LAPORAN_MAGANG_ratri
-
Upload
yuyuu-yury-hainansi -
Category
Documents
-
view
99 -
download
1
Transcript of LAPORAN_MAGANG_ratri
LAPORAN KEGIATAN MAGANG
BIDANG PSIKOLOGI PENDIDIKAN
PERIODE JANUARI – FEBRUARI 2013
DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI SEMARANG
Disusun oleh:
Ratri Dewi Anggraini
M2A009028
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Magang
Berdasarkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, pendidikan dan
pengajaran tinggi merupakan penanggung jawab bagi terbentuknya manusia
yang memiliki kecakapan dalam ilmu pengetahuan, mengabdi pada
masyarakat sehingga dapat berperan serta dalam mewujudkan masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur.
Berbagai bentuk usaha atau kegiatan ilmiah dilakukan oleh perguruan
tinggi baik di dalam lingkungan pendidikan tinggi maupun di masyarakat.
Salah satu mata kuliah keahlian yang dimiliki oleh Fakultas Psikologi
Universitas Diponegoro adalah Praktek Magang di institusi, perusahaan atau
industri yang sesuai dengan bidang keilmuan yang diberikan.
Ilmu pengetahuan berkembang seiring dengan perkembangan daya
pikir manusia. Perkembangan tersebut memicu perkembangan dan
kemajuan zaman. Persaingan untuk menjadi yang terbaik menjadi sebuah
hal yang tidak bisa dihindari, sehingga menimbulkan kebutuhan akan
sumber daya manusia yang berkompeten, yang mampu bersaing untuk
menjadi yang terbaik. Tuntutan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia menjadi suatu hal yang tidak bisa ditawar lagi.
Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan sebagai upaya
peningkatan untuk pengembangan sumber daya manusia. Sebuah
pendidikan yang tidak hanya membekali anak didik dengan teori, tetapi juga
penerapannya di lapangan. Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan
mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah dipelajari, sehingga kualitas
mahasiswa sebagai agen penerus bangsa dapat bertambah dan lebih matang.
Kegiatan magang yang diadakan oleh Fakultas Psikologi Universitas
Diponegoro sebagai upaya untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat di
bangku kuliah dan merealisasikan program kerja. Kegiatan yang juga
merupakan syarat sidang skripsi, memiliki manfaat untuk masyarakat dan
1
mahasiswa. Pertama, kegiatan magang diharapkan mampu memberikan
kontribusi bagi instansi berupa sumbangsih pemikiran dari disiplin ilmu
psikologi yang kiranya dapat menjadi masukan dan pertimbangan instansi
terkait. Manfaat kedua, yaitu mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Diponegoro mendapatkan suatu pengalaman yang dimanfaatkan sebagai
media pembelajaran.
B. Tujuan Magang
1. Tujuan umum
a. Menciptakan lulusan Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro
yang berkompeten di bidangnya.
b. Praktikan magang mampu mengaplikasikan ilmu-ilmu psikologi
yang diperoleh di bangku kuliah, dalam dunia kerja.
c. Mempersiapkan praktikan magang untuk menjadi seorang tenaga
kerja yang handal.
2. Tujuan khusus
a. Memenuhi syarat untuk mengikuti ujian skripsi.
b. Mengetahui metode pembelajaran di SLB Negeri Semarang.
c. Mengetahui implementasi psikologi pendidikan di SLB Negeri
Semarang.
C. Manfaat Magang
1. Manfaat untuk mahasiswa
a. Mendapatkan pengalaman yang dijadikan sebagai media
pembelajaran bagi praktikan.
b. Memberikan informasi untuk praktikan selanjutnya, khususnya di
bidang psikologi pendidikan, sehingga mampu melaksanakan
magang dengan lebih baik.
2
2. Manfaat untuk Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro
a. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk peningkatan kegiatan
magang selanjutnya, khususnya di bidang psikologi pendidikan.
b. Menjalin hubungan silaturahmi dan kerja sama antara Fakultas
Psikologi Universitas Diponegoro dengan SLB Negeri Semarang.
3. Manfaat untuk SLB Negeri Semarang
a. Memberikan kontribusi non fisik berupa tenaga dan ilmu, untuk
keberlangsungan aktivitas pembelajaran di SLB Negeri Semarang.
b. Memberikan masukan untuk proses pendidikan bagi siswa SLB
Negeri Semarang.
c. Menjalin hubungan silaturahmi dan kerja sama antara Fakultas
Psikologi Universitas Diponegoro dengan SLB Negeri Semarang.
3
BAB II
DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Instansi
Nama Lembaga : SLB Negeri Semarang
NIS : 280540
NPWP : 00 595 835 0 517 000
Penyelenggara : Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Lokasi : Jalan Elang Raya No.2 Mangunharjo
Tembalang Semarang 50272
Telpon : 024-70781106
Fax (024-76744365)
Kepala Sekolah : Drs. Ciptono
1. Sejarah SLB Negeri Semarang
Berawal dari SD Bina Harapan pada tahun 2000 yang merupakan
sekolah khusus anak-anak slow leaner, kemudian berubah menjadi
sekolah anak-anak mengalami kesulitan belajar. Kurikulum yang
digunakan adalah kurikulum umum dan kurikulum SLB. Tahun 2002,
berubah menjadi SD Bina Harapan Kelas Khusus yang menerima siswa
ABK (Anak Berkebutuhan Khusus).
SLB Negeri Semarang dirintis sebagai sekolah unit baru pada tahun
2004 dengan biaya awal 1.350.000.000 untuk membangun ruang kelas,
mushola, perpustakaan, ruang ketrampilan, ruang tata usaha dan ruang
kepala sekolah. Setahun kemudian, yaitu tahun 2005, siswa SD Bina
Harapan Kelas Khusus adalah cikal bakal SLB Negeri Semarang yang
merupakan milik pemerintah provinsi Jawa tengah. Tahun 2006, SLB
Negeri Semarang mulai mendapatkan anggaran operasional dari
pemerintah provinsi.
4
SLB Negeri Semarang merupakan sekolah sentra, yang terdiri dari
PAUD,TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB, alumni SMALB dari
beberapa SLB di semarang. Terdapat delapan bengkel kerja, yaitu
a. Otomotif
b. Kriya kayu,
c. Tata boga
d. Tata busana
e. Tata kecantikan
f. Komputer (ICT)
g. Seni musik
h. Pertamanan
2. Visi dan Misi SLB Negeri Semarang
a. Visi
Terwujudnya pelayanan anak berkebutuhan khusus yang
berbudi luhur terampil dan mandiri.
b. Misi
Memberikan pelayanan yang prima dan memberi kesempatan
seluas-luasnya kepada anak berkebutuhan khusus secara maksimal,
agar mampu hidup mandiri dan berguna bagi masyarakat.
5
3. Struktur Organisasi SLB Negeri Semarang
Bagan 1. Struktur organisasi sentra PK dan PLK SLB Negeri Semarang
6
Balai Pengembangan
Pendidikan Khusus
DR. Susnadati, M.Pd
Kepala Sekolah
Drs. Ciptono
Komite Sekolah
Drs. Subiyanto
Tenaga Ahli dan
KonsultanMev i K. S.Psi / Danita. W,
S.Psi
Pusat Pendidikan
InklusiRjika. S.Pd / Bagus. S.Pd
Koordinator Tata Usaha
Meta Astuti, H
KlinikDr. Zahra
Urusan
Umum
Urusan
Keuangan
Urusan KepegawaianUrusan
Kurikulum
Kuntjoro, H,, S.Pd
Urusan Bengkel
kerjaAri
Mursita N
Urusan Publikasi
dan Kerjasam
aAris
Wibowo, S.Pd
Urusan Sarana
Prasarana
Eko S, SE
Urusan kesiswaa
nUmar,
S.HiC1C
Autis
B1BPengembang
an
Perpustakaan
Erick / Sriyati WAKIL KEPALA
SEKOLAH KOORDINATOR
STRUKTUR ORGANISASISENTRA PK DAN PLK
SLB NEGERI SEMARANG
Dinas Pendidikan Propinsi Jawa
TengahDrs.Kunto
Nugroho, HP. MSI
Fitri Yamastutik
Heny Syahfitri
Rudini Darma N
Siti Rahmati
AArena
Peristiwani
Sri Hartati
Richa Sri M
Dwi Haryant
i
Yana Ekawati
Himawan
Bagan 2. Struktur organisasi bengkel kerja SLB Negeri Semarang
Bagan 3. Struktur organisasi komite SLB Negeri Semarang periode 2008-2009
4. Bidang-Bidang Kerja SLB Negeri Semarang
a. Kepala Sekolah
7
KEPALA SEKOLAH
BENDAHARASEKRETARIS
KOORDINATOR UNIT
PRODUKSI DAN
PENGEMBANGAN
KOORDINATOR UNIT
PEMASARAN
KOORDINATORTATA
BUSANA
KOORDINATOR
TATA KECANTIKA
N
KOORDINATOR
SENI MUSIK
KOORDINATORPERTAMANAN
KOORDINATORKOMPUTER /
ICT
KOORDINATOR
OTOMOTIF
KOORDINATOR
KRIYA KAYU
KOORDINATORTATA BOGA
STUKTUR ORGANISASI BENGKEL KERJA
SLB NEGERI SEMARANG
WA KASEK UR BENGKEL
KERJA
Ketua - Wakil
Kepala SekolahKelurahan
Bendahara Sekretaris
Drs. Subianto Nur alim
Sri Rahayu
Drs. Ciptono
Sie. Pembangun
an
Sugianto, SH
Sie. Pendanaan
Sie. pendidikan
Sie. Pemb Umu
m
Sie. Kerohani
an
Mulia Hutabarat
STRUKTUR ORGANISASIKOMITE SEKOLAH
SLB NEGERI SEMARANGPeriode tahun 2008-2009
Felix Bambang RianaRahmat Hidayat
Suyekti
Memimpin penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran mem-
bina tenaga kependidikan, siswa, teknisi dan tenaga administrasi
sekolah. Tugas dan tanggung jawab Kepala Sekolah, sebagai
berikut
1) Merencanakan, mengorganisasikan, mengawasi dan mengevalu-
asi seluruh proses pendidikan di sekolah meliputi aspek edukatif
dan administratif.
2) Menetapkan dan menandatangani kebijakan mutu, pedoman
mutu, SOP (Standard Operating Procedures).
3) Memastikan adanya sasaran pada level sekolah mulai SDLB,
SMPLB, SMALB dan memastikan pencapaian kinerja atas
sasaran yang telah ditetapkan.
4) Menunjuk dan menandatangani pengangkatan Wakil Manaje-
men dan tim internal audit.
5) Mendelegasikan wewenang tertentu kepada Wakil Kepala Seko-
lah atau pejabat lain yang ditunjuk terkait efektifitas penyeleng-
garaan pendidikan dan pengajaran.
6) Menyetujui dan menandatangani penyediaan sumber daya.
7) Memimpin rapat tinjauan manajemen.
8) Menetapkan keputusan terkait efektifitas penerapan SMM ISO
9001 : 2000.
b. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum
Membantu Kepala Sekolah dalam mengembangkan kurikulum
yang sesuai kondisi dan rencana pengembangan sekolah. Tugas dan
tanggung jawab Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum, sebagai
berikut
1) Menyusun KTSP dan pengembangannya.
2) Menyediakan perlengkapan/format administrasi guru yang
berkaitan dengan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar).
3) Menyusun pembagian tugas guru.
8
4) Menyusun jadwal pelajaran.
5) Mengkoordinasikan pembuatan soal ujian dan pelaksanaan
ujian.
6) Mengkoordinasikan kegiatan ujian akhir.
7) Menyusun laporan pelaksanaan pengajaran secara berkala.
8) Mengarahkan penyusunan program satuan pelajaran.
9) Mengkoordinasikan pelaksanaan KBM yang ditekankan pada
pelajaran 3M (Membaca, Menulis, Menghitung).
10) Mengkoordinasikan pelaksanaan KBM keterampilan terpadu.
c. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan
Membantu Kepala Sekolah dalam memimpin kegiatan di bidang
kesiswaan. Tugas dan tanggung jawab Wakil Kepala Sekolah
Urusan Kesiswaan, yaitu
1) Menyusun program pembinaan kesiswaan.
2) Menyelenggarakan administrasi kesiswaan.
3) Menyediakan perlengkapan/format administrasi guru yang
berkaitan dengan kesiswaan.
4) Mengkoordinasikan kegiatan siswa untuk urusan ke luar dan
ke dalam sekolah.
5) Mengkoordinasikan kegiatan penerimaan siswa baru.
6) Menyusun data-data kesiswaan.
7) Membuat daftar praktikan ujian akhir untuk diserahkan kepada
urusan kurikulum.
8) Mengkoordinasikan kegiatan upacara.
9) Menyelenggarakan peringatan hari besar agama/nasional yang
dilaksanakan sekolah.
10) Mengelola UKS (Unit Kesehatan Sekolah).
11) Mengkoordinasikan kegiatan ekstra kurikuler.
12) Berhak menolak siswa baru yang kurang memenuhi syarat.
9
d. Wakil Kepala Sekolah Urusan Hubungan Masyarakat
Membantu kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan di
bidang kehumasan. Wakil Kepala Sekolah Urusan Hubungan
Masyarakat mempunyai tugas dan tanggung jawab, antara lain
1) Merencanakan, mengkoordinasikan pelaksanaan survey
kepuasan pelanggan.
2) Mengkoordinasikan tindak lanjut atas umpan balik, saran-saran
dari siswa baik individu maupun melalui himpunan.
3) Menyebarluaskan informasi tentang anak berkebutuhan khusus
dan sekolah kepada masyarakat dan instansi terkait.
4) Menjalin kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam penye-
lenggaraan pelayanan tuntas untuk memandirikan siswa.
5) Mengkoordinasikan kegiatan penerimaan tamu yang berkun-
jung ke sekolah.
6) Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan
orang tua siswa.
7) Mengkoordinasikan kegiatan sosial kemasyarakatan.
8) Melayani dan mengkoordinasikan kegiatan observasi dan prak-
tik mengajar/PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) bagi maha-
siswa/instansi terkait.
e. Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana
Menyelenggarakan kegiatan pengadaan barang dan jasa yang
diperlukan untuk mendukung terselenggaranya proses pendidikan
dan pengajaran. Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan
Prasarana mempunyai tugas dan tanggung jawab, sebagai berikut
1) Melakukan inventarisasi barang keperluan KBM (Kegiatan Be-
lajar Mengajar).
2) Merencanakan dan melakukan pengecekan barang keperluan
KBM.
3) Melaksanakan proses pengadaan barang.
10
4) Menyelenggarakan administrasi dan pelaksanaan pengelolaan
sarana dan prasarana: pencatatan, pemeliharaan, penyaluran,
pengamanan, pengembangan, penghapusan.
5) Pengelolaan laboratorium.
6) Penyaluran barang keperluan KBM.
f. Wakil Kepala Sekolah Urusan Bengkel
Sebagai koordinator dalam mengelola Pusat Latihan Kerja bagi
siswa/tamatan SLB dari berbagai jenis ketunaan. Wakil Kepala
Sekolah Urusan Bengkel mempunyai tugas dan tanggung jawab,
antara lain
1) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan siswa/tamatan
siswa SLB yang menggunakan fasilitas alat-alat dari center
workshop.
2) Ikut bertanggung jawab atas pemeliharaan sarana dan
prasarana yang termasuk dalam inventaris dari center work-
shop.
3) Melaporkan/mengusulkan kepada Sarana dan Prasarana apa-
bila terdapat peralatan center workshop yang rusak atau
memerlukan pemeliharaan khusus.
4) Melakukan pemeliharaan dan perawatan rutin atas peralatan
yang ada di center workshop.
5) Mengusulkan penambahan kebutuhan peralatan untuk pengem-
bangan center workshop.
6) Melakukan pengecekan atas peralatan hasil pengadaan yang
diterima dari bagian sarana dan prasarana.
7) Menyiapkan materi pengajaran dan pelatihan keterampilan
bagi para siswa dan guru menurut bidang kerampilan masing-
masing.
8) Melakukan bimbingan dan pengajaran keterampilan bagi siswa
dan guru.
11
9) Berhak memutuskan segala sesuatu yang berkaitan dengan per-
baikan peralatan bengkel.
10) Berhak menentukan pilihan jenis ketrampilan siswa sesuai
dengan hasil assessment ketrampilan
g. Koordinator Satuan Pendidikan
Koordinator mempunyai tugas utama mengkoordinasi guru
dalam mengajar, membimbing dan atau melatih siswa. Tugas dan
tanggung jawab Koordinator Satuan Pendidikan, antara lain
1) Senantiasa menjunjung tinggi dan mewujudkan nilai-nilai yang
dikandung Pancasila.
2) Berada di sekolah setiap hari kerja dan menunaikan tugas tepat
pada waktunya.
3) Mengkoordinir para guru yang menjadi tanggung jawabnya.
4) Memberi informasi kepada guru yang menjadi tanggung
jawabnya.
5) Mengadakan koordinasi dengan para guru di tingkat satuan
lain.
6) Mengadakan koordinasi dengan koordinator lain.
7) Melaporkan perkembangan atau rujukan praktikan didik yang
tidak memenuhi kompetensi.
h. Tata Usaha
Tugas utama dari Tata Usaha yaitu melakukan administrasi
kependidikan, selain itu beberapa tugas dan tanggung jawab
lainnya:
1) Melaksanakan tata usaha sekolah.
2) Merencanakan pengadaan dan pengelolaan ATK (Alat Tulis
Kantor).
3) Penyusunan RKA (Rencana Kegiatan Anggaran).
4) Menyelesaikan laporan-laporan sekolah.
12
5) Menyelesaikan persuratan.
6) Menyelesaikan urusan rumah tangga sekolah.
7) Pengurusan kepegawaian.
8) Pengetikan soal-soal TPB (Tes Prestasi Belajar) / Ujian Akhir /
Ujian Sekolah.
9) Pengetikan PAK jabatan guru.
i. Guru Kelas
Tugas utama seorang Guru Kelas yaitu melaksanakan
pendidikan dan pengajaran dalam satu kelas melalui seperangkat
cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian tertentu.
Tugas dan tanggung jawab lainnya, antara lain
1) Mengelola kelas baik teknis administratif maupun edukatif.
2) Membuat Silabi, program tahunan, program semester, rencana
pelaksanaan belajar dan administrasi guru.
3) Memberikan masukan kepada guru pembimbing lainnya
tentang siswa yang ada di bawah asuhannya.
4) Melakukan kerjasama dengan orang tua siswa dalam men-
ingkatkan keberhasilan belajar siswa.
5) Membuat sasaran untuk kelas yang dipimpinnya.
6) Memonitor dan memastikan sasaran tercapai sesuai target kin-
erja dan jangka waktu yang telah ditetapkan.
7) Mengumpulkan dan menganalisis data hasil evaluasi.
8) Menyimpan dan memelihara rekaman-rekaman yang terkait
dengan proses pendidikan/pengajaran.
j. Guru Bidang Studi
Guru mempunyai tugas utama mengajar, membimbing,
dan/atau melatih siswa.
1) Senantiasa menjunjung tinggi dan mewujudkan nilai-nilai yang
dikandung Pancasila.
13
2) Berada di sekolah setiap hari kerja dan menunaikan tugas
mengajar tepat pada waktunya.
3) Membuat silabi, program tahunan, program semester, rencana
pelaksanaan belajar dan administrasi guru.
4) Mengadakan evaluasi belajar terhadap: cara belajar siswa, hasil
proses belajar mengajar, dan kegiatan siswa di luar sekolah/
pekerjaan rumah.
5) Ikut bertanggung jawab atas kelancaran jalannya pelajaran
serta ketertiban dan kebersihan sekolah.
6) Mencintai anak didik dan tugasnya.
7) Bersikap sopan, ramah dan terbuka.
8) Meningkatkan pengetahuan dan kecakapan profesinya.
9) Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohaninya.
10) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan dan program sekolah.
k. Pengasuh
Pengasuh mempunyai tugas utama menjaga, mengantar,
merawat siswa yang membutuhkan, kemudian tugas dan tanggung
jawab lainnya:
1) Senantiasa menjunjung tinggi dan mewujudkan nilai-nilai yang
dikandung Pancasila.
2) Berada di sekolah setiap hari kerja dan menunaikan tugas tepat
pada waktunya.
3) Datang lebih awal pukul 07.00 WIB untuk mengawasi siswa
yang sudah datang.
4) Mengantar siswa ke tempat terapi atau musik.
5) Mendampingi siswa ke kamar kecil.
6) Menunggu dan mengawasi siswa yang belum pulang atau
dijemput.
l. Pramusaji
14
Pramusaji mempunyai tugas utama menyiapkan, menyajikan
seperangkat minuman. Tugas dan tanggung jawab lainnya, sebagai
berikut
1) Senantiasa menjunjung tinggi dan mewujudkan nilai-nilai yang
dikandung Pancasila.
2) Berada di sekolah setiap hari kerja dan menunaikan tugas tepat
pada waktunya.
3) Datang pukul 06.00 WIB untuk menyiapkan/menyajikan
minuman sebelum pukul 07.30 WIB.
4) Menjaga dan membersihkan lingkungan bengkel otomotif, per-
tukangan, boga dan dua kamar kecil.
5) Membuat dan menyajikan bermacam-macam kebutuhan
konsumsi rapat.
m. Keamanan
Keamanan mempunyai tugas utama menjaga keamanan dan
ketertiban sekolah. Tugas dan tanggung jawab lainnya, sebagai
berikut
1) Senantiasa menjunjung tinggi dan mewujudkan nilai-nilai yang
dikandung Pancasila.
2) Berada di sekolah setiap hari kerja dan menunaikan tugas tepat
pada waktunya.
3) Membuat jadwal piket intern keamanan.
4) Melaksanakan piket sesuai dengan jadwal.
5) Membuat buku tamu.
6) Mencatat semua kejadian yang ada.
7) Membersihkan lingkungan tempat piket saat jam kerja.
n. Terapis
Terapis mempunyai tugas utama menerapi dan melatih siswa,
selain itu terapis juga memiliki tugas dan tanggung jawab lainnya:
15
1) Senantiasa menjunjung tinggi dan mewujudkan nilai-nilai yang
dikandung Pancasila.
2) Berada di sekolah setiap hari kerja dan menunaikan tugas tepat
pada waktunya.
3) Membuat program terapi.
4) Mengadakan evaluasi tentang keadaan anak.
5) Ikut bertanggung jawab atas kelancaran jalanannya terapi.
6) Bersikap ramah, sopan dan terbuka.
7) Meningkatkan pengetahuan dan kecakapan profesinya.
8) Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.
9) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan dan program sekolah.
o. Kebersihan
Petugas kebersihan mempunyai tugas utama menjaga
kebersihan. Tugas dan tanggung lainnya, yaitu
1) Senantiasa menjunjung tinggi dan mewujudkan nilai-nilai yang
dikandung Pancasila.
2) Berada di sekolah setiap hari kerja dan menunaikan tugas tepat
pada waktunya.
3) Membersihkan ruang kelas, kantor guru, kelas ketrampilan.
4) Membersihkan taman, lapangan, menata lingkungan sekolah.
5) Mengganti atau memperbaiki taman.
6) Melaporkan kondisi yang menjadi tanggung jawab.
7) Monitoring keindahan lingkungan sekolah.
p. Asisten Guru
Asisten mempunyai tugas utama membantu mengajar,
membimbing dan atau melatih siswa. Tugas dan tanggung jawab
asisten guru yang lain, yaitu
16
1) Senantiasa menjunjung tinggi dan mewujudkan nilai-nilai yang
dikandung Pancasila.
2) Berada di sekolah setiap hari kerja dan menunaikan tugas tepat
pada waktunya.
3) Membantu guru kelas.
4) Mencintai anak didik dan tugasnya.
5) Bersikap sopan, ramah dan terbuka.
6) Ikut bertanggung jawab atas kelancaran jalannya pelajaran
serta ketertiban.
B. Pelaksanaan Magang
1. Jenis dan Bentuk Kegiatan Magang
Kegiatan magang di SLB Negeri Semarang merupakan kegiatan
magang di bidang Psikologi Pendidikan, dimana praktikan dituntut
untuk mampu mempraktikkan ilmu dan pengetahuan psikologi yang
telah diterima di bangku perkuliahan untuk menjadi observer,
interviewer, pendamping, dan motivator bagi para siswa di SLB Negeri
Semarang.
a. Observer :Mengamati tingkah laku siswa (dan guru) saat
kegiatan belajar mengajar maupun terapi, serta bertujuan agar
mampu mengklasifikasikan jenis gangguan pada siswa.
b. Interviewer :Melakukan wawancara singkat dengan guru kelas
dan terapis, terkait dengan materi pembelajaran, serta teknik-teknik
menangani siswa-siwa dengan berbagai macam gangguan.
c. Pendamping :Menjadi asisten guru dengan memberikan
pendampingan kepada siswa, ketika kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
d. Motivator :Memberikan kata-kata yang dapat menumbuhkan se-
mangat belajar siswa dan memberikan nasehat serta solusi bagi
masalah-masalah yang dihadapi siswa.
17
2. Prosedur Kerja
a. Orientasi
Praktek magang di SLB Negeri Semarang dimulai dengan
melakukan orientasi lembaga atau sekolah yang didampingi oleh
Ibu Fanie Dipa Pawakaningsih, S.Pd, M.Pd, selaku supervisor
praktikan di SLB Negeri Semarang.
b. Pelaksanaan magang
Kemudian selama dua puluh hari kerja, masing-masing
praktikan melakukan kegiatan magang sesuai dengan jadwal
penempatan kelas yang telah ditetapkan oleh supervisor.
Penempatan praktikan di kelas yang berbeda pada setiap
minggunya bertujuan untuk mengarahkan mahasiswa agar lebih
mendalami berbagai jenis ketunaan yang dimiliki siswa SLB
Negeri Semarang, serta dapat mengerti bagaimana cara
menghadapi siswa dengan jenis gangguan tertentu. Walaupun telah
ditetapkan jadwal, praktikan diperbolehkan untuk melakukan
praktek magang di kelas manapun yang dikehendakinya, dengan
tetap memberi laporan kepada supervisor. Sehingga dapat
dikatakan, bahwa pihak SLB Negeri Semarang memberikan
kebebasan (fleksibilitas), namun tetap bertanggung jawab kepada
praktikan.
Kegiatan magang selama dua puluh hari, dapat diuraikan secara
singkat, sebagai berikut
Tabel 1. Kegiatan Magang di SLB Negeri Semarang
No. Hari/Tanggal Aktivitas
1. Senin/14 Januari 2013 s.d.
Sabtu/19 Januari 2013
Praktek magang di kelas autis
(SMPLB)
2. Senin, Rabu, Sabtu/21, 23,
26 Januari 2013
Praktek magang di kelas tuna daksa
(SDLB)
3. Senin, Rabu, Kamis/28, Praktek magang di kelas TK-C (tuna
18
30, 31 Januari 2013 grahita)
4. Selasa, Jumat, Selasa/22,
25, 29 Januari 2013
Mendampingi anak-anak tuna rungu
(SMALB) mengadakan pameran hasil
karya atau kerajinan tangan anak-anak
SLB Negeri Semarang di Balai Diksus
5. Jumat/1 Februari 2013 s.d.
Sabtu/2 Februari 2013
Praktek magang (observasi dan
interview) di Pusat Terapi ABK
6. Senin/4 Februari 2013 s.d.
Selasa/5 Februari 2013
Praktek magang dan praktek terapi
patterning di kelas pengembangan
7. Rabu/6 Februari 2013 Penarikan praktikan
Praktikan juga diwajibkan mengikuti tata tertib praktikan
magang yang berlaku di SLB Negeri Semarang, antara lain
1) Hari Senin hingga Jumat diharuskan mengikuti apel pagi,
sehingga praktikan masuk pukul 07.00-12.00 WIB atau sampai
kegiatan belajar mengajar di kelas berakhir. Untuk kelas
pengembangan dan tuna daksa, kelas berakhir pukul 10.00
WIB, kemudian untuk hari Sabtu, praktikan masuk pukul
08.00-10.00 WIB. Sedangkan untuk kegiatan pendampingan
anak tuna rungu saat mengadakan pameran, selesai hingga
acara pameran berakhir. Kehadiran praktikan dikoordinasikan
dengan mengisi daftar hadir yang telah disediakan oleh
supervisor.
2) Pakaian untuk praktikan, yaitu mengenakan jas almamater,
baju berkerah (tidak kaos), celana panjang non jeans atau rok,
dan sepatu.
c. Pelaporan
Setiap harinya, praktikan diwajibkan untuk membuat catatan
mengenai kegiatan yang dilakukan masing-masing berupa jurnal
harian, dengan format laporan yang telah ditentukan oleh
supervisor.
19
d. Monitoring
Pada hari tertentu, diadakan supervisi atau monitoring antara
supervisor dengan praktikan.
e. Penarikan
Kegiatan magang diakhiri dengan penarikan oleh Bapak Imam
Setyawan, S.Psi, M.A, selaku dosen pembimbing magang, bersama
pihak SLB Negeri Semarang yang diwakilkan oleh Ibu Fanie Dipa
Pawakaningsih, S.Pd, M.Pd.
3. Hasil
a. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran di kelas autis, tuna daksa, dan TK-C
berlangsung satu arah, dimana guru yang aktif dan siswa hanya
menerima apa yang diberikan oleh guru. Proses pembelajaran tidak
berlangsung kaku. Terkadang terjadi tanya jawab antara guru dan
siswa, misalnya guru menanyakan kabar siswa dan menanggapi
siswa-siswi yang ingin berbicara.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas, proses
pendidikan di SLB Negeri Semarang mengacu pada prosentase
60% praktek dan 40% teori. Siswa diarahkan untuk mengikuti
kelas-kelas ketramplian sesuai dengan minat atau bakat siswa.
Mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa juga tidak berstandar
kompetensi, sehingga kompleksitas teori-teori yang diberikan tidak
sama dengan sekolah pada umumnya. Pembelajaran mengikuti
kemampuan siswa, bukan menuntut siswa agar mencapai suatu
standar kompetensi.
1) Kelas autis besar
Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah
dilakukan, praktikan mendapatkan hasil identifikasi jenis
gangguan pada siswa-siswi di kelas SMPLB tersebut, bahwa
yang dimaksud siswa autis adalah siswa yang memiliki
20
gangguan perkembangan pervasif. Gangguan perkembangan
pervasif memiliki ciri-ciri hendaya yang signifikan pada
perilaku dan fungsi di berbagai area perkembangan, dan yang
termasuk dalam klasifikasi gangguan perkembangan pervasif
adalah autisme, gangguan Asperger, gangguan Rett, dan
gangguan disintegratif masa kanak-kanak (Nevid, dkk, 2005).
Praktikan bertugas di kelas SMPLB yang terdiri dari siswa
Asperger dan siswa tuna grahita. Alasan praktikan
mengidentifikasikan siswa Asperger, bukan siswa autis, karena
terdapat perbedaan di antara keduanya. Gangguan Asperger
berbeda dengan autisme, karena gangguan Asperger tidak
melibatkan defisit yang signifikan pada kemampuan bahasa
dan kognitif (APA, 2000; Szatmari, dkk, 2000). Terbukti
bahwa siswa masih mampu berinteraksi dan kemampuan
kognitifnya berada di atas rata-rata kelas.
Siswa dengan gangguan perkembangan pervasif (Asperger)
dijadikan satu kelas dengan siswa tuna grahita, dengan alasan
sosialisasi. Jumlah siswa di kelas tersebut adalah 15 anak, yang
terdiri atas 6 siswa Asperger dan 7 siswa tuna grahita. Tampak
jelas bagaimana interaksi antara siswa Asperger dengan siswa
tuna grahita. Apabila siswa Asperger bertingkah laku
semaunya, siswa tuna grahita akan mengingatkan. Perilaku
siswa yang memiliki gangguan perkembangan pervasif dapat
mengganggu konsentrasi siswa lainnya saat proses
pembelajaran, sehingga diperlukan pendampingan yang
intensif. Guru harus merespon setiap perilaku siswa Asperger,
yang mana berpengaruh pada keberlangsungan KBM.
Sebaiknya, di dalam kelas, guru dibantu asisten guru, agar
dapat mengurangi terganggunya proses KBM karena tingkah
laku siswa.
2) Kelas tuna daksa
21
Tuna daksa adalah suatu keadaan rusak atau terganggu
sebagai akibat gangguan bentuk atau hambatan pada tulang,
otot dan sendi dalam fungsinya yang normal. Kondisi ini dapat
disebabkan oleh penyakit, kecelakaan atau dapat juga
disebabkan oleh pembawaan sejak lahir. Tingkat intelegensi
anak tuna daksa yang berumur antara 3 tahun sampai 16 tahun:
IQ anak tuna daksa antara (range) 35-138, rata-rata (mean)
anak tuna daksa adalah IQ 57, anak polio mempunyai rata-rata
intelegensi yang tinggi yaitu IQ 92, anak yang TBC tulang
rata-rata IQ 88, anak yang cacat congenital rata-rata IQ 61,
anak yang spastic rata-rata IQ 69, dan anak cacat pada pusat
syaraf rata-rata IQ 74 (Somantri, 2006).
Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan
praktikan, terdapat perbandingan antara jumlah guru dan siswa
di kelas tuna daksa, yaitu 1:5. Metode pembelajaran, seperti
belajar membaca, menulis, dan mewarnai diberikan secara
berulang-ulang setiap harinya. Pengulangan materi
pembelajaran memiliki tujuan agar dapat meningkatkan
koordinasi antara syaraf pusat dengan motorik siswa. Guru
kelas didampingi oleh asisten guru untuk membantu siswa
yang ingin ke kamar mandi dan kebutuhan siswa lainnya.
3) Kelas TK-C (tuna grahita)
Tuna grahita yaitu keadaan individu yang mengalami
hambatan perkembangan mental mencakup aspek inteligensi,
sosial, dan fungsi-fungsi mental (Somantri, 2006). Skor IQ
pada individu tuna grahita atau retardasi mental kira-kira <70
(APA, 2000).
Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan
oleh praktikan, di kelas TK-C terdiri atas beberapa anak yang
memiliki gangguan down syndrome, autisme, ADHD. Tampak
22
jelas bahwa di kelas TK-C, guru kelas membutuhkan bantuan
untuk menghadapi tingkah laku anak-anak.
Metode pembelajaran di kelas TK-C secara garis besar
sama dengan pra sekolah pada umumnya. Kegiatan
pembelajaran meliputi bermain, bernyanyi, menulis, dan
mewarnai. Anak-anak diajari ketrampilan hidup sehari-sehari,
seperti melepas alas kaki pada tempatnya dan berdoa sebelum
dan berakhirnya KBM. Guru kelas dibantu asisten guru untuk
menangani anak-anak yang sulit untuk mengikuti KBM,
khususnya yang memiliki ADHD (Attention-Deficit
Hyperactivity Disorder). Anak-anak ADHD memperlihatkan
impulsivitas, tidak adanya perhatian, dan hiperaktivitas yang
dianggap tidak sesuai dengan tingkat perkembangan mereka
(Nevid, dkk, 2005), kemudian ciri-ciri pada anak yang
memiliki gangguan ADH, antara lain
a) Tampak tidak dapat duduk dengan tenang, gelisah, dan
bergerak-gerak di kursi
b) Mengganggu kegiatan anak-anak lain
c) Mudah marah
d) Dapat melakukan perilaku yang berbahaya, seperti berlari
ke jalan tanpa melihat
b. Peran orang tua
Orang tua atau kerabat terdekat anak mendampingi anak selama
proses pembelajaran berlangsung, di luar kelas. Orang tua
mengontrol tingkah laku anak di sekolah, seperti mengontrol
makanan yang anak makan saat istirahat, memayungi anak saat
hujan, dan kebutuhan-kebutuhan lain yang tidak dapat anak
lakukan secara mandiri. Orang tua juga mengantarkan anak-anak
untuk menjalani terapi. Tampak jelas apabila peran orang tua
sangatlah penting bagi proses pendidikan anak, namun terdapat
fakta yang menarik, bahwa masih ada anak tuna daksa yang
23
berkursi roda yang tidak didampingi oleh orang tua ataupun kerabat
terdekat anak selama sekolah berlangsung. Ada pula orang tua yang
menyerahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah saat proses KBM,
termasuk kebutuhan anak yang tidak dapat dilakukan secara
mandiri, seperti buang air.
c. Treatment
SLB Negeri Semarang memfasilitasi siswa-siswa untuk
mendapatkan penanganan terapi, secara gratis, di Pusat Terapi
ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) yang berada di lingkungan
sekolah. Siswa ditangani oleh terapis-terapis profesional. Beberapa
terapi diberikan secara individual sesuai dengan kondisi anak.
Jenis-jenis terapi yang diberikan (http://www.slbn-smg.sch.id/),
antara lain
1) Terapi okupasi
Terapi okupasi umumnya menekan pada kemampuan motorik
halus, selain itu terapi okupasi juga bertujuan untuk membantu
seseorang agar dapat melakukan kegiatan keseharian, aktifitas
produktifitas dan pemanfaatan waktu luang.
Terapi okupasi diperlukan oleh anak atau orang dewasa yang
mengalami kesulitan belajar, hambatan motorik (cedera, stroke,
traumatic brain injury), autisme, sensory processing disorders,
cerebral palsy, down syndrome, ADHD (Attention Deficit
Hyperactivity Disorder), genetic disorders, Asperger’s
syndrome, kesulitan belajar, keterlambatan wicara, gangguan
perkembangan (Cerebal Palsy), PDD (Pervasive Developmental
Disorder), dan keterlambatan tumbuh kembang lainnya.
2) Terapi sensori integrasi
Sensori integrasi berarti kemampuan untuk mengolah dan
mengartikan seluruh rangsang sensoris yang diterima dari tubuh
24
maupun lingkungan, dan kemudian menghasilkan respons yang
terarah.
Layanan terapi ini dapat diterapkan pada: anak dengan
gangguan perilaku, ASD (Autism Spectrum Disorder), down
syndrome, ADD / ADHD (Attention Deficit Hyperactivity
Disorder), Asperger’s Syndrome, kesulitan belajar,
keterlambatan wicara, gangguan perkembangan (Cerebal Palsy),
PDD (Pervasive Developmental Disorder) dan keterlambatan
perkembangan lainnya.
3) Terapi wicara
Terapi wicara adalah layanan terapi yang membantu bekerja
pada prinsip-prinsip dimana timbul kesulitan berkomunikasi
atau ganguan pada berbahasa dan berbicara bagi orang dewasa
maupun anak.
Terapi wicara bertujuan untuk membantu seseorang yang
mengalami gangguan komunikasi, seperti
a) Anak-anak dengan gangguan berbahasa reseptis (tidak
mengerti)
b) Anak-anak dengan gangguan berbahasa ekspresif (sulit
mengungkapkan keinginannya dalam berbicara)
c) Anak-anak dengan gangguan tumbuh kembang khusus
(autisme, down syndrome, tuna rungu-wicara)
d) Anak-anak yang mengalami keterlambatan bicara (speech
delay)
e) Anak-anak yang mengalami gangguan artikulasi gagap
(stuttering), cadel, dan sebagainya
f) Anak-anak dan orang dewasa yang baru selesai menjalani
operasi celah bibir (cleft lip / sumbing) dan celah langit-langit
(cleft palate).
g) Serta gangguan bahasa pada orang dewasa seperti pasca
stroke yang mengalami kehilangan berbahasa (Afasia).
25
4) Terapi ADL (Activity Daily Living / Aktifitas Keseharian)
Salah satu bentuk layanan terapi yang membantu anak-anak
untuk dapat melakukan aktifitas keseharian seperti makan,
minum, berpakaian, bersepatu, bersisir, mandi, aktifitas
toileting, dan sebagainya, secara mandiri.
Layanan terapi ADL dapat diterapkan bagi anak
berkebutuhan khusus, sehingga anak dapat mandiri dalam
kesehariannya.
5) Terapi perilaku
Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada
anak autistik dalam arti perilaku yang berlebihan dikurangi dan
perilaku yang berkekurangan (belum ada) ditambahkan. Fokus
penanganan dalam terapi perilaku terletak pada pemberian
reinforcement pada anak.
Layanan terapi ini umumnya diperuntukan untuk anak
dengan gangguan perilaku, pemusatan pemikiran dan
hiperaktifitas (ADHD), ADD, maupun autisme.
6) Orthopegagog (remedial teaching)
Orthopedagog adalah terapi untuk mengatasi kesulitan belajar
khusus pada anak. Umumnya metode ini digunakan pada anak
dengan Kesulitan Belajar dan Lamban Belajar.
Layanan terapi ini juga dapat diterapkan pada anak dengan
gangguan:
a) Disleksia (ketidakmampuan mengeja dan menulis)
b) Disgrafia (kesulitan menulis dan berbicara)
c) Diskalkulia (kesulitan berhitung)
d) Disfasia (kesulitan berbahasa verbal)
e) Disortografia (kesulitan dalam mengeja kata)
f) Disnomia (kesulitan dalam menggunakan kata yang tepat
untuk sebuah benda)
7) Fisioterapi
26
Fisioterapi merupakan salah satu jenis layanan terapi fisik
yang menitikberatkan untuk menstabilkan atau memperbaiki
gangguan fungsi alat gerak atau fungsi tubuh yang terganggu
yang kemudian diikuti dengan proses atau metode terapi gerak.
Layanan fisioterapi umumnya bagi anak dengan keterbatasan
fisik, ketunaan tubuh/tuna daksa serta anak cerebal palsy dan
untuk anak-anak yang mengalami keterlambatan atau gangguan
pada kemampuan motorik kasar, pasien pasca stroke yang
memerlukan pemulihan kondisi fisiknya, serta trauma lain yang
menyebabkan penampilan fisik terganggu.
8) Terapi musik
Terapi musik adalah salah satu bentuk terapi yang bertujuan
meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan
suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk
dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta
musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.
Layanan terapi ini diperuntukkan bagi semua ketunaan yang
ada, serta pada gangguan perkembangan anak seperti autisme,
ADHD, down syndrome, dan lainnya.
9) Terapi akupresur dan akupuntur
Akupresur adalah salah satu bentuk terapi dengan
memberikan pemijatan dan stimulasi pada titik-titik tertentu
pada tubuh. Layanan terapi ini bertujuan untuk mengurangi
bermacam-macam sakit dan nyeri serta mengurangi ketegangan,
kelelahan dan penyakit.
Akupuntur merupakan salah satu bentuk dari pembedahan
dengan menusukkan jarum-jarum ke titik-titik tertentu di badan.
Layanan akupresur dan akupuntur dapat menyembuhkan sakit
dan nyeri yang sukar disembuhkan seperti nyeri punggung,
27
spondilitis, kram perut, gangguan neurologis, artritis, serta
gangguan dalam kesulitan tidur, hiperaktifitas, kesulitan makan,
obesitas, dan lainnya.
Ada pula terapi khusus yang dilakukan di kelas pengembangan,
yang diberikan pada anak-anak tuna daksa (cerebral palsy), yaitu
terapi patterning. Terapi patterning atau Doman-Delacato
Technique, dikembangkan oleh seorang terapis fisik, G. Doman, R.
Doman, dan C. Delacato. Sensori integrasi dan stimulasi ada di
dalam terapi patterning, sehingga apabila terapi dilakukan secara
teratur akan menstimulasi perkembangan fungsi otak (Miller,
2007).
Penanganan terapi patterning di SLB Negeri Semarang,
diberikan oleh guru yang telah mengikuti pelatihan. Pelaksanaan
dari terapi patterning membutuhkan lima orang terapis (guru)
dimana masing-masing terapis memegang dan menggerakkan
anggota tubuh anak cerebral palsy: kepala, tangan kanan, tangan
kiri, kaki kanan, dan kaki kiri. Sesuai hitungan masing-masing
terapis melakukan pola gerakan pada anggota tubuh secara
bersamaan. Misalnya, pada awal terapi, anggota tubuh diposisikan:
kepala ditolehkan ke kiri, tangan kiri ditekuk ke atas, tangan kanan
ke bawah, kaki kanan ditekuk ke atas hingga paha menyamping ke
arah luar, dan kaki kiri diluruskan ke bawah. Ketika hitungan
dimulai, semua terapis menggerakkan anggota tubuh anak dengan
arah yang berlawanan dengan posisi awal, dan begitu seterusnya
selama lima menit atau sesuai kebutuhan. Terjadi perbedaan
pendapat antara guru kelas pengembangan satu dan dua mengenai
posisi kaki. Sebaiknya dilakukan sinkronisasi antara guru kelas
pengembangan, demi tercapainya tujuan terapi patterning yang
dilakukan.
4. Kendala yang Dihadapi dan Upaya untuk Memecahkannya
28
a. Komunikasi
Kendala komunikasi terjadi ketika praktikan berkomunikasi
dengan anak tuna rungu. Keterbatasan kosa kata dan tata bahasa
yang kurang baik membuat kesalahpahaman berkomunikasi antara
praktikan dan siswa. Upaya yang dilakukan, yaitu
1) Mengatakan apa yang dimaksud dengan pelan-pelan dan jelas,
karena siswa membaca bibir.
2) Berkomunikasi lewat media, seperti menulis di kertas atau
handphone.
3) Melakukan pendekatan yang baik dengan sesekali mengajak
bercanda satu sama lain.
4) Meminta salah satu siswa untuk mengajari bahasa isyarat.
b. Emosi
Anak berkebutuhan khusus tidak jarang menunjukan emosi dan
ego yang berlebihan, sebagai contoh salah satu anak tuna daksa
yang mengambil kamera praktikan dan tidak mau
mengembalikannya. Solusi untuk menghadapi ego anak-anak, yaitu
praktikan berusaha dengan sabar memberikan perhatian penuh
kepada para siswa, mendengarkan keluh kesah dan cerita mereka,
serta memberikan pengertian tentang mana yang baik dan mana
yang buruk.
29
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari kegiatan magang bidang psikologi pendidikan di SLB
Negeri Semarang, sebagai berikut
1. Proses pendidikan di SLB Negeri Semarang mengacu pada prosentase
60% praktek dan 40% teori. SLB Negeri Semarang menyediakan
beberapa kelas ketrampilan untuk para siswa, antara lain: kelas
menggambar, kelas musik, kelas otomotif, kelas kriya kayu, kelas tata
busana, kelas tata boga, kelas batik, kelas kecantikan, dan lain
sebagainya.
2. Pengajar atau tenaga ahli di SLB Negeri Semarang adalah pengajar
yang berkompeten atau memiliki latar belakang pendidikan perguruan
khusus sekolah luar biasa, sehingga mampu memberikan metode
pengajaran dan menghadapi anak-anak berkebutuhan khusus dengan
tepat dan optimal, namun SLB Negeri Semarang kekurangan pengajar
yang berkompeten.
3. Proses pendidikan dalam sekolah luar biasa, meliputi kerja sama antara
pihak sekolah, orang tua, terapis, psikolog, dan ahli medis. Pihak
30
sekolah bekerja sama dengan orang tua siswa agar mengarahkan bakat
atau ketrampilan apa yang dimiliki oleh siswa, sehingga orang tua juga
memiliki peran penting dalam perkembangan pendidikan anak. Pihak
sekolah juga bekerja sama dengan profesi lainnya (terapis, psikolog,
ahli medis), namun hanya sebatas memberikan pelayanan penanganan
bagi siswa.
4. Sekolah luar biasa memiliki perbedaan dengan sekolah pada umumnya.
Perbedaan yang signifikan adalah materi pembelajaran yang tidak
membutuhkan suatu standar kompetensi dan pendampingan yang
intensif untuk siswa.
B. Saran
1. Saran bagi praktikan selanjutnya
Bagi praktikan selanjutnya, sebaiknya mempersiapkan materi-materi
mengenai anak berkebutuhan khusus dengan matang, sehingga mampu
melakukan penyesuaian diri dengan subjek dan lingkungan sekitarnya.
2. Saran bagi Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro
Bagi pihak Fakultas, diharapkan salah satu bentuk kegiatan magang,
yaitu observasi anak berkebutuhan khusus dan treatment-nya, dapat
dijadikan sebagai materi perkuliahan. Hal tersebut bertujuan agar
praktikan di lapangan, telah mampu menyesuaikan diri dengan subjek
dan lingkungan sekitar.
3. Saran bagi SLB Negeri Semarang
a. Disarankan kepada pengajar agar mengekslporasi lebih banyak lagi
mengenai metode pengajaran dan cara menangani siswa secara tepat
dan optimal, berdasarkan jenis-jenis gangguan pada siswa.
b. Sebaiknya pihak sekolah berkolaborasi dengan terapis, psikolog, dan
ahli medis, untuk mendapatkan informasi kondisi biologis maupun
psikologis siswa secara integral, sehingga dapat melakukan proses
pendidikan dengan metode-metode yang tepat guna bagi siswa
sesuai dengan kondisi siswa.
31
c. Mensosialisasikan kepada orang tua siswa, bahwa peran orang tua
atau keluarga sangatlah penting bagi proses pendidikan anak.
Diperlukan kerjasama dari pihak keluarga, seperti pendampingan
selama proses pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah,
pengulangan pembelajaran di rumah, dan pengarahan ketrampilan
anak.
32