Laporan Vulkanologi

18
LAPORAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI BENTANG ALAM VULKANIK Disusun oleh : Muchammad Muhlisin 21100112140041 LABORATORIUM GEOMORFOLOGI DAN GEOLOGI FOTO PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

description

laporan bentang alam vulkanologi

Transcript of Laporan Vulkanologi

Page 1: Laporan Vulkanologi

LAPORAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

BENTANG ALAM VULKANIK

Disusun oleh :

Muchammad Muhlisin

21100112140041

LABORATORIUM GEOMORFOLOGI DAN GEOLOGI FOTO

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

MARET 2013

Page 2: Laporan Vulkanologi

DAFTAR ISI

Cover

Lembar Pengesahan ii

Daftar Isi iii

BAB I Pendahuluan 1

1.1 Maksud 1

1.2 Tujuan 1

1.3 Waktu dan Tempat 1

BAB II Metodologi 2

BAB III Perhitungan Morfometri

BAB IV Pembahasan ............................................................................................21

BAB V Penutup 37

5.1 Kesimpulan 37

5.2 Saran 38

Daftar Pustaka Lampiran

Poster

LEMBAR PENGESAHAN

Page 3: Laporan Vulkanologi

Laporan Praktikum Geomorfologi, Acara : Bentang Alam Vulkanik yang disusun

oleh praktikan bernama Muchammad Muhlisin, disahkan pada:

hari :

tanggal :

pukul :

Sebagai tugas laporan praktikum mata kuliah Geomorfologi

Semarang, 30 Maret 2013

Asisten Acara, Praktikan,

Muhammad Danu Dirja Muchammad Muhlisin

NIM : NIM : 21100112140041

BAB I

Page 4: Laporan Vulkanologi

PENDAHULUAN

1.1 Maksud

1.1.1 Memahami tentang bentang alam vulkanik 

1.1.2 Membuat deliniasi bentang alam vulkanik pada peta topografi

1.1.3 Menghitung persentase kelerengan yang ada pada bentang

alam vulkanik dan mengelompokkannya berdasarkan klasifikasi

Van Zuidam

1.1.4 Mengetahui pola penagaliran peta topografi pada bentang alam

vulkanik 

1.2 Tujuan

1.2.1 Dapat memahami tentang bentang alam vulkanik 

1.2.2 Dapat membuat deliniasi bentang alam vulkanik pada peta topografi

1.2.3 Dapat menghitung persentase kelerengan yang ada pada bentangalam

vulkanik dan mengelompokkannya berdasarkan klasifikasiVan

Zuidam

1.2.4 Dapat mengetahui pola pengaliran peta topografi pada bentang alam

vulkanik

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari : Kamis

Tanggal : 28 Maret 2013

Jam : 15.00 WIB

Tempat : Ruang GS 201 Gedung Pertamina Sukowati

BAB III

Page 5: Laporan Vulkanologi

PERHITUNGAN MORFOMETRI

2.1 Kontur Sangat Rapat

Rumus :

a. n = 0,4 cm

d = 0,4 × 25.000 = 10.000 cm = 100 m

b. n = 0,3 cm

d = 0,3 × 25.000 = 7.500 cm = 75 m

c. n = 0,3 cm

d = 0,3 × 25.000 = 7.500 cm = 75 m

d. n = 0,3 cm

d = 0,3 × 25.000 = 7.500 cm = 75 m

e. n = 0,4 cm

d = 0,4 × 25.000 = 10.000 cm = 100 m

% Lereng =

Sayatan :

1. 62,5 %

2. 83,3 %

3. 83,3 %

4. 83,3 %

5. 62,5 %

Jumlah = 374,9 %

Rata – rata =

= 74,98 %

Page 6: Laporan Vulkanologi

% Lereng sebesar 74,98 % = Pegunungan sangat terjal ( Van Zuidam, 1983)

Beda tinggi ( 2027 – 1392 = 635) Pegunungan sangat terjal ( Van Zuidam,

1983)

2.2 Kontur Rapat

Rumus :

a. n = 1,2 cm

d = 1,2 × 25.000 = 30.000 cm = 300 m

b. n = 1 cm

d = 1 × 25.000 = 25.000 cm = 250 m

c. n = 0.8 cm

d = 0,8 × 25.000 = 20.000 cm = 200 m

d. n = 1,2 cm

d = 1,2 × 25.000 = 30.000 cm = 300 m

Sayatan :

1. 20.83 %

2. 25 %

3. 31,25 %

4. 20,83 %

5. 25 %

Jumlah = 122,91 %

Rata – rata =

= 24,582 %

% Lereng =

Page 7: Laporan Vulkanologi

e. n = 1 cm

d = 1 × 25.000 = 25.000 cm = 250 m

% Lereng sebesar 24,582 % = Berbukit terjal ( Van Zuidam, 1983)

Beda tinggi ( 1192 – 1032 = 160) Berbukit bergelombang ( Van Zuidam,

1983)

2.3 Kontur Renggang

Rumus :

a. n = 1,3 cm

d = 1,3 × 25.000 = 32.500 cm = 325 m

b. n = 1,4 cm

d = 1,4 × 25.000 = 35.000 cm = 350 m

Sayatan :

1. 19,23 %

2. 17,85 %

3. 15,62 %

4. 17,85 %

5. 16,66 %

Jumlah = 87,21 %

Rata – rata =

= 17,442 %

% Lereng =

Page 8: Laporan Vulkanologi

c. n = 1,6 cm

d = 1,6 × 25.000 = 40.000 cm = 400 m

d. n = 1,4 cm

d = 1,4 × 25.000 = 35.000 cm = 350 m

e. n = 1,5 cm

d = 1,5× 25.000 = 37.500 cm = 375 m

% Lereng sebesar 17,442 % = Berbukit bergelombang ( Van Zuidam,

1983)

Beda tinggi ( 1003 – 906 = 97) Berbukit bergelombang ( Van Zuidam,

1983)

BAB II

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Kertas Kalkir

Alat tulis dan kertas HVS

penggaris

Pensil Warna

Milimeter Blok

kalkulator

Peta Topografi

Selotip

Page 9: Laporan Vulkanologi

3.2 Cara Kerja

1. Pengelompokan kontur, menurut kerapatannya

2. Pembuatan 5 sayatan yang memotong 5 kontur pada tiap satuan

3. Pembuatan sayatan yang melewati Gunung Ungaran sepanjang 30 cm

4. Perhitungan presentase kelerengan per sayatan

5. Pembuatan pola pengaliran dan jalan

6.

3.3 Diagram Alir

Mulai

Persiapan dan pengecekan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum lapangan

Pendeskripsian singkapan-singkapan yang telah ditemukan dengan detail

Pasca praktikum lapangan

Pembuatan sketsa singkapan yang telah ditemukan

Pengambilan foto singkapan yang telah ditemukan

Perjalanan menuju lokasi pengamatan

Pengumpulan data-data sekunder

Page 10: Laporan Vulkanologi

BAB IV

PEMBAHASAN

 Gunung Ungaran adalah gunung berapi yang terletak di Pulau Jawa, tepatnya

didaerah Jawa Tengah. Dengan ketinggian 2.050 meter, Gunung Ungaran

termasuk gunung berapi berapi tipe strato.. Bentang alam pada daerah ini sangat

dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik gunung tersebut. Pada peta topografi

bentang alam Vulkanik ini memiliki ciri – ciri yaitu berupa pola konturnya

yang radier dan pola penyalurannya yang radial

Warna merah tua menunjukkan dataran pada peta topografi tersebut

adalah sebuah dataran tinggi. Dataran tinggi pada peta topografi di tandai

dengan kontur-kontur yang sangat rapat. Pada daerah berwarna merah tua

tersebut dibuat 5 sayatan yang memotong lima kontur. Dari tiap sayatan

Selesai

Pembuatan laporan

Pengumpulan dan pelengkapan data

Page 11: Laporan Vulkanologi

dihitung persentase kelerengannya dengan perhitungan morfometri.

Berdasrkan data tersebut diperoleh rata – rata kelerengan sebesar 74,98 %.

Persentase kelerengan ini menurut klasifikasi Van Zuidam tahun 1983

termasuk dalam daerah dengan relief pegunungan sangat terjal. Sedangkan

untuk beda tingginya didapat Tophill dengan ketinggian 2027 m yaitu berada

di Gunung Ungaran, sedangkan Downhillnya berada di gunung Gedong

Sanga dengan ketinggian 1392 m. Sehingga beda ketinggianantara dua daerah

tersebut sebesar 635 m. Beda ketinggian ini menurut klasifikasi Van Zuidam

tahun 1983 termasuk dalam daerah dengan relief pegunungan sangat terjal.

Warna merah biasa menunjukan daerah yang memiliki kontur rapat.

Sama dengan pada kontur sangat rapat, pada kontur rapat ini juga dibuat 5

sayatan yang memotong lima kontur. Kemudian dihitung persen

kelerengannya dengan perhitungan morfometri . Berdasarkan data tersebut

didapat rata - rata persentase kelerengan sebesar 24,582 %. Dilihat dari

presentase kelerengan tersebut, menurut klasifikasi Van Zuidam tahun 1983

pada daerah ini termasuk dalam klasifikasi berbukit terjal. Sedangkan untuk

Tophillnya yaitu daerah kaki gunung Gedong Sanga dengan ketinggian 1192

m dan Downhillnya berada pada ketinggian 1032 m berada di daerah

keluwihan. Setelah dilakukan perhitungan didapat beda tinggi sebesar 160 m.

Dilihat dari beda ketinggian tersebut, menurut klasifikasi Van Zuidam tahun

1983 daerah ini termasuk dalam klasifikasi bebukit bergelombang. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa pada daerah ini memiliki klasifikasi berupa

perbukitan terjal sampai perbukitan bergelombang..

Warna merah menuju pudar menunjukkan morfologi dengan

kontur renggang. Pada kontur ini juga dibuat 5 sayatan yang memotong lima

kontur juga. Setelah dihitung persen kelerengannya dengan perhitungan

morfometri dan kemudian dirata - rata didapatkan hasil persentase kelerengan

sebesar 17,442 %. Berdasarkan klasifikasi Van Zuidam tahun 1983,

persentase kelerengan tersebut termasuk ke dalam golongan bebukit

bergelombang. Kemudian menentukan beda tingginya, Tophill didapatkan

ketinggian yaitu 1192 m berada pada daerah Ampelgading, sedangkan

Page 12: Laporan Vulkanologi

downhillnya di daerah Gamasan dengan ketinggian 906 m, jadi beda

ketinggiannya sebesar 97 m. Berdasarkan klasifikasi Van Zuidam beda

ketinggian tersebut juga termasuk ke dalam golongan berbukit bergelombang.

Pola pengaliran yang terbentuk termasuk kedalam pola pengaliran

radial. Pola pengaliran radial, tersebut memiliki pengertian yaitu pola

pengaliran yang arah-arah pengalirannya menyebar ke segala arah dari satu

pusat. Ha ltersebut dapat terlihat di peta topografi bahwa dari puncak arah

alirannya kesegala arah. Pola sungai ditandai dengan warna biru, sedangkan

pola jalan ditandai dengan warna merah.

Tata guna lahannya dapat digunakan untuk perkebunan, selain itu juga

untuk tempat rekreasi dan potensi positifnya dapat dijadikan objek

pembelajaran. Sedangkan potensi negatifnya adalah dapat terjadi longsor .

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Pada perhitungan morfometri kontur sangat rapat di dapat hasil rata-rata

persentase kelerengan 74,98 % yaitu pegunungan sangat terjal (Van

Zuidam, 1983) dan beda ketinggian 635 m yang termasuk pegunungan

sangat terjal (Van Zuidam, 1983).

2. Pada perhitungan morfometri kontur rapat di dapat hasil rata-ratapersentase

kelerengan 24,582 % yaitu berbukit terjal (Van Zuidam,1983) dan beda

ketinggian 160 m yang termasuk berbukit bergelombang ( Van Zuidam, 1983 )

3. Pada perhitungan morfometri kontur renggang di dapat hasil rata-rata

persentase kelerengan 17,442 % yaitu berbukit bergelombang (Van

Page 13: Laporan Vulkanologi

Zuidam,1983) dan beda ketinggian 97 m yang termasuk berbukit

bergelombang (VanZuidam, 1983).

4. Pola pengalirannya adalah radial.

4.2 Saran

1. Pada perhitungan morfometri praktikan harus teliti

2. Lebih mempelajari materi

LABORATORIUM PALEONTOLOGI,GEOLOGI FOTO DANGEOOPTIKPROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS DIPONEGORO

Sekretariat : Jl. Prof. Soedarto, SH Tembalang – Semarang,Gedung Pertamina SukowatiPhone (024) 74600053, fax (024) 7460055

LEMBAR ASISTENSINama : Muchammad MuhlisinPraktikum : GeomorfologiAcara : Bentang Alam VulkanikSemester : 2Tahun Akademik : 2012 / 2013Asisten Acara : Muhammad Danu Dirja

No Tanggal Keterangan Paraf

Page 14: Laporan Vulkanologi