LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

47
Praktek Kerja Lapang III BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan bagian dari kurikulum Politeknik LPP Yogyakarta. PKL yang dilaksanakan selama dua bulan tersebut wajib diikuti oleh setiap mahasiswa semester V sebagai bahan ujian dalam evaluasi penerapan teori selama PKL. Di samping itu, pelaksanaan PKL juga untuk membandingkan antara teori yang didapat di bangku kuliah dengan praktek sesungguhnya di lapangan. Berdasarkan petunjuk teknis pelaksanaan (PKL) yang dikeluarkan oleh Politeknik LPP Yogyakarta bagi mahasiswa program studi akuntansi, dibuatlah laporan yang berjudul “Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan”. Dalam hal ini diharapkan mahasiswa mampu mengetahui dan memahami proses penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dari salah satu perusahaan perkebunan. Adapun yang dimaksud dengan RKAP adalah suatu rencana kerja yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan dalam satu tahun yang diperinci dalam rencana fisik dan rencana pembiayaan. Politeknik LPP 1

description

POLITEKNIK LPP LAPORAN PKJL 3 RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Transcript of LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Page 1: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan bagian dari

kurikulum Politeknik LPP Yogyakarta. PKL yang dilaksanakan selama dua

bulan tersebut wajib diikuti oleh setiap mahasiswa semester V sebagai bahan

ujian dalam evaluasi penerapan teori selama PKL. Di samping itu,

pelaksanaan PKL juga untuk membandingkan antara teori yang didapat di

bangku kuliah dengan praktek sesungguhnya di lapangan.

Berdasarkan petunjuk teknis pelaksanaan (PKL) yang dikeluarkan oleh

Politeknik LPP Yogyakarta bagi mahasiswa program studi akuntansi,

dibuatlah laporan yang berjudul “Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan”.

Dalam hal ini diharapkan mahasiswa mampu mengetahui dan memahami

proses penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dari

salah satu perusahaan perkebunan.

Adapun yang dimaksud dengan RKAP adalah suatu rencana kerja yang

digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan dalam satu tahun

yang diperinci dalam rencana fisik dan rencana pembiayaan.

1.2 Tujuan umum

Setelah menyelesaikan praktek kerja lapangan III ini di harapakan

mahasiswa mampu Memahami secara lengkap teknik dan cara penyusunan

Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP).

Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan praktek kerja lapangan ini diharapakan mahasiswa

akan mampu

1. Meguraikan rangkaian kegiatan operasional bidang administrasi

sejak penyusunan anggaran sampaidangan realisasinya.

Politeknik LPP 1

Page 2: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

2. Mengetahui akibat tidak terpenuhinya sistematika penyusunan

anggaran sesuai prosedur yang berlaku.

3. Memahami “Accounting Treatment” dari pos-pos neraca, pos R/L,

analisis sumber dana (kas) sehingga mampu mengetahui dan

menunjukan tahapan-tahapan kegiatan operasional yang tepat dan

sesuai ketentuan.

4. Memahami cara pertanggungjawaban , memberikan argumentasi

atau menelusuri kembali angka-angka dalam anggaran.

5. Mengetahui cara menjaga dan memelihara agar anggaran tetap

dipergunakan sebagai pedoman kerja dalam mencapai tujuan

perusahaan.

6. Menyelesaikan anggaran tepat waktu yaitu mengerti jadwal,

tahapan-tahapan dan ruang lingkup penyusunan anggaran kebun.

1.3 Metode Penulisan

Penulisan laporan PKL ini menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu

metode yang menggambarkan, menjelaskan, dan menganalisa data yang

diperoleh pada lokasi PKL dan kemudian membuat kesimpulan. Untuk

melengkapi data yang diperlukan, maka penulis menggunakan data. Teknik

pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Tujuan penelitian kepustakaan ini adalah mengumpulkan data referensi

untuk melakukan pembuatan laporan PKL ini dengan data yang diperoleh

dari:

a. Data Primer

Yaitu data yang didapat langsung dari objek kerja praktek. Data

tersebut didapat dengan cara memantau langsung terhadap kegiatan-

kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan praktek kerja lapangan.

b. Data Sekunder

Yaitu data-data yang diperoleh dari buku-buku relevan dengan

masalah yang diteliti dan dapat digunakan sebagai dasar penunjang

Politeknik LPP 2

Page 3: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

dalam menganalisa masalah-masalah yang berkaitan dengan praktek

kerja lapangan.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penulisan laporan PKL ini adalah peninjauan secara langsung pada objek

penulisan untuk mendapatkan data di lapangan secara nyata. Selanjutnya

penulis melaksanakan pengumpulan data sesuai dengan judul praktek kerja

lapangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu:

a. Wawancara (Interview)

Penulisan ini dilakukan dengan cara mengadakan wawancara langsung

dengan bagian yang terkait sesuai dengan judul yang penulis teliti.

b. Pengamatan (Observasi)

Penulisan yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan

langsung terhadap prosedur rencana kerja dan anggaran perusahaan.

1.4 Sistematika Penulisan

Kerangka dan sistematika penyusunan laporan tersusun sebagai berikut:

Bab satu, pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang, tujuan

penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan, serta lokasi dan waktu

praktek kerja lapangan (PKL).

Bab kedua yaitu ikhtisar pustaka yang berisikan tentang pengertian

RKAP, fungsi RKAP, dan tahapan dalam pembuatan perencanaan.

Bab tiga berisi gambaran umum perusahaan yaitu mengenai sejarah

PTPN IX (Persero) Kebun Batujamus/Kerjoarum, visi misi, letak geografis

dan budaya PTPN IX (Persero) Kebun Batujamus/Kerjoarum.

Bab empat, pedoman pelaksanaan RKAP yang berisikan tentang

jadwal penyusunan RKAP, prosedur penyusunan RKAP, dan pedoman

penyusunan RKAP.

Bab lima yaitu penyusunan RKAP perusahaan yang berisikan tentang

penyusunan RKAP kebun yang memuat areal konsesi, rencana produksi,

rencana biaya produksi, rencana pemeliharaan tanaman menghasilkan,

Politeknik LPP 3

Page 4: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

rencana kebutuhan barang bahan, rencana biaya umum, dan biaya karyawan

serta alokasinya dan rencana investasi.

Bab enam berisikan pembahasan mengenai RKAP.

Bab tujuh merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.

1.5 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan

Untuk memperoleh data dan informasi yang berkenaan dengan masalah

yang diteliti, maka penulis mengambil lokasi di PT Perkebunan Nusantara IX

(Persero) Kebun Batujamus/Kerjoarum yang berlokasi di Bangunsari, Kuto,

Kerjo, Karanganyar. Waktu praktek kerja lapangan ini dilakukan terhitung

mulai tanggal 10 Desember 2012 sampai dengan 18 januari 2013.

Politeknik LPP 4

Page 5: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) Kebun Batu Jamus

2.1 Periode Penjajahan/Pemerintahan Belanda ( Sebelum tahun 1945 )

a. Perusahaan Perkebunan Milik Negara yang didirikan pada tahun 1912

dengan nama s’Land Caoutchouc Bedrijfs (LBC) dan pada tahun 1938

karena Perusahaan Perkebunana tersebut mengusahakan tanaman-

tanaman Perkebunan lain disamping karet, maka Perusahaan

Perkebunan berubah nama menjadi Gouvernement Landbouw

Bedrijven (GLB).

b. Perusahaan Perkebunan Milik Negara Asing/Swasta.

c. Perusahaan Perkebunan Milik Kasunanan dan Mangkunegaran.

3.1 Periode Setelah Kemerdekaan Republik Indonesia (Tahun 1945-1960)

a. Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah RI No. 9 Tahun 1947,

didirikan Perusahaan Perkebunan Republik Indonesia (PPRI) yang

berkedudukan di Jakarta an Solo. Perusahaan Perkebunan yang

berkedudukan di Solo menguasai perkebunan-perkebunan milik Eks.

Kasunanan dan Mangkunegaran,

b. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 1960, Perusahaan

Perkebunan RI Eks. Milik Kasunanan dan Mangkunegaran dibubarkan

dan digabungkan dengan Pusat Perkebunan Negara (PPN) Baru.

Peraturan pemerintah ini dilaksanakan dengan Surat Keputusan

Menteri Pertanian Nomor 10189/SK/M Tanggal 15 Nopember 1960.

4.1 Periode Tahun 1960-1969

a. Beradasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 141 Tahun 1961, dibentuk

Perusahaan Perkebunan Negara, yang merupakan peleburan Pusat

Perkebunan Negara (Lama) dan Pusat Perkebunan Negara (Baru)

b. Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah RI No. 162 dan 163 tahun

1961, dibentuk Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Kesatuan Jawa

Tengah III dan IV yang berkedudukan di Semarang, dan untuk Kebun

Politeknik LPP 5

Page 6: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

Kerjogadungan, Batu Jamus dan Tarikngarum masuk dalam PPN Jawa

Tengah III.

c. Beradasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 25 dan 27 Tahun 1963,

telah didirikan PPN Karet dan PPN Aneka Tanaman, dan di Jawa

Tengah PPN Karet XIII dan XIV serta Aneka Tanaman XI

d. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 13 Tahun 1968, BPU PPN

dibubarkan, selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 14

tahun 1968 didirikan Perusahaan Negara Perkebunan Aneka Tanaman

Negara disebut PNP XVIII yang terdiri dari BPU Karet + Aneka

Tanaman, PPN Karet XIII, PPN Karet XIV dan PPN Aneka Tanaman

XI.

5.1 Periode Tahun 1969-1995

a. Berdasarkan Undang-undang RI No. 9 Tahun 1969 tentang bentuk-

bentuk Usaha Negara yang dipergunakan sebagai dasar Perubahan

Dasar Hukum Perusahaan Negara menjadi 3 Bentuk Badan Usaha

masing-masing Perkebunan Jawatan (PERJAN), Perusahaan Umum

(PERUM) dan Perusahaan Perseroan (PERSERO)

b. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 23 Tahun 1972. PNP XVIII

dirubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan yaitu PT. Perkebunan

XVIII (Persero), yang didirikan berdasarkan Akte Notaris GHS.

Loemban Tobing, SH, di Jakarta No. 98 tahun 1973, Tanggal 31 Juli

1973 dan telah disahkan oleh Meneteri Kehakiman RI dengan Surat

Keputusan No. Y.A.5/80/23, Tanggal 23 April 1974 serta dimuat

dalam Lembaran Berita Negara RI No. 8 Th. 1975.

6.1 Periode Tahun 1995 – Sekarang

a. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 14 tahun 1996, yanggal 14

Februari 1996, bahwa PTP XVIII (Persero) dan PTP XV – XVI

(Persero) telah dilebur menjadi PT. Perkebunan Nusantar IX (Persero)

dengan tempat kedudukan di Surakarta.

b. Akte Pendirian PTP Nusantara IX ( Persero ) dibuat oleh Notaris

Harun Kamil, SH No. 42, Tanggal 11 Maret 1996, dan telah disahkan

oleh Menteri Kehakiman RI.

Politeknik LPP 6

Page 7: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

c. Dengan Surat Keputusan No. C.2-8337.HT.01.01 Tahun 1996,

Tanggal 8 Agustus 1996.

d. Berdasarkan Surat Menteri Negara Penanaman Modal dan Pembinaan

BUMN No. S-01/M.DU4-PBUMN/00 Tanggal 17 Januari 2000,

tentang Struktur Organisasi PTPN IX (Persero), telah disetujui

Penyesuain Struktur Organisasi di PTPN IX (Persero) yaitu

pembentukan 2 devisi yakini:

Divisi Tanaman Tahunan berkantor di Jl. Mugas Dalam (Atas)

Semarang

Divisi Tanaman Semusim berkantor di Jl. Ronggowarsito 164

Surakarta.

e. Akta pernyataan keputusan rapat PT. Perkebunan Nusantara IX

(Persero) berkedudukan di Semarang dibuat oleh Notaris Ny. Tuti

Wardhany, SH Nomor: 56 Tanggal 15 Agustus 2008.

2.2 Visi dan Misi PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) Kebun

Batujamus/Kerjoarum

a. Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan agrobisnis yang berdaya saing tinggi dan tumbuh

berkembang bersama mitra.

b. Misi Perusahaan

1. Memproduksi dan memasarkan produk karet, teh, kopi, gula, dan tetes

ke pasar domestik dan internasional secara profesional untuk

menghasilkan pertumbuhan laba (profit growth) dan mendukung

kelestarian lingkungan.

2. Mengembangkan cakupan bisnis melalui diverifikasi usaha, yaitu

produk hilir, wisata agro, dan usaha lainnya, untuk mendukung kinerja

perusahaan.

3. Mengembangkan sinergi dengan mitra usaha strategis dan masyarakat

lingkungan usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bersama.

Politeknik LPP 7

Page 8: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

2.3 Arah Pengembangan Perusahaan

Tujuan PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) adalah

menumbuhkembangkan perusahaan guna memberikan nilai kepada

Shareholder dan stakeholder dengan menghasilkan laba yang semakin

meningkat (Growing Profit). Perusahaan yang keseluruhan telah memperoleh

laba yang lebih besar. Untuk mencapainya bagian-bangian yang masih

mengalami kerugian harus diminimalkan, dan pada masa yang akan datang

diharapkan tidak ada lagi bagian atau komoditas yang merugi.

3. Letak Geografis

PTP Nusanatara IX (Persero) Kebun Batu Jamus/Kerjoarum terletak antara 70

LS-80 LS dan antara 1110 BT-1120 BT. Secara administrartif masuk dalam 3

wilayah yaitu: Kabupaten Sragen, Karanganyar dan Sukoharjo, dengan luas

areal 6.943,11 ha termasuk areal lain-lain.

Politeknik LPP 8

Page 9: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

4. Struktur Organisasi Kebun Batu Jamus/Kerjoarum

9

Lepas teratur

Lepas teratur

Lepas teratur

Lepas teratur

Lepas teratur

Pembt. pelaksana

Pembt. pelaksana

Pembt. pelaksana

Pembt. pelaksana

Pembt. pelaksana

pelaksana pelaksana pelaksana pelaksana pelaksana

Mandor Besar Mandor Besar Mandor BesarMandor BesarMandor Besar

Sinder Afd. Kr.gadunga

Sinder Afd. Bat Kerjo

Sinder Afd. polokarto

Sinder Afd. Mojogedang

Sinder Afd. Jamus

Lepas teratur

Pembt. pelaksana

pelaksana

Lepas teraturLepas teratur

Lepas teratur

Lepas teratur

Lepas teratur

Pembt. pelaksana

Pembt. pelaksana

Pembt. pelaksana

Pembt. pelaksana

Pembt. pelaksana

pelaksana pelaksana pelaksana pelaksana pelaksana

Mandor Besar Mandor Besar Mandor BesarMandor BesarMandor Besar

Sinder Afd. Kepoh

Sinder Afd. Balong

Sinder Afd. Kedawung

Sinder Afd. Kedungsumber

Sinder Afd. Gandugede

PakamBat/Krj

Lepas teratur

Pembt. pelaksana

pelaksana

Ass. Sinder kantor

SinderKantor

Sinder KepalaKerjoarum

Sinder KepalaBatu Jamus

AdministraturBatu Jamus/Kerjoarum

Page 10: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

BAB III

IKHTISAR PUSTAKA

3.1 Pengertian Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)

Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan

tertentu, dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal.

Tujuan perusahaan yang berorientasi laba adalah untuk memperoleh dan

mempertahankan kelangsungan kehidupan perusahaan. Oleh karena itu,

manajemen perusahaan harus melaksanakan seluruh kegiatan perusahaan

dengan sebaik-baiknya. Pada saat ini, banyak perusahaan yang menggunakan

anggaran sebagai sistem perencanaan dan dikatakan anggaran merupakan alat

bagi manajemen dalam menjalankan fungsinya.

Istilah lain dari anggaran adalah profit plan, karena anggaran

menunjukkan kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh perusahaan di masa

mendatang dengan tujuan untuk memperoleh laba. Anggaran mutlak

diperlukan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan.

Banyak sekali pengertian mengenai anggaran yang dikemukakan oleh

para ahli yang pada dasarnya mempunyai kesamaan, yaitu merupakan suatu

rencana yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang dan unit mengenai

kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu perusahaan untuk periode waktu

tertentu di masa yang akan datang, umumnya periode yang digunakan dalam

penyusunan anggaran adalah satu tahun.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2001:15), pengertian anggaran atau

budget adalah konsep yang membantu manajemen, ia larut dalam fungsi

manajemen, membantu dan mempermudah manajemen dalam mencapai

tujuannya.

Menurut Any Agus Kana (2003), anggaran perusahaan merupakan

rencana tentang kegiatan perusahaan, di mana rencana tersebut mencakup

10

Page 11: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling

mempengaruhi satu sama lain.

Menurut Drs Marwan dan Gunawan, anggaran adalah rencana tentang

kegiatan perusahaan rencana ini mencakup berbagai kegiatan operasional

yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Anggaran

perusahaan adalah pendekatan formal dan sistematis dari pelaksanaan

tanggungjawab manajemen didalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan

(Gunawan Adisaputro, 2000).

Anggaran merupakan komponen utama dari perencanaan adalah

perencanaan keuangan untuk masa depan, anggaran memuat tujuan dan

tindakan dalam mencapai tujuan- tujuan (Hansen dan Mowen, 1998).

Perencanaan bisnis juga merupakan pedoman untuk mempertajam

rencana-rencana yang ditahapkan, karena didalam perencanaan bisnis kita

dapat mengetahui posisi perusahan kita saat ini, arah tujuan perusahaan, dan

cara mencapai sasaran yang ingin kita capai (Freddy Rangkuti, 2001).

Menurut Arif Djamaludin (1997:11), anggaran adalah jenis rencana yang

menggambarkan rangkaian tindakan yang dinyatakan dalam bentuk angka-

angka dari segi uang untuk suatu jangka waktu tertentu.

Sedangkan menurut M. Munandar (2000:1) mendefinisikan bahwa

anggaran business budget atau budget (anggaran) adalah suatu rencana yang

disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang

dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu

(periode) tertentu yang akan datang.

Dari pengertian di atas maka dapat dikatakan bahwa:

1. Anggaran berhubungan erat dengan fungsi-fungsi manajemen seperti

perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian.

2. Anggaran merupakan rencana yang akan dilaksanakan oleh suatu

organisasi untuk masa yang akan datang dalam jangka waktu tertentu.

3. Anggaran bersifat sistematis dan harus disusun secara berurutan dan logis.

11

Page 12: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

3.2 Fungsi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)

Menurut buku pedoman peyusunan RKAP tahun 2012, RKAP pada

dasarnya merupakan penjabaran secara rinci mengenai sasaran dan kegiatan

yang ingin dicapai perusahaan dalam kurun waktu satu tahun mendatang yang

dinyatakan dalam unit phisik maupun keuangan (rupiah).

Menurut Abdul Halim (2000), RKAP mempunyai sasaran pokok. Hal

ini ditinjau dari segi fungsi RKAP sebagai alat untuk perencanaan dan alat

kontrol/pengendalian, yaitu memperjelas rencana strategi, membantu

koordinasi kegiatan beberapa bagian, dan melimpahkan tanggung jawab

kepada manajer untuk memberikan otorisasi jumlah yang diijinkan untuk

dikeluarkan dan menginformasikan kinerja yang diharapkan.

Menurut M. Munandar (2000:10) manfaat/fungsi RKAP adalah sebagai

pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja, dan sebagai alat

pengawasan kerja

Sedangkan, menurut Apandi Nasehatun (1999), RKAP mempunyai

fungsi sebagai penunjang kebijakan-kebijakan (policies) perusahaan dalam

menentukan arah/tujuan/sasaran yang diinginkan, pengendali kegiatan dan

pengeluaran, dan sebagai pencegah terjadinya pemborosan penyimpangan.

3.3 Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)

Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atas

penyusunan anggaran serta pelaksanaan kegiatan budgeting lainnya ada

ditangan pimpinan tertinggi perusahaan. Hal ini disebabkan karena pimpinan

tertinggi perusahaanlah yang paling berwenang dan paling bertanggung jawab

atas kegiatan-kegiatan secara keseluruhan. Namun demikian tugas

menyiapkan dan menyusun anggaran serta kegiatan lainnya tidak harus

ditangani sendiri oleh pimpinan tertinggi perusahaan, melainkan dapat

didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan.

Syafri Harahap (2001:83-84) mengemukakan tiga cara pembuatan

anggaran ditinjau dari siapa yang membuatnya, yaitu:

12

Page 13: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

1. Otoriter atau Top Down

Dalam metode otoriter, anggaran disusun dan diterapkan sendiri

oleh pimpinan anggaran. Inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa

keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Metode ini ada baiknya jika

karyawan tidak mampu menyusun anggaran atau dianggap terlalu lama

dan tidak tepat jika diserahkan kepada bawahan. Hal ini bisa terjadi

dalam perusahaan yang karyawannya tidak memiliki keahlian cukup

untuk menyusun suatu anggaran.

2. Demokrasi atau Bottom Up

Dalam metode demokrasi anggaran disusun berdasarkan hasil

keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai ke

atasan. Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan

dipakai sebagai pedoman untuk masa yang akan datang. Metode ini dapat

digunakan jika karyawan sudah memiliki kemampuan dalam menyusun

anggaran dan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan proses yang lama

dan berlarut.

3. Campuran atau Top Down dan Bottom Up

Metode ini adalah campuran dari kedua metode di atas. Di sini

perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari atas dan

kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan

bawahan. Jadi ada pedoman dari atas atau pimpinan dan dijabarkan oleh

bawahan sesuai dengan pengarahan atasan.

13

Page 14: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

BAB IV

PEDOMAN PENYUSUNAN RKAP

4.1 Jadwal Penyusunan RKAP

1) Pertengahan tahun sudah mulai membuat angka dasar RKAP meliputi :

a. Areal Konsesi

b. Produksi Per Ha Himpunan kebun

c. Produksi Himpunan Kebun

d. Usul Penghapusan Tanaman Menghasilkan

e. Biaya Produksi, Biaya Investasi, Biaya Umum dan Biaya Investasi non

tanaman.

2) Dikirim ke kantor direksi sekitar bulan Juli–Agustus.

Di bahas Tim Penyusunan RKAP Kandir sehingga menghasilkan

pedoman RKAP yang dikirim ke kebun-kebun.

3) Setelah pedoman turun, kebun membuat RKAP tahunan. RKAP tahun

2012 dari kebun-kebun dalam bentuk tahunan paling lambat diterima dari

kantor direksi tanggal 10 Agustus 2012 sebanyak tujuh eksemplar dengan

perincian sebagai berikut :

1. Biro SPI = 1 Expl.

2. Bagian Tanaman = 1 Expl.

3. Bagian Tekhnik dan Pengolahan = 1 Expl.

4. Bagian Pembiayaan = 1 Expl.

5. Bagian Pemasaran dan Pengadaan = 1 Expl.

6. Bagian Personalia dan Umum = 1 Expl.

7. Bagian Bagian Perencanaan dan Pengembang = 1 Expl.

4) RKAP yang dikirim ke Kantor Direksi selanjutnya dibahas kembali

dengan Kantor Direksi dengan memperhitungkan kinerja perusahaan dan

13

Page 15: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

diajukan ke Dewan Komisaris untuk mendsapatkan persetujuan,

selanjutnya dibuat Break Down RKAP.

4.2 Pedoman Penyusunan RKAP

Berdasarkan surat keputusan Direksi PTPN IX (Persero)

No.PTPN.IX/SE/113/2012 Tanggal 18 juli 2012 tentang break down RKAP

mengenai pedoman penyusunan RKAP tahun 2012 divisi tanaman tahunan.

Yang di dalamnya sudah ada pengarahan RKAP 2013 mengenai budidaya

seperti karet, kayu, teh, kopi dan areal mengenai pembibitan, penanaman,

pemeliharaan, panen. Terdapat juga rencana pengolahan, bagian Personalia

dan umum.

4.3 Petunjuk penyusunan RKAP

RKAP merupakan penjabaran mengenai sasaran dan kegiatan yang ingin

dicapai perusahaan dalam waktu satu tahun mendatang yang dinyatakan

dalam unit fisik maupun rupiah. RKAP mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Pedoman kerja bagi seluruh unit atau bidang yang ada di perusahaan

2. Alat pengawasan manajemen

Oleh karena itu penyusunan RKAP harus cermat dan serealistis mungkin

dengan berpedoman pada Cost Effectiveness agar perusahaan tetap

Goingconcern bahkan dapat berkembang menjadi profit oriented.

4.4 Proses penyusunan RKAP

Adapun proses penyusunan RKAP di PTP Nusantara IX (Persero) Kebun

Batujamus/Kerjoarum adalah:

1. Meneliti himpunan Areal Konsesi (TM, TBM, pembibitan, lahan

cadangan, dst) dirinci per Komiditi dan Afdeling

2. Merencanakan produksi dan investasi

3. Kantor Direksi menyusun pedoman mengenai rencana produksi, biaya

produksi, biaya investasi tanaman, biaya umum dan biaya investasi

non tanaman.

14

Page 16: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

4. Dengan berpedoman “Pedoman Penyususnan Anggaran” kebun-kebun

menyusun rencana produksi, biaya produksi, biaya investasi tanaman,

biaya umum dan biaya investasi non tanaman. Kebun fisik meliputi:

areal konsensi, produksi per kualitas, dll.

5. Dibuat RKAP tahunan.

6. Dibahas di kantor direksi.

7. Dibuat RKAP breakdown.

8. RKAP dapat dijalankan

15

Page 17: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

BAB V

PENYUSUNAN RKAP PERUSAHAAN

5.1 Areal Konsesi

Areal konsensia adalah areal yang dioperasionalkan perusahaan. Sebelum

RKAP dibuat harus ada areal konsensinya terlebih dahulu yang meliputi: areal

TM, TBM, TTI, TTAD, Cadangan TU dan areal lainya.

5.2 Rencana areal konsensi

Menyusun areal konsesi merupakan langkah awal penyusunan RKAP.

Bagian yang penting dalam menyusun areal konsesi yaitu bagian afdeling.

Dari susunan areal konsesi per afdeling, kemudian dihimpun menjadi

himpunan areal konsesi kebun. himpunan areal konsesi kebun dan luas areal

konsesi kebun Batujamus/Kerjoarum tahun 2012 :

1. Areal Tanaman yang dioperasikan

a. Tanaman Menghasilkan (TM) yaitu seluas 2,822,53 Ha

b. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) yaitu seluas 575,92 Ha

c. Tanaman Pohon Berkayu Areal Monokultur :

Tanaman Dalam Pemeliharaan (TDP) yaitu seluas 28,85 Ha

2. Areal Lain-lain yaitu seluas 186.25 Ha

3. Cadangan TU 362,57

4. Total areal konsesi yaitu seluas 3976,12 Ha

5.3 Rencana Produksi

Setelah disusun areal konsensi menentukan produksi per afdeling.

Himpunan areal konsesi dan rencana produksi mempunyai hubungan yang

sangat erat, karena penyusunan rencana produksi mengacu pada luas areal

konsensi yang ada.

Dalam rencana produksi ada himpunan rencana produksi kebun budidaya

karet, (RKAP-3) di dalamnya terdapat luas areal produksi per afdeling.

Produksinya terdiri dari produksi kering dan produksi basah (Latek kebun,

Lump) terdapat juga produksinya per /Ha. Setiap afdeling dicatat secara rinci

rencana produksinya. Rencana produksinya dibagi per bulan, selain itu dicatat

juga rencana produksi karet per kwalitasnya.

16

Page 18: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

Penyusunan rencana produksi dimulai dengan mempelajari himpunan

areal konsesi. Areal TM dan TBM diperinci per tahun tanam tiap-tiap

budidaya dan afdeling. Rincian-rincian dari setiap afdeling yang disimpulkan

dalam formulir Himpunan Areal Konsesi diperoleh dari areal Konsesi

Afdeling. (Pedoman RAB, 1989)

5.4 Rencana Biaya Produksi (RKAP 7)

Rencana biaya produksi merupakan hal yang penting dalam menghitung

dan mengetahui harga pokok dan juga merupakan himpunan biaya dari

anggaran belanja biaya tanaman, berdasarkan rencana produksi tanaman dan

rencana produksi pabrik, anggaran belanja gaji, upah, biaya sosial karyawan

(Pedoman RAB, 1989). Adapun komponen- komponen biaya produksi antara

lain sebagai berikut :

1. Biaya karyawan pimpinan dan tata usaha

2. Biaya tanaman

3. Biaya angkut

4. Biaya panen dan pengumpulan

5. Biaya pengolahan atau pabrikasi

Isi dari rencana biaya produksi (RKAP-7) perhitungan luas areal, rencana

biaya produksi seperti contohnya karet adalah produksi basah dan produksi

kering dijabarkan seperti dalam produksi basah yaitu rencana produksi Lateks,

Lump dan produksi kering lalu dijumlah. Dalam biaya produksi berisi gaji dan

tunjangan karyawan pimpinan, pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM),

panen dan pengumpulan, angkutan ke pabrik serta biaya pengolahan, biaya

produksi per/kg, biaya produksi per/Ha. Harga pokok per kg diperoleh dari

jumlah biaya produksi dibagi jumlah produksi sedangkan untuk biaya

produksi per/Ha diperoleh dari jumlah biaya produksi dibagi luas areal

Tanaman Menghasilkan.

17

Page 19: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

5.5 Rencana Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (RKAP 8)

Rencana kerja anggaran perusahaan Tanaman menghasilkan (TM) adalah

biaya yang direncanakan untuk membiayai seluruh kegiatan pemeliharaan

Tanaman Menghasilkan (TM).

1. RKAP 8 – Rencana Anggaran Biaya Tanaman Menghasilkan

Di dalam RKAP 8 ini terdapat :

1) Gaji dan tunjangan karyawan pimpinan ( Rekening 600 )

2) Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan ( Rekening 601) yang terdiri

dari :

a) Gaji dan tunjangan mandor

b) Pemeliharaan jalan, saluran air, teras

c) Penanaman atau penyisipan

d) Penyiangan

e) Pemberantasan hama penyakit

f) Pemupukan

g) Biaya beban langsung

h) Lain-lain

Uraian hal tersebut dirinci dalam RKAP 24

3) Panen dan angkutan ( Rekening 602 )

a. Panen dan pengumpulan

b. Angkutan ke pabrik

c. Biaya umum

5.6 Rencana Biaya Pengolahan per Budidaya (RKAP 10)

Mencakup pengolahan kwalitas RSS, Crepe, dan Brown Crepe terdiri:

a. Gaji staf teknis

b. Pemakaian tenaga kerja dan bahan pendukung

c. Pemeliharaan bangunan dan mesin pabrik

d. Biaya pengepakan

5.7 Rencana Biaya Investasi Tanaman (RKAP 11)

Memuat:

18

Page 20: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

a. Rencana TTAD

b. Rencana TTI

c. Rencana Pemeliharaan TBM

d. Pemeliharaan Pembibitan dan Entrys

Dirinci dalam RKAP 39,41,43

5.8 Rencana Investasi non Tanaman (RKAP 12)

Memuat:

Rencana pembangunan sarana/ prasarana

5.9 Rencana Anggaran Kas (RKAP 13)

Berisi tentang rincian Rencana Pengeluaran kas untuk kegiatan

operasional perusahaan yang terdiri dari uang kerja rutin dan non rutin

yang dibuat dalam setiap bulan.

5.10 Rencana Biaya Gaji, tunjangan dan Biaya Sosial Pegawai Staf

(RKAP 14,15,16)

Rencana gaji atau tunjangan biaya sosial karyawan pimpinan dan

staf.

5.11 Rencana Belanja Premi dan Lembur (RKAP 17)

Memuat rencana Pengeluaran pembiayaan premi dan lembur.

5.12 Rencana Gaji, Tunjangan, biaya sosial (RKAP 18)

Memuat biaya gaji dan tunjangan karyawan pelaksana untuk

golongan IB sampai dengan IID.

5.13 Biaya Gaji Tunjangan dan Biaya Sosial Pembantu Pelaksana

(RKAP 19)

Biaya gaji dan tunjangan karyawan pembantu pelaksana untuk

golongan IA. (RKAP 19-1)

Biaya gaji karyawan Harian Lepas Teratur (RKAP 19-2)

Biaya gaji dan karyawan Harian Lepas Lainya (RKAP 19-3)

19

Page 21: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

5.14 RKAP Gaji, Tunjangan, Biaya Sosial dan Premi (RKAP 20)

Memuat TTAD, TTI, TBM, Kendaraan, Poliklinik, Rumah Dinas,

Mesin, dll.

5.15 RKAP Phisik HKO dan Karyawan Pelaksana, Pembantu

Pelaksana, HLT (Harian Lepas Teratur) dan HLL (Harian Lepas

Lainnya) (RKAP 21)

RKAP 21 ini berisi jumlah HKO TTI, TBM karet, EAP JEEP,

ENTRYS, poliklinik, instalasi listrik, instalasi pompa air, TU kantor,

pemeliharaan bangunan perusahaan, pemeliharaan bengkel,

keamanan, TM karet, panen karet, pengolahan LP, pengolahan SKIM,

pengolahan BRCR, pengolahan SHEET, pemeliharaan pabrik LP,

pemeliharaan instasi mesin LP, pengepakan BRCR, dan lain-lain lalu

ditotal hko per unit nya untuk mengetahui jumlah HKO seluruhnya.

5.16 Rencana Pemakaian barang bahan (RKAP 22)

Di dalam RKAP 22 ini terdapat Rencana Anggaran pupuk, bahan

kimia, bahan bakar atau pelumas, alat pertanian, bahan pembungkus,

bahan catu, barang-barang keperluan instalasi air, barang-barang

keperluan pembangkit listrik / air dan lain-lain. Pengadaan barang atau

bahan ini untuk Pemeliharaan Tanaman menghasilkan, investasi

tanaman, pemeliharaan eksploitasi alat angkut dan lain-lain dalam

operasionalnya memerlukan barang atau bahan.

5.17 Biaya Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (RKAP 24)

Dalam RKAP 24 ini isinya sama dengan RKAP 8 tetapi dalam RKAP

ini dibuat lebih rinci seperti halnya pada pemeliharaan jalan, saluran

air, pemeliharaan teras, menyiangi, pembasmian hama, pemupukan

dan lain-lain serta ada penambahan rincian tentang bahan alat.

5.18Biaya Panen ( RKAP 28)

RKAP 28 ini berisi mengenai rencana biaya-biaya yang dikeluarkan

untuk panen dan pengangkutan ke pabrik dari alat sampai tenaganya.

20

Page 22: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

5.19Biaya Umum (RKAP 33)

RKAP 33 berisi rencana anggaran belanja biaya umum yang

merupakan semua pengeluaran yang harus dibayar sebagai biaya,

yang terdiri dari biaya-biaya yang tidak langsung mempengaruhi

produksi sehingga biaya umum merupakan uraian dari rekening

netral. Dalam RKAP 33 terdiri dari :

a. Gaji, tunjangan sosial karyawan pimpinan (Rekening 400 )

b. Gaji, tunjangan sosial karyawan pelaksana (Rekening 401)

c. Honorarium (Rekening 402)

d. Biaya pemeliharaan bangunan rumah dinas ( 410)

e. Pemeliharaan gedung perusahaan ( 411)

f. Pemeliharaan perlengkapan invetaris kecil (Rekening 414)

g. Iuran dan sumbangan (Rekening 420)

h. Pajak (Rekening 421)

i. Asuransi (Rekening 422)

j. Biaya peneragan (424)

k. Biaya lain-lain (Rekening 426)

5.20 Himpunan HKO Pengolahan (RKAP 34)

RKAP 34 berisi semua anggaran phisik dan biaya pengolahan yang

memuat: Pengolahan Sheet, Pengolahan Crepe, Pengolahan BR.CR,

Pemeliharaan Bangunan Pabrik, Pemeliharaan Mesin, Pengepakan atu

Letter.

5.21 Himpunan Barang Bahan Pengolahan (RKAP35)

Himpunan Alokasi Kebutuhan Barang atau Bahan Pengolahan

memuat: Pengolahan RSS, Pengolahan Crepe, pengolahan Br.Cr,

Pemeliharaan Bangunan Pabrik Sheet, Pemeliharaan bangunan Pabrik

Crepe, Pemeliharaan Bangunan Pabrik Br.Cr, dll.

5.22 Biaya Pemeliharaan TBM (RKAP 41)

21

Page 23: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

Biaya Pemeliharaan TBM meliputi: pemeloharaan jalan, buat sal air,

berantas lalang, menyiang golma, memupuk, menunas, dll. Serta

bahan meliputi, urea, pupuk kandang, herbisida, dll.

5.23 EAP Angkutan (RKAP 50)

EAP Angkutan memuat: biaya pengangkutan penumpang, biaya

perjalanan.

5.24 Biaya Poliklinik (RKAP 52)

Biaya Klinik memuat: Honorarium Dokter, Gaji/Upah dan Biaya

Sosial, Obat-obatan dan Obat Bius, Biaya Angkutan dll.

5.25 Biaya Pembangkit Listrik (RKAP 53)

Biaya Pembangkit Tenaga Listrik memuat: Gaji/ Upah dan Biaya

Sosial, Bahan Bakar, Oli, Pemeloharaan Mesin dan Perlengkapan, dll

5.26 Biaya Instalasi Air (RKAP 54)

Rencana Biaya Instalasi Air memuat: Gaji/ Uapah dan Biaya Sosial,

Bahan Bakar, Minyak Pelumas, Pemeliharaan Mesin dan

Perlengkapan, Pemeliharaan Instalasi Air, dll

22

Page 24: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

BAB VI

PEMBAHASAN

Dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)

diperlukan adanya suatu kerjasama dengan bagian-bagian yang terkait dalam

suatu kebun. Kerjasama tersebut dibutuhkan untuk mendapatkan suatu informasi

yang akan digunakan dan dasar dalam menyusun RKAP.

Anggaran merupakan suatu alat pengendalian yang berguna, tetapi harus

memperhatikan dua pertimbangan, hal ini dikemukakan oleh Hansen’et all (2004)

dan Mowen:

Anggaran adalah alat pengendalian yang berguna. Tetapi, agar dapat digunakan

dalam evaluasi kinerja, dua pertimbangan utama harus diperhatikan. Pertama

adalah menetapkan bagaimana jumlah yang dianggarkan seharusnya

dibandingkan dengan hasil aktual. Pertimbangan kedua melibatkan dampak

anggaran atas perilaku manusia.

Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) di PTPN IX

(Persero) kebun Batujamus/Kerjoarum sudah berdasarkan pada standar yang

sudah ada, dan mengacu pada ketentuan yang telah ditetapkan oleh kantor

Direksi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan Rencana Kerja

dan Anggaran Perusahaan (RKAP) adalah:

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan rangkaian proses pengambilan keputusan dari

berbagai kebijaksanaan dalam usaha mencapai tujuan, jadi RKAP disusun

sebagai perencanaan sehingga dapat digunakan sebagai pedoman kerja.

2. Koordinasi

Koordinasi merupakan suatu koordinasi kesatuan antara satu bagian

dengan bagian yang lain, koordinasi hanya dalam konsep penyediaan data

yang ada atau yang dibutuhkan, sedangkan dalam pelaksanaan penyusunannya

dilakukan oleh kantor induk. Bagian yang terlibat didalamnya ialah bagian

tanaman, bagian tehnik dan bagian keuangan.

3. Pengawasan

23

Page 25: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

Pengawasan merupakan pemeriksaan atas data akuntansi sebagai siasat

untuk membandingkan antara realisasi dengan anggaran yang telah

direncanakan. Berfungsi untuk mencapai tujuan perusahaan agar efektif dan

efisien. Pengawasan harus dilakukan sebaik mungkin, baik yang terkait di

kantor direksi maupun di kebun sehingga penyimpangan-penyimpangan yang

terjadi dapat diminimalisir.

Agar RKAP berfungsi secara efektif, maka dalam penyusunannya harus

dilakukan dengan cermat dan serealistis mungkin, artinya dengan biaya

tertentu, target harus dapat dicapai. Efisiensi biaya harus terus dilakukan,

diimbangi dengan peningkatan jumlah produksi. Dengan begini, harga pokok

diharapkan dapat dibawah anggaran.

6.1 Areal Konsesi

Luas areal konsensi Kebun Batu jamus tahun 2012 terdiri dari:

Areal Tanaman yang dioperasikan

d. Tanaman Menghasilkan ( TM ) yaitu seluas 2,822,53 Ha

e. Tanaman Belum Menghasilkan ( TBM ) yaitu seluas 575,92 Ha

f. Tanaman Pohon Berkayu Areal Monokultur :

Tanaman Dalam Pemeliharaan ( TDP ) yaitu seluas 28,85 Ha

5. Areal Lain-lain yaitu seluas 215,10 Ha

6. Total areal konsesi yaitu seluas 6,943,11 Ha

6.2 Biaya Produksi

Salah satu cara untuk menyajikan informasi biaya yaitu dengan

menggunakan pengelompokan biaya. Dengan adanya pengelompokan biaya,

manajemen akan lebih mudah dalam mengadakan pengawasan dan

pengendalian biaya. Selain itu pengelompokan dapat dijadikan dasar untuk

mengadakan perbandingan antara biaya sesungguhnya dengan biaya yang

telah dianggarkan, serta mempermudah pengalokasian biaya pada setiap pos

atau bagian yang bersangkutan.

Untuk dapat mengetahui posisi biaya produksi pada PT Perkebunan

Nusantara IX (Persero) Kebun Batujamus/Kerjoarum maka terlebih dahulu

harus mengetahui bagaimana pengelompokan biaya-biaya yang terjadi pada

24

Page 26: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

perusahaan. Dalam pengelompokan biaya produksi tersebut, PT Perkebunan

Nusantara IX (Persero) Kebun Batujamus/Kerjoarum menggunakan kode-

kode rekening. Dengan adanya sistem kode rekening tersebut, akan lebih

memungkinkan pemasukan dan pembebanan berbagai macam biaya dapat

dilakukan secara tepat ke dalam rekening pembukuan.

Berikut ini diuraikan mengenai penggolongan biaya produksi beserta

kode rekening yang terdapat pada PT Perkebunan Nusantara IX (Persero)

Kebun Batu jamus, yaitu:

Tabel 2 : Penggolongan biaya produksi beserta kode rekening

No. Rekening Nama Rekening600.00..00 Gaji, Tunjangan, dan Sosial Karyawan Pimpinan601.00..00/99 Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan602.00..00/09 Panen dan Pengumpulan602.00..10/19 Pengangkutan ke Pabrik400. . ./460. . . Biaya Umum603.00/607.00 Biaya Pengolahan

Tujuan dari pengklasifikasian biaya adalah untuk mempermudah suatu

perusahaan dalam melakukan pengendalian pada masing-masing bagian agar

mencapai tingkat efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan sumer-sumber

perusahaan yang tentunya diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan yang

maksimal.

6.3 Harga Pokok Kebun

Dalam menentukan harga pokok antara harga pokok kebun dengan

harga pokok kantor direksi harus disesuaikan terlebih dahulu, karena

berdasarkan tahun-tahun sebelumnya menunjukkan bahwa biasanya harga

pokok kebun lebih tinggi dari harga pokok kantor direksi.

Untuk menyesuaikan harga pokok sesuai dengan yang dikehendaki

kantor direksi, maka penyusunan RKAP langsung disusun oleh kantor induk,

yaitu dengan meningkatkan jumlah produksi dan mengurangi sektor-sektor

biaya maupun pekerjaan yang tidak begitu penting.

25

Page 27: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

Untuk menghitung harga pokok kebun adalah sebagai berikut :

Budidaya Karet:

Luas Areal : TM Karet 2,822,53 Ha

Produksi Kering

- LATEKS PEKAT = 4,169,500 Kg

- LUMP = 790,000 Kg

4,959,500 Kg

Biaya Tanaman : Rp 45.219.570,00

Biaya Produksi : Rp 54.692.491,00

Maka:

Harga Pokok produksi/kg =

Jumlah Biaya ProduksiJumlah Produksi

= Rp 54.692.491 ,00

4,959,500 kg

= Rp 11,028. /kg

Biaya Tanaman/Ha =

Jumlah Biaya Tanaman Jumlah Luas Areal

= Rp 45.219.570 ,00

2,822,53 Ha

= Rp 16,021 Ha

Biaya Produksi/Ha =

Jumlah Biaya ProduksiJumlah Luas Areal

= Rp 54.692.491, 00

2,822,53 Ha

= Rp 19,377/Ha

26

Page 28: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

6.4 Laporan Laba Rugi

Laporan laba atau rugi merupakan gambaran hasil usaha yang dicapai

pada periode tertentu yang merangkum kegiatan-kegiatan operasional

perusahaan. Laporan laba atau rugi ini berisi seluruh pendapatan dan biaya-

biaya selama periode tertentu, biasanya satu tahun fiskal.

Laporan laba rugi ini digunakan sebagai:

1. Tolak ukur keberhasilan perusahaan

2. Penaksiran keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang

3. Penilaian tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

Di bawah ini akan dijelaskan perhitungan rencana laba dan rugi kebun

batu jamus khusus untuk budidaya karet (dalam ribuan rupiah) tahun 2011

1. Pendapatan (Budidaya Karet)

Pendapatan Rp 150,929,984

2. Harga Pokok Penjualan

Biaya Produksi Rp 54,692,491

Penyusutan Aktiva Tetap Rp 9,055,800

Rp (63,748,291)

Laba Kotor Rp 87,181,693

GPM (%) % 57,76

3. Biaya Usaha

Biaya Penjualan

(3,50% x Rp 150,929,984) = Rp 5,282,549

Biaya Administrasi

(6,50% x Rp 150,929,984) = Rp 14,2400,881

(Rp 19,523,430)

Laba Usaha Kotor Rp 67,658,268

27

Page 29: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

4. Pendapatan (biaya) lain-lain

Pendapatan lain-lain -

Biaya lain-lain -

Laba Bersih Usaha Rp 67,658,263

Pendapatan Luar Biasa/Penjualan Aset Rp -

Laba/Rugi Sebelum Pajak Rp 67,658,263

Pajak Teoritis Rp -

Laba Rugi Setelah Pajak Rp 67,658,263

Dari hasil perhitungan di atas, perusahaan mencapai laba (sebelum

pajak) sebesar Rp 67,658,263. Hal ini dapat diperoleh dengan cara

melakukan penekanan terhadap biaya-biaya dan peningkatan terhadap

pendapatan.

6.5 Perbandingan Anggaran 2011 Dengan 2012

TABEL 3 : Perbandingan Anggaran Tahun 2011 dan Tahun 2012(Dalam Ribuan Rupiah)

KeteranganAnggaran

TahunAnggaran

TahunSelisih

%

2011 2012(Naik/turun)

Produksi inti (kg) 4.441.500 4.959.500 518.000 11,66%Luas Areal (Ha) 2.639,75 2.822,53 182,78 6,92%

Biaya Tanaman :

Gaji,Tunj&Biaya Sosial Staf

1.208.888 1.471.094 262.20621,69%

Biaya Pemeliharaan TM 10.628.822 10.460.588 168.234 1,58%Biaya Panen & Pengumpulan

27.595.793 31.249.731 3.653.93813,24%

Biaya Pengangkutan ke Pabrik

1.804.135 2.038.157 234.02212,97%

Biaya umum - - - -Jumlah Biaya Tanaman 41.237.638 45.219.570 3.981.932 9,66%Biaya Pengolahan 8.380.676 7.971.019 409.657 4,89%Jumlah Biaya Produksi 49.618.314 53.190.589 3.572.275 7,20%

28

Page 30: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

Berdasarkan hasil perbandingan tabel 1 (analisis komparatif) diatas, anggaran

biaya tahun 2012 jika dibandingkan dengan anggaran biaya tahun 2011

mengalami peningkatan sebesar 7,20% atau sebesar biaya Rp 3.572.275,00 yaitu

dari Rp 49.618.314,00 menjadi Rp 53.190.589,00 . Hal ini disebabkan oleh

adanya peningkatan dan penurunan. Pada peningkatan disebabkan adanya biaya

gaji, Tunjangan & biaya Sosial Staf, biaya panen & pengumpulan, sedangkan

yang menyebabkan penurunan Biaya Pemeliharaan Tanamana Menghasilkan, dan

Biaya Pengolahan.

Dari hasil rencana produksi pada tabel tersebut dapat diketahui harga pokok per

kg untuk hasil tahun 2011 dapat diketahui harga pokok per kg sebesar Rp 11,740

per kg. Untuk menghitung harga pokok per kg menggunakan rumus sebagai

berikut :

Harga Pokok per Kg = Jumlah Biaya Produksi

Jumlah Produksi

29

Page 31: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

1. Anggaran produksi tahun 2011 jika dibandingkan dengan tahun 2012

mengalami peningkatan sebesar Rp. 11,66% atau sebesar biaya Rp

518.000.000,00. Disebabkan karena sesuai ketentuan dari kantor Direksi

bahwa target produksi tiap unit kebun mengalami peningkatan setiap

tahunnya.

2. Anggaran Biaya tahun 2011 jika dibandingkan dengan anggaran biaya

tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 7,20% dari RKAP 2011 atau

sebesar biaya Rp. 3.572.275,00. Hal ini disebabkan karena target produksi

yang meningkat sehingga menyebabkan adanya peningkatan pada biaya

pemeliharaan Tanaman, biaya panen dan pengumpulan serta biaya

Pengolahan.

30

Page 32: LAPORANPORAN RKAP PERUSAHAAN PERKEBUNAN

Praktek Kerja Lapang III

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan dan. Asri, Marwan. 2000. Angaran Perusahaan (Business

Budgeting), Prinsip, Mekanisme dan Teknik Penyusunannya. Yogyakarta:

BPFE.

Djamaludin, Arif. 1997. Sistem Pembuatan Program dan Anggaran. Jakarta:

Chalia Indonesia.

Foster, Douglas. 1980. Manajemen Perusahaan. Jakarta: Erlangga.

Halim, Abdul. 2000. Dasar-Dasar Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BPFE.

Hansen, Don R dan Mowen, Maryane H. 2004. Management Accounting-

Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Budgetting Peranggaran Perencanaan Lengkap.

Jakarta: PT Raja Grafindo.

Kana, Any Agus. 2003. Anggaran Perusahaan. Yogyakarta: Penerbit AK Group.

Krismiadji. 2002. Dasar- dasar Akuntansi Manajemen. Yogakarta: AMP YKPN.

Munandar. 2000. Budgetting. Yogyakarta: BPFE.

Nasehatun, Apandi. 1999. Budget & Control, Sistem Perencanaan dan

Pengendalian Terpadu, Konsep dan Penerapannya. Jakarta: Grasindo.

Rangkuti, Freddy. 2001. Business Plan, Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan

Analisis Kasus. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Buku Petunjuk Praktek Kerja Lapangan III Program Studi Akuntansi”.Yogyakarta

2011. Buku Profil PT Perkebunan Nusantara IX Kebun Batujamus/Kerjoarum,

Karanganyar.

2011. RKAP PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) Divisi tanaman tahunan

Kebun Batu jamus/Kerjoarum.

31