LAPORANPBL

download LAPORANPBL

If you can't read please download the document

Transcript of LAPORANPBL

BLOK BASIC DENTAL SCIENCE 2LAPORAN KELOMPOK PBL-1 EKSPRESI WAJAHPembimbing : drg. Christiana Cahyani P. Kelompok 2 :Widhariyani Purnomoputri Nabella Caesar Shafira F Rahayu Melisa Kezia Annisa Fauziyah Anis Syarifah Doni Mardianto S. P. Rizqa Artiningsih H. Rofian Nur W. Afiya Fathina Nurdiana Dewi G1G011006 G1G011008 G1G011009 G1G011014 G1G011023 G1G011025 G1G011026 G1G011038 G1G011039 G1G011040 G1G011049KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEDOKTERAN GIGI PURWOKERTO2012 DAFTAR ISIDAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Landasan Teori Rumusan Masalah Tujuan Manfaat BAB II PEMBAHASAN Skenario PBL Proses PBL Step 1 Step 2 Step 3 Step 4 Landasan Teori Hasil dan Pembahasan ( Step 7) BAB III PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA 11 11 5 7 3 3 1 1 1 2i 133 3 3 41112BAB IPENDAHULUANLatar Belakang Masalah Tubuh manusia tersusun atas berbagai macam jaringan. Wajah manusia memiliki beberapa jaringan penyusun seperti jaringan otot, jaringan saraf, dan pembuluh darah. Suatu jaringan yang mengalami gangguan akan menyebabkan kerusakan pada tubuh manusia. Salah satu gangguan yang terjadi seperti paralisa wajah. Paralisa wajah merupakan kelumpuhan yang terjadi pada bagian wajah dikarenakan trauma atau kondisi tertentu sehingga seseorang sulit untuk melakukan ekspresi wajah baik secara unilateral maupun bilateral. Saraf yang bekerja sebagai saraf sensoris pada proses ekspresi wajah merupakan Nervus Caniales V yaitu Nervus Trigeminus sedangkan saraf yang bekerja sebagai saraf motoris merupakan Nervus Craniales VII yaitu Nervus Fasialis ( Norton, 2007). Mahasiswa kedokteran gigi perlu mempelajari otototot wajah yang berperan dalam proses terjadinya ekspresi wajah. Rumusan Masalah Bagaimana fisiologi proses terjadinya ekspresi wajah? Nervus apa saja yang berperan dalam proses terjadinya ekspresi wajah? Muskulus apa saja yang berperan dalam proses terjadinya ekspresi wajah? Apa yang dimaksud dengan paralisa wajah? Bagaimana penatalaksanaan dari paralisa wajah? Tujuan Mengetahui fisiologi proses terjadinya ekspresi wajah Mengetahui nervi yang berperan dalam proses terjadinya ekspresi wajah Mengetahui muskuli yang berperan dalam proses terjadinya ekspresi wajah Mengetahui 1i pengertian paralisawajah Mengetahui penatalaksanaan paralisa wajah2Manfaat Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan dari kasus tentang paralisa wajah dan penatalaksanaannya serta dapat mengidentifikasi otot-otot wajah yang berperan dalam proses terjadinya ekspresi wajah. Pengetahuan ini dapat digunakan sebagai dasar dalam menjalani perkuliahan di kedokteran gigi.BAB II4PEMBAHASAN Skenario PBL-1 Ekspresi Wajah Coba anda tertawa. Sudut mulut akan terangkat ke atas dan ke belakang, mata menyipit. Kemudian cobalah anda cemberut. Bibir akan maju ke depan dan dahi berkerut. Gerakan wajah yang menyebabkan perubahan ekspresi wajah dipengaruhi oleh muskuli wajah. Muskuli wajah melekat pada struktur tulang wajah atau jaringan lunak wajah. Origo dan insersio muskulus akan mempengaruhi arah gerakan wajah. Namun pada kasus trauma atau keadaan tertentu dapat terjadi paralisa wajah sehingga orang menjadi sulit melakukan ekspresi wajah baik secara unilateral maupun bilateral. Proses PBL Step 1 Paralisa wajah Paralisa adalah kelumpuhan dapat terjadi secara unilateral dan bilateral Muskuli wajah Muskulus adalah otot-otot wajah Step 2 Apa yang dimaksud dengan ekspresi wajah? Apa yang terlibat dalam ekspresi wajah? Bagaimana proses terjadinya ekspresi wajah? Sebutkan penyebab paralisa wajah ? Sebutkan penatalaksanaan paralisa wajah? Step 3 Ekspresi wajah adalah perubahan raut wajah menggambarkan suasana hati baik spontan atau dikendalikan dan dapat dipicu oleh adanya rangsangan. 3 Yang terlibat dan pemicu ekspresi wajah antara lain: Otot Syaraf5Panca indera Rangsangan Sistem limbik Hormon Tulang Emosi Hipothalamus Otak Proses terjdinya ekspresi wajah adalah : stimulus rangsangan otak motorik sistem syaraf organ tubuh Penyebab paralisa wajah, antara lain : Paparan angin Kecelakaan Stroke Malpraktek Obat-obatan Lingkungan Virus Fraktur tulang Penatalaksanaan dari paralisa wajah antara lain : Akupuntur Olahraga wajah Totok wajah Rontgen Terapi herbal Step 4 Perubahan raut wajah yang muncul menggambarkan kondisi seseorang yang dapat dikendalikan atau tidak dapat dikembalikan (spontan) Faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya paralisa wajah antara lain karena kondisi dari lingkungan, proses kimiawi, dan makanan Proses terjadinya ekspresi wajah adalah karena adanya otot-otot yang berkontraksi atau relaksasi Saraf yang mempengaruhi proses terjadinya ekspresi wajah adalah nervus fascialis, nervus trigeminus, dan nervus opticus, sedangkan tulang yang terlibat adalah mandibula Pengobatan yang dapat digunakan untuk mengatasi paralisa wajah antara lain : Akupuntur6Olahraga wajah Pijat wajah Operasi Totok wajah Rontgen Mengunjungi dokter spesialis saraf Menghindari paparan udara malam yang terlalu lama Terapi herbal. Landasan Teori Sloane (2003) menyebutkan sistem tubuh manusia memiliki dua macam alat gerak yaitu pasif dan aktif. Alat gerak pasif adalah tulang sementara alat aktif diantaranya adalah otot. Wajah manusia pun memiliki berbagai macam komponen penyusun diantaranya otot, saraf, pembuluh darah, dan tulang sebagai rangka awal. Otot otot pada wajah terdiri dari otot pengunyah dan otot ekspresi wajah. Otot-otot akan bekerja ketika mendapat rangsang dari sistem saraf. Otot ekspresi wajah secara anatomi terbagi menjadi enam regio yaitu regio dahi, mata, hidung, pipi, mulut, bibir, dan dagu. Liebgott (1994) menambahkan sistem saraf manusia merupakan sistem yang rumit dan khusus yang akan bereaksi ketika mendapat rangsang. Apresiasi respon dapat muncul secara sadar ataupun tidak disadari. Sistem saraf sendiri terbagi menjadi 3 jenis yaitu sistem saraf pusat (CNS), sistem saraf perifer (PNS), dan sistem saraf otonom (ANS). Sistem saraf perifer terdiri dari 31 pasang nervi spinalis dan 12 pasang nervi cranialis yang diantaranya diketahui mempersarafi wajah. Gibson (2002) menyebutkan sistem saraf yang diketahui membentuk ekspresi wajah diantaranya nervus trigeminus dan nervus facialis. Nervus trigeminus pada umumnya merupakan pars sensorik dan pars motorik sementara nervus facialis hanya merupakan pars motorik. Nervus facialis ini berjalan melalui saluran sempit pada os temporal melalui lubang kecil pada dasar tengkorak tepat di belakang kelenjar parotis. Nervus ini memiliki lima percabangan yang berjalan melalui kelenjar untuk mencapai otot otot wajah. Cabang cabang tersebut diantaranya rami zygomatici, rami temporalis, rami buccalis, rami marginal mandibularis, dan rami cervicalis. Moore (2002) menjelaskan nervus trigeminus keluar dari otak di sisi pons melalui radix sensoris dan motoris. Nervus ini sebelum keluar dari cranium terpecah7menjadi tiga cabang utama yaitu oftalmikus, maksilaris, dan mandibularis dimana nama nervus disesuaikan dengan daerah akhir utama masing-masing cabang. Kedua cabang pertama muri bersifat sensoris sementara nervus mandibularis utamanya bersifat sensoris namun mengandung serabut akar motoris nervus trigeminus. Dorlan (200?) menjelaskan paralisis merupakan kelumpuhan. Kelumpuhan sendiri merupakan hilangnya kekuatan anggota gerak tubuh baik kaki, lengan, ataupun kelompok otot. Paralisis berbeda dengan sekedar kelemahan otot walaupun batasnya tidak absolut. Kelemahan otot karena turunnya efisiensi disebut paresis sementara paralisis terjadi ketika telah ada ketiadaan kontrol. Shorey (2005) menyebutkan terdapat empat tipe paralisis diantaranya : Monoplegia yaitu kelumpuhan yang hanya mengenai satu anggota badan Diplegia yaitu kelumpuhan pada bagian badan yang sama pada kemengdua sisi badan. Hemiplegia yaitu kelumpuhan yang hanya mengenai satu sisi atau separuh bada saja Quadriplegia yaitu kelumpuhan yang mengenai satu sisi badan atau separuh badan Penyebab paralisis ada beberapa macam diantaranya stroke, tumor, trauma yang disebabkan jatuh ataupun pukulan, multiple sclerosis (penyakit yang merusak bungkus pelindung sel saraf), serebral palsy maupun gangguan metabolik. Penatalaksanaan pasien paralisis dapat dilakukan perawat fisioterapi diantaranya elektroterapi, exercise therapy, akupuntur, dan functional electrical stimulation. Hasil dan Pembahasan (Step 7) Hasil Origo adalah titik perlekatan otot yang lebih kuat pada tulang. Sedangkan insersio adalah titik perlekatan otot yang lebih dapat bergerak (tidak hanya pada tulang tapi dapat juga melekat pada kulit) (dorlan, 2008) Otot dan saraf yang terlibat dalam ekspresi wajah diantaranya:Musculus Otot Dahi M. corrugator Pars nassalis os. frontalis Os. nassale, cartilago nasi lateralis Sepertiga medial kulit alis mata Kulit glabella N. temporalis N. temporalis Menciptakan kerutan miring diatas pangkal alis Menarik turun kulit dahi dan alis Origo Insersio Nervus FungsiM. procerus8M. frontalis Otot Mata M. orbicularis oculi Pars orbitalisGalea aponeurosisGalea aponeurosisN. temporalisMenaikkan alis, mengerutkan dahiPars nassalis os. frontalis, Proc. frontalis maxillae, Os. lacrimale, Lig. palpebra mediale Lig. palpebrale mediale, Saccus lacrimalis Crista lacrimalis posterior, Saccus lacrimalisPars palpebralis Pars lacrimalisLig. palpebra laterale, transisi menjadi satu otot melingkar membentuk cincin di lateral Lig. palpebrale laterale Canaliculi lacrimales, tepi-tepi kelopak mataN. temporalis dan N. zygomaticusMenutup kelopak mata dengan kuatN. temporalis dan N. zygomaticus N. temporalis dan N. zygomaticusMenutup kelopak mata dengan perlahan Distribusi air mataOtot Hidung M. Nassalis Pars alaris Pars transversa Jugum alveolare dentis insisivi lateralis Jugum alveolare dentis canini Ala nasi, pinggir cuping hidung Cartilago nasi lateralis, membrane tendo dorsum nasi Kulit bibir N. buccalis N. buccalis Membuka lebar cuping hidung Mengecilkan lubang hidungOtot Mulut M. orbicularis oris Sebelah lateral angulus oris Bagian prosterior Proc.alveolaris maxillae, Raphe pterygomandibulari s, bagian posterior Proc. alveolaris mandibulae Margo infraorbitalis dan bagian Proc. zygomaticus maxilla Basis mandiulae sebelah medial N. buccalis dan N. marginalis mandibularis N. buccalis Menutup bibirM. buccinatorAngulus oris, bibir atas dan bawahMenegakkan bibir, meningkatkan tekanan intraoral (ketika meniup dan mengunyah) Menarik bibir atas ke lateral dan ke atasM. levator labii superiorisBibir atasN. buccalis dan N. zygomaticus N. marginalisM. depressor labii inferiorisBibir awah, dagu, serabutMenarik bibir bawah ke lateral dan ke9Foramen mentale M. levator anguli oris M. depressor anguli oris Fossa canina maxillae Basis mandibulae (diawah Foramen mentale) Os. zygomaticum di dekat Sutura zygomaticotempiral is Fascia parotidea, Fascia massetericadalam ke mukosa Sudut mulutmandibularis N. buccalis dan N. zygomaticus N. marginalis mandibularis N. buccalis dan N. zygomaticus N.buccalisbawah Menarik sudut mulut ke arah medial dan atas Menarik sudut mulut ke bawahM. zygomaticus major M. risoriusBibir bawah, pipi di sebelah lateral sudut mulut, bibir atas Bibir atas, sudut mulut Bibir atas, sudut mulutMenarik sudut mulut ke arah lateral dan ke atas Menarik sudut mulut ke arah lateral dan ke atas, membentuk lesung di pipiOtot Dagu M. mentalis Jugum alveolare dentis incisivi lateralis bawah Kulit dagu N. Marginalis mandibularis Membentuk lekuk di dagu, eversi bibir bawah(Pabst, dan Putz, 2006) Penatalaksanaan paralisa wajah Penatalaksanaan paralisa wajah bisa dilakukan dengan dua tahap, yaitu: Pemeriksaan (Test) Hearing test Pemeriksaan ini dilakukan sebagai pemeriksaan penunjang MRI atau CT Scan Pemeriksaan ini dilakukan unuk mengetahui ada tidaknya tumor Electrical test Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keparahan dari paralisa wajah Penanganan paralisa wajah Pemberian obat antibiotic untuk paralisa wajah yang disebabkan oleh infeksi bakteri, atau antiviral untuk paralisa wajah yang disebabkan oleh infeksi virus Jika paralisa wajah disebabkan oleh tumor, dapat ditangani dengan10cara: Pemberian obat steroid Pembedahan, untuk mengangkat tumor Menjalani terapi fisik, tetapi cara ini membutuhkan waktu yang relatif lama (AOC,2009) Pembahasan Dalam mekanisme terbentuknya ekspresi wajah, terdapat otot dan saraf yang terlibat didalamnya. Otot dalam melakukan kerjanya memiliki origo sebagai tumpuan otot yang melekat pada tulang dan tidak bergerak, dan insersio sebagai otot yang melekat pada jaringan lunak organ yang dituju dan bergerak bebas saat kontraksi. Otot wajah memiliki struktur yang rapih sesuai dengan letak dan fungsinya. Saat mendapatkan rangsang dari saraf, otot yang dituju akan melakukan kontraksi sesuai dengan arah dari posisi otot tersebut menggunakan origo sebagai ujung yang tetap diam dan insersio sebagai ujung otot yang berkontraksi.Pada mekanisme terbentuknya ekspresi wajah, saraf sensoris yang terlibat adalah nervus trigeminus yang memiliki 3 percabangan, yakni nervus opthalamicus, maxillaris dan mandibularis. Walaupun pada umumnya nervus trigeminus memiliki fungsi sensor motoris pada cabang mandibularis, namun pada mekanisme terbentuknya ekspresi wajah, nervus cabang mandibularis berperan sebagai sensor sensoris. Proses terbentuknya ekspresi wajah dapat dilakukan secara disengaja ataupun refleks. Ekspresi wajah yang terbentuk dengan disengaja dimulai dari sebuah stimulus yang merangsang sensoris untuk menjalarkan impuls ke otak dan membuat sensor motoris melepaskan impuls yang dijalarkan oleh nervus fasialis dan memerintahkan beberapa otot wajah untuk berkontraksi membentuk sebuah ekpresi wajah. Sedangkan ekspresi wajah yang terbentuk dengan refleks menjalarkan impuls ke medula spinalis.BAB III PENUTUP Kesimpulan Fisiologi proses terjadinya ekspresi wajah diawali dengan adanya stimulus yang diterima oleh reseptor, lalu mengaktivasi saraf sensorik. Stimulus tersebut disampaikan di pusat informasi baik otak maupun medulla spinalis, kemudian pusat informasi memerintahkan saraf motorik yaitu nervus fasialis untuk menggerakkan otot wajah. Ada banyak otot wajah, saraf sensorik dan saraf motorik yang berperan dalam proses terjadinya ekspresi wajah. Wajah dapat mengalami trauma, salah satunya adalah paralisa wajah. Paralisa wajah merupakan kelumpuhan pada wajah yang mengakibatkan penderita sulit melakukan ekspresi wajah. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, seperti virus, obat-obatan, kecelakaan yang dapat diatasi dengan cara fisioterapi, akupuntur, dan steroid. Saran Ilmu anatomi merupakan salah satu ilmu dasar yang penting untukdikuasai mahasiswa kedokteran gigi mengingat pentingnya penerapan ilmu tersebut, pengetahuan yang didapat dari sekadar menghapal masih sangat kurang sehingga belajar dengan pemahaman lebih membantu. Pengulangan materi perlu sering dilakukan sehingga pemanggilan memori lebih cepat dan tepat. Atlas anatomi menjadi salah satu hal penting untuk lebih memudahkan mahasiswa dalam memvisualkan materi pembelajaran.12DAFTAR PUSTAKADorland, W. A. N., 2011, Kamus Saku Kedokteran Dorland, EGC, Jakarta Gibson, John, 2002, Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat Edisi 2, EGC, Jakarta. Sloane, Ethel., 2003, Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula, EGC, Jakarta. Liebgott, Bernard., 1994, Dasar-dasar Anatomi Kedokteran Gigi, EGC, Jakarta. Moore, Keith, L., 2002, Anatomi Klinis Dasar, Hipokrates, Jakarta. Norton, N. S., 2007, Netters Head and Neck Anatomy for Dentistry, Saunders Elsevier, Philadelphia. Pabst, R., Putz R., 2006, Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 22, diterjemahkan oleh Joko Suyono, EGC, Jakarta. Arkansas11 OtolaringologyCenter,2009,FacialParalysis,http://www.araoc.com/pdfs/Facial%20Paralysis,%Dickins.%202.pdf diakses pada 13 September 2012 pukul 17.00 WIBShorey,J,2005,FunctionalElectricalStimulation,http://www.paralysis.org/site/c.erJMJUOxFmH/b.1267889/k.29C2/Fu diakses pada 13 September 2012 pukul 19.00 WIB