laporanRMU

25
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang bercorak agraris dengan sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Meskipun memiliki potensi daerah pertanian yang luas, dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, Indonesia setiap tahunnya mengalami permasalahan mengenai ketersediaan pangan. Permasalahan pangan tersebut disebabkan karena Indonesia belum mampu berswasembada pangan, khususnya beras. Beras adalah komoditas strategis dan merupakan pangan pokok bangsa Indonesia. Konsumsi beras setiap tahun selalu meningkat seiring dengan laju penambahan penduduk. Sudah banyak upaya untuk mengerem laju konsumsi beras dengan aneka ragaman pangan lokal namun tampaknya setiap tahun selalu mengalami kenaikan. Swasembada beras terjadi tahun 1984 dan dapat dipertahankan pada tahun 1990.

description

Satopin

Transcript of laporanRMU

Page 1: laporanRMU

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang yang bercorak agraris dengan

sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Meskipun memiliki

potensi daerah pertanian yang luas, dengan jumlah penduduk yang terus meningkat,

Indonesia setiap tahunnya mengalami permasalahan mengenai ketersediaan pangan.

Permasalahan pangan tersebut disebabkan karena Indonesia belum mampu

berswasembada pangan, khususnya beras.

Beras adalah komoditas strategis dan merupakan pangan pokok bangsa

Indonesia. Konsumsi beras setiap tahun selalu meningkat seiring dengan laju

penambahan penduduk. Sudah banyak upaya untuk mengerem laju konsumsi beras

dengan aneka ragaman pangan lokal namun tampaknya setiap tahun selalu

mengalami kenaikan. Swasembada beras terjadi tahun 1984 dan dapat dipertahankan

pada tahun 1990. Setelah itu peningkatan konsumsi beras tidak sebanding lagi dengan

laju peningkatan produksi dan areal panen.

Beras merupakan bahan pangan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

masyarakat Indonesia, baik di kota maupun di pedesaan. Dengan konsumsi beras

yang masih sangat tinggi, yaitu sekitar 130 kg/kapita per tahun, maka beras yang

harus disediakan setiap tahunnya dalam suatu desa ekologi dapat diperhitungkan

berdasarkan jumlah penduduk desa tersebut. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan

beras secara mandiri, berarti pengaliran sumberdaya ekonomi keluar desa karenan

harus membeli beras dari luar desa.

Page 2: laporanRMU

Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi telah banyak

sekali peralatan dan mesin yang dibuat untuk penanganan pasca panen yang dapat

membantu petani dalam mengefektifkan dan mengefisienkan hasil penggilingan padi

sehingga harga padi dapat sesuai dengan harga dan kebutuhan pasar. Unit

penggilingan beras (rice mill unit) meliputi, pengupasan kulit, pemisahan sekam dari

gabah dan beras pecah, pemisahan gabah dari beras pecah kulit, dan penyosohan.

Penggilingan padi mempunyai peranan yang sangat vital dalam mengkonversi

padi menjadi beras yang siap diolah untuk dikonsumsi maupun untuk disimpan

sebagai cadangan. Kapasitas giling dari seluruh penggilingan padi yang ada di suatu

desa sebaiknya mencukupi baik dari segi produksi maupun penanganan

pascapanennya. Dengan demikian, usaha penggilingan padi harus dapat menjamin

kelangsungannya, agar usaha pemenuhan kebutuhan akan beras dapat dilakukan

secara optimal.

B. Tujuan

1. Mengetahui tentang unit-unit RMU (Rice Mill Unit) berserta fungsinya.

2. Mengetahui prinsip kerja dari RMU (Rice Mill Unit).

3. Mengetahui proses penggilingan padi dari gabah sampai siap dipasarkan.

Page 3: laporanRMU

II. TINJAUAN PUSTAKA

Beras adalah komoditas strategis dan merupakan pangan pokok bangsa

Indonesia. Konsumsi beras setiap tahun selalu meningkat seiring dengan laju

penambahan penduduk. Sudah banyak upaya untuk mengerem laju konsumsi beras

dengan aneka ragaman pangan lokal namun tampaknya setiap tahun selalu

mengalami kenaikan.

Beras yang berasal dari tanaman padi sendiri, diduga berasal dari India atau

Indocinadan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang berimigrasidari

daratan Asia sekitar 1500 SM. Produksi padi dunia menempatiururtan ketiga dari

semua serelia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber

kabohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.

Pada tahun 1984 pemerintah Indonesia pernah meraih penghargaan dari PBB

(FAO) karena berhasil meningkatkan produksi padi hingga dalam waktu 20 tahun

dapat berubah dari pengimpor paditerbesar menjadi Negara swasembada beras.

Namun prestasi ini tidak dapat dilanjutaka dan baru pulih kembali sejak tahun 2007.

Dengan konsumsi beras yang masih sangat tinggi, yaitu sekitar 130 kg/kapita per

tahun, maka beras yang harus disediakan setiap tahunnya dalam suatu desa ekologi

dapat diperhitungkan berdasarkan jumlah penduduk desa tersebut. Kegagalan dalam

memenuhi kebutuhan beras secara mandiri, berarti pengaliran sumberdaya ekonomi

keluar desa karenan harus membeli beras dari luar desa.

Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi telah banyak

sekali peralatan dan mesin yang dibuat untuk penanganan pasca panen yang dapat

membantu petani dalam mengefektifkan dan mengefisienkan hasil penggilingan padi

sehingga harga padi dapat sesuai dengan harga dan kebutuhan pasar. Unit

Page 4: laporanRMU

penggilingan beras (rice mill unit) meliputi, pengupasan kulit, pemisahan sekam dari

gabah dan beras pecah, pemisahan gabah dari beras pecah kulit, dan penyosohan.

Rice milling unit (RMU) merupakan jenis mesin penggilingan padi generasi

baru yang kompak dan mudah dioperasikan, dimana proses pengolahan gabah

menjadi beras dapat dilakukan dalam satu kali proses (one pass process). RMU rata-

rata mempunyai kapasitas giling kecil yaitu antara 0.2 hingga 1.0 ton/jam, walau

mungkin sudah ada yang lebih besar lagi. Mesin ini bila dilihat fisiknya menyerupai

mesin tunggal dengan fungsi banyak, namun sesungguhnya memang terdiri dari

beberapa mesin yang disatukan dalam rancangan yang kompak dan bekerja secara

harmoni dengan tenaga penggerak tunggal. Di dalam RMU sesungguhnya terdapat

bagian mesin yang berfungsi memecah sekam atau mengupas gabah, bagian mesin

yang berfungsi memisahkan BPK dan gabah dari sekam lalu membuang sekamnya,

bagian mesin yang berfungsi mengeluarkan gabah yang belum terkupas untuk

dikembalikan ke pengumpan, bagian mesin yang berfungsi menyosoh dan

mengumpulkan dedak, dan bagian mesin yang berfungsi melakukan pemutuan

berdasarkan jenis fisik beras (beras utuh, beras kepala, beras patah, dan beras menir).

Berdasarkan kapasitas giling, penggilingan padi dikelompokkan menjadi 3,

yaitu: penggilingan padi skala besar (PPB), penggilingan padi skala sedang/

menengah (PPS), dan Penggilingan padi skala kecil (PPK). Penggilingan padi skala

besar, yaitu penggilingan padi yang menggunakan tenaga penggerak lebih dari 60 Hp

dan kapasitas produksi lebih dari 1000 kg/jam, baik menggunakan sistem kontinu

maupun diskontinu. PPB secara kontinu terdiri dari satu unit penggilingan padi

lengkap, semua mesin pecah kulit, ayakan dan penyosoh berjala secara kontinu. PPB

diskontinu minimal terdiri dari empat unit mesin pemecah kulit dan empat unit mesin

penyosoh yang dioperasikan tidak sinambung atau masih menggunakan tenaga

manusia untuk memindahkan dari satu tahapan proses ke tahapan lain. Penggilingan

padi skala sedang menggunakan tenaga penggerak 40-60 Hp, dengan

kapasitasproduksi 700-1000 kg/jam. Umumnya PPS terdiri dari dua unit mesin peeah

Page 5: laporanRMU

kulit dan dua unit mesin penyosoh.PPS ini mengunakan siistem semi kontinu, yaitu

mesin pecah kulitnya kontinu, sedangkan mesin sosohnya masih manual.

Penggilingan padi skala kecil ialah penggilingan padi yang mengunakan tenaga 20-40

Hp, dengan kapsitas produksi 200-700 kg/ jam. Penggilingan padi manual yang

terdiri dua unit mesin pemecah kulit dan dua unit mesin penyosoh sering disebut Rice

Milling Unit (RMU).

Berdasarkan teknik penggilingannya, penggilingan padi dikelompokkan

menjadi tiga, yaitu pengilingan kontinu, semi kontinu dan diskontinu. Sistem

penggilingan kontinu adalah sistem penggilingan dimana seluruh tahapan proses

berjalan langsung/ ban berjalan. Mesin ini terdiri dari mesin pembersih gabah,

pemecah kulit, pengayak beras pecah kulit (paddy saparation), penyosoh (polisher),

dan ayakan beras (grader).

Sistem semi kontinu, yaitu sistem penggilingan padi dimana mesin pemecah

kulitnya dioperasikan secara kontinu, namun mesin penyosohnya masih manual.

Umumnya sistem ini terdapat pada PPS. Pada sistem dikontinu, seluruh proses

dilakukan secara manual, umumnya dilakukan pada PPK. Penggilingan padi yang

hanya terdri dari mesin pecah kulit (husker) dan mesin penyosoh beras (polisher)

memiliki rendemen yang rendah dan mutu beras yang kurang baik. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian

tahun 2003 menunjukkan bahwa penggilingan padi yang hanya terdiri dari husker dan

polisher mempunyai rendemen rata-rata sebesar 55,71% dengan mutu beras yang

dihasilkan adalah 74,25 % beras kepala dan beras patah dan menir sebesar 15%.

Dengan penambahan mesin separator (pemisah beras pecah kulit dengan gabah yang

belum terkupas) akan meningkatkan rendemen sebesar 0,94% dan dengan

penambahan mesin cleaner (pembersih gabah) akan meningkatkan rendemen sebesar

0,95%.

Page 6: laporanRMU

Usaha jasa penggilingan padi memiliki berbagai variasi dalam pola usaha

maupun peralatan yang digunakan. Secara umum sesuai dengan kondisi di lapangan,

penggilingan padi yang menggunakan mesin rice milling unit (RMU) biasanya

memiliki kapasitas kecil dan merupakan usaha jasa murni yang hanya menerima

gabah dari petani tanpa ada kerjasama dengan tengkulak atau pedagang beras.

Sedangkan penggilingan padi besar biasanya menggunakan fasilitas rice milling plant

(RMP) yang memiliki kapasitas giling besar dan menjalin kerjasama dengan

tengkulak atau pedagang beras dalam menjalankan usahanya. Namun demikian tidak

tertutup kemungkinan penggilingan padi kecil menggunakan RMP berkapasitas kecil

dengan jumlah mesin terbatas pada satu atau dua set. Demikian juga dengan

penggilingan padi besar dapat menggunakan beberapa buah mesin RMU dengan

catatan kapasitas giling mesin keseluruhan cukup besar. Hal ini dapat terjadi karena

perkembangan teknologi penggilingan padi telah memungkinkan membuat RMU

dengan kapasitas yang relatif besar dan bentuk tetap kompak.

Standar mesin- mesin yang ada dalam Rice Milling Unit adalah sebagai berikut:

1. Cleaner (Pembersih Gabah)

Mesin pembersih gabah hampa dan kotoran lainnya. Rice Husker (Pengupas

gabah), mesin pengupas kulit gabah menjadi beras.

2. Paddy Separator (Pemisah Gabah dan Beras)

Mesin pemisah beras pecahkulit dari gabah yang tercampur.

3. Rice Polisher (Penyosoh Beras)

Mesin penyosoh beras berfungsi sebagai pemutih beras akhir. Proses ini biasanya

dilakukan hingga 2-3 kali agar di dapat hasil yang maksimal.

4. Rice Grader (Pemisah Menir)

Page 7: laporanRMU

Mesin pemisah beras antara beras kepala dari percampuran beras patah. Mesin ini

digunakan untuk mendapatkan beras kualitas ekspor/ super.

Pada proses penggolahan padi menjadi gabah yang dipanen harus pada tingkat

kadar air sekitar 22% sampai 25% basis basah. Gabah dengan kadar air demikian

tidak dapat langsung digiling karena kulitnya masih cukup basah sehingga sukar

pecah dan terkupas. Oleh karena itu gabah perlu dikeringkan hingga kadar airnya

berkisar 14% basis basah, yang biasanya dilakukan melalui proses penjemuran.

Page 8: laporanRMU

III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

1. Huller

2. Ayakan

3. Polisher

4. Kertas

5. Pulpen

B. Cara Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Mengamati proses penggilingan dari gabah hingga menjadi beras putih yang

siap untuk dijual

3. Menggambar alat-alat yang digunakan dalam proses RMU (Rice Mill Unit)

4. Mencatat hasil pengamatan dan menggambar alat-alat yang digunakan dalam

proses RMU (Rice Mill Unit)

Page 9: laporanRMU

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Huller

Gabah kering dimasukan ke huller, di huller kulit ari dipecah kemudian brown

rice akan keluar dari sisi depan huller. Sedangkan sekam akan keluar dari

sampingnya.

Ayakan

Dari Huller, brown rice dimasukan ke ayakan. Brown rice akan dipisahkan

antara yang bersih dan yang masih kotor. Beras yang sudah bersih dimasukan ke

polisher, sedangkan beras yang masih kotor (ada gabahnya) akan dimasukan kembali

ke huller.

Polisher

Beras yang sudah melalui ayakan dan sudah bersih dimasukan ke dalam

polisher. Beras akan di bersihkan dengan batu gerindra untuk di putihkan. Beras putih

akan keluar dari sisi depan, sedangkan dedak keluar dari samping. Beras sudah siap

dikemas.

Page 10: laporanRMU

B. Pembahasan

Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi telah banyak

sekali peralatan dan mesin yang dibuat untuk penanganan pasca panen yang dapat

membantu petani dalam mengefektifkan dan mengefisienkan hasil penggilingan padi

sehingga harga padi dapat sesuai dengan harga dan kebutuhan pasar. Unit

penggilingan beras (rice mill unit) meliputi, pengupasan kulit, pemisahan sekam dari

gabah dan beras pecah, pemisahan gabah dari beras pecah kulit, dan penyosohan.

Rice milling unit (RMU) merupakan jenis mesin penggilingan padi generasi

baru yang kompak dan mudah dioperasikan, dimana proses pengolahan gabah

menjadi beras dapat dilakukan dalam satu kali proses (one pass process). Proses

penggilingan gabah menjadi beras dengan mesin rice milling unit sudah bukan hal

yang asing lagi, dari stationer rice mill ( penggilingan gabah di dalam gedung)

maupun mobile rice mill (penggilingan gabah berjalan).

Secara umum, mesin-mesin yang digunakan dalam usaha industri jasa

penggilingan padi dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Mesin pemecah kulit/sekam atau pengupas kulit/sekam gabah kering giling

(huller atau husker)

2. Mesin pemisah gabah dan beras pecah kulit (brown rice separator)

3. Mesin penyosoh atau mesin pemutih (polisher)

4. Mesin pengayak bertingkat (sifter)

5. Mesin atau alat bantu pengemasan (timbangan dan penjahit karung)

Mesin pemecah kulit/sekam gabah kering giling berfungsi untuk memecahkan

dan melepaskan kulit gabah. Input bahan dari mesin ini adalah gabah kering giling

(GKG), yaitu gabah dengan kadar air sekitar 14% basis basah dan outputnya berupa

beras pecah kulit (BPK) yang berwarna putih kecoklatan (kusam) atau disebut juga

Page 11: laporanRMU

brown rice. Mesin pemecah kulit gabah yang banyak digunakan dewasa ini adalah

mesin tipe rubber roll yang prinsip kerjanya memecah kulit gabah dengan cara

memberikan tenaga tarik akibat kecepatan putar yang berbeda dari dua silinder karet

yang dipasang berhadapan. Persentase gabah terkupas, beras patah dan beras menir

tergantung pada kerapatan dan kelenturan silinder karet ini. Silinder yang telah

mengeras atau yang terlalu rapat satu sama lain akan meningkatkan jumlah beras

patah dan beras menir, sedangkan jarak kedua silinder yang renggang akan

menyebabkan persentase gabah tidak terkupas meningkat. Biasanya gabah yang tidak

terkupas akan dipisahkan dari beras pecah kulit dan dimasukkan lagi ke dalam

pengumpan hingga semuanya terkupas. Pekerjaan ini dilakukan menggunakan mesin

lain yang disebut mesin pemisah BPK dan gabah, atau secaram umum disebut

pengayak. Gabah yang diumpankan ke dalam mesin pemecah kulit biasanya tidak

seluruhnya terkupas. Besar kecilnya persentase gabah tidak terkupas ini tergantung

pada penyetelan mesin. Bagian yang tidak terkupas tersebut harus dipisahkan dari

beras pecah kulit untuk diumpankan kembali kedalam mesin pemecah kulit.

Pemisahan ini dilakukan dengan menggunakan mesin pemisah gabah dari beras pecah

kulit, yang dapat menyatu atau terpisah dengan mesin pemecah kulit.

Selanjutnya beras pecah kulit mengalami proses penyosohan yang dilakukan

menggunakan mesin penyosoh atau disebut juga mesin pemutih. Mesin penyosoh

adalah mesin yang berfungsi untuk menyosoh beras ecah kulit menjadi beras pecah

kulit. Beras pecah kulit yang dihasilkan oleh alat pengupas kulit berwarna kotor, tidak

bercahaya, karena di bagian luarnya masih dilapisi oleh lapisan kulit ari. Di kulit ari

atau lapisan bekatul (dedak halus) dapat dilepaskan dari beras pecah kulit ini,

sehingga berasnya nampak lebih putih, lebih bersih dan bercahaya. Proses

penyosohan beras pecah kulit dengan menghilangkan lapisan bekatul menjadi beras

sososh ini disebut “proses penyosohan”. Hasil akhir dari proses ini adalah beras sosoh

dengan hasil samping berupa bekatul atau dedak halus.

Page 12: laporanRMU

Berbagai macam model dan tipe mesin penyosoh beras dewasa ini lebih banyak

dipergunakan di Indonesia, baik yang diimpor maupun yang telah dibuat di dalam

negri. Mesin penyosoh yang umum digunakan di Indonesia adalah mesin tipe friksi

jetpeller. Alat ini dapat berdiri sendiri terpisah dari alat pengupasa gabah, dapat pula

merupakan suatu kesatuan (unit) mesin pengupas gabah dan penyosoh beras yang

digabungkan sekaligus. Masing-masing model mempunyai ciri dan operatornya.

Ketrampilan operator ikut menentukan naiknya efisiensi kerja mesin yang

dipergunakan.

Prinsip kerja penyosoh adalah beras pecah kulit yang dimasukkan ke dalam

ruang penyosohan akan mengalami proses gesekan oleh silinder penyosoh, oleh

dinding dari ruang penyosoh dan juga mengalami gesekan antara beras dengan beras

dan melepaskan lapisan bekatulnya. Makin lama beras berada di dalam ruang

penyosoh dengan proses gesek menggesek tersebut makin lama berasnya semakin

tersosoh dan lapisan bekatulnya makin banyak yang terpisahkan. Silinder penyosoh

dapat terbuat dari besi ataupun dari batu yang dicetak (gerinda). Sebagian beras akan

pecah atau patah, baik disebabkan karena patah mekanis maupun patah fisik.

Banyaknya beras patah dihitung dalam %, yaitu besarnya prosentase beras pecah

(broken rice) yang terdapat di dalam beras sosoh.

Beras putih hasil proses penyosohan kemudian perlu dipisahkan menurut

kelompok mutunya yaitu beras utuh dan beras kepala sebagai mutu terbaik, beras

patah sebagai mutu kedua, dan beras menir sebagai mutu ketiga. Pemisahan

dilakukan menggunakan mesin pengayak bertingkat (sifter) atau silinder pemisah

(silinder separator). Ketiga macam mutu beras tadi akan dicampurkan kembali

dengan perbandingan tertentu untuk menentukan harga jual sebelum beras dikemas

bila akan dipasarkan. Pengemasan umumnya menggunakan karung plastik berukuran

50 kg. Penimbangan dilakukan secara manual, demikian pula penutupan karung,

dapat dilakukan secara manual baik dengan atau pun tanpa bantuan alat penjahit

portabel.

Page 13: laporanRMU

Bila ditinjau dari konstruksinya, mesin-mesin penggiling padi dapat dibagi

menjadi dua jenis yaitu rice milling unit (RMU) dan rice milling plant (RMP).

Perbedaan yang mendasar antara keduanya adalah pada ukuran, kapasitas dan aliran

bahan dalam proses penggilingan yang dilakukan. Penggilingan padi yang lengkap

kadangkala dilengkapi dengan pembersih gabah sebelum masuk mesin pemecah kulit,

dan pengumpul dedak sebagai hasil sampingan dari proses penyosohan.

Rice milling unit (RMU) merupakan jenis mesin penggilingan padi generasi

baru yang kompak dan mudah dioperasikan, dimana proses pengolahan gabah

menjadi beras dapat dilakukan dalam satu kali proses (one pass process). RMU rata-

rata mempunyai kapasitas giling kecil yaitu antara 0.2 hingga 1.0 ton/jam, walau

mungkin sudah ada yang lebih besar lagi. Mesin ini bila dilihat fisiknya menyerupai

mesin tunggal dengan fungsi banyak, namun sesungguhnya memang terdiri dari

beberapa mesin yang disatukan dalam rancangan yang kompak dan bekerja secara

harmoni dengan tenaga penggerak tunggal. Di dalam RMU sesungguhnya terdapat

bagian mesin yang berfungsi memecah sekam atau mengupas gabah, bagian mesin

yang berfungsi memisahkan BPK dan gabah dari sekam lalu membuang sekamnya,

bagian mesin yang berfungsi mengeluarkan gabah yang belum terkupas untuk

dikembalikan ke pengumpan, bagian mesin yang berfungsi menyosoh dan

mengumpulkan dedak, dan bagian mesin yang berfungsi melakukan pemutuan

berdasarkan jenis fisik beras (beras utuh, beras kepala, beras patah, dan beras menir).

Kesemua fungsi tersebut dikemas dalam satu mesin yang kompak dan padat,

sehingga praktis dan mudah digunakan.

Rice Milling Plant (RMP) merupakan jenis mesin penggilingan padi yang

terdiri dari beberapa unit mesin yang terpisah satu sama lain untuk masing-masing

fungsinya dalam proses penggilingan beras. Karena terpisah, unit-unit pada RMP

dapat memiliki kapasitas yang berbeda, sehingga waktu operasional tiap unit tidak

sama untuk jumlah padi yang sama. Hal ini bukan merupakan masalah, hanya

memerlukan penjadwalan yang lebih baik untuk operasional dan perawatan unit-unit

Page 14: laporanRMU

yang terpisah tersebut. Namun demikian aliran bahan dapat dijalankan secara

otomatis bila mesin-mesin dari RMP merupakan satu set mesin yang sama, dari

industri manufaktur yang sama. RMP biasanya memiliki kapasitas giling yang lebih

besar daripada RMU yaitu antara 1.0 hingga 5.0 ton/jam.

Proses pengolahn padi dari gabah menjadi beras yang siap di pasarkan yaitu

dengan cara gabah dipanen pada tingkat kadar air sekitar 22% sampai 25% basis

basah. Gabah dengan kadar air demikian tidak dapat langsung digiling karena

kulitnya masih cukup basah sehingga sukar pecah dan terkupas. Oleh karena itu

gabah perlu dikeringkan hingga kadar airnya berkisar 14% basis basah, yang biasanya

dilakukan melalui proses penjemuran. Pengeringan juga dapat dilakukan

menggunakan berbagai tipe alat pengering mekanis yang biasanya dioperasikan oleh

penggilingan padi berskala besar.

Sesudah dirontokkan gabah kemudian dijemur di lamporan. Lamporan adalah

suatu lantai semen yang dibuat agak tinggi di bagian tengahnya dengan saluran air

diantaranya untuk mencegah berkumpulnya air hujan. Praktek penjemuran yang baik

adalah dengan menggunakan alas tikar atau plastik/terpal pada lantai sehingga gabah

pada lapisan dasar tidak terkena panas yang berlebihan akibat pemanasan lantai

semen, selain memudah untuk ditutupi dan diangkut ke gudang dengan cepat bila

sewaktu-waktu turun hujan selama penjemuran. Gabah hasil pengeringan dengan

kadar air sekitar 14% basis basah disebut gabah kering giling (GKG) karena sudah

dapat menjalani proses penggilingan.

Sebelum digiling, gabah biasanya dibersihkan dari segala kotoran seperti

jerami, kayu, pecahan batu, logam dan sebagainya. Kotoran-kotoran lunak seperti

jerami akan mengurangi kapasitas giling, sedangkan kotoran-kotoran keras seperti

batu akan merusak mesin penggiling. Penggilingan gabah dimulai dengan proses

pemecahan dan pengupasan kulit/sekam, dilanjutkan penyosohan beras pecah kulit

(BPK) dan diakhiri dengan pemutuan (grading), sebelum dikemas dan dijual.

Page 15: laporanRMU

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Rice milling unit (RMU) merupakan jenis mesin penggilingan padi generasi

baru yang kompak dan mudah dioperasikan, dimana proses pengolahan gabah

menjadi beras dapat dilakukan dalam satu kali proses (one pass process).

2. Mesin-mesin yang digunakan dalam usaha industri jasa penggilingan padi

dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Mesin pemecah kulit/sekam atau pengupas kulit/sekam gabah kering giling

(huller atau husker)

Mesin pemisah gabah dan beras pecah kulit (brown rice separator)

Mesin penyosoh atau mesin pemutih (polisher)

Mesin pengayak bertingkat (sifter)

Mesin atau alat bantu pengemasan (timbangan dan penjahit karung)

3. Proses penggilingan padi dari gabah menjadi beras yang siap di pasarkan :

Gabah dimasukan kedalam huller dan dihasilkan brown rice

Brown rice dimasuaka ke ayakan, beras yang masih kotor dimasukan

kembali kedalam huller

Beras yang sudah bersih dimasukan kedalam polisher untuk proses

pemutihan

Beras dikemas dan sipa dipasarkan

Page 16: laporanRMU

B. Saran

Sebaiknya peserta praktikan dapat mengkondisikan diri lebih rapi sehingga,

dalam pengamatan RMU tidak mengalami kekacau. Karena hanya sedikit

yang memperhatikan proses penggilingan padi.

Sebaiknya praktikan dan asisten praktikum dapat mengefisensikan waktu

dengan datang tepat waktu.

Page 17: laporanRMU

DAFTAR PUSTAKA

Waries, A. 2006. Teknologi Penggilingan Padi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Budiastra, I. Wayan. 2005. Teknologi Penanganan Pasca Panen Padi. Diktat

Kuliah. Departemen Teknik Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Budiharti, Uning dkk. 2008. Mekanisasi Penggilingan padi. Balai Besar.

Tangerang :Pengembangan Mekanisasi Pertanian.

Heddy.S, W.H, Susanto. M. Kurniaty. 1994. Pengantar Produk Tanaman dan

Penanganan Pasca Panen Edisi ke 1. Jakarta Raja: Grafida.

Hadiwijoto. S dan Soehardi. 1980. Penanganan Lepas Panen 1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

http://www.litbang.deptan.go.id. Diakses tanggal 23 Desember 2011.