laporanfistek1

9
Macitto Selasa, 07 Mei 2013 respirasi I. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangBuah-buahan di Indonesia memiliki potensi pengembangan yang sangat besar. Buah-buahan mempunyai arti penting sebagi sumber vitamine, mineral, dan zat-zat lain dalam menunjang kecukupan gizi. Buah-buahan dapat kita makan baik pada keadaan mentah maupun setelah mencapai kematangannya. Sebagian besar buah yang dimakan adalah buah yang telah mencapai tingkat kematangannya. Untuk meningkatkan hasil buah yang masak baik secara kualias maupun kuantitasnya dapat diusahakan dengan substansi tertentu antara lain dengan zat pengatur pertumbuan Ethylene. Dengan mengetahui peranan ethylene dalam pematangan buah kta dapat menentukan penggunaannya dalam industri pematangan buah atau bahkan mencegah produksi dan aktifitas ethyelen dalam usaha penyimpanan buah- buahan.Respirasi didefinisikan sebagaiperombakan senyawa komplek yang terdapatpada sel seperti pati,gula danasam organic menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti karbondioksida, dan air, dengan bersamaan memproduksienergi dan senyawa lain yang dapatdigunakan sel untuk reaksisintetis. Respirasi dapat terjadi dengan adanyaoksigen (respirasiaerobik) atau dengantidak adanya oksigen (respirasianaerobik, sering disebutfermentasi). Laju respirasi yang dihasilkan merupakan petunjuk yang baik dari aktifitas metabolis padajaringan dan berguna sebagai pedoman yang baik untuk penyimpanan hiduphasil panen. Jika laju respirasi buah atau sayuran diukur dari setiap oksigen yang diserap atau karbondioksida dikeluarkan – selama tingkat perkembangan (development), ketuaan (maturation), pemasakan (ripening), kebusukan (senescent), dapat diperoleh polakarakteristik repirasi. Laju respirasi per unit berat adalah tertinggi untuk buahdan sayur yang belum matang dankemudian terus menerus menurundengan bertambahnya umu r1.2. Tujuan dan KegunaanPraktikum ini bertujuan untuk mengetahui respirasi pada buah-buahan dan pengaruh suhu terhadap respirasi dan perubahan yang terjadi akibat respirasi pada buah-buahan. Adapun kegunaan dari ppraktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat memahami mengenai respirasi pada buah-buahan serta factor-faktor yang mempengaruhinya.II. TINJAUAN PUSTAKA2.1. Buah PisangKlasifikasiTanaman :Divisi : SpermatophytaSub divisi :

description

fisilogi dan teknologi pasca panen

Transcript of laporanfistek1

Macitto

Selasa, 07 Mei 2013

respirasi

I. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangBuah-buahan di Indonesia memiliki potensi pengembangan yang sangat besar.Buah-buahan mempunyai arti penting sebagi sumber vitamine, mineral, dan zat-zat lain dalam menunjang kecukupan gizi. Buah-buahan dapat kita makan baik pada keadaan mentah maupun setelah mencapai kematangannya. Sebagian besar buah yang dimakan adalah buah yang telah mencapai tingkat kematangannya. Untuk meningkatkan hasil buah yang masak baik secara kualias maupun kuantitasnya dapat diusahakan dengan substansi tertentu antara lain dengan zat pengatur pertumbuan Ethylene. Dengan mengetahui peranan ethylene dalam pematangan buah kta dapat menentukan penggunaannya dalam industri pematangan buah atau bahkan mencegah produksi dan aktifitas ethyelen dalam usaha penyimpanan buah-buahan.Respirasididefinisikansebagaiperombakansenyawakomplek yang terdapatpadaselsepertipati,guladanasamorganicmenjadisenyawa yang lebihsederhanasepertikarbondioksida, dan air, denganbersamaanmemproduksienergidansenyawa lain yang dapatdigunakanseluntukreaksisintetis. Respirasidapatterjadidenganadanyaoksigen (respirasiaerobik) ataudengantidakadanyaoksigen (respirasianaerobik, seringdisebutfermentasi).Lajurespirasi yang dihasilkanmerupakanpetunjuk yang baikdariaktifitasmetabolispadajaringandanbergunasebagaipedoman yang baikuntukpenyimpananhiduphasilpanen.Jikalajurespirasibuahatausayurandiukurdarisetiapoksigen yang diserapataukarbondioksidadikeluarkan selamatingkatperkembangan (development), ketuaan(maturation), pemasakan (ripening), kebusukan (senescent), dapatdiperolehpolakarakteristikrepirasi. Lajurespirasi per unit beratadalahtertinggiuntukbuahdansayur yang belummatangdankemudianterusmenerusmenurundenganbertambahnyaumur1.2. Tujuan dan KegunaanPraktikum ini bertujuan untuk mengetahui respirasi pada buah-buahan dan pengaruh suhu terhadap respirasi dan perubahan yang terjadi akibat respirasi pada buah-buahan.Adapun kegunaan dari ppraktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat memahami mengenai respirasi pada buah-buahan serta factor-faktor yang mempengaruhinya.II.TINJAUAN PUSTAKA2.1. Buah PisangKlasifikasiTanaman :Divisi: SpermatophytaSub divisi: AngiospermaeKelas: MonocotyledonaeKeluarga: MusaceaeGenus: MusaSpesies: Musa paradisiacal L.Pisang adalah jenis buah-buahan yang mudah dijumpai diseluruh pelosok Indonesia. Pisang bukanlah tanaman musiman sehingga bisa dijumpai sepanjang musim. Harganya relatif murah jika dibandingkan dengan ienis buah-buahan yang lain. Dari segi kandungan gizi, pisang tidak kalah dengan buah-buahan lain, bahkan tergolong kaya dengan kandungan nutrisinya. Pisang kaya dengan Mineral, magnesium, kalium, fosfor, zat besi, dan juga vitamin C, B kompleks, B6 dan serotonim yang aktif yang berfungsi untuk sirkulasi neurotransmitter pada system sarafKandungan gizi yang terdapat dalam setiap buah pisang matang adalah sebagai berikut: kalori 99 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,2 gram, karbohidrat 25,8 miligram (mg), serat 0,7 gram, kalsium 8 mg, fosfor 28 mg, besi 0,5 mg, vitamin A 44 RE, Vitamin B 0,08 mg, Vitamin C 3 mg dan air 72 gram(Psychologymania,2012)2.2.KedondongKlasifikasiTanamanDivisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)Sub Kelas: RosidaeOrdo: SapindalesFamili:AnacardiaceaeGenus:SpondiasSpesies:Spondias dulcisForst.Kedondong berbuah buni ( bacca ) dimana buah ini mempunyai dinding lapisan luar yang tipis atau kaku seperti kulit dan lapisan dalam yang tebal, lunak, dan berair serta seringkali dimakan, berbentuk lonjong, buah sejati tungga yang berdaging, mempunyai diameter 5 cm dan berserat, warna buah hijau kekuningan dengan rata-rata beratnya 0,7-1 kg/buah, biasanya buahnya tumbuh dalam jumlah yang banyak(Rachmatunnisa,2013).Secara sepintas, aroma buah kedondong mirip buah nanas, yaitu kombinasi antara asam dan manis. Jika sudah masak dan lunak, aromanya menjadi berkurang dan kulitnya sulit dikupas.Buah mengandung asam organic yang cukup banyak, sehingga rasanya agak asam. Kadar sukrosa pada buah matang mencapai 8-10,5 g/10g, sehingga rasanya menjadi manis (Djamilah,2012).2.3.RespirasiRespirasi didefinisikan sebagai perombakan senyawa komplek yang terdapat pada sel seperti pati, gula dan asam organik menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti karbondioksida, dan air, dengan bersamaan memproduksi energi dan senyawa lain yang dapat digunakan sel untuk reaksi sintetis. Respirasi dapat terjadi dengan adanya oksigen (respirasi aerobik) atau dengan tidak adanya oksigen (respirasi anaerobik, sering disebut fermentasi) (Anonim,2013).Respirasi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh organisme hidup. Zat yang digunakan dalam respirasi yaitu glukosa (C6H12O6) dan oksigen yang selanjutnya dihasilkan CO2, H2O dan energy. Respirasi adalah proses utama dan penting yang terjadi pada hampir semua makluk hidup, seperti halnya buah. Proses respirasi pada buah sangat bermanfaat untuk melangsungkan proses kehidupannya. Proses respirasi ini tidak hanya terjadi pada waktu buah masih berada di pohon, akan tetapi setelah dipanen buahbuahan juga masih melangsungkan proses respirasi. Respirasi adalah proses biologis. Dalam proses ini oksigen diserap untuk digunakan pada proses pembakaran yang menghasilkan energi dan diikuti oleh pengeluaran sisa pembakaran dalam bentuk CO2 dan air. Contoh reaksi yang terjadi pada proses respirasi sebagai berikut: (Dwiari, 2008)C6H12O6 + 6 O2 6CO2 + 6H2O + energyMenurutWinarno dan Aman (1981)laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang dijelaskan sebagai berikut:a. Ketersediaan substratTumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebaliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.b. Ketersediaan OksigenKetersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies. Bahkan, pengaruh oksigen berbeda antara organ satu dengan yang lain pada tumbuhan yang sama.c. SuhuUmumnya, laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 100C. Namun, hal ini tergantung pada masing-masing spesies.d. Tipe dan umur tumbuhanMasing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme sehingga kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibandingkan tumbuhan yang tua.Buah klimaterik adalah buah yang banyak mengandung amilum.Buah klimaterik ditandai dengan peningkatan CO2secara mendadak, yang dihasilkan selama pematangan. Klimaterik adalah suatu periode mendadak yang khas pada buah-buahan tertentu, dimana selama proses tersebut terjadi serangkaian perubahan biologis yang diawali dengan proses pembentukan etilen, hal tersebut ditandai dengan terjadinya proses pematangan (Kartasapoetra, 1989).Buah nonklimaterik adalah buah yang kandungan amilumnya sedikit. Pada buah-buahan non klimakterik terjadi hal yang berbeda artinya tidak memperlihatkan terjadinya hentakan pernafasan klimakterik. Meskipun buah-buahan tersebut diekspose dengan kadar ethylene kecil saja, laju pernafasan, kira-kira sama dengan kadar bila terekspose ethylene ruangan, kalau ada tingkatan laju pernafasan hanya kecil saja(Kartasapoetra, 1989).III.METODOLOGI3.1.Waktu dan TempatPraktikum respirasi dilaksanakan pada kamis,11 April 2013pukul 08:00sampai 10:00 WITAdi laboratorium budidaya Agronomi1,jurusan Agronomi,Fakultas Pertanian,Universitas Hasanuddin, Makassar.3.2.Alat dan BahanAlat-alat yang digunakan pada praktikum respirasi ini adalah timbangan, lemari pendingin (kulkas), dan alat tulis menulis.AdapunBahan-bahan yang digunakan pada praktikum respirasi adalah buah pisang dan buahlangsat.3.3.Prosedur percobaanAdapun prosedur kerja dari praktikum respirasi ini adalah ;1.Menyiapkan alat dan bahan.2.Membagi masing-masing komoditi menjadi dua bagian.3.Menimbang berat awal dari masing-masing komoditi yang sudah dibagi.4.Menyimpan sebagian dari masing-masing komoditi pada suhu ruang dan sebagian di dalam kulkas.5.Melakukan pengamatan setiap 2 hari sekali, meliputi pengamatan berat, warna, tekstur, dan aroma.6.Mencatat hasil pengamatan pada table hasil pengamatanIV.HASIL DAN PEMBAHASAN4.1.HasilTabel :Hasil pengamatan respirasiBuahSuhuHariTeksturWarnaAromaBerat (gr)LangsatRuang0KerasKuningTdk berbau402KerasKecoklatanTdk berbau334LembekKecoklatanBerbau286LembekKecoklatanMenyengat20Kulkas0KerasKuningTdk berbau402KerasKuningTdk berbau354KerasKecoklatanTdk berbau326LembekKecoklatanBerbau26PisangRuang0KerasKuningBerbau302LembekKuningBerbau234LembekKecoklatanMenyengat206Sangt lembekHitamSgt menyengat15Kulkas0KerasKuningBerbau302KerasKuningBerbau274KerasKuningBerbau256LembekKecoklatanBerbau20Sumber: data primersetelahdiolah4.2.PembahasanBuah klimaterik dan nonklimaterik mempunyai respon yang berbeda pada terapan etilen dan pola menghasilkan etilen selama pemasakan (ripening). Buah klimaterik menghasilkan lebih banyak jumlah etilen selama pemasakan dibandingkan buah nonklimaterik. Perbedaan antara buah klimaterik dan non klimaterik dari konsentrasi etilen yang ditemukan pada tahapan perkembangan (development) dan pemasakan (ripening). Etilen adalah hormon tanaman yang bekerjasama dengan hormon tanaman yang lain (auksin, giberelin, kini dan asam abscisic) untuk melakukan pengawasan penuh proses pemasakan buah.Dari hasil pengamatan yang dilakukan terdapat perbedaan tingkat penurunan berat pada buah yang disimpan pada suhu ruang dengan yang disimpan di dalam kulkas, buah yang disimpan di dalam kulkas mengalami penurunan berat yang lebih lambat dibandingkan dengan yang disimpan pada suhu ruang.Selain perbedaan dari segi penurunan berat,juga terdapat perbedaan padasegi tekstur, buah pisang dan langsat yang disimpan di dalam kulkas lembek pada hari ke-6, sementara yang disimpan pada suhu ruang mulai lembek pada hari ke-2 untuk buah pisang dan pada hari ke-4 untuk buah langsat. Buah pisang yang disimpan di dalam kulkas tidak berbau menyengat sampai hari ke-6, sementara yang disimpan di suhu ruang mulai berbau menyengat pada hari ke-4. Pada buah langsat perbedaab bau tidak terlalu mencolok, meskipun yang disimpan padaa suhu ruang agak lebih berbau.Dari segiperubahan wara, buah pisang yang disimpan pada suhu ruang mengalami perubahan warna menjadi kecoklatan pada hari ke-4 dan hitam pada hari ke-6, sementara yang disimpan di dalam kulkas berubah warna menjadi kecoklatan pada hari ke-6. Demikian juga pada langsat yang disimpan pada suhu ruang menjadi kecoklatan pada hari ke-2 sementara yang disimpan di dalam kulkas menjadi kecoklatan di hari ke-4.Perbedaan perubahan yang terjadi pada buah yang disimpan di dalam kulkas dengan yang disimpan pada suhu ruang disebabkan ole perbedaan tingkat respirasi yang terjadi akibat adanya perbedaan suhu. Duhu yang dingin menyebabkan buah yang disimpan di dalam kulkas mengalami respirasi yang lebih lambat dibandingkan dengan yang disimpan pada suhu ruang. Hal ini sesuai pendapat Dwiari (2008) yang menyatakan bahwa faktor eksternal yang mempengaruhi respirasi pada buah-buahan yaitu faktor yang berasal dari lingkungan sekeliling bahan, meliputi suhu, etilen, ketersediaan oksigen, karbondioksida, dan luka pada bahan.V.PENUTUP5.1. KesimpulanBuah klimaterik dan nonklimaterik mempunyai respon yang berbeda selama pemasakan buah.Respirasi pada buah-buahan merupakan proses metabolism yang menyebabkan terjadinya perubahan pada buah-buahan seperti tekstur, warna, berat, dan aroma.Perubahan berat, warna, tekstur, dan aroma yang terjadi pada buah pisang dan langsat yang disimpan di dalam kulkas lebih lambat dibandingkan dengan buah pisang dan buah langsat yang disimpan pada suhu ruang.Respirasi yang terjadi pada buah yang disimpan di dalam kulkas lebih lambat dibandingkan dengan buah yang disimpan pada suhu ruang karena pengaruh suhu yang lebih rendah di dalam kulkas yang dapat menghambat respirasi.Padasuhukamarrespirasipadabuahpisangdankedondonglebihtinggidibandingkandenganpadasuhukulkas.Lajurespirasipadabuahpisangdankedondongdipengaruhiolehsuhulingkungan5.2. SaranSaran untuk praktikum ini yaitu sebaiknya faktor suhu diperhatikan dalam penyimpanan buah-buahan, agar hasil buah-buahan yang kita peroleh dapat bertahan lebih lama.DAFTAR PUSTAKADjamilah,2012. SegudangManfaatKedondong.http://www.djamilah-najmuddin.com/segudang-manfaat-kedondong. DiaksesTanggal 19 April 2013. Makassar.Rachmatunnisa,2013.Morfologikedondong.http://ristiarachmatunnisa.wordpress.com/2013/01/03/morfologi-tanaman-kedondong-spondias-dulcis-forst/. DiaksesTanggal 19 April 2013. Makassar.Anonim,2013.Perubahan Kimia Buah Klimaterik dan Buah Non Klimaterik Selama Penyimpanan.http://siwi.blog.uns.ac.id. diakses pada tanggal21 April 2013Dwiari, Dkk. 2008. Teknologi Pangan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. JakartaKartasapoetra. 1989. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Jakarta. Bina Aksara.Psychologymania,2012.KandunganBuahPisang.http://www.psychologymania.Com/2012/02/kandungan-buah-pisang-kaya-dengan.html.DiaksesTanggal 19 April 2013.Makassar.

bismillah

Sabtu, 19 November 2011

RESPIRASI

Respirasi metabolisme yang berlangsung didalam selsel tumbuhan hidup dengan memanfaatkan gula dan oksigen sebagai bahan bakunya. Dengan bantuan berbagai jenis enzim di mitokondria, molekul gula dioksidasi menjadi karbondioksida dan air serta energi melaluio serangkaian tahap biokimia. Berlangsung tidaknya proses respirasi dapat ditentukan dengan mengamati ada tidaknya uap air, karbondioksida dan energi yang dikeluarkan oleh sel tumbuhan hidup. Suatu sel, jaringan, organ atau tumbuhan utuh yang mengeluarkan karbondioksida, uap air dan energi dapat dipastikan melangsungkan respirasi. Laju respirasi dapat diketahui dengan mengukur banyaknya gas karbondioksida, uap air, dan energi yang dihasilkan. Semakin besar nilai komponen komponen tersebut, maka semakin besar laju respirasinya.Laju respirasi dapat diketahui dengan mengukur banyaknya gas karbondioksida, uap air, dan energi yang dihasilkan. Semakin besar nilai komponen komponen tersebut, maka semakin besar laju respirasinya. Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasiBerlangsung tidaknya proses respirasi dapat ditentukan dengan mengamati ada tidaknya uap air, karbondioksida dan energi yang dikeluarkan oleh sel tumbuhan hidup. Suatu sel, jaringan, organ atau tumbuhan utuh yang mengeluarkan karbondioksida, uap air dan energi dapat dipastikan melangsungkan respirasi (subhan Pradana, 2008).Pada umunya, Komoditas sayuran setelah dipanen masih melakukan reaksi-reaksi metabolik dan mempertahankan sistem fisiologis seperti halnya pada saat komoditas tersebut masih menempel di pohonnya /sebelum dipanen (Syaifullah, 2001).Produk Hortikultura seperti sayur-sayuran dan buah-buahan yang telah dipanen masih merupakan benda hidup, seperti kalau belum dipanen atau masih di pohon. Benda hidup disini dalam pengertian masih mengalami proses-proses yang menunjukkan kehidupanya yaitu proses metabolisme. Karena masih terjadi proses metabolisme tersebut maka produk buah-buahan dan sayur-sayuran yang telah dipanen akan mengalami perubahan-perubahan yang akan menyebabkan terjadinya perubahan komposisi kimiawinya serta mutu dari roduk tersebut.Perubahan tersebut disebabkan oleh beberapa hal seperti terjadinyarespirasiyang berhubungan dengan pengambilan unsur oksigen dan pengeluaran cabon dioksida, serta penguapan uap air dari dalam produk tersebut, yang petama kita kenal dengan istilah respirai sedangkan yang kedua dikenal sebagai transpirasi(Pratignja SunudanWartoyo, 2006).Mutusimpan buah akan lebih bertahan lama jika laju respirasi rendah dan transpirasi dapat dicegah dengan meningkatkan kelembaban relatif dan menurunkan suhu udara. (Tranggono dan Sutardi,1990).Respirasi adalah suatu proses oksidasi glukosa (perombakan) dalam sel hidup menjadi CO2, uap air dan energi. Dengan menggunakan enzim pada mitokondria, molekul gula dioksidasi menjadi air, karbondioksida, dan energi melalui reaksi biokimia. Berlangsung tidaknya proses ini dapat ditentukan dengan mengamati ada tidaknya uap air, karbondioksida, dan energi yang dikeluarkan oleh sel tumbuhan. Jaringan, sel, dan organ tumbuhan yang mengeluarkan tetes air, terjadi peningkatan volume udara, dan peningkatan suhu dapat dikatakan melangsungkan respirasi (Subhan Pradana, 2008) .Laju dari proses respirasi dalam produk hortikultura akan menentukan daya tahan dari produk tersebut baik buah-buahan maupun sayur-sayuran yang telah dipanen, sehingga sering dijumpai ada produk yang tahan disimpan lama setelah dipanen seperti pada biji-bijian, umbi-umbian tetapi banyak pula setelah produk tersebut dipanen tidak tahan lama untuk disimpan, seperti pada produk buah-buahan yang berdaging maupun produk hortikultura yang lunak-lunak seperti sayur-sayuran daun.Agar proses metabolisme dalam suatu material hidup tersebut dapat belangsung terus maka diperlukan persediaan energi yang cukup atau terus menerus pula, dimana suplai energi tersebut diperoleh dari proses respirasi. Respirasi terjadi pada setiap makhluk hidup termasuk buah-buahan dan sayur-sayuran yang telah dipanen, yang merupakan proses konversi exothermis dari energi potensial menjadi energi konetis.Secara umum proses respirasi dalam produk dapat dibedakan menjadi tiga tingkat yaitu: pertama pemecahan polisakarida menjadi gula sederhana; kedua oksidasi gula menjadi asam piruvat; serta yang ketiga adalah transformasi piruvat dan asam-asam organik lainnya menjadiCO2, air, dan energi yang berlangsung(Pratignja Sunu danWartoyo, 2006).Hasil dari pengamatan yang telah dilakukan adalah adanya proses respirasi pada buah tomat atau punsayuran yang lainnya setelah perlakuan pascapanen dengan adanya tetes air dan pengembangan plastic pada ruang pendingin. Pada buah tomat yang disimpan di ruang terbuka/ laboratorium terjadi peningkatan uap air yang sangat signifikan dan berakhir dengan pembusukan. Hal tersebut karena,karena perubahan-perubahan kimia dalam buah tomat dari pro-vitamin A menjadi vitamin A, pro-vitamin C-menjadi Vitamin C, dan dari karbohidrat menjadi gula, yang menghasilkan CO2, H2O, dan etilen. Akumulasi produk-produk respirasi inilah yang menyebabkan pembusukan(Nahda Kanara ,2009).Secaraumum dapat dikatakan bahwa laju proses respirasi merupakan penanda atau sebagai ciri dari cepat tidaknya perubahan komposisi kimiawi dalam produk, dan hal tersebut behubungan dengan daya simpan produk hortikultura setelah panen.Laju atau besar kecilnya respirasi yang terjadi dalam produk hortikultura dapat diukur karena seperti kita ketahui bahwa respirasi secara umum terjadi kalau ada oksigen dengan hasil dikeluakannya carbon doiksida dari produk yang mengalami respirasi maka respirasi dapat diketahui dengan mengukur atau menentukan jumlah substrat yang hilang, O2yang diserap, CO2yang dikeluarkan, panas yang dihasilkan, serta energi yang ditimbulkannya. Respirasi juga menghasilkan air (H2O) tetapi dalam hal ini tidak diamati dalam prakteknya karena reaksi berlangsung dalam air sebagai medium, dan jumlah air yang dihasilkan reaksi yang sedikit tersebut seperti setetes dalam air satu ember. Energi yang dikeluarkan juga tidak ditenukan oleh karena berbagai bentuk energi yang dihasilkan tidak dapat diukur dengan hanya satu alat saja. Proses oksidasi biologis juga diikuti dengan terjadinya kenaikan suhu dan hal ini sebenarnya juga dapat dipergunakan sebagai penanda seberapa besar laju respirasi yang terjadi/bejalan. Tetapi karena antara keduanya tidak ada hubungan stoikiometrik maka perubahan suhu tidak dipergunakan sebagai penanda laju respirasi dalam produk hortikultura. Pengukuran kehilangan substrat, seperti yang terjadi adanya respirasi akan menyebabkan penurunan berat kering dari produk, tetapi ini mungkin sulit untuk dilakukan pengukuran karena adanya variasi dalam perubahan berat kering secara absolut; untuk itu diperlukan analisis kimia secara langsung.Kecepatan respirasi dari suatu produk hortikultura ternyata tidak selalu tetap tetapi bervariasi, dan variasi tersebut dapat dsebabkan oleh banyak faktor diantaranya adalah:a. Faktor dalamTingkat Perkembangan,Susunan Kimiawi Jaringan,Besar-kecilnya Komoditas.,Kulit Penutup Alamiah / Pelapis Alami.Type / Jenis dari Jaringan.b. Faktor Luar.Laju respirasi selain dipengaruhi oleh faktor dari dalam juga sangat dipengaruhi oleh faktor yang ada di luar produk tersebut dimana kedua faktor tesebut saling berineraksi apakah saling mendukung atau sebaliknya. Faktor-faktor dari luar tersebut adalah meliputi:Suhu.Konsentrasi 02dan C02.Zat Pengatur Pertumbuhan..Kerusakan Produk(M.Apandi,1984).Tenaga yang dilepaskan dalam respirasi digunakan untuk mensintesiskan molekul yang berperanan sebagai penyimpan kimia tenaga ini. Sebagian yang paling lazim digunakan ialah (ATP) dan tenaga kimia yang disimpannya boleh digunakan untuk berbagai proses yang memerlukan tenaga, termasuk atau pengangkutan molekul merentas .Disebabkan ciri merata ini, ATP juga dikenali sebagai "mata wang tenaga sejagat", kerana jumlah ATP dalam sel menunjukkan beberapa banyak tenaga yang sedia ada untuk proses memerlukan tenaga(www. Wikipedia.com, 2008).Respirasi ini tidak dapat dihentikan namun bisa dihambat yaitu dengan menyimpannya pada suhu dan kelembaban rendah.Oelh karena itu,Upaya untuk memperpanjang waktu simpan produk hortikultura adalah dengan pewadahan /yang baik. Dengan pewadahan ini diharapkan paling tidak dapat mengurangi terjadinya kerusakan karena terjadinya benturan sesama produk selama proses penyimpanan, selain juga dapatPenyimpanan suhu rendah dapat dilakukan secara sederhana dalam lemari es, namun di tempat ini kelembabannya tinggi. Mengingat barang-barang yang mudah menguap juga tersimpan di dalam lemari es proses respirasi buah tomat tidak dapat dihambat dengan sempurna.(Pratignja SunudanWartoyo, 2006).DAFTAR PUSTAKAApandi, M. 1984.Teknologi Buah dan Sayur.Alumni. Bandung.Benyamin, Lakitan. 1995.Dasar Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.Kanara,Nahda.2009.PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN BUAH TOMAT. www.NahdaKanara.blogspot.com. (dibuat ; 11 Maret 2009. Diakses; 19 Juni 2009)Pradana,subhan. [email protected]: 2 juni 2009.Salibury, F.B & Ross. 1995.Fisiologi Tumbuhan, Jilid 3. Diterjemahkan oleh Dyah, R. Lukman & Sumaryono. ITB, BandungSunu Pratignja&Wartoyo. 2006.BukuAjar Dasar Hortikultura.Surakarta.Universitas sebelas maret.Syaifullah. 2001.Kerusakan Sayuran di DKIJakarta. [email protected]: 2 juni 2009.Tranggono dan Sutardi.1990.Biokimia dan Teknologi Pasca Panen. Pusat Antar Universitas Pangan Dan Gizi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.www.wikipedia.com. 2008.Respirasi. diakses2 juni 2009.akmaldiSabtu, November 19, 2011Berbagi