnya BPKP.
3. Fasilitasi Pengangkatan Dalam Jabatan
Peranan BPKP dalam memfasilitasi pengangkatan seorang PNS/calon PNS ke
dalam JFA adalah melakukan pengujian administratif terhadap kelengkapan
berkas dan pemenuhan persyaratan sesuai dengan ketentuan. Hal tersebut sesuai
dengan Permenpan Nomor: PER/220/M.PAN/7/2008 pasal 27 ayat (6) dan pasal
29 ayat (6) yang menyatakan bahwa pengangkatan sebagai auditor baik melalui
pengangkatan pertama atau pengangkatan perpindahan dari jabatan lain harus
mendapatkan persetujuan dari Instansi Pembina. Persetujuan Instansi Pembina
(Kepala BPKP) tersebut dalam bentuk pertimbangan teknis Instansi Pembina
kepada Pejabat Yang Berwenang Mengangkat PNS ke dalam JFA (pejabat pembina
kepegawaian) berkaitan dengan persyaratan administratif dan teknis sesuai
ketentuan yang berlaku.
Pada tahun 2008 telah diproses 107 surat usulan pengangkatan ke dalam JFA untuk
376 calon auditor dari 58 unit kerja APIP. Dari jumlah tersebut 355 orang disetujui
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
43
untuk diangkat, 21 orang tidak dapat disetujui karena melebihi batas usia
maksimal 5 tahun sebelum pensiun dan belum lulus sertifikasi. Setelah berlakunya
Peraturan Menpan Nomor: PER-220/M.PAN/7/2008, pengangkatan ke dalam JFA
tidak lagi disyaratkan lulus sertifikasi. Rincian jumlah PNS yang disetujui untuk
diangkat dalam jabatan Auditor adalah sebagaimana pada Tabel 10 berikut ini.
TABEL 10
PERSETUJUAN PENGANGKATAN KE DALAM JABATAN AUDITOR PER JENJANG JABATAN TAHUN 2008
Unit APIP
No Jabatan Itjen Departemen
Inspektorat LPND
Bawasda/ Inspektorat
Jumlah
1 A. Pelaksana 40 2 28 70 2 A. Pel. Lanjutan 4 0 9 13 3 A. Penyelia 1 0 2 3 4 A. Ahli Pertama 104 7 125 236 5 A. Ahli Muda 21 1 6 28 6 A. Ahli Madya 5 0 0 5 7 A. Ahli Utama 0 0 0 0 Jumlah 175 10 170 355
Penerapan JFA
Penerapan JFA dilaksanakan bertahap sesuai tingkat kesiapan Itjen Departemen,
Inspektorat Utama/Inspektorat Kementerian/LPND dan Badan Pengawas/Inspektorat
Daerah dalam melaksanakan reformasi birokrasi - melalui organisasi APIP yang
ramping dan kaya fungsi serta penyerapan paradigma profesionalisme – di lingkungan
BPKP mulai tahun 1996, Itjen Departemen, Inspektorat Utama/Inspektorat
Kementerian/LPND tahun 2001 - 2002 dan Badan Pengawas/Inspektorat Daerah tahun
2003.
Jumlah auditor di lingkungan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah untuk seluruh
jenjang jabatan pada 31 Desember 2008 berjumlah 8.645 orang. Jumlah tersebut masih
jauh di bawah kebutuhan auditor menurut perhitungan formasi sekitar 42.513 orang
sehingga terdapat kekurangan sebanyak 33.868 auditor. Apabila kekurangan tersebut
dapat terpenuhi dari konversi SDM pengawasan non auditor dengan potensi sejumlah
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
44
10.677 orang, maka kekurangan JFA tersebut menjadi sebanyak 23.191 auditor. Kecilnya
tingkat kesediaan diangkat dalam jabatan fungsional auditor, di samping karena
komitmen dan kekurangsiapan untuk menerapkan reformasi birokrasi/kelembagaan
terutama di lingkungan pemerintah daerah, adalah karena kecilnya tingkat
kesejahteraan dibanding beban dan risiko jabatan, dan batas usia pensiun yang tidak
disamakan dengan jabatan fungsional tertentu lainnya. Hal ini tentunya berdampak
pada penyediaan auditor yang profesional yang memungkinkan peningkatan kualitas
hasil pengawasan yang diharapkan agar dapat mendukung pencapaian tujuan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan secara efektif. Lebih lanjut akan
dijelaskan penerapan JFA dan hambatannya baik pada APIP Pusat maupun APIP
Daerah di bawah ini.
• APIP Pusat yang telah menerapkan JFA per 31 Desember 2008 sebanyak 39 unit
dari sejumlah 61 Itjen Departemen, Inspektorat Utama/Inspektorat
Kementerian/LPND atau 63,93%. Secara umum permasalahan yang muncul dalam
pelaksanaan pengangkatan ke dalam JFA di lingkungan Itjen Departemen,
Inspekorat Utama/Inspektorat Kementerian/LPND adalah:
o Kementerian/Lembaga lebih menerapkan jabatan fungsional kekhususan yang
ada di lingkungan tugas dan fungsinya, seperti Jaksa pada Kejaksaan Agung,
Agen pada Badan Intelijen Negara;
o Ketersediaan calon PNS yang memenuhi persyaratan untuk diusulkan
pengangkatan ke dalam JFA serta formasi yang ada;
o Beberapa lembaga belum memiliki unit pengawasan tersendiri dan beberapa
unit APIP bentukan baru menggunakan tenaga auditor BPKP sebagai tenaga
perbantuan, seperti pada Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan
Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga.
• Jumlah APIP Daerah yang menerapkan JFA per 31 Desember 2008 masih sangat
rendah yaitu sebanyak 181 unit kerja dengan jumlah 3.109 auditor atau 37,67% dari
jumlah unit kerja Bawas/Inspektorat Daerah sebanyak 522 unit kerja dengan
perkiraan jumlah kebutuhan formasi auditor untuk seluruh Bawas/Inspektorat
Daerah sejumlah 27.088 auditor. Hal tersebut disebabkan adanya permasalahan
yang terkait dengan belum siapnya beberapa pemerintah daerah untuk
menerapkan jabatan fungsional khususnya JFA, sebagai berikut:
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
45
o Belum siapnya pimpinan daerah untuk berkomitmen menerapkan reformasi
birokrasi dan paradigma profesionalisme Auditor;
o Keengganan PNS Daerah untuk menduduki jabatan fungsional karena masih
kuatnya persepsi jabatan struktural lebih ”bergengsi” dan ”nyaman”
dibandingkan jabatan fungsional;
o Penerbitan Permendagri Nomor 57/2007 dan Nomor 64/2007 yang
memunculkan jabatan fungsional baru, Pengawas Pemerintah dan
menggemukkan struktur organisasi Bawasda/Inspektorat Daerah yang justru
bertolak belakang dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah yang merupakan kebijakan reformasi birokrasi
menuju organisasi Bawasda/Inspektorat Daerah yang ramping dan mendorong
pembentukan jabatan fungsional Auditor; dan
o Adanya upaya pembentukan jabatan fungsional Pengawas Pemerintah di
lingkungan Bawasda/Inspektorat Daerah (mengacu pada Peraturan Pemerintah
Nomor 79 Tahun 2005 pasal 24 dan Permendagri Nomor 64 tahun 2007) yang
berpotensi tumpang tindih dalam disiplin ilmu dan pelaksanaan tugas dengan
jabatan fungsional yang telah ada (Auditor) sehingga menimbulkan
kebingungan Pemerintah Daerah untuk menerapkan Pengawas Pemerintah atau
Auditor.
Terhadap masalah ini, langkah-langkah yang dilakukan oleh BPKP selaku Intansi
Pembina JFA adalah:
o BPKP pada tahun 2009 akan melaksanakan program pengangkatan ke dalam JFA
melalui perpindahan dengan perlakuan khusus bagi staf pengawas/pejabat
fungsional umum di lingkungan APIP yang belum menerapkan JFA dan program
pengangkatan JFA melalui mekanisme inpassing bagi mantan pejabat struktural di
lingkungan Bawasda/Inspektorat Daerah yang tidak menjabat lagi karena
penerapan PP Nomor 41 Tahun 2007. Pusbin JFA sudah melakukan pembahasan
dengan pihak pejabat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan BKN dan
mengajukan usulan Inpassing JFA dalam rangka penerapan PP Nomor 41/2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan pemrosesan usulan pengangkatan ke dalam
JFA cukup baik, dengan urutan paling baik adalah BPKP, Itjen Departemen/Unit Pengawasan
LPND, dan selanjutnya Bawasda.
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
46
4. Menyelenggarakan Sistem Informasi JFA
a. Sistem Informasi JFA
BPKP telah memiliki pengelolaan database auditor yang mampu menyediakan
profil auditor sehingga terlihat rincian auditor per unit organisasi, provinsi,
jenjang jabatan, pangkat, latar belakang pendidikan, pencapaian angka kredit
periodik secara berkala, up-to-date dan terintegrasi.
b. Media Komunikasi
Untuk mengkomunikasikan kegiatan pengawasan dan pembinaan JFA di
lingkungan APIP dan sekaligus sebagai media pengembangan profesi di bidang
karya tulis ilmiah, BPKP menerbitkan majalah Warta Pengawasan dan situs
http://www.bpkp.go.id. Majalah yang terbit setiap tiga bulan sekali ini telah
memperoleh Surat Tanda Terbit (STT) dari Dirjen PPG No. 958/SK/DItjen
PPG/STT/1982 tanggal 20 April 1982 dan telah memperoleh Nomor ISSN 0854-
0519. Materi yang disajikan antara lain kegiatan pengawasan di seluruh
Indonesia, ringkasan hasil penelitian di bidang pengawasan, dan rubrik
Konsultasi JFA. Majalah ini disebarluaskan ke seluruh perwakilan BPKP,
lembaga-lembaga tinggi negara, Departemen, LPND, Itjen Departemen,
Inspektorat Utama/Inspektorat Kementerian/LPND, Bawas/Inspektorat
Daerah, sejumlah LSM, PTN dan sejumlah PTS, serta pelanggan tetap. Warta
Pengawasan dapat diakses melalui situs
http://www.bpkp.go.id/warta/index.php dan dihubungi melalui e-mail
Selama tahun 2008 telah dilakukan update konten yang dikategorikan dalam
beberapa kategori yaitu:
1) Kategori Berita Berita yang ditayangkan selama tahun 2008 antara lain berita yang terkait dengan perubahan peraturan ke-JFA-an, kegiatan diklat peningkatan kompetensi pembina JFA bagi pegawai di lingkungan Pusbin JFA, persiapan inpassing ke dalam JFA dan kegiatan lain yang terkait dengan ke-JFA-an.
2) Kategori Ketentuan JFA Secara reguler dilakukan upload peraturan baru yang terbit di tahun 2008, antara lain:
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
47
- Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya.
- Peraturan Bersama Kepala BPKP dan BKN Nomor PER-1310/K/JF/2008 dan Nomor 24 Tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya.
- Surat Kepala Pusbin JFA Nomor 838/JF/1/2008 tentang Batas Usia Calon Peserta Diklat Sertifikasi JFA Pembentukan Auditor Trampil dan Pembentukan Auditor Ahli.
3) Kategori Konsultasi JFA Kegiatan yang dilakukan dalam kategori ini adalah pengelolaan Forum Tanya Jawab JFA On-line. Forum ini berisikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Auditor, Pejabat Struktural di lingkungan pengawasan dan kepegawaian dan dijawab oleh Pusbin JFA. Selama tahun 2008 terdapat 230 pertanyaan yang dijawab, sebagaimana disajikan pada Diagram 10 berikut ini.
DIAGRAM 10
TANYA JAWAB JFA ON-LINE TAHUN 2008
Hasil penelitian menunjukkan bahwa content situs instansi pembina dalam www.
bpkp.go.id. bermanfaat bagi pimpinan APIP, namun Auditor APIP mempunyai persepsi
cukup bermanfaat, dengan urutan paling bermanfaat adalah BPKP, Itjen Departemen/Unit
Pengawasan LPND, dan selanjutnya Bawasda.
Penelitian juga menunjukkan bahwa konsultasi JFA On-Line pada situs
www.bpkp.go.id cukup bermanfaat bagi pimpinan dan Auditor APIP, dengan urutan
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
48
paling bermanfaat adalah BPKP, Itjen Departemen/Unit Pengawasan LPND, dan
selanjutnya Bawasda.
5. Evaluasi dan Monitoring Penerapan JFA
Dalam rangka pengendalian penerapan JFA oleh Instansi Pembina JFA, BPKP
melaksanakan evaluasi dan monitoring penerapan JFA dalam bentuk antara lain:
a. Rapat dan koordinasi dengan instansi pemangku kepentingan: Kementerian
Negara PAN, BKN, LAN, dan instansi pengguna di lingkungan APIP.
b. Kajian dan penelitian yang berkaitan pendidikan dan pelatihan profesi
untuk kebutuhan kompetensi auditor BPKP.
c. Evaluasi berkala yang dilaksanakan oleh Pusbin JFA dan Pusdiklatwas
BPKP dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut dapat diperoleh identifikasi dan mapping
permasalahan dan faktor-faktor yang berpengaruh dalam penerapan JFA yang
bermanfaat dalam penyusunan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas
pembinaan JFA.
6. Menyelenggarakan Forum Komunikasi JFA
Selama tahun 2008 telah diselenggarakan 4 kali Forum Komunikasi JFA yaitu
Forum Komunikasi JFA dan Kepegawaian di Lingkungan BPKP dan Forum
Komunikasi JFA di lingkungan Bawasda/Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota
yang dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap I untuk wilayah Jawa-Kalimantan,
tahap II wilayah Sumatera, dan tahap III wilayah Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi,
Maluku, dan Papua. Jadi kegiatan Forkom JFA Bawasda dipecah dalam 3 tahap
yang disesuaikan dengan regionalnya.
• Forum Komunikasi JFA dan Kepegawaian BPKP Tahun 2008 dengan tema
“Peningkatan Kompetensi dan Pembaharuan Manajemen Sumber Daya
Manusia dalam Mendukung Keberhasilan Peran dan Fungsi BPKP Baru”
diselenggarakan di Hotel Sahid Kusuma Raya, Kota Surakarta, Provinsi Jawa
Tengah pada tanggal 24 s.d 27 November 2008. Kegiatan ini diikuti oleh 191
peserta yang berasal dari seluruh unit kerja di lingkungan BPKP.
• Forum Komunikasi JFA Bawasda/ Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2008 dengan tema ”Melalui Peningkatan Kompetensi dan Sinergi
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
49
Pembinaan JFA Kita Bangun Profesionalitas Auditor Inspektorat Daerah untuk
Mendukung Terwujudnya Kepemerintahan yang Baik dan Bersih”.
Pelaksanaan Forum Komunikasi JFA Bawasda/Inspektorat
Provinsi/Kabupaten/Kota bertempat di Hotel Horizon, Bandung, Provinsi
Jawa Barat, dengan jadwal dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :
Wilayah Jawa – Kalimantan, pada tanggal 4 – 6 Agustus 2008;
Wilayah Sumatera, pada tanggal 15 – 17 Oktober 2008;
Wilayah Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua pada tanggal 20
- 21 Oktober 2008.
Berbeda dengan forum tahun 2007 yang penyajiannya membahas
permasalahan penerapan JFA dari masing-masing unit APIP, dalam forum JFA
Bawasda/Inspektorat tahun 2008 lebih dititikberatkan pada aspek strategis
penerapan JFA dengan menghadirkan para nara sumber dari Kementerian
PAN, BKN, Badan Diklat Departeman Dalam Negeri, Bawasda Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, Bawasda Kabupaten Karo, Pusdiklatwas BPKP, dan
Pusbin JFA BPKP.
Hasil yang dicapai dalam penyelenggaraan forum tersebut adalah:
a. Pimpinan Inspektorat diharapkan dapat memberikan gambaran kepada pejabat pembina kepegawaian daerah mengenai PP Nomor 41 tahun 2007 sebagai salah satu upaya reformasi birokrasi daerah untuk mengefisienkan dan mengefektifkan fungsi strategis kegiatan pengawasan.
b. Pelaksanaan PP Nomor 41 tahun 2007 seharusnya dapat memperkuat posisi APIP Inspektorat Daerah dengan memberikan quality assurance dalam pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah, termasuk melakukan berbagai jasa konsultansi, bimbingan, supervisi untuk membantu penyelenggaraan pemerintahan daerah yang akuntabel.
c. Arah reformasi birokrasi dapat lebih mengedepankan aspek profesional dan fungsional, serta mendorong tumbuhnya jabatan fungsional di daerah, dengan meniadakan jabatan eselon IV di bawah Irban dalam Struktur Organisasi Inspektorat Daerah.
d. BKN akan menegakkan kepatuhan dalam pelaksanaan peraturan kepegawaian, dan pelaksanaan penataan organisasi perangkat daerah berdasarkan PP Nomor 41/2007.
e. BPKP akan membantu memfasilitasi Bawasda dalam proses seleksi calon auditor melalui Assesment Center.
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
50
f. Pelaksanaan diklat, khususnya substantif akan diusahakan lebih banyak praktek dibandingkan teori.
g. Perlu dilakukan sinergi kebijakan dan program diklat di antara pihak-pihak yang terlibat dalam pembinaan kompetensi dan profesionalisme APIP.
h. Sinergi diklat teknis di lingkungan APIP Daerah dengan lembaga diklat teknis terkait untuk pengetahuan dasar teknis, sedangkan diklat teknis pengawasan di lingkungan APIP Daerah dikoordinasikan melalui Bawas Propinsi untuk diteruskan ke Pusdiklatwas BPKP
i. Peningkatan kompetensi teknis dan profesionalisme APIP di jajaran Depdagri dan APIP Daerah difokuskan pada substansi yang diatur dalam Permendagri Nomor 37 tahun 2008 tentang rumpun diklat teknis substantif pemerintahan daerah.
j. Setiap badan diklat yang terakreditasi, baik Pusat maupun Daerah dapat melakukan diklat PNS Auditor.
Penelitian kami menunjukkan bahwa hasil forum komunikasi JFA bermanfaat cukup
bermanfaat bagi pimpinan APIP, dengan urutan paling bermanfaat adalah Itjen
Departemen/Unit Pengawasan LPND, BPKP, dan selanjutnya Bawasda.
Foto 7. Deputi BPKP Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Polsoskam, Iman Bastari (paling kanan) memberikan cendera mata kepada para nara sumber
Forum Komunikasi JFA Bawasda/Inspektorat Daerah Wilayah Jawa – Kalimantan pada tanggal 4 – 6 Agustus 2008 di Hotel Horizon, Bandung,
Provinsi Jawa Barat
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
51
Foto 8. Para sumber Forum Komunikasi JFA Bawasda/Inspektorat
Provinsi/Kabupaten/Kota Wilayah Jawa – Kalimantan pada tanggal 4 – 6 Agustus 2008 di Hotel Horizon, Bandung, Provinsi Jawa Barat. Dari kiri-ke
kanan, Condro Imantoro, Kepala Pusbin JFA, Agus Witjaksono, Kepala Pusdiklatwas dan Arif, Kepala Subbid pada Pusdiklawas.
Foto 9. Sekretaris Utama BPKP, Kuswono Soeseno, (kanan) didampingi Kepala
Pusbin JFA, Condro Imantoro, (tengah) dan Plh. Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Barat sedang memukul gong tanda dibukanya Forum Komunikasi
JFA Bawasda/Inspektorat Daerah Wilayah Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua pada tanggal 20 Oktober 2008 di Hotel Horizon, Bandung,
Provinsi Jawa Barat.
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
52
Foto 10. Para peserta Forum Komunikasi JFA Bawasda/Inspektorat Daerah Wilayah Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua tanggal 20 – 21 Oktober 2008 di Hotel Horizon, Bandung, Provinsi Jawa Barat tampak antusias mendengarkan pemaparan.
7. Meningkatkan Tunjangan Auditor
Sesuai pasal 13 PP No. 16 tahun 1994, kepada PNS yang menduduki jabatan
fungsional dan telah ditetapkan angka kreditnya diberikan tunjangan jabatan
fungsional. Upaya untuk mengusulkan tunjangan Jabatan Fungsional Auditor
melalui Kementerian Negara PAN telah berhasil dengan diterbitkannya Keputusan
Presiden Nomor 23 Tahun 2002 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Auditor.
Kemudian dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas kerja
Pejabat Fungsional Auditor, pada tahun 2007 Pemerintah menaikkan tunjangan
auditor dengan menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 66 Tahun 2007
tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Auditor dengan rincian sebagaimana dapat
dilihat pada Tabel 11 berikut ini.
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
53
TABEL 11 NILAI TUNJANGAN AUDITOR
No Jabatan Fungsional Jabatan Besar
Tunjangan (Rp)
1. Auditor Ahli Auditor Utama 1.200.000,00 Auditor Madya 900.000,00 Auditor Muda 600.000,00 Auditor Pertama 300.000,00
2. Auditor Terampil Auditor Penyelia 425.000,00 Auditor Pelaksana Lanjutan 265.000,00 Auditor Pelaksana 240.000,00
Upaya peningkatan kesejahteraan auditor termasuk tunjangan JFA selalu menjadi
perhatian instansi pembina. Hal ini dilakukan secara bertahap dengan melakukan
kajian pengusulan kenaikan tunjangan JFA dan berkoordinasi dengan instansi
terkait, dengan memperhatikan beban tugas dan bobot jabatan termasuk risiko
pekerjaan dan persyaratan keahlian dan keterampilan dibandingkan dengan
jabatan fungsional lainnya.
8. Mengajukan Usulan Perpanjangan Batas Usia Pensiun Auditor
BPKP selaku Instansi Pembina JFA bermaksud mengusulkan dan mengupayakan
perpanjangan batas usia pensiun (BUP) Auditor Madya menjadi 60 tahun dan
Auditor Utama menjadi 62 tahun. Naskah akademis Usulan BUP Auditor Madya
dan Auditor Utama ini merupakan kajian kedua sebagai perbaikan atas kajian
pertama yang sebelumnya telah dikirimkan ke Menpan melalui surat Kepala BPKP
Nomor S-963/K/JF/2007 tanggal 16 Agustus 2007. Perbaikan ini merupakan
kelanjutan hasil pembahasan dengan pihak Menpan, BKN, dan Sekretaris Kabinet
pada tanggal 25 Oktober 2007 dan telah disesuaikan dengan naskah akademis
perpanjangan BUP Perencana yang telah selesai dibahas dan dalam proses
persetujuan oleh pihak Menpan, BKN, dan Sekretaris Kabinet.
Dalam naskah akademis pertama sebelumnya diusulkan usia pensiun Auditor
Madya 58 tahun dan Auditor Utama 60 tahun, sedangkan dalam naskah akademis
yang kedua usulan usia pensiun Auditor Madya menjadi 60 tahun dan Auditor
Utama 62 tahun. Naskah akademis kajian perpanjangan BUP Auditor yang kedua
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
54
ini kemudian dikirim Kepala BPKP ke Menpan dengan surat Nomor S-
1415/K/JF/2008 tanggal 16 Desember 2008 tentang Usulan Perpanjangan BUP
Auditor.
C. SIS ESTASI KERJA BERBASIS ANGKA KREDIT TEM PR
edia pengukuran prestasi kerja auditor adalah dengan menggunakan
sistem perhitungan dan penetapan angka kredit. Hal tersebut sesuai
den an amanat PP 16 tahun 1994 pasal 8 ayat (1) yang menyatakan
bah a penilaian prestasi kerja auditor ditetapkan dengan angka kredit
oleh pejabat yan rwenang setelah mendapat pertimbangan dari Tim Penilai. Angka
Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir
kegiatan yang harus dicapai oleh auditor dalam rangka pembinaan karier yang
bersangkutan. Sistem perhitungan dan penetapan angka kredit tersebut dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan suatu media pengukuran yang
memenuhi kriteria berikut:
g
w
g be
MM
− spesifik, yaitu teridentifikasi 44 butir kegiatan auditor yang dikelompokkan sesuai
dengan jenjang jabatan dan perannya yang menunjukkan tanggung jawab dan
wewenang auditor dalam tim mandiri, kegiatan tersebut meliputi unsur
pendidikan, unsur pengawasan, dan unsur pengembangan profesi sebagi unsur
utama serta unsur penunjang pengawasan;
− terukur, yaitu setiap kegiatan auditor memiliki satuan angka kredit atau satuan
nilai dari tiap butir kegiatan yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat
kompleksitas kegiatan;
− terencana, yaitu penetapan satuan angka kredit tersebut didasarkan pada jam kerja
efektif seorang auditor dalam melaksanakan tugas pengawasan (1.250 jam dalam
setahun), sehingga auditor tersebut memiliki target/kejelasan waktu yang akurat
dalam merencanakan dan meniti jenjang kariernya; dan
− orientasi hasil, yaitu angka kredit dapat diberikan bila auditor telah selesai
melaksanakan penugasan yang diberikan dengan menunjukkan bukti yang
menyatakan bahwa penugasan yang dilaksanakan telah memperoleh suatu hasil.
Dalam sistem perhitungan dan penetapan angka kredit auditor tersebut juga mencakup
prosedur sebagai berikut:
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
55
− Prosedur pengumpulan dan pengusulan angka kredit
Merupakan rangkaian kegiatan yang melibatkan auditor, atasan langsung auditor,
dan Pejabat Pengusul Angka Kredit. Pengumpulan angka kredit ini merupakan
kegiatan yang dilakukan terus-menerus dan sesegera mungkin dengan waktu yang
telah ditetapkan.
− Prosedur penilaian dan penetapan angka kredit
Merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh Sekretariat Tim Penilai
Angka Kredit dan Pejabat Yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit. Penilaian
angka kredit merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka penetapan jumlah
angka kredit yang diperoleh auditor atas kegiatan dan penugasan yang telah
dilaksanakan.
Program dan kegiatan dalam pembinaan aspek sistem prestasi kerja meliputi
penyusunan dan pemutakhiran ketentuan, standar, prosedur dan petunjuk teknis,
fasilitasi penilaian angka kredit terpusat, evaluasi penilaian angkat kredit setempat dan
bimbingan teknis dalam penerapan sistem.
Tugas dan kegiatan pembinaan JFA yang telah dilakukan dalam rangka mewujudkan
kebijakan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menyusun Standar dan Prosedur serta Petunjuk Teknis dalam Penilaian Prestasi Kerja
Untuk menunjang kelancaran proses penilaian dan penetapan angka kredit auditor
di lingkungan APIP, telah ditetapkan Prosedur Kegiatan Baku Penilaian dan
Penetapan Angka Kredit bagi Jabatan Fungsional Auditor di Lingkungan Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah melalui Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-
817/K/JF/2002 Tanggal 3 Desember 2002.
Prosedur ini merupakan acuan bagi pejabat yang berwenang menetapkan, pejabat
pengusul, tim penilai angka kredit, dan auditor di lingkungan APIP dalam proses
penilaian dan penetapan angka kredit JFA, sehingga diharapkan dapat:
− mewujudkan penetapan angka kredit secara tepat waktu sebagai dasar untuk
kenaikan jabatan dan pangkat, bahan perencanaan keikutsertaan diklat; dan
− menjamin tercapainya keseragaman dan transparansi dalam proses penilaian
dan penetapan angka kredit sesuai ketentuan yang berlaku.
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
56
Untuk memberikan acuan bagi auditor dalam penulisan karya tulis ilmiah yang
berkualitas guna memperoleh angka kredit pengembangan profesi telah
diterbitkan Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-911/K/JF/2005 tanggal 6
Oktober 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Pengujian Karya Tulis Ilmiah di
Bidang Pengawasan.
Dalam rangka menjamin konsistensi dan keseragaman penilaian angka kredit
dilakukan monitoring melalui evaluasi penerapan dan perhitungan angka kredit
pada APIP secara berkelanjutan. Untuk mendukung pelaksanaan evaluasi tersebut
diterbitkan Pedoman Evaluasi atas Penilaian Angka Kredit JFA.
Hasil penelitian persepsi pimpinan dan Auditor APIP menunjukkan bahwa:
- Penerapan sistem penilaian angka kredit baik, dengan urutan paling baik adalah Itjen
Departemen/Unit Pengawasan LPND, Bawasda, dan kemudian BPKP;
- Prestasi kerja dapat tercermin melalui perolehan angka kredit dengan cukup baik,
dengan urutan paling baik adalah Itjen Departemen/Unit Pengawasan LPND, BPKP,
dan kemudian Bawasda;
- Relevansi kinerja dengan pengusulan Auditor untuk mengikuti Diklat Sertifikasi JFA
berikutnya cukup baik, dengan urutan paling baik adalah Itjen Departemen/Unit
Pengawasan LPND, BPKP, dan kemudian Bawasda;
- Sistem penilaian prestasi kerja dengan angka kredit memotivasi Auditor dalam
melaksanakan tugas pengawasan cukup baik, dengan urutan paling baik adalah Itjen
Departemen/Unit Pengawasan LPND, BPKP, dan kemudian Bawasda;
2. Fasilitasi Penilaian Angka Kredit Terpusat bagi seluruh Auditor Madya dan Auditor Utama di lingkungan APIP
Penilaian Terpusat adalah penilaian angka kredit untuk seluruh Auditor Madya
dan Auditor Utama di lingkungan APIP yang dilakukan oleh Tim Penilai Pusat
yang berkedudukan di BPKP. Bertambahnya jumlah Auditor Madya dan Auditor
Utama di lingkungan APIP berdampak pada peningkatan jumlah Daftar Usulan
Penilaian Angka Kredit (DUPAK) yang diterima oleh Sekretariat Tim Penilai Pusat.
DUPAK yang diterima pada tahun 2008 sebanyak 2.266 DUPAK, dengan rincian
semester I (Januari) tahun 2008 sebanyak 1.046 berkas, semester II (Juli) tahun 2008
sebanyak 1.220 berkas (sudah termasuk 3 berkas DUPAK periode Semester I tahun
2008 yang diproses pada periode semester II tahun 2008). Berikut ini adalah jumlah
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
57
DUPAK yang diterima Tim Penilai Pusat selama tahun 2008 sebagaimana disajikan
pada Tabel 12 berikut ini.
TABEL 12 DUPAK YANG DITERIMA TIM PENILAI PUSAT TAHUN 2008
Pemrosesan DUPAK Unit Organisasi
Januari 2008 Juli 2008 Jumlah - BPKP 556 666 1.222 - Itjen Departemen/
Inspektorat LPND 395 415 810
- Bawasda/Inspektorat Prov/Kota/Kab
95 139 234
Jumlah 1.046 1.220 2.266
Penetapan Angka Kredit (PAK) yang telah diterbitkan pada tahun 2008 sebanyak
1.975 PAK, dengan rincian semester I (Januari) 2008 sebanyak 1.036 berkas,
sedangkan semester II (Juli) 2008 sebanyak 939 PAK. Sisa 281 berkas DUPAK
penilaian semester II (Juli) 2008 (1220 – 939 = 281) terdiri dari 6 berkas
dikembalikan kepada pejabat pengusul karena auditor yang bersangkutan dalam
jabatan dan pangkat yang tidak sesuai ketentuan serta belum mengikuti Diklat
Sertifikasi Penjenjangan Pengendali Teknis dan 275 berkas masih dalam proses.
Berikut ini adalah jumlah PAK yang diterbitkan Tim Penilai Pusat selama tahun
2008 sebagaimana disajikan pada Tabel 13 berikut ini.
TABEL 13 PAK YANG DITERBITKAN TIM PENILAI PUSAT TAHUN 2008
Penerbitan PAK Unit Organisasi
Januari 2008 Juli 2008 Jumlah - BPKP 553 486 1.039 - Itjen Departemen/
Inspektorat LPND 395 359 754
- Bawasda/Inspektorat Prov/Kota/Kab
88 94 182
Jumlah 1.036 939 1.975
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
58
3. Monitoring dan evaluasi penilaian angka kredit
Untuk menjamin agar proses penilaian angka kredit ini sesuai ketentuan,
transparan dan konsisten dilakukan kegiatan evaluasi penilaian angka kredit JFA.
Pelaksanaan evaluasi penilaian angka kredit JFA dilakukan oleh Pusbin JFA. Ruang
lingkup evaluasi meliputi:
• organisasi penilaian angka kredit;
• ketaatan penyampaian DUPAK;
• kelengkapan berkas DUPAK;
• kegiatan pejabat pengusul angka kredit;
• kegiatan sekretariat tim penilai angka kredit;
• kegiatan tim penilai angka kredit;
• penggunaan hari pengawasan (HP) dalam satu tahun; dan
• perkembangan tingkat perolehan angka kredit.
Kegiatan evaluasi dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan
tingkat penerapan penilaian prestasi kerja berbasis angka kredit dan ketersediaan
anggaran.
Pada tahun 2008 dilaksanakan pada 29 unit kerja terdiri dari: 4 Inspektorat Jenderal
Departemen, 1 Bawasda/Inspektorat Provinsi, 18 Bawasda/Inspektorat Kabupaten,
dan 6 Bawasda/Inspektorat Kota. Rincian unit kerja yang dievaluasi disajikan pada
Lampiran 12.
Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa:
- Kinerja tim penilai angka kredit yang menilai DUPAK Auditor cukup baik.
- Ketepatan waktu penerbitan SK Penetapan Angka Kredit bagi auditor cukup baik.
- Ketepatan waktu kenaikan pangkat Auditor (normal 4 tahun) cukup baik.
- Penggunaan hari pengawasan dalam menyelesaikan penugasan pengawasan oleh
Auditor cukup efisien.
Penelitian indikator-indikator di atas umumnya konsistensi unit APIP dalam memberikan
penilaian cukup baik, dengan urutan paling baik adalah Itjen Departemen/Unit
Pengawasan LPND, BPKP, dan selanjutnya Bawasda.
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
59
D. INF RU R PEMBINAAN JFA RAST KTU
ntu mendukung pembinaan JFA dibutuhkan infrastruktur, yang
me iputi aspek kelembagaan dan aspek penunjang.
k
l
1. Aspek Kelembagaan
UUa. Biro Kepegawaian dan Organisasi BPKP
Pada periode awal terbentuknya JFA pembinaan auditor dilakukan melalui
Biro Kepegawaian dan Organisasi dan Pusdiklatwas BPKP. Biro Kepegawaian
dan Organisasi merupakan unit teknis yang diberi tugas untuk melakukan
pembinaan JFA sebelum Pusbin JFA dibentuk. Pusdiklatwas BPKP
menyelenggarakan diklat sertifikasi jabatan auditor sejak tahun 1996 saat
terbentuknya JFA. Sejak tahun 2001 pembinaan JFA di lingkungan BPKP tetap
dilakukan oleh Biro Kepegawaian dan Organisasi BPKP.
b. Pusbin JFA BPKP
Pada tahun 2001, BPKP membentuk Pusat Pembinaan JFA sebagai unit kerja
setingkat eselon II yang ditugaskan untuk melaksanakan tugas pembinaan
auditor. Penyelenggaraan diklat sertifikasi kepada seluruh auditor pemerintah
baik di lingkungan BPKP maupun APIP lainnya, ditangani Pusdiklatwas BPKP
bersama dengan Pusbin JFA, demikian pula kegiatan penyusunan kurikulum
diklat sertifikasi JFA dan penentuan kelulusan peserta ujian sertifikasi JFA.
Organisasi Pusbin JFA terdiri dari: - 1 (satu) orang eselon II yaitu Kepala Pusat; - 2 (dua) orang eselon III yaitu Kepala Bidang Program dan Sertifikasi dan
Kepala Bidang Evaluasi; - 6 (enam) orang eselon IV yaitu Kepala Sub Bidang Program, Kepala Sub
Bidang Data dan Informasi, Kepala Sub Bidang Sertifikasi, Kepala Sub Bidang Evaluasi Sertifikasi, Kepala Sub Bidang Evaluasi Angka Kredit, dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha;
- 37 Auditor; - 2 Pranata Komputer, 1 Analis Kepegawaian, dan 1 Arsiparis; dan - 28 Pejabat Fungsional Umum.
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
60
c. Pusdiklatwas BPKP
Pusdiklatwas BPKP sejak tahun 1996 menyelenggarakan diklat sertifikasi JFA,
baik untuk JFA di lingkungan BPKP, Bawas/Inspektorat Daerah maupun
Inspektorat Jenderal Departemen/Inspektorat Utama LPND.
Pusdiklatwas BPKP telah memperoleh akreditasi dari Lembaga Administrasi
Negara untuk penyelenggaraan diklat fungsional auditor berikut ini:
- Diklat Pembentukan Auditor Terampil;
- Diklat Pembentukan Auditor Ahli;
- Diklat Pembentukan Auditor Ketua Tim;
- Diklat Penjenjangan Auditor Pengendali Teknis;
- Diklat Penjenjangan Auditor Pengendali Mutu, dan
- Diklat Teknis Manajerial Pengawasan.
Selain itu Pusdiklatwas BPKP telah memperoleh ISO 9001 : 2000 dari TUV Nord
dengan Certificate Registration No. 16.100.0315 tanggal 27 Agustus 2007. TUV
Nord ISO 9001 : 2000 adalah suatu standar international untuk sistem
manajemen kualitas, yang menetapkan persyaratan-persyaratan dan
rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas,
yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk
(barang dan/atau jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan yang
bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Sertifikat tersebut telah
dilengkapi dengan Sertifikat IWA2 yang merupakan standar sistem manajemen
mutu di bidang pendidikan dan pelatihan. Sertifikat IWA2 telah diserah-
terimakan pada tanggal 14 Mei 2008.
Selain itu, petugas penyelenggara diklat sertifikasi sebagian besar telah
mengikuti pelatihan yang memadai yaitu Training Officers Course (TOC),
Management of Training (MOT) dan pelatihan lainnya yang diperlukan.
Widyaiswara Pusdiklatwas BPKP seluruhnya telah mengikuti pelatihan wajib
yang berupa Training of Trainers (TOT) Instruktur dan TOT Substansi. Jumlah,
kualifikasi dan tingkatan para Widyaiswara cukup banyak untuk mendukung
penyelenggaraan diklat sertifikasi JFA yang diselenggarakan setempat atau di
kampus Pusdiklatwas.
Jumlah Widyaiswara per 31 Desember 2008 adalah 25 (dua puluh lima) orang
yang terdiri dari: 3 orang Widyaiswara Utama, 13 orang Widyaiswara Madya, 3
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
61
orang Widyaiswara Muda, 1 orang Widyaiswara Pertama, dan 5 orang calon
Widyaiswara.
Di samping itu, keberhasilan penyelenggaraan diklat ini juga didukung oleh
infrastruktur fisik seperti gedung dan ruang kelas, sarana dan prasarana yang
semakin lengkap dan beragam, sesuai dengan perkembangan teknologi.
Untuk menjaga kebugaran dan menciptakan keakraban serta semangat
teamwork bagi peserta diklat, dilaksanakan kegiatan outbound selama satu hari
pada awal penyelenggaraan diklat serta setiap pagi hari juga dilaksanakan
kegiatan senam pagi di halaman kompleks gedung Pusdiklatwas BPKP, Ciawi,
Bogor.
Dengan kekuatan sarana prasarana, fasilitas dan sumber daya manusia
penyelenggara yang dimilikinya, di masa yang akan datang diharapkan
Pusdiklatwas BPKP senantiasa siap menghadapi tantangan tugas
menyelenggarakan diklat-diklat fungsional khususnya untuk auditor.
Foto 11. Suasana pelaksanaan kegiatan Outbond yang diikuti para peserta Diklat Sertifikasi JFA Pembentukan Auditor Ahli dan Pembentukan Auditor Terampil
bagi pegawai di lingkungan Departemen Perdagangan yang diselenggarakan sejak tanggal 9 s.d. 30 Juni 2008 di Gedung Pusdiklatwas BPKP, Ciawi, Bogor
d. Satuan Tugas Pembinaan JFA
Mengingat luas dan sebaran lokasi pembinaan di lingkungan unit pengawasan
di daerah, pada setiap Perwakilan BPKP dibentuk Satuan Tugas (Satgas)
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
62
Pembinaan JFA yang bertugas mengefektifkan pembinaan dan pengembangan
JFA di lingkungan Bawasda/Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota.
e. Komite Sertifikasi JFA
Untuk senantiasa mampu memelihara dan meningkatkan mutu layanannya
memenuhi kepentingan seluruh pengguna JFA dalam koridor pembinaan
kepegawaian, arah dan pengembangan kompetensi auditor perlu ditentukan
berdasarkan interaksi seluruh stakeholders pengawasan fungsional yang
meliputi Kementerian Negara PAN, Badan Kepegawaian Negara, Lembaga
Administrasi Negara, beberapa Itjen Departemen dan Badan
Pengawas/Inspektorat Provinsi dalam suatu wadah formal dengan mekanisme
kerja yang tertata baik. Pada tanggal 16 November 2007 BPKP memfasilitasi
pembentukan Komite Sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) sebagai
wadah formal yang mewakili kepentingan seluruh stakeholders yang bertugas
memberi pertimbangan atau masukan yang bersifat stratejik tentang arah dan
pengembangan kompetensi auditor kepada Pimpinan Instansi Pembina JFA.
Masukan stratejik antara lain berupa penentuan unsur kompetensi
pengetahuan, unsur kompetensi sikap, unsur kompetensi perilaku,
pengembangan kurikulum/pola diklat JFA baik diklat fungsional (diklat
sertifikasi) maupun diklat teknis substansi, serta pola rekrutmen auditor.
Melalui penentuan arah dan pengembangan kompetensi secara partisipatif oleh
seluruh stakeholder diharapkan selain kepentingan stakeholders selalu terjaga,
komitmen pembinaan auditor oleh seluruh aparatur terkait dapat optimal.
Selama tahun 2008 telah dilakukan dua kali sidang Komite, yaitu:
Sidang Komite yang pertama tahun 2008 dilaksanakan pada tanggal 27 Mei
2008 diikuti anggota komite sertifikasi sebanyak 17 orang, diikuti pula oleh
para undangan sebanyak 16 orang meliputi Sekretaris Itjen
Departemen/Inspektur LPND dan Kepala Bawasda/Inspektur Provinsi dan
pejabat di lingkungan BPKP dengan nara sumber dari Menpan dan BKN.
Sidang Komite Sertifikasi JFA pertama tahun 2008 menyepakati bersama tiga
hal berikut:
- Mendukung dan memahami terhadap seluruh isi ketentuan dan pasal rancangan Permenpan tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
63
Kreditnya dengan catatan bahwa permasalahan yang diajukan peserta berkaitan dengan konsep Permenpan tersebut akan menjadi masukan dalam penyusunan petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan peraturan Menpan tersebut.
- Memberikan dukungan kepada Instansi Pembina untuk menyiapkan Pola Rekrutmen Auditor Berbasis Kompetensi yang dimaksudkan untuk menjadi pedoman teknis bagi pejabat yang berwenang dalam penyusunan formasi jabatan fungsional auditor yang meliputi jumlah dan susunan serta kualifikasi dan kompetensi auditor sesuai dengan kebutuhan masing-masing APIP.
- Mengusulkan agenda sidang komite sertifikasi auditor kedua tahun 2008 yang meliputi :
a. Pedoman Rekrutmen JFA;
b. Standar Kompetensi Jabatan;
c. Pola Diklat Auditor; dan
d. Usulan dari Anggota Sertifikasi.
Foto 12. Pengarahan dan Pembukaan Sidang Komite Sertifikasi JFA Pertama tahun 2008 oleh Kepala BPKP, Didi Widayadi (tengah) , didampingi oleh Ketua Sidang Komite Sertifikasi JFA, Kuswono Soeseno (kiri) dan Wakil Ketua Sidang Komite
Sertifikasi JFA, D.Negarayati Siregar .
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
64
Sidang Komite Sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor yang kedua tahun 2008
diselenggarakan tanggal 11 November 2008 diikuti 13 anggota komite dan 67
undangan dari Setitjen Departemen/Inspektur LPND dan pejabat di
lingkungan Menpan, BKN dan BPKP serta Depkeu.
Hasil sidang adalah rekomendasi komite kepada Instansi Pembina JFA antara
lain:
- Memperhatikan masukan Depkeu yaitu perlunya auditor APIP melakukan praktik internal auditing modern; dan kelompok kompetensi substansi, risk management, internal control, akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah, auditing dan komunikasi; pengembangan JFA ke depan, pola pembinaan yang ‘the best auditor gets the right position’;
- Segera menyelesaikan perumusan Standar Kompetensi Auditor;
- Segera menyelesaikan perumusan Pola Diklat dan Sertifikasi Auditor;
- Menindaklanjuti upaya sinergi diklat teknis substansi;
- Terus mendorong penerapan JFA dengan melibatkan pihak Menpan dan BKN; dan
- Mengusulkan kenaikan tunjangan JFA.
Usulan agenda sidang komite berikutnya adalah:
- Fasilitasi upaya pembentukan organisasi profesi ‘Internal Auditor Pemerintah’;
- Sistem rekrutmen dan seleksi auditor; dan
- Perumusan pedoman formasi auditor.
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
65
Foto 13. Suasana Sidang Komite Sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor kedua tahun 2008, pada sessi pembahasan materi sidang Standar Kompetensi Auditor.
2. Aspek Penunjang
Untuk mendukung pelaksanaan pembinaan dan pengembangan JFA, BPKP
memiliki prasarana bangunan, yaitu:
1) Gedung Kantor Pusat, Jl. Pramuka No 33, Jakarta Timur.
2) Gedung Pusdiklatwas BPKP, di Ciawi, Bogor yang mencakup gedung
perkantoran, ruang kelas dan mes penginapan peserta diklat.
o 10 ruangan kelas, dengan kapasitas masing-masing 30 orang;
o Mess sebanyak 87 kamar dengan kapasitas 206 tempat tidur;
o Perpustakaan;
o Laboratorium komputer; dan
o Ruang presentasi dan diskusi.
Untuk dapat menampung seluruh peserta diklat yang semakin hari semakin
meningkat, saat ini sedang dilakukan pembangunan gedung perluasan Unit
Pusdiklatwas BPKP. Menurut rencana gedung yang dibangun meliputi 4 ruang
kelas dan ruang asrama yang dapat menampung sekitar 120 peserta diklat.
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan JFA
66
3) Gedung Assessment Center, Jl. Pramuka No. 33, Jakarta Timur.
4) Perwakilan BPKP sebanyak 25 Perwakilan yang tersebar pada 24 provinsi.
Untuk mendukung profesionalisme auditor, BPKP juga memiliki perpustakaan
pada masing-masing unit kerja dengan sebagian besar buku-buku di bidang
akuntansi, auditing dan pengawasan.
valuasi dan Langkah-Langkah Pembinaan JFA ke Depan
E
EVALUASI DAN LANGKAH-LANGKAH
PEMBINAAN JFA KE DEPAN
A. EVALUASI PEMBINAAN JFA
eberhasilan pembinaan JFA dapat diukur dari tingkat
kepuasan instansi pemerintah terhadap pemanfaatan
auditor yang telah dibina dari aspek profesionalisme,
sistem karier dan sistem prestasi kerja. Untuk mengetahui
seberapa jauh keberhasilan pembinaan JFA oleh BPKP,
Pusat Pembinaan JFA telah melakukan penelitian dilakukan dengan menggali
persepsi/pendapat auditor APIP dan atasannya (pimpinan unit kerja APIP) melalui
kuesioner dengan skala pengukuran/penilaian (Skala Likert) 1-10 dengan rincian:
angka 9-10 adalah Sangat Baik, 7-8 Baik, 5-6 adalah Sedang, 3-4 adalah Kurang, 1-2
adalah Sangat Kurang.
Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian terhadap seluruh pimpinan APIP dan
auditor di lingkungan APIP mengenai pembinaan Jabatan Fungsional Auditor yang
telah dilakukan BPKP selaku instansi pembina diperoleh hasil bahwa kinerja
pembinaan Pusbin JFA secara umum adalah dinilai 6,42 (cukup baik). Dengan
melakukan analisis variansi untuk menguji perbedaan jawaban responden dengan
tingkat kesalahan 5% (Untuk uji perbedaan analisis variansi digunakan statistik F),
ternyata tidak ada perbedaan pandangan pimpinan dengan auditor. Pembinaan JFA
yang dilakukan BPKP tidak berbeda secara signifikan menurut pandangan pimpinan
maupun oleh auditor.
Secara bertingkat, pimpinan Itjen Departemen/Inspektorat Utama/Inspektorat
Kementerian/LPND memberikan penilaian yang tertinggi 6,83 (baik) dilanjutkan
dengan pimpinan BPKP 6,50 (baik). Nilai terendah diberikan oleh pimpinan Bawasda
6,44 (cukup baik).
67
Sedangkan penilaian yang diberikan auditor APIP berdasarkan latar belakang instansi
baik menurut auditor BPKP maupun Itjen Departemen/Inspektorat
Utama/Inspektorat Kementerian/LPND dan Bawasda adalah auditor Itjen
Departemen/Inspektorat Utama/Inspektorat Kementerian/LPND memberikan
valuasi dan Langkah-Langkah Pembinaan JFA ke Depan
E
penilaian yang tertinggi 6,60 (baik) dilanjutkan dengan auditor BPKP 6,50 (baik). Nilai
terendah diberikan oleh auditor Bawasda 6,16 (cukup baik). Hasil ukuran kinerja
pembinaan yang dilakukan oleh BPKP dari sudut pandang Pimpinan APIP dan
Auditor APIP adalah sebagaimana pada Tabel 14 berikut ini.
TABEL 14
HASIL PENGUKURAN PERSEPSI PIMPINAN DAN AUDITOR APIP TERHADAP KINERJA PEMBINAAN JFA OLEH BPKP
Instansi APIP
No Indikator BPKP Bawasda
Itjen Departemen/ Inspektorat Utama/
Inspektorat Kementerian/LPND
Rata-rata
Pandangan Pimpinan APIP
1. Pembinaan Profesionalisme Auditor cukup cukup baik cukup
2. Penerapan Sistem Penilain Angka Kredit baik cukup baik baik
3. Peningkatan Profesionalisme Auditor cukup baik baik baik
4. Efisiensi dan Efektivitas Pelaksanaan Tugas Auditor
cukup baik baik baik
Gabungan baik cukup baik baik
Pandangan Auditor APIP 1. Pembinaan
Profesionalisme Auditor baik cukup baik cukup
2. Pembinaan Sistem Prestasi Kerja cukup cukup baik cukup
3. Pembinaan Sistem Karir baik cukup cukup cukup Gabungan baik cukup baik cukup
Hasil penelitian secara rinci dapat dilihat pada penjelasan masing-masing kegiatan
pembinaan sebagaimana telah diuraikan dalam Bab Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan
JFA.
68
Dari hasil penelitian tingkat kepuasan instansi pemerintah terhadap pembinaan JFA
menunjukkan bahwa BPKP dinilai berhasil dalam mengemban amanatnya selaku Instansi
Pembina JFA, dalam rangka mewujudkan auditor yang profesional, berdaya guna dan berhasil
guna. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil pengawasan oleh APIP
untuk menyediakan jasa konsultasi dan quality assurance dalam pengendalian
pencapaian tujuan pemerintahan umum dan pembangunan.
valuasi dan Langkah-Langkah Pembinaan JFA ke Depan
E
Namun demikian, diakui masih tersedia cukup ruang perbaikan untuk dapat
meningkatkan kualitas pembinaan, terutama terkait dengan penyediaan solusi atas
permasalahan pembinaan JFA dan mengantisipasi perubahan peraturan perundang-
undangan, ilmu pengetahuan dan teknologi serta lingkungan pengawasan makro dan
global lainnya.
Perubahan peraturan perundang-undangan, ilmu pengetahuan dan teknologi serta
paradigma pengawasan intern internasional berdampak terhadap kebijakan, tugas dan
kegiatan pembinaan JFA, terutama sebagai berikut:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah yang terkait dengan kompetensi Auditor APIP
Pasal 11, perwujudan peran Aparat Pengawas Intern Pemerintah yang
efektif sekurang-kurangnya harus:
i. memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan,
efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan
tugas dan fungsi intansi pemerintah;
ii. memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas
manajemen resiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi
intansi pemerintah; dan
69
iii. memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola
penyelenggaraan tugas dan fungsi intansi pemerintah.
Pasal 51, pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah
dilakukan oleh pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan
pengawasan dan yang telah memenuhi syarat kompetensi keahlian
sebagai Auditor. Syarat kompetensi tersebut dipenuhi melalui
keikutsertaan dan kelulusan program sertifikasi. Kebijakan program
sertifikasi auditor ditetapkan oleh Instansi Pembina JFA.
Pasal 59, pembinaan penyelenggaraan SPIP dilakukan oleh BPKP yang
meliputi:
i. Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;
ii. Sosialisasi SPIP;
iii. Diklat SPIP;
valuasi dan Langkah-Langkah Pembinaan JFA ke Depan
E
iv. Pembimbingan dan konsultansi SPIP; dan
v. Peningkatan kompetensi Auditor APIP.
2. Evaluasi Program Pengelolaan SDM Aparatur (sebagai bagian dari RPJMN
Tahun 2004 – 2009)
Sasaran pembangunan nasional bidang penciptaan tata pemerintahan yang
bersih dan berwibawa sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004-2009 adalah terciptanya
pemerintahan yang bersih, berwibawa, profesional, dan bertanggungjawab,
yang diwujudkan dengan sosok dan perilaku birokrasi yang efisien dan efektif
serta dapat memberikan pelayanan prima kepada seluruh masyarakat. Untuk
mewujudkan hal tersebut, prioritas diletakkan pada pembangunan aparatur
negara melalui pelaksanaan reformasi birokrasi yang berdasarkan pada
prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik (good public governance), yaitu
suatu konsepsi tentang penyelenggaraan pemerintahan yang mengedepankan
prinsip-prinsip antara lain: keterbukaan dan transparansi, akuntabilitas,
efektivitas dan efisiensi, responsivitas, menjunjung tinggi supremasi hukum,
demokrasi, dan membuka partisipasi masyarakat.
Peningkatan kinerja aparatur negara melalui reformasi birokrasi memiliki
posisi yang sangat strategis terhadap keberhasilan pencapaian tujuan
bernegara. Upaya peningkatan kinerja terus dilakukan melalui berbagai
langkah strategis pada setiap aspek dan telah menunjukan banyak kemajuan
yang secara umum ditandai dengan adanya perbaikan sistem penyelenggaraan
negara dan pemerintahan di pusat maupun daerah yang lebih kreatif, dinamis
dan responsif terhadap berbagai permasalahan bangsa dan masyarakat.
Meskipun demikian, hingga saat ini kinerja aparatur negara dirasakan masih
belum optimal dalam mendukung keberhasilan pembangunan di berbagai
bidang. Oleh karena itu, upaya reformasi birokrasi perlu terus dilanjutkan
untuk mempercepat peningkatan kinerja aparatur negara dan mewujudkan
tujuan pembangunan nasional.
70
Salah satu program yang terkait dengan sasaran penciptaan tata pemerintahan
yang bersih dan berwibawa adalah Program Pengelolaan SDM Aparatur.
Program Pengelolaan SDM Aparatur bertujuan untuk meningkatkan sistem
valuasi dan Langkah-Langkah Pembinaan JFA ke Depan
E
pengelolaan dan kapasitas SDM aparatur dalam melaksanakan tugas
pemerintahan dan pembangunan.
Hasil-hasil yang telah dicapai dari berbagai kegiatan yang dilakukan, antara
lain:
1. Tersusunnya naskah akademik RUU Kepegawaian Negara yang meliputi
manajemen kepegawaian pada tingkat eksekutif, legislatif, dan yudikatif,
serta penyelenggara negara lainnya. RUU ini merupakan payung hukum
bagi pembangunan sistem manajemen kepegawaian berbasis kinerja;
2. Terlaksananya penyusunan dan penyempurnaan berbagai peraturan
perundang-undangan di bidang SDM aparatur, yaitu: penyusunan
Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang penilaian prestasi kerja
PNS sebagai pengganti PP No. 10/1979 tentang Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan PNS, RPP tentang Peraturan Disiplin PNS sebagai pengganti PP
Nomor 30/1980, RPP tentang Pemberhentian PNS sebagai pengganti PP
Nomor 32/1979, Rancangan Perpres tentang Penilaian, pengangkatan,
pemindahan dan pemberhentian dari dan dalam jabatan struktural, dan
Rancangan Perpres tentang Diklat Prajabatan bagi Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS);
3. Perbaikan remunerasi yang layak dan adil bagi aparatur negara antara lain
dengan pemberian gaji ke-13 baik di instansi pusat maupun di daerah,
kenaikan gaji pokok pegawai rata-rata 15 persen, kenaikan tunjangan
struktural rata-rata 22,2 persen, dan kenaikan tunjangan fungsional rata-
rata 32,2 persen;
4. Terselenggaranya pusat penilaian PNS (assessment center) yang telah diuji
coba di Badan Kepegawaian Negara (BKN);
5. Tersusunnya pedoman penyusunan standar kompetensi jabatan struktural
maupun fungsional PNS dan pedoman pelaksanaan evaluasi jabatan dalam
rangka penyusunan klasifikasi jabatan nasional PNS, yang keduanya
merupakan acuan bagi instansi pusat dan daerah dalam menyusun standar
kompetensi dan evaluasi jabatan pada tiap-tiap instansi.
71
Permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam upaya pencapaian sasaran
RPJMN 2004-2009 terkait Program Pengelolaan SDM Aparatur adalah belum
optimalnya kinerja SDM aparatur yang disebabkan oleh belum meratanya
kompetensi aparatur dan belum memadainya remunerasi dan
valuasi dan Langkah-Langkah Pembinaan JFA ke Depan
E
kesejahteraannya. Selain itu, sistem pembinaan SDM aparatur belum berbasis
pada kinerja (merit system) dan belum didukung dengan peraturan
perundangundangan yang memadai sebagai landasan sistem pembinaannya.
Dalam satu tahun waktu tersisa dari pelaksanaan RPJMN 2004-2009, maka
upaya-upaya yang dilakukan adalah percepatan pelaksanaan reformasi
birokrasi dan Meningkatkan kinerja/profesionalitas dan kesejahteraan PNS;
3. Capaian Kinerja BPKP selama kurun waktu RPJMN 2004 s.d. 2009
PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah telah
memberikan peran baru yaitu capacity building (expertise), current issues, clearing
house, dan check and balances. Capacity building berkaitan dengan peran
mendukung manajemen pemerintahan mencakup pelaksanaan pengawasan
intern, antara lain melalui audit, evaluasi, reviu dan kegiatan pengawasan
lainnya serta pembinaan dalam rangka penguatan sistem pengendalian intern,
antara lain melalui sosisalisasi, pendampingan dan peningkatan kapasitas SDM,
serta penelitian dan pengembangan di bidang pengawasan. Current issues
menyangkut isu strategis, nasional, lintas sektoral dan beresiko tinggi serta
kasus-kasu besar yang mendapat perhatian luas dari masyarakat. Clearing house
merupakan kegiatan pengawasan untuk memberikan pertimbangan secara
teknis maupun hukum atas suatu masalah atau kasus/perkara dan
menghindari kegamangan/keraguan kementerian/lembaga dan juga
pemerintah daerah dalam melaksanakan tugasnya, melalui mekanisme
kerjasama yang telah disepakati oleh Kejaksaan RI, Kepolisian Negara RI, dan
BPKP. Check and balances dilakukan untuk memberikan second opinion sebagai
penyeimbang terhadap temuan ekstern auditor (BPK) dalam konteks pelurusan
terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan kementerian/lembaga.
Kegiatan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern yang telah
dilakukan BPKP adalah sebagai berikut:
- Penyelesaian Pedoman Teknis Penyelenggaraan SPIP, tingkat
penyelesaaian 62% (22 pedoman)
72
- Sosialisasi SPIP, untuk internal BPKP telah selesai dilaksanakan,
sedangkan untuk eksternal telah dilakukan pada 19
Kementerian/Lembaga dan 6 Pemerintah Daerah.
valuasi dan Langkah-Langkah Pembinaan JFA ke Depan
E
- Kegiatan Bimtek SPIP
- Diklat SPIP, masih untuk internal BPKP.
Terkait dengan capacity building (SDM aparatur), BPKP telah mengembangkan
kompetensi pengelola keuangan negara dan auditor intern pemerintah melalui
berbagai kegiatan diklat, berupa diklat fungsional, diklat teknis substansi
auditor, dan pembinaan terhadap seluruh Auditor APIP.
4. Peraturan-Peraturan Kepala LAN mengenai kediklatan
Selama tahun 2008, Kepala LAN telah menerbitkan beberapa peraturan yang
terkait dengan kediklatan yang selama ini dilakukan oleh badan/pusat diklat
termasuk Pusdiklatwas, yaitu:
• Peraturan Kepala LAN Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Pedoman Akreditasi
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Pemerintah.
• Peraturan Kepala LAN Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi
Widyaiswara.
• Peraturan Kepala LAN Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Sertifikasi
Widyaiswara.
5. Usulan Revisi Peraturan Pemerintah tentang Jabatan Fungsional PNS
Terdapat usulan revisi PP Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional
PNS, menyangkut pasal 4 yang menyatakan bahwa Presiden menetapkan
rumpun jabatan fungsional atas usul Menteri yang bertanggungjawab di
bidang pendayagunaan aparatur negara. Usulan revisi PP Nomor 16/1994
Menteri yang bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur negara
menetapkan rumpun jabatan fungsional.
Adapun permasalahan yang timbul dalam pembinaan JFA, terutama sebagai berikut:
73
1. Tingkat penerapan JFA di lingkungan pemerintah daerah masih relatif rendah,
yaitu 181 unit kerja dengan jumlah 3.109 auditor atau 37,67% dari jumlah unit
kerja Bawas/Inspektorat Daerah sebanyak 522 unit kerja dengan perkiraan
jumlah kebutuhan formasi auditor sejumlah 27.088 auditor untuk seluruh
Bawas/Inspektorat Daerah. Hal tersebut disebabkan adanya permasalahan
yang terkait dengan belum siapnya beberapa pemerintah daerah untuk
menerapkan jabatan fungsional khususnya JFA, sebagai berikut:
valuasi dan Langkah-Langkah Pembinaan JFA ke Depan
E
a. Belum siapnya pimpinan daerah untuk berkomitmen menerapkan reformasi
birokrasi dan paradigma profesionalisme Auditor.
b. Keengganan PNS Daerah untuk menduduki jabatan fungsional karen masih
kuatnya persepsi jabatan struktural lebih ”bergengsi” dan ”nyaman”
dibandingkan jabatan fungsional;
c. Penerbitan Permendagri Nomor 57/2007 dan Nomor 64/2007 yang
memunculkan jabatan fungsional baru, Pengawas Pemerintah dan
menggemukkan struktur organisasi Bawasda/Inspektorat Daerah yang
justru bertolak belakang dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang merupakan kebijakan
reformasi brirokrasi menuju organisasi Bawasda/Inspektorat Daerah yang
ramping dan mendorong pembentukan jabatan fungsional Auditor.
d. Adanya upaya pembentukan jabatan fungsional Pengawas Pemerintah di
lingkungan Bawasda/Inspektorat Daerah (mengacu pada Peraturan
Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 pasal 24 dan Permendagri Nomor 64
tahun 2007) yang berpotensi tumpang tindih dalam disiplin ilmu dan
pelaksanaan tugas dengan jabatan fungsional yang telah ada (Auditor)
sehingga menimbulkan kebingungan Pemerintah Daerah untuk
menerapkan Pengawas Pemerintah atau Auditor.
Terhadap masalah ini, BPKP pada tahun 2009 akan melaksanakan program
pengangkatan ke dalam JFA melalui perpindahan dengan perlakuan khusus
bagi staf pengawas/pejabat fungsional umum di lingkungan APIP yang belum
menerapkan JFA dan program pengangkatan JFA melalui mekanisme inpassing
bagi mantan pejabat struktural di lingkungan Bawasda/Inspektorat Daerah
yang tidak menjabat lagi karena penerapan PP Nomor 41 Tahun 2007. Pusbin
JFA sudah melakukan pembahasan dengan pihak pejabat Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan BKN dan mengajukan usulan Inpassing
JFA dalam rangka penerapan PP Nomor 41/2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah.
74
2. Tingkat kelulusan sertifikasi JFA APIP pada tahun 2008 yaitu 88,92%. Tingkat
kelulusan ini dihitung berdasarkan jumlah peserta yang mengikuti ujian pada
tahun 2008 baik peserta ujian utama maupun peserta ujian ulangan. Tingkat
kelulusan Auditor Bawas/Inspektorat Daerah 87,23% lebih rendah
valuasi dan Langkah-Langkah Pembinaan JFA ke Depan
E
dibandingkan dengan Auditor pada Itjen Departemen, Inspektorat
Utama/Inspektorat Kementerian/LPND 89,40% dan BPKP 96,52%. Hal ini
terutama disebabkan belum diterapkannya sistem rekrutmen secara merata
untuk menyeleksi calon auditor yang memiliki potensi kemampuan dan
kemauan (fit and proper) yang searah dengan keahlian dan keterampilan yang
dibutuhkan dalam JFA. Termasuk dalam hal ini beragamnya latar belakang
pendidikan formal belum menggambarkan kombinasi yang optimal antara
jurusan akuntansi/manajemen dengan disiplin ilmu pendukung tugas pokok
dan fungsi APIP.
3. Penyelenggaraan diklat teknis substansi masih perlu ditingkatkan dalam hal
koordinasi perencanaan pengadaan diklat antara unit kerja APIP dengan Badan
Diklat/Pusdiklat Departemen/LPND dan Badan Diklat
Provinsi/Kabupaten/Kota Pemerintah Daerah. Terhadap masalah ini, BPKP
akan menyurati pimpinan Itjen Departemen, Inspektorat Utama/Inspektorat
Kementerian/LPND dan Bawasda/Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota
untuk menegaskan bahwa mereka selaku pimpinan instansi teknis bertanggung
jawab untuk menyelenggarakan diklat teknis substansi bidang pengawasan
keteknisan, termasuk metode dan kurikulum serta tenaga kediklatannya.
4. Beberapa ketentuan utama JFA yang terkait dengan sistem karier, sistem
prestasi dan profesionalisme perlu disesuaikan dengan perkembangan terakhir.
Dengan memperhatikan permasalahan dalam pembinaan dan mengantisipasi
perubahan, diperlukan langkah-langkah pembinaan ke depan sebagaimana diuraikan
berikut ini.
B. LANGKAH PEMBINAAN JFA KE DEPAN
75
PKP memandang perubahan lingkungan
pengawasan yang semakin cepat sebagai dinamika
kehidupan organisasi yang harus ditindaklanjuti
dengan menyesuaikan posisi dan perannya sehingga
dapat memberikan layanan terbaik bagi para
pemangku kepentingan. Agenda reformasi birokrasi
bidang sumber daya manusia yang dilaksanakan pemerintah, antara lain melalui
Permenpan 220/2008 tentang JFA dan Angka Kreditnya dan PP 60/2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah membawa perubahan yang sangat strategis
valuasi dan Langkah-Langkah Pembinaan JFA ke Depan
E
bagi pembinaan Auditor APIP. Peraturan Pemerintah nomor 60/2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah memberi amanat kepada BPKP untuk melakukan
pembinaan atas penyelenggaraan sistem pengendalian intern instansi pemerintah di
pusat dan daerah dan menyelenggarakan program sertifikasi Auditor secara lebih
ekstensif dan intensif sebagai bagian dari penguatan sistem pengendalian intern
pemerintah. Terbitnya PermenPAN nomor Per/220/M.PAN/7/2008 tanggal 4 Juli
2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya juga memberi arah
baru bagi BPKP sebagai instansi pembina JFA menuju pada manajemen SDM berbasis
kompetensi dan kinerja terutama dalam penyusunan ketentuan mengenai
penyelenggaraan sertifikasi dan peningkatan kompetensi bagi auditor APIP.
BPKP memfokuskan pembinaannya pada tiga aspek utama yaitu kompetensi, kinerja
dan karier. Pembinaan tersebut dilakukan melalui sistem sertifikasi jabatan yang
mencakup kediklatan, penilaian angka kredit dan fasilitasi pengangkatan dalan jabatan.
Program sertifikasi auditor juga merupakan tindak lanjut dari terbitnya PP 60/2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang memberi amanat kepada BPKP
untuk melakukan pembinaan atas penyelenggaraan sistem pengendalian intern
instansi pemerintah di pusat dan daerah. Program sertifikasi auditor dilakukan sebagai
bagian dari penguatan sistem pengendalian intern pemerintah.
Amanat di bidang pembinaan SPIP dan JFA yang dipercayakan kepada BPKP dan
semakin luasnya pembinaan JFA menuntut adanya pengembangan produk dan
layanan pembinaan JFA serta pembaruan dalam penyelenggaraan pembinaan.
Tuntutan tersebut dapat dipenuhi dengan baik apabila diiringi dengan peningkatan
kapasitas organisasi dan kapasitas SDM pembinaan JFA. Langkah pembinaan JFA ke
depan dikembangkan keseimbangan strategi dengan perspektif sebagai berikut:
1. Pengembangan produk dan jasa pembinaan JFA
Sebagai wujud dari reformasi dalam penyelenggaraan pembinaan, pengembangan
produk dan jasa pembinaan disusun dengan memperhatikan kewenangan dan
peran yang dimiliki oleh BPKP sebagai instansi pembina berdasarkan pasal 5
Permenpan 220/2008 yang diperkaya dengan penajaman fungsi existing dan
pengembangan fungsi ke depan. Dari ketiga hal tersebut dapat dielaborasi bahwa
pembinaan JFA oleh BPKP dilakukan berdasarkan dua konsep utama yaitu tiga
pilar pembinaan dan manajemen SDM Berbasis Kompetensi dan Kinerja melalui:
76
a. Penyusunan dan Pengembangan Kebijakan Pembinaan
1) Standar Kompetensi
valuasi dan Langkah-Langkah Pembinaan JFA ke Depan
E
Rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan,
ketrampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan
pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
2) Pola Sertifikasi
Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh Pusbin JFA untuk menetapkan
bahwa seseorang memenuhi persyaratan kompetensi yang ditetapkan,
mencakup permohonan, evaluasi, keputusan sertifikasi, pembinaan
kompetensi dan penilaian kinerja.
3) Pola Rekrutmen dan Seleksi
Rangkaian program rekrutmen dan seleksi auditor yang disusun secara
sistematis dan berkelanjutan yang dimaksudkan untuk menjadi pedoman
teknis bagi pejabat yang berwenang dalam mendapatkan jumlah dan
susunan serta kualifikasi dan kompetensi auditor sesuai dengan kebutuhan
disertai dengan proses penetapan satu atau lebih pegawai yang akan
diangkat dalam jabatan auditor terampil dan/atau auditor ahli pada jenjang
tertentu
4) Pola Diklat
Rangkaian program diklat yang disusun secara sistematis dan berkelanjutan
yang harus diikuti oleh seorang Auditor sebagai syarat untuk dapat
melaksanakan tugas sesuai dengan jenjang jabatan auditor dan peran dalam
tim mandiri pengawasan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam
pembinaan karir Auditor.
5) Pola Pengembangan Profesi Berkelanjutan
Rangkaian program pengembangan profesi yang disusun secara sistematis
dan berkelanjutan yang perlu diikuti oleh seorang Auditor sebagai upaya
mempertahankan dan meningkatkan kompetensi dan kinerjanya.
Pedoman yang perlu dibangun atau dikembangkan antara lain:
(1) Pedoman Pelaksanaan Peran Serta Pengembangan Profesi di Bidang
Keilmuan,
(2) Pedoman Perolehan Gelar Profesi Pengawasan,
77
(3) Pedoman Pelaksanaan Peran Serta Pengembangan Profesi di Bidang
Standar, Kode Etik, Buletin dan Organisasi Profesi,
valuasi dan Langkah-Langkah Pembinaan JFA ke Depan
E
(4) Pedoman fasilitasi pembentukan dan pengembangan organisasi
profesi, dan
(5) Pedoman fasilitasi penerbitan buletin/majalah profesi.
(6) Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bidang Pengawasan
(7) Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di Kantor Sendiri
6) Sistem dan Prosedur Penilaian Angka Kredit
Metode pelaksanaan pengukuran, pengakuan, dan penilaian angka kredit
auditor. Pedoman yang perlu dibangun atau dikembangkan antara lain:
(1) Pedoman Penyusunan DUPAK dan Laporan Angka Kredit
(2) Pedoman Penilaian Angka Kredit
(3) Pedoman Penyusunan Tim Penilai Angka Kredit
(4) Pedoman Evaluasi Penilaian dan Penetapan Angka Kredit JFA di
Lingkungan APIP
(5) Pedoman Evaluasi atas Penetapan Angka Kredit bagi Auditor yang
Naik Pangkat Kurang Dari Tiga Tahun
b. Layanan Bina Karier
Layanan Bina Karier difokuskan pada penyediaan sistem dimana auditor dapat
merencanakan kariernya berdasarkan pola karier yang jelas dan promosi serta
mutasi berdasarkan kriteria yang berbasis kompetensi dan kinerja. Pola karier dan
promosi jabatan dicerminkan dalam penyelenggaraan sertifikasi auditor.
1) Penyelenggaraan sertifikasi jabatan
Program sertifikasi jabatan auditor yang telah berjalan selama ini
dikembangkan sesuai dengan arah dan substansi yang terkandung dalam
Permenpan 220/2008 yaitu setiap kenaikan pangkat dan jabatan harus
didahului dengan peningkatan kompetensi yang dibuktikan dengan
kelulusan dalam program sertifikasi.
Perkembangan ini sedang dalam proses perumusan ketentuan dalam rangka
revisi Pola Diklat Auditor.
2) Penyelenggaraan sertifikasi teknis pengawasan
Tuntutan stakeholders terkait peningkatan kompetensi auditor APIP
ditindaklanjuti dengan program sertifikasi teknis pengawasan dalam rangka
membentuk auditor yang mempunyai kompetensi spesialisasi keahlian
tertentu. Beberapa jenis spesialisasi yang akan dikembangkan antara lain:
78
(1) Auditor Spesialisasi Audit atas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
valuasi dan Langkah-Langkah Pembinaan JFA ke Depan
E
(2) Auditor Spesialisasi Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif
(3) Auditor Spesialisasi Audit atas Penerimaan Negara dan Daerah
(4) Auditor Spesialisasi Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
dan Daerah
(5) Auditor Spesialisasi Evaluasi Program dan Kebijakan Keuangan dan
Pembangunan
3) Fasilitasi pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan jabatan auditor
Layanan ini telah berjalan dengan cukup baik namun terdapat beberapa
keluhan menyangkut kecepatan penerbitan surat persetujuan teknis. Untuk
itu layanan ini direncanakan akan didesentralisasikan ke Perwakilan BPKP
setelah terlebih dahulu terwujud peningkatan kapasitas organisasi dan
pengembangan kapasitas SDM pembinaan JFA di Perwakilan BPKP.
c. Layanan Bina Kompetensi
Pengembangan layanan ini difokuskan pada penyelenggaraaan diklat jabatan,
diklat teknis pengawasan dan sinergi kompetensi teknis.
1) Penyelenggaraan diklat jabatan dan diklat teknis pengawasan
Penyelenggaraan diklat ke depan diarahkan pada implementasi distance
learning dengan memanfaatkan teknologi komunikasi informasi (e-learning)
dan mewujudkan sinergi penyelenggaraan diklat teknis substansi di seluruh
lembaga diklat APIP.
Auditor diarahkan untuk memiliki keahlian teknis substansi tertentu melalui
penyelenggaraan Diklat Teknis Auditor yang terdiri dari Diklat Teknis
Umum Pengawasan, Diklat Sertifikasi Teknis Spesialisasi Pengawasan dan
Diklat Teknis Penunjang Pengawasan.
79
2) Sinergi Kompetensi Teknis melalui Knowledge Acqusition dan Knowledge
Distribution di bidang Teknis Pengawasan
Diklat sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor hanya membekali auditor
dengan kompetensi dasar minimal yang diperlukan untuk melaksanakan
tugas-tugas pengawasan intern pemerintah. Kompetensi tersebut tidak cukup
mengingat tugas-tugas pengawasan sangat kompleks, beragam dan spesifik
sehingga diperlukan tambahan kompetensi teknis substansi pengawasan
yang selama ini dilakukan melalui Diklat Teknis Substansi baik yang
diselenggarakan oleh BPKP maupun masing-masing APIP. Dengan semakin
banyaknya auditor yang memerlukan tambahan kompetensi dan semakin
valuasi dan Langkah-Langkah Pembinaan JFA ke Depan
E
cepatnya perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi maka diperlukan
penyelenggaraan diklat teknis subtansi yang semakin banyak dan semakin
intensif. Di sisi lain anggaran diklat semakin terbatas dan biaya
penyelenggaran diklat semakin tinggi sehingga akses auditor terhadap
perolehan kompetensi teknis substansi juga semakin terbatas.
Untuk itu diperlukan suatu terobosan dalam metode perolehan pengetahuan
teknis substansi (knowledge acqusition) dan penyebarluasannya (knowledge
distribution) sehingga auditor di seluruh APIP mempunyai kesempatan untuk
memiliki kompetensi teknis yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas-tugas
pengawasan baik secara mandiri melalui kegiatan pengembangan profesi
maupun secara institusional melalui kegiatan in house training dan kemudian
menerapkan pengetahuan (knowledge implementation) yang diperolehnya
tersebut agar pelaksanaan tugas pengawasan semakin efisien dan efektif.
Terobosan tersebut terbangun dari kerangka konseptual sinergi kompetensi
teknis substansi yang terdiri dari tiga pilar, yaitu:
(1) Sinergi Kompetensi Teknis Substansi dalam Knowledge Acqusition
(2) Sinergi Kompetensi Teknis Substansi dalam Knowledge Distribution
(3) Pembentukan Lembaga Pelaksana Peran Knowledge Provider dan
Knowledge Distributor
d. Layanan Bina Kinerja
Layanan ini terfokus pada fasilitasi penilaian dan penetapan angka kredit,
monitoring dan evaluasi penilaian angka kredit yang dilaksanakan unit APIP dan
bimbingan teknis penilaian angka kredit. Pengembangan layanan ini diarahkan
pada pembangunan sistem dan prosedur penilaian dan penetapan angka kredit
yang lebih komprehensif dan efisien dengan menggunakan teknologi informasi
dan komunikasi (ICT).
80
e. Layanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi
Layanan ini terkait dengan kegiatan yang bersifat pemberian informasi dan
edukasi dalam penerapan JFA melalui sosialisasi, bimbingan teknis, monitoring
dan evaluasi. Kompleksitas permasalahan dalam penerapan JFA perlu diatasi
dengan intensifikasi fasilitasi penerapan JFA dan efisiensi kegiatan sosialisasi
melalui penyelenggaraan forkom JFA regional. Pengembangan layanan ini ke
valuasi dan Langkah-Langkah Pembinaan JFA ke Depan
E
depan diarahkan pada fasilitasi penyebarluasan pedoman pengawasan yang
disusun BPKP untuk dapat digunakan oleh APIP lain.
1) Fasilitasi penerapan JFA
Fasilitasi penerapan JFA pada Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota
mencakup fasilitasi pengangkatan dalam jabatan, kediklatan, pembentukan
organisasi JFA dan penilaian angka kredit. Fasilitasi juga dilakukan dengan
melaksanakan kegiatan yang bersifat komunikasi, informasi dan edukasi
dengan sosialisasi dan workshop regional guna menyebarluaskan kebijakan
pembinaan JFA.
Kegiatan fasilitasi ke depan diarahkan untuk didesentralisasikan ke
Perwakilan BPKP agar pembinaan JFA dapat lebih intensif dan ekstensif
tentunya setelah terlebih dahulu dilakukan penguatan kelembagaan dan
peningkatan kapasitas SDM pembinaan JFA di Perwakilan BPKP.
2) Penyediaan informasi JFA
Pembangunan dan pengembangan sistem informasi JFA diarahkan untuk
menyediakan informasi yang mutakhir (realtime), cepat dan valid guna
menjadi bahan dalam pengambilan keputusan oleh Pimpinan APIP
(baperjakat) terkait manajeman karier auditor.
Informasi JFA dibangun dalam suatu sistem yang berbasis ICT yang
menghubungkan Pusbin JFA, Pusdiklatwas, dan Perwakilan BPKP. Data
diinput oleh unit APIP, divalidasi oleh Perwakilan BPKP, dan dikompilasi
oleh Pusbin JFA.
3) Fasilitasi penyebarluasan dan implementasi pedoman pengawasan oleh APIP
BPKP sebagai Instansi Pembina SPIP menerima amanat untuk menyusun
berbagai pedoman umum maupun pedoman teknis pelaksanaan pengawasan
intern pemerintah. Pedoman yang diterbitkan oleh kedeputian di lingkungan
BPKP dan/atau Puslitbangwas perlu disebarluaskan agar dapat
diimplementasikan oleh seluruh APIP secara efektif. Untuk itu Pusbin JFA
yang selama ini telah memiliki jaringan ke seluruh APIP di pusat dan daerah
memposisikan diri sebagai fasilitator penyebarluasan dan penerapan
pedoman pengawasan yang diterbitkan oleh BPKP.
81
2. Perbaikan business process dan delivery service pembinaan JFA
valuasi dan Langkah-Langkah Pembinaan JFA ke Depan
E
Pelayanan Pusbin JFA kepada auditor APIP dapat diklasifikasikan menjadi dua
yaitu pelayanan utama dan pelayanan pendukung. Pelayanan utama adalah
pelayanan yang langsung berdampak pada karier auditor sedangkan pelayanan
pendukung adalah pelayanan yang bersifat komunikasi, informasi dan edukasi.
a. Implementasi Manajemen Mutu
Proses penyelenggaraan sertifikasi diarahkan untuk berstandar internasional
yaitu dengan mengimplementasikan ISO 9001 : 2000. Dengan demikian
kepuasan pelanggan/stakeholders akan selalu dikedepankan dengan tetap
mematuhi ketentuan perundang-undangan. Inovasi dalam pembinaan JFA
terus dilakukan dengan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia
pembinaan JFA dan melakukan penyempurnaan di segala bidang secara
berkesinambungan.
b. Implementasi Manajemen Risiko
Terdapat risiko-risiko yang cukup tinggi dalam penyelenggaraan pembinaan
JFA terutama pada area ujian sertifikasi dan penilaian angka kredit. Untuk itu
Pusbin JFA sangat berkepentingan untuk mengelola risiko tersebut sampai
tingkat yang minimal sehingga kepentingan stakeholders akan selalu terjaga.
c. Layanan Berbasis ICT
Salah satu dimensi pelayanan prima adalah pelayanan yang cepat dan murah.
Agar kedua dimensi tersebut dapat terwujud perlu dukungan teknologi
informasi dan komunikasi yang memadai. Sarana dan sumberdaya yang cukup
perlu disediakan agar produk dan jasa pembinaan JFA dapat di-deliver kepada
auditor, pimpinan APIP dan stakeholders lain secara lebih efisien dan efektif.
Beberapa aspek yang akan diterapkan antara lain:
Penetapan dan penilaian angka kredit dengan dokumen digital
Informasi kediklatan dan penyelenggaraan sertifikasi mulai dari
pendaftaran peserta diklat sampai dengan pengumuman hasil USJFA
melalui website
Penyelenggaraan e-learning
Database JFA yang mencakup informasi karier, kompetensi dan kinerja
3. Pengembangan kapasitas organisasi pembinaan JFA
Perlunya pengembangan organisasi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu 1) ketentuan
perundang-undangan yang berubah dan memberikan arah yang baru bagi
pembinaan JFA, 2) permasalahan terkini yang masih sama namun mengalami
82
valuasi dan Langkah-Langkah Pembinaan JFA ke Depan
E
peningkatan kompleksitas dan semakin berisiko tinggi bagi pencapaian tujuan
peningkatan profesionalisme internal auditor, dan 3) Perkembangan dalam best
practises pengelolaan sertifikasi profesi serta pentingnya mengimplementasikan
manajemen risiko dan manajemen kualitas pada proses pembinaan JFA.
Pengembangan kapasitas organisasi pembinaan JFA meliputi organisasi
Pusdiklatwas, Puslitbangwas, Pusbin JFA, dan Perwakilan BPKP.
4. Pengembangan kapasitas SDM pembinaan JFA
Pengembangan kapasitas SDM pembinaan JFA diwujudkan dengan meninjau
ulang strategi penyumberdayaan dan strategi pengembangan. Pengembangan
SDM ke depan diarahkan pada:
a. Pembentukan assessor sebagai pelaksana uji kompetensi baik dalam proses
sertifikasi jabatan auditor maupun sertifikasi teknis substansi pengawasan.
b. Komposisi SDM yang berlatar belakang multidisiplin pada tiga tingkatan yaitu:
1) SDM Strategis : Auditor yang berlatar belakang pendidikan Magister
Manajemen SDM
2) SDM manajerial : Auditor yang memiliki sertifikat sebagai Certified HRM
atau certified HRD Professional
3) SDM operasional : Auditor, Analisis Kepegawaian dan Pranata Komputer
c. Pengembangan budaya kerja agar SDM yang mengelola fungsi pembinaan JFA
dapat berperan sebagai fasilitator dan pelayan.
83
Penutup
84
PPEENNUUTTUUPP
aporan Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor Tahun 2008 ini
disusun dengan memperhatikan perkembangan perjalanan
pembinaan JFA sejak tahun 1996 sampai dengan akhir tahun 2008.
Laporan ini telah memuat pelaksanaan tiga pilar strategi pembinaan
JFA yang dilakukan BPKP selaku Instansi Pembina JFA, yaitu
Profesionalisme, Sistem Karier dan Sistem Prestasi Kerja, serta infrastruktur yang diperlukan
untuk menghasilkan sumber daya manusia aparatur pengawasan yang profesional, berdaya
guna dan berhasil guna sehingga dapat mewujudkan kepemerintahan yang baik. Hal ini pada
gilirannya akan mendorong terwujudnya masyarakat profesi di bidang pengawasan, yang
terdiri tingkat-tingkat kompetensi auditor sesuai dengan peran dan jabatannya di lingkungan
APIP. Dengan tersedianya strata mulai Anggota Tim, Ketua Tim, Pengendali Teknis dan
Pengendali Mutu akan dapat menyediakan kemudahan dalam upaya sinergi pengawasan
berbasis kompetensi (Competency based synergy) antar unit APIP yang sangat dibutuhkan
dalam meningkatkan pengendalian penyelenggaraan pemerintahan umum dan
pembangunan yang semakin kompleks.
Evaluasi yang dilaksanakan terhadap pembinaan JFA menggambarkan capaian kinerja
yang baik. Demikian pula tingkat kepuasan instansi pemerintah atas profesionalisme auditor
yang telah dibina dalam meningkatkan kualitas hasil pengawasan di lingkungan APIP
menunjukkan tingkat kepuasan yang cukup baik. Adanya kendala dan hambatan yang terjadi
dipandang masih wajar dalam dinamika kegiatan pembinaan. Penerapan JFA di lingkungan
pemerintah daerah dan tingkat kelulusan sertifikasi yang relatif perlu ditingkatkan serta
antisipasi terhadap perubahan dapat dicatat sebagai agenda untuk pembinaan ke depan.
Mengantisipasi hal tersebut, berbagai langkah ke depan telah disiapkan untuk memperbaiki
pembinaan JFA. Disamping rencana tindak yang telah disiapkan oleh Instansi Pembina, upaya
peningkatan profesionalisme pejabat fungsional termasuk auditor, nampaknya perlu
Penutup
85
didukung komitmen dari para pengambil keputusan penyelenggaraan umum pemerintahan
dan pembangunan dan para penentu kebijakan terutama yang menyangkut percepatan
reformasi manajemen pegawai negeri sipil menuju organisasi fungsional dan penanganan
pembinaan auditor yang komprehensif, partisipatif, transparan dan akuntabel.
Besar harapan kami, Laporan Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor Tahun 2008 ini
dapat memberikan informasi yang berguna bagi Menpan, BKN, dan LAN-RI dalam rangka
merumuskan dan menetapkan kebijakan pembinaan sumber daya aparatur di bidang
pengawasan khususnya dan jabatan fungsional PNS pada umumnya.
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
A. INSPEKTORAT JENDERAL / INSPEKTORAT UTAMA / INSPEKTORAT
I INSPEKTORAT KEMENTERIAN KOORDINATOR1 1 Kementerian
Koordinator Polkam dan HAM
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 2 Kementerian Koordinator Perekonomian
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 3 Kementerian Koordinator Kesejahteraan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
II INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN4 1 Departemen Dalam
Negeri1 11 11 8 30 0 30
5 2 Departemen Luar Negeri
1 6 17 3 26 1 1 27
6 3 Departemen Pertahanan
1 2 2 9 9 11
BEZETTING PEJABAT FUNGSIONAL AUDITOR UNIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP)
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
INSPEKTORAT KEMENTERIAN KOORDINATOR / ITJEN DEPARTEMEN / INSPEKTORAT UTAMA / INSPEKTORAT KEMENTERIAN NEGARA / LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANBADAN PENGAWAS / INSPEKTORAT PROVINSI / KABUPATEN / KOTA
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
PER 31 DESEMBER 2008
Hal 1 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
7 4 Departemen Hukum dan Hak Azasi Manusia
1 6 10 3 19 0 19
8 5 Departemen Keuangan
1 5 14 8 27 3 3 6 33
9 6 Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
1 15 22 27 64 1 11 12 76
10 7 Departemen Perindustrian
1 18 18 2 38 5 5 43
11 8 Departemen Perdagangan
1 6 24 30 4 1 5 35
12 9 Departemen Pertanian
1 49 39 20 108 0 108
13 10 Departemen Kehutanan
1 2 27 10 12 51 9 1 10 61
14 11 Departemen Perhubungan
1 25 49 16 90 5 2 7 97
15 12 Departemen Kelautan dan Perikanan
1 12 15 17 44 1 1 1 3 47
16 13 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
1 52 22 9 83 15 2 17 100
17 14 Departemen Pekerjaan Umum
1 15 35 5 55 2 1 3 58
18 15 Departemen Kesehatan
1 8 18 4 30 1 1 2 32
Hal 2 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
19 16 Departemen Pendidikan Nasional
1 63 120 19 202 19 19 4 42 244
20 17 Departemen Sosial 1 9 29 3 41 0 41
21 18 Departemen Agama
1 16 78 14 108 5 5 113
22 19 Departemen Komunikasi dan Informatika
1 1 13 2 16 5 4 9 25
23 20 Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
1 6 11 1 18 0 18
Sub Jumlah 20 2 350 555 175 1.082 66 54 16 136 1.218
III INSPEKTORAT KEMENTERIAN NEGARA24 1 Kementerian
Negara Lingkungan Hidup
1 1 5 1 7 3 3 10
25 2 Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan
0 0 0
26 3 Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
3 3 0 3
Hal 3 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
27 4 Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
0 0 0
28 5 Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara
0 0 0
29 6 Kementerian Negara Perumahan Rakyat
0 0 0
30 7 Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga
1 1 1 0 1
31 8 Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menegah
1 9 9 2 2 11
32 9 Kementerian Negara Riset dan Teknologi
0 0 0
33 10 Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan
0 0 0
Sub Jumlah 3 0 1 17 2 20 2 0 3 5 25
IV UNIT PENGAWASAN PADA LEMBAGA SETINGKAT MENTERI
Hal 4 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
34 1 Sekretariat Negara 0 0 0 0
35 2 Sekretariat Kabinet 0 0 0 0
36 3 Kejaksaan Agung 0 0 0 037 4 Tentara Nasional
Indonesia0 0 0 0
38 5 Kepolisian Negara Republik Indonesia
0 0 0 0
Sub Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
V INSPEKTORAT UTAMA / INSPEKTORAT LPND
39 1 Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)
1 3 5 8 4 4 8 16
40 2 Badan Intelijen Negara (BIN)
0 0 0 0
41 3 Badan Kepegawaian Negara (BKN)
1 4 4 1 1 5
42 4 Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
1 1 37 68 31 137 19 35 10 64 201
43 5 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
1 1 6 7 2 1 3 10
Hal 5 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
44 6 Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKORSURTANAL)
1 2 1 3 0 3
45 7 Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG)
1 5 5 7 4 11 16
46 8 Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
1 2 1 4 7 0 7
47 9 Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
0 0 0 0
48 10 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
1 7 15 2 24 1 3 1 5 29
49 11 Badan Pertanahan Nasional (BPN)
1 4 16 4 24 0 24
50 12 Badan Pusat Statistik (BPS)
1 2 6 8 2 7 3 12 20
51 13 Badan Standarisasi Nasional (BSN)
0 0 0 0
Hal 6 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
52 14 Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)
1 2 7 2 11 4 1 5 16
53 15 Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI)
0
54 16 Lembaga Administrasi Negara (LAN)
1 1 1 0 1
55 17 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
1 1 4 2 7 1 7 8 15
56 18 Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
1 8 5 13 3 1 4 8 21
57 19 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
0 0 0 0
58 20 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI)
0 0 0 0
59 21 Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG)
1 0 2 2 2
Hal 7 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
60 22 Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANNAS)
0 0 0 0
Sub Jumlah 15 1 59 136 63 259 42 63 22 127 386
JUMLAH INSPEKTORAT JENDERAL / INSPEKTORAT UTAMA / INSPEKTORAT
38 3 410 708 240 1.361 110 117 41 268 1.629
61 B. BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (BPKP)
1
1 Sekretariat Utama 62 81 34 177 19 13 1 33 210
2 Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian
35 63 7 105 25 7 2 34 139
Hal 8 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
3 Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Politik, Sosial dan Keamanan
34 27 7 68 10 4 1 15 83
4 Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah
22 29 9 60 7 8 2 17 77
5 Deputi Bidang Akuntan Negara
40 54 9 103 3 8 1 12 115
6 Deputi Bidang Investigasi
29 45 11 85 12 7 1 20 105
7 Inspektorat 4 11 18 33 2 3 5 388 Pusat Pendidikan
dan Pelatihan Pengawasan
7 15 8 30 3 1 4 34
9 Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengawasan
9 14 5 28 2 2 30
10 Pusat Informasi Pengawasan
5 8 7 20 4 3 7 27
Hal 9 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
11 Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor
6 16 12 34 3 1 4 38
12 Perwakilan BPKP Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
24 20 18 62 8 8 3 19 81
13 Perwakilan BPKP Propinsi Sumatera Utara
69 51 7 127 29 27 2 58 185
14 Perwakilan BPKP Propinsi Sumatera Barat
19 21 19 59 9 12 21 80
15 Perwakilan BPKP Propinsi Riau
25 38 16 79 7 20 27 106
16 Perwakilan BPKP Propinsi Jambi
19 23 11 53 11 15 3 29 82
17 Perwakilan BPKP Propinsi Sumatera Selatan
24 34 31 89 22 17 3 42 131
18 Perwakilan BPKP Propinsi Bengkulu
14 20 13 47 7 7 3 17 64
19 Perwakilan BPKP Propinsi Lampung
16 27 29 72 11 12 23 95
20 Perwakilan BPKP Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta I
43 105 19 167 73 21 94 261
Hal 10 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
21 Perwakilan BPKP Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta II
44 66 24 134 69 34 5 108 242
22 Perwakilan BPKP Propinsi Jawa Barat
42 72 23 137 48 25 4 77 214
23 Perwakilan BPKP Propinsi Jawa Tengah
48 80 29 157 47 32 3 82 239
24 Perwakilan BPKP Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
30 38 24 92 25 13 38 130
25 Perwakilan BPKP Propinsi Jawa Timur
54 104 25 183 57 11 4 72 255
26 Perwakilan BPKP Propinsi Kalimantan Barat
16 23 8 47 2 9 1 12 59
27 Perwakilan BPKP Propinsi Kalimantan Selatan
22 31 14 67 22 4 7 33 100
28 Perwakilan BPKP Propinsi Kalimantan Timur
18 31 12 61 13 13 5 31 92
29 Perwakilan BPKP Propinsi Bali
21 17 24 62 22 27 3 52 114
Hal 11 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
30 Perwakilan BPKP Propinsi Nusa Tenggara Timur
15 21 7 43 14 1 1 16 59
31 Perwakilan BPKP Propinsi Sulawesi Selatan
23 26 11 60 28 12 8 48 108
32 Perwakilan BPKP Propinsi Sulawesi Tengah
10 16 4 30 6 5 6 17 47
33 Perwakilan BPKP Propinsi Sulawesi Utara
12 19 7 38 4 14 14 32 70
34 Perwakilan BPKP Propinsi Sulawesi Tenggara
7 18 7 32 6 6 23 35 67
35 Perwakilan BPKP Propinsi Maluku
5 9 14 14 1 6 21 35
36 Perwakilan BPKP Propinsi Papua
14 34 11 59 8 7 21 36 95
JUMLAH BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (BPKP)
1 0 887 1.307 520 2.714 652 408 133 1.193 3.907
C. BADAN PENGAWAS / INSPEKTORAT PROVINSI / KABUPATEN / KOTA1 1 Nanggroe Aceh
Darussalam1 1 1 7 33 20 60 6 8 5 19 79
2 2 Kab.Aceh Barat 0 1 0 1 1 1 1 23 3 Kab.Aceh Barat
Daya0 1 0 0 0 0
Hal 12 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
4 4 Kab.Aceh Besar 1 1 1 1 1 1 1 25 5 Kab.Aceh Jaya 0 1 0 0 0 06 6 Kab.Aceh Selatan 1 1 1 3 5 8 4 1 5 13
7 7 Kab.Aceh Singkil 1 1 1 1 1 2 0 28 8 Kab.Aceh Tamiang 1 1 1 0 1 1 1
9 9 Kab.Aceh Tengah 1 1 1 1 4 1 6 2 1 3 9
10 10 Kab.Aceh Tenggara 0 1 0 0 2 1 3 3
11 11 Kab.Aceh Timur 1 1 1 6 1 7 4 1 5 1212 12 Kab.Aceh Utara 1 1 1 5 9 2 16 5 5 3 13 2913 13 Kab.Bener Meriah 0 1 0 0 0 0
14 14 Kab.Bireuen 1 1 1 0 1 1 115 15 Kab.Gayo Lues 0 1 0 0 0 016 16 Kab.Nagan Raya 0 1 0 0 0 017 17 Kab.Pidi 0 1 0 1 1 0 118 18 Kab.Pidie Jaya 0 1 0 0 0 019 19 Kab.Simeulue 0 1 0 0 0 020 20 Kota Banda Aceh 1 1 1 2 3 5 1 1 2 7
21 21 Kota Langsa 1 1 1 3 1 4 0 422 22 Kota Lhokseumawe 0 1 0 0 0 0
23 23 Kota Sabang 1 1 1 6 6 2 1 4 7 1324 24 Kota Subulussalam 0 1 0 0 0 0
Sub Jumlah 12 1 1 18 8 5 3 0 19 72 26 117 28 21 12 61 178
Hal 13 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
25 1 Sumatera Utara 1 1 1 2 30 14 46 15 10 25 7126 2 Kab.Asahan 1 1 1 3 1 4 2 3 5 10 1427 3 Kab.Batubara 0 1 0 0 028 4 Kab.Dairi 0 1 1 1 1 1 229 5 Kab.Deli Serdang 1 1 1 0 3 3 330 6 Kab.Humbang
Hasundutan0 1 0 0 0
31 7 Kab.Karo 0 1 2 2 0 232 8 Kab.Labuhan Batu 1 1 1 1 1 3 3 4
33 9 Kab. Labuhan Batu Selatan
0 1
34 10 Kab. Labuhan Batu Utara
0 1
35 11 Kab.Langkat 1 1 1 7 2 9 4 4 1336 12 Kab.Mandailing
Natal0 1 1 1 0 1
37 13 Kab.Nias 0 1 1 1 1 1 2 338 14 Kab.Nias Selatan 0 1 0 0 039 15 Kab. Nias Utara 0 140 16 Kab. Nias Barat 0 141 17 Kab.Padang Lawas 0 1 0 0 0
42 18 Kab.Padang Lawas Utara
0 1 0 0 0
43 19 Kab.Pakpak Barat 0 1 0 0 0
44 20 Kab.Samosir 0 1 0 0 045 21 Kab.Serdang
Bedagai0 1 0 0 0
Hal 14 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
46 22 Kab.Simalungun 0 1 1 1 0 147 23 Kab.Tapanuli
Selatan1 1 1 3 9 12 3 2 1 6 18
48 24 Kab.Tapanuli Tengah
0 1 0 0 0
49 25 Kab.Tapanuli Utara 0 1 1 1 1 1 2
50 26 Kab.Toba Samosir 0 1 0 0 051 27 Kota Binjai 0 1 0 0 052 28 Kota Gunung Sitoli 0 1 0 0 0
53 29 Kota Medan 0 1 1 1 1 1 2 354 30 Kota Padang
Sidempuan0 1 0 0 0
55 31 Kota Pematang Siantar
0 1 1 1 2 2 3
56 32 Kota Sibolga 0 1 0 1 1 157 33 Kota Tanjung Balai 1 1 1 1 3 4 7 7 11
58 34 Kota Tebing Tinggi 0 1 1 1 1 1 2Sub Jumlah 7 1 1 25 5 8 1 0 7 57 22 86 14 37 17 68 154
59 1 Sumatera Barat 1 1 1 1 5 3 9 2 4 2 8 1760 2 Kab.Agam 1 1 1 4 1 5 6 1 7 1261 3 Kab.Dharmas Raya 0 1 0 0 0
62 4 Kab.Kepulauan Mentawai
0 1 0 0 0
63 5 Kab.Lima Puluh Kota
0 1 1 1 1 1 2
Hal 15 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
64 6 Kab.Padang Pariaman
0 1 1 1 1 1 2 3
65 7 Kab.Pasaman 0 1 0 0 066 8 Kab.Pasaman Barat 0 1 0 0 0
67 9 Kab.Pesisir Selatan 0 1 1 1 0 1
68 10 Kab.Sawah Lunto Sijunjung
0 1 0 0 0
69 11 Kab.Solok 1 1 1 2 2 7 6 1 14 1670 12 Kab.Solok Selatan 0 1 0 0 071 13 Kab.Tanah Datar 1 1 1 1 5 3 9 7 4 11 2072 14 Kota Bukit Tinggi 1 1 1 3 4 1 8 10 1 1 12 2073 15 Kota Padang 1 1 1 1 11 5 17 5 7 3 15 3274 16 Kota Padang
Panjang1 1 1 1 5 1 7 3 3 6 13
75 17 Kota Pariaman 0 1 0 0 076 18 Kota Payakumbuh 1 1 1 2 5 1 8 9 2 1 12 20
77 19 Kota Sawah Lunto 1 1 1 1 1 1 3 1 1 2 5
78 20 Kota Solok 1 1 1 2 1 3 1 6 1 8 11Sub Jumlah 10 1 1 12 3 7 6 0 13 44 17 74 52 31 15 98 172
79 1 Riau 0 1 0 0 080 2 Kab.Bengkalis 0 1 0 0 081 3 Kab.Indragiri Hilir 0 1 0 0 082 4 Kab.Indragiri Hulu 0 1 0 2 2 283 5 Kab.Kampar 0 1 1 1 1 1 2 384 6 Kab. Kepulauan
Anambas0 1 0 0 0
Hal 16 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
85 7 Kab.Kuantan Singingi
0 1 0 0 0
86 8 Kab.Pelalawan 0 1 2 2 0 287 9 Kab.Rokan Hilir 0 1 0 0 088 10 Kab.Rokan Hulu 0 1 0 0 089 11 Kab.Siak 0 1 0 0 090 12 Kota Dumai 0 1 0 2 2 4 491 13 Kota Pekanbaru 0 1 0 0 0
Sub Jumlah 0 1 0 10 0 2 0 0 0 3 0 3 3 5 0 8 11
92 1 Kepulauan Riau 0 1 0 0 093 2 Kab.Karimun 0 1 0 0 094 3 Kab.Lingga 0 1 0 0 095 4 Kab.Natuna 0 1 0 0 096 5 Kota.Batam 0 1 0 0 097 6 Kab.Bintan 0 1 0 0 098 7 Kota Tanjung
Pinang0 1 0 0 0
Sub Jumlah 0 1 0 4 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
99 1 Sumatera Selatan 1 1 1 1 11 3 15 1 14 2 17 32100 2 Kab.Banyuasin 0 1 0 0 0101 3 Kab.Empat Lawang 0 1 0 0 0
102 4 Kab.Lahat 0 1 0 0 0103 5 Kab.Muara Enim 1 1 1 4 1 5 5 4 9 14104 6 Kab.Musi Banyuasin 1 1 1 1 1 1 1 2
105 7 Kab.Musi Rawas 1 1 1 1 1 2 5 1 6 8106 8 Kab.Ogan Ilir 0 1 0 0 0
Hal 17 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
107 9 Kab.Ogan Komering Ilir
0 1 0 0 0
108 10 Kab.Ogan Komering Ulu
1 1 1 1 2 3 9 7 16 19
109 11 Kab.Oku Selatan 0 1 1 1 1 2 3 4110 12 Kab.Oku Timur 0 1 0 0 0111 13 Kota Lubuk Linggau 0 1 0 0 0
112 14 Kota Pagar Alam 0 1 0 0 0113 15 Kota Palembang 0 1 2 2 1 1 3114 16 Kota Prabumulih 0 1 0 0 0
Sub Jumlah 5 1 1 11 4 4 0 0 2 21 6 29 17 33 3 53 82
115 1 Bengkulu 0 1 0 0 0116 2 Kab.Bengkulu
Selatan1 1 1 2 7 9 5 6 4 15 24
117 3 Kab. Bengkulu Tengah
0 1 0 0 0
118 4 Kab.Bengkulu Utara 1 1 1 4 4 7 1 1 9 13
119 5 Kab.Kaur 0 1 0 0 0120 6 Kab.Kepahyang 0 1 0 0 0121 7 Kab.Lebong 0 1 0 0 0122 8 Kab.Muko-Muko 0 1 0 0 0123 9 Kab.Rejang Lebong 1 1 1 1 1 3 3 4
124 10 Kab.Seluma 0 1 0 0 0125 11 Kota Bengkulu 0 1 0 0 0
Sub Jumlah 3 1 0 9 3 1 0 0 2 12 0 14 12 10 5 27 41
126 1 Jambi 0 1 0 0 0
Hal 18 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
127 2 Kab.Batanghari 0 1 1 1 1 3 2 2 5128 3 Kab.Bungo 1 1 1 1 2 3 6 3 3 9129 4 Kab.Kerinci 1 1 1 2 2 4 4 4 8130 5 Kab.Merangin 0 1 0 2 2 2131 6 Kab.Muaro Jambi 0 1 1 1 1 1 2 3132 7 Kab.Sarolangun 0 1 0 0 0133 8 Kab.Tanjung
Jabung Barat0 1 0 0 0
134 9 Kab.Tanjung Jabung TImur
0 1 0 0 0
135 10 Kab.Tebo 0 1 0 0 0136 11 Kota Sungai Penuh 0 1 0 0 0
137 12 Kota Jambi 1 1 1 6 9 15 5 6 11 26Sub Jumlah 3 1 0 9 2 2 1 0 9 14 6 29 5 18 1 24 53
138 1 Lampung 1 1 1 1 12 16 29 3 8 9 20 49139 2 Kab.Lampung Barat 1 1 1 1 4 5 10 1 1 2 12
140 3 Kab.Lampung Selatan
0 1 2 2 1 1 3
141 4 Kab.Lampung Tengah
0 1 3 3 0 3
142 5 Kab.Lampung Timur 0 1 1 1 1 1 2
143 6 Kab.Lampung Utara 1 1 1 3 8 3 14 6 5 4 15 29
144 7 Kab. Mesuji 0 1145 8 Kab.Tanggamus 0 1 1 1 2 0 2146 9 Kab.Tulang Bawang 0 1 1 1 0 1
Hal 19 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
147 10 Kab. Tulang Bawang Barat
0 1
148 11 Kab.Way Kanan 0 1 1 1 1 1 2149 12 Kota
Bandarlampung0 1 1 1 1 1 2
150 13 Kab. Pesawaran 0 1 0 0 0151 14 Kab. Prisewu 0 1152 15 Kota Metro 1 1 1 2 2 4 2 3 1 6 10
Sub Jumlah 4 1 1 12 2 2 1 0 5 36 27 68 12 20 15 47 115
153 1 Bangka-Belitung 0 1 0 0 0154 2 Kab.Bangka 0 1 0 0 0155 3 Kab.Bangka Barat 0 1 0 0 0
156 4 Kab.Bangka Selatan
0 1 0 0 0
157 5 Kab.Bangka Tengah
0 1 0 0 0
158 6 Kab.Belitung 0 1 0 0 0159 7 Kab.Belitung Timur 0 1 0 0 0
160 8 Kota Pangkal Pinang
0 1 1 1 1 1 2
Sub Jumlah 0 1 0 6 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 2
161 1 DKI Jakarta 1 1 1 53 3 56 15 18 33 89
162 1 Jawa Barat 1 1 1 1 22 24 47 2 16 2 20 67163 2 Kab.Bandung 0 1 1 4 5 1 1 6164 3 Kab.Bandung Barat 0 1 0 0 0
Hal 20 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
165 4 Kab.Bekasi 1 1 1 6 7 13 5 1 6 19166 5 Kab.Bogor 1 1 1 5 8 3 16 8 4 4 16 32167 6 Kab.Ciamis 1 1 1 9 4 13 7 2 1 10 23168 7 Kab.Cianjur 1 1 1 1 3 1 5 6 2 1 9 14169 8 Kab.Cirebon 1 1 1 1 8 1 10 8 6 6 20 30170 9 Kab.Garut 0 1 1 1 1 1 2171 10 Kab.Indramayu 0 1 1 1 1 1 2 3172 11 Kab.Karawang 1 1 1 3 1 4 0 4173 12 Kab.Kuningan 1 1 1 10 3 13 6 1 2 9 22174 13 Kab.Majalengka 1 1 1 2 2 6 6 8175 14 Kab.Purwakarta 1 1 1 1 1 2 9 3 5 17 19176 15 Kab.Subang 0 1 1 1 2 1 1 2 4177 16 Kab.Sukabumi 0 1 2 1 3 1 1 2 5178 17 Kab.Sumedang 0 1 1 1 2 1 1 3179 18 Kab.Tasikmalaya 1 1 1 3 7 1 11 3 1 1 5 16180 19 Kota Bandung 1 1 1 5 4 9 2 2 1 5 14181 20 Kota Banjar 1 1 1 1 1 0 1182 21 Kota Bekasi 1 1 1 10 3 13 4 5 9 22183 22 Kota Bogor 0 1 4 7 1 12 3 1 4 16184 23 Kota Cimahi 0 1 0 0 0185 24 Kota Cirebon 1 1 1 1 7 8 10 1 1 12 20186 25 Kota Depok 0 1 1 1 0 1187 26 Kota Sukabumi 0 1 1 1 0 1188 27 Kota Tasikmalaya 1 1 1 0 0 0
Sub Jumlah 16 1 1 17 10 9 5 0 19 119 57 195 82 49 26 157 352
189 1 Jawa Tengah 1 1 1 27 8 35 1 6 7 42190 2 Kab.Banjarnegara 1 1 1 1 7 5 13 6 6 19
191 3 Kab.Banyumas 1 1 1 1 3 4 2 2 6192 4 Kab.Batang 1 1 1 2 2 0 2
Hal 21 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
193 5 Kab.Blora 0 1 1 1 2 0 2194 6 Kab.Boyolali 0 1 1 1 0 1195 7 Kab.Brebes 0 1 1 1 1 1 2 3196 8 Kab.Cilacap 1 1 1 6 3 9 3 3 2 8 17197 9 Kab.Demak 1 1 1 4 7 11 1 7 4 12 23198 10 Kab.Grobogan 1 1 1 1 1 1 3 4 5199 11 Kab.Jepara 0 1 0 3 3 3200 12 Kab.Karanganyar 1 1 1 4 5 9 3 2 5 14201 13 Kab.Kebumen 1 1 1 2 1 3 5 5 8202 14 Kab.Kendal 1 1 1 3 11 14 6 3 9 23203 15 Kab.Klaten 1 1 1 3 2 5 3 2 5 10 15204 16 Kab.Kudus 1 1 1 1 1 1 3 2 13 15 18205 17 Kab.Magelang 1 1 1 1 12 13 2 9 11 24206 18 Kab.Pati 1 1 1 12 12 5 6 11 23207 19 Kab.Pekalongan 1 1 1 3 2 5 6 5 1 12 17208 20 Kab.Pemalang 1 1 1 1 2 2 5 6 1 7 12209 21 Kab.Purbalingga 1 1 1 2 2 2 6 3 3 1 7 13210 22 Kab.Purworejo 1 1 1 5 7 12 4 5 9 21211 23 Kab.Rembang 1 1 1 2 2 4 4 2 6 10212 24 Kab.Semarang 0 1 2 2 0 2213 25 Kab.Sragen 1 1 1 4 2 3 9 1 1 10214 26 Kab.Sukoharjo 1 1 1 0 1 1 2 2215 27 Kab.Tegal 1 1 1 0 1 1 1216 28 Kab.Temanggung 0 1 0 1 1 1217 29 Kab.Wonogiri 1 1 1 3 12 3 18 5 2 7 25218 30 Kab.Wonosobo 1 1 1 3 2 5 1 1 6219 31 Kota Magelang 1 1 1 7 2 9 1 2 2 5 14220 32 Kota Pekalongan 1 1 1 2 2 5 1 6 8221 33 Kota Salatiga 1 1 1 2 6 3 11 7 1 8 19222 34 Kota Semarang 1 1 1 5 21 6 32 2 3 2 7 39
Hal 22 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
223 35 Kota Surakarta 0 1 1 1 0 1224 36 Kota Tegal 1 1 1 3 7 4 14 7 2 9 23
Sub Jumlah 29 1 1 29 23 6 5 0 32 152 89 273 88 82 29 199 472
225 1 DI Jogjakarta 1 1 1 21 11 32 1 18 4 23 55226 2 Kab.Bantul 1 1 1 2 5 4 11 6 5 1 12 23227 3 Kab.Gunung Kidul 1 1 1 7 4 11 1 1 2 13
228 4 Kab.Kulon Progo 1 1 1 2 6 4 12 6 3 5 14 26229 5 Kab.Sleman 1 1 1 1 3 2 6 0 6230 6 Kota Jogjakarta 1 1 1 0 0 0
Sub Jumlah 6 1 1 4 4 1 1 0 5 42 25 72 14 27 10 51 123
231 1 Jawa Timur 0 1 0 0 0232 2 Kab.Bangkalan 0 1 1 1 0 1233 3 Kab.Banyuwangi 1 1 1 10 10 1 1 11234 4 Kab.Blitar 0 1 3 1 4 2 2 6235 5 Kab.Bojonegoro 0 1 2 2 1 1 3236 6 Kab.Bondowoso 0 1 1 1 1 1 2237 7 Kab.Gresik 0 1 1 1 2 2 3238 8 Kab.Jember 0 1 2 2 1 1 3239 9 Kab.Jombang 1 1 1 2 4 6 4 5 1 10 16240 10 Kab.Kediri 0 1 1 1 2 1 1 3241 11 Kab.Lamongan 0 1 1 1 1 1 2242 12 Kab.Lumajang 1 1 1 2 2 1 5 3 3 8243 13 Kab.Madiun 0 1 2 1 3 0 3244 14 Kab.Magetan 0 1 0 1 1 1245 15 Kab.Malang 0 1 1 1 1 1 2246 16 Kab.Mojokerto 0 1 0 0 0247 17 Kab.Nganjuk 0 1 0 1 1 1248 18 Kab.Ngawi 0 1 0 1 1 1
Hal 23 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
249 19 Kab.Pacitan 0 1 0 0 0250 20 Kab.Pamekasan 0 1 0 0 0251 21 Kab.Pasuruan 0 1 1 1 2 2 3252 22 Kab.Ponorogo 0 1 0 1 1 1253 23 Kab.Probolinggo 1 1 1 1 1 1 1 2254 24 Kab.Sampang 0 1 2 2 4 0 4255 25 Kab.Sidoarjo 0 1 1 1 2 2 3256 26 Kab.Situbondo 1 1 1 1 11 1 13 2 4 6 19257 27 Kab.Sumenep 0 1 1 1 2 2 3258 28 Kab.Trenggalek 1 1 1 3 3 1 1 4259 29 Kab.Tuban 0 1 1 1 2 1 1 2 4260 30 Kab.Tulungagung 0 1 0 1 1 1261 31 Kota Batu 0 1 0 0 0262 32 Kota Blitar 0 1 0 0 0263 33 Kota Kediri 0 1 0 2 2 2264 34 Kota Madiun 0 1 0 0 0265 35 Kota Malang 0 1 1 1 2 0 2266 36 Kota Mojokerto 0 1 1 1 0 1267 37 Kota Pasuruan 0 1 0 0 0268 38 Kota Probolinggo 0 1 0 0 0269 39 Kota Surabaya 1 1 1 4 5 9 7 6 13 22
Sub Jumlah 7 1 0 29 6 9 1 0 12 47 18 77 24 29 7 60 137
270 1 Banten 0 1 0 0 0271 2 Kab Tangerang 1 1 1 2 2 1 1 3272 3 Kab.Lebak 0 1 0 0 0273 4 Kab.Pandeglang 0 1 0 0 0274 5 Kab.Serang 0 1 0 0 0275 6 Kota Cilegon 0 1 0 0 0276 7 Kota Serang 0 1 0 0 0
Hal 24 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
277 8 Kota Tangerang Selatan
0 1 0
278 9 Kota Tangerang 0 1 0 0 0Sub Jumlah 1 1 0 4 1 4 0 0 0 2 0 2 0 1 0 1 3
279 1 Bali 0 1 0 0 0280 2 Kab.Badung 0 1 0 0 0281 3 Kab.Bangli 0 1 0 2 2 2282 4 Kab.Buleleng 1 1 1 0 2 2 1 5 5283 5 Kab.Gianyar 0 1 0 0 0284 6 Kab.Jembrana 1 1 1 3 4 7 5 5 12285 7 Kab.Karangasem 1 1 1 0 0 0286 8 Kab.Klungkung 0 1 0 0 0287 9 Kab.Tabanan 1 1 1 2 2 1 1 2 4288 10 Kota Denpasar 1 1 1 5 10 15 2 2 17
Sub Jumlah 5 1 0 8 4 1 1 0 8 14 2 24 10 5 1 16 40
289 1 NTB 1 1 1 3 11 5 19 3 7 1 11 30290 2 Kab.Bima 1 1 1 1 1 2 3 2 5 7291 3 Kab.Dompu 1 1 1 3 6 9 7 1 1 9 18292 4 Kab.Lombok Barat 0 1 2 2 1 1 3
293 5 Kab.Lombok Tengah
1 1 1 3 7 2 12 3 3 15
294 6 Kab.Lombok Timur 1 1 1 8 2 10 7 2 1 10 20
295 7 Kab. Lombok Utara 0 1 0
296 8 Kab.Sumbawa 1 1 1 1 2 3 2 1 3 6297 9 Kab.Sumbawa
Barat0 1 0 0 0
Hal 25 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
298 10 Kota Bima 0 1 0 0 0299 11 Kota Mataram 0 1 1 1 1 1 2
Sub Jumlah 6 1 1 8 5 2 0 0 9 34 15 58 22 16 5 43 101
300 1 NTT 1 1 1 5 8 3 16 1 17 18 34301 2 Kab.Alor 1 1 1 4 2 6 8 4 1 13 19302 3 Kab.Belu 1 1 1 3 2 5 4 2 6 11303 4 Kab.Ende 1 1 1 2 2 5 2 1 8 10304 5 Kab.Flores TImur 0 1 0 0 0305 6 Kab.Kupang 1 1 1 0 9 9 9306 7 Kab.Lembata 0 1 0 0 0307 8 Kab.Manggarai 1 1 1 3 2 5 9 2 2 13 18308 9 Kab.Manggarai
Barat0 1 0 0 0
309 10 Kab.Manggarai Timur
0 1 0 0 0
310 11 Kab.Nagekeo 0 1 0 0 0311 12 Kab.Ngada 1 1 1 2 4 3 9 7 2 9 18312 13 Kab.Rote Ndao 0 1 0 0 0313 14 Kab. Sabu Raijua 0 1314 15 Kab.Sikka 1 1 1 1 1 1 3 0 3315 16 Kab.Sumba Barat 0 1 1 1 2 2 3316 17 Kab.Sumba Barat
Daya0 1 0 0 0
317 18 Kab.Sumba Tengah 0 1 0 0 0
318 19 Kab.Sumba Timur 0 1 0 0 0319 20 Kab.Timor Tengah
Selatan1 1 1 1 1 4 6 6 6 12 18
320 21 Kab.Timor Tengah Utara
0 1 1 1 2 2 3
Hal 26 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
321 22 Kota Kupang 0 1 2 2 0 2Sub Jumlah 9 1 1 20 8 1 0 0 16 25 15 56 49 39 4 92 148
322 1 Kalimantan Barat 1 1 1 3 5 3 11 3 1 4 15323 2 Kab.Bengkayang 0 1 0 0 0324 3 Kab.Kapuas Hulu 1 1 1 1 1 5 1 2 8 9325 4 Kab.Kayong Utara 0 1 0 0 0
326 5 Kab.Ketapang 1 1 1 4 2 6 6 5 11 17327 6 Kab.Kubu Raya 0 1 0 0 0328 7 Kab.Landak 0 1 0 0 0329 8 Kab.Melawi 0 1 0 0 0330 9 Kab.Pontianak 1 1 1 1 4 5 1 1 1 3 8331 10 Kab.Sambas 0 1 0 0 0332 11 Kab.Sanggau 0 1 1 1 1 1 2333 12 Kab.Sekadau 0 1 0 0 0334 13 Kab.Sintang 1 1 1 3 3 6 1 7 10335 14 Kota Pontianak 0 1 0 1 1 2 2336 15 Kota Singkawang 1 1 1 0 3 1 4 4
Sub Jumlah 6 1 1 12 4 2 1 0 4 11 12 27 13 21 6 40 67
337 1 Kalimantan Selatan 1 1 1 1 7 6 14 3 3 6 20
338 2 Kab.Balangan 0 1 0 0 0339 3 Kab.Banjar 1 1 1 1 1 4 2 2 8 9340 4 Kab.Barito Kuala 1 1 1 4 1 5 0 5341 5 Kab.Hulu Sungai
Selatan1 1 1 1 1 6 1 7 8
342 6 Kab.Hulu Sungai Tengah
0 1 1 1 1 1 2
Hal 27 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
343 7 Kab.Hulu Sungai Utara
1 1 1 1 1 1 1 2
344 8 Kab.Kotabaru 1 1 1 0 2 2 2345 9 Kab.Tabalong 0 1 0 0 0346 10 Kab.Tanah Bumbu 0 1 0 0 0
347 11 Kab.Tanah Laut 0 1 1 1 1 1 2348 12 Kab.Tapin 0 1 1 1 2 2 3349 13 Kota Banjar Baru 1 1 1 1 1 3 2 3 8 9350 14 Kota Banjarmasin 0 1 0 0 0
Sub Jumlah 7 1 1 11 5 2 1 0 2 15 9 26 17 10 9 36 62
351 1 Kalimantan Tengah 1 1 1 8 2 1 11 2 2 13
352 2 Kab.Barito Selatan 0 1 0 0 0
353 3 Kab.Barito Timur 0 1 0 0 0354 4 Kab.Barito Utara 1 1 1 1 1 2 2 4 5355 5 Kab.Gunung Mas 1 1 1 1 2 2 5 1 1 2 7356 6 Kab.Kapuas 0 1 1 1 2 1 1 3357 7 Kab.Katingan 0 1 0 0 0358 8 Kab.Kotawaringin
Barat1 1 1 1 2 3 8 3 11 14
359 9 Kab.Kotawaringin TImur
0 1 1 1 1 1 2
360 10 Kab.Lamandau 0 1 0 0 0361 11 Kab.Murung Raya 0 1 0 0 0
362 12 Kab.Pulang Pisau 0 1 0 0 0363 13 Kab.Seruyan 0 1 0 0 0364 14 Kab.Sukamara 0 1 0 0 0
Hal 28 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
365 15 Kota Palangkaraya 1 1 1 0 1 2 3 3
Sub Jumlah 5 1 1 13 3 1 1 0 10 9 4 23 9 7 8 24 47
366 1 Kalimantan Timur 1 1 1 7 13 20 10 3 13 33367 2 Kab.Berau 0 1 0 0 0368 3 Kab.Bulungan 0 1 0 0 0369 4 Kab.Kutai Barat 0 1 2 2 0 2370 5 Kab.Kutai
Kartanegara0 1 0 0 0
371 6 Kab.Kutai Timur 0 1 0 0 0372 7 Kab.Malinau 0 1 0 0 0373 8 Kab.Nunukan 0 1 1 1 1 1 2374 9 Kab.Pasir 0 1 1 1 0 1375 10 Kab.Penajam Paser
Utara0 1 0 0 0
376 11 Kab.Tana Tidung 0 1 0 0 0377 12 Kota Balikpapan 1 1 1 3 6 1 10 4 2 6 16378 13 Kota Bontang 0 1 0 0 0379 14 Kota Samarinda 1 1 1 4 11 2 17 5 1 6 23380 15 Kota Tarakan 0 1 0 0 0
Sub Jumlah 3 1 1 10 0 4 2 0 7 28 16 51 9 11 6 26 77
381 1 Sulawesi Utara 1 1 1 12 9 21 1 13 10 24 45382 2 Kab.Bolaang
Mangondow Utara0 1 0 0 0
383 3 Kab.Bolaang Mongondow
0 1 1 1 0 1
Hal 29 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
384 4 Kab. Bolaang Mangondow Timur
0 1
385 5 Kab. Bolaang Mangondow Selatan
0 1
386 6 Kab.Kep. Siau Tagulandang Biaro
0 1 0 0 0
387 7 Kab.Kepulauan Talaud
0 1 0 0 0
388 8 Kab.Minahasa 0 1 3 3 1 1 4389 9 Kab.Minahasa
Selatan0 1 0 0 0
390 10 Kab.Minahasa Tenggara
0 1 0 0 0
391 11 Kab.Minahasa Utara
0 1 0 0 0
392 12 Kab.Sangihe 0 1 1 1 1 1 2 3393 13 Kota Bitung 0 1 1 1 1 1 2394 14 Kota Kotamobagu 0 1 0 0 0
395 15 Kota Menado 0 1 0 1 1 2 2396 16 Kota Tomohon 0 1 0 0 0
Sub Jumlah 1 1 1 11 0 4 0 0 0 17 10 27 3 17 10 30 57
397 1 Gorontalo 0 1 0 0 0398 2 Kab.Boalemo 0 1 0 0 0399 3 Kab.Bone Bolango 0 1 0 0 0
Hal 30 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
400 4 Kab.Gorontalo 1 1 1 2 4 6 3 9 4 16 22401 5 Kab.Gorontalo
Utara0 1 0 0 0
402 6 Kab.Pahuwato 0 1 0 0 0403 7 Kota Gorontalo 1 1 1 2 1 3 1 1 4
Sub Jumlah 2 1 0 5 1 1 1 0 0 4 5 9 4 9 4 17 26
404 1 Sulawesi Tengah 0 1 0 0 0405 2 Kab.Banggai 1 1 1 3 3 6 3 4 1 8 14406 3 Kab.Banggai
Kepulauan0 1 0 2 2 2
407 4 Kab.Buol 0 1 2 2 0 2408 5 Kab.Donggala 0 1 1 1 1 1 2 3409 6 Kab.Morowali 0 1 0 0 0410 7 Kab.Parigi Moutong 0 1 0 0 0
411 8 Kab.Poso 0 1 0 0 0412 9 Kab. Sigi 0 1413 10 Kab.Tojo Una- Una 0 1 0 0 0
414 11 Kab.Toli - Toli 1 1 1 3 3 5 1 2 8 11415 12 Kota Palu 0 1 1 1 2 2 3
Sub Jumlah 2 1 0 10 2 1 0 0 0 10 3 13 11 8 3 22 35
416 1 Sulawesi Tenggara 1 1 1 2 10 5 17 11 1 12 29
417 2 Kab.Bombana 0 1 0 0 0418 3 Kab.Buton 0 1 0 0 0419 4 Kab.Buton Utara 0 1 0 0 0420 5 Kab.Kolaka 1 1 1 1 1 4 1 5 6421 6 Kab.Kolaka Utara 0 1 0 0 0
Hal 31 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
422 7 Kab.Konawe 1 1 1 7 7 0 7423 8 Kab.Konawe
Selatan1 1 1 0 0 0
424 9 Kab.Konawe Utara 0 1 0 0 0
425 10 Kab.Muna 1 1 1 0 1 1 1426 11 Kab.Wakatobi 0 1 0 0 0427 12 Kota Bau-Bau 1 1 1 0 1 1 1428 13 Kota Kendari 0 1 0 0 0
Sub Jumlah 6 1 1 10 4 2 1 0 2 11 12 25 4 12 3 19 44
429 1 Sulawesi Selatan 1 1 1 1 16 16 33 2 8 3 13 46430 2 Kab.Bantaeng 0 1 0 0 0431 3 Kab.Barru 1 1 1 2 3 2 7 4 5 9 16432 4 Kab.Bone 1 1 1 5 8 2 15 4 2 6 21433 5 Kab.Bulukumba 1 1 1 3 6 1 10 3 1 4 14434 6 Kab.Enrekang 1 1 1 2 5 3 10 3 4 2 9 19435 7 Kab.Gowa 0 1 1 1 0 1436 8 Kab.Janeponto 0 1 0 0 0437 9 Kab.Luwu 0 1 1 1 2 3 3 5438 10 Kab.Luwu Timur 0 1 0 0 0439 11 Kab.Luwu Utara 1 1 1 3 6 1 10 6 2 8 18440 12 Kab.Maros 1 1 1 4 9 1 14 3 5 1 9 23441 13 Kab.Pangkajene
Kepulauan1 1 1 4 9 3 16 3 7 2 12 28
442 14 Kab.Pinrang 1 1 1 7 2 9 2 1 3 12443 15 Kab.Selayar 1 1 1 3 3 2 1 3 6444 16 Kab.Sindenreng
Rappang1 1 1 1 2 3 3 2 5 8
445 17 Kab.Sinjai 1 1 1 5 1 6 1 1 7446 18 Kab.Soppeng 1 1 1 5 6 1 12 2 2 4 16
Hal 32 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
447 19 Kab.Takalar 1 1 1 1 3 4 6 4 10 14448 20 Kab.Tana Toraja 1 1 1 2 11 13 6 6 1 13 26449 21 Kab. Toraja Utara 0 1450 22 Kab.Wajo 1 1 1 2 4 1 7 5 5 12451 23 Kota Makasar 1 1 1 2 10 3 15 4 2 6 21452 24 Kota Palopo 1 1 1 1 1 0 1453 25 Kota Pare-Pare 1 1 1 1 1 1 3 6 3 1 10 13
Sub Jumlah 19 1 1 21 15 3 3 0 38 117 39 194 61 58 14 133 327
454 1 Sulawesi Barat 0 1 0 0 0455 2 Kab.Majene 0 1 1 1 0 1456 3 Kab.Mamasa 0 1 0 0 0457 4 Kab.Mamuju 1 1 1 3 5 8 4 3 7 15458 5 Kab.Mamuju Utara 0 1 0 0 0
459 6 Kab.Polewali Mamasa
1 1 1 4 4 8 4 2 6 14
Sub Jumlah 2 1 0 5 2 0 0 0 4 9 4 17 8 3 2 13 30
460 1 Maluku 1 1 1 1 1 1 9 3 13 14461 2 Kab.Kep. Aru 0 1 0 0 0462 3 Kab.Buru 0 1 0 0 0463 4 Kab. Buru Selatan 0 1464 5 Kab. Maluku Barat
Daya0 1
465 6 Kab.Maluku Tengah 1 1 1 4 3 7 1 8 5 14 21
466 7 Kab.Maluku Tenggara
0 1 0 0 0
467 8 Kab.Maluku Tenggara Barat
0 1 0 0 0
Hal 33 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
468 9 Kab. Morotai 0 1469 10 Kab.Seram Bagian
Barat0 1 0 0 0
470 11 Kab.Seram Bagian Timur
0 1 0 0 0
471 12 Kota Ambon 0 1 0 0 0472 13 Kota Tual 0 1 0 0 0
Sub Jumlah 2 1 1 10 1 2 0 0 0 4 4 8 2 17 8 27 35
473 1 Maluku Utara 0 1 0 0 0474 2 Kab.Halmahera
Barat1 1 1 4 4 1 1 2 6
475 3 Kab.Halmahera Selatan
0 1 1 1 2 0 2
476 4 Kab.Halmahera Tengah
0 1 0 0 0
477 5 Kab.Halmahera Timur
0 1 0 0 0
478 6 Kab.Halmahera Utara
0 1 1 1 2 1 1 3
479 7 Kab.Kepulauan Sula
0 1 0 0 0
480 8 Kota Ternate 1 1 1 1 1 1 3 3 7 8481 9 Kota Tidore
Kepulauan0 1 0 0 0
Sub Jumlah 2 1 0 6 1 2 1 0 1 1 7 9 1 5 4 10 19
482 1 Papua 0 1 0 0 0483 2 Kab.Asmat 0 1 0 0 0484 3 Kab.Biak Numfor 0 1 0 0 0485 4 Kab.Boven Digoel 0 1 0 0 0
Hal 34 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
486 5 Kab. Deiyai 0 1487 6 Kab.Dogiyai 0 1 0 0 0488 7 Kab. Intan Jaya 0 1489 8 Kab.Jayapura 0 1 0 0 0490 9 Kab.Jayawijaya 0 1 0 0 0491 10 Kab.Keerom 0 1 0 0 0492 11 Kab.Lanny Jaya 0 1 0 0 0493 12 Kab.Mamberamo
Raya0 1 0 0 0
494 13 Kab.Mamberamo Tengah
0 1 0 0 0
495 14 Kab.Mappi 0 1 0 0 0496 15 Kab.Merauke 0 1 1 2 3 1 1 2 5497 16 Kab.Mimika 0 1 0 0 0498 17 Kab.Nabire 0 1 0 0 0499 18 Kab.Nduga 0 1 0 0 0500 19 Kab.Paniai 0 1 0 0 0501 20 Kab.Pegunungan
Bintang0 1 0 0 0
502 21 Kab.Puncak 0 1 0 0 0503 22 Kab.Puncak Jaya 0 1 0 0 0504 23 Kab.Sarmi 0 1 0 0 0505 24 Kab.Supriori 0 1 0 0 0506 25 Kab. Tambrauw 0 1507 26 Kab.Tolikara 0 1 0 0 0508 27 Kab.Waropen 0 1 0 0 0509 28 Kab.Yahukimo 0 1 0 0 0510 29 Kab.Yalimo 0 1 0 0 0511 30 Kab.Yapen
Waropen0 1 0 0 0
Hal 35 - 36
Lampiran 1
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTAM
A
MA
DYA
MUDA
PERTAM
A
JUMLA
H
PENYELIA
PELAKS LA
NJ
PELAKSA
NA
JUMLA
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
NO Urut
Provinsi Kabupaten Kota UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH (APIP)
AUDITOR AHLI AUDITOR TERAMPIL
Jumlah AUDITOR
512 31 Kota Jayapura 0 1 1 1 2 0 2Sub Jumlah 0 1 0 29 0 1 0 0 0 2 3 5 1 1 0 2 7
513 1 Irian Jaya Barat 0 1 0 0 0514 2 Kab.Fak-Fak 0 1 0 0 0515 3 Kab.Kaima 0 1 0 0 0516 4 Kab.Manokwari 0 1 0 0 0517 5 Kab.Raja Ampat 0 1 0 0 0518 6 Kab.Sorong 0 1 3 3 0 3519 7 Kab.Sorong Selatan 0 1 0 0 0
520 8 Kab.Teluk Bentuni 0 1 0 0 0521 9 Kab.Teluk
Wondama0 1 0 0 0
522 10 Kota Sorong 0 1 0 0 0Sub Jumlah 0 1 0 8 0 1 0 0 0 0 3 3 0 0 0 0 3
JUMLAH BADAN PENGAWAS / INSPEKTORAT PROVINSI / KABUPATEN / KOTA
181 33 19 396 126 93 36 0 226 986 459 1.671 591 620 227 1.438 3.109
583 J U M L A H A P I P 220 33 19 396 126 93 36 3 1.523 3.001 1.219 5.746 1.353 1.145 401 2.899 8.645
Hal 36 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
A. ITJEN / INSPEKTORAT UTAMA / INSPEKTORAT
I INSPEKTORAT KEMENTERIAN KOORDINATOR
1 1 Kementerian Koordinator Polkam dan HAM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 2 Kementerian Koordinator Perekonomian 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 3 Kementerian Koordinator Kesejahteraan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
II INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN4 1 Departemen Dalam
Negeri 1 19 25 21 65 2 5 2 9 74
BEZETTING PEJABAT FUNGSIONAL AUDITOR UNIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP)
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
INSPEKTORAT KEMENTERIAN KOORDINATOR / ITJEN DEPARTEMEN / INSPEKTORAT UTAMA / INSPEKTORAT KEMENTERIAN NEGARA / LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANBADAN PENGAWAS / INSPEKTORAT PROVINSI / KABUPATEN / KOTA
PER 31 DESEMBER 2007
Hal 1 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
5 2 Departemen Luar Negeri 1 1 7 10 18 3 2 8 13 31
6 3 Departemen Pertahanan 1 0 3 3 3
7 4 Departemen Hukum dan Hak Azasi Manusia 1 23 21 12 56 12 3 15 71
8 5 Departemen Keuangan 1 30 75 76 181 22 13 10 45 226
9 6 Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral 1 17 19 19 55 4 10 14 69
10 7 Departemen Perindustrian 1 21 18 1 40 8 8 48
11 8 Departemen Perdagangan 1 16 20 36 13 13 49
12 9 Departemen Pertanian 1 1 57 37 19 114 1 1 115
13 10 Departemen Kehutanan 1 3 44 7 2 56 1 4 1 6 62
14 11 Departemen Perhubungan 1 29 45 14 88 11 5 16 104
15 12 Departemen Kelautan dan Perikanan 1 15 18 15 48 1 1 1 3 51
16 13 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 1 64 22 5 91 27 3 30 121
17 14 Departemen Pekerjaan Umum 1 14 27 1 42 3 3 45
Hal 2 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
18 15 Departemen Kesehatan 1 16 25 5 46 2 1 3 49
19 16Departemen Pendidikan Nasional 1 68 129 19 216 25 19 5 49 265
20 17 Departemen Sosial 1 10 16 2 28 1 1 2921 18
Departemen Agama 1 24 70 13 107 8 8 11522 19 Departemen
Komunikasi dan Informatika 1 3 15 1 19 7 4 11 30
23 20 Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 1 4 3 1 8 0 8
Sub Jumlah 20 4 475 599 236 1.314 151 73 27 251 1.565
III INSPEKTORAT KEMENTERIAN NEGARA24 1
Kementerian Negara Lingkungan Hidup 1 1 5 1 7 3 3 10
25 2
Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 3
Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Hal 3 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
27 4
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 5 Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 6Kementerian Negara Perumahan Rakyat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 7 Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 8
Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menegah 1 8 8 2 2 10
32 9Kementerian Negara Riset dan Teknologi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
33 10
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Jumlah 2 0 1 13 1 15 2 0 3 5 20
Hal 4 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
IVUNIT PENGAWASAN PADA LEMBAGA SETINGKAT MENTERI
34 1 Sekretariat Negara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 035 2 Sekretariat Kabinet 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 036 3 Kejaksaan Agung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 037 4 Tentara Nasional
Indonesia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 038 5 Kepolisian Negara
Republik Indonesia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Sub Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
V INSPEKTORAT UTAMA / INSPEKTORAT LPND39 1 Arsip Nasional
Republik Indonesia (ANRI) 1 3 5 8 4 4 8 16
40 2 Badan Intelijen Negara (BIN) 0 0
41 3Badan Kepegawaian Negara (BKN) 1 3 3 2 2 5
42 4
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 1 1 50 69 35 155 23 39 9 71 226
Hal 5 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
43 5 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) 1 2 5 7 2 1 3 10
44 6
Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKORSURTANAL) 1 2 1 3 0 3
45 7Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) 1 4 4 7 4 11 15
46 8 Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) 1 2 1 3 6 0 6
47 9 Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) 1 1 1 0 1
48 10 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) 1 11 13 1 25 1 3 1 5 30
49 11 Badan Pertanahan Nasional (BPN) 1 5 19 1 25 0 25
50 12 Badan Pusat Statistik (BPS) 1 2 6 8 4 7 3 14 22
51 13 Badan Standarisasi Nasional (BSN) 0
52 14Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) 1 9 1 10 2 2 1 5 15
Hal 6 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
53 15 Lembaga Administrasi Negara (LAN) 0 0
54 16 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 1 2 3 2 7 1 6 7 14
55 17 Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) 1 2 2 4 2 6 8
56 18Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) 0 0
57 19 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PERPUSNAS) 0 0
58 20Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG) 0 0
59 21
Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANNAS) 0 0
Sub Jumlah 14 1 75 132 56 264 48 69 15 132 396
Hal 7 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
JUMLAH ITJEN / INSPEKTORAT
UTAMA / INSPEKTORAT 36 5 551 744 293 1593 201 142 45 388 1981
60 B. BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (BPKP)1 Sekretariat Utama 27 71 34 132 18 11 1 30 1622
Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian 26 60 7 93 25 5 1 31 124
3
Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Politik, Sosial dan Keamanan 23 25 6 54 10 3 1 14 68
4
Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah 16 29 9 54 6 6 2 14 68
5 Deputi Bidang Akuntan Negara 25 51 8 84 4 8 1 13 97
6 Deputi Bidang Investigasi 18 38 10 66 11 7 1 19 85
7 Inspektorat 4 10 18 32 2 2 4 36
Hal 8 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
8 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan 3 14 6 23 3 1 4 27
9
Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengawasan 8 12 5 25 1 0 0 1 26
10 Pusat Informasi Pengawasan 2 6 8 16 4 1 5 21
11 Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Auditor 7 15 12 34 4 1 5 39
12 Perwakilan BPKP Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam 17 19 20 56 7 7 10 24 80
13 Perwakilan BPKP Propinsi Sumatera Utara 61 60 7 128 30 28 1 59 187
14 Perwakilan BPKP Propinsi Sumatera Barat 18 20 16 54 11 13 24 78
15 Perwakilan BPKP Propinsi Riau 21 37 16 74 8 20 28 102
16 Perwakilan BPKP Propinsi Jambi 17 20 9 46 8 17 3 28 74
17 Perwakilan BPKP Propinsi Sumatera Selatan 16 38 30 84 23 17 40 124
18 Perwakilan BPKP Propinsi Bengkulu 7 22 12 41 9 6 5 20 61
Hal 9 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
19 Perwakilan BPKP Propinsi Lampung 11 25 27 63 11 11 22 85
20 Perwakilan BPKP Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta I 42 99 18 159 79 20 1 100 259
21 Perwakilan BPKP Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta II 40 62 24 126 70 30 7 107 233
22Perwakilan BPKP Propinsi Jawa Barat 40 74 20 134 54 24 4 82 216
23Perwakilan BPKP Propinsi Jawa Tengah 50 78 29 157 49 29 3 81 238
24
Perwakilan BPKP Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 24 38 21 83 24 12 36 119
25Perwakilan BPKP Propinsi Jawa Timur 49 110 24 183 59 12 4 75 258
26 Perwakilan BPKP Propinsi Kalimantan Barat 12 22 8 42 3 8 1 12 54
27
Perwakilan BPKP Propinsi Kalimantan Selatan 16 26 15 57 19 6 2 27 84
Hal 10 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
28 Perwakilan BPKP Propinsi Kalimantan Timur 14 27 12 53 13 13 5 31 84
29 Perwakilan BPKP Propinsi Bali 17 15 24 56 24 27 4 55 111
30 Perwakilan BPKP Propinsi Nusa Tenggara Timur 10 18 4 32 13 1 8 22 54
31 Perwakilan BPKP Propinsi Sulawesi Selatan 16 26 13 55 28 10 7 45 100
32 Perwakilan BPKP Propinsi Sulawesi Tengah 7 10 4 21 5 5 11 21 42
33 Perwakilan BPKP Propinsi Sulawesi Utara 8 16 6 30 4 15 10 29 59
34 Perwakilan BPKP Propinsi Sulawesi Tenggara 4 12 3 19 6 6 19 31 50
35 Perwakilan BPKP Propinsi Maluku 4 9 13 12 2 9 23 36
36 Perwakilan BPKP Propinsi Papua 12 25 8 45 8 7 13 28 73
JUMLAH BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
(BPKP)
1 0 692 1.239 493 2.424 665 391 134 1.190 3.614
Hal 11 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
C. BADAN PENGAWAS / INSPEKTORAT PROVINSI / KABUPATEN / KOTA1 1 Nanggroe Aceh
Darussalam 1 1 1 9 38 20 67 7 9 5 21 882 2 Kab.Aceh Barat 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 03 3
Kab.Aceh Barat Daya 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 04 4 Kab.Aceh Besar 1 1 1 1 1 0 15 5 Kab.Aceh Jaya 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 06 6 Kab.Aceh Selatan 1 1 1 3 5 8 5 1 6 147 7 Kab.Aceh Singkil 1 1 1 1 1 2 1 1 38 8 Kab.Aceh Tamiang 1 1 1 0 1 1 19 9 Kab.Aceh Tengah 1 1 1 1 3 1 5 3 3 8
10 10Kab.Aceh Tenggara 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 11 Kab.Aceh Timur 1 1 1 6 1 7 5 5 1212 12 Kab.Aceh Utara 1 1 1 4 8 1 13 4 6 3 13 2613 13 Kab.Bener Meriah 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 014 14 Kab.Bireuen 1 1 1 0 1 1 115 15 Kab.Gayo Lues 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 016 16 Kab.Nagan Raya 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 017 17 Kab.Pidi 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 018 18 Kab.Pidie Jaya 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 019 19 Kab.Simeulue 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 020 20 Kota Banda Aceh 1 1 1 3 2 5 1 1 2 721 21 Kota Langsa 1 1 1 3 1 4 0 422 22
Kota Lhokseumawe 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 023 23 Kota Sabang 1 1 1 1 5 6 2 1 4 7 1324 24 Kota Subulussalam 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Hal 12 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
Sub Jumlah 12 1 1 18 8 5 3 0 23 71 24 118 30 18 12 60 178
25 1 Sumatera Utara 1 1 1 3 33 13 49 3 17 10 30 7926 2 Kab.Asahan 1 1 1 1 1 2 2 2 4 8 1027 3 Kab.Batubara 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 028 4 Kab.Dairi 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 029 5 Kab.Deli Serdang 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 130 6 Kab.Humbang
Hasundutan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 031 7 Kab.Karo 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 032 8 Kab.Labuhan Batu 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 033 9 Kab.Langkat 1 1 1 6 2 8 1 4 5 1334 10 Kab.Mandailing
Natal 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 035 11 Kab.Nias 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 036 12 Kab.Nias Selatan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 037 13
Kab.Padang Lawas 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 038 14 Kab.Padang Lawas
Utara 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 039 15 Kab.Pakpak Barat 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 040 16 Kab.Samosir 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 041 17
Kab.Serdang Bedagai 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 042 18 Kab.Simalungun 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 043 19
Kab.Tapanuli Selatan 1 1 1 4 9 13 4 3 1 8 2144 20
Kab.Tapanuli Tengah 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Hal 13 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
45 21Kab.Tapanuli Utara 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
46 22 Kab.Toba Samosir 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 047 23 Kota Binjai 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 048 24 Kota Medan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 049 25 Kota Padang
Sidempuan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 050 26 Kota Pematang
Siantar 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 051 27 Kota Sibolga 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 052 28 Kota Tanjung Balai 1 1 1 1 2 3 7 7 1053 29 Kota Tebing Tinggi 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Jumlah 6 1 1 21 4 7 1 0 7 50 18 75 17 27 15 59 134
54 1 Sumatera Barat 1 1 1 4 3 7 2 4 2 8 1555 2 Kab.Agam 1 1 1 1 4 5 6 1 7 1256 3
Kab.Dharmas Raya 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 057 4 Kab.Kepulauan
Mentawai 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 058 5
Kab.Lima Puluh Kota 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 059 6 Kab.Padang
Pariaman 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 060 7 Kab.Pasaman 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 061 8
Kab.Pasaman Barat 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 062 9 Kab.Pesisir Selatan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 063 10 Kab.Sawah Lunto
Sijunjung 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Hal 14 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
64 11 Kab.Solok 1 1 1 2 2 7 5 12 1465 12 Kab.Solok Selatan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 066 13 Kab.Tanah Datar 1 1 1 1 3 2 6 8 4 12 1867 14 Kota Bukit Tinggi 1 1 1 2 4 1 7 10 1 11 1868 15 Kota Padang 1 1 1 1 10 5 16 5 7 3 15 3169 16
Kota Padang Panjang 1 1 1 1 5 6 4 2 6 1270 17 Kota Pariaman 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 071 18 Kota Payakumbuh 1 1 1 3 4 1 8 9 1 1 11 1972 19 Kota Sawah Lunto 1 1 1 1 1 1 3 1 1 473 20 Kota Solok 1 1 1 2 2 1 4 1 6 8
Sub Jumlah 10 1 1 12 3 7 6 0 12 37 13 62 52 25 12 89 151
74 1 Riau 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 075 2 Kab.Bengkalis 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 076 3 Kab.Indragiri Hilir 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 077 4 Kab.Indragiri Hulu 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 078 5 Kab.Kampar 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 079 6
Kab.Kuantan Singingi 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 080 7 Kab.Pelalawan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 081 8 Kab.Rokan Hilir 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 082 9 Kab.Rokan Hulu 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 083 10 Kab.Siak 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 084 11 Kota Dumai 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 085 12 Kota Pekanbaru 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Jumlah 0 1 0 9 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
86 1 Kepulauan Riau 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 087 2 Kab.Karimun 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Hal 15 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
88 3 Kab.Lingga 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 089 4 Kab.Natuna 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 090 5 Kota.Batam 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 091 6 Kab.Bintan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 092 7
Kota Tanjung Pinang 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Sub Jumlah 0 1 0 4 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
93 1 Sumatera Selatan 1 1 1 4 20 4 28 4 15 2 21 4994 2 Kab.Banyuasin 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 095 3
Kab.Empat Lawang 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 096 4 Kab.Lahat 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 097 5 Kab.Muara Enim 1 1 1 4 1 5 4 5 9 1498 6
Kab.Musi Banyuasin 1 1 1 1 1 0 199 7 Kab.Musi Rawas 1 1 1 1 1 3 1 4 5100 8 Kab.Ogan Ilir 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0101 9 Kab.Ogan Komering
Ilir 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0102 10 Kab.Ogan Komering
Ulu 1 1 1 4 3 7 10 7 17 24103 11 Kab.Oku Selatan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0104 12 Kab.Oku Timur 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0105 13
Kota Lubuk Linggau 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0106 14 Kota Pagar Alam 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0107 15 Kota Palembang 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0108 16 Kota Prabumulih 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Hal 16 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
Sub Jumlah 5 1 1 11 4 4 0 0 9 27 6 42 18 30 3 51 93
109 1 Bengkulu 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0110 2
Kab.Bengkulu Selatan 1 1 1 3 7 10 5 6 4 15 25111 3
Kab.Bengkulu Utara 1 1 1 4 4 8 1 1 10 14112 4 Kab.Kaur 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0113 5 Kab.Kepahyang 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0114 6 Kab.Lebong 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0115 7 Kab.Muko-Muko 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0116 8
Kab.Rejang Lebong 1 1 1 1 1 3 3 4117 9 Kab.Seluma 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0118 10 Kota Bengkulu 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Jumlah 3 1 0 8 3 1 0 0 3 12 0 15 13 10 5 28 43
119 1 Jambi 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0120 2 Kab.Batanghari 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0121 3 Kab.Bungo 1 1 1 1 1 2 2 3122 4 Kab.Kerinci 1 1 1 1 2 3 3 3 6123 5 Kab.Merangin 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0124 6 Kab.Muaro Jambi 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0125 7 Kab.Sarolangun 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0126 8 Kab.Tanjung Jabung
Barat 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0127 9 Kab.Tanjung Jabung
TImur 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0128 10 Kab.Tebo 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0129 11 Kota Jambi 1 1 1 5 8 13 7 3 10 23
Hal 17 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
Sub Jumlah 3 1 0 9 2 1 1 0 5 9 3 17 7 8 0 15 32
130 1 Lampung 1 1 1 1 15 16 32 3 8 10 21 53131 2
Kab.Lampung Barat 1 1 1 1 4 5 10 1 1 1 3 13132 3 Kab.Lampung
Selatan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0133 4 Kab.Lampung
Tengah 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0134 5
Kab.Lampung Timur 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0135 6
Kab.Lampung Utara 1 1 1 3 6 3 12 7 4 3 14 26136 7 Kab.Pesawaran 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0137 8 Kab.Tenggamus 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0138 9
Kab.Tulang Bawang 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0139 10 Kab.Way Kanan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0140 11
Kota Bandarlampung 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0141 12 Kota Metro 1 1 1 1 2 2 5 2 3 1 6 11
Sub Jumlah 4 1 1 9 2 2 1 0 6 27 26 59 13 16 15 44 103
142 1 Bangka-Belitung 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0143 2 Kab.Bangka 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0144 3 Kab.Bangka Barat 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0145 4
Kab.Bangka Selatan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0146 5
Kab.Bangka Tengah 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Hal 18 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
147 6 Kab.Belitung 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0148 7
Kab.Belitung Timur 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0149 8
Kota Pangkal Pinang 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Sub Jumlah 0 1 0 6 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
150 1 DKI Jakarta 1 1 1 0 0 0 0 36 3 39 21 24 45 84
151 1 Jawa Barat 1 1 1 1 28 25 54 3 21 3 27 81152 2 Kab.Bandung 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0153 3
Kab.Bandung Barat 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0154 4 Kab.Bekasi 1 1 1 5 6 11 6 2 8 19155 5 Kab.Bogor 1 1 1 3 9 3 15 10 2 8 20 35156 6 Kab.Ciamis 1 1 1 8 3 11 8 1 1 10 21157 7 Kab.Cianjur 1 1 1 3 1 4 5 2 1 8 12158 8 Kab.Cirebon 1 1 1 1 6 7 8 5 6 19 26159 9 Kab.Garut 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0160 10 Kab.Indramayu 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0161 11 Kab.Karawang 1 1 1 1 1 0 1162 12 Kab.Kuningan 1 1 1 4 4 7 1 1 9 13163 13 Kab.Majalengka 1 1 1 1 1 7 7 8164 14 Kab.Purwakarta 1 1 1 1 2 1 4 11 3 2 16 20165 15 Kab.Subang 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0166 16 Kab.Sukabumi 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0167 17 Kab.Sumedang 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0168 18 Kab.Tasikmalaya 1 1 1 2 4 6 4 1 1 6 12169 19 Kota Bandung 1 1 1 3 3 6 3 3 1 7 13170 20 Kota Banjar 1 1 1 1 1 0 1
Hal 19 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
171 21 Kota Bekasi 1 1 1 10 2 12 4 6 10 22172 22 Kota Bogor 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0173 23 Kota Cimahi 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0174 24 Kota Cirebon 1 1 1 3 6 9 10 1 11 20175 25 Kota Depok 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0176 26 Kota Sukabumi 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0177 27 Kota Tasikmalaya 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Jumlah 15 1 1 17 10 9 4 0 11 91 44 146 86 48 24 158 304
178 1 Jawa Tengah 1 1 1 1 31 8 40 5 8 13 53179 2 Kab.Banjarnegara 1 1 1 8 5 13 6 6 19180 3 Kab.Banyumas 1 1 1 2 2 3 3 5181 4 Kab.Batang 1 1 1 2 2 1 1 3182 5 Kab.Blora 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0183 6 Kab.Boyolali 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0184 7 Kab.Brebes 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0185 8 Kab.Cilacap 1 1 1 4 3 7 1 4 4 9 16186 9 Kab.Demak 1 1 1 4 7 11 2 8 4 14 25187 10 Kab.Grobogan 1 1 1 0 1 4 5 5188 11 Kab.Jepara 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0189 12 Kab.Karanganyar 1 1 1 4 5 9 2 2 4 13190 13 Kab.Kebumen 1 1 1 1 1 0 1191 14 Kab.Kendal 1 1 1 3 9 12 5 2 1 8 20192 15 Kab.Klaten 1 1 1 2 2 4 4 1 5 10 14193 16 Kab.Kudus 1 1 1 1 1 2 2 13 15 17194 17 Kab.Magelang 1 1 1 1 12 13 3 10 13 26195 18 Kab.Pati 1 1 1 5 5 5 5 10 15196 19 Kab.Pekalongan 1 1 1 3 1 4 7 5 1 13 17197 20 Kab.Pemalang 1 1 1 2 2 1 5 6 1 7 12198 21 Kab.Purbalingga 1 1 1 1 3 1 5 4 4 1 9 14
Hal 20 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
199 22 Kab.Purworejo 1 1 1 7 5 12 6 4 10 22200 23 Kab.Rembang 1 1 1 2 2 4 4 2 6 10201 24 Kab.Semarang 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0202 25 Kab.Sragen 1 1 1 5 3 8 0 8203 26 Kab.Sukoharjo 1 1 1 1 1 0 1204 27 Kab.Tegal 1 1 1 0 1 1 1205 28 Kab.Temanggung 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0206 29 Kab.Wonogiri 1 1 1 4 12 3 19 7 2 9 28207 30 Kab.Wonosobo 1 1 1 2 2 4 1 1 5208 31 Kota Magelang 1 1 1 2 6 2 10 3 1 4 14209 32 Kota Pekalongan 1 1 1 4 4 4 1 1 6 10210 33 Kota Salatiga 1 1 1 1 2 3 2 2 5211 34 Kota Semarang 1 1 1 5 20 6 31 2 3 2 7 38212 35 Kota Surakarta 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0213 36 Kota Tegal 1 1 1 3 7 2 12 8 1 9 21
Sub Jumlah 29 1 1 29 23 6 5 0 29 139 75 243 85 84 26 195 438
214 1 DI Jogjakarta 1 1 1 2 21 7 30 3 19 3 25 55215 2 Kab.Bantul 1 1 1 3 5 4 12 7 5 1 13 25216 3 Kab.Gunung Kidul 1 1 1 7 4 11 1 1 2 13217 4 Kab.Kulon Progo 1 1 1 2 5 4 11 6 2 5 13 24218 5 Kab.Sleman 1 1 1 3 2 5 0 5219 6 Kota Jogjakarta 1 1 1 5 5 5 5 10
Sub Jumlah 6 1 1 4 4 1 1 0 7 41 26 74 17 32 9 58 132
220 1 Jawa Timur 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0221 2 Kab.Bangkalan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0222 3 Kab.Banyuwangi 1 1 1 8 8 0 8223 4 Kab.Blitar 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0224 5 Kab.Bojonegoro 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Hal 21 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
225 6 Kab.Bondowoso 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0226 7 Kab.Gresik 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0227 8 Kab.Jember 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0228 9 Kab.Jombang 1 1 1 2 4 6 2 6 1 9 15229 10 Kab.Kediri 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0230 11 Kab.Lamongan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0231 12 Kab.Lumajang 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0232 13 Kab.Madiun 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0233 14 Kab.Magetan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0234 15 Kab.Malang 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0235 16 Kab.Mojokerto 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0236 17 Kab.Nganjuk 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0237 18 Kab.Ngawi 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0238 19 Kab.Pacitan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0239 20 Kab.Pamekasan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0240 21 Kab.Pasuruan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0241 22 Kab.Ponorogo 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0242 23 Kab.Probolinggo 1 1 1 1 1 0 1243 24 Kab.Sampang 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0244 25 Kab.Sidoarjo 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0245 26 Kab.Situbondo 1 1 1 1 10 1 12 2 3 5 17246 27 Kab.Sumenep 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0247 28 Kab.Trenggalek 1 1 1 1 1 0 1248 29 Kab.Tuban 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0249 30 Kab.Tulungagung 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0250 31 Kota Batu 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0251 32 Kota Blitar 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0252 33 Kota Kediri 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0253 34 Kota Madiun 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0254 35 Kota Malang 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Hal 22 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
255 36 Kota Mojokerto 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0256 37 Kota Pasuruan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0257 38 Kota Probolinggo 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0258 39 Kota Surabaya 1 1 1 4 5 9 1 8 7 16 25
Sub Jumlah 6 1 0 29 5 9 1 0 2 25 10 37 5 17 8 30 67
259 1 Banten 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0260 2 Kab Tangerang 1 1 1 0 0 0 0261 3 Kab.Lebak 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0262 4 Kab.Pandeglang 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0263 5 Kab.Serang 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0264 6 Kota Cilegon 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0265 7 Kota Serang 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0266 8 Kota Tangerang 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Jumlah 1 1 0 4 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
267 1 Bali 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0268 2 Kab.Badung 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0269 3 Kab.Bangli 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0270 4 Kab.Buleleng 1 1 1 0 1 1 1 3 3271 5 Kab.Gianyar 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0272 6 Kab.Jembrana 1 1 1 4 4 8 7 7 15273 7 Kab.Karangasem 1 1 1 0 1 1 1274 8 Kab.Klungkung 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0275 9 Kab.Tabanan 1 1 1 2 2 0 2276 10 Kota Denpasar 1 1 1 5 9 14 5 5 19
Sub Jumlah 5 1 0 8 4 1 1 0 9 13 2 24 14 1 1 16 40
277 1 NTB 1 1 1 1 1 2 10 2 12 14278 2 Kab.Bima 1 1 1 1 1 2 2 2 4 6
Hal 23 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
279 3 Kab.Dompu 1 1 1 3 5 8 9 9 17280 4 Kab.Lombok Barat 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0281 5
Kab.Lombok Tengah 1 1 1 2 6 8 3 3 11282 6
Kab.Lombok Timur 1 1 1 2 6 2 10 7 2 1 10 20283 7 Kab.Sumbawa 1 1 1 1 1 3 1 4 5284 8
Kab.Sumbawa Barat 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0285 9 Kota Bima 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0286 10 Kota Mataram 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Jumlah 6 1 1 7 5 2 0 0 8 18 5 31 22 15 5 42 73
287 1 NTT 1 1 1 2 8 3 13 4 19 23 36288 2 Kab.Alor 1 1 1 5 2 1 8 8 1 1 10 18289 3 Kab.Belu 1 1 1 1 3 2 6 5 5 11290 4 Kab.Ende 1 1 1 2 2 7 1 8 10291 5 Kab.Flores TImur 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0292 6 Kab.Kupang 1 1 1 0 10 10 10293 7 Kab.Lembata 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0294 8 Kab.Manggarai 1 1 1 2 2 4 9 2 11 15295 9
Kab.Manggarai Barat 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0296 10 Kab.Manggarai
Timur 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0297 11 Kab.Nagekeo 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0298 12 Kab.Ngada 1 1 1 4 3 3 10 8 8 18299 13 Kab.Rote Ndao 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0300 14 Kab.Sikka 1 1 1 1 1 0 1301 15 Kab.Sumba Barat 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Hal 24 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
302 16 Kab.Sumba Barat Daya 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
303 17Kab.Sumba Tengah 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
304 18 Kab.Sumba Timur 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0305 19 Kab.Timor Tengah
Selatan 1 1 1 2 1 3 6 11 5 16 22306 20 Kab.Timor Tengah
Utara 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0307 21 Kota Kupang 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Jumlah 9 1 1 19 8 1 0 0 17 21 12 50 62 25 4 91 141
308 1 Kalimantan Barat 1 1 1 2 5 3 10 3 1 4 14309 2 Kab.Bengkayang 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0310 3 Kab.Kapuas Hulu 1 1 1 0 5 5 5311 4 Kab.Kayong Utara 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0312 5 Kab.Ketapang 1 1 1 4 2 6 4 5 9 15313 6 Kab.Kubu Raya 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0314 7 kab.Landak 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0315 8 Kab.Melawi 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0316 9 Kab.Pontianak 1 1 1 3 3 1 1 2 5317 10 Kab.Sambas 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0318 11 Kab.Sanggau 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0319 12 Kab.Sekadau 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0320 13 Kab.Sintang 1 1 1 3 3 5 5 8321 14 Kota Pontianak 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0322 15 Kota Singkawang 1 1 1 1 1 1 3 1 5 6
Sub Jumlah 6 1 1 12 4 2 1 0 3 9 11 23 10 17 3 30 53
Hal 25 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
323 1Kalimantan Selatan 1 1 1 3 4 7 3 3 6 13
324 2 Kab.Balangan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0325 3 Kab.Banjar 1 1 1 1 1 2 5 2 2 9 11326 4 Kab.Barito Kuala 1 1 1 4 1 5 0 0 0 0 5327 5 Kab.Hulu Sungai
Selatan 1 1 1 1 1 2 6 1 7 9328 6 Kab.Hulu Sungai
Tengah 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0329 7 Kab.Hulu Sungai
Utara 1 1 1 1 1 1 1 2330 8 Kab.Kotabaru 1 1 1 0 2 2 4 4331 9 Kab.Tabalong 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0332 10 Kab.Tanah Bumbu 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0333 11 Kab.Tanah Laut 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0334 12 Kab.Tapin 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0335 13 Kota Banjar Baru 1 1 1 1 1 4 1 1 6 7336 14 Kota Banjarmasin 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Jumlah 7 1 1 11 5 2 1 0 2 9 7 18 16 8 9 33 51
337 1Kalimantan Tengah 1 1 1 6 2 8 1 1 9
338 2 Kab.Barito Selatan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0339 3 Kab.Barito Timur 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0340 4 Kab.Barito Utara 1 1 1 0 1 1 1341 5 Kab.Gunung Mas 1 1 1 1 1 2 1 1 2 4342 6 Kab.Kapuas 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0343 7 Kab.Katingan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0344 8 Kab.Kotawaringin
Barat 1 1 1 1 1 2 11 2 13 15
Hal 26 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
345 9 Kab.Kotawaringin TImur 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
346 10 Kab.Lamandau 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0347 11 Kab.Murung Raya 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0348 12 Kab.Pulang Pisau 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0349 13 Kab.Seruyan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0350 14 Kab.Sukamara 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0351 15 Kota Palangkaraya 1 1 1 0 1 1 1
Sub Jumlah 5 1 1 13 3 1 1 0 8 4 0 12 12 3 3 18 30
352 1 Kalimantan Timur 1 1 1 7 12 19 11 3 14 33353 2 Kab.Berau 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0354 3 Kab.Bulungan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0355 4 Kab.Kutai Barat 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0356 5 Kab.Kutai
Kartanegara 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0357 6 Kab.Kutai Timur 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0358 7 Kab.Malinau 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0359 8 Kab.Nunukan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0360 9 Kab.Pasir 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0361 10 Kab.Penajam Paser
Utara 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0362 11 Kab.Tana Tidung 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0363 12 Kota Balikpapan 1 1 1 4 7 1 12 6 1 1 8 20364 13 Kota Bontang 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0365 14 Kota Samarinda 1 1 1 4 11 2 17 4 1 5 22366 15 Kota Tarakan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Jumlah 3 1 1 10 0 4 2 0 8 25 15 48 10 12 5 27 75
367 1 Sulawesi Utara 1 1 1 1 12 11 24 1 16 10 27 51
Hal 27 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
368 2 Kab.Bolaang Mangondow Utara 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
369 3 Kab.Bolaang Mongondow 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
370 4 Kab.Kep. Siau Tagulandang Biaro 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
371 5 Kab.Kepulauan Talaud 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
372 6 Kab.Minahasa 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0373 7 Kab.Minahasa
Selatan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0374 8 Kab.Minahasa
Tenggara 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0375 9
Kab.Minahasa Utara 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0376 10 Kab.Sangihe 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0377 11 Kota Bitung 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0378 12 Kota Kotamobagu 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0379 13 Kota Menado 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0380 14 Kota Tomohon 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Jumlah 1 1 1 9 0 4 0 0 1 12 11 24 1 16 10 27 51
381 1 Gorontalo 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0382 2 Kab.Boalemo 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0383 3 Kab.Bone Bolango 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0384 4 Kab.Gorontalo 1 1 1 2 4 6 3 9 5 17 23385 5
Kab.Gorontalo Utara 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0386 6 Kab.Pahuwato 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0387 7 Kota Gorontalo 1 1 1 0 1 1 1
Hal 28 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
Sub Jumlah 2 1 0 5 1 1 1 0 0 2 4 6 4 9 5 18 24
388 1 Sulawesi Tengah 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0389 2 Kab.Banggai 1 1 1 2 3 5 3 3 1 7 12390 3 Kab.Banggai
Kepulauan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0391 4 Kab.Buol 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0392 5 Kab.Donggala 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0393 6 Kab.Morowali 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0394 7
Kab.Parigi Moutong 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0395 8 Kab.Poso 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0396 9
Kab.Tojo Una- Una 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0397 10 Kab.Toli - Toli 1 1 1 3 3 7 1 3 11 14398 11 Kota Palu 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Jumlah 2 1 0 9 2 1 0 0 0 5 3 8 10 4 4 18 26
399 1Sulawesi Tenggara 1 1 1 3 10 5 18 2 11 1 14 32
400 2 Kab.Bombana 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0401 3 Kab.Buton 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0402 4 Kab.Buton Utara 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0403 5 Kab.Kolaka 1 1 1 1 1 4 1 5 6404 6 Kab.Kolaka Utara 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0405 7 Kab.Konawe 1 1 1 7 7 0 7406 8
Kab.Konawe Selatan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0407 9 Kab.Konawe Utara 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0408 10 Kab.Muna 1 1 1 1 1 1 1 2
Hal 29 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
409 11 Kab.Wakatobi 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0410 12 Kota Bau-Bau 1 1 1 0 1 1 1411 13 Kota Kendari 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Jumlah 5 1 1 10 3 2 1 0 4 11 12 27 6 12 3 21 48
412 1 Sulawesi Selatan 1 1 1 3 16 16 35 2 9 3 14 49413 2 Kab.Bantaeng 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0414 3 Kab.Barru 1 1 1 3 3 1 7 5 4 9 16415 4 Kab.Bone 1 1 1 5 5 3 13 4 2 6 19416 5 Kab.Bulukumba 1 1 1 4 6 1 11 3 1 4 15417 6 Kab.Enrekang 1 1 1 3 5 2 10 3 5 2 10 20418 7 Kab.Gowa 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0419 8 Kab.Janeponto 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0420 9 Kab.Luwu 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0421 10 Kab.Luwu Timur 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0422 11 Kab.Luwu Utara 1 1 1 3 7 1 11 6 1 7 18423 12 Kab.Maros 1 1 1 4 9 1 14 3 4 1 8 22424 13 Kab.Pangkajene
Kepulauan 1 1 1 4 8 2 14 3 5 2 10 24425 14 Kab.Pinrang 1 1 1 4 7 1 12 2 1 3 15426 15 Kab.Selayar 1 1 1 2 5 7 4 1 5 12427 16 Kab.Sindenreng
Rappang 1 1 1 2 1 3 5 2 7 10428 17 Kab.Sinjai 1 1 1 4 4 1 1 5429 18 Kab.Soppeng 1 1 1 5 6 1 12 4 2 6 18430 19 Kab.Takalar 1 1 1 1 1 7 2 9 10431 20 Kab.Tana Toraja 1 1 1 2 10 12 6 4 1 11 23432 21 Kab.Wajo 1 1 1 0 0 0 0 0433 22 Kota Makasar 1 1 1 2 11 4 17 2 4 2 8 25434 23 Kota Palopo 1 1 1 1 1 1 1 2 3
Hal 30 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
435 24 Kota Pare-Pare 1 1 1 2 1 1 4 7 1 2 10 14Sub Jumlah 19 1 1 20 15 3 3 0 48 106 34 188 68 47 15 130 318
436 1 Sulawesi Barat 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0437 2 Kab.Majene 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0438 3 Kab.Mamasa 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0439 4 Kab.Mamuju 1 1 1 4 5 9 3 2 5 14440 5 Kab.Mamuju Utara 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0441 6 Kab.Polewali
Mamasa 1 1 1 5 3 8 5 2 7 15Sub Jumlah 2 1 0 5 2 0 0 0 4 10 3 17 8 2 2 12 29
442 1 Maluku 1 1 1 0 5 3 8 8443 2 Kab.Buru 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0444 3 Kab.Kep. Aru 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0445 4
Kab.Maluku Tengah 1 1 1 4 3 7 1 8 6 15 22446 5 Kab.Maluku
Tenggara 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0447 6 Kab.Maluku
Tenggara Barat 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0448 7 Kab.Seram Bagian
Barat 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0449 8 Kab.Seram Bagian
Timur 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0450 9 Kota Ambon 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0451 10 Kota Tual 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Jumlah 2 1 1 7 1 2 0 0 0 4 3 7 1 13 9 23 30
452 1 Maluku Utara 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Hal 31 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
453 2Kab.Halmahera Barat 1 1 1 4 4 1 1 2 6
454 3 Kab.Halmahera Selatan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
455 4 Kab.Halmahera Tengah 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
456 5 Kab.Halmahera Timur 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
457 6Kab.Halmahera Utara 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
458 7Kab.Kepulauan Sula 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
459 8 Kota Ternate 1 1 1 1 1 2 3 5 6460 9 Kota Tidore
Kepulauan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Sub Jumlah 2 1 0 6 1 2 1 0 0 0 5 5 0 3 4 7 12
461 1 Papua 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0462 2 Kab.Asmat 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0463 3 Kab.Biak Numfor 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0464 4 Kab.Boven Digoel 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0465 5 Kab.Jayapura 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0466 6 Kab.Jayawijaya 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0467 7 Kab.Keerom 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0468 8 Kab.Mamberamo
Raya 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0469 9 Kab.Mappi 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0470 10 Kab.Merauke 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0471 11 Kab.Mimika 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0472 12 Kab.Nabire 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Hal 32 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
473 13 Kab.Paniai 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0474 14 Kab.Pegunungan
Bintang 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0475 15 Kab.Puncak Jaya 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0476 16 Kab.Sarmi 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0477 17 Kab.Supriori 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0478 18 Kab.Tolikara 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0479 19 Kab.Waropen 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0480 20 Kab.Yahukimo 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0481 21
Kab.Yapen Waropen 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0482 22 Kota Jayapura 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Jumlah 0 1 0 20 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
483 1 Irian Jaya Barat 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0484 2 Kab.Fak-Fak 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0485 3 Kab.Kaima 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0486 4 Kab.Manokwari 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0487 5 Kab.Raja Ampat 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0488 6 Kab.Sorong 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0489 7
Kab.Sorong Selatan 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0490 8 Kab.Teluk Bentuni 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0491 9
Kab.Teluk Wondama 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0492 10 Kota Sorong 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Jumlah 0 1 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Hal 33 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
JUMLAH BADAN PENGAWAS / INSPEKTORAT PROVINSI / KABUPATEN / KOTA 177 33 19 370 123 89 35 0 226 814 374 1415 609 527 211 1345 2760
552 J U M L A H A P I P 214 33 19 370 123 89 35 5 1.469 2.797 1.160 5.432 1.475 1.060 390 2.925 8.355
Catatan:
I. Badan/Lembaga berikut ini bukan merupakan LPND lagi karena:
1
2
34 Lembaga Informasi Nasional telah digabung kembali dengan Departemen Komunikasi dan Informasi
II. Kabupaten Maumere sekarang termasuk bagian dari Kabupaten Sikka (ibukota Sikka)III. Selama tahun 2007 terdapat 25 Daerah Tingkat II baru pemekaran yang terdiri dari 21 Kabupaten dan 4 Kota, dengan rincian sebagai berikut:IV. Selama tahun 2007 terdapat penambahan 1 unit APIP Pusat dan 7 unit APIP Daerah (6 Kabupaten dan 1 Kota) yang menerapkan JFA:
No Kabupaten / Kota Provinsi1 Kota Subulussalam Nanggroe Aceh Darussalam2 Kab.Pidie Jaya Nanggroe Aceh Darussalam3 Kab. Batubara Sumatera Utara No Unit APIP
Badan Akuntansi Keuangan Negara (disingkat BAKUN) merupakan unit eselon I pada Departemen Keuangan Republik Indonesia yang pada tahun 2004 telah dilebur (reorganisasi) ke dalam Direktorat Jenderal Perbendaharaan, dan fungsi pembinaan akuntansi dan pelaporan menjadi Direktorat Informasi dan Akuntansi
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi atau Bappebti berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi merupakan salah satu unit eselon I berada di bawah naungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
Penggabungan kembali Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata dengan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata didasarkan serangkaian Surat Keputusan Presiden nomor 29, 30, 31, 32 bertanggal 26 Mei 2003.
Hal 34 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
4Kab. Padang Lawas Utara Sumatera Utara 1 Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
5 Kab. Padang Lawas Sumatera Utara
6 Kab. Empat Lawang Sumatera Selatan 1 Kab. Aceh Besar Nanggroe Aceh Darussalam7 Kab. Pesawaran Lampung 2 Kab. Bireun Nanggroe Aceh Darussalam
8 Kab. Bandung Barat Jawa Barat 3 Kab. Deli Serdang Sumatera Utara9 Kota Serang Banten 4 Kab. Sukoharjo Jawa Tengah
10 Kab. Nagekeo NTT 5 Kab. Tangerang Banten
11 Kab. Sumba Tengah NTT 6 Kab. Wajo Sulawesi Selatan
12Kab. Sumba Barat Daya NTT 7 Kota Gorontalo Gorontalo
13Kab. Manggarai Timur NTT
14 Kab. Kayong Utara Kalimantan Barat15 Kab. Kubu Raya Kalimantan Barat16 Kab. Tana Tidung Kalimantan Timur
17Kab. Minahasa Tenggara Sulawesi Utara
18Kab. Bolaang Mangondow Utara Sulawesi Utara
19Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro Sulawesi Utara
20 Kota Kotamobagu Sulawesi Utara
21 Kab.Gorontalo Utara Gorontalo
Hal 35 - 36
Lampiran 2
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
Unit APIP
Unit JFA
UTA
MA
MA
DYA
MU
DA
PERTA
MA
JUM
LAH
PENYELIA
PELAK
S LAN
J
PELAK
SAN
A
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 = (11 sd 14) 16 17 18 19 = (16 sd 18) 20
UNIT APIP YANG
MENERAPKAN
JABATAN FUNGSION
AL AUDITOR
NO Urut
Jumlah AUDITOR
AUDITOR AHLI
UNIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH
(APIP)
AUDITOR TERAMPIL
NO
Provinsi Kabupaten Kota
22 Kab.Buton Utara Sulawesi Tenggara
23 Kab.Konawe Utara Sulawesi Tenggara24 Kota Tual Maluku
25Kab. Mamberamo Raya Papua
sumber: www.indonesia.go.id dan www.nttprov.go.id
Hal 36 - 36
Lampiran 3
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Jml
Org Org Org Org Org Org Org Org Org Org Org Org Org Org
A. BPKP
1. Pembentukan Auditor Terampil 1.830 639 307 158 11 68 12 3 8 58 89 42 60 3.285
2. Pindah Jalur 278 194 139 93 104 162 195 132 124 92 81 60 54 1.708
3. Pembentukan Auditor Ahli 626 178 88 95 141 51 11 11 2 30 1 3 0 1.237
4. Penjenjangan Auditor Ketua Tim 570 189 54 446 261 319 250 146 114 186 147 120 125 2.927
5. Penjenjangan Auditor Pengendali Teknis 13 0 1 51 70 382 140 105 169 175 139 130 23 1.398
6. Penjenjangan Auditor Pengendali Mutu 0 0 0 0 0 0 22 4 0 11 0 0 0 37
Sub Jumlah 3.317 1.200 589 843 587 982 630 401 417 552 457 355 262 10.592
7. Pengembangan Peran Ketua Tim 20 1 0 4 5 12 66 36 0 0 0 0 0 144
8. Matrikulasi Ahli 0 0 0 0 0 0 15 0 0 0 0 0 0 15
9. Matrikulasi Ketua Tim 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3
10. Matrikulasi Pengendali Teknis 0 0 0 0 0 0 6 4 0 0 0 1 0 11
Sub Jumlah 20 1 0 4 5 12 87 41 0 0 2 1 0 173
Jumlah 3.337 1.201 589 847 592 994 717 442 417 552 459 356 262 10.765
B. Itjen Dep./LPND
1. Pembentukan Auditor Terampil 120 167 27 49 30 117 67 108 685
2. Pindah Jalur 51 0 7 24 2 0 0 84
3. Pembentukan Auditor Ahli 471 268 149 175 167 369 127 248 1.974
4. Penjenjangan Auditor Ketua Tim 311 281 112 133 96 130 82 144 1.289
5. Penjenjangan Auditor Pengendali Teknis 117 207 184 155 125 79 78 110 1.055
6. Penjenjangan Auditor Pengendali Mutu 0 24 0 21 0 0 0 45
Sub Jumlah 1.019 974 496 519 463 697 354 610 5.132
7. Pengembangan Peran Ketua Tim 0 0 0 0 0 0 0 0
8. Matrikulasi Ahli 0 0 0 0 4 0 0 4
9. Matrikulasi Ketua Tim 0 65 4 7 6 0 0 82
10. Matrikulasi Pengendali Teknis 0 16 0 0 0 0 0 16
Sub Jumlah 0 0 81 4 7 10 0 0 102
Jumlah 1.019 974 577 523 470 707 354 610 5.234
REALISASI PESERTA DIKLAT SERTIFIKASI JFA PER APIPPERIODE: 1996 s.d. 2008
No Jenis Diklat
Peserta Diklat Sertifikasi JFA
Hal 1 - 2
Lampiran 3
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Jml
Org Org Org Org Org Org Org Org Org Org Org Org Org Org
No Jenis Diklat
Peserta Diklat Sertifikasi JFA
C. Bawasda
1. Pembentukan Auditor Terampil 1.467 1.812 312 147 524 589 672 497 290 447 195 6.952
2. Pindah Jalur 25 8 27 32 73 96 77 97 0 435
3. Pembentukan Auditor Ahli 141 619 304 574 532 846 805 721 625 897 804 6.868
4. Penjenjangan Auditor Ketua Tim 20 104 147 148 40 6 72 394 337 333 320 1.921
5. Penjenjangan Auditor Pengendali Teknis 9 57 61 164 139 34 464
6. Penjenjangan Auditor Pengendali Mutu 1 0 0 0 0 0 1
Sub Jumlah 20 1.712 2.578 641 877 1.123 1.483 1.679 1.769 1.493 1.913 1.353 16.641
7. Pengembangan Peran Ketua Tim 0 0 0 0 0 0 0
8. Matrikulasi Ahli 1 12 115 102 20 19 0 269
9. Matrikulasi Ketua Tim 0 77 211 103 21 0 412
10. Matrikulasi Pengendali Teknis 0 0 1 2 1 0 4
Sub Jumlah 0 0 0 0 0 1 12 192 314 125 41 0 685
Jumlah 20 1.712 2.578 641 877 1.124 1.495 1.871 2.083 1.618 1.954 1.353 17.326
D. TOTAL APIP
1. Pembentukan Auditor Terampil 1.830 639 1.774 1.970 323 335 703 619 729 585 496 556 363 10.922
2. Pindah Jalur 278 194 139 93 129 170 273 164 204 212 160 157 54 2.227
3. Pembentukan Auditor Ahli 626 178 229 714 445 1.096 811 1.006 982 918 995 1.027 1.052 10.079
4. Penjenjangan Auditor Ketua Tim 570 209 158 593 261 778 571 264 319 676 614 535 589 6.137
5. Penjenjangan Auditor Pengendali Teknis 13 0 1 51 70 499 347 298 381 361 382 347 167 2.917
6. Penjenjangan Auditor Pengendali Mutu 0 0 0 0 0 0 22 29 0 32 0 0 0 83
Sub Jumlah 3.317 1.220 2.301 3.421 1.228 2.878 2.727 2.380 2.615 2.784 2.647 2.622 2.225 32.365
7. Pengembangan Peran Ketua Tim 20 1 0 4 5 12 66 36 0 0 0 0 0 144
8. Matrikulasi Ahli 0 0 0 0 0 0 16 12 115 102 24 19 0 288
9. Matrikulasi Ketua Tim 0 0 0 0 0 0 0 66 81 218 111 21 0 497
10. Matrikulasi Pengendali Teknis 0 0 0 0 0 0 6 20 0 1 2 2 0 31
Sub Jumlah 20 1 0 4 5 12 88 134 196 321 137 42 0 960
Jumlah 3.337 1.221 2.301 3.425 1.233 2.890 2.815 2.514 2.811 3.105 2.784 2.664 2.225 33.325
Hal 2 - 2
Lampiran 4
Lokasi JenjangI. 1 Ciawi Trampil BPKP 2 - 25 Feb 2 60
2 Ciawi Pindah Jalur BPKP 11 - 29 Feb 1 243 Ciawi Pindah Jalur BPKP 9 - 27 Juni 1 304 Ciawi Ketua Tim BPKP 25 Maret - 10 April 1 345 Ciawi Ketua Tim BPKP 31 Juli - 16 Agust 1 316 Ciawi Ketua Tim BPKP 18 Nov - 4 Des 2 607 Ciawi Pengendali Teknis BPKP 16 - 30 April 1 23
II. 1 Bandung Trampil Bawasda 26 Mei - 11 Juni 1 342 Palembang Trampil Bawasda 3 - 19 Juni 1 183 Surabaya Ahli Bawasda 1 - 22 April 1 364 Banjarmasin Ahli Bawasda 1 - 22 April 1 355 Padang Ahli Bawasda 8 - 29 Okt 1 346 Medan Ahli Bawasda 10 Juni - 1 Juli 1 307 Makassar Ahli Bawasda 9 - 30 Juni 1 318 Semarang Ahli Bawasda 24 Juni - 14 Juli 1 339 Denpasar Ahli Bawasda 26 Juni - 14 Juli 1 30
10 Pontianak Ahli Bawasda 8 - 29 April 1 3011 Denpasar Ketua Tim Bawasda 15 - 30 Okt 1 1912 Semarang Ketua Tim Bawasda 30 Juni - 15 Juli 1 3213 Bandung Ketua Tim Bawasda 30 Juni - 15 Juli 1 3614 Surabaya Ketua Tim Bawasda 15 - 30 Okt 1 2915 Ciawi Trampil Bawasda 25 Maret - 11 April 1 24 Semi Mandiri16 Ciawi Trampil Bawasda 25 Agus - 11 Sep 1 26 Semi Mandiri17 Ciawi Trampil Bawasda 18 Nov - 5 Des 1 17 Semi Mandiri18 Ciawi Ahli Bawasda 24 Maret - 14 April 2 63 Semi Mandiri19 Ciawi Ahli Bawasda 25 Ags - 16 Sep 1 25 Semi Mandiri20 Ciawi Ahli Bawasda 25 Agus - 16 Sep 2 53 Semi Mandiri21 Ciawi Ketua Tim Bawasda 25 Maret - 10 April 1 35 Semi Mandiri22 Ciawi Ketua Tim Bawasda 25 Agus - 10 Sep 1 33 Semi Mandiri23 Ciawi Ketua Tim Bawasda 18 Nov - 4 Des 2 41 Semi Mandiri24 Ciawi Pengendali Teknis Bawasda 21 Mei - 4 Juni 1 34 Semi Mandiri
III. 1 Ciawi Trampil Itjen 12 - 29 Feb 1 182 Ciawi Ahli Itjen 24 Maret - 15 April 1 363 Ciawi Ahli Itjen 5 - 27 Juni 2 604 Ciawi Ahli Itjen 25 Agust - 16 Sep 1 325 Ciawi Ketua Tim Itjen 12 - 28 Feb 1 306 Ciawi Ketua Tim Itjen 10 - 26 Juni 1 347 Ciawi Pengendali Teknis Itjen 16 - 30 April 1 368 Ciawi Pengendali Teknis Itjen 31 Juli - 14 Agst 1 30
45 1.316
Kelas Peserta Keterangan
Jumlah A
No Nama Diklat Unit Kerja Waktu
REALISASI PENYELENGGARAAN DIKLAT SERTIFIKASI JFA TAHUN 2008
A. Diklat Sertifikasi JFA Sesuai Kalender Diklat Tahun 2008
Hal 1 - 2
Lampiran 4
Departemen / LPND Jenjang Waktu Lokasi Kelas PesertaI. 1 Departemen Perhubungan Trampil 12 Maret - 1 April Jakarta 1 20
2 Departemen Keuangan Trampil 23 Juni - 1 Juli Jakarta 1 203 Departemen Luar Negeri Trampil 1 - 18 Juli Jakarta 2 504 Departemen Kesehatan Ahli 11 Feb - 3 Maret Jakarta 1 295 Departemen Pekerjaan Umum Ahli 5 - 21 Mei Jakarta 1 206 Biro Pusat Statistik Ahli 28 April - 22 Mei Jakarta 1 247 Departemen Perdagangan Ahli 9 - 30 Juni Ciawi 1 278 BNP2TKI Ahli 3 - 24 Nov Ciawi 1 209 Departemen Kesehatan Ketua Tim 4 - 19 Juli Jakarta 1 20
10 Departemen Luar Negeri Ketua Tim 11 - 29 Ags Jakarta 1 2211 Departemen Diknas Ketua Tim 1 - 16 Sep Jakarta 1 3812 Departemen Diknas Pengendali Teknis 1 - 14 Sep Jakarta 2 44
14 334
Penyelenggara Jenjang Tanggal Lokasi Kelas PesertaII. 1 Perw. BPKP Sulut Trampil 16 Jan - 6 Feb Manado 1 18
2 Perw. BPKP NTT Trampil 7 - 23 April Kupang 1 253 Perw. BPKP Papua Trampil 14 - 27 Mei Papua 1 334 Perw. BPKP Sulut Ahli 16 Jan - 6 Feb Manado 1 175 Perw. BPKP SulSel Ahli 14 April - 8 Mei Makassar 1 356 Pusdiklatwas (*) Ahli 9 - 30 Juni Ciawi 0 17 Perw. BPKP Papua Ahli 14 Mei - 5 Juni Papua 1 468 Perw. BPKP DKI II Ahli 30 Juni - 19 Juli Banten 1 239 Pusdiklatwas Ahli 14 Juli - 5 Ags DKI - Ciawi 1 30
10 Perw. BPKP Jatim Ahli 4 Juni - 12 Juli Magetan 1 2811 Perw. BPKP KalSel Ahli 15 Juli - 6 Ags Banjar Baru 1 3012 Perw. BPKP SulSel Ahli 5 - 27 Ags Musi Rawas 1 2513 Perw. BPKP Jatim Ahli 8 - 29 Okt Lumajang 1 3514 Perw. BPKP Jatim Ahli 22 Okt - 22 Nov Tuban 1 3515 Perw. BPKP NAD Ahli 10 Okt - 1 Nov Aceh 2 5016 Perw. BPKP Jabar Ahli 10 Nov - 4 Des Bandung 1 3817 Perw. BPKP SuMut Ahli 28 Okt - 20 Nov Karo, Medan 1 1118 Perw. BPKP Jabar Ketua Tim 7 - 25 April Bandung 1 2519 Perw. BPKP SulSel Ketua Tim 14 - 29 April Makassar 1 1820 Pusdiklatwas Ketua Tim 7 - 23 Ags DKI - Ciawi 1 2821 Perw. BPKP KalTim Ketua Tim 20 - 31 Okt Samarinda 1 24
21 575
35 909
80 2.225
Catatan: (*) peserta bawasda yang ikut diklat departemen perdagangan
Total Penyelenggaraan Diklat Sertifikasi JFA (Rutin + Mandiri) = Jumlah A+B
Sub Jumlah
No Bawasda
Sub Jumlah
B. Diklat Sertifikasi JFA Sesuai Dana Mandiri Tahun 2008
No Inspektorat Jendral Departmen / Inspektorat LPND
Jumlah B
Hal 2 - 2
Lampiran 5
BPKP
Peserta Ujian Lulus Tidak
Lulus % )* Peserta Ujian Lulus Tidak
Lulus % Peserta Ujian Lulus Tidak
Lulus % Peserta Ujian Lulus Tidak
Lulus % Peserta Ujian Lulus Tidak
Lulus % Peserta Ujian Lulus Tidak
Lulus %
1 Auditor Terampil 8 6 - 100,00% 61 54 - 100,00% 167 68 - 100,00% 97 69 1 98,57% 147 50 - 100,00% 480 247 1 99,60%2 Auditor Ahli 126 94 2 97,92% 184 119 - 100,00% 66 17 - 100,00% 12 7 3 70,00% 4 3 - 100,00% 392 240 5 97,96%3 Pindah Jalur - - 0,00% - - - 0,00% 144 85 1 98,84% 112 64 5 92,75% 145 58 1 98,31% 401 207 7 96,73%4 Ketua Tim 115 165 3 98,21% 186 177 - 100,00% 366 181 2 98,91% 235 145 6 96,03% 300 68 3 95,77% 1.202 736 14 98,13%5 Pengendali Teknis 132 117 100,00% 101 221 - 100,00% 327 170 13 92,90% 235 119 4 96,75% 177 43 4 91,49% 972 670 21 96,96%6 Pengendali Mutu 3 3 100,00% 11 6 - 100,00% 2 2 100,00% - - 0,00% - - - 0,00% 16 11 - 0,00%
384 385 5 98,72% 543 577 5 99,14% 1.072 523 16 97,03% 691 404 19 95,51% 773 222 8 96,52% 3.463 2.111 48 97,78%ITJEN DEP/LPND
Peserta Ujian Lulus Tidak
Lulus % Peserta Ujian Lulus Tidak
Lulus % Peserta Ujian Lulus Tidak
Lulus % Peserta Ujian Lulus Tidak
Lulus % Peserta Ujian Lulus Tidak
Lulus % Peserta Ujian Lulus Tidak
Lulus %
1 Auditor Terampil 49 7 - 100,00% 30 49 - 100,00% 250 41 27 60,29% 380 87 35 71,31% 239 82 8 91,11% 948 266 70 79,17%2 Auditor Ahli 182 163 5 97,02% 186 175 - 100,00% 424 141 28 83,43% 747 248 41 85,81% 505 171 25 87,24% 2.044 898 99 90,07%3 Pindah Jalur - - 9 0,00% - - - #DIV/0! 68 24 3 88,89% 41 9 3 75,00% 60 24 2 92,31% 169 57 17 77,03%4 Ketua Tim 133 84 15 84,85% 135 135 - 100,00% 390 115 28 80,42% 276 81 27 75,00% 343 55 8 87,30% 1.277 470 78 85,77%5 Pengendali Teknis 156 207 - 100,00% 94 203 - 100,00% 437 119 26 82,07% 269 92 21 81,42% 201 39 1 97,50% 1.157 660 48 93,22%6 Pengendali Mutu 13 13 - 100,00% 21 13 - 100,00% - - 0,00% - - 0,00% - - 0,00% 34 26 - 100,00%
533 474 29 94,23% 466 575 57 90,98% 1.569 440 112 79,71% 1.713 517 127 80,28% 1.348 371 44 89,40% 5.629 2.377 312 88,40%Bawasda
Peserta Ujian Lulus Tidak
Lulus % Peserta Ujian Lulus Tidak
Lulus % Peserta Ujian Lulus Tidak
Lulus % Peserta Ujian Lulus Tidak
Lulus % Peserta Ujian Lulus Tidak
Lulus % Peserta Ujian Lulus Tidak
Lulus %
1 Auditor Terampil 672 192 35 84,58% 497 416 121 77,47% 1.218 400 263 60,33% 910 177 119 59,80% 779 154 59 72,30% 4.076 1.339 597 69,16%2 Auditor Ahli 885 642 43 93,72% 791 709 92 88,51% 1.394 522 152 77,45% 1.572 488 73 86,99% 1.975 508 50 91,04% 6.617 2.869 410 87,50%3 Pindah Jalur - - 0,00% - - 0,00% 180 71 20 78,02% 243 90 68 56,96% 194 59 13 81,94% 617 220 101 68,54%4 Ketua Tim 74 24 8 75,00% 360 113 1 99,12% 1.052 275 61 81,85% 853 269 163 62,27% 798 207 14 93,67% 3.137 888 247 78,24%5 Pengendali Teknis 57 3 100,00% 61 22 3 88,00% 379 87 21 80,56% 371 107 39 73,29% 271 76 11 87,36% 1.139 295 74 79,95%6 Pengendali Mutu - - 0,00% - - 0,00% - - 0,00% - - 0,00% - - 0,00% - - - 0,00%
1.688 861 86 90,92% 1.709 1.260 217 85,31% 4.223 1.355 517 72,38% 3.949 1.131 462 71,00% 4.017 1.004 147 87,23% 15.586 5.611 1.429 79,70%APIP
Peserta Ujian Lulus Tidak
Lulus % Peserta Ujian Lulus Tidak
Lulus % Peserta Ujian Lulus Tidak
Lulus % Peserta Ujian Lulus Tidak
Lulus % Peserta Ujian Lulus Tidak
Lulus % Peserta Ujian Lulus Tidak
Lulus %
1 Auditor Terampil 729 205 35 85,42% 588 519 121 81,09% 1.635 509 290 63,70% 1.387 333 155 68,24% 1.165 286 67 81,02% 5.504 1.852 668 73,49%2 Auditor Ahli 1.193 899 50 94,73% 1.161 1.003 92 91,60% 1.884 680 180 79,07% 2.331 743 117 86,40% 2.484 682 75 90,09% 9.053 4.007 514 88,63%3 Pindah Jalur - - 9 0,00% - - - 0,00% 392 180 24 88,24% 396 163 76 68,20% 399 141 16 89,81% 1.187 484 125 79,47%4 Ketua Tim 322 273 26 91,30% 681 425 1 99,77% 1.808 571 91 86,25% 1.364 495 196 71,64% 1.441 330 25 92,96% 5.616 2.094 339 86,07%5 Pengendali Teknis 345 327 - 100,00% 256 446 3 99,33% 1.143 376 60 86,24% 875 318 64 83,25% 649 158 16 90,80% 3.268 1.625 143 91,91%6 Pengendali Mutu 16 16 - 100,00% 32 19 - 100,00% 2 2 - 100,00% - - - 0,00% - - - 0,00% 50 37 - 100,00%
2.605 1.720 120 93,48% 2.718 2.412 217 91,75% 6.864 2.318 645 78,23% 6.353 2.052 608 77,14% 6.138 1.597 199 88,92% 24.678 10.099 1.789 84,95%Keterangan :
1 Untuk tahun 2004 dan 2005, data Diklat Pindah Jalur tergabung dengan Diklat Pembentukan Ahli 2 Persentase lulus = Lulus / (Lulus + Tidak Lulus)
Persentase lulus tidak memperhitungkan peserta yang belum lulus, karena dianggap masih memiliki kesempatan untuk lulus ujian.
TINGKAT KELULUSAN UJIAN SERTIFIKASI JFA APIPPERIODE TAHUN UJIAN 2004 S.D. 2008
Jumlah
TAHUN 2004 TAHUN 2005 TAHUN 2006 TAHUN 2007
TAHUN 2004 )* TAHUN 2005 )* TAHUN 2006
Jumlah
Jumlah
NO JENJANG DIKLAT
NO JENJANG DIKLAT
TAHUN 2007
JENJANG DIKLATNO
NO JENJANG DIKLAT
Jumlah
TAHUN 2005 TAHUN 2006 TAHUN 2007TAHUN 2004 TOTAL JUMLAH
TOTAL JUMLAH
TAHUN 2008
TAHUN 2008
TAHUN 2008
TAHUN 2008
TOTAL JUMLAH
TOTAL JUMLAH
TAHUN 2004 TAHUN 2005 TAHUN 2006 TAHUN 2007
Hal 1 - 1
Lampiran 6
NO
PESERT
A
DIKLA
T
MATR
IK
& LAIN2
PESERT
A UJIAN
LULU
S UTA
MA
LULU
S UJUL
JML
LULU
S
BELU
M LULU
S
TIDAK
LULU
S
% LULU
S UTA
MA
% KELULU
SAN
% BELUM
LULU
S
% TIDAK
LULU
S
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 = 7/(9+11) 13 = 9/(9+11) 14 15 = 11/(9+11)
BPKP2007
1 TERAMPIL 42 ‐ 42 23 19 42 ‐ ‐ 54,76% 100,00% 0,00% 0,00%2 AHLI 3 ‐ 3 2 1 3 ‐ ‐ 66,67% 100,00% 0,00% 0,00%3 PINDAH JALUR 60 ‐ 60 37 18 55 5 ‐ 67,27% 100,00% 8,33% 0,00%4 KETUA TIM 121 ‐ 60 40 49 59 ‐ 1 66,67% 98,33% 0,00% 1,67%5 PENGENDALI TEKNIS 131 ‐ 60 29 26 55 1 4 49,15% 93,22% 1,67% 6,78%6 PENGENDALI MUTU ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
JUMLAH 357 ‐ 225 131 113 214 6 5 59,82% 97,72% 2,67% 2,28%
20081 TERAMPIL 60 ‐ 60 16 32 48 12 ‐ 33,33% 100,00% 20,00% 0,00%2 AHLI ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%3 PINDAH JALUR 54 ‐ 54 28 8 36 18 ‐ 77,78% 100,00% 33,33% 0,00%4 KETUA TIM 65 ‐ 65 31 6 37 28 ‐ 83,78% 100,00% 43,08% 0,00%5 PENGENDALI TEKNIS 23 ‐ 23 ‐ 4 4 19 ‐ 0,00% 100,00% 82,61% 0,00%6 PENGENDALI MUTU ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
JUMLAH 202 ‐ 202 75 50 125 77 ‐ 60,00% 100,00% 38,12% 0,00%
2007‐20081 TERAMPIL 102 ‐ 102 39 51 90 12 ‐ 43,33% 100,00% 11,76% 0,00%2 AHLI 3 ‐ 3 2 1 3 ‐ ‐ 66,67% 100,00% 0,00% 0,00%3 PINDAH JALUR 114 ‐ 114 65 26 91 23 ‐ 71,43% 100,00% 20,18% 0,00%4 KETUA TIM 186 ‐ 125 71 55 96 28 1 73,20% 98,97% 22,40% 1,03%5 PENGENDALI TEKNIS 154 ‐ 83 29 30 59 20 4 46,03% 93,65% 24,10% 6,35%6 PENGENDALI MUTU ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
JUMLAH 559 ‐ 427 206 163 339 83 5 59,88% 98,55% 19,44% 1,45%
ITJEN2007
1 TERAMPIL 84 ‐ 84 21 33 54 17 13 31,34% 80,60% 20,24% 19,40%2 AHLI 126 ‐ 126 26 46 72 44 10 31,71% 87,80% 34,92% 12,20%3 PINDAH JALUR 8 ‐ 8 2 3 5 1 2 28,57% 71,43% 12,50% 28,57%4 KETUA TIM 91 3 88 10 35 45 38 5 20,00% 90,00% 43,18% 10,00%5 PENGENDALI TEKNIS 85 ‐ 85 12 52 64 19 2 18,18% 96,97% 22,35% 3,03%6 PENGENDALI MUTU ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
JUMLAH 394 3 391 71 169 240 119 32 26,10% 88,24% 30,43% 11,76%
20081 TERAMPIL 113 ‐ 113 30 36 66 47 ‐ 45,45% 100,00% 41,59% 0,00%2 AHLI 218 2 216 41 43 84 132 ‐ 48,81% 100,00% 61,11% 0,00%3 PINDAH JALUR 38 ‐ 38 12 7 19 19 ‐ 63,16% 100,00% 50,00% 0,00%4 KETUA TIM 176 ‐ 176 9 12 21 155 ‐ 42,86% 100,00% 88,07% 0,00%5 PENGENDALI TEKNIS 110 ‐ 110 ‐ 2 2 108 ‐ 0,00% 100,00% 98,18% 0,00%6 PENGENDALI MUTU ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
JUMLAH 655 2 653 92 100 192 461 ‐ 47,92% 100,00% 70,60% 0,00%
2007‐20081 TERAMPIL 197 ‐ 197 51 69 120 64 13 38,35% 90,23% 32,49% 9,77%2 AHLI 344 2 342 67 89 156 176 10 40,36% 93,98% 51,46% 6,02%3 PINDAH JALUR 46 ‐ 46 14 10 24 20 2 53,85% 92,31% 43,48% 7,69%4 KETUA TIM 267 3 264 19 47 66 193 5 26,76% 92,96% 73,11% 7,04%5 PENGENDALI TEKNIS 195 ‐ 195 12 54 66 127 2 17,65% 97,06% 65,13% 2,94%6 PENGENDALI MUTU ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
JUMLAH 1.049 5 1.044 163 269 432 580 32 35,13% 93,10% 55,56% 6,90%
BAWASDA2007
1 TERAMPIL 416 ‐ 416 51 152 203 176 37 21,25% 84,58% 42,31% 15,42%2 AHLI 923 ‐ 923 147 308 455 465 3 32,10% 99,34% 50,38% 0,66%3 PINDAH JALUR 106 ‐ 106 41 26 67 38 1 60,29% 98,53% 35,85% 1,47%4 KETUA TIM 336 1 335 39 162 201 122 12 18,31% 94,37% 36,42% 5,63%5 PENGENDALI TEKNIS 140 ‐ 140 37 53 90 42 8 37,76% 91,84% 30,00% 8,16%6 PENGENDALI MUTU ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
JUMLAH 1.921 1 1.920 315 701 1.016 843 61 29,25% 94,34% 43,91% 5,66%
20081 TERAMPIL 178 ‐ 152 4 12 16 136 ‐ 25,00% 100,00% 89,47% 0,00%2 AHLI 629 ‐ 629 66 74 140 489 ‐ 47,14% 100,00% 77,74% 0,00%3 PINDAH JALUR 54 ‐ 54 2 10 12 42 ‐ 16,67% 100,00% 77,78% 0,00%4 KETUA TIM 250 ‐ 250 32 30 62 188 ‐ 51,61% 100,00% 75,20% 0,00%5 PENGENDALI TEKNIS 44 ‐ 44 2 1 3 41 ‐ 66,67% 100,00% 93,18% 0,00%6 PENGENDALI MUTU ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
JUMLAH 1.155 ‐ 1.129 106 127 233 896 ‐ 45,49% 100,00% 79,36% 0,00%
2007‐20081 TERAMPIL 594 ‐ 568 55 164 219 312 37 21,48% 85,55% 54,93% 14,45%2 AHLI 1.552 ‐ 1.552 213 382 595 954 3 35,62% 99,50% 61,47% 0,50%3 PINDAH JALUR 160 ‐ 160 43 36 79 80 1 53,75% 98,75% 50,00% 1,25%4 KETUA TIM 586 1 585 71 192 263 310 12 25,82% 95,64% 52,99% 4,36%5 PENGENDALI TEKNIS 184 ‐ 184 39 54 93 83 8 38,61% 92,08% 45,11% 7,92%6 PENGENDALI MUTU ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
JUMLAH 3.076 1 3.049 421 828 1.249 1.739 61 32,14% 95,34% 57,04% 4,66%
PERIODE
TINGKAT KELULUSAN SERTIFIKASI JFA BERDASARKAN KELAS DIKLAT PERIODE: 2007 S.D. 2008
Hal 1 - 2
Lampiran 6
NO
PESERT
A
DIKLA
T
MATR
IK
& LAIN2
PESERT
A UJIAN
LULU
S UTA
MA
LULU
S UJUL
JML
LULU
S
BELU
M LULU
S
TIDAK
LULU
S
% LULU
S UTA
MA
% KELULU
SAN
% BELUM
LULU
S
% TIDAK
LULU
S
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 = 7/(9+11) 13 = 9/(9+11) 14 15 = 11/(9+11)
PERIODE
TOTAL APIP2007
1 TERAMPIL 542 ‐ 542 95 204 299 193 50 27,22% 85,67% 35,61% 14,33%2 AHLI 1.052 ‐ 1.052 175 355 530 509 13 32,23% 97,61% 48,38% 2,39%3 PINDAH JALUR 174 ‐ 174 80 47 127 44 3 61,54% 97,69% 25,29% 2,31%4 KETUA TIM 548 4 483 89 246 305 160 18 27,55% 94,43% 33,13% 5,57%5 PENGENDALI TEKNIS 356 ‐ 285 78 131 209 62 14 34,98% 93,72% 21,75% 6,28%6 PENGENDALI MUTU ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
SUB JUMLAH 2.672 4 2.536 517 983 1.470 968 98 32,97% 93,75% 38,17% 6,25%
20081 TERAMPIL 351 ‐ 325 50 80 130 195 ‐ 38,46% 100,00% 60,00% 0,00%2 AHLI 847 2 845 107 117 224 621 ‐ 47,77% 100,00% 73,49% 0,00%3 PINDAH JALUR 146 ‐ 146 42 25 67 79 ‐ 62,69% 100,00% 54,11% 0,00%4 KETUA TIM 491 ‐ 491 72 48 120 371 ‐ 60,00% 100,00% 75,56% 0,00%5 PENGENDALI TEKNIS 177 ‐ 177 2 7 9 168 ‐ 22,22% 100,00% 94,92% 0,00%6 PENGENDALI MUTU ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
SUB JUMLAH 2.012 2 1.984 273 277 550 1.434 ‐ 49,64% 100,00% 72,28% 0,00%JUMLAH 4.684 6 4.520 790 1.260 2.020 2.402 98 37,30% 95,37% 53,14% 4,63%
2007‐20081 TERAMPIL 893 ‐ 867 145 284 429 388 50 30,27% 89,56% 44,75% 10,44%2 AHLI 1.899 2 1.897 282 472 754 1.130 13 36,77% 98,31% 59,57% 1,69%3 PINDAH JALUR 320 ‐ 320 122 72 194 123 3 61,93% 98,48% 38,44% 1,52%4 KETUA TIM 1.039 4 974 161 294 425 531 18 36,34% 95,94% 54,52% 4,06%5 PENGENDALI TEKNIS 533 ‐ 462 80 138 218 230 14 34,48% 93,97% 49,78% 6,03%6 PENGENDALI MUTU ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
JUMLAH 4.684 6 4.520 790 1.260 2.020 2.402 98 37,30% 95,37% 53,14% 4,63%
Hal 2 - 2
Lampiran 7
PENERBITAN STTPP SERTIFIKASI JFA APIPPERIODE: 1996 s.d. 2003
TOTAL APIPNO. PERIODE DIKLAT 1999 2000 2001 2002 2003 Jumlah1 TERAMPIL 35 73 123 73 49 353 2 AHLI 7 54 449 79 218 807 3 PINDAH JALUR 537 148 147 75 212 1.119 4 KETUA TIM 231 129 474 158 174 1.166 5 PENGENDALI TEKNIS ‐ 63 134 380 322 899 6 PENGENDALI MUTU ‐ ‐ ‐ 9 18 27
TOTAL JUMLAH 810 467 1.327 774 993 4.371
BPKPNO. PERIODE DIKLAT 1999 2000 2001 2002 2003 Jumlah1 TERAMPIL 35 73 23 53 9 193 2 AHLI 7 54 108 20 12 201 3 PINDAH JALUR 537 148 147 70 193 1.095 4 KETUA TIM 231 129 278 122 106 866 5 PENGENDALI TEKNIS ‐ 63 56 240 158 517 6 PENGENDALI MUTU ‐ ‐ ‐ 9 3 12
TOTAL JUMLAH 810 467 612 514 481 2.884
ITJENNO. PERIODE DIKLAT 1999 2000 2001 2002 2003 Jumlah1 TERAMPIL ‐ ‐ 100 20 27 147 2 AHLI ‐ ‐ 341 59 77 477 3 PINDAH JALUR ‐ ‐ 0 5 12 17 4 KETUA TIM ‐ ‐ 196 36 68 300 5 PENGENDALI TEKNIS ‐ ‐ 78 140 164 382 6 PENGENDALI MUTU ‐ ‐ ‐ ‐ 15 15
TOTAL JUMLAH ‐ ‐ 715 260 363 1.338
BAWASDANO. PERIODE DIKLAT 1999 2000 2001 2002 2003 Jumlah1 TERAMPIL ‐ ‐ ‐ ‐ 13 13 2 AHLI ‐ ‐ ‐ ‐ 129 129 3 PINDAH JALUR ‐ ‐ ‐ ‐ 7 7 4 KETUA TIM ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 5 PENGENDALI TEKNIS ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 6 PENGENDALI MUTU ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
TOTAL JUMLAH ‐ ‐ ‐ ‐ 149 149
Hal 1 - 1
Lampiran 8
PENERBITAN STTPP SERTIFIKASI JFA APIP PERIODE 2004 S.D. 2008
NOJENJANG DIKLAT
TAHUN 2004 TAHUN 2005 TAHUN 2006 TAHUN 2007 TAHUN 2008 TOTAL
Itjen BPKP BAWAS TOTAL Itjen BPKP BAWAS TOTAL Itjen BPKP BAWAS TOTAL Itjen BPKP BAWAS TOTAL Itjen BPKP BAWAS TOTAL Itjen BPKP BAWAS TOTAL
1 Auditor Terampil 7 6 192 205 49 54 416 519 41 68 400 509 87 69 177 333 82 50 154 286 266 247 1.339 1.852
2 Auditor Ahli 163 94 642 899 175 119 709 1.003 141 17 522 680 248 7 488 743 171 3 508 682 898 240 2.869 4.007
3 Pindah Jalur ‐ ‐ 24 85 71 180 9 64 90 163 24 58 59 141 57 207 220 484
4 Ketua Tim 84 165 24 273 135 177 113 425 115 181 275 571 81 145 269 495 55 68 207 330 470 736 888 2.094
5 Pengendali Teknis 207 117 3 327 203 221 22 446 119 170 87 376 92 119 107 318 39 43 76 158 660 670 295 1.625
6 Pengedali Mutu 13 3 16 13 6 19 8 2 ‐ 10 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 34 11 ‐ 45
Jumlah 474 385 861 1.720 575 577 1.260 2.412 448 523 1.355 2.326 517 404 1.131 2.052 371 222 1.004 1.597 2.385 2.111 5.611 10.107
Hal 1 - 1
Lampiran 9
BPKP Non BPKP Jumlah
1 Akuntansi Pemerintah Daerah - 26 26 2 Analisis Pemecahan Masalah - 79 79 3 Anggaran Berbasis Kinerja 22 - 22 4 Arsiparis 30 26 56 5 Audit BOS KITA 116 - 116 6 Audit Investigatif - 370 370 7 Audit Investigatif PBJ - 40 40 8 Audit Kepegawaian - 93 93 9 Audit Kinerja - 40 40 10 Audit Kinerja Sektor Korporat 31 - 31 11 Audit Pendapatan Asli Daerah - 116 116 12 Audit Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah 60 245 305 13 Audit PNBP - 30 30 14 Audit PNPM Mandiri - 97 97 15 Audit Proyek/Kegiatan Berbantuan PHLN 195 30 225 16 Audit Sarana dan Prasarana - 94 94 17 Auditing Tk. Menengah - 37 37 18 Bagi Hasil Migas 43 - 43 19 Dasar-dasar Audit - 67 67 20 Eskalasi dan Investasi dalam PBJ 28 - 28 21 Evaluasi LAKIP - 57 57 22 Evaluasi Perencanaan Anggaran - 74 74 23 Forensic Audit 32 - 32 24 IPMA 40 - 40 25 Kertas Kerja Audit - 112 112 26 Key Performance Indicator 31 - 31 27 LAKIP - 29 29 28 Manajemen Pengawasan - 118 118 29 Manajemen Risiko 58 - 58 30 Master of Ceremony 36 - 36 31 Mind Shifting 48 - 48 32 Pembentukan Auditor Investigatif 27 - 27 33 Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah 139 1.076 1.215 34 Pengelolaan BMD - 40 40 35 Pengelolaan data hasil Pengawasan 30 30 60 36 Pengembangan SDM Pengawasan - 30 30 37 Peningkatan Kompetensi Auditor Inspektorat 37 - 37 38 Peningkatan Kompetensi Pembinaan JFA 23 - 23 39 Peningkatan Kompetensi Peneliti 27 - 27 40 Peningkatan Kompetensi Pengelola Website 35 - 35 41 Peningkatan Kompetensi Sekretaris 33 - 33 42 Penulisan LHA yang efektif - 100 100 43 Penyusunan dan Evaluasi LAKIP - 40 40 44 Penyusunan dan Reviu Laporan Keuangan Pemda - 151 151 45 Policy Evaluation (PE) - 26 26 46 Reviu CIA 30 - 30 47 Reviu Laporan Keuangan K/L - 90 90 48 Reviu Laporan Keuangan Pemda 33 101 134 49 Reviu RKA-KL - 40 40 50 Risk Based Audit - 44 44 51 SAKIP dan LAKIP 34 - 34 52 SIM Data Renwas 60 - 60 53 SIMAK BMN 80 - 80 54 SIMDA 37 - 37 55 Sistem Akuntansi Instansi 15 60 75 56 Sistem Akuntansi Keuangan Daerah / SAKD 21 - 21 57 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah 37 135 172 58 Teknik Manajemen Keuangan Daerah - 40 40 59 Teknik Akuntansi - 39 39 60 Teknik Penyusunan ABK Pemda - 40 40 61 Teknologi Informasi 25 - 25 62 Tim Penilai Angka Kredit JFA - 100 100 63 TOT Outbound 24 - 24 64 TOT Satgas SPIP 26 - 26
Jumlah 1.543 3.962 5.505
JENIS DAN JUMLAH PESERTA DIKLAT TEKNIS SUBSTANSI PENGAWASAN
2008
TAHUN 2008
No Jenis Diklat
YANG DISELENGGARAKAN PUSDIKLATWAS BPKP
Hal 1 - 1
Lampiran 10a
A BPKP1 Diklat Multi Media 242 Sosialisasi Pengadaan Barang dan Jasa 643 Policy Evaluation 604 Audit PHLN (2 angk) 615 Diklat Penelitian Lanjutan 306 Diklat GCG 537 Diklat Audit Investigasi 928 Diklat pengawasan DIII STAN 599 Diklat tim PAK 34
10 Diklat Risk Management Audit 2611 Diklat Investigasi lanjtn 6512 Diklat SAKD 15313 Diklat PAT 2814 TOT instruktur JFA 6415 Diklat manajerial pengawasan 3016 Diklat SAP SAI 6317 Diklat SAK 3318 Diklat RASP 2819 EDP Audit 8120 Diklat Prolap 3021 Kapita Selekta 28522 Aplikasi Program RKA KL 5823 Evaluasi LAKIP 3124 Audit kinerja sektor publik 8525 Manajemen Proyek 3026 Peningkatan kompetensi widyaiswara 3027 Sosialiasi audit barang dan jasa 76928 Diklat Manajemen Pengawasan* 5729 Peningkatan Kompt tim AK Itjen* 62
Sub Jumlah BPKP 2485
Pelaksanaan Kegiatan Diklat Teknis Substansi PengawasanYang Diselenggarakan Oleh Pusdiklatwas BPKP
No Nama Diklat Jumlah Peserta
Tahun 2004
Hal 1 - 2
Lampiran 10a
B APIP NON BPKP1 Sosialisasi Pengadaan Barang dan Jasa Depkeu 642 Sosialisasi Pengadaan Barang dan Jasa Bakorsutanal 613 Auditing Menengah MA 404 Diklat Peningkatan Kompetensi Auditor Depdagri 645 Auditing Menengah POLRI 396 Sosialiasi pengadaan barang/jasa Keppres 80/2003 Pemda Banten 1117 Audit prosedur pengadaan barang jasa Keppres 80/2003 Depdagri 968 Evaluasi LAKIP Deppreindag 289 Manajemen Proyek Depperindag 30
10 Teknik dan penyusunan evaluasi LAKIP Bawasda DKI 21411 Auditing SPI PAM Jaya 1812 Audit kinerja dan investigasi Itjen Deplu 2313 Diklat manajerial pengawasan Bawasda 14414 Dasar-dasar Auditing POLRI 3515 Audit Barang dan Jasa Bawasda DKI 15016 Audit Barang IKMN Deperindag 2517 Audit Operasional Bawaskab Tlg Agung 3018 Dasar-dasar Auditing Depdagri 6519 Audit Investigasi Bawasda DKI 11820 Dikpim III Pemda Gorontalo 221 LAKIP Itjen Dephut 3622 SAKIP Itjen Dephut 3623 Tim Penilai AK -Bawasda 6324 SAKD Bawasda Bogor 2625 Auditing lanjutan MA 3126 Audit inventarisasi BKMD Depdagri 50
Sub Jumlah APIP Non BPKP 1599
Jumlah APIP 4084
Hal 2 - 2
Lampiran 10b
A BPKP1 Diklat Penyidikan Angk I, II,III,IV dan V 5832 Diklat Penyidikan Eksekutif (Es II) 213 Training Official Course (TOC) 304 Diklat Procurement Post Review 625 Diklat audit PHLN 316 TOT Instruktur 1677 Diklat Tim PAK 318 Diklat Audit Pengadaan Barang dan Jasa 609 Diklat Peningkatan Kompetensi Peneliti 34
10 Orientasi ajun khusus DIII STAN 3111 Diklat SAP 7012 Diklat APBD berbasis kinerja 3213 Kapita Selekta 26214 Diklat Good Corporate Governance (GCG) 19815 Diklat Budaya Kerja 6716 Diklat Sistim akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) 3117 Diklat Audit Khusus KPS 3018 Diklat SAMBN 6219 Diklat SAI 8720 Diklat ABK dan SIMDA 3521 Audit Kinerja Sektor Publik 022 Diklat Policy Evaluation 3123 Laboratorium Audit Investigasi 6624 Audit Investigasi 025 Perancangan Program dan Ev. Diklat 2926 Manajemen Pengawasan bagi Eselon III 3027 Manajemen of Training 29
Sub Jumlah BPKP 2109
Jumlah PesertaNo
Pelaksanaan Kegiatan Diklat Teknis Substansi PengawasanYang Diselenggarakan Oleh Pusdiklatwas BPKP
Tahun 2005
Nama Diklat
Hal 1 - 3
Lampiran 10b
Jumlah PesertaNo Nama Diklat
B APIP NON BPKP1 Diklat Pelaksanaan APBN Menko Kesra 292 Diklat Auditing Tk Dasar POLRI 353 Diklat Dasar2 auditing Depdagri 684 Diklat Internal Audit PT Pelindo 355 Diklat Auditing Tk Dasar POLDA Sumut 246 Manajemen Audit Dep Kelautan 287 Pengadaan Barang Jasa Sek Wapres 248 Audit Investigasi Depdiknas 359 Audit Investigasi Bawasda DKI 29
10 EDP Audit DKP 3011 Pengembangan KT Bawasda se-Indonesia 2712 Manajemen Pengawasan-Bawasda 2313 Audit Investigasi-Bawasda 2514 Dasar-dasar Audit-Bawasda 6615 Anggaran Pemerintah Berbasis Kinerja-Itjen Bawasda 1916 Tim PAK JFA-Itjen Bawasda 10517 Anggaran Pemda Berbasis Kinerja-Itjen Bawasda 2518 Audit Pengadaan barang & Jasa-Dep. Budpar 6019 Audit Pengadaan barang & Jasa- Dep. Hut 3020 Audit Pengadaan barang & Jasa Badiklat Prov. Jateng 3521 Audit Pengadaan barang & Jasa-kementrian UPW 2422 Audit Investigasi- Bawasko Bogor 1623 Audit Investigasi- Dept Hut 2224 Teknik Auditor - TNI 5325 Auditing Tk. Menengah- Polri 3526 Managerial Pengawasan - Dep. Dalam Negeri 5527 Tim Penilai Angka Kredit- Bawasda Dep. Dagri 4928 Auditing Tk dasar - ANRI 2529 Audit Pengadaan Barang Jasa- Bawasda 15030 Manajerial Pengawasan II - Bawasda 3031 Audit Investigasi - Itjen BUMN Bawasda 2832 AKIP 6033 APBJ-ANRI 2134 ABK-Bawasda DKI 3035 Laporan Hasil Audit - Dept. Kehutanan 3036 ABK-DKP 3037 ABK- Bakorsurtanal 2338 APBJ- Depdagri 3039 Investigasi Perindustrian 3040 ABK Dept. Perindustrian 3041 APBJ-DKP 30
Hal 2 - 3
Lampiran 10b
Jumlah PesertaNo Nama Diklat
42 ABMR Dept. Kehutanan 3043 Audit Investigasi Barikda Boyolali 4044 Audit Investigasi Bawasda Sumsel 35
Sub Jumlah APIP Non BPKP 1658
Jumlah APIP 3767
Hal 3 - 3
Lampiran 10c
A BPKP1 ABK Pemda 282 Aplikasi Pengolahan Data Renwas/Simonev 1173 Audit Investigatif 304 Audit Pengadaan Barang dan Jasa 665 Audit PHLN 316 Audit PKPS 297 Evaluasi SAI 788 Good Corporate Governance 1229 Lab. Audit Investigatif 6210 Manajemen Risiko 6711 Monitoring RKT/ABK Pemerintah Pusat 3812 Performance Assesment Technique 13013 Pembinaan JFA 2714 Pengadaan Barang dan Jasa 22115 Peningkatan Kompetensi Auditor Inspektorat 2816 Peningkatan Kompetensi Peneliti 3617 Penyidikan 18518 Perbendaharaan 3419 Policy Evaluation 3020 Procurement Post Reviu 3221 Sistem Akuntansi Keuangan Daerah 2922 Sistem Informasi Akuntansi PDAM 3023 Sistem Akuntansi Instansi 16024 Tim Penilai Angka Kredit 36
Sub Jumlah BPKP 1.646
Pelaksanaan Kegiatan Diklat Teknis Substansi PengawasanYang Diselenggarakan Oleh Pusdiklatwas BPKP
No Nama Diklat
Tahun 2006
Jumlah Peserta
Hal 1 - 2
Lampiran 10c
B APIP NON BPKP 1 ABK 262 Audit Investigatif 6813 Audit Operasional 1384 Audit Pengadaan Barang dan Jasa 2455 Auditing Tk. Dasar 2916 EDP Audit 307 Evaluasi LAKIP 448 Internal Audit 279 Lab. Audit Investigatif 16910 LAKIP 2411 Manajemen Pengawasan 4412 Pengadaan Barang dan Jasa 69913 Pengawasan Intern 6014 Perbendaharaan 7015 Risk Based Audit 6516 Sistem Akuntansi Keuangan Daerah 6017 SAKIP 3018 Sistem Akuntansi Instansi 50919 Satuan Pengawasan Intern 16920 Teknis Auditor Anggota Tim 3021 Tim Penilai Angka Kredit 72
Sub Jumlah APIP Non BPKP 3.483
Jumlah APIP 5.129
Hal 2 - 2
Lampiran 10d
A BPKP1 Analisis Pemecahan Masalah 312 Aplikasi Pengolahan Data Renwas/Simonev 793 Audit Investigatif 574 Audit PHLN 665 Forensic Audit 556 Good Corporate Governance 257 Kapita Selekta 6008 Key Performance Indikator 339 Manajemen Pengawasan 3210 Manajemen Risiko 7011 Pembinaan JFA 3012 Peneliti 3213 Pengadaan Barang dan Jasa 11614 Pengelolaan data Base Pengawasan 4115 Peningkatan Kompetensi Auditor Inspektorat 3216 Peningkatan Kompetensi Calon Auditor 4217 Peningkatan Kompetensi Kabid Akuntan Negara 29
18 Peningkatan Kompetensi Pembinaan JFA 3919 Peningkatan Mutu Modul 3420 Peningkatan Mutu Soal 6221 Penilaian Risiko Kuantitatif 2522 Penulisan Karya Ilmiah 2423 Penyusunan LK Lembaga/Kementerian 7024 Penyusunan Modul 3225 Policy Evaluation 5626 Reviu Laporan Keuangan 7527 Reviu LHA PBJ 3028 Sistem Akuntansi Keuangan Daerah 2829 Sistem Informasi Akuntansi PDAM 42
Sub Jumlah BPKP 1.887
Pelaksanaan Kegiatan Diklat Teknis Substansi PengawasanYang Diselenggarakan Oleh Pusdiklatwas BPKP
No Nama Diklat
Tahun 2007
Jumlah Peserta
Hal 1 - 2
Lampiran 10d
B APIP NON BPKP 1 ABK 562 Analisis Pemecahan Masalah 673 Audit Investigatif 2884 Audit Kinerja 585 Audit Operasional 296 Audit Pengadaan Barang dan Jasa 1707 Audit Pengelolaan Keuangan Daerah & Penilaian Kinerja 408 Auditing Tk. Dasar 2409 Evaluasi LAKIP 124
10 Komunikasi dan Kepemimpinan Audit 2811 LAKIP 2512 Manajemen Pengawasan 6513 Pengadaan Barang dan Jasa 185214 Pengelolaan Keungan Daerah 2615 Peningkatan Kompetensi Auditor 2816 Penyidikan 3017 Penyusunan LK Pemerintah Daerah (workshop) 26218 Policy Evaluation 6019 Reviu Laporan Keuangan 111920 Risk Based Audit 3121 Sistem Akuntansi Instansi 10922 Satuan Pengawasan Intern 3523 Tim Penilai Angka Kredit 10924 TOT Audit PNPM PPK 26
Sub Jumlah APIP Non BPKP 4.877
Jumlah APIP 6.764
Hal 2 - 2
Lampiran 10e
A BPKP1 Anggaran Berbasis Kinerja 22 2 Audit BOS KITA 116 3 Audit Kinerja Sektor Korporat 31 4 Audit Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah 60 5 Audit Proyek/Kegiatan Berbantuan PHLN 195
6 Bagi Hasil Migas 43
7 Eskalasi dan Investasi dalam PBJ 28 8 Forensic Audit 32 9 IPMA 40 10 Key Performance Indicator 31 11 Manajemen Risiko 58 12 Pembentukan Auditor Investigatif 27 13 Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah 139 14 Pengelolaan data hasil Pengawasan 30 15 Peningkatan Kompetensi Auditor Inspektorat 37 16 Peningkatan Kompetensi Pembinaan JFA 23 17 Peningkatan Kompetensi Peneliti 27 18 Peningkatan Kompetensi Pengelola Website 35 19 Reviu CIA 30 20 Reviu Laporan Keuangan Pemda 33 21 SAKIP dan LAKIP 34 22 SIM Data Renwas 60 23 SIMAK BMN 80 24 SIMDA 37 25 Sistem Akuntansi Instansi 15 26 Sistem Akuntansi Keuangan Daerah / SAKD 21 27 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah 37 28 Teknologi Informasi 25 29 TOT Outbound 24 30 TOT Satgas SPIP 26
Sub Jumlah BPKP 1.396
Pelaksanaan Kegiatan Diklat Teknis Substansi PengawasanYang Diselenggarakan Oleh Pusdiklatwas BPKP
No Nama Diklat
Tahun 2008
Jumlah Peserta
Hal 1 - 2
Lampiran 10e
B APIP NON BPKP 1 Akuntansi Pemerintah Daerah 26 2 Analisis Pemecahan Masalah 79 3 Audit Investigatif 370 4 Audit Investigatif PBJ 40 5 Audit Kepegawaian 93 6 Audit Kinerja 40 7 Audit Pendapatan Asli Daerah 116 8 Audit Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah 245 9 Audit PNBP 30 10 Audit PNPM Mandiri 97 11 Audit Proyek/Kegiatan Berbantuan PHLN 30 12 Audit Sarana dan Prasarana 94 13 Auditing Tk. Menengah 37 14 Dasar-dasar Audit 67 15 Evaluasi LAKIP 57 16 Evaluasi Perencanaan Anggaran 74 17 Kertas Kerja Audit 112 18 LAKIP 29 19 Manajemen Pengawasan 118 20 Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah 1.076 21 Pengelolaan BMD 40 22 Pengelolaan data hasil Pengawasan 30 23 Pengembangan SDM Pengawasan 30 24 Penulisan LHA yang efektif 100 25 Penyusunan dan Evaluasi LAKIP 40 26 Penyusunan dan Reviu Laporan Keuangan Pemda 151 27 Policy Evaluation (PE) 26 28 Reviu Laporan Keuangan K/L 90 29 Reviu Laporan Keuangan Pemda 101 30 Reviu RKA-KL 40 31 Risk Based Audit 44 32 Sistem Akuntansi Instansi 60 33 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah 135 34 Teknik Manajemen Keuangan Daerah 40 35 Teknik Akuntansi 39 36 Teknik Penyusunan ABK Pemda 40 37 Tim Penilai Angka Kredit JFA 100
Sub Jumlah APIP Non BPKP 3.936
Jumlah APIP 5.332
Hal 2 - 2
Lampiran 11
1 Deputi Bidang Pengawasan InstansiPemerintah Bidang Perekonomian
1 Audit Kinerja Program Pembangunan Infratruktur Perdesaan 2007(untuk audit tahun 2008)
2 Deputi Bidang Pengawasan InstansiPemerintah Bidang Polsoskam
1 Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan Peningkatan Akuntabilitaspada BRR NAD-Nias (Juni 2008)
2 Pedoman Pelayanan Audit BPN: Petunjuk Pelaksanaan AuditOperasional Aspek Pelayanan BPN
3 Pedoman Pelayanan Audit BKN: Petunjuk Pelaksanaan AuditOperasional Aspek Pelayanan BKN
4 Pedoman Inventarisasi BMN pada Badan Pengelola KomplekKemayoran (BPKK) Februari 2008
5Petunjuk Teknis Audit Operasional atas Pengelolaan Keuangan padaPerwakilan RI di luar negeri TA 2008 dan 2009 (Juni 2008)
6 Petunjuk Teknis Audit Operasional atas Akuntabilitas Keuanganpada Perwakilan RI di luar negeri TA 2008 dan 2009
7 Petunjuk Teknis Audit Operasional atas Pengelolaan PNBP padaBPN TA 2007 (Juni 2008)
8 Petunjuk Teknis Audit Operasional atas Pengelolaan PNBP padaBPN TA 2007 (Juni 2008)
9Pedoman Perencanaan KAK/TOR Audit Tenaga Honorer pada BKN
10Pedoman Audit Tenaga Honorer (Kerjasama dengan BKN) Juli 2008
11 Pedoman Audit atas Tagihan Charter Pesawat WIP PT GarudaIndonesia pada Penerbangan Khusus Kepresidenan di lingkunganSekretariat Negara (Desember 2007)
12Desain Petunjuk Teknis Bimbingan Teknis Bidang Keuangan KPU
13Desain Petunjuk Reviu Proses Pengadaan Barang dan Jasa KPU
14 Desain Petunjuk Teknis Pengawasan atas Pengelolaan KeuanganNegara KPU
3 Deputi Bidang PengawasanPenyelenggaraan Keuangan Daerah
1 Pedoman Laporan Kompilasi Monitoring Dana Alokasi Khusus(DAK)
2 Pedoman SOP Kerjasama antara BPKP dengan SKPD3 Pedoman Pengembangan Evaluasi SPI4 Pedoman Monev LAKIP5 Pedoman Evaluasi LPPD6 Pedoman Audit Kinerja Pelayanan Pemda7 Pedoman Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja (ABK)/ASB8 Pedoman Simda Versi 2.1
4 Deputi Bidang Akuntan Negara 1Pedoman Asistensi Penyusunan Self Assessment Penerapan GCG (a)
2Pedoman Asistensi Penyusunan Piagam Komite Manjemen Resiko (b)
3 Pedoman Asistensi Penyusunan Piagam Komite GCG ( c )4 Pedoman Asistensi Penyusunan Piagam Nominasi dan Remunerasi
(d)5
Pedoman SOP Jasa Layanan Non Audit Deputi Akuntan Negara ( e )6 Pedoman Audit Kinerja PDAM7 Pedoman Bimtek Management Aset PDAM8 Pedoman Bimtek BLUD
5 Deputi Bidang Investigasi Nihil
JASA/PRODUK PEDOMAN PENGAWASAN BPKP
Unit Kerja BPKPNo Judul Pedoman PengawasanNo
TAHUN 2008
Hal 1 - 1
Lampiran 12
UNIT KERJA YANG DIEVALUASI PENILAIAN ANGKA KREDITNYA
TAHUN 2008
1. Itjen Departemen Sosial 2. Itjen Departemen Perhubungan 3. Itjen Departemen Pendidikan Nasional 4. Itjen Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 5. Inspektorat Provinsi Jambi 6. Inspektorat Kab. Majalengka 7. Inspektorat Kab. Gunung Kidul 8. Bawasda Kab. Trenggalek 9. Bawasda Kab. Tanah Datar 10. Bawasda Kab. Solok 11. Bawasda Kab. Sleman 12. Bawasda Kab. Rembang 13. Bawasda Kab. Pati 14. Bawasda Kab. Maros 15. Bawasda Kab. Kuningan 16. Bawasda Kab. Kudus 17. Bawasda Kab. Jombang 18. Bawasda Kab. Garut 19. Bawasda Kab. Demak 20. Bawasda Kab. Cirebon 21. Bawasda Kab. Cilacap 22. Bawasda Kab. Cianjur 23. Bawasda Kab. Banyumas 24. Bawas Kota Padang 25. Inspektorat Kota Bandung 26. Bawasda Kota Payakumbuh 27. Bawasda Kota Makassar 28. Bawasda Kota Jambi 29. Bawasda Kota Balikpapan
Hal 1 - 1